PERGESERAN STATISTIK CURAH HUJAN EKSTRIM DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR
FANIDA ISMAINI
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ijin dan karunia-Nya karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul yang dipilih dalam karya ilmiah ini adalah Pergeseran Statistik Curah Hujan Ekstrim di Daerah Aliran Sungai Brantas, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta dan di Laboratorium Agrometeorologi Departemen Geofisika dan Meteorologi. Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini tentunya penulis tidak akan berhasil jika tidak ada pihak-pihak yang membantu atau memberikan dukungan kepada penulis, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Yonny Koesmaryono dan Bapak Edvin Aldrian, selaku pembimbing I dan II, serta Ibu Ana selaku penguji. Papa dan Mama, yang selalu mendoakan dan “men-suport” lahir batin, Dede yang telah banyak memberikan masukan ilmu -ilmu statistiknya, serta Rani yang selalu memberikan semangat. Mas Yudha, atas bantuannya selama penelitian di BPPT. Seluruh GFM 39 yang paling brilian dan Utian atas dukungannya. Penulis sadari masih banyak terdapat kekurangan dalam karya ilmiah ini, akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Agustus 2006
Fanida Ismaini
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 28 April 1984, dari ayah Ismawaldi dan Ibu Tini Sundari dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 2002 penulis lulus dari SMUN 71 Jakarta Timur dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih masuk di Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan program studi Meteorologi. Selama masa perkuliahan penulis pernah mengikuti praktek lapang di stasiun Meteorolgi Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma selama dua bulan, yaitu pada bulan Juni hingga Agustus 2005. Selain itu penulis pernah menjabat sebagai sekretaris Masa Perkenalan Mahasiswa (MPD) tahun 2004 dan bendahara Fieldtrip Departemen Geofisika dan Meteorologi tahun 2004.
PERGESERAN STATISTIK CURAH HUJAN EKSTRIM DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR
FANIDA ISMAINI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Judul : Pergeseran Statistik Curah Hujan Ekstrim di Daerah Aliran Sungai Brantas, Jawa Timur. Nama : Fanida Ismaini NRP
: G24102037
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP. 131473999
Dr. Edvin Aldrian, B.ENG. MSc. NIP. 680002393
Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP. 131473999
Tanggal Disetujui :
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………... DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………. … I.
PENDAHULUAN Latar Belakang……………………………………………………………… Tujuan……………………………………………………………………….
i ii iii
1 1
II. TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Jawa Timur….......................................................................................................... Cuaca dan Iklim Ekstrim…………………………………………………… Faktor-faktor yang Mempengaruhi Curah Hujan di Indonesia……………...
1 2 2
III. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tepat Penelitian………………………………………………… Alat dan Bahan……………………………………………………………... Metode Penelitian…………………………………………………………..
3 3 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Data Frekuensi Hari Hujan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Jawa Timur…………………………………….…………... Distribusi Curah Hujan Ekstrim………………………………………......... Kecenderungan Jumlah Hari Hujan DAS Brantas, Jawa Timur…………………….............................................................................. Analisis Wavelet…………………………………………………………….
7 7 9 11
V. KESMPULAN Kesimpulan………………………………………………………………………. Saran 15
15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….
15
LAMPIRAN…………………………………………………………………………..
17
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama, Nomor, Letak Geografis dan Ketinggian Stasiun……………………….................. 4 Jumlah hari hujan (x) stasiun Semen musim hujan (Desember-Februari) dari tahun 1955-2004………………………...................................... 8 Nilai Nilai uji Z jumlah hari hujan di DAS Brantas tahun 1955-2005................................. 9 Tingkat beda nyata jumlah hari hujan di DAS Brantas tahun 1955-2005……...…………. 9 Nilai uji Z jumlah hari hujan di DAS Brantas tahun 1955-2005, tanpa tahun-tahun El Nino dan La Nina………………………………………...…………. 10 Tingkat beda nyata jumlah hari hujan di DAS Brantas tahun 1955-2005, tanpa tahun-tahun El Nino dan La Nina................................................................................ 10 Nila i garis regresi gradien dari wavelet time series………………………………………... 13
i
DAFTAR GAMBAR 1. Daerah Aliran Sungai Brantas Jawa Timur…………………………………...................... 1 2. Indeks anomali tahun-tahun El Nino dan La Nina………………………………………… 3 3. Lokasi sebaran stasiun penakar hujan DAS Brantas, Jawa Timur …………………………4 4. Diagram alir Mann-Kendall trend Test…………………………………………………….. 5 5. Probability density function (PDF) frekuensi hari hujan bulan Desember-Februari di stasiun Semen…………………………………………….… 7 6. Probability density function (PDF) jumlah hari hujan bulan Januari di stasiun Semen…………………………………………………………… 8 7. Uji Kecenderungan Mann-Kendall tahunan, stasiun Wagir…………….…………………. 11 8. Uji Kecenderungan Mann-Kendall musiman, bulan Desember-Februari, Stasiun Wagir……………………………………..………………..…11 9. a. Curah hujan harian stasiun Semen tahun 1955-2005………………………………….... 12 b. Wavelet time series curah hujan harian satsiun Semen……………………………..……12 c. Global wavelet spectrum………………………………………………………………... 12 d. Wavelet time series periode mingguan………………………………………………….. 12 10. Wavelet time series untuk periode tiga bulanan, di stasiun Semen………………………………………………………………………...…. 13 11. Wavelet time series untuk periode semi annual (enam bulanan), di stasiun Semen………………………………………………………………………….... 14 12. Wavelet time series untuk periode annual (tahunan), di stasiun Semen………………………………………………………………………….... 14
ii
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Probability Density Function jumlah hari hujan untuk musim hujan……….……………………. 18 Probability Density Function jumlah hari hujan untuk musim peralihan I………………………. 19 Probability Density Function jumlah hari hujan untuk musim kemarau……………… …………. 20 Probability Density Function jumlah hari hujan untuk musim peralihan II……………… ……… 21 Jumlah hari hujan musim hujan selama 51 tahun di Brantas Jawa timur……………………………………………………………………….……………… ……… 22 Jumlah hari hujan musim peralihan I selama 51 tahun di Brantas Jawa timur………………………………………………………………………………… ……… 25 Jumlah hari hujan musim kemarau selama 51 tahun di Brantas Jawa timur………………………………………………………………….……………............... 28 Jumlah hari hujan musim peralihan II selama 51 tahun di Brantas Jawa timur………………………………………………………………… ……………… ………. 31 Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan musim hujan (Desember-Februari)……………………………………………………….………………………34 Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan tahunan musim peralihan I (Maret-Mei)………………………………………………..……………….………….………….. 35 Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan tahunan musim kemarau (Juni-Agustus)……………………………………………….………………..……………………36 Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan tahunan musim peralihan II (September-Novemb er)………………………………………….……………………..…………. 37 Mann-Kendall trend test untuk mu sim hujan……………………….….…................……………..38 Mann-Kendall trend test untuk musim peralihan I…………………….…..………….………..… 39 Mann-Kendall trend test untuk mu sim kemarau…………………….…….…………...………… 40 Mann-Kendall trend test untuk musim peralihan II…………………………………….…………. 41 Wavelet Stasiun Birowo…………………………………………………………………............... 42 Wavelet stasiun Kediri …………………………………..………………………….…………….. 43 Wavelet Stasiun Kertosono……………………………………………………………………….. . 44 Wavelet Stasiun Poncokusumo………………………………………………………………….… 45 Wavelet Stasiun Pujon…………………………………………………………………………….. 46 Wavelet Stasiun Semen……………………………………………………………………………. 47 Wavelet Stasiun Tangkil………………………………………………..…………….…………… 48 Wavelet Stasiun Tugu…………………………………………………..………….……………… 49 Wavelet Stasiun Wagir…………………………………………………..…………….………….. 50 Wavelet Stasiun Wates Kediri…………………………………………………………… ……….. 51 Wavelet Stasiun Wates Sawahan.……………………………………………………..…………... 52
3
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi ini tidak lepas dari pengaruh cuaca dan iklim. Salah satu unsur cuaca dan iklim yang sangat bervariasi adalah curah hujan. Di Indonesia dimana mayoritas penduduknya adalah petani, curah hujan merupakan faktor utama untuk memperoleh hasil produksi pertanian yang optimal. Selain itu curah hujan juga merupakan salah satu sumber energi pembangkit tenaga listrik. Cuaca memiliki sifat tidak tetap atau dapat berubah setiap saat sehingga selain membawa keuntungan juga dapat mengakibatkan kerugian. Seperti yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Jawa Timur pada tahun 2004 dan 2005 bencana banjir dan tanah longsor yang disebabkan tingginya intensitas curah hujan, telah mengakibatkan kerugian terutama bagi petani dan masyarakat pada umumnya. Kejadian tersebut merupakan salah satu akibat keadaan cuaca yang menyimpang dari keadaan normalnya atau dapat dikatakan sebagai cuaca ekstrim. Studi atau analisis mengenai cuaca ekstrim perlu dilakukan, sehingga diharapkan di masa yang akan datang kejadian akibat cuaca ekstrim tersebut dapat di antisipasi guna menekan kerugian yang mungkin terjadi.
1.2. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan jumlah hari hujan ekstrim dengan menggunakan metode Probability density function (PDF) dan Uji kecenderungan Mann-Kendall, serta menganalisis perubahan jumlah curah hujan ekstrim dengan menggunakan Analisis Wavelet di DAS Brantas, Jawa Timur. II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Keadaan Umum Daerah Aliran Sungai Brantas Jawa Timur Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang terletak pada 07,2o LS – 08,4o LS dan 111,5o BT – 113o BT, memiliki luas Daerah Pengaliran Sungai (DPS) sebesar 12.000 km2 , dialiri oleh sungai Brantas dengan panjang 320 Km (Gambar 1). Sungai Brantas bermula dari Gunung Arjuno dan Gunung Anjasmoro mengalir ke selatan dan setelah melingkar mengelilingi sebagian besar wilayah DAS kemudian mengalir kembali ke utara dan bermuara di Selat Madura (BPPT 1993). Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson 52% wilayah Jatim mempunyai iklim tipe D. Keadaan suhu maksimum rata - rata mencapai 33°C sedangkan suhu minimum rata - rata mencapai 22°C. DAS Brantas termasuk ke dalam tipe iklim A atau monsoonal menurut Aldrian dan Susanto (2003).
Gambar 1. Daerah Aliran Sungai Brantas Jawa Timur. (Sumber : Perum Jasa Tirta I)
1
Keadaan curah hujan pertahun di Jawa Timur mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. < 1.750 mm ; meliputi 35,54% wilayah Jawa Timur. b. 1.750 - 2.000 mm ; meliputi 44,00% wilayah Jawa Timur c. > 2.000 mm ; meliputi 20,46% wilayah Jawa Timur. Kondisi iklim tersebut membuat DAS Brantas memiliki potensi besar dalam pengembangan Sumber Daya Alam (SDA) baik untuk pertanian, gudang air serta produksi listrik sehubungan dengan besarnya potensi aliran yang merupakan bagian dari siklus hidrologi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan serta kondisi fisik DAS. 2.2. Cuaca / Iklim Ekstrim Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahan dalam jangka pendek (kurang dari satu jam hingga 24 jam) disuatu tempat tertentu di bumi (Nasir, 1993). Iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Sintesis tersebut dapat dikatakan pula sebagai nilai statistik yang meilputi rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian atau peluang kejadian. Maka iklim sering dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu tempat atau di suatu wilayah. Iklim dapat pula diartikan sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Menurut World Meteorology Organitation (WMO) cuaca ekstrim adalah keadaan cuaca dimana terjadi hujan sangat lebat secara terus menerus (continues heavy rain) dengan jumlah diatas 50 mm/jam, atau terjadi thunderstorm. Sedangkan iklim ekstrim merupakan keadaan dimana nilai dari unsur-unsur iklim menyimpang di atas atau di bawah nilai normal (rata-rata). 2.3. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Keragaman Curah Hujan di Indonesia Indonesia merupakan negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa, terletak di antara dua benua dan termasuk ke dalam pengaruh kawasan lautan pasifik. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan sirkulasi meridional (Hadley) dan sirkulasi zonal (Walker) sehingga mempengaruhi besarnya keragaman iklim yang terdapat di Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan bentuk topografi yang sangat beragam, maka pengaruh lokal terhadap keragaman curah hujan juga tidak dapat diabaikan. Menurut Nieuwolt (1975) daerah pegunungan dan dataran tinggi menerima lebih banyak curah hujan dibandingkan dengan daerah sekitarnya yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh orografik. Di daerah tropis peningkatan curah hujan berhenti pada ketinggian sekitar 1000-1500 m dan kemudian menurun di atas ketinggian 1500 m. Karena di daerah tropis massa udara pada ketinggian 800-1500 m lebih lembab, namun dengan bertambahnya ketinggian di atas 1500 m, massa udara cenderung lebih kering. Faktor lain yang mempengaruhi keragaman curah hujan di Indonesia yaitu : 1. Monsoon Angin monsson secara umum merupakan angin laut dan angin darat dalam skala besar, terikat pada daur musim panas dan dingin. Monsoon didefinisikan sebagai sirkulasi udara yang bergerak melewati suatu wilayah pada bulan Januari dan Juli dengan syarat kondisi sebagai berikut (Ramage, 1971) : • Perubahan arah angin yang bergerak perlahan terbentuk dengan sudut 1200 antara bulan januari dan Juli. • Frekuensi rata-rata terbentuknya arah angin pada bulan Januari dan Juli lebih besar dari 40 %. • Besarnya kecepatan angin rata-rata dalam satu bulan lebih dari 3 m/s. • Kurang dari satu pertukaran siklon atau antisiklon terukur setiap dua tahun pada salah satu bulan dalam daerah 50 lintang dan bujur. Menurut Prawirowardoyo (1996), di Indonesia dikenal dua musim monsoon yang masing-masing meliputi bulan Desember-Januari-Februari dan Juni-Juli-Agustus. Penentuan kedua musim monsoon tersebut didasarkan pada sifat angin monsoon, yaitu arah, kemantapan dan kecepatannya. Berdasarkan kriteria yang sama, selain kedua musim tersebut di Indonesia dikenal pula musim transisi I dan musim transisi II yang masing-masing meliputi bulan Maret-April-Mei dan September-Oktober-November.
2
2. Maden-Julian Oscilation (MJO) Menurut Madden and Julian (1971 dalam Jee, Chang and Baek 2004), Madden-Julian Oscillation (MJO) merupakan angin yang bertiup ke arah timur, membawa sirkulasi anomali dan aktifitas konvektif yang koheren di sekitar ekuatorial dengan periode 30-90 hari. Secara umum MJO dapat mempengaruhi cuaca tropis dan sistem iklim dalam berbagai aspek seperti : • Aktifitas siklon (Maloney dan Hartmann, 2000 dalam Jee, Chang, Baek, 2004). • Konveksi cumulus yang tinggi (Madden dan julian, 1972; Hendon dan Salby, 1994 dalam Jee, Chang, Baek, 2004). • Monsoon India (Hartmann dan Michelsen, 1989; Wang dan Rui, 1990 dalam Jee, Chang, Baek, 2004). • Monsoon musim panas Australia (Wang dan Rui, 1990; Hendon dan Liebmann, 1990 dalam Jee, Chang, Baek, 2004). Selama penjalarannya ke arah timur MJO dipengaruhi oleh posisi matahari. Ketika matahari berada di equator MJO bergerak lurus ke arah timur, sedangkan ketika matahari di selatan equator maka perjalanan MJO agak bergeser ke arah seatan equator yang dikenal sebagai penjalaran selatan-timur (south eastern propagation) demikian juga ketika matahari berada di sebelah utara equator maka perjalanan MJO agak bergerak ke arah utara equator yang dikenal sebagai penjalaran utara-timur (north eastern propagation) (Rui dan Wang, 1990 dalam Seto 2003).
3. El Nino dan La Nina Perbedaan suhu dan tekanan udara di atas permukaan laut yang tajam antara Samudra Pasifik dan laut pantai Peru dan Equador, menyebabkan perpindahan aliran massa udara dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Perpindahan aliran massa udara tersebut kemudian dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan presipitasi di wilayah sekitarnya. Peningkatan presipitasi di sekitar wilayah tersebut dinamakan La Nina yang berarti anak perempuan, sedangkan sebaliknya penurunan presipitasi dinamakan El Nino, yang dalam bahasa Spanyol berarti anak lakilaki. Menurut Tjasyono (1997 dalam Boer, 2003) pengaruh El-nino kuat pada daerah yang dipengaruhi oleh sistim moonson, lemah pada daerah dengan sistem equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan sistim lokal. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2006 di UPT Hujan Buatan BPPT Jakarta dan Laboratorium Agrometeorologi Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. 3.2. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data indeks anomali suhu permukaan laut pada daerah NINO 3 dari rata-rata 56 tahun (1950-2006) yang menunjukkan tahun-tahun El Nino dan La Nina.
Tahun-tahun El Nino dan La Nina 4 3
1
2006
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1997
1996
1995
1994
1993
1992
1990
1989
1988
1987
1986
1985
1983
1982
1981
1980
1979
1978
1976
1975
1974
1973
1972
1971
1969
1968
1967
1966
1965
1964
1962
1961
1960
1959
1958
1957
1955
1954
1953
1952
-1
1951
0 1950
Anomali Index
2
-2 -3 Tahun
Gambar 2. Index anomali tahun-tahun El Nino dan La Nina. (Sumber : http://www.cpc.noaa.gov/data/indices/sstoi.indices)
3
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 tahun-tahun El Nino adalah tahun-tahun dimana indeks anomali bernilai lebih besar dari 1 untuk El Nino yaitu tahun 1965, 1969, 1972, 1982, 1987, 1991, 1997 dan tahun 2002. Tahun-tahun La Nina terjadi ketika indeks anomali bernilai lebih rendah dari nilai -1 yaitu tahun 1955, 1964, 1970, 1973, 1975, 1988, 1998, 1999. Selain itu digunakan data curah hujan harian selama 51 tahun sejak tahun 1955 hingga tahun 2005 dari 11 stasiun yang tersebar di DAS Brantas. Secara keseluruhan di DAS Brantas terdapat 26 stasiun, namun tidak seluruh stasiun tersebut digunakan, karena dari 26 stasiun tersebut 13 stasiun berpindah lokasi sedangkan 13 stasiun lainnya tidak berpindah lokasi. Dari 13 stasiun yang tidak berpindah lokasi tersebut, 2 stasiun yaitu stasiun Doko dan Dampit tidak memiliki data curah hujan yang lengkap selama 51 tahun (1955-2005). Pada stasiun Doko data curah hujan tahun 19801990 tidak tercatat/kosong. Sedangkan untuk stasiun Dampit data tidak tercatat/kosong pada tahun 1984-1989. Oleh karena itu data pada kedua stasiun tersebut tidak dapat digunakan
dalam penelitian ini, sehingga data yang digunakan hanya 11 stasiun, seperti yang tampak pada Tabel 1. Lokasi sebaran stasiun ditunjukkan oleh peta pada Gambar 3. Tabel 1. Nama, Nomor, Letak Geografis dan Ketinggian Stasiun. No. Nama Stasiun
No. Lintang Bujur (o) Stasiun (o)
Ketinggian Stasiun (mdpl)
1 Kertosono
5217 E112.138
S7.549
47
2 Kediri
2102 E112.007
S7.799
70
3 Tugu
5418 E111.612
S8.048
118
4 Wates Kediri 5216 E112.131
S7.799
175
5 Birowo
5126 E112.331
S8.229
195
6 Tangkil
1403 E112.657
S8.063
395
7 Wagir Wates 8 Sawahan
1106 E112.544
S8.001
480
6011 E111.815
S7.702
620
9 Semen
2341 E112.348
S7.999
625
10 Poncokusumo 1109 E112.805
S8.015
1120
11 Pujon
S7.812
1258
5103 E112.477
Sumber : Perum Jasa Tirta I.
Gambar 3. Lokasi stasiun penakar hujan di DAS Brantas, Jawa Timur. (sumber: Aldrian and Djamil, 2006)
4
3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Probability Density Function (PDF) Probability Density Function atau fungsi kepekatan peluang menurut Walpole, 1990 bagi peubah acak kontinu X adalah bila luas daerah di bawah kurva dan di atas sumbu-x sama dengan satu dan bila luas daerah di bawah kurva antara x=a dan x=b menyatakan peluang X terletak antara a dan b. Karena p(X) menyatakan nilai peluang maka : 0≤p(X)≤1 Nilai probabilitas untuk semua kejadian jumlahnya adalah satu atau dituliskan dengan : ∑ p ( X = xn ) = 1 n
Langkah pertama yang dilakukan untuk menghitung peluang melalui pendekatan fungsi kepekatan peluang, adalah mengidentifikasi nilai dari peubah acaknya, diskrit atau kontinu. Peubah acak diskrit suatu peubah acak dimana nilainya berupa bilangan bulat atau jika banyaknya titik sampel dari suatu ruang sampel berhingga banyaknya. Peubah acak kontinu adalah suatu peubah acak yang memiliki bentuk nilai berupa pecahan, bilangan desimal atau bilangan riil atau jika banyaknya titik sampel dari suatu ruang sampel tidak berhingga banyaknya. Besarnya nilai peluang curah hujan ekstrim selanjutnya dapat dilakukan dengan pendekatan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi yaitu suatu model perhitungan histogram dengan menggunakan pengelompokan data. Pengelompokkan data curah hujan dilakukan dengan mengklasifikasikan frekuensi hari hujan ke setiap selang 10 mm jumlah curah hujan mulai dari curah hujan di atas 0 mm, 0 mm < curah hujan = 10 mm, 10 mm < curah hujan = 20 mm, 20 mm < curah hujan = 30mm, 30 mm < curah hujan = 40 mm dan seterusnya hingga jumlah curah hujan = 110mm. 3.3.2. Statistik Mann-Kendall Stastistik Mann-Kendall merupakan suatu metode statistik yang digunakan untuk menguji indepedensi data dalam suatu deret waktu. Menurut Kadioglu, 1997 metode ini digunakan untuk menganalisis data iklim yang panjang meliputi metode statistik rangking Man-Kendall. Dalam penelitian ini Uji kecenderungan Mann-Kendall digunakan untuk menguji indepedensi dan
kecenderungan data jumlah hari hujan serta menentukan model regresi linear deret waktu dari data frekuensi hari hujan di DAS Brantas selama 51 tahun sejak tahun 1955 hingga 2005. Data yang dianalisis merupakan data jumlah hari hujan tahunan yang dike lompokkan per-3 bulan yaitu bulan Desember-Februari untuk musim hujan, Maret-Mei untuk musim peralihan I, JuniAgustus untuk musim kemarau dan bulan September-November untuk musim peralihan II. Statistik Mann-Kendall dihitung dengan menggunakan perangkat lunak MAKESENS 1.0. Adapun langkah-langkah perhitungan uji kecenderungan MannKendall adalah sebagai berikut (diagram alir ditunjukkan pada Gambar 4): Data Curah Hujan (CH) Harian (1955-2005)
Data Jumlah hari hujan Bulanan (JHHB) (1955-2005)
Data JHHB Des-Feb (1955-2005)
Data JHHB Mar-Mei (1955-2005)
Data JHHB Jun-Ags (1955-2005)
Data JHHB Sep-Nov (1955-2005)
Mann-Kendall slope estimator (Q)
Uji Independensi
Ho = µj = µk H1 = µj ? µ k
Regresi linear deret waktu. f(t)=Qt+B
Statistik MannKendall (S) Uji kecenderungan Test (Z) Tolak Ho (Dependen)
|Z| > Zα/2
Terima Ho (Independen)
|Z| = Zα/2
Ho = Q = 0 H1 = Q ? 0
Tolak Ho (Dependen)
• • • •
Tingkat beda nyata : α=0.1, |Z| > 1.645 ? (+) α=0.05, |Z| > 1.96 ? (*) α=0.01, |Z| > 2.576 ? (**) α=0.001, |Z| > 3.292 ? (***)
Terima Ho (Independen ) Test (T)
Kesimpulan
Gambar 4. Diagram alir Uji kecenderungan Mann-Kendall
5
1. Nilai statistik (S) Mann-Kendall dinyatakan dengan persamaan berikut : n −1
S=∑ k =1
∑ sgn (x n
j = k +1
j
− xk )
dengan,
1 if θ > 0 sgn(θ ) = 0 if θ = 0 − 1 if θ < 0 S=2T- n(n-1)/2 Menurut Mann (1945 dalam Hirsch, James and Smith, 1982), hipotesis nol dari keragaman yaitu Ho menyatakan bahwa data (xi ,...,xn ) merupakan sampel dari n bebas dan memiliki distribusi variabel acak yang identik. Sedangkan H1 menyatakan bahwa distribusi dari nilai xk dan xj tidak identik untuk seluruh k, j = n dengan k ? j. 2. Hitung nilai varians Var(S) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Var[S ] = n(n −1)(2n + 5) − ∑ t(t −1)(2t + 5) /18 t
3. Hitung nilai test Z menggunakan nilai S dan Varians (Var(S)), dengan persamaan sebagai berikut: S −1 (Var( S ) )1/ 2 if S > 0 Z = 0 if S = 0 S +1 if S < 0 1/ 2 (Var( S ) )
Nilai S yang positif menunjukkan adanya kenaikan kecenderungan, semakin besar nilai S maka semakin kuat bukti adanya kenaikan tersebut. Sebaliknya nilai S negatif menunjukkan penurunan kecenderungan, semakin besar nilai S maka semakin kuat bukti adanya penurunan trend tersebut. 4. Jika nilai |Z| > Zα/2, maka penentuan nilai signifikan menggunakan empat nilai alpha (α) yang berbeda yaitu sebagai berikut : • Untuk α=0.1, jika nilai Abs(Z) > 1.645 maka nilai signifikan ditandai dengan tanda “+”
• Untuk α=0.05, jika nilai Abs(Z) > 1.96 maka nilai signifikan ditandai dengan tanda “*” • Untuk α=0.01, jika nilai Abs(Z) > 2.576 maka nilai signifikan ditandai dengan tanda “**” • Untuk nilai α=0.001, jika nilai Abs(Z) > 3.292 maka nilai signifikan ditandai dengan tanda “***” Jika nilai |Z| = Zα/2, maka perlu dilakukan uji kecenderungan. Dengan menggunakan uji T. 5. Uji kecenderungan dilakukan dengan menggunakan nilai slope (Q) dari regresi linear deret waktu dengan model: f(t)=Qt+B Dimana Q adalah nilai slope/kemiringan garis regresi dan B adalah nilai intersep. 6. Nilai Q kemudian digunakan untuk uji trend, dengan Ho:Q=0 dan H1:Q?0. Jika uji kecenderungan yang dihasilkan menolak Ho maka ujiT tidak perlu dilakukan. Sedangkan jika hasil uji kecenderungan menerima Ho maka perlku dilakukan uji T. 7. Kesimpulan stastistik Mann-Kendall. 3.3.3. Analisis Wavelet Analisis wavelet dilakukan untuk mengetahui periodisitas dan nilai power spektrum (Storch dan Zwiers, 1999). Dengan mengubah suatu deret waktu menjadi ruang frekuensi-waktu, dapat mengurangi modus dari faktor-faktor yang tidak tetap dan mengetahui bagaimana modus tersebut bervariasi terhadap waktu (Torrence and Compo, 1998). Transformasi wavelet merupakan perbaikan dari transformasi Fourier. Jika transformasi Fourier hanya memberikan informasi tentang frekuensi suatu sinyal, maka transformasi wavelet memberikan informasi mengenai kombinasi skala dan frekuensi. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis wavelet adalah sebagai berikut : 1. Menentukan transformasi Fourier dari suatu deret waktu. 2. Memilih fungsi wavelet dan skala yang akan dianalisis . 3. Masing-masing skala, fungsi wavelet dinormalisasikan dengan menggunakan persamaan berikut:
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1
2πs 2 ψˆ 0 ( sω k ) ψˆ (sω k ) = δt
4.1. Pola Sebaran Data Jumlah Hari Hujan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Jawa Timur. Dari kesebelas stasiun di DAS brantas, secara keseluruhan menujukkan pola distribusi jumlah hari hujan mengikuti pola menjulur ke kanan. Menurut Nasution dan Barizi, 1976 pola menjulur ke kanan menunjukkan skewness positive. Nilai curah hujan dengan frekuensi tinggi berada di sebelah kanan dan nilai curah hujan dengan frekuensi rendah berada di sebelah kiri. Nilai frekuensi terendah dan tertinggi tersebut menunjukkan besarnya nilai curah hujan ekstrim. Seperti yang tampak pada Gambar 5 dan 6, perubahan variasi nilai curah hujan rendah dari tahun 1955-2005 lebih jelas terlihat dibandingkan dengan perubahan variasi nilai curah hujan tinggi. Untuk grafik PDF stasiun lainnya dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4.
Dimana :
ψˆ 0 s
: persamaan Morlet.
δt
: skala wavelet. : waktu (1/(rata-rata jumlah hari selama 51 tahun).
ωk
: frekuensi sudut.
4. Menentukan transformasi wavelet pada skala tersebut dengan menggunakan persamaan: N −1
Wn (s ) = ∑ χˆ kψˆ * (s ω k )e iωk nδ t k =0
Dengan ,
N 2πk Nδt : k ≤ 2 ωk = − 2πk : k > N Nδt 2
4.2. Distribusi Curah Hujan Ekstrim Metode PDF dilakukan dengan mengklasifikasikan data jumlah hari hujan terhadap skala nilai curah hujan (mm) dengan besar selang untuk setiap skala 10 mm. Pada awalnya data jumlah hari hujan harian tersebut dijadikan data bulanan dengan menjumlahkan jumlah hari hujan tiap bulan, kemudian data jumlah hari hujan selama 51 tahun (1955-2005) tersebut ditampilkan per-10 tahun. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.
5. Menentukan Fourier wavelength pada skala tersebut. 6. Mengulang kembali langkah no. 3 hingga 5 untuk masing-masing skala. Plot kontur wavelet time series yang dihasilkan. 7. Distribusi chi-squared digunakan untuk menentukan besarnya selang kepercayaan 95% dari kontur. Proses perhitungan analisis wavelet di atas dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Matlab 7.0.
140
Frekuensi
120 100
55-65
80
66-75
60
76-85 86-95
40
96-05
20 0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
Curah hujan (mm)
Gambar 5. Probability density function (PDF) jumlah hari hujan bulan Januari di stasiun Semen.
7
180 160
1955-1959
140
1960-1964 1965-1969
Frekuensi
120
1970-1974
100
1975-1979
80
1980-1984 1985-1989
60
1990-1994
40
1995-1999
20
2000-2004
>1 10
30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
20 <x <= 30
10 <x <= 20
0< x< =1 0
0
Curah Hujan (mm)
Gambar 6. Probability density function (PDF) Jumlah hari hujan bulan Desember-Februari di stasiun Semen. Hasil yang diperoleh dari seluruh stasiun, menunjukkan adanya perubahan yang bervariasi pada frekuensi hari hujan berskala rendah, namun tidak dapat menunjukkan perubahan frekuensi hari hujan pada skala besar. Hal ini berarti dengan membagi data per-10 tahun hanya dapat melihat perubahan jumlah hari hujan ekstrim dibawah normal, namun tidak dapat menunjukkan terjadinya perubahan jumlah hari hujan ekstrim diatas normal dikarenakan besarnya variasi data curah hujan selama selang waktu tersebut. Agar perubahan frekuensi pada skala besar dapat lebih terlihat, data frekuensi hari hujan dikelompokan per-tiga bulan yaitu untuk musim hujan bulan Desember-Februari, musim peralihan I bulan Maret-Mei, musim kemarau bulan JuniAgustus dan musim peralihan II bulan September-November. Data frekuensi hari hujan selama 51 tahun (1955-2005) tersebut kemudian ditampilkan per-5 tahun, seperti yang tampak pada Gambar 6.
Nilai jumlah hari hujan disajikan dalam Tabel 2 untuk lebih memperjelas grafik pada Gambar 6. pada stasiun Semen jumlah hari hujan pada skala curah hujan antara 0mm<x=10mm menunjukkan adanya peningkatan jumlah hari hujan. Hasil untuk stasiun lainnya dapat dilihat pada lampiran 5 sampai dengan Lampiran 8. Pada musim hujan, daerah-daerah di dataran tinggi seperti di stasiun Pujon, Poncokusumo, Semen dan Wagir mengalami peningkatan jumlah hari hujan ekstrim yang lebih jelas terlihat dibandingkan dengan daerah-daerah dataran rendah lainnya. Peningkatan jumlah hari hujan ekstrim tersebut terjadi pada skala curah hujan di atas 110 mm. Sedangkan jumlah hari hujan pada musim kemarau (Juni-Agustus) dan musim transisi ke II (September-November) secara keseluruhan tidak mengalami perubahan yang jelas. Kecuali pada stasiun wagir dan semen. Pada stasiun wagir terlihat sedikit
Tabel 2. Jumlah hari hujan (x) stasiun Semen musim hujan (Desember-Februari) dari tahun 19552004. Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
0<x =10 60 54 42 42 52 57 171 141 169 143
10<x =20 54 65 36 36 40 43 65 55 60 54
20<x =30 32 24 23 34 24 38 40 43 27 37
30<x =40 23 16 35 23 20 21 19 36 25 27
Jumlah hari hujan (x) untuk tiap skala (mm) 40<x 50<x 60<x 70<x 80<x =50 =60 =70 =80 =90 18 8 2 5 2 13 6 4 3 2 12 4 6 4 2 6 6 2 4 3 14 8 7 7 3 17 13 4 6 2 14 5 1 4 1 11 11 11 8 6 16 10 6 5 2 17 15 8 4 4
90<x =100 8 0 1 2 4 3 3 1 1 3
100<x =110 2 1 1 1 1 0 0 6 0 1
x>110 2 6 0 2 1 0 4 3 6 2
8
peningkatan jumlah hari hujan untuk skala curah hujan terendah dan tertinggi. Sedangkan pada stasiun semen terlihat adanya penurunan jumlah hari hujan untuk skala curah hujan tertinggi dan peningkatan jumlah hari hujan untuk skala curah hujan terendah, meskipun perubahan tersebut tidak jelas terlihat. 4.3. Kecenderungan Jumlah Hari Hujan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Jawa Timur. 4.3.1. Statistik Mann-Kendall Uji kecenderungan Mann-Kendall digunakan untuk menguji indepedensi, trend dan menentukan model regresi linear deret waktu dari data jumlah hari hujan di DAS Brantas selama 51 tahun sejak tahun 1955 hingga 2005. Dengan menggunakan uji Z diperoleh nilai Z seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Seluruh nilai Z yang diperoleh memiliki nilai |Z| > Zα/2, maka tolak Ho. Artinya bahwa data sampel jumlah hari hujan musim ke-i tidak sama dengan jumlah hari hujan musim ke -j dalam suatu deret waktu n (dependen/data saling terkait). Tabel 3. Nilai uji Z jumlah hari hujan di DAS Brantas tahun 1955-2005. Uji Z KetingMusim Musim Stasiun gian Musim PerMusim Per(mdpl) Hujan alihan Kemarau alihan I II Kertosono 47 1.33 0.48 -0.98 0.38 Kediri
70
0.61
0.35
0.55
0.72
Tugu Wates Kediri Birowo
118
1.55
-0.38
-0.04
1.13
175
0.92
0.07
-0.68
0.63
195
2.52
-0.23
-0.24
1.02
Tangkil
395
1.48
-0.51
-0.62
1.04
Wagir Wates Sawahan Semen Poncokusumo Pujon
480
2.6
2.92
0.93
1.54
620
-0.69
-1.95
-1.53
0.4
625
4.36
3.54
1.54
3.12
1120
2.72
1.29
0.07
1.52
1258
-1.27
-1.28
-0.56
-0.07
Penentuan tingkat beda nyata ke mudian dilakukan berdasarkan 5 kriteria yaitu, jika nilai uji |Z| > 1.645 maka tingkat beda nyata ditandai dengan tanda (+) dengan tingkat kepercayaan 90%, jika nilai uji |Z| > 1.96 maka tingkat beda nyata ditandai dengan tanda (*) dengan tingkat
kepercayaan 95%, jika nilai uji |Z| > 2.576 maka tingkat beda nyata ditandai dengan tanda (**) dengan tingkat kepercayaan 99% dan jika nilai uji |Z| > 3.292 maka tingkat beda nyata ditandai dengan tanda (***) dengan tingkat kepercayaan 99%. Jika tingkat kepercayaan di bawah 90% maka tidak diberi tanda tertentu (kolom kosong).. Tingkat beda nyata yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Tingkat beda nyata jumlah hari hujan di DAS Brantas tahun 1955-2005. Tingkat Beda Nyata KetingMusim Musim Stasiun gian Musim Per- Musim Per(mdpl) Hujan alihan Kemarau alihan I II Kertosono 47 Kediri
70
Tugu Wates Kediri Birowo
118
Tangkil
395
Wagir Wates Sawahan Semen Poncokusumo Pujon
480
175 195
* **
620
** +
625
***
1120
**
***
**
1258
Keterangan:
+ * ** ***
= berbeda nyata 90%, = berbeda nyata 95% = berbeda nyata 99% = berbeda nyata 99,9%
Pada musim hujan di stasiun Semen memiliki nilai uji Z sebesar 4.36>3.292, maka nilai α=0.001 dan tingkat beda nyata ditandai dengan (***). Artinya data jumlah hari hujan pada musim hujan tahun ke-i saling terkait dengan data jumlah hari hujan pada musim hujan tahun ke-j serta bukti adanya kecenderungan di stasiun Semen memiliki tingkat kepercayaan 99.9%. Pada musim hujan di stasiun Wagir dan Poncokusumo memiliki nilai uji |Z|> 2.576, maka nilai α=0.01 dan tingkat beda nyata ditandai dengan (**). Artinya data jumlah hari hujan pada musim hujan tahun ke-i saling terkait dengan data jumlah hari hujan pada musim hujan tahun ke-j serta bukti adanya kecenderungan di stasiun Semen memiliki tingkat kepercayaan 99%. Begitu juga pada musim peralihan II di stasiun Semen dan musim Peralihan I di stasiun Wagir.
9
Pada musim hujan di stasiun Birowo memiliki nilai uji |Z| > 1.96, maka nilai α=0.5 dan tingkat beda nyata ditandai dengan (*). Artinya data jumlah hari hujan pada musim hujan tahun ke-i saling terkait dengan data jumlah hari hujan pada musim hujan tahun ke-j serta bukti adanya kecenderungan di stasiun Birowo memiliki tingkat kepercayaan 95%. Pada musim peralihan I di stasiun Wates Sawahan memiliki nilai uji |Z| > 1.96, maka nilai α=0.1 dan tingkat beda nyata ditandai dengan (+). Artinya data jumlah hari hujan pada musim hujan tahun ke-i saling terkait dengan data jumlah hari hujan pada musim hujan tahun ke-j serta bukti adanya kecenderungan di stasiun Wates Sawahan memiliki tingkat kepercayaan 90%. Pada musim kemarau tingkat beda nyata dikosongakan karena kecenderungan jumlah hari hujan pada musim kemarau di setiap stasiun menunjukkan tingkat beda nyata dengan kepercayaan di bawah 90%. Hal ini di karenakan pada dasarnya jumlah hari hujan pada musim kemarau sedikit, sehingga apabila terjadi penurunan jumlah hari hujan tidak akan menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Dari Tabel 3 juga dapat dilihat kenaikan atau penurunan kecenderungan di masing-masing stasiun dan seberapa besar tingkat beda nyata bukti adanya kecenderungan tersebut. Kecenderungan naik ditandai dengan nilai Z yang positif sedangkan kecenderungan turun ditandai dengan nilai Z yang negatif. Kecenderungan pada musim hujan dan musim peralihan II hampir seluruhnya naik. Sedangkan sebaliknya pada musim kemarau dan musim peralihan I, hampir seluruh stasiun kecenderungan turun. Kenaikan kecenderungan pada musim hujan dan penurunan kecenderungan pada musim kemarau menunjukkan kemungkinan adanya perpindahan jumlah hari hujan dari musim kemarau ke musim hujan. Hal ini terjadi hampir di seluruh stasiun, kecuali stasiun Kediri dan Wates Sawahan. Jika hal ini dibandingkan dengan hasil PDF sebelumnya, dimana pada musim hujan jelas terlihat adanya peningkatan jumlah hari hujan pada skala jumlah curah hujan 0-10 mm, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi perpindahan jumlah hari hujan dari musim kemarau ke musim hujan, pada hampir seluruh stasiun di sekitar DAS
Brantas, Jawa Timur dan jumlah hari hujan tersebut berpindah lebih banyak ke jumlah hari hujan dengan curah hujan rendah di banding dengan curah hujan tinggi. Pengaruh lokasi ketinggian stasiun terhadap kecenderungan yang terjadi juga terlihat pada Tabel 4. Pada daerah dataran yang lebih tinggi kecenderungan lebih berbeda nyata dibandingkan dengan daerah dataran rendah. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh orografik pada dataran tinggi. Tabel 5. Nilai uji Z jumlah hari hujan d i DAS Brantas tahun 1955-2005, tanpa tahuntahun El Nino dan La Nina. Stasiun
Kertoson o Kediri
Uji Z Keting Musim Musim -gian Musim PerMusim Per(mdpl) Hujan alihan Kemarau alihan I II 47
0.67
0.19
-0.93
1.02
70
-0.16
-0.56
0.03
1.37
Tugu Wates Kediri Birowo
118
0.65
-0.51
-0.37
2.22
175
-1.11
-0.45
-0.78
1.34
195
1.35
-0.07
-0.87
1.81
Tangkil
395
0.75
-0.81
-0.93
1.73
Wagir Wates Sawahan Semen Poncoku -sumo Pujon
480
1.59
2.1
0.45
2.14
620
-1.51
-2.36
-1.7
0.72
625
3.37
2.36
0.92
2.84
1120
1.52
0.81
-0.26
1.85
1258
-2.01
-1.34
-0.67
1.09
Tabel 6. Tingkat beda nyata jumlah hari hujan di DAS Brantas tahun 1955-2005, tanpa tahun-tahun El Nino dan La Nina. Stasiun
Kertoson o Kediri
Tingkat Beda Nyata KetingMusim Musim gian Musim PerMusim Per(mdpl) Hujan alihan Kemarau alihan I II 47 70
Tugu Wates Kediri Birowo
118
*
Tangkil
395
Wagir Wates Sawahan Semen Poncokusumo Pujon
480
*
620
*
175 195
625
+ +
***
1120 1258
*
* + ** +
*
10
+ * ** ***
= berbeda nyata 90%, = berbeda nyata 95% = berbeda nyata 99% = berbeda nyata 99,9%
Untuk melihat pengaruh El Nino dan La Nina terhadap perubahan kecenderungan yang terjadi di Brantas, maka dilakukan Uji kecenderungan MannKendall dengan menghilangkan tahun-tahun El Nino dan La Nina pada data jumlah hari hujan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Hasil yang diperoleh menunjukkan pada musim hujan dan musim peralihan I nilai uji Z dan tingkat beda nyata lebih kecil dibandingkan dengan data sebelum tahuntahun El Nino dan La Nina dihilangkan. Sedangkan pada musim kemarau dan musim peralihan II rata-rata nilai uji Z dan tingkat beda nyata lebih besar dibandingkan dengan data sebelum tahun-tahun El Nino dan La Nina dihilangkan. Artinya kejadian El Nino dan La Nina lebih berpengaruh pada musim kemarau dan musim peralihan II.
Wagir
4.3.2. Regresi Linear Deret Waktu. Pada awalnya data frekuensi hari hujan dijumlahkan per-tahun untuk mengetahui besar kecenderungan jumlah hari hujan tahunan selama 51 tahun. Namun hasil yang diperoleh (Gambar 7) tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda nyata. Hal ini disebabkan variasi data jumlah hari hujan tahunan selama 51 tahun tersebut terlalu besar. 200.00 180.00 160.00 140.00 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 1940
Data Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min 95 % conf. max
1960
1980
2000
2020
Year
Gambar 7. Uji kecenderungan MannKendall tahunan, stasiun Wagir. Data jumlah hari hujan pada masing-masing stasiun dikelompokkan pertiga bulan untuk memperkecil besar variasi data, yaitu bulan Desember-Februari (Musim hujan), Maret-Mei (Musim peralihan I), Juni-Agustus (Musim Kemarau), September-November (Musim peralihan II) seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 8, dan untuk stasiun lainnya dapat dilihat pada Lampiran 9 sampai dengan Lampiran 12. 80.00 70.00 60.00 Wagir
Keterangan:
Data Sen's estimate
50.00
99 % conf. min
40.00
99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00 0.00 1940
1960
1980
2000
2020
Year
Gambar 8. Uji kecenderungan MannKendall musiman, bulan DesemberFebruari, Stasiun Wagir. Model dari regresi linear deret waktu ini adalah f(t)=Qt+B, dimana Q merupakan slope kemiringan dan B adalah intersep. Nilai Q dan B ditampilkan pada lampran 13 sampai dengan lampiran 16. Nilai Q merupakan Sen’s slope estimator digunakan untuk uji kecenderungan. Namun pada penelitian ini uji kecenderungan tidak dilakukan karena hasil uji indepedensi, uji Z adalah tolak Ho, yang berarti data xij merupakan data depedensi (saling terkait). 4.4. Analisis Wavelet Wavelet merupakan salah satu alat matematika untuk menganalisis suatu deret waktu atau citra. Mother wavelet yang digunakan adalah Morlet. Karena sebagai mother wavelet, Morlet baik dalam mengekstrak suatu data, seperti nilai ekstrim dalam suatu deret waktu dan memberikan informasi mengenai skala spasial terhadap suatu data tersebut. Analisis perubahan jumlah curah hujan dari tahun 1955-2005 di DAS Brantas dengan menggunakan wavelet, dibagi menjadi empat periode waktu, yaitu jumlah curah hujan mingguan atau tujuh harian, tiga bulanan, enam bulanan dan tahunan Perubahan jumlah curah hujan dalam periode mingguan untuk stasiun semen ditunjukkan pada Gambar 9 (Gambar wavelet untuk stasiun lain terlampir pada Lampiran 17 sampai dengan Lampiran 27). Gambar 9.a. menunjukkan karakteristik curah hujan harian stasiun Semen. Gambar 9.b. merupakan power spektrum dari wavelet yang ditampilkan secara spasial sebagai garis kontur, dengan gradasi warna hitam dan putih. Semakin hitam menandakan nilai power spektrum dari wavelet semakin.
11
Gambar 9. a. Curah hujan harian stasiun Semen tahun 1955-2005, b. Wavelet time series curah hujan harian satsiun Semen, c. Global wavelet spectrum, d. Wavelet time series periode mingguan. kecil/lemah, sedangkan semakin putih menandakan bahwa nilai power spektrum semakin besar/kuat. Namun perlu diperhatikan untuk data kosong ditandai juga dengan warna putih, oleh karena itu hasil wavelet harus dibandingkan dengan grafik gradien regresi pada Gambar 9.d., data kosong pada Gambar 9.b. tidak akan terbentuk pada grafik pada Gambar 9.d. Gambar 9.c. merupakan power spektrum global dengan garis putus-putus adalah selang kepercayaan dengan besar 95% dan garis nyata adalah garis power spektrum secara global dari periode delapan tahunan hingga tiga harian. Gambar 9.d. menunjukkan besarnya power spektrum pada periode tertentu dari Gambar 9.b. Gambar 9.d. merupakan besar power spektrum dari wavelet pada periode mingguan sebagai representasi dari curah hujan ekstrim. Berdasarkan Gambar 9.d., garis gradien regresi yang terbentuk menunjukkan kecenderungan trend jumlah
curah hujan pada stasiun Semen naik. Untuk membandingkan kecenderungan secara keseluruhan pada setiap stasiun dapat di lihat pada Tabel 7. Nilai gradien regresi positif pada Tabel 7 menunjukkan adanya kenaikan kecenderungan jumlah curah hujan pada periode tertentu. Sebaliknya nilai negatif menunjukkan adanya penurunan kecenderungan. Semakin besar nilai gradien regresi maka semakin besar pula bukti keberadaan perubahan kecenderungan yang terjadi. Berdasarkan Tabel 7. pada periode mingguan tampak kecenderungan jumlah curah hujan ekstrim menurun di setiap stasiun, kecuali untuk stasiun Kediri, Wagir dan Semen. Karena data yang diambil sepanjang tahun, hasil yang diperoleh berbeda dengan hasil analisis jumlah hari hujan menggunakan metode statistik MannKendall. Apabila data yang diambil per tiga bulan, kemungkinan hasil yang diperoleh akan serupa.
12
Tabel 7. Tabel nilai garis regresi gradien dari wavelet time series. No
Stasiun
Ketinggian (mdpl)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kertosono Kediri Tugu Wates Kediri Birowo Tangkil Wagir Wates Sawahan Semen Poncokusumo Pujon
47 70 118 175 195 395 480 620 625 1120 1258
Curah Hujan Ekstrim (mingguan ) -0.056 0.054 -0.020 -0.067 -0.036 -0.070 0.031 -0.083 0.029 -0.051 -0.067
Gradien Regresi Wavelet Time series Intra Seasonal/ Semi MJO Annual/Monsoon (3 bulanan) (6 bulanan) 0.003 0.031 0.025 0.025 0.014 0.005 0.842 0.029 -0.019 0.003 -0.007 0.005 0.016 0.020 0.042 0.006 0.029 0.025 -0.001 -0.013 0.027 0.024
Annual/Monsoon (1 tahunan) -0.001 0.012 -0.008 0.010 0.002 -0.009 0.006 0.001 0.026 0.002 0.010
Gambar 10. Wavelet time series untuk periode tiga bulanan, di stasiun Semen Periode tiga bulanan menunjukkan pola perubahan kecenderungan intra seasonal yang diperngaruhi aktifitas MJO. Dari ke sebelas stasiun yang tampak pada Tabel 7 pengaruh MJO dari tahun 1955 hingga 2005 cenderung naik, kecuali untuk stasiun Birowo, Tangkil dan Poncokusumo. Gambar 10 menunjukkan wavelet time series untuk periode intra seasonal di stasiun Semen. Perubahan kecenderungan pada periode semi annual (enam bulanan) sebagai pengaruh monsoon pada Tabel 7 menunjukkan kenaikan hampir di setiap stasiun, kecuali pada stasiun Poncokusumo. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh monsoon di daerah Brantas dari tahun 1955-
2005. semakin kuat. Contoh wavelet pada periode ini dapat dilihat pada Gambar 11 Pada periode annual dimana periode monsoon masih berpengaruh, juga menunjukkan kenaikan kecenderungan hampir di setiap stasiun, kecuali untuk stasiun Kertosono, Tugu dan Tangkil. Contoh wavelet pada periode ini dapat dilihat pada Gambar 12.
13
Gambar 11. Wavelet time series untuk periode semi annual (enam bulanan), di stasiun Semen
Gambar 12. Wavelet time series untuk periode annual (tahunan), di stasiun Semen
14
V. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Dengan metode PDF dapat terlihat pola distribusi data jumlah hari hujan secara umum dan jumlah hari hujan ekstrim di wilayah DAS Brantas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pergeseran jumlah hari hujan ekstrim di atas normal (>110 mm) lebih jelas terlihat di dataran tinggi dibandingkan di dataran rendah. Pergeseran jumlah hari hujan ekstrim di atas normal (>110 mm) juga lebih jelas terlihat pada musim hujan dibandingkan musim kemarau. Perubahan jumlah hari hujan ekstrim di bawah normal fluktuatif dari tahun ke tahun sehingga tidak jelas apakah terjadi kenaikan atau penurunan jumlah hari hujan ekstrim pada skala curah hujan rendah (0<x=10 mm). Hasil yang diperoleh dari uji statistik kecenderungan Mann-Kendall menunjukkan bahwa data jumlah hari hujan antara tahun ke-I dengan tahun ke-j saling berkaitan atau dependen satu sama lain. Kecenderungan jumlah hari hujan pada musim hujan dan musim peralihan II, pada umumnya naik di setiap stasiun. Sedangkan pada musim kemarau dan masa peralihan I, pada umumnya menurun. Perubahan kecenderungan tampak lebih jelas terjadi pada musim hujan dan dataran yang lebih tinggi. Dari hasil Uji kecenderungan MannKendall juga diperoleh kesimpulan bahwa El Nino dan La Nina berpengaruh terhadap perubahan kecenderungan yang terjadi di DAS Brantas. Hasil analisis wavelet yang diperoleh menunjukkan power spektrum untuk curah hujan ekstrim dengan periode mingguan mengalami penurunan kecenderungan hampir di setiap stasiun. Periode intra seasonal dimana MJO berpengaruh pada periode ini, menunjukkan kecenderungan naik di ke sembilan stasiun dan menuirun untuk 3 stasiun. Begitu pula pada periode semi annual dan annual dimana curah hujan pada periode ini dipengaruhi oleh monsoon mengalami kenaikan hampir di setiap stasiun. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dari kedua metode, yaitu PDF dan statistik MannKendall sama bahwa pergeseran jumlah hari hujan ekstrim lebih jelas terlihat pada musim hujan dan pada dataran yang lebih tinggi. Jika hasil analisis kedua metode ini digabungkan maka, secara umum dapat
terlihat bahwa terjadi pergeseran jumlah hari hujan di musim kemarau ke musim hujan pada skala jumlah curah hujan 0<x=10 mm pada hampir seluruh stasiun di sekitar DAS Brantas Jawa Timur. 5.2. Saran Agar hasil pergeseran jumlah hari hujan ekstrim dengan menggunakan metode PDF dapat lebih jelas perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil selang waktu tiap tahun untuk melihat pergeseran data yang lebih spesifik. Begitu pula untuk statistik Mann-Kendall perlu dicoba dengan menganalisis data tidak hanya data jumlah hari hujan dan tidak hujan, melainkan data jumlah hari hujan pada skala curah hujan tertentu. Sedangkan untuk analisis menggunakan wavelet perlu dilakukan analisis berdasarkan musim.
DAFTAR PUSTAKA Aldrian, E, and Djamil, YS. 2006. Spatiotemporal climatic change of rainfall in East Java Indonesia. Int. J. of Climatology. Aldrian, E dan Susanto, RD. 2003. Indentification of Three Dominant Rainfall Regions Within Indonesia and Their Relationship to Sea Surface Temperature. Int. J. of Climatology 23:1435-1452. Boer, R. 2003. Penyimpangan iklim di Indonesia. Menggagas Strategi Alternatif dalam Menyiasati Penyimpangan Iklim serta Implikasinya pada Tataguna Lahan dan Ketahanan Pangan Nasional. Seminar Nasional Ilmu Tanah. 24 Mei 2003. Tidak dipublikasikan. BPPT. 1993. Laporan Hasil Penelitian Hujan Buatan di DAS Brantas Bulan Oktober-November 1992. UPT Hujan Buatan BPP Teknologi. Jakarta. Hirsch, RM, James, R, Smith, RA. 1982. Techniques of trend analysis for monthly water quality data. Water research vol. 18, no. 1. 107-121. Jee, Hj, Chang, HH, Baek, MK. 2004. Influence of The Madden-Julian oscilation on wintertime surface air temperature and cold surges in East Asia. J. of Geophysical Reasearch. Kadioglu, M. 1997. Trends in surface air temperature data over Turkey. Int. J. of Climatology 17: 511-520.
15
Kendall, MG. 1973. Time-Series. Griffin. London. Nasir, AA. 1995. Ruang lingkup Klimatologi. In: Handoko (eds). Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Jakarta. pp 1-10. Nasution, AH dan Barizi. 1976. Metode Statistika. Gramedia. Jakarta. Nieuwolt, S. 1975. Tropical Climatology : An Introduction to The Climate of The Low Latitudes. John, W and Sons. New York. Perum Jasa Tirta 1. 2005. Laporan tahunan Perum Jasa Tirta 1. Tidak dipublikasikan. Prawirowardoyo, S. 1996. Meteorologi. ITB. Bandung. Ramage, CS. 1971. Monsoon Meteorology. Academic Press. New York, London. 296p. Seto, TH. 2003. Baratan kuat dan pengaruhnya terhadap angina vertical dan konveksi di Bukit Tinggi Sumatera Barat. J. Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca. 04:5559. Storch, HV, Zwiers, FW. 1999. Statistical Analysis in Climate Research. Cambridge University Press. London. Torrence, C, Compo, GP. 1998. A Practical guide to wavelet analysis. Bull. Amer. Meteor. Soc. 79 : 61-78. Walpole, RE. 1990. Pengantar Statistika. Gramedia. Jakarta. 515p.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Probability Density Function jumlah hari hujan untuk musim hujan. Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Birowo
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Tangkil
140
1965-1969
120
1970-1974
100
1975-1979
80
1980-1984
60
1985-1989
40
1990-1994
20
1995-1999
0
2000-2004
1960-1964 1965-1969 1970-1974
150
1975-1979 1980-1984
100
1985-1989 1990-1994
50
1995-1999 0
>11 0
20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x< =1 00 10 0< x< =1 10
1955-1959
200 Frekuensi
1960-1964
2000-2004
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x< =4 0 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
160
0< x< =1 0 10 <x <= 20
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Tugu
Bulan Desember-Februari, Stasiun Semen 200
180
180 160
1960-1964
100
1965-1969
80
1970-1974
60
1975-1979
40
1980-1984
20
1985-1989
0
1990-1994 2000-2004
1960-1964 1965-1969
100 80
1970-1974
60 40 20
1975-1979
0
1990-1994 1995-1999
0< x< =1 0 10 <x <= 20
>1 10
80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80
0< x<= 10
1995-1999
1955-1959
140 120
1980-1984 1985-1989
>1 10
120
70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1955-1959
20 <x <= 30 30 <x <= 40
140
Frekuensi
Frekuensi
160
40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70
Frekuensi
250
1955-1959
180
>1 10
200
2000-2004
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Wagir
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Kediri
1965-1969
100
1970-1974
80
1975-1979
60
1980-1984
40
1985-1989
160 140
1955-1959
120
1960-1964
100
1965-1969
80
1970-1974
60
1975-1979
40
1980-1984 1985-1989 1990-1994
20
1990-1994
20
0
1995-1999
0 0< x< =1 0 10 <x <= 20
>1 10
60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60
0< x< =1 0 10 <x <= 20
2000-2004
>1 10
120
70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1960-1964
20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70
1955-1959
140
Frekuensi
Frekuensi
180 160
1995-1999 2000-2004
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Wates Sawahan
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Kertosono
1960-1964
160
1965-1969
1960-1964
140
1970-1974
1965-1969
120
1975-1979
100
1980-1984
80 60
1985-1989
40
1985-1989
20
1990-1994
0
1995-1999 2000-2004
Curah Hujan (mm)
1995-1999 2000-2004
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Poncokusumo
180 160 140 120
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Wates Kediri 1955-1959
160
1960-1964
140
1965-1969
120
1955-1959
1970-1974
100
1960-1964
Frekuensi
200
1975-1979
80
1980-1984
60
1985-1989
40
1990-1994
40
1980-1984
20
1995-1999
20
1985-1989
0
2000-2004
0
1990-1994
1965-1969
80
1970-1974
60
>1 10
70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1975-1979
20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70
0< x< =1 0 10 <x <= 20
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
>1 10
100
1995-1999 2000-2004
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004 >1 10
Frekuensi
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Desember-Februari, Stasiun Pujon
0<x <= 10 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
Frekuensi
1990-1994
>1 10
1980-1984
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
>1 10
1975-1979
Frekuensi
180
1955-1959
1970-1974
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x<= 11 0
Frekuensi
1955-1959
180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Curah Hujan (mm)
18
Lampiran 2. Probability Density Function jumlah hari hujan untuk musim peralihan I. Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei Stasiun Tangkil
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Birowo 140
120 1955-1959 100
1960-1964
100
1970-1974 1975-1979
60
1980-1984
Frekuensi
1965-1969
80 Frekuensi
1955-1959
120
1960-1964
1985-1989
40
1970-1974 1975-1979
60
1980-1984 1985-1989
40
1990-1994
1990-1994 1995-1999
1995-1999
20
1965-1969
80
20
2000-2004
2000-2004
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
>1 10
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
0
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Tugu
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Semen
140
1960-1964
120
1965-1969
100
1970-1974
80
1975-1979 1980-1984 1985-1989 1995-1999
0
2000-2004
1970-1974 1975-1979
60
1980-1984 1985-1989
40
1990-1994 1995-1999
20
2000-2004
0 0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
>1 10
80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1990-1994
20
40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80
40
1965-1969
80
Curah Hujan (mm)
>1 10
60
1960-1964
100 Frekuensi
140
1955-1959
120
1955-1959
30 <x <= 40
Frekuensi
160
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30
>1 10
0
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Kediri
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Wagir 140
120
1955-1959 1960-1964
80
1965-1969 1970-1974
1960-1964
100
1965-1969 1970-1974
80
1975-1979
60
1980-1984
40
1985-1989 1990-1994
1975-1979
60
1980-1984 1985-1989
40
1990-1994 20
1995-1999 2000-2004
1995-1999
20
>1 10
70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
60 <x <= 70
40 <x <= 50 50 <x <= 60
30 <x <= 40
10 <x <= 20 20 <x <= 30
0 0< x< =1 0
1955-1959
120
Frekuensi
Frekuensi
100
2000-2004
0
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Kertosono
>1 10
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm) 140
1955-1959
120
1960-1964
Frekuensi
100
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Wates Sawahan
1965-1969
80
1970-1974
60
1975-1979
40
1980-1984
20
1985-1989
140
1990-1994
0
2000-2004
Curah Hujan (mm)
Frekuensi
>1 10
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1995-1999
120
1955-1959 1960-1964
100
1965-1969 1970-1974
80
1975-1979 1980-1984
60
1985-1989
40
1955-1959 1960-1964
120
1965-1969
100
1970-1974
80
1975-1979
2000-2004
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Wates Kediri
1980-1984 60
1985-1989
40
1990-1994
20
1995-1999
140
Frekuensi
>1 10
40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret-Mei, Stasiun Pujon
1955-1959
120
2000-2004
0
1960-1964
100
1965-1969 1970-1974
80
1975-1979
60
1980-1984
40
1985-1989 1990-1994 1995-1999
20
2000-2004
160
1960-1964
140
1965-1969
120
1970-1974
100
1975-1979
80
>1 10
1955-1959
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
180
Curah Hujan (mm)
1980-1984
60
1985-1989
40 20
1990-1994
0
1995-1999 2000-2004 >1 10
Frekuensi
0
0<x <=1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
Frekuensi
140
1990-1994 1995-1999
0 0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 10 0 0< x< =1 10
160
20
>1 10
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Maret--Mei, Stasiun Poncokusumo
Curah Hujan (mm)
19
Lampiran 3. Probability Density Function jumlah hari hujan untuk musim kemarau. Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Birowo
50
1970-1974
1985-1989
20
1990-1994
1995-1999
10
1995-1999 2000-2004
0
>1 10
10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1980-1984
1990-1994 2000-2004
0
1975-1979
40 30
1985-1989
10
Frekuensi
1965-1969
1970-1974
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Tugu
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Semen 100
1970-1974 1975-1979
60
1980-1984 40
1985-1989
20
1980-1984
40
1985-1989
30
1990-1994
20
1995-1999
10
2000-2004
0
1990-1994 1995-1999
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40
2000-2004
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Wagir
45
50
1955-1959 1960-1964
1975-1979
20
1980-1984
15 10
1985-1989 1990-1994
5
1995-1999
0
2000-2004
1955-1959
45
1960-1964
40
1965-1969
35
1970-1974
30
1975-1979
25
1980-1984
20
1985-1989
15
1990-1994
10
1995-1999
5
>1 10
25
2000-2004
0 0< x< =1 0 10 <x< =2 0 20 <x< =3 0 30 <x <= 40 40 <x< =5 0 50 <x< =6 0 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
30
1965-1969 1970-1974
Curah Hujan (mm)
>1 10
35
Frekuensi
40
30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70
1975-1979
50
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Kediri
Frekuensi
1970-1974
60
Curah Hujan (mm)
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30
1965-1969
70
>1 10
40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40
0
1960-1964
80 Frekuensi
Frekuensi
80
1955-1959
90
1965-1969
>1 10
1960-1964
80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1955-1959
100
70 <x <= 80
120
40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70
Frekuensi
60
1980-1984
20
1960-1964
1965-1969 1975-1979
30
1955-1959
70
1960-1964
40
0< x< =1 0
80
1955-1959
50
>1 10
60
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Tangkil
Curah Hujan (mm)
1955-1959
1995-1999
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Wates Sawahan
1960-1964 1965-1969
60 1955-1959
1970-1974 50
1975-1979 1985-1989 1990-1994
Frekuensi
1980-1984
>1 10
2000-2004
1960-1964 1965-1969
40
1970-1974 1975-1979
30
1980-1984 20
1985-1989 1990-1994
10
Curah Hujan (mm)
1995-1999 2000-2004
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 10 0 0< x< =1 10
0
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Poncokusumo
>1 10
Frekuensi
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0< x< =1 0 10 <x <= 20 20< x<= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50< x<= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80< x<= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Kertosono
Curah Hujan (mm)
60
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Wates Kediri
1955-1959 1960-1964 1965-1969
40
1970-1974 30
10
>1 10
90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
70 <x <= 80 80 <x <= 90
60 <x <= 70
30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60
10 <x <= 20 20 <x <= 30
1955-1959
1980-1984
70
1985-1989
60
1965-1969
1990-1994
50
1970-1974
1995-1999
0 0< x< =1 0
80
1975-1979
20
2000-2004
Frekuensi
Frekuensi
50
1960-1964
1975-1979
40
1980-1984
30
1985-1989
20
1990-1994
10
1995-1999
Curah Hujan (mm)
2000-2004
0< x< =1 0 10 <x< =2 0 20 <x< =3 0 30 <x <= 40 40 <x< =5 0 50 <x< =6 0 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
90 1955-1959
80
Curah Hujan (mm)
1960-1964
70
1965-1969
60
1970-1974 50
1975-1979
40
1980-1984
30
1985-1989
20
1990-1994
10
1995-1999
0 >1 10
30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
2000-2004 10 <x <= 20 20 <x <= 30
0< x< =1 0
Frekuensi
>1 10
0
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan Juni-Agustus, Stasiun Pujon
Curah Hujan (mm)
20
Lampiran 4. Probability Density Function jumlah hari hujan untuk musim peralihan II. Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Birowo
50
1975-1979
40
1980-1984
30
1985-1989
20
1990-1994
1985-1989 1990-1994 1995-1999
10
2000-2004
0 0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
>1 10
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1980-1984
40
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Tugu
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Semen 120
140
1955-1959
1955-1959
100
1965-1969 1970-1974
80
1975-1979
60
1980-1984
1965-1969
1985-1989 40
1990-1994
20
1995-1999
1970-1974 1975-1979
60
1980-1984 1985-1989
40
1990-1994 1995-1999 2000-2004
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
0
>1 10
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
80
20
2000-2004
0
1960-1964
100
>11 0
1960-1964 Frekuensi
120
Frekuensi
1975-1979
50
20
2000-2004
0
1970-1974
60
30
1995-1999
10
1965-1969
70 Frekuensi
1970-1974
1960-1964
80
1965-1969
60
1955-1959
90
1960-1964
70 Frekuensi
100
1955-1959
80
>1 10
90
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Tangkil
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Wagir
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Kediri 100
Frekuensi
40
1955-1959
90
1960-1964 1965-1969
80
1970-1974 1975-1979
30
1980-1984 20
1985-1989 1990-1994
10
1965-1969 1970-1974 1975-1979
50
1980-1984
40
1985-1989 1990-1994
20
1995-1999
10
>1 10
2000-2004
0 0< x< =1 0 10 <x< =2 0 20 <x< =3 0 30 <x <= 40 40 <x< =5 0 50 <x< =6 0 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80
30 <x <= 40 40 <x <= 50
0< x< =1 0
10 <x <= 20 20 <x <= 30
1960-1964
60
30
1995-1999 2000-2004
0
1955-1959
70
Curah Hujan (mm)
>1 10
50
Frekuensi
60
Curah Hujan (mm) Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Kertosono 60
1955-1959
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Wates Sawahan
1960-1964
50
1965-1969 Frekuensi
40
1970-1974
30
1975-1979 1980-1984
20
80
1955-1959
70
1960-1964
60
1965-1969
50
1970-1974
1995-1999 2000-2004
Curah Hujan (mm)
1990-1994
10
1995-1999 2000-2004
Curah Hujan (mm)
1960-1964 1965-1969
60 50
1970-1974
40 30 20
1980-1984
10 0
1995-1999
80
2000-2004
70
1965-1969
60
1970-1974
50
1975-1979
40
1980-1984
30
1985-1989
20
1990-1994
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Wates Kediri
1975-1979 1985-1989
90
Frekuensi
>1 10
Curah Hujan (mm)
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Pujon
1955-1959 1960-1964
1995-1999
10
2000-2004
1955-1959 1960-1964
2000-2004
1965-1969
>1 10
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x< =4 0 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x< =7 0 70 <x< =8 0 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
0 0< x< =1 0 10 <x< =2 0 20 <x< =3 0 30 <x <= 40 40 <x< =5 0 50 <x< =6 0 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1990-1994
20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60
0< x< =1 0 10 <x <= 20
Frekuensi
1985-1989
20
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30 30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60 60 <x <= 70 70 <x <= 80 80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
1955-1959
80 70
Curah Hujan (mm)
1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 >1 10
Frekuensi
1980-1984
30
0
Probability Density Function (PDF) Jumlah Hari Hujan Bulan September-November, Stasiun Poncokusumo 100 90
1975-1979
40
>1 10
>1 10
80 <x <= 90 90 <x <= 10 0 10 0< x< =1 10
70 <x <= 80
60 <x <= 70
30 <x <= 40 40 <x <= 50 50 <x <= 60
0< x< =1 0 10 <x <= 20 20 <x <= 30
0
1990-1994
Frekuensi
1985-1989 10
Curah Hujan (mm)
21
Lampiran 5. Jumlah hari hujan musim hujan selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Birowo. Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 202 201 260 223 219 274 206 258 280 266
0<x =10 98 94 102 88 81 159 113 154 177 133
10<x =20 37 40 74 59 47 50 46 40 55 45
20<x =30 29 24 36 41 42 25 28 26 18 31
30<x =40 10 13 16 18 21 19 6 12 14 19
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 12 7 7 7 11 5 13 7 5 8 1 2 10 6 4 7 4 1 5 2 3 9 4 6 4 5 2 11 10 5
70<x =80 0 1 3 2 3 2 1 4 5 2
80<x =90 1 1 3 2 3 3 1 1 0 4
90<x =100 1 3 0 1 1 3 1 1 0 3
100<x =110 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1
>110 0 0 1 1 1 1 0 1 0 2
Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Kediri Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 222 224 198 212 189 236 199 275 268 201
0<x =10 115 109 116 111 90 93 90 146 148 99
10<x =20 46 43 33 43 35 54 31 46 47 36
20<x =30 23 23 14 25 24 33 21 30 24 28
30<x =40 19 21 12 16 10 23 19 19 20 14
Skala Cu rah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 10 4 4 12 2 5 10 3 2 6 2 3 10 8 5 8 4 12 10 9 9 9 11 6 10 12 2 5 10 1
70<x =80 1 3 6 1 5 4 3 2 2 3
80<x =90 0 1 1 4 0 3 4 4 3 1
90<x =100 0 1 0 0 1 2 0 1 0 2
100<x =110 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0
90<x =100 1 0 0 1 1 2 1 0 1 3
100<x =110 0 0 1 0 2 0 2 0 0 0
>110 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0
100< x=11 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 0
>11 0 0 2 2 1 0 0 1 5 5 0
>110 0 4 0 1 0 0 2 0 0 2
Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Kertosono Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 253 222 203 236 234 279 208 289 263 222
0<x =10 139 123 85 97 119 169 98 162 129 134
10<x =20 46 41 44 68 42 35 43 46 56 37
20<x =30 19 19 33 24 21 22 16 26 29 17
30<x =40 22 19 14 26 17 24 21 23 16 14
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 9 6 6 8 3 3 12 9 1 11 8 0 13 3 8 10 6 2 10 7 5 12 6 8 13 4 3 6 7 3
70<x =80 3 3 2 1 4 7 2 4 7 1
80<x =90 1 3 2 0 3 2 2 2 2 0
Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Poncokusumo Skala Curah Hujan (mm)
Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 247 266 234 258 268 299 258 307 318 299
0<x =10 105 105 92 103 130 172 159 144 142 171
10<x =20 63 57 49 61 51 54 47 58 66 49
20<x =30 27 35 36 46 32 31 22 43 34 31
30<x =40 16 31 18 18 31 15 14 21 20 21
40<x =50 19 17 18 10 10 12 8 9 24 11
50<x =60 7 6 6 11 6 6 2 15 11 7
60<x =70 5 6 6 6 6 5 2 2 5 7
70<x =80 2 4 5 0 0 3 2 4 7 2
80<x =90 1 3 2 1 1 0 0 4 0 0
90<x =100 1 0 0 0 1 1 0 2 1 0
22
Lampiran 5. Tabel jumlah hari hujan pada musim hujan selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. (lanjutan) Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Pujon Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 321 293 324 287 292 339 321 316 320 250
0<x =10 190 146 189 150 155 182 135 144 175 142
10<x =20 65 70 66 66 73 65 59 55 65 55
20<x =30 33 36 40 39 30 44 39 39 36 20
30<x =40 14 17 17 17 17 20 30 24 17 18
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 11 4 3 13 3 4 7 1 2 5 5 2 9 3 3 12 6 5 19 13 12 14 14 9 8 11 6 6 5 2
70<x =80 1 2 1 2 1 1 7 8 0 0
80<x =90 0 0 0 0 0 3 3 3 0 1
90<x =100 0 1 1 1 1 1 2 2 1 0
100<x =110 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
>110 0 0 0 0 0 0 1 4 1 1
90<x =100 8 0 1 2 4 3 3 1 1 3
100<x =110 2 1 1 1 1 0 0 6 0 1
>110 2 6 0 2 1 0 4 3 6 2
90<x =100 3 2 3 1 0 0 0 1 0 1
100<x =110 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
>110 1 2 0 0 0 0 1 1 1 0
90<x =100 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
100<x =110 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 0 0 0 0 1 1 0 2 0 1
Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Semen Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 216 194 166 161 181 204 327 332 327 315
0<x =10 60 54 42 42 52 57 171 141 169 143
10<x =20 54 65 36 36 40 43 65 55 60 54
20<x =30 32 24 23 34 24 38 40 43 27 37
30<x =40 23 16 35 23 20 21 19 36 25 27
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 18 8 2 13 6 4 12 4 6 6 6 2 14 8 7 17 13 4 14 5 1 11 11 11 16 10 6 17 15 8
70<x =80 5 3 4 4 7 6 4 8 5 4
80<x =90 2 2 2 3 3 2 1 6 2 4
Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Tangkil Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 246 283 286 292 270 310 290 275 310 278
0<x= 10 125 134 135 141 134 197 181 140 176 158
10<x =20 44 51 58 70 56 51 52 54 51 56
20<x =30 28 42 38 40 40 34 26 34 25 28
30<x =40 19 21 23 20 19 13 14 18 19 11
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 13 6 2 15 7 3 18 6 3 10 5 1 8 6 4 5 8 0 9 5 0 10 6 8 14 13 6 12 3 3
70<x =80 4 3 2 3 2 1 0 1 2 2
80<x =90 1 3 0 1 1 1 2 2 2 4
Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Tugu Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 197 216 243 234 238 226 229 300 290 208
0<x= 10 74 95 131 89 122 111 108 145 177 116
10<x =20 54 49 54 57 59 51 41 64 49 42
20<x =30 32 30 29 37 29 29 26 32 31 21
30<x =40 15 17 12 30 12 14 24 20 21 16
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 11 8 2 11 5 4 5 2 4 11 1 5 10 2 2 8 6 2 19 6 3 17 8 5 6 4 1 6 2 1
70<x =80 1 3 1 4 0 2 1 5 0 1
80<x =90 0 1 4 0 1 1 1 2 1 2
23
Lampiran 5. Tabel jumlah hari hujan pada musim hujan selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. (lanjutan) Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Wagir Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 218 221 226 235 198 249 153 277 302 288
0<x= 10 73 79 69 79 79 128 69 99 155 153
10<x =20 66 64 85 57 51 55 44 58 46 58
20<x =30 28 28 32 46 24 28 18 46 39 31
30<x =40 25 18 8 21 16 16 10 18 21 15
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 15 4 1 19 5 2 12 8 4 14 7 6 8 8 5 12 5 1 5 4 3 13 14 8 16 10 5 12 6 9
70<x =80 2 2 4 3 5 1 0 6 6 0
80<x =90 3 0 2 0 1 1 0 3 2 3
90<x =100 0 3 1 1 1 0 0 5 2 0
100<x =110 1 0 1 1 0 0 0 2 0 1
>110 0 1 0 0 0 2 0 5 0 0
90<x =100 2 2 0 0 3 0 1 2 7 3
100<x =110 0 3 0 1 1 0 1 1 1 0
>110 3 6 0 2 3 0 1 2 3 7
90<x =100 1 0 1 3 1 3 0 2 2 1
100<x =110 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1
>110 1 2 0 0 0 1 0 2 1 1
Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Wates Sawahan Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 302 298 267 279 314 307 297 324 321 209
0<x= 10 141 146 112 124 134 139 155 138 147 93
10<x =20 66 58 73 69 70 58 65 71 62 34
20<x =30 35 27 40 35 41 37 35 37 38 25
30<x =40 26 19 18 21 27 23 20 23 17 12
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 12 6 6 20 7 1 9 7 1 10 8 7 16 7 6 17 16 7 10 7 2 17 14 6 23 14 7 11 12 4
70<x =80 3 6 3 2 4 7 0 8 2 4
80<x =90 2 3 4 0 2 3 0 5 0 4
Jumlah curah hujan musim hujan di stasiun Wates Kediri Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 240 204 231 225 211 242 190 270 275 225
0<x= 10 136 95 121 103 106 105 125 123 143 132
10<x =20 52 47 51 49 38 52 35 53 50 51
20<x =30 21 30 25 32 34 31 16 35 24 18
30<x =40 11 11 12 15 14 21 8 14 24 12
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 8 3 3 8 6 2 11 2 4 12 4 2 7 6 0 12 9 6 5 1 0 17 11 4 9 10 7 4 3 2
70<x =80 1 3 4 4 2 2 0 3 1 0
80<x =90 3 0 0 1 2 0 0 4 4 0
24
Lampiran 6. Jumlah hari hujan musim peralihan I selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. Jumlah curah hujan musim peralihan I di stasiun Birowo. Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 137 148 172 157 165 128 88 159 176 156
0<x =10 60 79 78 65 68 56 60 108 111 82
10<x =20 43 33 42 41 45 37 11 21 28 30
20<x =30 16 8 28 20 29 17 7 13 12 18
30<x =40 7 8 8 17 9 5 7 6 8 10
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 5 1 3 9 4 3 7 4 3 7 0 2 6 5 1 6 3 1 0 2 0 5 3 1 7 3 4 5 3 4
70<x =80 2 0 1 3 0 1 0 2 1 2
80<x =90 0 4 1 1 1 0 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
100<x =110 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
90<x =100 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0
90<x =100 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0
100<x =110 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0
>110 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1
Jumlah curah hujan musim peralihan I di stasiun Kediri Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 175 158 102 167 139 149 115 174 188 169
0<x =10 78 55 56 91 48 64 47 91 106 95
10<x =20 38 37 18 40 32 26 23 33 37 33
20<x =30 22 22 11 16 18 26 18 16 19 9
30<x =40 13 19 3 10 15 11 11 16 8 14
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 3 9 9 11 6 4 4 4 0 3 4 2 9 2 7 7 2 5 6 4 3 5 5 2 8 6 1 6 6 2
70<x =80 1 1 3 0 5 2 1 2 1 2
80<x =90 1 1 1 0 0 3 0 1 0 2
>110 0 2 1 1 2 1 0 1 2 0
Jumlah curah hujan musim peralihan I di stasiun Kertosono Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 173 160 128 171 179 166 141 184 165 160
0<x =10 94 67 64 86 89 93 84 120 97 90
10<x =20 29 30 26 41 29 41 22 20 22 23
20<x =30 17 24 12 21 22 15 9 14 12 21
30<x =40 9 9 16 11 14 8 7 9 16 6
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 6 3 6 6 4 12 2 3 0 5 1 4 5 10 7 5 2 0 9 4 3 8 6 3 7 3 4 10 5 2
70<x =80 5 2 0 1 0 1 2 3 3 2
80<x =90 4 1 4 0 2 0 1 0 0 1
>110 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim peralihan I di stasiun Poncokusumo Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 188 184 167 185 206 198 203 168 215 201
0<x =10 86 97 65 90 100 134 139 80 109 110
10<x =20 51 44 46 48 56 28 47 34 46 41
20<x =30 21 17 18 14 17 24 7 12 26 18
30<x =40 15 13 13 17 13 6 5 16 10 15
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 5 5 3 3 5 3 13 4 5 10 3 2 9 6 2 5 1 0 2 0 2 10 11 1 11 4 3 11 0 0
70<x =80 1 0 2 1 1 0 0 0 2 3
80<x =90 1 1 0 0 1 0 1 3 1 2
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1
100<x =110 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
>110 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
25
Lampiran 6. Jumlah hari hujan musim peralihan I selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. (lanjutan) Jumlah curah hujan musim peralihan I d i stasiun Pujon Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 231 169 219 231 218 199 187 177 196 173
0<x =10 155 83 154 155 131 129 111 101 127 119
10<x =20 42 45 31 38 35 29 20 25 43 26
20<x =30 14 28 17 20 23 20 17 17 11 11
30<x =40 8 8 10 9 17 12 8 12 8 7
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 6 4 2 2 0 1 3 3 1 5 3 0 5 5 1 4 4 0 9 7 3 8 7 4 6 1 0 8 0 2
70<x =80 0 0 0 0 1 0 4 2 0 0
80<x =90 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0
90<x =100 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
>110 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0
Jumlah curah hujan musim peralihan I d i stasiun Semen Skala Curah Hujan (mm) Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0
0<x =10
10<x =20
20<x =30
30<x =40
40<x =50
50<x =60
60<x =70
70<x =80
80<x =90
90<x =100
163 161 114 133 177 124 277 245 251 238
48 43 28 47 63 66 145 104 125 120
44 51 29 32 32 19 52 52 48 37
28 19 24 17 34 16 40 20 19 26
8 11 11 16 17 9 25 25 22 21
9 5 4 6 5 5 8 17 16 13
8 14 6 3 8 3 4 10 7 5
7 3 4 7 4 3 1 4 1 5
4 8 3 2 7 1 1 3 4 3
3 2 4 3 2 1 0 3 1 3
1 1 0 0 4 0 1 2 2 1
100< x =110 1 1 0 0 1 0 0 1 1 2
>110 2 3 1 0 0 1 0 4 5 2
Jumlah curah hujan musim peralihan I d i stasiun Tangkil Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 214 189 186 216 226 188 184 178 210 206
0<x= 10 107 105 85 104 125 127 122 93 119 114
10<x =20 39 30 46 48 38 33 32 33 40 40
20<x =30 36 10 19 28 26 13 15 15 19 20
30<x =40 12 18 13 20 15 6 7 19 13 9
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 8 2 6 7 7 4 10 3 5 5 5 3 10 3 3 3 1 3 3 3 2 8 7 2 4 5 1 7 3 6
70<x =80 1 2 3 1 2 0 0 1 3 2
80<x =90 0 2 1 2 0 1 0 0 1 2
90<x =100 2 1 0 0 0 1 0 0 3 1
100<x =110 0 2 1 0 1 0 0 0 1 2
90<x =100 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
100<x =110 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
>110 1 1 0 0 3 0 0 0 1 0
Jumlah curah hujan musim peralihan I d i stasiun Tugu Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 168 196 161 219 194 116 111 224 171 175
0<x= 10 80 82 95 95 103 51 72 133 116 101
10<x =20 41 43 32 57 46 33 16 40 23 36
20<x =30 22 22 16 32 20 12 13 17 15 11
30<x =40 5 21 6 20 13 9 5 14 10 11
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 11 3 3 12 4 6 2 3 3 6 2 4 6 2 2 4 3 4 0 1 3 7 3 4 2 3 1 6 2 4
70<x =80 0 2 1 1 1 0 0 3 0 1
80<x =90 2 0 3 2 1 0 1 2 1 0
>110 1 2 0 0 0 0 0 0 0 2
26
Lampiran 6. Jumlah hari hujan musim peralihan I selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. (lanjutan) Jumlah curah hujan musim peralihan I d i stasiun Wagir Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 158 140 124 169 163 158 112 209 199 197
0<x= 10 67 63 39 72 78 91 67 99 104 115
10<x =20 39 35 38 37 34 32 23 33 38 36
20<x =30 19 11 23 24 20 17 10 21 20 19
30<x =40 15 10 12 11 12 9 2 15 11 10
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 10 2 2 11 3 1 3 2 4 7 4 6 5 3 6 2 3 2 6 0 4 12 7 7 14 1 5 5 4 4
70<x =80 3 3 1 2 2 0 0 5 3 0
80<x =90 1 0 1 2 0 0 0 4 1 0
90<x =100 0 2 0 3 2 1 0 2 0 2
100<x =110 0 1 0 1 0 1 0 2 0 0
>110 0 0 1 0 1 0 0 2 2 2
Jumlah curah hujan musim peralihan I d i stasiun Wates Sawahan Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 231 244 186 247 232 268 180 210 219 152
0<x= 10 104 110 92 119 105 124 97 103 121 61
10<x =20 62 55 43 55 50 59 45 37 45 28
20<x =30 34 28 16 25 30 33 12 24 8 24
30<x =40 9 19 6 21 16 28 11 21 18 6
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 9 3 4 14 6 6 13 4 3 13 4 4 13 4 4 6 5 3 6 3 3 11 4 2 7 6 2 11 5 4
70<x =80 1 1 1 2 3 5 2 2 7 6
80<x =90 2 2 5 3 2 1 0 4 2 2
90<x =100 2 1 3 0 1 2 1 2 0 2
100<x =110 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
>110 0 2 0 1 3 1 0 0 2 2
Jumlah curah hujan musim peralihan I d i stasiun Wates Kediri Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 205 190 157 197 200 182 159 200 213 183
0<x= 10 106 98 61 80 125 57 82 89 113 96
10<x =20 31 39 34 39 43 44 35 28 34 35
20<x =30 20 21 22 26 11 21 25 21 17 13
30<x =40 16 12 15 19 10 23 12 13 16 13
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 12 6 4 6 4 5 12 6 5 8 7 6 3 3 3 15 5 8 3 1 1 16 10 4 9 13 5 11 7 3
70<x =80 4 1 1 10 0 4 0 4 4 1
80<x =90 2 0 1 2 2 2 0 7 0 1
90<x =100 2 1 0 0 0 2 0 1 1 1
100<x =110 2 1 0 0 0 0 0 3 0 1
>110 0 2 0 0 0 1 0 4 1 1
27
Lampiran 7. Ju mlah hari hujan musim kemarau selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Birowo. Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 109 16 36 33 43 37 38 31 68 19
0<x =10 51 12 23 19 21 23 33 26 57 14
10<x =20 28 3 5 3 11 6 4 3 3 4
20<x =30 15 1 2 7 6 3 1 0 5 1
30<x =40 6 0 4 3 3 0 0 2 0 0
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 1 4 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0
70<x =80 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
80<x =90 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90<x =100 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
90<x =100 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
100<x =110 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100< x=11 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
>11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Kediri Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 77 7 30 28 31 23 35 26 60 25
0<x =10 41 7 17 20 17 10 21 13 37 19
10<x =20 16 0 9 7 4 5 5 4 8 4
20<x =30 7 0 1 1 6 5 5 1 8 1
30<x =40 5 0 1 0 1 0 1 5 2 1
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 3 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 1 1 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0
70<x =80 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
80<x =90 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Kertosono Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 66 30 35 34 36 35 46 23 54 20
0<x =10 39 16 22 23 27 21 30 14 28 13
10<x =20 13 9 5 6 3 7 6 5 10 3
20<x =30 4 3 4 2 4 4 4 1 9 2
30<x =40 2 1 1 2 0 0 1 0 1 1
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 3 2 1 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 1 2 3 0 0 2 2 2 0 1 0
70<x =80 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
80<x =90 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Poncokusumo Skala Curah Hujan (mm)
Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 98 19 35 36 37 26 71 23 60 34
0<x =10 54 12 14 20 20 19 54 15 44 28
10<x =20 29 2 10 11 7 6 9 2 6 2
20<x =30 9 1 4 1 6 1 2 4 3 3
30<x =40 4 3 5 2 3 0 2 0 2 1
40<x =50 0 1 2 1 0 0 4 2 4 0
50<x =60 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
60<x =70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
70<x =80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
80<x =90 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28
Lampiran 7. Jumlah hari hujan musim kemarau selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. (lanjutan) Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Pujon Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 109 23 45 30 41 43 74 29 50 32
0<x =10 84 18 31 17 33 31 63 23 41 29
10<x =20 14 2 8 7 5 7 5 6 4 1
20<x =30 6 1 3 4 2 3 1 0 4 2
30<x =40 0 0 2 0 1 2 1 0 1 0
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 5 0 0 0 1 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
70<x =80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
80<x =90 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90<x =100 2 0 0 0 0 0 2 0 1 0
100<x =110 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100<x =110 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
90<x =100 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Semen Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 105 19 19 32 35 2 153 66 99 44
0<x =10 41 15 3 18 11 0 96 38 60 19
10<x =20 18 4 6 5 6 1 23 13 16 11
20<x =30 15 0 5 3 5 0 16 8 9 4
30<x =40 9 0 1 3 6 0 5 2 4 7
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 7 6 2 0 0 0 3 1 0 0 0 1 0 5 0 0 0 0 0 5 2 2 2 0 2 2 2 1 2 0
70<x =80 3 0 0 1 0 0 3 1 2 0
80<x =90 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0
>110 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Tangkil Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 116 30 48 40 55 44 101 26 54 37
0<x= 10 60 18 32 22 31 37 76 15 33 25
10<x =20 30 5 7 9 9 4 15 6 7 7
20<x =30 10 1 6 1 5 1 6 2 5 3
30<x =40 8 2 2 1 4 2 1 1 2 1
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 4 1 3 0 0 1 0 0 0 3 2 1 1 1 2 0 0 0 2 0 0 0 1 1 2 3 2 0 0 0
70<x =80 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
80<x =90 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Tugu Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 137 36 47 46 61 55 119 89 90 22
0<x= 10 82 18 29 33 34 38 92 69 65 18
10<x =20 21 8 6 11 7 4 17 6 11 3
20<x =30 14 4 8 0 9 5 4 4 5 0
30<x =40 11 4 1 2 4 2 1 1 1 0
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 4 0 1 1 1 0 2 0 0 0 0 0 4 1 1 1 0 1 2 1 0 5 0 3 6 1 1 0 0 0
70<x =80 1 0 1 0 0 2 0 0 0 1
80<x =90 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0
29
Lampiran 7. Jumlah hari hujan musim kemarau selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. (lanjutan) Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Wagir Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 70 11 24 22 50 41 26 30 63 31
0<x= 10 33 5 5 7 33 25 18 18 45 18
10<x =20 14 1 8 5 10 9 1 3 9 5
20<x =30 11 2 10 4 3 2 0 3 4 5
30<x =40 4 0 1 3 3 3 6 1 0 2
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 6 0 2 2 0 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 4 0 0 0 1 0
70<x =80 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0
80<x =90 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Wates Sawahan Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 88 17 43 31 37 19 37 31 60 11
0<x= 10 50 11 28 16 19 8 27 20 31 5
10<x =20 16 3 6 13 7 7 3 6 8 1
20<x =30 5 2 4 0 4 2 1 1 7 3
30<x =40 9 1 4 1 3 1 2 2 6 0
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 5 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 2 0 0 0 1 2 2 2 1 0 0
70<x =80 1 0 0 0 2 0 0 1 1 0
80<x =90 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
100<x =110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim kemarau di stasiun Wates Kediri Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 120 31 35 27 28 22 67 35 62 30
0<x= 10 68 22 22 11 13 9 44 28 37 21
10<x =20 24 1 8 5 6 4 12 0 11 5
20<x =30 14 5 2 4 0 4 3 4 4 1
30<x =40 6 2 1 5 2 1 5 2 4 1
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 4 0 2 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 3 0 3 0 0 2 0 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1
70<x =80 2 1 0 0 2 1 0 0 0 1
80<x =90 0 0 0 0 2 0 1 0 1 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
30
Lampiran 8. Jumlah hari hujan musim peralihan II selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Birowo. Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 73 64 53 133 96 94 77 79 122 110
0<x =10 36 32 19 54 52 51 45 55 85 61
10<x =20 16 10 17 34 22 22 21 11 14 21
20<x =30 8 5 10 16 13 7 2 4 10 9
30<x =40 5 7 1 9 5 7 5 2 7 3
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 4 1 0 5 3 1 1 1 1 6 7 5 1 1 0 3 2 0 3 0 0 2 0 0 2 1 0 5 2 3
70<x =80 1 1 3 0 2 0 0 2 0 2
80<x =90 0 0 0 0 0 1 0 3 0 1
90<x =100 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2
100<x =110 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
100<x =110 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
90<x =100 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
100< x=110 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
>110 2 0 0 1 0 0 0 0 1 1
Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Kediri Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 63 56 32 77 55 68 48 59 76 60
0<x =10 33 33 19 49 23 34 16 36 39 37
10<x =20 17 8 9 12 12 16 12 11 14 10
20<x =30 4 7 1 5 9 7 6 4 10 4
30<x =40 4 5 2 6 6 3 7 2 9 2
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 2 0 1 1 1 0 0 1 0 2 2 0 2 0 0 4 2 1 3 3 0 2 3 0 1 1 1 2 2 1
70<x =80 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
80<x =90 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
>110 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Kertosono Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 71 44 54 92 70 90 58 51 77 72
0<x =10 42 29 34 50 40 49 33 26 42 46
10<x =20 13 8 7 18 13 22 6 8 15 6
20<x =30 11 3 9 13 9 9 10 5 6 6
30<x =40 2 1 0 6 3 2 8 4 7 7
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 1 0 1 0 0 1 2 1 1 2 1 0 2 3 0 3 1 3 1 0 0 3 1 2 2 2 1 2 0 3
70<x =80 0 1 0 1 0 1 0 2 0 1
80<x =90 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
>110 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Poncokusumo Skala Curah Hujan (mm) Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0
0<x =10
10<x =20
20<x =30
30<x =40
40<x =50
50<x =60
60<x =70
70<x =80
80<x =90
90<x =100
111 82 68 126 136 134 116 98 133 138
65 38 36 56 57 92 76 70 78 76
22 25 18 31 38 24 18 16 25 26
12 8 7 15 18 9 8 3 20 13
8 4 3 13 12 6 7 5 5 9
2 2 1 3 6 2 3 3 2 6
1 3 2 4 0 1 2 0 2 5
1 1 1 1 3 0 0 0 1 2
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0
0 0 0 2 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100< x=11 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
>110 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
31
Lampiran 8. Jumlah hari hujan musim peralihan II selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. (lanjutan) Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Pujon Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 114 108 100 114 119 147 129 87 116 131
0<x =10 78 68 69 68 66 90 66 51 69 88
10<x =20 21 21 17 21 34 29 24 17 18 25
20<x =30 8 9 7 17 11 11 10 8 15 8
30<x =40 1 4 5 5 3 10 16 7 5 7
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 5 0 0 4 1 0 1 0 0 2 0 1 1 1 2 4 1 1 3 5 2 1 2 1 5 3 0 2 0 1
70<x =80 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
80<x =90 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Semen Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 143 71 64 115 127 67 205 166 177 193
0<x =10 53 14 12 33 28 18 127 75 74 83
10<x =20 22 9 18 28 38 14 30 32 41 25
20<x =30 22 10 9 20 22 16 20 20 20 23
30<x =40 14 10 6 15 11 9 11 10 19 26
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 11 4 1 5 9 6 6 2 6 6 4 3 8 6 3 2 1 2 5 4 2 7 6 5 4 9 5 11 6 5
70<x =80 5 2 3 1 2 1 1 4 1 7
80<x =90 3 1 2 3 3 0 2 4 2 6
90<x =100 2 1 0 1 4 2 2 2 2 1
100<x =110 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0
90<x =100 1 0 1 0 2 0 0 0 0 1
100<x =110 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0
100<x =110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 4 3 0 0 2 2 1 1 0 0
Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Tangkil Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 111 98 96 144 121 100 143 83 122 140
0<x= 10 63 45 46 67 52 59 90 43 72 82
10<x =20 21 22 25 34 29 26 26 25 23 15
20<x =30 9 10 12 19 13 9 16 8 12 13
30<x =40 8 10 6 14 8 1 7 4 4 16
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 4 2 1 4 2 2 2 2 1 6 1 2 9 4 2 2 2 0 2 0 1 2 1 0 5 4 2 9 1 3
70<x =80 1 0 1 1 2 1 1 0 0 0
80<x =90 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
>110 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Tugu Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 95 89 61 118 109 98 96 153 123 103
0<x= 10 53 53 36 73 48 55 49 98 80 62
10<x =20 14 15 15 21 19 19 20 31 13 16
20<x =30 14 9 4 9 14 10 11 8 11 8
30<x =40 6 8 3 6 7 8 7 4 9 12
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 3 3 1 2 0 1 1 0 0 2 3 2 6 6 2 2 0 4 4 4 0 6 2 2 7 1 2 2 2 1
70<x =80 0 1 1 1 4 0 1 0 0 0
80<x =90 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
>110 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
32
Lampiran 8. Jumlah hari hujan musim peralihan II selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. (lanjutan) Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Wagir Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 80 64 57 121 97 103 24 100 117 149
0<x= 10 35 21 23 45 36 55 10 56 65 91
10<x =20 15 18 17 30 25 20 2 18 26 24
20<x =30 14 12 9 22 18 14 2 15 8 13
30<x =40 4 5 3 12 8 3 0 3 5 10
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 6 3 2 6 1 0 4 1 0 4 3 3 3 1 3 4 2 3 6 0 0 5 0 1 6 2 2 6 3 1
70<x =80 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0
80<x =90 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0
90<x =100 0 0 0 1 0 0 2 0 1 0
100<x =110 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
>110 0 0 0 0 1 0 2 0 0 1
Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Wates Sawahan Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 59 65 23 95 74 101 71 58 92 58
0<x= 10 35 35 9 57 43 68 41 36 45 28
10<x =20 11 13 4 16 13 14 8 9 17 8
20<x =30 9 4 6 6 5 7 4 3 11 10
30<x =40 0 6 2 9 5 7 9 8 7 6
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 3 0 0 0 1 1 0 1 0 3 2 1 3 2 2 3 1 1 3 2 3 0 0 0 5 3 1 1 3 1
70<x =80 0 3 1 0 0 0 1 2 1 1
80<x =90 1 1 0 0 0 0 0 0 2 0
90<x =100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100<x =110 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
>110 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
Jumlah curah hujan musim peralihan II di stasiun Wates Kediri Tahun 1955-1959 1960-1964 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989 1990-1994 1995-1999 2000-2004
>0 103 81 48 116 67 108 116 72 93 90
0<x= 10 61 48 19 50 30 52 79 44 52 49
10<x =20 15 16 11 30 18 21 21 11 15 12
20<x =30 11 6 3 16 12 14 11 5 10 16
30<x =40 7 7 7 5 2 11 1 3 6 6
Skala Curah Hujan (mm) 40<x 50<x 60<x =50 =60 =70 3 3 2 2 2 0 6 1 1 3 3 5 0 3 1 3 3 1 1 2 1 5 1 2 5 2 1 5 1 0
70<x =80 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0
80<x =90 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
90<x =100 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0
100<x =110 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
>110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33
Lampiran 9. Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan musim hujan (Desember-Februari). 80.00
80.00
70.00
70.00 Data 99 % conf. min
40.00
99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
50.00
99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min 95 % conf. max
40.00 30.00 20.00
10.00 0.00 1940
Data Sen's estimate
60.00
Sen's estimate
50.00
Tangkil
Birowo
60.00
10.00 1960
1980
2000
0.00 1940
2020
1960
Year
70.00
Data Sen's estimate
40.00
99 % conf. min
30.00
99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
Tugu
Kediri
50.00
60.00
Data
50.00
Sen's estimate 99 % conf. min
40.00
99 % conf. max
30.00
95 % conf. max
95 % conf. min
20.00
10.00
95 % conf. max
10.00 0.00
1960
1980
2000
2020
1940
1960
Year
1980
2000
2020
Year
80.00
80.00
70.00
70.00 Data
60.00
Sen's estimate
50.00
99 % conf. min
40.00
99 % conf. max
30.00 20.00
Wagir
Poncokusumo
2020
80.00
60.00
60.00
Data
50.00
Sen's estimate
40.00
99 % conf. min 99 % conf. max
95 % conf. min
30.00
95 % conf. max
20.00
10.00 0.00 1940
2000
Year
70.00
0.00 1940
1980
95 % conf. min 95 % conf. max
10.00 0.00 1960
1980
2000
2020
1940
1960
Year
1980
2000
2020
Year
90.00
70.00
70.00
Data
60.00
Sen's estimate
50.00
99 % conf. min
40.00
99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
60.00 Wates Kediri
Pujon
80.00 Data Sen's estimate
40.00
99 % conf. min
30.00
99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00
10.00 0.00 1940
50.00
1960
1980
2000
0.00 1940
2020
1960
Year
2020
90.00 80.00
60.00
Data
50.00
Sen's estimate
40.00
99 % conf. min 99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00
Wates Sawahan
70.00
Semen
2000
Year
80.00
70.00
Data
60.00
Sen's estimate
50.00 40.00
99 % conf. min 99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00 0.00
0.00 1940
1980
1960
1980
2000
1940
2020
1960
1980
2000
2020
Year
Year
70.00
Kertosono
60.00 Data Sen's estimate
50.00 40.00
99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min 95 % conf. max
30.00 20.00 10.00 0.00 1940
1960
1980
2000
2020
Year
34
Lampiran 10. Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan tahunan musim peralihan I (MaretMei). 60.00
70.00 60.00
50.00 Sen's estimate
30.00
99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
Sen's estimate 40.00
99 % conf. min 99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max 10.00
95 % conf. max
10.00
0.00 1940
Data
50.00 Tangkil
Birowo
Data 40.00
0.00 1960
1980
2000
2020
1940
1960
Year
60.00
40.00
Sen's estimate
30.00
99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
Data
50.00 Tugu
Kediri
Data
Sen's estimate
40.00
99 % conf. min
30.00
99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
95 % conf. max 10.00
95 % conf. max
10.00
0.00 1960
1980
2000
0.00 1940
2020
1960
2000
2020
60.00
70.00 60.00
50.00 Data
Data
50.00
Sen's estimate 40.00
99 % conf. min 99 % conf. max
30.00
40.00 Wagir
Poncokusumo
1980 Year
Year
20.00
2000
99 % conf. max 95 % conf. min
10.00 0.00 1940
0.00 1980
99 % conf. min
95 % conf. max
95 % conf. max
1960
Sen's estimate
30.00 20.00
95 % conf. min
10.00
2020
1960
1980
2000
2020
Year
Year 70.00
70.00
60.00
Data Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min 95 % conf. max
50.00 40.00 30.00 20.00
Wates Kediri
60.00
Pujon
2020
70.00
50.00
1940
2000
Year
60.00
1940
1980
Data
50.00 40.00
Sen's estimate 99 % conf. min
30.00
99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00
10.00 0.00
0.00 1940
1940
1960
1980
2000
1960
2020
1980
2000
2020
Year
Year 80.00
80.00
Semen
60.00
Data
50.00
Sen's estimate
40.00
99 % conf. min 99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00
60.00
Data
50.00
Sen's estimate 99 % conf. min
40.00
99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00 0.00
0.00 1940
Wates Sawahan
70.00
70.00
1940
1960
1980
2000
2020
1960
1980
2000
2020
Year
Year
60.00 50.00 Kertosono
Data 40.00
Sen's estimate 99 % conf. min
30.00
99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00 0.00 1940
1960
1980
2000
2020
Year
35
Lampiran 11. Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan tahunan musim kemarau (Juni-Agustus). 35.00
45.00 40.00
25.00
Data
20.00
Sen's estimate 99 % conf. min
15.00
99 % conf. max
10.00
Tangkil
Birowo
30.00
95 % conf. min 95 % conf. max
5.00
Data
30.00
Sen's estimate
25.00
99 % conf. min
20.00 15.00
99 % conf. max 95 % conf. min
10.00
95 % conf. max
5.00
0.00 1940 -5.00
35.00
1960
1980
2000
0.00 1940
2020
1960
Data
25.00
Sen's estimate
20.00
99 % conf. min
15.00
99 % conf. max
Tugu
Kediri
2020
45.00 40.00
30.00
95 % conf. min
10.00
Data
35.00 30.00
Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max
25.00 20.00
95 % conf. min
15.00 10.00
95 % conf. max
5.00
95 % conf. max
5.00 0.00 1960
1980
2000
1940
2020
1960
1980
2000
2020
Year
Year
40.00
35.00
35.00
30.00
Data Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min 95 % conf. max
30.00 25.00 20.00 15.00 10.00
25.00
Data Sen's estimate
20.00 Wagir
Poncokusumo
2000
50.00
35.00
0.00 1940
1980 Year
Year
99 % conf. min
15.00
99 % conf. max
10.00
95 % conf. min
5.00
95 % conf. max
5.00 0.00 1940
0.00
1960
1980
2000
-5.001940
2020
1960
2020
35.00
Data Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min 95 % conf. max
30.00 25.00 20.00 15.00 10.00
1980
2000
Sen's estimate
25.00
99 % conf. min
20.00 15.00
99 % conf. max 95 % conf. min
10.00
95 % conf. max
5.00 0.00 1940
1960
Data
30.00 Wates Kediri
40.00 35.00 Pujon
2000
40.00
45.00
5.00 0.00 1940
1980 Year
Year
1960
2020
1980
2000
2020
Year
Year 40.00
60.00
35.00
50.00
Semen
Sen's estimate 30.00
99 % conf. min 99 % conf. max
20.00
95 % conf. min 10.00 0.00 1940 -10.00
95 % conf. max
Wates Sawahan
30.00
Data
40.00
25.00
Data Sen's estimate
20.00
99 % conf. min
15.00
99 % conf. max
10.00
95 % conf. min 95 % conf. max
5.00 0.00
1960
1980
2000
-5.001940
2020
1960
1980
2000
2020
Year
Year
30.00 25.00 Kertosono
Data 20.00
Sen's estimate 99 % conf. min
15.00
99 % conf. max 95 % conf. min
10.00
95 % conf. max 5.00 0.00 1940
1960
1980
2000
2020
Year
36
Lampiran 12. Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan tahunan (September-November).
musim peralihan II
60.00
60.00
50.00
50.00
Data Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min 95 % conf. max
Sen's estimate
30.00
99 % conf. min 99 % conf. max
20.00
95 % conf. min
Tangkil
Birowo
Data 40.00
40.00 30.00 20.00
95 % conf. max 10.00
10.00
0.00 1940
1960
1980
2000
0.00 1940
2020
1960
Year
60.00
Kediri
20.00 15.00 10.00
Data
50.00 Tugu
Data Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min 95 % conf. max
25.00
Sen's estimate
40.00
99 % conf. min
30.00
99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
10.00
5.00
1960
1980
2000
0.00 1940
2020
1960
1980
2000
2020
Year
Year
50.00
60.00
45.00 40.00
50.00 Data 40.00
Sen's estimate 99 % conf. min
30.00
99 % conf. max
Wagir
Poncokusumo
2020
70.00
30.00
95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
1960
1980
2000
Data
35.00 30.00 25.00
Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max
20.00 15.00
95 % conf. min 95 % conf. max
10.00 5.00
10.00 0.00 1940
2000
Year
35.00
0.00 1940
1980
0.00 1940
2020
1960
1980
2000
2020
Year
Year
45.00
60.00
40.00
Data Pujon
40.00
Sen's estimate 99 % conf. min 99 % conf. max
30.00
95 % conf. min
20.00
Wates Kediri
50.00
95 % conf. max 10.00
Data
30.00
Sen's estimate
25.00
99 % conf. min
20.00 15.00
99 % conf. max 95 % conf. min
10.00
95 % conf. max
5.00 0.00 1940
0.00 1940
35.00
1960
1980
2000
2020
1960
Data
50.00
Sen's estimate
40.00
99 % conf. min
30.00
99 % conf. max 95 % conf. min
20.00
95 % conf. max
2020
1980
2000
40.00 35.00
2020
Data Sen's estimate
30.00 25.00 20.00
99 % conf. min 99 % conf. max 95 % conf. min
15.00 10.00 5.00 0.00 1940
10.00 1960
Wates Sawahan
60.00
Semen
2000
50.00 45.00
70.00
0.00 1940
1980 Year
Year
95 % conf. max
1960
1980
2000
2020
Year
Year
40.00 35.00 Data
Kertosono
30.00
Sen's estimate
25.00
99 % conf. min
20.00
99 % conf. max
15.00
95 % conf. min
10.00
95 % conf. max
5.00 0.00 1940
1960
1980
2000
2020
Year
37
Lampiran 13. Uji Z dan tingkat beda nyata Mann-Kendall trend test untuk musim hujan Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan untuk musim hujan selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. Time series
First year
Last Year
n
Test Z
Signific.
Q
Qmin99
Qmax99
Qmin95
Qmax95
Bmin99
Bmax99
Bmin95
Bmax95
Birowo
1955
2005
51
Test S
2.52
*
0.286
0.000
0.545
0.067
0.500
38.57
48.00
32.00
44.34
33.00
Kediri
1955
2005
51
0.61
0.067
-0.239
0.390
-0.143
0.324
42.07
52.43
34.01
50.43
35.08
Poncokusumo
1955
2005
51
2.72
0.314
0.000
0.600
0.091
0.542
46.74
57.00
36.40
53.64
39.08
Pujon
1955
2005
51
-1.27
-0.103
-0.412
0.141
-0.345
0.057
66.00
73.88
59.65
72.65
62.84
Semen
1955
2005
51
4.36
0.781
0.333
1.105
0.500
1.029
24.97
37.00
14.85
36.00
16.63
Kertosono
1955
2005
51
1.33
0.094
-0.107
0.354
-0.050
0.292
46.88
53.75
37.63
51.40
40.33
Tangkil
1955
2005
51
1.48
0.143
-0.133
0.375
-0.057
0.333
53.86
61.40
46.63
59.26
48.33
Tugu
1955
2005
51
1.55
0.156
-0.125
0.458
-0.043
0.387
41.67
50.63
34.9637
48.348
36.8065
Wagir
1955
2005
51
2.60
0.344
0.000
0.667
0.091
0.591
38.5
49
27.3333
46.28
29.8182
Wates Kediri
1955
2005
51
0.92
0.086
-0.159
0.333
-0.111
0.261
44.943
51.457
36.6667
50.111
39.4784
Wates Sawahan
1955
2005
51
-0.69
-0.077
-0.429
0.222
-0.333
0.143
62.385
69.4286
54.4444
68.667
56.4286
** ***
**
B
Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan untuk musim hujan selama 51 tahun tanpa tahun-tahun El Nino dan La Nina di Brantas Jawa timur. Time series
First year
Last Year
n
Q
Qmin99
Qmax99
Qmin95
Qmax95
Bmin99
Bmax99
Bmin95
Bmax95
Birowo
1955
2005
35
Test S
Test Z 1.35
Signific.
0.152
-0.162
0.518
-0.091
0.440
B 45.24
54.88
33.30
53.00
35.71
Kediri
1955
2005
35
-0.16
0.000
-0.333
0.353
-0.273
0.250
48.00
56.33
35.88
55.73
40.00
Poncokusumo
1955
2005
35
1.52
0.222
-0.170
0.577
-0.085
0.482
50.33
64.81
40.77
61.42
43.22
Pujon
1955
2005
35
-2.01
*
-0.190
-0.523
0.055
-0.445
0.000
69.71
77.64
63.56
75.45
65.00
Semen
1955
2005
35
3.37
***
0.711
0.166
1.152
0.265
1.043
30.47
39.87
13.36
38.14
18.06
Kertosono
1955
2005
35
0.67
0.056
-0.190
0.333
-0.129
0.267
49.56
56.46
43.00
55.09
44.53
Tangkil
1955
2005
35
0.75
0.111
-0.250
0.435
-0.167
0.358
55.11
63.50
46.52
62.00
50.19
Tugu
1955
2005
35
0.65
0.083
-0.267
0.455
-0.209
0.340
45.67
55.61
35.723
53.907
39.1114
Wagir
1955
2005
35
1.59
0.273
-0.223
0.659
-0.071
0.550
41.273
55.0122
32.7313
51
33.9535
Wates Kediri
1955
2005
35
-1.11
-0.111
-0.379
0.167
-0.294
0.089
50.111
57.9491
43
56.176
44.8582
Wates Sawahan
1955
2005
35
-1.51
-0.167
-0.578
0.111
-0.491
0.049
65.5
74.9333
60.2242
72.53
60.9662
38
Lampiran 14. Uji Z dan tingkat beda nyata Mann-Kendall trend test untuk musim peralihan I. Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan untuk musim peralihan I selama 51 tahun di Brantas Jawa timur. Time series
First year
Last Year
n
Test S
Test Z
Birowo
1955
2005
51
-0.23
Kediri
1955
2005
51
0.35
Poncokusumo
1955
2005
51
Pujon
1955
2005
Semen
1955
Kertosono
1955
Tangkil
Signific.
Qmin99
Qmax99
Qmin95
Qmax95
-0.021
-0.278
0.286
-0.220
0.208
0.026
-0.263
0.333
-0.158
0.278
1.29
0.121
-0.158
0.364
-0.083
51
-1.28
-0.143
-0.487
0.200
2005
51
3.54
0.545
0.167
2005
51
0.48
0.023
-0.173
1955
2005
51
-0.51
-0.037
Tugu
1955
2005
51
-0.38
Wagir
1955
2005
51
2.92
Wates Kediri
1955
2005
51
0.07
Wates Sawahan
1955
2005
51
-1.95
***
** +
Q
B
Bmin99
Bmax99
Bmin95
Bmax95
29.79
37.33
23.29
35.18
24.50
30.36
38.11
21.33
34.42
23.78
0.297
32.91
41.67
25.18
38.99
27.23
-0.386
0.111
43.29
53.28
33.20
50.59
35.67
0.871
0.285
0.784
19.73
33.33
9.50
29.29
11.89
0.235
-0.118
0.200
32.81
38.21
25.76
36.76
26.60
-0.307
0.221
-0.227
0.162
40.63
49.87
34.91
47.82
36.89
-0.050
-0.429
0.295
-0.318
0.195
38.25
48.71
28.5069
44.192
30.706
0.200
0.000
0.457
0.066
0.400
25.6
33
18.9448
29.978
20.2
0.000
-0.194
0.191
-0.152
0.135
37
44.1288
31.1761
42.667
32.9803
-0.250
-0.600
0.087
-0.500
0.000
49.75
61.2
42.6596
58
45
Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan untuk musim peralihan I selama 51 tahun tanpa tahun-tahun El Nino dan La Nina di Brantas Jawa timur. Time series
First year
Last Year
n
Q
Qmin99
Qmax99
Qmin95
Qmax95
Bmin99
Bmax99
Bmin95
Bmax95
Birowo
1955
2005
36
Test S
Test Z -0.07
Signific.
0.000
-0.290
0.351
-0.230
0.250
30.00
38.01
22.85
36.02
24.00
Kediri
1955
2005
36
-0.56
-0.051
-0.365
0.275
-0.290
0.154
31.89
43.18
23.96
40.34
27.85
Poncokusumo
1955
2005
36
0.81
0.087
-0.247
0.371
-0.166
0.279
34.02
45.56
25.53
42.30
28.38
Pujon
1955
2005
36
-1.34
-0.156
-0.500
0.222
-0.412
0.119
44.91
53.75
34.28
51.67
38.32
Semen
1955
2005
36
2.36
0.416
-0.028
0.859
0.080
0.768
25.89
42.07
11.25
38.81
13.10
Kertosono
1955
2005
36
0.19
0.000
-0.200
0.241
-0.137
0.200
34.00
39.10
25.83
37.15
26.80
Tangkil
1955
2005
36
-0.81
-0.067
-0.318
0.215
-0.240
0.139
41.87
50.84
35.77
48.06
37.90
Tugu
1955
2005
36
-0.51
-0.075
-0.539
0.313
-0.375
0.205
38.23
49.60
27.0313
45.625
29.8785
Wagir
1955
2005
36
2.10
0.167
-0.063
0.461
0.000
0.400
27
34.4215
20.8871
32.5
22.4
Wates Kediri
1955
2005
36
-0.45
-0.031
-0.216
0.140
-0.182
0.105
39.722
45.0208
36.0591
44.182
36.8421
Wates Sawahan
1955
2005
36
-2.36
-0.311
-0.729
0.038
-0.612
-0.071
50.818
63.5956
43.7466
61.046
45.7143
*
* *
B
39
Lampiran 15. Uji Z dan tingkat beda nyata Mann-Kendall trend test untuk musim kemarau. Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan untuk musim kemarau selama 51 tahun di Brantas Jawa timur Time series
First year
Last Year
n
Q
Qmin99
Qmax99
Qmin95
Qmax95
Bmin99
Bmax99
Bmin95
Bmax95
Birowo
1955
2005
51
Test S
Test Z -0.24
Signific.
0.000
-0.250
0.143
-0.166
0.103
B 5.00
13.25
1.29
10.97
2.03
Kediri
1955
2005
51
0.55
0.000
-0.105
0.143
-0.061
0.111
4.00
7.32
-0.29
5.88
0.78
Poncokusumo
1955
2005
51
0.07
0.000
-0.222
0.200
-0.154
0.143
8.00
14.44
1.00
11.85
3.43
Pujon
1955
2005
51
-0.56
-0.025
-0.265
0.135
-0.189
0.081
7.50
14.95
1.44
12.34
3.96
Semen
1955
2005
51
1.54
0.111
-0.083
0.385
0.000
0.304
3.00
9.42
-3.62
6.00
-1.80
Kertosono
1955
2005
51
-0.98
-0.051
-0.214
0.089
-0.158
0.052
6.46
12.79
3.11
10.46
3.95
Tangkil
1955
2005
51
-0.62
-0.043
-0.261
0.135
-0.200
0.097
10.52
17.57
4.99
14.60
6.07
Tugu
1955
2005
51
-0.04
0.000
-0.333
0.250
-0.238
0.188
11.00
21.67
4.75
18.331
6.5
Wagir
1955
2005
51
0.93
0.027
-0.093
0.188
-0.037
0.153
2.7297
6.8316
-1.75
4.958
-0.521
Wates Kediri
1955
2005
51
-0.68
-0.048
-0.257
0.133
-0.200
0.095
8.381
14.382
1.93333
12.6
3.38095
Wates Sawahan
1955
2005
51
-1.53
-0.071
-0.250
0.050
-0.202
0.000
6.4286
13
4.00176
11.245
5
Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan untuk musim kemarau selama 51 tahun tanpa tahun-tahun El Nino dan La Nina di Brantas Jawa timur. Time series
First year
Last Year
n
Q
Qmin99
Qmax99
Qmin95
Qmax95
Birowo
1955
2005
36
Test S
Test Z -0.87
Signific.
-0.071
-0.400
0.134
-0.333
0.089
9.75
21.90
3.82
19.17
5.39
Kediri
1955
2005
36
0.03
0.000
-0.250
0.174
-0.152
0.117
5.00
13.75
-0.42
10.33
0.92
Poncokusumo
1955
2005
36
-0.26
0.000
-0.348
0.214
-0.266
0.142
9.50
21.69
2.32
18.17
4.61
Pujon
1955
2005
36
-0.67
-0.063
-0.448
0.182
-0.350
0.105
10.38
23.68
1.91
20.75
5.28
Semen
1955
2005
36
0.92
0.075
-0.223
0.392
-0.143
0.300
5.20
15.07
-3.63
12.00
-0.20
Kertosono
1955
2005
36
-0.93
-0.076
-0.300
0.120
-0.249
0.077
10.34
18.30
4.05
16.44
5.04
Tangkil
1955
2005
36
-0.93
-0.082
-0.456
0.148
-0.314
0.088
12.76
24.71
5.49
20.58
7.18
Tugu
1955
2005
36
-0.37
-0.071
-0.508
0.271
-0.399
0.188
16.36
28.34
5.83101
25.452
8.34375
Wagir
1955
2005
36
0.45
0.000
-0.216
0.265
-0.126
0.185
6
13.6486
-0.2871
10.149
0.91765
Wates Kediri
1955
2005
36
-0.78
-0.082
-0.400
0.167
-0.321
0.107
12.213
19.6
4.16667
17.634
6.90964
Wates Sawahan
1955
2005
36
-1.70
-0.118
-0.388
0.057
-0.308
0.000
9.3403
19.0111
4.96824
16.5
6.5
+
B
Bmin99
Bmax99
Bmin95
Bmax95
40
Lampiran 16. Uji Z dan tingkat beda nyata Mann-Kendall trend test untuk musim peralihan II. Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan untuk musim peralihan II selama 51 tahun di Brantas Jawa timur Time series
First year
Last Year
n
Q
Qmin99
Qmax99
Qmin95
Qmax95
Birowo
1955
2005
51
Test S
Test Z 1.02
Signific.
0.143
-0.170
0.499
-0.111
0.412
Kediri
1955
2005
51
0.72
0.050
-0.165
0.278
-0.100
Poncokusumo
1955
2005
51
1.52
0.208
-0.143
0.529
-0.061
Pujon
1955
2005
51
-0.07
0.000
-0.333
0.400
Semen
1955
2005
51
3.12
0.433
0.072
Kertosono
1955
2005
51
0.38
Bmin99
Bmax99
Bmin95
Bmax95
11.86
21.41
3.01
20.22
5.35
0.222
8.50
15.95
3.28
13.60
4.33
0.445
15.88
28.00
7.18
25.31
8.88
-0.250
0.316
15.00
25.33
5.60
23.25
7.16
0.038
-0.212
0.786
0.154
0.701
13.17
22.14
3.57
20.62
5.78
0.267
-0.148
0.219
13.31
17.82
6.40
16.67
Tangkil
1955
2005
51
1.04
0.100
7.84
-0.231
0.458
-0.143
0.364
19.80
30.46
10.31
27.43
13.82
Tugu
1955
2005
51
1.13
Wagir
1955
2005
51
1.54
0.167
-0.185
0.548
-0.105
0.440
15.83
26.40
4.19048
24.269
8.68
0.190
-0.133
0.500
-0.053
0.417
11.095
21.7985
3
19.529
5.07593
Wates Kediri
1955
2005
51
0.63
0.083
-0.222
0.361
-0.143
0.296
16.5
23.7778
8.75155
22.571
10.6296
Wates Sawahan
1955
2005
51
0.40
0.000
-0.214
0.333
-0.161
0.250
13
20
4
17.935
4.75
**
B
Mann-Kendall trend test jumlah hari hujan untuk musim peralihan II selama 51 tahun tanpa tahun-tahun El Nino dan La Nina di Brantas Jawa timur. Time series
First year
Last Year
n
Test S
Test Z
Signific.
Q
Qmin99
Qmax99
Qmin95
Qmax95
B
Bmin99
Bmax99
Bmin95
Bmax95
+
0.281
-0.127
0.591
-0.030
0.500
10.38
21.69
1.41
18.09
0.088
-0.111
0.333
-0.050
0.267
8.32
15.00
3.00
12.81
4.32
0.222
-0.092
0.593
0.000
0.475
16.22
27.36
7.79
24.00
11.23
0.149
-0.219
0.613
-0.133
0.484
14.19
23.78
2.95
21.89
4.90
0.429
0.061
0.770
0.155
0.697
15.14
25.48
5.62
21.59
7.88
0.105
-0.146
0.337
-0.087
0.277
12.09
17.46
5.60
16.13
6.64
Birowo
1955
2005
36
1.81
Kediri
1955
2005
36
1.37
Poncokusumo
1955
2005
36
1.85
Pujon
1955
2005
36
1.09
Semen
1955
2005
36
2.84
Kertosono
1955
2005
36
1.02
Tangkil
1955
2005
36
1.73
+
0.211
-0.163
0.524
-0.062
0.467
18.60
28.36
8.78
25.86
10.73
Tugu
1955
2005
36
2.22
*
0.293
-0.031
0.644
0.022
0.560
13.13
24.19
2.68338
23
6.08176
Wagir
1955
2005
36
2.14
*
0.300
-0.075
0.615
0.039
0.532
9.35
21.3474
1.07692
17.152
3.01085
Wates Kediri
1955
2005
36
1.34
0.150
-0.167
0.414
-0.088
0.344
16.1
24.25
8.32481
22.021
10.5573
Wates Sawahan
1955
2005
36
0.72
0.063
-0.200
0.400
-0.143
0.342
11.547
19.6
3.7
17.571
5.13653
+ **
4.75
41
Lampiran 17. Wavelet Stasiun Birowo.
d. Weekly Period Wavelet Time Series
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
42
Lampiran 18. Wavelet stasiun Kediri
d. Weekly Period Wavelet Time Series
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
43
Lampiran 19. Wavelet Stasiun Kertosono
d. Weekly Period Wavelet Time Series
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
44
Lampiran 20. Wavelet Stasiun Poncokusumo.
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
45
Lampiran 21. Wavelet Stasiun Pujon
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
46
Lampiran 22. Wavelet Stasiun Semen
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
47
Lampiran 23. Wavelet Stasiun Tangkil.
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
48
Lampiran 24. Wavelet Stasiun Tugu.
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
49
Lampiran 25. Wavelet Stasiun Wagir
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
50
Lampiran 26. Wavelet Stasiun Wates Kediri
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
51
Lampiran 27. Wavelet Stasiun Wates Sawahan.
e. Three Monthly Period Wavelet Time Series
f. Six Monthly Period Wavelet Time Series
g. One Year Period Wavelet Time Series
52