PERILAKU REMAJA URBAN TERHADAP POP CULTURE (Studi Deskriptif Perilaku Keranjingan Remaja Urban Di Surabaya) ABSTRAK Budaya populer adalah suatu budaya yang diproduksikan secara komersial dan tidak ada alasan untuk berfikir bahwa tampaknya ia akan berubah di masa yang akan datang. Seperti contohnya gangnam style, kemudian harlem Shake dan Juga Goyang Caesar suatu gerakan tarian yang unik yang dapat membuat seluruh orang atau masyarakat yang melihat bisa terhanyut langsung dalam alunan irama lagunya dan gerakannya tersebut. Kemudian disini bagaimana perilaku keranjingan remaja urban dan interaksinya kepada pop culture serta peer-groupnya. Teori yang akan digunakan untuk menjelaskan permasalahan diatas menggunakan Teori Barker,Chris, 2004. Cultural Studies, Storey,Jhon. Pop Culture, 1994, 2006, Paul Horton dan Chester L Hunt. Sosiologi, jilid 2 hal: 195-202, 1994. Perilaku Keranjingan. Sedangkan metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif tipe penelitian deskriptif yang merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif orang-orang dan perilaku yang diamati. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Surabaya tepatnya di area sekolah dari SMP, SMA, Universitas. Metode dan Teknik Pengambilan Informan penentuan subyek penelitian dengan cara Snowball dengan mengambil 1 informan untuk kunci utama, kemudian mengambil 2-4 informan sebagai penguat data dan begitu seterusnnya. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth Interview), studi pustaka dan data sekunder, serta teknik analisis data. Dalam penelitian ini didapat hasil bahwa perilaku keranjingan terhadap pop culture dilakukan oleh remaja urban sebagai pengisi waktu luang, penghibur dan penghilang stress, sebagai obat untuk terapi kesehatan karena gerakannya yang unik dan gerakan tersebut baik untuk kesehatan. Terbentuknya perilaku seperti ini juga disebabkan oleh kesenangan remaja urban yang ditawrakan oleh media sosial. Serta interaksi remaja urban terhadap peergroup terhadap kegemaran mereka pada pop culture sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kenyataanya begitu berpengaruh sekali karena teman sebaya mampu memberikan informasi serta referensi yang sangat menarik sehingga dapat menarik perhatian tersendiri bagi remaja urban tersebut. Keyword: Budaya Populer, Remaja Urban, Perilaku Keranjingan
ABSTRACT Popular culture is a culture that is produced commercially and there is no reason to think that it would have to change in the future. For example Gangnam Style, then Harlem Shake Shake Caesar and also a unique dance moves that can make the whole people or people who can see immediately swept up in the rhythm of the song and the rhythm of the movement. Then here how the behavior and interactions of urban adolescent mania to pop culture as well as peer-group is a part. The theory that will be used to explain the above problems using theory Barker, Chris, 2004. Cultural Studies, Storey, John . Pop Culture , 1994 , 2006, Paul Horton and Chester L Hunt. Sociology, vol 2 things : 195-202 , 1994. Behavior craze. While the methods of research used a qualitative approach descriptive type of research which is a procedure that produces descriptive data and the observed behavior. Location of the research conducted in the city of Surabaya precisely in the area of school from junior high, high school, university. Informants retrieval methods and techniques of determining the subject of research by the Snowball to take one for the key informants, then take 2-4 informant as amplifier of data and so seterusnnya. The technique of collecting data through in-depth interviews ( in-depth interviews ), literature and secondary data , and data analysis techniques. In this study we got the result that the behavior of the pop-culture craze carried by urban teens as a pastime, entertainers and stress relievers, as a remedy for medical therapy because of its unique movement and the movement is good for health. The formation of such behavior is also caused by urban teens pleasure ditawrakan by social media. And the interaction of urban adolescents to peergroup against them on pop culture craze could no longer be denied that the fact is so influential because peers are able to provide information as well as a very interesting reference so as to attract the attention of its own for the urban adolescents. Keyword : Popular Culture , Youth Urban , Behavior craze
Latar Belakang Sebagai sebuah kegiatan, perilaku keranjingan remaja terhadap pop culture ( termasuk yang dilakukan oleh para remaja urban) bukanlah hal yang tampak sederhana dimana seseorang memilih atau melakukan perilaku tersebut sesuai dengan keinginannya, akan tetapi dari perspektif Cultural Studies, perilaku keranjingan terhadap pop culture mereka lakukan sebagai kesenangan remaja urban untuk mengisi waktu luang mereka ( leisure time). Tidak hanya itu perilaku keranjingan adalah perilaku yang berbeda dengan gaya (fad) biasa karena keranjingan dapat menjadi obsesi bagi para pelakunya. Sebagai bagian dari budaya, atau lebih khusus lagi budaya popular, perilaku keranjingan ini melibatkan beberapa unsur yang pertama yaitu selera (taste), selera remaja urban terhadap pop culture atau budaya popular yang mereka gemari sepeti contohnya yaitu gangnam style, harlem shake, goyang caisar, dan lain-lainnya. Kedua yaitu makna, bagaimana mereka mengartikan atau memaknai dari perilaku keranjingan remaja urban terhadap pop culture, apa yang membuat mereka suka terhadap budaya popular itu dan apa yang mereka dapatkan dari kegemaran remaja urban.
Nilai-nilai dari perspektif cultural studies
diyakini menentukan perilaku keranjingan terhadap pop culture yang dianggap menyenangkan, mengairahkan dan dapat menimbulkan selera, tidak hanya itu perilaku keranjingan yang remaja urban lakukan dapat membangun jaringan social dengan lingkungan peer-groupnya.
Dewasa ini salah satu pop culture yang lagi marak atau trending topik saat ini adalah gangnam style, harlem shake, goyang Caesar dan lainnya. Kemunculan pop culture seperti yang telah disebutkan diatas mendapatkan sambutan yang luar biasa dari seluruh masyarakat dari berbagai kalangan dari anak kecil, remaja, hingga orang dewasa. Perkembangan budaya populer diatas tidak bisa di pisahkan dari dunia internet, seiring dengan kemajuan teknologi. Berkembangnya tekhnologi informasi dalam industri informasi telah merubah perilaku peer-
group, perilaku peer-group dalam mengamati perkembangan budaya populer yang baru, mereka selalu up to date dan tidak mau ketinggalan. Waktu senggang merupakan waktu yang rawan bagi seorang remaja. Bila ia tidak mampu memanfaatkan waktunya secara positif, seorang remaja akan mudah terjerumus pada sikap dan tindakan yang tercela, melanggar norma sosial dan memalukan nama keluarga. Akan tetapi, bila ia mampu menggunakan kesempatan itu dengan sebaiknya, maka remaja akan mampu mengembangkan diri, kreativitas dan bakatnya. Dalam kehiupan kelompok teman sebaya(peer-group), adakalanya remaja menghabiskan waktu senggangnya dengan berkumpul atau bisa juga untuk mencari informasi tentang perkembangan zaman saat ini seperti perkembangan dari arus budaya populer. Pemaknaan produk budaya populer dimana dalam hal ini adalah gangnam style, harlem shake dan lainnya sepenuhnya adalah kuasa penggemar, dimana mereka bebas menginterpretasikan emosi mereka dalam memaknai gangnam style, halem shake dan lainnya dan mengekspresikan dalam kegiatan sehariharinya. Mereka akan merasa senang ketika mereka terlibat dalam euphoria tersebut. Salahkah hal tersebut? Tidak ada hal yang salah dengan hal tersebut. Ketika para remaja menganggap tarian Harlem Shake just for having fun tak lebih dari itu. Itu tidak salah. Tetapi ketika dalam euphoria tersebut mereka melupakan unsur-unsur kebudayaan bangsa dan terlihat bangga dengan euphoria tersebut hal tersebut tentu salah.
Pada dasarnya budaya dan teknologi adalah dua hal yang saling berkaitan. Dengan teknologi kita dapat melihat semua kebudayaan dunia. Remaja yang ”addict” terhadap teknologi tentunya akan melihat perkembangan kebudayaan dunia dan bukan tidak mungkin mereka akan mengimitasi segala sesuatu yang dilihatnya atau bahkan mereka akan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Itu semua bukanlah hal yang salah, ketika generasi muda mampu menerima segala bentuk perubahan dan mereka mampu memfilterisasi dengan caranya sendiri
maka mereka akan terus berada di bawah nilai dan norma yang ada. Tetapi sebaliknya ketika mereka tidak mampu memfilterisasi dengan baik bukan tidak mungkin mereka akan terhanyut dalam gelombang westernisasi. Melihat berbagai studi yang telah di paparkan diatas, khususnya di indonesia hingga saat ini studi yang memahami dan mengkaitkan persoalan perilaku keranjingan sebagai bagian dari kesenangan remaja urban. Studi tentang perilaku keranjingan remaja urban terhadap pop culture ini, terutama memahami bagaimana perilaku remaja urban terhadap pop culture yang di tawarkan oleh media sosial, dan bagaimana interaksi sosial remaja urban di komunitas on-line berpengaruh terhadap kegemaran mereka pada pop culture, karena di dapatkan fakta sekaligus sebagai alasan: Pertama, karena dalam beberapa tahun terakhir ini ada kecenderungan perilaku keranjingan remaja urban untuk kesenangan di kalangan remaja urban tumbuh cukup pesat, terutama sejak kemunculan buday populer gangnam style, harlem shake dan kemudian di tahun ini muncul kembali budaya populer goyang caesar. Meski remaja ada yang menyukai atau menggemari dan tidak terhadap budaya populer ini, dari hasil observasi awal cukup banyak diketahui diantara mereka yang merupakan remaja penggemar dari budaya populer. Selain gendre musik yang seru dan gerakan atau goyang dari budaya populer cukup unik dan menarik. Faktor yang mungkin menjadi daya tarik dari budaya populer itu, kemungkinan dari goyangannya yang unik, lucu, dan menarik serta bisa di bilang goyangan dari salah satu budaya populer tersebut belum pernah ada yang menciptakan seperti itu. Sehingga remaja urban cukup tertarik untuk mengikuti arus dari budaya populer itu.
Kedua, selain ada indikasi makin berkembangnya atau meluasnya minat remaja urban terhadap pop culture, belakangan ini tidak jarang pula ditemui sejumlah remaja urban ternyata mengikuti gerakan atau goyangan dari budaya populer itu dan mengetahui seluk beluk dari mana gerakan atau goyangan itu berasal. Tetapi tidak hanya itu sejumlah remaja urban turut serta membuat suatu bentuk keranjingan budaya populer dengan membuat video atau meniru dari gerakan budaya populer tersebut dan meng-up load kedalam sosial media you tube, dan ada juga yang mengkoleksi poster atau gambar-gambar besar yang ada kaitannya dengan budaya populer yang mereka gemari. Ketiga, ketika budaya populer seperti gangnam style, harlem shake, goyang caesar dan lainnya mulai banyak menayangkan atau mempertunjukan gerakan atau goyangan di berbagai media sosial, media elektronik dan lainnya yang unik dan ternyata dapat menarik sejumlah remaja urban untuk mengikuti goyangan tersebut. Terlepas apakah goyangan atau gerakan yang ditunjukan oleh budaya populer merupakan faktor daya tarik remaja untuk mengikutinya, namun pada kenyataannya banyak remaja urban yang menyukai bahkan ada juga yang menggemari dari salah satu budaya populer tersebut. dari awal kemunculan budaya populer yang pertama sampai yang ketiga ini mendapatkan respon yang sangat baik oleh semua masyarakat khusunya remaja urban. Keempat, karena ditengah kehidupan masyarakat urban yang dipenuhi banyak aktivitas bersenang-senang, ternyata bagi remaja urban kesenangan membuka internet, browsing dan lainnya. merupakan kegiatan yang dipilih untuk mengisi waktu luang. Studi yang dilakukan oleh Jennifer Campbell persoalan penting dalam proses perkembangannya selama periode masa remaja. Ada dua hal yang bisa dikaitakan dengan aktivitas waktu luang tersebut,yaitu selain peranannya dalam perkembangan identitas juga sebenarnya Leisure merupakan bagian dari
pengembangan gaya hidup mereka sebagai remaja. Studi ini lebih diarahkan pada pemanfaatan waktu luang dalam kaitannya dengan perkembangan gaya hidup remaja urban dan meluasnya produk industri budaya dari kekuatan kapitalisme. Studi ini secara khusus meneliti perilaku keranjingan remaja urban terhadap pop culture, karena mereka semua ada pada rentang usia yang mudah terpengaruh pada daya tarik isi dari media sosial, khususnya browsing, chatting, dan segala macam(Suguhartati, Rahma, 2009. Membaca Gaya Hidup dan Kapitalisme) Fokus Penelitian
Bagaimana perilaku keranjingan remaja urban terhadap pop culture yang di tawarkan di media sosial(you tube)?
Bagaimana interaksi sosial remaja urban di komunitas on line berpengaruh terhadap kegemaran mereka pada pop culture?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perilaku peer-group atau remaja urban itu terhadap ketertarikan mereka terhadap pop culture tersebut
Untuk mengetahui dampak apa yang telihat dari pop culture tersebut
Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1. Memperoleh gambaran tentang perilaku remaja urban terhadap pop culture 2. Memberikan masukan kajian penelitian Sosiologi tentang perilaku remaja urban terhadap pop culture khususnya dari perspektif Cultural Studies
Manfaat Praktis Dapat memberikan konstribusi pemikiran yang bermanfaat bagi orang tua, remaja, serta komunitas(peer-group) untuk mengoreksi sikap dan pengembangan diri. Kerangka teori
Perilaku Keranjingan Remaja Urban terhadap Pop Culture Menurut Perspektif Cuktural Studies
Sebagai sebuah aktivitas, perilaku keranjingan terhadap pop culture ( termasuk yang dilakukan oleh remaja urban ) bukanlah hal yang tampak biasa saja, akan tetapi dari perspektif cultural studies, Penelitian ini mengkaji perilaku remaja urban terhadap pop culture hanya untuk kesenangan. (Menurut Sardar, Ziauddin & Borin Van Loon. Seri mengenal dan memahami cultural studies. 2005 ) culture studies berasal dari Centre for Contemporary Culture Studies (CCCS) di universitas Brimingham yang didirikan pada tahun 1964. Cultural studies merupakan sebuah bidang studi yang sama luasnya dengan sosiologi.
Perilaku keranjingan terhadap pop culture dari perspektif cultural Studies adalah salah satu wujud dan bagian dari budaya, terutama budaya populer (lihat: Adlin, 2006; Ibrahim, 2007 dan Storey, 2007). Sebagai bagian dari budaya, atau lebih khusus lagi budaya populer, perilaku keranjingan ini juga melibatkan unsur budaya nonfisik (nonmaterial culture), seperti selera(taste). Selera seseorang terhadap budaya populer yang digemarinya berkaitan dengan aspek perasaan. Sebagai sebuah aktivitas budaya, pembentukan selera dan perilaku keranjingan di pengaruhi banyak faktor, pada intinya perilaku keranjingan remaja urban menurut perspektif cultural studies bukanlah sekedar bagian dari kegiatan akademik melainkan untuk kesenangan atau hiburan di luar jam sekolah.
Cultural studies juga menegaskan bahwa penciptaan budaya pop (praktik produksi) bisa menentang pemahaman ominan terhadap dunia serta menjadi pemberdayaan bagi mereka yang subordinat. Namun, bukan berarti bahwa budaya pop bukan korban penipuan budaya bukan berarti menyangkal bahwa sekali waktu kita semua bisa menjadi korban penipuan. Melainkan berarti menolak bahwa budaya pop sama sekali tak lebih daripada budaya yang terdegradasi, yang berhasil ditimpakan dari atas, untuk meraup keuntungan dan menjamin kontrol ideologis. Cultural studies terbaik menegaskan bahwa untuk memutuskan perkara ini diperlukan kewaspadaan dan perhatian terhadap detail-detail produksi, distribusi, dan konsumsi budaya.
Remaja dalam Perspektif Cultural Studies
Kemuncula remaja logika awam kepada kita bahwa remaja adalah pertanda alamiah dan niscaya dari usia yang ditentukan secara biologis, suatu klasifikasi individu yang dibangun secara organis dimana sebagai konsekuensi dari usia mereka menempati posisi khusus. Di lihat dari usia remaja sekitar 12-17 tahun, mereka sangat aktif sekali dalam dunia hiburan apalagi terdapat sentuhan baru dari dunia hiburan tersebut, seperti kemunculan budaya populer gangnam style, harlem shake dan lain-lain. Kemudian ada juga keranjingan remaja terhadap budaya populer seperti gangnam, harlem shake, goyang caesar dan lainnya, budaya tersebut berasal dari luar negeri atau bisa dikatakan sebagai budaya asing yang masuk kedalam budaya indonesia dan juga berbagai aktivitas hiburan lainnya, ini di gambarkan dengan sosok orang yang suka dengan kesenangan atau euphoria yang saat itu lagi trending topik diberbagai media sosial khusunya di you tube .Akses dari media sosial tersebut sangat cepat dan praktis itu yang membuat para remaja sangat cepat sekali menerima hal-hal yang baru entah itu dari media sosial atau pun dari lingkungan sosialnya.
Remaja dalam SubKultur
Selain itu para pemikir cultural studies berpendapat analisis kelompok Birmingham tentang subkultur remaja, menurut Resistance Through Rituals, Hal dan Jefferson, 1976 (dalam Andhi Kusmanjaya 2008) adalah simbol dalam cultural studies yang jaringannya tetap dihuni oleh mahasiswa dan dosen yang memiliki keterlibatan profesional dan personal dengan musik, gaya, fashion pop dan lain-lain. Lebih jauh lagi, studi tentang budaya pop memunculkan sejumlah perhatian dan tema, penting yang tersebar luas melalui cultural studies. Pendekatan Hebdige merepresentasikan sebuah gerak analitis didalam studi budaya dari kulturalisme Cohen(1980) dan Clarke et.al (1976) menuju metodologi yang diperkenalkan oleh teknik struktualisme(lihat bab 4 diatas; juga storey(1993) untuk pembahasan mengenai kulturalisme dan strukturalisme dalam studi budaya).
Budaya Populer di Dalam Media Sosial Menurut Cultural Studies Istilah ’’budaya populer’’ (cultural popular) sendiri dalam bahasa latin merujuk secara harfiah pada ”culture of the people” (budaya orang-orang atau masyarakat). mungkin itulah sebabnya banyak pengkaji budaya yang melihat budaya populer sebagai budaya yang hidup (lived culture) dan serangkaian artefak budaya yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari0hari orang kebanyakan. Tidak hanya itu anak muda atau remaja perkotaan (remaja urban) saat ini memiliki pengertian budaya menurut Storey, Nur(2003:1) menuliskan pengertian budaya anak muda dan perkotaan(Youth Culture and Urban), yaitu budaya yang dinikmati untuk bersenangsenang diantara teman sebaya, dengan menekankanpada penampilan dan gaya, dikalanganremaja ataukaum muda perkotaan.
Perilaku Keranjingan Menurut Paul Horton dan Chester L Hunt
Keranjingan berbeda dengan gaya (fad) biasa karena keranjingan dapat menjadi obsesi bagi para pelakunya. Dalam masa penulisan buku ini, permainan video(video game) sementara menjadi objek keranjingan, tetapi mungkin saja pada saat para mahasiswa membaca buku ini permainan tersebut sudah tidak lagi diminati orang.
Bentuk Gerakan Sosial dalam Perilaku Keranjingan
Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk utama dari perilaku kolektif. Perilaku kolektif (collective behaviour) merupakan ciri khas dari masyarakat berkebudayaan kompleks. Perilaku demikian tidak terdapat pada masyarakat sederhana. Perilaku kolektif meliputi perilaku kerumunan, perilaku massa, dan gerakan sosial.
CHARLES HORTON COOLEY (1864-1929)
Konsep penting dalam bangunan teori Cooley adalah konsep cermin diri [looking-glass self] dan kelompok primer, dimana dalam individu senantiasa terjadi suatu proses yang ditandai dengan 3 tahap terpisah yaitu:
1.
Persepsi, dalam tahap ini kita membayangkan bagaimana orang melihat kita. Seperti disaat remaja urban mengikuti hysteria atau euphoria pada budaya populer saat ini, perilaku keranjingan seperti yang dilakukan oleh remaja urban ini hanyalah bersifat sementara/semu.
2.
Interpretasi dan definisi, disini kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita.
3.
Respon, berdasarkan persepsi dan interpretasi individu tersebut menyusun respon terhadap respon kita.
Metodologi Penelitian dan Prosedur Penelitian
Pendekatan dan fokus penelitian
Bentuk pendekatan yang di guakan dalam penelitian ini adlah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1992) metode kualitatif ,erupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif orang-orang dan perilaku yang diamati sedangkan menurut Kirk dan Miller ’’ Penelitian Kualitatif” merupakan suatu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam suatu kawasan tersendiri dan
berhubungan
dengan
orang-orang
tersebut
dalam
bahasa
dan
peristilahannya
(Moleong,1989:3) Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris, seperti wawancara, studi kasus, dan lai-lain. Penelitian disini menggunakan wawancara sebagai penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris perilaku remaja urban terhadap pop culture.
Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di kota surabaya. Kota ini di pilih oleh peneliti dengan pertimbangan bahwa kota Surabaya merupakan kota terbesar ke dua yang ada di indonesia, selain itu juga merupakan kota yang memiliki kondisi kultural modern dan dunia trend di bidang tekhnologi informasi yang diukur dari tingginya pengguna internet oleh masyarakat. Selain itu di kota Surabaya terdapat banyak tempat untuk wifi area selain di mall dan taman-taman di
Surabaya, di area sekolah dari SMP,SMA,Universitas sudah memiliki fasilitas wifi yang mayoritas kebanyakan penggunanya adalah remaja. Metode dan Teknik Pengambilan Informan Pada penelitian ini didalam teknik pengambilan informan, peneliti menggunakan teknik Snowball (bola salju). Ada beberapa tahap penarikan bola salju yaitu metode pengambilan informan dengan secara berantai (multi level) : 1. Informan awal diterapkan dalam kelompok anggota kecil, disini saya mengambil 1 informan kunci untuk menggali informasi lebih dalam tentang budaya populer. 2. Masing-masing anggota diminta mencari anggota baru dalam jumlah tertentu, hal ini dilakukan dari hasil wawancara pada informan pertama dan kemudian mencari beberapa informan untuk mengetahui perilaku remaja urban terhadap pop culture 3. Masing-masing anggota baru diminta mencari anggota baru lagi. Teknik Analisis dan Interpretasi Data Teknik analisis data dikembangkan dari data-data yang diperoleh selama penelitian, baik itu berupa data primer ysng berupa wawancara dan akan di transkrip kan terlebih dahulu selanjutnya dilakukan interpretasi dan Klasifikasi sesuai tema-tema yang telah di tentukan sebelumnya. Data sekunder yang berasal dari pustaka maka akan di pilah dan di klasifikasikan sesuai fokus penelitian. Analisa dan interpretasi data di lakukan dengan memetak,kan posisi temuan dan sumbangan konseptual studi ini di dalam kerangka Cultural Studies
Perilaku Keranjingan Remaja Urban Terhadap Pop Culture Temuan Data
Hasil Temuan
Informan
Selalu Up to Date dan Keranjingan
yang
telah Zh,Rm,Hn,Nt,Fr,Af,By
Keranjingan
mereka buat atau Up Load ,Ag bermacam-macam
sesuai
dengan kreatifitas mereka. Keranjingan tidak begitu beragam
hanya
sekedar
Sekedar Tau
An, Og, Aa, Fd menonton dan mengikuti melalu media sosial. Jarang sekali mencari info
Tidak Suka
tentang pop culture dan Nb, Al, Mr, Sf tidak terlalu tertarik.
Dari hasil yang di dapat di bagian kolom Keranjingan dan hasil temuan mengatakan ada 8 remaja urban yang selalu up to date dan keranjingan yang telah mereka buat atau meng-up load bermacam-macam gerakan sesuai dengan kreatifitas mereka, hal seperti ini mereka lakukan hanya untuk sekedar kesenangan dan mengisi waktu luang mereka. Di kolom yang Sekedar tau, Keranjingan tidak begitu beragam hanya sekedar menonton dan mengikuti melalui media sosial ini ada 4 remaja urban yang hanya sekedar tau dan tidak begitu terlalu menyukai budaya popular, walaupun mereka tau apa yang lagi trending topic pada saat itu mereka tidak sampai membuat video yang meniru video dari budaya popular tersebut. Kemudian di kolom tidak suka, jarang
sekali mencari info tentang pop culture dan tidak terlalu tertarik terdapat 4 remaja urban yang tidak begitu tertarik dan tidak antusias terhadap adanya budaya popular yang di tampilkan oleh media social tersebut yaitu you tube. Interaksi Sosial Remaja Urban di Komunitas On Line Berpengaruh Terhadap Kegemaran Mereka Pada Pop Culture Temuan Data
Hasil Temuan
Informan
Bermalas-malasan rumah, Time Leisure/Waktu Kumpul Luang
di
Belajar, Bersama
Teman, On-Line Sosila Vr, Ad, Ar, Nv, Sb, Media
Zh,Rm, By,Fr, Ag,Hy, Al, Fd, An, Sf
•
Sahabat
•
Teman Sekolah
•
Teman Rumah
PeerGroup
Dari data matriks diatas dapat disimpulkan bahwa ada 15 remaja urban yang melakukan atau membuat video tiruan dari budaya popular tersebut untuk mengisi waktu luang
dengan
bermalas-malasan di rumah, belajar, kumpul bersama teman, on-line sosila media dan dari peergroup mereka yang membuat remaja urban tersebut mengikuti kegemarannya adalah dari teman dan sahabat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku keranjingan remaja
urban terhadap budaya populer ini digunakan sebagian dari kebutuhan waktu luang untuk menghilangkan kejenuhan serta dapat menjalin komunikasi dan interaksi sosial yang baik dengan teman sebaya mereka sehingga kegemaran mereka terhadap budaya populer khususnya yang bersifat hiburan dan kesenangan mampu membantu siswa dalam berinteraksi sosial .
Kesimpulan
1. Perilaku kernajingan terhadap budaya populer ini terjadi disebabkan oleh pengaruh pengaruh budaya yang menghibur, disenangi dan sifatnya massal. Terbentuknya perilaku seperti ini juga disebabkan oleh kesenangan remaja urban yang ditawarkan oleh media sosial. 2. Dari Interaksi Sosial Remaja Urban di Komunitas On Line Berpengaruh Terhadap Kegemaran Mereka Pada Pop Culture. Tidak dipungkiri, kenyataan lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup memberi pengaruh pada diri seorang individu dalam memilih sesuatu. Begitu juga dengan kegemaran remaja urban terhadap pop culture mengikuti budaya populer yang diikuti oleh teman sebaya mereka dikarenakan teman sebaya mereka mampu memberikan informasi dan referensi yang menarik dan memiliki daya tarik yang sangat tinggi. Dengan demikian peranan peergroup disini sangatlah dominan untuk mempengaruhi kegemaran remaja urban terhadap pop culture. Saran Secara Akademis Diharapkan hasil penelitian ini dpat menambah dan menjadikan referansi kajian di bidang ilmu sosial dan politik, kajian budaya populer, khususnya yang terkait dengan perilaku
keranjingan terhadap pop culture di kalangan remaja urban. Kemudian penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bagi penelitian selanjutnya yang terkaiit dengan kajian budaya populer. Secara Praktis Agar penelitian ini dapat menjadikan rekomendasi yang baik dan konstribusi bagi penyelenggara pendidikan terutama pihak universitas, fakultas sekaligus institusi perpustakaan didalamnya.
Daftar Pustaka
Referensi Buku
Storey, Jhon. Pop Culture, 1994, 2006.
Barker, Chris, 2004. Cultural Studies. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Srinati, Dominic, 2007. Populer Culture, Pengantar Menuju Teori Budaya Pop. Yogyakarta : Jejak
Charles H. Cooley, 1864-1929. Interaksionisme Simbolik.
Paul Horton dan Chester L Hunt. Sosiologi, Jilid 2 hal: 195-202, 1994. Erlangga.
Agoes Dariyo, Psi. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Agustiani, Hendriati, 2006. Psikologi Perkembangan, Pendekatan Ekologi dengan Konsep Dirii dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: Refika Aditama.
Berger, Peter L. & Thomas Luckmann, 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan. Jakarta:LP3ES.
Sutrisno, Mudji. Dkk ,Cultural Studies, Tantangan Bagi Teori-Teori Besar Kebudayaan.
Hasan, Sandi Duward Penganatar: Cultural Studies, Sejarah Konseptual , & Isu Menuju Studi Budaya Kapitalisme Lanjut.Jogjakarta: Ar-Ruzz. Media, 2011
Chaney, David, 2004. Life Style, Setelah Pengantar Komprehensif. Yogjakarta: Jalasutra.
Storey, John, 2007. Culture Studies dan Kajian Budaya Pop, Pengantar Komprehensif Teori dan Metode. Jakarta & Bandung: Jalasutra.
Ibrahim, Idi Subandy, 2007. Budaya populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.
Suguhartati, Rahma, 2009. Membaca Gaya Hidup dan Kapitalisme.
Referensi SKRIPSI Terdahulu
Atus Saniyah, ’Skripsi’ Kelompok Penggemar Manga On line Remaja Urban’, 2011. UNAIR. IIP
Hani’Atul Mufarida, Skripsi ’Perilaku E-Commerce Di Kalangan Remaja Uraban’, 2011. UNAIR. IIP
Andhie Kusmanjaya, Skripsi ’ Fenomena Dugem Sebagai Kulture Dalam Perspektif Cultural Studies’, 2008.UNAIR. Sosiologi
Literatur Website, Browsing dan lain-lain
http://Harlem%20Shake/harlem-shake-di-masyarakat-533490.html
http://Harlem%20Shake/harlem-shake-dan-efek-kegilaannya-111937143.html
http:// Harlem%20Shake/harlem-shake-budaya-seni-yang-menyimpang.html
http://Harlem%20Shake/euphoria-budaya-tarian-harlem-shake--538994.html
http://Harlem%20Shake/Dampak-Harlem-Shake-Dari-Ditangkap-Polisi-HinggaSkorsing.html
www.vivalife.com asal-mula-goyang-heboh-caisar.htm. Senin, 2 September 2013, 14:55 WIB
http://www.klik-galamedia.com/balita-pun-demam-goyang-caesar. 11.20 siang senin
http://sosiologibudaya.wordpress.com/2012/04/25/budaya-populer/ 11.58 siang senin
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_populer, Senin, Siang Pukul:11.58
http://budaya-pop.blogspot.com/2010/09/definisi-budaya-populer.html pukul: 11.59
Senin,
siang