Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
PERJANJIAN ALIH TEKNOLOGI MELALUI USAHA PATUNGAN ANTARA ”ENTERPRISE” DENGAN PERUSAHAAN PERINTIS Fitria Olivia Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected]
Abstract Natural resources in oceanic seabed has been declared in International Maritime Law Convention as heritage for all people, which it exploration, exploitation, production, and distribution, required science and technology. This thing constituted by reality that limited science and technology mastered by several advanced industrial states, while natural resources, geographically not spread over widely in the world, most often the biggest natural resources spread in several developing countries.To avoid domination monopolies the source of natural resources by developed countries (industrial states) with their science, technological and capital, required the compensation for exploitation and exploration with 1 (one) term and condition which is the existence of transfer of technology with hope can be distributed fairly among developing countries. Through International Maritime Law Convention, arranged rights and obligations of developed countries (industrial states) to transfer of their technology to developing countries as receiver.Indonesia as member of International Maritime Law Convention has adopted the convention into national legislation. Transfer of technology aspects between Investor that mastering science and technological with Join Company to be certain company, intentionally formed for the agenda to explored and exploited the natural resources and implication must be evaluated from national importance for the agenda of wealthy people. Keywords: Transformation, Technology, Agreement
sok dunia, berhadapan dengan negara-negara ber-
Pendahuluan Berkembangnya kemajuan teknologi yang
kembang yang bahkan diantaranya berusia belia
menakjubkan dewasa ini yang telah membawa per-
karena baru lepas dari penjajahan fisik dengan ting-
soalan-persoalan baru bagi hukum internasioanal
kat kemapanan ekonomi dan penguasaan teknologi
adalah kemungkinannya eksplorasi dan eksploitasi
yang kurang menggembirakan, ditambah kemung-
kekayaan alam mineral di dasar laut samudra dalam
kinan di wilayah teritorialnya mengandung bahan
yang jauh dari pantai, (Hasyim Djalal, 1979) misal-
galian mineral. Kesenjangan ini menimbulkan ke-
nya minyak bumi dan gas alam cair. Persoalan hu-
gundahan akan ancaman ”tersandarnya kedaulatan
kum internasioanal muncul akibat status area pe-
negara” karena ketergantungan akan produk mineral
nambangan berada di lokasi yang dinyatakan seba-
atas mineral yang dikuasai oleh teknologi negara-
gai samudra internasional. Disamping itu, jenis kan-
negara industri barat dan Jepang. (Elisabeth Mann
dungan sumber mineral alamnya menguasai hajat
Borgese and Norton Ginsburg, 1986)
hidup orang banyak dikemudian hari dengan jumlah dan sebaran yang terbatas diseluruh perut bumi.
Agar penambangan mineral ini tidak hanya dikuasai oleh negara-negara industri maju, maka
Seperti dipahami, bahwa kemampuan tek-
perlu diciptakan rezim hukum internasioanal yang
nologi penambangan dasar laut samudra dalam baru
dapat mengakomodasi kepentingan negara-negara
hanya dikuasai oleh sejumlah kecil negara industri
berkembang yang teknologinya belum mampu de-
barat yang maju, dengan ditopang oleh struktur ke-
ngan jalan mentransfer teknologi guna menunjang
kuatan finansial yang ”menggurita” keseluruh pelo-
pembangunan ekonomi dan kemajuan kesejahteraan
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
181
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
rakyatnya, sehingga tercipta Tata Ekonomi Dunia
b. Memberikan kesempatan kepada tenaga pe-
Baru yang adil dan seimbang. Berkat perjuangan
kerja dari negara-negara berkembang untuk
Kelompok 77 negara-negara berkembang, setelah
mengikuti program pelatihan di bidang ilmu
melalui perundingan intensif yang memakan waktu
pengetahuan dan teknologi kelautan.
9 (sembilan) tahun, maka dapa tanggal 10 Desember 1982 ditanda-tangani Konvensi PBB ten-
Hak atas informasi perkembangan teknologi
tang Hukum Laut tentang pembagian Area Interna-
yang diterapkan di Area yang dituntut oleh negara-
sional yang memisahkan dengan Area Teritorial
negara berkembang diakomodasikan dalam Pasal 13
negara, dan kepemilikan sumber alam mineral yang
”Charter of Economic and Duties of States” Re-
dikandung di Area Internasioanal oleh 119 (seratus
solusi PBB No. 3281 tahun 1984 yang menyatakan :
sembilan belas) negara di Jamaika.
”Every state has the right to benefit from the advan-
Kepemilikan kandungan sumber daya mine-
cement and developments in science and technology
ral di Area Internasioanal (kawasan dasar laut inter-
for the acceleration of its economic and science
nasional di luar badas yurisdiksi nasional) telah
development”.
ditetapkan sebagai ”warisan bersama umat manu-
Penggambaran prinsip berkeadilan diantara
sia” menurut Pasal 136 Konvensi Hukum Laut
Negara-negara berkembang tercermin dalam Pasal
1982. Dan untuk mengatur, mengawasi serta me-
274 Konvensi Hukum Laut tahun 1984 yang antara
ngelolanya telah dibentuk Badan Otorita.
lain menyatakan :
Kewenangan Badan Otorita dalam peranan aktifnya untuk kegiatan transfer teknologi tercermin dalam Pasal 144 Konvensi Hukum Laut 1982, sebagai berikut: 1.
”Dengan memperhatikan semua kepentingan hukum, termasuk hak dan kewajiban dari pemilik dan penerima teknologi, otorita harus menjamin keikutsertakan warga negara dari negara-negara berkembang dalam program pelatihan berdasarkan prinsip distribusi geografis yang adil”
Otorita diberikan kewenangan untuk mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
Prinsip distribusi geografis yang adil harus
a. Memperoleh ilmu dan teknologi yang diper-
pula menimbang kepentingan-kepentingan negara-
lukan untuk mendukung kegiatan penamba-
negara berkembang karena adanya suatu kenyataan
ngan di Area.
bahwa tidak semua negara memiliki kondisi dan si-
b. Mengusahakan terlaksananya atau setidak-
tuasi geografis yang sama dan jenis sumber alam
tidaknya mendorong kearah alih teknologi
mineral yang terkandung di dalamnya yang dihasil-
kepada negara-negara berkembang.
kan oleh alam dengan jumlah yang terbatas sangat
2. Otorita bersama-sama dengan semua negara
spesifik karakteristiknya, dan disamping kemam-
anggota Konvensi harus mengadakan kerja-sa-
puan tingkat kualitas sumber daya manusianya yang
ma seerat-eratnya guna :
beragam.
182
a. mengembangkan program alih teknologi
Perlu disadari, kegiatan penambangan di
baik pada ”Enterprise” maupun negara-ne-
Area meliputi bebagai bidang disiplin ilmu yang di-
gara berkembang menurut syarat-syarat dan
terapkan dalam kegiatannya: Eksplorasi dan eksplo-
ketentuan alih teknologi yang adil dan wa-
rasi, produksi, penyimpanan dan pengemasan, distri-
jar.
busi dan tranportasi, pemasaran, administrasi dan Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
manajemen, dan perbaikan dan pencegahan dampak
Menimbang keberadaan pasar teknologi yang ber-
lingkungan.
sifat oligopoly dengan harga yang dirasa tidak adil
Jadi tuntutan keadilan yang disuarakan leh
dan tidak wajar, maka perlu mengatur mekanisme
negara-negara berkembang adalah bukan dalam
transfer teknologi yang melindungi para pilah yang
bentuk penerimaan modal, akan tetapi dalam pero-
berikatan
lehan informasi, baik melalui program pelatihan
meliputi (Ita Gambiro, 1986):
maupun kegiatan riset dan pengembangan teknologi
1. Pengaturan saluran resmi transfer teknologi, dan
yang tertuang dalam Pasal 247 Konvensi Hukum Laut tahun 1984.
dalam
bertransaksi
teknologi,
yang
jenis perikatan diantara para pihak; 2. Pengaturan dan pengamanan atas hak dan kewa-
Keengganan negara-negara industri maju untuk membagi pengetahuan teknologi, dikarenakan pada prinsipnya mereka pun membutuhkan waktu yang panjang, sejumlah pakar yang handal, pemba-
jiban para pihak atas perikatan transfer teknologi; 3. Pengaturan, pengawasan dan pengamanan terhadap teknologi;
ngunan lembaga-lembaga penelitian yang maju
4. Kelalaian dalam perikatan;
yang kesemuanya ditunjang oleh aliran dana pene-
5. Ketidak-sepakatan;
litian yang tidaklah murah. Disamping itu, tidak se-
6. Berakhirnya perikatan;
tiap teknologi itu cocok begitu saja pada kondisi
7. Pilihan hukum dalam penyelesaian sengketa.
dan situasi setempat, sehingga masih diperlukan lagi modifikasi dan inovasi-inovasi baru untuk penera-
Atas dasar itu maka dibuat perangkat hu-
pannya, yang sebelumnya telah dilakukan peng-
kum yang memuat syarat-syarat dan ketentuan aih
kajian-pengkajian terhadap aspek-aspek teknis dan
teknologi yang adil dan layak, sesuai dengan Pasal
non-teknis, yang berarti dibutuhkan lagi waktu, te-
144 adalah Pasal 267 Konvensi Jo Pasal 271 Kon-
naga ahli dan sudah barang tentu dana penelitian
vensi Hukum Laut 1982 yang menyatakan bahwa:
riset dan pengembangan teknologi. Maka perlu juga
”States, directly or through competent international
disadari jerih payah negara-negara maju perlu juga
organization, shell promote the establishment of
dihargai, dengan menggantikan pengeluaran-penge-
generally accepted guidelines, criteris and standard
luaran mereka ketika melakukan penelitian dan pe-
or the transfer of marine tecnology on bilateral ba-
ngembangan teknologi dengan harga yang wajar da-
sis, or within the framework international organiza-
lam kerangka perlindungan hukum terhadap te-
tion and other fora, ataking into account, in parti-
muan-temuan meraka.
cular, the interst and needs of developin states”
Dalam rangka melindungi kepentingan pe-
Keikutsertaan Indonesia adalah untuk me-
milik teknologi, perlu diperhatikan ketentuan Pasal
ngajukan usulan dan mengadopsi pedoman-pedo-
267 Konvensi Hukum Laut 1982 yang antara lain
man standar internasioanal yang mengatur mekanis-
menyatakan bahwa :
me penyelenggarakan transfer teknologi guna dite-
”Stats, shall have dua regard for all legitimation
rapkan pada Area territorial nasional, mengingat ke-
interests including inter alia, the rights and duties
mungkinan potensi alam Indonesia baik yang berada
of holders, suppliers and recipients of marine
di landas kontinen maupun jauh dari lepas pantai
technology”
dalam Area territorial nasionalnya yang belum Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
183
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
dieksplorasi dan dieksploitasi, guna menjamin ke-
gement Contract, Franchise, dan ada pula de-
majuan ekonomi, tidak terganggunya stabilitas kea-
ngan membangun perusahaan baru lepas dari in-
manan dan politik serta social budaya, dengan pili-
duk perusahaan berupa Joint Venture atau Sub-
han-pilihan saluran-saluran transfer teknologi se-
sidiary;
perti :
3. Lembaga-lembaga Internasional yang memben-
1. Mempekerjakan tenaga ahli asing perorangan;
tuk perikatan dengan kegiatan antar Kamar-
2. Penyelenggaraan supplai dari mesin-mesin dan
kamar dagang, lembaga penelitian, universitas,
peralatan lainnya;
mengikutsertakan ahli dalam pertukaran pikiran
3. Perjanjian lisensi (technology license agree-
di seminar-seminar internasional.
ment); 4. Expertise dan bntuan atau asistance teknis.
Pengaturan, pengawasan dan pengamanan teknologi dimaksudkan untuk memastikan bahwa
Pedoman standar aaluran transfer teknologi
teknologi yang ditransfer merupakan teknologi yang
yang dikembangkan oleh Otorita Internasioanal se-
sama sekali baru, atau belum pernah dikembangkan
bagai operator transfer teknologi sesuai Pasal 5 (1)
di tahan air, memiliki kegunaan yang tinggi, waktu
dan (2) Annex III Konvensi Hukum Laut 1982 ada-
yang singkat untuk dikuasai dan tidak mengancam
lah perusahaan-perusahaan yang disebut “Enter-
kelestarian alam, dan juga harus dapat dibayar de-
prise”.
ngan harga yang dirasa wajar dan adil. Adopsi pedoman-pedoman standar interna-
Pengaturan, pengawasan dan pengamanan
sional guna diterapkan pada Area territorial nasional
isi perikatan dan implementasinya bertujuan agar ti-
terutama ditujukan kepada :
dak diakomodasikannya dalam perikatan segala
1. Pembentukan Badan Otorita guna mengatur,
pembatasan dan larangan oleh pihak pemberi tekno-
mengawasi dan mengamankan pembuatan dan
logi kepada perusahaan patungan berupa :
implementasi isi perikatan transfer teknologi;
1. Pembatasan-pembatasan terhadap kemampuan
2. Pembentukan Badan Operator pelaksana saluran
produksi perusahaan patungan;
transfer teknologi dalam hal ini perusahaan pa-
2. Pembatasan bidang pembayaran;
tungan yang terlepas dari masing-masing in-
3. Pelaksanaan lainnya yang mempunyai akibat
duknya;
yang sama atau serupa.
3. Pengawasan terhadap teknologi dan kewajiban atas pembayaran-pembayaran akibat adanya transfer teknologi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
Investor perintis asing dapat berupa :
a. Mengingat peran pentingnya pembentukan Ba-
1. Negara asing yang mengembangkan prinsip
dan Otoritas yang akan mengatur, mengawasi
kerja sama yang dibingkai dalam perikatan
dan menganankan pembuatan perikatan dan im-
Grants atau Loan;
plementasi isi perikatan di Area yurisdiksi
2. Perusahaan asing yang melakukan perikatan
Indonesia, dibutuhkan aturan perundang-unda-
dalam bentuk kontrak seperti penggunaan Tech-
ngan yang pasti dan dapat diterima oleh masya-
nical Assistance Contract, PatenLicence, Mana-
rakat internasional. Dapatkah ketentuan-keten-
184
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
tuan alih teknologi yang diatur Konvensi Hu-
Indonesia, khususnya perundang-undangan me-
kum Laut 1982 diadopsi secara langsung ke-
ngenai teknologi.
dalam perundang-undangan di Indonesia ? b. Badan yang dipilih sebagai operator untuk salu-
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan
ran transfer teknologi yang bagaimana yang co-
dapat menemukan model pengaturan alih teknologi.
cok ?
Penulisan ini menggunakan metode penelitian des-
c. harus mengacu pada hukum yang mana dan
kriptif-analitis-komperatif dengan pendekatan non-
tunduk pada yurisdiksi negara mana, menim-
yuridis dan yuridis. Pendekatan non-yuridis bertu-
bang salah satu pihak merupakan badan asing ?
juan untuk mengungkapkan fakta-fakta bahwa me-
d. Bagaimana pengaturan mengenai hak dan ke-
ningkatnya ketergantungan masyarakat internasional
wajiban para pihak dalam perikatan baik diantar
terhadap Area sebagai sumber daya alam mineral di-
para pihak, para pihak dengan teknologi dan
masa yang akan datang dan belum meratanya kepe-
pengaturan terhadap syarat-syarat yang harus
milikan teknologi penambangan ini mengharuskan
dipenuhi oleh teknologi agar dapat ditransfer ?
adanya alih teknologi dari perusahaan multinasional negara-negara maju kepada perusahaan patngan dan
Dari berbagai masalah yang dikemukakan
negara-negara berkembang. Uraian-uraian yang ber-
di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :
sifat non-yuridis dapat membantu menganalisa ma-
a. Mempelajari hukum apa dan yurisdiksi mana
salah-masalah hukum karena adanya perbaikan atau
yang berlaku bagi badan saluran-saluran trans-
penemuan teknologi yang dibuat oleh searang ilmu-
fer teknologi akibat adanya perikatan dengan in-
wan dari negara-negara berkembang.
venstor perintis
Pendekatan yuridis dilakukan dengan meli-
b. Mempelajari dan meneliti landasan teoritis yang
hat dan mempelajari ketentuan alih teknologi dalam
mendukung penerapan ketentuan-ketentuan alih
Konvensi Hukum Laut 1982 dibandingkan dengan
teknologi yang diatur dalam Konvensi Hukum
perjanjian kontrak karya antara Departemen Pertam-
Laut 1982 terhadap kontrak alih teknologi khu-
bangan dan Energi Republik Indonesia dengan kon-
sus yang dibuat dalam rangka perikatan transfer
traktor serta perjanjian alih teknologi dalam per-
teknologi di atas. Selain itu akan diteliti penga-
janjian usaha patungan antara Pertamina dengan
ruh dari kegiatan penelitian dan pengembangan
investor asing. Penggunaan metode ini diharapkan
teknologi penambangan terhadap pembaharuan
dapat menemukan model pengaturan alih teknologi
hukum di Indonesia, khususnya perundang-
penambangan dasar laut samudra dalam melalui
undangan tetang teknologi.
usaha patungan. Adapun teknik pengumpulan data
Mempelajari dan meneliti masalah penerapan
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
hukum organisasi internasional pada kontrak
1. Pengumpulan berbagai literature dan data-data
c.
alih teknologi
yang relevan dengan topik penulisan ini.
d. selain itu, akan diteliti pengaruh dari kegiatan
2. Pengumpulan data-data melalui wawancara
riset dan pengembangan teknologi penamba-
yang terkait dengan topik tesis ini, seperti De-
ngan
partemen Pertambangan dan Energi, dan Per-
terhadap
pembaharuan
hukum
di
tamina. Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
185
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
Pasal 6 Perjanjian Kontrak karya antara PT. Free-
Pembahasan Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, paling tidak terdapat 5 (lima) materi yang di-
port Indonesia Company dengan pihak Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia.
atur dalam perjanjian usaha patungan, yaitu pembentukan badan hukum, struktur kepemilikan mo-
Perbandingan Tentang Pembentukan Badan
dal, struktur manajemen perusaha patungan, penga-
Hukum / Ruang Lingkup Perusahaan antara
turan mengenai alih teknologi, serta prosedur pe-
Perusahaan Patungan “Manginex Inc.” de-
nyelesaikan sengketa. Sebelum membahas perjan-
ngan Perusahaan Patungan Bnc.
jian alih teknologi dalam perjanjian usaha patungan
1. Pasal 1 (c)dari Model Perjanjian Usaha Patu-
antara “Enterprise” dengan investor perintis,perlu
ngan antara “Enterprise” dengan Investor Perin-
dibahas terlebih dahulu masalah pembentukan ba-
tis menyatakan bahwa :
dan hukum / ruang lingkup perusahaan patungan,
a. The Enterprise and The Investor will form a
struktur kepemilikan modal, dan struktur manaje-
Joint Company with the name of “Manga-
men perusahaan. Dalam rangka ini, penulis akan
nex Inc.” which shall be the Operating
membandungkan perjanjian usaha patungan tersebut
Company.
dengan perjanjian usaha patungan di Indonesia,yaitu
b. “Manganex Inc” will be a Corporation for-
antara Pertamina dengan investor asing. Adapun
med according to the laws of… (Gunther
hal-hal yang akan diperbandingkan adalah tentang
Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang
pembentukan badan hukum/ruang lingkup kegiatan
Hauser1,1981).
perusahaan patungan, struktur pemilikan modal dan struktur manajemen perusahaan.
c. The Law applicable to this Joint Venture Agreement shall be the law of the place of
Alasan memilih objek bandingan ini adalah karena ketiga materi dalam perjanjian usaha patu-
incorporation. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang Hauser, 1981)
ngan erat kaitannya dengan program alih teknologi. Dari perbandingan mengenai pembentukan badan
Hukum yang berlaku bagi Perjanjian Usaha
hukum/ruang lingkup kegiatan perusahaan akan da-
Patungan adalah hukum tempat atau negara di mana
pat diketahui adanya persamaan dan perbedaan jenis
badan hukum itu didirikan (Place of Corporation).
perjanjian alih teknologi khusus yang diperlukan
Dengan demikian, domisili dan ststus personil peru-
dalam perjanjian usaha patungan. Sementara itu,
sahaan patungan ini akan ditentukan oleh hukum
perbandingan struktur pemilikan modal dan struktur
tempat atau negara di mana badan hukum itu didi-
manajemen perusahaan berhubungan dengan masa-
rikan. Di sini yang perlu dikemukakan bahwa status
lah wewenang pengelolaan dan pengawasan pengu-
personil suatu badan hukum merupakan hal yang
rus perusahaan terhadap pelaksanaan program alih
sangat pokok bagi eksistensi suatu perusahaan,
teknologi. Perjanjian alih teknologi yang akan di-
karena hal ini mencakup hukum yang mengatur dan
perbandingkan adalah perjanjian bantuan teknik.
mengakui keberadaan, kewenangan, tanggung ja-
Sedangkan, mengenai perjanjian lisensi, penulis
wab, masalah organisasi interen, likuidasi, kepai-
akan membandingkan masalah penerapan Pasal 5
litan, dan lain-lain.
(1) Annex III Konvensi Hukum Laut 1982 dengan 186
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
Bahwa dalam praktek perusahaan patungan ini, ke-
Berikut ini adalah pembahasan mengenai
mungkinan teori inkorporasi akan diberlakukan per-
perjanjian pembentukan perusahaan patungan Bnc
lu diantisipasi sedini mungkin. Untuk itu, perlu di-
yang menyatakan bahwa :
bandingkan dengan praktek perusahaan patungan
1.a. Whitin sixty (60) days after effective date of
antara Pertamina dengan investor asing.
this agreement, Pertamina and Bcht agree to
Adapun yang menjadi ruang lingkup akti-
form a Bnc Corporation under Indonesia
vitas perusahaan patungan "Manganex Inc." adalah
Law.
melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pe-
Dari rumusan di atas bahwa Pertamina dan
ngangkutan, pengolahan, dan pemasaran barang
pihak investor asing bersepakat untuk mendirikan
tambang mineral, khusunya nodul polimetal (garis
sebuah
kursip penulis) dari Area. Selain dari pada itu, pe-
Indonesia dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari,
rusahaan ini akan melakukan kegiatan penelitian
setelah berlakunya perjanjian tersebut, Perusahan ini
dan pengembangan teknologi penambangan dasar
akan melakukan aktivitas yang menyangkut pembe-
laut samudra dalam serta program pengembangan
rian jasa teknik dan jasa konstruksi minyak dan gas
sumber daya manusia (SDM). Hal ini termuat dalam
bumi atas dasar komersial, termasuk pemberian jasa
ketentuan dari model perjanjian usaha patungan
teknik di bidang industri hidrokarbon serta pengeta-
yang diusulkan oleh The International Ocean
huan rekayasa, konstruksi, cara perawatan dan peng-
Institute (IOI) dan The Asian-African Legal Consul-
operasian sistem pipa minyak dan gas bumi serta
tative Committee (AALCC) yang berbunyi sebagai
kilang minyak. Bahwa pemberian jasa teknik di-
berikut :
maksudkan untuk mendukung penggunaan tekno-
"The agreement established a joint venture
perusahaan
patungan
menurut
hukum
for
logi eksplorasi dan eksploitasi penambangan minyak
exploration, exploitation, transporting, processing,
dan gas bumi, Untukitu perusahan akan menye-
and development the deept sea mining technology
lenggarakan program pelatihan bagi tenaga kerja
and the development of human resources"
Indonesia di berbagai bidang jasa teknik tersebut di
Dari semua aktivitas di atas, maka yang ter-
atas. hal ini termuat dalam ketentuan dari perjanjian
penting bagi negara berkembang adalah program
pembentukan perusahaan yang berbunyi sebagai be-
pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang
rikut :
terdiri dari kegiatan riset dan pengembangan tekno-
1.b. The purpose of this Company shall be to
logi penambangan serta program pelatihan. Karena
furnish engineerring and Construction ser-
kedua hal tersebut di atas, selain merupakan salah
vices on a Commercial basis, including the
satu cara mengalihkan teknologi melalui usaha pa-
furnishing of service to the hydocarbon in-
tungan, juga sejalan dengan ketentuan Konvensi
dustry in connection with the engineering,
Hukum Laut 1982 dan Peraturan Otorita. Sehingga
contruction of oil and gas pipe lines system,
alih teknologi sebagaimana yang diharapkan nega-
refineries and other facilities and train
ra-negara berkembang dapat terwujud melalui ke-
Indonesian citizens in the various aspects of
ikutsertaan mereka dalam program ini.
the operation of an engineering and contruction commpany.
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
187
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
Bila dibandingkan dengan perjanjian patungan yang
rusahan dalam hukum personil ada pengaruhnya
pertama, khusunya yang menyangkut pembentukan
pula terhadap berlakunya ketentuan alih teknologi
perusahaan, diperlihatkan bahwa kedua perusahaan
yang diatur dalam Konvensi Hukum Laut 1982 dan
didirikan menurut hukum negara tertentu. Ini ber-
Peraturan Otorita bagi perusahaan patungan. Hal ini
arti, secara teoritis kedua perusahaan tadi tunduk
dilakukan dengan mengimplementasikan kedua ke-
pada hukum tempat atau negara di mana badan
tentuan tersebut k edalam perundang-undangan na-
hukum itu didirikan yang akan menentukan hukum
sional dari negara tadi. Dasar hukumnya adalah ke-
domisili dan status personilnya. Dalam hal perusa-
tentuan Pasal 139 Konvensi Hukum Laut 1982 yang
haan Bnc, Indonesialah sebagai negara di mana ba-
mewajibkan negara tersebut untuk melakukan pe-
dan hukum itu didirikan.
ngawasan terhadap pelaksanaan ketentuan alih tek-
Meskipun demikian, bagi Indonesia sendiri
nologi yang diatur dalam Konvensi Hukum Laut
belum jelas prinsip mana yang sebenarnya dianut.
1982 dan Peraturan Otorita oleh persusahaan pa-
Di
tungan.
dalam
Rancangan
Undang-undang
HPI
Indonesia, perumusan prinsip inkorporasi diatur se-
Bagaimanapun dalam pelaksanaan wewe-
bagai berikut :
nang pengawasan oleh otorita terhadap pelaksanaan
"Perseroan-perseroan terbatas dan lain-lain badan
ketentuan alih teknologi tersebut, diperlukan adanya
hukum, tunduk kepada hukum dari negara di mana
kerja sama antara kedua belah pihak, yaitu Komisi
badan hukum itu telah didirikan. Akan tetapi
Hukum dan Teknik dengan negara dimana perusa-
apabila badan hukum bersangkutan melaksanakan
haan itu berdomisili. Aatas dasar itu, dapatlah kira-
kegiatan utamanya di dalam wilayah indonesia,
nya dikemukakan bahwa dalam perjanjian alih tek-
maka hukum Indonesia yang berlaku. Dalam hal
nologi yang di atur dalam Konvensi Hukum laut
adanya perselisihan mengenai kewarganegaraan ba-
1982 dan Peraturan Otonomi tidak boleh dikesam-
dan hukum, maka kewarganegaraan badan hukum
pingkan oleh para pihak dalam memilih hukum lain,
ini adalah negara dimana badan hukum itu telah di-
karena merupakan kaidah hukum yang bersifat me-
dirikan". (Sudargo Gautama, 1980)
maksa. Dalam kasus perusahaan patungan Bnc,
Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas da-
Indonesia sebagai negara tempat badan hukum itu
patlah dikatakan bahwa Indonesia akan menganut
didirikan yang mempunyai yurisdiksi terhadap
gabungan teori Inkorporasi dan teori pusat kegiatan
perusahaan tersebut. Dan hukum Indonesia merupa-
manjemen. Dalam hubungannya dengan perusahan
kan kaidah hukum yang bersifat memaksa bagi per-
patunagn "Manginex Inc", sebagaimana telah di-
janjian alih teknologi, sehingga tidak boleh dike-
singgung sebelumnya, tempat pendirian perusahaan
sampingkan oleh para pihak.
ini sekaligus merupakan temapat pusat kegiatan
Bertitik tolak dari uraian di atas, dapatlah
manajemen perusahaan patungan. Yang perlu dite-
dikatakan bahwa ada aspek lain yang tidak kalah
gaskan disini adalah, walaupun status personil ba-
pentingnya yaitu aspek yang berhubungan dengan
dan hukum ini tidak ada kaitannya dengen berla-
fungsi penegakan hukum (“law enforcement”) dari
kunya ketentuan alih teknologi, karena hal tersebut
kedua perangkat hukum tadi. Penegakan hukum alih
ditentukan oleh kontrak alih teknologi dan pilihan
teknologi dalam kasus perusahaan patungan “Ma-
hukum. Akan tetapi, masalah tanggung jawab pe-
nginex Inc.” yang didasarkan pada prinsip warisan
188
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
bersama umat manusia (Common Heritage of
tapkan kebijaksanaan alih teknologi serta meng-
Mankind) lebih menekankan pada perlindungan ter-
awasi pelaksanaannya Mengenai pemilikan modal
hadap kepentingan masyarakat internasional pada
dalam perusahaan patungan “Manganex Inc.”, de-
umumnya. Sedangkan, penegakan hukum alih tek-
ngan pemerintah Kolumbia dalam Sidang Komisi
nologi dalam kasus perusahaan patungan Bnc yang
Pendahuluan bagi Pembentukan Otorita Interna-
didasarkan pada kepentingan ekonomi nasional
sional (Preparotory Commision for the International
lebih menekankan pada kepentingan nasional pada
seabed Autority) di Jamaika tahun 1987 mengusul-
umumnya.
kan agar :
Perbedaan lain, sebagimana terlihat dari
“Perbandingan modal dalam perusahaan patungan
perjanjian usaha patungan, adalah ruang lingkup ak-
antara “Enterprise” dan investor perintis adalah
tivitas perusahaan patungan. Ruang lingkup perusa-
50% : 50 %. Dimana “Enterprise” akan memasukan
haan patungan “Manginex”, bila dibandingkan de-
modal kerja berupa dana yang diperoleh melalui
ngan ruang lingkup perusahaan patungan Bnc, dapat
bantuan dari bebrapa organisasi internasional,
dikatakan lebih luas. Tidak hanya mengenai akti-
seperti Bank Dunia, UNDP, MEE dan organisasi
vitas eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan, pengo-
internasional non-pemerintah yang ingin memaju-
lahan dan pemasaran barang tambang mineral dari
kan kegiatan riset dan pengembangan teknologi
area, melainkan juga kegiatan riset dan pengem-
kelautan. Sedangkan, modal yang dimasukkan oleh
bangan teknologi. Sedangkan, perusahaan yang ke-2
investor perintis berupa teknologi dan modal kerja
hanya melakukan aktivitas pemberian jasa teknik
yang nilainya dihitung dalam mata uang Dollar AS”.
dan konstruksi minyak dan gas bumi serta pe-
Bertalian dengan itu, perlu kiranya dike-
ngembangan sumber daya manusia (SDM) berupa
tahui, bahwa perusahan patungan ini memerlukan
program pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia. Ada-
modal sebesar 190 juta Dollar AS. Masing-masing
nya perbedaan ini akan menyebabkan pula per-
perserta memasukan modal sebesar 30 juta Dolar
bedaan dalam pembuatan jenis perjanjian alih tek-
As, dan sisanya sebesar 130 juta Dollar AS berupa
nologi khusus yang diperlukan untuk melengkapai
pinjaman yang diperoleh dari berbagai
perjanjian induk. Terlepas dari adanya perbedaan
pemberi dana. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze
tersebut, di sisni yang penting adalah program pe-
and Wolfgang Hauser, 1981)
sumber
ngembangan sumber daya manusia (SDM) harus
Dari uraian di atas diperlihatkan bahwa per-
merupakan bagian dari alih teknologi yang perlu
bandingan modal antara para pihak dalam peru-
dimuat dalam perjanjian alih teknologi penamba-
sahaan patungan ini adalah 50 % : 50 %. Hal ini ber-
ngan.
arti bahwa perwakilan para pihak dalam Dewan Direksi dapat ditetapkan bersama dengan jumlah
Perbandingan Struktur Pemilikan Modal
anggota yang sama, karena perwakilan disini men-
dan Struktur Manajemen antara Perusa-
cerminkan perbandingan modal yang ditanamkan ke
haan Manganex Inc. dan Perusahaan Bnc
dalam perusahaan patungan. Sementara itu, keten-
Seperti di ketahui bahwa struktur pemilikan modal bertalian dengan masalah perwakilan para
tuan mengenai struktur pemilikan sahan perusahaan patungan Bnc adalah sebagi berikut :
pihak dalam Dewan Direksi yang bertugas meneLex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
189
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
“Fifty percent (50 %) of the sheres shall be Class A, and fifty percent (50 %) shall be Class B. Each Class A and Calss B shares shall have equal Voting, divident, liquidation and all other right, expect as herein otherwise proved. The Class A shared may be acqired and hold only by Pertamnina, and the Class B shared may be acquired anf hold only by Bncht”. Perbandingan modal antara Pertamina dengan investor asing yang ditanamkan ke dalam peru-
from the members appointed by the Enterprise. Each member of The Board shall have one vote; 2. A Director General, who shall be appointed by the Board of Directors. The first Director General shall be appointed by the Pioneer Investor. The Director General shall appointed his own staff, in accordance whits needs”.
sahaan patungan adalah 50 % : 50 %. Dalam pada Memperhatikan rumusan ketentuan di atas
itu, perlu deikemukakan bahwa pernyertaan saham 50% : 50 % merupaka penolakan terhadap dominasi salah satu pihak dalam perusahaan patungan, dan menunjukan akan hak dan tanggung jawab yang sama dalam tugas pengelolaan dan pengawasan perusahaan. (Wolfgang Hauser, 1983) Erat kaitannya dengen alih teknologi bahwa sistem pemilikan modal di atas sangat mempengaruhi dalam penunjukan manajemen perusahaan yang bertugas menyusun kebijakan perusahaan di bidang alih teknologi dan
diperlihatkan bahwa Dewan Direksi terdiri dari 15 (lima belas) anggota, dimana para pihak dapat menunjuk perwakilannya dengan jumlah yang sama. Dewan Direksi akan diketuai oleh anggota yang mewakili “Enterprise”, dengan menduduki jabatan sebagai “chairman of the board Directors” (ketua Dewan Direksi). Melihat struktur organisasi “Enterprise” yang telah diuraikan di muka, maka Dirjen “Enterprise” nampaknya yang paling tepat menduduki jabatan ini. Sedangkan Direktur Umum yang
mengawasi pelaksanaan program alih teknologi. Apabila memperhatikan uraian di atas nampak bahwa kedua perusahaan menggunakan struktur pemilikan modal yang sama, dan realisainya terlihat dari penunjukan wakil para pihak dalam manajemen perusahaan, masing-masing dengan jumlah yang sama. Berikut ini akan diuraikan struktur manajemen kedua perusahaan patungan tersebut. Pertama,
diangkat oleh Dewan Direksi akan diduduki calon yang diajukan oleh pihak investor perintis. Di sini yang perlu ditegaskan bahwa, meskipun jabatan Ketuua Dewan Direksi dipegang oleh pejabat yang mewakili kepentingan “Enterprise”, akan tetapi pimpinan eksekutif tertinggi dijabat oleh investor perintis. Adapun wewenang Dewan Direksi ini ada-
struktur perusahaan patungan “manganix Inc.” yang menurut
model
yang
diusulkan
oleh
The
International Ocean Institute (IOI) dan The AsianAfrican Legal Committee (AALCC) adalah sebagai
lah sebagai berikut : “The Board of Directors shall have the paower to: Approve or disapprove working programs and plans;
berikut : “The organ of joint venture shall be a Board of di-
a. Approve or disapprove contruction and development
rector of 15 members. 1. Seven of these shall be appointed by the Pioner Investor, seven shall be appointed by the Enterprise. The fourteen shall elect its own Chairman
plans;
Jaenicke,
Erich
Schanze and Wolfgang Hauser, 1981) b. Supervise the implementation of the training Programme as established by the Enterprise;
each year. The first Chairman shall be drawn 190
(Gunther
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
c. Supervise the implemntation of the R&D
untuk itu, juga merupakan jenis pekerjaan yang me-
programme which shall be development in
merlukan kemampuan manajerial yang untuk sepu-
concurance with the exploitation;
luh tahun pertama nampaknya belum dapat dipegang oleh pejabat “Enterprise”.
Dari rumusan di atas diperlihatkan bahwa
Wewenangnya adalah menyusun anggaran
Dewan Direksi mempunyai wewenag untuk mem-
operasional perusahaan dan penanaman modal de-
berikan persetujuan atau penolakan terhadap setiap
ngan memperoleh persetujuan dari dewan direksi.
program dan rencana kerja di bidang pembangunan
Selain itu, dia berwenang menempatkan tenaga pe-
dan pengembangan yang diajukan oleh Direktur
kerja perusahaan sesuai dengan kemampuan dan
Pelaksana (garis kursip penulis). Kedua program
keahliannya yang dipandang perlu untuk menjalan-
ini, meliputi pula program pengembangan sumberr
kan perusahaan secara efisien. Hal ini termuat dalam
daya manusia (SDM). Dewan Direksi berwenang
ketentuan yang menyatakan :
mengawasi pelaksanaan program pelatihan bagi
“He shall have the exclusive right of and repon-
tenaga pekrja “Enterprise” dan tenaga pekerja dari
siblility for conducting day-to-day operation, and in
negara-negara berkembang, serta kegiatan riset dan
particular for the following :
pengembangan teknologi penambangan.
a. Drawing up semi-annual operation and invest-
Kedua program di atas merupakan inti bagi
ment buddgets for the approved of the Board of
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke-
Directors and implementing said buddgets;
lautan yang penyelenggaranya dapat merupakan
b. Appointing such personnel, temporarily or
bagian dari program alih teknologi dalam perjanjian
otherwise, as he may been necessary in his sole
usaha patungan antara “Enterprise” dengan investor
opinion for the effeicinet running off operations.
perintis. Oleh karena itu, langkah pertama yang per-
(Gunther Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang
lu diperhatikan adalah agar kebijaksanaan perusa-
Hauser, 1981)
haan patungan di bidang alih teknologi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus sejalan
Bertitik tolak dari uraian di atas, dapatlah
dengan ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 dan
dikatakan bahwa masalah penempatan tenaga peker-
Peraturan Otorita.
ja ini erat kaitannya dengan penyelenggaraan pro-
Jabatan penting lainnya adalah Direktur Pe-
gram alih teknologi, khususnya pengembangan sum-
laksana (Managing Director) yang dalam peru-
ber daya manusia (SDM) bagi tenaga pekerja pe-
sahaan patungan “Maginex Inc.” merupakan pejabat
rusahaan patungan. Sebab, penempatan tenaga pe-
eksekutif tertinggi yang dipilih oleh Dewan Direksi.
kerja pada jabatan tertentu tidak bisa dilepaskan dari
Untuk 10 (sepuluh) tahun pertama sejak beropera-
upaya meningkatkan keahlian manajerial dan penge-
sinya perusahaan, jabatan ini akan diduduki oleh
tahuan teknologi.
calon yang diajukan oleh pihak investor. (Gunther
Adanya kedekatan hubungan dengan pe-
Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang Hauser,
milik teknologi, Direkstur Pelaksana bertugas pula
1981) Alasannya, karena jabatan Director Pelaksana
membantu Dewan Direksi dalam memberikan nase-
ini, selain termasuk jabatan yang berhubungan
hat mengenai penyusunan rencana dan penye-
dengan modal dan kepercayaan yang diberikan
lenggaraan program alih teknologi. Kecuali itu, dia
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
191
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
harus bekerja sama dengan Pengawas Program Pe-
(Ketua Dewan Direksi, garis kursip penulis)
latihan Umum dalam penyusunan program pela-
diduduki oleh pejabat yang mewakili Pertamina,
tihan. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and
sedangkan jabatan Direktur Pelaksana merupakan
Wolfgang Hauser, 1981)
jabatan eksekutif tertinggi perusahaan yang bertugas
Berkaitan dengan itu, menurut pendapat pe-
mengelola perusahaan sehari-hari sesuai dengan
nulis, langkah penyusunan dan pengembangan sum-
prinsip praktek perdagangan, diduduki oleh pihak
ber daya manusia (SDM) perlu didasrkan pada hal-
investor asing. Hal ini ada kesamaannya dengan
hal, yaitu penyusunan program pelatihan serta
perusahaan patungan “Manginex Inc.”, mengingat
kegiatan riset dan pengembangan teknologi penam-
jabatan Ketua Dewan Direksi pada kedua perusa-
bangan bagi tenaga pekerja “Enterprise” dan tenaga
haan tersebut diduduki penerima modal, sedangkan
pekerja negara-negara berkembang. Selanjutnya da-
jabatan Direktur Pelaksana diduduki oleh pihak
lam pemilihan calon trainee dan ilmuwan tersebut,
investor.
perlu dipertimbangkan pengalaman serta latar be-
Dapat dikemukakan di sini bahwa keikut-
lakang pendidikan dankeahliannya agar mereka
sertaan pihak investor dalam mengelola perusahaan
dapat mengikuti program inti. Akhirnya yang perlu
patungan dengan menduduki jabatan Direktur
diperhatikan dalam penggunaan dana dan anggaran
Pelaksana dimaksudkan pula agar penggunaan hal
yang tersedia untuk membiayai kedua program di
milik industri yang dilisensikan kepada mitra usa-
atas.
hanya dapat mudaj diawasi. Hal ini penting, mengPembahasan selanjutnya adalah mengenai
ingat lisensi hak milik industri meliputi pula peng-
struktur manajemen perusahaan patungan Bnc,
alihan rahasia dagang (Proprietary know-how)
sebagaimana termuat dalam ketentuan yang menye-
kepada penerima lisensi. (Michael A. Linchter,
butkan bahwa :
1990)
a. The Board of Directors shall have the autority,
Selanjutnya, wewenang Dewan Direksi ada-
and shall consists of four directors, elected by
lah menetapkan dan merubah kebijakan dasar
Class A share and two shall be elected from and
perusahaan, serta memberikan persetujuan terhadap
by the two Directors representing Class A
anggaran tahunan perusahaan yang diajukan Direk-
share;
tur Pelaksana (garis kursip penulis). Ketentuan ini
b. The Managing Directors shall serve full-time as
dirumuskan sebagai berikut :
the Chieft executive officer of the Company and
“The Board Directors shall have full and exclusive
shall have the control and authority to manage
authority and power :
the day-to-day operations of the Company in
a. To establish and amend basic policies for the
accordance whits general accepted principles of commercial practice. The Managing Direc-
Company; b. To approve the annual operating budget.
tors shall be elected from and by the two Directors repsenting Class B share.
Dalam hubungan dengan alih teknologi, sebagaimana disinggung dimuka, wewenang Dewan
Bila memperhatikan rumusan ketentuan di
Direksi adalah menetapkan kebijakan mengenai
atas terlihat, bahwa jabatan Presiden Directur
pengembangan suatu produk, dan hal ini perlu didu-
192
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
kung oleh pengelola yang terencana tentang pe-
Memperhatikan uraian di atas ada beberapa
ngembangan sumber daya manusia (SDM) yang
hal yang perlu dikemukakan, pertama wewenang
dimilikinya. Dengan demikian, wewenang dalam
Dewan Direksi perusahaan patungan “Manginex
menetapkan kebijakan dasar perusahaan, meliputi
Inc”, bila dibandingkan dengan Dewan Direksi pe-
pula penetapan kebijakan mengenai perencanaan
rusahaan patungan Bnc, dapat dikatakan lebih luas,
dan penyelenggaran alih teknologi.
karena wewenagnya meliputi pula penetapan ke-
Ini erat kaitannya dengan kebijakan pro-
bijaksanaan mengenai riset dan pengembangan tek-
gram pelatihan bagi tenaga pekerja Indonesia yang
nologi dan pengawasanya. Pada gilirannya we-
dipersiapkan untuk menggantikan kedudukan te-
wenang Direktur Pelaksana lebih luas, karena
naga pekerja asing, setidak-tidaknya secara bertahap
menangani pula kegiatan riset dan pengembangan
sesuai dengan program Indonesinisasi yang dite-
teknologi penambangan.
tapkan oleh pemerintah Indonesia. Sementara itu,
Dari pembahasan di tas, hal yang menarik
wewenang Direktur Pelaksana adalah menyusun
untuk diketahui adalah, meskipun perusahaan “ma-
anggaran tahunan perusahaan, dan menyampai-
nginex Inc.” belum ada dalam praktek, akan tetapi
kannya kepada Dewan Direksi untuk memperoleh
kasus perusahaan patungan Bnc dapat dijadikan
persetujuan. Hal ini termuat dalam ketentuan yang
contoh, khususnya program pelatihan itu merupakan
berbunyi :
bagian dari alih teknologi. Di samping itu, wewe-
“Specific authority of Managing Director shall in-
nang Dewan Direksi perusahaan yang menyangkut
clude the authority and power :
kebijaksanaan perencanaan dan penyelenggaraan
a. To prepare and submit to the Board of Di-
alih teknologi perlu dijadikan model pengaturan se-
rectors for approval the annual operating
rupa bagi penetapan kebijakan teknologi penam-
bidger;
bangan dasar laut samudra dalam. Di bawah ini akan
Wewenang dibidang pengembangan sumber
dikemukakan mengenai jabatan Pengawas Program
manusia (SDM) adalah sebagai berikut :
Pelatihan Umum, sebagaimana dinyatakan sebagai
a. To direct the activities of all employees, inclu-
berikut:
ding the employment and termination of expa-
“The Enterprise will nominate a General training
triate and local employees and to administer a
program supervisor who shall be elected by the
training program
board od directors immedietely after the date of this
Direktur
Pelaksana
berwenang
dalam
penempatan dan pemutasian tenaga pekerja asing
Agreement”. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang Hauser, 1981)
dan tenaga pekerja Indonesia dalam perusahaan pa-
Sedangkan, dalam hal rencana program pe-
tungan. Sesuai dengan itu, dalam perusahaan pa-
latihan lebih rinci, maka diperlukan persetujuan De-
tungan Bnc program pelatihan bagi tenaga pekerja
wan Direksi. Hal ini dinyatakan dalam ketentuan
Indonesia baik yang diselenggarakan di dalam mau-
sebagai berikut:
pun di luar negeri merupakan bagian dari alih tek-
“The General training Program Supervisor and Ma-
nologi.
naging Director shall jointly propose a detailed Training Plan for aproval by the Board of DirecLex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
193
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
tors”. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and
bahwa Pengawas Program Pelatihan Umum pada
Wolfgang Hauser, 1981)
perusahaan patungan mempunyai wewenang yang
Dengan melihat wewenang Dewan Direksi
lebih luas, karena mengkoordinasikan pula kegiatan
di bidang alih teknologi, dia bertugas pula mem-
riset dan pengembangan. Kecuali itu, pejabat terse-
bantu dalam pengembangan teknologi. Selanjutnya
but mempunyai hak yang sama dengan Direktur Pe-
akan dibahas mengenai wewenang Petugas Umum
laksana dalam hal mengajukan usulan bersama ten-
Pelatihan pada perusahaan Bnc. Dalam perusahaan
tang rencana program pelatihan serta riset dan pe-
ini, Petugas Pengawas Program Pelatihan harus me-
ngembangan kepada Dewan Direksi. Sedangkan,
rupakan pejabat yang berpengalaman dalam memi-
Petugas Pengawas Pelatihan pada perusahaan patu-
lih calon peserta program pelatihan. Adapun wewe-
ngan Bnc hanya bertugas membantu tugas Direktur
nangnya adalah menetapkan program pelatihan bagi
Pelaksana
tenaga pekerja Indonesia serta mengevaluasi pelak-
pelatihan. Hal yang perlu dikemukakan dalah Pe-
sanaanya. Hal ini termuat dalam perjanjian sebagai
tugas Pengawas Program Pelatihan diduduki tenaga
berikut :
pekerja indonesia, karena termasuk jenis pekerjaan
“Employee will be place in Company offices as
yang dapat dipegang oleh tenaga pekerja local.
trainees under the supervision of personnel already
Tentu saja dari perbandingan ini, hal menarik untuk
qualified for the posisions and under experienced
diketahui adalah penunjukan pejabat di atas oleh
supervisors, The Company will, during the conti-
penerima modal perlu dijadikan kebijakan dalam
nuance of the training program allocation a Com-
penunjukan pejabat serupa “Enterprise”. Adapun
petent Supervisor to establish and continuosly eva-
struktur manajemen kedua perusahaan patungan
luate various facets of the program”.
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
dalam
mengkoordinasikan
program
Dibandingkan dengan pejabat yang sama pada perusahaan patungan “Manginex Inc.”, terlihat The Board of Director (Chairman of the Board Director)
The Board of Director (Chairman of the Board
Director)
ENTERPRISE
PERTAMINA
Managing Director and Chief Executive Officer
Managing Director and Chief Executive Officer
Investor Perintis
Investor Asing GTPS/Manager of HRD ENTERPRISE
Tenaga Pekerja Enterprise
Tenaga Pekerja Enterprise
Petugas Pengawas Pelatihan PERTAMINA Tenaga Pekerja Indonesia
Memperhatikan uraian di atas, nampaklah bahwa
ngalihan teknologi dari investor kepada “Enter-
usaha patungan merupakan salah satu sarana pe-
prise”. Dilain pihak, investor akan memperoleh
194
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
akses terhadap Area dan kekayaan alamnya yang
lah masalah penerapan Pasal 5 (1) Annex III sebagai
dicadangkan bagi Enetrprise serta mendapat im-
ketentuan alih teknologi tambahan dalam usaha
balan berupa royalty dari pengalihan teknologinya
patungan antara “Enterprise” dengan investor pe-
kepada penerima teknologi. Namun demikian, usaha
rintis. Bahwa perjanjian atau kontrak alih teknologi
patungan ini tidak terlepas dari permasalahan, se-
ini merupakan ketentuan tambahan terhadap per-
perti adanya perbedaan kepentingan antara para pi-
janjian induk. Dalam rangka ini, penulis akan
hak. (Wolfgang Hauser, 1983) (Menurut pendapat
memaparkan pula aspek hukum perjanjian lisensi
penulis perbedaan ini disebabkan, karena “Enter-
yang termuat dalam Pasal 7 (6a dan c) dari Per-
prise” pada tahap awal usaha patungan yang mem-
janjian Kontrak Karya di atas, sebagai berikut :
butuhkan modal dan teknologi,kedudukannya sa-
“When submitting a plan of work, every applicant
ngat tergantung pada investor. Sementara itu, pihak
shall make available to the Authority a general
investor yang inginmendapatkan keuntungan yang
description of the equipment and methods ti be used
sebesar-besarnya melalui usaha patungan akan me-
in carrying out activities in the Area, and other
nunjukan sebagai pihak yang kuat, karena mem-
relevant non-proprietary about the characteristics
punyai keunggulan dalam modal danteknologi. Hal
of such technology and information as to where
ini akan menyebabkan kerjasama tersebut menjadi
such tecknology is available”.
tidak seimbang, karena pihak investor ingin me-
Atas dasar ketentuan di atas, maka kewa-
nguasai “Enterprise”. Untuk mengatasi masalah ini,
jiban tambahan yang perlu dilakukan oleh pemohon
perlu dilakukan pengawasan oleh Otorita dan ma-
(Investor), ketika mengajukan rencana kerja kepada
najemen perusahaan terhadap pelaksanaan perjan-
Otorita, adalah memberikan penjelasan umum ke-
jian usaha patungan, khususnya perjanjian alih tek-
pada “Enterprise” tentang peralatan dan metoda-
nologi yang dapat merugikan kepentingan “Enter-
metoda yang digunakan dalam melakukan kegiatan
prise” (Perusahaan Patungan) sebagai penerima
penambangan di Area, serta informasi “non-pro-
teknologi. Berikut ini akan dikemukakan perjanjian
prietary” lainnya (pengetahuan praktis yang digu-
alih teknologi yang di buat dalam rangka usaha
nakan dalam industri) tentang cirri-ciri teknologi
patungan.
dan informasi dimana teknologi itu diperoleh. Pemberian data-data informasi teknik di atas dimak-
Penerapan Pasal 5 (1) Annex III Konvensi
sudkan agar “Enterprise” memperoleh pengetahuan
Hukum Laut 1982 Dibandingkan dengan Pa-
teknologi yang diperlukan untuk melakukan kegia-
sal 7 (6a dan c) dari Perjanjian Kontrak
tan penambangan di Area.
Karya antara PT. Freeport Indonesia Company dengan Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia Di muka telah disinggung bahwa kontrak alih teknologi dapat diajukan bersamaan dengan permohonan awal PMA. Masalah hukum yang timbul, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, ada-
Penetapan ketentuan di atas perlu dibandingkan dengan Pasal 7 (6a) dari Perjanjian Kontrak Karya antara Pt. Freeport Indonesia Company dengan Departemen Pertambangan dan Energi yang berbunyi sebagai berikut : a. The Government has title to all technical data and know-how submitted by the Company to the Departement of Mines and Energy pursuant to
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
195
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
the provisions of this agreement. Such technical
pengawas aktivitas Kontrak Karya ini. Berikut ini
data and know-how will be treaterd as strictly
akan dikemukakan pengaturan lebih lanjut dari per-
confidently by the Government”.
janjian atau kontrak alih teknologi tadi dalam perjanjian lisensi antara investor perintis dengan “En-
Dari ketentuan di atas, nampak bahwa De-
terprise” (perusahaan patungan).
partement Pertambangan dan energi berhak atas semua data teknik dan Know-how yang disampaikan
Perjanjian Lisensi dan Bantuan Teknik se-
oleh PT. Freeport, ketika menyampaikan rancangan
bagai Salah Satu Cara Pengaturan Alih Tek-
kerja kepada Pemerintah Indonesia. Ketentuan ini
nologi dalam Perjanjian Usaha Patungan an-
kurang relevan jika diterapkan dalam hal pesertanya adalah perusahaan swasta, sebab lembaga (Departemen Pertambangan dan Energi) yang diberikan data-data dan informasi teknik merupakan lembaga pemberi izin terhadap kegiatan penambangan mineral. Dibandingkan dengan Pasal 5 (1) Annex III, maka kewajiban memberikan data-data dan informasi teknik dilakukan, ketika pihak pemohon mengajukan rencana kerjanya kepada Otorita (kasus perjanjian usaha patungan antara “Enterprise” dengan investor perintis), dan Departemen Pertambangan dan Energi (kasus Perjanjian Kontrak Karya antara PT. Freeport Indonesia Inc. dan Pemerintah Indonesia).
Seperti telah diuraikan sebelumnya, paling tidak ada 7 (tujuh) cara pengalihan teknologi, dan salah satunya adalah perjanjian lisensi dan perjanjian bantuan teknik dalam rangka perjanjian usaha patungan. Menurut model perjanjian usaha patungan yang diusulkan oleh The International ocean Institute (IOI) dan The Asean-African Legal Consultative Committee (AALCC), investor perintis wajib mengalihkan kepada perusahaan patungan teknologi terbaik yang dimiliki, informasi manajerial dan know-how yang diperlukan untuk melakukan kegiatan penambangan di Area secara efisien. Ketentuan ini termuat dalam perjanjian usaha patungan yang
Kedua ketentuan di atas memberikan hak kepada kedua lembaga tadiuntuk menggunakan data-data dan informasi teknik yang disampaikan oleh pihak pemohon. Akan tetapi, karena dalam kasus perjanjian usaha patungan ini yang menjadi penerima teknologi adalah “Enterprise”, maka datadata dan informasi teknik tersebut diberikan kepada “Enterprise”.
tara Investor Perintis dengan “Enterprise”.
Perumusan
ketentuannya
adalah
“Enterprise” berhak atas semua data-data dan informasi teknik yang diberikan oleh pemohon, ketika mengajukan rencana kerja penanaman modal. Ini penting untuk membedakan dengan Perjanjian Kontrak Karya, dimana pihak penerima teknologi adalah Departemen Pertambangan dan Energi yang
menyatakan bahwa : “Pionner investor and other partners shall transfer to the Joint Venture the best available technology, managerial information and know-how for carrying out efficient sea-bed mining”. Karena perjanjian usaha patungan ini merupakan usaha patungan dengan saham, maka lazimnya ketentuan tentang penggunaan teknologi dan hak milik industri dimuat secara rinci dalam perjanjian alih teknologi ini, penulis hanya menfokuskan pada perjanjian lisensi dan bantuan teknik. Dalam Konvensi Hukum Laut 1982, aspek-aspek hukum perjanjian lisensi termuat dalam Pasal 5 (1) dan (2) annex III, sedangkan yang berkaitan dengan batuan
bertindak pula sebagai lembaga pemberi izin dan 196
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
teknik termuat dalam Pasal 5 (8) Annex III. Sebagai
propietary. Yang dimaksud dengan informasi “non-
bahan bandingan, perlu pula dikemukakan aspek-
proprietary” adalah informasi teknik atau pengeta-
aspek hukum lisensi yang termuat dalam Perjanjian
huan praktis yang digunakan dalam bidang industri.
Kontrak Karya yang dikemukakan sebelumnya, dan
Termasuk kategori ini adalah keterampilan dan ke-
perjanjian bantuan teknik dari perjanjian usaha
ahlian yang diperoleh seorang tenaga pekerja dari
patungan Bnc.
penerima lisensi, antara lain melalui program pela-
a. Perjanjian Lisensi sebagai Salah Satu Cara Pe-
tihan dalam mengoperasikan mesin-mesin dan pera-
ngalihan Teknologi dalam Perjanjian Patungan “Manginex Inc.” Dibandingkan dengan Perjanjian
Kontrak
Karya
antar
PT.
latan yang ada. (Michael A. Linchter, 1990) Kewajiban mengalihan teknologi ini harus
Freeport
disertai dengan pemberian imbalan oleh penerima
Indonesia Company dengan Departemen Per-
lisensi. Apabila pihak investor asing (investor
tambangan dan Energi
perintis) memasukan teknologi ke dalam perusahaan
Seperti diketahui bahwa lisensi, selain me-
patungan, maka imbalan yang diberikan oleh mitra
rupakan pemberi izin menggunakan hak milik in-
usaha local berupa royalty atas penggunaan hak
dustri pihak lain, juga penggunaan informasi dan
milik industri (paten, know-how dan merek dagang)
pengetahuan praktis yang bersifat rahasia disertai
dan bantuan teknis. Ketentuan tentang cara dan
dengan pemberian imbalan tertentu. Perusahaan pa-
waktu pembayaran royalty perlu diatur secara terinci
tungan ”Maninex Inc.” ini bertujuan untuk meng-
dalam perjanjian khusus yang mengatur tentang
hasilkan produk dari nodul polimetal secara ko-
penggunaan teknologi dan hak milik industri
mersial, sehingga perlu dibuat perjanjian lisensi an-
tersebut. (Michael A. Linchter, 1990)
tara perusahaan patungan dengan investor. Keten-
Ada bebarapa cara dalam menetapkan pem-
tuan Pasal 5 (1) dan (2) annex III pada intinya me-
bayaran royalty ini, yaitu dihitung berdasarkan
ngatur hak dan kewajiban para pihak atas data dan
“gross sales price” (harga penjualan kotor) dan pro-
informasi teknik serta penemuan teknologi baru.
duk prosentasi dari “net sale price” (harga penjualan
Perjanjian lisensi memuat kembali ketentuan Pasal
bersih produk). Perlu diketahui, bahwa pembayaran
5 (1) Annex III yang perumusannya adalah sebagai
royalty umumnya dihitung berdasarkan prosentasi
berikut :
dari harga penjualan bersih produk. (Michael A.
“Investor wajib memberikan data-data dan infor-
Linchter, 1990)
masi teknik kepada “Enterprise” atau perusahaan
Jika dalam perjanjian lisensi teknologi pe-
patungan mengenai jenis peralatan dan metode-me-
nambangan diterapkan system pembayaran “net
tode yang digunakan dalam melakukan kegiatan pe-
sales price”, maka pembayaranroyalty didasrkan
nambangan di Area, dan informasi non-proprietary
dari perhitungan per tahun, karena penjualan produk
lainnya yang relevan tentang cirri-ciri teknologi dan
nodul polimetal dan keuntungan. Peranan Otorita
informasi dimana teknologi itu diperoleh”
penting dalam menetapkan prosentasi LSLP (Licen-
Inti pasal ini adalah mengenai pengalihan
sor’s share on licensee’s Profit) yang adil dan
teknologi yang terdiri dari cara menggunakan per-
wajar, sehingga kedua pihak dalam perundingan
alatan dan metode-metode penambangan yang telah
mempunyai kepastian nilai LSLP. Oleh karena itu,
teruji dalam pengalaman serta informasi non-
dalam peraturan LSLP yang dapat dibenarkan,
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
197
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
sehingga para pihak terikat dengan suatu ketentuan
Agreement and shall not be disclosed by the Go-
hukum yang mengatur pembayaran royalty yang
vernment to third parties without the prior written
adil dan wajar.
consent of the Company”.
Mengenai hak dan kewajiban para pihak,
Selanjutnya dalam hal know-how ekslusif
dapat kita temukan model pengaturannya dalam Pa-
yang tidak dapat dipatenkan menerut peraturan hak
sal 7 (6c) Perjanjian Kontrak Karya antara Depar-
milik intelektual, Pemerintah harus tetap menjaga
temen Pertambangan dan Energi dengan PT. Free-
kerahasiaannya untuk jangka waktu tidak kurang
port Indonesia Company. Hal ini merupakan bahan
dari 3 (tiga) tahun setelah berakhirnya perjanjian ini,
pembanding dan model bagi pengaturan serupa
sesuai dengan permintaan dari pemilik teknologi
dalam perjanjian lisensi dibidang penambangan da-
(perusahaan). Ketentuan ini lengkapnya berbunyi :
sar laut samudra dalam.
“In the case any such exlusive know-how is not pa-
Bola dihubungkan dengan Pasal 7 (6a) Per-
tentable in eccordance with an regulations relating
janjian Kontrak Karya yang telah disebutkan sebe-
to intellectual properties right, the Company may
lumnya, dapat dikatakan bahwa Departemen Per-
request the Government no to disclose such know-
tambangan dan energi berhak menggunakan paten
how for a period of not less than three years after
dan know-how ekslusif yang dimiliki oleh peru-
termination oh this agreement”.
sahaan Freeport bertalian dengan pelaksanaan per-
Bila rumusan Pasal 5 (1) Annex III diban-
janjian kontrak karya. Sebagimana diketahui, bhwa
dingkan dengan ketentuan di atas, maka aturan yang
pelaksanaan perjanjian kontrak karya ini mencakup
sama ditentukan berkaitan dengan penggunaan hak
kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan,
milik industri pihak investor oleh penerima tek-
pengangkutan dan pemasaran produk mineral. Ini
nologi, yaitu “Enterprise” atau perusahaan patungan
berarti, bahwa pengetahuan paten dan know-how
dan Departemen Pertambangan dan Energi Indonsia.
berkaitan dengan penggunaan hak milik industri
Kedua ketentuan tadi, pada prinsipnya mengizinkan
tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tadi.
pihka penerima lisensi untuk menggunakan paten
Adapun kewajiban penerima teknologi sebagai
dan know-how dalam rangka menghasilkan barang-
imbangan dari haknya itu, adalah tidak boleh mem-
barang yang siap dipasarkan secara komersial.
beritahukan pengetahuan paten dan know-how yang
Sejalan dengan hal yang terakhir, penting
diperolehnya kepada pihak ketiga, kecuali atas izin
dikemukakan bahwa pemberian lisensi paten perlu
tertulis dari pemilik teknologi (PT. Freeport).
disertai dengan kewajiban memberikan know-how.
Ketentuan diatas termuat dalam pasal 7 (6c)
Dari perbandingan ini, hal yang penting dikemu-
dari perjanjian Kontrak Karya yang berbunyi seba-
kakan adalah dalam perjanjian lisensi teknologi pe-
gai berikut :
nambangan dasar laut samudra dalam perlu dimuat
“Exclusive Patent ang Know-how of the Company
ketentuan yang menyangkut perlindungan hukum
contained in data or reports submitted by the Com-
bagi kedua hak milik industri tadi.
pany to the Departement or thr Government pur-
Sebab, pemilik teknologi menuntut jaminan
suant to the provisions of this Agreement and which
dan perlindungan hukum yang memadai dari pihak
shall have been identified as such by the Govern-
penerima teknologi tersebut, agar teknologinya tidak
ment in relation to the administration of this
ditiru oleh pihak ketiga atau bahkan oleh pihak
198
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
penerima itu sendiri, tanpa izin dari pemilik
hak milik industri perlu dilakukan. Seperti halny pa-
teknologi yang bersangkutan. Perlindungan hukum
ten, ketiga hak milik industri ini memberikan per-
terhadap
peraturan
lindungan dan hak tertentu kepada pemilik atau
sebagai
pemegang hak tersebut. Dengan demikian, hak ini
pengakuan resmi dari negara atas suatu penemuan
akan merupakan pembatas bagi pihak lain yang
atau pembaharuan atas suatu produk atau cara kerja
ingin menikmati hasil penemuan dan hasil ciptaan.
/ proses baru yang dilakukan seseorang. Hal ini
Selain itu, perlindungan hukum bagi pemilik hak
yang
paten.
milik industri ini diatur pula dalam kontrak alih
Sedangkan, dalam know-how, sebagaimana telah
teknologi anatara perusahaan patungan dengan in-
diuraikan dimuka, hak ekslusifnya lahir dari
vestor perintis.
paten
dituangkan
perundang-undangan
melahirkan
dalam
tentang
hak
paten,
eksklusif
dari
kombinasi dua kenyataan. Pertama, know-how
Segi lain yang tidak kurang penting adalah
bukan merupakan “public domain” akan tetapi lebih
masalah yang berhubungan dengan “Exlucivity” atau
dianggap sebagai rahasia dagang oleh perusahaan
“non-exclusivity” yang belum diatur dalam perjan-
yang
hak
jian lisensi bidang penambangan dasar laut samudra
pengecualikan pihak lain untuk menggunakan
dalam. Adanya kekosongan pengaturan ini perlu di-
know-how dituangkan dalam perjanjian kerahasian.
isi dengan mempertimbangkan untuk memuat klau-
Berbeda dengan paten yang harus didaftarkan agar
sule, seperti termuat dalam Pasal 7 (6c) Perjanjian
melahirkan hak ekslusif, prosedur demikian tidak
Kontrak Karya.
mengembangkannya.
Kedua,
berlaku bagi know-how. (Michael Blunkenev, 1990)
Hal eksklusif ini berkaitan dengan hak pe-
Aspek lain yang perlu mendapat perhatian
nerima lisensi menggunakan paten atau know-how
pula adalah aspek hukum disain industri, hak cipta,
secara khusus dengan mengecualikan pihak lainnya.
dan merek dagang dari pengalihan teknologi
(Michael Blunkenev, 1990) Berdasarkan itu, dalam
penambangan
ini.
penting
perjanjian lisensi antara “Enterprise” atau peru-
dikemukakan
adalah
dapat
sahaan patungan dengan investor perintis, lisensi
dipergunakan untuk penemuan salah satu produk
ekslusif terjadi apabila pemilik paten atau know-how
industri nodul polimetal yang dihasilkan dari Area.
(investor perintis) mengikat diri untuk hanya mem-
Dalam pada itu, peran merek dagang akan
berikan paten atau know-how-nya kepada penerima
memberikan perbedaan lahiriah dengan gambar
lisensi (“Enterprise” atau perusahaan patungan) sa-
disain, kata-kata atau lambang yang dipergunakan
ja, dan tidak memberikan lisensi tersebut dalam
perusahaan untuk jasa atau barangnya dalam
wilayah (1 (satu) atau beberapa negara tertentu) ke-
perdagangan.
dalam
pada pihak lain. Bajahkan pihak pemberi lisensi
pembahasan tersendiri. Setiap negara mengatur
(Licensor) juga tidak akan membuat produk nodul
tentang pemilikan, pendaftaran serta penggunaan
polimetal yang dilisensikannya itu dalam wilayah
disain industri, hak cipta dan merek dagang.
tersebut. Sebaliknya, pihak penerima lisensi (Enter-
Apabila
Hal
Di
ini
sini desain
kan
dihubungkan
yang industri
diuraikan
dengan
peraturan
prise atau perusahaan patungan) juga tidak diizinkan
Otorita yang diusulkan agar memuat ketentuan-
untuk memberikan haknya dan memberikan sub-
ketentuan Konvensi Paris, maka implementasinya
lisensi kepada pihak ketiga, kecuali atas izin tertulis
ke dalam perundang-undangan nasioanal mengenai
pemberi lisensi.
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
199
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
Selanjutnya, di dalam kontrak lisensi ini dapat di-
jukan pada pejabat dan karyawan Departemen Per-
adakan pembedaan atas hak lisensi ekslusif dan li-
tambangan dan Energi Republik Indonesia.
sensi non-ekslusif. Hal ini biasa dilakukan dalam
Realisasi perjanjian kerahasian yang per-
suatu jenis barang teknologi penambangan dasar
tama adalah penerima lisensi, para Direktur dan kar-
laut samudra dalam, yang dari satu sisi, penerima li-
yawan perusahaan patungan “Maninex Inc.” wajib
sensi diberi hak untuk secara ekslusif membuat dan
menjaga kerahasian data-data dan informasi teknik
memasarkan suku cadang mesin peralatan untuk pe-
yang diberikan oleh investor perintis (pemebri
nambangan di Area di dalam wilayah negara tempat
lisensi) sesuai dengan Pasal 5 (1) Annex III. Penga-
kedudukan perusahaan patungan, akan tetapi secara
turan demikian sangat penting, mengingat perlin-
non-eklusif untuk memasarkan dan lain sebagainya
dungan hukum atas know-how, didasarkan atas per-
di negara-negara lain. Hal ini berarti, bahwa selain
janjian kerahasiann ini.
perusahaan patungan “Manginex Inc.”, masih ter-
Perjanjian kerahasiaan ini dibuat dalam
dapat pihak lain yang juga diberi hak untuk mema-
rangka melindungi knowhow pemberi lisensi agar
sarkan di wilayah negara-negara tersebut.
tetap terjaga kerahasiannya. (Michael A. Linchter,
Hal lain yang juga penting untuk diperhat-
1990) Berlainan dengan know-how, paten merupa-
ikan dalam hubungannya dengan perjanjian lisensi
kan monopoli yang diberikan oleh negara kepada
ini adalah mengenai perjanjian kerahasiaan (Confi-
pemiliknya yang atas dasar itu mempunyai hak ek-
dentially Agreement). Pihak pertama penerima li-
slusif untuk menggunakan penemuan yang dipaten-
sensi harus mengakui, bahwa data-data dan infor-
kan. (Hilary E. Person and Clifford G. Miller, 1991)
masi yang diberikan kepadanya bersifat rahasia dan
Kemudian yangmenjadi pertanyaan adalah,
merupakan hak milik dari pihak pemberi lisensi
hukum hak milik industri mana yang berlaku bagi
(Licensor). Atas dasar itu, penerima lisensi serta
penggunaan paten dan know-how dalam penam-
para direktur dan karyawan yang bekerja pada peru-
bangan dasar laut samudra dalam ini ? Berpedoman
sahaannya, wajib menjaga kerahasiaan data-data
pada pembahasan sebelumnya, pertama-tama hukum
dan informasi tersebut. (Michael A. Linchter, 1990)
hak milik industri yang mengatur paten ini, adalah
Kewajiban menjaga kerahasian ini diartikan sebagai
perundang-undangan nasional paten dari negara di
kewajiban penerima lisensi untuk tidak memberita-
mana paten itu didaftarkan dan hukum negara lain
hukan kedua hal tersebut di atas kepada pihak lain,
yang akan mengakui hak khusus ini dengan undang-
kecuali atas izin tertulis dari pemberi lisensi. (Hilary
undang nasionalnya. Dalam hal ini, undang-undang
E. Person and Clifford G. Miller, 1991)
nasional tersebut merupakan undang-undang yang
Tentang rumusan perjanjian kerahasian ini,
mengimplementasikan peraturan Otorita yang me-
terdapat perbedaan dengan Pasal 7 (6c) Perjanjian
muat ketentuan “National Treatment” dan hak prio-
Kontrak Karya tadi. Perjanjian kerahasian yang per-
ritas dalam Konvensi Paris. Disamping itu, hukum
tama melarang Direktur dan karyawan perusahaan
yang mengatur paten ini, khususnya mengenai hak
patungan “Maninex Inc,” untuk memberitahukan
dan kewajiban para pihak atas penemuan teknologi
data-data dan informasi teknik yang diperolehnya
penambangan baru adalah Pasal 5 (2) Annex III.
dari pemberi lisensi, sedangkan yang kedua ditu-
Ketentuan ini harus dimuat sebagai salah satu klausule dalam kontrak atau perjanjian lisensi paten.
200
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
Hal ini akan diuraikan dalam pembahasan tersendiri.
Dari ketentuan di atas terlihat, bahwa setiap operator wajib membetitahukan kepada Otorita ten-
Ketentuan-ketentuan di atas dimaksudkan
tang adanya perbaikan atau penemuan teknologi
agar apabila terjadi pelanggaran atau penyalahgu-
yang substansial menurut Pasal 5 (2) Annex III.
naan atas hak paten tersebut dapat dengan segera
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, kewa-
diambil tindakan-tindakan oleh para pihak. Sedang-
jiban memberitahukan adanya perbaikan teknologi
kan, perangkat hukum yang mengatur penggunaan
ini dimaksudkan agar “Enterprise” dapat mem-
know-how adalah perjanjian atau kontrak lisensi
peroleh informasi tentang perbaikan atau penemuan
know-how dan perjanjian kerahasiaan.
teknologi baru. Dalam kaitan dengan perjanjian
Selain dari yang dikemukakan tadi, perjan-
usaha patungan, kewajiban ini perlu ditafsirkan se-
jian lisensi perlu memuat klausule tentang modifi-
bagai kewajiban Licensor untuk memberitahukan
kasi atau perbaikan (improvement) teknologi yang
adanya perbaikan atau penemuan teknologi kepada
dibuat pemberi dan penerima lisensi. (Michael A.
“enterprise” atau perusahaan patungan (penerima li-
Linchter, 1990) Hal ini penting, karena mungkin
sensi). Dihubungkan dengan pedoman yang dike-
akan dapat diciptakan atau tercipta penemuan baru
luarkan oleh UNIDO, perbaikan teknologi yang sub-
atas teknologi yang dialihkan, pada waktu kontrak
tansial termasuk ke dalam pengertian perbaikan tek-
berjalan.
nologi yang sangat besar.
Bertalian dengan perbaikan (modifikasi) ini,
Tentang akses terhadap perbaikan teknologi,
UNIDO menetapkan hal-hal yang perlu di atur da-
menurut teori modifikasi bahwa selama berlang-
lam klausule tersebut, yaitu :
sungnya perjanjian lisensi, pihak Licenser wajib
1. Perbaikan yang dapat dipatenkan atau tidak da-
memberitahukan kepada penerima lisensi adanya
pat dipatenkan;
perbaikan teknologi oleh pihak pertama. Kewajiban
2. Perbaikan yang sangat besar;
ini harus disertai dengan imbalan berupa royalty.
3. Tata cara tentang akses terhadap perbaikan,
Sebaliknya, penerima lisensi berkewajiban pula
yakni tata cara yang mengatur bagaimana mem-
memberitahukan kepada Licensor adanya perbaikan
pelajari perbaikan dan cara pemberitahuannya;
modifikasi barang produksi atau informasi teknik
4. Perbaikan yang dibuat oleh penerima lisensi;
yang dibuatnya. Seperti halnya dengan pertama,
5. Hak khusus atau tidak khusus atas penggunaan
kewajiban memberitahukan ini harus disertai dengan
perbaikan.
imbalan oleh Licensor. Jika perbaikan tersebut merupakan teknologi yang dapat dipatenkan, penerima
Dalam hubungan ini, Pasal 5 (2) Annex III
lisensi berhak mengajukan permohonan paten di
menyatakan bahwa :
Negara menurut pilihannya. (Michael A. Linchter,
“Every operator shall inform the Authority of revi-
1990)
sion in the description and information made avai-
Bertalian dengan itu, klausule “Improve-
lable pursuant to paragraph 1st whenever a subs-
ment” (perbaikan) dalam perjanjian lisensi teknologi
tantial technology change or innovation in intro-
penambangan dirumuskan sebagai berikut :
duced”.
“Investor take the obligation to inform Operataing Company abaut all improvement and substantial Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
201
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
technology change or innovation of the of the me-
tegas dalam kontrak alih teknologi dibawah klausule
thod and characteristics as mentioned under article
“improvement” (perbaikan). Lebih dari itu, perusa-
5 paragraph 1 durung the validity of this agreement
haan patungan berhak mengajukan paten atas per-
and to make available all theses improvement and
baikan yang dibuatnya di Negara menurut pilihan-
innovation to Operatating Company”.
nya., sesuai dengan prinsip “asimilasi” dari Kon-
Berdasarkan uraian di atas dapatlah dikata-
vensi Paris. Yang dimuat dalam Peraturan otorita.
kan, bahwa pihak investor (Licensor) wajib membe-
Apabila penerima lisensi ini tidakmengajukan paten,
rikan segala perbaikan atau penemuan teknologi
maka perlu dibuat perjanjian antar perusahaan pa-
yang subtansial berkenaan dengan cara kerja, pe-
tungan dengan investor perintis yang menetapkan
ngembangan teknologi penambangan kepada pe-
tentang hak investor untuk mengajukan paten atas
nerima lisensi (perusahaan patungan) disertai
namanya sendiri dan biayanya sendiri. Hak ini harus
dengan imbalan. Kewajiban ini berhubungan de-
disertai dengan pemberian imbalan kepada pihak
ngan segala modifikasi, dan pengembangan produk-
penerima lisensi. Sementara itu, mengenai perbaikan
produk yang menjadi objek kontrak. Untuk maksud
teknologi yang dibuat oleh Licensor (investor
itu, licensor diharuskan memberi informasi kepada
perintis) sebagai akibat dari kegiatan penelitian dan
penerima lisensi (Licensee) atas pengembangan-
pengembangan teknologi bersama, dalam perjanjian
pengembangan yang diterapkan dalam pembuatan
lisensi sebaiknya ditetapkan bahwa penerima lisensi
produk-produk termaksud (nodul polimetal).
berhak mempergunakan teknologi tersebut disertai
Dihubungkan dengan pedoman UNIDO,
dengan bayar tambahan selama berlangsungnya
jika perbaikan atau penemuan teknologi yang besar
perjanjian itu.
itu dapat dipatenkan, maka pihak investor berhak
b. Perjanjian Bantuan Teknik sebagai Salah satu
mengajukan paten di Negara menurut pilihannya.
Cara Perjanjian Alih Teknologi Khusus dalam
Sebaliknya, apabila penerima lisensi (perusahaan
Rangka Perjanjian Usaha Patungan (Perusahaan
patungan) mendapatkan perbaikan atau membuat
“Manginexx Inc.”) Dibandingkan dengan Per-
penemuan teknologi harus pula memberitahukan
janjian Bantuan Teknik Perusahaan Patungan
kepada pemberi lisensi. Kewajiban memberitahukan
Bnc.
itu harus disertai dengan imbalan yang memadai. Oleh karena itu perjanjian lisensi tidak boleh
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya,
mencantumkan klausule grant-back provisions (ke-
perjanjian bantuan teknik menagtur tentang penye-
wajiban penerima lisensi memberitahukan adanya
diaan know-how, instruksi operasional dan pembe-
perbaikan tanpa imbalan), sesuai dengan usulan
rian latihan bagi pekerja dari penerima lisensi.
Rancangan Peraturan alih Teknologi yang melarang
Perjanjian bantuan teknik dibidang penambangan
pencantuman klausule demikian.
dasar laut samudra dalam belum ada, akan tetapi
Maka perusahaan patungan wajib membe-
aturan yang relevan ditemukan dalam Pasal 5 (8)
ritahukan kepada investor perintis tentang perbaikan
Annex III yang menyatakan bahwa bahwa teknologi
atau penemuan teknologi yang dibuatnya, selama
terdiri antara lain, instruksi operasional, pemberian
berlakunya perjanjian dan berhak mendapat pemba-
latihan, dan batuna teknik yang diperlukan untuk
yaran royalty. Semua itu harus diperjanjikan secara
merakit, merawat dan mengoperasikan system
202
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
teknologi yang bermacam-macam dari teknologi
Pemberian bantuan teknik ini didasrkan atas know-
penambangan dasar laut samudra dalam. Dalam
how dan pengalaman investor dibidang jasa kon-
rangka ini, perlu dibahas perjanjian bantuan teknik
truksi system saluran pipa minyak dan gas bumi.
yang dibuat antara investor asing dengan perusa-
Adalah kewajiban PT. Bnc untuk memberikan
haan Bnc yang menyebutkan :
imbalan kepada investor atas pemebrian jasa dan
a. Foreign investor shall, when requested by PT.
bantuan teknik tersebut. Berkaitan dengan model
Bnc and justified by Foreign investor, provide
perjanjian bantuan teknik dibidang penambangan
PT. Bnc with technical assistance in connection
dasar laut samudra dalam ini, perlu dikemukakan
whit the work as specified herein below, and
terlebih dahulu jenis teknologi yang akan dialihkan.
PT. Bnc shall implement the work under assistance by investor :
Apabila diteliti penambahan jasa “vialble” (bermacam-macam) sebelum kata “system” (sys-
i. Preparation of work plans including : project
tem), sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 (8)
schedule, standard for selection of facilities
Annex III, maka dapat diartikan bahwa teknologi
and master plan of jigs and tools;
penambnagn terdiri dari teknologi yang digunakan
ii. Preparation of work instructions;
untuk melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi,
iii. Preparation of specifications including: spe-
penemuan dan pengolahan barang tambang mineral
cification of facilities, and requisition of
dari Area, khusunya nodul polimetal (garis kursip
facilities;
penulis). (Yu Wen Cie, 1989).
iv. Preparation of design drawaing including :
Namun demikian, jenis teknologi yang akan
assembly drawing of jigs and tools, part
dialihkan ini masih diperdebatkan dalam sidang-
drawing and detailed part list;
sidang Preparotory Commision for the International
v. Assitance in PT. Bnc’s procurement services
Sea-bed Authority (Komisi pendahuluan bagi Pem-
including: evaluation of vendor’s bid quota-
bentukan Badan Otorita Internasioan) PBB, karena
tions and reporting for vendor selection;
masih adanya peredaan pendapat antara Negara-ne-
vi. Assistance in work Superintendence and ac-
gara berkembang dan Negara-negara maju mengenai
ceptance;
ruang lingkup pengaturan alih teknologi.
vii. Giving advice or answering to PT. Bnc
Menurut pendapat Negara-negara berkem-
questions based on Investor’s technical know-
bang, bahwa ketentuan alih teknologi yang diatur
ledge and experience;
dalam Pasal 144 dan Pasal 5 Annex III Konvensi
b. PT.. Bnc shall pay to investor for the services
Hukum Laut 1982 meliputi pula teknologi pengo-
rendered by investor to PT. Bnc under this
lahan, karena pengolahan merupakan bagian dari
agreement.
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Di lain pihal, Negara-negara maju memandang, bahwa ketentuan
Dari uraian tadi dapat ditarik kesimpulan,
alih teknologi yang diatur dalam Konvensi Hukum
bhwa investor harsu memberikan bantuan yeknik
Laut 1982 tersebut tidak mencakup teknologi pe-
kepada PT. Bnc, antara lain, mnegenai pemberian
ngolahan, karena ketika rancanagn ketentuan alih
instruksi kerja, bantuan jasa pengadaan, pemberian
teknologi dibuat, teknologi pengolahan telah terse-
nasehat sesuai dengan permintaan PT. Bnc. Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
203
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
dia baik di Negara maju maupun Negara-negara
jasa dan bantuan teknik. Dalam perjanjian lisensi
berkembang.
know-how, disain industri biasanya tercantum dalam
Terlepas dari adanya perbedaan pendapat di
suatu paket alih teknologi. Desain industri tidak da-
atas, ada beberapa hal yang menarik perhatian pe-
pat dilepaskan dari lisensi teknologi, karena meru-
nulis dilihat dari segi pengaturan dari perjanjian
pakan salah satu milik industri yang hasus mendapat
bantuan teknik bidang penambangan dasar laut sa-
perlindungan., Karen sangat mempengaruhi harga
mudra dalam. Bila dibandingan dengan perjanjian
produk yang dilisensikan. Berdasarkan Model Law
bantuan teknik dalam perusahaan Bnc, maka persa-
yang dikeluarkan oleh WIPO, bahwa perlidungan
maannya adalah pemberian bantuan teknik dan jasa
hukum terhadap disain industri tidak menutup ke-
teknik dimaksudkan untuk menunjang kegiatan lain-
mungkinan didasrkan pada hukum lain, yaitu Un-
nya, yaitu eksplorasi dan eksploitasi. Namun, per-
dang-undang Hak Cipta, jika merupakan ciptaan da-
bedaan rumusan ketentuan dan materi yang diatur-
lam bidang ilmu. Hak Milik Intelektual lainnya, se-
nya tetap ada, karena perjanjian bantuan teknik
lain paten, know-how dan Hak Cipta, yang dianggap
yang pertama menyangkut pemberian bantuan dan
relevan dengan disain industri adalah hak Merek.
jasa teknik yang diperlukan untuk menunjang kegia-
Peranan hak Merek ini sangat penting dalam mem-
tan lainnya, terutama untuk membantu penerima li-
bedakan bermacam-macam barang produksi dan
sensi dalam memproduksi, memasarkan dan men-
perdagangan serta membrikan jaminan kepada ma-
jual produk nodul polimetal. Sedangkan, perjanjian
syarakat akan mutu produk tertentu. Terjadinya li-
bantuan teknik yang kedua diperuntukan bagi
sensi merek pada umumnya disebabkan, anatara
perancangan, pemasangan, perawatan dan pengope-
lain, karena nilai merek telah sama dengan know-
rasian system pipa minyak dan gas bimi serta kilang
how dan merupakan bagian dari bantuan teknik. Hak
minyak yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
merek melindungi perusahaan pemilik merek ter-
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi.
sebut terhadap persaingan curang dari pihak lain
Bertitik tolak pada uraian di atas, maka ke-
yang mengelabui masyarakat dengan merek tiruan.
wajiban investor perintis adalah memberikan pe-
Melihat uraian di atas dapatlah dikatakan,
ngetahuan dan data-data teknik mengenai cara pe-
bahwa hal milik industri dan milik intelektual sangat
masangan peralatan atau mesin bagi kegiatan eks-
memegang peranan penting dalam alih teknologi.
plorasi, eksploitasi, penemuan dan pengolahan no-
Pembuatan dan pemakaian produk tertentu yang me-
dul polimetal dari Area, serta cara perawatan dari
nguntungkan, memberikan perlindungan hukum ke-
peralatan atau mesin untuk maksud di atas, ber-
pada pemiliknya, karena monopoli berdasarkan
dasarkan schedule dan data-data teknik mengenai
Undang-undang (paten, disain, merek) dan perjan-
cara memproduksi, memasarkan dan menjual ba-
jian lisensi know-how serta perjanjian teknik.
rang-barang produksi, berdasarkan disain industri.
Perlu dicatat bahwa bantuan teknik merupa-
Dalam hubungan ini perlu dikemukakan
kan jasa terpisah, dan pelengkap bagi know-how,
bahwa disain industri dapat dipergunakan untuk pe-
walaupun pemberi bantuan teknik dan know-how
namaan salah satu milik industri, yang termasuk hal
orangnya sama. Ini Berarti, bahwa pembayarannya
khusus bagi pemiliknya. Desain industri juga di-
bias dilakukan secara terpisah, dengan maksud agar
pakai untuk merancang rekayasa, yang merupakan
tiap-tiap jasa teknik dapat ditetapkan secara terpisah
204
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
dalam perjanjian lisensi yang mempunyai akibat
3. The investor shall proposes to the Enterprise a
keuangan terhadap pemberi lisensi. Dalam per-
Trainee Program whitin 6 (six) month after the
janjian usaha patungan bidang penambangan dasr
date of this agreement;
laut samudra dalam, ketentuan mengenai “fees”,
4. The Trainee Program shall be reviewed on a
yaitu pembayaran untuk jasa atau bantuan teknik
biannual basis by mutual agreement between
yang diberikan oleh tenaga ahli dari investor, se-
the the Enterprise (the Opearting Company) and
baiknya diatur secara terpisah pula.
the Investor. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze
c. Training Bagi Karyawan Perusahaan Patungan
and Wolfgang Hauser, 1981)
“Manginex Inc.”
Dari uraian di atas dapat dikatakan, bahwa investor yang setiap tahunya akan menerima daftar
Usaha pengalihan teknologi kepada perusa-
calon peserta Program Pelatihan yang diajukan oleh
haan patungan harus didukung oleh suatu pelatihan
perusahaan patungan, harus menyediakan fasilitas
yang terprogram dengan baik. Pada dasarnya, pe-
pengolahan, laboratorium yang diperlukan untuk
ngalihan teknologi dan kemajuan dalam ilmu
melengkapi fasilitas pengolahahan, termasuk pe-
pengetahuan dan teknologi adalah masalah kemam-
ngadaan Departemen Penelitian dan Pengembangan.
puan manusia untuk menguasai kedua haltersebut
Peserta Program Pelatihan akan mendapat latihan
dan mengembangkanya sendiri, karena itu masalah
dalam bidang pengolahan, termasuk rekayasa, ma-
penegmbangan sumber daya manusia harus men-
najerial dan perdagangan. Yang perlu dikemukakan
dapat perhatian yang serius dalam program pela-
bahwa investor akan mengajukan usulan kepada
tihan perusahaan patungan.
“Enterprise” tentang program ini, dalam jangka
Pengalihan teknologi beserta know-how-nya
waktu 6 (enam) bulan setelah berlakunya Perjanjian
saja tidak cukup, tetapi menuntut pula dipenuhinya
Usaha Patungan ini. Program pelatihan harus dimuat
factor “show-how” dan “learn-how”, yaitu pendidi-
dalam perjanjian alih teknologi antara “enterprise”
kan dan pelatihan yang menggunakan peralatan se-
(perusahaan patungan) dengan investor perintis.
mestinya. Kewajiban investor dalam hal pelatihan
Berpedoman pada uraian sebelumnya, maka Pro-
dirumuskan sebagai berikut :
gram Pelatihan merupakan bagian dari perjanjian
1. Each year, the Investor shall accept trainees
lisensi, karena dimaksudkan untuk menunjang pe-
nominated by the Enterprise (the Operating Company, garis kursip penulis) for training in
ngalihan know-how. Adapun bidang keahlian yang perlu diikut-
its processing facility, in its pilot plant or rela-
sertakan dalam Program Pelatihan ini adalah :
ted operations which are greared towards the
a). Management staff (staff manajemen) ;
complementation of the processing facility, in-
b). Processing engineering (insinyur pengolahan);
cluding the relevant research and development
c). Mining engineering (insinyur pertambangan);
departement;
d). Scientists (para ilmuan).
2. The trainees shall be trained in significant and suitable aspects of the processing sectors, in-
Langkah awal yang perlu diperhatikan ada-
cluding the various engineering, managerial
lah pemilihan trainee, waktu dan tempat penyeleng-
and trade catagories;
garaan pelatihan. Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
205
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
Menurut pendapat penulis, Program Pelatihan ini
program pelatihan, perlu menyiapkan ilmuawan
harus didasarkan pada tahapan-tahapan sebagai
yang akan diikutsertakan dalam program tersebut,
berikut :
anatara lain membekali mereka dengan pengetahuan
1. Untuk tingkat Permulaan dan Dasar, dititik
dasar teknologi penambangan.
beratkan pada pemberian pengetahuan dan kete-
Sehubungan denganprogram pelatihan ini,
rampilan teknik bagi para pekerja perusahaan
maka pihak investor harus menyampaikan laporan-
patungan yang terdiri dari pekerja “Enterprise”
nya mengenai pelaksanaan program tersebut kepada
dan pekerja dari negara-negara berkembang;
Pengawas program Pelatihan dan Pengembangan
2. Untuk tingkat Lanjutan I dan II, dititik beratkan
Sumber Daya Manusia serta Komisi Hukum dan
pada pembinaan yang seimbang dengan keah-
Teknik (Dewan). Dengan mewajibkan Disampai-
lian manajer dan pengetahuan dan keterampilan
kannya laporan di atas, bukan hanya merealisasikan
keknik dan pengetahuan bidang manajemen;
wewenang Pengawas Program Pelatihan serta Ko-
3. Untuk tingkat Pimpinan, dititik beratkan pada
misi Hukum dan Teknik dalam melakukan penga-
pembinaan keahlian bidang manajemen.
wasan, juga memberikan jaminan kepada pihak perusahaan patungan mengenai pelaksanaan pro-
Bagaimanapun keterampilan dan keahlian
gram tadi.
yang diperoleh dari pelatihan tidak hanya akan me-
Mengingat tenaga pekerja perusahaan patu-
nambah kemapuan tenaga yang bersangkutan itu sa-
ngan yang mengikuti program pelatihan kemung-
ja, tetapi juga akan menyebar keatasnnya dan bawa-
kinan dilatih di ngara pemberi teknologi (investor
hannya, dan umumnya kepada orang-orang yang
perintis), maka perlu diketahui hukum mana yang
melakukan kontrak keahlian dengannya, termasuk
berlaku bagi program pelatihan itu. Perlunya dike-
mereka yang olehnya kemudian hari akan diberi
tahui hukum yang berlaku bagi program pelatihan
training.
adalah karena pelatihan ini merupakan bagian dari
Tentang kesiapan para ilmuan negara ber-
perjanjian lisensi. Dalam menetapkan hukum yang
kembang sebagai calon penerima teknologi ini, per-
berlaku bagi program pelatihan, perlu diperhatikan
lu kiranya dikemukakan bahwa pengalihan tekno-
“Model Law” WIPO yang menyatakan :
logi melalui program pelatihan sangat bergantung
“Regadles of the place of agreement, the place of
pada berbagai factor, anatara lain, kemampuan un-
performance of training program’s, this agreement
tuk menerima teknologi dan factor politik yang
or supplements shall be contructed under Governed
mendukung
(Sahono
by and the legal relation between the parties hereto
Soebroto, Sunardi dan Wahyono, 1983) adalah
determined in accordance with the laws of specified
suatu kenyataan bahwa tidak semua negara ber-
country”.
program alih
teknologi,
kembang mampu menerima pengalihan teknologi
Jadi, dengan tidak mempersoalkan tempat
penambangan dasar laut samudra dalam, karena be-
dibuatnya perjanjian dan tempat dilaksanakannya
lum mempunyai pengalaman dan pengetahuan dasar
perjanjian, suatu perjanjian atau ketentuan peleng-
yang diperlukan untuk mengolah nodul polimetal di
kapnya dan hubungan hukum antara para pihak
Area. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah
harus ditafsirkan dan ditentukan menurut hukum
negara-negara berkembang yang berminat pada
negara tertentu. Dalam perjanjian usaha patungan
206
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
bidang penambangan dasar laut samudra dalam,
teknologi baru, sehingga merupakan kunci utama
sebaiknya ditetapkan bahwa ketentuan alih tekno-
bagi perbaikan teknologi. (M. Nawaz Sharif
logi dari Konvensi Hukum Laut 1982, Peraturan
(Editor), 1986) Kegiatan ini memerlukan kesiapan-
Otorita dan Kontrak Alih Teknologi yang mengatur
kesiapan tenaga-tenaga ahli yang menguasai bidang
program pelatihan, khususnya mengenai hak dan
tertentu yang belum banyak dimiliki oleh negara-
kewajiban tenaga pekerja perusahaan patungan. Hal
negara berkembang. (Dimitri Garmides (Editor),
ini disebabkan, karena dalam pejanjian lisensi bi-
1977) Karena kegiatan riset dan pengembangan tek-
dang penambangan ini, ketentuan alih teknologi
nologi inimerupakan program pengembangan sum-
yang diatur dalam Konvensi Hukum Laut 1982 dan
ber daya manusia (SDM), maka perlu mengikut-
Peraturan Otorita merupakan kaidah hukum yang
sertakan ilmuwan negara-negara berkembang. (John
bersifat memaksa dan tidak boleh dikesampingkan
Vandermeulem and Susan Walker, 1991) agar me-
oleh para pihak.
reka dapat menguasai dan menemukan teknologi
d. Hak dan Kewajiban Ilmuwan Atas Penemuan
baru. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 144
Teknologi yang Dikembangkan Besama dalam
Konvensi Hukum Laut 1982 yang menghendaki
Kegiatan Riset dan Pengembangan
agar pemilikan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan disebarluaskan kepada negara-negara ber-
Sebagaimana diutarakan sebelumnya, bahwa
kembang.
ke-giatan perusahaan patungan ini mengandung
Adapun yang menjadi ruang lingkup pro-
pula unsur kegiatan riset dan pengembangan tek-
gram riset dan pengembangan dalam rangka peru-
nologi, dengan mengikutsertakan para ilmuwan ne-
sahaan patungan ini adalah sebagai berikut :
gara-negara berkembang. Berkaitan dengan itu,
i.
Mapping of the ocean floar and acquisition of
perlu dibahas terlebih dahulu mengenai ruang ling-
deta about the ore and its substratum followed
kup kegiatan riset dan pengembangan pada umum-
by the compilation of deposit maps;
nya, yaitu suatu rangkaian kegiatan eksperimen dan
ii. Testing and upgrading of technology of explo-
analisa mempunyai tujuan sebagai berikut :
ration including;
a. Mendapatkan pengetahuan dan cara bagaimana,
multi-beam, echo-sounder system;
guna membuat barang-barang baru atau barang-
photosleds whit TV and still cameras;
barang lama yang berkualitas lebih baik dari
analitycal techniques.
produk-produk industri bersangkutan sebelum-
manned and unmanned submersible;
nya;
application or configuration of mini com-
b. Untuk mengaplikasikan pengetahuan dan cara
puters and advanced, electeical signal
bagaimana, guna membuat produk-produk baru
transmitting systems, lasers and fibre-optic;
atau produk-produk lama yang lebih baik dari
iii. Conducting pilot test(s);
produksi sebelumnya. (Iskandar Alisyahbana,
iv. Developing new mining consepts.
1978) Kegiatan riset dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan
Dari uraian di tas terlihat bahwa ruang lingkup kegiatan riset dan pengembangan ini meliputi pemetaan dasar laut samudra dalam, dan cara pe-
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
207
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
ngolahan data-data cadangan bijih-bijih tambang
“The scientist will the return to their own countries
mineral, terutama nodul polimetal. Selain dari pada
to apply the result of their reseach. The Joint Ven-
itu, akan melakukan pengujian teknologi eksplorasi,
ture will hold title all resulting knowladge and
termasuk penggunaan sistem multi-beam, echo-
patents”.
sounder, yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
Dari ketentuan di atas dapatlah dikatakan,
penambangan dasar laut samudra dalam. Pengem-
bahwa ilmuwan yang mengikuti kegiatan riset dan
bangan teknologi penambangan baru diperlukan
pengembangan ini dapat menerapkan hasil pene-
bagi pelaksanaan kegiatan eksplorasi, dan meru-
litian mereka di negaranya. Sementara itu, jika ada
pakan tulang punggung bagi pengembangan ilmu
penemuan teknologi baru, maka perusahaan pa-
pengetahuan dan tenologi kelautan yang dapat
tungan berhak atas semua pengetahuan dan paten.
diaplikasikan untuk kegiatan kesplorasi dan eks-
Sejalan dengan yang terakhir, maka hak mengajukan
ploitasi sumber daya mineral di landasan kontinen
permohonan paten hanya diberikan kepada peru-
yang kedalamannya lebih dangkal dari kawasan laut
sahaan patungan, sehingga ketentuan ini dianggap
internasional. Dengan dilakukannya kegiatan dan
kurang adil, karena merugikan kepentingan ilmuwan
pengembangan ini, maka diharapkan akan dapat
yang mampu menemukan atau mengembangkan
tercipta penemuan baru atas teknologi yang dialih-
teknologi baru. Oleh karena itu, hak dan kewajiban
kan. Pengaturan tentang hak dan kewajiban atas
mereka atas suatu penemuan teknologi perlu diatur
teknologi yang dikembangkan bersama dirumuskan
dalam perjanjian kerja. Skema kedudukan ilmuwan
sebagai :
dalam perusahaan patungan “Manginex Inc.” dapat digambarkan sebagai berikut :
Investor dari negara-negara maju
Perusahaan Patungan “Manginex Inc”
Tenaga Pekerja Enterprise
ENTERPRISE
ILMUWAN
Mengenai penemuan yang dibuat oleh karyawan
muan yang dibuat oleh seorang kasryawan yang
(ilmuwan yang merupakan tenaga pekerja perusa-
menurut perjanjian kerja tidak ditugaskan untuk
haan patungan (kursip penulis) dapat dibedakan an-
menghasilkan penemuan-penemuan, sedangkan
tara :
untuk menghasilkan penemuan tersebut diper-
a. Penemuan-penemuan yang dibuat oleh seorang
gunakan data dan sarana yang tersedia dalam
karyawan berdasarkan suatu perjanjian kerja untuk menghasilkan suatu penemuan tertentu; b. Penemuan yang dibuat berdasarkan suatu per208
pekerjaannya; c. Penemuan yang dibuat oleh seorang karyawan di luar ketentuan-ketentuan perjanjian kerjanya
janjian kerja untuk melakukan riset dan peneLex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
dan tanpa menggunakan data dan sarana yang
(b) or the date at which the invention be-
tersedia dalam pekerjaannya.
came otherwise known to the employer, whichever date is earlier, the employer notifies
Bertalian dengen penemuan penemuan tersebut, ketentuan Pasal 120 dari “Text of WIPO
the employee by qwritten declaration of his interest in invention.
Model LAW” menyatakan bahwa : (1)(a) When an invention is made in execution of a
Sesuai dengan Pasal 120 (2a) “Model Law
or an employement contract, the right to the
of WIPO”, maka dalam hal, a) dapat ditentukan bah-
patent for that invention shall belong, in the
wa paten atas penemuan itu diberikan kepada pihak
absence of contractual provisions to the
yang menugaskan pekerjaan (Perusahaan patungan,
contrary, to the person having commissio-
garis kursip penulis). Menurut Pasal 120 (1b) bila
ned the waork or the employee;
penemuan tersebut memberikan keuntungan yang
When the invention has an economic value
besar bagi perusahaan, maka tenaga pekerja atau
much greater than the parties could have
karyawan (ilmuwan, garis kursip penulis) berhak
reasonably foreseen at he time of conduc-
untuk menerima imbalan yang layak dari pihak yang
ting the contract, the investor shall have a
menugaskan pekerjaan itu. Sedangkan dalam hal, b),
right to special remuneration, which shall
menurut Pasal 120 (2a, b, dan c) ada dua kemung-
be fixed by court in the absence of agreemnt
kinan, yaitu pertama, paten atas penemuan tersebut
between parties;
diberikan kepada pihak yang menugaskan pekerjaan
(b)
(2)(a) When an employee whose employement
itu. Dan apabila penemuan itu demikian penting,
contract does not require him to engage in
maka tenaga pekerja atau karyawan (ilmuwan) ber-
inventive activitiey makes, in the field of
hak untuk menerima imbalan yangmemadai dari
activities oh his employer, an invention by
pihak yang menugaskan pekerjaan itu. Kemung-
using data or means available to his
kinan kedua, adalah paten atas penemuan tersebut
throught his employement, the right to the
itu diberikan kepada tenaga atau karyawan (ilmu-
patent for that invention shall belong, in ab-
wan), kecuali dalam jangka waktu 4 (empat) bulan
sebce of contract of contractual provision
sejak diterimanya laporan penemuan tadi, pihak
to the contrary, to the employee;
yang menugaskan menyatakan secara tertulis kepada
The employee shall have a right to equi-
pekerja atau karyawan (ilmuwan) tentang keinginan
table renumeration talking into accouny his
memiliki paten.
(b)
(c)
salary, the economic value of the invention
Oleh karena itu, dalam hal a) dan b) ada dua
and any benafi derived from the invention
kemungkinan, hak paten itu akan dimiliki bersama
by the employer;
oleh pihak yang menugaskan pekerjaan (perusahaan
In the case of 2 (a), the right to the patent
patungan) dan penemu (ilmuwan)., Akhirnya yang
for that invention shall belong to the em-
perlu dikemukakan adalah dalam hal c), hak paten
ployee, except if, whitin a period of 4 (four)
ataspenemuan diberikan kepada karyawan (ilmu-
mounths from the date at which the emplo-
wan) yang menemukan teknologi baru.
yer recived the report refered to paragrapt Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
209
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
Perlu dicatat disini adalah bahwa keikutsertaan il-
dapat dilaksanakan dinegaranya, sebab penemuan
muwan negara-negara berkembang dalam kegiatan
yang diperoleh atas dasar keahlian di bidang tek-
riset dan pengembangan ini, selain dimaksudkan
nologi kelautan tertentu nilai ekonomisnya bagi ma-
untuk memperoleh teknologi penambangan dasar
syrakatnya. Namun demikian, para penemu tek-
laut samudra dalam, juga dalam rangka mengem-
nologi itu harus memberitahukan penemuannya ke-
bangkan lebih lanjut teknologi tersebut bagi akti-
pada perusahaan patungan sebagai pemilik teknologi
vitas pengelolaan sumber daya mineral laut lainya
semula.
(John Vandermeulem and Susan Walker, 1991) di
Akhirnya perlu dikemukakan bahwa acuan
landas kontinennya (garis kursip penulis). Bertalian
bagi penyusunan peraturan Otorita tentang hak dan
dengan penemuan teknologi bersama, Undang-un-
perlindungan hukum bagi penemu (ilmuwan) atas
dang Paten Amerika Serikat menyatakan bahwa :
penemuan teknologi baru, maka kiranya prinsip-
“When an invention is made by two or more persons
prinsip hukum dari “WIPO Model Law” dan Un-
jointly, they shall apply for patent jointly and each
dang-undang paten Amerika Serikat dapat dijadikan
make the required both, except as otherwise pro-
model
vided in this title. Investors may apply for a patent
tuang dalam “WIPO Mpdel Law” akan melandasi
jointly everythought (1) they did not physically work
suatu perlindungan hukum dan hak-hak para ilmu-
together or at the same time; (2) each did not make
wan atas penemuan teknologi, sesuai dengan perjan-
the same type or amount of contribution or; (3)
jian kerja antara ilmuwan dengan perusahaan patu-
each did not make a contribution to the subject of
ngan. Sementara itu, prinsip-prinsip yang tertuang
every claim of the patent.
dalam Undang-undang Paten Amerika Serikat pada
pengaturan tadi. Prinsip-prinsip yang ter-
Dari uraian tadi, apabila suatu penemuan
dasarnya dapat dijadikan landasan suatu perlakuan
oleh 2 (dua) orang ataulebih penemu secara ber-
yang sama dan hak-hak yang sama bagi ilmuwan
sama-sama, maka mereka berhak mengajukan per-
suatu negara dan ilmuan asing berkaitan dengan per-
mohonan atas pemilikan paten bersama dan dengan
lindungan atas paten bersama yang didaftarkan di-
memenuhi persyaratan yangberlaku, kecuali apabila
negara tersebut. Prinsip-prinsip ini pula yang bias
ditentukan lain. Selanjutnya dalam paragraph 1 di-
dijadikan modelbagi suatu perlindungan paten yang
katakan, bahwa para penemu berhak pula menga-
sama di setiap negara anggota konvensi Hukum
jukan permohonan paten bersama, meskipun bereka
Laut 1982.
tidak bekerja bersama, atau bekerja pada waktu
Seperti halnya program training, pihak in-
yang berlainan. Aturan ini berkaitan dengan pene-
vestor harus melaporkan pelaksanaan program riset
muan teknologi baru yang dibuat oleh dua orang
dan pengembangan kepada Pengawas Program Pe-
ilmuwan atau lebih, di mana mereka melakukan
latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
kegiatan riset dan pengembangan di negaranya ma-
serta Komisi Hukum dan Teknik dari Dewan.
sing-masing. Berpedoman pada hal tersebut di atas, maka
Prosedur Penyelesaian Sengketa
sebaiknya yang berhak ataspaten teknologi baru
Dalam Bab II telah diuraikan bahwa timbul-
adalah para ilmuwan tadi dan bukan perusahaan pa-
nya sengketa antara para pihak disebabkan karena
tungan. Hal ini dimaksudkan agar paten tersebut
perbedaan penafsiran terhadap pasal-pasal tertentu
210
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
dalam perjanjian. Untuk mengatasi masalah terse-
1983) Tentang “UNCITRAL Arbitration Rules” se-
but, maka perlu ditetapkan falam perjanjian usaha
bagai kaidah hukum yangharus dipakai untuk me-
patungan mengenai prosedur penyelesaian sengketa.
nyelesaikan sengketa ini, Pasal 28 (1) dari peraturan
Menurut model perjanjian usaha patungan antara
tersebut menyatakan bahwa :
“Enterprise” dengan investor, prosedur penyele-
“The arbitral tribunal shall decide the dispute in
saian sengketa dirumuskan sebagai berikut :
arcording with such rules of law as are chosen by
1. Any difference or dispute arising between the
the parties as applicable to the subtance of the
parties including the Operating Company which
dispute”
relate to the interpretation of this agreemen and
Jadi, Dewan Arbitrator akan menyelesaikan
which can not be settle amicably shall be settle
sengketa ini sesuai dengan kaidah-kaidah hukum
by arbitration (eg. UNCITRAL);
yang dipilih sendiri oleh para pihak. Kaidah hukum
2. The arbitral tribunal shall consist of 3 (three)
yang dipakai adalah kaidah hukum interen dari
arbitrator. The investor and the Enterprise shall
negara bersangkutan dan bukan kaidah-kaidah HPI.
each appoint the third arbitrator, If the parties
(Sudargo Gautama, 1989) dalam Perjanjian Usaha
or the neccesaary appointment, the Precident of
patungan bidang pertambangan dasar laut samudra
the International Chamber of Commerce in
dalam , jika para pihak telah memilih hukum negara
Paris shall be appointing authority in sense of
tertentu, maka hak-hak dankewajiban mereka me-
the UNCITRAL Arbitration Rules. (Gunther
nurut kontrak ini akan diatur dan ditafsirkan menu-
Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang Hauser,
rut hukum dari negara tertentu, dengan syarat tidak
1981)
bertentangan dengan Pasal 5 (1) dan (2) Annex III Konvensi Hukum Laut 1982 dan peraturan Otorita
Dari uraian di tas terlihat bahwa para pihak
tentang alih teknologi. Sebab, ketentuan-ketentuan
menggunakan prosedur penyelesaian sengketa, yak-
tadi bagi perjanjian usaha patungan dan alih tek-
ni badan arbitrase akan melaksanakan tugasnya me-
nologi antara “Enterprise” dan investor merupakan
nurut ketentuan “UNCITRAL Arbitration Rules”,
kaidah hukum memaksa yang tidak boleh dike-
jika para pihak tidak berhasil mencapai penye-
sampingkan oleh para pihak dalam memilih hukum
lesaian sengketanya secara damai. Badab Arbitrase
lain. Kiranya dalam menafsirkan ketentuan perjan-
ini terdiri dari 2 (dua) arbitrator, yang dipilih oleh
jian usaha patungan ini perlu memperhatikan pene-
para pihak ditambah 1 (satu) orang anggota ar-
rapan hukum internasional dan produk hukum or-
bitrator ke-3.
ganisasi internasional yang dibuat oleh Otorita
Penunjukan ketiga orang arbitrator tersebut
Internasional.
kiranya sejalan denganmn praktek yang berlaku, di mana pada umumnya Dewan Arbitrator akan memi-
Implikasi Indonesia Sebagai Negara Pantai
lih arbitrator ke-3, ayaitu seorang yang mempunyai
Berikut ini akan diuraikan implikasi dari ke-
kewarganegaran lain daripada kewarganegaraan
giatan riset dan pengembangan teknologi penam-
para pihak yang sedang bersengketa. Hal ini diha-
bangan bagi pembaharuan hukum Nasional di
rapkan agar sifat netral daripada arbitrator yang
Indonesia.
bersangkutan dapat terjamin. (Sudargo Gautama, Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
211
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
Masalah keikutsertaan Ilmuan Indonesia da-
bangan lepas pantai dan konstruksi di bawah air
lam Program Riset dan pengembangan dan
telah berkembang pesat, dan telah memberikan
Kesiapan
sumbangannya bagi pembangunan nasional. Namun
Bahwa wilayah laut Indonesia mempunyai
demikian, dari seluruh kegiatan ini hanya 20 % yang
sumber daya alam yang potensial, baik hayati mau-
ditangani tenaga nasional dan ketergantungan pada
pun non hayati., seperti minyak dan gas bumi serta
tenaga ahli dan teknologi asing sangat tidak me-
barang tambang lainnya yang terdapat dilepas pan-
nguntungkan. Karena itu program pendidikan dan
tai dan landasan kontinen. Sebagai negara peserta
alih teknologi semakin penting, (Sahono Soebroto,
Konvensi Hukum Laut 1982, Indoensia mem-
Sunardi dan Wahyono, 1983) antara lain melalui
peroleh manfaat pula dari ketentuan Bab VI Kon-
program riset dan pengembangan teknologi penam-
vensi Hukum Laut 1982 tentang Landas Kontinen,
bangan dasar laut samudra dalam.
karena memberikan hak-hak berdaulat (Sovereign
Indonesia harus siap sebagai calon penerima
Rights) kepada negara pantai untuk melakukan
teknologi penambangan dimana pengalihan tekno-
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral
logi sangat tergantung pada pelbagai faktor seperti
yang terdapat didalamnya.Pemanfaatan sumber da-
tingkat pengetahuan dasar teknologi yang dimiliki
ya mineral di landas kontinen memerlukan modal
oleh calon penerima teknologi untuk menyerap tek-
dan kemampuan teknologi, yang hingga kini belum
nologi dan dukungan politik pemerintah terhadap
dikuasai sepenuhnya oleh Indonesia.
program tersebut.
Bertitik tolak dari uraian di atas dapatlah di-
Harus diakui bahwa negara-negara berkem-
katakan bahwa pemerintah harus berupaya mening-
bang umumnya belum siap menerima pengalihan
katkan kemampuan keterampilan dan keahlian bagi
teknologi penambangan ini, sebab mereka belum
tenaga ahli pertambangan agar mampu mengelola
memiliki tenaga ahli, modal, dan prasarana yang
barang tambang, baik yang terdapat didarat maupun
diperlukan untuk mendukung program ahli tek-
dasar laut (landas kontinen) dalam wilayah yuris-
nologi secara efektif.
diksi nasional, antara lain melalui program pelatihan atau program riset dan pengembangan. Program alih
Kesimpulan
teknologi ini dapat ditempuh melalui keikutsertaan
Bahwa kaedah hukum yang mengatur domi-
Indonesia dalam program pelatihan atau riset dan
sili dan status personil badan hukum patungan ada-
pengembangan teknologi penambangan dalam rang-
lah hukum dimana perusahaan itu didirikan. Dalam
ka usaha patungan antara “Enterprise” dengan in-
hal itu, yuridiksi yang berlaku terhadap perusahaan
vestor perintis.
patungan yang berkenaan dengan pengawasan dan
Penguasaan teknologi penambangan ini sa-
penegakan hukum alih teknologi penambangan ada-
ngat penting, mengingat konstelasi wilayah laut
lah yuridiksi Otorita dan negara dimana perusahaan
Indonesia yang berdekatan dengan kawasan dasar
itu berdiri.
laut internasional yang kaya akan kandungan nodel
Karena ketentuan Pasal 5 (1) Annex III
polimetal mengisyaratkan agar teknologi penamba-
Konvensi Hukum Laut 1982 mengatur tentang milik
ngan dipilih sebagai inti pengembangan teknologi
industri, maka dapat diterapkan bagi perjanjian li-
kelautan di masa mendatang. Aktivitas penam-
sensi melalui usaha patungan antara “Enterprise”
212
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
Perjanjian Alih Teknologi Melalui Usaha Patungan Antara ”Enterprise” dengan Perusahaan Perintis
dengan investor perintis. Demikian pula, karena ke-
Mining”, KluweDevente (Volume 5th ),
tentuan Pasal 5 (2) Annex III Konvensi Hukum
1981.
Laut 1982 menyangkut kewajiban pihak investor
Hasyim Djalal, ”Perjuangan Indonesia di Bidang
untuk memberitahukan adanya perbaikan teknologi
Hukum Laut”, Bina Cipta, Bandung, 1979.
yang substansial kepada “Enterprise”, dapat dimuat
Iskandar Alisyahbana, ”Beberapa Masalah Tekno-
sebagai klausule “improvement” (perbaikan) dari
logi”, Simposium Tentang Paten, BPHN,
perjanjian lisensi diatas.
Bina Cipta, Jakarta, 1978.
Peraturan Otorita tentang alih teknologi
Ita
Gambiro,
”Pemindahan
Teknologi
dan
merupakan kaedah hukum yang memaksa bagi
Pengaturannya Dalam Peraturan Perunda-
perjanjian alih teknologi dalam rangka usaha pa-
ngan”, Seminar Aspek-aspek Hukum dari
tungan antara “Enterprise” dengan investor perintis.
Pengalihan
Sehubungan dengan keikutsertakan ilmuan negara-
Kehakiman, Jakarta, 1986.
Teknologi,
BPHN,
Dept.
negara berkembang dalam kegiatan riset dan pe-
John Vandermeulem and Susan Walker (Editor),
ngembangan. Peraturan Otorita memuat pula rumu-
“Ocean Technology, Development Training
san perjanjian kerja tentang hak dan kewajiban il-
and Tranfer”, Proceeding Paceming Maru-
muan atas penemuan teknologi.
bus XVI, IOI Malta, Pargamon Press,
Bahwa implikasi hukum dari perjanjian usaha patungan yang mengandung unsur riset pe-
Singapore, 1991. M. Nawaz Sharif (Editor), “Tecnology Policy
ngembangan teknologi bagi pembaharuan hukum di
Formulation and Planning : A Reference
Indonesia adalah berupa penyusunan perundang-
Manual, Asian and Pacific Center for
undangan nasional dibidang alih teknologi, khu-
Tranfer of Technology”, Bangalor,
susnya alih teknologi kelautan. Perundang-unda-
1986.
India,
ngan nasional antara lain ditujukan untuk menjamin
Michael Blankeney. “National Seminar On li-
perlindungan hukum bagi penerapan dan pengem-
censing and Technology Transfer Arrange-
bangan teknologi kelautan jenis lain.
ment I “, 1990. _______________, “Legal agreement for the
Daftar Pustaka
Commercial Acquisition of Technology”,
Dimitri Garmides (Editor), “Transfer of Technology
(VI). National Seminar on Licensing and
by Multinational Coorporation. Volume 1st,
Technology
OECD, 1977.
7-8 1990 prepared by The International
Elisabeth Mann Borgese and Norton Ginsburg (Editor), “Transfer of Technology Under The UN Convension on The Law of the
Agreement, Jakarta March
Burau of WIPO. Resolusi PBB No.II Tahun 1983 dari “Final Act Konvensi Hukum Laut 1982
Sea”, Ocean Yearbook 6th. The University
Sudargo Gautama, ”Hukum Perdata dan Dagang
of Chicago Press, Chicago and London,
Internasional”, Penerbit Alumni Bandung,
1986.
1980.
Gunther Jeanicke, Erich Schanze, Wofgang Hauser, "A Joint Venture Agreement for Seabed Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011
213