[123] Sistem Sekuler Lahirkan Perempuan Jahat Monday, 07 April 2014 10:40
Pergeseran karakter perempuan dari sosok yang berakhlak mulia, lemah lembut dan penuh kasih sayang menjadi sosok bak monster.
Pekan lalu media massa dihiasi berita-berita miris terkait perempuan dan anak-anak berikut ini: dugaan penganiayaan terhadap anak-anak di Panti Asuhan Samuel. Total ada 37 anak. Rata-rata mereka dirawat sejak bayi dan tidak tahu identitas orang tuanya (detik.com, 25/2/14). Menurut Chemuel Watulingas (50), pemilik panti, anak-anak ini kebanyakan hasil prostitusi.
Masih dari media yang sama, seorang bayi cantik dibuang di Ruko Pesona Khayangan Depok. Bayi prematur seberat 1,7 kg itu dibuang sepasang pengendara motor Senin (24/2) pukul 23.00 dalam keadaan tidur lelap (detik.com, 25/2/14).
Dalam waktu hampir bersamaan, Mabes Polri menangkap Deden Martakusumah, pengelola situs pornografi online di Bandung. Dari 14 ribu video syur dagangannya, ada yang diperankan anak-anak dan pelajar (Tempo.co.id, 24/2/14). Lalu dari luar negeri diberitakan, Satinah, TKI asal Semarang terancam hukuman mati karena dituduh membunuh. Pemerintah dan donatur sampai harus menyiapkan diyat Rp12 milyar dari permintaan Rp 21 milyar (detik.com, 28/2/14).
Sungguh, kisah-kisah tragis di atas bukan kali ini saja terjadi. Terus berulang. Saking “biasanya”, masyarakat pada akhirnya kehilangan sensitivitas terhadap kondisi seperti itu. Ibu buang bayi dianggap biasa, sehingga tak lagi menghebohkan dunia. Anak (perempuan) beradegan mesum juga banyak, tak lagi menjadi isu nasional. Kasus TKI apalagi, tak lagi menjadi perhatian publik. Seolah semua itu hanya angin lalu, hilang bersama waktu tanpa ada perbaikan di masa selanjutnya. Bulan depan atau tahun depan, akan ada lagi episode-episode seperti di atas, bahkan dalam kasus yang lebih mengenaskan. Sampai kapan kondisi ini akan terus dibiarkan? Apakah tidak ada mekanisme untuk memperbaiki keadaan?
1/5
[123] Sistem Sekuler Lahirkan Perempuan Jahat Monday, 07 April 2014 10:40
Perempuan
Perempuan mana yang tidak trenyuh membaca berita-berita di atas. Namun, di sisi lain, kejadian tersebut juga atas peran serta perempuan sebagai pelaku aktif tindak kejahatan.
Lalu mengapa perempuan saat ini menjadi begitu kejam, beringas dan bahkan cenderung amoral?
Fakta nelangsa di atas semakin menegaskan realita, betapa anak-anak dan perempuan menjadi korban kebiadaban sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan di dunia ini. Ya, sistem inilah yang bertanggung jawab atas pergeseran karakter perempuan dari sosok yang berakhlak mulia, lemah lembut dan penuh kasih sayang menjadi sosok bak monster. Sistem ini telah melahirkan perempuan berotak jahat dan ratu tega. Bahkan terhadap darah dagingnya sendiri.
Mengapa? Karena sistem ini telah mengubur dalam-dalam nilai-nilai ketuhanan sehingga membuat manusia tidak lagi takut pada Sang Pencipta. Secara individu, banyak perempuan yang tidak terbina dengan nilai-nilai agama dengan sempurna karena otaknya telah dijajah nilai-nilai sekuler yang bertentangan dengan agama itu sendiri. Mereka semakin jauh dari halal-haram, pahala dan dosa.
Perempuan lebih menuhankan materi dan kesenangan duniawi, dibanding sibuk menghambakan diri pada ilahi. Perempuan alpa mengkaji hal-hal syar'i, tapi sibuk mencari eksistensi diri. Akibatnya, hampir tidak ada rasa malu lagi meski berbuat keji.
Sementara secara sistem, negara tidak memiliki mekanisme penjagaan akidah umatnya. Bahkan membiarkan warga negaranya dijajah pemikiran merusak dari sistem kapitalisme seperti: keseteraan dan keadilan gender, gaya hidup hedonis, permisif, free sex, dll. Akibat dijajah pemikiran sekuler, perempuan pun lebih tunduk pada ego pribadinya, sehingga berbuat maksiat pun tidak takut dilaknat.
2/5
[123] Sistem Sekuler Lahirkan Perempuan Jahat Monday, 07 April 2014 10:40
Negara juga tidak memiliki perangkat hukum yang membuat jera pelaku tindak kejahatan, termasuk penjahat perempuan. Mereka hanya di penjara, dibina dengan bekal ketrampilan seadanya, lalu dibebaskan begitu saja.
Sejarah Kelam
Bila kita menengok sejarah Khilafah Islamiyah yang agung dalam naungan negara Islam, hampir tidak terkabarkan kisah perempuan-perempuan kejam yang tega berbuat di luar batas-batas kemanusiaan. Salah satu kisah mahsyur ada di zaman Rasulullah SAW, tentang seorang perempuan bermaksiat hingga melakukan dosa besar yakni berzina, namun segera bertobat dan meminta hukuman rajam. Hukuman itu pun dijatuhkan setelah Al-Ghomidiyah melahirkan anak, menyusui dan menyapihnya.
Taubat yang menghapuskan dosa zina dan surga balasannya.
Sungguh, sosok Muslimah yang benar-benar takut laknat Allah SWT hingga rela berpisah dengan anak kandungnya demi menebus dosa.
Ini berbeda dengan sejarah kelam penerapan sistem di luar Islam, yakni sistem sekuler, baik kerajaan, republik maupun sejenisnya. Tercatat dalam sejarah, jejak perempuan-perempuan jahat yang bertanggung jawab atas berbagai tindakan keji.
Dalam rilis 10 perempuan paling kejam di dunia misalnya, tersebutlah perempuan-perempuan haus darah. Seperti Queen Mary I, anak tunggal dari Raja Henry VIII and Catherine of Aragon. Ia dijuluki “Bloody Mary” alias Mary Berdarah karena bertanggung jawab atas hukuman gantung orang-orang Protestan. Sebanyak 800 protestan meninggalkan Inggris karena takut digantung.
Ada pula sosok Myra Hindley dan Ian Brady, bertanggung jawab pada "pembunuhan Moors" di
3/5
[123] Sistem Sekuler Lahirkan Perempuan Jahat Monday, 07 April 2014 10:40
kawasan Manchester, Britain pada pertengahan 1960-an. Keduanya bertanggung jawab atas penculikan, pelecehan seksual, penyiksaan dan pembunuhan terhadap tiga anak-anak di bawah usia 12 tahun dan 2 remaja 16 dan 17 tahun.
Lalu Beverly Allitt, lahir 1968, adalah salah satu pembunuh paling terkenal di Inggris. Bekerja sebagai juru rawat pediatrik, ia bertanggung jawab atas tewasnya 4 anak-anak dan luka serius 5 lainnya. Caranya, dengan menyuntikkan insulin atau kalium untuk menghentikan detak jantung dan menyesakkan nafas para korban.
Ada lagi Gunness Belle, hidup 1859-1931. Salah satu pembunuh wanita paling produktif keturunan Norwegia. Ia membunuh suami dan semua anak-anaknya pada masa yang berlainan, teman lelaki dan dua orang anak perempuan, Myrtle dan Lucy. Masih banyak contoh lainnya yang menjadi cermin betapa buruknya perilaku perempuan yang tidak tersentuh akidah Islam.
Memang, peluang untuk berbuat jahat selalu ada di setiap masa, baik pelakunya Muslim maupun non Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, terciptanya individu yang bertakwa, terjaganya akidah oleh negara dan terwujudnya sistem kehidupan yang menjunjung tinggi akhlak, moral dan kebajikan, semestinya mampu mengeram tindak kejahatan.
Islam memiliki mekanisme untuk mencegah lahirnya perempuan-perempuan (juga laki-laki) untuk menjadi sosok kejam seperti itu. Karena itu, sudah seharusnya sistem sekuler yang hanya melahirkan kejahatan ini diganti dengan sistem Islam.
Khususnya sosok perempuan, mengembalikan khittah mereka pada karakter alaminya yang mulia, yang memiliki naluri kemanusiaan halus dan menjunjung moral. Perempuan yang senantiasa takut pada Sang Pencipta sehingga berusaha lurus dalam segala amalnya. Itulah yang seharusnya disuarakan seluruh perempuan di dunia, terutama mereka yang memperingati Hari Perempuan 8 Maret ini. Selamat berjuang!(kholda)
4/5
[123] Sistem Sekuler Lahirkan Perempuan Jahat Monday, 07 April 2014 10:40
5/5