PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DALAM MEMANFAATKAN TAMAN SEBAGAI RUANG PUBLIK 1
Setyo Budhi Hermanto, 2Encep Syarief Nurdin, 3Syaifullah Syam
¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia ²Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia ³Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
Email:
[email protected]
Abstract: Adolescent deviate behaviors in utilizing park as public space This research is motivated by Duta Telaga Mas in North District of Bekasi City as a public space which should be used for the visitors as place to carry out positive social activities, but unfortunately its abused by teenagers as the park to commit immoral and drinking. This research purpose is to know the answer of the question about form factors of adolescent deviant behavior in utilizing parks, social and educational use by teenagers, effort and obstacle enccountered by the local community, and the impact of adolescent deviant social behavior in local communities. This research used a qualitative approach and the case study method. To gather the information, this research
use
several
technique
such
as
interviews,
observation,
documentation and literature studies. This research found (1) The form of adolescent behavior on park utilization, that is a) Rationality Instrumental, b) Affective actions, the factors is unhealthy mental attitude, aberrant learning process, environmental factors, the need to be praised, and the lack of spare time utilization. (2) use of social and education such as taekwondo, chit-chat, jogging. (3) preventive and repressive efforts have been made (4) create a bad image of the local community and bad psychology impact for local teenagers
Keyword: Deviate behavior, Adolescent, Park 1
ABSTRAK: Perilaku Menyimpang Remaja Dalam Memanfaatkan Taman Sebagai Ruang Publik. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adannya taman Duta Telaga Mas Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi sebagai ruang publik yang semestinya digunakan untuk para pengunjung sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan sosial yang positif, akan tetapi disalahgunakan oleh remaja sebagai pengunjung taman untuk melakukan tindak asusila dan minum-minuman keras. Pada penelitian ini ingin mengetahui jawaban dari pertanyaan bentuk dan faktor-faktor perilaku remaja yang menyimpang dalam memanfaatkan taman, pemanfaatan sosial dan edukasi oleh remaja, upaya dan hambatan yang dialami oleh masyarakat setempat, dan dampak perilaku sosial remaja yang menyimpang bagi masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi litaratur. Temuan penelitian ini (1) Bentuk perilaku remaja dalam memanfaatkan taman yaitu a) Rasionalitas Instrumental, b) Tindakan Afektif, faktornya yaitu sikap mental yang tidak sehat, proses belajar yang menyimpang, faktor lingkungan, karena ada rasa ingin dipuji, dan kurangnya pemanfaatan waktu luang dengan baik. (2) pemanfaatan secara sosial dan edukasi seperti taekwondo, bersantai sambil berbincang, jogging. (3) upaya telah dilakukan secara preventif dan represif (4) Berdampak nama baik yang buruk bagi masyarakat setempat dan psikologis bagi remaja sekitar.
Kata Kunci: Perilaku Menyimpang, Remaja, dan Taman
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial dimana mereka membutuhkan orang lain untuk berinteraksi, membantunya dalam pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan
dengan sendirinya, dan sebagainya. Interaksi sosial yang terjadi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
2
yang menyangkut hubungan antara orangorang, perorangan, antara kelompokkelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia. (Soekanto. 2007, hlm. 55) Hubungan-hubungan interaksi dalam kelompok akan menjadi masyarakat. Suatu kelompok bisa dikatakan masyarakat yaitu menurut Koentjaraningrat (2009, hlm. 118) menyebutkan bahwa:”Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Maka dari itu suatu kelompok dikatakan masyarakat apabila mempunyai sistem adat tertentu yang dianut bersama. Sistem adat bisa dikatakan norma karena didalam sistem adat mengatur hubungan kehidupan dengan orang lain. Norma nantinya akan mengatur segala perilaku dan tindakan masyarakat untuk mencegah penyimpangan agar tidak terjadi. Didalam masyarakat tentu ada norma yang berlaku, menurut Setiadi dan Kolip (2011, hlm. 132-133) norma dapat diklasifikasikan, diantarannya: 1. Norma agama, yaitu ketentuanketentuan yang bersumber dari ajaranajaran agama yang dianggap sebagai wahyu dari Tuhan yang keberadaannya tidak boleh ditawartawar lagi. 2. Norma kesopanan, yaitu ketentuanketentuan hidup yang sumbernya adalah pola-pola prilaku sebagai hasil interaksi sosial di dalam kehidupan kelompok. 3. Norma kesusilaan, yaitu ketentuanketentuan kehidupan yang berasal dari hati nurani, yang produk dari norma susila ini adalah moral. 4. Norma hukum, yaitu ketentuanketentuan hidup yang berlaku dalam
kehidupan sosial yang sumbernya adalah undang-undang yang dibuat oleh lembaga formal kenegaraan. Di Indonesia yang mayoritas agamannya muslim tentu akan sangat menjadikan norma agama adalah norma yang terpenting dalam mengatur segala hubunganya dengan sang Maha Pencipta dan sesama manusia. Hubungan dengan sang Maha Pencipta tentu berhubungan dengan suatu ibadah menurut agama dan kepercayannya masing-masing pemeluk sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikannya. Sedangkan hubungan dengan manusia adalah bagaimana suatu individu dapat bekerja sama, menghormati, menghargai orang lain. Jika melihat semua norma tentu norma berlaku untuk siapa saja tidak terkecuali seorang remaja sekalipun. Maka dari itu para remaja harus bisa mengikuti dan menerima norma yang berlaku dimasyarakat untuk mengatur hubungan sesama manusia dan mengatur dirinya untuk tidak menyimpang dari norma yang telah ada. Norma yang telah ada dimasyarakat tentu akan berlaku di ruang publik sekalipun, yaitu taman. Taman adalah salah satu fasilitas yang sengaja dibuat dengan segala keindahan dari tanaman dan pohon-pohon yang membuat masyarakat nyaman untuk sekedar berbincang atau tempat berkumpul bersama teman, kerabat, saudara, atau bahkan pacar sekalipun. Maka dari itu diharapkan dengan adannya taman, masyarakat kota dapat merasa nyaman untuk sekedar berekreasi menghilangkan kejenuhan dari aktifitas yang ada dengan mengisi kegiatankegiatan positif pada tempat taman tersebut. Seperti untuk olahraga, membaca buku, dan sebagainya.
3
Akan tetapi peneliti melihat langsung sebagai observasi awal di Taman Duta Telaga Mas tidak dimanfaatkan dengan baik oleh remaja. Remaja-remaja salah menggunakan fungsi dari taman yang telah dibuat, bukannya untuk mengisi kegiatan positif, malah digunakan untuk kegiatan negatif. Para remaja yang masih duduk dibangku SMA dan SMP kebanyakan sekarang menggunakan taman sebagai kesempatan untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma yang ada dimasyarakat, seperti pacaran, mabuk-mabukan di taman sebagai fasilitas ruang public. Sehingga taman tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang mereka lakukan sehingga perilakuperilaku yang tak sesuai dengan budaya timur seperti di Indonesia mereka lakukan didepan umum. Faktor tempat seperti taman yang menurut dari sebagian remaja mendukung untuk melakukan hal-hal seperti itu karena dirasa juga sangat aman dan nyaman bagi mereka sendiri. Perilaku-perilaku remaja yang negatif menyebabkan perubahan yang terjadi pada pemanfaatan taman tentu meresahkan warga, dimana tentunya warga masyarakat setempat menginginkan lingkungannya bersih, aman dari segala tindakan dan perilaku yang tidak diinginkan, akan tetapi harapan jauh dari kenyataan. Perilaku remaja yang seperti ini harus ditindak lanjuti untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua kalangan masyarakat, tentunya juga jika hal ini terus didiamkan tanpa adannya pemecahan masalah maka akan tidak baik bagi penerus atau generasi bangsa yang selanjutnya. Fenomena fenomena seperti ini tentu menjadi masalah tersendiri bagi
masyarakat khususnya orang tua para remaja tersebut yang mengharapkan anaknya bisa menjadi anak yang membanggakan bagi masyarakat. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang perilaku menyimpang remaja dalam memanfaatkan taman di Taman Duta Telaga Mas, karena kebanyakan dari remaja berperilaku menyimpang dalam memanfaatkan taman. METODE Dalam penelitian mengenai perilaku menyimpang remaja dalam memanfaatkan Taman Duta Telaga Mas yang berada di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi maka peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif. maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif berdasarkan tiga alasan. Pertama permasalahan yang dikaji dalam penelitian perilaku sosial remaja dalam memanfaatkan taman sebagai ruang publik di Taman Duta Telaga Mas Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua, pemilihan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan subjek penelitian yang dikaji tidak dapat dipisahkan dari latar belakang alamiahnya Ketiga, bahwa suatu perilaku sosial manusia tidak hanya diukur oleh perhitungan statistik akan tetapi dapat dijelaskan dengan kata-kata secara deskriptif karena setiap perilaku sosial manusia juga mempunyai makna tersendiri. Dengan demikian peneliti dapat mengungkapkan fakta yang terjadi di lapangan secara mendalam pada permasalahan Perilaku Menyimpang 4
Remaja Dalam Memanfaatkan Taman Sebagai Ruang Publik. Untuk mendapatkan data yang akurat untuk menjawab permasalahan mengenai perilaku sosial remaja dalam memanfaatkan taman di taman duta telaga mas, maka peneliti memilih salah satu strategi dari penelitian kualitatif yaitu studi kasus. Studi tentang Perilaku Menyimpang Remaja Dalam Memanfaatkan Taman Duta Telaga Mas Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi menggunakan metode studi kasus karena penelitian ini hanya meliputi daerah dan subjek yang sangat sempit yaitu para remaja yang berada di Taman Duta Telaga Mas Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data-data, menyusun, mengaplikasikan,dan mengintepretasikan. Dengan demikian peneliti bisa mendeskripsikan mengenai bentuk bentuk perilaku remaja, upaya dan dampak yang terjadi bagi masyarakat setempat terhadap perilaku sosial remaja yang tidak memanfaatkan taman dengan semestinya yang berada di Taman Tega Mas Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Pada teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi literatur, dan field note. Sedangkan untuk teknik analisis data yang digunakan adalah melalui teknik analisis data dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Pada uji keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti adalah melalui triangulasi data, dan member check.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Berbicara mengenai taman adalah berbicara mengenai tentang adannya fasilitas umum yang disediakan oleh pihak tertentu baik itu pihak swasta atau pemerintah untuk bisa dimanfaatkan oleh publik atau masyarakat. Fasilitas umum ini seperti taman tentunya semua orang atau semua masyarakat dari kalangan dan latar belakang yang berbeda tentu mempunyai hak yang sama dalam memanfaatkan taman. Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat baik itu orang tua, orang dewasa, remaja, dan anak-anak ketika berada di taman dapat kita lihat sebagai perilaku. Ada orang yang ketika ditaman dia duduk santai dan sekedar berbincang-bincang dengan orang lain entah itu saudarannya, temannya, atau bahkan pasangannya, ada juga orang yang ketika di taman dia memancing, atau bahkan berfoto-foto itu adalah bagian dari perilaku yang diperlihatkan oleh pengunjung ketika berada di taman. Saat peneliti melakukan hal observasi atau pengamatan di tempat lokasi penelitian benar saja hal yang di dapat dari hasil observasi para pengunjung taman melakukan berbagai macam perilaku seperti yang telah dijelaskan tadi. Perilaku yang telah mereka perlihatkan tersebut ketika berada di taman membuat peneliti ingin mengetahui bentuk dari perilaku pengunjung taman dengan cara mewawancarainya agar dapat dijelaskan secara deskriptif pada penelitian ini. Pertama peneliti mewawancarai remaja yang melakukan aktifitas sosial di taman. peneliti mendapati tiga informan bahwa mereka datang ke taman dengan tujuannya dan alasannya masing-masing ada yang berkunjung ke taman karena ingin duduk dan bersantai, jogging dan 5
bermain sepeda. Aktifitas sosial yang mereka lakukan ditaman dapat mereka lakukan karena taman mendukung dan memfasilitasi dari apa yang ingin mereka lakukan. Setelah itu peneliti mencari informan remaja yang melakukan perilaku menyimpang di taman seperti berbuat asusila dan minum-minuman keras dimana faktor yang ditemukan adalah mereka menjelaskan ketika mereka datang ke taman duta telaga mas berperilaku menyimpang lebih disaat waktu malam hari, karena beralasan dimalam hari gelap dan diharapkan perilakunya tidak diketahui orang lain atau masyarakat sekitar apalagi petugas keamanan. Remaja melakukan perilaku mesum karena sebelumnya memang ketika mereka berada di taman tersebut melihat orang lain melakukan seperti itu, jadi dari benak mereka sendiri punya pemikiran untuk melakukannya. Maka dari itu dari pengalaman mereka sebelumnya karena telah melihat orang lain banayak yang melakukan pacaran dan mereka mengikutinya. Remaja merasa senang saat melakukan perilaku menyimpang tadi dan mereka telah merencanakan perbuatan tersebut dari awal saat akan berangkat menuju taman duta telaga mas, serta dari keempat remaja faktor lokasi yang tidak jauh dari rumah dan bisa ditempuh dengan menggunakan motor atau kendaraan dengan waktu 10 sampai 15 menit mereka sudah bisa sampai ke tempat taman duta telaga mas kurangnya pemanfaatan waktu luang dengan baik menjadi faktor dalam tindakan mereka itu sendiri, mereka lebih asyik mengisi kegiatan waktu luang dengan hal-hal yang memuaskan dan mengasyikkan bagi mereka sendiri. Mendapat pujian dari teman juga faktor dari menyebabkan mereka melakukan hal itu.
Mendapatkan mengenai perilaku remaja dalam memanfaatkan taman maka peneliti juga mencari tahu tentang pemanfaatan fungsi sosial dan edukasi taman oleh remaja. remaja biasannya pada pagi hari melakukan aktifitas seperti jogging atau lari pagi, bermain sepeda di area taman, dan ada juga yang melakukan kegiatan taekwondo saat pagi hari di akhir pekan. bahwa taman juga pernah dimanfaatkan oleh sekolah SMP untuk melakukaan acara kegiatan Diklat dengan bercamping mendirikan tenda di area taman duta telaga mas, serta adanya acara silaturahmi antar pemuda atau remaja karang taruna yang ada di perumahan Duta Harapan. Pada permasalahan remaja yang memanfatkan taman dengan negatif maka tentu ada upaya yang dilakukan oleh pihak masyarakat setempat. Upaya yang telah dilakukan yaitu Dari pihak Forkom RW Dumas dan FSMM telah bekerjasama untuk selalu mengadakan agenda penggrebekan dan penyisiran di area sekitar taman duta telaga mas dan danau untuk mencegah dan memberantas segala tindakan penyimpangan yang dilakukan masyarakat termasuk remaja. Pihak Forkom RW Dumas dan FSMM juga memberikan hukuman fisik kepada remaja yang tertangkap melakukan penyimpangan di taman berupa push-up dan bahkan berendam di danau. Polisi Bekasi Utara juga ikut andil dalam permasalahan ini. Polisi telah melakukan patroli dan selalu siap siaga untuk hadir di TKP jika dirasa darurat dan serta jika ada pihak yang menginformasikannya untuk segera datang dan membina para remaja yang melakukan penyimpangan di area taman duta telaga mas. . Di setiap usaha dan upaya yang telah dilakukan tentu ada saja hambatannya. Bagi pihak Forkom RW dan FSMM Dumas itu 6
sendiri tidak semua anggota dan masyarakatnya selalu ada waktu untuk melakukan kegiatan penggrebekan tersebut, serta tidak mungkin setiap hari untuk selalu memantau segala perilaku remaja disekitar taman dan danau. Sehingga diambil solusi dengan mempekerjakan 2 satpam keamanan yang bertugas untuk menjaga sekitar area taman dan danau. Adannya penjagaan dari satpam tersebut tentu diharapkan taman dan danau selalu terpantau untuk mencegah perilaku menyimpang remaja di taman. Akan tetapi hamabatan bagi satpam itu sendiri dalam bertugas tentu ada. Tugas yang dibagi dalam dua waktu tentu saat malam yang berjaga hanya satu satpam dan itu dengan adannya taman dan danau yang cukup luas semua tidak dapat terpantau secara keseluruhan. Sehingga masih ada saja perilaku remaja yang pacaran dan berbuat mesum. Adanya perilaku menyimpang remaja dalam memanfaatkan taman juga akan berdampak bagi masyarakat sekitar. Dampak bagi psikologi anak remaja yang tinggal disekitar taman cukup dikhawatirkan dan hal ini dirasakan oleh orang tua remaja. Mereka para orang tua takut anaknya terlibat hal-hal perbuatan mesum dan mabuk-mabukan seperti yang terjadi di taman duta telaga mas, karena setiap kesehariannya remaja sekitar taman melihat hal perbuatan yang negative di taman tersebut. Nama perumahan yang tercemar menjadi masalah masyarakat sekitar taman dan harus bisa membersihkan nama baik perumahan dengan mengupayakan berbagai macam cara untuk mencegah perilaku remaja yang salah memanfaatkan fasilitas publik yang ada, karena sejatinya fasilitas publik tentu harus digunakan bersama dengan aturanaturan yang berlaku dimasyarakat tidak
boleh dimanfaatkan apalagi untuk kegiatan maksiat yang melanggar norma sosial, dan agama. PEMBAHASAN Manusia akan menunjukkan perilakunya kepada orang lain, saat berinteraksi atau bahkan saat individu berada pada suatu tempat. Perilakuperilaku yang dilakukan masing-masing individu tentu akan berbeda karena di dalam perilaku tersebut ada faktor yang mendasari atau melatarbelakangi individu berbuat perilaku tertentu. Individu akan menunjukan perilakunya pada suatu tempat, seperti adannya taman duta telaga mas ada berbagai banyak pengunjung yang datang ke taman tersebut. Mereka datang ke taman dengan berbagai perilaku yang berbeda. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Haricahyono (1989, hlm.73) membagi perilaku itu menjadi 2 bagian diantarannya: “Perilaku manusia terdiri dari perilakuperilaku yang tampak oleh mata (Over Behaviour, seperti bekerja menangis dan sebagainnya) dan perilaku perilaku yang tidak tampak oleh mata (Covert Behaviour, seperti berfikir, perasaan emosi, kebutuhan, kebahagiaan, sikap, dan sebagainnya)”. Peneliti mengobservasi atau melihat taman secara langsung bahwa perilaku-perilaku pengunjung taman itu khusunya remaja yang tampak adalah para remaja sedang duduk dan berbincang dengan temannya atau berkumpul, ada juga yang melakukan jogging, bermain sepeda, dan bahkan ada juga remaja yang melakukan hal seperti pacaran atau berbuat mesum di daerah sekitar taman. Hal ini adalah suatu perilaku remaja yang tampak atau bisa dilihat oleh peneliti dan bahkan masyrakat sekitar juga melihat itu. Sedangkan perilaku remaja yang tidak 7
tampak oleh mata adalah saat remaja berfikir dan mempunyai alasan tertentu datang ke taman untuk tujuan yang ingin dia capai. Seperti halnya ada remaja yang datang ke taman tujuannya hanya untuk mengisi waktu bolosnya, ada juga yang jogging pagi dan bersepeda dengan alasan untuk mengisi waktu luang pada akhir pekan sebagai kegiatan rutinnya, Alasan lainnya bagi remaja adalah tempat tersebut menjadi aman bagi mereka untuk melakukan perilaku menyimpang seperti pacaran dan mabuk-mabukan, karena tempat yang gelap dan kurangnya pengawasan dari pihak keamanan yang ada di danau. Ada pula perasaan puas dan senang yang dirasakan remaja yang melakukan perilaku menyimpang di taman. Perilaku manusia juga dapat dibedakan melalui dua bagian, hal ini seperti yang disampaikan oleh Skinner (dalam Anggriani, 2005, hlm 4) mengemukakan bahwa perilaku dibagi menjadi 2 bagian yaitu “Perilaku dibedakan menjadi perilaku yang alami (Innate Behaviour) dan perilaku operan (Operant Behaviour). Perilaku yang alami adalah perilaku yang dibawa sejak lahir, yang berupa repleks dan insting, sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Perilaku operan merupakan perilaku yang dibentuk, dipelajari dan dapat dikendalikan, oleh karena itu dapat berubah melalui proses belajar”. Perilaku yang alami adalah perilaku yang repleks, tentunya adalah perilaku yang dibawa sejak lahir. Perilaku repleks ini ditunjukan oleh remaja saat dia berada di taman dan melakukan perbuatan mesum, perbuatan mesum inilah adanya naluri atau insting dari manusia bahwasannya manusia membutuhkan akan adannya hasrat cinta
atau sex kepada lain jenis. Seperti mereka melakukan ciuman hal ini suatu perilaku remaja yang bersifat alami. Dari hasil melakukan mesum tentunnya dari remaja akan ada rasa kepuasaan batin yang mereka peroleh yaitu sebuah kebahagiaan. Sedangkan perilaku operan yaitu suatu perilaku dari hasil proses belajar manusia yang dibentuk, dipelajari, dan dapat dikendalikan. Dari perilaku ini remaja melakukan perilaku mesum atau asusila adalah dari hasil mereka belajar dan mengamati pada saat remaja di taman bahwa ada orang lain yang melakukan perbuatan seperti mesum atau pacaran, dan akhirnya dibenak mereka mempunyai keinginan untuk melakukan perbuatan seperti yang orang lain lakukan di taman tersebut. Perilaku sosial remaja juga akan terbentuk dari adannya sebuah interaksi, tidak hanya itu adannya lingkungan juga akan dapat mempengaruhi remaja dalam berperilaku. Perilaku remaja dalam memanfaatkan taman bisa jadi akan pengaruh lingkungan taman. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Lewin (dalam Helmi, 1999, hlm.7) mengemukakan bahwa “Formulasi mengenai perilaku dengan bentuk B = F (E – O) dengan pengertian B = behavior, F = function, E = environment, dan O = organism, formulasi tersebut mengandung pengertian bahwa perilaku (behavior) merupakan fungsi atau tergantung kepada lingkungan (environment) dan individu (organism) yang saling berinteraksi”. Penjelasan Lewin tentang perilaku adalah fungsi dari lingkungan dan organsme. Dalam memanfaatkan taman dapat dijelaskan bahwa perilaku remaja adalah tergantung dari adannya lingkungan, lingkungan disini yang dimaksud adalah taman. Jadi ketika 8
adannya sebuah fasilitas umum yaitu taman, maka jika ada remaja yang ketika itu melihat adannya taman duta telaga mas, dan dia hanya melewati taman duta tersebut tanpa memanfaatkannya maka belum ada interaksi antara remaja sebagai organis dan taman sebagai environment. Akan tetapi ketika ada taman duta telaga mas dan remaja datang dan memanfaatkan taman tersebut seperti untuk sekedar duduk dan mengobrol, jogging, serta bermain sepeda itu artinya lingkungan taman duta telaga mas telah mempengaruhi remaja untuk berperilaku demikian, karena memang taman duta telaga mas lingkungannya mendukung untuk kegiatan masyarakat apalagi remaja seperti untuk sekedar duduk dan mengobrol dengan temannya, jogging, dan bermain sepeda. Pemanfaatan lainnya oleh remaja yang negatif yaitu untuk perbuatan mesum dan mabuk-mabukan di taman duta telaga mas itu juga karena taman tersebut bagi para remaja sangat mendukung dengan faktor kurangnya penerangan lampu pada taman tersebut serta penjagaan pihak keamanan yang kurang, sehingga keadaan lingkungan taman yang seperti ini turut mempengaruhi perilaku sosial remaja yang negatif dalam memanfaatkan taman. Apalagi taman adalah sebagai fasilitas umum dimana semua orang dapat dengan mudah datang dan pergi meninggalkan taman, karena sifatnya sebagai ruang publik, semua orang boleh memanfaatkannya. Dari perilaku sosial remaja dalam memanfaatkan taman, maka peneliti akan menjelaskan bentuk dari perilaku sosial remaja, dan hal ini akan dijelaskan berdasarkan klasifikasi mengenai perilaku sosial atau tindakan sosial menurut Max Weber (dalam Narwoko dan Suyanto, 2011, hlm 19) adalah sebagai berikut:
Pertama rasionalitas instrumental yaitu “Disini tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya”. Max Weber (dalam Narwoko dan Suyanto, 2011, hlm 19). Bentuk perilaku rasionalitas instrumental yaitu sebuah tindakan atau perilaku seseorang individu, dimana individu tersebut mempunyai harapan atau tujuannya yang ingin dicapai dengan mempertimbangan kesesuaian antara tujuan dengan suatu alat yang dapat membantunya dalam mencapai tujuannya tersebut. Kesesuaian antara tujuan dengan alat yang digunakan adalah sebuah pemikiran rasional yang ada pada diri aetiap manusia. Taman Duta Telaga Mas adalah sebuah taman perumahan yang berada di Bekasi tepatnya di Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Bekasi Utara menjadi salah satu peminat bagi masyarakat untuk mengunjungi taman tersebut, khusunya para remaja. Lingkungan taman yang cukup nyaman serta dari taman tersebut ada danau yang dapat dinikmati pemandangannya oleh pengunjung dan dapat diambil manfaatnya untuk memancing karena memang danau tersebut ada ikannya, maka menjadi salah satu alasan digemari oleh masyarakat untuk berkunjung ke Taman Duta Telaga Mas meskipun keberadaannya berada di tengah perumahan. Walaupun keberadaan taman ini di tengah perumahan akan tetapi lokasinya sangat strategis tidak jauh dari jalan raya Lingkar Utara jika dari arah utara taman dan dari jalan raya Perjuanagan jika dari arah selatan Taman Duta Telaga Mas. Peneliti mendapatkan berbagai macam tujuan yang ingin dicapai oleh 9
pengunjung taman khusunya remaja, karena setiap remaja yang mengunjungi taman mempunyai tujuan yang berbedabeda. Akan tetapi dari setiap tujuan remaja mengunjungi taman berdasarkan atas alasan serta cara yang dilakukannya secara rasional. Dari beberapa informan yaitu remaja benar-benar memanfaatkan taman sesuai dengan tujuannya dan taman duta telaga mas menyediakan sarana untuk pencapaian tujuan dari remaja tersebut. Dimulai dari remaja yang tujuannya hanya ingin sekedar mengobrol, duduk santai bersama temannya dan mengisi waktu bolosnya dengan tempat yang nyaman. Maka dapat ia dapatkan dengan cara mengunjungi taman, karena memang suasana taman yang nyaman dan rindang serta sebagai tempat fasilitas publik yang dapat menampung orang banyak. Taman inilah sebagai tempat bagi masyarakat apalagi remaja dapat santai didalamnya. Ada juga remaja yang tujuannya ingin melakukan aktifitas olahraga agar mendapatkan kesehatan dan kebugaran bagi tubuhnya dengan cara jogging dan bermain sepeda dapat ia lakukan di taman duta telaga mas, karena memang di taman terdapat lintasan atau area untuk berjogging dan bermain sepeda. Tujuan dari remaja telah tercapai dengan datang ke Taman Duta Telaga Mas, karena taman tersebut menyediakan sarana dari apa yang mereka ingin capai. Dari suasana taman yang rindang dan sejuk dapat dinikmati remaja dengan duduk santai dan mengobrol dengan temannya, serta di taman ada lintasan untuk dapat mengelilingi danau atau taman sehingga remaja dapat berjogging dan bisa bermain sepeda di taman tersebut.
Kedua tindakan afektif yaitu “Tipe tindakan ini didominasi oleh perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif ini sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu”. Max Weber (dalam Narwoko dan Suyanto, 2011, hlm 19). Tindakan afektif adalah sebuah tindakan dilakukan oleh individu atas dasar atau latar belakang perasaan. Dimana tindakan ini lebih mementingkan atas dasar perasaan bukan pada tindakan yang berdasarkan dari pertimbangan secara rasional. Remaja yang masih dalam tahap menuju dewasa belum mempunyai tahapan pemikiran yang matang dan juga segala tindakannya masih tergolong labil, karena masih dalam proses pencarian jati diri. Maka segala tindakan yang remaja lakukan lebih sering cenderung dilatarbelakangi oleh perasaan dari pada pemikiran yang matang layaknya orang dewasa. Taman Duta Telaga Mas yang berlokasi didalam perumahan, menjadi tempat yang menarik bagi masyarakat untuk mengunjunginya, terutama bagi para remaja. Tempat yang berfungsi sebagai ruang publik menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi para remaja dalam mengunjungi taman tersebut. Setiap individu atau remaja disini mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam mengunjungi taman dan cara yang dilakukannya dalam mengekspresikan perasaanya dalam bentuk tindakan atau perilaku yang mereka inginkan. Keberadaan Taman Duta Telaga Mas lebih sering dimanfaatkan oleh remaja dimalam hari untuk berbuat mesum atau tindak asusila bersama dengan pasanganya. Perilaku remaja yang melakukan perbuatan mesum sampai pada tahap berpelukan dan berciuman. 10
Tindakan oleh remaja yang melakukan perbuatan mesum tentunya mempunyai kesadaran dan memahami bahwa tindakan yang ia lakukan dapat berdampak dan berpengaruh terhadap orang lain. Akan tetapi bagi informan remaja yang pernah melakukan perbuatan mesum di taman tersebut tidak menjadi sebuah pertimbangan untuk tidak melakukan perbuatan itu di tempat terbuka atau ruang publik, karena pada dasarnya tindakan yang mereka lakukan, lebih kepada tindakan atas dasar tindakan yang lebih dilatarbelakangi oleh perasaan. Tindakan seperti inilah suatu tindakan pacaran yang sangat berlebihan dan lebih kepada orientasi sebuah kesenangan yang ingin remaja dapatkan. Taman Duta Telaga Mas juga tidak hanya digunakan oleh remaja untuk berbuat mesum atau asusila, akan tetapi ada juga remaja yang memanfaatkan taman tersebut untuk tempat minumminuman keras. Sesungguhnya remaja menyadari bahwa akan ada konsekuensinya dari apa yang dia perbuat, akan tetapi perbuatannya tersebut lebih mementingkan perasaan, dimana remaja hanya menginginkan sebuah kesenangan dan kenikmatan semata yang ingin ia dapatkan. Saat malam hari pemanfaatan taman duta telaga mas oleh remaja lebih ditemukan kepada perilaku yang negatif. Pada bentuk perilaku sosial remaja dalam memanfaatkan taman, peneliti hanya mendapatkan dua bentuk perilaku sosialnya yaitu tindakan rasionalitas instrumental dan tindakan afektif, sedangkan untuk tindakan rasionalitas nilai dan tindakan tradisional tidak ditemukan dalam penelitian ini. Di dalam masyarakat tentu ada yang namannya aturan atau nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Sehingga dengan adannya aturan dan
nilai-nilai yang ada di masyarakat diharapkan segala tindakan atau perbuatan individu dapat di batasi dan tidak terjadi sebuah kekacauan. Maka dari itu jika perbuatan individu tidak sesuai dengan nilai atau aturan yang berlaku di masyarakat maka akan dianggap sebagai individu yang berperilaku menyimpang. Hal ini seperti yang di jelaskan oleh Menurut Soekanto (1990, hlm. 237) menyatakan bahwa perilaku menyimpang dalam istilah deviation dengan penjelasan sebagai berikut “Deviation merupakan penyimpangan terhadap kaidah atau norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Kaidah timbul dalam masyarakat karena diperlukan sebagai pengatur hubungan antara seseorang dengan ornag lain atau antara seseorang dengan masyarakatnya. Diadakannya kaidah serta peraturan didalam masyarakat bertujuan supaya ada konformitas warga masyarakat terhadap nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat yang bersangkutan”. Pada penelitian yang telah dilakukan kepada informan remaja dari apa yang pernah mereka lakukan yaitu perbuatan mesum dan mabuk-mabukan maka perbuatan mereka adalah perbuatan yang menyimpang. Dimana perbuatan tersebut adalah tidak sesuai dengan nilainilai dan norma-norma yang ada dimasyarakat. Masyarakat tidak menginginkan adannya perilaku seseorang yang melakukan perbuatan mesum, karena sejatinya manusia diciptakan berpasangan dimana jika individu menginginkan adannya hubungan sex maka harus ada tali pernikahan diantara pasangan tersebut. Tidak hanya itu perbuatan remaja yang minum-minuman keras di taman tersebut juga bukan seseuatu perbuatan yang 11
dinginkan oleh masyarakat sekitar. Hal ini ditunjukan dengan pemasangan baliho di taman yang berisi aturan dan larangan dalam memanfaatkan taman untuk kegiatan menyimpang seperti berbuat mesum, dan minum-minuman keras. Dengan adannya baliho yang terpasang berisi aturan diharapkan pengunjung taman khususnya segala tindakannya dapat konformitas atau sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat perumahan duta telaga mas. Perbuatan yang telah dilakukan oleh remaja dalam memanfaatkan taman duta telaga mas untuk perbuatan atau perilaku menyimpang tentu saja ada faktor-faktor yang menyebabkan mereka melakukan itu. Faktor penyebab perilaku menyimpang tersebut seperti yang dijelaskan Setiadi dan Kolip (2011, hlm. 215-227) ada 11 penyebab terjadiinya perilaku menyimpang, yaitu “Adannya sikap mental yang tidak sehat, ketidakharmonisan dalam keluarga, pelampiasan rasa kecewa, dorongan kebutuhan ekonomi, pengaruh lingkungan dan media massa, keinginan untuk dipuji proses belajar yang menyimpang, ketidak sanggupan menyerap norma, proses sosialisasi, adannya ikatan sosial yang berlainan”. Faktor pertama yang menyebabkan informan remaja yang melakukan perilaku menyimpang karena adannya sikap mental yang tidak sehat, hal ini ditunjukan oleh remaja saat diwawancarai oleh peneliti yaitu mereka tidak memikirkan akibat dari konsekuensi perilaku yang mereka lakukan yaitu melakukan mesum dan minum-minuman keras di tempat umum seperti taman. Maka yang ada di benak mereka hanyalah pemikiran atau orientasi perbuatannya yang bersifat sesuatu yang menyenangkan tanpa memikirkan bahwa perilaku
tersebut adalah perilaku yang menyimpang yang tidak boleh dilakukan karena melanggar norma dan nilai yang ada di masyarakat apalagi dilakukan di tempat taman duta telaga mas sebagai tempat umum. Faktor yang kedua yaitu proses belajar yang menyimpang, hal ini dibuktikan dimana hasil dari informan remaja yang melakukan perilaku menyimpang seperti pacaran diawali dari pengalaman mereka melihat langsung di area taman bahwa banyak sekali remaja lain yang melakukan perilaku atau perbuatan mesum di tempat taman Duta Telaga Mas padahal itu adalah sebuah tempat umum. Maka dari remaja tersebut berfikir dan merencanakan perbuatan mesumnya di taman seperti yang dilakukan oleh remaja lain dari yang mereka lihat. Hal ini menjadi suatu proses belajar yang menyimpang hasil dari sebuah pengalaman yang mereka lihat di taman. Faktor ketiga yaitu karena pengaruh lingkungan, lingkungan yang menyebabkan remaja melakukan perilaku menyimpang. Hal ini adalah dimana taman duta telaga mas adalah sebagai lingkungan, dimana taman tentunya boleh dikunjungi oleh siapa saja apalagi remaja karena memang taman duta telaga mas adalah tempat umum, dan kondisi taman duta telaga mas kurangnya penerangan lampu sehingga kondisi pada malam hari terlihat gelap, dan membuat mereka para remaja menjadikan kesempatan tempat tersebut untuk melakukan perbuatan mesum dan minum-minuman keras. Tidak hanya itu walaupun sudah adannya penjagaan dari satpam yang bertugas menjaga taman dan sekitar danau dirasa bagi mereka seperti tidak ada penjagaan yang ketat, dan kondisi seperti inilah yang menjadi lingkungan taman duta 12
telaga mas sebagai pengaruh bagi perilaku menyimpang mereka. Apalagi taman ini sudah menjadi tempat kebiasaan bagi remaja untuk berbuat mesum dan mabuk. Faktor keempat keinginan untuk di puji sebagai faktor perilaku menyimpang, hal ini dirasakan oleh remaja, dimana remaja menceritakan pengalaman berpacaran dengan pasangannya kepada teman-teman dekatnya di sekolah dan hal itu menjadi respon berupa pujian dari temannya bahwa ternyata mereka telah mempunyai kemajuan dalam hal berpacaran yaitu sudah berani bermesraan dengan pasangannya di taman duta telaga mas. Sama halnya dengan remaja yang melakukan minum-minuman keras di taman, dan dia mendapat pujian dari temannya sendiri yang sama-sama minum-minuman keras di taman duta telaga mas, saat itu lah ketika remaja di beri pujian sudah berani minum-minuman keras. Faktor kelima adalah akibat dari kurangnya pemanfaatan waktu luang dengan baik. Hal ini disampaikan oleh informan remaja yang tidak tahu harus melakukan apa disaat mereka mempunyai waktu luang, sehingga mengakibatkan waktu luang yang ada pada mereka digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang negatif untuk berbuat mesum dan minumminuman keras di tempat umum seperti taman duta telaga mas. Taman Duta Telaga Mas adalah sebuah taman yang letaknya berada di tengah perumahan Duta Harapan dan Telaga Mas. Taman ini menjadi sebuah taman yang cukup menarik untuk dikunjungi oleh masyarakat, hal ini bisa dilihat dari peneliti yang mengobservasi langsung ke taman dan ternyata cukup banyak yang datang ke taman tersebut.
Dari adanya pengunjung taman oleh masyarakat tentunya dirasa bagi mereka Taman Duta Telaga Mas mempunyai fungsi tersendiri yang mengakibatkan mereka berkunjung ke taman tersebut, apalagi remaja. Sebelum peneliti membahas tentang pemanfaatan fungsi sosial dan edukasi di Taman Duta Telaga Mas oleh remaja, maka peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu definisi atau arti dari taman atau Ruang Terbuka Hijau. Menurut Pham, Duc Uy dan Nobukazu Nakagoshi (dalam Hakim 2012, hlm 25) Ruang Terbuka Hijau adalah “Ruang luar yang terdiri dari sekelompok tumbuhan, bersifat area terbuka secara alami didalam kota dan merupakan aspek utama ekosistem kota dalam menjaga keanekaragaman kehidupan dan dalam menghasilkan oksigen, mengurangi polusi dan kebisingan, mengurangi efek pulau panas, memengaruhi harga rumah dan nilai sosial serta menyediakan kesehatan sosial kepada penghuni kota”. Pengertian taman yang dijelaskan di atas benar saja, bahwa dari hasil observasi dilapangan bahwa kondisi dari Taman Duta Telaga Mas adalah sebuah taman dan itu ditunjukkan dengan adannya ruang terbuka dimana setiap orang atau siapa saja boleh masuk dan berkunjung ke Taman Duta Telaga Mas, dan taman ini menjadi sebuah fasilitas umum atau sebuah fasilitas yang ada di Perumahan Duta Harapan dan Telaga Mas. Bisa dikatakan taman karena memang kondisinya menyediakan adanya pohon yang rindang dan menghasilkan sebuah kesejukan bagi masyarakat yang berkunjung, tidak hanya itu dari kesejukan inilah diharapkan mempunyai dampak kesehatan yang baik bagi masyarakat perumahan tersebut ditengah banyaknya polusi di daerah Bekasi akibat sudah mulai kurangnya udara bersih 13
karena adannya polusi dari pabrik dan kendaraan yang ada. Penjelasan akan arti dari definisi sebuah taman maka berlanjut mengenai tujuan dan fungsi taman atau Ruang Terbuka Hijau. Tujuan dan fungsi dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) menurut Budihardjo dan Sudjarto (1999, hlm.91) fungsi Ruang Terbuka Hiaju adalah: 1. Fungsi Umum a. Tempat bermain dan berolahraga b.Tempat bersantai c. Tempat Komunikasi sosial d.Tempat peralihan, tempat menunggu e. Sebagai ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar dengan lingkungan f. Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat yang lain g.Sebagai pembatas atau jarak diantara masa bangunan. 2. Fungsi Ekologis a. Penyegaran udara b.Menyerap air hujan c. Pengendalian banjir d.Memelihara ekosistem tertentu e. Pelembut arsitektur bangunan Selain dikenal dengan pemanfaatan yang negatif oleh remaja untuk perilaku menyimpang, akan tetapi taman ini juga dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif juga oleh remaja. Pemanfaatan taman yang positif oleh remaja dilihat dari sisi sosial dan edukasi. Jika melihat dari sisi sosial pemenfaatannya yaitu pertama remaja memanfaatkan taman ini sebagai tempat berkumpul dan bersantai dengan temannya, Kegiatan remaja seperti ini adalah sebuah kegiatan bersosial dimana adannya interaksi dengan temannya. Taman ini pun juga pernah menjadi tempat anak sekolah SMP dari bekasi
untuk melakukan sebuah kegiatan tadabur alam. Kegiatan tadabur alam dilakukan secara berkelompok dimana mereka juga melakukan kegiatan camping di taman tersebut. Hal ini menjadi sebuah kegiatan bagaimana siswa dapat bekerja sama dan berhubungan sosial dengan baik bersama temannya. Taman Duta telaga mas pernah menjadi sebuah tempat kegiatan silaturahmi bagi pemuda karang taruna yang masih remaja. Hal ini dilakukan sebagai upaya dari pihak Forkom RW Dumas agar dengan pemuda karang taruna dari RW lain dapat saling mengenal dan ajang komunikasi sosial dalam melaksanakan kegiatan yang ada di karang taruna. Kegiatan silaturahim sangat penting, dan pemilihan tempat taman sebagai kegiatan tersebut dikarenakan sangat cocok dan nyaman bagi terlaksananya kegiatan silaturahim karena tempat yang luas dan nyaman. Pemanfaatan sebagai tempat kelompok taekwondo oleh remaja adalah sebagai kegiatan berkumpul bagi mereka yang menyukai tentang beladiri. Sarana berkumpul ini menjadi wadah sosial untuk membentuk sebuah kelompok atas dasar latar belakang hobi yang sama. Kegiatan taekwondo ini oleh remaja mereka lakukan pada setiap akhir pekan dan pelaksanaan tempat latihan di Taman Duta Telaga Mas. Untuk jadwalnya hari minggu di mulai pada pukul 07.00 wib sd 09.00 wib. Suasana pagi membuat kegiatan mereka menjadi semangat dalam latihan bela diri. Apalagi kegiatan taekwondo tersebut dimulai dengan kegiatan pemanasan. Kegiatan sosial lainnya bagi kesehatan remaja, mereka melakuka aktifitas jogging dan bermain sepeda seperti yang dilakukan oleh Fikri dan Dinda. Aktifitas jogging dan bermain sepeda pada dasarnya adalah sebuah 14
kegiatan dimana untuk membuat badan menjadi bugar dengan aktifitas yang mengeluarkan keringat. Kegiatan dilakukan pada akhir pekan adalah sebagai bentuk kegiatan untuk menyehatkan badan setelah mereka melakukan berbagai aktifitas selama enam hari, karena badan membutuhkan kesehatan dengan olahraga. Kegiatan yang dilakukan secara positif oleh remaja yaitu dimulai dari sebuah kegiatan berkumpul dan tempat bersantai, adannya kegiatan tadabur alam yang dilaksanakan oleh SMP di Bekasi, kegiatan silaturahmi antar pemuda karang taruna, kegiatan adannya taekwondo atau bela diri, jogging dan bermain yang dilakukan di Taman Duta Telaga Mas sebagai tempat pelaksanaanya, maka kegiatan seperti itulah termasuk kedalam fungsi umum dari adannya Ruang Terbuka Hijau atau taman sebagai tempat komunikasi sosial remaja, tempat bersantai, bermain dan berolahraga dikalangan remaja. Kegiatan yang dimanfaatkan oleh remaja secara positif dari sisi edukasi atau pendidikan yang remaja dapatkan adalah dimulai dari kegiatan tadabur alam. Kegiatan seperti inilah menjadi sarana dan tujuan agar anak SMP yang masih tergolong remaja mampu mengenali alam dan makhluk hidup yang ada di sekitar taman serta agar tertanam pada jiwanya mempunyai rasa bersyukur atas segala yang diciptakan oleh sang Maha Kuasa, walaupun Taman Duta Telaga Mas adalah sebuah alam atau taman buatan setidaknya ada usaha dari pihak sekolah untuk memperkenalkan lingkungan yang berada di sekitar masyarakat. Kegiatan tadabur alam juga dapat bermanfaat bagi kecerdasan spiritual dan kecintaan remaja pada lingkungan alam atau sekitar
sehingga ada rasa atau pemikiran untuk selalu menjaga keasrian lingkungan. Kegiatan taekwondo atau bela diri bagi remaja menjadi sebuah pendidikan bagi mereka untuk melatih bagaimana belajar ilmu bela diri dengan baik dan dapat menghadapi orang jahat apabila menyerang mereka. Pada kegiatan ini mereka biasannya diajarkan untuk menggunakan ilmu bela dirinya untuk hal-hal yang positif seperti membantu orang lain dari serangan penjahat dan tidak menggunakan ilmu bela dirinya untuk menyombongkan diri. Sehingga selain diajarkan ilmu bela diri juga diajarkan bagaimana seorang remaja bersikap dengan baik kepada orang lain. Di dalam masyarakat tentunya menginginkan kondisi sosial yang baik, dimana tiap individu dapat bertindak dan berperilaku dengan baik sesuai dari norma sosial yang ada di masyarakat. Akan tetapi tentu ada saja ada individu atau kelompok yang tindakan atau perilakunya melanggar norma sosial yang sudah terbentuk dimasyarakat. Hal seperti inilah yang tidak diinginkan oleh semua masyarakat. Maka dari itu dilakukan sebuah upaya pengendalian sosial agar semuanya kembali kepada kondisi yang kondusif dan harmonis. Pada pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat yang pertama yaitu suatu pengendalian sosial secara preventif. “Sifat pengendalian preventif adalah segala bentuk pengendalian sosial yang berupa pencegahan atas perilaku menyimpang (deviation) agar dalam kehidupan sosial tetap kondusif (harmonis)”. (Setiadi dan Kolip, 2011, hlm. 255). Ada juga tokoh lain yaitu Narwoko dan Suyanto (2007. hlm 134) yang berpendapat bahwa “Kontrol sosial yang dilakukan sebelum terjadinnya pelanggaran atau dalam versi mengancam 15
sanksi disebut kontrol sosial yang bersifat preventif”. Pengendalian sosial yang telah dilakukan oleh masyarakat sekitar dalam hal mencegah pemanfaatan taman secara negatif oleh remaja yaitu dengan memasang baliho pada taman yang berisi aturan yang jelas berupa larangan kepada pengunjung taman saat berada di Taman Duta Telaga Mas. Isi larangan tersebut yaitu berupa larangan berpacaran, memasuki limgkungan danau dumas dengan seragam sekolah, melakukan perbuatan asusila dan/atau maksiat, membuat keonaran dan sebagainya. Pesan dan aturan tersebut adalah hasil dari kerjasama antara pihak Forkom RW Dumas, Polsek Bekasi Utara, dan FSMM Dumas. Aturan ini disampaikan untuk sosialisasi dengan tujuan agar para pengunjung taman khususnya remaja dapat mengatahui hal-hal yang dilarang saat berkunjung ke taman. Sehingga dengan adannya aturan yang telah diketahui oleh remaja mereka dapat berfikir untuk tidak melakukan perilaku menyimpang tersebut dan takut akan ancaman berupa sanksi hukum yang ia dapat apabila melakukan penyimpangan. Sebelum adannya aturan tertulis pada baliho dahulu upaya pencegahan dilakukan oleh pihak Forkom RW dan FSMM Dumas dengan mengadakan upaya penggrebekan yaitu menyisir ke area taman untuk menangkap dan memberikan pembinaan kepada remaja yang kedapatan melakun perbuatan mesum dan mabuk-mabukan serta dengan memanggil orang tuanya untuk menjemput anaknya agar perbuatan anaknya dapat diketahui oleh orang tuanya sehingga orang tua pun ikut dapat mendidik dan memberikan nasehat agar perbuatannya tersebut tidak diulanggi lago olehnya. Akan tetapi upaya tersebut
sudah tidak dilakukan oleh pihak pihak Forkom RW dan FSMM Dumas. Upaya penggrebekan sudah tidak dilakukan oleh pihak Forkom RW dan FSMM Dumas, maka agar area taman dapat terpantau dan terkontrol dengan baik, pihak Forkom RW mempekerjakan dua satpam atau keamanan untuk menjaga area taman dan danau. Penjagaan dilakukan oleh satpam tersebut dibagi ke dalam dua waktu baik siang dan malam. Jadwal dari penjagaan yang dilakukan satpam pada Taman Duta Telaga Mas yaitu pada pagi hari dimulai pada pukul 09.00-17.00 Wib dan malam hari dimulai pukul 19.00-03.00 Wib. Adannya satpam atau keamanan yang dikhususkan untuk menjaga taman dan danau diharapkan dapat mengontrol dan memantau situasi taman. Sehingga tidak ada lagi remaja yang melakukan perilaku menyimpang seperti berbuat mesum dan minumminuman keras. Upaya secara preventif ini juga dilakukan oleh pihak Polsek Bekasi Utara yaitu pada bagian Sat Binmas, dimana dengan mengadakan patroli ke Taman Duta Telaga Mas walaupun hanya sekedar dilintasi dan itu pun dilakukan setiap hari karena beliau berangkat dan pulang dari kantor selalu lewat taman. Upaya lainnya juga telah dilakukan oleh pihak Polsek Bekasi Utara dimulai dari sosialisasi aturan dalam pemanfaatan taman juga telah dilakukan upaya patroli atau mengontrol kondisi lingkungan sekitar taman, dan hal itu dilakukan setiap hari. Pihak Forkom RW juga membuat sebuah program yaitu adannya pembentukan karang taruna, yang mewadahi remaja Perumahan Duta Harapan dan Telaga Mas agar remaja mampu untuk berorganisasi dengan baik dan terjalin hubungan kerjasama diantara 16
mereka dan dapat belajar bagaimana bertanggungjawab dengan baik dalam kegiatan sosial. Di dalam karang taruna tentu ada kegiatan positif yang dapat mereka lakukan dan dapat mereka ambil manfaatnya dari kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan positif inilah mampu membuat remaja sibuk dengan kegiatan positifnya sehingga remaja akan terhindar untuk melakukan kegiatan negatif. Program dari FSMM Dumas dalam mencegah perilaku menyimpang remaja dalam memanfaatkan taman, yaitu programnya adalah dengan mengadakan majelis ta’lim di beberapa masjid dan musholla yang ada di perumahan Duta Harapan dan Telaga mas. Akan tetapi kebanyakan yang hadir dari majelis ta’lim ini yang hadir kebanyakan orang tua saja, seperti kata beliau yaitu Upaya secara preventif atau pencegahan juga dilakukan oleh masyarakat sekitar taman, pertama yaitu dengan memberikan anak remaja pendidikan formal. Pendidikan formal atau sekolah diharapkan siswa yang masih remaja dapat belajar ilmu pengetahuan atau intelektual. Dari pemahaman pengetahuannya dalam intelektual dapat memberikan suatu bekal dalam dunia kerja nanti saat remaja menjadi dewasa. Akan tetapi dalam pendidikan tidak hanya pengetahuan secara intelektual yang diberikan sekolah kepada siswanya. Pendidikan formal atau sekolah juga memberikan pendidikan karakter dimana didalamnya ada nilai, budaya, dan norma yang ditanamkan kepada siswa, sehingga diharapkan siswa yang masih remaja dapat menjadi manusia yang mempunyai etika dan moral yang dapat diaplikasikan dalam lingkungan masyaraktnya.
Kedua upaya yang dilakukan dalam pencegahan perilaku remaja yang menyimpang adalah dengan memberikannya tambahan belajar selain di sekolah untuk mengikuti bimbingan belajar. Selain dapat mengisi waktu luangnya setelah jam belajar di sekolah telah usai, ilmu pengetahuan yang tidak remaja peroleh dari sekolah maka ia dapatkan melalui bimbingan belajar. Dari waktu luang itulah tidak ada kesempatan atau pemikiran untuk melakukan hal-hal atau perilaku menyimpang, karena telah diisi dengan kegiatan positif. Ketiga upaya yang dilakukan dengan menitipkan anak remaja untuk belajar mengaji kepada ustadz atau mungkin dengan mengajaknya untuk pergi dalam acara pengajian majelis ta’lim yang ada disekitar ligkungan. Dari kegiatan mengaji atau pengajian majelis ta’lim diharapkan tertanam nilai agama yang kuat, dengan nilai agama yang kuat rasa takut akan dosa atas perbuatan buruk dapat remaja hindari. Hal ini bisa menjadi benteng dalam diri remaja untuk selalu berbuat baik dan menjauhi perbuatan yang buruk atau menyimpang. Upaya yang telah dilakukan secara preventif atau pencegahan tentu dalam pengendalian sosial dilakukan pula suatu pengendalian secara represif. “Pengendalian sosial secara represif adalah bentuk pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan kekacauan sosial atau mengembalikan situasi deviasi menjadi keadaan kondusif kembali (harmonis)”. (Setiadi dan Kolip, 2011, hlm 256). Pengendalian sosial secara represif juga dijelaskan oleh Narwoko dan Suyanto (2007, hlm. 134) bahwa “Kontrol sosial yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran dengan maksud hendak memulihkan keadaan agar bisa 17
berjalan seperti semula disebut kontrol sosial yang bersifat represif”. Pengendalian sosial secara represif yang telah diupayakan masyarakat yaitu untuk memperbaiki dan mengembalikan keadaan taman untuk dapat dimanfaatkan oleh remaja sesuai dengan fungsinya, maka melalui pihak Forkom RW dan FSMM Dumas memberikan hukuman kepada remaja yang kedapatan melakukan perbuatan mesum dan minumminuman keras di area taman berupa push-up dan berendam di danau. Selain adannya pemberian hukuman juga didatangkannya orang tua remaja kepada pihak Forkom RW dan FSMM Dumas untuk menjemput anaknya. Diharapkan dengan pemberian hukuman dan didatangkannya orang tua remaja merasa jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Pemberian hukuman oleh masyarakat kepada remaja yang melakukan perilaku menyimpang menurut Setiadi dan kolip (2011, hlm. 257) ada tiga sanksi yaitu: 1. Sanksi fisik, yaitu sanksi yang mengakibatkan penderitaan fisik pada pihak yang terbebani sanksi tersebut, misalnya didera, dipenjara, diikat, dan sebagainya. 2. Sanksi psikologis, yang merupakan beban penderitaan yang dikenakan pada pihak yang terbebani sanksi dengan beban kejiwaan, seperti dipermalukan di muka umum, dan lain sebagainya. 3. Sanksi ekonomik, yang merupakan beban penderitaan yang dikenakan kepada pelanggar norma berupa pengurangan benda dalam bentuk penyitaan dan denda, membayar ganti rugi dan sebagainya. Sanksi yang diberikan masyarakat kepada remaja yang melakukan perilaku
menyimpang di Taman Duta Telaga Mas telah diberikan. Dimulai dari sanksi fisik berupa push-up dan berendam di danau. Sanksi psikologispun telah diterima remaja melalui adannya pemanggilan orang tua untuk datang menjemput anaknya, dengan begitu anak remaja tersebut akan malu kepada orang tuanya atas perbuatan yang telah dilakukannya. Sedangkan untuk sanksi ekonomi disini tidak ada dan tidak dilakukan oleh masyarakat setempat dalam mengatasi perilaku menyimpang untuk memberikan denda bagi yang melanggar tata tertib larangan pengunjung taman duta telaga mas. Upaya telah dilakukan oleh masyarakat baik secara preventif yaitu pencegahan dan upaya secara represif berupa pemberian hukuman. Akan tetapi semua upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat tentunya memiliki hambatan. Hambatan yang dialami oleh masyarakat pertama masyarakat bersama Polsek Bekasi Utara telah melakukan sosialisasi mengenai aturan dalam mengunjungi taman yang tertulis di baliho. Baliho tersebut telah dipasang pada taman dengan tujuan dapat dibaca dan diketahui oleh para pengunjung taman, akan tetapi hambatannya sebagian dari baliho tersebut sudah mulai robek dan tidak bisa terbaca secara keseluruhan oleh pengunjung. Kedua hambatan dirasakan oleh pihak Forkom Rw dan FSMM Dumas bahwa dahulu telah dilakukan penggrebekan dan menyisir area taman dan danau akan tetapi pihak Forkom RW dan FSMM Dumas tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan hal itu apalagi jika harus tiap hari memantau keadaan taman, karena memang mempunyai kesibukan tersendiri bagi anggotannya dan masyarakat juga sedikit 18
yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Akhirnya memutuskan untuk menugaskan dua satpam atau keamanan untuk menjaga area taman baik siang dan malam dari perilaku pengunjung yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Ketiga hambatan dirasakan oleh pihak Forkom RW dimana membentuk sebuah program yaitu adanya karang taruna pada Perumahan Duta Harapan dan Telaga Mas. Karang Taruna mewadahi bagi setiap remaja untuk organisasi yang diharapkan dapat membuat sebuah kegiatan yang positif. Akan tetapi karang taruna di perumahan tersebut kini sudah tidak berjalan lagi, karena belum adannya kepengurusan yang baru. Program Majelis Ta’lim yang diadakan oleh pihak FSMM Dumas juga mengalami hambatan. Di dalam pengajian majelis ta’lim ini adalah sebuah kegiatan agama untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan khususnya islam, agar masyarakat mempunyai ahklak yang baik, khusunya remaja untuk mencegah perbuatan yang tidak baik. Akan tetapi masih saja mengalami kendala di mulai dari kurangnya kesadaran remaja untuk menghadiri kegiatan tersebut di masjidmasjid dekat lingkungan mereka, yang hadir dalam kegiatan tersebut kebanyakan atau mayoritas orang tua. Keempat hambatan yang dirasakan oleh kedua satpam tersebut mengakui bahwa hanya ada dua satpam untuk menjaga daerah taman dan danau, dan hal ini dibagi kedalam dua waktu baik siang dan malam otomatis saat penjagaan hanya sendiri, sedangkan taman dan danau cukup luas sehingga tidak dapat terpantau seluruhnya apalagi setiap menit atau setiap jam. Maka dari itu tentu masih ada saja remaja yang melakukan perilaku menyimpang tersebut walau tidak separah dulu.
Kelima hambatannya bagi Polsek Bekasi Utara adalah walau patroli telah dilakukan akan tetapi Polsek Bekasi Utara juga tidak hanya berptaroli pada daerah Taman Duta Telaga Mas saja, Polsek juga harus berpatroli ke daerah lain yang masih menjadi wilayah Bekasi Utara, karena daerah Bekasi Utara cukup luas, maka setiap pengawasan tak dapat dilakukan setiap saat. Apalagi yang berpatroli terkadang hanya 2 sampai 3 orang saja. Sehingga tidak setiap tindakan remaja yang menyimpang dapat diawasi secara terus-menerus oleh polisi. Fasilitas umum diperuntukkan bagi masyarakat untuk dipergunakan atau dimanfaatkan dengan baik. Keberadaan taman duta telaga mas, menjadi sebuah tempat yang menarik untuk dinikmati semua kalangan masyarakat. Perilaku sosial yang ditunjukkan dalam mengunjungi taman ini menjadi berpengaruh terhadap citra dari sebuah Taman Duta Telaga Mas yang letaknya berada di tengah-tengah masyarakat perumahan Duta Harapan dan Telaga Mas. Tentu dari citra tersebut tergantung dari perilaku pengunjung, jika dimanfaatkan dengan baik maka citra dari taman beserta masyarakat sekitar akan baik pula. Akan tetapi jika pemanfaatannya disalahgunakan maka citra dari taman dan masyarakat sekitar tersebut juga akan berpengaruh buruk. Hal tersebut jika dikaitkan dengan teori labeling Menurut Edwin M. Lemert (dalam Maryati, 2011, hlm. 120) yaitu “Adannya proses labelisasi (Pemberian julukan, cap, etiket, atau merek), yang yang dilakukan masyarakat terhadap orang tersebut. Proses ini bisa membuat seseorang yang tadinya tidak memiliki kebiasaan menyimpang menjadi terbiasa, Bahkan, kemudian kebiasaan itu menjadi gaya hidupnya”. Cap yang negatif kepada 19
masyarakat sekitar taman yaitu masyarakat perumahan duta harapan dan telaga mas secara otomatis melekat pada mereka, karena begitu banyaknya remaja yang melakukan perilaku menyimpang untuk berbuat mesum dan minumminuman di area taman tersebut. Sehingga anggapan masyarakat luar bahwa masyarakat duta harapan dan telaga mas seperti dianggap tidak melakukan upaya untuk memberantas perilaku remaja yang menyimpang di taman. Padahal masyarakat sekitar taman sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan remaja dalam memanfaatkan taman. Selain itu akibat dari terkenalnya Taman Duta Telaga Mas sebagai tempat para remaja untuk melakukan perilaku menyimpang, membuat ketertarikan bagi remaja lain untuk datang ke taman tersebut dan melakukan perbuatan seperti apa yang sudah menjadi terkenalnya nama taman Duta Telaga Mas dikalangan masyarakat luas sebagai tempat berbuat mesum dan minum-minuman keras. Hal inilah yang akan menjadi bertambahnya perilaku yang memanfaatkan taman sebagai tempat untuk memuaskan nafsu dan kesenangan bagi remaja. Perbuatan remaja tertarik datang ke taman tersebut karena sebelumnya melihat remaja lain terlebih dahulu yang memanfaatkan taman secara negatif, dan hal ini telah peneliti buktikan dengan mewawancarai informan remaja yang melakukan hal tersebut. Dampak sosial pada psikologi remaja yang tinggal disekitar taman juga dikhawatirkan bagi orang tua, hal ini wajar karena orang tua sejatinya sangat mencintai anaknya sehingga takut anaknya melakukan hal-hal yang menyimpang seperti yang dilakukan oleh remaja di taman. Perilaku remaja yang
memanfaatkan taman secara negatif secara tidak langsung akan memberikan contoh bagi generasi remaja yang tinggal di sekitar taman, karena remaja terkadang melakukan sesuatu tanpa pernah berpikir panjang tentang akibat dari apa yang telah mereka perbuat di masyarakat. Dari perbuatan yang tanpa proses berpikir panjang membuat perilaku remaja melanggar norma-norma sosial yang ada di masyarakat. Adannya perilaku menyimpang remaja dalam memanfaatkan taman seperti perbuatan mesum dan mabuk-mabukan. Sebagaimana menurut Robert M.Z Lawang (dalam Setiadi dan Kolip, 2011, hlm. 188) bahwa penyimpangan adalah ‘Semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut’. Maka dari itu untuk memperbaiki nama baik dari Taman Duta Telaga Mas dilakukan upaya dari masyarakat setempat dan aparat yang berwenang berupa tindakan tegas untuk merubah dan memperbaiki pemanfaatan taman secara negatif oleh remaja kepada pemanfaatan secara positif. Sehingga tidak akan ada lagi remaja yang datang ke taman tersebut untuk berbuat mesum dan minum-minuman keras, mereka akan merasa jera dan menghindari perbuatan yang dibenci dan sangat dilarang pula oleh masyarakat sekitar. Maka dari itu harapan besar bagi masyarakat sekitar untuk dapat dimanfatkan dengan baik dan lebih positif lagi bagi remaja dan masyarakat umum dapat terwujud dan nama baik perumahan beserta masyarakat sekitar dapat kembali baik seperti sebelumnya, karena pada dasarnya masyarakat menginginkan kondisi sosial disekitar lingkungannya dapat berjalan 20
dengan baik tanpa ada masalah yang terjadi. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka pada bagian ini penulis menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Perilaku Menyimpang Remaja Dalam Memanfaatkan Taman Sebagai Ruang Publik”. Studi Kasus Pemanfaatan Taman Duta Telaga Mas Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi dalam simpulannya yaitu: Bentuk perilaku sosial remaja dalam memanfaatkan taman lebih yaitu 1) rasionalitas instrumental yaitu remaja datang ke Taman Duta Telaga Mas karena ingin mencari kesejukan, lari pagi, bermain sepeda, dan taekwondo mereka datang ke tempat taman sesuai dengan apa yang mereka inginkan karena lingkungan taman duta telaga mas menyediakan oksigen dan kesejukan karena ada pohon, serta adanya tempat yang luas untuk memfasilitasi remaja dalam beraktifitas seperti lari pagi, bermain sepeda, dan taekwondo. 2) Tindakan afektif yaitu remaja melakukan perbuatan yang berorientasi kepada kesenangan sehingga tindakan remaja terkadang lebih mementingkan perasaan ketimbang logika. Seperti remaja melakukan perbuatan asusila dan minumminuman keras di area taman sebagai ruang publik tanpa memikirkan rasa malu dan lebih mementingkan kepuasan bagi mereka. Faktor remaja melakukan perilaku menyimpang dalam memanfaatkan taman pertama lebih kepada sikap mental mereka yang tidak sehat, kedua proses belajar yang menyimpang, ketiga kondisi lingkungan taman yang gelap, keempat karena ada
rasa ingin dipuji oleh temannya, dan yang kelima kurangnya pemanfaatan waktu luang. Pemanfaatan taman secara sosial dan edukasi oleh remaja yaitu dimanfaatkan untuk kegiatan duduk dan bersantai serta berbincang dengan teman, kegiatan camping SMP dari sekolah Bekasi, kegiatan silaturahmi karang taruna Duta Harapan dan Telaga Mas, kegiatan taekwondo, dan kegiatan jogging atau lari pagi. Kegiatan seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah sebuah kegiatan sosial dimana remaja saling berinteraksi antar individu dan kelompok serta adannya kegiatan yang mengarah kepada pendidikan diantarannya pendidikan untuk mengenal alam sekitar dari adanya kegiatan camping yang dilakukan oleh sekolah SMP di Bekasi dan adannya suatu pembelajaran tentang ilmu beladiri dari kegiatan taekwondo yang dilakukan di taman. Upaya dari masyarakat dan pihak berwajib telah dilakukan untuk mengatasi perilaku menyimpang remaja dalam memanfaatkan taman yaitu secara preventif dimulai dari adannya sosialisasi aturan larangan pada baliho yang terpasang di taman dan adannya penggrebekan yang dilakukan Forkom RW dan FSMM Dumas, dilakukannya patroli oleh pihak Polsek Bekasi Utara, serta penjagaan taman oleh Satpam. Upaya pengendalian sosial secara represif yang telah diupayakan masyarakat yaitu untuk memperbaiki dan mengembalikan keadaan taman untuk dapat dimanfaatkan oleh remaja sesuai dengan fungsinya, maka melalui pihak Forkom RW dan FSMM Dumas memberikan hukuman kepada remaja yang kedapatan melakukan perbuatan mesum dan minumminuman keras di area taman berupa push-up dan berendam di danau. Selain 21
adannya pemberian hukuman juga didatangkannya orang tua remaja kepada pihak Forkom RW dan FSMM Dumas untuk menjemput anaknya. Diharapkan dengan pemberian hukuman dan didatangkannya orang tua remaja merasa jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Sedangkan untuk hambatan yang dialami untuk mengatasi perilaku menyimpang remaja dalam memanfaatkan taman oleh berbagai pihak diantaranya Forkom RW dan FSMM Dumas adalah tidak adanya waktu untuk terus melakukan kegiatan penggrebekan dan menyisir daerah taman akibat mempunyai kesibukan tersendiri bagi anggota. Pihak Polsek Bekasi Utara adalah terlalu luasnya wilayah Kecamatan Bekasi Utara sehinga tidak dapat terpantau setiap saat dan menyeluruh pada area taman Duta Telaga Mas. Sedangkan pada pihak satpam Taman adalah cukup luas wilayah taman jadi tidak bisa terpantau secara keseluruhan apalagi penjagaannya hanya satu orang. Dampak yang dialami masyarakat setempat dari adannya perilaku menyimpang remaja dalam memanfaaatkan taman yaitu nama baik perumahan dan masyarakat sekitar menjadi buruk oleh penilaian masyarakat luas, karena adannya perilaku remaja yang memanfaatkan taman untuk hal negatif yaitu perilaku seperti berbuat mesum dan minum-minuman keras di area taman yang berada pada perumahan Duta Harapan dan Telaga Mas. Dampak sosial pada psikologi remaja yang tinggal disekitar taman juga dikhawatirkan bagi orang tua, hal ini wajar karena orang tua sejatinya sangat mencintai anaknya sehingga takut anaknya melakukan halhal yang menyimpang seperti yang dilakukan oleh remaja di taman. Perilaku remaja yang memanfaatkan taman secara
negatif secara tidak langsung akan memberikan contoh bagi generasi remaja yang tinggal di sekitar taman, karena remaja terkadang melakukan sesuatu tanpa pernah berpikir panjang tentang akibat dari apa yang telah mereka perbuat di masyarakat.
Daftar Rujukan Anggriani, N. (2005) Kajian Jalan Irian Barat Sebagai Ruang Publik KotaSurabaya. Jurusan Teknik Arsitektur UPN “Veteran” Jatim 2 (1) hlm. 3-4 Budihardjo, E. dan Sujarto. (1999). Kota Berkelanjutan. Bandung: PT.Alumni Hakim, R, (2012). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Haricahyono, C. (1989). Dimensi-dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Fres. Helmi, A. F. (1999) Beberapa Teori Psikologi Lingkungan Buletin Psikologi VII. (2) hlm. 7 Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Maryati, Kun, dan Suryawati, Juju. (2011). Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Esis. Narwoko, J.D. dan Suyanto, B. (2007). Sosiologi Teks dan Terapan. Jakarta: Kencana. Narwoko, J.D. dan Suyanto, B. (2011). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana. Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soekanto, S. (2007) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 22
23