Mengenal Sosok Panutan dalam Perkembangan Karakter Pramuka Indonesia Baden Powell lahir di London , Inggris pada tanggal 22 Februari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth Baden Powell. Nama Baden Powell diambil dari nama ayahnya Domine HG Baden Powell, seorang Profesor geometri di Universitas Oxford. Ayahnya meninggal paad saat Stephenson masih berusia 3 tahun. Ibunya adalah putri seorang Admiral Kerajaan Inggris bernama WT Smyth. Jadi Boden Powell merupakan keturunan seorang ilmuwan dan keturunan petualang di pihak lain. Tahun 1870, Baden Powell memasuki Charterhouse School di London dengan beasiswa. Ia bukan seorang siswa yang luar biasa , tetapi ia adalah seorang yang giat. Ketangkasannya dalam bidang olahraga terutama sebagai penjaga gawang kesebelasan sekolah dan bakatnya dalam bidang seni seperti drama dan musik menjadikannya pusat perhatian. Baden Powell jugai pandai menggambar, bakat ini kemudian memudahkannya menghiasi karangan-karangannya sendiri. Setelah mengetahui beberapa hal dari Bapak Pandu, mari kita merenungkan berbagai macam aspek yang telah berada diantara kita sebagai pemuda. Masa depan suatu bangsa adalah tergantung kepada generasi muda yang saat ini sedang tumbuh berkembang menyerap berbagai macam ilmu. Berbagai macam ilmu tersebut dapat diperoleh dari mana saja karena pengaruh globalisasi, internet, teknologi, dan lainnya. Untuk itu para generasi muda harus memiliki filter yang mampu menyaring berbagai macam informasi yang masuk agar tidak salah arah yang dapat mempengaruhi karakter suatu bangsa nantinya. Membangun karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan pramuka mampu menjadi benteng karakter yang akan tumbuh. Gerakan Pramuka adalah suatu organisasi yang ada di Indonesia. Organisasi ini muncul dari seorang pendiri The Boys Scout yaitu Lord Robert baden powell of Gilwell. Di Indonesia pada tahun sebelum tahun tahun 1961 terdapat berbagai macam gerakan kepanduan. Akan tetapi
berkat perjuangan bangsa Indonesia, semua gerkan kepanduan pada waktu itu yang jumlahnya banyak, berhasil disatukan dengan satu gerakan kepanduan yaitu gerakan pramuka. Gerakan Pramuka ini mempunyai cita-cita dalam pengembangan karakter anak bangsa untuk membentuk karakter anak bangsa. Kepramukaan ini terdapat berbagai macam aspek pembelajaran apakah dari segi spiritual, emosional, social, jasmani dan rohani yang bertujuan untuk pembentukan karakter seseorang anggota pramuka yang pada akhirnya pembentukan karakter bagi anak bangsa. Dalam pembentukan karakter, gerakan pramuka mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Dalam pembentukan karakter dan kepribadian bangsa dapat diwujudkan dengan adanya pramuka. Salah satu pilar utama membangun bangsa yang maju adalah membangun peradaban yang mulia. Salah satu hal yang penting dalam membangun peradaban bangsa yang mulia adalah pembangunan karakter. Pendidikan karakter saat ini menjadi fokus program Kementerian Pendidikan Nasional. Di setiap kesempatan Menteri Pendidikan yang selalu mengemukakan, agar pendidikan karakter diberikan sejak usia dini. Mengapa demikian? Karena saat ini banyak kasus yang melibatkan anak negeri ke arah perpecahan bangsa, mulai dari korupsi, tidak menghargai nyawa orang lain, tidak menghargai orang tua, tidak disiplin, makelar kasus, video porno serta kasus lainnya yang sudah keluar dari karakter Bangsa Indonesia, yang dikenal dengan ramah tamah, gotong royong, menghargai orang lain. Tentu ada yang belum sesuai dengan proses Pendidikan selama ini, di sisi lain untuk membangun karakter bangsa yang beradab jalan yang efektif adalah melalui proses pendidikan.Dibalik kesuksesan Gerakan Pramuka, sosok Baden Powell juga ikut serta dalam pembangunan dan pencetusan organisasi ini. Berkat keterampilan serta kepekaannya terhadap anak muda, ia mampu membuat organisasi kepanduan. Ketika Baden-Powell kembali ke Inggris setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903. Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda. Disisi lain Baden Powell merasa prihatin melihat pemuda-pemuda Inggeris yang telah kehilangan jati dirinya, dimana
cenderung hidup berfoya-foya dan bermabuk mabukan. Akhirnya Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja. Maka pada tahun 1907 Baden Powell yang nama aslinya Robert Stephenson Smyth membuat satu perkemahan di pulau Brownsea selama 8 hari bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Pengalaman keberhasilan Baden Powell sebelum dan sesudah perkemahan dituangkan dalam bukunya "Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid. Lord Baden Powell memutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral atas nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter para remaja sebagai kader bangsa. Maka tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia) untuk anak usia 17 tahun. Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia dengan menghindari lima karang, yaitu karang Atheis(tidak bertuhan), karang wanita(sex bebas),
karang
pacuan
kuda(judi),
karang
tekukur(munafik)
dan
karang
madat(narkoba). Melalui buku “Scouting for Boys” itulah kepanduan berkembang di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu dimana kurang dirasakan pentingnya oleh kaum muda, akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal. Menyadari hal tersebut maka pada peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-45 Tahun 2006, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis PembimbingNasional Gerakan Pramuka mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Momentum revitalisasi gerakan pramuka tersebut dirasakan sangat penting dalam upaya pembangunan karakter bangsa yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Oleh karenanya di berbagai kesempatan termasuk pada saat pembukaan Jambore Nasional IX di Kabupaten OKI Sumatra Selatan bapak Presiden Republik Indonesia selalu mengingatkan kepada para gubernur dan
walikota/bupati untuk sepenuhnya mendukung organisasi ini sebagai wadah pendidikan jati diri anak bangsa yang terencana dengan memberikan dana alokasi cukup dari APBD dan dana pengembangan lainnya yang tersedia. Ini menunjukkan bahwa Baden Powell mampu menghidupkan dan mengembangkan gerakan Pandu dengan hasil pengembangannya yakni Gerakan Pramuka untuk kelangsungan hidup pemuda. Seperti halnya yang ia katakan dalam pertemuan Pandu Dunia, “Pramukapramuka yang kucinta,Jika kamu pernah melihat sandiwara Peter Pan, maka kamu akan melihat mengapa pemimpin bajak laut selalu membuat pesan-pesannya sebelum meninggal, karena ia takut, kalau-kalau tidak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya, jika saat ia menutup matanya telah tiba. Demikian halnya dengan diriku. Meskipun waktu ini aku belum meninggal, namun saat itu akan tiba juga bagiku. Oleh karena itu aku ingin menyampaikan kepadamu sekedar kata perpisahan untuk minta diri. Ingatlah, ini adalah pesanku yang terakhir bagimu. Oleh karena itu, renungkanlah ! Hidupku adalah sangat bahagia dan harapanku mudah-mudahan kamu sekalian masing-masing juga mengenyam kebahagiaan dalam hidupmu sepeti aku. Saya yakin bahwa Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan adalah membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih anak-anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup, jika kamu kelak telah dewasa. Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam hatimu, betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang diciptakan Tuhan di dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya. Lebih baik melihat kebagusankebagusan suatu hal daripada mencari kejelekan-kejelekan. Jalan nyata yang menuju kebahagiaan ialah membahagiakan orang lain. Berusahalah agar kamu dapat meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik daripada tatkala kamu tiba didalamnya. Dan bila giliranmu tiba untuk meninggal, maka kamu akan meninggal dengan puas, karena kamu tidak menyia-nyiakan waktumu, akan tetapi kamu telah mempergunakannya sebaik-baiknya. Sedialah untuk hidup dan meninggal dengan bahagia. Masukkanlah paham itu senantiasa dalam Janji Pramukamu, meskipun kamu
sudah bukan kanak-kanak lagi dan Tuhan akan berkenan memberikan karunia pertolongan padamu dalam usahamu”. Maka dari itu kita sebagai generasi muda wajib mengenal sosok dibalik kesuksesan serta perkembangan Gerakan Pandu dan Pramuka. Seperti halnya pepatah yang mengatakan TAK KENAL MAKA TAK SAYANG. Salam Pramuka!!!