Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST UNTUK MENENTUKAN WAKTU TUNGGU KEDATANGAN BAHAN BAKU OPTIMAL Haryadi Sarjono Management Department, School of Business Management (SoBM) BINUS UNIVERSITY
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan berapa waktu tunggu kedatangan bahan baku yang diperlukan perusahaan dengan perhitungan menurut Extra Carrying Cost (ECC) dan Stock Out Cost (SOC). Objek penelitiannya dilakukan di PT. Rajalu, Surabaya, sebuah perusahaan peleburan aluminium, yaitu melebur daur ulang dari semua jenis scrap atau barang bekas atau sampah yang berbahan dasar aluminium. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif yaitu dengan observasi data kebutuhan bahan baku, biaya pesan, biaya simpan dan hari kerja dalam setahun. Hasil penelitiannya waktu tunggu yang paling optimal menurut perhitungan Economic Order Quality (EOQ) adalah selama 7 hari dengan biaya total paling minimum adalah Rp. 22.809.436. Kata kunci: EOQ, persediaan, waktu tunggu, frekuensi pemesanan, ECC, SOC.
ABSTRACT: The purpose of this study was to determine how much time waiting the arrival of the raw materials needed by the company with the calculation according Extra Cost Carrying (ECC) and the Stock Out Cost (SOC). The object of research conducted at PT. Rajalu, Surabaya, an aluminum smelting company, which merges the recycling of all kinds of scrap or used items or trash that are made from aluminum. The method used in this study is qualitative, namely the observation data needs of raw materials, the cost of the message, save costs and work days in a year. Research results are the most optimal waiting time according to the calculation of Economic Order Quality (EOQ) is for 7 days with a minimum total cost is Rp. 22,809,436. Key words: EOQ, inventory, lead time, order frequency, ECC, SOC.
PENDAHULUAN Perusahaan peleburan aluminium PT. Rajalu di kota Gresik, desa Mojotengah, kurang lebih 30 menit dari kota Surabaya (Jawa Timur) yang 1
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
merupakan perusahaan perorangan yang didirikan oleh bapak. Ferry Tantono pada tahun 2000 yang bergerak dalam bidang peleburan aluminium yaitu melebur daur ulang dari semua jenis scrap atau barang bekas atau sampah yang berbahan dasar aluminium, misalnya: kaleng minuman, alat masak, plat nomor, kawat dan lain lain. Semua bahan scrap aluminium tersebut dipanaskan serta dicetak menjadi Ingot Aluminium dan menjadi bahan dasar dari semua barang baru yang berbahan aluminium, misalnya: kusen pintu atau jendela rumah, panci baru, mesin motor, mesin mobil dan lain lain. Seiring dengan perkembangan perusahaan tersebut, maka pada tahun 2008 mulai merambah pasar industry otomotif yang lebih tinggi yaitu menjadi vendor layer pertama perusahaan OIM seperti Astra Otoparts Tbk, Honda Prospek Motor, Enkei Indonesia. Pada masa inilah PT. Rajalu semakin berkembang sangat pesat, dimana jenis produk yang dihasilkan bertambah dan daerah pemasaran terus dikembangkan hingga ke luar pulau Jawa. Perencanaan waktu tunggu bahan baku sampai tiba di gudang penyimpanan, merupakan salah satu pengawasan persediaan bahan baku dari proses manajemen operasional
secara
keseluruhan
dalam
suatu
perusahaan
dimana
dapat
mengakibatkan dampak buruk kepada proses produksi perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka identifikasi masalah dapat disusun sebagai berikut: 1.
Berapa total biaya relative paling minimum per-tahunnya, di PT. Rajalu?
2.
Berapa waktu tunggu paling optimal untuk bahan baku, menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) di PT. Rajalu? Penelitian ini membatasi pada masalah hanya kepada biaya waktu tunggu
bahan baku, dari pemesanan samapi kedatangan bahan baku yang dipesan dan diterima di gudang, sedang data yang diperlukan adalah kebutuhan bahan baku, biaya pesan, biaya simpan dan hari kerja dalam setahun. Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui berapa biaya total relative yang paling minimum per tahunnya di perusahaan peleburan aluminimum.
2.
Untuk mengetahui berapa waktu tunggu paling optimal untuk bahan baku, menurut metode EOQ di perusahaan peleburan alumnimum ini. 2
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
PERSEDIAAN Mathematical equation or formula that helps a firm in determining the economic order quantity, and the frequency that helps a firm in determining the economic
order
customer
without
interruption
or
delay
(http://www.businessdictionary.com/definition/inventorymodel.html#ixzz2e6Hr9 Wbc). Menurut Rangkuti dalam Reja (2008), persediaan adalah aktivitas yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi atau persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam suatu proses produksi. Menurut Tersine dalam Reja (2008), inventory means stock on hand at a given time (a tangible asset which can be seen, weiht and counted). Menurut Koher, Eric LA, Inventory adalah bahan baku dan penolong, barang jadi dan barang dalam proses produksi dan barang yang tersedia, yang dimiliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan atau dikonsinyasikan kepada pihak lain pada akhir periode. Menurut Badridwan dalam Zaki (2000), persediaan barang dipakai untuk menunjukan barang-barang yang di miliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Menurut Munandar dalam buku Marihot Manullang dan Dearlina Sinaga (2005:50), persediaan adalah sebagai persediaan barang (bahan) yang menjadi objeck usaha pokok perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2004), inventory merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan. Menurut Assauri (2004), alasan diperlukan persediaan oleh suatu perusahaan adalah: 1.
Dibutuhkan
waktu
untuk
menyelesaikan
operasi
produksi
untuk
memindahkan produk dari satu tingkat proses ke tingkat proses yang lain. 2.
Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat skedul operasinya secara bebas tidak tergantung dari department lainnya. 3
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
Beberapa Asumsi EOQ menurut Heiser dan Render (2010): 1.
Permintaan diketahui, tetap dan bebas.
2.
Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan, diketahui dan konstan sifatnya
3.
Penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap.
4.
Diskon (potongan harga) karena kuantitas tidak memungkinan
5.
Biaya variable yang ada hanya biaya pengaturan atau pemesanan (biaya set up) dan biaya menahan atau menyimpan persediaan dari waktu ke waktu (biaya penyimpanan atau pergudangan).
6.
Kosongnya persediaan (kekurangan) dapat dihindari sepenuhnya, jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat. Rumus dari Economic Order Quantity (EOQ) menurut Heiser dan Render
(2010): Q* = EOQ =
2(D)(S) H
Keterangan : Q* : Jumlah Optimal barang per pesanan dalam unit / pesanan D : Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit / tahun S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H : Biaya penyimpanan per unit / tahun F : Frekuensi pemesanan TC : Biaya total persediaan
Menurut Assauri (2004), persediaan yang dilakukan mulai dari bahan baku, bahan setengah jadi sampai bahan jadi, berguna untuk: 1.
Menghilangkan resiko keterlambatan
2.
Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidal baik sehingga harus dikembalikan.
3.
Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan tersebut tidak ada dalam pesanan. 4
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
4.
No. 1 Juni 2015
Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.
5.
Mencapai penggunaan mesin yang optimal
6.
Memberi pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi adalah memberikan jaminan tetap tersediannya barang jadi tersebut.
7.
Membuat
pengadaan
atau
produksi
tidak
perlu
sesuai
dengan
penggunaannya atau penjualannya.
REORDER POINT Inventory level of an item which signals the need for placement of a replenishment order, taking into account the consumption of the item during order lead time and the quantity required for the safety stock. Also called re order level,
re
order
quantity
or
replenishment
order
quantity
(http://www.businessdictionary.com/definition/reorderpoint.html#ixzz2e69V0v14 ).
LEAD TIME The amount of time that elapses between when a process starts and when it is completed. Lead time is examined closely in manufacturing, supply chain management and project management, as companies want to reduce the amount of time it takes to deliver products to the market. In business, lead time minimization
is
normally
preferred
(http://www.investopedia.com/terms/l/leadtime.asp). Number
of minutes,
the completion of desired action takes
hours,
or days that
an operation or process, place.
See
or
must must
be elapse
also manufacturing
allowed before lead
for a time
(http://www.businessdictionary.com/definition/lead-time.html#ixzz2e6Kyj dNT).
5
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
METODE Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif yaitu dengan observasi data menggunakan metode EOQ, data pendukung dari perusahaan antara lain kebutuhan bahan baku, biaya pesan, biaya simpan dan hari kerja dalam setahun. Unit analysis yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data penjualan, pembelian serta data stok persediaan bahan baku yang berasal dari bagian pemasaran, bagian gudang serta bagian pembelian perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum menghitung waktu tunggu (lead time), maka diperlukan perhitungan: a) total biaya persediaan, dan b) frekuensi pembelian bahan baku yang optimal.
Perbandingan Total Biaya Persediaan Menurut Perhitungan Perusahaan dan Menurut Perhitungan EOQ Tahun 2012 Analisis perbandingan untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku yang dilaksanakan perusahaan lebih efisien atau tidak dibandingkan dengan perhitungan menurut rumus EOQ. 1.
Total Biaya Persediaan pada Kuantitas menurut Perusahaan
Kebutuhan bahan baku pada tahun 2012
= 2.070.465 Kg
Frekuensi Pemesanan
= 48 kali
Kuantitas / pemesanan
= 2.070.465/48 = 43.135 Kg
Biaya Pemesanan -
Biaya Telepon
= Rp. 30.000.000
-
Biaya Transportasi dan bongkar muat sudah masuk ke biaya bahan baku
Biaya Simpan per-Kg: dihitung 10% (Asumsi) dari harga barang per kg per jenis barang -
Mesin dll (Keras) = 40% x 1.600
= Rp. 640 6
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
-
Panci dll (lembek) = 40% x 1.600
= Rp. 640
-
Kaleng (banci)
= 5% x 1.350
= Rp.
68
-
Abu, taen, Gram
= 5% x 1.000
= Rp.
50
-
Aluminium murni = 10% x 2.200
= Rp.
220 +
Total biaya Simpan per kg
= Rp. 1.618
Dengan biaya Persediaan, dengan perhitungan safety stok minimal adalah sejumlah 50% dari per pesanan.
Biaya Simpan
= 1\2 x 43.135 x Rp. 1.618
= Rp.
34.896.215
Biaya Pesan
= Rp.
30.000.000
Biaya Bahan Baku
= Rp. 33.489.771.375 = Rp. 33.554.656.806
2.
Total Biaya Persediaan Pada Kuantitas Menurut Perhitungan EOQ Di mana:
Kebutuhan bahan baku (2012)
Biaya Pesan
Biaya Simpan
= 2.070.465 Kg
= Rp. 30.000.000/48 = Rp. 625.000 = Rp. 1.618 / Kg
Sehingga nilai EOQ dapat dihitung sebagai berikut: Jadi Frekuensi pemesanan adalah 52 kali, maka: EOQ =
2(2.070.465)(625.000) = 39.994,45 1.618
F (Frekuensi) =
Q=
2.070.465 = 51,8 = 52 kali 39.994,45
2.070.465 = 39.817 Kg 52
Dengan Biaya Persediaan:
Biaya Simpan
= 1\2 x 39.817 x Rp. 1.618
= Rp.
32.201.703
Biaya Pesan = 52 x Rp. 625.000
= Rp.
32.500.000
Biaya Bahan Baku
= Rp. 33.489.771.375 = Rp. 33.554.473.078 7
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
Berdasarkan perhitungan EOQ diatas maka frekuensi 52 kali dengan kuantitas per-pesanan paling efisien adalah 39.817 Kg dan total biaya persediaan adalah Rp. 33.554.473.078,- Bila dibandingkan dengan perhitungan yang telah dilakukan perusahaan maka ditemukan selisih sebesar Rp. 183.728,Berdasarkan data di atas terlihat bahwa terdapat banyak perbedaan antara yang sudah dilakukan perusahaan dengan perhitungan EOQ, terlihat bahwa dengan pemesanan oleh perusahaan yang hanya sebatas 48 kali ternyata perlu dilakukan perbedaan jumlah pemesanan untuk setiap tahunnya dengan waktu tunggu selama 5 hari, hal ini dikarenakan jumlah kebutuhan yang juga tidak sama setiap tahunnya tergantung dengan pemasaran produk jadinya.
Frekuensi Pembelian Bahan Baku yang Optimal 1.
Frekuensi pembelian bahan baku yang optimal Menurut Perusahaan Dari hasil perhitungan total biaya persediaan pada kuantitas menurut perhitungan
perusahaan didapat frekuensi pembelian perusahaan yang
optimal sebanyak 48 kali dalam setahun dengan total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 33.554.656.806. 2.
Frekuensi pembelian bahan baku menurut perhitungan EOQ Berdasarkan perhitungan total biaya persediaan menurut perhitungan EOQ diatas maka didapat frekuensi pembeliannya 52 kali dengan kuantitas perpesanan paling efisien adalah 39.817 kg dan total biaya persediaan adalah Rp. 33.554.473.078. Dengan cara perhitungan yang sama telah dihitung frekuensi pemesanan menurut perusahaan dan perhitungan EOQ dari tahun 2007 – 2012 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Analisa Waktu Tunggu (Lead Time) Waktu Tunggu merupakan tenggang waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan baku sampai dengan kedatangan bahan baku yang dipesan
8
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
dan diterima di gudang. Dalam menentukan waktu tunggu yang optimal perusahaan harus menanggung biaya yaitu: 1.
Extra Carrying Cost (ECC) adalah yang merupakan biaya yang dikenakan jika kedatangan bahan baku lebih awal dari waktu yang ditentukan.
2.
Stock Out Cost (SOC) adalah merupakan biaya yang akan dikenakan jika kedatangan bahan baku lebih lama dari tenggang waktu yang ditentukan. Data yang diperlukan untuk menghitung waktu tunggu hanya untuk tahun
2012 adalah sebagai berikut:
Kebutuhan bahan baku tahun 2012
Biaya Pesan
Biaya Simpan
= Rp. 1.618/Kg
Hari kerja dalam setahun
= 300 hari
EOQ =
= 2.070.465 Kg
= Rp. 30.000.000/48 = Rp. 625.000
2(2.070.465)(625.000) = 39.994,45 1.618
F (Frekuensi) =
2.070.465 = 51,8 = 52 kali 39.994,45
Kebutuhan Bahan Baku per hari = 2.070.465 / 300 = 6.902 Kg / hari.
1.
Perhitungan Penyimpanan Tambahan (ECC) Tahun 2012 Cara perhitungan penyimpanan tambahan (ECC) adalah sebagai berikut = Biaya Penyimpanan/Kg x (Kuantitas EOQ/jumlah hari kerja) = Rp. 1.618 x (39.994,45 / 300) = Rp. 215.703 Perhitungan Penyimpanan Tambahan (ECC) untuk masing-masing alternatif waktu tunggu adalah sebagai berikut :
● Waktu tunggu 3 hari
ECC = 0 x Rp. 215.703
=0
● Waktu tunggu 4 hari
ECC = 1 x Rp. 215.703 x 23,33%
= Rp. 50.330
● Waktu tunggu 5 hari
ECC = 2 x Rp. 215.703 x 23,33%
= Rp. 100.660
ECC = 1 x Rp. 215.703 x 20,00%
= Rp. 43.146
Total
Rp. 143.806 9
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
● Waktu tunggu 6 hari
No. 1 Juni 2015
ECC = 3 x Rp. 215.703 x 23,33%
= Rp. 150.989
ECC = 2 x Rp. 215.703 x 20,00%
= Rp. 86.292
ECC = 1 x Rp. 215.703 x 13,34%
= Rp. 28.778
Total
Rp. 266.759
● Waktu tunggu 7 hari
ECC = 4 x Rp. 215.703 x 23.33%
= Rp. 201.319
ECC = 3 x Rp. 215.703 x 20,00%
= Rp. 129.438
ECC = 2 x Rp. 215.703 x 13,34%
= Rp. 57.556
ECC = 1 x Rp. 215.703 x 23,33%
= Rp. 50.330
Total
2.
Rp. 438.643
Perhitungan Stock Out Cost (SOC) Tahun 2012 Cara penghitungan SOC adalah sebagai berikut, di mana diketahui:
Kebutuhan bahan baku tahun 2012 = 2.070.465 Kg / 300 hari = 6.901 kg / hari
Selisih Harga beli (bila terpaksa karena kekurangan bahan baku) disebut sebagai Biaya Kekurangan Bahan Baku = Rp. 250.
Sehinga SOC per hari = (kebutuhan bahan baku) (biaya kekurangan) = (6.901 kg)(Rp. 250) = Rp. 1.725.250 per-Kg
Perhitungan Stock Out Cost (SOC) untuk masing-masing alternatif waktu tunggu adalah: ● Waktu tunggu 7 hari
SOC = 0 x Rp. 1.725.250
=0
● Waktu tunggu 6 hari
SOC = 1 x Rp. 1.725.250 x 23,33%
= Rp. 402.500
● Waktu tunggu 5 hari
SOC = 2 x Rp. 1.725.250 x 23,33%
= Rp. 805.001
SOC = 1 x Rp. 1.725.250 x 20,00%
= Rp. 345.050
Total ● Waktu tunggu 4 hari
Total
Rp. 1.150.051 SOC = 3 x Rp. 1.725.250 x 23,33%
= Rp. 1.207.502
SOC = 2 x Rp. 1.725.250 x 20,00%
= Rp.
690.100
SOC = 1 x Rp. 1.725.250 x 13,34%
= Rp.
230.148
Rp. 2.127.750 10
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
● Waktu tunggu 3 hari
No. 1 Juni 2015
SOC = 4 x Rp. 1.725.250 x 23.33%
= Rp. 1.610.003
SOC = 3 x Rp. 1.725.250 x 20,00%
= Rp. 1.035.150
SOC = 2 x Rp. 1.725.250 x 13,34%
= Rp.
460.296
SOC = 1 x Rp. 1.725.250 x 23,33%
= Rp.
402.500
Total
Rp. 3.507.949
Dari perhitungan di atas dapat dibuat tabel 7 kemungkinan waktu tunggu yang optimal. Total biaya waktu tunggu (lead time) adalah penjumlahan antara biaya extra carrying cost (ECC) dan stock out cost (SOC). Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa waktu tunggu per-tahun yang paling optimal tahun 2012 adalah 7 hari, hal ini dikarenakan total biayanya relative paling kecil jika dibandingkan dengan
yang lainnya, yaitu: Rp.
22.809.436/tahun. Dengan cara yang sama telah dihitung waktu tunggu yang paling optimal menurut EOQ dari tahun 2007 – 2012 dengan total biaya minimum yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 8.
SIMPULAN Dari tabel di atas, dapat disimpulkaan untuk tahun 2012 sebagai berikut: 1.
Total biaya waktu tunggu (lead time) adalah penjumlahan antara extra carrying cost (ECC) dan stock out cost (SOC). Total biaya paling minimum yang didapat dari perhitungan waktu tunggu adalah Rp. 22.809.436.
2.
Untuk waktu tunggu (lead time) yang paling optimal menurut perhitungan metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah selama 7 hari.
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi revisi. Jakarta: FEUI. Candra, Sevenpri and Sarjono, Haryadi. (2011). Forecasting for Inventory Control, Journal Supply Chain Management,
Research and Pratice, Assumtion
University of Thailand, Vol. 6 June 2012, pp. 1-14., ISSN: 1905-9566. Mulyono, Sri. (2004). Riset Operasi, Edisi revisi. Jakarta: FEUI. 11
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
Render, Barry; and M. Hanna. (2003). Quantitatif Analysis for Management, 8th ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Render, Barry, Stair Jr., Ralph. M., and Hanna, Michael E. (2012). Quantitatif Analysis for Management, 11th ed, Global Edition, Pearson. Rangkuti, Freddy. (2004). Manajemen Persediaan. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Sarjono, Haryadi. (2010). Aplikasi Riset Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Sarjono, Haryadi & Julianita, Winda. (2011). SPSS vs LISREL, sebuah pengantar Aplikasi untuk Riset, Jakarta: Salemba Empat. Tri Pamungkas, Wahyu dan Susanto, Aftony. (2010). Analisis Pengendalian Bahan Baku menggunakan metode EOQ (Stud Kasus PT Misaja Mitra Co. Ltd). http://id.scribd.com/doc/19867001/10/Penertian-Inventory (diakses tanggal 11 Juni 2013). http://www.businessdictionary.com/definition/reorder-point.html#ixzz2e69V0v14 (diakses tanggal 23 July 2013).
LAMPIRAN
Tabel 1. Kebutuhan Bahan Baku Perusahaan Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Kebutuhan Bahan Baku 2,474,240 2,881,581 1,132,990 1,815,266 1,584,014 2,070,465
Kg Kg Kg Kg Kg Kg
Sumber: PT. Rajalu (2013)
12
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
Kemiringan = unit/hari = d
●
Tingkat persediaan
Tingkat persediaan (Unit)
Q
Permitaan minimum selama waktu tunggu (lead time)
Q/2
●
Rata-rata persediaan Permitaan maksimum selama waktu tunggu (lead time) Rata permitaan selama waktu tunggu (lead time)
●
ROP
●
Persediaan pengaman
0 Memasukan pemesanan
Waktu
Menerima pesanan
Waktu tunggu
Gambar 1. Persediaan Model EOQ
Tabel 2. Persentase Kebutuhan Bahan Baku Jenis Bahan Baku Mesin, tromol, boring (Keras) Panci, plat, siku (Lembek) Kaleng (Banci) Abu, Taen, Gram (Rencek) Aluminium Murni Total
Persentase 40% 40% 5% 5% 10% 100%
Sumber: data dari PT. Rajalu (2013)
13
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
Tabel 3. Jumlah Kebutuhan Setiap Jenis Bahan Baku Jenis Bahan Baku
%
Mesin, tromol, boring (Keras) Panci, plat, siku (Lembek) Kaleng (Banci) Abu, Taen, Gram Aluminium Murni Total
40% 40% 5% 5% 10% 100%
Kuantitas (Kg) 828,186 828,186 103,523 103,523 207,047 2.070.465
Harga / Kg (Rp) 16,000 16,000 13,500 10,000 22,000 -
Biaya Bahan Baku (Rp) 13,250,976,000 13,250,976,000 1,397,563,875 1,035,232,500 4,555,023,000 33.489.771.375
Q/ Pesan (Kg) 17,254 17,254 2,157 2,157 4,314 43.135
Tabel 4. Biaya Perbandingan Total Biaya Persediaan Menurut Perusahaan dan EOQ Tahun 2007-2012 (Dalam Rupiah) Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Perhitungan Perusahaan 39.832.553.333 50.788.337.585 16.935.183.076 27.122.652.302 24.684.075.427 33.554.656.806
Perhitungan EOQ 39.827.591.167 50.780.319.161 16.934.951.428 27.122.508.219 24.684.058.836 33.554.473.078
Selisih 4.962.167 8.018.424 231.648 144.083 16.591 183.728
Catatan: perhitungan EOQ untuk tahun 2007-2011, caranya sama dengan 2012
Tabel 5. Perbandingan Frekuensi Pemesanan Menurut perusahaan dan Perhitungan EOQ tahun 2007 - 2012 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Perhitungan Perusahaan 48 kali 48 kali 48 kali 48 kali 48 kali 48 kali
Perhitungan EOQ 73 kali 79 kali 43 kali 52 kali 47 kali 52 kali
Selisih 25 kali 31 kali 5 kali 4 kali 1 kali 4 kali
Catatan: cara perhitungan tahun 2007-2011, sama dengan tahun 2012
Tabel 6. Pengalaman Waktu Tunggu Perusahaan Waktu Tunggu (Hari) 3 4 5 6 7 Total
Frekuensi (Kali) 7 6 4 7 6 30
Probabilitas (%) 23,33% 20,00% 13,34% 23,33% 20,00% 100%
14
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12
No. 1 Juni 2015
Tabel 7. Kemungkinan Waktu Tunggu dan Perkiraan Biaya Tahun 2012 Waktu tunggu 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Per-Order 50.330 143.806 266.759 438.643
ECC Per-tahun 2.617.160 7.477.912 13.871.468 22.809.436
Per-Order 3.507.949 2.127.750 1.150.051 402.500 -
SOC Per-tahun 182.413.348 110.643.000 59.802.652 20.930.000 -
Total Biaya 182.413.348 113.260.160 67.280.564 34.801.468 22.809.436
Tabel 8. Waktu Tunggu Kedatangan Bahan Baku menurut EOQ Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Waktu tunggu (hari) 7 7 7 7 7 7
Total biaya (Rp) 26.811.732 34.531.611 11.434.474 18.449.600 16.768.566 22.809.436
Tabel 9. Perbandingan Perhitungan Menurut Kebijaksanaan Perusahaan Menurut Metode EOQ Tahun 2007-2012 Keterangan Kebutuhan Bhn Baku (Kg) Frkuensi Pmesanan (Kali) Biaya Persediaan (Rp) Waktu Tunggu (Hari) Total Biaya lead time (Rp) Persediaan Pengaman (Kg) ROP (Kg)
Keterangan Kebutuhan bahan baku (Kg) Frkuensi pemesanan (Kali) Biaya persediaan (Rp) Waktu tunggu (Hari) Total biaya lead time (Rp) Persediaan pengaman (Kg) ROP (Kg)
2007 Mnrt Perush 2.474.240 48 39.832.553.333 5 0 41.237
EOQ 2.474.240 73 39.827.591.167 7 26.811.732 29.755 87.484
2008 Mnrt Perush 2.881.581 48 50.788.337.585 5 0 48.026
2010 Mnrt Perush 1.815.266 48 27.122.652.302 5 0 30.254
EOQ 1.815.266 52 27.122.508.219 7 18.449.600 21.923 64.273
EOQ 2.881.581 79 50.780.319.161 7 34.531.611 29.625 96.860
2009 Mnrt Perush 1.132.990 48 16.935.183.076 5 0 18.883
EOQ 1.132.990 43 16.934.951.428 7 11.434.474 20.716 47.148
2011 Mnrt Perush 1.584.014 48 24.684.075.427 5 0 26.400
EOQ 1.584.014 47 24.684.058.836 7 16.768.566 24.104 61.064
2012 Mnrt Perush 2.070.465 48 33.554.656.806 5 0 34.508
EOQ 2.070.465 52 33.554.473.078 7 22.809.436 21.743 70.050
15