Seputar Kanpus PU
Perjalanan Mewujudkan Gedung Perkantoran Kementerian Pekerjaan Umum Kebanggaan Insan PU
R i n g k a s a n Kementerian Pekerjaan Umum saat ini sudah dapat mewujudkan pembangunan gedung baru yang megah dan
modern
Rangkaian baru
dan
dalam
tahapan
tersebut
Kanpus 2003
dengan
PU
waktu
konsep
green
pembangunan
building.
gedung-gedung
sebagai
realisasi
master
sudah
dicanangkan
pada
tahun
master
plan
yang
sekitar
11
tahun
ini
plan
tersebut baru dapat diwujudkan walaupun belum tuntas secara keseluruhan
(masih
ada
renovasi
peningkatan
satu
bangunan
gedung Pusdata). Pepatah mengatakan “bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai sejarah masa lalunya”, begitu juga dalam konteks pembangunan gedung baru di Kanpus PU saat ini perlu juga mengetahui dan mengenang gedung lama yang sangat sederhana yang kini telah tiada namun telah banyak berjasa terhadap karya nyata bidang ke-PU-an saat itu yang monumental dan dikenang serta dimanfaatkan dengan baik hingga saat ini. Gedung lama tersebut
memang kini sudah tiada dan
sudah digantikan dengan gedung yang baru, namun perlu menjadi catatan oleh kita semua bahwa keberadaan gedung lama yang pernah
ada
tersebut
perjalanan sejarah ini
dan
juga
akan
menjadi
bagian
dari
rangkaian
pembanguna gedung di Kanpus PU sekarang
sebagai
kilas
balik
insan
PU
untuk
lebih
bersyukur dan menghargai perjuangan generasi PU masa lalu serta penggugah semangat generasi muda PU ke depan. (Penulis: Priyono – Biro Umum)
Agustus 2014
1
Seputar Kanpus PU
Kondisi Kanpus PU
S
elama ini kita lebih familiar menyebut kantor PU di Jalan Pattimura 20 dan di Jalan Raden Patah I/1 dengan sebutan Kampus PU. Orang di luar PU mungkin agak heran kenapa disebut Kampus PU. Istilah kampus biasanya diperuntukan tempat perkuliahan dan yang banyak menggunakan istilah kampus ini tentunya adalah
para mahasiswa. Sebenarnya penyebutan yang benar itu adalah Kanpus PU singkatan dari Kantor Pusat Kementerian Pekerjaan Umum. Kanpus PU selama ini berada di Jalan Pattimura 20 dan Jalan Raden Patah I/1, namun saat ini Kanpus PU sudah menyatu di Jalan Pattimura 20, dan Kanpus PU di Jalan Raden Patah I/1 sedang proses alih penggunaan untuk bangunannya ke Kementerian Perumahan Rakyat. Bilamana dibandingan dengan kementerian lain yang dulunya bernama suatu Departemen tertentu jarang ada bangunan gedung perkantorannya menyatu seperti di Kementerian PU saat ini, biasanya salah satu atau beberapa unit Eselon I-nya berada di luar Gedung Perkantoran karena tidak dapat tertampung menjadi satu kesatuan lokasi bangunan gedung dengan Pimpinan Menterinya. Dari sisi penyediaan sarana perkantoran berupa bangunan gedung perkantoran, Kementerian PU lebih beruntung karena memiliki bangunan gedung perkantoran yang menyatu dalam satu lokasi yaitu di Jalan Pattimura 20 dari seluruh unit Eselon I yang ada. Kondisi ini tentunya perlu kita syukuri bersama karena kita memiliki lokasi Kanpus yang letaknya strategis dengan lingkungan sekitar yang masih terlihat asri karena tumbuh pepohonan yang besar-besar serta dilingkupi oleh Gedung Perkantoran Pemerintah dan perumahan yang menganut konsep rumah pohon dan taman. Bangunan gedung perkantoran sebagai tempat kerja yang nyaman menjadi idaman semua pegawai atau karyawan yang bekerja di dalamnya, dan tidak terkecuali para pejabat dan pegawai PU juga mendambakan kondisi ini. Penyediaan
Gedung
Perkantoran yang komprehensif di Kanpus PU ini tentunya ada hal yang ingin dicapai yaitu untuk mempermudah dan memperlancar serta mempercepat
proses koordinasi
karena tidak lagi dipisahkan oleh lokasi, jarak dan situasi kemacetan jalan raya saat ini yang sering menjadi kendala terlambatnya menghadiri suatu acara/rapat/pertemuan tertentu. Penyatuan lokasi perkantoran ini tentunya akan berdampak pada kelancaran koordinasi antara Pimpinan Eselon I dengan Menteri/Wakil Menteri/Sekjen, antar Pejabat Eselon I, Eselon II dan seterusnya dan antara Pejabat dengan bawahannya serta koordinasi antar staf dapat efektif dan efisien sehingga tujuan utama dari penyatuan gedung perkantoran ini adalah untuk efisiensi dan efektifitas menjalankan tugas seharihari dan pada akhirnya akan menjadi sarana peningkatan kinerja pada jajaran Kementerian Pekerjaan Umum. Unit struktural Eselon IIA Kementerian PU yang saat ini berkantor di luar Kanpus PU adalah Pusat-Pusat Balitbang PU yang berkantor di
Agustus 2014
2
Seputar Kanpus PU
Bandung (kecuali Pusat Sosekling sudah bergabung di Kanpus PU), Pusdiklat PU dan Pusbin KPK Bapekon yang berkantor di Pasar Jumat. Unit-unit struktural Eselon IIA di bawah Balitbang PU ini memang lebih cocok berdiri sendiri karena memiliki tugas di bidang penelitian dan pengembangan dan mengelola unit laboratorium, untuk menjalankan tugas-tugas tersebut memang membutuhkan lahan yang lebih luas dan nyaman serta meminimalisir bersinggungan dan berhubungan dengan aktivitas lainnya. Apabila diperhatikan dari sejarah penggunaan Kanpus PU, lokasi Kanpus PU di Pattimura 20 ini merupakan lokasi Kanpus PU ketiga setelah sebelumnya pernah berkantor di Bandung (Gedung Sate) yang sekarang dipergunakan sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat dan di pelataran depan halaman Kantor tersebut diletakkan Prasasti Pahlawan Sapta Taruna PU yang sebelumnya diletakkan di belakang kantor. Sedangkan Kanpus PU kedua adalah di Jalan Hayam Wuruk Jakarta Pusat dan informasi yang penulis peroleh aset Kanpus ini sudah dilakukan ruilslag/tukar menukar dengan aset pihak lain. Menurut informasi bahwa Kanpus PU di Pattimura 20 ini adalah berasal dari ex. wisma atlit Conefo yang saat itu baru ada satu unit bangunan gedung yang sekarang bernama Gedung Heritage, namun bangunan gedung itu sendiri hanya setengah dari bangunan gedung yang ada saat ini (Gedung Heritage yang ada basement-nya) dan setengahnya yang tanpa basement adalah penambahan dari DPU. Gedung itu merupakan gedung pertama di Kanpus Pattimura 20 dan saat ini gedung ini akan dilestarikan keberadaan fisiknya, khususnya bentuk tampak luarnya akan dipertahankan dan internal Kementerian PU telah menetapkan kebijakan bahwa gedung ini yang sebelumnya bernama Gedung Utama sekarang sudah diubah menjadi Gedung Heritage. Gedung Utama Kementerian PU sekarang adalah Gedung yang dipergunakan untuk kantor Menteri PU (green building). Penamaan gedung heritage ini paling tidak akan mengikatkan komitmen Kementerian PU untuk mempertahankan keberadaan fisik bangunan gedung ini. Kanpus PU saat ini menempati lahan seluas 5,3 ha, tanah sudah bersertipikat sejak tahun 2007 dengan jumlah bangunan gedung perkantoran sebanyak 9 unit (Gedung Heritage; Gedung XII dan XIV (Gedung Pusdata); Gedung Blok B 1a (Ditjen Bina Marga dan BPJT); Gedung B 1b (Ditjen Bina Marga); Gedung B 1c (Ditjen Cipta Karya); Gedung Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang; Gedung Utama; dan Gedung Ditjen Penataan Ruang (tahap konstruksi). Kanpus PU juga telah dilengkapi dengan fasilitas gedung parkir 12 lantai dan saat ini sedang proses konstruksi untuk pembangunan gedung pertemuan/gedung serbaguna dan gedung parkir. Selain itu, gedung baru Kementerian PU juga telah dilengkapi dengan ruang yang responsif gender seperti ruang menyusui dan Tempat Penitipan Anak/TPA dan juga difasilitasi sarana aksesibilitas untuk kaum difabel, selain itu juga ada pelayanan kesehatan unit klinik dan laboratorium yang setiap harinya melayani ±50 orang (PNS,
Agustus 2014
3
Seputar Kanpus PU
Non PNS, dan pensiunan PNS PU) dan fasilitas olah raga (senam, fitnes, tenis lapangan, gate ball), dan kiranya perlu juga disediakan lapangan bulutangkis karena pegawai yang menggemari olah raga tepok bulu ini cukup banyak dan saat ini mereka sewa lapangan di sekitar Kanpus PU, masjid serta ruang-ruang kantin yang nyaman dan fasilitas pelayanan perbankan (3 bank). Selain itu, untuk para pegawai yang tinggal di komplek-komplek PU di wilayah Jabodetabek juga disediakan bus-bus jemputan pergi dan pulang/PP. Penyediaan fasilitas pegawai di Kanpus PU ini dirasa mencukupi bagi para pegawai selama jam kerja. Tantangan ke depan adalah bagaimana Kementerian PU dapat juga secara terbatas dan bertahap menyediakan perumahan untuk para pegawai khususnya para PNS yang baru baik yang masih lajang maupun keluarga muda. Saat ini Kementerian PU sudah memulai program tersebut dengan membangun Rusunawa di Rempoa Bintaro dan Parung Panjang Bogor. Dari beberapa informasi yang penulis peroleh bahwa Kanpus PU setiap hari kerja dihuni/didatangi oleh ±.6000 orang, yang terdiri PNS, CPNS, Pegawai Harian, pegawai outsourching (teknisi gedung dan petugas kebersihan), termasuk juga pegawai lainnya/unit-unit non struktural PU (saat ini sedang proses pendataan). Jumlah orang sebanyak ini tentunya semua memerlukan pelayanan tergantung dari jenis pelayanan yang dibutuhkannya. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan Biro Umum sekarang dan ke depan untuk dapat mengelola dengan baik pelayanan sarana bangunan gedung perkantoran beserta bangunan fasilitas lainnya untuk kepentingan para pejabat dan pegawai di jajaran Kementerian Pekerjaan Umum yang berkantor di Kanpus PU saat ini.
Bernostalgia dengan Gedung Lama Kanpus PU Yang Kini Telah Tiada Dulu orang luar PU bahkan orang PU sendiri sering bilang Kantor PU di Pattimura 20 seperti “Kuburan” karena bangunan gedungnya banyak namun kecil-kecil dan hampir semua bangunannya semi permanen (kecuali Gedung Utama dan Gedung Blok B1a,b,c), dari luar halaman Kanpus PU terkesan bangunan gedung kurang terawat karena banyak kabel yang berseliweran diatara dinding gedung yang terbuat dari kayu, kalau malam hari kelihatan remang-remang. Ada yang bilang juga DPU ibarat tukang cukur, yang biasanya tukang cukur itu rambutnya sendiri tidak rapi/berantakan, jadi DPU yang tugasnya banyak membangun infrastruktur ke-PU-an, khususnya di daerah belum sempat memikirkan rumah/ gedungnya sendiri sebagai tempat bekerja sehari-hari karena terus berorientasi serta berkonsentrasi melayani masyarakat luas karena kita tahu bahwa penyediaan infrastruktur ke-PU-an sangat berdampak luas terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun dunia usaha dan pada saat itu keberadaan DPU menjadi sangat sentral serta memiliki anggaran hampir separoh dari APBN yang ada serta banyak bangunan monumental karya DPU saat itu. Salah satu gedung lama di kanpus PU yang
Agustus 2014
4
Seputar Kanpus PU
berhasil dibangun kembali dengan bangunan baru yang permanen pada saat itu adalah Gedung II (Gedung ex. Humas PU) dan setelah bangunan selesai dipergunakan untuk Kantor Ditjen Penataan Ruang. Melihat kondisi bangunan di Kanpus PU tersebut ada kebijakan pimpinan saat itu untuk menyiapkan
bangunan
baru
yang
lebih
layak/representatif
dengan
mengganti/merobohkan bangunan-bangunan yang lama, namun dari sisi dukungan pendanaan APBN tidak memungkinkan sehingga dibuat alternatif/terobosan sumber pendanaan dari program tukar menukar/ruilslag kalau tidak salah PU akan melepas aset tanah di dua lokasi yaitu di Jalan Suratmo dan di Jalan Kramat Raya dan ditukar dengan sejumlah bangunan baru di Kanpus PU dan Rumah Jabatan di Pejompongan, namun program ruilslag ini tidak menemui hasil alias gagal karena pada waktu dilelangkan kekurangan peminat/investor. Berkaitan dengan proses tukar menukar aset/ruilslag yang gagal tersebut telah terlebih dahulu dilakukan penghapusan/pembongkaran beberapa bangunan gedung lama (Penghapusan Gedung Tahap I) yaitu Gedung VIII (Biro Hukum); Gedung X (Pusdiklat); Gedung IX (Gedung Dit. Rawa Ditjen Pengairan); Gedung XI (Dit. Peralatan Ditjen Pengairan) termasuk bangunan Masjid As-Salam dibongkar dan bekas bongkaran berupa besi-besinya tiang dan rangka atapnya disumbangkan untuk pembangunan Masjid di Komplek PU Bekasi. Dalam rangka pembangunan gedung baru tersebut juga telah dibuat “Jalan Lingkar Dalam Kanpus/JLDK”. Dalam rangka Pembuatan jalur JLDK ini telah membongkar/merobohkan beberapa bangunan lama yang lokasinya berada di jalur JLDK tersebut dan sebelum dirobohkan sudah ada beberapa bangunan lama yang
sudah
terkena/kejatuhan pohon besar di halaman Kanpus PU yang tumbang saat terjadi angin besar
(Gedung
untuk
bengkel/workshop/humas).
ruang
kerja
Bangunan gedung
Subbagian
Harbang
dan
satu lantai konstruksi kayu
ruang yang
dipergunakan oleh Biro Umum yang dirobohkan adalah Gudang XVI, gedung untuk ruang kerja Subbagian Harbang dan Ruang Kerja P3F, gedung untuk Ruang kerja Bagian Kesejahteraan, gedung untuk ruang Bengkel/Workshop/Humas di G.XV, dan Gedung untuk Gudang Beras (ex Bina Karya). Sebelum bangunan gedung lama tersebut dibongkar, pengguna/penghuni gedungnya dipindahkan ke lokasi lain. Kantor Pusdiklat dipindahkan ke Pasar Jumat sedangkan unit non struktural lainnya yang sebelumnya berkantor di Kanpus PU dipidahkan ke Gedung Cawang (Gedung Ditjen Pengairan) yang pada waktu itu masih kosong sedangkan unitunit struktural tetap berkantor di Kanpus PU dengan mengoptimalkan ruang-ruang bangunan gedung kantor yang ada. Biro Umum pindah ke Gedung Utama lantai 1 dan
Agustus 2014
5
Seputar Kanpus PU
Gedung I lantai 1, Biro Hukum pindah ke Gedung Utama lantai 1, Dit. Rawa dan Dit. Irigasi pindah ke Gedung Heritage lantai 4. Melihat kondisi tersebut penulis masih ingat pada waktu bertugas di TU Setjen, Bapak Sekjen (Bapak Ir. Budiman Arif) dari ruang Beliau ke ruang kerja TU Setjen di lantai II Gedung Heritage sering ke kaca jendela agak lama dan terdiam sejenak melihat ke bawah tampak gersang berupa hamparan lahan kosong bekas bongkaran bangunanbangunan lama yang belum ada tanda-tanda kapan mulai dapat dibangun kembali. Melihat kondisi tersebut dalam kesempatan selanjutnya Bapak Sekjen melakukan koordinasi dengan Satminkal PU/Ditjen-Ditjen untuk bergotong royong memperbaiki kondisi kampus, kalau tidak salah pembagian kerjanya adalah pekerjaan JLDK oleh Ditjen Bina Marga dan Biro Umum; Saluran pembuangan, sumur resapan, dan perbaikan pagar oleh Ditjen Pengairan; taman dan pohon oleh Ditjen Cipta Karya dan Biro Umum. Bilamana kita perhatikan bahwa kondisi bangunan di kanpus PU telah mengalami banyak perubahan ke kondisi yang jauh lebih baik, namun tidak ada salahnya kalau dalam tulisan ini penulis singgung tentang riwayat gedung-gedung lama yang kini telah tiada untuk sekedar bernostalgia. Gedung-gedung di kanpus PU masa lalu ciri penamaan gedungnya menggunakan nomor urut romawi yaitu Gedung I,II,III dan seterusnya dengan sebutan G (Gedung) I (ex. Gedung Biro Kepegawaian dan Ortala); G II (ex. Gedung Ditjen Taru); G III (ex. Gedung Dit. Bina Program Ditjen SDA); G IV (ex. Gedung Ditjen Taru); G V (ex. Gedung Biro Keuangan); G VI (ex. Gedung Dit. Sundawa Ditjen SDA); G VII (ex. Gedung Dit. PSDA, Ditjen SDA); G VIII (ex. Gedung Biro Hukum); G IX (ex. Gedung Dit, Rawa Ditjen Pengairan); G X (ex. Gedung Pusdiklat PU); G XI (ex. Gedung Dit. Peralatan, Ditjen Pengairan); G XIII (ex. Gedung Marching band Buldozer dan kantin); Gedung XV (ex. Ruang Bagian Kesejahteraan Biro Umum); Gedung XVI (ex. Ruang Harbang dan Proyek Peningkatan Prasarana Fisik Biro Umum); dan Gedung Poliklinik PU. Gedung-gedung dimaksud kini telah tiada sudah dilakukan proses penghapusan sesuai ketentuan yang berlaku. Penghapusan gedung-gedung lama ini dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan dukungan anggaran dan tahapan pembangunan gedung yang baru karena pada waktu membangun gedung baru harus membongkar gedung yang lama karena bangunan gedung yang baru tersebut berdiri diatas lahan bangunan lama sedangkan gedung yang lama masih digunakan untuk kantor sehingga harus dilakukan perpindahan kantor terlebih dahulu sehingga pelaksanaan pembangunan ini memang harus dilakukan secara bertahap.
Agustus 2014
6
Seputar Kanpus PU
Pembangunan dan Perpindahan Ruang Kerja Kantor Pada tahun 2003 Departemen Kimpraswil mengeluarkan Block Plan Rencana Pembangunan Gedung Kantor di Kanpus PU. Block Plan telah ditandatangani oleh Menteri Kimpraswil kala itu (Bapak DR.Ir.Sunarno, Dipl.HE). Realisasi dari Block Plan tersebut diawali dengan pembuatan Jalan Lingkar Dalam Kanpus/JLDK, setelah tembus JLDK
dilanjutkan
dengan
pembangunan
Masjid
As-Salam
yang
berdiri
diatas
ex.bangunan lama Masjid As-Salam dan sebagian lahan gedung lama ex. Pusdiklat (G X) dan anggarannya dialokasikan oleh Sekretariat Jenderal (pekerjaan pondasinya) dan dilanjutkan/ diselesaikan oleh Ditjen Cipta Karya. Dalam rangka menyiapkan organisasi/wadah untuk melanjutkan realisasi master plan pembangunan gedung di Kanpus PU tersebut Sekretariat Jenderal membentuk SNVT Pekerjaan Strategis Bidang PU Lainnya (selanjutnya disebut SNVT)
yang berada di
bawah Biro Perencanaan dan KLN Selanjutnya SNVT ini yang menyusun program dan anggarannya untuk dimasukan dalam Renstra Sekretariat Jenderal karena untuk mewujudkan penyediaan sarana kantor berupa Gedung Perkantoran yang nyaman di Kanpus PU ini memang menjadi salah satu tugas dari Sekretariat Jenderal. Sebagai langkah awal dari proses mewujudkan master plan pembanguan gedung di Kanpus PU ini adalah pengurusan perizinan peruntukan tanah berupa Surat Ijin Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah/SIPPT seluas 5,3 Ha dari Pemda DKI Jakarta dan berdasarkan SIPPT ini baru dilanjutkan proses pengurusan IMB masing-masing bangunannya. Setelah pembangunan JLDK dan Masjid As-Salam selesai untuk merealisasikan master plan selanjutnya dilakukan oleh SNVT. Langkah awal yang dilakukan oleh SNVT ini adalah
melakukan
perencanaan
Renovasi
peningkatan
Gedung
Pusdata
dan
pembangunan Gedung Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang. Pembangunan Gedung Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang ini berlokasi di atas lahan Gedung lama (G XI). Pembangunan Gedung Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang mulai dikerjakan pada akhir 2009 dan diselesaikan pada tahun 2010 dengan diresmikan oleh Menteri PU Bapak Ir. Djoko Kirmanto, Dipl.HE dan setelah diresmikan langsung dipergunakan untuk ruang kerja kantor Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang. Aset Gedung Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang ini setelah selesai dibangun oleh SNVT diserahterimakan ke Biro Umum untuk bangunannya sedangkan untuk mebelair/furniturnya diserahkan kepada masingmasing penggunanya (Ditjen SDA, Ditjen Penataan Ruang dan Biro Umum). Gedung ini sejak tahun 2011 sudah masuk dalam pencatatan SIMAK BMN dan dipelihara Biro Umum.
Agustus 2014
7
Seputar Kanpus PU
Dengan masuknya Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang ke gedung baru tersebut maka ruang-ruang kerja yang dipakai kedua Ditjen sebelumnya kosong yaitu di Gedung III (Dit. Bina Program), Gedung VI (Dit. Sundawa), Gedung VII (Dit.PSDA) dan di Ruang kerja lantai IV Gedung Utama (ex. Dit. Irigasi dan Dit. Rawa). Sedangkan ruang Ditjen Penataan Ruang yang sebelumnya menempati Gedung II dan Gedung IV juga sudah dikosongkan. Tahapan pembangunan gedung kantor berikutnya adalah Gedung Utama (17 lantai) dan Gedung Parkir (12 lantai). Dalam rangka persiapan mewujudkan pembangunan gedung tersebut terlebih dahulu dilakukan proses penghapusan gedung-gedung lama sejumlah 6 unit gedung yang telah dikosongkan sebelumnya (Penghapusan Gedung Lama Tahap II) yaitu Gedung I (ex. Gedung Biro Kepegawaian dan Ortala); Gedung II dan IV (ex. Gedung Ditjen Penataan Ruang); Gedung III (ex. Gedung Dit. Bina Program Ditjen SDA) dan Gedung V (ex. Gedung Biro Keuangan) serta Gedung XIII (ex. Ruang Marching band Buldozer dan Kantin). Sebelum dilakukan proses penghapusannya, pengguna/penghuni di gedung-gedung tersebut terlebih dahulu harus dipindahkan ke gedung yang lain yang sudah dikosongkan sebelumnya oleh Biro Umum. Perpindahan ruang kerja kantor dalam rangka pembangunan Gedung Utama tersebut adalah untuk Ditjen Penataan Ruang dipindahkan ke Gedung Baru Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang dan sebagian dipindahkan ke Gedung VII dan ada sebagian (Satker dan PPK) menyewa kantor diluar Kanpus PU karena tidak tertampung di Gedung Kanpus PU. Biro Kepegawaian dan Ortala dan Biro Keuangan dipindahkan ke lantai III Gedung Heritage (ex. Ruang Dirjen dan Setditjen SDA) dan sebagian arsip-arsip Biro Kepegawaian dan Ortala dipindahkan di lantai I Gedung VI (Dit. Sundawa). Di Gedung VI juga dipergunakan untuk menampung PPK dari Ditjen Penataan Ruang dan PPK dari Ditjen Cipta Karya yang dipindahkan dari Gedung ex. PLP Jalan Raden Patah I/1 karena gedung tersebut dipergunakan untuk kantor Kemenpera. Proses perpindahan ruang kerja kantor ini paralel dengan proses penghapusan gedungnya karena proses lelang konstruksi gedung juga sudah dilakukan sehingga tiga proses ini berjalan secara simultan dan terus kejar-kejaran serta saling berkaitan satu sama lainnya (perpindahan kantor tidak dapat dilakukan kalau tidak ada gedung yang kosong untuk tempat pindah, penghapusan gedung tidak dapat dilakukan kalau masih ada penghuninya dan konstruksi bangunan baru tidak dapat dilakukan kalau proses penghapusannya belum selesai karena menyangkut penghapusan aset negara prosesnnya harus mengikuti ketentuan yang berlaku dengan terlebih dahulu harus memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan
dan
nilai
bongkaran
bangunan
gedung
lama
dijual
dijual
secara
lelang/terbuka).
Agustus 2014
8
Seputar Kanpus PU
Pembangunan Gedung Utama dimulai pada tahun 2011 selesai pada awal 2012 dan diresmikan penggunaannya oleh Bapak Menteri PU Ir. Djoko Kirmanto, Dipl.HE pada 4 Juni 2012. Gedung ini dipergunakan sebagai Kantor Menteri, Wakil Menteri, Sekjen, Para Staf Ahli Menteri, Staf Khusus Menteri, Inspektur Jenderal beserta jajarannya, Kepala Bapekon beserta jajarannya, Biro-Biro dan Pusat-Pusat Setjen dan tersedia ruang pertemuan besar di Lantai 17 dan ruang pertemuan sedang di lantai 1. Seiring penggunaan Gedung Utama tersebut Gedung Parkir juga sudah difungsikan untuk parkir kendaraan para Pejabat Eselon I hingga Eselon IV dan staf tertentu yang menggunakan kendaraan operasional. Kedua bangunan gedung ini masih dicatat dalam SIMAK BMN SNVT dan sedang diproses serah terimanya ke Satker Biro Umum yang ditargetkan dapat diselesaikan pada Semester II Tahun 2014 ini. Penggunaan Gedung Utama ini tentunya memberi efek domino untuk ruang-ruang yang ditinggalkan menjadi kosong. Ruang-ruang yang kosong tersebut adalah sebagian lantai 1, seluruh lantai II dan III serta IV Gedung Heritage, Lantai 2-7 Gedung Blok B1a (ex. Ruang Set. Balitbang dan Bapekon), lantai 7 dan 8 serta 9 Gedung Blok A (ex. Gedung Cipta Karya) di Jalan Raden Patah I/1, lantai 2 Gedung Blok B1c (ex. Ruang Menteri) yang sekarang dipergunakan ruang kerja Dirjen dan Sekditjen Cipta Karya sebagian lantai 2 Gedung Blok B1b (ex. Wamen PU) yang saat ini dipergunakan sebagai ruang kerja Dirjen Bina Marga. Pengosongan ruang kerja ini sudah menjadi program pentahapan perpindahan ruang kerja dalam rangka penempatan gedung baru yang sudah selesai dibangun dan lanjutan pembangunan gedung baru. Sebelum pelaksanaan perpindahan ruang kerja ke Gedung Utama ini, Ditjen Bina Marga yang menempati Gedung Blok B1b dan sebagian kecil di Gedung Blok B1a melakukan penataan penempatan ruang kerja di Gedung Blok B1a dan di Gedung Blok B1b, dalam rangka penataan ruang kerja Ditjen Bina Marga tersebut, Ruang kerja Set. Balitbang yang menempati lantai II dan sebagian lantai III Gedung Blok B1a dipindahkan ke lantai III Gedung Heritage termasuk Pusat Sosekling dari Pasar Jumat juga dipindahkan ke lantai III Gedung Heritage sedangkan BPJT dari lantai 2 Gedung Blok B1b dipindahkan ke gedung kantor Balai Krida Jalan Iskandarsyah Raya No. 35 Jakarta Selatan. Gedung ini sebelumnya digunakan oleh Bapertarum-PNS dan telah dikosongkan oleh Biro Umum sedangkan Bapertarum-PNS pindah ke gedung sebelahnya samping gedung Harley Davidson menempati aset gedung ex. BPPN. Ruang-ruang yang telah kosong ditinggal pindah ke Gedung Utama tersebut untuk selanjutnya diprogamkan untuk perpindahan ruang kerja dan proses penghapusan serta pembangunan Gedung Ditjen Penataan Ruang, Gedung Parkir, dan Gedung Serbaguna. Dalam rangka pembangunan 3 unit bangunan gedung ini maka perlu menghapus tiga
Agustus 2014
9
Seputar Kanpus PU
bangunan gedung lama yaitu Gedung VI (Dit. Sundawa); Gedung VII (Dit. PSDA); dan Gedung Poliklinik (Penghapusan Gedung Lama Tahap III). Paralel dengan proses penghapusan dilakukan proses perpindahan ruang kerja untuk para penghuni di ketiga gedung yang akan dihapus tersebut dan juga proses tender untuk pembangunan ketiga gedung tersebut sehingga tiga proses ini berjalan dalam waktu yang bersamaan. Perpindahan ruang kerja dari ketiga gedung lama tersebut, untuk Ditjen Penataan Ruang yang sebelumnya menempati G VII dipindahkan ke lantai II Gedung Heritage; ruang arsip Biro Kepegawaian dan Ortala dari Gedung IV dipindahkan ke lantai IV Gedung Heritage; ruang konsultan Ditjen SDA dari G VI dipindahkan ke lantai II Gedung Heritage; ruang Poliklinik dipindahkan ke lantai I Gedung Heritage; sedangkan unit Dharma Wanita dan toko-toko dari G VII dipindahkan ke lantai 1 Gedung Heritage termasuk ketiga kantor bank (Mandiri, BRI, dan BNI) sedangkan unit non strukturalnya dipindahkan ke lantai 4 Gedung Heritage. Setelah proses perpindahan dari ketiga gedung tersebut selesai dilakukan maka dilakukan penyelesaian proses penghapusannya dengan dilakukan lelang nilai bangunan yang akan dibongkar dan setelah ada pemenang lelang untuk selanjutnya pelaksanaan pembongkaran oleh pemenang lelang. Pelaksanaan penghapusan ini berjalan lancar sesuai waktu yang telah direncanakan dan lahan sudah dalam kondisi rata dan kosong siap untuk pelaksanaan konstruksi bangunan baru dan saat ini konsruksi ketiga bangunan baru tersebut sedang berlangsung dan ditargetkan akhir tahun 2014 selesai dibangun dan tahun 2015 sudah siap untuk digunakan/berfungsi. Pelaksanaan perpindahan ruang kerja ini dalam lima tahun terakhir terus dilakukan sebagai efek dari penataan ruang kerja kantor di Kanpus PU, bahkan pelaksanaan perpindahan ruang kerja kantor ini sudah dilakukan sejak terjadi perubahan besar-besaran pada era Kabinet Reformasi dengan adanya reorganisasi Departemen PU menjadi Dep. Kimbangwil dan Meneg PU terus dilanjutkan lagi dengan penggabungan Meneg PU dengan Dep. Kimbangwil yang bernama Dep. Kimpraswil dan lahirnya Meneg Perumahan Rakyat yang saat ini menempati Gedung Blok A (ex. Ditjen Cipta Karya) di Jalan Raden Patah I/1 Jakarta. Dalam pelaksanaan perpindahan ruang kerja kantor ini sering menghadapi adanya ketersinggungan para pejabat dan pihak-pihak yang merasa dirugikan atau direpotkan atau bahkan merasa diperlakukan tidak adil, namun dengan kepala dingin walaupun hati kadang-kadang panas tugas ini tetap harus dilakukan dalam rangka menjalanan tugas dari pimpinan.
Agustus 2014
10
Seputar Kanpus PU
Gedung Baru Kebanggaan Bersama Insan PU Sudah dapat kita saksikan bersama bahwa master plan rencana pembangunan gedung kantor beserta bangunan fasilitasnya di Kanpus PU dapat diselesaikan pada era Kabinet Indonesia Bersatu II ini (kecuali untuk peningatan Gedung Pusdata) yang belum dapat diselesaikan dan mudah-mudahan dapat diselesaikan pada Kabinet selanjutnya sehingga master plan Kanpus PU benar-benar dapat terwujud secara keseluruhan dan dapat digunakan oleh generasi muda PU sekarang dan mendatang sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan kinerjanya, dan para senior serta insan PU tentunya turut berbangga melihat gedung PU yang dulunya terkesan seperti “kuburan” sekarang sudah berubah menjadi “Gedung Modern yang megah dan ramah lingkungan (green building dan green site)” Bangunan gedung ini tentunya dapat menjadi rujukan untuk pembangunan gedung lainnya yang menerapkan konsep green building.
Dengan konsep green building gedung baru ini, listrik bisa dihemat sampai 44 % dan penggunaan air juga bisa dihemat sampai 81% pada musim hujan dan 63% di musim kemarau, pada musim hujan semua air hujan ditampung dan recycle sehingga bisa digunakan kembali ((pu.go.id, 4/6/12) Saat ini di Indonesia baru ada sekitar 8 bangunan yang menerapkan green building. Lima diantaranya adalah bangunan baru, yaitu gedung Kementerian PU, Institut Teknologi & Science Bandung Deltamas, Perkantoran Dahana Subang, Kampus Prasetya Mulya, dan Kuningan Tower. Sementara tiga bangunan lainnya adalah bangunan lama yang kemudian direvitalisasi dengan green building, yaitu Grand Indonesia-BCA Tower, Samperna Strategic Square, dan German Centre BSD. (pu.go.id, 1/5/13) Tantangan ke depan setelah gedung green building ini selesai dibangun dan setelah digunakan adalah bagaimana Kementerian PU dapat mempertahankan level green building ini (Level Platinum). Level green building ini tidak berlaku secara terus menerus, namun akan sangat tergantung dari upaya Kementerian PU untuk terus mempertahanan kriteria/ tolok ukur/komponen green building ini dan dalam pelaksanaannya akan ada audit secara berkala oleh
badan/lembaga yang
kompeten/berwenang
memberikan
penilaian terhadap keberadaan green building di Kanpus PU ini.
Kondisi Aset di Kanpus PU Menyinggung tentang aset di Kanpus PU tidak hanya berupa Barang Milik Negara berupa tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, jalan, dan irigasi dan aset tetap lainnya, namun juga termasuk sumber daya manusia para pegawai PU yang sehari-
Agustus 2014
11
Seputar Kanpus PU
hari bekerja di Kanpus PU. Namun untuk menghitung nilai aset SDM ini memang tidak ada metodenya/alat ukurnya sehingga dalam menghitung nilai aset disini adalah nilai Barang Millik Negara yang sudah tercatat dalam aplikasi SIMAK BMN Biro Umum selaku Kuasa Pengguna Barang atas BMN berupa aset tetap, diluar peralatan dan mesin dan aset tetap lainnya. Nilai aset tanah dan bangunan di Kanpus PU ini hampir mencapai 1,3 trilyun (tidak termasuk tanah dan bangunan di Jalan Raden Patah I/1) BMN sebesar ini harus dapat dilakukan penatausahaan dan pemeliharaannya dengan baik. Sedangkan untuk BMN berupa peralatan dan mesin yang jumlahnya ribuan item di kanpus PU ini harus dapat diinventarisir dengan baik (pemberian label barang dan pembuatan Daftar Barang Ruangan/DBR). Dari sisi pencatatan bangunan gedung di Kanpus PU semua gedung sudah masuk dalam pencatatan Satker Biro Umum, namun dari sisi pemeliharaannya masih dibebankan kepada masing-masing pengguna gedungnya,seperti gedung yang dipergunakan oleh Ditjen Bina Marga pemeliharaanya dilakukan oleh Ditjen Bina Marga; Gedung yang dipergunakan oleh Ditjen Cipta Karya pemeliharaannya dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya, dan seterusnya. Pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang menggunakan anggaran belanja modal oleh masing-masing pengguna gedung tersebut dalam perlakuan akuntansi BMN masuk menjadi “Aset Tetap Renovasi/ATR” artinya membangun/ merenovasi aset satker lain sehingga nilai asetnya menggantung karena tidak dapat dikapitalisasi dengan nilai induk asetnya (nilai induk bangunan gedung dicatat di Satker Biro Umum). Pencatatan ATR ini perlu segera diselesaikan karena biasanya ATR ini umur pencatatannya paling lama hanya satu tahun dan tentunya akan menjadi pertanyaan auditor pada waktu melakukan audit atas Laporan Keuangan Kementerian PU. Kondisi ini kiranya perlu segera diselesaikan/dituntaskan, untuk satker di luar satker Biro Umum yang masih mencatat ATR gedung dan bangunan atau JIJ perlu segera memproses Berita Acara Serah Terima Barang/BAST dengan disertai kontrak, SPM, SP2D, us build drawing, dan photo-photo pekerjaan fisiknya.
Tantangan Sekarang dan ke Depan Dalam Pengelolaan Bangunan Gedung Modern di Kanpus PU Orang Indonesia sering bilang “kita ini hanya pandai membangun/membuat sesuatu namun tidak pandai memelihara dan memanfaatkannya”, kata-kata bertendensi sindiran itu seharusnya jangan sampai terjadi di Kanpus PU. Kementerian PU membangun Gedung megah dengan konsep green building ini tentunya tidak hanya menjadi barang monumental dan disanjung banyak orang namun yang lebih penting adalah bagaimana gedung-gedung yang sudah berdiri kokoh itu kita pergunakan secara optimal dan tentunya harus kita pelihara dengan manajemen modern pula menyesuaikan dengan
Agustus 2014
12
Seputar Kanpus PU
gedungnya yang sudah modern dan jangan sampai gedung sudah modern namun menajemen pemeliharaannya masih menganut pola-pola lama (kalau belum rusak ya belum diperbaiki/nunggu rusak dulu baru diperbaiki, nunggu ditegur pimpinan baru diperbaiki, nunggu komplain pegawai baru diperbaiki, tidak usah diperbaiki karena tidak ada yang komplain, dan seterusnya). Salah satu penerapan dalam pemeliharaan manajemen gedung moden adalah menyerahkan pada ahlinya, artinya pekerjaan pemeliharaan gedung dilakukan secara lelang terbuka untuk memilih kualifikasi dan kompetensi pihak ketiga yang profesional di bidangnya. Hal lainnya berkenaan dengan implementasi green building ini adalah menyangkut respon pejabat dan pegawai untuk berperilaku yang positif, misal tidak boleh lagi merokok di ruangan, menutup/menghalangi pencahayaan masuk ke ruangan, hemat air dan listrik, membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan, menggunakan bagian-bagian ruangan sesuai dengan peruntukannya, tidak menutup/menghalangi akses jalur evakuasi kebakaran, dan sebagainya. Aspek lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah menyangkut sistem pengamanan gedung dan ruang kerja. Gedung green building saat ini belum dilengkapi dengan sistem pengamanan secara elektronik (semacam akses card) sehingga orang yang tidak memiliki kepentingan tugas kedinasan di Kantor ini juga dapat masuk secara leluasa. Selain itu, konsep green building ini untuk sebagian besar orang termasuk juga para pegawai PU sendiri belum mengetahui dan memahami dengan baik, untuk itu sebaiknya di gedung ini difasilitasi papan informasi digital yang menjelaskan tentang konsep green building ini. Hal ini saya pikir cukup penting mengingat saat ini sudah banyak orang datang baik dari kalangan mahasiswa, swasta, asosiasi profesi, dan perseorangan yang meminta informasi dan studi banding mengenai penerapan konsep green building ini. Kondisi ini
tentunya menjadi “PR” yang perlu segera ditangani dan diselesaikan oleh
unit kerja terkait.
Penutup Tulisan sederhana ini dalam rangka mengenang gedung lama yang kini telah tiada dan menyongsong penyelesaian dan penggunaan gedung baru yang green building dan green site di Kanpus PU Keberadaan gedung lama yang sederhana namun sangat berjasa dalam mewujudkan prestasi dan kinerja DPU masa lalu dengan karya-karya yang monumental dan dinikmati masyarakat Indonesia hingga saat ini perlu dikenang oleh para insan PU.
Agustus 2014
13
Seputar Kanpus PU
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, untuk itu masukan dan kritik yang konstruktif dari pihak-pihak terkait masih sangat dibutuhkan untuk melengkapi tulisan ini. Dalam tulisan ini bilamana ada ungkapan yang salah atau kurang tepat adalah sematamata keterbatasan pengetahuan dan informasi penulis. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk menggugah semangat insan PU mencintai Kanpus PU ini dengan berpartisipasi dan berperilaku yang positif dalam Kanpus PU, dan terakhir penulis sampaikan ucapan terima kasih telah sudi membaca tulisan sederhana ini. Kritik dan saran mohon dapat dikirimkan ke email
[email protected] Terima kasih. Referensi : Kementerian PU Beri Lima Dukungan Untuk Green Building (pu.go.id, 1/5/13) Gedung Baru Kementerian PU Hemat Listrik 44%, dan air 81% ( pu.go.id, 4/6/12)
Agustus 2014
14