PERFORMANSI KOMUNIKASI VOIP – SIP DENGAN GSM DAN CDMA MELALUI GSM DAN CDMA GATEWAY
TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana
Oleh : Nanang Tri Junianto 41407110094
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir dengan judul: PERFORMANSI KOMUNIKASI VOIP – SIP DENGAN GSM DAN CDMA MELALUI GSM DAN CDMA GATEWAY
Yang diajukan oleh: Nama
:
Nanang Tri Junianto
NIM
:
41407110094
Fakultas
:
Teknologi Industri
Jurusan/Peminatan
:
Teknik Elektro/Telekomunikasi
Telah disetujui dan disahkan sebagai Tugas Akhir.
JAKARTA, OKTOBER 2009 DISAHKAN OLEH
Pembimbing Ketua
Jurusan Teknik Elektro
( Ir. Said Attammimi, MT)
(Ir. Yudhi Gunardi, MT) Kordinator Tugas Akhir
( Ir. Yudhi Gunardi, MT )
ii | P a g e
LEMBAR PERYATAAN
Nama
:
Nanang Tri Junianto
NIM
:
41407110094
Fakultas
:
Teknologi Industri
Jurusan/Peminatan
:
Teknik Elektro/Telekomunikasi
Judul Tugas Akhir
:
PERFORMANSI DENGAN GSM
KOMUNIKASI
VOIP-SIP
DAN CDMA MELALUI GSM
DAN CDMA GATEWAY
Dengan ini menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang telah saya buat ini merupakan hasil kerja sendiri dan benar keasliannya, kecuali yang disertakan kutipan-kutipan yang berasal dari referensi pada daftar pustaka. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak terdapat paksaan.
Penulis
Nanang Tri Junianto 41407110094
iii | P a g e
ABSTRAKSI
Perkembangan
teknologi
komunikasi
yang
begitu
cepat
dapat
mempengaruhi pola komunikasi di masyarakat luas. Telekomunikasi analog sudah mulai ditinggalkan orang dan mulai digantikan oleh teknologi digital, sehingga memudahkan orang untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien. Teknologi VOIP sendiri memungkinkan suatu jaringan LAN pada sebuah kantor bisa berhubungan dengan jaringan LAN di kantor yang lain yang berbeda kota maupun negara dengan harga yang sangat murah dibandingkan percakapan tersebut menggunakan teknologi analog. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sistem komunikasi suara berbasis SIP (VoIP) pada small office melalui jaringan intranet serta merancang sistem komunikasi suara berbasis SIP dengan GSM dan CDMA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan dan metode penelitian laboratorium. Pengujian yang dilakukan melingkupi penggunaan CODEC G.711u dan GSM serta CDMA, konsumsi bandwidth untuk setiap CODEC, pengaruh jumlah pengguna terhadap bandwidth , pengujian beberapa GSM dan CDMA carrier dan parameter parameter yang menentukan QoS di setiap user agent seperti delay, jitter, packet loss, R factor dan MOS. Performansi GSM dan CDMA carrier yang terbaik dalam penelitian ini adalah Simpati dan Flexi. Kedua operator tersebut dapat digunakan secara maksimal dalam penelitian ini meskipun bisa saja ada faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi ketidakakuratan penelitian yang kami kerjakan. Diantaranya adalah faktor Jumlah penggunaan pemakai operator telepon dalam suatu wilayah tertentu pada saat yang bersamaan (traffic usage) dan juga kuat lemahnya sinyal suatu operator di tempat penelitian yang kami kerjakan. Kedua hal tersebut sangat mungkin menjadi faktor penentu akurat dan tidaknya penelitian ini.
iv | P a g e
ABSTRACT
Growth of the communications technology so quickly can influence the communications pattern in wide society. Analogous telecommunications have started to be left by people and started to be replaced by digital technology, so that facilitate the people to communicate effectively and efficient. Technology VOIP enable a network LAN an office can relate to the network LAN in different other office of town and state at the price of very cheap which compared to the the conversation use the analogous technology. This Research purpose is to design the voice communications system base on SIP (Voip) at small office through network intranet and also design the voice communications system base on SIP with GSM and CDMA. Research method the used is bibliography method and method research of laboratory. The examination embosom the usage CODEC G.711u and GSM and also CDMA, consume bandwidth to each CODEC, influence of is amount of consumers to bandwidth , examination some GSM and CDMA carrier and the parameters determine QoS in each user agent be like delay, jitter, packet loss, R factor and MOS.
Performance GSM and CDMA carrier the best in this research is Simpati and Flexi. Both the operator can be used maximal in this research though might possibly is other factors which can influence inaccurate the research we do. Among its are factor usage of user of operator cellular phone in selected region at the same time (traffic usage) as well as weak strength of signal an operator is in the place that research we do. Both the things very possibly become the accurate determinant and of research don't this.
v|Page
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil‘alamin, Segala Puji Bagi Allah SWT yang telah menyempurnakan nikmatNya atas kilauan cahaya kehidupan yang menerangi hati manusia kepada hakikat sebenarnya sebagai hambaNya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada kekasih Allah SWT manusia paling mulia di dunia yang fana ini Rasulullah SAW. Dan dengan ridha-Nya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul : “ PERFORMASI KOMUNIKASI VOIP-SIP DENGAN GSM DAN CDMA MELALUI GSM DAN CDMA GATEWAY”
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan yang ditempuh penulis di Universitas Mercu Buana serta merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Fakultas Elektro jurusan Telekomunikasi Universitas Mercu Buana. Rasa syukur yang tak berhingga penulis haturkan atas selesainya tugas akhir ini dan semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang berlipat ganda, terutama yang ditujukan kepada : 1. Keluarga tercinta, Ibu, Bapak, Kakak, Adik dan seluruh anggota keluarga tercinta atas semuanya, baik dukungan support, materiil dan moriil serta tiada hentihentinya terus mendoakan anakmu ini agar menjadi anak yang sholeh, sukses baik di dunia maupun di akhirat kelak. 2. Bapak Said Attammimi atas bimbingannya yang telah sabar menanti hari demi hari untuk senantiasa menunggu tugas akhir ini selesai penulisannya 3. Bapak Bambang Hutomo selaku Manager NE yang memberikan ide dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini 4. Mas Aris, Mas Wahyu, Ismail dan karyawan PT. Satelkom Quarta yang telah banyak membantu hingga selesainya tugas akhir ini 5. Bapak Ibu Dosen kampus Universitas Mercu Buana yang terhormat yang telah memberikan banyak pelajaran berharga kepada penulis
vi | P a g e
6. Sahabat-sahabatku dibangku kuliah, Hendris, Endah, Irma, Dewi dan Rekan-rekan Mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu per satu baik di Meruya maupun di Kampus Menteng. Terima kasih atas bantuan sekilas ide dan saran-saran brilian khususnya Fakultas Elektro Jurusan Teknik Telekomunikasi. 7. Sahabatku yang di kantor maupun yang di rumah, terimakasih atas dukungan semangatnya 8. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga semua bantuan kalian dapat dibalas dengan setimpal oleh Allah SWT.
Penulis mengakui bahwa skripsi ini masih belum sempurna yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis miliki, sehingga dibutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini data bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, Oktober 2009
Penulis
vii | P a g e
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan ...........................................................................................
i
Lembar Pernyataan ...........................................................................................
ii
Abstraksi ...........................................................................................................
iii
Abstract ............................................................................................................
iv
Kata Pengantar...................................................................................................
v
Daftar Isi ...........................................................................................................
vii
Daftar Tabel .......................................................................................................
xi
Daftar Gambar ...................................................................................................
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................................................
1
1.2
Ruang Lingkup
...................................................................
3
1.3
Tujuan
..................................................................
3
1.4
Metodologi Penelitian
...................................................................
4
1.5
Sistematika Penulisan
...................................................................
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
GSM
...................................................................
7
2.2
CDMA
...................................................................
11
2.3
NETWORK
...................................................................
15
2.3.1
Definisi dan Ciri-ciri Local Area Network (LAN) ..................
15
2.3.2
Definisi dan Ciri – ciri Metropolitan Area Network (MAN) ....
16
2.3.3
Definisi dan Ciri – ciri Wide Area Network (WAN) ................
16
viii | P a g e
2.4
Referensi Model Jaringan .......... ...............................................................
17
2.4.1
Model TCP/IP Layer...... ........................................................
17
2.4.2
Model Referensi OSI.......... ....................................................
19
2.5
Media Transmisi Data
.......... ..........................................................
20
2.6
PBX dan IP PBX
.......... ..........................................................
23
2.6.1
Cara Kerja PBX ..... ................................................................
24
2.6.2
Cara Kerja Ip PBX .......... .......................................................
25
2.7
Pengertian VOIP
.......... ..........................................................
25
2.7.1 Sejarah Singkat VOIP .......... ...................................................................
26
2.7.2
SIP (Signalling Protocol) .......... .............................................
26
2.7.2.1
Protokol H.323 ......................................................
26
2.7.2.2
Protokol IAX (Inter Asterisk Exchange) ..................
27
2.7.2.3
Session Initiation Protokol (SIP).............................
29
2.7.2.4
Cara Kerja SIP .......................................................
30
2.7.2.5
Struktur Request Message ......................................
31
2.7.2.6
Struktur Response Message ...................................
32
QOS (Quality of Service) VOIP ..............................................
33
2.8
CODEC (Compressor – Decompressor) .......... .........................................
35
2.9
Asterisk
38
2.7.3
BAB 3
...................................................................
PERANCANGAN SISTEM
3.1
Sistem SIP-GSM dan SIP-CDMA ............................................................
39
3.2
Diagram Alir Sistem ............…................................................................
41
ix | P a g e
3.3
3.4
Rancangan Perangkat Keras.
..............................................................
42
3.3.1
Komputer sebagai Server .......................................................
42
3.3.2
SIP User Agent
..............................................................
43
3.3.3
Hub/Switch
..............................................................
43
3.3.4
Router
…................................................................
44
3.3.5
GSM Gateway
…................................................................
44
3.3.6
CDMA Gateway
..............................................................
44
Rancangan Perangkat Lunak.
..............................................................
45
3.4.1
..............................................................
45
3.4.1.1
SIP.CONF….. ........................................................
45
3.4.1.2
EXTENSIONS.CONF….. ......................................
50
3.4.1.3
FEATURES.CONF….. ..........................................
51
3.4.1.4
VOICEMAIL.CONF….. ........................................
52
X-Lite
..............................................................
53
..............................................................
54
Panggilan ke jaringan GSM dan CDMA ................................
54
3.4.2 3.5
Konfigurasi Jaringan 3.5.1
BAB 4 4.1
4.2
Asterisk 1.4.22
EVALUASI DAN IMPLEMENTASI
Spesifikasi Sistem
...............................................................................
57
4.1.1
Perangkat Keras
..............................................................
63
4.1.2
Perangkat Lunak
..............................................................
64
..............................................................
64
Instalasi Asterisk 1.4.22 .........................................................
64
Implementasi Sistem 4.2.1
x|Page
4.2.2
Membuat User Account pada SIP.CONF...... ..........................
64
4.2.3
Membuat Dial Plan pada EXTENSION.CONF…... ...............
67
4.2.4
Konfigurasi pada Setiap User Agent…....................................
71
4.2.4.1
Hardphone IP Phone….. ....................................
71
4.2.4.2
Softphone X-lite….. ...........................................
72
4.2.4.3
GSM Gateway ….. .............................................
73
Pengujian Sistem
...............................................................................
77
4.3
4.3.1
Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent dan Fitur yang Tersedia .......................................................... 4.3.1.1
Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent .......................................................
4.3.1.2
4.3.4
BAB 5
79
Pengujian Pengukuran Bandwidth untuk CODEC G.711u dan GSM ...................................................................
4.3.3
77
Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent yang berbeda Jaringan ....................
4.3.2
77
80
Pengujian Pengukuran QOS untuk komunikasi pada server pusat dan Server Cabang .................................................................
85
Pengujian Pengukuran QOS untuk Komunikasi GSM ............
87
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
...............................................................................
93
5.2
Saran
.......................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
95
xi | P a g e
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Spesifikasi GSM ........................................................................ 8
Tabel 2.2
Perbandingan jenis mobile comunication.. ................................. 8
Tabel 2.3
Tabel Sejarah VOIP ....................................................................26
Tabel 2.4
Format Request Message ............................................................31
Tabel 2.5
Format Response Message ..........................................................32
Tabel 2.6
Nilai Ie dan Bpl untuk macam macam CODEC...........................34
Tabel 2.7
Hasil Perbandingan R factor dengan MOS Pengguna ..................34
Tabel 2.8
Perbandingan antar-CODEC .......................................................36
Tabel 3.1
Spesifikasi server........................................................................42
Tabel 3.2
Perbandingan SIP-PBX ...............................................................45
Tabel 4.1
IP Phone Elesign ESP 1202 ........................................................57
Tabel 4.2
Router Cisco 1750 ......................................................................58
Tabel 4.3
Hub 3Com 8/TPO .......................................................................60
Tabel 4.4
Switch Repotec 5-P Nway .........................................................60
Tabel 4.5
GSM gateway V100 ...................................................................61
Tabel 4.6
CDMA Gateway Suncomm SC-9900 .........................................62
xii | P a g e
Tabel 4.7
Hasil percobaan komunikasi antar user agent (1 LAN) dalam 10 kali percobaan (percakapan selama 60 detik) ……………… ....78
Tabel 4.8
Hasil percobaan komunikasi antar user agent (berbeda jaringan) dalam 10 kali percobaan (percakapan selama 60 detik) .............80
Tabel 4.9
Pengujian user agents server pusat .............................................85
Tabel 4.10
Pengujian user agents server cabang ..........................................86
Tabel 4.11
Pengujian untuk masing – masing server ....................................87
Tabel 4.12
Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan
GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama dalam 5 kali percobaan selama 10 detik .................................................................................88 Tabel 4.13
Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan
GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda dalam 5 kali percobaan selama 10 detik .................................................................................89 Tabel 4.14
Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan
Lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama dalam 5 kali percobaan selama 10 detik .................................................................................90 Tabel 4.15
Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan
Lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda dalam 5 kali percobaan selama 10 detik .................................................................................91 Tabel 4.18
Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan
CDMA melalui CDMA gateway dengan CDMA carrier yang sama dalam 5 kali percobaan selama 10 detik .................................................................................91
xiii | P a g e
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Fungsi Waktu vs Frekuensi pada CDMA ..................................11
Gambar 2.2
Analogi Sistem CDMA .............................................................12
Gambar 2.3
Cara Kerja Sistem CDMA .........................................................12
Gambar 2.4
Near - Far problem dan teknik power kontrol .............................13
Gambar 2.5
TCP/IP Layer ............................................................................17
Gambar 2.6
Model Referensi OSI .................................................................20
Gambar 2.7
Perbandingan Model OSI Layer dan TCP/IP Layer .....................20
Gambar 2.8
Komunikasi 2 buah host dengan menggunakan IAX ...................28
Gambar 2.9
Scenario Call ..............................................................................28
Gambar 2.10 Contoh Sebuah Sesi Komunikasi ...............................................32 Gambar 3.1
Sistem SIP dengan GSM gateway dan CDMA gateway ..............40
Gambar 3.2
Diagram alir Sistem SIP – GSM dan SIP – CDMA .....................41
Gambar 3.3
Softphone X-Lite ........................................................................54
Gambar 3.4
Diagram
alir
komunikasi
antar
user
agent
dengan
GSM dan CDMA .......................................................................55 Gambar 4.1
IP Phone Elesign ESP 1202 ........................................................58
Gambar 4.2
Router Cisco 1750 ......................................................................59
xiv | P a g e
Gambar 4.3
Hub 3Com 8/TPO. ......................................................................60
Gambar 4.4
Switch Repotec 5-P Nway .........................................................61
Gambar 4.5
GSM gateway V100....................................................................62
Gambar 4.6
CDMA Gateway Suncomm SC-9900 ..........................................63
Gambar 4.7
Langkah 1 – Konfigurasi Softphone. ...........................................72
Gambar 4.8
Langkah 2 - Konfigurasi Softphone .............................................72
Gambar 4.9
Langkah 3 - Konfigurasi Softphone. ............................................73
Gambar 4.10 Konfigurasi melalui web browser ...............................................73 Gambar 4.11 Tampilan awal pada GSM gateway .............................................74 Gambar 4.12 Menu pada Advanced Configuration ...........................................74 Gambar 4.13 Konfigurasi WAN setting ...........................................................75 Gambar 4.14 Konfigurasi dialing plan .............................................................75 Gambar 4.15 Konfigurasi Advance Setting .......................................................76 Gambar 4.16 Konfigurasi Hotline setting .........................................................76 Gambar 4.17 Topologi Komunikasi antar User Agent pada 1 LAN ..................77 Gambar 4.18 Topologi Komunikasi antar User Agent dengan berbeda jaringan..... ..................................................................................79 Gambar 4.19 Pengukuran bandwith dengan CODEC G.711u ...........................82
xv | P a g e
Gambar 4.20 Total penggunaan bandwith selama 1 menit ...............................82 Gambar 4.21 Pengukuran bandwith dengan CODEC GSM ..............................82 Gambar 4.22 Total penggunaan bandwith selama 1 menit ................................83
xvi | P a g e
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan
teknologi
yang
sangat
pesat
mendorong
terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah pengiriman suara secara digital melalui Internet, WAN, maupun LAN, yang dikenal dengan nama VoIP. VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan Digital atau Jaringan IP. Jaringan IP sendiri merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis packet-switch. Dengan berkomunikasi menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional atau yang lebih dikenal dengan PSTN (Public Switched Telephony Network),. PBX merupakan perangkat penyambungan komunikasi telepon yang terletak di sisi pelanggan, misalnya di gedung-gedung perkantoran yang memerlukan percabangan sambungan telepon. Umumnya perangkat PBX terhubung ke penyedia layanan telekomunikasi publik. Untuk membangun sebuah system IP PBX dibutuhkan software aplikasi atau yang biasa dikenal dengan nama server VoIP. Adapun software aplikasi yang akan digunakan pada skripsi ini adalah Asterisk (server VoIP) dan X-Lite (software client/softphone). Internet Telephony Gateway atau yang lebih sering disebut voice gateway diperlukan untuk melewatkan voice melalui jaringan internet (IP). Voice gateway mengubah format sinyal suara analog ke paket IP, begitu juga
sebaliknya.
Beberapa
vendor
menyediakan
voice
gateway
berkapasitas kecil (SOHO-Small Office & Home Office Gateway) yang berbentuk card yang harus diinstal ke sebuah PC atau berbentuk smart
terminal (tidak memerlukan PC). Ada 2 jenis voice gateway yang tersedia yaitu analog gateway (PSTN) dan digital gateway (T1/E1, GSM, CDMA). Dalam penyusunan skripsi ini sistem IP PBX atau Voip Server akan dihubungkan dengan GSM dan CDMA gateway serta akan dilakukan analisis terhadap performansinya. Performansi komunikasi perlu dijaga, mengingat VoIP mempunyai kemungkinan melakukan berbagai cara kompresi untuk menciptakan efisiensi saluran. GSM dan CDMA juga melakukan kompresi dan tiap kompresi memerlukan proses masingmasing sehingga bisa mempengaruhi kualitas komunikasi tersebut. Untuk keperluan ini perlu dianalisis performansi sambungan VoIP dengan protokol SIP dan dalam hal ini dibangkitkan oleh Asterisk dengan sistem GSM dan CDMA yang dilakukan melalui GSM dan CDMA gateway Protocol merupakan sebuah set aturan yang mengatur bagaimana device – device dalam sebuah jaringan agar dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Protocol VoIP secara umum dibagi 2 bagian, yaitu control/signaling dan data voice. Control/Signaling VoIP adalah protocol yang berfungsi untuk menghubungkan dan menjaga trafik yang sebenarnya yaitu berupa data voice juga menjaga seluruh operasi jaringan. Protocol ini dikenal juga dengan istilah Packet Signaling. Data voice adalah traffic user berupa informasi yang disampaikan end-to-end yang dikenal juga sebagai Packet Voice. VoIP menggunakan IP sebagai basic transport. Di layer Transport VoIP menggunakan TCP dan UDP over IP. Beberapa signaling protocol yang ada saat ini adalah H.323, IAX, SIP, SCCP, MGCP, MEGACO, dan SIGTRAN. Tetapi yang paling popular dan banyak digunakan adalah H.323 dan SIP. Signaling protocol yang akan digunakan pada skripsi ini adalah SIP (Session Initiation Protocol). SIP merupakan protocol yang digunakan untuk inisiasi, modifikasi dan terminasi sesi komunikasi VoIP. SIP adalah protocol yang bersifat Open Standard yang dipublikasikan oleh IETF dalam RFC 2543 dan RFC 3261. Selain digunakan untuk negosiasi sesi komunikasi voice, SIP juga 2|Page
dapat digunakan untuk negosiasi sesi komunikasi data media lain seperti video
dan
text.
Melakukan
negosiasi
sesi
komunikasi
karena
SIP merupakan signalling protocol, bukan media transfer protocol. Artinya SIP tidak menghantar data media (voice, video dan text), melainkan hanya melakukan negosiasi sesi komunikasi saja dan memanfaatkan protocol lain seperti RTP sebagai media transfer protocol.
1.2
Ruang Lingkup Dalam penulisan skripsi ini akan dibahas tentang analisis performansi sambungan VoIP – SIP menggunakan GSM gateway dan CDMA gateway. Beberapa tahap yang akan dilakukan yaitu : Membangun sistem IP PBX menggunakan GSM gateway. Membangun sistem IP PBX menggunakan CDMA gateway. Penggunaan CODEC G.711u dan GSM Memilih konfigurasi sistem IP PBX dan GSM gateway dengan performansi yang memadai. Memilih konfigurasi sistem IP PBX dan CDMA gateway dengan performansi yang memadai. Melakukan testing performansi GSM carrier seperti XL, Simpati dan Mentari. Melakukan testing performansi CDMA carrier seperti Esia, Flexi dan StarOne.
1.3
Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :. •
Memahami cara kerja jaringan VoIP terutama yang berbasis SIP menggunakan GSM Gateway
•
Memahami cara kerja jaringan VoIP terutama yang berbasis SIP menggunakan CDMA Gateway 3|Page
•
Menganalisis performa pada sistem IP PBX dengan menggunakan GSM dari sejumlah GSM carrier.
•
Menganalisis performa pada sistem IP PBX dengan menggunakan CDMA dari sejumlah CDMA carrier.
1.4
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Metodologi Analisis •
Penentuan rumusan masalah Pada tahap ini akan ditentukan sasaran – sasaran yang akan dicapai dari penelitian ini.
•
Observasi melalui daftar pustaka Pada
tahap ini, penelitian dilandaskan atas teori dari berbagai
sumber yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. •
Analisis Menganalisa sistem komunikasi yang telah berjalan dan meneliti kekurangan dan kelebihan dari sistem yang telah berjalan tersebut.
2. Metodologi Perancangan Merancang suatu jaringan VoIP dengan menggunakan GSM gateway dan CDMA gateway yang berbasis SIP.
1.5
Sistematika Penulisan Secara umum sistematika penulisan skripsi ini terbagi menjadi 5 bab yang
terbagi sebagai berikut :
4|Page
Bab 1 Pendahuluan Bab Pendahuluan berisi tentang pembahasan mengenai latar belakang permasalahan yang dihadapi penulis, ruang lingkup, tujuan yang ingin dicapai dan manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya sistem yang baru. Bab ini juga membahas mengenai metodologi penelitian serta sistematika penulisan yang digunakan. Bab 2 Landasan Teori Bab Landasan Teori berisikan tentang teori-teori yang mendukung pembuatan skripsi ini. Meliputi teori dan konsep dasar jaringan komputer baik yang umum seperti definisi dan jenis jaringan, protokol komunikasi, topologi jaringan, Local Area Network Devices, maupun yang khusus seperti GSM Gateway, CDMA Gateway, PBX, dan IP PBX.
Bab 3 Perancangan Sistem Bab Perancangan Sistem akan membahas tentang perancangan suatu sistem komunikasi VoiP – SIP dengan GSM melalui GSM gateway, CDMA melalui CDMA gateway beserta kelengkapannya yang akan diajukan sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
5|Page
Bab 4 Implementasi dan Evaluasi Bab Implementasi dan Evaluasi berisi tentang spesifikasi yang dibutuhkan, pengujian dan evaluasi terhadap sistem yang dirancang Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil testing terhadap analisa performansi yang telah dilakukan pada sistem menggunakan parameter CODEC, GSM dan CDMA carrier yang berbeda. Selain itu juga terdapat saran – saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem ke arah yang lebih baik dari sistem yang telah dirancang.
6|Page
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
GSM Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar
global untuk komunikasi bergerak sistem digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk di Eropa pada tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telepon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz, dimana untuk frekwensi uplinknya digunakan frekwensi 890915 MHz, dan frekwensi downlinknya menggunakan frekwensi 935 – 960 MHz. Dengan bandwidth sebesar 25 MHZ yang digunakan ini (915 - 890 = 960 – 935 = 25 MHz), dan lebar kanal sebesar 200 kHz, maka akan didapat 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk voice dan 1 kanal untuk signaling. Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah subscriber/pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak ini, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekwensi untuk GSM pada band frekwensi di range 1800 MHZ, yaitu band frekwensi pada 1710-1785 MHz sebagai frekwensi uplink dan frekwensi 18051880 MHZ sebagai frekwensi downlinknya. Kemudian GSM dengan band frekwensi 1800 MHZ ini dikenal dengan sebutan GSM 1800. Pada GSM 1800 ini tersedia bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 = 1785-1710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal tetap sama seperti GSM 900, yaitu 200 KHz, maka pada GSM 1900 akan tersedia kanal sebanyak 375 kanal. GSM yang awalnya hanya digunakan di Eropa, kemudian meluas ke Asia dan Amerika. Di Amerika Utara, dimana sebelumnya sudah berkembang teknologi lain yang menggunakan frekwensi 900 MHZ dan juga 1800 MHz, sehingga frekwensi ini tidak dapat lagi digunakan untuk GSM. Maka regulator telekomunikasi di sini memberikan alokasi frekwensi 1900 MHZ untuk 7|Page
pengimplementasian GSM di Amerika Utara. Pada GSM 1900 ini, digunakan frekwensi 1930-1990 MHz sebagai frekwensi downlink dan frekwensi 1850-1910 MHz sebagai frewkwensi uplinknya. Spesifikasi lengkap tentang GSM 900, GSM 1800, dan GSM 1800 dapat dilihat di tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Spesifikasi GSM GSM 900
GSM 1800
GSM 1900
Frekwensi Tx (MHz)
935 - 960
1805 - 1910
191990
Frekwensi Rx (MHz)
890 – 915
1710 – 1785
1850 - 1910
Metode Multiple
TDMA/FDMA
TDMA/FDMA
TDMA/FDMA
Pada saat ini GSM merupakan teknologi yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan teknologi mobile communication lainnya, Tabel 2.2 Perbandingan jenis mobile communication pada quarter kedua 2008 Jenis komunikasi
Pemakai
Presentase
cdmaOne
7.99.081
0,22%
CDMA2000 1X
292.479.194
7,87%
CDMA2000 1xEV-DO
101.171.640
2,76%
Rev.A
2.349544
0,06%
GSM
2.961.292.242
80,79%
WCDMA
216.434.662
5,90%
WCDMA HSPA
43.416.405
1,18%
TDMA
3.042.671
0,08%
PDC
9.150.409
0,25%
iDEN
27.610.798
0,75%
Analog
522.697
0,01%
Total
3.665.389.343
100%
CDMA2000 1xEV-D)
8|Page
Pada teknologi GSM (Global System for Mobile Communication ), memiliki keuntungan dalam kualitas suara digital yang lebih baik sehingga suara menjadi lebih jernih.
Komunikasi pada teknologi GSM dapat dilakukan dengan
menggunakan media udara (air interface) dari ponsel
GSM ke BTS (Base
Transceiver Station) yang berfungsi sebagai station pemancar dan penerima dengan kecepatan 22,8 Kb/s. Dari BTS kemudian diteruskan ke BSC (Base Station Controller) sebagai induk dari BTS yang kemudian BSC meneruskan ke SSS (Switching Sub System) yang terdiri dari : MSC, HLR, VLR, EIR dan AuC. Secara garis besarnya jaringan GSM dibagi menjadi 3 sistem yaitu : 1.
Switching Sub System (SSS). Fungsi dari SSS adalah mengatur komunikasi antar pengguna GSM,
mengatur komunikasi pengguna GSM dengan jaringan lain, dan sebagai data base untuk manajemen mobilitas dari pengguna. Karena fungsinya yang sangat kompleks, maka SSS dilengkapi dengan : • Mobie Switching Center (MSC) Sebagai penghubung antara satu jaringan GSM dengan jaringan lainnya melalui Internetworking Function (IWF) • Home Location Register (HLR) untuk menyimpan data permanen dari semua pelanggan. • Visitor Location Register (VLR) untuk menyimpan data pelanggan yang bersifat temporer disesuaikan dengan area tempat pelanggan berada. • Authentication Register (AuC) untuk keperluan pemeriksaan validasi pelanggan. • Equipment Identity Register (EIR) merupakan register penyimpan data seluruh mobile station/ ponsel dan EIR ini berisi IMEIs (International Mobile Equipment Identities), yang merupakan merupakan nomor seri perangkat + tipe code tertentu, akan tetapi EIR ini belum diterapkan di Indonesia. 2.
Base Station System (BSS). BSS (Base Station System) merupakan bagian dari radio sistem pada
network GSM yang terdiri dari: BSC, BTS dan TRAU. Ketiganya merupakan
9|Page
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena fungsi mereka yang saling mendukung. BSC (Base Station Controller) adalah bagian inti (intelligent/master) dari sistem BSS yang menghubungkan antara BTS dengan SSS (seluruh data base BTS dan TRAU ada pada BSC). Adapun fungsi utama dari BSC adalah data base seluruh network elemen BSS, penyambungan kanal traffict, memproses pensinyalan, pengendalian daya, menangani fungsi-fungsi operasi dan maintenace serta monitoring system. BTS (Base Transceiver Station) dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam jaringan BSS dan perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (mobile subscriber/pelanggan). Fungsinya sebagai elemen network yang berinteraksi langsung dengan mobile subscriber melalui radio interface (air interface). BTS terdiri dari Tx (Transmite) dan Rx (Receive) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas, dalam GSM sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio service area. Cara kerja radio suatu BTS adalah membentuk dan mengatur traffic cell hubungan dan hand over (perpindahan MS dari satu BTS ke BTS lain) yang berada didalam wilayah cakupannya. TRAU (Transcoding Rate and Adaptions Unit) adalah interface antara BSC dan SSS (MSC). Meskipun TRAU merupakan bagian dari BSS, biasanya TRAU diletakkan dekat MSC. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan link transmisi. Pada perangkat TRAU terjadi kompresing link dari dari 64 Kbps dari MSC ke TRAU (4 AInterface/ PCMA) menjadi 16 Kbps dari TRAU ke BSC (1 Asub-Interface/PCMS). Kompresing ini dilakukan hanya untuk traffic channel. Hal tersebut dimaksudkan agar traffic channel yang digunakan untuk percakapan pelanggan bisa lebih banyak 4 kali dari sebelumnya. Sedangkan untuk time slot 0 yang digunakan untuk frame alignment signal dan time slot 16 untuk signaling tidak dilakukan compressing, sebab jika dilakukan compress maka proses pensinyalan akan menjadi lambat.
3.
Operation Maintenance System (OMS). Bertugas melakukan pengawasan performance seluruh jaringan BSS dan
NSS yang ada di bawah kendalinya, melakukan penanganan gangguan tingkat pertama, loading data base dan memberikan informasi gangguan dan 10 | P a g e
performance jaringan. Seluruh perangkat dan elemen ini diatur oleh sistem sehingga membentuk jaringan, yang sering kita sebut sebagai network.
2.2
CDMA Teknik CDMA adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA
dan TDMA. Teknik CDMA berawal pada tahun 1949 ketika Claude Shannon dan Robert Pierce menyampaikan ide dasar CDMA. Teknik ini merupakan temuan yang brilian karena kanal yang satu dengan lainnya tidak dibedakan dari frekuensi/FDMA atau waktu/TDMA yang secara awam lebih mudah dipahami, melainkan
dengan
perbedaan kode yang saling ortogonal. Kode - kode ini
membedakan antara pengguna satu dengan pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna yang besar, dalam bidang frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal dari pengguna sehingga interferens akan meningkat. Kondisi ini akan menurunkan unjuk-kerja sistem. Ini berarti, kapasitas dan kualitas sistem dibatasi oleh daya interferens yang timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan.
Gambar. 2.1 Fungsi Waktu vs Fekuensi pada CDMA CDMA merupakan akses bersama yang menggunakan prinsip komunikasi spektrum tersebar. Sinyal bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan menggunakan sinyal dengan lebar bidang yang besar yang disebut sebagai sinyal penyebar (spreading signal). Metode ini dapat di analogikan dengan cara 11 | P a g e
berkomunikasi dalam satu ruangan yang besar. Setiap pasangan dapat berkomunikasi secara bersama-sama tetapi dengan bahasa yang berbeda, sehingga pembicaraan pasangan satu bisa dianggap seperti suara kipas bagi pengguna yang lain, karena tidak diketahui maknanya. Pada saat banyak yang berkomunikasi maka ruangan menjadi bising. Kondisi ini membuat ruangan menjadi tidak kondusif lagi untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, jumlah yang berkomunikasi harus dibatasi. Agar jumlah yang berkomunikasi bisa maksimal maka kuat suara tiap pembicara tidak boleh terlalu keras.
Gambar 2..2 Analogi sistem CDMA
Gambar 2.3 Cara kerja sistem CDMA Dalam diagram blok CDMA pada gambar 2.3 tampak bahwa data input dari satu pelanggan dikalikan dengan salah satu dari banyak kode PN (pseudo noise). Jumlah kemungkinan kode yang dihasilkan oleh generator kode PN identik dengan jumlah kanal yang disediakan. Akan tetapi jika diterapkan pada telepon seluler, CDMA mempunyai masalah yang disebut near-far problem, perhatikan
12 | P a g e
gambar 2.4 Masalah ini terjadi akibat pemakaian pita frekuensi yang sama pada waktu yang sama.
Gambar 2.4 Near - Far problem dan teknik power kontrol Akibat dari masalah ini adalah pelanggan yang paling dekat dengan base station (BTS) akan mendominasi BTS karena sinyalnya diterima (oleh BTS) paling besar dibandingkan dengan pelanggan lain yang jaraknya lebih jauh. Bagi pelayanan yang baik, hal itu tidak diharapkan. Untuk mengatasinya dipakailah teknik power control. Teknik ini menyebabkan BTS memerintahkan ponsel pelanggan untuk mengurangi daya pancar (secara otomatis) ketika sinyalnya diterima paling besar. Sehingga seluruh pelanggan di areal cakupan BTS akan diterima dengan besar sinyal yang sama. Keunggulan CDMA jika diaplikasikan pada sistem selular di banding dengan metode akses lainnya ( FDMA dan TDMA ) adalah : 1.
Co-exixt dengan selular CDMA Dua sistem seluler FDMA dan CDMA dapat beroperasi secara bersama-sama. Perancang selular CDMA dapat memberikan solusi dengan memperkenalkan unit bergerak dual mode FDMA/CDMA pada pelanggan.
2.
Tidak membutuhkan equalizer Bila laju transmisi lebih besar daripada 10 kbps dalam FDMA dan TDMA, sebuah equaliser dibutuhkan untuk mengurangi intersimbol
13 | P a g e
interference yang dibutuhkan time delay spread. Dalam CDMA hanya dibutuhkan korelator sebagai penggganti equalizer pada penerima untuk despreading sinyal spread spectrum. 3.
Satu radio per site Hanya satu radio yang dibutuhkan pada tiap sel atau pada tiap sektor.
4.
Tidak membutuhkan guard time dan guard band Guard time dibutuhkan dalam CDMA antara time slot sedangka guard band dibutuhkan pada FDMA untuk menjaga interferensi antar kanal.
5.
Tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi Pada TDMA dan FDMA, pengelolaan frekuensi merupakan tugas kritis untuk diselesaikan. Karena hanya terdapat satu kanal radio bersama pada CDMA, tidak ada pengelolaan
frekuensi yang
dibutuhkkan. 6.
Soft capacity Kapasitas sistem CDMA ditentukan oleh interferensi diri. Dalam usaha untuk mempunyai banyak user berkomunikasi secara simultan, interferensi cochannel memberikan batasan jumlah user yang aktif secara simultan.
7.
Soft Handoff Soft handoff dapat dilakukan dalam CDMA karena setiap sel menggunakan frekuensi yang sama.
8.
Proteksi dari penyadapan dan jamming. Anti sadap dan jamming secara inheren terdapat dalam sistem komunikasi spread spektrum.
Sedangkan beberapa kelemahan yang timbul pada teknik CDMA jika diaplikasikan pada sistem selular antar lain : 1.
Coverage yang masih relative terbatas
2.
Ketika jumlah user di tambah, tingkat kualitas layanan berkurang
3.
Muncul Near- Far- problem , pelanggan yang paling dekat dengan base station (BTS) akan mendominasi 14 | P a g e
2.3
Network Network (jaringan) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang
masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas berupa kabel tembaga saja, namun juga bisa melalui fiber optic, gelombang microwave, infrared, bahkan melalui satelit. Secara umum network mempunyai beberapa manfaat yang lebih dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri. Adapun manfaat yang didapat dalam membangun network adalah sebagai berikut : -
Sharing resources
-
Media komunikasi
-
Integrasi data
-
Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini Berdasarkan tipe transmisinya network dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu : broadcast dan point-to-point. Dalam broadcast network, komunikasi terjadi dalam sebuah saluran komunikasi yang digunakan secara bersama-sama. Data berupa paket yang dikirimkan dari sebuah komputer akan disampaikan ke tiap komputer yang ada dalam jaringan tersebut. Paket data hanya akan diproses oleh komputer tujuan dan akan dibuang oleh komputer yang bukan tujuan paket tersebut. Sedangkan pada point-to-point network, komunikasi data terjadi melalui beberapa koneksi antar sepasang komputer, sehingga untuk mencapai tujuannya sebuah paket mungkin harus melalui beberapa komputer terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam tipe jaringan ini, pemilihan rute yang baik menentukan bagus tidaknya koneksi data yang berlangsung. 2.3.1 Definisi dan Ciri-ciri Local Area Network (LAN) LAN (Local Area Network) adalah sebuah jaringan komputer yang dibatasi oleh area geografik yang relatif kecil dan umumnya berada dalam lingkungan seperti perkantoran atau sekolahan dan dalam satu kompleks. Dalam koneksi jaringan ini, umumnya ada satu komputer yang dijadikan
15 | P a g e
sebuah server. Server tersebut dapat digunakan untuk menyimpan berbagai macam piranti lunak (software) yang dapat dimanfaatkan untuk mengatur jaringan ataupun sebagai piranti lunak yang akan digunakan oleh komputer yang terhubung ke jaringan tersebut. Ciri-ciri LAN (Local Area Network) adalah sebagai berikut : 1.
Beroperasi pada area yang terbatas
2.
Memiliki kecepatan transfer yang tinggi
3.
Dikendalikan secara privat oleh administrator local
4.
Menghubungkan peralatan yang berdekatan
2.3.2 Definisi dan Ciri – ciri Metropolitan Area Network (MAN) MAN (Metropolitan Area Network) merupakan jaringan yang area cakupannya lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu kota. MAN dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang lebih besar lagi. Ciri MAN (Metropolitan Area Network) adalah cakupan geografiknya lebih besar daripada LAN. Kecepatan transfer data dapat sama besar dengan kecepatan data transfer pada LAN biasa.
2.3.3 Definisi dan Ciri-ciri Wide Area Network (WAN) WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan yang ruang lingkupnya sudah terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai penghubungnya sudah menggunakan media satelit ataupun kabel bawah laut. Ciri-ciri WAN (Wide Area Network) adalah sebagai berikut : 1.
Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas
2.
Memiliki kecepatan transfer yang lebih rendah daripada LAN
3.
Menghubungkan peralatan yang dipisahkan oleh wilayah yang luas, bahkan secara global 16 | P a g e
2.4
Referensi Model Jaringan 2.4.1 Model TCP / IP Layer Model TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protokol) diciptakan oleh US Department of Defence (DoD), karena DoD ingin mendesain network yang dapat tetap berfungsi dalam kondisi apapun.
Gambar 2.5 TCP / IP Layer TCP / IP terdiri dari 4 layer, antara lain : •
Network Access Layer (Physical / Link Layer) Layer ini bertugas untuk mengatur semua hal-hal yang diperlukan
sebuah paket IP agar dapat dikirimkan melalui sebuah medium fisik jaringan, termasuk di dalamnya detil teknologi LAN dan WAN. •
Internet Layer Layer ini memiliki tugas utama untuk memilih rute terbaik yang
akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan packet switching untuk mendukung tugas utama tersebut. Protokol yang ada pada layer ini : a)
Internet Protocol (IP)
Internet Protocol (IP) adalah protokol yang berorientasi pada data, yang mengatur bagaimana data dikirim dari satu komputer ke
17 | P a g e
komputer lain dalam suatu jaringan komputer. Setiap perangkat keras (host) yang berada dalam jaringan internet setidaknya mempunyai satu IP Address yang bersifat unik yang membedakan dari host lain. b)
Internet Control Message Protocol (ICMP)
Internet Control Message Protocol adalah protocol manajemen dan layanan messaging yang disediakan untuk IP. c)
Address Resolution Protocol (ARP)
Address Resolution Protocol mencari alamat hardware dari host yang sudah diketahui alamat IP-nya. Jadi, ARP menerjemahkan alamat software (IP) menjadi alamat hardware. d)
Reserve Address Resolution Protocol (RARP)
Ketika IP digunakan oleh mesin diskless, tidak ada cara untuk mengetahui alamat IP-nya. Namun alamat mac bisa diketahui. Reserve Address Resolution Protocol mengetahui identitas alamat IP untuk mesin diskless dengan cara mengirim paket yang mengikutsertakan alamat MAC dan meminta alamat IP untuk alamat MAC tersebut. 3.
Transport Layer Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data
menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection antara keduanya. Layer ini bertugas untuk memecah data dan membangun kembali data yang diterima dari application layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengirim data. 4.
Application Layer Layer ini berfungsi untuk menangani high-level protocol, masalah
representasi
data,
proses
encoding,
dan
dialog
control
yang
memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan. Layer ini berisi spesifikasi protokol-protokol khusus yang menangani aplikasi umum seperti Telnet, File Transfer Protocol (FTP), Domain Name System (DNS), dan lain-lain. 18 | P a g e
2.4.2 Model Referensi OSI OSI (Open Systems Interconnection) adalah suatu upaya standarisasi jaringan komputer yang dimulai pada tahun 1982 oleh International Organization for Standardization (ISO) bersama Internationa Telecommunication Union Telecommunication Standardization Sector (ITU-T). Pada model referensi OSI ini ada tujuh layer yang pada tiap layernya mengilustrasikan fungsi-fungsi jaringan. Ke tujuh layer tersebut adalah : 1.
Application Layer Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan pengguna, layer ini menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi.
2.
Presentation Layer Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer aplikasi supaya informasi yang dikirimkan dapat dibaca oleh layer aplikasi pada sistem lain.
3.
Session Layer Sesuai dengan namanya, layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur, dan memutuskan sesi komunikasi.
4.
Transport layer Layer ini berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket- paket data yang akan dikirim dan penyusun kembali paket-paket data menjadi sebuah informasi yang diterima.
5.
Network Layer Network layer menyediakan transfer informasi diantara ujung sistem melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Layer ini dapat melakukan pemilihan jalur terbaik dalam komunikasi jaringan yang terpisah secara geografis (Path Selection).
6.
Data Link Layer Data Link layer berfungsi menghasilkan alamat fisik (physical addressing), pesan-pesan kesalahan (error notification), pemesanan pengiriman data (flow control).
7.
Physical Layer 19 | P a g e
Physical layer berkaitan dengan karakteristik tinggi tegangan, periode perubahan tegangan, lebar jalur komunikasi (bandwidth), jarak maksimum komunikasi, dan konektor.
Gambar 2.6 Model referensi OSI Perbandingan Model OSI Layer dan TCP/IP Layer
Gambar 2.7 Perbandingan Model OSI Layer dan TCP/IP Layer
2.5 a.
Media transmisi data Kabel UTP Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan kabel LAN yang paling banyak dipakai saat ini. Jenis kabel ini mudah dalam pemasangan, tidak
20 | P a g e
mahal, dan memiliki kinerja yang baik. UTP yang digunakan untuk jaringan saat ini adalah UTP kategory 5 yang dapat mendukung transmisi data sebesar 100 mbps dengan jarak maksimal 100 meter. Untuk menambah jarak jangkauan dapat dengan menggunakan repeater, hub, bridge atau switch. UTP terdiri dari 4 pasang kabel yang dipilin untuk mengurangi interferensi. Dalam pemasangannya UTP dihubungkan dengan menggunakan jack RJ-45 menurut susunan warna yang ditentukan. Spesifikasi kabel berdasarkan bandwith : a. Category 1
: hanya untuk transmisi voice
b. Category 2
: bandwidthnya >4 Mbps
c. Category 3
: bandwidthnya >10 Mbps
d. Category 4
: bandwidthnya >16 Mbps
e. Category 5
: bandwidthnya >100 Mbps
f. Category 5e
: bandwidthnya >100 Mbps (bisa sampai 1 Gbps) hanya
g. Category 6
berbeda pada kekebalan terhadap noise
: bandwidthnya >1000 Mbps / 1 Gbps ke 4 twsited dibatasi oleh sekat PVC.
Standarisasi urutan kabel berdasarkan standar TIA/EIA : a. 568 B : PO O PH B PB H PC
C
b. 568 A : PH H PO B PB O
C
PC
Tipe kabel untuk komunikasi fisik antar device : a.
Straight – through Tipe kabel straight digunakan untuk menghubungkan 2 device
yang berbeda jenis Layer 3 device
pc, router
Layer 2 device
switch, bridge
Layer 1 device
hub, repeater
Contoh : pc <-> hub, pc <-> switch, router <-> hub, router <-> switch
21 | P a g e
b.
Crossover Tipe kabel crossover digunakan untuk menghubungkan 2 device
yang sama jenisnya (bekerja pada layer yang sama). Contoh : switch <-> switch, pc <-> pc, hub <-> hub, router <-> router, hub <-> switch, pc <-> router c.
Rollover Tipe kabel crossover digunakan untuk komunikasi serial dari serial
port pc (COM port) ke console port network device (ex : router, switch) untuk melakukan konfigurasi pada network device tersebut.
b.
Kabel Coaxial Kabel coaxial adalah kabel yang pertama kali digunakan untuk LAN. Saat ini masih digunakan, walaupun banyak yang telah berganti dengan twistedpair. Kabel coaxial dapat mendukung transmisi data hingga 10 mbps dengan jarak mencapai 500 meter. Tetapi harganya sedikit lebih mahal daripada UTP, dan pemasangannya sulit.
c.
Fiber Optic Biasanya digunakan untuk pengkabelan backbone. Kabel ini menggunakan berkas cahaya sebagai penghantar data. Kabel fiber optic tidak terpengaruh oleh aliran listrik maupun medan magnet, memiliki kecepatan tinggi dan dapat mencapai jarak yang jauh tanpa kehilangan data. Kabel fiber optic jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan kabel tembaga biasa, memerlukan peralatan yang lebih mahal, dan pemasangannya sulit.
d.
Wireless Wireless menggunakan media gelombang radio sebagai penghantar data. Untuk pengoperasiannya, diperlukan suatu unit receiver dan transmitter. Terdapat beberapa standar untuk operasi wireless, di antaranya adalah 802.11a, 802.11b, 802.11g. Frekuensi yang sering digunakan dalam transmisi wireless antara lain 2,4 GHz (bebas lisensi) dan 5 GHz. Kecepatan yang dapat dicapai oleh transmisi wireless adalah 54 Mbps.
22 | P a g e
2.6
PBX dan IP PBX PBX adalah sistem telepon yang ada dalam sebuah perusahaan atau
organisasi yang berfungsi sebagai call switch antar pengguna di dalam perusahaan atau organisasi dengan menggunakan jaringan internal. PBX dapat juga melakukan panggilan keluar. Ada yang mengenal PBX sebagai phone switch, yaitu perangkat yang menghubungkan antara telepon analog dalam suatu jaringan telepon lokal dengan jaringan telepon umum. PBX menggunakan teknologi telepon analog pada awalnya, namun sekarang telah menggunakan teknologi telepon digital (sinyal digital diubah ke sinyal analog) untuk panggilan keluar pada local loop dengan menggunakan Plain Old Telephone Service (POTS). Tujuan dari penggunaan PBX adalah untuk menghemat biaya yang dibutuhkan untuk menarik kabel dari setiap pengguna ke central office (CO) perusahaan telepon. Umumnya sebuah PBX terdiri dari: •
Saluran trunk telepon (multiple phone) yang berakhir pada PBX
•
Sebuah komputer atau perangkat dengan memori yang mengatur switching panggilan keluar dan ke dalam pada PBX
•
Jaringan saluran pada PBX
•
Sebuah console atau switchboard untuk sebuah operator (optional)
Fungsi utama PBX untuk me-routing incoming calls ke extension yang tepat dalam suatu kantor dan untuk membagi saluran telepon antar extension. Seiring berkembangnya waktu PBX memiliki penambahan fungsi, yaitu : • Automated greetings untuk penelepon dengan menggunakan pesan yang telah direkam • Dialing menus • Koneksi ke voicemail • Mendistribusikan panggilan ke sebuah departemen yang ingin dihubungi melalui automatic call distribution (ACD)
23 | P a g e
• Teleconferencing • Memberikan menu pilihan untuk melakukan panggilan langsung, seperti melakukan koneksi ke extension tertentu atau ke departemen • Meng-hold panggilan ketika PBX akan menghubungkan ke user yang akan dihubungi • Menyalakan musik atau pesan tertentu ketika panggilan sedang di-hold • Melakukan transfer panggilan antara sesama extension yang ada • Memberikan call record secara detail dan real-time system management
2.8.1 Cara kerja PBX Cara mengoperasikan PBX cukup mudah. Penelpon yang berada di luar jaringan suatu perusahaan, ingin menelpon seseorang di dalam perusahaan dengan menggunakan beberapa tipe telepon. Panggilan tersebut di-routing melalui PSTN menuju saluran telepon perusahaan yang disewa dari suatu perusahaan telepon. Sistem PBX menjawab panggilan dengan memberikan recorded greeting, memberikan menu pilihan koneksi ke penelpon dan merouting panggilan ke nomor ekstension yang diinginkan atau untuk melakukan holding queue (ACD queue atau hunt group) untuk sebuah departemen. Jika panggilan masuk tidak ingin dijawab dengan menggunakan recorded greeting (mesin), maka panggilan pertama kali akan di-routing ke operator atau receptionist yang kemudian akan mem-forward panggilan ke ekstension yang dituju. Panggilan akan ditransfer ke sebuah ekstension sehingga pesawat telepon dari ekstension tersebut berbunyi. Jika pesawat telepon tersebut diangkat panggilan tersebut akan terhubung. Jika tidak, panggilan akan ditransfer ke voicemail atau ke ekstension lain yang memiliki group hunting yang sama, hal tersebut tergantung setting routing pada PABX.
24 | P a g e
2.8.2 Cara Kerja IP PBX IP PBX adalah sebuah sistem yang mempunyai fungsi utama menyediakan layanan VoIP (Voice Over IP) mulai dari registrasi user, call routing, call conference, interactive voice response, call forwarding, caller id, voice mail dan sebagainya. Dalam sebuah jaringan VoIP, selain terdapat IP PBX, juga terdapat beberapa client yang dapat saling berkomunikasi dengan baik dengan perantaraan IP PBX. Prinsip kerja dari sistem layanan VoIP adalah sebagai berikut : Clientclient yang terhubung dalam sistim tersebut mempunyai nomor IP Address sendiri. Untuk bisa berkomunikasi antar client, maka masing-masing client harus ter-register di IP PBX. Setelah diregistrasi, setiap client akan mendapat
nomor
user (user
account).
Jika
sebuah
client
ingin
berkomunikasi dengan client lain harus men-dial nomor user dari client tujuan sesuai dengan nomor yang telah teregistrasi pada IP PBX. Komunikasi antar client selalu dimonitor oleh server.
2.7
Pengertian VOIP Voip (Voice Over Internet Protocol) / Internet Telephony / IP Telephony
merupakan teknologi yang memungkinkan komunikasi jarak jauh melalui media internet. Sinyal analog yang dihasilkan dari suara kita di ubah menjadi sinyal digital. Hasil digitalisasi suara tersebut kemudian akan di kompresi dan dibentuk ke dalam paket – paket data yang ditransmisikan melalui jaringan internet.
25 | P a g e
2.7.1 Sejarah Singkat VOIP Tabel 2.3 Sejarah VOIP Tahun
Hal
1876
Penemuan Telepon oleh Alexander G.Bell
1915
Telepon menghubungkan benua – benua besar menggunakan jalur teknologi : - POTS : Plain Old Telephone Systems - PSTN : Public Switched Teleephone Networks
1973
ARPANET / Network Voice Protocol (Expremental)
1995
Volcatec ”Internet Phone” on PC486/33, modem soundcard tetapi masih half dulplex dengan kualitas suara rendah
1996
Perkembangan Digital Signal Prosesor (DSP)
1997
VOIP mulai memasuki pasar global
2000
VOIP mulai diterima oleh masyarakat
Sekarang
Telepon ke telepon selular di AS dari telepon rumah di Indonesia
(2008)
hanya Rp. 250/ mnt
2.7.2 SIP (Signaling Protocol) Signaling Protocol dalam VoIP digunakan untuk membangun atau memutuskan sesi komunikasi, menyimpan informasi mengenai letak user, dan menegosiasikan kapabilitas. Protokol-protokol yang umum dipakai adalah H.323, IAX, dan SIP.
2.7.2.1 Protocol H.232 H.323 adalah sebuah standar yang diciptakan oleh international Telecommunication Union (ITU) yang merupakan sebuah organisasi di bawah
26 | P a g e
naungan PBB dimana pemerintahan dan sektor privat berkoordinasi dalam hal pelayanan jaringan komunikasi global. H.323 diciptakan sebagai penyediakan mekanisme untuk mentransfer aplikasi multimedia melalui jaringan lokal atau Local Area Network (LAN). H.323 mencangkup semua aspek yang ada dalam melakukan VoIP. H.323 mengatur registrasi, admisi, dan status sebuah sesi komunikasi, H.225 mengatur cara membangun sesi komunikasi atau melakukan panggilan, dan H.245 untuk menentukan cara berkomunikasi atau kapabilitas komunikasi. Elemen dasar jaringan dari topologi H.323 adalah terminal, gatekeeper dan gateway. Terminal adalah perangkat yang berfungsi sebagai endpoint, yang melayani satu atau lebih user untuk melakukan pembicaraan dengan user lain. Gatekeeper adalah inti dari sebuah zona H.323 yang mengendalikan komponen – komponen yang di dalamnya. Sebuah zona H.323 terdiri dari gateway, dan terminal yang dikendalikan oleh sebuah gatekeeper. Gateway adalah pihak yang berfungsi menghubungkan antara protokol H.323 dengan sistem lainnya, seperti PSTN dan SIP.
2.7.2.2 Protokol IAX (Inter Asterisk Exchange) IAX adalah protokol kontrol dan transmisi untuk media streaming melalui jaringan Internet Protocol (IP). IAX dapat digunakan untuk semua tipe media streaming termasuk video tetapi tujuan utama dari protokol ini adalah untuk mengontrol IP voice call. IAX biasanya digunakan untuk komunikasi VoIP antar Asterisk. Tujuan utama didesainnya protokol ini adalah untuk meminimalisasi penggunaan bandwidth. IAX menggunakan User Datagram Protocol (UDP) dan menggunakan port 4569. Berikut gambar ilustrasi hubungan antara 2 internet host yang menggunakan IAX.
27 | P a g e
Gambar 2.8 Komunikasi 2 buah host dengan menggunakan IAX • Call setup
Gambar 2.9 Scenario Call Gambar di atas mengilustrasikan alur message yang digunakan pada voice call, contoh host A menginisiasi call dengan mengirimkan NEW message kepada host B. Host B kemudian mengirimkan pesan ACCEPT yang menandakan bahwa request sudah diterima dan menyatakan bahwa B telah siap. Host A kemudian kirim ACK message ke host B yang menandakan bahwa telah menerima ACCEPT message dari B. Host B memulai ring teleponnya, pada saat ini dikirimlah RINGING message ke host A, host A kemudian mengirimkan ACK message ke host B yang menandakan bahwa A telah menerima RINGING message, ketika telepon diangkat, host B mengirimkan
28 | P a g e
ANSWER message ke host A dan pengesetan untuk call telah selesai, keduanya sudah dapat berkomunikasi suara secara full-duplex antara host A dan host B.
2.7.2.3 Session Initiation Protocol (SIP) Protokol yang dirancang dan diimplementasikan dalam penulisan ini adalah protokol SIP, dengan alasan sebagai berikut : •
Mudah diimplementasikan. Membangun jaringan VoIP berbasiskan komponen- komponen SIP lebih mudah karena software yang digunakan banyak yang berlisensi open source dan mudah diperoleh serta status produksinya setara dengan komersil.
•
Mudah
untuk
mengimplementasikan
fitur-fitur
baru
dan
digabungkan dengan layanan lainnya seperti Free Mail. •
Mampu bekerja untuk user agent yang berada di belakang NAT (Network Address Translation) atau common firewall dengan relatif mudah.
•
Kualitas suara dan sebagian besar penggunaan bandwidth diserahkan pada peer-to-peer.
•
Telah terbukti cukup baik untuk beberapa VoIP Service Provider, seperti VoIP Rakyat
SIP (Session Initiation Protocol) atau dikenal juga dengan IETF RFC 3261, didesain sebagai protokol multimedia yang dapat memanfaatkan kegunaan dari arsitektur aplikasi internet yang sudah ada. Sebagai sebuah protokol panggil, SIP hanya mengatur bagaimana cara membangun dan menutup sebuah sesi komunikasi. SIP menggunakan protokol lainnya dari IETF untuk mengatur semua aspek dalam VoIP dan sesi komunikasi, seperti RTP untuk media transfer, SDP untuk menentukan cara berkomunikasi, URL untuk pengalamatan, Domain Name System (DNS) untuk menemukan suatu alamat, dan Telephony Routing over IP (TRIP) untuk pengaturan jalur panggilan.
29 | P a g e
SIP adalah sebuah signaling protocol (application-layer control) untuk menciptakan, mengatur dan menghentikan sesi komunikasi multimedia antara dua atau lebih peserta. Sesi komunikasi ini meliputi internet multimedia conference, internet telephone calls dan distribusi multimedia. Fungsi SIP: 1.
Inisiasi panggilan: • Membangun sebuah sesi komunikasi • Mengundang user lain untuk bergabung di dalam sesi komunikasi
2.
Modifikasi panggilan: • SIP dapat memodifikasi sesi komunikasi
3.
Pemutusan panggilan: • Menutup sesi komunikasi
4.
Presence • Mengumumkan status user pada user lain seperti: online, offline, away atau busy
2.7.2.4 Cara Kerja SIP Kerja dari SIP adalah sebagai berikut. Pemanggil (UAC) dan penerima (UAS) dikenali dari alamat SIP-nya, contohnya “sip:
[email protected]”, pada saat melakukan panggilan, pemanggil (UAC) pertama-tama menentukan lokasi server yang tepat dan mengirimkan request message. Operasi SIP yang paling biasa digunakan adalah INVITE, namun panggilan ini tidak langsung mencapai penerima, melainkan dapat membentuk rantai dari proxy server yang saling melemparkan pangilan untuk mencapai penerima. Message pada SIP dapat dikirimkan dengan menggunakan TCP atau UDP. TCP menyediakan transportasi data yang terkontrol dan terjamin, tetapi lebih lambat dibandingkan dengan UDP yang tidak memperhatikan error. Pengiriman message dengan TCP baik untuk digunakan pada jaringan dengan kecepatan tinggi seperti LAN, ADSL, VSAT, dan sebagainya, namun pada
30 | P a g e
kenyataannya, pengiriman message ini umumnya menggunakan UDP yang lebih cepat, dan penanganan error dilakukan pada layer atas. Message pada SIP berbasis teks standar dan menggunakan karakter ISO 10646 dengan encoding UTF-8. setiap baris harus diakhiri dengan CRLF (Carriage Return Line Feed). Hampir semua sintaks dari message ini serupa dengan yang ada pada HTTP. Message ini dapat berupa request message (untuk melakukan panggilan atau meminta layanan) atau dapat berupa response message (merespon panggilan atau layanan).
2.7.2.5 Struktur Request Message Tabel 2.4 Format Request Message Metode
URI Pengirim
Versi SIP
Metode: • INVITE : untuk melakukan panggilan • ACK : untuk mengkonfirmasi • BYE : untuk menutup sesi • CANCEL : membatalkan pencarian dari panggilan • OPTION : meminta fitur atau opsi dari pihak lain • REGISTER : melakukan registrasi ke pelayanan lokasi server • INFO – digunakan untuk membawa pesan informasi lainnya, seperti informasi inline DTMF. URI (Uniform Resource Identifier) pengirim merupakan alamat URL dari pengguna atau layanan berasal, sedangkan versi SIP adalah versi yang digunakan pada saat melakukan layanan. Contoh sebuah request mesage : INVITE sip:
[email protected] SIP/2.0
2.7.2.6 Struktur Response Message Tabel 2.5 Format Response Message 31 | P a g e
Versi SIP
Kode Status
Informasi tambahan
Kode status (dengan awalan tertentu) dan artinya : •
1xx : sedang mencari, panggilan sedang berdering, mengantri
•
2xx : sukses
•
3xx : penerusan layanan(forwarding)
•
4xx : kesalahan pada client
•
5xx : kesalahan pada server
•
6xx : panggilan sibuk atau tidak menerima atau tidak bisa dicari
Informasi tambahan mengandung informasi tekstual yang menjelaskan status. Contoh dari sebuah response message : SIP/2.0 200 OK Pada gambar 2.11 merupakan sebuah contoh sesi komunikasi yang mungkin terjadi pada sebuah sesi komunikasi dengan menggunakan SIP.
Gambar 2.10 Contoh Sebuah Sesi Komunikasi
32 | P a g e
2.7.3 QoS (Quality Of service) VOIP QoS (Quality Of service) merupakan hal yang penting dalam perencanaan VOIP, karena hal ini merupakan indikator apakah komunikasi yang dilakukan berkualitas atau tidak. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan VOIP antara lain: -
Kualitas suara
-
Latency
-
Packet loss
-
Jitter Satuan kualitas suara yang digunakan biasanya disebut Mean Opinion
Score (MOS) dan R factor. Metode MOS merupakan sebuah hasil survei dalam percakapan dimana nilai rata-rata kualitas suara antara 1 sampai 5 dimana 1 artinya buruk dan 5 artinya paling baik, MOS ini sudah ada sebelum teknologi VOIP dan digunakan dalam pengukuran kualitas komunikasi telepon analog. Kemudian ITU membuat standart pengukuran R factor dengan menggunaka EModel yang tertuang dalam ITU-T G.107 dimana untuk R factor didapat dari perhitungan: R = Ro – Id – Ie-eff + A Dimana : Ro adalah rasio dari sinyal Id adalah kerusakan karena adanya delay dimana : Id = 0.024D + 0.11(D – 177.3)H(D-177.3) (2.3) D = delay pada pengiriman data (ms) H(x) = fungsi Heaviside : H(x) =0 if x<0; H(x)=1 if x>0 Ie-eff adalah kerusakan karena rendahnya bit rate dari codec yang digunakan serta adanya packet loss dimana : Ie − eff = Ie + (95 − Ie ) Ie
Ppl Ppl + Bpl
= adalah kerusakan karena kualitas dari CODEC itu sendiri dan sudah
tertuang dalam ITU G.113
33 | P a g e
Bpl = packet loss robustness (tergantung dari CODEC) Ppl
= rata rata packet loss (%) Tabel 2.6 Nilai Ie dan Bpl untuk macam macam CODEC Codec G 711 + PLC G 711 G.723.1+VAD G.729A + VAD GSM EFR
Rate (Kbps) 64 64 6.3 8 12.2
Ie 0 0 15 11 5
Bpl 25.1 4.3 16.1 19.0 10
A adalah nilai kompensasi tambahan, dimana untuk media kabel nilai kompensasinya 0, untuk gsm nilai kompensasinya 5 – 10 dan untuk satellite kompensasinya 20 Dimana dengan perhitungan tersebut didapat hasil dengan skala 0 - 100. Setelah didapat skala nilai R factor, dibuat perbandingan nilai R factor dengan nilai MOS dimana : Untuk R
0:
MOS = 1
Untuk 0 Untuk R
R 100: 100:
MOS = 1 + 0.035R + R( R − 60)(100 − R)7 ⋅10−6 MOS = 4.5
Berikut ini perbandingan nilai R factor dengan nilai MOS : Tabel 2.7 Hasil Perbandingan R factor dengan MOS Pengguna Opini Pengguna
R factor
MOS score
Maximum yang di dapat G.711
93.2
4.41
Paling baik
90 – 100
4.34 – 4.50
Baik
80 – 90
4.03 – 4.34
Cukup baik
70 - 80
3.60 – 4.03
Buruk
60 – 70
3.10 – 3.60
Sangat buruk
0 -60
1.00 – 3.10
Latency dan jitter akan mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Latency merupakan delay yang terjadi dalam pengiriman paket ke tujuan. Latency 34 | P a g e
terjadi karena beberapa faktor antara lain : teknik kompresi yang digunakan, kapasitas bandwith yang tersedia, prosesor yang digunakan, dll. Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi pada saat pengiriman paket dan penerimaan paket. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya antrian antar paket (congestion) yang ada pada saat pengiriman paket paket data. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan semakin turun Packet loss menyatakan banyaknya paket yang hilang selama paket dikirimkan. Packet loss sering diakibatkan karena adanya antrian antar paket (congestion) sehingga menyebabkan ada paket yang hilang pada waktu tertentu. Dalam VOIP packet loss tidak boleh terjadi bahkan untuk 1 % packet loss dapat mengakibatkan penurunan kualitas suara.
2.8
CODEC (Compressor – Decompressor ) Pengkodean suara merupakan perubahan kode analog menjadi kode digital
agar suara dapat dikirim dalam jaringan computer. Pengkodean ini dikenal dengan istilah codec. Berbagai jenis codec dikembangkan untuk mengkompresi suara agar bisa menggunakan bandwidth yang lebih kecil tanpa mengorbankan kualitas suara (suara yang dikeluarkan masih dapat di dengar dengan baik). Konversi codec bekerja dengan cara memotong bagian sinyal (sampling) audio dalam jumlah tertentu per detiknya. Jika data hasil kompresi berhasil diterima di titik lain, proses selanjutnya adalah perakitan ulang. Data yang dirakit tidak selengkap data saat pertama kali dikirim, ada beberapa bagian yang hilang. Akan tetapi bagian yang hilang sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh telinga manusia. Codec mempengaruhi kebutuhan bandwidth untuk VoIP, semakin kecil bitrate sinyal digital yang dihasilkan codec, maka semakin baik codec tersebut. Namun perhitungan matematis yang dilakukannya menjadi semakin rumit dan ini mempengaruhi kualitas suara setelah di-decode 35 | P a g e
Tabel 2.8 Perbandingan antar CODEC CODEC
Algoritma
Kbit/s
Default ms/packet
Compression delay (ms)
G.711
PCM
64
20
0.75
GSM
RPE-LTP
13
20
20
G.729
CSA-CELP
8
20
10
G.723.1
ACELP
5.3
20
30
Codec juga bekerja menggunakan algoritma tertentu untuk membantunya memecah, mengurutkan, mengkompresi, dan merakit ulang audio data yang ditransmisikan. Salah satu algoritma yang populer digunakan dalam teknologi VoIP adalah CS-ACELP (Conjugate-Structure Algebraic Code-Excited Linear Prediction). Beberapa codec yang digunakan adalah : •
G.711 G.711 merupakan standar ITU codec yang memiliki ukuran 64 Kbps. G. 711
adalah standar PCM yang mengkodekan suara menjadi 8 bit sample pada kecepatan 8000 sample per detik dan memberikan 64kbps dari data suara digital. Menggunakan G.711 untuk VoIP akan memberikan kualitas suara yang paling bagus karena tidak ada kompresi dan ini juga merupakan codec yang sama dengan jaringan PSTN dan jalur ISDN, suara yang keluar akan sama seperti pada saat menggunakan telepon biasa. Codec G.711 juga memiliki latency terendah karena tidak perlu dikompresi. Kelemahannya adalah codec ini membutuhkan lebih banyak bandwidth daripada codec yang lain. G.711 didukung oleh sebagian besar penyedia layanan VoIP. •
G.723.1 Merupakan codec standar ITU yang menggunakan algoritma ACELP
(Algebraic code excited linear prediction). ACELP merupakan salah satu algoritma dalam pengkodean suara dengan hasil kompresi 6.3 kbps. 36 | P a g e
•
G.726 G.726 merupakan codec standar ITU yang digunakan sama pada jaringan
PSTN. Kebanyakan digunakan sebagai internasional trunk untuk melakukan penghematan bandwidth. Codec G.726 menggunakan 32 Kbps dan memberikan kualitas yang hampir sama seperti G.729. Dan ini juga merupakan codec standar yang digunakan pada telepon wireless. •
G.729 G.729 merupakan codec standar ITU yang menggunakan algoritma CELP
(Code excited linear prediction adalah algoritma pengkodean suara yang diperkenalkan oleh M.R. Schroeder and B.S. Atal pada tahun 1985) dengan hasil kompresi 8 kbps dengan kualitas suara yang dihasilkan menyamai voice coding ADPCM dengan bandwith 32 kbps. Meskipun begitu, codec ini membutuhkan banyak waktu proses CPU, oleh karena itu beberapa telepon dan adaptor VoIP hanya bisa menangani satu panggilan G.729 pada satu waktu. Hal ini bisa menyebabkan kegagalan apabila user mencoba untuk melakukan panggilan 3 arah atau melakukan panggilan secara terus-menerus pada kedua jalur dan G.729 adalah satu-satunya codec yang diijinkan. •
GSM GSM (Global System for Mobile Communications) merupakan standar sistem
telepon seluler. Codec GSM asli dinamakan RPE-LTP (Regular Pulse Excitation Long-Term Prediction). Pada Codec GSM suara akan disampling pada 8kHz dan di quantisasi ke dalam 8bit/sample. Kemudian sinyal suara akan diproses, dimana pada sinyal tersebut akan dihilangkan setiap komponen DC dan noise, kemudian sinyal suara akan dikuatkan. Sinyal kemudian dibagi menjadi frame-frame dengan panjang durasi 20ms dan jumlah sample sebanyak 160. Nilai yang didapat merepresentasikan sinyal suara yang kemudian dipetakan ke suatu nilai lain yang disebut log area ratio (LAR). 36 bit digunakan oleh LAR sebagai koefisien filter yang digunakan untuk memfilter frame. Kemudian hasilnya akan dibagi menjadi 4 subframe dengan durasi 5ms dan 40 sample. Pada masing-masing subframe dilakukan long-term prediction. Long-term prediction akan menghasilkan x yang nantinya di lakukan sampling dan quantisasi lagi kepada x. Hasil quantisasi dari x 37 | P a g e
nantinya ditambahkan ke subframe sehingga frame seluruhnya nantinya bertotal 180 bit. •
iLBC
iLBC merupakan codec VoIP yang diciptakan oleh Global IP Sound tetapi dibuat tersedia (termasuk source kodenya juga) oleh lisensi liberal dan bebas, dibawah izin untuk modifikasi. •
Speex Speex merupakan perangkat lunak bebas format kompresi audio yang
dirancang untuk codec bicara. Speex terkenal dengan fleksibilitasnya. Meskipun begitu, codec ini juga membutuhkan banyak waktu proses CPU. Speex bisa diatur untuk memenuhi kebutuhan melalui codecs.conf pada asterisk.
2.9
Asterisk Asterisk pada awalnya dibuat oleh Mark Spencer ,CEO dan pendiri
perusahaan Digium Ltd. Asterisk adalah sebuah program open source yang bisa digunakan sebagai
VoIP server atau yang biasa disebut IP PBX. Asterisk
mempunyai fitur-fitur dasar dari PBX seperti IVR, ,forwarding call, voice mail dan fitur tambahan lainnya seperti, conference call, video conference. Asterisk bisa menggunakan beberapa protokol-protokol VoIP seperti SIP, H323, IAX dan mendukung banyak perangkat keras yang berhubungan dengan jaringan telepon. Sekarang ini, asterisk adalah salah satu IP PBX berbasis perangkat lunak yang paling banyak digunakan dan dapat bekerja di beberapa sistem operasi seperti linux, windows, machintos dan lain sebagainya. Pada system operasi Linux Asterisk yang banyak digunakan seperti asterisk now, trixbox, asterisk 1.4.22, asteriskwin32 atau versi lainnya.
38 | P a g e
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM
3.1
Sistem SIP-GSM dan SIP-CDMA Pada skripsi ini akan dibuat sebuah sistem VoIP beserta konfigurasinya
antara SIP dengan GSM & CDMA Gateway. Sistem yang dibuat memodelkan dua buah kantor di perusahaan yang secara fisik terpisah. Pada masing-masing kantor tersebut terdapat SIP PBX dalam bentuk software yaitu Asterisk. SIP-PBX berfungsi untuk mengatur komunikasi suara yang terdapat pada setiap kantor layaknya PBX tradisional. User agent yang digunakan dapat berupa softphone dan hardphone. Jika ingin menggunakan softphone maka cukup melakukan instalasi softphone yang ingin digunakan ke komputer yang dilengkapi oleh microphone dan loudspeaker. Jika menggunakan hardphone seperti IP Phone dapat langsung menghubungkannya ke jaringan LAN yang tersedia. Masing-masing user agent harus dikonfigurasi terlebih dahulu agar dapat terdaftar ke SIP-PBX. Selain itu agar user agent dikenal oleh SIP-PBX maka pada SIP-PBX yang berupa Asterisk, perlu disediakan nomor yang akan digunakan oleh user agent. Penyediaan nomor pada SIP-PBX dapat dilakukan pada file sip.conf. Setelah menyediakan nomor perlu dilakukan juga pengaturan pada SIP-PBX agar SIP-PBX tersebut mengetahui kemana panggilan diteruskan jika ada user agent yang melakukan panggilan. Untuk menghubungkan antara sistem SIP dengan GSM dan CDMA diperlukan sebuah media gateway. Adapun media gateway yang digunakan pada skripsi ini berupa GSM gateway dan CDMA gateway. Perancangan sistem dimaksudkan agar user agent pada kantor yang satu dapat berkomunikasi dengan kantor yang lain tanpa biaya (karena menggunakan jaringan internet) atau menelepon ke jaringan GSM dan CDMA dengan biaya yang lebih murah. Hal ini dapat terjadi karena pada setiap perusahaan terdapat SIP PBX yang dapat mengatur komunikasi antar user agent yang tersedia. Masingmasing SIP-PBX harus mendaftarkan dirinya pada SIP-PBX lainnya agar dapat
39 | P a g e
dikenal, sehingga SIP-PBX dapat meneruskan panggilan dari user agent yang terletak pada perusahaan A kepada user agent yang terletak pada perusahaan B. Pada saat user agent di perusahaan A ingin menghubungi user agent di perusahaan B maka panggilan akan melewati SIP PBX di perusahaan A lalu masuk ke SIP PBX perusahaan B, setelah itu panggilan diteruskan ke user agent perusahaan B, sehingga komunikasi interlokal ini dapat dilakukan dengan gratis selama jalur internet tersedia. Jika user agent dari perusahaan A ingin menghubungi GSM dan CDMA lokal di perusahaan B maka jalur komunikasi yang akan terjadi menyerupai contoh di atas, bedanya untuk masuk ke GSM dan CDMA lokal di perusahaan B harus melalui media gateway yang ada di perusahaan B, sehingga komunikasi interlokal ini dapat dilakukan dengan biaya lokal dan dibayar oleh kantor di perusahaan B.
Gambar 3.1 Sistem SIP dengan GSM gateway dan CDMA gateway 40 | P a g e
3.2
Diagram alir Sistem
Gambar 3.2 Diagram alir Sistem SIP – GSM dan SIP – CDMA
Gambar 3.2 merupakan diagram alir dari sistem SIP – GSM dan SIP – CDMA secara keseluruhan. Pada sistem ini user dapat melakukan komunikasi antar sesama jaringan lokal, jaringan lokal ke PSTN dan GSM serta CDMA network, GSM dan CDMA network ke jaringan lokal. Komunikasi antar jaringan lokal dapat dilakukan dengan cara langsung men-dial nomor extension. Di tiaptiap kantor memiliki marga extention masing-masing, untuk kantor pusat, extentionnya diawali dengan angka 1, sementara di kantor cabang extentionnya diawali dengan angka 3, hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam 41 | P a g e
pemanggilan sehingga lebih menjadi lebih teratur. Komunikasi jaringan lokal ke GSM/ CDMA dilakukan dengan cara User harus men-dial nomor yang akan dituju dan sebelumnya diawali dengan nomor-nomor rahasia agar tidak semua pihak bisa menggunakan akses untuk melakukan panggilan ke GSM/CDMA. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komunikasi yang dilakukan oleh pihak yang tidak berkepentingan, tapi ada beberapa extention yang benar-benar tidak diberi akses untuk menghubungi jaringan GSM/CDMA meskipun sudah men-dial nomor yang dituju diawali dengan nomor-nomor rahasia. Komunikasi dari GSM/CDMA ke jaringan lokal dilakukan dengan men-dial nomor GSM kantor, penelepon akan langsung terhubung dengan IVR yang akan memerintahkan untuk men-dial extention yang dituju, ivr akan didengarkan dengan waktu tertentu selama belum ada penekanan extention tujuan, jika waktu yang disediakan habis maka panggilan akan langsung dihubungkan dengan extention operator.
3.3
Rancangan Perangkat Keras Adapun perangkat keras yang digunakan dalam sistem SIP PBX dalam
skripsi ini mencakup : komputer yang difungsikan sebagai server, SIP user agent, Hub/Switch, Router, GSM gateway, CDMA gateway dan kabel UTP.
3.3.1
Komputer sebagai server Spesifikasi komputer yang digunakan sebagai server dalam perancangan ini adalah: Tabel 3.1 Spesifikasi server Komponen
Server 1
Server 2
Processor
Pentium 4 @ 2 GHz
Pentium 4 @ 1.8 GHz
Memory
256 MB
256 MB
Kedua server di atas mampu menangani kebutuhan komunikasi pada small office dengan jumlah pengguna yang diasumsikan tidak lebih dari 20
42 | P a g e
user. Network Interface Card dibutuhkan untuk menghubungkan komputer server dengan jaringan komputer.
3.3.2 SIP User agent Adapun user agent yang akan digunakan dalam sistem ini ada 2 macam, yaitu dalam bentuk perangkat keras (hardphone) dan perangkat lunak (softphone). Perangkat keras (hardphone) yang digunakan dalam sistem adalah IP Phone. IP Phone adalah sebuah telepon yang memiliki alamat IP. IP Phone yang digunakan pada sistem ini harus mendukung protokol SIP, memiliki koneksi Ethernet dan dapat dikonfigurasi agar dapat berkomunikasi dengan server. Softphone yang digunakan X-Lite, untuk itu perlu dilakukan instalasi X-Lite terlebih dahulu pada komputer ataupun laptop yang akan menjadi user agent. Pengaturan yang dilakukan pada user agent dalam bentuk hardphone ataupun softphone meliputi pengaturan alamat ip, subnet mask, domain, gateway, SIP server, username dan password pada masing – masing IP Phone yang akan digunakan. Pengaturan username dan password yang digunakan harus sesuai dengan pengaturan yang terdapat dalam file sip.conf agar dapat terdaftar di server yang telah disediakan.
3.3.3
Hub dan Switch Pada skripsi ini perancangan sistemnya menggunakan hub dan
switch yang akan digunakan untuk menghubungkan semua komponen sistem dalam satu jaringan. Hub digunakan karena mengirimkan data secara broadcast sehingga memudahkan sistem untuk dianalisa. Pada implementasi sistem lebih baik menggunakan switch karena memiliki nilai throughput lebih tinggi.
43 | P a g e
3.3.4 Router Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Router berfungsi untuk menghubungkan network yang satu dengan yang lain dan memilih jalur yang terbaik untuk mengirimkan paket data. Router mengirimkan paket data berdasarkan IP address. Pada sistem ini, router dimaksudkan untuk membuat prototipe dua buah perusahaan yang berbeda. Pengaturan dilakukan agar kedua router dapat meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.
3.3.5 GSM Gateway GSM gateway yang dipilih untuk perancangan ini adalah SoundWin V100 yang memiliki 2 buah port, yang terdiri dari port phone (FXS), port line (FXO), port WAN dan port untuk power. Selain itu, juga terdapat sebuah slot untuk GSM card dan tombol reset. Pengaturan parameter FXS pada GSM gateway dapat dilakukan melalui web browser dengan memasukkan alamat ip GSM gateway yang ada. GSM Gateway yang digunakan pada perancangan skripsi mendukung beberapa CODEC yang ada, diantaranya G.711(A-law /µ-law), G.729 AB, G.723 (6.3 Kbps / 5.3Kbps).
3.3.6 CDMA Gateway CDMA gateway yang dipilih untuk perancangan adalah Suncomm yang memiliki 2 buah port, yang terdiri dari port phone (FXS) dan port untuk power. CDMA Gateway ini tidak diperlukan pengaturan parameter FXS ataupun CODEC nya dikarenakan sistem yang dipergunakan merupakan sistem yang auto learning.
44 | P a g e
3.4
Rancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang dapat digunakan dalam sistem ini antara lain:
Asterisk,trixbox, AsteriskWin32, Axon, FreeSwitch, MiniServer, sebagai SIPPBX. Tabel 3.2 Perbandingan SIP -PBX
SIP-
Asterisk
Asterisk
PBX
1.4.22
Win32
Platform
Linux
Source Cost
Axon
FreeSwitch
MiniSIPServer
TrixBox
Windows
Window
Linux
Windows
Linux
Open
Open
Closed
Closed
Closed
Closed
Free
Free
Free
Free
$49
Free
Pada penelitian ini, digunakan SIP server Asterisk 1.4.22 dengan platform linux. Alasan penggunaan tersebut karena fitur pada platform Linux lebih lengkap daripada platform pada Windows. Selain perangkat lunak yang telah disebutkan diatas, terdapat juga perangkat lunak tambahan yang digunakan yaitu : X-Lite.
3.4.1 Asterisk 1.4.22 Asterisk 1.4.22 merupakan perangkat lunak gratis yang berfungsi sebagai SIP-PBX. Pemilihan ini dilakukan karena Asterisk 1.4.22 merupakan open source yang menggabungkan fungsi SIP proxy server, SIP registrar server dan SIP Redirect server ke dalam satu server. Pada Asterisk 1.4.22 dilakukan konfigurasi untuk mengatur jalannya komunikasi pada sistem. Konfigurasi ini dilakukan pada file sip.conf, extension.conf, features.conf dan voicemail.conf. dan meetme.conf.
3.4.1.1
SIP.CONF Pada bagian [general] di file sip.conf ada beberapa variabel
yang dapat dikonfigurasikan beberapa diantaranya adalah: 45 | P a g e
•
allow =
Merupakan perintah untuk mengaktifkan codec yang akan digunakan.
•
allowguest = yes | no Terima atau tolak panggilan dari guest. Pilihan default-nya adalah
yes •
allguest = yes | no Terima atau tolak panggilan dari guest. Pilihan default-nya adalah
yes •
autocreatepeer = yes | no Jika diatur yes, semua orang dapat dengan mudah login sebagai peer tanpa password (biasanya bermanfaat untuk beroperasi dengan SER). Pilihan default-nya adalah yes
•
callerid = <string> Untuk menampilkan informasi nama dari suatu extention . Pilihan default-nya adalah asterisk
•
canreinvite = update | yes | no Jika klien mampu mendukung SIP re-invites. Default-nya adalah
yes •
defaultexpirey = number Lama
waktu
default
(dalam
detik)
dari
registrasi
incoming/outgoing. Pilihan default-nya adalah 120 detik •
disallow = all Tidak mengizinkan semua codec untuk digunakan.
•
dtmfmode = inband | info | rfc2833 (global setting) Pilihan defaultnya adalah rfc2833
•
dumphistory = yes | no Mengaktifkan dukungan untuk tidak mencatat transaksi SIP ke LOG_DEBUG. Pilihan default-nya adalah no
46 | P a g e
•
localnet = NetAddress/Netmask Alamat IP lokal berikut alamat subnetmask-nya
•
fromdomain = <domain> Mengatur isian from: domain default di sip message pada saat beroperasi sebagai sip ua (klien)
•
insecure = very | yes | no | invite | port Mengatur cara menangani sambungan dengan peer. Pilihan defaultnya adalah no (validasi semua sambungan)
•
maxexpirey = Number Durasi (dalam detik) dari registrasi incoming. Pilihan default-nya adalah 3600 detik
•
musicclass = salah satu kelas yang digunakan di musiconhold.conf
•
musiconhold = sama dengan musicclass
•
nat = yes | no | never | route Pilihan default-nya adalah no (yang berarti menggunakan teknik rfc3581)
•
Notifyringing = yes | no Memberitahukan bahwa sistem sedang masuk ketahapan ringing. Pilihan defaulnya adalah yes
•
tcpenable = yes | no digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan TCP, pilihan defaultnya no
•
transport = tcp|udp memilih protokol yang digunakan untuk transport. Pilihan defaultnya udp. Variabel berikut dapat digunakan pada setiap definisi peer:
•
Accountcode = <string> User dapat diasosiasikan ke accountcode.
47 | P a g e
•
Allow = Merupakan perintah untuk mengaktifkan codec yang akan digunakan
•
Allowguest = yes | no Terima atau tolak panggilan dari orang yang tidak dikenal. Pilihan defaultnya adalah yes, dapat juga diatur ’osp’ jika asterisk dikompilasi untuk mendukung OSP (Only Special Person)
•
Auth = Isi dari digest username = pada header SIP
•
callerid = <string> caller ID yang digunakan jika tidak ada informasi yang tersedia. Pilihan defaultnya adalah asterisk
•
call-limit = number banyaknya sambungan telepon simultan yang dapat dilakukan ke user/peer tertentu.
•
callgroup = num1,num2-num3 mendefinisikan calling group yang dapat menelepon ke alamat ini
•
context = jika type = user, context merupakan panggilan yang masuk ke definisi user SIP. Jika type = peer, context merupakan dialplan untuk melakukan panggilan ke luar/outbound dari definisi peer SIP. Jika type = friend, context merupakan semua hubungan inbound dan outbound ke definisi entitas SIP
•
defaultip = ip.add.res.s alamat IP default untuk pilihan client host = jika tidak dispensifikasi sebagai dynamic. Pilihan ini dipakai jika klien belum pernah terdaftar menggunakan alamat IP yang lain. Pilihan ini hanya berlaku jika isian type = peer
•
disallow = all menolak semua codec untuk peer tersebut atau definisi user
48 | P a g e
•
dtmfmode = inband | info | rfc2833 bagaimana klien menangani signal DTMF. Pilihan defaultnya adalah rfc2833
•
host = dynamic | hostname | IPAddr alamat IP klien atau hostname. Jika ingin telepon mendaftarkan sendiri, gunakan keyword dynamic jangan menggunakan host IP
•
incominglimit dan outgoinglimit = number batasan jumlah panggilan aktif simultan yang dapat dilakukan oleh klien SIP. Berlaku hanya untuk pilhan type = peer
•
ipaddr = ip.addr.dari.peer berlaku hanya untuk realtime peer
•
language = kode bahasa seperti didefinisikan di indication.conf mendefinisikan bahasa untuk sapaan
•
mailbox = mailbox extension untuk voicemail. Berlaku hanya untuk type = peer
•
nat = yes | no variabel ini menentukan pola aksi Asterisk untuk klien di belakang NAT. Namun masih belum menyelesaikan masalah jika Asterisk ada di belakang NAT. Pilihan defaultnya adalah no, yang artinya menggunakan teknik rfc3581
•
outboundproxy = IP address atau nama DNS SRV nama SRV name, hostname, atau IP address dari outbound SIP proxy. Berlaku hanya di bagian [general] dan type = peer
•
secret = password jika Asterisk berfungsi sebagai SIP server, klien SIP harus login menggunakan password, jika asterisk berfungsi sebagai klien SIP ke remote SIP server, dibutuhkan otentikasi SIP invite dan isi secret akan digunakan untuk melakukan otentikasi SIP invite yang dikirim Asterisk ke remote server
49 | P a g e
3.4.1.2 EXTENSIONS.CONF File extention.conf adalah file yang digunakan untuk mengatur routing dari sistem IP PBX dan dijalankan berdasarkan pada prioritas yang telah ditentukan. Format penulisan perintah yang digunakan adalah:
exten= <nomor_extension>,<prioritas>,. Tanda “=” (sama dengan) dapat diganti dengan tanda “=>”. File extensions.conf memiliki beberapa bagian, yaitu : -
[general]-Berada
di
bagian
paling
atas
dari
file
extensions.conf. Melalui [general], beberapa konfigurasi umum untuk extension dapat dikonfigurasi. -
globals]-Pada bagian [globals], dapat didefiniskan beberapa variable atau konstanta global dan menginisilaisasi nilainya.
-
Dialplan- Dialplan berisi kumpulan dari context, di mana setiap context berisi kumpulan dari extension
Komponen yang membangun perintah extension adalah sebagai berikut: •
Nomor_extension. Label dari extension dapat berupa sebuah string (angka, huruf, dan simbol yang diizinkan) atau pola yang harus dievaluasi secara dinamis untuk mencocokan pola tersebut dengan banyak kemungkinan nomor telepon. Setiap command line yang menjadi bagian dari extension tertentu harus mempunyai label yang sama.
•
Prioritas. Prioritas biasanya berupa angka integer yang merupakan urutan dari perintah yang harus dijalankan dalam sebuah extension. Perintah pertama yang akan dijalankan harus dimulai dengan prioritas 1, jika tidak terdapat prioritas 1, asterisk tidak akan menjalankan perintah extension. Setelah prioritas 1
selesai
50 | P a g e
dijalankan, akan dilanjutkan ke prioritas 2 dan seterusnya (dengan asumsi tidak ada perintah yang menentukan prioritas mana yang selanjutnya harus dijalankan). Jika perintah selanjutnya
ternyata
tidak
terdefinisi,
asterisk
akan
menghentikan proses eksekusi perintah (walaupun masih ada perintah denggan prioritas lebih tinggi). •
Command adalah perintah yang akan dikerjakan yang akan dijalankan oleh asterisk
•
Parameter Parameter harus diberikan kepada sebuah perintah (command). Tidak semua perintah membutuhkan parameter. Beberapa perintah bahkan dapat dijalankan tanpa parameter. Contoh :
exten => 123,1,Answer exten => 123,2,Playback(sound1) exten => 123,3,Voicemail(44) exten => 123,4,Hangup Penjelasan : Pada saat terjadi penekanan 123, maka extention 123 akan langsung menjawabnya dan setelah itu akan memainkan file suara dengan nama sound1 setelah file suara tersebut selesai dimainkan maka akan langsung memasukan voicemail ke mailbox 44 dan setelah selesai akan memutuskan.
3.4.1.3 FEATURES.CONF Pada file ini, dapat dilakukan pengaturan untuk fitur call
transfer dan call parking. Parameter-parameternya adalah : •
Pada bagian [general] •
parkext =>
51 | P a g e
diisi dengan nomor yang harus di-dial untuk mendapatkan nomor ruang parking •
parkingtime => diisi dengan lamanya waktu tunggu parking. Satuannya detik. Pilihan default-nya adalah 45 detik. Jika selama waktu yang ditentukan tidak ada yang
menghubungi
nomor
ruang
parking
yang
diberikan, maka panggilan akan dikembalikan kepada penerima semula •
transferdigittimeout => diisi dengan lamanya waktu tunggu antar digit ketika melakukan panggilan transfer
3.4.1.4
VOICEMAIL.CONF Pada file ini, dapat dilakukan pengaturan untuk fitur
VoiceMail. Pengaturan dapat dilakukan pada bagian [general], [default], ataupun context lainnya. •
Bagian [general] •
maxmsg => Jumlah maksimum pesan yang dapat disimpan. Maximum pesan yang dapat disimpan adalah 9999 dan default-nya adalah 100 pesan
•
maxmessage => Berisi waktu maksimum untuk menyimpan pesan (satuan detik).
•
maxlogins => Berisi
jumlah
maksimum
percobaan
login
(memasukkan password). Jika melewati jumlah pada
maxlogins, panggilan akan hang-up.
52 | P a g e
•
Bagian [default] Pada bagian ini, dapat dibuat mailbox Mailbox dapat dibuat di context yang lain. Perlu diperhatikan bahwa context di mailbox voicemail dengan context di file extensions.conf tidak saling berhubungan. Perintah untuk membuat mailbox voicemail adalah sebagai berikut:
Mailbox_number => password,name,email •
Mailbox_number adalah nomor yang digunakan di extensions.conf untuk perintah VoiceMail().
•
password password yang akan diminta ketika klien akan akses ke nomor voicemail.
•
name (string) diisi dengan extention yang menggunakan fitur voicemail.
•
e-mail digunakan ke email tersebut untuk memberitahu jika terdapat voicemail yang masuk.
Contoh membuat mailbox : [vm] 8101 => 101,101,[email protected] Pada perintah di atas akan dibuat mailbox context dengan nama vm, mailbox dengan nomor 8101, dengan password 101, yang dimiliki oleh user dengan extention 101 dengan e-mail [email protected]
3.4.3
X-Lite Softphone merupakan aplikasi VoIP client yang dapat di install di
PC (baik desktop maupun laptop) atau PDA. Konfigurasi yang dilakukan di Softphone kurang lebih sama dengan IP Phone terutama untuk registrasi ke server VoIP. Softphone yang digunakan dalam penelitian ini adalah X-LIte versi 3. Softphone ini bersifat free lisence sehingga dapat diperoleh secara gratis. Fitur yang tedapat dalam X-LIte versi 3 ini antara 53 | P a g e
lain : Fasilitas Phone Book, Call History, Video Conference, Record suara, Ringtone, Fasilitas Do not Disturb, dan memiliki 2 buah line yang berfungsi untuk melakukan panggilan atau menerima panggilan secara bersamaan tanpa harus memutuskan panggilan yang lain. Gambar 3.3 menunjukkan Softphone X-lite.
Gambar 3.3 Softphone X-Lite
3.5
Konfigurasi Jaringan Konfigurasi jaringan pada perancangan sistem yang dibuat, meliputi
konfigurasi IP address menggunakan static IP terhadap semua perangkat keras yang terhubung ke jaringan seperti server, user agent (IP Phone dan PC client dengan softphone), router dan media gateway.
3.5.1
Panggilan ke jaringan GSM dan CDMA Pada sistem yang dirancang ini dibuat menjadi dua kelompok
extention, dimana yang kelompok pertama adalah kelompok yang memiliki akses untuk terhubung ke jaringan GSM dan CDMA secara bebas (tidak terbatas waktunya) dan kelompok yang satu lagi adalah kelompok yang ke jaringan GSM dan CDMA secara terbatas waktunya. Berikut adalah diagram alir sistem komunikasi antara user agent pada jaringan lokal ke jaringan GSM dan CDMA
54 | P a g e
Gambar 3.4 diagram alir komunikasi antar user agent dengan GSM dan CDMA
Gambar 3.4 merupakan diagram alir sistem komuikasi antara user agent dengan jaringan GSM / CDMA / PSTN, dimana hanya beberapa extention saja yang bisa melakukan panggilan ke jaringan GSM dan CDMA yaitu 101-104 dan 301-304. Pada sisi server Pusat, penekanan tombol diawali dengan 9888 + no tujuan untuk komunikasi dengan durasi tak terbatas dan penekanan tombol dengan 9788 + no tujuan untuk komunikasi dengan durasi pembicaraan selama 5 menit dan 1 menit terakhir akan diberi peringatan bahwa durasi panggilan hanya tersisa 1 menit lagi. Pada sisi server Cabang, penekanan tombol diawali dengan 9999 + no tujuan untuk komunikasi dengan durasi tak terbatas dan penekanan tombol dengan 9799 55 | P a g e
+ no tujuan untuk komunikasi dengan durasi pembicaraan selama 5 menit dan 1 menit terakhir akan diberi peringatan bahwa durasi panggilan hanya tersisa 1 menit lagi. User agent pada kantor pusat juga bisa berkomunikasi dengan jaringan GSM / CDMA / PSTN yang berada di wilayah kantor cabang dengan menekan nomor rahasia yang ada diserver cabang + no tujuan, dan begitu juga sebaliknya user agent dari kantor cabang juga bisa berkomunikasi dengan jaringan GSM / CDMA / PSTN yang berada di wilayah kantor pusat. Untuk membuat dial-plan seperti ini bisa dibuat pada file extention.conf dengan konfigurasi yaitu:
exten=>_9888.,1,Dial(SIP/${EXTEN:4}@110,30,t) dimana berarti jika mendial nomor 988 dan beberapa nomor dibelakangnya maka 4 angka pertama akan dihilangkan dan hanya akan mendial angka angka berikutnya saja untuk dihubungkan ke user agent 110
exten=>_9788.,1,Dial(SIP/${EXTEN:4}@110,30,tL(300000:60000)) dimana berarti jika mendial nomor 978 dan beberapa nomor dibelakangnya maka 4 angka pertama akan dihilangkan dan hanya akan mendial angka angka berikutnya saja untuk dihubungkan ke user agent 110 dan fungsi L(300000:60000)) berguna untuk membatasi panggilan hanya selama 300.000 detik (5 menit) dan 60000 berarti akan ada peringatan tentang sisa durasi pembicaraan setelah 60.000 detik terakhir (1 menit).
56 | P a g e
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-GSM dan CDMA ini menggunakan dua komponen utama yaitu komponen perangkat keras dan perangkat lunak.
4.1.1 Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem ini adalah: 1.
IP Phone Elesign ESP 1202
2.
Router Cisco 1750
3.
Hub 3Com 8/TPO
4.
Switch Repotec 5-P Nway Switch
5.
Soundwin GSM Gateway V100
6.
Sunncomm CDMA Gateway
7.
Perangkat komputer untuk server Berikut adalah spesifikasi dari masing-masing perangkat keras yang
digunakan dalam melakukan implementasi dan evaluasi dari sistem yang telah dirancang. •
Spesifikasi IP Phone Elesign ESP 1202 Tabel 4.1 IP Phone Elesign ESP 1202
Hardware
Software
•
MCU: ARM Core
•
DSP for voice processing
•
Interface: 2 10BaseT RJ-45 (LAN & PC)
•
Grafik LCD: 128x64 titik
•
Voice Protokol: SIP RFC3261
•
CODEC: G.723.1, G.729A, G.711a & G.711u 57 | P a g e
Spesifikasi Fisik
•
Konfigurasi: LCD/WEB/Telnet
•
Management: SNMP/TFTP Upgrade
•
Caller ID/Phone Book/Call Logs
•
Manual Timer Set
•
NAT/MAT
•
Dimensi: 170mm x 180mm x 46,7mm
•
Berat: 571g
•
Konsumsi Daya: idle 1,4w dan aktif 1,8w
•
Input adaptor AC 110/220V, output adaptor DC 5V
•
Suhu operasi: 0 – 40OC
Gambar 4.1 IP Phone Elesign ESP 1202 •
Spesifikasi Router Cisco 1750 Tabel 4.2 Router Cisco 1750
Hardware
•
One 10/100BaseTX Fast Ethernet port (RJ-45)
•
One auxiliary (AUX) port
•
One console port
•
RISC Processor: Motorola MPC860T PowerQUICC at 48MHz
•
DRAM: Onboard (fixed/default): 16MB; one DIMM slot; available DIMM sizes: 4, 8, 16, 32, 48 MB
58 | P a g e
•
Flash: onboard (socketed) miniflash card; default: 4MB; available sizes: 4, 8, 16 MB; maximum flash: 16MB; support dual flash bank
Software
Spesifikasi fisik
•
Frame Relay Fragmentation (FRF.12)
•
IP Precedence
•
Generic Traffic Shaping (GTS)
•
Frame Relay Traffic Shaping (FRTS)
•
Weighted Random Early Detection (WRED)
•
RSVP
•
DSCP Marking
•
Compressed RTP
•
Multiple Link PPP & LFI
•
Queuing Techniques = WFQ, PQ, LLQ, CQ
•
Dimensi: 28,4cm x 10cm x 22,1cm
•
Berat: 1,36kg
•
Konsumsi daya maksimum: 20w
•
Input AC/Frekuensi/arus: 100-240V / 47-64Hz / 0.5A
•
Suhu operasi: 0-40OC
Gambar 4.2 Router Cisco 1750
59 | P a g e
•
Spesifikasi Hub 3Com 8/TPO Tabel 4.3 Hub 3Com 8/TPO Hardware
•
Interface: 8 10BaseT RJ-45 (LAN & PC)
Spesifikasi
•
Dimensi: 22cm x13cm x 4cm
Fisik
•
Konsumsi Daya:
•
Input AC/frekuensi/arus adaptor: 240 V / 50Hz / 0,2A
•
Output DC/arus adaptor: 14 V / 0.8 A
•
Suhu operasi: 0-40OC
Gambar 4.3 Hub 3Com 8/TPO •
Spesifikasi Switch Repotec 5-P Nway Tabel 4.4 Switch Repotec 5-P Nway Hardware
•
Interface: 5 port 10BaseT, 100BaseTx RJ-45 (LAN & PC)
Spesifikasi
•
Dimensi 13,8 cm x 6,6 cm x 2,7 cm
Fisik
•
Suhu operasi: 0-45OC
60 | P a g e
Gambar 4.4 Switch Repotec 5-P Nway •
Spesifikasi Soundwin GSM gateway V100 Tabel 4.5 GSM gateway V100
Hardware
•
1 100baseT RJ-45 Ethernet port (WAN)
•
1 RJ-11 FXS Phone port – For analog Circuit Telepohone Device
•
1 RJ-11 FXO Phone port – For PSTN or PBX Connection
•
GSM port – for insert SIM card
•
Antenna connector - Connect the antenna to the gateway.
•
Reset – will be set to factory default configuration if this button pushed until 3seconds
Software
•
Power - A power supply cable is inserted
•
Konfigurasi: WEB, Telnet
•
Voice Protocol: SIP, H.232
•
CODEC: G.711a, G.711u, G.726, G.729A, G.723.1
61 | P a g e
Spesifikasi Fisik
•
Dimensi: 170 x 100 x 35 mm
•
Berat: 200g
•
AC power : AC100V-240V, DC12V/1.5A,50/60 Hz
•
Temperature: 0°C ~ 40°C (Operation)
•
Radio interface: Quad-Band EGSM 900/1800/850/1900
Gambar 4.5 GSM gateway V100 Tabel 4.6 CDMA Gateway Suncomm SC-9900 Hardware
•
2 RJ-11 FXS Phone port – For PSTN or PBX Connection
•
CDMA port – for insert SIM card
•
Antenna connector - Connect the antenna to the gateway. Power - A power supply cable is inserted
Spesifikasi Fisik
•
Dimensi: 170 x 100 x 35 mm
•
Berat: 200g
•
AC power : AC100V-240V, DC12V/1.5A,50/60 Hz
62 | P a g e
•
Temperature: 10°C ~ 40°C (Operation)
•
Radio interface: CDMA 800/1900 (Single Band)
•
Noise : < 60 db
Gambar 4.6 Suncomm SC-9900 •
Spesifikasi perangkat komputer untuk server 1
o Processor Intel Pentium IV 2 GHz o Memory 256 MB DDR2 •
Spesifikasi perangkat komputer untuk server 2
o Processor Intel Dual Core @ 1,8 GHz o Memory 256 MB DDR2
4.1.2 Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan pada sistem ini adalah: 1.
Perangkat lunak untuk PBX Server yaitu Astersik 1.4.22 karena merupakan free software berbasis Linux yang open source.
2.
Perangkat Lunak untuk Router Cisco 1750 yaitu IOS (Internetwork Operating System)
3.
Perangkat lunak untuk softphone yaitu X-lite
4.
NetMeter v3.6
5.
ManageEngine VQmanager sebagai QoS monitoring
63 | P a g e
4.2 Implementasi Sistem 4.2.1 Instalasi Asterisk 1.4.22 Asterisk 1.4.22 berbasiskan Linux dan dapat didownload secara gratis pada www.asterisk.org pada menú di bagian download. Setelah itu ikuti petunjuk untuk penginstalan sesuai dengan apa yang telah disediakan dalam website tersebut.
4.2.2 Membuat User Account pada SIP.CONF Secara default, file sip.conf berada pada direktori /etc/asterisk. Untuk membuka file sip.conf digunakan text editor seperti vi, gedit, dan sebagainya. Untuk membuat User Account dapat dilakukan dengan menuliskan parameter – parameter yang dibutuhkan pada sip.conf. Jika sebuah account ingin dibuat dengan nomor ekstension 100, maka pengaturannya sebagai berikut ;
[100]; merupakan nama account. type = friend; agar semua parameter dapat digunakan username = 100; membuat account dengan username 1000 secret = 100; membuat account dengan password 1000. Username dan password yang diatur di sip.conf harus sesuai dengan yang diatur pada user agent.
context = kantor; user dengan ekstension 1000 dapat menerima atau menelepon semua account yang berada pada context kantor. Pengaturan – pengaturan tambahan yang berkaitan dengan semua account yang ada dapat dilakukan pada bagian [general]. Hal-hal yang diatur sebagai berikut :
64 | P a g e
•
disallow = all; tidak mengijinkan semua CODEC digunakan. Parameter ini digunakan sebagai langkah awal menentukan CODEC yang dapat digunakan.
•
allow = ulaw; mengijinkan CODEC G.711u digunakan.
•
allow = gsm; mengijinkan CODEC GSM digunakan.
•
insecure = very; tidak perlu re-authenticate.
•
bindport=5060 ; UDP port yang dipakai untuk berkomunikasi yaitu : 5060
•
register=>311:[email protected]; melakukan trunking ke server cabang agar dikenali di server pusat sistem yang dirancang terdiri dari 11 user account yang ter-
registrasi ke SIP server pusat yaitu - 101 sampai 104 ; dapat menelepon ke jaringan GSM / PSTN dan jaringan lokal - 110 ; no. ekstension untuk GSM gateway - 1100 ; no. ekstension untuk IVR - 111 ; untuk no. ekstension ke server cabang agar server pusat dikenali di server cabang - 112 sampai 115 ; hanya dapat menelepon ke jaringan local. Pada SIP.conf pada server pusat dibuat context tokantor_B dengan parameter sebagai berikut: [tokantor_B] disallow=all 65 | P a g e
allow=gsm type=friend context=kantorA username=311 secret=311 host=192.168.3.2 hal ini dimaksudkan agar no ekstension 311 dengan ip address 192.168.3.2 dikenali pada SIP server pusat. Begitu juga untuk SIP server cabang yang terdiri dari 11 user account yaitu : - 301 – 304 : dapat menelepon ke jaringan GSM / PSTN dan jaringan local - 310 ; no. ekstension untuk GSM gateway - 3100 ; no. ekstension untuk IVR - 311 ; untuk no. ekstension ke server pusat agar server cabang dikenali di server pusat - 212 sampai 115 ; hanya dapat menelepon ke jaringan lokal. - 2005 ; no. ekstension yang digunakan untuk pengetesan server. Pada SIP.conf pada server cabang dibuat context tokantor_A dengan parameter sebagai berikut: [tokantor_B] disallow=all
66 | P a g e
allow=gsm type=friend context=kantorB username=111 secret=111 host=192.168.1.1 hal ini dimaksudkan agar no ekstension 111 dengan ip address 192.168.1.1 dikenali pada SIP server cabang.
4.2.3 Membuat Dial Plan pada EXTENSIONS.CONF Secara default, file extensions.conf berada pada direktori yang sama dengan sip.conf. Buka file extensions.conf menggunakan text editor untuk mengatur dialplan. Pengaturan dapat dilakukan dengan menuliskan parameter – parameter yang dibutuhkan. Sistem yang dirancang memiliki 2 buah context B pada server pusat, yakni : •
context kantorA, terdiri dari context kantorAB dan parkedcalls, dengan melakukan paramater sebagai berikut: include=> parkedcalls ; mengaktifkan fitur call transfer dan call parking include=> kantorAB ; agar context kantorA mengenali call routing pada context kantorAB. selain itu context kantorA digunakan untuk: -
Call routing ke GSM, dengan melakukan parameter sebagai berikut:
exten=>_988.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@110,30,t).
Apabila user menekan 988xxx akan dial menggunakan protokol SIP dimana penekanan 3 angka pertama diabaikan 67 | P a g e
yaitu 988. Kode rahasia ini dimaksudkan agar user yang tidak berkepentingan tidak dapat melakukan panggilan ke luar jaringan GSM
/ PSTN. No ekstension 110 merupakan
ekstension yang digunakan di GSM gateway, sehingga device GSM gateway dikenali oleh SIP server pusat. -
Call routing ke GSM melewati server kantor cabang, dengan melakukan
parameter
sebagai
berikut
:
exten=>_999.,1,Dial(SIP/tokantor_B/${EXTEN:3},30,t). Apabila user menekan 999xxx akan dial menggunakan protokol SIP dengan menggunakan context tokantor_B, dalam hal ini akan menghubungi server cabang terlebih dahulu, kemudian pada server cabang akan di route ke jaringan GSM. -
Call routing ke GSM dengan menggunakan timer, dengan melakukan
parameter
sebagai
berikut
:
exten=>_978.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@110,30,tL(300000:6 0000)) Apabila user menekan 978xxx akan dial menggunakan protokol SIP dimana durasi panggilan yang diizinkan di bawah 5 menit dan 1 menit terakhir akan diberi peringatan. -
Call routing ke GSM melewati server cabang dengan menggunakan timer, dengan melakukan parameter sebagai berikut :
exten=>_979.,1,Dial(SIP/tokantor_B/${EXTEN},30,t) -
Call routing ke CDMA dengan menggunakan parameter :
exten=>_899.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@120,30,t) -
Call routing ke CDMA melewati server kantor pusat
exten=>_888.,1,Dial(SIP/tokantor_B/${EXTEN},30,t) -
Call routing ke CDMA dengan menggunakan timer
exten=>_879.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@120,30,tL(30000 0:60000))
68 | P a g e
-
Call routing ke CDMA melewati server pusat dengan menggunakan timer
exten=>_878.,1,Dial(SIP/tokantor_B/${EXTEN},30,t)
•
Context kantorAB yang digunakan untuk call routing panggilan masuk, dengan melakukan parameter sebagai berikut: [kantorAB] include=> parkedcalls
; mengaktifkan fitur call transfer dan call parking
exten=>101,1,Dial(sip/101,30,t)
; apabila user lain men-dial 101, prioritas pertama adalah dial
dengan
menggunakan
protokol SIP dan akan masuk ke ekstension 101. Apabila ekstension
101
tidak
mengangkat selama 30 detik, maka
akan
dijalankan
prioritas kedua yaitu masuk ke voice mail. exten=>101,2,VoiceMail(101@vm) ; masuk ke voicemail dan apabila ada pesan suara maka akan disimpan pada mailbox 101 exten=>101,3,Hangup
; prioritas terakhir adalah hangup
begitu juga
parameter yang digunakan untuk ekstension 102
sampai 104 dan 112 sampai 115. Untuk panggilan masuk ke GSM disediakan no. ekstension 1100 untuk masuk ke IVR, dengan melakukan parameter sebagai berikut: exten=>1100,1,Answer() exten=>1100,2,Set(TIMEOUT(absolute)=120) exten=>1100,3,Background(selamat-datang) 69 | P a g e
exten=>1100,4,Wait(1) exten=>1100,5,Goto(3) exten=>T,1,Wait(1) exten=>T,2,Goto(101,1) hal yang sama untuk server cabang memiliki 2 buah context, yakni: •
context kantorB, terdiri dari context kantorBC dan parkedcalls, dengan melakukan paramater sebagai berikut: include=> parkedcalls ; mengaktifkan fitur call transfer dan call parking include=> kantorBC ; agar context kantorA mengenali call routing pada context kantorAB. context kantorB digunakan juga untuk: -
Call routing ke GSM dengan menggunakan parameter :
exten=>_999.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@310,30,t) -
Call routing ke GSM melewati server kantor pusat
exten=>_988.,1,Dial(SIP/tokantor_A/${EXTEN},30,t) -
Call routing ke GSM dengan menggunakan timer
exten=>_979.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@310,30,tL(30000 0:60000)) -
Call routing ke GSM melewati server pusat dengan menggunakan timer
exten=>_978.,1,Dial(SIP/tokantor_A/${EXTEN},30,t)
-
Call routing ke CDMA dengan menggunakan parameter :
exten=>_899.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@320,30,t) -
Call routing ke CDMA melewati server kantor pusat
exten=>_888.,1,Dial(SIP/tokantor_A/${EXTEN},30,t) -
Call routing ke CDMA dengan menggunakan timer
70 | P a g e
exten=>_879.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@320,30,tL(30000 0:60000)) -
Call routing ke CDMA melewati server pusat dengan menggunakan timer
exten=>_878.,1,Dial(SIP/tokantor_A/${EXTEN},30,t)
-
context kantorBC yang digunakan untuk call routing panggilan masuk. Parameter yang diberikan sama halnya pada server pusat, hanya berbeda pada no. ekstension saja
4.2.4 Konfigurasi pada Setiap User Agent 4.2.4.1 Hardphone IP Phone Pengaturan IP Phone dilakukan pada menu yang tersedia. Menu akan muncul jika tombol paling kanan atas ditekan selama beberapa detik saat adaptor IP Phone dipasang. •
Network Setup Cari menu static IP dan masukkan IP Address, Subnet
Mask, dan Gateway agar berada dalam satu jaringan dengan server. •
Number Setup Cari menu Register Num, kemudian isi Enter Number,
Enter ID, dan Enter Password dengan nilai 101 (sesuai account pada sip.conf) Menu Delete Num digunakan untuk menghapus Register
Num agar account baru dapat dimasukkan pada menu Register Num.
71 | P a g e
4.2.4.2 Softphone X-lite
Gambar 4.7 Langkah 1 - Konfigurasi Softphone Parameter pengaturan softphone dapat dilihat dengan mengklik kanan tombol mouse dan pilih pilihan SIP Account
Settings… dan muncul window SIP Accounts.
Gambar 4.8 Langkah 2 - Konfigurasi Softphone Tekan tombol Add… untuk memasukkan parameter sehingga softphone dapat teregistrasi ke Asterisk 1.4.22. Semua parameter diisi sesuai dengan parameter pada sip.conf. Domain dan Proxy Address diisi alamat server Asterisk 1.4.22.
72 | P a g e
Gambar 4.9 Langkah 3 - Konfigurasi Softphone
4.2.4.3 GSM Gateway Pengaturan awal GSM gateway melalui ethernet cable yang terkoneksi pada PC dengan menyamakan network dan subnet antara PC dan GSM gateway. Secara default IP GSM gateway adalah 192.168.1.1 /24 . berikut ini pengaturan awal GSM gateway:
GSM Gateway (192.168.1.1) ----- RJ45 directly link ----- PC (192.168.1.2/24) Kemudian konfigurasi GSM gateway dapat melalui aplikasi web browser atau telnet. Berikut ini tampilan awal GSM gateway melalui web browser:
Gambar 4.10 konfigurasi melalui web browser
73 | P a g e
Kemudian muncul dialog box, isikan username : admin dan password :admin
Gambar 4.11 Tampilan awal pada GSM gateway Pada implementasi, pengaturan pada GSM gateway dilakukan pada menu advanced setup.
Gambar 4.12 menu pada Advanced Configuration Selanjutnya Setting dilakukan pada WAN setting, VOIP basic, Dialing Plan, advance setting dan Hot Line Setting. WAN setting 74 | P a g e
berfungsi untuk melakukan konfigurasi mengenai port WAN yang meliputi : IP Address , subnet mask, dan default router.
Gambar 4.13 konfigurasi WAN setting Hal yang penting dalam konfigurasi GSM gateway adalah pada
submenu VOIP basic. Dalam VOIP basic dilakukan registrasi number yang sudah terdaftar di Server. Dalam implementasi ini digunakan no. ekstension 310 dengan password 310. Untuk jaringan di belakang NAT maka digunakan STUN (Simple Tranversal of NAT). secara default STUN server IPaddress : 64.69.76.21 dan STUN port server : 3478
Gambar 4.14 Konfigurasi dialing plan Untuk policy GSM gateway digunakan kode rahasia yaitu 9xxx diikuti dengan nomor tujuan.
75 | P a g e
Gambar 4.15 konfigurasi Advance Setting Hotline digunakan untuk IVR. Maka pada port 2 number (port GSM) diisi dengan 1100 dimana no. 1100 merupakan no. ekstension yang digunakan untuk memutar IVR.
Gambar 4.16 Konfigurasi Hotline setting Adapun features yang digunakan pada GSM gateway yaitu : -
VoIP Encryption ; enkripsi data voice
-
Silence Compression Voice Activity Detection
; silence
suppression, yaitu mekanisme untuk tidak mengirimkan data selama tidak terdeteksi akitifitas suara. Untuk mendeteksi adanya aktifitas digunakan Voice Activity Detection (VAD). -
Smart QOS ; memaksimalkan QOS
76 | P a g e
4.3 Pengujian Sistem Pada sistem yang telah diimplementasikan, dilakukan beberapa pengujian untuk melihat apakah sistem berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengujian - pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
4.3.1 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent dengan Fitur yang Tersedia 4.3.1.1 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent dalam 1 LAN Pengujian
ini
bertujuan
untuk
melihat
kehandalan
komunikasi antar user agent dalam 1 LAN, dimana user agent yang digunakan pada sistem berupa hardphone dan softphone. User agent yang berupa hardphone yang digunakan pada sistem ini adalah IP Phone
dan
softphone
adalah
X-lite.
Gambar 4.17 Topologi Komunikasi antar User Agent pada 1 LAN 77 | P a g e
Pada pengujian terdapat 2 hal yang diujikan yaitu : 1.
Pengujian komunikasi antar user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) selama 30 detik
2.
Pengujian komunikasi antara user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) dengan jaringan GSM yang membutuhkan media gateway selama 30 detik
Kedua pengujian tersebut untuk melihat apakah komunikasi pada sistem berjalan dengan baik, hasil dari pengujian yang dilakukan adalah seperti pada tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil percobaan komunikasi antar user agent (1 LAN) dalam 10 kali percobaan (percakapan selama 60 detik)
Dari tabel 4.7 didapatkan informasi sebagai berikut : • Komunikasi antara hardphone (IP Phone) dengan softphone (X-lite) dapat berjalan dengan baik. • User agent pada sistem dapat berhubungan dengan jaringan GSM melalui GSM gateway • Pengguna jaringan GSM dapat berkomunikasi dengan dengan user agent melalui GSM gateway
78 | P a g e
4.3.1.2 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent yang berbeda jaringan Pengujian
ini
bertujuan
untuk
melihat
kehandalan
komunikasi antar user agent dalam jaringan berbeda, dimana user agent yang digunakan pada sistem berupa hardphone dan softphone. User agent yang berupa hardphone yang digunakan pada sistem ini adalah IP Phone dan softphone adalah X-lite.
Gambar 4.18 Topologi Komunikasi antar User Agent dengan berbeda jaringan Pada pengujian terdapat 2 hal yang diujikan yaitu : 1.
Pengujian komunikasi antar user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) antara server pusat dan server cabang.
2.
Pengujian komunikasi antara user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) dengan jaringan GSM yang membutuhkan media gateway antara server pusat dan server cabang.
79 | P a g e
Kedua pengujian tersebut untuk melihat apakah komunikasi pada sistem berjalan dengan baik, hasil dari pengujian yang dilakukan adalah seperti pada tabel berikut
Tabel 4.8 Hasil percobaan komunikasi antar user agent (berbeda jaringan) dalam 10 kali percobaan (percakapan selama 60 detik)
Dari tabel 4.8 didapatkan informasi sebagai berikut : • Komunikasi antara hardphone (IP Phone) dengan softphone (X-lite) pada server pusat dan server cabang dapat berjalan dengan baik. • User agent pada sistem dapat berhubungan dengan jaringan GSM melalui GSM gateway meski berbeda jaringan • Pengguna jaringan GSM dapat berkomunikasi dengan dengan user agent melalui GSM gateway meski berbeda jaringan.
4.3.2 Pengujian Pengukuran Bandwith untuk CODEC G.711u dan GSM Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan CODEC G711u dan GSM. Pada IP-Phone digunakan CODEC G.711 sedangkan untuk softphone X-lite menggunakan CODEC GSM. Untuk trunking antar server digunakan CODEC GSM untuk menghemat bandwith. CODEC yang diujikan yaitu G.711u dan GSM. Pada pengujian ini, penggunaan CODEC dilakukan dengan cara menambahkan beberapa 80 | P a g e
parameter pada bagian [general] dan context user agent. Ekstension pada file SIP.conf. Berikut pengaturan penggunaan CODEC ulaw sebagai prioritas pertama dan GSM sebagai prioritas kedua.
[general] disallow=all allow=ulaw allow=GSM sedangkan untuk pemilihan CODEC pada user agent digunakan parameter sebagai berikut: [104] disallow=all allow=gsm
; pada user agent 104 diizinkan CODEC GSM.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya bandwidth yang digunakan oleh masing-masing CODEC dalam komunikasi. Pada pengujian ini digunakan router, fungsi router pada pengujian ini tidak hanya untuk menghubungkan 2 buah jaringan yang berbeda dan memodelkan WAN yang menghubungkan jaringan lokal pada server pusat dengan jaringan lokal server cabang melainkan juga membatasi bandwidth yang disediakan antara server pusat dan server cabang yaitu sebesar 64 Kbps seperti pada umumnya digunakan dengan mengatur clockrate. . CODEC yang diujikan pada pengujian ini adalah CODEC G.711 dan GSM. Pengukuran bandwidth dilakukan dengan menggunakan software bandwidth monitor yaitu netmeter. Pengukuran dilakukan pada user agent dalam 1 jaringan dengan CODEC G.711u dan GSM. Selama 1 menit.
81 | P a g e
Gambar 4.19 pengukuran bandwith dengan CODEC G.711u
Gambar 4.20 total penggunaan bandwith selama 1 menit Selanjutnya pengukuran dari IP-Phone ke X-lite menggunakan CODEC GSM.
Gambar 4.21 pengukuran bandwith dengan CODEC GSM
82 | P a g e
Gambar 4.22 total penggunaan bandwith selama 1 menit
Dari pengukuran didapatkan hasil analisis seperti berikut : •
CODEC G.711a menggunakan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan CODEC GSM, dimana CODEC ini menggunakan bandwidth rata – rata sebesar 86,2 Kbps
•
CODEC GSM menggunakan bandwidth yang lebih kecil debandingkan dengan CODEC G.711u, dimana CODEC GSM hanya menggunakan bandwidth rata – rata sebesar 35.3 Kbps
Pengukuran bandwidth juga dapat dilakukan dengan perhitungan manual, berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan secara manual sebagai pembanding terhadap bandwith yang telah diukur (tabel ). Bandwidth CODEC G.711a •
Periode sampling 20ms, setiap 20 ms mengeluarkan paket, maka G.711a setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 20 ms = 50 paket data.
83 | P a g e
•
Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar:
(40 x 8) bit x 50 paket per detik = 16000 bit per detik = 16 kbps •
bit rate dari G.711 adalah 64000 bit per detik atau 64 kbps
•
Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar:
(18 x 8) bit 50 paket per detik = 7200 bit per detik = 7.2 kbps •
jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC G.711a adalah:
64 kbps + 16 kbps + 7.2 kbps = 87.2 kbps
Bandwidth CODEC GSM •
Periode sampling 20ms, setiap 20 ms mengeluarkan paket, maka GSM setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 20 ms = 50 paket data.
•
Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar:
(40 x 8) bit x 50 paket per detik = 16000 bit per detik = 16 kbps •
bit rate dari G.711 adalah 13000 bit per detik atau 13 kbps
•
Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar:
(18 x 8) bit 50 paket per detik = 7200 bit per detik = 7.2 kbps •
jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC GSM adalah:
13 kbps + 16 kbps + 7.2 kbps = 36.2 kbps Dari hasil pehitungan manual didapatkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan hasil yang didapatkan pada tabel , perbedaan yang terjadi adalah karena adanya paket data yang lost, ataupun
dikarenakan
bandwidth yang didapat tidak murni bandwidth pada saat percakapan, hal 84 | P a g e
ini dikarenakan software Bandwidth Monitor merata-ratakan bandwidth yang digunakan dari awal hingga akhir.
4.3.3 Pengujian Quality of Service untuk Komunikasi pada Server Pusat dan Server Cabang Parameter yang diuji dalam menentukan kualitas suara adalah delay, jitter, packet loss, dan satuan kualitas suara yaitu MOS dan F factor. Dalam pengujian ini digunakan software yaitu VQmanager. VQmanager merupakan sebuah software berbayar yang berfungsi sebagai QOS monitoring khususnya untuk jaringan VOIP. VQmanager dapat memonitor jaringan VOIP untuk kualitas suara, call traffic, penggunaan bandwith dan record active calls dan failed calls. VQmanager dapat memonitor user agent yang berbasis SIP, Skinny, H.232 dan RTP / RTCP. Pengujian dilakukan pada user agents di server pusat dan server cabang.
Berikut ini table pengujian pada server pusat Tabel 4.9 pengujian user agents server pusat MOS
Jitter(ms)
Packet Loss(%)
Delay(ms)
R factor
IP-Phone 101
4,4
0
0
1
93
D IP-Phone 102
4,4
0
0
0
94
X-lite 103
a
3,5
12
0
1
67
X-lite 104
3,5
19
0
2
67
User Agent
r
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa: •
user agent yang menggunakan CODEC G.711u yaitu IP-phone 101 dan IP-phone 102 mendapatkan MOS 4.4 dan R factor 93 dimana range MOS 4,0 – 4,3 dan range R factor 90 – 100 merupakan opini
85 | P a g e
yang sangat memuaskan. Tidak ada jitter dan packet loss yang dihasilkan menandakan tidak ada variasi delay antar paket dan tidak ada paket yang hilang. Sedangkan delay yang dihasilkan 1 ms dimana nilai tersebut tidak akan terlalu berpengaruh pada kualitas suara. •
User agent yang menggunakan CODEC GSM yaitu X-lite 103 dan X-lite 104 mendapatkan MOS 3.5 dan R factor 67 dimana range untuk MOS 3,0 – 3,6 dan range R factor 60 -70 merupakan opini banyak yang
tidak
puas.
Penurunan
kualitas
suara
disebabkan adanya jitter yang dihasilkan selama 13 ms (X-lite 103) dan 19 ms (X-lite 104). Pengujian selanjutnya, dilakukan pada user agents di server cabang. Berikut ini table pengujian pada server cabang Tabel 4.10 pengujian user agents server cabang
User Agent
MOS
Jitter(ms)
Packet Loss(%)
Delay(ms)
R factor
X-lite 301
3,5
6
0
2
67
X-lite 302
3,5
9
0
2
67
IP-Phone 303
4,4
0
0
0
94
IP-Phone 304
4,4
0
0
0
94
Dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian pada server cabang tidak jauh berbeda dengan hasil pengujian pada server pusat.
86 | P a g e
Berikutnya adalah pengujian untuk masing – masing server. Tabel 4.11 pengujian untuk masing – masing server MOS
Jitter(ms)
Packet Loss(%)
Delay(ms)
R factor
Server Pusat
3,9
6
0
3
78
Server Cabang
3,9
3
0
3
78
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa: - MOS dan R factor pada setiap server adalah mendapat nilai yang sama. Range MOS dari 4,0 -4,0 dan R factor 70 – 80 merupakan opini puas terhadap kualitas suara. Perbedaan jitter yang kecil tidak berpengaruh pada MOS dan R factor.
4.3.4 Pengujian Quality Of Service untuk Komunikasi GSM Pengujian ini melibatkan sejumlah GSM carrier yaitu Simpati, XL, dan Mentari. Pengujian ini untuk menentukan kualitas suara dari sisi endpoint yaitu GSM gateway. Parameter yang diuji adalah dalam menentukan kualitas suara adalah delay, jitter,packet loss, dan satuan kualitas suara yaitu MOS dan F factor. Pengujian dilakukan dengan beberapa scenario yaitu -
Pengujian untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama.
-
Pengujian untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda.
-
Pengujian untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda.
-
Pengujian untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama.
87 | P a g e
-
Pengujian untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda.
-
Pengujian untuk panggilan dari jaringan CDMA ke jaringan lokal melalui CDMA gateway dengan CDMA carrier yang sama.
Berikut ini hasil percobaan untuk masing – masing scenario Tabel 4.12 Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama dalam 5 kali percobaan selama 10 detik.
Jaringan lokal ke jaringan GSM
MOS
Packet Loss(%)
Delay(ms)
R factor
Delay suara
XL ke XL
4
3
1
84
0,5 detik
Mentari ke Mentari
4,4
0
0
93
0,5 detik
Simpati ke Simpati
4,2
1
1
88
0,5 detik
Dari tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa: -
GSM carrier untuk Mentari mempunyai kualitas suara yang lebih baik dibanding dengan XL dan simpati. Hasil MOS dan R factor yang didapat adalah 4,4 dan 93 di mana range MOS antara 4,3 – 5 dan range R factor antara 90 – 100 adalah opini pengguna “memuaskan”
-
Jitter yang dihasilkan pada XL dan Simpati sangatlah besar. Hal ini disebabkan karena adanya variasi delay antar paket dimana komunikasi menunggu paket SIP-BYE. Oleh karena komunikasi menunggu paket ini terjadilah jiiter. Tidak adanya paket SIP-BYE, maka komunikasi diakhiri dengan “Media Transmitted Stop” dan menimbulkan paket loss.
-
Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik. Perhitungan ini menggunakan stopwatch.
88 | P a g e
Berikutnya adalah Tabel 4.13 Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda dalam 5 kali percobaan selama 10 detik.
Jaringan lokal ke jaringan GSM
MOS
Packet Loss(%)
Delay(ms)
R factor
Delay suara
XL ke Mentari
4,3
2
1
90
0,5 detik
Mentari ke Simpati
4,3
1
0
92
0,5 detik
Simpati ke XL
4,3
1
2
90
0,5 detik
Dari tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa: -
Setiap GSM carrier mendapatkan MOS dan R factor yang relatif sama.
Kualitas suara yang dihasilkan menurut standard
MOS dan R factor adalah memuaskan yaitu pada range MOS 4,0 – 4,3 dan R factor 90 – 100. -
Perbedaan jitter yang dihasilkan karena adanya variasi delay yang berbeda antara XL, Mentari dan Simpati.
-
Jitter yang besar menimbulkan packet loss.
-
Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik.
89 | P a g e
Berikutnya adalah Tabel 4.14 Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan Lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama dalam 5 kali percobaan selama 10 detik.
Jaringan GSM ke jaringan lokal
MOS
Packet Loss(%)
Delay(ms)
R factor
Delay suara
XL ke XL Mentari ke Mentari
3,7
10
0
76
0,5 detik
-
-
-
-
-
Simpati ke Simpati
4,4
0
0
93
0,5 detik
Dari tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa: -
Kualitas suara untuk XL berdasarkan MOS dan R factor adalah banyak yang tidak puas yaitu pada range 3,6 – 4,0 dan R factor 70 – 80.
-
Kualitas suara untuk Simpati berdasarkan MOS dan R factor adalah memuaskan yaitu pada range 4,4 – 5 dan R factor 90 – 100.
-
Untuk Mentari, pihak luar yang juga menggunakan Mentari tidak bisa melakukan komunikasi dengan salah satu user agent yang ada, hal ini disebabkan karena pada saat penekanan nomor extention yang dituju, dtmf nya tidak bisa dikenali oleh GSM gateway. Pihak luar hanya bisa mendengarkan IVR saja.
-
Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik.
90 | P a g e
Berikutnya adalah Tabel 4.15 Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan Lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda dalam 5 kali percobaan selama 10 detik. Jaringan GSM ke jaringan lokal
MOS
Packet Loss(%)
Delay(ms)
R factor
Delay suara
Mentari ke XL
4,4
0
0
93
0,5 detik
Simpati ke Mentari
4,4
0
0
93
0,5 detik
Mentari ke Simpati
4,4
0
0
93
0,5 detik
Dari tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa: -
Kualitas suara untuk masing – masing GSM carrier yaitu XL, Mentari dan Simpati relatif sama yaitu “memuaskan” pada range MOS 4,4 – 5 dan R factor 90 -100.
-
Jitter yang relatif kecil tidak akan berpengaruh pada packet loss.
-
Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik.
Tabel 4.16 Hasil Percobaan untuk panggilan dari jaringan CDMA ke jaringan lokal melalui CDMA gateway dengan CDMA carrier yang sama dalam 5 kali percobaan selama 10 detik. Jaringan lokal ke jaringan CDMA
MOS
Packet Loss(%)
Delay(ms)
R factor
Delay suara
StarOne-StarOne
4,2
1
1
88
0,5 detik
Flexi-Flexi
4,4
0
0
92
0,5 detik
Esia-Esia
4,0
3
1
81
0,5 detik
91 | P a g e
Dari tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa: -
CDMA carrier untuk Flexi mempunyai kualitas suara yang lebih baik dibanding dengan StarOne dan Esia. Hasil MOS dan R factor yang didapat adalah 4,4 dan 92 di mana range MOS antara 4,3 – 5 dan range R factor antara 90 – 100 adalah opini pengguna “memuaskan”
-
Jitter yang dihasilkan pada StarOne dan Esia sangatlah besar. Hal ini disebabkan karena adanya variasi delay antar paket dimana komunikasi menunggu paket SIP-BYE. Oleh karena komunikasi menunggu paket ini terjadilah jiiter. Tidak adanya paket SIP-BYE, maka komunikasi diakhiri dengan “Media Transmitted Stop” dan menimbulkan paket loss.
-
Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik. Perhitungan ini menggunakan stopwatch.
92 | P a g e
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis yang dilakukan terhadap sistem VOIP SIP dengan GSM dan CDMA gateway yang diimplementasikan adalah: 1. Proses komunikasi antar user agent yang berupa hardphone dan softphone berjalan dengan baik dan memiliki QOS yang cukup baik dengan nilai MOS untuk user agent yang menggunakan CODEC G.711u rata rata 4,4 dan R factor dengan rata rata 93 - 94 sementara user yang memakai codec GSM MOS rata rata 3,5 dan R factor rata rata 67. 2. Pada percobaan panggilan ke GSM dengan menggunakan berbagai GSM carrier , Mentari mempunyai QOS lebih baik dengan MOS 4.4 , jitter 7 ms, packet loss 0, delay 0ms dan R Factor 93. 3. GSM carrier yang memiliki QOS yang terbaik untuk panggilan masuk adalah Mentari, namun pada percobaan panggilan masuk, ketika GSM gateway menggunakan Mentari sebagai GSM carrier nya, pihak luar yang juga menggunakan Mentari tidak bisa melakukan komunikasi dengan salah satu user agent yang ada, hal ini disebabkan karena pada saat penekanan nomor extention yang dituju, dtmf nya tidak bisa dikenali oleh GSM gateway. Pihak luar hanya bisa mendengarkan IVR saja.
93 | P a g e
4. Performansi GSM carrier yang terbaik dalam penelitian ini adalah Simpati Karena memiliki parameter QoS yang lebih baik dan Simpati bisa digunakan untuk semua fitur-fitur pada peneltian ini. 5. Performansi CDMA carrier yang terbaik dalam penelitian ini adalah Flexi Karena memiliki parameter QoS yang lebih baik dan Flexi bisa digunakan untuk semua fitur-fitur pada peneltian ini. 6. Hasil pengujian ini sangat di pengaruhi oleh Busy Traffic (banyaknya pemakaian sebuah operator telekomunikasi pada saat yang bersamaan) dan juga dipengaruhi oleh tidaknya sinyal operator GSM maupun CDMA yang digunakan pada saat itu, sehingga hasil yang kami dapatkan bisa mengalami ketidakakuratan.
5.2
Saran 1. Pengembangan sistem lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dengan menggunakan beberapa media gateway. 2. Mencoba lebih dari 3 GSM carrier, agar di dapat perbandingan yang lebih banyak. 3. Mencoba lebih dari 3 CDMA carrier, agar di dapat perbandingan yang lebih banyak. 4. Mencoba melakukan bridging antara server yang menggunakan protokol SIP dengan server yang menggunakan protokol h323 5. Pemasangan VOIP secara real pada jarak yang cukup jauh dengan menggunakan media transmisi berupa VSAT ataupun yang lainnya
94 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA [1]. Onno W. Purbo. 2007. VOIP Cikal Bakal “Telkom Rakyat”, PT. Prima Infosarana Media. Jakarta [2]. Jakarta Regional Training Center. 2001. Layanan Infokom. PT. Telkom Indonesia. Jakarta [3]. Haris, Ruslan. 2007. Pengenalan Asterisk, : http://my.opera.com/uchaan/blog [4]. Fitrianto, Arif. 2007. Softswitch, Kunci Menuju Next Generation Network (NGN) Dunia Telekomunikasi. http://itcenter.or.id/mt/gen_art/000055.html; [5]. Sidik, Betha dan Nuryadin, Ruslan. 2005. CoLinux : Menjalankan Linux dalam Windows bersamaan. PT. Informatika. Bandung [6]. Website: CDMA Network. http://cafepojok.com/forum/archive/index.php/t4613.html [7].
Website:
GSM
–
Sejarah
dan
Perkembangan
GSM.
http://id.wikipedia.org/wiki/Global_System_for_Mobile_Communications [8].
Website:
Asterisk–The
Open
Source
Telephony
Project.
http://
http://www.asterisk.org/ [9]. Website: Asterisk PBX software, the Aastra 480i SIP phone, and Broadvoice. http://www.sipcenter.com [10]. Website: Configuring H.323 Gateways, 2006. http://www.cisco.com/en/US/products/sw/iosswrel/ps5207/products_configuratio n_guide_chapter09186a00804a578f.html [11]. Website: Internet Technical Resources, 2008. http://www.cs.columbia.edu/~hgs/internet/ [12]. Website: Membuat sendiri IP PBX, 2008. http://voiprakyat.or.id [13].
Website:
Soundwin
Voip
–
Voip
Solution
Provider.
http://www.soundwin.com [14]. Website: Correlations between R-Factor & MOS scores https://bto.bluecoat.com/packetguide/8.2/info/voip-rfactor.htm
95 | P a g e