Perjalanan Hidupku 2012
1
Perjalanan Hidupku 2012
Editor: Lebba Kadorre Pongsibanne
2
Perjalanan Hidupku 2012
3
Perjalanan Hidupku 2012
Arti Dan Makna Kehidupan Dalam Keluarga BAB I KELUARGAKU 1.1
Keluarga Besarku
Aku dilahirkan tahun 1943, di kampung Cibeka desa Karangkamulyan, Kecamatan Bojong Kabupaten Ciamis yang terkenal dengan keberadaan makam keramat Bojong Galuh yaitu tempat asal usulnya raja Ciung Wanara. Nama bapakku Martadihardja dan nama ibuku Parmi. Aku anak ke sembilan dari sepuluh bersaudara. Menurut ibu dan saudara‐saudaraku, sebetulnya aku punya adik perempuan tapi meninggal ketika masih kecil (balita), jadi aku ini menurut orang sunda disebut bungsu nungtut. Aku memanggil bapakku Abah dan ema untuk ibuku. Abahku memberi namaku Aan Suwani yang artinya SU = bagus WANI = berani. Orang tuaku mengharapkan agar aku ini kelak bisa menjadi orang yang bagus (rohani maupun jasmani, jadi orang yang berguna), dan berani. Anak‐anak abah adalah sebagai berikut : 1.Hj. Rukmini 2.Hj. Rukmita. 3.H. Otong Sudjana 4.H.Sudjai 5.Hj.Onah Suhanah 6.Hj. Yenny Suhaeni 7.Hj.Tatty Kartini 8.Acep Suwarno 9.H.Aan Suwani Anwar 10.Mien Rukminah ( meninggal waktu masih balita) Abahku seorang petani, priyayi dan juga kiai yang disegani masyarakat. Pada tahun 1935 atas desakan masyarakat, abah mencalonkan diri menjadi “kuwu” (kepala desa) dan terpilih. Pada waktu itu kedudukan kuwu sangat terhormat. Abahku menjadi panutan semua masyarakat desa, memimpin dengan arif dan bijaksana. Pada waktu abahku menjadi kuwu desa Karangkamulyan, nama desa Karangkamulyan dirubah menjadi desa Sukamenak. Akan tetapi, pada tahun 1949 atas usulan dan kesepakatan masyarakat, nama desa Sukamenak diganti lagi menjadi desa Karangkamulyan karena menurut masyarakat, desa ini tidak hanya milik menak‐menak saja, tapi juga milik masyarakat. Abahku mengikuti apa keinginan masyarakat artinya pada saat itu abahku sudah mengenal demokrasi. Ibuku seorang ibu rumah tangga yang bertugas ngurus suami dan anak‐anaknya. Puasa sunat “senin‐kamis” sudah merupakan kebiasaan kedua orang tuaku, bahkan menurut emaku abah pernah ngabeuti (makan umbi‐umbian) selama empat 4
Perjalanan Hidupku 2012
puluh hari. Beliau berpendapat semua keinginan supaya tercapai kudu aya pameulina yaitu harus dibeli dengan jalan tirakat bertaqwa kepada Allah Swt dan juga tidak meninggalkan sholat lima waktu, pasti Allah Swt mengabulkan segala permintaan umatnya. Aku dan saudara‐saudara kandungku
Menurut cerita, katanya kedua orang tuaku berasal dari keturunan bangsawan. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi beliau sehingga anak‐anaknya disuruh sekolah setinggi tingginya. Abahku berpendapat bahwa supaya anaknya lebih maju dalam bidang pendidikan beliau menyekolahkan anak‐ anakya (kakak‐kakakku) ke Holland Inlanse School (H.I.S) sekolah Belanda setaraf Sekolah Dasar (SD) di kota Ciamis dan selanjutnya meneruskan ke Middelbare Mitgebreid Lager Onderwys (MULO) sekolah Belanda setaraf Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehubungan dengan keadaan politik pada waktu itu sekolah HIS dan MULO dibubarkan diintegrasikan dengan sekolah pemerintah, jadi anak abahku hanya sampai anak keempat sempat sekolah di HIS atau MULO. Anak‐anak ke lima sampai yang kesembilan aku sendiri sekolah di sekolah pemerintah dari mulai Sekolah Dasar sampai ke sekolah lanjutan. Setelah tamat sekolah Menengah Pertama di Ciamis melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi di Bandung bahkan kakakku yang nomor empat (kang Sudjai) setelah tamat SMA, melanjutkan sekolah ke negeri Belanda. Pada waktu itu hanya abahkulah di desa Karangkmulyan yang anak‐anaknya melanjutkan sekolah ke sekolah yang lebih tinggi. Akan tetapi, kawan‐kawan dan kerabat‐kerabatnya abah menyayangkan anak‐anak abah terutama anak laki‐laki keluar dari desa/kampung karena menurut mereka tidak ada yang akan mengurus kerbau dan mengurus sawah. Abah punya alasan mengapa anak‐anaknya disekolahkan ketingkat yang lebih tinggi, tidak disuruh ngurus sawah atau menggembala kerbau karena 5
Perjalanan Hidupku 2012
mengurus sawah atau menggembala kerbau bisa diupahkan kepada orang lain. Alhamdulilah anak‐anak abah sekolahnya selesai rata‐rata sampai tingkat lanjutan atas bahkan ada yang selesai dari Perguruan Tinggi. Sampai saat ini semua anak‐anaknya bisa hidup mandiri tidak saling menggantungkan satu dengan yang lainnya dan keturunannya (anak,cucu, buyut) hidupnya juga rata‐rata cukup, bertempat tinggal diluar desa karangkamulyan, mereka tersebar,diantaranya ada yang di Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang bahkan ada yang diluar negeri misalnya di Jepang, Ingggris, Rusia. Rupanya abahku saat itu sudah “future oriented” yaitu berorientasi kemasa depan melalui pendidikan, dimana melalui pendidikan nasib orang bisa berubah. Beliau bercita‐cita anak‐anaknya menjadi Amtenar (pegawai negeri). Beliau juga berpendapat anak merupakan tabungan dihari tua. Dengan menjadi Amtenar, kehidupan anak‐anak beliau di masa tuanya bisa terjamin, atau paling tidak, tidak menyusahkan orang tua. Koran dan majalah pengetahuan merupakan bacaan utama abahku. Koran dan bacaan tersebut dikirim tiap minggu dari Ciamis. Aku tidak mengenal kakek dan nenekku dari pihak abah, karena waktu aku lahir beliau sudah pada meninggal dunia, tapi kakek nenekku dari pihak Ema aku mengenalnya dengan baik, dipanggilnya bapak O’ang dan ma O’ang, beliau adalah petani kaya di kampungnya di Kedungcaung, desa Karangkamulyan. Abahku berhenti menjadi kuwu tahun 1951, dan pada waktu itu ada uga (ramalan) bahwa Bapak kuwu Martadihardja merupakan kuwu menak terakhir di Karangkamulyan. Aku sekolah di Desa Karangkamulyan hanya sampai kelas satu Sekolah Rakyat (sekarang Sekolah Dasar) untuk selanjutnya karena katanya aku ini sering sakit perut, dan kakak ipar tertuaku seorang mantri rumah sakit, maka supaya kesehatanku terkontrol, sekolahku dipindahkan ke Ciamis, bersekolah di Sekolah Rakyat /SR (sekarang sekolah Dasar) desa Kertasari tinggal bersama dirumah kakak tertuaku Hj.Rukmini yang menikah dengan H.Anwar Somantri, yang selanjutnya nanti mereka aku panggil dengan sebutan “ema” dan “apa”. Waktu itu umurku kurang lebih 8 tahun. Tidak bisa dipungkiri walaupun penuh kasih sayang dari kakak dan keluarganya, minggu‐minggu pertama tinggal bersama kakak tertuaku aku selalu ingat dengan orang tuakau terutama dengan ema yang sehari‐harinya menemaniku. Kalau malam hari, kadang aku menangis sendiri. Tapi lama kelamaan aku jadi terbiasa dengan keadaan sekelilingku. Kehidupan masa kecilku sangat indah dan manis, karena aku lahir dari orang tua yang utuh, penuh kasih sayang, begitu juga kakak‐kakakku sangat meyayangiku. Pada umumnya orang disekitarku dan orang dikampungku Bolenglang memanggilku“cep Aan”. Sejak kecil aku terkenal ramah (someah) bergaul dengan siapa saja tidak membeda‐bedakan orang kaya dan orang miskin, perasaanku semua orang sama dan semuanya menyayangiku. Abahku meninggal pada tahun 1954 secara mendadak tidak sakit terlebih dahulu, kemungkinan penyakitnya jantung, tapi tidak terdeteksi, menurut emaku, beliau tidak pernah mengeluh apa‐apa tentang kesehatannya. Emaku meninggal sepuluh tahun kemudian yaitu tahun 1962 juga secara mendadak dua hari menjelang lebaran Idul fitri. Saat itu sudah menjadi kebiasaan menjelang lebaran semua anak cucu yang tidak jauh dari rumah emaku, kumpul membuat kue atau membuat makanan untuk keperluan lebaran. Setelah bedug dzuhur berbunyi emaku menyuruh anak‐anak dan cucu‐cucunya untuk berhenti bekerja, nanti diteruskan lagi setelah sholat dzuhur. Emaku masuk kekamar mandi. Menurut ceu Onah 6
Perjalanan Hidupku 2012
kakak perempuanku nomor lima, dia mendengar suara ema lagi mandi, tapi lama‐lama tidak terdengar lagi suaranya, diketok‐ketok, dipanggil‐panggil ema tidak menjawab juga, ceu Onah curiga kemudian pintu didobrak, waktu masuk ke kamar mandi terlihat ema lagi bersandar di bak mandi, kemungkinan setelah selesai mandi terus wudhu (sudah pakai sarung dan ditangannya pegang handuk), kemungkinan pusing, karena tak tahan dengan pusing yang dirasakannya ema bersandar ke bak mandi. Mengetahui keadaan ema demikian Ceu Onah berteriak minta tolong, kakak‐kakak yang lain dan tetangga berdatangan karena disangka ada kebakaran. Ema digotong ketempat tidur, waktu ditempat tidur dipanggil‐panggil hanya menyahut, emmh…, lalu tidak bergerak lagi. Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun. Semua pada kaget karena setengah jam yang lalu kelihatannya sehat‐sehat saja tidak ada tanda‐tanda beliau akan meninggal dunia.. Ketika itu aku duduk di SMA kelas dua di Ciamis. Waktu Abahku meninggal, perasaanku antara sedih dan tidak, karena belum begitu”hideng” (mengerti), tapi waktu emaku meninggal rasanya sedih luar biasa dan betul‐betul merasa kehilangan, karena tidak bisa bertemu lagi dengan beliau yang selalu mendo’akan dan menyayangiku. Seperti telah diuraikan diatas, aku anak ke sembilan (bungsu nungtut) dari sepuluh bersaudara. Kakak perempuan tertuaku Hj.Rukmini menikah dengan H.Anwar Somantri (mantri rumah sakit Ciamis), waktu kecil aku memanggilnya akang (kakak) dan aceuk (kakak perempuan/ceuceu), tapi sejak aku tinggal dengan mereka, aku memanggil mereka ”ema” dan ”apa”. Beliau sangat menyayangiku, katanya abah pernah berpesan (beramanat), kepada”apa” Anwar Somantri, kata abahku titip cep Aan jangan lupa disekolahkan, mungkin abah melihat aku lincah dan “calakan” (berbakat), mungkin juga aku ini paling kecil (bungsu) masa dewasaku tidak akan katungkulan (disaksikan) oleh abah. Dalam susunan keluarga menurut daftar gaji pegawai “apa”, aku tertera sebagai anak nomor empat. “Kakak” tertua dari keluarga “apa” dan “ema” Teh Hj.Uum Umiyatna, tinggal di Ciamis menikah dengan guruku sejak di SMP dan SMA Ciamis bernama Pak Nukman.“Kakak” kedua kang Yoyo, menikah dengan ceu Entin juga tinggal di Ciamis.“Kakak” ketiga Teh Hj. Eti Umiyati menikah dengan kang Drs H. Kamal tinggal di Bogor. Yang keempat aku sendiri menikah dengan Asye Asiah, SE orang Banjar tinggal di Bandung, sedangkan “adik‐adikku” Dra Hj. Inne Sunarti Msc menikah dengan Ir.Apang Japari dan tinggal di Bandung. Hj. Yeti Haryati Bc.Hk menikah dengan Warya, SH tinggal di Surabaya. Ir. Hj. Teti Hartati menikah dengan Ir. Dado tinggal di Bogor dan si bungsu “Cucu” Iyus Rusyana menikah dengan Qorry Maskuroh dari Banjarsari tinggal di Ciamis dan sekarang mereka menempati rumah peninggalan “apa” dan”ema”. Aku sangat menyayangi “adik‐adikku”. Mereka memanggilku Aang (kakak), karena mereka memanggilku Aang, apa dan ema serta “kakak‐kakakku” juga memanggilku Aang. Aku sangat menyayangi dan mencintai semuanya, kemanapun pergi kami selalu bersama‐sama dan kami saling melindungi dan menyayangi. Kami selalu berkumpul bersama terutama waktu remaja dan mahasiswa di Bandung. Sebetulnya “adikku” Cucu masih mempunyai adik tetapi meninggal waktu masih balita. Kakakku yang kedua ceu Hj. Rukmita menikah dengan kang H.Hidayat tinggal di Banjar.Kakakku yang ketiga kang H.Otong Sujana menikah dengan ceu Tien tinggal di Tasikmalaya. Kakakku yang ke empat kang Ir. H.Suja’i menikah dengan ceu Iki (keluarga Witoelar) tinggal di Bangil Surabaya. Kakakku yang kelima ceu Hj. Onah menikah dengan kang Karya tinggal di Bandung. Kakakku yang keenam Ceu Hj. Yeni menikah dengan Drs H.Mochtar Abubakar, SE tinggal di Palembang. Kakakku yang ketujuh ceu Hj.Tatti 7
Perjalanan Hidupku 2012
Kartini (ceu Eulis) menikah dengan dr. Ruhaendi tinggal di Bandung. Kakakku yang kedelapan Kang Acep Ano Suwarno menikah dengan ceu Nani tinggal di Ciamis dan yang kesembilan Aku sendiri Aan Anwar menikah dengan Asye Asiah tinggal di Bandung. Semua keponakan‐keponakanku dari mulai anak kakak nomor dua sampai nomor delapan memanggilku “mang Aan”. Kalau dijumlahkan keponakanku ada 51 orang. Aku ini keluarga besar, selain 51 orang keponakan, juga terdapat cucu‐cucu, buyut (cicit) kakak‐kakakku yang seumuran. Waktu reuni keluarga besar Martadihardja dirumahnya Ir. Fredi Abdurahman (Engkang) anak dari kakakku no tujuh di Pasir Leutik (2003) berjumlah 220 orang, Subhanallah, sungguh luar biasa. Mungkin sekarang ini sudah bertambah banyak lagi. Waktu menulis otobiografi ini tepatnya Maret 2011, kakak‐kakakku dan kakak‐kakak iparku ada diantaranya yang sudah meninggal dunia yaitu “apa” meninggal pada tahun 1982. Waktu “apa” meninggal, sedihnya luar biasa dengan rasa penyesalan yang sulit dilupakan karena pada saat beliau meninggal aku tidak ada disisinya, padahal empat hari sebelumnya aku menjenguk beliau di rumah sakit Tasikmalaya. Pada saat itu kelihatannya kesehatan beliau baik‐baik saja tapi Allah Swt. berkehendak lain. Karena beliaulah aku bisa tegak seperti ini, sedangkan waktu itu aku belum bisa membalas kebaikannya, apalagi dalam bidang materi. Kasih sayang, peluk cium, beliau curahkan kepadaku, banyak sekali nasihat serta falsafah‐falsafah hidup yang beliau petuahkan kepadaku, beliau mengatakan “Aang kamu harus jadi jelema bener, sing aya kaboga (harus jadi orang benar,punya kemampuan)”. Yang patut dicontoh dari “Apa” adalah beliau, pekerja keras, selalu semangat dan tidak pernah mengeluh. Beliau bekerja setiap hari hampir 24 jam tanpa mengenal lelah . Aku belum pernah melihat “apa” mengeluh. Hidupnya seperti air mengalir begitu saja, membuat orang merasa sejuk.”Apa” orangnya pandai dan serba bisa, baik dalam bidang kesenian, olah raga (badminton), ataupun yang lainnya. Dalam bidang kesenian, pada tahun 1953, beliau pernah ikut drama bidang kesehatan dalam rangka memperingati hari jadi kesehatan dikaitkan dengan peresmian gedung DPRD Kabupaten Ciamis, mensosialisasikan arti pentingnya kesehatan ibu,terutama dalam bidang kebidanan (kesehatan ibu dan anak). Pada waktu itu “Apa” berperan sebagai seseorang yang mengantar seorang ibu (diperankan oleh ibu Abdulah Saleh) yang akan memanggil paraji (penolong yang melahirkan di kampung) yang disutradarai oleh Bapak Abdulah Saleh ahli kesenian di Ciamis. Bapak Abdulah Saleh adalah bapaknya Taty Saleh (penyanyi sunda kondang dari Ciamis). Dalam bidang olah raga, beliau adalah pemain bulutangkis yang handal, sampai‐sampai dipinggir rumah beliau membuat lapangan bulu tangkis, dan sering mengikuti pertandingan‐pertandingan baik didalam kota maupun luar kota. Kalau “Apa” bertanding aku dan adik‐adiku sering menontonnya. Dalam bidang keagamaan, beliau pandai membaca ayat‐ayat suci Al‐ Quran dan sering diminta untuk ceramah keagamaan, khotbah nikah, atau berdo’a. Dirumah sebulan sekali diadakan ceramah agama “bandung kuping” yang dihadiri oleh masyarakat sekampung, penceramahnya adalah ustad‐ustad kondang dari kota Ciamis, atau dari luar kota. Dalam pergaulan sehari‐hari, “apa” bergaul sangat supel, menolong tanpa pamrih adalah sifat baik beliau. Sifat inilah yang aku suka dan ditiru dalam kehidupanku sampai sekarang ini. Secara diam‐diam aku 8
Perjalanan Hidupku 2012
mengidolakan dan mengagumi “Apa”. Dalam kehidupanku aku meniru beliau, hanya aku tidak bisa menandingi kepiawian beliau dalam bidang apapun. “Apa”terkenal hampir diseluruh kabupaten Ciamis, beliau adalah mantri rumah sakit yang bertangan dingin (penyembuh), dirumah sakit rata‐rata orang ingin diobati oleh mantri Anwar karena berkeyakinan bahwa apabila ditangani oleh beliau pasti akan cepat sembuh. Selain dirumah sakit, kadang‐kadang beliau praktek juga dirumah, bahkan tidak segan menerima panggilan keluar meskipun jauh atau jam berapapun. Tidak ada istilah “menolak” bagi beliau untuk istilah yang sifatnya menolong. Itulah yang menyebabkan beliau sangat dikenal di masyarakat luas khususnya kota Ciamis dan sekitarnya. “Ema” meninggal pada tahun 2004, beliau adalah ibu rumah tangga yang bijak, penuh pengertian. Menolong tanpa pamrih, juga merupakan falsafah beliau, “lamun nulung batur ulah hayang dibales ku jelema eta,nu ngabalesna mah engke Gusti Allah”, (artinya kalau nolong orang lain jangan mengharapkan balasan dari yang ditolong,nanti Allah Swt yang akan membalasnya), oge jelema bedegong ulah dilawan bedegong (juga orang angkuh jangan dibalas angkuh). Semua adik‐adiknya termasuk aku sendiri menjadi tanggung jawab beliau tanpa ada perhitungan apapun. Beliau adalah panutan kami semua yaitu, sebagai “Good Mother” keluarga besar baik dari pihak “Ema” maupun “Apa”. Saking sayangnya padaku menurut cerita dari “adikku” Tetty Hartati, waktu “Ema” masih jumeneng (hidup) beliau berpesan “kade titip Aang, lamun aya nanaon kudu diajak badami Aang mah masih anak Ema” (awas titip Aang, kalau ada apa‐apa harus diajak berunding karena Aang masih anak Ema). Lahir batinku bicara bahwa Abahku adalah Martadihardja dan Emaku adalah Parmi. Akan tetapi, karena sejak kecil aku tinggal dengan kakakku maka mereka sudah kuanggap sebagai orang tua sendiri dimana aku memanggil mereka dengan sebutan “Apa” dan “Ema”. Enak tidak enak menjadi anak “angkat”, walaupun kelihatannya tidak ada apa‐apa, tenggang rasa pasti ada, dalam lubuk yang paling dalam kadang‐ kadang aku merasa berdosa karena mengaku orang tua ke “Apa” dan “Ema”. Aku sering berprasangka kemungkinan ada diantara putra‐putrinya yang tidak setuju untuk mengakui bahwa aku ini “anaknya”. Perasaan ini aku buang jauh‐jauh, dalam hidup tidak boleh cengeng dan mikir yang bukan‐bukan, buang‐ buang energi saja. Secara psychologis karena aku ini sejak kecil ikut dengan “Apa dan Ema”, hubungan batinku dengan beliau sangat erat, begitu juga sebaliknya. Umumnya masyarakat Ciamis mengenalku bahwa aku ini anak” apa” dan” ema”. Rasa takut dosa, selalu menghantui diriku karena mengaku orang tua pada “Apa” dan “Ema”, padahal mereka bukan orang tua kandung ku, maka sejak mahasiswa, aku sering berkonsultasi dengan sesepuh dan alim ulama tentang pengakuanku (keberadaanku) tersebut. Umumnya mereka mengatakan tidak apa‐apa, yang penting aku selalu terus mendo’akan mereka. Setelah dewasa dan sudah bekerja aku sering berkonsultasi juga dengan para alim ulama dan sesepuh tentang statusku ini, diantaranya aku berkonsultasi dengan Bapak Yogapranata orang tua sahabatku. Beberapa tahun silam aku juga berkonsultasi dengan Bapak Miftah Faridl, Bapak Muhtar Adam,dan terakhir sekali dengan Mamah Dedeh (melalui sahabatku sdr. Rosidin kakaknya mamah Dedeh).Beliau‐beliau itu mengatakan tidak berdosa, yang penting doa’kan mereka‐mereka itu, karena anak yang sholeh, ilmu yang diamalkan dan amal jariah yang diterima oleh Allah SWT. Anak yang sholeh pasti akan mendo’akan orang tuanya.
9
Perjalanan Hidupku 2012
Aku selalu mendoa’kan terutama setelah sholat wajib, baik untuk Abah dan Ema maupun untuk “Apa” dan “Ema”, mudah‐mudahan beliau diterima iman Islamnya, diampuni segala dosa‐dosanya, diterangkan dialam kuburnya dan selalu ada disisi Allah Swt selamanya. Amiin Artinya: Ya Allah, ampunilah aku,ibu bapak ku dan kasihilah mereka berdua,sebagai mana mereka mengasihi aku sewaktu kecil. Setelah berkonsultasi dengan para alim ulama, atau para sesepuh lainnya hatiku ini merasa tenang. Kakakku yang kedua Hj.Rukmita meninggal tahun 1997, suaminya H.Hidayat meninggal 1985. Kakakku yang ketiga H.Otong Sudjana meninggal pada tahun 2009. Kakak ipar laki‐lakiku dr. Aceng Ruhaendi meninggal tahun 1978, istrinya adalah kakakku nomor 7 meninggal secara mendadak tahun 2010. Kakak laki‐lakiku yang kedelapan kang Acep Ano Suwarno meninggal pada tahun 1997. Jadi kakak kandungku yang telah meninggal semuanya sebanyak 5 orang. Sisanya tinggal empat lagi, udah pada sepuh‐sepuh, hampir seminggu sekali kami saling berhubungan menanyakan kesehatan,masing‐masing saling minta maaf dan saling mendo’akan agar selalu dalam lindungan Allah Swt selamanya. 1.2 Aku dan Keluargaku Aku menikah tanggal 19 Januari tahun 1974 dengan Asye Asiah seorang gadis putri ke tiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H.Surdja dan Ibu Hj. Siti Hanah pengusaha tembakau terkemuka di Banjar Patroman Ciamis. Beliau adalah tokoh masyarakat dan sesepuh kota Banjar Patroman. Waktu menikah Asye masih duduk dibangku SMA Banjar kelas lll, baru saja dibagi raport kwartal pertama. Guru‐ gurunya heran kenapa orang tua Asye tidak menunggu sampai Asye tamat kelas tiga padahal ujian akhir tinggal beberapa bulan lagi. Mereka menyayangkan karena Asye murid yang pintar, berprestasi dan aktif disekolahnya baik di OSIS maupun PRAMUKA. Pada waktu aku datang ke sekolah Asye untuk menjemput dan mengambil surat pindah karena Asye akan meneruskan sekolah di Palembang, aku bertemu dengan beberapa orang guru‐guru Asye yang secara kebetulan adalah teman‐temanku waktu di SMA, bahkan direkturnya ternyata familiku. Setelah mengetahui bahwa Aku yang akan menikahi Asye, mereka mengucapkan selamat dan aku langsung mengundangnya pada acara pernikahanku. Aku menikah pada malam hari karena menurut perhitungan orang “pinter”, katanya, agar pernikahanku berjalan lancar serta rumah tanggaku nantinya mulus rahayu (bahagia), maka pernikahanku harus dilaksanakan pada malam hari setelah sholat Isya. Dua hari setelah menikah Asye langsung diboyong ke Palembang dan alhamdulillah dapat meneruskan sekolah di SMA Palembang sampai lulus kelas tiga. Karena aku akan meneruskan kuliah di Australia, untuk sementara istriku akan tinggal di Bandung maka Asye ikut testing di UNPAD dan diterima di Fakultas Sastra Jerman. 10
Perjalanan Hidupku 2012
Tugas belajar di Australia 1975
Mahasiswa Indonesia berfoto bersama didepan kampus
11
Perjalanan Hidupku 2012
Sahabat‐sahabatku berfoto didepan sidney opera house
Pada saat aku berangkat ke Australia, istriku dalam keadaan mengandung delapan bulan anak pertama, sehingga untuk menjaga kesehatan janin yang dikandung,kuliahnya di UNPAD tidak dilanjutkan dan untuk sementara istriku tinggal di rumah orang tuanya di Banjar sampai kemudian anakku yang pertama (Astri) lahir disana. Setelah pulang dari Australia aku mulai bertugas lagi jadi dosen di Universitas Sriwijaya (UNSRI) keluargaku kuboyong lagi ke Palembang, kemudian lahir anak kedua (Airin). Sebetulnya aku menginginkan istriku melahirkan anak keduaku di Palembang, tapi atas permintaan mertuaku dan orang tuaku mereka menyarankan agar istriku melahirkan di Banjar karena berabe untuk ngalongokna (menengoknya). Selama waktu di Palembang, karena kesibukan mengurus anak waktu itu, istriku tidak sempat kuliah di Palembang walaupun hasrat untuk kuliah lagi tetap tinggi. Beberapa tahun kemudian (1977) aku pindah kerja ke Bandung mengajar di Jurusan Antropologi, Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, pada saat itulah istriku berkesempatan melanjutkan kuliah di Akademi Bahasa Asing (ABA) jurusan Bahasa Inggris, karena berbagai hal dari ABA pindah ke Universitas Terbuka (UT) mengambil jurusan Ekonomi dan dilanjutkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Bandung Raya, sehingga bisa menyelesaikan kuliahnya dan menyandang gelar Sarjana Ekonomi (SE) tahun 2002, selesainya bersamaan dengan anakkku nomor tiga yang lulus dari jurusan geologi UNPAD. Menurut istriku motivasi menyelesaikan kuliah adalah selain untuk mencari ilmu juga untuk menambah spirit anak‐anak supaya lebih giat lagi belajar. Walaupun tidak lama pacaran aku dan Asye istriku ngerepok, kata orang nurub cupu (berjodoh baik dan cocok atau pantas). Sampai saat ini aku telah dikaruniai empat orang anak (3 orang perempuan dan 12
Perjalanan Hidupku 2012
satu orang anak laki‐laki) dan 6 orang cucu (2 cucu perempuan dan 4 cucu laki‐laki). Anak‐anakku aku beri nama dengan penuh arti agar menjadi anak yang sholeh dan solehah. Kami berharap dalam kehidupannya kelak akan menjadi anak yang berguna bagi orang tua, agama, nusa, dan bangsa. Kami membesarkan anak‐ anakku dengan penuh kasih sayang. Supaya menjadi anak yang”utama”maka semua anak‐anakku diberi nama dengan nama awal A, juga dikaitkan dengan nama awalku A (Anwar) juga nama istriku A (Asye). Pada waktu ibunya mengandung, kami sudah menyiapkan nama untuk anak‐anakku yang dikaitkan dengan nama‐nama yang beken dan besar (punya potensi), dengan harapan setelah lahir dan besar nanti anak‐anakku juga kelak bisa seperti itu. Anak yang pertama perempuan aku berinama, Astri Retna Diarti (lahir 7 maret 1975). Nama Astri diambil dari nama“penyanyi cilik Astri Ivo yang lagi beken‐bekennya pada waktu itu. Nama Retna diambil dari “bulan Maret” karena dia lahir pada bulan Maret. Nama Diarti diambil dari kata “penuh arti”. Jadi nama “Astri Retna Diarti”diharapkan nantinya akan menjadi “anak yang beken dan sholeh yang lahir bulan Maret dengan penuh pengertian, peduli terhadap orang tua maupun lingkungannya”. Anak yang kedua kuberi nama Airin Rachmi Diany (lahir 28 Agustus 1976). Nama Airin diambil dari nama “Airin Sutanto (tulis Irine Sutanto) putri Indonesia mahasiswa Psychologi Universitas Indonesia,yang otaknya briliant”. Nama Rachmi diambil dari kata yang berarti “penuh rahmat”sedangkan nama Diany diambil dari kata yang artinya “pelita/penerang”. Jadi nama “Airin Rachmi Diany” artinya diharapkan nantinya akan menjadi “anak yang cerdas, penuh rahmat dan penerang bagi keluarga dan umat manusia”. Anak yang ketiga laki‐laki aku beri nama, Aldrin Ramadian (lahir 19 juni 1978). Nama Aldrin diambil dari nama belakang astronot Amerika yang beken karena menjelajah ke bulan,“Edwin Aldrin” sedangkan nama Ramadian diambil dari kata “Ramadhan” yang artinya bulan penuh berkah karena dia lahir pada bulan Ramadhan. Jadi nama “Aldrin Ramadian”artinya diharapan nantinya akan menjadi “anak yang pinter dan penuh berkah”. Kemudian anak yang bungsu perempuan diberi nama, Angke Rafalrizki (lahir 1 juli 1983).Nama Rafal diambil dari “seniorku yang pintar dan cantik”, dan rizki adalah penuh rizki yang kebetulan sekali waktu anakku ini dilahirkan aku baru pindah kerja dari dosen di Universitas Padjadjaran ke PLN Proyek Induk Pembangkit Hydro Jabar (PLN PIKITDRO JABAR), yang artinya karena rejeki anaklah aku bisa pindah kerja dari UNPAD ke PLN. Jadi nama “Angke Rafalrizki” artinya diharapkan nantinya akan menjadi “anak yang cantik dan penuh rizki” Emaku, mempunyai kebiasaan dan kepercayaan katanya kalau anaknya lahir agar “luhur harkat gede darajatna” (tinggi martabatnya dan tinggi derajatnya) begitu lahir sebelum kena air, harus disiram dulu dengan air kelapa yang diambil langsung dari pohonnya dan kelapa tersebut jangan menyentuh tanah. Hal ini aku lakukan untuk semua anak‐anakku dan cucu‐cucuku percaya atau tidak wallohu a’lam bisawab. 13
Perjalanan Hidupku 2012
Aku,istriku, anak‐anakku dan mantu‐mantuku
Bersama anak,menantu dan cucu dalam rangka ulang tahun Wawan mantuku
14
Perjalanan Hidupku 2012
1.2.1 Pendidikan Bagi Anak‐Anakku Sebagai orang tua kami harus menjadi idola anak‐anaknya. Jauhkanlah pribahasa “guru kencing berdiri,murid kencing berlari”, karena seorang anak sedikit banyak akan meniru perbuatan atau kelakuan orang tuanya. Aku dan istriku berusaha harus berprilaku baik agar menjadi panutan bagi anak‐anaknya. Karena didalam lingkungan keluarga terdapat proses enkulturasi yaitu suatu proses dimana seorang anak menerima dan memiliki kebudayaan kelompoknya. Yang dimaksud dengan kelompok disini adalah kelompok keluarga. Pertama‐tama anak akan melihat bagaimana prilaku orang tuanya dan saudara‐ saudaranya sehari‐hari. Jadi dalam hal ini seorang anak akan belajar bagaimana pranata‐pranata sosial yang ada dalam keluarganya. Aku ajarkan bagaimana arti pentingnya pendidikan. Prinsipku tentang pendidikan sama dengan kedua orang tuaku yaitu pendidikan merupakan faktor utama dalam kehidupan manusia dimasa datang. Karena pendidikanlah kehidupan manusia bisa berubah, maju mundurnya kehidupan seseorang tergantung dari bagaimana cara orang tersebut memandang tentang arti pentingnya pendidikan. Aku sering mencermati dan menanyakan bagaimana “resepnya” terhadap keluarga yang anak‐ anaknya sukses atau berhasil dalam pendidikan . Sebagai salah satu contoh kakakku nomor enam (Ceu Yeni dan Kak Mochtar) anaknya sembilan jadi sarjana semua dan sarjananya tersebut bervariasi, kakakku nomor tujuh (Ceu Eulis dan Kang Ruhaendi) anaknya enam jadi sarjana semua, begitu pula aku cermati orang tua sahabat‐sahabatku, tetangga‐tetanggaku di komplek umumnya anak‐anaknya berhasil menyelesaikan sekolahnya dari Perguruan Tinggi. Selain itu aku pelajari juga keluarga‐keluarga yang yang berkecukupan, tapi anak‐anaknya kurang sukses dalam bidang pendidikan. Setelah aku cermati dan teliti ternyata peranan orang tua terutama ibu sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pendidikan anak. Bagi seorang anak supaya berhasil dalam pendidikan yang harus diketahui oleh orang tua adalah: Pertama kita harus mengetahui prilaku anak kita sendiri untuk belajar karena dalam suatu keluarga terdapat 2 (dua) tipe perilaku kemauan anak untuk belajar yaitu: tipe anak yang kalau belajar tidak usah disuruh‐suruh, mereka, belajar atas kemauan sendiri dan tipe anak yang kalau belajarnya harus disuruh‐ suruh. Menurut pengamatanku rupa‐rupanya anak‐ anakku termasuk tipe belajarnya harus disuruh suruh, tanpa disuruh kurang adanya kemauan sendiri untuk belajar oleh karena itu aku dan istriku jangan lengah, harus turun tangan untuk mengawasi belajar anak‐anakku secara ketat. Disinilah peranan penting kedekatan orang tua terhadap anaknya sehingga anaknya bisa dibimbing untuk belajar secara maksimal. Kalau ada anakku yang malas‐malas belajar, aku dan istriku selalu memberi pengertian “mengapa mesti belajar” dan “mengapa harus pinter”. Tidak ada manusia yang bodoh, yang harus ada pada manusia adalah kemauan “There a will there is a way” ada kemauan pasti ada jalan. Aku beri contoh yang kongkrit dalam kehidupan sehari‐hari tentang keberhasilan atau ketidak berhasilannya seseorang. Orang yang berhasil dalam kehidupan umumnya adalah orang yang mau belajar dan berkemauan keras. Aku tanamkan kepada anak‐anakku Hadist Rosul antara lain berbunyi :”Tuntutlah ilmu dari buaian ibu sampai ke pintu kubur. Tuntutlah ilmu walau sejauh ke negeri Cina. Bagi siapa yang ingin menguasai dunia maka harus menguasai
15
Perjalanan Hidupku 2012
ilmu dan bagi siapa yang ingin akhirat juga harus menguasai ilmu, dan bagi yang ingin menguasi keduanya juga harus menguasai ilmu” Sebagaimana Firman Allah: ☺
⌧ ⌧
☺
☺
“Hai orang‐orang yang beriman,apabila dikatakan kepadamu:”Berlapang‐lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu”. Dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu ,maka berdirilah, Niscaya Allah akan meninggikan orang‐orang yang beriman diantaramu dan orang‐orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.58 All Mujadillah : 11). Kedua seorang anak jangan diberi uang berlebihan secukupnya saja, karena kalau seorang anak diberi uang berlebihan untuk pergi kesana‐kesini akan lebih leluasa karena punya uang, anak akan membeli barang‐barang yang kurang bermanfaat. Ketiga seorang anak harus bisa mempertanggung jawabkan apa yang mereka telah perbuat. Sejak kecil terutama sejak masuk taman kanak‐kanak, aku tanamkan baik‐baik terhadap anak‐ anakku agar belajar disiplin, berbudi luhur, belajar sopan santun, belajar budi pekerti, belajar bertanggung jawab, dan belajar menghargai waktu. Masuk kelas satu sekolah dasar (SD) aku ajari lagi dirumah semua pelajaran yang didapat dari sekolah. Belajar itu harus tiap hari tidak hanya kalau ada ulangan saja. Aku dan istriku mengajari anak‐anakku dari mulai belajar membaca, menulis, berhitung. Istriku Asye lebih fokus mengajari berhitung atau matematika karena pelajaran matematikanya lebih baik dariku. Agama merupakan pegangan hidup bagi semua umat manusia begitu juga untuk keluargaku. Aku panggil guru ngaji kerumah untuk mengajari ngaji anak‐anakku. Anak‐anakku harus bisa baca qur’an karena kelak jika aku dan istriku meninggal anak‐anak bisa membaca qur’an dan berdoa untuk orang tuanya. Setiap subuh dan magrib diusahakan sholat berjamaah, dan aku adalah imamnya. Jadi semua anak‐anakku sudah terbiasa bangun pagi karena akan sholat subuh. Kalau tidak ada keperluan lain menjelang magrib harus sudah dirumah, ayam juga kalau sudah sore ngandang apalagi manusia magrib diusahakan harus sudah dirumah karena akan sholat magrib berjamaah. Aku akan marah kalau ada anakku keluar rumah tidak memberi tahu ngaleos teu bebeja (pergi tanpa memberi tahu). Semua anggota keluargaku termasuk aku dan istriku kalau keluar rumah harus ada rencana atau tujuan. Misalnya akan kemana, sampai jam berapa, dengan siapa. Kebersamaan, saling sayang menyayangi dan menghormati antar adik kakak, selalu aku tanamkan pada anak‐anakku hal ini aku lakukan dengan cara, kalau ada salah seorang anakku yang ulang tahun 16
Perjalanan Hidupku 2012
termasuk aku dan istriku sudah menjadi kebiasaan bagi keluargaku untuk berkumpul makan bersama, disitulah biasanya berdoa bersama dan aku sendiri memberikan wejangan tentang arti dan makna kehidupan. Ketika anak‐anakku sudah besar dan sudah berkeluarga karena kesibukan masing‐masing, aku biasakan kalau ada salah seorang anggota keluarga yang berulang tahun, satu sama lain harus mengucapkan selamat melalui telepon atau SMS, dan saling mengingatkan pada saudara lainnya kalau‐ kalau mereka lupa karena kesibukannya masing‐masing, kadang aku juga lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahun istriku tercinta, ucapan selamat aku sampaikan setelah diberi tahu oleh anak‐anakku. Mulai kelas lima mulai diajari B.Inggris. Nonton TV hanya diperbolehkan kalau malam minggu atau hari libur. Selain harus pandai di sekolah anak‐anakku juga harus punya keterampilan lain yang perempuan harus menguasai beberapa tarian, dan yang laki‐laki harus bisa bela diri maka untuk anak laki‐laki aku masukan bela diri karate dan yang perempuan aku masukan ke sanggar tari. Selain itu baik anak laki‐laki maupun anak perempuan aku latih supaya bisa berenang. Aku ajarkan pada anak‐anakku untuk bisa menghargai uang dan waktu. Uang harus dicari, penghargaan terhadap uang jangan ditinjau dari besar kecilnya uang tersebut tapi ditinjau dari keperluan, dan kita harus pinter dan bekerja untuk mendapatkan uang. Aku biasakan seandainya ada permintaan anak tidak masuk diakal atau berlebihan misalnya waktu anak‐anak masih kecil minggu yang lalu baru beli mainan minggu ini minta dibelikan mainan lagi, aku berusaha “tega”, tidak membelikan barang tersebut. Sebetulnya hati kecil tidak tega tapi aku berusaha untuk tega karena aku berpendapat mendingan nangis waktu kecil daripada sudah besar nanti “teranja‐ anja”. Aku tanamkan kalian musti pinter, nanti kalau pinter jika sudah besar apa yang kalian inginkan pasti tercapai. . Kemanapun pergi harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan (on time).Seorang anak harus menghargai waktu, karena ada pepatah yang menyebutkan “waktu adalah uang”, artinya jangan menyia‐nyiakan waktu, karena waktu tidakakan kembali. Seperti yang tertera dalam Quranulkarim:
☺
1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar‐benar dalam kerugian, 3. kecuali orang‐orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(Q.S Al‐Ashr 1‐3) Dalam mata pelajaran jika ulangan atau ujian nilainya jelek karena tidak belajar aku akan marah besar, tapi kalau sudah belajar maksimal dan nilainya juga masih jelek aku tidak akan marah, hanya aku “rerema” (nasehati) lain kali belajar lebih giat lagi. Aku ngga pernah memberi hadiah baik uang ataupun barang seandainya ada anak‐anakku jadi juara kelas atau jadi juara apapun (berprestasi),karena prestasi baik, aku tanamkan, bukan untuk siapa‐siapa tapi untuk dirinya sendiri. Alhamdulillah dengan melihat pengalaman bagaimana cara mendidik anak baik dilingkungan keluarga sendiri maupun dari luar lingkungan kelurga seperti orang tua sahabat‐sahabatku, keempat anakku bisa menyelesaikan kuliahnya, anak yang pertama Astri Retna Diarti S.Sos Sarjana Antropologi dari 17
Perjalanan Hidupku 2012
Fakultas Ilmu sosial Politik Universitas Padjadjaran (UNPAD), Anak nomor dua Airin Rachmi Diany SH,MH, Sarjana hukum dari Universitas Parahyangan (UNPAR), Notaris dan Hukum Business (MH) dari UNPAD, anak nomor tiga Aldrin Ramadian ST, Msc sarjana geologi dari UNPAD dan Master dari St Petersburg University Rusia. Aku menyempatkan menengok anakku sekalian jalan‐jalan ke Rusia waktu anaku mengambil S2 nya di Rusia, dan sekarang ini anaku nomor tiga sedang mengambil S3 nya di Universitas yang sama di St Petersburg Rusia. 18
Perjalanan Hidupku 2012
Aku dan istriku berfoto di Rusia
Yang bungsu nomor empat Dr Angke Rafalrizki lulus cum laude dari Fakultas Kedokteran UNPAD, sekarang berada di Inggris (London) mengikuti suaminya yang sedang mengambil S3. Pada bulan Agustus 2011 aku dan istriku sempat menengok anakku sekalian menengok cucu baruku, yang ada di Inggris. Aku dan istriku berfoto dgn latar belakang Big Ben di London
19
Perjalanan Hidupku 2012
Peristiwa‐peristiwa penting yang membahagiakan setiap orang tua pada umumnya adalah pertama pada waktu anaknya lahir kedunia dengan selamat, kedua waktu lulus ujian sekolah dasar sampai lulus perguruan tinggi, ketiga waktu menikah. Begitu juga bagiku rasa bersyukur kehadirat Allah SWT dan kebahagiaanku yang tidak terhingga ketika anakku nomor empat menikah tanggal 20 Oktober 2009. Pernikahan anakku yang bungsu (Angke dan Indra Gunawan)
Karena ini merupakan pernikahan anakku yang bungsu, sehari sebelum dilangsungkan akad nikah aku kumpulkan semua anak‐anakku, mantu‐mantuku dan cucu‐cucuku. Pada waktu itulah aku ungkapkan kebahagiaanku, rasa syukurku, aku memberikan sedikit wejangan diantaranya: Semoga Allah Swt mengabulkan permintaanku, setelah Angke (si bungsu menikah) tidak akan ada pernikahan lainnya diantara anak‐anak abah cukup semuanya menikah sekali saja, selain itu aku sampaikan juga bagaimana cara membina rumah tangga yang baik yang sakinah mawadah warohmah, Untuk mencari”keseimbangan’ antara duniawi dan ukhrowi dalam proses perjalanan hidup dan kehidupan kita ini, kita harus berpegang teguh pada Al qur’anul Karim dan Al Hadist sebagai pedoman dan alat ukur (barometer), sehingga proses perjalanan hidup dan kehidupan kita sampai keujung jalan duniawi ini, selalu berada pada garis shirotolmustaqim dan selalu beredar pada pusat orbit yang ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana Firman Allah : ☺ ☯ ☺ ⌧ ☺ Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang‐orang yang berbuat kerusakan. (Q.S.Al Qashash : 77). 20
Perjalanan Hidupku 2012
Belajar Al‐Qur’an dengan sungguh‐sungguh sehingga dapat membaca Al‐Qur’an dengan baik dan benar, kajilah Al Qur’an sehingga dapat memahami petunjuk yang terdapat didalamnya, kerjakanlah apa yang diperintah Allah, jauhilah apa yang dilarang Allah. “Tingkatkan kecerdasan akal dan kemampuan intelektual (IQ) Tingkatkan kecerdasan qolbu dan emotional (EQ) Dimensi Emosi Tingkatkan kecerdasan dan kemampuan Spiritual (SQ) Dimensi Illahi Tingkatkan Imam dan Taqwa (IMTAQ) Tingkatkan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK)” Manfaatkan waktu jangan sampai sia‐sia untuk berbakti. Upayakan menebar benih yang unggul sehingga kalian dapat hasil berkwalitas tinggi yang dikehendaki dan diridhoi Allah Azza Wajallah. Hiduplah selalu dalam kebersamaan, kerukunan, kedamaian tolong menolong bahu membahu terutama dengan saudara, hingga mencapai kedamaian, yang diridhoi Allah dalam hidup dan kehidupan didunia yang fana ini. Didiklah anak‐anakmu dengan baik, agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah, jangan meninggalkan sholat yang lima waktu banyak‐banyaklah bertaqwa kepada Allah Swt. Selain itu sambil ngobrol‐ngobrol santai aku sering mengatakan dan berpesan pada anak dan menantuku: 1.Senantiasa harus bersyukur pada nikmat Allah 2.Jangan sekali‐kali mempersekutu Allah 3.Senantiasa ingat bahwa Allah maha mengetahui setiap perbuatan sekecil apapun,sebagaimanan Firman Allah: ☺ ☺ ⌧ ☺ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasannya) dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun,niscaya dia akan melihat (balasannya) pula (Q.S.Al Zalzalah : 7,8). 4.Senantiasa beramal sholeh yaitu: • Perbuatan yang difasilitasi melalui hati, lidah dan otak (niat,ikrar,zikir dan fikir) • Perbuatan yang difasilitasi ilmu dan teknologi (IPTEK), nasehat, motivasi dan solusi • Perbuatan yang difasilitasi anggota badan (sholat,ibadah haji,kerja gotong royong) • Perbuatan yang difasilitasi harta (zakat,infak, sodaqoh) • Perbuatan bersinergi dalam pergaulan (manajemen gaul = salam, sapa, senyum, sopan, santun, maaf, tolong menolong, terimakasih, jangan lupa akan kebaikan orang lain yang telah menolong) • Jauhkan dari penyakit hati (rohani) seperti iri, dengki, jail kaniaya, dendam, su’udzon, serakah, pelit, sombong, angkuh, ngerumpi dll. 21
Perjalanan Hidupku 2012
• • • •
•
Senantiasa mengajak mengerjakan yang baik dan mencegah perbuatan tercela, keji dan mungkar. Bersabarlah terhadap apa yang menimpamu Jangan sombong angkuh dan arogan Jangan bohong, karena kebohongan menipu dirimu sendiri. Sekali lancung keujian,seumur hidup orang tak percaya,dampaknya kesejahteraan kabur, kredibilitas hancur, akhlak luntur, sinergi runtuh, ekonomi rubuh. Senantiasa berfikir positif
Alhamdulillah karena adanya rasa saling percaya diantara aku dan istriku dan adanya saling pengertian membuatku dan keluargaku menjadi tenang dan tentram. Sampai saat ini aku dan istriku menjadi idola anak‐anakku dan cucu‐cucuku. ☯ ☺ ⌧ ”Dan diantara tanda‐tanda kekuasaan‐Nya. Dia menciptakan untuk kamu istri dan jenismu supaya kamu tentram bersamanya. Dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda‐tanda bagi orang yang berfikir”. (Q.S.Ar‐rum 21) Keluargaku: Drs.H.Anwar Martadihardja MM, dan H. Asye Asiah SE No Anak Mantu 1
Astri Retna Diarti Sos (Astri)
Joko Nugroho Bsc (Okky)
Deano Alfath Nugroho
Adwino Sajid Nugroho
2
Hj.Airin SH,MH (Airin)
Ratu Ghefira Wardana
3
Aldrin Rama Dian ST,Msc (Aldrin) Dr Angke Rafalrizki (Nongke)
Irine Briscova Bsc ( Ira ) Indra Gunawan ST,Msc (Igun)
Dinara Briscova Aldrinov
4
Rachmi
Diany H.Tubagus B.Bus (Wawan)
Chaery
1.2.2 Bagiku Orang Tuaku Adalah Segalanya 22
Cucu
Wardana Tubagus Ghifari Al Chusaeri Wardana
Marhamah
Rakeem Abdiel Gunawan
Perjalanan Hidupku 2012
Tidak bisa dipungkiri aku bisa seperti ini karena jasa orang tuaku. Orang tuaku tersebut adalah orang tua kandungku Abah Kuwu Martadihardja bin Martamanggala (alm), ibuku Parmi binti Parma Djayawianta (alm), kakak tertuaku ( orang tua angkatku ) “Apa” H.Anwar Somantri bin Mudasan (alm), “Ema” H.Rukmini binti Martadihardja (alm), dan mertuaku Bapak H.Surdja bin Adhuri, ibu H.Siti Hanah binti Rudjai. Mereka‐mereka itulah orang tuaku yang kusayangi, dan kukasihi dan bagiku mereka itu adalah segalanya. Aku tak kan bisa melupakan mereka walau sedetikpun. Banyak kenangan manis yang merasuk kedalam diriku, dan yang tak kan pernah kulupakan terutama rasa kasih sayang. Terlalu banyak jasa‐jasa yang telah mereka berikan kepadaku, aku tidak bisa dan belum bisa membalasnya. Allah Swt, memerintahkan kepada umatnya agar senantiasa berbuat baik kepada orang tua (ibu dan Bapak) sebagaimana Firman Allah:
☺
⌧ ☺ ☺
⌧ ☺
☺
⌧
☺
“Dan Tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hedaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik‐baiknya. Jika salah seorang diantara keduanyaatau kedua‐duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali‐kali mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah perkataan yang mulia.”( Q.S.Al Israa:23). Selain itu aku ingat pula “pupujian” pelajaran akhlak waktu sekolah agama tentang bagaimana seorang anak kalau dipanggil oleh orang tua adalah sebagai berikut: Akhlak Rerencangan sadayana (kawaan‐kawan semuanya) Pameget sareng Istrina ( laki‐laki dan perempuan) Urang kedah ariatna ( kita harus waspada dan hati‐hati) Ngaladenan ibu ramana (meladeni ibu dan bapaknya) Mun urang disaur gancang (kalau dipanggil cepat nyamperin) Nembalan barina leumpang (menyahut sambil berjalan ) Tong talangke kudu gancang (jangan lambat/susah harus cepat‐cepat) Bari tungkul ulah bedang (menundukan kepala jangan dongah) Sesuai dengan uraian diatas Alhamdulillah perasaanku selagi Abah dan ema serta “Apa dan ema” masih jumeneng (masih hidup) aku ini tidak begitu membuat pusing beliau, segala perintah atau sarannya aku selalu berkata “mangga” (Iya) jarang membantah walaupun pelaksanaannya difikirkan bagaimana nanti. Begitu pula dengan mertuaku yang masih jumeneng, aku selalu menurut dan berusaha membahagiakan beliau walaupun bukan berbentuk materi. Apa kemauan beliau, selalu diturutnya, sesuai dengan kemampuanku, begitu pula istriku sepertinya “sabda indung sabda ratu” apa yang diperintahkan oleh orang tuanya terutama ibunya pasti diturutnya walaupun kadangkala tidak sesuai dengan hati nuraninya. 23
Perjalanan Hidupku 2012
Dibawah ini akan aku uraikan bagaimana sosok para orang tuaku yang telah menjadikan aku seperti ini: 1.2.2.1 Abah dan Ema Sejak kecil kedua orang tua kandungku (Abah dan Ema) membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan disiplin. Tidak banyak kenangan bersama Abah karena sejak umur 8 tahun aku sudah ikut dengan “apa dan ema”, hanya aku ingat Abah orangnya sangat berwibawa disegani masyarakat dan tidak banyak bicara. Menurut berita, kalau rentang‐ rentang dari kejauhan ada Abah mau lewat karena takut dan segan, bagi mereka yang rumahnya akan dilewati abahku, mereka langsung masuk rumah atau menghindar. Semua orang tua termasuk juga abahku sangat sayang dan mencintai pada putra putri dan cucu‐ cucunya, tapi sayangnya tersebut tidak diperlihatkan, hal ini dibuktikan : Biasanya anak‐anak kampung bermain kereta‐keretaan dengan cara menyambung‐nyambungkan pelepah enau kemudian dipasang seperti rel kereta api yang disebut sosorodotan dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah. Kemudian dibikin sadel juga terbuat dari pelepah enau juga, dengan sadel itulah meluncur dari tempat yang tinggi sampai ketempat yang datar. Setelah sampai ditempat yang datar sadel diangkat lagi keatas untuk meluncur kembali. Begitulah dilakukan secara bergantian. Aku kakakku kang Acep serta “kakakku” kang Yoyo dan kawan‐kawan kampung lainnya bermain sosorodotan dengan riang gembiranya. Tiba giliranku karena aku masih kecil ditengah perjalanan kurang keseimbangan dan jatuh agak luka sedikit. Tidak tahu dari siapa Abah mengetahui hal ini, dengan tidak banyak bicarara sosorodotan tersebut dibongkar dipotong‐potong. Itulah menandakan bukti sayangnya Abah bahwa anak‐anaknya tidak boleh bermain yang dapat menimbulkan kecelakaan, sebagai gantinya beliau membuatkan ayunan untuk anak‐anak dan cucu‐cucunya. Aku mengenal Ema dekat sekali, beliau sangat baik tumanya (ramah) dan toleran betul‐betul ibu rumah tangga yang khusus mengurus anak dan suami, daya intelektualnya kelihatan sekali, beliau adalah sosok ibu yang cerdas. Tiap orang yang datang kerumah harus disuguhi cai‐cai bae mah (walaupun hanya sekedar air putih) Selain itu beliau piawai membuat kue. Dirumah keler (toples) tidak pernah kosong, menurut beliau makanan dirumah harus selalu ada, tidak repot‐repot kalau ada tamu atau anak cucu datang. Ema menginginkan semua ana‐anak dan cucu‐cucunya jadi orang, aku juga heran, dirumah ema waktu di kampung cibeka, pelita (cempor) selalu nyala ditaruh diatas hawu (tungku), pernah aku tanyakan untuk apa fungsinya, dan ema menjawab bahwa tujuannya adalah supaya anak cucu ema dicaangkeun pikiranana sareng diencerkeun otakna (diterangkan pikiran dan diberi kecerdasan dalam berfikir). Benar atau tidaknya Wallahu Alam Bisawab. 1.2.2.2 “Apa” dan “Ema” 24
Perjalanan Hidupku 2012
Beliau adalah kakak tertuaku dan bisa kusebut orang tua angkatku. Beliau membesarkanku dengan penuh kasih sayang, mendidikku, membiayai kehidupanku, menyekolahkanku dari mulai Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, bahkan setelah berumah tanggapun beliau membimbingku, membantuku baik moril maupun materil. Ya Allah, telah banyak sekali jasa‐jasanya yang telah diberikan padaku tidak mungkin aku bisa membalasnya, hanya do’a dan tingkah laku budi baiklah yang bisa kupersembahkan kepada “orang tuaku”. Setiap orang tua pasti menyayangi anak‐anaknya euweuh anak pipilihan (tidak membeda‐bedakan anak) yang ada hanya perlakuan, hal ini tergantung dari sifat dan karakter si anak itu sendiri. Begitu juga dengan “ema dan apa” mereka sangat menyayangi anak‐anaknya, terutama “ema” sosok ibu yang bijaksana, segala permasalahan beliau selesaikan dengan baik, tidak hanya untuk anak‐anaknya saja juga untuk adik‐adiknya dan kerabat‐ kerabat lainnya. “Apa dan Ema” betul‐betul “God Father”, siapapun yang datang kerumah terutama saudara atau ada hubungan famili kalau kelihatannya tidak punya, pasti pulangnya diberi ongkos. Rumah merupakan “penampungan” bagi keluarga atau kerabat yang pada sekolah di Ciamis. Masih terasa bagaimana sayangnya beliau terhadapku, apa permintaanku yang bersifat positif pasti dikabulkan. “Ema” selalu puasa senin kamis untuk keselamatan dan kebahagiaan anak‐ anaknya. Aku merasa walaupun aku adiknya yang diangkat jadi “anaknya” diperlakukan sama mungkin juga lebih jika dibandingkan dengan “saudara‐saudaraku” lainnya.Bagaimana sayangnya dan khawatirannya beliau terhadapku terbukti dengan: “Apa” dan “Ema” senang betul aku menikah sesuai dengan pilihanku dan pilihan beliau. Tiga hari menjelang menikah, aku permisi pada beliau akan berkunjung kerumah calon istriku Asye. “Apa” memperbolehkan untuk kesana sambil berpesan, Ang tanyakan berapa untuk mas kawin, beritahukan pula yang datang untuk mengiringi pengantin dari kita sebanyak sekian orang. Selesai wakuncar aku tidak pulang ke Ciamis tapi bermalam dirumah kakakku di Banjar,dan pulang ke Ciamis subuh. Begitu sampai dirumah pagi‐pagi beliau marah sekali dan berkata kasar: Tas timana Aang kunaon undang‐endong teu bebeja (Dari mana Aang kenapa tidur dirumah orang tidak memberi kabar). Langsung kujawab tidak kemana‐mana tidur dirumah ceu On , tidak pulang karena udah kemaleman. Lain kali kalau mau tidur dirumah orang harus telpon kata “apa”“Mangga” (iya) jawabku singkat. Langsung aku nanya ke “Ema” kenapa ”apa” marah. Kemudian”Ema” menjelaskan bahwa tadi malam” apa”tidak bisa tidur begitu juga “ema”, mikirin Cep Aan, membayangkan cep Aan jalan sendiri dari rumah Asye melewati Citanduy,melewati pasar pararoek (gelap), kemudian ada orang jahat mergasa (membunuh), mayatnya dibuang ke Citanduy. Ooooh audzubilahimidzalik aku mesem, aku mengerti kalau begitu,masa “Ema”, pikiran “apa” sampai sejauh itu. Aang sudah sarjana, umur juga sudah tiga puluh tahun sudah mau nikah lagi, kataku. iiiih ngarana oge kolot teu weleh melang jeung melang bae ka anak mah, kata”ema”(iiih namanya orang tua walaupun anaknya sudah gede khawatir dan khawatir selamanya). Aku ingat lagu “ Duh Indung”: 25
Perjalanan Hidupku 2012
Duh Indung Duh Indung ( Duh ibu ) Ngaraksa ngajaring anak ( selalu melindungi pada anaknya) Ngamumule beurang peuting (menyayangi memanjakan siang malam) Henteu weleh deudeuh (selamanya menyayangi) Mikanyaah asih (Selamanya mengasihi) Diais diumbang‐ambing (ayun diemban diayun‐) Duh indung, aduh indung (Duh ibu, aduh ibu) Teu weleh ngadudua (selamanya mendoakan) Masih terngiang dikupingku,aku dipanggil kekamar beliau, Aang (sebutan “apa” kepadaku) waktu aku mau menikah beliau berkata: Sing bener rumah tangga Sing jadi picontoeun dulur‐dulur. Aku peluk dan aku sujud pada “Apa” dan “Ema”, aku hanya bisa mengatakan sepatah kata pidu’ana (Mohon doa restunya).Didoakeun pisan (pasti dido’akan) kata “Apa” dan “Ema” serentak “Apa dan Ema”
26
Perjalanan Hidupku 2012
“saudara‐saudaraku”
1.2.2.3 Mertuaku Mertuaku Bapak H. Surja adalah tiang pancang tonggak kehidupanku. Karena beliaulah kehidupanku ini bisa tegar mengarungi biduk kehidupan bahtera rumah tangga yang tetap berlayar tidak pernah mendapat ombak yang besar apalagi kena tsunami. Riak‐riak kecil ada , kuanggap sebagai bumbu hidup. Hidup ini kujalani dengan tenang bagai air yang tetap mengalir. Seperti telah diuraikan diatas aku dan Asye istriku, pacaran tidak begitu lama langsung menikah. Yang paling kuingat dengan kata‐kata mertuaku adalah waktu aku melamar.Waktu aku sedang duduk‐duduk, calon mertuaku menghampiriku kemudian duduk disampingku dan bertanya pelan‐pelan: Jang, Ujang, karep saha ujang nikah ka anak bapa, langsung kujawab kahoyong abdi, kawuwuh didorong sareng direstui ku sepuh ( Ujang, kehendak siapa Ujang nikah, langsung kujawab kehendaku sendiri, juga didukung dan direstui oleh orang tuaku). Yang paling menggelitik disini adalah pertanyaan mertuaku seperti itu wajar, dari calon mertua terhadap calon menantu, tapi yang menggelikan bagiku adalah calon mertuaku memanggilku Ujang, yang tidak pernah ada siapapun yang memanggilku ujang biasanya aku dipanggil Cep Aan, Aan atau Anwar. Belakangan setelah beberapa tahun menikah kutanyakan pada mertuaku mengapa bertanya seperti itu, beliau menjawab bahwa ada saudaranya yang menikah, kemudian laki‐lakinya tidak bener dengan alasan menikah karena dijodohkan oleh orang tua. Bapak takut hal ini terjadi pada anak Bapak. Ini suatu pelajaran yang berhaga bagiku, kelak kalau aku punya anak perempuan ada yang melamar akan kutanya seperti itu. Sekarang mertuaku sudah berusia 85 tahun, tapi masih jag‐jag (kuat dan sehat). Kupelajari mengapa bisa seperti itu, ternyata beliau adalah sosok laki‐laki yang soleh, memegang prinsip agama yang kuat, tidak pernah su’udzon, dan rajin tirakat. Disamping ke mesjid pekerjaan sehari‐harinya membaca alqur’an. Kelihatannya hampir sebulan dua kali tamat Al‐Qur’an.Beliau dahulunya pekerja keras, hingga 27
Perjalanan Hidupku 2012
jadi pengusaha yang sukses. Walaupun sukses beliau betul‐betul rendah hati, tidak sombong, tidak pernah menonjolkan diri dan tidak pernah melupakan kebaikan orang lain. Tolong menolong adalah prinsip utamanya, urang kudu bisa nulung kanu butuh nalang kanu susah ( kita harus bisa membantu pada orang yang perlu dan susah ). Selain sebagai mertuaku beliau kuanggap sebagai guruku, pembimbingku, kawanku, penasehatku, “Bank Duniaku”( kadang‐kadang pinjam uang yang bayarnya kapan saja sering – sering dibebaskan). Ibu mertuaku Hj. Siti Hanah adalah ”wanita karier”, dalam menunjang majunya perusahaan. Selain mengurus anak dan rumah tangga juga memikirkan dan membantu perusahaan sampai maju dalam urusan dapur . Tiap hari beliau mengomando urusan dapur, yaitu masak untuk karyawan dan tamu‐tamu. Beliau sosok ibu yang cekatan, pandai memanage segala urusan. Segala keperluan yang menyangkut “urusan belakang” diatur oleh ibu mertuaku. Mertua perempuanku sangat berehan (dermawan). Sama dengan kedua orang tuaku, mertuaku juga “God Father“ dalam keluarga. Puasa sunat Senin Kamis, sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh mertuaku. Perlu kami jelaskan disini, karena kesibukanku dan istriku, mengurus kepindahan kerja dari Palembang ke Bandung anakku nomor 2 Airin Rachmi Diani (waktu itu umur Airin 8 bulan) atas saran mertuaku supaya dititipkan saja di Banjar kasihan masih kecil direrewek (dibawa kesana kesini). Setelah bener‐bener aku pindah ke Bandung Agustus 1977, Airin akan kubawa ke Bandung, mertuaku melarangnya, mungkin kasih sayangnya sudah tercurah kepadanya, beliau bilang nanti saja kalau masuk Taman Kanak‐kanak, Setelah mau masuk TK beliau bilang nanti saja kalau mau masuk Sekolah Dasar, setelah Sekolah Dasar selesai nanti saja kalau tamat SMP. Satu kwartal Airin Sekolah di SMP Negeri Banjar, untuk semester selanjutnya aku bicara dengan berat hati kepada mertuaku, bapak punten Airin sekolahnya akan kupindahkan ke SMP 5 Bandung. Walaupun dengan berat hati akhirnya mertuaku mengizinkan pula Airin pindah sekolah ke Bandung, kumpul dengan kakak dan adik‐adiknya. Karena mertuakulah aku bisa pindah mengajar dari Universitas Sriwijaya Palembang ke Universitas Padjadjaran Bandung. Di Bandung aku dibuatkan rumah oleh mertuaku. Untuk urusan rumah tangga dalam bidang ekonomi kalau berhitung tidak dari 0 (nol), tapi dari angka dua, karena segalanya ditunjang oleh mertuaku dan orang tuaku. Walaupun ditunjang oleh mertuaku dan orang tuaku, aku punya prinsip aku harus berdikari, tapi tidak melupakan bantuan dari orang tua. Aku berusaha membangun rumah dari hasil karyaku sendiri juga membeli kendaraan. Aku takut kalau‐kalau ditanya anak, mana rumah Abah, kan ini rumah mamah dari aki dan nini, kata anak‐anakku. Kalau ditanya seperti itu aku tunjukan pada anak‐ anakku bahwa walaupun dikasih rumah sama aki nini, Abah dan mamah, juga punya rumah hasil karya sendiri. 28
Perjalanan Hidupku 2012
Mertuaku Bapak H.Surja dan Ibu Hj. Siti Hanah
Istriku (Asye) ketiga dari kiri dan saudara‐saudaranya
29
Perjalanan Hidupku 2012
1.3. Bakti Anak Terhadap Orang Tua Dalam Keluarga Kasih ibu sepanjang hari, kasih anak sepenggal jalan. Aku menyadari,kasih sayang orang tuaku terhadapku begitu besar aku ini belum bisa berbuat banyak terhadapnya, hanya do’a yang kupanjatkan. Kedua orang tuaku (abah dan ema, “apa dan ema”) sudah tiada. Aku lupa ada peristiwa apa, sampai “ema” berkata dan menasehatiku (kebiasaan “ema” kalau mendengar peristiwa‐peristiwa yang menyangkut segi kehidupan yang bersifat negatif sudah pasti disampaikan pada anak‐anaknya ) yeuh lamun rek mikanyaah kakolot meungpeung araya keneh, geus maot mah tinggal diceungceurikan di makam ( kalau mau menyayangi orang tua harus masih hidup, kalau sudah meninggal tidak bisa berbuat apa‐apa hanya tinggal nangis saja di kuburan). Yang saya lihat dan patut dicontoh “apa dan ema” betul‐betul mereka itu sangat berbakti (ngamumule) pada orang tuanya. Selain segala kebutuhannya dicukupi, juga budi bahasa kepada orang tuanya sangatlah bagus. Selain itu “ema” memberi nasehat, kepadaku dan pada “adik‐ adikku”seorang anak harus berbakti pada orang tua, orang tua itu tidak akan meminta balasan apa‐apa, budi baiklah yang diinginkan orang tua. Selanjutnya “ema” mengatakan bahwa ada istilah kalau orang tua kaya anak adalah raja, tapi kalau anak kaya orang tua adalah pembantu artinya kalau orang tua kaya anak ikut menikmati tapi kalau anak yang kaya orang tua belum tentu menikmati. Kemudian aku jawab, Insya Allah “ma” kalau Aang sudah selesai sekolah dan punya uang (waktu itu umurku baru 21 tahun, mahasiswa tingkat dua), akan selalu ngamumule (membahagiakan) ”ema dan apa” Amiiiin kata “ema” sambil tersenyum Karena itu kita sebagai anak mesti sadar untuk selalu ngamumule (membahagiakan) orang tua kita, baik secara materil atau moril. Kedua orang tuaku sudah tiada, aku baktikan sebisanya kepada mertuaku karena mertuaku kuanggap orang tuaku sendiri. Kalau secara materi mertuaku adalah orang berada maka aku membahagiakan beliau tidak dengan berupa materi tapi dengan tingkah laku baik dan aku turuti apa kemauannya sesuai dengan kemampuanku. Hampir tiap hari baik istriku maupun mertua perempuanku saling telepon, hanya sekedar melepaskan rasa kangen. Menurut mertuaku sudah menjadi hukum alam kehidupan orang tua dengan anak seperti deretan angklung, dari urutan yang besar menuju ke urutan yang kecil artinya seorang anak akan lebih menyayangi kepada anaknya lagi dari pada orang tuanya, begitulah seterusnya. Tidak bisa dipungkiri semua orang tua menyayangi anak‐anknya, begitu juga Aku dan Istriku kadang merindukan untuk berkumpul lagi dengan anak‐anakku semuanya. Mereka sudah tidak ada satupun yang dirumah, anak nomor satu Astri tinggal dengan keluarganya di Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan Banten, punya anak 2 orang, nomor dua Airin tinggal di Alam Sutra Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan Banten dengan keluarganya, punya anak 2 orang, anak nomor tiga tinggal di St Peterburg Rusia dengan keluarganya dan sudah punya anak satu orang perempuan, dan anak nomor empat ikut dengan suaminya yang lagi mengambil S3 di Inggris. Kalau aku dan istriku rindu kepada mereka, anak‐anak dan cucu‐cucuku, kami hanya bisa membuka‐buka album untuk melihat potret‐potretnya atau langsung menelponnya untuk mendengar suaranya sebagai pelepas rindu. Terkadang aku ini ego sebagai orang tua, ingin sekali dikunjungi anaknya misalnya kalau libur atau agak sakit, tapi aku cepat introspeksi diri, mengingat‐ingat waktu anakku masih kecil, waktu hari libur aku pergunakan masa liburku pergi dengan anak‐anakku, tidak berkunjung ke orang tuaku atau mertuaku, 30
Perjalanan Hidupku 2012
sedangkan kalau orang tua sakit (bukan sakit keras), untuk menengoknya harus menunggu hari libur karena anak‐anak sekolah. Oleh karena itu aku sebagai orang tua harus menyadari dan lapang dada akan hal ini. Aku ini mengalami sebagai anak dari orang tuaku dan sebagai orang tua dari anak‐anakku, faham betul apa yang dirasakan oleh orang tuaku, dan apa yang dirasakan olehku sebagai orang tua dari anak‐ anakku. Untuk menghindarkan terjadinya selisih faham, antara orang tua dan anak, sebagai orang tua jangan terlalu banyak menuntut terhadap anak‐anaknya, namun demikian seorang anak harus mengerti kepada orang tuanya. Bagi seorang anak yang orang tuanya masih ada muliakanlah beliau, turutilah apa kehendaknya, dan kemauannya, sesuai dengan kemampuan, karena berat rasanya untuk berkata bagi orang tua untuk minta bantuan kepada anak, terutama dalam bidang materi. Anaklah yang harus mengerti, karena orang tua, makin tua makin belikan (perasa) dan mudah tersinggung. Tolong hargailah dan bantulah orang tuamu sebisa mungkin baik moril maupun materil. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhan, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mengasihi, menyayangi, dan mendidik aku sejak kecil hingga dewasa seperti sekarang ini. Ada sebuah cerita menarik tentang sebuah keluarga untuk diperhatikan oleh seorang anak (diambil dari kumpulan ceramah Prof.DR.IR.Rudi Rubiandini, dan hal yang sama telah ditayangkan di TV Swasta dengan judul “Piring Kertas”) sebagai berikut: Suatu ketika ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Dirumah itu tinggal pula menantu dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orang tua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu (lilinieun), penglihatannya buram dan cara berjalannyapun ringkih (jojolongjongan). Keluarga itu biasa makan bersama diruang makan. Namun sang orang tua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya, tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan, piring, sendok dan garpu kerap jatuh kebawah. Saat si kakek meraih gelas mau minum gelas itu tersenggol dan jatuh, airpun tumpah membasahi taplak dan gelasnya jatuh kelantai lalu pecah. Anak dan menantunyapun menjadi gusar, mereka merasa direpotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu, “ujar sang suami”, aku sudah bosan membereskan semuanya untuk Pak Tua ini. Lalu, kedua suami istripun membuatkan sebuah meja kecil disudut ruangan dan membuat piring kertas. Disana,sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring dan gelas keduanya membuatkan mangkuk kayu dan piring kertas untuk si kakek. Seiring, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada air mata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun kata yang keluar dari suami istri ini selalu omelan agar ia tidak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berumur 6 tahun memandangi semua dengan diam. Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu dan mengguntingi karton. Dengan lembut ditanyalah anak itu, Kamu sedang membuat apa nak, tanya sang ayah. Si anak menjawab, aku sedang membuat meja kayu dan piring kertas buat ayah dan ibu untuk makan saat aku besar nanti. Nanti, akan kuletakan disudut itu, dekat tempat kakek biasa makan. Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban anaknya itu membuat mereka sedih dan terpukul, dan tak mampu berkata apa‐apa lagi, lalu air mata pun begulir dari kedua pipi mereka. Malam selanjutnya mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama dimeja makan, tak lagi ada omelan saat piring atau sendok yang jatuh. 31
Perjalanan Hidupku 2012
Selain hal tersebut diatas, bagaimana seharusnya bakti anak terhadap orang tua dan apa yang diinginkan oleh orang tua seandainya sudah tua dan tidak berdaya karena ketuaannya, dan selain itu si anak harus sadar bahwa dia sendiri kelak akan menjadi tua. Untuk itu aku ungkapkan dalam puisi dibawah ini: Ketika Aku Sudah Tua Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula muda, mengertilah, besabarlah terhadap aku............... Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat tali sepatu, mengancingkan baju, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.......... Ketika aku berulang‐ulang berkata‐kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. Ingatlah ketika kau kecil, aku harus selalu mengulangi cerita yang telah beribu‐ribu kali kuceriterakan agar kau tidur............ Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatlah sewaktu kau kecil, aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi........... Ketika aku tak faham sedikitpun tentang teknlogi dan hal‐hal baru, jangan mengejeku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab “mengapa” darimu.............. Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu kau kecil........... Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan aku sudah puas............. Ketika pendengaranku semakin berkurang, janganlah kau membentak, berilah isyarat agar aku mengerti, seperti bagaimana aku mengajarmu mengeja kata‐kata............... Ketika aku lupa dimana menaruh kacamataku, atau barang lainnya, janganlah membentak, tolong carikan, sebagaimana aku mencarikan maninanmu yang hilang............................ Ketika kau memandang aku yang mulai menua janganlah berduka, mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan, waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini. Sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku......... Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur. Dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu..................... (Disadur dari otobiografi sang pelopor oleh Mochtar Abubakar) 32
Perjalanan Hidupku 2012
Memang antara orang tua dan anak sering terjadi “lag” (ketidak cocokan) kalau terjadi hal yang demikian seyogianya yang mudalah yang mengalah, walaupun mungkin terasa sakit ingatlah akan jasa‐ jasanya. Juga sebagai seorang anak harus memikirkan dan punya perasaan untuk bisa mulang tarima (membalas jasa) pada orang tua kita, seperti pepatah yang diungkapkan dalam tembang di bawah ini: Maskumambang He barudak kudu mikir ti leuleutik (hai anak‐anak sejak kecil kamu sudah harus berfikir) Maneh kahutangan (kalian itu terhutangi) Kakolot tibarang lahir (oleh orang tuamu sejak dilahirkan) Nepi kaayeuna pisan (sampai sekarang) Maraneh teh kudu bae boga pikir (kalian musti berfikir) Rek mulang tarima (akan membalas jasa) Kakolot rek males asih (akan memberikan kasi sayang) Ngamemenan salawasna (berbudi baik selamanya) Arti dari pupuh tembang ini adalah kita sebagai seorang anak harus selalu memikirkan bagaimana caranya untuk bisa membalas budi dan membahagiakan orang tua kita, karena orang tua kita telah membesarkan mendidik kita sejak lahir sampai sekarang ini. Karena jasa‐jasa orang tualah kita bisa seperti ini.
33
Perjalanan Hidupku 2012
Bab II Tempat Tinggalku 2.1 Kampung Cibeka desa Karangkamulyan Seperti telah diuraikan diatas aku dilahirkan di kampung Cibeka, desa Karangkamulyan. Di desa Karangkamulyan terdapat tempat peninggalan Kerajaan Bojong Galuh. Ditempat inilah Raja Ciung Wanara memerintah. Sampai sekarang, tempat ini dikeramatkan oleh masyarakt setempat dan sering dikunjungi orang untuk berziarah atau berwisata. Ditempat ini banyak orang yang memimta keberkahan, dan banyak sekali larangan‐larangan diantaranya tidak boleh bicara sembarangan, tidak boleh menebang pohon dan tidak boleh menambang pasir. Kalau melanggar pasti akan jelek akibatnya atau terkena sangsi. Menurut ilmu lingkungan hidup tempat keramat ini merupkan pelestarian lingkungan karena ditempat keramat ini terdapat pertemuan antara dua sungai yaitu sungai Citanduy dan sungai Cimuntur yang harus dijaga kelestariannya (dikonservasi), karena kalau tidak dijaga akan timbul erosi atau pengikisan.
Pangcalikan (singgasana)
Jalan menuju ke “lebet” (dalam)
Rumah orang tuaku cukup besar dengan luas tanahnya kurang lebih 3.000 m2. Lokasi nya berada dipinggir jalan raya antara Banjar – Ciamis kurang lebih 16 km dari kota Ciamis dan 10 km dari kota Banjar. Disekitar rumah ditumbuhi dengan bunga‐bungaan seperti melati, ros, juga buah‐buahan seperti mangga, jeruk (beberapa jenis jeruk), rambutan, belimbing segala macam buah‐buahan termasuk juga nam‐nam, parahulu, hanggasa, bumbu dapur, tanaman obat, sayuran dll, semuanya ada dipekarangan rumah orang tuaku. Hasil dari pekarangan tidak pernah dijual, khusus untuk keluarga (anak cucu), serta tetangga, kalau musim buah‐buahan dibagi oleh emaku. Rumahnya sekarang ini sudah tidak ada, karena beberapa tahun setelah Abah meninggal Emaku pindah ke Banjar, sedangkan tanah bekas rumahku ditukar guling dengan tanah Ka Udo (famili Abahku) yang berbatasan dengan tanah yang ada dibelakang, karena Ka Udo ingin punya rumah dipinggir jalan. Tanah seluas kurang lebih 3.000 m2 itu masih ada tapi kurang terawat yang diwariskan kepada “adikku” Tetty. Sampai saat ini keturunan Abah kuwu Martadihardja tidak ada yang tinggal di kampung Cibeka. 34
Perjalanan Hidupku 2012
2.2. Kampung Bolenglang Desa Kertasari Seperti telah diuraikan diatas aku pindah sekolah ke Ciamis ikut dengan kakak perempuan tertuaku, Ceuk Rukmini. Sungguh merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bisa kumpul dengan keponakan‐ keponakanku, yang akhirnya berubah sebutan menjadi “kakak ”dan “adik‐adikku”. Minggu‐minggu pertama aku selalu ingat dengan emaku terutama kalau malam hari, kadang aku menangis sendiri, tapi lama kelamaan terbiasa juga dengan lingkungan yang baru. Rumah kakakku besar, berlokasi di kampung Bolenglang ditepi jalan raya Ciamis – Banjar, 2 km dari alun‐alun Ciamis dulu namanya jalan raya timur dan sekarang berubah menjadi Jl Jendral Ahmad Yani, pekarangan rumahnya juga luas, banyak pohon buah‐ buahan dan ada kolam ikannya. Kolam ikan tersebut mempunyai kenangan tersendiri bagiku karena pertama kali aku belajar berenang dikolam ikan itu. Disebelah rumahku terdapat pabrik minyak kelapa Gwan Hien, yang beroperasi 24 jam (sekarang pabrik sudah tidak beroperasi lagi). Keadaan Bolenglang dulu waktu aku kecil sungguh berbeda dengan keadaan sekarang. Dulu, diseberang jalan rumahku di kebunnya Bapak Muhamad Soleh ada sumur siuk artinya ada cinyusu (mata air) yang ditampung untuk mandi dan nyuci, Juga tidak jauh dari sana ada tempat mandi yang disebut Cikumetir dimana disana ada mata air (cinyusu) dibawah pohon lame ditembok seperti kolam kemudian airnya disalurkan dengan pipa, dicikumetir ini ada dua pemandian airnya sungguh dingin dan bersih, hampir semua orang kampung mandinya di Cikumetir. Mandi di Cikumetir tanpa dihalangi bilik merupakan hal yang biasa. Gosip atau informasi tentang kehidupan seseorang biasanya didapat dari tempat mandi inilah. Diseberang jalan rumahku, dahulu rumah masih jarang, kebun kelapa tempat aku main bola atau kasti sekarang telah berubah menjadi rumah‐ rumah , jalan setapak sekarang sudah lebar bisa dilalui mobil karena antar kampung yang dibelah oleh sungai kecil yang dahulu dihubungkan dengan jembatan yang terbuat dari bambu sekarang telah diganti dengan jembatan yang terbuat dari beton. Kebon kelapa tempat aku bermain sudah berubah fungsi menjadi perumahan. Cikumetir yang dulu menyeramkan sekarang sudah diterangi listrik dan tempat mandinya sudah tertutup dan pohon lamenya sudah ditebang. Dulu dikampung Bolenglang, ada orang tua yang dianggap sakti (dukun), orang ‐ orang memanggilnya wali Said dianggap sakti karena bisa menebak keinginan orang. Sering dikunjungi oleh orang‐orang,baik orang kampung sendiri maupun orang luar daerah. Beliau tidak pakai baju, hanya pakai cawat terbuat dari kain sarung, tidak pernah bicara apa‐apa kalau menemui beliau hanya bersalaman saja, kemudian kita menyebutkan apa maksud kita, kalau salamannya diterima dan beliau mengangguk tandanya maksud kita berhasil, kalau salaman kita tidak diterima dan beliau memalingkan muka tandanya maksud kita tidak akan berhasil. Benar tidaknya aku juga tidak tahu tapi tanpa sepengetahuan “apa” dan “ema” setiap akan ujian atau ada maksud aku sering datang kerumahnya untuk bersalaman dan selalu diterima kadang‐kadang beliau senyum. Waktu mau ujian akhir SMA aku dan sahabatku Tarlan juga berkunjung ke Wali Said, aku diterima bersalaman sambil menyampaikan maksudku beliau mengangguk, tapi sahabatku Tarlan hanya bersalaman saja tidak ada anggukan dari beliau, setelah pengumuman ujian ternyata aku lulus sedangkan kawanku Tarlan tidak lulus, tidak tahu kebetulan atau karena kesaktiannya dia mengetahui bahwa kawanku tidak akan lulus ujian, Wallohu A’lam Bisawab. Rumah Wali Said gubuk ukuran 2 X 2 meter didalamnya ada panggung beralaskan tikar untuk tidur. Menurut cerita kalau hari jumat beliau sholat Jumat di Mekah. Kehidupan makanan sehari harinya diberi oleh tetangganya. Sampai sekarang tidak ada cerita dari mana Wali Said berasal dan beliau meninggal pada tahu 1968. 35
Perjalanan Hidupku 2012
BAB III Dari Masa Ke Masa 3.1. Masa Sekolah dan Kuliah Sejalan dengan falsafah hidup Abah dan “apa”, tentang pendidikan dan keterampilan,aya kabisa merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.Menurut “apa” tong poho salilana urang kudu diajar, diajar mah ilmu naon bae ( jangan lupa selamanya kita musti belajar, ilmu apa saja). Boga ilmu mah moal beurat mamawa (Punya ilmu tidak akan berat membawanya). Karena itu aku berusaha supaya loba kabisa (mempunyai banyak kemampuan) aku selalu belajar baik pelajaran sekolah maupun diluar sekolah. Aku ini sejak kecil sudah punya cita‐cita ingin melanjutkan sekolah sampai keperguruan tinggi dan ingin sekolah diluar negeri seperti kakaku Kang Sudjai. 3.1.1. Masa Sekolah Sekolah pendidikan dasar dahulu namanya Sekolah Rakyat (SR) yang sekarang berubah menjadi Sekolah Dasar (SD). Pertama kali sekolah, aku masuk di kelas satu SR Kampung Keresek desa Karangkamulyan. Kemudian pada waktu kelas 2 aku pindah ke Sekolah Dasar Kertasari di Ciamis. Tidak banyak kesan sekolah di kampung Keresek desa Karangkamulyan, yang kuingat diajar mengeja huruf (belajar membaca), aku membaca pintar sekali calakan, tapi berhitung tidak begitu pandai. Ada hal lucu yang masih kuingat sampai sekarang, aku punya teman namanya Sarpin, dia sangat sulit belajar membaca, oleh guru dia disuruh mengeja ni‐ni menyebutnya bukan nini tapi imem, beberapa kali disuruh mengeja yang diucapkannya imem lag imem lagi, dia dihukum disuruh berdiri didepan kelas. Pada waktu aku sekolah di SR, menulis pada waktu itu tidak pakai ball point/pulpen dan buku tapi menulis diatas sabak (terbuat dari batu tipis yang pinggir nya dibingkai kayu) dengan alat tulis nya gerip (terbuat dari batu lunak yang dibuat seperti pensil). Kalau sabaknya sudah penuh dengan tulisan dan akan dipakai menulis lagi maka sabak itu dicuci dengan air atau lap basah. Teman‐teman lainnya yang masih kuingat yaitu : Buhori, Amin, Yahya, Halim, Keto. Pernah ketemu dengan Yahya waktu nyekar ke orang tuaku dimakam keluargaku di Kedung Caung, dia jadi tukang gembala kerbau, diajak ngobrol olehku agak malu‐malu, sedangkan dengan Keto, ketemu waktu penguburan kakakku nomor tujuh, dia salah seorang penggali kuburan kelihatannya sudah tua sekali, karena kaweur situasi sedang berduka aku tidak banyak bicara dan tidak memberi apa‐apa, diharapkan lain kali bisa ketemu Keto lagi dalam suasana yang lebih baik sehingga berkesempatan bisa bicara dari hati ke hati untuk mengenang masa kecil dahulu. Selain kenangan dengan teman sekolah, ada beberapa guru SR yang aku ingat, karena anggapanku mereka itu galak‐galak. Guru yang paling kuingat adalah Bapa guru Asida, beliau adalah guru yang paling galak di sekolah. Guru‐guru lainnya yang masih kuingat yaitu : Bapak Hidayat ( Kakak iparku) dan Bapak Eyo. Seperti sudah disampaikan diatas, pada waktu kelas dua aku pindah sekolah ke SR Kertasari di Ciamis yang tidak jauh dari rumah orang tuaku. Waktu kelas tiga “adikku“ Inne masuk sekolah kelas satu, 36
Perjalanan Hidupku 2012
kami pulang pergi sekolah bersama‐sama. Di sekolah ini aku sekolah hanya sampai kelas 4 karena pada waktu kelas 5, aku dipindahkan oleh orang tua ku SR Amarjiwa.Kegiatanku pada waktu itu, setelah selesai sekolah di SR, siangnya aku sekolah lagi di sekolah agama di Cilulut tetangga kampung, kemudian malam harinya belajar ngaji di tajug Ua Uci. Pada waktu itu ditajug Ua Uci belum ada listrik jadi balajar ngaji pakai cempor (pelita). Kami yang ngaji, udunan (mengumpulkan uang) setalen (dua puluh lima sen) untuk membeli minyak tanah. Sahabat ngajiku Ujang Asop, anaknya pinter dan baik, dia pembimbing ngajiku (yang lebih bisa membimbing yang belum begitu bisa). Selain itu ujang Asop juga mengajariku safinah. Setelah tamat Sekolah Dasar Ujang Asop melanjutkan ke PGA di Bandung Lulus PGA beliau ngajar jadi guru agama di Sekolah Dasar Turalak, meneruskan sekolah sampai kuliah dan terakhir mengajar di PGA Ciamis sekarang sudah pensiun. Sampai saat ini aku masih berhubungan dengan beliau. Semua kawan‐kawanku sekelas di Sekolah Dasar sangat baik dan merasa bersahabat denganku, menurut mereka aku ini orangnya baik, ramah, calakan dan bersih. Ada diantara kawan‐kawan sekelasku yang kurang pinter “bodoh”, dan ada pula yang keluar sekolah karena tidak mampu bayaran. Aku sendiri tidak mengerti mengapa orang itu bodoh, dan mengapa orang itu tidak mampu bayaran. Selain Sekolah Dasar, Sekolah Agama dan ngaji, tiap hari Jumat aku masuk jadi anggota Pandu (Kepanduan). Anggota pandu laki‐laki disebut Pandu Pemula dan untuk pandu perempuan disebut Kurcaci. Guru panduku adalah Pak Sadimin dan Pak Rajiin. Di Kepanduan aku belajar tali temali, disiplin, nyanyi‐ nyanyi, belajar berani, dan berkemah. Dikampungku Bolenglang hanya akulah yang ikut jadi Pandu (Kepanduan) karena untuk jadi Pandu biayanya mahal untuk ukuran pada waktu itu karena harus membeli baju Pandu, topi pandu, dasi Pandu, sepatu , peluit, tali (court). Apa yang didapat dari Kepanduan aku ajarkan lagi kepada teman‐temanku di sekolah atau kawan‐kawan sekampungku. Mereka sangat senang sekali kalau aku cerita tentang Kepanduan. Pada waktu aku di sekolah dasar kelas dua yaitu tahun 1951, kemerdekaan Republik Indonesia baru berumur 6 tahun, kondisi kebanyakan orang maupun pelayanan pemerintah kepada masyarakat boleh dikata masih belum begitu baik, salah satunya di bidang pelayanan kesehatan. Apotek dan persediaan obat‐obatan masih sangat terbatas. Penyakit utama yang banyak diderita masyarakat terutama anak‐anak pada waktu itu adalah penyakit kulit “kudis” atau budug. Penyakit ini juga banyak menimpa teman‐teman sekelasku seperti Ibrahim yang kebetulan adalah teman sebangkuku. Untuk penyakit seperti itu sekolah memberikan layanan kesehatan termasuk temanku Ibrahim diobati dengan menggunakan belerang, satu‐ satunya obat yang tersedia di sekolah. Dalam hal kesehatan karena “apa” adalah seorang mantri kesehatan, aku cukup lebih mengerti tentang kesehatan dibandingkan teman‐temanku yang lain di sekolah. Di rumah “apa” dan “ema” mengharuskan aku selalu bersih, mandi dua kali sehari, baju setiap hari harus diganti. Karena tidak tahan sebangku dengan Ibrahim yang budukan, aku pindah duduk sebangku dengan Komar di belakang. Kawan‐kawanku lainnya diantaranya Idi, Haridi, Hebyu, Rahmat, Sulaeman, Saleh, Rojak (selalu pakai) kopeah), Kusyana, Encoh, Kicih, Encum, Kuraesin dan Hamid (Cedom). Hamid orangnya sering diolok‐olok, kalau main kucing‐kucingan selalu jadi kucing, karena selalu jadi kucing terus‐ terusan akhirnya dia menangis, kalau sudah menangis kucing‐kucingan baru bubar. Lain halnya dengan aku, aku berfikir cerdik dan sedikit culas, kalau main hong‐hongan (petak umpet) kalau dua kali jadi kucing aku tinggalkan dan masuk kekelas, dan membiarkan mereka terus ngumpet, tidak tahu kalau aku 37
Perjalanan Hidupku 2012
sudah santai‐santai duduk di kelas. Itulah sekelumit kenangan manisku semasa kecil di sekolah yang selalu membuatku tersenyum sendiri apabila aku mengingatnya. SR Kertasari pada waktu itu merupakan Sekolah Dasar kampung, pelajaran agak tertinggal jika dibandingkan dengan Sekolah Dasar dikota, atas prakarsa “apa” dan “emaku” aku dan Inne dipindahkan ke sekolah lain di kota yaitu SR Amarjiwa, yang lokasinya juga tidak begitu jauh dari rumahku dan kebetulan alo Uleh (keponakan “apa”) dianggkat jadi guru di sekolah tersebut. Di Amarjiwa pada waktu itu ada dua SR yaitu SR IV (khusus untuk Putra) dan SR VII ( khusus untuk putri disebut juga SR Gadis). Tahun 1953 sesuai dengan program pemerintah murid putra dan putri dicampur (co education). Aku adalah alumni Sekolah Dasar Amarjiwa IV. Begitu masuk kelas lima aku adalah murid baru. Walaupun murid baru untuk bergaul tidak canggung‐canggung lagi karena dikelas banyak kawan‐kawan kepanduanku. Pertama masuk sekolah aku bukan termasuk murid yang pinter (sedang‐sedang saja) terutama dalam pelajaran berhitung aku agak ketinggalan. Waktu aku di SR Kertasari aku heran mengapa ada anak murid yang kurang pinter “bodoh”, karena bodohnya sering dimarahi guru. Di SR Amarjiwa aku merasakan jadi murid kurang pinter “bodoh” terutama dalam soal‐soal berhitung kurang aku fahami. Hal ini mungkin karena pelajaran di SR Amarjiwa lebih tinggi dibandingkan dengan SR Kertasari, selain itu aku terlalu banyak main dengan kawan‐kawan baruku, misalnya main bola, kasti, sebelum atau sesudah sekolah aku belajar berenang disungai cileueur. ”apa” dan “ema” tidak mengetahui bahwa aku ini jarambah (bermain jauh dari rumah). Setelah ditegur oleh ibu guru karena nilai berhitungku jelek, dan diperingatkan kalau tidak bisa mengikuti pelajaran aku harus turun ke kelas empat. Karena Aku takut sekali diturunkan ke kelas empat, mulailah aku tidak main‐main lagi, giat belajar dan menghafalkan pelajaran, sehingga nilai‐nilai ulanganku jadi baik, dan aku merasa tidak bodoh lagi guruku pun banyak memujiku. Ahirnya terjawablah olehku mengapa seseorang itu bodoh, karena kurang belajar dan terlalu banyak main. Sejak kecil aku sudah punya cita‐citai harus selalu nomor satu dan tidak mau kalah dengan kawan sekelas, kalau merasa tidak bisa aku sering bertanya kepada kawan‐kawan yang pinter. Jadi aku punya prinsip kalau mau pinter aku harus belajar. Kalau dinomorkan (dirangking) termasuk lima atau tiga besar. Triwulan kedua masuk murid baru namanya Eno Sujana, pindahan dari desa Sadananya, karena bapaknya dikejar‐kejar gerombolan DI/TII dan akan dibunuh akhirnya sekeluarga pindah kekota dan tinggal di kampung Panoongan bersebelahan dengan Bolenglang kampungku. Pertama‐tama yang mengajak main dengan Eno adalah aku, pulang pergi sekolah hampir selalau bersama‐sama. Kehidupannya sungguh sangat sederhana, adik Eno ada empat, bapaknya bekerja sebagai buruh kecil dan ibunya keliling jualan goreng pisang (di kampungnya di Sadananya orang tua Eno lumayan berkecukupan, tapi dikota harus hidup jadi bekerja apa adanya). Rupanya orang tua Eno punya prinsip dan punya wawasan jauh kedepan, walaupun dalam keadaan kurang mereka berupaya supaya anaknya harus sekolah. Kegigihan inilah yang patut dicontoh dari orang tuanya Eno Sujana. Aku sangat kagum pada Eno, dia orangnya pinter baik dan tak pernah bermain seperti aku. Aku sering datang kerumahnya untuk minta diajari pelajaran berhitung. Kalau untuk hapalan aku lebih pinter dari Eno. Mungkin kalau sekarang Eno anak genius. Setelah Eno masuk ke sekolahku kepandaiannya tidak ada yang bisa mengalahkan, Eno selalu nomor satu. Setelah aku di Bandung secara kebetulan ketemu lagi dengan Eno, ternyata beliau sudah menjadi Ir.Pertanian dari UNPAD 38
Perjalanan Hidupku 2012
dan sebagai pejabat di Provinsi Jawa Barat, orang mengenalnya Bapak Ir. Sudjana dan adik‐adiknya baik yang laki‐laki maupun yang perempuan jadi sarjana semuanya. Subhanallah. Suatu hari aku berkunjung kerumah kawanku karena sudah satu bulan tidak masuk sekolah. Melihat aku datang dia agak malu‐malu, kutanyakan mengapa tidak sekolah, dia menjawab, malu tidak punya uang untuk bayaran, bapakku tidak punya uang jawabnya. Sekarang ia harus membantu bapaknya di pasar sebagai kuli barang kadang‐kadang mengasuh adiknya kalau ibunya lagi kerja (buburuh). Jadi tahulah aku bahwa seseorang keluar dari sekolah karena bapaknya tidak punya uang atau tidak mampu untuk bayaran sekolah. Betapa sulitnya perjuangan hidup waktu itu sehingga harus mengorbankan hal yang sangat mendasar yaitu pendidikan. Oleh karena itu sangat disayangkan untuk anak‐anak, yang kondisi ekonomi orang tuanya baik, bahkan berlebih, tapi menyia‐nyiakan kesempatan untuk sekolah sehingga dapat dibayangkan bagaimana kondisi hidupnya di masa depan karena kemungkinan si anak itu tidak punya kemampuan (skill) untuk bekerja. Untuk hal yang demikian kelangsungan hidupnya biasanya si anak menjual harta kekayaan warisan dari orang tuanya. Karena itu ada pepatah yang mengatakan, harta suatu saat akan habis tapi ilmu setiap saat selalu bertambah, oleh karena itu saya anjurkan kepada anak‐anak muda jangan bosan‐bosan belajar dan belajarlah. Sekolah Menengah Pertama Untuk bisa masuk ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) nilai rata‐rata harus delapan dari tiga mata pelajaran yaitu Berhitung, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Umum (jaman sekarang NEM) Kebetulan nilai ujianku jumlahnya 26 (rata‐ rata delapan setengah) nilai ujian berhitungku 10, sungguh merupakan suatu kebanggaan bagi diriku, dan juga alo Uleh (guru sekolah keponakan “apa”) dan guru‐guru lainnya,sehingga aku langsung diterima di SMP Negeri Ciamis. Kawan sekelasku yang diterima langsung di SMP negeri Ciamis adalah Eno, Dedeng Kusyaman, Ratmala, Eman dan aku sendiri. Kawan‐kawan lainnya ada juga yang diterima di SMP Negeri tapi masuk siang. Sebagai hadiah kelulusanku aku dibelikan sepeda kumbang oleh “emaku”, aku merasa sangat senang dan bangga karena pada saat itu tidak semua orang tua mampu membelikan sepeda untuk anaknya.. Nilai raport triwulan pertama bagus, triwulan kedua menurun, triwulan ketiga tidak jauh berbeda dengan triwulan kedua, bahkan nilai ilmu ukur merah (nilai lima) tapi naik kekelas dua, “orang tuaku” agak kecewa. Menginjak triwulan pertama kelas dua SMP, Emaku sakit keras, oleh “orang tuaku” dibawa berobat kerumah sakit tentara Dustira di Cimahi dan diopname. Kebetulan saudara sepupuku (adi Cicih dan adi Ule) tinggal di Cimahi dan bekerja sebagai kepala perawat di rumah sakit tentara Dustira. “Apa” tiga hari di Cimahi dan” ema” hampir sepuluh hari. Melihat anak – anak adi Cicih dan adi Ule belajar “ema” sangat tertarik, sehingga beliau berkeinginan supaya aku pindah sekolah dari Ciamis ke Cimahi, dengan tujuan selain belajar ikut dengan adi Cicih dan adi Ule juga bisa menjaga Emaku yang diopname di Rumah Sakit Tentara Dustira. Tiap sore aku nungguin Emaku di Rumah Sakit. Kurang lebih sebulan Emaku di Rumah Sakit, setelah Emaku sembuh beliau pulang ke Ciamis sedangkan aku tetap tinggal di Cimahi di JL Kalidam G 40 ikut dengan adi Cicih dan adi Ule. 39
Perjalanan Hidupku 2012
Tingkat pelajaran di SMP Negeri Ciamis tidak jauh berbeda dengan SMP Negeri Cimahi, dan sekolahnya tidak begitu jauh dari tempat tinggalku. Pada waktu aku pertama kali tinggal dirumah sepupuku, aku merasa kaget, karena di Ciamis dirumah “orang tuaku” bebas, soal waktu belajar bisa ngatur sendiri, di Cimahi dirumah sepupuku penuh dengan aturan aku belajar dengan putra‐putranya yang semuanya ada lima. Jam belajar mulai jam 14.00‐16.00 atau lebih, dilanjutkan jam 19.00 – 21.00, tidak ada ampun lagi setelah jam 21.00 sehabis sholat langsung semuanya tidur, pagi‐ pagi 5.30 – 6.00 mengulangi pelajaran tadi malam sambil mempersiapkan keperluan sekolah. Segalanya serba disiplin seperti tentara. Dari hari kehari tidak ada pekerjaan lain, selain belajar dan terus belajar kecuali hari libur, dan hari minggu. Adi Ule sendiri yang mengajari putra‐putranya dan aku. Mata pelajaran yang diajarkan adalah berhitung untuk yang Sekolah Dasar, dan untuk yang SMP mata pelajaran aljabar, ilmu ukur dan Bahasa Inggris. Aku tidak bisa mengikuti aktifitas di sekolah karena selain waktunya tidak ada juga adi Ule melarangnya. Sebetulnya disiplin dan belajar seperti itu sangat bagus hanya adi Ule kurang memberi penjelasan, kurang diberi kesadaran dan diberikan contoh‐contoh yang kongkrit pada anak‐anaknya mengapa seorang anak harus belajar keras, bagaimana kehidupan dimasyarakat, akibatnya semua putra‐ putranya mau belajar kalau ada adi Ule (ada bapaknya) tetapi, jika tidak ada adi Ule, mereka bebas seperti kuda leupas ti gedogan (seperti kuda lepas dari kandangnya ). Aku sebaliknya tetap nurut pada aturan yang ada, karena “orang tuaku” berpesan kalau mau pinter wayahna harus belajar dan harus pandai‐pandai menyesuaikan dengan lingkungan yang ada. Karena selalu belajar, hampir semua mata pelajaran disekolah bisa aku kuasai. Di kelas aku agak pendiam kemungkinan karena kurang pergaulan. Hasil ujian akhir kelas 3 sangat memuaskan ranking kedua dikelas. “Apa” sangat bangga prestasiku dibilang‐bilang sama rekan‐ rekannya sehingga anak – anak rekan “apa” (teman‐temanku) “mengolok‐olok”(ngaledek) aku. Sekolah Menengah Atas Setelah tamat SMP di Cimahi, aku sudah daftar ke SMA V Bandung dan diterima, tapi “apa” menyuruhku supaya sekolah di Ciamis, karena di Ciamis mulai ada SMA Negeri dan aku angkatan kedua (1960). Di Ciamis aku kumpul lagi dengan kawan‐kawan lamaku yang melanjutkan ke SMA Negeri Ciamis. Aku aktif dikepengurusan OSIS. Masih ingat dalam ingatan, Bapak Somantri (guru menggambar) mempengaruhi pengurus OSIS agar bapak Daman Kepala sekolah, dicopot jabatannya dari kepala sekolah, aku hanya ikut‐ikutan saja tidak tahu persoalan yang sebenarnya. Hampir tiap malam rapat mengatur strategi bagaimana caranya agar Pak Daman berhenti jadi kepala sekolah SMA Negeri Ciamis. Cara yang dilakukan adalah Setiap Bapak Daman akan ngajar semua siswa tidak masuk kelas atau bubar. Hal ini oleh Bapak Daman dilaporkan ke KODIM, dan semua pengurus OSIS dipanggil ke KODIM dinasehati, salah satu ucapan Komandan KODIM (kapten Acu Syamsudin) kalau aktifitas kalian tidak dihentikan akan kami laporkan ke orang tua masing‐masing, dan kalian akan diberhentikan dari sekolah karena percuma kalian dididik jadi orang pandai nantinya tapi tidak akan berguna bagi masyarakat dan negara. Aku sangat takut sekali karena Bapak DANDIM dan Bapak kepala sekolah kenal baik dengan “bapakku”. Untung “bapakku” tidak tahu dan aktifitas “demontrasi “ dihentikan. Sampai aku keluar sekolah dan beberapa tahun selanjutnya pak Daman masih menjabat sebagai kepala sekolah sedangkan pak Somantri setahun kemudian keluar menjadi tenaga pengajar dari SMA. Di SMA aku tidak punya prestasi yang gemilang, biasa‐ biasa saja naik terbawa naik dan lulus terbawa lulus, Begitu juga teman‐teman sekelas rasanya 40
Perjalanan Hidupku 2012
kepandaiannya rata. Dari kelas satu kekelas dua, ada 4 orang yang tidak naik kelas, dari kelas dua ke kelas tiga ada 3 orang yang tidak naik kelas sedangkan waktu ujian akhir kelas tiga juga 3 orang yang tidak lulus. 3.1.2 Masa Kuliah Lulus SMA (1963) aku diterima di Jurusan Antropologi, Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Bandung. Lagi‐lagi aku ketemu dengan kawan‐kawanku waktu aku sekolah di SMP Cimahi tapi lain Fakultas. Untuk mendaftar keperguruan tinggi di Bandung aku berangkat ke Bandung bertiga yaitu Kusnadi, Rosyidin (kakaknya Mamah Dedeh) dan aku sendiri. Kusnadi sudah jelas tujuannya akan daftar ke IKIP (Universitas Pendidikan Indonesia), Rosyidin akan daftar ke Fakultas Psychologi Unpad, dan aku akan daftar ke Fakultas Ekonomi Unpad dan untuk cadangan aku daftar ke Fakultas Sastra Jurusan Antropologi diajak oleh Kang Yudistira Garna (orang Ciamis yang jadi asisten dosen di Jurusan Antropologi). Sebetulnya aku tidak ada cita‐cita untuk jadi seorang Antropoloog, dan cita‐citaku ingin menjadi seorang ekonom, tapi tidak diterima di Fakultas ekonomi Unpad dan diterima di Fakultas Ekonomi cabang Unpad tapi di Garut, aku tidak mau sekolah Ekonomi Unpad Cabang Garut, yang akhirnya aku kuliah di jurusan Antropologi. Semua heran terhadapku termasuk “apa” mengapa mengambil jurusan yang tidak menghasilkan uang, dan masa depannya kurang cemerlang. Famili‐familiku mengambil jurusan yang hebat‐hebat seperti Wimar Witular kuliah di electro ITB, Rahmat Witular di Arsitek ITB, Tati Suhadi di Fakukltas Ekonomi, Ajat Sudrajat di Kedokteran UNPAD, Sedangkan jurusan antropologi, menurut mereka masa depannya tidak jelas. Walaupun anggapan orang masa depannya tidak jelas aku bertekad akan belajar sungguh‐sungguh dan masa depanku harus sejajar dengan mereka‐mereka yang jurusannya banyak diminati. Tahun depannya aku disuruh “apa” supaya aku pindah kuliah ke fakultas Ekonomi, tapi aku tetap tidak mau karena di jurusan Antropologi aku sudah banyak kawan dan menyukainya. Waktu jamanku, ujian mahasiswa dilakukan dengan sistim gelombang yaitu ujian gelombang pertama, yang tidak lulusnya diujui lagi pada gelombang kedua, ada yang belum lulus lagi diuji pada gelombang ketiga apabila sudah diberi kesempatan ujian tiga kali masih ada yang tidak lulus, maka harus diulang semua mata pelajaran, hal inilah yang menyebabkan terjadinya mahasiswa abadi. Ada suatu hal yang tidak akan aku lupakan, Tahun 1964 aku pernah bohong sama orang tuaku, yaitu ujian gelombang pertama dari 8 mata pelajaran, satu pelajaran tidak lulus, itu juga bukan mata pelajaran yang utama, aku pikir pada ujian gelombang kedua pasti lulus. Aku bilang ke “ema” bahwa aku sudah lulus semua mata pelajaran dan sudah naik tingkat, mohon izin ke “ema” akan ikut picnic ke Bali dengan rombongan Indonesi Student Center Tourism (ISCT), semacam biro perjalanan yang dikoordinir oleh mahasiswa UNPAD para pengurus diantaranya Sdr Fatah Frakultas Hukum, Syamsudin Fakultas Hukum, Juariah Uca Fakultas Sastra, Dadi Fakultas Hukum dan Oteng Fakultas Pertanian (semuanya sekarang ini telah almarhum). “ema” membolehkan aku untuk pergi ke Bali. Yang ikut rombongan tidak hanya mahasiswa saja tapi juga orang tua atau keluarga. Kebetulan pada waktu itu aku satu group dengan keluarga bapak, ibu wadana, putra‐putrinya ibu wadana adalah sahabat‐sahabatku seperti Herna, Ocong, dan Uno (kakek, nenek, tante, dan oomnya Gilang Ramadan drummer kondang). Pengalaman ke Bali sungguh mengesankan walaupun cape. Pergi jam 6.00 pagi naik kereta api dari Bandung ke Jogya, menginap semalam di jogya, besoknya dilanjutkan menuju Surabaya,dari Surabaya menuju jember ke Banyuwangi menyebrang ke gilimanuk dengan kapal very.
41
Perjalanan Hidupku 2012
Sarjana muda dilalui dengan lancar tidak ada permasalahan apapun, dengan judul skripsi “ Kebudayaan Materi Di Desa Purwahardja Kecamatan Banjar. Tahun 1965 terjadi G 30 S PKI sebagaimana layaknya mahasiswa pada waktu itu aku bergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) ikut berdemontrasi. Tuntutan mahasiswa waktu itu TRI TURA 3 tuntutan Rakyat yaitu turunkan harga, bubarkan PKI, turunkan Presiden Soekarno, disitulah saling mengenal dengan mahasiswa‐mahasiswa dari Perguruan Tinggi lainnya. Pada waktu itu, mahasiswa betul‐betul kompak, tidak anarkis semuanya bersatu untuk satu tujuan. Perkuliahan diberhentikan untuk sementara. Tanggal 25 Maret 1970 aku sidang sarjana, dengan judul skripsi” Faktor‐Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Drop Out Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Majalaya”. Pembimbingku Prof Harsoyo. Ujian sidang ini sesuatu hal yang mendebarkan bagiku, rasanya antara siap dan tidak siap aku gugup sekali, tidak menyangka “ema” dari ciamis datang tadinya aku memberi tahu mohon do’a restunya saja bahwa aku akan ujian akhir atau sidang. Rupanya “ema” ingin menyaksikan “anaknya” sidang, hal ini menambah aku gugup, sungguh malu seandainya aku ini tidak lulus. Aku melarang ”ema” agar tidak ikut ke kampus. Aku hanya diantar oleh supirku mang Ihok. Sebelum sidang aku terus membaca petikan ayat suci al qur”an
“ YaTuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untuk urusanku, dan lepaskanlah kekakuanku dari lidahku,supaya mereka mengerti perkataanku. (Q.S. Thaahaa: 25,26,27,28). Dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Swt, dan persiapan yang prima, semua pertanyaan dari penguji ( Prof DR Phil Soepardjo, Drs Daryanto, Drs Husen Wijaya Kusumah, Drs Singgih Wibisono, Prof Harsoyo), bisa dijawab dengan lancar, walaupun gugupnya setengah mati. Kalau tidak bisa menjawab selalu diarahkan oleh Prof Harsoyo, sambil mengatakan sdr Anwar, saya tahu, saudara bisa coba tarik nafas, yang akhirnya bisa kujawab semuanya. Selesai sidang aku suruh nungggu diluar dimana para penguji akan melanjutkan sidang tentang kelulusan. Ketika aku keluar, aku merasa kaget karena diluar ditempat parkir ada mobilku, padahal aku merasa berangkat ke kampus hanya diantar, tidak membawa mobil, aku tidak berani mendekati mobilku. Selesai sidang dosen,aku dipanggil masuk kembali, aku berdiri dihadapan dosen penguji, Prof Harsoyo membacakan hasilnya. Subhanallah aku dinyatakan lulus, dan semua penguji aku salami, sebagai ucapan terimakasih. Aku sujud syukur disitu, keluar dari tempat ujian kawan‐kawanku memberi ucapan selamat, sungguh bahagia diriku. Setelah bersalaman dengan kawan‐ kawan aku menghampiri mobilku, Subhanallah “ema” dan “adik‐adikku” menjemputnya. Aku peluk “ema” air mataku berlinang karena kegembiraan, sambil berkata nuhun ema kana sadaya pidu’ana (terimakasih “ema” atas segala do’anya). “Emaku” memeluku erat‐erat dido’akeun pisan (dido’akan selamanya), selanjutnya “adik‐adikku” mengucapkan selamat.Semalam menjelang aku ujian “Emaku” terus‐terusan ngaji, untuk mendo’akanku. 42
Perjalanan Hidupku 2012
3.2. Masa Bekerja Menjadi dosen di Universitas Sriwijaya Palembang Setelah lulus S1 (1970), orang tuaku “apa” menyarankan agar aku bekerja di PEMDA Ciamis, terpaksa aku menolaknya karena aku ingin cari pengalaman diluar jawa. Akhirnya aku ke Palembang karena kakak iparku Drs Mochtar Abu Bakar SE, selain seorang pengusaha karet CV FAMILIDIN juga tenaga pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. Atas bantuan beliau aku diterima jadi dosen tetap di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, mengajar mata pelajaran Antropologi. Selain itu mengajar pula sebagai dosen tidak tetap di Fakultas keguruan, Fakultas Hukum, mengajar mata pelajaran Antropologi, di Fakultas ekonomi mengajar mata pelajaran Sosiologi. Selain itu aku mengajar pula di Fakultas Usuludin IAIN Raden Patah, dan di Universitas Muhamadiyah. Di Universitas Sriwijaya aku pernah menjadi sekretaris Biro research, kepala Bironya DR Astar Siregar yang pernah menjadi Direktur Keuangan PT PLN Persero. Di Fakultas Ilmu Pendidikan aku pernah menjadi Pembantu Dekan III, dan Pembantu Dekan I. Dasar dari keinginan menjadi dosen adalah, aku punya cita‐cita untuk melanjutkan kuliah lagi mengambil program S3, di luar negeri. Jadi dengan mengajar di Perguruan Tinggi aku harapkan bisa mendapat kesempatan untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi diluar negeri. Palembang merupakan “kotaku kedua” setelah Bandung. Di Palembanglah aku mulai merasa dewasa, aku bina hubungan tidak hanya bergaul dengan teman‐teman fakultas atau Universitas tapi dengan kawan‐kawan diseluruh lapisan masyarakat Palembang. Aku bisa bicara bahasa Palembang dengan fasih. Aku oleh Bapak Rektor ( Bapak Djuaini Mukti MA ) diikut sertakan dalam proyek kerja sama antara UNSRI dan PUSRI tentang Job description dan job evaluation PT Pupuk Sriwijaya (PT PUSRI). Dengan adanya proyek tersebut aku kenal dengan “bos‐bos Pusri” yang berasal dari Bandung atau pernah kuliah di Bandung misalnya di ITB. Aku diajak mereka belajar ski air di Sungai musi. Selain di PT.PUSRI aku juga sebagai tim peneliti sosial dari Dinas Sosial Provinsi Sumatra Selatan, banyak penelitian yang sudah dilaksanakan diantaranya penelitian suku laut yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial yang bekerja sama dengan Institute Pertanian Bogor (IPB), juga Tim peneliti Keluarga Berencana yang dilakukan oleh Kanwil Pendidikan Sumatera Selatan yang bekerja sama Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN). Walaupun aku ini pendatang rasanya karirku di Palembang tidak ada hambatan. Sahabat dekatku Drs Djafar Murod (pernah Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan), beliau banyak memperkenalkanku kepada kawan‐kawannya atau para pejabat pemerintahan maupun swasta di Palembang. Waktu aku berkunjung ke UNPAD aku ketemu dengan mantan dosenku, DR.Phil Soepardjo. Beliau mengucapkan selamat ketika mendengar bahwa aku jadi dosen, di UNSRI dan menasehatiku supaya lebih pinter dari mahasiswanya. Kemudian aku berkata pada beliau: Terimakasih atas segala bimbingan bapak waktu aku jadi mahasiswa, dan aku sekarang sudah jadi dosen, mengikuti jejek Bapak, selanjuthya aku ceriterakan bahwa aku punya cita‐cita ingin melanjutkan kuliah diluar negeri, mohon petunjuk dan bagaimana caranya, kataku. Bagus, bagus kata Bapak Seopardjo saya bangga akan kamu Anwar walaupun kamu “nakal” saat mahasiswa kamu masih ada kemauan, untuk belajar, nanti akan saya programkan test bahasa inggris yang disponsori 43
Perjalanan Hidupku 2012
Colombo Plan untuk kuliah di Australia bagi universitas‐ universitas diluar jawa, karena lulus test bahasa Inggris merupakan persyaratan utama bisa kuliah di luar negeri. Menurut beliau pasti kamu bisa, belajar bahasa inggrislah dari sekarang. Berkat beliaulah aku bisa kuliah di Australia. Bidang Study yang aku ambil adalah Educational Planning (Perencanaan Pendidikan) di Macquary University, didaerah North Sidney. Sepulang dari Australia aku bercita‐cita ingin menerapkan ilmu yang aku dapat dari Macquary University, dan pada saat itu sedang ada dan giat‐giatnya program University Planning. Begitu juga halnya di UNSRI, sedang dipersiapkan tentang program University Planning, aku harapkan aku bisa masuk kedalam Tim University Planning. Aku agak kecewa karena aku tidak dimasukan kedalam tim padahal mereka tahu bahwa aku barupulang menimba ilmu dari luar yang berkaitan dengan perencanaan pendidikan. Aku mulai berfikir kalau begini aku tidak akan ada kemajuan mengembangkan karir di Palembang, aku harus keluar dari Palembang. Umurku waktu itu 35 tahun, lagi seneng‐senengnya berkarir. Dosen di Uiversitas Padjadjaran Atas bantuan mertuaku yang kenal baik dengan Rektor UNPAD waktu itu Bapak Prof Hindersyah Wiratmadja,aku bisa pindah ke UNPAD, mengajar di Fakuttas Sastra Jurusan Antropologi. Karena masuknya pertengahan tahun aku tidak memegang satu mata pelajaranpun, aku ke kampus hanya “setor muka”, lama‐lama aku bosen juga. Kemudian aku berfikir, manusia termasuk homo sapiens artinya manusia berakal, gunakanlah akal untuk mencapai keinginan yang positif. “Otak encerku ” bicara, aku tak boleh”“nganggur” seperti ini, aku harus cari kerjaan sampingan lain, harus cari aktivitas. Aku ingat, waktu masih sekolah baik SD,SMP, SMA dan mahasiswa aku aktif di bidang organisasi baik extra organisasi maupun intra organisasi perasaanku aku ini tidak sendiri tapi banyak kawan baik didalam kampus maupun luar kampus, sekarang kawan‐kawanku harus tahu bahwa aku sekarang ini, ada di Bandung lagi. Melalui jaringan kawan‐kawankulah, harapanku dapat pekerjaan sampingan bisa tercapai. Kemudian aku temui Kang Hari Syafyudin (Ketua Gelanggang Remaja Bandung) dan Ceu Djudju (sekarang jadi dosen UNPAD) kedua‐duanya seniorku waktu mahasiswa menanyakan tentang status atau keberadaan Ikatan Keluarga Antropologi UNPAD ( IKA ANTRROPOLOGI), Menurut ceu Djudju dan kang Hari belum berkembang dan melempem. Kemudian aku mengusulkan kalau diadakan halal bihalal setelah Idil Fitri ( waktu itu bulan puasa). Kang Hari dan ceu Djudju menyambut baik. Ini kesemptan baik bagiku dengan halal Bihalal aku bisa ketemu dengan kawan‐kawanku. Kemudian kususun kepanitiaan, aku sendiri sebagai ketuanya dan aku sendiri yang menyampaikan undangan maksudnya supaya mereka tahu bahwa Aku ada di Bandung lagi. Waktu halal bihalal aku ketemu dengan dosen‐dosen senior‐seniorku, dan alumni‐alumni lainnnya. Akhirnya mereka mengetahui bahwa aku ada di Bandung lagi. Di tempat halal bihalal aku ketemu Bapak Hisyam Ahmad adik kelasku yang sudah jadi dosen di jurusan yang sama dengan aku, tapi tidak pernah ketemu. Hai kang Anwar,apa kabar kumaha wartosna, baik Pak Hisyam, saya juga dengar akang pindah kesini, terimakasih kang kita sama‐sama ngajar kata hisyam. Bagaimana Pa Hisyam selain ngajar disini ngajar dimana lagi tanyaku. Kang Anwar, jawab Pa Hisyam saya tidak ngajar dimana‐mana tapi saya kerja di Lembaga Ekologi UNPAD, sebagai staf peneliti sosial, Bagaimana kalau akang ikut kerja disana masih ada lowongan kerja untuk akang ? tanyaku serius, Ada kang jawab Pa Hisyam, kebetulan partner kerja saya Ibu Tuti pindah ke Jogya, sekarang dibutuhkan penggantinya, kalau akang mau bisa menghadap Prof. Otto Sumarwoto, mau kataku semangat, dan kapan akang harus menghadap, Bisa besok sore kang, karena kalau 44
Perjalanan Hidupku 2012
pagi‐pagi beliau suka ngajar atau mengikuti seminar, nanti saya anter sekalian saja bawa surat lamaran dan pengalaman kerjanya kata Pa Hisyam. Besok sore aku diantar Pak Hisyam , menemui Prof. Otto Sumarwoto, langsung wawancara kurang lebih 20 menit menanyakan pengalaman kerjaku sejak lulus sampai sekarang ini, dan alasan mengapa pindah dari Palembang. Setelah diwawancara Prof. Otto menyatakan, bahwa aku diterima dan harus masuk kerja besok pagi tapi sebelumnya harus menghubungi bagian administrasi dan keuangan. Subhanallah, Alhamdulilah, Laillahailallah, Allahuakbar, terimakasih Ya Allah telah mengabulkan permohonanku. Selanjutnya aku masuk keruangan Pa Hisyam dan melaporkan bahwa aku Alhamdulillah diterima, Pa Hisyam menjabat tanganku, dan berkata selamat datang di Ekologi, sekarang akang menjadi partner kerja saya, kata Pa Hisyam. Walaupun akang sudah lulus lama akang minta Pak Hisyam untuk mengajariku dalam pekerjaan ilmu lingkungan, pintaku, beres kang kata Pak Hisyam saya senang akang bisa kerja di Lembaga Ekologi ini. Lembaga Ekologi adalah lembaga peneliti yang meneliti sumber daya alam dan lingkungan. Karena Lembaga Peneliti dan bersifat ilmiah aku disuruh Prof. Otto banyak membaca dan mempelajari bermaca‐ macam literatur yang berkaitan dengan lingkungan. Aku masuk ke perpustakaan, disana sudah ada Ibu Linda dari Biologi Gajahmada sama ditugaskan membaca juga oleh beliau. Tiap hari aku ngantor di Lembaga Ekologi Unpad sekarang Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan UNPAD (PPSDAL). Dua minggu diperpustakaan datang Bapak Suharto dari Demography, Gajah Mada kemudian disusul oleh Bapak Rusydi juga dari Demography Gajah Mada. Di Lembaga Ekologi posisiku sebagai staf peneliti bidang sosial, pertama kali tugas adalah mengerjakan proyek: Study Tentang Fungsi Pekarangan Bagi Masyarakat Cihampelas Kabupaten Bandung yang dibiayai oleh Ford Foundation. Tim sosial mempelajari tentang Fungsi Pekarangan Ditinjau dari Sosial Ekonomi dan Budaya. Aku tinggal di lapangan bersama‐sama tim lainnya seperti tim aquatic, toxicology, terestrial, demography. Untuk selanjutnya mulai tahun 1980 Lembaga Ekologi UNPAD mengadakan kerjasama dengan PT PLN Persero yang dibiayai oleh Bank Dunia (World Bank) untuk melakukan penelitian dalam bidang lingkungan ( Waktu itu belum ada kewajiban membangun proyek harus diadakan Studi Lingkungan), untuk pembangunan PLTA Saguling dan PLTA Cirata. Sebagai konsultan lingkungan aku bertugas untuk memberi masukan ke PT PLN Persero, bagaimana cara membebaskan tanah dan Pemindahan Penduduk. Sungguh merupakan suatu pengalaman yang berharga bagiku, karena dalam pekerjaan tersebut melibatkan unsur‐ unsur instansi terkait baik swasta maupun pemerintah seperti dengan Pemerintah Daerah (PEMDA) baik Pemda Povinsi maupun Kabupaten (Kabupaten Bandung, Cianjur dan Purwakarta) pihak KANWIL. Walaupun aku sibuk di Lembaga Ekologi UNPAD, kewajiban untuk mengajar dijurusan tidak pernah terganggu. Dari Fakultas 1981 aku ditawari untuk mengikuti test Bahasa Inggris untuk program Doctor di Australia, kebetulan aku lulus testing, dan harus mengikuti kursus Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh British Council untuk persiapan belajar keluar negeri, di Wijoyo Center Jakarta, selama 3 (tiga) bulan. Karena harus mengikuti kursus di Jakarta dengan berat hati aku mengajukan permohonan ke Lembaga Ekologi Unpad (Waktu itu Prof. Otto Sumarwoto sedang keluar negeri) untuk mengundurkan diri. Selesai kursus orang lain sudah dipanggil aku belum dipanggil, bagi peserta kursus yang belum dipanggil disuruh nunggu di tempat kerja masing‐masing. Setelah menunggu sekian minggu baru dapat pengumuman, isi pengumuman tersebut, menyebutkan bahwa untuk sementara program Doctor Ilmu antrpologi untukku 45
Perjalanan Hidupku 2012
ditunda tahun depan atau menunggu pengumuman selanjutnya. Aku benar‐benar kecewa, stress, hampir‐ hampir kehilangan gairah kerja, aku mohon pada Allah Swt diberi jalan untuk penggantinya, tiap malam tiap detik aku terus berdoa memohon pada Allah Swt, Allah maha wenang (Kuasa) maha asih pada makhluknya. Aku sadar ada hikmah apa dibalik ini. Aku sangat kecewa karena dalam setiap ujian atau test kemanapun aku selalu lulus. Selama dua minggu aku tidak pernah kemana‐mana keluar rumah kalau ngajar. Selesai ngajar ketemu dengan Kang Oding seniorku sahabatku sesama dosen, kuceriterakan segalanya pada Kang Oding, tentang kegagalanku kuliah diluar negeri, dengan sederhananya kang Oding berkata, “Anwar… Anwar…..kenapa musti stress, kecewa,tidak nyangka kamu cengeng lihat disekelilingmu yang kurang beruntung kamu sih sudah beberapa kali keluar negeri, orang lain diatas kamu termasuk saya sendiri belum pernah keluar negeri “. Setelah Kang Oding bicara hatiku merasa lega. Dalam pergaulan disitulah arti pentingnya sahabat, untuk berkonsultasi karena kadang‐kadang suatu permasalahan tidak bisa dipecahkan oleh diri sendiri tapi perlu bantuan orang lain. Bekerja DI PT Tricon Jaya Consultant Tak disangka tak diduga, rupanya Allah Swt mendengar do’aku, menjelang Jum’atan, Dedi anak tetanggaku (orang tuanya sudah seperti saudara) datang kerumahku menanyakan kesibukanku sehari‐hari dan Dedi tahu, aku ini seorang dosen yang sering melakukan penelitian. Selain mengajar akang lagi sibuk dimana, Dedi bertanya, aku jawab bahwa akang ini sedang off. Punten Kang bagaimana kalau akang bisa menggantikan saya untuk bekerja di luar jawa sebagai peneliti, Dedi menawarkan pekerjaan tapi harus berangkat minggu depan, kata Dedi. OK, Ded kalau soal pekerjaan kita diskusikan saja setelah Jum’atan, jawabku. Dalam sholat Jum’atan aku berdoa mudah‐mudahan ini jalan terbaik bagiku, terimakasih Ya Allah Ya Robal Alamin. Selesai sholat jumat, Dedi datang kerumah mengatakan bahwa consultant PT Tricon Jaya bekerja sama dengan Clyde Survey dari Inggris akan melakukan penelitian tentang transmigrasi di Kalimantan, selama 5 bulan, dia tidak bisa ikut karena kesibukan di kantornya, dan tidak bisa meninggalkan kantor begitu lama, yang paling cocok dalam hal ini adalah Kang Anwar sebagai pengganti saya, kata Dedi. Aku menyanggupi, tapi jangan berangkat hari minggu tapi hari Senin karena akang harus minta izin ke Jurusan. Hari Sabtu menyelesaikan surat izin ke jurusan dan Ketua Jurusan mengizinkan asal masih tetap mengajar. Hari minggu pagi Bapak Hambali dari PT Tricon Jaya datang kerumahku memberi uang Surat Perintah Jalan (SPJ) dan tiket untuk ke Pontianak di Kalimantan Barat. Kata Bapak Hambali , Pak Anwar akan ketemu dengan DR. Jerry Sticking expert dari Clyde Survey di Kabupaten Sanggau, saya sudah kontak dengan beliau. Menurut Bapak Hambali status saya sebagai expert lokal (Indonesia) Bapak harus menghubhungi PU Provinsi di Pontianak Kalimantan Barat. Segala petunjuk Pak Hambali aqku catat, dan aku bilang ke Bapak Hambali bahwa aku harus tetap ngajar di Unpad, Bapak Hambali mengatakan bahwa soal waktu Bapak Anwar bisa atur sendiri. Lahaula walakuwwata illabillahilaliyyil A’dziim,Minggu sore aku berangkat ke Jakarta, menginap semalam di Jakarta, besok Senin berangkat ke Pontianak, langsung ke kantor PU, saya ceriterakan identitas saya ,tujuan kedatangan saya, kawan saya dari Clyde Survey DR. Jerry Sticking sudah menunggu di Sanggau. Dia mengerti segalanya karena sudah sore , perjalanan ke Sanggau memakan waktu 2 jam kendaraan umum sudah tidak ada dan dia menyarankan agar aku menginap semalam di Pontianak, kata orang PU besok akan diantar oleh beliau ke Sanggau, jam tujuh akan saya 46
Perjalanan Hidupku 2012
jemput di hotel.Pagi‐pagi bapak dari PU datang menjemputku. Pontianak Sanggau memakan waktu 3 jam dan tiba di Sanggau kurang lebih jam 10.00, Jerry Sticking sudah menungguku di pasar Sanggau, Dari jauh kelihatan ada bule di pasar pasti DR. Jerry Sticking karena hanya ada satu‐satunya bule yang ada disana. Setelah berkenalan langsung kekantor untuk diskusi, dan aku mengucapkan terimakasih kepada orang PU yng telah mengantarku. Hanya sebulan aku bekerja sama dengan Jerry Sticking, untuk selanjutnya aku bekerja sendiri tanpa didampingi oleh expert dari luar negeri, karena DR Jerry Sticking dipanggil oleh kantor pusat di Inggris. Selesai dari Kalimantan Barat pindah ke Kalimantan Selatan, home base di kota Banjar baru sedangkan pekerjaan di daerah Anjalipan kalau tidak salah di Kabupaten Kota Waringin. Kalau mau ke Proyek, berangkat dari Banjar baru menuju Sampit menggunakan kapal kecil Air Das yang muat 9 orang, dari Sampit menujuke Anjalipan memakan waktu 5 jam menggunakan speed boat. Setiap pulang dari lapangan penulisan laporan dilakukan di kantor cabang PT Tricon di Banjar Baru. Semua karyawan ditempatkan di mess. Salah seorang staff asisisten agro economi (Ir Pertanian) yang baru datang ditempatkan sekamar denganku karena yang sekamarku sudah selesai dan pulang ke Bandung jadi kamarku kosong. Asisten tersebut rupanya stres, ngga bisa tidur, keluhannya dia tidak bisa kerja terutama kalau bikin laporan dalam bahasa Inggris. Aku bilang jangan khawatir kami akan membantunya,tulis saja dalam bahasa Indonesia nanti kubantu menterjemahkannya dan Pak Nanang Supangat kepala cabang disini juga akan membantu, aku juga sering dibantu oleh Pak Nanang. Keluhannya tiap ketemu abdi kumaha jeung kumaha bae (bagaimana dan bagaimana saja). Mari aku bantu kataku, mana daftar pertanyaan (quertionaire) yang akan dipakai , aku bimbing membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan agro economi, pada saat menulis dia ngomong lagi bagaimana mengaplikasikannya, kumaha Pak Anwar, kutanya,pada saat kuliah apakah mempelajari metode riset atau tidak? belajar katanya, nah ini buku pegangan metode aku sampaikan padanya, dia bilang lagi kumaha.Saya mulai jengkel maklum waktu itu saya masih agak muda umurku belum 40 tahun. Kala aku tidur dia selalu berdiri disampingku memperhatikanku, aku bilang, sudahlah tidur, sudah malam besok kesiangan, muhun Pak Anwar kumaha (Iya Pak Anwar bagaimana) . Lama‐lama aku jengkel juga, dan merasa takut dipukul waktu aku tidur. Ku ceriterakan hal ini kepada Pak Nanang Supangat, bahwa yang bersangkutan tidak bisa tidur sudah 4 hari. Menurut Pak Nanang mungkin dia itu shock dengan situasi baru , bagaimana kalau besok minggu kita ajak jalan‐jalan ke Martapura dan sekalian makan kupat tahu di ujung jalan Ahmad Yani . Aku ceriterakan kepada yang bersangkutan, beliau mau dan setuju. Yang nyupir langsung Pak Nanang sendiri. Didalam mobil diam saja tidak bicara sepatahpun, kalau ditanya Cuma bilang iya. Didepan kawanku Dik‐dik, dibelakang aku dan ybs. Sepulang dar makan tahu lagi mobil jalan kencang ybs buka pintu akan loncat bunuh diri. Ybs aku tarik dan Pak Nanang memberhentikan mobilnya, karena kaget aku marahi, sampai aku bilang kalau mau bunuh diri jangan loncat dari mobil, bisa dilakukan dengan gantung diri atau urat nadi ni dipergelangan tangan diturih (diiris) disini . Ngga menyangka bakal ada sesuatu kejadian yang tragis, ybs berkata, Pak Anwar saya nitip jam tangan, cincin,dan ini surat untuk kakak saya kang Dedi (temanku ngajar tapi lain Fakultas), dan surat ini dari ibu saya bisa dibaca oleh Pak Anwar. Kemudian surat itu saya baca, dua hari di Banjar baru ybs menulis surat kepada ibunya menyatakan bahwa dia itu tidak betah di lapangan. Secara singkat jawaban dari ibunya adalah sebagai berikut: Wayahna teu betah mah ngarana oge diajar digawe, da teu leuleuweunga ieuh, baca susuratan nu ti mang Sahdi, kade tong hilap solat lima waktu, kalau terlalu panjang susuratanana baca saja Al‐fatihah dan ayat kursi sebanyak‐banyaknya. Ayo 47
Perjalanan Hidupku 2012
sholat isya tuh kata ibu juga jangan lupa sholat 5 waktu kataku ulah ngahuhuleng bae kataku. Kelihatannya dia kekamar mandi wudu akan sholat, aku simpan barang‐barangnya terus aku keluar nonton TV diruang tengah bergabung bersama kawan‐kawan. Kelihatan waktu kami duduk‐duduk ybs kedapur kalihatannya ngambil gelas untuk minum. tidak merasa curiga apa‐apa. Malam‐malam kelihatannya tidur tidak gelisah, Pagi‐ pagi aku tanya sekali lagi kepada ybs bagaimana nih barang‐barangnya, simpan saja di Pak Anwar. Sudah menjadi kebiasaan sambil nunggu makan pagi datang semua penghuni mess duduk‐duduk nonton TV termasuk juga ybs. Setelah makanan datang kira‐ kira jam tujuh semuanya kumpul dimeja makan. Sudah menjadi kebiasaan kalau sebelum makan berdo’a terlebih dahulu menurut kepercayaan agama masing‐masing. Waktu doa akan dimulai ybs tidak ada dimeja makan, kemudian aku nyuruh Nuryasin untuk mengecek. Pintu kamar terkunci diintip melalui lubang kunci Nuryasin berteriak bunuh diri ....bunuh diri , semuanya kaget. Aku mengucap innalilahi wa inna illaihi rooji’uun berkali‐kali. Ngga tahu siapa yang bilang coba lihat jendela belakang dikunci tidak. Langsung Wasimin ke belakang , ternyata jendela belakang tidak dikunci. Loncat melalui jendela, untuk buka pintu. Setelah pintu terbuka semuanya panik darah dilantai ngabayahbah (berceceran) banyak sekali. Aku berteriak keluarkan mobil..... Keluarkan mobil, Nuryasin langsung mengeluarkan mobil, ybs diangkat untuk dibawa kerumah sakit, ternyata ybs mencoba bunuh diri dengan memutuskan urat nadinya dengan pisau dapur, pisau tersebut ditemukan dibawah jendela diluar. Ybs merintih memanggil ibunya ibu........ibu.......ibu ....kang Dedi , kang Dedi maafkan aku, pak Anwar hapunten abdi (maafkan saya), sepanjang jalan sampai akhirnya tiba di rumah sakit. Aku peluk dia erat‐erat , sambil dibisikan Allahu Akbar, dia bilang Pak Anwar hapunten abdi punten pang wartoskeun ka kang Dedi, Aku bilang Iya, sabar yang sabar nanti saya telepon Pak Dedi. Alhamdulillah Ybs bisa ditolong, kalau tidak semuanya bisa berabe, bisa‐bisa semuanya penghuni mess diinterogasi polisi. Setelah diselidiki oleh kawan‐kawan mencoba bunuh diri dengan menggunakan pisau dapur, pisau dapur tersebut diambil waktu malam‐malam dengan berpura‐pura ngambil gelas untuk minum. Sore‐sore menjelang Asar Pak Dedi datang dengan saudaranya, aku yang menjemputnya ke airport, langsung dibawa kerumah sakit. Hampir seminggu di rumah sakit ybs langsung dibawa ke Bandung. Aku sampaikan semua barang‐barang dan surat‐suratnya, ternyata surat untuk ibunya adalah surat wasiat, permohonan maaf melakukan perbuatan yang nekad ini karena sudah tidak tahan lagi hidup, dan mohon maaf atas segala kesalahan‐kesalahan. Dua malam aku ngungsi kekamar Pa Nanang karena ada rasa takut, percikan‐percikan darah masih nempel didinding, aku minta kamarku dibersihkan . Setelah bersih aku baru berani kekamarku lagi. Tidak terasa 5 bulan bekerja di Kalimantan, pulang ke kantor pusat untuk laporan ke Pak Amir Djoyodikusumo direktur utama PT Tricon Jaya. Waktu itulah aku pertama kali ketemu dengan Direktur Utama, beliau mengharapkan kontrak kerjaku bisa diperpanjang, ditugaskan dibagian teknik dan administrasi dengan tugas memeriksa laporan‐laporan yang akan diperbanyak, mengetes karyawan baru selain tugas utama adalah sebagai peneliti sosial. Aku terlibat dalam penelitian Rehabilitasi Sungai Citarum, dan mengajar Bahasa Inggris bagi kawan‐kawan yang memerlukan. Waktu bekerja di PT Tricon Jaya di Bandung terjadi hal‐hal yang menggelikan, rupanya Pak Amir sering cerita sama istrinya tentang aku, bahwa aku ini karyawan yang baik dan penuh talenta, sering sekali Pak Amir memuji‐mujiku didepan istrinya. Waktu lebaran aku dan istriku Asye bersilaturahmi ke rumah Pak Amir di Jl Bengawan, rumahnya besar dan terpelihara. Aku ngebel oleh pembantunya dipersilahkan masuk dan duduk diruang tamu, ibu 48
Perjalanan Hidupku 2012
☺
⌧
☺
“Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. 82. Sesungguhnya keadaan‐ Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia”. ( Q.S. Yasiin 81,82) Menurut berita,karir Pak Amir Djoyodikusumo ( Direktur PT Tricon), bekerja mulai dari (bawah) dasar, dimulai dari surveyor, punya kemampuan tinggi pekerja keras, yang akhirnya menjadi Direktur. Bekerja di PT Tricon menyenangkan karena waktunya tidak begitu ketat, sehingga jadwal mengajarku tidak terganggu. Yang diutamakan laporan selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan hasilnya bagus tidak asal‐asalan. Kalau ada laporan yang tidak selesai atau kualitasnya jelek Pak Amir pasti marah, kalau beliau marah kata‐kata kasar keluar. Aku ini beruntung karena tidak pernah dimarahi Pak Amir. Awal 1983 PT Tricon mulai goyang pekerjaan mulai berkurang, kemungkinan banyak karyawan yang di PHK. Aku mulai ancang‐ancang kemana aku pergi. Aku selalu berusaha dan berdo’a Insya Allah. Tiap malam aku melaksanakan solat tahajud mudah‐mudahan doaku didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT. Karena aku yakin usaha dan do’a kita tersebut akan dikabulkan oleh Allah.Swt, jika kita benar‐benar memahami firman Allah :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanyadari pada urat lehernya (Q.S.Al‐Qaaf : 16). 49
Perjalanan Hidupku 2012
Bekerja di PLN Subhanallah, Alhamdulillah, Laaillahailallah Allahu Akbar, rupanya bisikanku lagi‐lagi didengar oleh Allah Swt. Pagi‐pagi kira‐kira pukul 8.00 pagi aku tiba di kantor PT Tricon Jaya lagi markir mobil tiba‐tiba Bapak Priyono (assisten peneliti mahasiswa biologi waktu di Lembaga Ekologi Unpad sekarang sudah lulus dan bekerja di PT PLN Persero Pembangkit Hydro Jabar) mengikutiku dari belakang, turun dari mobil dan menghampiriku. Setelah bersalaman aku ajak kekamarku. Kemudian aku tanya, ada apa Pak Pri, begina Pak Anwar kata Pak Priyono, di PT PLN Persero Pikitdro Jabar membutuhkan karyawan yang kualifikasinya setaraf dengan Pak Anwar yang mengetahui tentang lingkungan, saya pikir bapak cocok untuk posisi ini karena bapak dulu pernah aktif di Lembaga Ekologi kata Pak Priyono. Jabatan saya sebagai apa tanyaku, sebagai Kepala Bagian Lingkungan jadi atasan saya langsung, karena kepala bagian Lingkungan yang sekarang , promosi ke PLTA Bakaru di Sulawesi, tapi persyaratannya harus lulus testing. Kalau Bapak Anwar Iya , tolong hubungi Pak Karyono ( seniorku waktu di Ekologi Unpad dan sekarang sebagai staf ahli di PLN Pikitdro Jabar) Beliau adalah dosen jurusan Biologi MIPA unpad. Ok Pak Pri beri waktu dua hari untuk berfikir. Malamnya aku sholat tahajud dan solat istikharoh, batinku mengataka “maju”. Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan aku datang ke kantornya Bapak Karyono di PT PLN Proyek Induk Pembangkit Hydro Jabar (PIKITDRO JABAR) di Jalan Suci, apa yang diuraikan Pak Karyono sama yang diuraikan oleh Pak Priyono, hanya ada tambahannya yaitu yang mengikuti testing tidak hanya Pa Anwar Sendiri, tapi kemungkinan ada yang lainnya . Sekarang siapkan lamarannya dan kalau lamarannya sudah masuk oleh Bagian kepegawaian akan di proses ke PLN Pusat, nantinya tinggal menunggu panggilan. Kebetulan surat lamaran tersebut sudah aku bawa dan langsung disampaikan ke Pak Karyono. Baik, Pak Anwar surat lamarannya akan kami proses tinggal menunggu panggilan testing. Kata pak Karyono. Terimakasih kataku langsung permisi pulang. Akhir Mei aku mengikuti testing di Jakarta termasuk juga psycho testnya. Subhanallah awal Agustus 1983, surat panggilan dari PT PLN Persero aku terima dan dalam surat panggilan tersebut menyatakan aku diterima di PT PLN PIKITDRO JABAR langsung menjadi Kepala Bagian Masalah Lingkungan, dan harus sudah masuk tanggal 8 Agustus 1983. Umurku waktu itu 40 tahun. Aku bingung menentukan dua pilihan yang sama‐sama berat, berat meninggalkan UNPAD dan malu juga oleh bapak Rektor yang sudah menerima kepindahanku dari UNSRI, sedangkan aku ingin pindah ke PLN sebab ini merupakan kesempatan yang baik bagiku dan dimanapun jarang terjadi. Aku mencoba menemui Bapak E.Herman Sumantri (asissten dosen waktu aku masih menjadi mahasiswa dan aku kenal dekat dengan beliau) dan sekarang menjadi Pembantu Rektor II, untuk berkonsultasi. Setelah ketemu aku tanyakan berapa lama kalau pengurusan lulus butuh, Menurut Bapak Rektor II, pengurusannya kurang lebih dua bulan itu juga harus ada alasan yang tepat, aku tanyakan lagi bagaimana kalau pensiun dini , Pensiun dini lebih lama dari pengurusan lulus butuh, aku tanya lagi bagaimana kalau keluar, kalau itu sih relatif mudah sehari dua hari juga bisa selesai. Ada apa War nanya‐nanya yang begitu tanya Bapak PR II, Ini Pak punten pisan aku bicara terbata‐bata, aya naon sok ku akang dibantu kata Bapak PR II. Aku ceritakan segamblangnya bahwa aku diterima di PLN PIKITDRO JABAR, dan mohon izin mau keluar dari UNPAD, hah ......mau keluar, bagaimana dengan Bapak Rektor, beliau menginginkan Anwar mengambil program S3, Kata Pak PR II. Untuk Pak Rektor nanti aku akan bicara langsung. Boleh kalau mau keluar, ajukan saja 50
Perjalanan Hidupku 2012
permohonan keluar, dalam permohonan tersebut, sebutkan minta keluar dengan hormat, besok sampaikan kesini kira‐kira jam 9.00 pagi. Besoknya aku menemui Bapak PR II sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, permohonan keluar aku sampaikan. Tunggu saja nanti jam 14.00 bisa diambil disini. Waktu mengambil surat Bapak PR II, memberi wejangan, diantaranya hati‐hati ditempat yang baru , situasi Perguruan Tinggi berbeda dengan BUMN, kalau merasa tidak betah bisa balik lagi kesini. Oh alangkah mulia dan baik hati sekali Bapak PR II, hatiku bicara, selanjutnya aku permisi pulang dengan membawa surat keluar ditangan. Sekali lagi Anwar hati‐hati ditempat yang baru, kalau akang pasang listrik jangan mahal‐ mahal bapak PR II bercanda. Subhanallah terimakasih ya Allah aku telah diberi kemudahan. Tanggal 8 Agustus 1983 pagi‐pagi aku lapor ke PT PLN Proyek Induk Pembangkit Hidro Jabar (PIKITDRO JABAR) dengan membawa surat panggilan dan surat berhenti kerja dari UNPAD. Golonganku disesuaikan dengan peraturan yang ada di PT PLN, dan aku dapat fasilitas‐fasilitas lainnya. Penyesuaian dengan lingkungan PLN baik lingkungan kerja lingkungan sesama kawan‐kawan setingkat, bawahan dan atasan hanya berlangsung selama 3 bulan untuk selanjutnya bisa menyesuaikan sepenuhnya. Pekerjaan yang ditangani adalah yang menyangkut tentang masalah pemindahan pemindahan penduduk dan pembebasan tanah. Pemimpin PLN PIKITDRO JABAR waktu itu Bapak Ir Husni Sabar, beliau sangat pinter dan disiplin dalam menjalankan tugasnya, sehingga aku selalu berusaha untuk mengimbangi beliau. Karena aku pernah bekerja di Lembaga Ekologi UNPAD sekarang Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan UNPAD (PPSDAL UNPAD) aku sudah faham bagaimana menangani proyek PLTA Saguling dan Proyek PLTA Cirata. Waktu di Lembaga Ekologi sebagai konsltan dan di PLN PIKITDRO JABAR sebagai project owner. Tugas yang harus aku laksanaka adalah: Proyek PLTA Saguling dan PLTA Cirata dibangun didaerah aliran Sugai Citarum dengan masing‐masing kapasitas untuk PLTA Sagulng 700 MW dan Cirata 1.000 MW. Dalam pembangunan kedua proyek tersebut akan menimbulkan masalah. Masalah yang dihadapi bukanlah sekedar bagaimana membangun bendungan itu akan tetapi tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita mengamankan dan mengelola bendungan agar dapat berfungsi seperti yang diinginkan dan direncanakan serta mengoptimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif, karena terbentuknya waduk akan menimbulkan kerugian antara lain akan menggenangi daerah pemukiman dan lahan pertanian, mempengaruhi kehidupan flora dan fauna . Karena pembangunan bersifat antropometris maka perubahan itu akan mempengaruhi kehidupan dan kualitas hidup manusia. Perubahan yang positif akan meningkatkan kualitas hidup manusia sedangkan perubahan yang negatif akan menurunkan kualitas hidup kita. Dalam hal inilah aku ditugaskan oleh PLN PIKITDRO Jabar untuk mengamankan kedua PLTA tersebut dalam segi lingkungan agar umur waduk sesuai dengan yang telah direncanakan. Luas lahan yang diperlukan untuk pembangunan PLTA Saguling 6.386 Ha dan Cirata 7.273,25 Ha. Jumlah penduduk yang terkena Proyek Saguling 12.043 Kepala Keluarga dan penduduk (KK), Cirata 11.052 KK. PLN PKITDRO JABAR tidak bisa bekerja sendiri untuk menangani semua permasalahan tersebut melakukan kerja sama dengan instansi terkait baik pemerintah maupun swasta diantaranya: ‐
Untuk pembebasan tanah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten.
51
Perjalanan Hidupku 2012
‐
‐ ‐ ‐
Begitu juga halnya dengan pemindahan penduduk. Penduduk yang terkena proyek dimukimkan melalui transmigrasi, melalui Perkebunan Inti Rakyat (PIR) di Banten Selatan, perikanan (aqua cultur), pilhan sendiri. Lembaga Ekologi UNPAD penanganan masalah lingkungan Dinas Perikanan Bita Engineering dll o Rapat koordinasi dilakukan sebulan sekali atau sewaktu‐waktu kalau dianggap perlu
Bendungan PLTA Cirata
52
Perjalanan Hidupku 2012 Menanam ikan di waduk PLTA Cirata
Hamparan Karamba Jaring Apung (KJA) di Cirata
Beberapa posisi dan jabatan telah aku jalani, dan pada tahun 1995 aku dipindahkan ke PLN Pusat sampai dengan Pensiun Juli tahun 1999. Sudah menjadi kebiasaan di kantorku PT PLN setahun atau beberapa bulan menjelang pensiun semua karyawan yang akan pensiun dikursuskan keterampilan misalnya agro bisnis, perikanan, las dan macam‐macam keterampilan lainnya. Aku mengambil kursus agro bisnis di Kepurun Jogyakarta.Selesai kursus aku diberi dan membeli juga macam‐macam jenis biji‐bijian sayuran seperti kangkung, sausin,sawi, cabe rawit. Hasil kursus aku praktekan di halaman belakang rumahku. Semuanya tumbuh subur dan baik. Karena aku ini bukan pebisnis tapi pegawai maka, timbul permasalahan pemasaran, sehingga setelah panen sayur tidak bisa terjual yang akhirnya dibagikan ketetangga. Jadi kalau pensiun nanti aku putuskan tidak akan usaha dalam bidang agro bisniss karena tidak berbakat di bidang agro bisnis. Dua tahun menjelang pensiun, karena aku ini dulunya dosen UNPAD setelah pensiun aku merencanakan akan fokus back to campus untuk jadi dosen lagi. Pada waktu itu pemerintah mempunyai wacana,untuk menjadi dosen S1 harus mempunyai ijazah S2, untuk itu tahun 1977 aku kuliah lagi mengambil S2 bidang Ekonomi Management Jurusan Sumber Daya Manusia di Institute Perekonomian Wiraswasta Indonesia (IPWI) di Jakarta lulus Magister Management (MM) 1999. Mengajar Di Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata (STIEPAR) dahulu AKTRIPA Dan Lembaga Lainnya serta seminar seminar. Mengajar adalah hobiku, tidak munafik, selain mencari uang juga mencari relasi di beberapa perguruan tinggi. Aku mengajar selain di UNPAD, juga mengajar di beberapa lembaga pendidkan dan institute misalnya di lembaga pendidikan sekretaris yaitu di Vidi’s College, Patuha College. Pelajaran yang dipegang adalah pelajaran Bahasa Inggris, selain itu aku juga mengajar di STIEPAR. Mata pelajaran yang 53
Perjalanan Hidupku 2012
diasuh adalah administrasi permintaan, Management lingkungan pariwisata dan Management Sumber Daya Manusia. Waktu aku di Jakarta biasanya mengajar pada hari Sabtu. Ketika masih mengajar di Perguruan Tinggi atau bekerja di PT PLN (Prsero), aku sering mengikuti seminar‐seminar nasional maupun internasional. Bab IV Aktifitas Setelah Pensiun 4.Aktifitas Setelah Pensiun 4.1.Bekerja di South Java Flood Control (SJFC) di Jogyakarta Aku pensiun dari PT PLN Pusat 1 Agustus tahun 1999. Umumnya jika seseorang pegawai pensiun, pasti ada perasaan power Syndrome, begitu juga aku, perasaan power syndrome ada tapi kadarnya kecil. Setelah pensiun penghasilan berkurang dan harus tinggal dirumah tanpa ada aktifitas, sehingga timbul pikiran yang bukan‐bukan yang akhirnya menjadi sakit. Menurutku masa pensiun bukanlah merupakan akhir dari segalanya. Waktu itu umurku 56 tahun, masih mampu bekerja aku masih kuat dan sehat baik rohani maupun jasmani. Untuk menikmati masa pensiun aku bersama istriku jalan sana jalan sini boleh dikatakan selama sebulan pekerjaaku ternak teri artinya nganter anak nganter istri, suatu tugas yang menyenangkan tapi tidak ada tujuan yang pasti. Pekerjaan sehari‐hari kalau dirumah makan, nonton TV, tidur. Setelah pensiun sholat wajib 5 waktu selalu di mesjid selain untuk beribadah juga bersilaturahim dengan kawan‐kawan di komplek. Aku ikuti semua ceramah‐ceramah keagamaan baik di TV maupun di mesjid‐mesjid diluar komplek bersama dengan teman‐temanku. Aku orang kerja tinggal dirumah lama‐ lama juga mulai membosankan karena kurangnya aktifitas, otak kurang dipakai mikir, mulai datang otot syndrome, badan mulai terasa sakit‐sakit, terutama pinggangku terasa sakit lagi. Aku sadar ini penyakit psychis karena kurangnya gerak baik fisik maupun otak . Menurutku aku harus kerja, harus kerja, aku takut gara‐gara pensiun jadi sakit, apa kata orang gara‐gara pensiun Anwar jadi sakit power syndrome. Aku tidak mau dihakimi seperti itu oleh kawan‐kawanku. Istriku tahu betul tentang hal ini, orang yang biasa kerja harus tinggal dirumah mungkin merasa culture shock, istriku bilang untuk menghilangkan kejenuhan, coba cari aktifitas yang kira‐kira abah senangi. Ya akan abah coba cari aktifitas yang positif, kataku. Waktu pensiun anakku yang bungsu (Angke) masih kelas dua SMA dan nomor dua (Aldrin) untuk menambah wawasan setelah selesai S1, aku suruh cari bea siswa untuk meneruskan kuliahnya di luar negeri. Dengan pertolongan kakakku kang Sudjai anakku yang nomor dua Aldrin bisa melanjutkan sekolah mengambil S2 di St Peterburg University di Rusia. Walaupun bea siswa sedikitnya pasti ada penambahan biaya untuk keperluan sehari‐harinya. Setelah satu bulan “istirahat”, aku mulai memikirkan pekerjaan. Aku berusaha agar kehidupanku dan keluargaku setelah pensiun dalam soal keuangan tidak banyak berubah. Aku harus bekerja , harus bekerja yang penting harus ada kemauan dan berdo’a kepada Allah Swt. There is a will there is a way ada kemauan pasti ada jalan. Aku mulai buka jaringan melalui kawan‐kawanku, sahabat‐sahabatku 54
Perjalanan Hidupku 2012
menghubungi kawan‐kawan menyatakan bahwa aku ini telah pensiun dari PT PLN Persero, untuk mengisi waktu perlu ada aktifitas yang produktif. Dari sekian orang yang dihubungi ada jawaban dari Pak Dedi dari PT Tricon jaya (dimana aku pernah bekerja) bahwa beliau sedang membutuhkan ahli lingkungan terutama dalam bidang resettlement,yang kualifikasinya seperti aku. Pekerjaan yang akan dikerjakan adalah, untuk menangani lingkungan dan pemindahan penduduk di South Java Flood Control (SJFT) kantor pusatnya di Jogyakarta dengan wilayah kerjanya dari mulai proyek Citanduy (Jawa Barat) sampai sungai‐sungai yang ada di wilayah Jogyakarta. Langsung aku menyanggupi dan kuceriterakan pada Pa Dedi bahwa aku telah pensiun dari PT PLN. Pak Dedi akan mengambil Curiculum Vitae ku pagi ini. Aku menyanggupinya dan CV bisa diambil dirumahku. Menurut Pa Dedi aku akan diwawancara oleh Mr Hans dari konsultan ADB besok siang di kantor PT Tricon Jaya. Karena aku ini alumni PT Tricon Jaya , siang siang aku hubungi Pak Dedi, di kantornya menanyakan siapa Mr Hans itu. Pak Dedi memberitahukan bahwa Pak Hans adalah project manager SJFT dan saat ini berhalangan untuk datang ke Bandung, karena ada rapat di PU Jakarta. Jadi Pak Anwar akan diwawancara oleh Bapak Ir Mahmudin co project manager, dan beliau sedang ada di kantor sekarang, aku memberanikan diri, bolehkah aku bicara dengan Bapa Ir.Mahmudin (waktu aku kerja di PT Tricon tidak ada yang namanya Ir Mahmudin), kataku. Boleh kata Pak Dedi ini ada disamping saya. Pak Mahmudin menanyakan pengalaman‐pengalamanku, sesuai yang tertera didalam CVku, aku jelaskan semuanya. Setelah selesai pembicaraan formil, aku bertanya pada Bapak Mahmudin: Apakah bapak berasal dari jogya atau dari daerah mana, Pak Mahmudin menjawab bahwa dia berasal dari Ciamis. Spontanitas aku katakan: kalau begitu sama sesuai yang tertera di CV ku juga dari Ciamis kataku. Beliau balik bertanya di Ciamisnya dimana anak siapa SMP dimana, aku jawab di Bolenglang, anak mantri Anwar. SMP Negeri Ciamis (waktu itu SMP Negeri Cuma satu di Kota Ciamis), ke......ke.....ke. ieu teh Aan, Aan Anwar, akang mah apal pisan, geus kadieu ayeuna akang hayang panggih geus teu kudu wawancara resmi (ini Aan, Aan Anwar, akang hapal sekali kesini sekarang akang pingin ketemu ngga usah wawancara resmi) . Subhanallah, Tuhan telah mendengar do’aku. Aku langsung ketemu Pak Mahmudin, setelah ketemu ternyata yang disebut Pa Mahmudin itu adalah Kang Endin, waktu di SMP kakak kelasku beliau kelas 3, aku kelas 1, tapi aku kenal dekat dengan beliau karena beliau teman “kakakku” Teh Eti Umiyati.Sejak beliau tamat SMP masing‐masing tidak pernah ketemu, begitu juga di UNPAD beliau di Fakultas Pertanian, tidak sefakultas denganku. Menurut kang Endin pekerjaan tidak begitu susah, nanti kalau ada apa‐apa bisa saling bantu. Ke Jogya bisa sama‐sama dengan akang, dan nanti akang carikan tempat tinggal yang tidak jauh dari kantor kata kang Mahmudin. Subhanallah, terimakasih. Waktu bekerja di SJFT kadang aku ketemu dengan kawan‐kawan dari PLN, umumnya kawan‐kawanku menyarankan agar aku mencari kerja di Bandung atau di Jakarta saja karena cape harus bolak balik tiap minggu antara bandung dan Jogyakarta. Saran dari kawan‐kawanku aku terima dengan baik dan difikirkan. Menyimak uraian‐urainku diatas, sejak dari masih muda, pertolongan dan keberuntungan selalu menyertaiku, ini semuanya aku yakin karena kehendak Allah SWT. Selain itu aku ini pekerja keras, dikaruniakan mudah berfikir, tidak malu untuk bertanya kepada siapapun seandainya tidak mengetahui sesuatu, bisa memanfaatkan kesempatan, bergaul luwes, dan dimanapun aku berada selalu banyak kawan. Aku betul‐betul merasakan manfaat dari silaturahim, bantuan, saran‐saran, informasi juga berasal dari kawan. Bisa pindah kerja kesana kesini juga melalui kawan. Sehingga ingat nyanyian (Pupuh pangkur dalm bahasa Sunda ) sebagai berikut: 55
Perjalanan Hidupku 2012
Pangkur Utamana jalma kudu rea batur (Yang utama kita sebagai manusia harus banyak kawan) Keur silih tulungan (untuk saling tolong menolong) Silih titip keun nya diri ( saling menitipkan diri) Budi akal lantaran ti pada jalma ( budi dan akal karena adanya sesama manusia). Arti dan makna dari lagu ini adalah, kita sebagai manusia harus banyak kawan, krena dengan kawan‐kawan inilah kita sebagai manusia bisa saling tolong menolong bantu membantu. 4.2 Mendirikan Perusahaan sendiri Sebetulnya kontrak kerja proyek SJFT bisa diperpanjang, tapi mantuku nomor dua Wawan melalui anakku Airin, sepertinya tidak begitu mengizinkan aku bekerja ditempat yang jauh dengan alasan udah sepuh. Menurut mantuku aku punya keahlian dalam bidang ilmu lingkungan dan resettlement, di Jawa Barat dan Banten masih banyak proyek‐proyek yang berkaitan dengan hal tersebut, dan aku bisa memenej sendiri suatu perusahaan tanpa kerja dengan orang lain. Aku sepakat nurut pada anakku dan ingat pula saran‐saran dari kawanku waktu ketemu di Jogya. Selanjutnya aku membuat perusahaan dalam bidang Consultant Engineering yang aku beri nama PT GHIFARI ( nama cucuku yang pertama) dan aku sebagai Direkturnya yang berkedudukan di Serang, Banten. Dengan bantuan mantuku dan kawan‐kawanku PT GHIFARI berjalan lancar. Pekerjaan lebih difokuskan pada masalah lingkungan , detail design (DD), perencanaan. Aku merekrut beberapa orang karyawan yang tepercaya. Pelaksana harian dalam menangani pekerjaan‐pekerjaan PT GHIFARI adalah Pak Rauf yang aku anggap sebagai anakku sendiri. Biasanya pekerjaan consultant akan sibuk pada waktu tender, pekerjaan lapangan, membuat laporan, presentasi. Alhamdulillah semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Makin lama PT Ghifari makin berkembang, orang sudah mengenal bahwa PT GHIFARI punyaku. 4.3. PT Conusa Energindo Masih ingat waktu itu sore‐sore hari jumat, Mei 2002,aku akan ke rumah kakakku, hujan sangat deras, aku lagi nyupir, HP ku berbunyi , setelah kuangkat dari Pak Pradono sahabat dekatku waktu di PLN PIKITDRO JABAR,sebentar aku minggir kataku aku lagi nyupir. OK, ada apa Boss kataku ke Pa Pradono. Ini Pak Anwar, kata Pak Pradono, mau kerja ngga , gajihnya lumayan katanya. Aku bilang mau...mau sekali , Kalau berminat besok pagi hubungi Mr Kit Direktur PT Conusa sekalian bawa CV yang lengkap, alamatnya di Jl Majapahit 6 masih dekat ke Bulungan, ok kataku, terimakasih besok aku akan ke Jakarta menghubungi Mr Kit kataku. Besoknya aku ke Jakarta , menemui Mr Kit, wawancara sebentar kemudian diputuskan langsung membuat kontrak kerja dan mulai bekerja minggu depan. Subhanallah aku dapat pekerjaan lagi, nuhun Gusti batinku bicara. Pekerjaan yang ditangani adalah Pembangunan PLTA Uper Cisokan yang berlokasi Di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung. Lokasi kantor di Rajamandala. Dalam proyek ini 56
Perjalanan Hidupku 2012
aku sebagai environmental expert mendampingi foreign expert Mr Oxley. Proyek ini aku sudah hafal betul karena waktu di PLN Hydro Jabar maupun di PLN Pusat aku pernah menanganinya. Jadi sudah terbiasa dengan proyek ini tidak usah payah‐payah belajar. Dalam pekerjaan ini aku dikontrak selama satu setengah tahun. Tahun 2004 selesai kontrak dari Connusa. Walaupun aku bekerja di Conusa, aku masih bisa mengajar dan menangani PT GHIFARI. Aku mengajar hari Sabtu. Sisa waktunya (Sabtu sore dan hari Minggu) kupergunakan untuk mengontrol semua pekerjaan.Memang cape tapi menyenangkan. 4.4. PT Maunsel Berkat bantuan temanku Bapak Priyono,tahun 2004 akhir, aku dikontrak oleh PT Maunsel konsultan dari New Zeland, sebagai environmental expert mendampingi Mr Dennis Gunting sebagai foreign expert. Proyek yang dikerjakan adalah “Outer Island Elektrification” ( pembangunan mini hidro di Indonesia bagian timur), kantor pusat berkedudukan di Jakarta. Pekerjaanku keliling mulai dar Irian, Manado, Gorontalo, Makasar, Bali , Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pekerjaan sangat menyenangkan, disamping bekerja, juga aku bisa mengetahui daerah‐daerah lain diluar Pulau Jawa. Karena sering diluar Jawa pekerjaan PT GHIFARI agak terbengkalai, karena untuk hal‐hal yang prinsip tidak bisa diputuskan oleh Pa Rauf tapi harus aku sendiri, sehingga pekerjaan banyak yang terlambat atau tidak dapat pekerjaan sama sekali. Selesai kontrak dengan Pt Maunsel, sebenarnya bisa diperpanjang setahun lagi, tapi karena berbagai pertimbangan kontrak dengan PT Maunsel tidak aku perpanjang diganti oleh kawanku pensiunan dari PLN. 4.5. PT Hasfarm Dian consultant Selesai dari PT Maunsel aku mencoba menghubungi sahabatku Bapak Darminto co Project manager waktu di PT Conusa, beliau mengatakan bahwa namaku sudah dimasukan kedalam tim Additional Work for Uper Cisokan Project (pekerjaan tambahan untuk proyek Uper Cisokan) yang akan dimulai dua bulan lagi. Selama menunggu dua bulan aku kelola PT GHIFARI sungguh‐sungguh dan pekerjaan mulai ada lagi ,aku hubungi kawan‐kawanku supaya PT GHIFARI dapat pekerjaan. Katanya selama tahun‐tahun belakangan mereka menghubungiku tapi katanya Pa Anwar ada diluar Jawa, aku mengakui akan hal itu, dan aku katakan bahwa aku sudah ada lagi di Jakarta. Kira‐kira awal Januari 2006 Upper Cisokan dimulai, aku bekerja sebagai Environmental expert mendampingi DR. Rudi Kuipper. Kantor proyek di Jl. Gandaria Jakarta. Sudah menjadi kebiasaan kalau aku tinggal di Jakarta tiap Jum’at sore pulang ke Bandung. Seperti biasanya di Bandung aku mengajar dan mengontrol pekerjaan PT GHIFARI. Tahun 2008, PT PLN Persero akan mulai pekerjaan konstruksi untuk proyek Uper cisokan Hydro Electric Power Project (HEPP) karena rencananya proyek harus sudah mulai beroperasi 2014. Aku dikontrak lagi untuk pekrjaan Land Acquisition And Resettlement Plan (LARAP). Proyek ini dibiayai dari Asian Development Bank (ADB). Untuk pekerjaan LARAP ini banyak sekali permasalahan yang harus diselesaikan, terutama yang menyangkut pembebasan tanah. Semuanya harus berhubungan dengan PEMDA dan instansi terkait lainnya. Kadang terjadi diskusi yang alot antara PEMDA, PLN dan konsultan. Karena berbagai faktor, sampai akhir kontrak kerja LARAP antara PT Hasfarm dengan PLN berakhir pekerjaan LARAP belum selesai dan dilanjutkan oleh Lembaga Penelitian UNPAD, dan aku memutuskan untuk tidak memperpajang kontrak kerjaku. 57
Perjalanan Hidupku 2012
4.6. Bekerja di Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (KONSUIL) Satu bulan menjelang akhir kontrak dengan PT Hasfarm, aku ditelepon oleh Pak Bambang Somantri ( sama‐sama pensiunan PLN ), agar aku menghadap Pak Tunggono ( mantan salah seorang Direktur PLN Pusat), menurut Pak Bambang, Pak Tunggono perlu bicara denganku dan Pak Tunggono beserta staf dari Jakarta, akan rapat di Bandung, minggu depan. Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, aku diantar oleh Pak Bambang Somantri menghadap Pak Tunggono. Hasil pembicaraan adalah sebagai berikut: Pa Anwar dimana kegiatan sekarang, aku bilang di Uper Cisokan, kapan selesai kontrak di auper Cisokan tanya Pak Tunggono, bulan depan jawabku. Bagaimana kalau saya minta tolong, untuk menghubungi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (KADISTAMBEN ) Provinsi Banten, menurut Pak Bambang Sumantri, Pak Anwar sering Ke Banten kata pak Tunggono. Untuk apa Pak, aku harus menghubungi KADISTAMBEN tanyaku, Begini kata Pak Tunggono : Sudah sejak tahun 2005, di Provinsi Banten akan didirikan KONSUIL, Apa KONSUIL itu Pak , tanyaku lagi. Kemudian Pak Tunggono menjelaskan secara singkat tentang KONSUIL, yang pada waktu itu aku belum begitu mengerti tentang KONSUIL. Mangga (baik) Pak, kapan kira‐kiranya akan ke Banten tanyaku, makin cepat makin baik jawab Pak Tunggono. Bagaimana kalau selasa depan, baiklah, Pak Anwar, bapak akan ditemani oleh Pak Bambang Sumantri, kata Pak Tunggono. Dalam perjalanan Jakarta Serang aku minta Pak Bambang Sumantri, menjelaskan tentang KONSUIL, secara rinci, karena setidaknya aku harus mengerti sebagai bahan pembicaraan dengan KADISTAMBEN. KADISTAMBEN (Bapak Chepi), menerima baik kedatanganku dan Pak Bambang Sumantri, dan menurut hasil pembicaraan KONSUIL dipersilahkan untuk melakukan sosialisasi tanggal 28 Januari 2009. Setelah dilakukan sosialisasi dua minggu kemudian dilakukan pelantikan Pembina Konsuil, dimana aku dimasukan sebagai salah seorang anggota Pembina wakil dari masyarakat pengguna listrik (konsumen). Untuk pengurus BP KONSUIL Wilayah Banten telah ditetapkan DR. Memet R Hermanto sebagai Kepala Wilayah. Tapi sehubungan pada waktu itu DR Memet belum pensiun, dan ada peraturan baru personil KONSUIL jangan ada jabatan ganda (merangkap) dengan instansi manapun, maka diputuskan aku sebagai Kepala Wilayah. Tadinya aku menolak, tapi karena tidak ada calon lain yang diperkirakan memenuhi syarat maka aku bersedia jadi kepala wilayah dengan catatan DR. Memet harus ikut aktif sebagai tenaga ahli di KONSUIL Wilayah Banten. BP KONSUIL Wilayah Banten diresmikan/dilantik tanggal 5 Maret 2009. Dibawah ini aku jelaskan secara singkat tentang KONSUIL: KONSUIL ditetapkan oleh KEPMEN ESDM Nomor 1109.K/30/MEM/2005 tentang Penetapan Konsuil Sebagai Lembaga Pemeriksa Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Konsumen Tegangan Rendah. KONSUIL Pusat di Jakarta sudah berdiri sejak Tahun 2003 dan KONSUIL Wilayah sudah terbentuk diantaranaya : Di Jawa dan Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesa dan Nusa Tenggara. Konsuil Wilayah Banten Dibentuk berdasarkan deklarasi pembentukan konsuil oleh stakeholder unsur ketenaga listrikan yaitu: 1. Unsur Pemerintah Daerah (PEMDA); 2. Unsur Penyedia Tenaga Listrik (PT. PLN APJ Banten); 3. Unsur Kontraktor Listrik (DPD AKLI Banten); 4. Unsur Perguruan Tinggi (UNTIRTA); 5. Unsur Wakil Produsen Peralatan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik; 6. Unsur wakil Konsumen. Tugas KONSUIL Dalam Pemeriksaan Instalasi Listrik sesuai KEPMEN ESDM 1109 K/30/MEM/2005 yaitu Melaksanakan Pemeriksaan dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi Instalasi (SLO) Pemanfaatan 58
Perjalanan Hidupku 2012
Tenaga Listrik Konsumen Tegangan Rendah. Tujuan pemeriksaan instalasi adalah terjaminnya pemanfaatan tegangan rendah dengan memenuhi azas 3A (Aman, Andal, Akrab Lingkungan ), berapapun usia instalasi tersebut. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa BP KONSUIL Wilayah Banten telah diresmikan tanggal 5 Maret 2009, aku sendiri ditunjuk oleh Dewan Wali Amanat (DWA) sebagai BP Konsuil wilayah Banten atas dasar usulan dari KONSUIL Pusat. Sampai saat ini kondisi pegawai BP KONSUIL Wilayah Banten adalah sebagai berikut: KONDISI PEGAWAI KONSUIL BANTEN (Existing ‐ 2011)
1 2 3 4
1 2 3 4 5
PENGURUS Kepala Wilayah Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan Kepala Bagian Teknik dan Operasional Kepala Bagian Manajemen Mutu dan Sertifikasi JUMLAH STAF Staf Akhli Koordinator Pemeriksa Verifikator Pemeriksa Non Pemeriksa a Sekretariat b IT c Administrasi dan Keuangan d Teknik dan Operasional e Manajemen Mutu & Sertifikasi f OB &Satpam JUMLAH TOTAL JUMLAH
1 1 1 1 4
orang orang orang orang orang
1 2 2 24
orang orang orang orang
2 2 4 13 3 3 56
orang orang orang orang orang orang orang
60
orang
Untuk area pemeriksaan disesuikan dengan Area Pelayanan Jaringan (APJ) PT PLN Persero. Area terebut adalah : PLN APJ Banten Utara (PLN UPJ Cikande, PLN UPJ Serang, PLN UPJ Cilegon, PLN UPJ Anyer) dan PLN APJ Banten Selatan (PLN UPJ Rangkasbitung, PLN UPJ Pandeglang, PLN UPJ Labuan, PLN UPJ Malingping). Di masing‐masing wilayah PLN UPJ ditempatkan seorang Penghubung atau “License Officer” yang membawahi dan mengatur pekerjaan para Pemeriksa. Tugas dari Penghubung selain mengatur pekerjaan 59
Perjalanan Hidupku 2012
Pemeriksa juga menyampaikan hasil pemeriksaan lapangan ke Koordinator, sesuai dengan wilayah PLN APJ nya, di kantor wilayah di Serang melalui seorang Kurir. Hasil pemeriksaan lapangan kemudian di verifikasi oleh Tim Verifikator yang terdiri dari Koordinator dan Kepala Bagian Teknik & Operasional dan Kepala Bagian Manajemen Mutu. Apabila hasil verifikasi pemasangan instalasi di lapangan sesuai dengan standar PUIL 2000 dan SNI, maka instalasi dinyatakan Laik Operasi dan dibuatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) nya. Tapi apabila hasil verifikasi pemasangan instalasi di lapangan tidak sesuai dengan standar PUIL 2000 dan SNI maka instalasi dinyatakan Tidak Laik Operasi (TLO) dan tidak dibuatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) nya. Untuk hasil pemeriksaan yang TLO, maka akan dibuatkan Berita Acara verifikasi untuk kemudian diserahkan kembali kepada instalatir pemohon untuk diperbaiki isntalasi nya sesuai yang tertera dalam Berita Acara verifikasi. Setelah selesai diperbaiki, instalatir memohon kembali pemeriksaan oleh BP KONSUIL Banten dan apabila setelah diperiksa ternyata hasil nya bagus sesuai dengan PUIL 2000 dan SNI maka instalasi tersebut dinyatakan Laik Operasi dan dibuatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO). Pengurus konsuil wilayah Banten
Dalam melaksanakan kelancaran tugas BP Konsuil Wilayah Banten mengupayakan untuk melakukan kerjasama dengan stake holder ketenagalistrikan seperti Dinas Pertambangan Energi (DISTAMBEN), PT. PLN (Persero) APJ dan UPJ sewilayah Banten, Pengembangan Perumahan REI (Real Estate Indonesia), Instalatur, dan Perguruan Tinggi. 60
Perjalanan Hidupku 2012
Pemeriksaan instalasi listrik oleh Pemeriksa BP KONSUIL Banten
61
Perjalanan Hidupku 2012
BAB V Anakku Mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 5.1 PILKADA Kabupaten Tangerang Awal 2007, anakku nomor 2 Airin menghadapku, dan memberitahukan bahwa dia akan ikut mencalonkan diri jadi wakil Bupati Tangerang. Antara percaya dan tidak karena menurut pendapatku jadi wakil Bupati itu tidak gampang. Hati kecilku berkata kenapa tidak jadi calon nomor satu sekalian. Tapi hal ini tidak terucap karena kemungkin anakku mempunyai pertimbangan lain . Aku tidak ikut aktif pada PILKADA Tangerang ini. Waktu kampanye akan dimulai Airin minta do’a restu kepadaku dan kepada istriku dengan cara membasuh kakiku dan kaki istriku. Waktu salaman mohon do’a restu pada orang tua kupeluk dia, sambil kubisikan ketelinganya, maju terus abah mendo’akan selalu, keberhasilan dan tidak, mana yang terbaik dimata Allah. Hanya sewaktu‐waktu saja aku dan istriku ikut kampanye, ikut dengan iring‐iringan mobil sambil membagi‐bagikan kaos atau kerudung. Menurut pendapatku kampanye, iring‐iringan mobil atau hiburan dengan mendatangkan artis kurang efektif dan tidak terukur karena lawan politik kita bisa mengukur kekuatan kita, infiltran bisa masuk, dan juga lawan politik menikmati hiburan kita. Pernah pertama kali aku mengikuti kampanye anakku dilapangan, aku bangga, sedih dan haru anakku Airin berpidato didepan umum dihadiri oleh ribuan masyarakat, pidatonya sungguh memukau, masyarakat antusias sekali mendengarkannya dengan riuh tepuk tangan , Subhanallah. Disitu aku mulai yakin anakku Airin punya kepinteran. Waktu PILKADA Kabupaten Tangerang anakku kalah karena lawannya incumbent. Inalillahi wa inailaihi rojiun, rupanya Allah Swt belum mengizinkan anakku jadi Wakil Bupati Tangerang. Every cloud has a silver lining ( tiap‐tiap kegagalan pasti ada hikmahnya).
Artinya: karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Kegagalan adalah suatu keberhasilan yang tertunda, aku tanamkan hal ini pada anakku Airin, jangan putus asa memang terasa menyakitkan. Terus beraktifitas kamu masih muda masa depan masih cerah kedepan kesempatan emas masih menantimu. Aku teringat, setelah Airin memberitahukanku bahwa dia akan mencalonkan jadi wakil Bupati Tangerang secara kebetulan aku bertemu dengan “orang pniter”yang , mengemukakan bahwa bukan mendahului Allah Swt setelah dihitung‐hitung ternyata “tongkat komando” ini bisa dipegang oleh anak Bapak seandainya umur anak Bapak sudah berumur 35 tahun. Bapak tinggal berdo’a saja, mungkin Allah 62
Perjalanan Hidupku 2012
Swt akan menentukan lain. Jangan tinggal sholat lima waktu kalau bisa ditambah sholat‐sholat sunat lainnya juga hal ini sampaikan pada anak bapak, kata ” orang pinter “tersebut. Perlu kami katakan disini selama PILKADA di Kabupaten Tangerang banyak sekali ”orang pinter” yang menawarkan jasa baiknya, ada yang menyuruh menyembelih kambing hitam, ada yang menyuruh mandi, ada yang memberi air, pokoknya macam‐macam persyaratan yang harus dilakukan oleh anakku Airin, sedangkan suaminya Airin, Wawan tidak senang dengan hal‐hal yang berbau kelenik atau mistik. Airin minta bantuanku untuk menghadapi “orang‐orang pinter” ini. Aku seleksi semuanya kalau yang berbau musyrik aku tolak secara halus. Kadang‐kadang ada yang sifatnya mengancam kalau tidak memakai apa yang dia sarankan, dia mengatakan pasti kalah. Kalau ada yang berpendapat demikian,aku jelaskan, semuanya kami serahkan kepada Allah SWT” (Q.S Alfatihah : 5 ) Kepada Engkaulah kami menyembah dan kepada Engkaulah kami minta pertolongan
⌧ Umumnya walaupun tidak tersurat, para “orang pinter” tersebut, minta imbalan yang kadang‐ kadang besarnya imbalan tersebut tidak masuk diakal. Dari sekian banyak “orang pinter” yang paling mengesankan adalah: ada “orang pinter” yang menaruh dua mahkota yang harus disimpan diatas meja ditutup dengan kain putih diletakan harus menghadap ke kiblat. Mahkota tersebut,disimpan dirumah Airin sudah dua minggu, dan akan datang pada hari minggu. Airin minta aku untuk menghadapi orang pinter itu karena dia sibuk sosialisasi. Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan “orang pinter” datang kerumah Airin. Setelah berkenalan orang pinter itu menyebutkan bahwa mahkota ini kata “leluhurnya” (karuhun) sudah waktunya dipersembahkan untuk Airin. Mahkota ini dari “karuhun” mana, tanyaku, Mereka jawab didapatkannya dengan hasil susah payah puasa 40 hari, berasal dari karuhun Kerajaan Galuh yang berlokasi di Karang kamulyan Ciamis.Sebagai imbalan dan syaratnya bapak harus bayar 15 juta, spontanitas aku bilang, kok mahal sekali Ini tidak mahal Pak, kalau bapak tidak bersedia membayar akan saya berikan ke lawan politik anak Bapak. Aku tanya lagi, bapak asli orang Karangkamulyan, Iya katanya, dimana di Karangkamuliannya tanyaku. Dia jawab, disekitar peninggalan kerajaan, Sebelah mana rumah ceuk Dioh (kang Ahmad) dan Kang Sastra (familiku yang tinggal bersebelahan dengan lokasi peninggalan), aku ini asli orang sana kataku. Dia tertegun mendengar pengakuanku bahwa aku orang Karangkamulyan, bahkan aku ini pewaris tahta kerajaan kataku bercanda. Mohon maaf Bapak bukannya kami tidak bersedia, akan kami fikirkan dulu, namun demikian mohon do’a dan dukungannya pada anak saya Airin kataku, kalau mau dibawa lagi mahkota ini, ya silahkan saja nanti segalanya akan saya sampaikan pada Airin. Setelah itu, aku ingat akan lagu sunda papatet yang melarang untuk menyembah gunung atau sagara atau hal –hal lain yang bersifat mistik atau klenik. Lagu itu adalah sebagai berikut: 63
Perjalanan Hidupku 2012
Papatet Ulah rek munjung ka gunung (jangan menyembah gunung) Ulah muja ka sagara (jangan menyembah ke segara) Gunung mah sok rajeun urug ( Gunung suka longsor) Sagara sok rajeun saat (segara kadang kering tidak ada airnya) Munjung mah kudu ka Indung (minta perlindungan harus ke ibu) Muja mah kudu ka Bapa (minta pertolngan harus ke Ayah) Indung tungguling rahayu (ibu yang memberi kesejukan hati) Bapa puja ning waluya (ayah yang memberi kebahagiaan) Maksud dari lagu (pupuh) tersebut adalah kita sebagai manusia dilarang oleh Allah Swt untuk menyembah gunung, air atau yang lainnya selain kepadaNya. Selain itu mintalah doa kepada orang tua untuk kebahagiaan dunia dan aherat. 5.2. PILKADA Kota Tangerang Selatan. Selesai mengikuti PILKADA Kabupaten Tangerang, Airin mulai aktif lagi dikantor Notarisnya dan terus melakukan aktifitas sosial karena menjabat sebagai ketua PMI dan sebagai Pembina Majlis Ta’lim Dikota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang disahkan pada tanggal 26 November 2008 oleh DPR RI bersama pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri telah mengesahkan Undang‐Undang nomor 51 tahun 2008 tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan merupakan bagian dari Provinsi Banten dengan luas Wilayah 147,19 km2, jumlah penduduk 1.241.441 Jiwa yang terdiri dari 7 Kecamatan Yaitu kecamatan Serpong, Serpong Utara, Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Pamulang dan Setu. Kota ini berbatasan dengan kota Jakarta sebagai ibukota negara, budaya ibukota besar sekali pengaruhnya di Tangerang Selatan. Tangsel kota Urban area
64
Perjalanan Hidupku 2012
Pada awal bulan puasa 2010 ( Awal Agustus 2010), Airin memberitahukan padaku bahwa dia akan mecalonkan diri menjadi Walikota Tangerang Selatan, aku menyetujui karena jadi nomor satu bukan wakil. Umurnya sudah mencukupi menjelang 35 tahun. “VINI VIDI VISI”, itulah semboyanku untuk anakku Airin. Aku bilang pada anaku sekali maju tetap maju, belajarlah dari pengalaman yang sudah. Mudah‐mudahan Allah Swt mengabulkan keinginan anakku. Aku tidak pernah datang kesana‐ kesini menghubungi orang “pinter” untuk anakku Airin. Aku dan istriku Asye munajat panteng (Khusyu) kepada Allah Swt agar maksud anakku bisa terkabul, begitu juga kakek dan neneknya Airin (Bapak H.Surdja dan Hj.Siti Hanah), mendo’akan agar cucunya Airin bisa terpilih jadi walikota Tangsel. PILKADA Tangsel diikuti oleh 4 calon walikota – wakil walikota untuk pertama kalinya yaitu pasangan nomor peserta 1. Yayat Sudrajat‐Norodom Sukarno, pasangan nomor 2. Rodiah Najibah‐ Sulaeman Yasin. Pasangan nomor 3 Arsid‐Andre Taulany, Pasangan nomor 4 Airin Rachmy Diani‐Benyamin Davni. kandidat No.4 Calon Walikota dan wakil, Pilkada Tangsel
Pada PILKADA Tangsel yang pertama, aku tidak terlibat secara langsung tapi hanya sebagai pemerhati karena aku begitu yakin 9 partai pendukungnya sudah cukup kuat untuk memenangkan, hanya sekali‐sakali saja mewakili Airin ke Majlis‐majlis Ta’lim bersosialisasi kalau Airin tidak bisa melaksanakannya, sehingga aku banyak mengenal warga Tangsel terutama ustad dan guru‐guru agama. Waktu empat pasang calon kandidat wali kota Tangsel melakukan debat kandidiat yang disiarkan oleh salah satu TV swasta kelihatan sekali kualitas masing‐masing calon. Disini betul‐betul kelihatan 65
Perjalanan Hidupku 2012
kepinteran kemampuan masing‐masing calon. Pasangan nomor 4 ( Airin Rachmi Diany‐benyamin Davnie) lebih menonjol kepinteran dan kemampuannya jika dibandingkan dengan calon lainnya. (kenyataan bukan karena aku bapaknya). Hampir semuanya mengacungkan jempol, dan banyak yang meneleponku. Waktu kampanye berjalan, ada lawan politik yang sering menghujat Airin, diantaranya Airin merupakan tangan‐tangan gubernur, Airin Curang, Airin korupsi , Airin dynasti, Airin pendatang. Hal‐hal tersebut sering dimuat dikoran‐koran lokal. Kalau ada yang menjelek‐jelekan Airin hatiku panas rasanya, kata kawan‐kawanku jangan dilawan “cooling down” nantinya akan bosan sendiri dan masyarakat akan menilai, kualitas Airin yang sebenarnya. 66
Perjalanan Hidupku 2012
Airin saat berkampanye pada Pilkada Tangsel
Seringkali lawan politiknya melakukan “black campign” agar masyarakat merasa kecewa oleh Airin, ngebilangin bahwa Ibu Airin akan datang berkunjung misalnya jam 4 sore, masyarakat terutama ibu‐ibunya disuruh masak dan siap‐siap menyambut. Setengah jam lagi acara akan dimulai tiba‐tiba diumumkan bahwa Ibu Airin berhalangan datang yang akhirnya masyarakat kecewa, padahal ibu Airin tidak ada kunjungan dan tidak ada janji datang kesana. Pada tanggal 17 November 2010, digelar pesta demokrasi untuk pemilihan walikota dan wakil walikota Tangsel dengan hasil perolehan suara sebagai berikut: KPU Tangsel menetapkan perolehan hasil suara: Calon no 1 Yayat Sudrajat‐Norodom Sukarno memperoleh suara 22.640 suara, peserta no 2 Rodiah Najibah – Sulaeman Yasin memperoleh suara 7.518 suara disusul oleh pasangan no 3 Arsid‐ Andre Taulany dengan perolehan suara 187.778 suara pasangan no 4 Airin Rachmi Diany‐ Benyamin Davnie dengan perolehan suara 188.893 suara. Kemenangan pasangan no 4 selisihnya tipis sekali dibandingkan dengan pasangan no 3 karena selisih suara hanya 1.115 suara, tidak sebanding dengan partai pendukung yang banyak dan partai‐partai besar. Ini sangat membahayakan bisa di claim oleh pasangan yang angkanya mendekati. Walaupun pasangan nomor 4 menang kuanggap “kalah”. Karena tidak sebanding dengan partai pendukung. Hal ini aku sampaikan juga pada tim suksesnya Airin, karena tim suksesnya ada yang melakukan pesta kemenangan. Tanggal 19 November 2010, Tim pasangan Arsid‐Andre Taulany, melayangkan gugatan ke Mahkamah Konsttusi (MK) karena menilai ada pelanggaran dalam proses PILKADA Tangsel, salah satu bukti yang dibawa adalah selebaran memo Airin Fans Club (AIFAC) yang ditanda tangani oleh Assisten I pemkot Tangsel. Sebetulnya AIFAC ini dibentuk beberapa bulan yang lalu sebelum ada acara PILKADA, hal ini dijadikan senjata oleh lawan politiknya agar PILKADA diulang. Setelah 67
Perjalanan Hidupku 2012
menggelar sidang beberapa kali di MK, pada tanggal 10 Desember membatalkan ketetapan KPU dan memerintahkan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada dengan alasan ada pelanggaran sistematis, terstruktur dan masif dari pihak Airin‐Benyamin Davni (pasangan no 4). Airin tertunduk waktu MK menyatakan hasil PILKADA batal dan harus mengadakan PSU Ulang
Aku nonton keputusan MK ini dari siaran TV swasta. Begitu pengumuman PILKADA diulang, tim Arsid‐Andre Taulani bersorak sorai seolah‐olah sudah menang. Yang menggelikan dirumah “Bosnya” mereka pesta pora seolah‐olah sudah menang, kami lihat di TV swasta Arsid dan Andre Taulani digotong diceburkan ke kolam renang. Setelah Pengumuman Pilkada diulang di TV swasta Airin diwawancara, dengan tegarnya, dia menjawab akan menerima putusan MK ini, Innalillahi wa inia ilaihi rojiun. Aku sebagai bapaknya, sebetulnya tidak menerima akan putusan ini, dalam suatu pertandingan apapun sekali menang ya menang. Tapi ini ada hubungannya dengan politik mau apa lagi hatiku harus menerima. Hatiku menangis apalagi kalau melihat ketegaran Airin di TV, aku tahu dia begitu terpukul tapi bisa menguasai diri. Oh....anakku, abah dan mamah akan selalu berada disampingmu dan akan selalu mendoakanmu. Anakku harus optimis, teguhkanlah hatimu, “pertandingan” belum selesai. Hatiku mulai tergerak aku harus menolong anakku, harus....., harus menolong anakku, apapun akan kulakukan asal dijalan yang benar demi anakku. Sekali lagi anakku jangan berkecil hati abah dan mamah akan selalu disampingmu, bertawakallah kepada Allah Swt, abah akan membantumu semampunya. Ingat semboyan abah “VINI, VIDI,VISI”. Otak “encerku” mulai keluar, aku ini tidak sendiri di Tangsel, kawan‐ kawanku banyak baik yang dari Tangsel sendiri maupun yang diluar Tangsel seperti yang berasal dari Ciamis, Priangan Timur (Tasikmalaya,Garut), dari Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor, Sulawesi Selatan semuanya akan kuhubungi. Langkah pertama yang kuhubungi adalah teman dekatku yang sudah kuanggap saudara sendiri yaitu Pak Kuswara, Pak H. Syukri Manja, dan Pak Nana guru. Kami berkumpul dirumah Pak H. Syukri di complek perumahan Latinos. Dengan diulangnya PILKADA kuceriterakan keprihatinanku, perasaan mereka juga prihatin karena mereka pendukung berat Airin. Kemudian kami berempat melakukan “rapat kecil”. Hasil rapat, dibentuk “Tim” dan memutuskan aku sebagai penasehat 68
Perjalanan Hidupku 2012
dalam Tim tersebut, ketuanya Bapak H. Syukri Manja, wakil ketua Bapak Nana Guru, Sekrertaris Bapak Kuswara (tim ini disebut tim 4). Tim ini merupakan Tim keluarga (supporting tim) diluar tim resmi. Sebutan ketua tim kami ganti dengan “kepala suku”. TIM 4 Bapak Ir. H. Syukri Manja Beliau adalah Insinyur Pertanian jurusan Sosial Ekonomi dari Universitas Hasanudin Makasar. Kedekatan ku dengan pak H. Syukri yang merupakan “Kepala suku” Tim 4, difasilitasi awalnya oleh pak Memet teman dekat/kolega ku di BP. KONSUIL Wilayah Banten. Pak H. Syukri adalah saudara deket dengan almarhumah istri nya pak Memet. Pak Memet cerita kepada ku bahwa Pak H. Syukri dari sejak awal memang fans berat dan pendukung nya Airin baik pada waktu PILKADA Kab. Tangerang dan juga PILKADA pertama Kota Tangerang Selatan. Pak Memet yang mengajaku bertemu dengan Pak H. Syukri dan seperti gayung bersambut maka sejak itu jadilah kami selalu bersama‐sama kesana kemari siang dan malam mengatur strategi dan lain sebagainya. Hubungan kami sekarang ini sudah seperti Kakak dan Adik. Pak Memet memang tidak terlibat secara langsung dalam Tim 4 karena domisilinya jauh di Serang, tapi dengan diperkenalkan nya aku dengan Pak H. Syukri itu sudah merupakan kontribusi yang cukup besar juga. Pak H. Syukri merupakan seorang pengusaha muda yang sukses, bisnis nya banyak tapi khusus nya di bidang kesehatan. Beliau punya Klinik Bersalin “Vitalaya” yang cukup besar yang berlokasi di Pondok Benda Indah Pamulang. Sekarang pak H. Syukri sedang membangun Rumah Sakit Bersalin di depan Klinik bersalinnya yang sudah ada. Dengan adanya Klinik Bersalin ini, dan juga karena ke dermawanan nya, pak H. Syukri dan istrinya Bidan Hj. Vivi sangat banyak membantu masyarakat terutama masyarakat yang tidak mampu dalam proses persalinan dengan demikian membuat pak H. Syukri dan keluarganya dikenal luas dan sangat dekat dengan masyarakat disekitar situ dan disekitar Pamulang. Pak H. Syukri yang berasal dari Sulawesi Selatan juga merupakan salah satu tokoh muda di diantara keluarga besar Sulawesi Selatan yang cukup banyak tinggal di daerah Tangerang Selatan. Karena ketokohannya Pak H. Syukri diangkat sebagai Wakil Ketua dalam Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) wilayah Tangerang Selatan. Selain itu, Pak H. Syukri juga adalah Ketua PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) Tangerang Selatan yang jumlah anggota nya juga cukup banyak. Pak H. Syukri banyak terlibat dalam membantu pembinaan petenis meja‐petenis meja khusus nya yang masih muda‐muda untuk mengembangkan bakat nya. Bapak Drs H. Nana MM Jabatan Pak Nana dalam tim 4 ini adalah “ wakil kepala suku”. Aku kenal dengan Pak Nana sejak Airin mencalonkan jadi wakil Bupati Tangerang tahun 2006, beliau adalah pendukung berat Airin. Beliau berasal dari Rancah Kabupaten Ciamis dan diusut‐usut masih ada hubungan kerabat denganku. Beliau mengajar mata pelajaran olah raga di sekolah SMP dan SMA swasta di DKI yang lokasinya berbatasan dengan Tangsel. Selain itu pak Nana sebagai ketua Forum Komunikasi Peduli Pendidikan (FKPP) yang anggotanya adalah guru‐guru yang berdomisili di Tangsel. Dengan sendirinya pak Nana sangat berpengaruh dan dikenal di kalangan guru‐guru, orang tua murid dan alumni sekolah tersebut. Pak Nana lah yang memperkenalkanku kepada tokoh‐tokoh masyarakat terutama tokoh yang berkecimpung dalam 69
Perjalanan Hidupku 2012
pendidikan, dan tokoh – tokoh masyarakat yang berasal dari Priangan Timur terutama yang berasal dari Ciamis. Bapak Kuswara Pak Kuswara berasal dari Sukabumi. Berdomisili di Tangsel sejak tahun 1997. Orangnya sangat aktif baik dalam bidang keagamaan maupun kemasyarakatan. Aku kenal dengan Pak Kuswara karena satu jemaah di mesjid Al Hakim dan kebetulan rumahnya tidak begitu jauh dengan rumahku. Beliau adalah tokoh masyarakat Serpong dan Pamulang dan pernah menjabat ketua RW beberapa periode di sektor 12.5 Kencana Loka kelurahan Ciater. Pekerjaan sehari‐harinya adalah supplayer soft copy alat‐alat pendidikan, dan merupakan salah seorang pengurus pengentasan gizi buruk didaerah Ciater. Selain itu Pak Kuswara, pernah menjabat Badan Perwakilan Daerah (BPD) untuk daerah Ciater, dan sampai saat ini Pak Kuswara merupakan salah seorang pengurus pembangunan mesjid Al Madani (di daerah kencana loka). Karena aktivitasnya itu Pak Kuswara banyak dikenal dikalangan masyarakat Tangsel. Kembali ke Tim 4, setelah berembuk, sepakat langkah kerja pertama yang harus dilakukan yaitu melakukan penelitian singkat apa yang terjadi dilapangan, sehingga kemenangan Airin tipis sekali. Kedua berkonsultasi dengan para sesepuh, tokoh‐tokoh, cendekiawan yang sudah berpangalaman dalam bidang kemasyarakatan, pendidikan, ataupun usahawan yang bertempat tinggal di Tangsel. Ketiga menghubungi sekolah – sekolah dari mulai sekolah dasar sampai Perguruan Tinggi yang berlokasi di DKI, (perbatasan dengan Tangsel) tapi murid‐murid‐muridnya, orang tua murid, alumni dan para guru‐gurunya bertempat tinggal di Tangsel. Potret Tim 4 (dari kiri Bapak Nana, Aku sendiri, Bapak H. Syukri Manja, Bapak Kuswara)
Menurut hasil penelitian singkat Tim 4 dengan masyarakat adalah : 1. Tim sukses Airin terlalu arogan; 2. Masyarakat bawah kurang disentuh; 3. Susah menghubungi Airin, terlalu protokoler padahal Ibu Airin belum jadi Walikota; 4. Airin adik Gubernur Banten, kental dengan KKN; 5 Pemilih – pemilih Airin tidak diberi kartu pemilih, oleh panitia; 6. Tidak memilih Airin dengan alasan, benci dengan Lurah/kepala 70
Perjalanan Hidupku 2012
desa karena sebagai lurah/kepala desa kurang memperhatikan masyarakatnya. Selain itu ada juga yang tuduh menuduh, karena ibu lurah arogan. Agar tidak salah langkah dan didasarkan pada hasil penelitian, Tim 4 sepakat untuk berkonsultasi dengan para sesepuh dan tokoh masyarakat yang berada di Tangsel. Selanjutnya yang pertama dihubungi adalah Bapak Taufik Haswidi (mantan anggota DPR, dosen, penasehat Gubernur DKI) berasal dari Rancah Ciamis. Menurut beliau langkah pertama adalah netralisir image masyarakat bahwa Airin merupakan tangan‐tangan gubernur dihilangkan, berikan penjelasan bahwa Airin itu berasal dari Ciamis. Hubungi masyarakat Ciamis (orang Galuh) dari mulai lini atas sampai lini bawah misal Perguruan Tinggi, pedagang, tukang‐tukang yang ada di Tangsel. Sesuai dengan petunjuk pak Taufik aku hubungi pak Holil sesepuh (mantan dekan Fakultas Usulludin IAIN Syarif Hidayatullah) yang berasal dari Ciamis, pendapat beliau sama dengan pak Taufik Haswidi, beliau akan mensosialisasikan Ibu Airin kepada rekan‐rekannya dan kepada mahasiswa. Selanjutnya Tim 4, atas prakarsa pak Nana (guru olah raga SMP dan kepala sekolah SMK swasta) mendata seluruh sekolah yang ada di DKI (perbatasan DKI Tangsel), yang murid‐murid dan guru‐ guru serta orang tua murid yang umumnya berdomisili di Tangsel. Oleh Pak Nana, kemudian dibentuk koordinator‐koordinator untuk mensukseskan Airin. Selanjutnya, atas prakarsa pak Nana, aku dan Airin disarankan menghadap kepala Dinas Pendidikan DKI Bapak Taufik Yudi, untuk minta dukungannya. Dalam pertemuan tersebut beliau mensuport dan mempersilahkan Tim 4 menghubungi sekolah‐ sekolah yang ada diperbatasan DKI dan Tangsel, yang murid‐murid dan guru‐guru serta orang tua murid yang umumnya berdomisili di Tangsel, asal hati‐hati. Dari data yang diperoleh, maka diatur agar guru‐guru yang berasall dari Jawa Barat menghimpun warga Jawa Barat, terutama yang berasal dari daerah Priangan Timur. Guru‐ guru yang bearsal dari Aceh, menghimpun masyarakat Aceh. Begitu juga yang berasal dari Madura dan Solo menghimpun kawan‐kawannya yang berasal dari satu daerah. Begitu pula pak H. Syukri, menghimpun masyarakat yang sudah dikenal sebelumnya melalui Rumah Bersalin “Vitalaya”, kemudian menghimpun warga Sulawesi Selatan yang berdomisili di Tangsel dan menghimpun warga petenis‐meja Tangsel, sedangkan aku menghimpun masyarakat Palembang dan Ciamis juga daerah Priangan Timur. Begitu juga dengan pak Koswara menghimpun saudara‐saudara, kolega, dan warga‐warga lainya. Kami selanjutnya melakukan sosialisasi dan pendekatan pribadi agar warga‐warga yang dihimpun ini dapat memilih Airin. Kelihatannya pendekatan pribadi ini sangat efektip. Setelah 5 hari berjalan aku hubungi tim suksesnya Airin, menurut salah seorang anggota tim suksesnya Airin, mengatakan bahwa Tim belum mulai bergerak karena ada perubahan susunan personil, aku agak marah, masih menyusun personil, kalian itu sudah ketinggalan 7 langkah dari peserta nomor 3 (Arsid dan Andre Taulany), karena aku dengar dilapangan peserta nomor tiga sudah mulai menghubungi masyarakat. Aku betul‐betul panas, ko Airin dan timnya adem ayem saja. Walaupun demikian Tim 4, terus melakukan pendekatan‐pendekatan pribadi. Aku ambil cuti 2 hari. Pagi, siang, sore dan malam terus kugunakan dengan Tim untuk menghubungi masyarakat sambil ngobrol‐ngobrol menjelaskan bahwa Airin itu anakku, anak H.Anwar yang beasal dar Banjar Ciamis bersuamikan Wawan adiknya ibu Atut Gubernur banten. Menurutku Airin punya kemampuan memimpin Tangsel. Hal ini kami lakukan dari rumah kerumah karena Pemilihan Suara Ulang (PSU) ini tidak diperbolehkan untuk diadakan kampanye. Pulang kerumah rata‐rata jam satu atau jam dua malam atau kadang kadang menjelang subuh, karena ada beberapa titik yang dikunjungi. 71
Perjalanan Hidupku 2012
Pagi‐pagi lagi mikir‐mikir siapa lagi yang harus aku kunjungi, istriku berkata ini ada nomor‐nomor telepon famili kita berasal dari cikoneng Ciamis, yang sudah lama berdomisili di Tangerang. Dari siapa nomor telepon ini aku balik bertanya, katanya dari mang Endin (pamannya istriku). Pertama kuhubungi nomor yang paling atas, setelah ngobrol‐ngobrol saling mengenalkan bahwa beliau bernama Wahyu, menyambut dengan baik, dan aku bilang siang ini mau kesana. Harap tunggu. Dia mengatakan ya, kami tunggu. Karena aku berkepentingan aku bergegas kerumahnya diantar oleh pak Koswara dan pak H. Syukri. Setelah ngobrol menceriterakan pancakaki (silsilah) maka saudara wahyu dan keluarganya merupakan keluarga dekat istriku, berasal dari cikanyere, gegempalan kecamatan Cikoneng Ciamis. Hanya, masing‐ masing keluarga tidak pernah ketemu dan tidak saling mengenal (pareumeun obor). Asalnya aku manggil pak Wahyu, tapi menurut silsilah keluarga pak Wahyu adalah keponakan istriku jadi aku manggilnya “alo” Wahyu dan “alo” Wahyu memanggilku “mamang” atau “mang” Anwar. Walaupun baru pertama kali bertemu aku dan keluarga “alo” Wahyu terasa akrab sekali. “Alo” Wahyu adalah sesepuh kampung dan besar sekali pengaruhnya di masyarakat sekitar situ. Setelah mengetahui bahwa ada hubungan kerabat “alo” wahyu malam‐malamnya mengadakan rapat dirumahnya, dengan mengundang semua personil (RT‐ RW) disekitarnya, juga kerabat lainnya yang ada di kelurahan tetangga (Bapak Obe). Waktu PILKADA pertama mereka betul‐betul pro Arsid‐Andre Taulany. “Alo” Wahyu memperkenalkanku pada para hadirin bahwa aku adalah bapak kandungnya ibu Airin dan keluarga Ibu Airin mempunyai hubungan kerabat dekat dengannya dan kami harapkan semua “balik kanan”, dulu main di “Persija” sekarang balik kanan semuanya bermain di “Persib”. Semua mendukung dan mulai saat itu rumah “alo” wahyu dijadikan POSKO. Besoknya diadakan rapat lagi, diumumkan bagi siapa yang tidak mendukung disuruh meninggalkan rumah ini. Kemudian diadakan “deklarasi” mendukung Airin. Atas persetujuan kawan‐kawan Tim 4 kemudian berubah menjadi Tim 4 plus (plusnya “alo” Wahyu, “alo” Obe, Bapak Ismedi dan kawan‐kawan). Ternyata “alo” Wahyu seorang tokoh masyarakat, yang terkenal dan pernah menjadi RW. Umumnya semua politisi nasional mengenal “alo” Wahyu, karena beliau pernah aktif di salah satu partai. Setelah mengetahui bahwa “alo” Wahyu, “alo” Obe, ikut mendukung Airin, para pendukung Airin baru pada bermunculan dan ikut bergabung bersatu. Waktu PILKADA pertama “alo” Wahyu dan “alo” Obe, adalah pendukung berat nomor 3, dan sangat ditakuti oleh lawan politiknya karena terkenal galak. Ada juga pendukung Airin yang membisikan padaku bahwa hati‐hati dengan pak Wahyu dan pak Obe jangan‐jangan hanya berpura‐pura saja mendukung kita karena peserta no 3 punya semboyan “ambil uangnya coblos nomor 3”. Aku katakan pak Wahyu adalah keluarga deket dan tidak mungkin melakukan itu dan beliau sudah bener‐bener mendukung Airin. Hal ini diperkuat lagi setelah Ibu Airin datang bersilaturahmi kepada orang tuanya pak Wahyu waktu mengadakan akiqahan anak adiknya pak Wahyu, disitu pak Obe nangis, merasa berdosa telah mendzolimi Airin padahal Airin masih keluarga dekat. Setelah pertemuan dengan “alo” Wahyu, tiada hari tanpa sosialisasi. Karena Tim 4 plus adalah suporting Tim, hampir tiga hari sekali laporan ke Airin, laporan ini diperlukan untuk melengkapi Tim resmi. Kalau Tim resmi tidak bisa tembus misalnya sosialisasi di perumahan yang mewah‐mewah maka Tim empat plus yang melakukan pendekatan tersebut, atau kalau ada laporan bahwa personil Tim resmi tidak menepati janji dan masyarakat merasa dikecewakan maka Tim 4 plus turun tangan memberikan penjelasan. Kerjasama antara Tim 4 plus dan Tim sukses resmi, bekerja dengan baik sehingga kelihatanya makin banyak penduduk Tangsel yang balik arah yang dahulu milih ke nomor 3, sekarang milih ke nomor 4. 72
Perjalanan Hidupku 2012
Tim 4 plus berfoto bersama wakil walikota Tangsel Airin dan Wawan (suami) setelah pencoblosan
Pada tanggal 27 Februari Menggelar Pemilihan Suara Ulang (PSU) sesuai perintah Mahkamah Konstitusi (MK). Hasilnya menggembirakan sekali perolehan suara melebihi target yang telah ditetapkan (lebih dari 30 persen kemenangan), namun demikian keputusan resmi tetap menunggu dari Mahkamah Konstitusi (MK). 73
Perjalanan Hidupku 2012
Kamis tanggal 24 Maret 2011 Mahkamah Konstitusi (MK) mengukuhkan kemenangan calon walikota – wakil walikota Airin Rachmi Diany – Benyamin Davni dengan menolak gugatan permohonan perkara nomor 209 dan 210terkait sengketa PILKADA dari kubu lawan politiknya Arsid – Andre Taulany. Majlis hakim MK dalam persidangan sengketa Pemilihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilkada Tangsel, memutuskan menerima hasil pleno rekapitulasi perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis 3 Maret 2o11 silam. Keputusan tersebut disahkan melalui putusan MK nomor 209 – 2010/PHPU.D.VIII/2010 dan dibacakan langsung oleh Ketua MK Mahfudz MD. MK memerintahkan kepada KPU Kota Tangsel menetapkan kemenangan Airin – Benyamin menjadi walikota dan wakilwalikota terpilih dengan perolehan suara 241.797 atau 53,67 persen suara pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) lalu Potret Airin melambaikan tangan setelah ada keputusan kemenangan dari MK.
Aku menunggu keputusan pengumuman MK di Alam Sutra di rumah Airin. Hasil PSU ini sungguh menakjubkan pasangan nomor 4 (Airin‐Benyamin) memperoleh suara 241.797 suara atau 53.67 % suara pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) lalu. Rincian selanjutnya suara yang diperoleh untuk masing‐masing kandidat adalah sebagai berikut pasangan nomor 1. memperoleh suara 4.933 suara; pasangan nomor 2. memperoleh 5.106 suara; pasangan nomor 3. memperoleh suara 198.660 suara; dan pasangan nomor 4 memperoleh 241.797 suara; Subhanallah, anakku memenangkan PSU ini dengan kemenangan mutlak. Mendengar ketok palu langsung bergemuruh suara takbir dari ratusan pengunjung sidang yang sejak pukul 15.30 WIB memenuhi ruangan MK Sejumlah orang banyak yang melakukan sujud syukur. Hal ini kulihat dari rekaman kawanku yang merekam proses ketok palu tersebut. Setelah pengumuman kawanku itu langsung meneleponku, kebetuan dirumah Airin sedang ada pengajian anak‐anak yatim dan sedang kumpul para ustad selain mengaji juga menunggu pengumuman. Setelah ada berita kemenangan langsung kusampaikan pada mereka yang ada dirumah Airin , spontanitas takbir bergema tanda suka cita, dan 74
Perjalanan Hidupku 2012
langsung mengadakan sujud syukur, Subhanallah , terimakasih ya Allah, bathinku berbisik. Kemenangan Airin‐Benyamin ini bukan kemenangan individual tapi kemenangan seluruh tim . PELANTIKAN WALIKOTA Hampir sebulan menunggu, kira‐kira tanggal 14 April 2011 ada pengumuman bahwa Pelantikan walikota‐wakil walikota Tangsel akan diadakan tanggal 20 Mei 2010 jam 10. 00 bertempat di kampus Universitas Terbuka Pondok Cabe. Pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan aku dan Asye istriku, mertuaku , anak‐anakku serta sahabat – sahabatku dari Tim 4 plus dan sahabat dekatku datang memenuhi undangan pelantikan ini. Begitu masuk ruangan aku tertegun sejenak melihat rekaman aktifitas anakku Airin, dari mulai kampanye sampai terpilihnya dalam PILKADA ini. Gubernur Banten melantik walikota & wakil walikota Tangsel 2011‐2016 Acara pengucapan sumpah dan janji jabatan kepala daerah pertama kota Tangerang Selatan diadakan dalam rapat paripurna istimewa oleh DPRD kota Tangsel di Aula Utama Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Tangsel yang dihadiri oleh kurang lebih 2.500 undangan, tampak hadir dalam acara tersebut diantaranya partai‐partai pendukung. Gubernur Banten Ratu Atut Chosiah melantik walikota dan wakil walikota Tangsel, hatiku bener‐bener terharu bahagia hampir‐hampir meneteskan air mata aneh tapi nyata antara percaya dan tidak, Subhanallah anakku jadi Walikota Tangsel. Bukan mimpi tapi kenyataan. Mudah‐mudahan dalam menjalankan tugasnya bisa amanah dan ada pembaharuan di kota Tangsel, Amin ya Robal Alamin Perlu aku informasikan disini bahwa dalam proses PILKADA di Tangsel sama seperti PILKADA Tangerang semua klenik, mistik, dukun, “orang pinter’ sama pada bermunculan. Melihat pengalaman PILKADA Tangerang, untuk ini, Airin sama sekali tidak mau berhubungan dengan “orang pinter” semuanya diserahkan padaku. Hampir kesemua orang pinter aku katakan “terimakasih”, nanti akan saya sampaikan kepada ibu Airin. Ada orang pinter yang ngotot ingin ketemu Ibu Airin, dengan yakinnya dia bisa memenangkan ibu Airin asal dia bisa bersalaman dengan Airin. Karena waktu itu aku ada keperluan dengan 75
Perjalanan Hidupku 2012
anakku Airin, ditempat orang pinter tersebut saya telepon Airin dan dia sedang memimpin rapat di PMI. Saya datang ke PMI dengan mempertemukan Airin dengan orang pinter. Waktu Airin ketemu orang pinter, Tim 4 berjaga‐jaga khawatir kalau‐kalau “orang pinter” itu melakukan hal‐hal yang tidak diinginkan. Setelah bersalaman dengan Airin “orang Pinter” berkata bahwa ibu Airin harus ketemu dengan gurunya yaitu “eyang wisnu”, aku bilang, jadi “orang pinternya” bukan bapak kataku, bukan jawabnya, kenapa bapak tidak berkata sebelumnya, kalau begitu maaf, kami tidak bisa menenui eyang Wisnu kataku. Pertemuan berahir sampai disitu. Kalau dianalisa umumnya “orang pinter” ujung‐ujungnya duit (UUD). Selain hal tersebut diatas ada beberapa lembaga penelitian yang mengajukan proposal untuk mengadakan penelitian, dari hasil penelitian tersebut bisa diambil langkah – langkah untuk mensukseskan atau memenangkan Airin. Mereka mengajukan proposal dengan budget rata‐rata diatas 200 juta rupiah bahkan ada yang lebih besar lagi. Kalau diusulkannya setahun yang lalu agak masuk akal juga, ini waktu pencoblosan tinggal satu setengah bulan lagi, dan kami sendiri Tim 4 plus sudah punya milestone atau langkah‐langkah rencana kerja (tahapan pencapaian) perminggu untuk menghadapi bagaimana memenangkan Airin dalam PSU yang akan datang. Yang ngotot sekali adalah ada Biro Penelitian, dari Bogor. Biro penelitian ini beberapa kali menghubungiku dengan alasan ingin membantu mensukseskan Ibu Airin. Akhirnya kami sepakat untuk mengadakan pertemuan. Anggota Biro Penelitian itu masih muda‐ muda sekali, dalam perkenalannya umumnya mereka Sarjana Hukum. Sebelum diskusi dimulai kami tanya apakah anggota Biro Penelitian ini ada yang tinggal di Tangsel, mereka menjawab tidak ada, rata‐rata anggotanaya tinggal di Bogor dan Jakarta. Dalam diskusi mereka menyampaikan program kerjanya beserta langkah‐langkah kerjanya. Kesemuanya itu hampir sama dengan langkah‐langkah kerja Tim 4 plus, bedanya kami dari Tim 4 plus sudah mengetahui lapangan dan mereka baru akan terjun kelapangan. Usulan mereka kami tolak , setelah ditolak ketuanya agak marah, dan mengatakan dimanapun di Indonesia belum ada PILKADA yang diulang tidak ada yang menang semuanya kalah. Dikatakan begitu langsung aku ngomong, Boleh saja anda berkata begitu, untuk Tangsel lain, perlu anda ketahui kami dari tim 4 plus adalah peneliti juga, supaya anda tahu pak Syukri adalah Ir. Pertanian jurusan Sosial Ekonomi, pak Kuswara Sarjana Hukum UI, pak Wahyu Sarjana Sosial Politik, aku sendiri adalah mantan dosen Universitas Padjadjaran dan bekerja di Lembaga Ekologi Unpad, dan pak Nana adalah Guru SMP dan SMA di daerah perbatasan Tangsel dan DKI. Mudah‐mudahan program kami ini bisa mensukseskan Airin dalam PILKADA yang akan datang. Kami katakan sekali lagi permohonan maaf bahwa usulannya tidak bisa diterima. Maklum anak‐anak muda yang penuh semangat mencari obyekan penelitian. Setelah ngomong‐ ngomong waktu mau pulang mereka tidak menyangka bahwa Tim 4 plus ini dikiranya bukan sarjana‐ sarjana senior dan mereka minta maaf atas segalanya. 5.3 PILKADA BANTEN Pada Pilkada Banten 2011 diikuti oleh 3 calon Cagub dan Cawagub Yaitu pasangan Nomor satu Ratu Atut Chosiyah (incumben Gubernur Banten) – Rano Karno, pasangan Nomor dua Wahidin Halim (incumben walikota Tangerang) ‐ Irna Narulita dan pasangan Nomor tiga Jajuli Juwaini – Muzzaki. Sebagai keluarga, aku merasa mempunyai tanggung jawab moril untuk ikut membantu dalam Pilkada ini untuk memenangkan pasangan Nomor satu. Karena domisiliku ada di BSD, maka aku hanya 76
Perjalanan Hidupku 2012
konsentrasi di wilayah Tangerang Selatan saja. Sebagai tim keluarga, langkah pertama yang aku lakukan adalah melakukan konsolidasi dengan TIM 4 PLUS. Untuk “Glory” (gebyarnya) TIM 4 PLUS yang dilakukan yaitu melaksanakan bhakti sosial pengobatan gratis dibeberapa tempat. Bakti sosial pengobatan gratis ini, disponsori oleh Bapak H. Syukri Manja, Direktur Rumah Sakit Bersalin VITALAYA. Tempat pertama pengobatan gratis yaitu dikelurahan Benda Baru ‐ Kecamatan Pamulang, yang kedua di Kelurahan Serua, yang ketiga di jalan Salak Kelurahan Pamulang, yang keempat di Kelurahan Pondok Aren dan yang kelima di Kelurahan Cilenggang. Alhamdulilah, effek dari “glory” dengan cara bhakti sosial tersebut betul‐betul menyentuh masyarakat. Masyarakat bisa mengetahui pasangan nomor satu lebih dekat dan bisa mengenal bagaimana cara mencoblos. Mereka senang karena dapat berobat secara gratis, berikut obat‐obatannya dan memperoleh snack serta hiburan. Selain itu TIM 4 PLUS melakukan fogging (memberantas nyamuk demam berdarah) didaerah perumahan Pamulang II, perumahan Serua Indah, perumahan Reny Jaya, perumahan villa Pamulang, kampung Buaran dan perumahan Puri. Disamping melakukan “glory”, TIM 4 PLUS juga melakukan kunjungan ke tokoh‐tokoh masyarakat, tokoh‐tokoh agama dan tokoh‐tokoh pemuda, menghadiri selamatan seperti perkawinan, melayat jika ada kematian, melakukan kunjungan ke tokoh‐tokoh masyarakat. Beberapa hari menjelang pemilihan, dalam pelaksanaan kunjungan aku cuti 3 hari dari kantorku karena kunjungan dilakukan mulai pagi atau siang hari sampai larut malam. Selain mengunjungi para tokoh kunjungan aku fokuskan pada masyarakat serta tokoh‐tokoh yang waktu PILKADA Tangsel tidak memilih Airin memilih nomor 3 (Arsid – Andre Tolani). Alhamdulilah hasil kunjungan tersebut positif terutama yang dulu tidak memilih Airin setelah dikunjungi mereka merasa diperhatikan karena menurut mereka serasa “anak ayam kehilangan induk”. Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan PEMILUKADA Banten digelar pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2011, secara kondusif (tidak ada gejolak apa‐apa). Pada tanggal 30 oktober 2011, KPU Banten Banten menetapkan pasangan nomor urut 1 Ratu Atut Chosiyah –Rano Karno sebagai pemenang Pilgub Banten 2011 dengan perolehan suara 2.136.05 (49,65 ℅) peserta nomor 2 Wahidin Halim – Irna Narulita 1.674,957 (38.93 ℅dan peserta nomor 3 Jazuli Juwaeni 491.432 (11.42 ℅). Peserta nomor urut 2, kurang legowo menerima kekalahan ini, selang satu hari setelah KPU Banten menetapkan, melayangkan surat gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) , senin tanggal 30 oktober 2011 dengan nomor gugatan 393‐0/PAN . MK/X/2011. Dalam surat gugatan tersebut kuasa hukum WH‐Irna mengajukan tiga berkas yakni 12 exemplar berkas permohonan keberatan sengketa Pilgub, 12 exemplar berkas surat kuasa pemohon, dan 12 exemplar daftar dan bukti pemohon P‐1 dan P‐2. Dalam berkas pemohon keberatan sengketa dicantumkan berbagai kejanggalan yang terjadidalam Pilgub Banten 2011. Begutu juga pasangan nomor 3 Jazuli Juwaini‐Makmun Muzakki tidak legowo, tidak mau menerima kekalahan dan melayangkan surat ke MK dengan nomor surat 115/PHPU.D.XI/2011. Juru bicara Tim sukses nomor 1 secara prinsip siap menghadapi gugatan di MK, karena sejak awal sudah memprediksi bakal ada gugatan dari pihak lain mengingat Atut‐Rano merupakan pihak incumben yang kerap jadi sasaran kesalahan. Menurut Ibu Atut “Dalam proses Demokrasi diperhelatan pesta Demokrasi lokal, wajar jika ada gugatan‐gugatan.” Sidang perdana MK diagendakan tanggal 8 November jam 2.00 siang dengan acara sekitar pemeriksaan berkas dan berlanjut sampai sidang kedua dan ketiga. Mahkamah Konstitusi (MK), selasa 22 November telah memutuskan menolak seluruh gugatan sengketa yang diajukan oleh pasangan calon Gubernur lain “menolak gugatan seluruhnya” kata Ketua Majlis MK Mahfud MD saat membacakan putusan. Subhanallah, Walhamdullilah, Lailahailallah, Allahu Akbar pasangan Ratu Atut Chosiyah – Rano Karno memenangkan 77
Perjalanan Hidupku 2012
PILKADA ini . Ratu Atut Chosiyah menjabat Gubernur Banten yang kedua kalinya. Akhirnya Atut – Rano akan segera dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten (2012 – 2017). Ratu Atut Chosiyah berjabat tangan dengan Rano Karno setelah MK mengukuhkan kemenangannya menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten (2012‐2017).
78
Perjalanan Hidupku 2012
BAB VI Organisasi , Kesenian Dan Olah Raga 6.1 Organisasi Sejak sekolah dasar aku sudah senang berorganisasi. Waktu di Sekolah Dasar beberapa kali aku jadi ketua kelas, yang sangat menyenangkan adalah, setiap akan masuk kelas murid‐murid berbaris menjadi dua barisan ketua kelas menyiapkan barisan mana yang paling rapih barisannya disuruh masuk terlebih dahulu. Didalam kelas disiapkan kembali, dan ketua kelas memberi aba‐aba,beri hormat, serempak murid‐ murid mengatan : merdeka, yang selanjutnya beberapa tahun kemudian menjadi selamat siang atau selamat pagi. Di SMP kelas 1, langsung pemilihan ketua kelas dan aku terpilih menjadi ketua kelas, semua ketua kelas langsung menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Sekitar tahun limapulutujuhan, Surat kabar “Pikiran Rakyat” mendirikan organisasi perkumpulan remaja Pikiran Rakyat di tiap‐tiap Kabupaten seperti Ikatan Kuntum Mekar Bandung (IKUMBA), Ikatan Kuntum Mekar Tasikmalaya (IKUMTAS), ada IKUMSU (Sumedang), karena aku ini dari Ciamis maka aku masuk IKUMTIM (TJ=c ejaan lama), diorganisasi inilah aku belajar, baca puisi (deklamasi), mengarang. Yang paling menyenangkan kalau sudah IKUM2 kumpul di Bandung, salah satu kegiatannya diantaranya perlombaan membaca puisi dan olah raga. Dari IKUM‐IKUM ini aku menambah kenalan dari seluruh Jawa Barat. Pernah aku ketemu salah seorang anggota IKUMBA di Manado 1998 Yaitu Sdr Lies Djaya beliau telah menjadi Prof DR dalam bidang pertanian dan menjadi guru besar Fakultas Pertanian Sam Ratulangi di Manado.Kebetulan juga beliau menjadi tim peneliti transmigrasi perwakilan dari Universitas sedangkan aku perwakilan dari PT Wiratman. Begitu juga waktu SMA aku aktif di OSIS. Selain itu aku adalah salah seorang pendiri Perkumpulan Pemuda Pelajar Dan Mahasiswa Ciamis yang disebut Galuh Taruna dengan ketuanya Kang Edi Udia Mahasiswa ITB, tokoh lainnya Kang Maman Kostaman UNPAD) dan Kang Toyib Iskandar (ITB). Tujuan organisasi ini adalah agar pelajar dan mahasiswa yang berasal dari Ciamis saling kenal mengenals sehingga mempermudah informasi kalau ingin melanjutkan sekolah, atau ada keperluan lainnya. Rujak party, halal bihalal, pulang bersama ke Ciamis kalau libur adalah acara rutin yang sering dilakukan. Waktu mahasiswa sampai sekarang aku adalah anggota Penempuh Rimba Dan Pendaki Gunung (WANADRI), Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS), Ikatan Mahasiswa Bandung (IMABA), Mahawarman Yon II kompi C, aktif di senat mahasiswa dan organisasi lainnya. Setelah lulus kuliah secara otomatis aku menjadi anggota Ikatan Keluarga Antropologi (IK Antropologi), Ikatan Sarjana Sastra Indonesia, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Huria Mahasiswa Antropologi (HUMAN), anggota kehormatan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Setelah pensiun dari PLN menjadi anggota Ikatan Keluarga PLN (IKA PLN). 79
Perjalanan Hidupku 2012
Aku anggota Wanadri senior memberikan ucapan selamat kepada calon anggota baru yang akan mengikuti Pendidikan Dasar Wanadri
6.2 Kesenian Walaupun suaraku tidak bagus, menyanyi adalah hobiku. Dari sejak sekolah Dasar aku oleh guru‐ guruku sering diajak kesenian terutama kalau ada perpisahan‐perpisahan sekolah. Semua guru‐guruku tahu bahwa akau bisa nyanyi baik lagu‐lagu Indonesia maupun lagu sunda. Pertama kali naik panggung waktu kelas satu SD disuruh nyanyi ditempat orang hajat di Kawali. Kecorong (microphone) juga belum sampai harus naik kekursi. Selesai nyanyi ditepukin rasanya senang sekali. Waktu SMA di Ciamis oleh guru sejarah (Bapak Suarna ) dirumahnya aku belajar nyanyi (tembang) Cianjuran dan pernah ikut perlombaan. Karena bisa Cianjuran aku sering diundang untuk nembang ditempat yang “hajat” (pesta) perkawinan untuk buka pintu dan nyawer (salah satu adat perkawinan orang Sunda). Waktu itu tari pergaulan sedang digalakan oleh Presiden Soekarno, aku ikutan belajar nari pergaulan misalnya serampang dua belas, tanjung katung. Tempat latihan dirumahnya Ibu Ateng (Bapak Ateng kepala jaksa Ciamis) beliau senang kesenian dan dirumah Bapak Harun kepala Bank Tani dan Nelayan Ciamis, kebetulan anak‐anak Bapak Harun Jony, Apung adalah sahabat‐sahabatku. Atas prakarsa Kang Wawan kakak ipar Jony, setelah selesai belajar tari pergaulan dilanjutkan belajar dansa, seperti Cha cha cha, jive, qick step, shake. Semua kawan‐kawanku mahir berdansa. Biasanya latihan dirumah‐rumah 80
Perjalanan Hidupku 2012
yang orang tuanya mempunyai pick up salon (piringan hitam). Aku minta pada “orang tuaku” agar aku dibelikan pick up dan kebetulan dibelikan. Di Ciamis, hanya dirumah‐rumah tertentu saja yang mempunyai barang seperti itu. Kalau ada undangan seperti ulang tahun pasti acaranya berdansa. Pernah aku minta izin ke “apa dan ema” untuk merayakan ulang tahunku dengan mengundang kawan‐kawanku kerumah. Ulang tahun hanya dijadikan alasan supaya bisa berdansa dengan kawan‐kawan. Sudah menjadi kebiasaan kalau ada acara dirumah “apa” sebagai orang tua memberi sambutan berupa nasehat‐nasehat. Yang masih kuingat nasehat‐nasehatnya, diantaranya adalah sebagai berikut: sebagai pelajar harus giat belajar dan harus punya cita‐cita tinggi jangan jadi “cross boy”(waktu awal tahun enampuluhan istilah cross boy/pemuda nakal sangat populer). Setelah “apa” pidato dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan malam. Selesai makan malam, lampu terang dipadamkan diganti dengan lampu yang redup kawan‐ kawanku langsung polonaise dan dansa. “Apa dan ema” tidak melarangnya. Setelah waktu menunjukan jam 23.00 “apa” manggil Aang eureun babaturanana sina baralik (Aang berhenti kawan‐kawannya suruh pulang), walaupun sudah aku beri tahu pada kawan‐kawanku mereka belum mau pulang‐pulang saja, ahkirnya “apa” bertindak menyalakan lampu terang, karena sudah malam “apa” bicara, anak‐anakku sekalian ini waktu sudah larut malam dipersilahkan untuk pulang besok boleh main lagi. Akhirnya acara berhenti, semua kawan‐kawanku mengucapkan terimakasih dan bersalaman dengan “bapakku”. Setelah kawan‐kawan pulang aku agak takut‐takut juga dengan “bapakku” takut dimarahi, ternyata Allhamdulilah “bapakku” tidak marah hanya bilang tempatnya bereskan lagi. Aku menyuruh pembantuku mang Ajam untuk membereskan bekas pesta ulang tahunku. 6.3 Olah Raga Walaupun tidak piawai, aku menyenangi olah raga, bertanding olah raga apapun aku sering diajak dan ikut main sebagai “penggembira”, atau cadangan. Waktu sekolah dasar sudah menjadi kebiasaan kalau menjelang perayaan 17 Agustus, sering diadakan perlombaan pertandingan kasti antar sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Ciamis. Aku oleh guruku sering diajak ikut seleksi tapi belum pernah ikut pertandingan final. Berenang adalah hobiku, latihan berenang biasanya dilakukan seminggu sekali dan hari libur. Umumnya orang Ciamis kota ketika masih kecil (sekolah dasar) belajar berenang di Sungai Cileueur atau di kolam (balong), termasuk juga aku. Selain berenang aku juga main tenis lapangan. Aku mulai belajar tenis sejak SMA di Ciamis dan berlanjut sampai bekerja. Bermain Golf sejak bekerja di PLN. 81
Perjalanan Hidupku 2012
Bermain tenis adalah hobiku
Bermain golf
82
Perjalanan Hidupku 2012
BAB VII Perjalanan Haji Dan Umroh 7.1 Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1989. Aku mulai bekerja di PT PLN (Persero) PIKITDRO JABAR bulan Agustus tahun 1983. Pada waktu itu karyawan di PLN PIKITDRO JABAR mulai ada yang menunaikan ibadah haji. Sudah menjadi kebiasaan kalau ada yang akan berangkat haji dilakukan pelepasan. Waktu pelepasan selalu diadakan ceramah yang berkaitan dengan ibadah haji, biasanya penceramahnya adalah kiai – kiai kondang.Aku sangat tertarik akan ceramah para kiai‐kiai tersebut dan bercita‐cita aku juga ingin menunaikan ibadah haji kalau cukup bekalnya. Ketika aku sedang menulis dikantorku, tiba‐tiba sekretarisku datang dan memberitahukanku bahwa pak Adang (stafku) akan menghadap. Suruh masuk kataku. Ada apa pak Adang tanyaku, ini pak Anwar, jawab pak Adang, saya memberitahukan pada bapak bahwa saya merencanakan akan naik haji tahun ini, Syukur Alhamdulillah kataku, dengan siapa perginya, sendiri Pak, tidak dengan istri tanyaku, tidak pak karena ongkosnya tidak cukup, jawab pak Adang. Kalau bisa ajaklah istrinya, suka bungah harus dengan istri, coba cari uang lagi, pak Adang kan orang Tasik, mungkin punya balong, atau harta kekayaan yang bisa dimanfaatkan untuk ongkos istri. Sekarang belum waktunya bayar ongkos naik haji masih ada 3 bulan lagi saranku pada pak Adang. Insya Allah Pa jawab pak Adang. Beberapa bulan kemudian pak Adang lapor lagi bahwa dia sudah setor ke Bank untuk menunaikan ibadah haji berdua dengan istrinya. Syukur Alhamdulillah kataku. Bapak mau dibeliin oleh‐oleh apa? katanya, Aku tidak usah dibeliin apa‐apa yang penting pak Adang selamat, bisa menunaikan ibadah dengan khusu, bisa kembali lagi ke Indonesia kumpul dengan keluarga. Tidak Pak Anwar, saya ingin memberi sesuatu yang bapak senangi, Baikah, kalau begitu saya belikan sorban dan gupayan (panggil) saja kataku mudah‐mudahan saya juga bisa menunaikan ibadah haji seperti pak Adang kataku. Setelah pak Adang pergi Aku termenung sejenak, pak Adang karyawan biasa, hanya punya motor, umurnya jauh dibawahku karena keimanannya tebal dia berupaya untuk pergi naik haji. Ahirnya aku berfikir Insya Allah kalau ada rejeki aku juga akan menunaikan ibadah haji. Sepulang dari ibadah Haji, pak Adang menghadap saya lagi menyapaikanoleh‐oleh berupa sorban, dia cerita tidak usah takut kekurangan uang, saya tidak bawa uang banyak, nanti di Pondok gede tiap jamaah diberi bekel uang dan beras ( muasasah) dengan uang bekel itulah saya dan istri bisa hidup bahkan tersisa. Didepan ka’bah saya nangis ingat ke Bapak kebayang sekali bapak, saya takut bapak jadi nasrani atau yahudi padahal kelihatannya bapak sudah mampu. Piraku atuh pak Adang, emutan teh dugi kadinya, teu acan waktosna bae panginten (masa Pa Adang sampai sejauh itu pikirannya, mungkin belum waktunya saja) kataku. Setelah pak Adang berkata demikian, hal ini merupakancambuk bagiku agar aku bisa cepat menunaikan ibadah haji kalau sudah cukup bekalnya. 83
Perjalanan Hidupku 2012
☺
⌦ ⌧ ☺
Artinya: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas, berbuat fasikdan berbantah‐bantahan didalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya . Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik‐baiknya bekal adalah taqwa dan bertawakallah kepada‐Ku hai orang‐orang yang berbekal”. ( Q.S. Al‐Baqarah: 197). Aku ini berdoa terus kepada Allah Swt, dan Alhamdulillah pada tahun 1989 doaku dikabul bisa menunaikan ibadah haji, subhanallah. Dikantorku (PLN Pikitdro Jabar) ada tiga pasang yang berangkat bersama‐sama yaitu aku dan istriku, Bapak Soepartomo dan istrinya, Bapak Abas Basari dan istrinya. Sudah menjadi kebiasaan dikantorku andai kata ada karyawan yang akan menunaikan ibadah haji selalu dilakukan ”pelepasan haji“ yang dihadiri oleh karyawan‐karyawan lainnya. Biasanya dilakukan pada waktu pengajian bulanan (dikantorku sebulan sekali diadakan pengajian bulanan untuk para karyawan). Pada waktu pelepasanku penceramahnya Bapak Yunus Nataatmaja ustad dan penceramah kondang di Bandung. Aku ikut ibadah haji dengan rombongan PERSIS dari Pajagalan Bandung. Latihan manasik haji dilakukan beberapa kali diantaranya di lapang lodaya Bandung. Disitulah aku pertama‐tama belajar pakai baju ihrom, tawaf, rasanya sudah jadi haji sungguhan. Ingat pada Pak Adang yang telah memotivasiku untuk ibadah haji. Sudah menjadi kebiasaan di kampungku setiap orang yang akan menjalankan ibadah haji selalu mengadakan walimatusyafar dengan mengundang tetangga dan kawan‐kawan dekat memberitahukan bahwa akan berangkat menunaikan ibadah haji, sekalian mohon maaf kalau‐kalau ada kesalahan. Didalam walimatusyafar itulah diadakan ceramah oleh seorang ustad tentang bab‐bab haji dan menjelaskan apa yang harus diperbuat seandainya sudah tiba di tanah suci. Pada waktu yang telah ditentukan pagi‐pagi kumpul di Balai Kota Bandung untuk berangkat bersama‐sama dengan rombongan, naik bus menuju pemondokan haji di Pondok Gede. Dari mulai berangkat sampai tempat tujuan para jema’ah yang dipimpin oleh seorang ustad mengumandangkan Talbiyah secara terus menerus : لبيكاللھملبيك لبيك ال لكشريك إنلبيك ونعمةالحمد لك شريكالوالملك لك Aku datang memenuhi panggilan‐MU ya Allah, aku datang memenuhi panggilan‐MU, aku datang memenuhi panggilanMU, tidak ada sekutu bagi‐MU Aku datang memenuhi panggilan‐MU, sesungguhnya, segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan Allah adalah milik‐MU, tidak ada sekutu bagi‐MU. 84
Perjalanan Hidupku 2012
Rombongan hajiku langsung ke Mekah. Sungguh satu pemandangan yang menyentuh hati, pemandangan yang mengharukan dan membanggakan para jama’ah haji yang beraneka ragam ras, suku dan bangsa berkumpul disuatu tempat. Bagaimana tidak! kaum muslimin yang biasanya berseteru dan berselisih serta berpecah belah dalam kesempatan itu mengumandangkan satu kalimat dan satu ucapan saja. Mereka berpakaian yang sama dan mengucapkan kalimat yang sama “Labaik Allahumma Labaaik, labaaik Laa Syarika Laka Labaaik Inal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulka La Syarikalak. Berpakaian putih‐putih bagi laki‐lakinya dan berpakaian menutup aurat untuk perempuannya, tanpa membeda‐ bedakan kedudukan dan martabat dunia, bangsa dan suku, ulama dan awam, semuanya bersatu mengucapkan talbiyah menyambut seruan Allah dalam firmanNya:
☺ Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,niscaya mereka akan datang kepadamudengan berjalan kaki,dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (Surat Al hajj :27) Diantara sahabat‐sahabatku akulah yang pertama menunaikan ibadah haji. Setelah aku ceriterakan kepada sahabat‐sahabatku bahwa aku akan naik haji semua terheran‐heran, mereka bertanya padaku, apa kamu tidak takut, aku jawab sudah ikhlas semuanya, Insya Allah. Kawan‐kawanku bertanya demikian karena banyak yang pulang dari tanah suci meceritakan yang negatif misalnya diganggu orang Arab, tempatnya kotor, kelakuan kita yang negatif akan kena balasannya di tanah suci, diludahi orang Arab, bahkan ada yang hilang cerita tersebut sungguh mengerikan. Aku bersama‐sama rombongan haji wukuf di arofah
Alhamdulillah banyak pengalaman dan kesan‐kesan yang aku peroleh selama menunaikan ibadah haji yang menambah keimananku kepada‐Nya. Aku sungguh kagum melihat ka’bah, kekagumanku tidak bisa diucapkan dengan kata‐kata, beribu‐ribu orang tawaf mengelilinginya. Aku berdoa sebisa‐bisanya didepan pancuran mas, depan kabah dihijir Ismail do’a dan syukur selau kupanjatkan kepada Allah Swt . 85
Perjalanan Hidupku 2012
Sholat 5 waktu aku lakukan di masjidil harom. Aku sempat ziarah ke gua hiro dimana Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama. Sungguh kagum bagaimana perjuangan Siti khadijah naik kepuncak gunung dengan batu‐batu yang terjal membawa makanan untuk Nabi Muhammad Saw. Menunaikan ibadah haji adalah erat kaitannya dengan fisik, karena untuk sholat di masjidil harom kalau pemondokannya jauh dari masjidil harom harus berjalan kaki untuk menuju kesana, begitu juga untuk tawaf dan sa’i memerlukan fisik yang kuat. Pemondokan rombonganku di seb Amir maktab 26 tidak jauh dari Masjidil Harom. Kelihatannya bagi yang pemondokannya jauh misalnya untuk sholat duhur jam 9.00 pagi mereka sudah berangkat menuju ke mesjid, bahkan ada yang terus di mesjid sampai sholat Isya, begitu juga untuk tawaf,sa’i, jumroh memerlukan kekuatan fisik yang sehat. Oleh karena itu saya anjurkan bagi siapa saja yang sudah mampu istato’a walaupun masih muda tunaikanlah ibadah haji. Pergi ke tanah suci Mekkah merupakan impian dan harapan setiap orang Muslim, berkunjung lagi ke Baitullah terasa tak pernah surut. Setelah tawaf wada (tawaf perpisahan) di masjidil harom aku tertegun sejenak dan hatiku berkata Insya Allah aku akan datang lagi . Aku dan istriku berziarah ke Guha Hira
86
Perjalanan Hidupku 2012
Setelah jadi haji
7.2 Ibadah Umroh 2006 Setiap selesai sholat disamping memanjatkan doa yang lain salah satunya adalah pingin napak tilas menunaikan ibadah umroh atau naik haji lagi. Rupanya Allah Swt mendengar do’aku pada tahun 2006, aku dan istriku ditawari menjalankan ibadah umroh oleh anakku Airin, subhanallah, mahasuci Allah, pucuk dicinta ulam tiba. Anggota rombonganku tidak banyak hanya berjumlah kurang lebih 30 orang. Sesampainya di Jedah aku terkagum‐kagum Jauh berbeda sekali keadaan jedah 17 tahun yang lalu waktu aku menunaikan ibadah haji tahun 1989 dengan keadaan jedah sekarang. Begitu juga halnya dengan kota haram Mekah dan Madinah. Waktu menunaikan ibadah haji tahun 1989 masih bisa turun ke sumur zam‐zam melihat pompa air zam‐zam dekat Hijir Ismail atau dekat Ka’bah, sekarang sumur zam‐zam itu tidak kelihatan lagi. Air zm‐zam mudah didapat karena dialirkan melalui pipa dengan keran‐keran disekitar teras dalam Masjidil Haram. Pembangunan begitu pesatnya baik di Mekah maupun di Madinah. Umurku 63 tahun waktu umroh tahun 2006. Aku tidak selincah waktu ibadah haji 1989. Waktu ibadah haji 1989 umurku masih 45 tahun, selain menunaikan rukun wajib haji, itikap di Masjidil Haram juga melaksanakan ibadah sunat lainnya seperti beberapa kali umroh mikot dari Tanaim, atau jalan‐jalan lihat‐ lihat pertokoan, badanku sehat‐sahat saja tidak merasa cape.Waktu ibadah umroh (2006) melaksanakan tawaf, dan sa’i terasa agak cape kemungkinan karena umur. Aku teringat waktu ibadah Haji 1989, pak Soepartomo dan istrinya kalau tawaf agak menjauh dari hajar aswad karena tidak mau berdesak‐desakan, 87
Perjalanan Hidupku 2012
begitu juga kalau sa’i jalannya pelan‐pelan. Aku rasakan sekarang ini. Oleh karena itu aku anjurkan bagi siapa saja yang sudah mamapu istato’a walaupun masih muda tunaikanlah ibadah haji dengan segera karena ibadah haji memerlukan fisik yang prima. 7.3. Ibadah Umroh 2011 Setelah selesai PSU, Airin sekeluarga mengajak aku, istriku , kakek dan neneknya serta anak laki‐ lakiku Aldrin untuk menunaikan ibadah umroh. Tapi karena berbagai pertimbangan Airin sekeluarga tidak bisa pergi umroh bersamaku. Airin menyarankan agar rencana umroh tetap dilaksanaka tanpa dengan keluarganya. Aku melaksanakan ibadah umroh setelah selesai pelantikan anakku Airin jadi walikota Tangerang Selatan tanggal 20 April 2011. Sesuai dengan rencana yang berangkat menunaikan ibadah umroh adalah aku, istriku, mertua laki‐lakiku, mertua perempuanku dan anak laki‐lakiku Aldrin berangkat umroh tanggal 27 April sampai dengan 4 Mei 2011. Bagiku dan istriku serta anakku Aldrin merupakan umroh yang kedua kalinya sedangkan mertuaku merupakan umroh yang keempat kalinya. Aku istriku serta anakku Aldrin harus benar‐benar sehat untuk menjaga dan meladeni mertuaku, karena mertua laki‐lakiku berumur 85 tahun sedangkan mertua perempuan berumur 76 tahun. Aku berusaha harus sehat karena kadang‐kadang aku harus mendorong kursi roda Bapak Mertuaku. Ada pengalaman yang lucu, waktu sholat subuh aku bersama mertuaku solat berjamaah di Masjidil Haram, rencananya anaku Aldrin akan nyusul. Aku sendiri yang mendorong kursi roda mertuaku. Dalam perjalanan ke Mesjid tidak ada masalah walaupun dari area tempat solat yang atas menuju ke area tempat solat yang bawah melalui turunan (mudun), ada dua turunan yang harus dilalui. Aku dan mertuaku sholat diteras paling depan tepat didepan pintu Ka’bah. Setelah solat berdo’a dan mengaji aku mulai berfikir bagaimana pulangnya nanti harus mendorong kursi roda mertuaku sedangkan jalannya naik (nanjak) anaku Aldrin belum juga datang, hari sudah siang dan waktunya makan pagi. Aku mengajak mertuaku pulang ke hotel. Bapak mertuaku nanya, bagaimana kuat mendorong Bapak, dengan sigap aku menjawab kiat Pa (kuat). Aku mendorongnya kalau ditempat yang datar tidak ada masalah, giliran tempat‐tempat yang nanjak aku mendorongnya dan minta tolong pada jema’ah yang ada disekitarku ditiap‐tiap tempat yang nanjak ada dua orang jemaah yang membantu mendorong mertuaku. Bapak mertuaku tidak tahu ada jemaah lain yang membantu mendorong kursi rodanya. Setelah sampai pintu keluar bapak mertua nanya, An, masih kuat mendorong bapak tadi, aku menjawab Alhamdulillah Pa masih kuat, sambil aku senyum. Setelah di hotel aku ceriterakan segalanya bahwa ditempat yang nanjak tadi dibantu oleh jema’ah lainnya. Ooooh kata mertuaku tertawa. Sebenarnya anaku Aldrin mencari kedalam mesjid tapi tidak ketemu. Alhamdulillah baik mertua laki‐laki maupun mertua perempuan semuanya sehat‐sehat dan tidak “rewel”, semuanya ibadahnya taat sekali terutama bapak mertua laki‐laki penuh semangat setiap jam 3.00 menjelang subuh sudah mengajak sholat tahajud di masjidil haram sampai menjelang subuh. Pertama aku merasa khawatir tentang kesehatannya tapi kelihatannya waktu di Mekah tambah sehat saja. Menurut beliau mumpung di Mekah harus lebih giat ibadahnya, karena kapan lagi bisa sholat didepan ka’bah apalagi bapak ini sudah tua, kata mertua laki‐lakiku penuh semangat. 88
Perjalanan Hidupku 2012
Aku ,istriku, dan mertuaku
Aku dan Istriku saat berdoa di depan ka’bah
Didepan ka’bah aku selalu berdoa diantaranya: Ya Allah Berilah kami anak‐anak serta keturunan kami yang soleh dan solehah, berbakti pada orang tua, agama, nusa dan bangsa. Ya Allah Sesuai dengan permintaan anak‐anakku, mantuku sahabat‐sahabatku yang belum pernah menunaikan ibadah haji atau umroh (aku sebutkan satu‐satu didalam hati), semoga mereka‐mereka itu diberi jalan untuk bisa secepatnya menunaikan ibadah haji. Ya Allah 89
Perjalanan Hidupku 2012
Bukakanlah mata hati kami, sehingga kami mampu melihat kecerahan pandangan yang jauh kedepan, kecemerlangan prestasi amal ukhrowi maupun amal duniawi sehingga terhindar dari kegelapan dan kesesatan. Ya Allah Tuhan yang hidup dan Penjaga Alam Semesta, kami mohon pertolongan dan belas kasihan‐Mu, janganlah membiarkan kami sekejap matapun dan perbaikilah segala urusan kami, kabulkanlah cita‐cita kami. Allahuma Ya Allah Mudahkanlah segala urusan kami sebagaimana Engkau memudahkan Nabi Musa menyebrangi lautan merah. Lancarkanlah perjalanan hidup kami dan sukseskanlah segala usaha dan ikhtiar kami sehingga kami berhasil dengan baik dan sempurnadengan tidak kurang sesuatu apapun juga dan tidak menemui kesulitanapapun juga. Allahuma Ya Allah Limpahkanlah sholawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan sholawat dan salam kepada Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Limpahkanlah juga rahmat dan nikmat‐Mu kepada orang tua kami Abah kuwu Martadihardja bin Martamanggala, Parmi binti Jayawianta, “Apa” H. Anwar Somantri bin Mudasan, H. Rukmini binti Martadihardja, ampunilah segala dosa‐dosanya, tetapkanlah iman islamnya hindarkanlah bagi mereka dari siksa kubur‐Mu dan tempatkanlah mereka kedalam surga‐Mu yang setinggi‐tingginya. Allahuma Ya Allah, Kokohkanlah iman kami Ya Allah Kokohkanlah amal kami Ya Allah Tingkatkanlah rasa syukur kami Ya Allah Tingkatkanlah kualitas kesabaran kami Ya Allah Ya Allah Ya Tuhan kami ⌧ ⌧ ☺⌧
☺ ☺ ☺ ☺
⌧ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a) “ya Tuhan kami. janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang‐orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada 90
Perjalanan Hidupku 2012
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir (Q.S.Al Baqoroh: 286). Allahuma Ya Allah Kami mohon kepada‐MU segala hal yang mendatangkan rahmat‐Mu, selamat dan terhindar dari segala dosa, beruntung memperoleh surga dan terhindar dari neraka. Kami mohon kesehatan dalam keimanan, keimanan dalam keidahan akhlak, kemenangan yang disertai keberuntungan, rahmat disisi‐MU, keselamatan dan pengampunanserta keridhoan dari siswi‐MU.
☺ Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika tidak Engkau mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang‐orang yang merugi (Q.S.AL Al A’raaf 23). Ya Allah Ya Tuhan kami Tentramkanlah negara kami Indonesia, peliharalah persatuan dan kesatuan bangsa kami, jadikanlah negara kami negara yang gemah ripah loh jinawi “Baldatun Thoyibatun wa robun ghofur”. Ya Allah Ya Tuhan kami Umroh ini aku harpkan bukan merupakan umroh yang terakhir bagi kami dan kami mohon agar keluarga kami besok lusa bisa datang menunaikan ibadah haji dan umroh lagi
⌧ Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (Q.S.Al Baqoroh 201) WASHOLLALLAHUA’LAA MUHAMMADIN WA A’LA AALIHI WA SHOBIHI AJMAIIN.
⌧ ☺
☺ ☺
91
Perjalanan Hidupku 2012
Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rosul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. (Q.S. Ash Shaaffaat: 180,181,182) Dalam melaksanakan Umroh 2011 ini aku berdoa dan berdoa terus. Semua doa‐doaku aku lakukan menghadap pintu ka’bah. Saking khusunya berdoa kadang‐kadang aku menitikan air mata, terutama kalau mengingat dosa‐dosaku yang pernah kuperbuat, mengingat anak‐anaku, mantuku dan cucu‐cucuku (keluargaku) serta orang tuaku semuanya tergambar dalam ingatanku. Selain itu aku merasa berbahagia sekali karena bisa melaksanakan umroh bersama mertuaku yang sudah pada sepuh. Waktu tawaf Wada kuperhatikan wajah kedua mertuaku, kulihat kerut‐kerut wajahnya, dengan khusunya beliau berdoa, entah apa yang beliau pinta, tak terasa air mataku menetes, mungkinkah aku istriku serta anak‐anaku bisa datang ketanah haram lagi. Wallahu Alam Bisawab hanya Allah SWT yang maha tahu. Semoga Amiiin
92
Perjalanan Hidupku 2012
BAB Vlll COBAAN PENYAKIT 8.1 Penyakit yang diderita Tidak ada yang bisa mengelak Jodoh, pati, bagja, cilaka sadayana kagungan Allah SWT ( Jodoh, Meninggal dunia, Celaka, keberuntungan hanya Allah SWT yang punya). Begitu juga dengan aku sejak kecil aku sering sakit perut. Aku tidak tahan makan makanan pedas, dan asam, oleh karena itu aku selalu menghindari makanan‐makanan yang pedas dan buah‐buahan yang asam kalau makan itu langsung aku sakit perut. Masa remaja Alhamdullillah tidak pernah menderita sakit, kecuali sakit ringan seperti pilek, batuk, atau masuk angin, walaupun demikian aku tetap menghindari makanan yang pedas atau masam. 8.2 Pengalaman dioperasi enam (6) kali Olah raga seperti berenang, fitness, tenis lapangan dan tenis meja adalah hobiku walaupun belum pernah jadi juara. Waktu di Palembang tahun 1971 aku ikut club tenis guru‐guru. Latihan seminggu dua kali. Masih ingat pada waktu itu hari minggu ada undangan pertandingan dengan karyawan perkebunan. Aku berpasangan dengan Bapak Usman Gani, dengan sekuat tenaga aku dan Pak Usman melawan karyawan perkebunan yang akhirnya aku dan Pak Usman Gani memenangkan pertandingan tersebut. Capenya luar biasa. Karena cape sekali dirumah aku langsung merebahkan diri di tempat tidur sampai ketiduran. Waktu bangun mau melangkah turun dari tempat tidur terasa seperti ada yang sobek dekat selangkangan, aku kaget sekali. Sore‐sore aku langsung ke Dokter, kata dokter penyakitnya hernia, dan harus dioperasi (dijahit kembali) kalau mau sembuh. Hernia ini tidak berbahaya tapi bahaya kalau usus ini turun dan kejepit oleh yang sobek tadi sakitnya luar biasa dan bisa membusuk kalau tidak di operasi. Salah satu cara untuk tidak dioperasi adalah aku harus berhenti main tenis, olah raga berat dan mengangkat barang yang berat‐berat. Untuk dioperasi aku tidak mau, karena dioperasinya “disekitar‐sekitar itu”, sedangkan aku waktu itu belum berkeluarga kalau operasinya gagal wah bisa bahaya dan takut tidak punya anak. Walaupun beberapa orang Dokter mengatakan tidak ada hubungannya operasi hernia dengan tidak punya anak. Sebagai pencegahan aku beli suspenster (penyangga), dipijat (diurut) dan pakai celana dalam yang ketat. Setelah di Bandung dan bekerja di Lembaga Ekologi UNPAD, pekerjaanku menuntut pekerjaan lapangan untuk melakukan penelitian, kedaerah‐daerah yang kadang‐kadang harus berjalan beberapa kilometer menyusuri bukit dan sungai. Didaerah‐daerah ini umumnya tidak terdapat fasilitas kesehatan. Aku mulai berfikir kalau terjadi apa‐apa dilapangan bisa tidak tertolong karena jauh dari Rumah Sakit. Akhirnya pada tahun 1979, aku putuskan agar penyakit herniaku dioperasi di RS Hasan Sadikin. Waktu itu aku berumur 35 tahun dan sudah mempunyai 3 orang anak yang masih kecil‐kecil. Pada tahun 1984, aku konsultasi dengan dokter menanyakan apakah aku boleh main tenis lagi setelah dioperasi tahun 1979, dokter mengatakan tidak apa‐apa asal jangan diforsir. Kalau sudah dilapangan apalagi kalau sedang 93
Perjalanan Hidupku 2012
bertanding, segala penyakit yang ada terlupakan semuanya, hingga opersian herniaku sobek lagi dan aku harus dioperasi hernia untuk yang kedua kalinya. Selain penyakit hernia, aku juga mempunyai penyakit batu ginjal. Pertama‐tama terasa diperjalanan didaerah puncak waktu selesai mengikuti seminar di Bandung akan pulang ke Palembang, tiba‐tiba sakit perut yang luar biasa. Sesampainya di Palembang langsung ke Rumah Sakit, dan menurut hasil pemeriksaan aku, terkena penyakit batu ginjal. Salah satu penyebabnya karena aku kurang minum. Selama beberapa tahun aku makan obat tiap hari untuk menghancurkan batu ginjalku, dan pantang makan makanan dan sayuran tertentu, selain itu aku diharuskan minum air putih sepuluh gelas tiap hari dan therapi air putih dengan cara tiap pagi begitu bangun tidur minum air putih sebanyak satu liter sekali gus tanpa berhenti. Wah enek sekali rasanya, tapi aku paksakan karena aku ingin sembuh. Apa nasehat Dokter selalu aku patuhi secara sungguh‐sungguh. Kata Dokter aku ini punya bakat batu ginjalku tumbuh kembali (pabrik batu) . Tahun 1985 aku merasa sakit lagi yang luar biasa, kemudian aku lantas dioperasi untuk dibuang batu ginjalnya. Karena punya bakat bahwa batu ginjalku tumbuh lagi dan kadang‐kadang jenuh untuk terus makan obat, maka akibatnya tahun 1990 aku dioperasi ginjal lagi. Dua bulan menjelang pernikahan anaku Airin tahun 1997 batu ginjalku kambuh lagi, aku oleh istriku dibawa ke Dokter, menurut dokter batunya harus dibuang, kalau tidak dibuang batunya akan membendung dikhawatirkan ginjalnya akan terendam kalau terendam dikhawatirkan rusak dan tidak berfungsi. Menurut Dokter membuang batu ginjal sekarang ini tidak usah dioperasi tapi bisa dilaser. Aku ini lemes dan pasrah, jenuh rasanya untuk dioperasi tapi harus, apalagi anakku akan menikah. Akhirnya aku menurut apa kata Dokter. Setelah pensiun tahun 2004, aku dilaser lagi. Jadi aku ini telah mengalami enam kali dibius dan dioperasi. Alhamdullilah walaupun telah enam kali dibius dan dioperasi aku sehat‐sehat saja aktivitas berjalan terus tanpa ada hambatan apa‐apa. Aku menuruti apa yang disarankan oleh Dokter. Sedangkan, pengobatan alternatif hanya second opinion saja. Tahun 2011 aku melakukan general check up, hasilnya bagus kecuali batu ginjal seperti biasa ada batunya tapi masih dalam batas normal, hanya aku kaget sekali dalam empeduku sekarang terdapat batu (batu empedu). Aduh ...........apa lagi gumamku, aku sudah jenuh dioperasi, umurku sudah lanjut menjelang 70 tahun, apa kuat kalau dibius, dioperasi ah............. menakutkan sekali. Aku langsung berkonsultasi dengan kawan‐kawan yang punya batu empedu, dan pernah dioperasi. Terasanya bagaimana sebelum dioperasi, dan bagaimana pasca operasi. Umumnya mereka mengatakan tidak apa‐apa, jangan takut, sekarang ini zaman modern operasi batu empedu merupakan operasi ringan. Mereka menyarankan batu empeduku harus diambil, kalau tidak diambil batunya kena empedu sakitnya luar biasa, mungkin sama sakitnya dengan batu ginjal. Aku pikir‐pikir dulu ..............kataku, takut luar biasa, apakah ini yang disebut dengan, cobaan, dan aku harus sabar menghadapi cobaan ini seperti yang diungkapkan dalam Al Quranul karrim :
☺ ⌦ 94
Perjalanan Hidupku 2012
☺
☺ ☺ Hai orang‐orang yang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhna Allah bersam‐sama dengan orang yang sabar. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang‐orang yang gugur dijalan Allah (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah‐buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang‐orang yang sabar, yaitu orang‐orang yang apabila ditimpa musbah mereka mengucapkan “Innalillahi wa inna illaihi rojiun). ( Q.S. Al Baqarah 153,154,155,156). Walaupun sudah sering dioperasi, tetapi masih ada juga rasa takut untuk diopersi lagi, takut karena dioperasi itu pasti sakit dan walaupun berkata pasrah, perasaan takut akan meninggal ada pada diriku. Aku sadar bahwa ini suatu kenyataan yang tak dapat dihindari apa yang telah ditentukan oleh Allah Swt, yang harus dirasakan sebagai cobaan yang merupakan bagian dari proses hidup dan kehidupan. Aku ini terus solat istiharoh, dan berdoa, dioperasi atau tidak, semuanya aku pasrahkan kepada Allah SWT, sambil berusaha berobat baik melalui dokter atau melalui pengobatan alternatif. Ini namanya musibah “ Innaalillahi wa innaillaihi rojiun”. Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya lah kami kembali. Akhirnya setelah melalui bermacam‐macam pertimbangan dan rundingan dengan istri dan anak‐anakku, aku pasrah pasrah‐sepasrah pasrahnya kepada Allah Swt dan bersedia dioperasi kapan saja, tinggal menentukan waktunya.
95