1
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS VALUE BISNIS (BE VISSTA PLANNING) PADA BPR MEGA ARTHA SEJAHTERA
Disusun: ADE RINA SURALANI 107093002864
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1432/2011
2
3
4
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIYAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Jakarta,
Desember 2011
Ade Rina Suralani 107093002864
5
ABSTRAK
ADE RINA SURALANI, Perencanaan Strategis Sistem Dan Teknologi Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning) Pada BPR Mega Artha Sejahtera. Di bawah bimbingan Bapak BAYU WASPODO dan Ibu RINDA HESTI KUSUMANINGTYAS. BPR Mega Artha Sejahtera adalah lembaga keuangan mikro yang bergerak pada usaha mikro, kecil dan menengah. Adanya dukungan pemerintah terhadap UMKM saat ini mendorong masyarakat untuk berkontribusi pada UMKM di daerahnya masing-masing. Persaingan BPR dalam menarik nasabah sangat tinggi sehingga perlu suatu strategi yang kompetitif. BPR Mega Artha Sejahtera telah memanfaatkan SI/TI namun belum optimal dan belum terencana dengan baik. Pemanfaatan Sistem dan Teknologi Informasi dalam suatu organisasi dapat optimal, jika direncanakan dengan baik dalam suatu Perencanaan Strategis untuk Sistem dan Teknologi Informasi. Perencanaan Strategis Sistem Informasi dapat menciptakan peluang baru, meningkatkan kemampuan bersaing dari suatu perusahaan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning). Metodologi Be Vissta Planning (BVP) merupakan gabungan dari beberapa metode Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi yaitu John Ward, James Wetherbe, James Martin, dan Edwin Tozer. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis CSF, anlisis SWOT, analisis value chain, McFarlan‟s strategic grid, dan analisis Porter‟s five force competitive model. Untuk menentukan prioritas proyek-proyek SI digunakan metode Information Economics dari Marylin Parker yang hanya mencakup analisis business domain dan technology domain untuk mendapatkan hasil perhitungan skor masing-masing proyek. Berdasarkan skor proyek yang diperoleh, urutan prioritas proyek-proyek SI yang akan diimplementasikan oleh PT. BPR Mega Artha Sejahtera adalah Website Perusahaan, SI Pemasaran, SI Research dan Developmment, dan SI Kepegawaian. Agar berjalan optimal dan berkesinambungan maka dibutuhkan satu unit lagi yaitu bagian Sistem dan Teknologi Informasi.
Kata Kunci: Strategic Information System and Technology Planning, analisis SWOT, analisis Porter‟s five force competitive model, analisis value chain, analisis CSF, McFarlan‟s strategic grid, serta analisis bussines domain dan technology domain
V Bab + 188 Halaman + xvii + 18 Gambar + 71 Tabel + Daftar Pustaka + 6 Lampiran Pustaka Acuan (29, 1987-2011)
6
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning) Pada BPR Mega Artha Sejahtera”. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bimbingan, bantuan dan dukungan yang diberikan selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Bayu Waspodo MM selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Rinda Hesti Kusumaningtyas selaku Dosen Pembimbing II.
4.
Bapak Tacisius SH selaku Direktur Utama PT.BPR Mega Artha Sejahtera, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
5.
Kedua Orang tuaku serta kakakku Indah Fidelia dan adikku Fakhrul Agus Triwan yang telah memberikan dukungan baik materil maupun moril dalam menyelesaikan skipsi ini.
7
6.
Teman-teman seperjuangan di Program Studi Informasi angkatan 2007 yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7.
Teman-teman dekat: Fitha, Mery, Siti serta tidak lupa tema-teman kosan: Disfa, Galuh, Rohy, Nur, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan dan memberi motivasi kepada peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa skipsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
penulisan maunpun penyajiannya. Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan adanya saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca umumnya. Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Jakarta, Desember 2011
Ade Rina Suralani 107093002864
8
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul............................................................................................
i
Lembar Persetujuan Pembimbing .............................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian .........................................................................
iii
Lembar Pernyataan ...................................................................................
iv
Abstrak........................................................................................................
v
Kata Pengantar ...........................................................................................
vi
Daftar Isi .....................................................................................................
viii
Daftar Gambar ...........................................................................................
xii
Daftar Tabel ................................................................................................
xiii
Daftar Lampiran......................................................................................... xvii BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ...................................................................
1
1.2
Perumusan Masalah ............................................................
4
1.3
Batasan Masalah .................................................................
4
1.4
Tujuan Penelitian ................................................................
5
1.5
Manfaat Penelitian ..............................................................
5
1.6
Metode Penelitian ...............................................................
6
1.6.1 Metode Pengumpulan Data .....................................
6
1.6.2 Metode Perencanaan Strategis SI/TI ........................
7
Sistematika Penulisan .........................................................
8
1.7
BAB II : LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Sistem dan Teknologi Informasi ........................
10
2.2
Strategi SI dan Strategi TI ...................................................
11
9
2.3
Perencanaan Strategis SI/TI ................................................
13
2.4
Konteks Strategi SI/TI Dalam Organisasi ............................
15
2.5
Metodologi Be Vissta Planning ...........................................
19
2.5.1 Metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Tekno
2.6
2.7
logi Informasi ..........................................................
19
2.5.2 Tambahan Modul ....................................................
21
2.5.3 Konsep Dasar Metodologi BVP ..............................
23
2.5.4 Konsep Desain Metodoogi BVP ..............................
24
Metode dan Analisis Perencanaan Strategis SI/TI ...............
39
2.6.1 McFarlan‟s Strategic Grid .......................................
39
2.6.2 Critical Succes Factor .............................................
41
2.6.3 Analisis SWOT .......................................................
43
2.6.4 Analisis Porter‟s Five Forces Competitive Model ....
45
2.6.5 Analisis Value Chain ...............................................
47
Pengertian Bank..................................................................
49
2.7.1 Jenis-jenis Bank ......................................................
51
2.7.2 Sejarah Bank Rakyat ...............................................
53
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1
Waktu dan Tempat Penelitian .............................................
55
3.2
Kerangka Berpikir Penelitian ..............................................
55
3.3
Metode Penelitian ...............................................................
57
3.3.1 Metode Pengumpulan data ......................................
57
3.3.2 Metode Perencanaan Strategis SI/TI ........................
64
10
BAB IV PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1
4.2
4.3
Deskripsi Perusahaan ..........................................................
69
4.1.1 Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan ..................
69
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...............................
70
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Umum Organisasi .................
71
4.1.4 Aktivitas Perusahaan ...............................................
72
Menelaah Kebutuhan Organisasi .........................................
73
4.2.1 Pre-Renstra .............................................................
73
4.2.2 Identifikasi Informasi Organisasi .............................
74
4.2.2.1 Pemetaan Visi Terhadap Misi .....................
74
4.2.2.2 Critical Succes Factor ................................
75
4.2.3 Analisis Lingkungan Internal Bisnis Organisasi ......
84
4.2.3.1 Analisis SWOT .........................................
85
4.2.3.2 Analisis Value Chain ................................
88
4.2.3.3 Analisis Kebutuhan Informasi ...................
94
4.2.4 Analisis Lingkungan Internal SI/TI .........................
101
4.2.5 Analisis Lingkungna Eksternal Bisnis Organisasi ....
108
4.2.6 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Organisasi .....
111
Menentukan Target bagi SI/TI ............................................
113
4.3.1 Identifikasi Target bagi SI/TI ..................................
113
4.3.2 Identifikasi Peluang Bisnis dari Eksternal Organisasi ...............................................................
114
4.3.3 Identifikasi Pemanfaatan SI/TI dari Lingkungan Organisasi ...............................................................
114
11
4.3.4 Analisis Gap Kebutuhan Informasi ..........................
115
4.3.5 Landasan Kebijakan SI/TI .......................................
121
4.3.5.1 Visi dan Misi SI/TI PT. BPR Mega Artha Sejahtera ...................................................
121
4.3.6 Strategi SI/TI ..........................................................
121
4.3.6.1 Kebutuhan Masukan, Proses dan Keluaran Bagi Strategi SI dan TI ...............................
123
4.3.6.2 Usulan Arsitektur SI ...................................
125
4.3.6.3 Usulan Jaringan Komputer .........................
127
4.3.7 Prinsip Dasar/Landasan bagi Operasional Strategis SI/TI .......................................................................
130
4.3.7.1 Landasan Kebijakan Operasional Investasi SI/TI ..........................................................
130
4.3.7.2 Strategi Manajemen SI/TI ..........................
130
4.3.8 Srategi Manajemen SI/TI ........................................
130
4.3.8.1 Tugas Pokok dan Fungsional Organisasi yang
4.4
Mendukung Strategi SI/TI ..........................
130
Strategi SI/TI ...................................................................
132
4.4.1 Value Bisnis ............................................................
132
4.4.1.1 Sistem Informasi Pemasaran .......................
133
4.4.1.2 Sistem Informasi Research dan Develop ment ...........................................................
133
4.4.1.3 Sistem Informasi Kepegawaian ..................
134
4.4.1.4 Website Perusahaan ....................................
135
4.4.2 Analisis Business Domain dan Techology Domain ..
137
12
4.5
4.4.2.1 Proyek SI Pemasaran ..................................
138
4.4.2.2 Proyek Research dan Development .............
146
4.4.2.3 Pryek SI Kepegawaian ...............................
154
4.4.2.4 Proyek Website Perusahaan ........................
162
4.4.3 Prioritas Solusi Strategi SI/TI ..................................
170
4.4.4 Pendetilan Solusi Strategis SI/TI .............................
170
Rencana Implementasi ........................................................
174
4.5.1 Rencana Implementasi Proyek Website Perusahaan .
174
4.5.2 Rencana Implementasi Proyek SI Pemasaran...........
176
4.5.3 Rencana Implementasi Proyek SI Research dan Development ...........................................................
178
4.5.4 Rencana Implementasi Proyek SI Kepegawaian ......
180
4.5.5 Pembuatan Rencana Pelaksanaan ............................
182
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan ...........................................................................
184
5.2
Saran ..................................................................................
185
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Hubugan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI .....
13
Gambar 2.2 Enviromental of IS/IT Strategy ................................................
18
Gambar 2.3 Bagan Ringkasan Fase Metodologi BVP .................................
25
Gambar 2.4 Model dan Faktor Skor Proyek ................................................
35
Gambar 2.5 Critical Succes Factors ...........................................................
41
Gambar 2.6 Five Forces Competitive Model ...............................................
46
Gambar 2.7 Diagram Value Chain ..............................................................
49
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................
56
Gambar 4.1 Susunan Pengurus PT BPR Mega Artha Sejahtera ...................
70
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera ................
70
Gambar 4.3 Analisis Value Chain PT.BPR Mega Artha Sejahtera ..............
89
Gambar 4.4 Topologi Jaringan Komputer PT. BPR Mega Artha Sejahtera..
106
Gambar 4.5 Portofolio Pengelolaan SI/TI PT BR Mega Artha Sejahtera .....
107
Gambar 4.6 Pemetaan Hasil Pengelolaan Five Force Competitive Model ...
109
Gambar 4.7 Arsitektur SI Usulan pada PT BPR Mega Artha Sejahtera .......
126
Gambar 4.8 Arsitektur Jaringan Komuter Usulan pada PT BPR Mega Artha Sejahtera..................................................................................
127
Gambar 4.9 Usulan Struktur Organisasi PT.BPR Mega Artha Sejahtera ......
131
Gambar 4.10 Struktur Website BPR Mega Artha Sejahtera ..........................
172
14
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Desain Metodologi BVP................................................................
25
Tabel 2.2 McFarlan‟s Strategic Grid .............................................................
39
Tabel 2.3 CSF Financial dan Customers Perspective ....................................
42
Tabel 2.4 Diagram SWOT ............................................................................
44
Tabel 4.1 Pemetaan Visi Terhadap Misi Perusahaan .....................................
74
Tabel 4.2 Tujuan, CSF dan Bagian PT.BPR Mega Artha Sejahtera ...............
75
Tabel 4.3 Tabel Penjabaran CSF Bagian Operasional ...................................
76
Tabel 4.4 Penjabaran CSF Bagian Pemasaran ...............................................
79
Tabel 4.5 Penjabaran CSF Bagian Umum .....................................................
81
Tabel 4.6 Penjabaran Bagian Kredit ..............................................................
82
Tabel 4.7 Identifikasi Matriks SWOT PT. BPR Mega Artha Sejahtera ..........
87
Tabel 4.8 Kebutuhan Informasi Bagian Operasional .....................................
95
Tabel 4.9 Kebutuhan Informasi Bagian Pemasaran .......................................
98
Tabel 4.10 Kebutuhan Informasi Bagian Umum ...........................................
100
Tabel 4.11 Kebutuhan Informasi Bagian Kredit ............................................
101
Tabel 4.12 Portofolio Aplikasi SI PT. BPR Mega Artha Sejahtera ...............
105
Tabel 4.13 Analisis Usulan Portofolio SI Bagian Operasional .......................
115
Tabel 4.14 Analisis Usulan Portofolio SI Bagian Pemasaran .........................
117
Tabel 4.15 Analsis Usulan Portofolio SI Bagian Umum ................................
119
Tabel 4.16 Analsis Usulan Portofolio SI Bagian Kredit .................................
119
15
Tabel 4.17 SI Pemasaran...............................................................................
123
Tabel 4.18 SI Research dan Development .....................................................
123
Tabel 4.19 SI Kepegawaian ..........................................................................
124
Tabel 4.20 Website Perusahaan .....................................................................
125
Tabel 4.21 Potensi Manfaat Sistem Informasi Pemasaran ..............................
135
Tabel 4.22 Potensi Manfaat Sistem Informasi Research dan Development ...
136
Tabel 4.23 Potensi Manfaat Sistem Informasi Kepegawaian .........................
137
Tabel 4.24 Potensi Manfaat Website Perusahaan ...........................................
137
Tabel 4.25 Hasil Kuesioner Nilai Strategis ....................................................
139
Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder ...............................................
140
Tabel 4.27 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi .........................
141
Tabel 4.28 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian.......
141
Tabel 4.29 Rincian Resiko Implementasi TI ..................................................
142
Tabel 4.30 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan..............................................
146
Tabel 4.31 Nilai Proyek Setelah Pembobotan................................................
146
Tabel 4.32 Perhitungan Nilai Total Proyek....................................................
146
Tabel 4.33 Hasil Kuesioner Nilai Strategis ....................................................
147
Tabel 4.34 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholders .............................................
148
Tabel 4.35 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi .........................
149
Tabel 4.36 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian ....
150
Tabel 4.37 Rincian ResikoImplementasi TI...................................................
150
Tabel 4.38 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan..............................................
154
Tabel 4.39 Nilai Proyek Setelah Pembobotan................................................
154
Tabel 4.40 Perhitungan Nilai Total Proyek....................................................
155
16
Tabel 4.41 Hasil Kuesioner Nilai Strategis ....................................................
156
Tabel 4.42 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder ...............................................
157
Tebl 4.43 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi ..........................
157
Tabel 4.44 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian.......
156
Tabel 4.45 Rincian Resiko Implementasi TI ..................................................
158
Tabel 4.46 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan..............................................
162
Tabel 4.47 Nilai Proyek Setelah Pembobotan................................................
163
Tabel 4.48 Perhitungan Nilai Total Proyek...................................................
164
Tabel 4.49 Hasil Kuesioner Nilai Strategis ....................................................
164
Tabel 4.50 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder ...............................................
164
Tabel 4.51 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi .........................
165
Tabel 4.52 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian.......
166
Tabel 4.53 Rincian Resiko Implementasi TI ..................................................
166
Tabel 4.54 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan..............................................
170
Tabel 4.55 Nilai Proyek Setelah Pembobtan ..................................................
170
Tabel 4.56 Perhitungan Nilai Total Proyek....................................................
170
Tabel 4.57 Perbandingan Hasil Nilai Proyek .................................................
171
Tabel 4.58 Rencana Implementasi Menggunakan McFarlan‟s Strategic Grid 175 Tabel 4.59 Tim Proyek Website Perusahaan ..................................................
175
Tabel 4.60 Jadwal Waktu Kerja Proyek Website Perusahaan .........................
177
Tabel 4.61 Tim Proyek Sistem Informasi Pemasaran ....................................
178
Tabel 4.62 Jadwal Waktu Kerja Proyek Sistem Informasi Pemasaran ...........
180
Tabel 4.63 Tim Proyek Sistem Informasi Research dan Development ...........
181
Tabel 4.64 Jadwal Waktu Kerja Proyek Sistem Informasi Research dan Development ...............................................................................
182
17
Tabel 4.65 Tim Proyek Sistem Informasi Kepegawaian ................................
183
Tabel 4.66 Jadwal Waktu Kerja Proyek Website Perusahaan .........................
184
Tabel 4.67 Total Proyek Sistem Informasi ....................................................
184
18
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A WAWANCARA LAMPIRAN B KUESIONER BAGIAN MARKETING LAMPIRAN C KUESIONER BAGIAN OPERASIONAL LAMPIRAN D KUESIONER BAGIAN UMUM LAMPRAN
E KUESIONER BAGIAN KREDIT
LAMPIRAN F KUESIONER POYEK SI PEMASARAN
19
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju
pertumbuhan
ekonomi
maupun
penyerapan
tenaga
kerja.
Dalam
perkembangannya, lembaga-lembaga keuangan informal ini lebih mengena di kalangan pelaku UKM karena sifatnya yang lebih fleksibel, misalnya dalam hal persyaratan dan jumlah pinjaman yang tidak seketat persyaratan perbankan maupun keluwesan pada pencairan kredit. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa keberadaan lembaga-lembaga keuangan informal sesuai dengan kebutuhan pelaku UKM, yang umumnya membutuhkan pembiayaan sesuai skala dan sifat usaha kecil (Wijono, 2005). Keberadaan lembaga-lembaga keuangan informal ini kemudian disebut sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Salah satu lembaga keuangan mikro (LKM) di Indonesia yaitu Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BPR diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi BPR sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi terutama untuk kalangan menengah ke bawah. Kegiatan usaha yang dilakukan BPR tidak jauh berbeda dengan bank lainnya. Dengan demikian
20
operasional BPR tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking) agar tercipta sistem perbankan yang sehat. Dalam era teknologi yang kompleks dan komprehensif di dunia perbankan, semestinya BPR sebagai LKM juga mampu mengantisipasi perubahan tren dan lingkungan bisnis pada persaingan global. Maka perlu adanya perencanaan strategi agar tetap bertahan di tengah munculnya para pesaing baru. Saat ini banyak strategi yang sering digunakan dalam sebuah perusahaan dan untuk tujuan yang berbeda-beda, seperti strategi marketing, strategi penjualan dan sebainya. Namun salah satu strategi yang sangat penting bagi perusahaan di era teknologi saat ini adalah perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi. Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer yang akan mendukung organisasi dalam pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya. Perencanaan strategis SI/TI mempelajari pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis SI/TI juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward dan Peppard, 2003). Dengan menerapkan strategi SI/TI ke dalam strategi bisnis perusahaan maka akan menjadi nilai tersendiri bagi perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan bisnisnya. Untuk itu BPR Mega Artha Sejahtera perlu memiliki perencanaan strategis sistem informasi yang optimal yang mendukung rencana pengembangan bisnis organisasi.
21
Saat ini BPR Mega Artha Sejahtera telah memanfaatkan SI/TI sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja dan memenuhi ketersediaan informasi dan koordinasi tetapi pemanfaatannya belum optimal karena pengembangan SI/TI belum terencana yang mengacu pada dokumen perencanaan strategi SI/TI. Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi dapat dibuat dengan berbagai metode. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk perencanaan strategis sistem informasi pada BPR Mega Artha Sejahtera adalah metode berbasis value bisnis (Be Vissta Planning). BVP memadukan tahapan kegiatan dan perangkat yang digunakan empat metodologi yakni versi Jhon Ward, James Wetherbe, James Martin dan Edwin Tozer sehingga BVP memiliki kemampuankemampuan yaitu lengkap, terstruktur dan aplikatif. Kelengkapan artinya pemenuhan sesuatu hal terhadap varabel-variabel tertentu yang telah ditetapkan; terstruktur artinya BVP menyusun dan mengurutkan setiap tahapan proses perencanaan strategis SI/TI secara jelas dengan membuatnya ke dalam modul, prosedur dan aktivitas; aplikatif artinya BVP dibuat dengan tujuan kemudahan dalam penerapannya karena selain dibuat dengan lengkap dan terstruktur juga disediakan tools yang dapat diikuti dengan mudah. Selain itu, dalam BVP juga terdapat cara penentuan prioritas strategi SI/TI menggunakan information economic yang mencakup analisis business domain dan technology domain. Dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh BVP untuk perencanaan strategis sistem informasi, maka layak dijadikan penelitian dengan judul “Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning) Pada BPR Mega Artha Sejahtera”.
22
1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah yang menjadi acuan pada penelitian perencanaan strategis sistem informasi yaitu: a. Bagaimana strategi SI/TI dapat memberikan value added yang optimal pada perusahaan? b. Bagaimana membuat perencanaan strategis SI/TI yang berorientasi pada visi, misi perusahaan dan prioritas strategis yang akan diimplementasikan? c. Bagaimana menentukan strategi sistem informasi yang sesuai dengan perencanaan strategis sistem informasi berbasis value bisnis (Be Vissta Planning)?
1.3 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini hanya dibatasi pada: 1. Menentukan perencanaan strategis sistem informasi berbasis value bisnis (Be Vissta Planning) pada BPR Mega Artha Sejahtera. 2. Menentukan prioritas strategi SI yang akan dijalankan berdasarkan business domain dan technology domain BPR Mega Artha Sejahtera. 3. Teknik analisis yang digunakan, analisis SWOT, analisis Porter‟s five competitive force model, analisis value chain, analisis critical succes factor (CSF), dan McFarlan‟s strategic grid.
23
1.4 Tujuan Penelitian Penulisan penelitian memiliki dua jenis tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Analisis kebutuhan bisnis dan informasi perusahaan. b. Menentukan target bagi SI/TI perusahaan. c. Menentukan strategi SI/TI perusahaan. d. Rencana implementasi strategi SI/TI perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1 Bagi Peneliti a. Dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah dalam mengatasi permasalahan yang ada di lapangan. b. Mengetahui cara pembuatan perencanaan strategis sistem dan tknologi informasi pada suatu organisasi. c. Menambah wawasan dalam menganalisis kebutuhan bisnis organisasi. 1.5.2 Bagi Universitas a. Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi.
24
b. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang memfokuskan studi penelitian pada masalah yang sama dimasa yang akan datang. 1.5.2 Bagi BPR dan Lembaga Keuangan Mikro Lainnya a. Menjadi sumbangan pemikiran untuk BPR Mega Artha Sejahtera dalam perencanaan strategis sitem dan teknologi informasi. b. Menjadi referensi untuk memandu upaya pemanfaatan dan pengolaan SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan organisasi di lembaga keuangan mikro lainnya.
1.6
Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 metode yaitu
metode pengumpulan data dan metode perencanaan strategi SI/TI yang dijelaskan sebagai berikut:
1.6.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data trerdiri dari studi literature, wawancara, dan kesioner yang dijelaskan sebagai berikut: 1.
Studi Literatur Metode studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari artikel, buku, surat kabar, dan lain-lain untuk menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu terkait, mencari metode-metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu, memperoleh orientasi
25
lebih luas dalam permasalahan yang dipilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan (Nazir, 2003). 2. Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau resonden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara (Nazir, 2003). 3. Kuesioner Metode kuesioner
dilakukan dengan memberikan sebuah set pertanyaan
yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam pengujian hipotesis (Nazir, 2003).
1.6.2 Metode Perencanaan Strategis SI/TI Metode perencanan strategis SI/TI menggunakan metode berbasis value bisnis (Be Vissta Planning) dengan tahapan: 1. Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi Analisis kebutuhan bisnis dan informasi berguna untuk mendapatkan informasi yang menggambarkan keadaan bisis dan SI/TI terkini organisasi, kebutuhan bisnis mendatang dan peluang pemanfaatan SI/TI dalam bisnis. 2. Menentukan Target Bagi SI/TI Target bagi SI/TI menentukan peluang pemanfaatan SI/TI dalam memenuhi kebutuhan strategi bisnis dan rincian detil kebutuhan SI/TI yang harus
26
dipersiapkan. Detil kebutuhan tersebut berupa arsitektur aplikasi, infrastruktur, manajemen dan kebijakan SI/TI terhadap organisasi secara keseluruhan. 3. Menentukan Strategi SI/TI Strategi SI/TI membuat prioritas, pilihan strategi, dan detil strategi SI/TI. Masukan yang diperlukan adalah strategi SI/TI dan manajemen SI/TI 4. Rencana Implementasi Rencana implementasi menghasilkan rencana dan jadwal implementasi strategi SI/TI.
1.7 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam mengetahui batasan-batasan masalah yang akan dibahas lebih lanjut, diperlukan sebuah sistematika penulisan. Adapun batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I
:
PENDAHULUAN Pada bab ini diberikan penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II
:
LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai beberapa landasan teori yang berisi materi mengenai konsep-konsep keilmuan yang berhubungan dengan penelitian.
27
BAB III
:
METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah langkah apa saja yang
dilakukan
dalam
penelitian
seperti
metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan pada tahap kegiatan dalam penelitian. BAB IV
:
PERENCANAAN
STRATEGIS
SISTEM
DAN
TEKNOLOGI INFORMASI Pada bab ini dijelaskan mengenai deskripsi perusahaan dan perencanaan strategis sistem informasi pada BPR Mega Artha Sejahtera menggunakan metode berbasis value bisnis (Be Vissta Planning). BAB V
:
PENUTUP Pada bab ini dijelaskan simpulan dari apa yang sudah diterangkan pada bab sebelumnya dan juga berisi saransaran yang bermanfaat.
28
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem dan Teknologi informasi Sistem informasi adalah sebagai satuan komponen yang saling
berhubungan dalam mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sistem informasi tidak dapat diabaikan oleh para manajer sebab sistem informasi tersebut memainkan aturan penting dalam organisasi kontemporer (Laudon dan Laudon, 2005). Menurut Nash dan Robert dalam Jogiyanto (2001), ”Sistem Informasi adalah suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas teknologi, media, prosedurprosedur dan pengendalian ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusannya yang cerdik”. Menurut Hall (2001), Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses, menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Jogiyanto (2001), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
29
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan”. Sistem informasi sendiri memiliki sejumlah komponen tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Robert dan Donald Symanzky dalam Jogiyanto (2001), bahwa sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang berbeda yaitu, manusia, data, hardware, dan software. Sebagai suatu sistem, setiap komponen tersebut
berinteraksi satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai sasarannya. Sedangkan teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecapatan tinggi yang membawa data, suara dan video (William dan Sawyer, 2003). Menurut Haag dan Keen (1999), “teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi”. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999).
2.2
Strategi SI dan Strategi TI Menurut Marrus dalam Umar (2005), “Strategi adalah suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
30
tujuan tersebut dapat dicapai”. Strategi merupakan sekumpulan rencana yang harus dilakukan untuk mencapai objective dari perusahaan. Untuk dapat menentukan strategi apa yang seharusnya diterapkan, perusahaan terlebih dahulu harus melakukan assessment terhadap posisi perusahaan saat ini, posisi kompetitif perusahaan dalam market dan segmentasi dari pasar. Dengan melakukan analisis awal diharapkan dapat dihasilkan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Dengan strategi suatu organisasi dapat mengalokasikan sumber dayanya untuk menambah kekuatan (strength) dan meminimalkan kelemahan (weakness) untuk menghadapi perubahan yang diproyeksikan oleh kompetitornya (Umar, 2005). Earl (1987) membedakan antara strategi SI dan strategi TI. Strategi SI menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan organisasi. Esensi dari strategi SI adalah menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI lebih menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur dan keahlian khusus yang terkait atau menjawab pertanyaan “bagaimana?”. Guna mendukung pencapaian visi dan misi organisasi dalam menentukan strategi SI/TI, maka perlu pemahaman tentang strategi bisnis organisasi. Pemahaman tersebut mencakup penjelasan hal-hal sebagai berikut: mengapa suatu bisnis dijalankan, kemana tujuan dan arah bisnis, kapan tujuan tersebut dicapai, bagaimana cara mencapai tujuan dan adakah perubahan yang harus dilakukan. Jadi, yang menjadi isu utama dalam membangun suatu strategi SI/TI adalah penyelarasan (alignment) strategi SI/TI dengan strategi bisnis organisasi (Ward
31
dan Peppard, 2003). Hubungan antara strategi TI, strategi SI dan strategi bisnis dapat dilihat pada Gambar 2.1. Business Strategy - Business decision IS/IT Industry, business and organizatinal impact potensial
- Objectives and direction
Where is the business going and why
- Change Direction for business
Supports business IS Strategy
- Business based
What is required
- Demand oriented - Aplication focused Infrasructure and service
Needs and priorities
IT Strategy - Activity based
How it can Be delivered
- Suply oriented - Technology focused
Gambar 2.1 Hubugan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI (Ward dan Peppard, 2003)
2.3
Perencanaan Strategi SI/TI Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio
aplikasi SI berbasis komputer yang akan mendukung organisasi dalam pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya. Perencanaan strategis SI/TI mempelajari pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis SI/TI juga menjelaskan berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi
32
manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward dan Peppard, 2003). Dalam perencanaan strategis SI/TI terdapat beberapa karakteristik yang merupakan misi utama, yakni: keunggulan strategis (kompetitif) dan kaitannya dengan strategi bisnis; adanya sasaran kunci mengejar kesempatan bagi strategi SI dan strategi bisnis; adanya arahan dari eksekutif (manajemen senior) dan pengguna; serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan analisis bottom up dan analisis top down (Pant dan Hsu, 1995). Perencanaan strategis SI/TI yang baik akan menghasilkan portofolio-portofolio sistem informasi dan infrastruktur yang saling terintegrasi di semua level organisasi dan memberikan kontribusi yang penting dalam membangun dan meningkatkan kinerja organisasi yaitu efisiensi, efektivitas, komunikasi, kolaborasi, dan kompetitif. Efisiensi dapat diperoleh melalui otomasi pengolahan transaksi, yang semula ditangani oleh manusia yang diganti dengan sistem teknologi informasi. Kegiatan ini berada pada level operasional dan sistem informasinya sering disebut Transaction Processing System (TPS). Peningkatan efektivitas dapat dicapai antara lain dengan Management Information System (MIS), Data Support System (DSS), dan Executive Information System (EIS), yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para manajer dalam proses pengambilan keputusan (Laudon dan Laudon, 2005). Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan strategis SI/TI sangat diperlukan dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan TI untuk kepentingan
33
organisasi dalam mencapai tujuan bisnis dan keunggulan kompetitif. Integritas dan keselarasan dalam proses bisnis organisasi sangat diperlukan, dengan begitu organisasi akan memiliki capability, availability, reliability, serta adaptive sehingga dapat menyelesaikan setiap transaksi dan melakukan perubahan dengan cepat dan akurat (Tarigan, 2007).
2.4
Konteks Strategi SI/TI Dalam Organisasi Suatu organisasi perlu memahami konteks strategi yang sedang
dikembangkan sebelum mulai mengembangkan strategi SI/TI. Dalam hal ini, ada dua perspektif yang menjadi sorotan, yang pertama adalah perspektif internal dengan fokus pada peran SI/TI dalam suatu organisasi, Kedua adalah perspektif eksternal yang menggali secara keseluruhan dinamika SI/TI. Perkembangan TI yang dinamis, menyebabkan pengembangan strategi bisnis dan SI/TI menjadi kompleks. Untuk
konteks internal, bentuk matriks dua sumbu yaitu infusi
(infusion) dan difusi (diffusion), dapat menggambarkan bagaimana lingkungan strategi SI/TI dipengaruhi oleh tekanan di luar kendali organisasi (Tarigan,2007). Pengertian tentang infusi dan difusi (Ward dan Peppard, 2003) adalah sebagai berikut: 1. Infusion, adalah tingkat ketergantungan organisasi pada SI/TI dalam menjalankan bisnisnya. 2. Diffusion, adalah tingkat dimana TI membudaya dalam organisasi dan keputusan yang berkaitan dengan penggunaannya telah berpindah. Ilustrasi
34
yang terjadi terhadap tingkat tinggi/rendahnya difusi dan infusi adalah sebagai berikut (Ward dan Peppard, 2003): a. Difusi/infusi rendah. Jika difusi rendah dan infusi rendah, maka control sumber daya TI sangat terpusat dan SI tidaklah penting bagi bisnis. Sullivan dalam Tarigan (2007) menggambarkannya sebagai lingkungan „traditional‟ yaitu perusahaan menggunakan TI hanya untuk meningkatkan efisiensi dengan memanfaatkan sistem secara terpisah yakni sistem demi sistem (system by system). Perusahaan dalam kuadran ini pengelolaannya dilakukan secara kekeluargaan, dimana pemanfaatan TI hanya sebagai support saja, salah satu contohnya adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). b. Difusi rendah/infusi tinggi. Jika difusi rendah dan infusi tinggi, maka kontrol terpusat sangat tinggi, dan peran SI sangat penting dalam operasional dan kontrol bisnis. Bisnis akan merugi bila sistem gagal berfungsi. Oleh sebab itu sistem yang baik sangat diperlukan dengan derajat integrasi yang baik pula. Sistem menjadi bagian dari „backbone‟ (tulang punggung) organisasi. Sebagai contoh adalah perusahaan perbankan yang tersentralisasi, dimana proses bisnis dan keuntungan perusahaan sangat tergantung dari kemampuan operasional SI yang didukung TI dalam memenuhi ketersediaan informasi bagi perusahaan dan pelanggan secara terus-menerus selama 24 jam x 7 hari, diantaranya melalui transaksi on-line dan fasilitas ATM.
35
c.
Difusi tinggi/infusi rendah. Jika difusi tinggi dan infusi rendah, maka umumnya kontrol bersifat desentralisasi, sehingga manajer dapat melaksanakan prioritas lokal. Integrasi sistem terjadi karena kerjasama user-user, bukan karena desain bisnis atau TI secara keseluruhan. Pendekatan manajemen pada pokoknya menjadi „opportunitic‟, didorong oleh prioritas jangka pendek yang dapat menciptakan keuntungan bisnis di beberapa bidang. Disini TI masih berifat sebagai support dan pengelolaa SI/TI tergantung pada masing-masing unit kerja. Perusahaan yang masuk dalam kuadran ini adalah perusahaan franchise yang menjual sistem bisnis yang didukung dengan pemanfaatan TI antara lain mini market, dan properti. Contohnya adalah McDonalds.
d. Difusi/infusi tinggi. Jika difusi tinggi dan infusi tinggi, maka umumnya kontrol bersifat desentralisasi, tetapi untuk mencapai sukses bisnis bergantung kepada sistem. Keduanya dilakukan untuk menghindari kerugian dan mencapai sasaran bisnis secara keseluruhan, sehingga kondisi ini digambarkan sebagai lingkungan yang kompleks dan sulit dikelola. Disini perlu SI/TI yang strategis dan high potential untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi. Perusahaan yang berada dalam kuadran ini adalah perusahaan holding company yang memiliki cakupan bisnis yang besar, kompleks dan luas karena terdiri atas beberapa cabag/anak perusahaan, serta letak geografinya saling berjauhan lintas kota, lintas pulau, bahkan dapat lintas negara. Contohnya adalah Pertamina, dengan merencanakan tinggi rendahnya derajat infusi
36
dan difusi, terdapat empat perbedaan lingkungan yang penting sebagaimana digambarkan dalam kerangka Sullivan, yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut: Internal organisational pressure demanding futher distribution of IS/ IT control
HIGH
Opportunitic
Complex Ekternal competitive pressure increasing the criticality of IS/IT to business
Difussion degree of desentralization of IS/IT control in the organisation
Traditional
LOW
LOW
Backbone
HIGH
Gambar 2.2 Enviromental of IS/IT Strategy (Ward dan Pepard, 2003) Organisasi semakin bergantung kepada SI/TI, dan untuk menghindari kerugian akan dilakukan pendekatan perencanaan dan kontrol yang semakin terpusat dan terstruktur. Tetapi, untuk memfasilitasi penggunaan SI/TI yang inovatif guna menciptakan keuntungan di masa depan, maka aktivitas kontrol terhadap teknologi harus menjadi bagian dari pengguna bisnis, sehingga terjadi keselarasan antara kebutuhan bisnis dan solusi teknologi. Untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari kerugian memerlukan difusi tinggi dan infusi tinggi, dan ini akan berdampak pada manajemen yang kompleks.
37
Oleh karena itu, interpretasi terbaik adalah setiap organisasi membutuhkan pendekatan formulasi strategi dan perencanaan SI/TI yang disesuaikan dengan lingkungan masing-masing, sebagaimana ditentukan oleh situasi bisnis dan industri serta budaya organisasi. Penyusunan perencanaan strategis SI/TI yang sesuai dengan konteksnya, memerlukan suatu metodologi perencanaan
2.5
Metodologi Be Vissta Planning (BVP) Metodologi BVP memadukan tahapan kegiatan dan perangkat yang
digunakan pada empat metodologi, yakni versi John Ward, James Wetherbe, James Martin, dan Edwin Tozer. Paduan tahapan ini direkonstruksi ulang, menyesuaikan dengan pedoman UK Government CCTA-Guidelines on Strategic Planning for Information System dan dilengkapi tambahan modul dari metodologi perencanaan strategis SI/TI versi lembaga konsultan Price Waterhouse yang relevan dengan proses dan prosedur BVP (Atmaja, 2002).
2.5.1 Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Dan Teknologi Informasi Identifikasi empat metodologi perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi sebagai berikut (Noran san Sastramiharja, 2007): 1. Versi John Ward John Ward membuat tahapan yang didasarkan kepada kebutuhan bisnis, tahapan-tahapan tersebut dibagi dalam tahapan masukan dan keluaran.
38
a. Masukan Tahapan masukan ini berisi identifikasi dan analisis kondisi bisnis internal dan eksternal dan kondisi SI internal dan eksternal organisasi. b. Keluaran Tahapan keluaran merupakan kegiatan guna menghasilkan suatu dokumen. Dokumen tersebut dihasilkan berdasarkan masukan dari proses PSSTI.
2. Versi Wertherbe Metode PSSI ini, menurut Turban et al. 1999 didasarkan kepada usaha perencanaan, studi literatur, dan analisis beberapa metode sebelumnya. Selain itu metode ini ditekankan pada sisi teknologi.
3. Versi James Martin James Martin yang ikut serta dalam membuat beberapa teknik PPSI dalam IBM Business Strategic Planning (BSP), membuat konsep pemikiran PSSI yang berbasiskan Information Engineering. PSSI versi James Martin dilakukan dengan melakukan dua tahapan yaitu analisis dan perancangan
4. Versi Tozer Konsep pemikiran yang diungkapkan oleh Tozer ini berisi pendekatan secara praktis dan formal terhadap PSSTI yang ditujukan pada skala manajemen menengah dan cocok untuk diterapkan pada segala macam bisnis, baik pedagang, industri, keuangan ataupun pelayanan umum. Dalam penggunaaannya, langkah-
39
langkah yang dibuat ini didasarkan pada konsep strategi bisnis yang menentukan cara eksploitasi sumber daya SI beserta pemanfaatannya.
2.5.2. Tambahan Modul Dari keempat metodologi perencanaan strategis sistem informasi diatas maka kesimpulan yang diambil oleh Atmaja (2002) adalah: 1. Metodologi yang ada perlu disesuaikan dengan kebutuhan SI/TI saat ini yakni menghitung manfaat tangible dan intangible yang representative dari suatu proyek/strategi hasil renstra SI/TI, resiko implementasi Proyek SI/TI dan pembuatan kerangka rencana implementasi yang jelas berdasarkan keluaran renstra SI/TI. 2. Belum ada metode renstra SI/TI yang sifatnya one-stop method, yang menggabungkan antara renstra SI/TI, pembuatan rencana
jadwal
penilaian hasil renstra hingga
implementasi
menjadi
satu
paket
dan
mempermudah pekerjaan perencana-perencana bisnis dan SI/TI dalam suatu organisasi. Untuk itu pada metodologi BVP terdapat tambahan modul yang diperoleh dari modifikasi proses dan perangkat dari kegiatan yang sudah ada ataupun
mengadopsi langsung dari versi renstra SI/TI lainnya yang relevan
dengan alur proses. Rincian tambahan modulnya adalah: 1. Modul guna menganalisis/memprioritaskan hasi renstra SI/TI. Modul ini terdiri dari dua kegiatan yakni identifikasi dan pengukuran value tangible dan intangible Proyek SI dan TI serta resikonya.
40
a. Proses identifikasi dan pengukuran value tersebut mengadopsi Best Practice Total Cost of Ownership (TCO) untuk value tangible, dan teori Information
Economics
mengenai
value
acceleration,
linkage,
restructuring dan innovation evaluation, untuk value intangible. b. Proses identifikasi dan perhitungan resiko mengadopsi teori Manajemen Resiko Proyek SI/TI versi Applegate dan media pengukuran keuangan yang sudah ada. 2. Modul guna menyatukan dua konsep analisis/prioritas hasil renstra SI. Modul bertujuan untuk memperoleh rangkuman value sebuah proyek hasil renstra berdasarkan biaya dan resiko mengadopsi tabel keuntungan Rapid Economic Justification (REJ) dari MICROSOFT. 3. Modul pembuatan rencana implementasi disusun berdasarkan kegiatan dalam metode renstra versi Tozer dan John Ward. Modul ini diperlengkapi lagi dengan teori analisis jalur guna perencanaan implementasi proyek-proyek SI dan TI menggunakan PERT atau Gantt Chart. 4. Modul untuk menganalisis internal bisnis organisasi dalam BVP. Modul perlu dilengkapi dengan perangkat untuk menganalisis visi, misi, CSF dan KPI organisasi. Modul tersebut diperlukan agar menjadi acuan dan landasan kegiatan dalam renstra SI/TI, pemilihan hasil dan pengambilan keputusan. Tambahan modul tersebut diadopsi dari renstra SI versi Price Waterhouse. Selain itu, modul untuk menganalisis internal bisnis organisasi perlu juga tambahan modul untuk meringkas seluruh informasi bisnis yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan informasi dan pemenuhannya
41
dari sumber daya SI dan TI yang tersedia. Modul yang sifatnya meringkas, mengkompilasi dan menyimpulkan masukan, proses dan keluaran proses bisnis yang terjadi internal bisnis organisasi ini diadopsi dari renstra SI versi Price Waterhouse. 5. Modul guna mengambil keputusan tentang lanjutan pelaksanaan renstra SI/TI. Kegiatan ini dilakukan setelah dilakukannya studi kelayakan dan ruang lingkup di subfase Pre-Renstra. Modul pengambilan keputusan tersebut berisi ringkasan seluruh informasi,
pertimbangan dalam
melanjutkan
kegiatan renstra SI /TI dan pembuatan kesimpulan terhadap hasil kegiatan Pre-Renstra yang sudah dilakukan. Modul ini juga diadopsi dari renstra SI/TI versi Price Waterhouse. Seluruh tambahan modul renstra SI/TI mengacu pada
landasan
dari
UK Government CCTA - Guidelines on Strategic
Planning for Information Systems.
2.5.3
Konsep Dasar Metodologi BVP Metodologi BVP mendasarkan kegiatan renstra SI pada beberapa hal.
Pertama, menggunakan arah dan tujuan perusahaan yang telah dituangkan dalam rencana bisnis. Segala sesuatu yang menjadi hasil dalam rencana bisnis tersebut diinterpretasikan sebagai kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh bidang/divisi SI/TI. Bidang/divisi SI/TI tersebut lalu melakukan konsolidasi internal guna mengetahui kemampuan sumber dayanya dan pemenuhan kebutuhan akan informasi bisnis tersebut. Hasil konsolidasi internal tersebut berupa strategi sistem, manajemen, dan teknologi informasi kemudian dibuatkan prioritas
42
pelaksanaan proyek dan jadwal implementasinya. Kedua, menggunakan CSF sebagai salah satu tolok ukur dalam membuat prioritas strategi SI/TI yang dihasilkan. Penggunaan CSF tersebut
disebabkan karena CSF
mampu
merepresentasikan faktor-faktor penting dalam proses bisnis organisasi. Ketiga, menggunakan analisis value dan resiko yang tidak hanya memperhitungkan tangible value tetapi juga intangible value. Parameter tangible dan intangible tersebut akan semakin mengungkapkan manfaat Proyek SI/TI sebenarnya. Keempat, memanfaatkan pengalaman praktis yang mendukung teori yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan riset/pengalaman praktis seperti TCO dari Gartner Group dan REJ dari MICROSOFT dengan teori berupa Information Economics dari Parker dan metode renstra SI (Atmaja 2002).
2.5.4 KONSEP DESAIN METODOLOGI BVP Pembahasan tentang desain metodologi BVP terdiri dari pembuatan fase dan pendetilan kerangka.
2.5.4.1 Pembuatan Fase Metodologi BVP Secara ringkas fase metodologi Be Vissta Planning dapat dilihat pada Gambar 2.3
43
Fase I - Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi
Fase II - Menentukan Target Bagi SI/TI
Fase III - Menentukan Srtategi SI/TI
Fase IV - Rencana Implementasi
Gambar 2.3 Bagan Ringkasan Fase Metodologi BVP (Atmaja, 2002)
Tabel 2.1 Desain Metodologi BVP (Atmaja,2002) Tahapan Menelaah ruang lingkup dan strategi (ruang lingkup dan posisi/kondisi mutakhir organisasi)
Menelaah strategi (posisi dan kondisi ke depan yang ingin diraih dan modal yang dimiliki)
Nama Subfase
Nama Fase
Pre-renstra Identifikasi Info Organisasi Analisis Lingkungan organisasi
Eksternal
Bisnis
Analisis Lingkungan Organisasi
Eksternal
SI/TI
Analisis Lingkungan Organisasi
Internal
Bisnis
Analisis Lingkungan Organisasi
Internal
SI/TI
Solusi
Bisnis
Identifikasi Internal
Masalah &
Identifikasi Peluang Bisnis dari Eksternal Organisasi Identifikasi Pemanfaatan Eksternal Organisasi
SI/TI
Analisis Gap Kebutuhan Info Membuat Landasan Kebijakan SI/TI Membuat Strategi SI dan TI
dari
Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi
Menentukan Target Bagi SI/TI
44
Membuat Landasan Bagi Operasional Strategi SI/TI Strategi Manajemen Informasi Mendefinisikan strategi (posisi dan kondisi ke depan yang ingin diraih beserta cara merealisasikannya)
Menggali Value Bisnis
Menentukan Strategi SI/TI
Prioritas dan Pemilihan Strategi Pendetilan Strategi SI/TI
Membuat Rencana Pendukung SI/TI Merencanakan implementasi (cara merealisasikannya) Mengkaji ulang implementasi (cara merealisasikannya)
Rencana Implementasi
Pembuatan Jadwal Waktu Kerja Pembuatan Rencana Implementasi Pembuatan Rencana Implementasi
2.5.4.2 Pembuatan Detil Kerangka Metodologi BVP Dibawah ini merupakan detil kerangka metodologi BVP berupa kerangka acuan gambaran kegiatan yang menyusun renstra SI tanpa dilengkapi rincian proses yang dilakukan, masukan yang dibutuhkan, dan keluaran yang dihasilkan. Walaupun demikian, gambaran kegiatan dalam kerangka ini sudah dapat ditelusuri alur logis di dalam fase maupun subfasenya. Berikut deskripsi detil kerangka metodologi BVP (Atmaja, 2002).
1. Pembuatan Detil Kerangka Fase I - Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi Fase ini menghasilkan dokumen akhir
berupa
informasi
yang
menggambarkan keadaan bisnis dan SI/TI terkini organisasi, kebutuhan bisnis mendatang, dan peluang pemanfaatan SI/TI dalam bisnis. Masukan yang
45
diperlukan dalam fase ini adalah rencana bisnis, rencana SI/TI, keadaan persaingan dalam industri, dan perkembangan SI/TI dalam industri. Untuk memperoleh keluaran tersebut maka perlu beberapa proses yang dicerminkan ke dalam beberapa subfase berikut. 1. Pre-Renstra; 2. Identifikasi Informasi Organisasi; 3. Analisis lingkungan internal bisnis organisasi; 4. Analisis lingkungan internal SI/TI organisasi; 5. Analisis lingkungan eksternal bisnis organisasi; 6. Analisis lingkungan eksternal SI/TI organisasi. Masing-masing subfase tersebut terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut. 1. Pre-Renstra Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menentukan ruang lingkup dan latar belakang Proyek renstra SI/TI b. Menentukan rencana dan jangka waktu pelaksanaan Proyek renstra SI/TI d. Menyusun definisi terminologi yang digunakan dalam Proyek e. Menangkap harapan Proyek renstra SI f. Memperoleh komitmen manajemen senior g. Pertimbangan Pelaksanaan Proyek 2. Identifikasi Info Organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah:
46
a. Memperoleh visi bisnis organisasi b. Memperoleh misi bisnis organisasi c. Memetakan visi terhadap misi organisasi d. Memperoleh tujuan bisnis organisasi e. Memperoleh CSF organisasi f. Memetakan CSF terhadap misi g. Memetakan CSF terhadap KPI h. Menganalisis CSF i. Memperoleh gambaran global/ringkasan struktur organisasi j. Menganalisis Kinerja Struktur Organisasi 3. Analisis lingkungan internal bisnis organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menelaah rencana bisnis organisasi b. Identifikasi kegiatan value chain c. Memperoleh harapan bisnis dari manajemen senior organisasi d. Mengetahui kebutuhan informasi dalam proses bisnis organisasi e. Meringkas strategi dan target bisnis internal 4. Analisis lingkungan internal SI/TI organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Mengetahui budaya SI/TI dalam organisasi b. Mengetahui keadaan pelatihan SI/TI saat ini c. Mengetahui metodologi implementasi Proyek SI/TI saat ini d. Mengetahui kebijakan investasi SI/TI saat ini
47
e. Mengetahui posisi dan keadaan sumber daya SI/TI saat ini f. Mengetahui portofolio aplikasi mutakhir g. Mengetahui masukan dan keluaran aplikasi SI yang tepat h. Mengetahui manajemen perencanaan dan kontrol i. Mengetahui SWOT SI/TI j. Analisis SWOT SI/TI 5. Analisis lingkungan eksternal bisnis organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menelaah keadaan poleksosbudkum b. Mengetahui keadaan persaingan industri c. Membuat diagram Porter‟s five forces model 6. Analisis lingkungan eksternal SI/TI organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Mengetahui perkembangan teknologi dalam industri b. Mengetahui peluang keunggulan kompetitif terhadap pesaing Rincian masukan, keluaran dan prosedur kegiatan tersebut menjadi ruang lingkup detil kerangka pada Fase I ini.
2. Pembuatan Detil Kerangka Fase II -Menentukan Target Bagi SI/TI Fase ini menghasilkan dokumen akhir berupa peluang pemanfaatan SI/TI dalam memenuhi kebutuhan strategi bisnis dan rincian detil kebutuhan SI/TI yang harus dipersiapkan. Detil kebutuhan SI/TI tersebut berupa arsitektur aplikasi, infrastruktur, manajemen SI/TI dan kebijakan SI/TI
48
terhadap organisasi secara keseluruhan. Masukan yang diperlukan dalam fase ini adalah identifikasi kebutuhan bisnis mendatang organisasi, identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI, dan pemenuhan kebutuhan SI/TI saat ini. Untuk memproses masukan agar menjadi keluaran tersebut maka diperlukan proses sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah dan solusi bisnis organisasi; 2. Identifikasi peluang bisnis dari eksternal organisasi; 3. Identifikasi pemanfaatan SI/TI dari lingkungan eksternal organisasi; 4. Analisis gap kebutuhan informasi; 5. Membuat landasan kebijakan SI/TI; 6. Membuat strategi SI/TI; 7. Membuat prinsip dasar/landasan bagi operasional strategi SI/TI; 8. Membuat strategi manajemen SI/TI. Masing-masing subfase tersebut terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah dan solusi bisnis organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah memperoleh permasalahan bisnis yang dihadapi organisasi dan dukungan solusi SI/TI. 2. Identifikasi peluang bisnis dari eksternal organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah memperoleh peluang bisnis eksternal organisasi. 3. Identifikasi pemanfaatan SI/TI dari lingkungan eksternal organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah memperoleh TI yang sesuai bagi kebutuhan bisnis organisasi.
49
4. Analisis kesenjangan kebutuhan informasi Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Mengetahui pemenuhan kebutuhan informasi dari aplikasi terkini b. Membuat alternatif pemenuhan kebutuhan SI 5. Membuat landasan kebijakan SI/TI Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menentukan peluang keunggulan kompetitif dari strategi SI/TI b. Menentukan kebijakan/perangkat untuk menyeleksi strategi SI/TI c. Menentukan kebijakan investasi pada bidang SI/TI 6. Membuat strategi SI/TI Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menentukan kebijakan SI/TI yang mendukung area dan strategi bisnis organisasi b. Mendefinisikan kebutuhan masukan, proses dan keluaran bagi strategi SI dan TI c. Mendefinisikan kebutuhan integrasi data, proses dan entitas bagi strategi SI dan TI d. Menentukan pengembangan aplikasi dan infrastruktur e. Menentukan arsitektur dan aplikasi perangkat lunak yang sesuai dengan masukan, proses dan keluaran strategi SI/TI f. Mendefinisikan infrastruktur TI
kebutuhan
arsitektur
jaringan
komunikasi
dan
50
7. Membuat prinsip dasar/landasan bagi operasional strategi SI/TI Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Landasan kebijakan operasional investasi SI/TI b. Landasan kebijakan operasional pemilihan vendor dan pengadaan sumber daya SI/TI c. Landasan kebijakan operasional pelatihan SI/TI SDM organisasi 8. Membuat strategi manajemen SI/TI Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menyusun struktur organisasi yang mendukung strategi SI/TI b. Menyusun tugas pokok dan fungsional organisasi yang mendukung strategi SI/TI c. Identifikasi keluaran yang dihasilkan dari bagian struktur organisasi d. Menyusun alur kerja dalam struktur organisasi yang mendukung strategi SI/TI Rincian masukan, keluaran dan prosedur kegiatan tersebut menjadi ruang lingkup detil kerangka pada Fase II ini.
3. Pembuatan Detil Kerangka Fase III -Menentukan Strategi SI/TI Fase ini menghasilkan dokumen akhir berupa prioritas, pilihan strategi dan detil strategi SI/TI. Masukan yang diperlukan dalam fase ini adalah strategi SI/TI dan manajemen SI/TI. Untuk memperoleh keluaran tersebut maka perlu beberapa proses sebagai berikut:
51
1. Menggali value bisnis; 2. Prioritas dan Pemilihan Strategi SI/TI, yang termasuk di dalamnya menggali resiko strategi SI/TI yang dibuat; 3. Pendetilan strategi SI/TI. Masing - masing subfase tersebut terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut. 1. Menggali value bisnis Rincian prosedur yang digunakan adalah mengetahui value strategi SI/TI. Menurut Remenyi (1995) dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu: a. Tangible Measurable Merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi dan efek tersebut data diikuti secara obyektif. b. Tangible Unmeasurable Merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi tetapi sulit untuk diukur dengan nilai uang. c. Intangible Measurable Merupakan manfaat yang dapat diukur tetapi tidak membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi. Sebagai conth: penyampaian informasi lebih cepat. d. Intangible Unmeasurable Merupakan manfaat yang dapat diukur dengan mudah dan tidak membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi.
52
2. Prioritas dan Pemilihan Strategi SI/TI, yang termasuk di dalamnya resiko strategi SI/TI yang dibuat. Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Memprioritaskan solusi strategis SI/TI b. Mengelompokkan solusi strategis SI/TI c. Memilih solusi strategis SI/TI d. Mendaftar pilihan solusi strategis SI/TI Penentuan prioritas pemilihan strategi SI menggunakan metode Information Economic (IE). IE adalah metode perhitungan untuk mendapatkan nilai ekonomis dari suatu proyek pengadaan Sistem Informasi (SI). Metode ini merupakan pengembangan metode CostBenefit-Analysis (CBA) tradisional. Selanjutnya nilai ekonomis tersebut dan hasil penilaian menggunakan (CBA) yang diperoleh dengan cara mengkuantifikasi biaya (cost) dan manfaat (benefit) dipergunakan sebagai bahan pertimbangan mendapatkan alternated penentuan jenis peralatan SI/TI yang akan dipergunakan (Parker, 1985). Biaya yang dievaluasi mencakup biaya . pengadaan perangkat keras, pembelian perangkat lunak, seluruh biaya perawatan, dan biaya tenaga kerja. Biaya itu harus ditentukan karena masing-masing investasi memiliki karateristik yang berbeda terhadap nilai dan resiko. Latar belakang yang mendasari dibutuhkannya dibutuhkan information economic adalah dalam mengevaluasi manfaat
yang
ditimbulkan oleh adanya Sistem Informasi ternyata berbeda-beda sehingga
53
nilai yang diperoleh juga berbeda-beda. Pada umumnya, sumber daya perusahaan yang dapat digunakan untuk membangun Sistem Informasi sangat terbatas. Perusahaan perlu melakukan keputusan untk mengalokasi sumberdayanya dengan cara yang palig efektif dengan pertimbangan hasil yang diperoleh atas alokasi biaya yang dikeluarkan. Metode anlisis costbenefit tradisional kurang memuaskan untuk menunjukkan semua nilai yang dapat dieroleh dari penggunaan SI/TI. a. Model Dan Variabel Skor proyek SI/TI diperoleh dari hasil penjumlahan bobot Return On Investment (ROI) sederhana yang diperoleh dari hasil perhitungan Cost-benefit ditambah dengan hasil pembobotan kuesioner Business Domain dan hasil pembobotan Technology Domain.
Weighted Simple ROI (Quantification)
+
Weighted Business Domain (Assasement)
Weighted
+ Teknologi Domain =
Project Skor
(Assasement)
Gambar 2.4 Model dan Faktor Skor Proyek
b. Bussines Domain Dalam business domain ada lima faktor yang menetukan skor proyek. Kelima faktor unik yag dibobot adalah sebagai beikut: Pertama, faktor strategic match, difokuskan pada derajatdukungan atau keselarasan hubungan langsung maupun tidak langsung antara yang dibagun dengan tujuan strategic perusahaan. Kedua, faktor competitive advantage, memperhatikan pada evaluasi pelaksanaan kebijakan umum perusahaan
54
yang telah dijalankan dalam kaitannya mempertinggi tingkat kompetisi perusahaan. Strategi yang dipakai adalah cost leadership, diferensiasi atau focus. Mekanisme penilaiannya mencakup penghindaran biaya, dan identifikasi sumber penghematan biaya. Ketiga, faktor Manajemen Informasi yang dibobot adalah tingkat dukungan manajemen informasi terhadap kegiatan utama perusahaan (Management Information Support Of Core Activitied/MISCA). Keempat, faktor
competiive
response
mengukur
tingkat
kegagalan
dalam
menjalankan sistem yang mengakibatkan kegagalan kompetitif perusahan. Hal itu dapat terjadi karena pesaing telah lebih dahulu menyediakan jasa layanan, produk, atau pertukaran data.
Kelima, faktor project atau
organizational risk, memusatkan pada tingkat ketika organisasi mampu melakkan perubahan yang dibutuhkan oleh proyek SIM. Evaluasinya memperhatikan pengguna atau organisasi business domain dan bukan organisasi teknis. Komponen kapasitas organisai meliputi dukungan perubahan
manajemen,
kematangan penggunaan komputer
dalam
organisasi, dan penilaian teralitas atas tugas dalam menyelesaikan proyek melalui bisnis proses dan fungsinya. c. Technology Domain Ada empat faktor yang mempengaruhi konteks pemilihan alternatif investasi teknlogi yang dapat dilihat. Pertama, faktor strategic IS structure (infrastruktur Sistem Informasi strategis), mengevauasi tingkat keselarasan suatu proyek dengan seluruh strategis Sistem Informasi yang tercermin
55
dalam IS Blueprint (cetak biru rencana Sistem Informasi). Kedua, faktor definitional uncertainty, menganalisis tigkat kompleksitas suatu area, kemungkinan perubahannya, dan spesifikasi suatu pekerjaan dapat diketahui.
Ketiga,
faktor
technical
ketergantungan pada resiko pengetahuan,
ketergantungan
uncertainty,
menilai
tingkat
kemampuan mangambil alih bidang pada
perangkat
keras
spesifik,
ketergantungan pada kemampuan perangkat lunak, dan kemampuan pengembangan apikasi perangkat lunak. Keempat, faktor IS Infrastructure risk adalah untuk mengevaluasi tingkat investasi non proyek yang merupakan resiko dalam mengakomodasi proyek guna menghindari terjadinya penambahan biaya infrastruktur. 3. Pendetilan strategi SI/TI Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menentukan detil solusi strategis SI/TI b. Menentukan detil tahapan solusi strategis SI/TI c. Menentukan detil SDM d. Menentukan strategi migrasi
4. Pembuatan Detil Kerangka Fase IV - Rencana Implementasi Fase ini menghasilkan dokumen akhir berupa rencana dan jadwal implementasi strategi SI/TI. Masukan yang diperlukan adalah dokumen detil strategi SI/TI. Untuk memproses masukan agar menjadi keluaran tersebut maka diperlukan proses sebagai berikut.
56
1. Membuat rencana pendukung strategi SI/TI; 2. Pembuatan jadwal waktu kerja; 3. Pembuatan rencana pelaksanaan. Masing - masing subfase tersebut terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut. 1. Membuat rencana pendukung strategi SI/TI Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Membuat rencana pelatihan SI/TI b. Membuat rencana alokasi SDM c. Memperoleh dukungan manajemen senior dalam pelaksanaan solusi strategi SI/TI d. Membuat rencana perawatan aplikasi dan infrastruktur 2. Pembuatan jadwal waktu kerja Rincian prosedur yang digunakan adalah membuat jadwal pelaksanaan Proyek SI/TI 3. Pembuatan rencana pelaksanaan Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Membuat program pelaksanaan Proyek SI/TI b. Membuat aturan pelaksanaan Proyek SI/TI Rincian masukan, keluaran dan prosedur kegiatan tersebut menjadi ruang lingkup detil kerangka pada Fase IV ini.
57
2.6
Metode Dan Teori Analisis Perencanaan Strategis SI/TI Pembahasan metode dan teori analisis prencanaan strategis SI/TI ini terdiri
dari McFarlan‟s strategic grid, CSF, analisis SWOT, analisis Porter‟s five forces competitive model, dan analisis value chain analysis.
2.6.1 McFarlan’s Strategic Grid McFarlan‟s strategic grid digunakan untuk memetakan aplikasi SI berdasarkan kontribusinya terhadap organisasi. Pemetaan dilakukan pada empat kuadran (strategic, high potential, key operation, and support). Dari hasil pemetaan tersebut didapat gambaran kontribusi sebuah aplikasi SI terhadap organisasi. Hasil tersebut dapat menjadi dasar bagi penentuan strategi SI dan kemungkinan pengembangan di masa mendatang (Ward dan Griffiths, 1996). Penjelasan tentang keempat kuadran dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 McFarlan‟s Strategic Grid (Ward dan Peppard, 2003) STRATEGIC - Aplicaion that are critical to sustaining future business strategy - Aplication on which organization currenly depends for succse KEY OPERTIONAL
HIGH POTENTIAL - Aplication that may be important in achieving future success - Aplication that are valuable but no critical to success SUPPORT
Model ini bertujuan untuk memetakan hasil analisis seluruh aplikasiaplikasi SI yang ada sekarang, rencana aplikasi ke depan, dan mencari aplikasi yang potensial dalam empat kuadran. Keempat kuadran tersebut merupakan
58
kategori sistem informasi yang digolongankan berdasarkan pada sejauh mana kontribusinya terhadap bisnis organisasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Strategic, kategori ini mencakup aplikasi-aplikasi SI yang bersifat kritis dalam menciptakan atau mendukung suksesnya bisnis organisasi ke depan. Portofolio aplikasi SI, disusun dengan tujuan memberikan kontribusi terhadap penciptaan manfaat/keunggulan organisasi dalam berkompetisi. 2. High Potential, kategori ini merupakan inovasi aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk menciptakan peluang guna memperoleh suatu keuntungan organisasi di masa depan. 3. Support, kategori ini mencakup aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manejemen, tetapi tidak untuk menciptakan atau mendukung penyediaan manfaat kemampuan organisasi dalam berkompetisi. 4. Key Operational, kategori ini mencakup aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk menopang, membantu, dan menghilangkan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam operasional bisnis yang ada antara lain melakukan otomatisasi dalam proses produksi, dan pengelolaan inventori bahan baku dan produk, serta pemasangan ATM pada perusahaan perbankan. Dengan demikian kesemua aplikasi SI tersebut telah menjadi hal wajib dalam memberikan kemampuan survival kepada organisasi dalam lingkungan persaingan industri.
59
2.6.2 Critical Success Factors Menurut John Rochart dalam Tozer (1996), “Critical Success Factors (CSF) merupakan suatu ketentuan dari organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan organisasi. CSF dapat ditentukan jika objectives organisasi telah diidentifikasi. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objectives secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan (Ward dan Peppard, 2003). CSF berperan dalam perencanaan strategis SI adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya, memfokuskan proses perencanaan strategis SI pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strategi SI. Peranan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Critical Succes Factors (Ward dan Peppard, 2003) Penjelasan tentang hubungan antara CSF, strategi bisnis, dan strategi SI di atas, dapat diuraikan sebagai berikut. Agar tujuan-tujuan strategis organisasi dapat diwujudkan, maka untuk setiap tujuan strategis akan ditentukan kegiatan dan
60
indikator pengukurannya sebagai faktor kunci keberhasilan dalam pelaksanaan. Selanjutnya dari CSF tersebut, akan ditentukan strategi bisnis yang harus ditempuh agar kegiatan dapat diimplementasikan, termasuk menentukan kebutuhan-kebutuhan informasinya. Berdasarkan kebutuhan informasi yang ditarik dari kegiatan CSF tersebut, selanjutnya ditentukan strategi SI-nya. Sebagai contoh hubungan antara tujuan, CSF, indikator pengukur, dan strategi SI, dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut: Tabel 2.3 CSF Financial dan Customers Perspective (Ward dan Peppard, 2003) Objectives - To reduce stock cost
CSF - By earlier
Prime Measure - Stock return
identification of
- Write offs
absolete items
- Stockhandling cost
IS Needs - New stock turn analysis (ABC) - Improve sales and stock forecasting - New stockreplenishement algoritm
- To increase responsiveness
- By identifying - case of late deliveries - By informing customer in advance cf problem - By tracking all enquiries/progres s daily
- Order to
- New accurate
delivery lead
measure of all order /
time
delivery time
- Enquries response time
- Analysisof all types of delivery failure - New/dinamic customer/order monitoring system to instigateaction - New enquiry recording/treckin proses and system
61
2.6.3 Analisis SWOT SWOT merupakan identifikasi faktor internal yakni kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) dan faktor eksternal yakni peluang dan ancaman (opportunity and threat) dari organisasi secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi (Tozer, 1996). Hasil identifikasi tersebut diperbandingkan
untuk
memaksimalkan
strength
and
opportunity
dan
meminimalkan weakness and threat guna mencapai strategi yang optimal. Analisis SWOT akan dipetakan dari hasil analisis lingkungan yang telah diuraikan sebelumnya. Kekuatan diidentifikasikan dengan tujuan untuk mengetahui dimana kekuatan perusahaan untuk dapat meneruskan dan mempertahankan bisnis, dengan mengetahui letak kekuatan, perusahaan akan dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat bersaing dengan para kompetitornya. Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk dapat mengetahui apa kelemahan-kelemahan yang masih ada, dan dengan mengetahui kelemahan tersebut, maka perusahaan dapat berusaha untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan merugikan bagi perusahaan. Oleh karena itu dengan semakin cepat mengetahui kelemahan, maka perusahaan juga dapat sesegera mungkin mencari solusi untuk dapat menutupi kelemahan tersebut. Dengan mengetahui peluang, baik peluang saat ini maupun peluang dimasa yang akan datang, maka perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang tersebut. Berbagai strategi dapat disiapkan lebih dini dan terencana dengan lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat
62
direalisasikan. Berbagai jalan untuk dapat mewujudkan peluang (kesempatan) dan mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan tentunya akan mengalami banyak ancaman. Ancaman yang dapat teridentifikasi dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga perusahaan dapat meminimalkan ancaman tersebut. Dalam perencanaan strategis SI, hasil analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi CSF sebuah organisasi. Diagram SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini. Tabel 2.4 Diagram SWOT (Ward dan Peppard, 2003) KEKUATAN (Strength) KELEMAHAN (Weakness) PELUANG (opportunity)
Strategi SO
Strategi WO
- Strategi yang menggunakan
- Strategi yang meminimalkan
kekuatan untuk
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
memanfaatkan peluang
Strategi ST ANCAMAN - Strategi yang menggunakan (Threat)
Strategii WT - Strategi yang meminimalkan
kekuatan untuk megatasi
kelemahan untuk menghindari
ancaman
ancaman
Dalam diagram analisis SWOT di atas, digambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Strategi SO, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
63
b. Strategi WO, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi kendala internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah
turn-arround
yaitu
meminimalkan
masalah-masalah
internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. c. Strategi WT, merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Perusahaan tersebut
menghadapi
berbagai
ancaman dan
kelemahan
internal.Perusahaan dapat menerapkan strategi defensif yaitu mempertahankan diri agar keberadaan perusahaan tetap berlangsung. d. Strategi ST, meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masihmemiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
2.6.4 Analisis Porter’s Five Forces Competitive Model Porter (1999) menawarkan suatu pendekatan yang sistematis dengan skala yang lebih luas untuk melihat kompetisi yang terjadi dalam suatu industri yang berguna sebagai masukan dalam merumuskan strategi bisnis suatu organisasi atau perusahaan. Gambar 2.6 berikut menunjukkan model lima kekuatan kompetisi menurut Porter.
64
Gambar 2.6 Five Forces Competitive Model (Porter, 1996) Menurut Porter kelima kekuatan yang menjadi pendorong atau mempunyai pengaruh terhadap kompetisi di suatu perusahaan adalah: 1. Rivalry Among Existing Competitors/Firms; adalah hubungan alami antar pelaku bisnis dalam industri yang sejenis untuk saling berkompetisi. Untuk mencapai tingkat pemahaman ini memerlukan suatu analisis ukuran industri, struktur pasar, dan kinerja keuangan, kekuatan organisasi, kekhususan strategi bersaing, kemampuan inti yang bersifat kritis, implikasi global, tren sekarang dan yang akan datang, dan lain sebagainya yang sangat berpengaruh terhadap organisasi dalam industri tersebut. 2. Bargaining Power of Buyers; adalah kekuatan atau kemampuan yang dimiliki oleh pengguna produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. 3. Bargaining Power of Supplier; adalah kekuatan yang dimiliki oleh penyedia/pemasok kebutuhan produksi baik barang maupun jasa yang sangat
65
mempengaruhi kegiatan operasional suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. 4. Threat of New Entrants; adalah kemungkinan masuknya beberapa organisasi baru di industri yang sama, yang bisa menjadi ancaman bagi organisasi yang sudah terlebih dahulu masuk ke industri ini. Organisasi ini bisa berasal dari organisasi yang ada dan merubah strategi bisnisnya untuk memasuki suatu industri baru, atau organisasi yang berkompetisi dalam geografi atau area produksi yang sama dan memutuskan untuk melakukan hal sama. Perlu dilakukan suatu usaha untuk membatasi atau menghambat masuknya pendatang baru. 5. Threat of Substitutes; adalah ancaman dari produk barang atau jasa yang dapat menjadi pilihan pengganti dari produk yang ditawarkan oleh suatu organisasi. Model analisis Porter‟s Five Forces Competitive model ini dapat digunakan untuk menganalisis kekuatan lain yang dapat mempengaruhi kompetisi pada organisasi. Organisasi harus dapat memetakan lima kekuatan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap kesiapan dan kemampuannya.
2.6.5 Analisis Value Chain Menurut Callon (1996), “Value chain adalah metode sistematis untuk memeriksa seluruh kegiatan organisasi dan untuk mengetahui interaksi yang digunakan organisasi sebagai sumber kegiatan bersaing”. Menurut Michael Porter dalam Ward dan Peppard (2003), “Konsep analisis value chain menyatakan
66
bahwa semua perusahaan dalam suatu industri memiliki rantai nilai, yang termasuk aktivitas seperti mendapatkan bahan mentah, mendesain produk, membangun fasilitas produksi, memasarkan produk, mengembangkan perjanjian kerja sama, dan menyediakan pelayanan pelanggan”. Hasil dari analisis value chain suatu organisasi digunakan untuk identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya (Waterhouse, 1996). Analisis value chain dilakukan untuk memetakan seluruh proses kerja yang terjadi dalam organisasi menjadi dua kategori aktivitas, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama mengalir secara linier dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya dan harus berhubungan, sehingga suatu proses bisnis dapat berjalan. Aktivitas ini dapat dilihat sebagai bagian dari aliran informasi dalam organisasi yang berkaitan dengan input, proses, dan output. Aktivitas kedua yaitu aktivitas pendukung yang lebih bersifat organisasi, dan digunakan untuk mengawasi aktivitas utama. Analisis yang dilakukan adalah bentuk- bentuk kontribusi informasi yang diperlukan dari aktivitas utama, dan bagaimana aktivitas utama membutuhkan informasi dari aktivitas pendukung dalam kaitan dengan pengelolaan aktivitas yang benar. Peluang untuk meningkatkan nilai dari teknologi informasi yang ada dalam aktivitas utama dan pendukung, dapat dipandang sebagai kelemahan dari teknologi informasi yang dipakai. Pada praktiknya, kerugian yang terjadi selalu dihubungkan dengan aktivitas utama, sehingga diperlukan analisis yang lebih dalam tentang internal primary value chain dengan suatu evaluasi kekuatan dan kelemahan dari aplikasi yang sedang berjalan. Mengacu pada dokumen organisasi yang menyebutkan tugas dan fungsi
67
setiap unit kerja dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap proses kerja yang terjadi di masing-masing unit kerja, maka pemetaan value chain organisasi dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Diagram Value Chain (Ward dan Peppard, 2003)
2.7
PENGERTIAN DAN FUNGSI BANK Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, tentang Perbankan
menyatakan: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat Dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah
68
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi sebagai berikut: a. Sebagai penghimpun dana, maka bank memiliki beberapa sumber, yaitu: dana dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian; dana dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas; dan dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa kredit likuiditas dan call money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam). b. Sebagai penyalur/pemberi kredit, bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan
kembali
dalam
bentuk
kredit
kepada
masyarakat
yangmemerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti dan memenuhi persyaratan, agar tidak terdapat kredit yang bermasalah atau macet. Penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap. c. Sebagai pelayan jasa bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalulintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit, memberikan garansi
69
bank,pembayaran gaji pegawai dan pelayanan lainnya.
2.7.1 Jenis-jenis Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, jenis bank dibedakan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, penjelasannya sebagai berikut: A. Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum. Bank Umum sering juga disebut bank komersial karena didirikan dengan motivasi mendapatkan keuntungan. Usaha-usaha bank umum yang utama antara lain: menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan; memberikan kredit; menerbitkan surat pengakuan hutang; memindahkan uang; menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain; menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga; dan menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas: bank pemerintah; bank pembangunan daerah (BPD); bank swasta nasional devisa, seperti BCA, Bank Danamon; bank swasta nasional bukan devisa; bank campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank; dan bank asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo.
70
B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Landasan hukum BPR adalah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat, diantaranya: menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; memberikan kredit; menyediakan pembiayaan dan penempatan dana bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah; dan menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, dan/atau tabungan pada bank lain. Disamping itu terdapat juga kegiatan-kegiatan yang merupakan larangan (tidak dapat dilakukan) oleh BPR, seperti: menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran; melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia); melakukan penyertaan modal; melakukan usaha perasuransian; dan melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR. Adapun wilayah kantor operasionalnya dibatasi dalam 1 (satu) provinsi.
71
2.7.2 Sejarah Bank Perkreditan Rakyat Sejarah lembaga perkreditan rakyat (BI, 2006a) dimulai pada masa kolonial Belanda pada abad ke-19 dengan dibentuknya Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa, dengan tujuan membantu para petani, pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang (rentenir) yang memberikan kredit dengan bunga tinggi. Pasca kemerdekaan Indonesia, didirikan beberapa jenis lembaga keuangan kecil dan lembaga keuangan di pedesaan seperti Bank Pasar, Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan mulai awal 1970an, Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP) oleh Pemerintah Daerah. Pada tahun 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO 1988) melalui Keputusan Presiden RI Nomor 38 yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau BPR. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 tentang Perbankan tahun 1992 (UU No.7/1992 tentang Perbankan), BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum. Sesuai UU No.7/1992 tentang Perbankan, Lembaga Keuangan Bukan Bank yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dapat menyesuaikan kegiatan usahanya sebagai bank. Selain itu, dinyatakan juga bahwa lembaga- lembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai BPR dengan memenuhi persyaratan dan tata cara yang ditetapkan dengan
72
Peraturan Pemerintah (PP). Selanjutnya PP No.71/1992 memberikan jangka waktu sampai dengan 31 Oktober 1997 bagi lembaga-lembaga keuangan tersebut untuk memenuhi persyaratan menjadi BPR. Sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, tidak seluruh lembaga keuangan tersebut dapat dikukuhkan sebagai BPR karena tidak dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan. BPR yang didirikan sesudah PAKTO 1988 maupun Lembaga Keuangan yang dikukuhkan menjadi BPR sesuai dengan PP No.71/1992, tunduk pada ketentuan- ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Perbankan dan peraturanperaturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas bank. Khusus Badan Kredit Desa (BKD), meskipun lembaga tersebut sesuai UU No.7/1992 tentang Perbankan, diberikan status sebagai BPR, namun karena organisasi dan manajemennya relatif sederhana, lingkup usahanya sangat kecil, serta operasionalnya tidak setiap hari, maka pengaturan dan pengawasan terhadap BKD pun tidak dapat disamakan dengan BPR. Sampai dengan akhir Juli 2006 terdapat 5.345 BKD yang tersebar di pulau Jawa dan Madura, namun dari jumlah tersebut sebanyak 863 diantaranya tidak melakukan kegiatan (non aktif). Dengan mempertimbangkan karakteristik yang spesifik, jumlah dan sebarannya serta secara historis sebelum PAKTO 1988 pengawasan BKD dibawah kewenangan BRI maka pengawasan BKD dilakukan oleh BRI untuk dan atas nama Bank Indonesia. Pada akhir bulan Juli 2006 jumlah BPR mencapai 1.935 terdiri dari BPR yang didirikan setelah PAKTO 1988 sebanyak 1.277 (66%), dan Bank Pasar atau Bank Desa, BKPD dan bank milik Pemerintah Daerah lainnya yang telah beroperasi sebelum PAKTO 1988 sebanyak 658 (34 %).
73
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPR Mega Artha Sejahtera yang beralamat di
Komplek Pertokoan Sukma Jaya Blok A no.7, Jl. A.Yani Cilegon Banten dan dilakukan penelitian mulai dari tanggal 20 Mei 2011 sampai selesainya penelitian.
3.2
Kerangka Berpikir Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
74
Mulai
Metodologi Pengumpulan Data Studi Literatur
Baca buku yang terkait topik Baca artikel yang terkait topik
Metode Studi Literatur (Nazir, 2003)
Baca jurnal yang terkait topik Metode Studi Wawancara (Nazir, 2003)
Wawacara pada Direktur Utama
Wawancara
Menyebarkan kuesioner pada bagian
Marketing
Menyebarkan kuesioner pada bagian Operasional
Kuesioner
Metode Kuesioner (Nazir, 2003)
Menyebarkan kuesioner pada bagian Umum Menyebarkan kuesioner pada bagian Kredit
Metode Be Vissta Planning (Atmaja, 2002)
Metode Perencanaan Strategis SI/TI Pre Renstra Identifikasi Informasi Organisasi. Teknik analisis: CSF Analisis Lingkungan Bisnis Internal Organisasi. Teknik analisis; SWOT, Value
chain
Analisis Lingkungan Internal SI/TI Organisasi. Teknik analisis: McFarlan’s strategic
Analisis Kebutuhan Bisnis dan Informasi
Keluaran: Dokumen berupa informasi yang menggambarkan keadaan bisnis dan SI/TI terkini
Menentukan Target Bagi SI/TI
Keluaran: Dokunen peluang pemanfaatan SI/TI dalam memenuhi stategi bisnis
grid
Analisis Lingkungan Eksternal Organisasi.Teknik analisis:
Porter’s five force competitive model
Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Organisasi Identifikasi Masalah Solusi Bisnis Organisasi Identifikasi Peluang Bisnis dan Eksternal Organisasi Identifikasi PemanfaatanSI/TI dan Lingkungan Eksternal Organisasi Analisis Gap Kebutuhan Organisasi. Teknik analisis: CSF, SWOT, Value chain
Membuat Landasan Kebijakan SI/TI Membuat Strategi SI/TI Membuat Prinsip Dasar/ Landasan Bagi Operasional Strategi SI/TI
Membuat Strategi Manajemen SI/TI
Analisis Value Bisnis. Teknik analisis: analisis
tangible dan intagible value Menghitung Total Proyek. Teknik analisis: analisis business dan technology
Menentukan Strategi SI/TI
Keluaran: Dokumen prioritas dan Pilihan Strategi
Rencana Imlementasi
Keluaran: Dokumen rencana dan Jadwal Implementasi Strategi SI/TI
domain
Menentukan Prioritas Strategi SI/TI
Membuat Rencana Pendukung Strategi SI/TI Membuat Jadwal Waktu Kerja Membuat Rencana Pelaksanaan
Selesai
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian
75
Langkah-langkah di dalam penelitian ini dimulai dari proses pengumpulan data berupa studi literatur, wawancara dan kuesioner. Setelah pengumpulan data, dilakukan analisis menggunakan metodologi Be Vista Planning (BVP). BVP terdiri dari beberapa fase yaitu fase analisis kebutuhan bisnis dan informasi, fase menentukan target bagi SI/TI, fase menentukan strategi SI/TI dan fase Rencana implementasi SI/TI. Setiap fase memiliki tujuan, masukan, keluaran dan metode yang digunakan.Setelah semua fase dilakukan maka penelitian selesai.
3.3
Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metodologi
pengumpulan data dan metodologi perencanaan strategis sistem informasi. Metodologi pengumpulan data dalam penelitian ini berupa metode studi literatur, metode wawancara dan metode kuesioner. Sedangkan metodologi analisis data menggunakan metode Be Vissta Planning yang berbasis value bisnis. Beberapa metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data diperoleh dari studi literature, wawancara, dan kuesioner. Beberapa metode tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Studi Literatur Metode studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari artikel, buku, surat kabar, dan lain-lain untuk menggali teori-teori yang telah
76
berkembang dalam bidang ilmu terkait, mencari metode-metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu, memperoleh orientasi lebih luas dalam permasalahan yang dipilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan (Nazir, 2003). Dalam penelitian ini, studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari dokumen/referensi yang terkait dengan organisasi BPR Mega Artha Sejahtera dan perkembangan SI/TI. Studi ini yang kemudian menjadi acuan pengumpulan data selanjutnya yaitu wawancara dan pembuatan kuesioner. Beberapa literatur yang menjadi acuan penulisan penelitian ini diantaranya: 1. Penelitian oleh Atmaja (2002) dengan penelitian berjudul: “Penyusunan Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning) Dalam Rangka Meningkatkan Peran Strategis Sistem Informasi Pada Suatu Organisasi”. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun metodologi SI berbasis value bisnis untuk mendukung dan melengkapi rencana strategis lain dalam organisasi agar dapat menggali potensi bisnis dalam menghadapi persaingan; memiliki keunggulan kompetitif; membantu mengoptimalkan peran strategi SI dan TI dalam organisasi untuk meningkatkan nilai informasi, mendukung dan meningkatkan value
bisnis.
2. Penelitian oleh Imelda (2008) dengan penelitian berjudul: “Penerapan Metode (Be Vissta Planning) Pada Konsultan Teknik PT Virama Karya”. Pembahasan penelitian ini adalah penentuan aplikasi yang akan dijalankan berdasarkan
77
perencanaan strategis sistem insformasi pada PT Virama Karya. Hasil dari penelitian ini adalah Perencanaan Strategis Sistem Informasi berupa prioritas strategis SI/TI yang didapat dari analisis domain dan teknologi domain berdasarkan kuesioner yang disebarkan. Skor proyek ini yang akan menentukan urutan prioritas proyek yang akan diimplementasikan. 3. Penelitian oleh Tarigan (2007) dengan penelitian berjudul: “Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Lembaga Keuangan Mikro Studi Kasus: PT Bank Perkreditan Rakyat Bumi Asih Group”. Penelitian ini menggunakan metode Ward dan Peppard. Hasil dari penelitian ini berupa perencanaan strategis SI/TI yang mencakup usulan-usulan portofolio aplikasi SI yang perlu dibangun seperti nama generik, fungsi, data masukan/keluaran dan infrastruktur TI yang mendukungnya. Dimana usulan-usulan portofolio harus berorientasi pada visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan, agar sinkronisasi, intergrasi dan kesinambungan di semua proses bisnis dapat tercapai. 4. Penellitian tentang perencanaan strategi sistem informasi dengan pendekatan blue ocean strategy dan balance score card oleh Sunarto dan Hasibuan (2007) dengan judul penelitian: “Model Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada Penyiaran Televisi dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy dan Balance Score Card”. Hasil dari penelitian ini sebuah Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang lebih fokus serta komprehensif dan dinamis sesuai dengan kareteristik televisi. 5. Penelitian dengan judul: “Studi Tentang Metode Perencanaan Strategis Sistem Informasi” oleh Noran dan Sastramihardja (2007). Pembahasan penelitian ini
78
adalah menggunakan strategi sistem informasi dalam mengimplementasikan strategi perusahaan. Untuk membuat strategi SI diperlukan metode perencanaan strategis sistem informasi (PSSI). Metode-metode yang biasa digunakan para pengembang SI yang dinyatakan oleh Jhon Ward, Turban, James Martin, dan Tozer. Dalam penelitian ini dikombinasikan menjadi satu paket (bersifat “one-stop method”). Penelitian ini dilakukan melalui proses identifikasi awal, analisis dan sintesis terhadap keempat metode PSSI tersebut sehingga menghasilkan detail One-Stop Method PSSI yang diharapkan dapat mempermudah pekerjaan pengenbangan SI. 6. Penelitian oleh Pudjadi et al. 2007 yang berjudul: “Analisis Untuk Perencanaan Strategi Sistem Informasi pada PT. Ritrans Cargo”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan perencanaan strategis sistem informasi menggunakan metode John Ward untuk mendukung kegiatan bisnis PT. Ritrans Cargo. Hasil dari penelitian ini adalah kerangka perencanaan strategi yang terintegrasi sehingga memudahkan manajemen mengelola sumberdaya untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan, akurat, dapat digunakan bersama oleh semua pihak. 7. Penelitian dengan judul: “Perencanaan strategis Sistem Informasi: Studi Kasus PT. Krakatau Steel (Persero) oleh Ulum (2008). Penelitian ini mengkaji berbagai pendekatan untuk meingkatkan keselarasan strategi bisnis dengan strategi informasi dengan memanfaatkan TI secara optimal. Hasil kajian diperoleh suatu pendekatan penyusunan Perencanaan Strategis Sistem Informasi dengan studi kasus PT. Krakatau Steel (persero). Pendekatan yang
79
digunakan merupakan kombinasi dari metodologi Ward dan Peppard dan framework CobIT (Control Objectives for Information and Related Technology). 8. Penelitian oleh Prabowo (2007) dengan judul: “Framework Model (Model Kerangka Kerja) Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi Untuk Perusahaan Bidang Properti. Hasil dari peneltian ini berupa Model Kerangka Kerja yang terdiri dari Bentuk Proses Pembuatan Perencanaan Strategis SI/TI dan Bentuk Struktur Dokumen Perencanaan Strategis SI/TI untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar dapat bersaing. 9. Penelitian oleh Mohzdain et al. 2007 yang berjudul: “A Study Subdiaries Views
of
Information
System
Strategic
Planning
in
Multinational
Organisations”. Penelitian ini menguji perencanaan strategis sistem informasi di perusahaan multinasional dari perspektif anak perusahaan. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan manajer TI dan manajer bisnis pada sembilan anak perusahaan di Amerika, Eropa, dan Jepang. Penelitian ini mengungkapkan
bahwa
dalam
mayoritas
organisasi-organisasi
ini,
perencanaan SI terpusat atau bergerak menuju sentralisasi. Dengan sentralisasi TI cenderung meningkatkan kontrol proses perencanaan sehingga perencanaan SI menjadi lebih taktis dan didominasi oleh perencanaan infrastuktur TI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pendekatan yang berbeda dari perencanaan strategis sistem informasi yang diadopsi dari berbagai jenis anak perusahaan multinasional dan memahami sejauh mana pendekatan yang dianggap efektif.
80
10. Penelitian yang berjudul: “Conseptualization of Strategic Information System Planning (SISP) Succes Model in Public Sector: an Absorbtive Capacity Approach” oleh Bakar et al. 2009. Penelitian ini membahas tentang cara-cara meningkatkan perencanaan strategis sistem informasi. Dimana proses perencanaan strategis sistem informasi harus dipandang sebagai proses belajar bukan proses pemecahan masalah. Sebagai proses pembelajaran, keberhasilan perencanaan strategis sistem informasi dapat ditentukan oleh berapa banyaknya dampak perencanaan strategis sistem informasi yang prakteknya telah mempengaruhi SI dalam berpikir dan bertindak. Peneltian ini mengusulkan sebuah kerangka konseptual berdasarkan model daya serap untuk keberhasilan perencanaan strategis di sektor publik.
2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan menwawancarai direktur utama BPR Mega Artha Sejahtera yaitu bapak Tarcisius Gloriko SH. Sasaran dari isi wawancara yaitu untuk memperoleh informasi tentang BPR Mega Artha Sejahtera secara menyeluruh. Kesimpulan dari wawancara yaitu BPR Mega Artha Sejahtera berusaha meningkatkan pelayanan kepada nasabah sehingga para nasabah merasa nyaman dan loyal kepada BPR Mega Artha Sejahtera. Salah satunya yaitu dengan proses transaksi yang cepat dan tepat. BPR Mega Artha Sejahtera juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pegawai sehingga lebih berkualitas.
81
3. Kuesioner Kuesioner dilakukan dengan memberikan sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menganalisis. Kuesioner diberikan kepada satu orang per tiap-tiap bagian yang ada di BPR Mega Artha Sejahtera yaitu bagian maketing; bagian operasional: akunting, customer service, dan administrasi; bagian umum; dan bagian kredit. Objek pertanyaan dalam kuesioner ini pada prinsipnya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodasikan beberapa hal, yaitu: 1. Mengetahui lingkungan internal bisnis BPR Mega Artha Sejahtera 2. Mengetahui lingkungan eksternal bisnis BPR Mega Artha Sejahtera 3. Mengetahui lingkungan internal SI/TI BPR Mega Artha Sejahtera Kesimpulan dari kuesioner yang diberikan pada tiap-tiap bagian yaitu fungsi SI/TI pada bagian umum saat ini hanya biasa yaitu menggunakan aplikasi Microsoft office. Dimana tingkat hambatan tergolong rendah dan beban perawatan sedang; dan kemampuan SDM dalam menangani SI/TI biasa. Fungsi SI/TI pada Bagian Marketing saat ini sangat mendukung karena menunjang komunikasi dan koordinasi Dimana tingkat hambatan tergolong sedang dan kemapuan SDM dalam menangani SI/TI sangat tinggi. Fungsi SI/TI pada Bagian Operasional saat ini sangat mendukung. Dimana tingkat hambatan yang dihadapi oleh bagian operasional tergolong sedang dan kemampuan SDM saat ini dalam menangani SI/TI tinggi.
82
Fungsi SI/TI pada Bagian Kredit saat ini sangat mendukung. Dimana tingkat hambatan yang dihadapi tergolong berat dan biaya perawatan aplikasi tinggi. Sedangkan kemampuan SDM saat ini dalam menangani SI/TI biasa. Maka perlu SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan biaya perawatan yang murah. Maka dari itu perlu adanya peningkatan SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pengguna (user) agar bejalan secara optimal.
3.3.2 Metode Perencanaan Strategis SI/TI Metode perencanaan strategis sistem informasi menggunakan metode be vista planning (BVP) yang terdiri dari beberapa fase sebagai berikut:
1. Fase- I Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi Fase
ini
menghasilkan
dokumen
akhir
berupa
informasi
yang
menggambarkan keadaan bisnis dan SI/TI terkini BPR Mega Artha Sejahtera, kebutuhan
bisnis mendatang, dan peluang pemanfaatan SI/TI dalam bisnis.
Masukan yang diperlukan dalam fase ini adalah rencana bisnis, rencana SI/TI, keadaan persaingan dalam industri, dan perkembangan SI/TI dalam industri. Fase ini terdiri dari beberapa subfase, sebagai berikut: a. Pre-Renstra Pada subfase ini dilakukan kegiatan untuk memperoleh informasi yang jelas dan tepat mengenai posisi, kebutuhan, ruang lingkup organisasi dalam melaksanakan proyek bisnis dan strategi SI/TI, dan memperoleh harapan dari
83
pihak manajemen yang realistis dan terkontrol. Kejelasan informasi tersebut digunakan dalam melaksanakan proyek agar tepat waktu, sesuai batasan ruang lingkupnya, menggunakan sumber daya yang tepat dan berada dalam kerangka dan harapan pihak manajemen. b. Identifikasi Informasi Organisasi Subfase ini merupakan kegiatan untuk mengetahui visi, misi, tujuan bisnis BPR Mega Artha Sejahtera dan CSF. Semuanya didasarkan pada bentuk struktur organisasi, tugas pokok fungsionalnya dan dokumen bisnis yang ada. c. Analisis Lingkungan Internal Bisnis Organisasi Tujuan dari subfase ini adalah untuk mengetahui lingkungan bisnis sebagai dasar identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI, menentukan strategi SI dan keunggulan bersaing BPR Mega Artha Sejahtera. d. Analisis Lingkungan Internal SI/TI Organisasi Subfase ini mencakup analisis seluruh sumber daya SI/TI pada BPR Mega Artha Sejahtera untuk mengetahui posisi, keadaan dan kekuatan SI/TI perusahaan. Hal tersebut menjadi dasar pertimbangan melakukan perencanaan strategis SI/TI. e. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Organisasi Tujuan dari subfase ini adalah untuk mengenali faktor eksternal yang mencakup aspek politik, sosial, budaya dan hukum, serta untuk mengetahui posisi dan daya saing BPR Mega Artha Sejahtera. f. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Organisasi Subfase ini berguna untuk mengetahui perkembangan teknologi informasi
84
dalam industri dan menelaah teknologi tersebut untuk dimanfaatkan dalam mendukung strategi bisnis organisasi di masa mendatang. Teknik analisis yang digunakan pada Fase-1 yakni CSF, , analisis value chain, analisis SWOT, analisis Porter‟s five force competitive model, analis, dan McFarlan‟s strategic grid.
2. Fase-2 Menentukan Target bagi SI/TI Pada Fase-2 ini, ditentukan peluang pemanfaatan SI/TI dalam memenuhi kebutuhan strategi bisnis dan rincian detil kebutuhan SI/TI yang harus dipersiapkan. Detil kebutuhan tersebut berupa arsitektur aplikasi, infrastruktur, manajemen dan kebijakan SI/TI terhadap organisasi secara keseluruhan. Masukan yang diperlukan dalam fase ini adalah identifikasi kebutuhan bisnis mendatang perusahaan, identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI, dan pemenuhan kebutuhan SI/TI saat ini. Fase ini terdiri dari beberapa subfase, sebagai berikut: a. Identifikasi Masalah dan Solusi Bisnis Internal Subfase ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai permasalahan bisnis internal BPR Mega Artha Sejahtera. Untuk mencari solusinya maka dapat dimanfaatkan sumber daya SI/TI perusahaan, selain solusi-solusi nonteknis yang juga diusulkan. b. Identifikasi Peluang Bisnis dari Eksternal Organisasi Subfase ini menganalisis temuan peluang bisnis dari eksternal organisasi guna dimanfaatkan bagi keunggulan kompetitif organisasi.
85
c. Identifikasi Pemanfaatan SI/TI dari Lingkungan Eksternal Organisasi Subfase ini menganalisis peluang pemanfaatan teknologi dari eksternal perusahaan guna dimanfaatkan bagi keunggulan kompetitif dan membantu proses bisnis BPR Mega Artha Sejahtera. d. Analisis Gap Kebutuhan Informasi Tujuan dari subfase ini adalah mencari pemenuhan kebutuhan informasi bisnis mendatang berdasarkan kemampuan SI/TI perusahaan saat ini. Kebutuhan informasi yang belum dapat dipenuhi saat ini ataupun yang perlu ditingkatkan kualitasnya akan menjadi perhatian bagi kegiatan perencanaan strategis SI/TI untuk dicarikan pemenuhannya. e.
Membuat Landasan Kebijakan SI/TI Tujuan dari subfase ini adalah untuk menentukan landasan kebijakan bagi peraturan, pedoman dan kebijakan yang digunakan dalam seluruh kegiatan perencanaan strategis SI/TI, keluarannya dan pengelolanya.
f.
Membuat Strategi SI/TI Tujuan dari subfase ini adalah untuk menindaklanjuti temuan pemenuhan kebutuhan informasi, yakni dengan cara membuat strategi, arsitektur dan penentuan pemanfaatan SI dan TI. Hasil akhirnya adalah usulan sistem, teknologi dan manajemen informasi yang perlu ditelaah di fase selanjutnya.
3. Fase-3 Menentukan Strategi SI/TI Pada Fase-3 ini, dibuat prioritas, pilihan strategi, dan detil strategi SI/TI.
86
Masukan yang diperlukan adalah strategi SI/TI dan manajemen SI/TI. Proses yang dilakukan pada fase ini tercermin pada subfase berikut: a.
Menggali Value Bisnis Tujuan dari subfase ini adalah untuk mengidentifikasi seluruh value dan resiko dari target aplikasi.
b. Prioritas dan Pemilihan Strategi SI/TI Berdasarkan identifikasi value yang telah dilakukan, maka pada subfase ini dilakukan kuantifikasi value, membuat peringkat, dan mengelompokkan target aplikasi menjadi beberapa kelompok solusi strategis SI/TI. c.
Pendetilan Strategi SI/TI Subfase ini bertujuan untuk melengkapi solusi strategis yang telah didefinisikan dengan arsitektur sistem, teknologi dan manajemen informasi yang detil. Hal tersebut untuk memperoleh gambaran keseluruhan usaha dari hasil perencanaan strategis SI/TI. Pada Fase-3 ini, alat bantu dan teknik analisis yang digunakan mencakup
McFarlan‟s strategic grid dan metode information economic: business domain dan technology domain.
4. Fase-4 Rencana Implementasi Fase ini menghasilkan dokumen akhir berupa rencana dan jadwal implementasi strategi SI/TI yang terdiri dari biaya pelaksanaan proyek dan jadwal waktu kerja.
87
BAB IV PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Dalam bab ini dijelaskan tentang deskripsi perusahaan, analisis kebutuhan bisnis dan informasi, menentukan target bagi SI/TI dan menentukan strategi bagi SI/TI. Penjelasan secara terperinci akan diuraikan sebagai berikut:
4.1
Deskripsi Perusahaan
4.1.1 Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan PT BPR Mega Artha Sejahtera pada awalnya bernama PT. BPR Mulia Bayu Sejahtera yang merupakan suatu lembaga keuangan mikro (LKM) yang didirikan pada tanggal 31 Maret 1994 dengan Surat Keputusan Mentri Kehakiman Nomor: C2/11728.HT.01.01.TH.1994. Seiring berjalannya waktu berubah kepemilikan dan nama menjadi PT. BPR Indomitra Mulia Cilegon dengan SK Mentri Kehakiman Nomor: C/15743-HT.01.04.TH.2006. Pada tanggal 8 Februari 2010 berubah nama lagi menjadi PT. BPR Mega Artha Sejahtera dengan SK Mentri Kehakiman Nomor: AHU/46754. AH.01.02.TH.2010. PT. BPR Mega Artha Sejahtera belokasi di Komplek Pertokoan Sukma Jaya Blok A No.7, Jl. A.Yani Cilgon Banten 4221. BPR ini berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang telah melayani nasabah penyimpan dan peminjam di Cilegon dan sekitarnya. BPR Mega Artha Sejahtera berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya sehingga nasabah loyal kepada BPR Mega Artha Sejahtera.
88
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Adapun bentuk struktur organisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 di bawah ini:
KOMISARIS UTAMA I Dewa Gde Setapa
KOMISARIS Bambang Setiawan
DIREKTUR UTAMA Tarcisius Gloriko
DIREKTUR Muhammad Ilham
Gambar 4.1 Susunan Pengurus PT BPR Mega Artha Sejahtera
RUPS
DEWAN KOMISARIS I Dewa Gde Setapa Bambang Setiawan
DIREKSI Muhammad Ilham Tarcius Gloriko
DANA
Ade Yuan Rita Rosita Masitoh
Marketing
OPERASIONAL
UMUM
Rizal
Novita
Novita
KREDIT Syahwandi Tia
BACK OFFICE Bilik Suryana Sheila
FRONT OFFICE
Ratu Yulia Yuke Nuryuliani
KREDIT Rizal
ADMINISTRASI
ADM UMUM
SECURITY
OFFICE BOY
LEGAL
ADM KREDIT
Syafriatun
Novita
Rahman
Mustofa
Surtini
Soffy
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera
89
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Umum Organisasi Dalam mencapai suatu tujuan organisasi harus memiliki visi dan misi yang mampu mewujudkan harapan-harapan apa saja yang hendak dicapai oleh organisasi. Dalam hal ini PT. BPR Mega Artha Sejahtera memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
1. Visi Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, PT. BPR Mega Artha Sejahtera memiliki visi, yaitu: “Menjadi BPR yang terbaik di Kota Cilegon”.
2. Misi Agar visi itu dapat terwujud PT. Mega Artha Sejahtera memiliki misi sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada nasabah. 2. Mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah. 3. Memberikan kesejahteraan kepada pengurus dan pegawai.
3. Tujuan Utama Tujuan umum PT BPR Mega Artha Sejahtera yaitu meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan citra BPR (brand image) di masyarakat.
90
4.1.4 Aktivitas Perusahaan PT. BPR Mega Artha Sejahtera bergerak di bidang industri perbankan, dimana kegiatan operasionalnya memiliki beberapa produk dan jasa perbankan, antara lain tabungan, deposito, dan kredit. Para penabung BPR berasal dari banyak latar belakang seperti pengusaha, petani, pedagang, anak sekolah dan masyarakat umum di sekitar BPR. Namun penabung potensial BPR adalah para pedagang karena para pedangang biasanya pendapatan yang didapat setiap hari disisihkan untuk ditabung di BPR. Deposito merupakan salah satu sumber dana yang mendukung jalannya operasional BPR Mega Artha Sejahtera. Untuk menarik para calon deposan, BPR memberikan suku bunga yang kompetitif dan memberikan pelayanan terbaik dan menyakinkan para calon deposan bahwa BPR Mega Artha Sejahtera telah mengikutsertakannya dalam program penjaminan dana pihak ketiga pada Bank Indonesia. Kredit (pinjaman) berpengang pada prinsip kehati-hatian (prudential bank) dalam menyalurkan kredit. BPR Mega Artha Sejahtera menyalurkan dana melalui 5 sektor, yaitu sektor pertanian/peternakan, sektor perindustrian, sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor komsumtif. Untuk meningkatkan jumlah penyaluran kredit dan jumlah nasabah BPR melakukan dengan cara promosi melalui media cetak maupun elektronik, menghubungi debitur-debitur lama dan bekerjasama dengan beberapa dealer yang ada di Kota Cilegon. Apabila terjadi kredit macet pihak BPR melakukan penagihan atau kujungan langsung ke nasabah (monitoring) namun apabila nasabah sudah mendapat surat peringatan (SP 3),
91
pihak Bank berhak menarik jaminan dan dijual untuk melunasi tunggakan tersebut.
4.2
Menelaah Kebutuhan Bisnis Dan Informasi Untuk membantu memahami kondisi lingkungan organisasi dan melihat
dampak dan potensi SI/TI terhadap pelaksanaan fungsi dan tugas PT. BPR Mega Artha Sejahtera maka dilakukan analisis kebutuhan SI/TI agar dapat disusun prioritas kebutuhan dan penggunaan SI/TI untuk mendukung pencapaian strategi organisasi.
4.2.1 Pre-Renstra 1.
Ruang Lingkup dan Latar Belakang Perencanaan Strategis SI Adapun ruang lingkup dari perencanaan strategis SI ini yaitu: 1. Menentukan strategi SI/TI yang sesuai dengan perencanaan strategis sistem informasi berbasis value bisnis (Be Vissta Planning). 2. Menentukan prioritas strategis SI/TI yang akan dijalankan. 3. Rencana implementasi pelaksanaan strategi SI/TI Yang melatarbelakangi adanya perenccanaan strategi SI adalah: 1. Perusahaan dapat meraih keunggulan kompetitif dari pesaing. 2. Dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan sehingga meningkatkan kepuasan nasabah.
92
2.
Harapan Perencanaan Strategis SI/TI Adapun harapan dari perencanaan strategis SI adalah dengan adanya
perencanaan strategis sistem informasi, aplikasi yang akan dijalankan dapat memberikan keunggulan kompetitif dan dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
4.2.2 Identifikasi Informasi Organisasi Dalam kegiatan ini telah dikonfirmasi visi, misi dan tujuan PT. BPR Mega Artha Sejahtera, Visi PT. BPR Mega Artha Sejahtera yaitu: “Menjadi BPR yang terbaik di Kota Cilegon” dan misinya yaitu: 1. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada nasabah. 2. Mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah. 3. Memberikan kesejahteraan kepada pengurus dan pegawai. Tujuan umum PT. BPR Mega Artha Sejahtera adalah meningkatka kinerja perusahaan dan meningkatkan citra BPR (brang image) di masyarakat.
4.2.2.1 Pemetaan Visi terhadap Misi Tabel 4.1 Pemetaan Visi Terhadap Misi Perusahaan Visi Misi
Menjadi BPR yang terbaik di Kota Cilegon.
Memberikan pelayanan yang cepat
Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
dan tepat dan ramah kepada
kepada nasabah sehingga menjadi BPR yang
nasabah.
terbaik di kota Cilegon.
Mendukung pengembangan usaha
Menjadi BPR yang terbaik di kota Cilegon
kecil dan menengah.
dengan mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah.
93
Memberikan kesejahteraan kepada
Memberikan kesejahteraan kepada pengurus dan
pengurus dan pegawai.
pegawai sehingga menjadi BPR yang terbaik di kota Cilegon.
4.2.2.2 Critical Succes Factor (CSF) Perusahaan Berdasarkan tujuan utama PT. BPR Mega Artha Sejahtera, telah dilakukan identifikasi CSF beserta bagian-bagiannya seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Tujuan, CSF dan Bagian PT.BPR Mega Artha Sejahtera Tujuan
CSF
Meningkatkan kinerja
Meningkatkan jumlah
perusahaan
penabung
Meningkatkan jumlah
Bagian -
Operasional: Customer Service, Teller
-
Marketing: Bagian Dana
-
Operasional: Customer
debitur peminjam
Service, Teller, Administrasi
Meningkatkan jumlah
-
Marketing: Bagian kredit
-
Operasional: Customer
deposan
Service, Teller, Account Officer
Meningkatkan sumber
-
Marketing: Bagian Dana
-
Operasional: Customer
dana
Service,administrasi -
Marketing: Bagian Dana
-
Umum: Administrasi umum
Meningkatkan jumlah
-
Operasional: Administrasi
kredit yang disalurkan
-
Marketing: Bagian Kredit
-
Kredit: Administrasi Kredit
-
Marketing: Bagian Kredit
-
Kredit: Administrasi Kredit
-
Operasional: Account
Menurunnya jumlah NPL
Meningkatkan pendapatan bunga
Officer
94
Mempertahan ROA
-
Marketing: Bagian Kredit
-
Operasional: Account Officer
-
Marketing: Bagian Dana
-
Operasional: Customer
Meningkatkan citra
Meningkatkan kepuasan
BPR (brand image) di
nasabah melalui
masyarakat
pelayanan
-
Umum: Security
Memenuhi kebutuhan
-
Umum: Administrasi umum
pihak internal dan
-
Operasionl : Account Officer
Service, Teller
eksternal
Tujuan umum PT. BPR Mega Artha Sejahtera tersebut, kemudian dijabarkan menjadi tujuan setiap unit kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Penjabaran tujuan PT. BPR Mega Artha Sejahtera menjadi tujuan setiap unit kerja sebagai berikut: Tabel 4.3 Tabel Penjabaran CSF Bagian Operasional Tujuan BPR
Tujuan Bagian
CSF Bagian
Operasional
Operasional
Meningkatkan
Meningkatkan
kinerja
jumlah penabung
perusahaan
- Kerjasama dengan
Penjelasan - Pencatatan sekolah-sekolah,
sekolah-sekolah,
instansi swasta maupun
instansi swasta dan
pemerintah yang menjadi
pemerintah.
pangsa pasar. Kerjasama ini
- Membuat produk tabungan baru - Meningkatkan promosi produk tabungan baru.
diharapkan agar para guruguru; siswa-siswi; staf akademik; pegawai swasta dan negri tertarik dengan produk tabungan - Membuat produk tabungan yang sesuai kebtuhan konsumen dan pangsa pasar.
95
- Promosi melalui media cetak, media elektronik, spanduk, brosur agar masyarakat luas khususnya Kota Cilegon tertarik untuk menabung di BPR Meningkatkan
- Kerjasama dengan
jumlah debitur
sekolah-sekolah,
instansi swasta maupun
peminjam
instansi swasta dan
pemerintah yang jadi pangsa
pemerintah.
pasar, kerjasama ini diharapkan
- Membuat produk kredit baru - Meningkatkan promosi produk kedit.
- Pencatatan sekolah-sekolah,
agar para guru-guru dan staf akademik; pegawai swasta dan negri tertarik dengan produk kredit - Membuat produk kredit yang sesuai kebtuhan konsumen dan pangsa pasar. - Promosi melalui media cetak, media elektronik spanduk, brosur agar masyarakat tertarik untuk melakukan kredit di BPR
Meningkatkan jumlah deposan
- Meningkatkan
- Mempertahankan deposan yang
hubungan dengan para
sudah ada dengan cara
deposan
menghubungi deposan melalui
- Membuat produk deposito baru - Meningkatkan promosi produk deposito.
telepon, berkunjung ke rumahrumah. - Promosi melalui media cetak, media elektronik, spanduk, brosur agar masyarakat tertarik dengan produk deposito
96
Meningkatkan sumber dana
- Meningkatkan jumlah penabung. - Meningkatkan jumlah deposan. - Funding dari para investor
- Kerjasama dengan sekolahsekolah, instansi swasta dan pemerintah. - Promosi produk deposio melalui media cetak, spanduk, brosur dan radio - Promosi dan Presentasi produktivitas BPR kepada investor agar tertarik menanamkam modalnya di BPR
Meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan
- Menambah jumlah tenaga kerja marketing - Meningkatkan promosi produk deposito. - Pemberian kredit yang cepat dan tepat.
- Perekrutan tenaga kerja marketing baru - Promosi melalui media cetak, media elektronik brosur agar masyarakat tertarik untuk melakukan pinjaman/kredit di BPR - Pelatihan dalam menganalisis pemberian kredit kepada staf kredit agar proses kredit cepat dan tepat
Menurunnya
- Meningkatkan
- Memberikan pelatihan kepada
jumlah NPL
keahlian dan
account officer dalam
keterampilan account
menganalisis kredit
officer dalam menganalisis kredit. Meningkatkan pendapatan bunga
- Menambah tenaga marketing untuk melakuan penagihan. - Peningkatan kegiatan
- Perekrutan tenaga kerja marketing baru - Melakukan penagihan intensif kepada debitur
penagihan Mempertahankan ROA
- Melakukan efisiensi terhadap biaya
- Menghemat biaya listrik, telepon, air dan ATK
97
operasional. Meningkatkan
Meningkatkan
- Melakukan research
- Research dan development
citra BPR
kepuasan nasabah
dan development
dilakukan dengan cara
(brand image)
melalui produk
terhadap nasabah atas
penyebaran kuesioner kepada
di masyarakat
dan pelayanan
kepuasan produk dan
nasabah atas pelayanan BPR,
pelayanan
dan membuat produk-produk
- Memberikan souvenir bagi para penabung dan deposan
yang bervariatif - Pemberian souvenir pulpen berlogo BPR bagi nasabah yang mendaftar untuk menabung dan souvenir payung berlogo BPR bagi nasabah yang mendaftar deposito.
Menciptakan dan
- Meningkatkan
- Menyelenggarakan pendidikan
memenuhi
kesejahteraan
dan pelatihan bagi SDM yang
kebutuhan pihak
pengurus dan pegawai
ada
internal dan eksternal
- Meningkatkan profit bagi investor
- Meningkatkan produktivitas BPR
(shareholder)
4.4 Tabel Penjabaran CSF Bagian Pemasaran Tujuan BPR
Tujuan Bagian Pemasaran
Meningkatkan
Meningkatkan
kinerja
jumlah penabung
perusahaan
CSF Bagian Pemasaran - Memperluas lokasi pemasaran. - Meningkatkan promosi produk tabungan.
Penjelasannya - Pencatatan tentang instansi swasta maupun pemerintah yang jadi pangsa pasar - Promosi melalui media cetak, media elektronik,brosur, dan spanduk agar masyarakat tertarik menabung di BPR
98
Meningkatkan jumlah debitur peminjam
- Mempeluas lokasi pemasaran. - Kerjasama dengan sekolah-sekolah
- Pencatatan tentang instansi swasta maupun pemerintah yang jadi pangsa pasar - Promosi ke sekolah-sekolah
instansi swasta dan
(guru-guru dan staf akademik),
pemerintah.
instansi swasta dan pemerintah
- Membuat produk kredit baru - Meningkatkan promosi produk kredit
agar tertarik dengan produk kredit - Membuat produk kredit sesuai kebutuhan konsumen dan pangsa pasar - Promosi melalui media cetak, media elektrononik, spanduk, brosur dan agar masyarakat luas khususnya di Kota Cilegon tertarik kredit di BPR
Meningkatkan
- Menjalin hubungan
- Menghubungi melalui telepon
jumlah deposan
baik dengan para
atau berkunjung kerumah-
deposan
rumah.
- Meningkatkan promosi produk kredit
- Promosi melalui media cetak, media elektronik, spanduk, brosur agar masyarakat luas khususnya di Kota Cilegon tertarik dengan produk deposito di BPR
Meningkatkan sumber dana
- Promosi produk-
- Promosi ke sekolah-sekolah,
produk BPR seperti
instansi swasta maupun
tabungan dan deposito
pemerintah, ke rumah-rumah
- Funding dari para investor
penduduk - Promosi dan presentasi produktivitas BPR kepada investor agar tertarik menanamkam modalnya di BPR
99
Meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan
- Meningkatkan promosi produk-produk - Menjalin hubungan baik dengan para deposan
Menurunnya
- Sosialisasi terhadap
jumlah NPL
kegiatan penagihan
- Promosi melalui media cetak media elektronik, spanduk, brosur dan radio - Menghubungi melalui telepon atau promosi kerumah-rumah - Melakukan penagihan intensif kepada debitur
kredit macet Mempertahankan ROA
- Sosialisasi terhadap ROA yang meningkat
- Bagian pemasaran mensosialisasian secara periodik terhadap ROA yang meningkat
Meningkatkan
Meningkatkan
- Sosialisasi layanan-
citra BPR
kepuasan nasabah
layanan yang diberikan
diberikan BPR kepada sekolah-
(brand image)
melalui
BPR kepada nasabah
sekolah, instansi swasta maupun
di masyarakat
pelayanan
- Meningkatkan keterampilan tenaga marketing
- Promosi layanan-layanan yang
pemerintah - Pemberian pelatihan kepada tenaga kerja marketing seperti pelatihan public speaking
Tabel 4.5 Penjabaran CSF Bagian Umum Tujuan BPR
Tujuan Bagian Umum
Meningkatkan Meningkatkan kinerja
sumber dana
CSF Bagian Umum - Funding dari para investor
perusahaan
Penjelasan - Promosi dan presentasi produktivitas BPR kepada investor agar tertarik menanamkam modalnya di BPR
Meningkatkan Meningkatkan
- Memberikan pelatihan
- Penjadwalan pelatihan kepada
citra BPR
kepuasan nasabah
dan pendidikan kepada
para pegawai
(brand image)
melalui pelayanan
SDM
Membuat daftar piket OB dan
di masyarakat
- Menciptakan lingkungan kantor BPR yang bersih, aman dan nyaman
security, Ruangan ber AC
100
Menciptakan dan
- Meningkatkan
- Menyelenggarakan pendidikan
memenuhi
kesejahteraan
dan pelatihan bagi SDM yang
kebutuhan pihak
pengurus dan pegawai
ada
internal dan
- Meningkatkan profit
eksternal
bagi investor
- Meningkatkan produktivitas BPR
(shareholder)
Tabel 4.6 Penjabaran Bagian Kredit Tujuan BPR
Tujuan Bagian Kredit
CSF Bagian Kredit
Meningkatkan
Meningkatkan
kinerja
jumlah kredit
plafond kredit bagi
melalui telepon, promosi ke
perusahaan
yang disalurkan
nasabah lancer
rumah-rumah
Menurunnya
- Meningkatkan
Penjelasan
- Meningkatkan
jumlah NPL
- Menghubungi nasabah
- Memberikan pelatihan dalam
keterampilan
menganalisis pemberian
administrasi kredit
kredit kepada staf kredit agar
dalam menganalisis
tidak terjadi kredit macet
kredit yang akan diberikan agar tidak terjadi kredit macet Meningkatkan
Meningkatkan
citra BPR
kepuasan
(brand image)
nasabah melalui
di masyarakat
pelayanan
- Proses kredit yang cepat dan tepat - Meningkatkan analisis administrasi
- Memberikan pelatihan dalam menganalisis pemberian kredit kepada staf kredit agar proses kredit cepat dan tepat
kredit dalam mengeluarkan nominal kredit bagi debitur
1. Tugas Pokok Fungsional Tugas pokok fungsional setiap staf dalam PT. Mega Artha Sejahtera adalah sebagai berikut:
101
a. Bagian Marketing 1. Mencari nasabah (kredit, penabung, deposan) baru. 2. Membuat target bulanan baik penghimpunan maupun penyaluran dana. 3. Memonitoring kelancaran angsuran kredit
debitur,
serta
melihat
perkembangan usaha debitur setelah mendapat kredit. 4. Melakukan pengihan kepada debitur. b. Bagian Customer Service 1. Melayani setiap nasabah maupun calon nasabah demi kelancaran operasi Bank. 2. Menenrima dokumen-dokumen pengajuan pembiayaan nasabah. c. Bagian Teller 1. Menerima dan menyimpan uang pada tempat uang (cash box) sesuai kebutuhan. 2. Melakukan transaksi keuangan secara tunai maupun non tunai dan jasa BPR kepada nasabah. 3. Memberikan pelayanan dengan cepat, tepat, dan ramah. 4. Membuka dan menutup kas bersama-sama dibawah pengawasan Kepala Teller atau Kepala Bagian Operasional. 5. Membukukan setiap transaksi keuangan tunai dan non tunai. d. Bagian Administrasi 1. Input tabungan debitur. 2. Membuat nominatif. 3. Mengeluarkan nominal (angka pinjaman debitur).
102
4. Menghitung nominal pinjaman debitur termasuk bunga dan denda. e. Bagian Kredit 1. Menerima aplikasi pembukaan kredit. 2. Memproses data kredit. 3. Membuat nominatif. 4. Evaluasi pembayaran debitur. f. Bagian Accounting 1. Mencatat pembukuan. 2. Membuat laporan keuangan seperti neraca dan buku besar. g. Bagian Umum 1. Mengkoordinir administrasi yang berhubungan dengan file dan dokumen perusahaan. 2. Mengkoordinir urusan kerumahtanggaan perusahaan. 3. Mengkoordinir penggajian pegawai. 4. Mengkoordinir pelaksanaan dan kelancaran perusahaan yang berhubungan dengan pelayanan nasabah. 5. Membuat kartu absensi pegawai. 6. Memastikan berjalannya sistem dan prosedur dengan baik dan benar.
4.2.3 Analisis Lingkungan Internal Bisnis Organisasi Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui lingkungan bisnis sebagai dasar mengidentifikasi peluang-peluang SI, menentukan strategi, dan keunggulan bersaing organisasi.
103
4.2.3.1
Analisis SWOT Input dari analisis SWOT yaitu kekuatan (strengths) kelemahan
(Weakness), peluang (opportunity) dan ancamannya (threats) pada PT. BPR Mega Artha Sejahtera. Output analisis SWOT menghasilkan rumusan SO, ST, WO dan WT pada tahap I-Analisis kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi ini akan digunakan pada tahap II yaitu subfase analisis gab kebutuhan informasi yang menghasilkan strategi-strategi SI. Kekuatan diidentifikasi untuk mengetahui apa saja kekuatan organisasi agar dapat meneruskan dan mempertahankan bisnis. Dengan mengetahui kekuatan, perusahaan akan dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat bersaing dengan para competitor. Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk mengetahui apa saja kelemahankelemahan
yang
ada,
sehingga
dapat
diperbaiki
menjadi
lebih
baik.
Mengidentifikasi peluang, baik peluang dimasa kini maupun dimasa yang akan datang, maka organisasi dapat mempersiapkan diri untuk menutupi kelemahan tersebut. Berbagai upaya dalam mewujudkan peluang dan mempertahankan kelancaran bisnis organisasi pastinya akan mengalami banyak ancaman. Ancaman yang teridentifikasi dapat dicari jalan kekuarnya sehingga organisasi dapat meminimalkan ancaman tersebut. Berdasarkan keempat kategori tersebut, akan ditentukan tujuan-tujuan strategis organisasi untuk mewujudkan visi dan misi PT. BPR Mega Artha Sejahtera. Analisis SWOT PT. BPR Mega Artha Sejahera adalah sebagai berikut:
104
1. Strengths (S) a. Bunga yang kompetitif bagi para penabung dan deposan. b. SDM yang loyal dan berbudaya kerja inggi. c. Proses kredit yang cepat. d. Lokasi BPR yang strategis di tengah kota Cilegon. e. Reputasi yang baik di masyarakat. 2. Weeakness (W) a. Bunga yang tinggi bagi para debitur. b. SDM yang kurang berkualifikasi di bidang SI/TI c. Kurangnya sumber dana. d. SI/TI yang belum optimal. e. Produk dan jasa yang kurang bervariasi f. Dokumentasi perusahaan belum terpelihara baik. 3. Opportunity (O) a. Pangsa pasar luas. b. Program pemerintah menunjang UMKM. c. Margin tinggi 4. Threats (T) a. Bertambahnya pesaing baru. b. Perubahan teknologi. Dari identifikasi SWOT, selanjutnya dirumuskan
strategi-strategi SO,
WO, ST, dan WT PT. BPR Mega Artha Sejahtera sebagai berikut:
105
Tabel 4.7 Identifikasi Matriks SWOT PT. BPR Mega Artha Sejahtera KEUKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
1. Bunga yang kompetitif bagi para penabung dan deposan. 2. SDM yang loyal dan berbudaya kerja tinggi. 3. Proses kredit yang cepat dan tepat. 4. Lokasi BPR yang strategis di tengah kota Cilegon. 5. Reputasi yang baik di masyarakat. 6. Memiliki SIAP
1. Bunga yang tinggi bagi para debitur. 2. SDM yang kurang berkualifikasi di bidang SI/TI 3. Kurangnya sumber dana. 4. SI/TI yang belum optimal. 5. Produk yang kurang bervariasi 6. Dokumen perusahaan belum terpelihara dengan baik.
PELUANG (O) STRATEGI SO 1. Pangsa pasar luas. 1. Mengimplementasi sistem 2. Program pemerintah (sofwtware) menunjang UMKM. terkomputerisasi yang 3. Margin tinggi disebut “SIAP” (Sistem Informasi Akuntansi Perbankan) dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi (S6,O3). 2. Meningkatkan loyalitas nasabah dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat (S3,O6). 3. Meningkatkan kerjasama kemitraaan dengan pihak terkait (S2,O2).
STRATEGI WO 1. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dalam proses pemberian kredit (W1,O3). 2. Meningkatkan pembinaan SDM (recruitment, pendidikan, dan karir) (W2,O3). 3. Membuat produkprodk baru (W5,O5).
ANCAMAN (T) 1. Bertambahnya pesaing baru. 2. Perubahan teknologi.
STRATEGI WT 1. Meningkatkan pembinaan SDM (recruitment, pendidikan, dan karir) terutama di bidang SI/TI (W2,T1). 2. Menyiapkan SI untuk meningkatkan proses bisnis (W4,T2)
STRATEGI ST 1. Meningkatkan pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja marketing (S2,T2). 2. Meningkatkan keahlian Administrasi kredit dan AO dalam analisis kredit (S3,T2) 3. Meningkatkan promosi tabungan dan deposito (S3,T2) 4. Meningkatkan fasilitas saran dan prasarana (S5,T1)
106
Hasil dari analisis SWOT
berupa alternatif pilihan pemecahan
permasalahan yang dihadapi BPR Mega Artha Sejahtera yang tercakup dalam empat kategori: -
Strategi SO yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang
eksternal.
Dimana
kekuatan
internal
dapat
memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. -
Strategi WO yaitu strategi untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Dengan kata lain bagaiman kelemahan diatasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan eluang yang ada.
-
Strategi ST yaitu menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Dimana dengan kekuatan yang dimiliki dapat mengurangi ancaman yang menghambat pencapaian tujuan.
-
Strategi WT yaitu taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Dimana kelemahan yang dimiliki diatasi untuk mencegah ancaman yang menghambat pencapaian tujuan.
4.2.3.2
Analisis Value Chain Intput analisis value chain yaitu aktivitas-aktivas yang dilakukan pada PT.
BPR Mega Artha Sejahtera pada fase I-Analisis kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi ini akan digunakan pada fase II yaitu subfase analisis gab kebutuhan informasi yang menghasilkan srategi-srategi SI. Output analisis value chain juga
107
digunakan untuk membuat aktivitas yang terintegrasi dengan membuat arsitektur SI.
Coorporate Infrastructure 1. Keuangan - Pembayaran gaji karyawan - Perhitungan pajak - Pembukuan trasaksi keuangan - Pembayaran operasional
2. Research and Development - Peningkatan kemampuan operasional - Evluasi pelayanan nasabah - Pengembangan SI/TI
3. Hukum 4. Humas - Kebijakan BI - Penerangan/Sosialisasi - Peraturan-peraturan teknis terhadap produk dan BPR Mega Artha Sejahtera jasa BPR Mega Artha Sejahtera
2. Sumber Daya Manusia - Pengeloalaan data karyawan - Administrasi personalia - Layanan kesejahteraan dan santunan sosisal karyawan
Margin = Cost -Value
Support Activity
Human Resouce Management 1. Pendidikan dan Pelatihan - In house training - Pelatihan dari PERBARINDO - Pelatihan dari BI
Technologi Development 1. Penggunaan teknologi - Membeli aplikasi(sofware) dari software house - Konsultan IT dari luar yang berpengalaman
Procurement
Primary Activity
1. Pengadaan/Pembelian - mendukung aktivitas promosi - mendukung aktivitas administrasi organisasi Operation
Inbound Logistic 1. Penerimaan data nasabah
1. Proses pemasukan data nasabah 2. Proses survei
Outbound Logistik
Sales and Marketing
1. Pengelolaan berkas nasabah
1. Hubungan ke nasabah 2. Pemasaran dan presentasi produk
Service 1. Pelayanan terhadap nasabah 2. Feedback dari nasabah
Gambar 4.3 Analisis Value Chain PT.BPR Mega Artha Sejahtera
Uraian terhadap seluruh aktivitas yang termasuk dalam aktivitas utama dan pendukung pada PT BPR Mega Artha Sejahtera sebagai berikut:
A. Aktivitas Utama Aktivitas utama yang termasuk dalam kegiatan value chain PT BPR Mega Artha Sejahtera adalah sebagai berikut:
108
1. Penerimaan data nasabah Penerimaan data nasabah dilaksanakan sesuai dan mengacu pada kebijakan dan peraturan yang berlaku. Kebijakan makro yang berasal dari ketetapan pemerintah dan kebijakan Bank Indonesia yang mengikat secara nasional. Sedangkan kebijakan teknis PT. BPR Mega Artha Sejahtera berasal dari
penjabaran
kebijakan
makro
berupa
undang-undang,
peraturan
pemerintah dan keputusan pemerintah. Kebijakan teknis ini dapat beupa pedoman, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan atau perauran-peraturan lainnya yang penetapan pemberlakuannya dilakukan oleh PT. BPR Mega Artha Sejahtera. 2. Proses Pemasukan Data Nasabah Proses pemasukan data nasabah dilakukan oleh bagian operasional, subbagian customer service dan teller. Dalam proses ini diperlukan kecepatan dan keakuratan yang tinggi. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplain dari nasabah atas kesalahan peng-input-an data yang tidak benar, lamanya nasabah menunggu peng-input-an serta untuk menndukung kinerja organisasi dalam pencapaian organisasi. 3. Proses Survei Proses survei dilakukan oleh bagian Marketing, yang dilakuakn adalah mensurvei calon nasabh kreditur untuk memastikan dan menentukan kelayakan calon nasabah kreditur apakah layak atau tidak layak mendapatkan kredit dari PT. BPR Mega Artha Sejahtera.
109
4. Pengelolaan Berkas Nasabah Proses dan aktivitas pengelolaan berkas nasabah dilakukan bagian operasional. Proses ini adalah bagaimana koordinasi antara bagian Marketing, bagian opearsional: subbagian customer service dan teller, bagian Umum dan bagian Kredit. 5. Hubungan ke Nasabah Aktivitas hubungan ke konsumen bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan nasabah potensial dan membuka pangsa pasar baru dengan jangkauan yang lebih luas. 6. Pemasaran dan Presentasi Produk Aktivitas pemasaran dilakukan oleh bagian Marketing. Kegiatan ini meliputi pemasaran produk dan jasa pebankan. Sasaran pemasaran produk yaitu masyarakat luas khususnya menengah ke bawah. Presentasi produk dan jasa langsung ke instansi pemerintah maupun swasta dan ke sekolah-sekolah yang ada di Cilegon. 7. Pelayanan Terhadap Nasabah dan Mitra Kerja Aktivitas pelayanan terhadap nasabah dilakukan bagian Marketing untuk mamastikan bahwa produk dan jasa yang diterima nasabah sesuai dengan spesifikasi yang disepakati. Pelayanan terhadap mitra kerja dilakukan untuk memastikan bahwa kerjasama yang dilakukan sesuai kontrak kerja yang telah dibuat.
110
8. Feedback dari nasabah Aktivitas ini bertujuan memperoleh masukan dari nasabah dan mitra kerja tentang eluhan maupun harapan dari produk dan jasa perbankan yang diinginkan di masa yang akan datang.
B. Aktivitas Pendukung Aktivitas pendukung yang termasuk dalam kegiatan value chain PT BPR Mega Artha Sejahtera adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dan pengembangan Aktivitas penelitian dan pengembangan di PT. BPR Mega Artha Sejahtera,
diselenggarakan
yang
meliputi
penelitian,
pengembangan,
pengkajian dan evaluasi nasabah potensial, serta pengkajian dan penerapan ilmu dan teknologi dalam rangka peningkatan kemampuan operasional PT. BPR Mega Artha Sejatera. Dimana penyelenggaraan penelitian dan pengembangan dapat dilanjutkan dalam rangka pemeliharaan sumber daya manusia serta penguasaan dan penerapan IPTEK menuju kemandirian. 2. Keuangan Aktivitas keuangan yang dilakukan meliputi pembayaran gaji pegawai, perhitungan pajak, pembukuan transaksi keuangan, dan pembayaran operasional. Proses pembayaran gaji dimulai dari subbagian akunting berdasarkan data pegawai dari bagian Umum kemudian subbagian akunting membayar gaji kepada seluruh pegawai PT. BPR Mega Artha Sejahtera.
111
Proses perhitungan pajak dilakukan untuk melakukan pemotongan pajak dari setiap transaksi keuangan berdasarkan ketentuan pajak yang berlaku. Proses pembukuan dilakukan mengiringi setiap transaksi sebagai upaya mengontrol keuangan dalam rangka akuntabilitas. 3. Hukum Aktivitas hukum yang dilakukan oleh bagian kredit subbagian legal meliputi koordinasi legal drafting kebijakan makro dan teknis PT. BPR Mega Artha Sejahtera. 4. Humas Aktivitas humas ditujukan untuk masyarakat umum. Aktivitas ini dilakukan oleh bagian umum dengan melakukan penyelenggaraan fungsi penerangan PT. BPR Mega Artha Sejahtera terhadap produk dan jasa bank yang meliputi pengolahan informasi menjadi penerangan kepada masyarakat umum untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. 5. Pendidikan dan pelatihan PT. BPR Mega Artha Sejahtera sangat peduli terhadap sumber daya manusia (SDM) yang ikut membantu perusahaan untuk maju dan berkembang. Memahami pentingnya kualitas SDM, PT. BPR Meha Artha Sejahtera secara terus menuerus dan berkesinambungan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pegawainya seperti in house training, pelatihan dari Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (PERBARINDO), dan pelatihan-pelatihan dari Bank Indonesia.
112
6. Penggunaan Teknologi Aktivitas TI meliputi perencanaan dan pemanfaatan untuk mendukung tugas organisasi. Penambahan aplikasi bergantung pada rekomendasi kepala bagian yang akan dipertimbangkan direktur. Jika disetujui akan diberikan kepada pihak luar untuk pengerjaannya (Software House) dan perawatannya langsung dilakukan oleh pihak yang membangun aplikasi. 7. Sumber Daya Manusia Aktivitas ini dilakukan oleh bagian operasional. Kegiatannya meliputi pengelolaan data pegawai, melaksanakan administrasi personalia, serta kegitan layanan kesjahteraan dan santunan sosial pegawai. Pengelolaan data pegawai meliputi pembuatan kartu absen, updating jika terjadi perubahan data, mengkoordinir administrasi yang berhubungan dengan file dan dokumen perusahaan serta memastikan berjalannnya sistem dan prosedur dengan baik dan benar. 8. Pengadaan/Pembelian Aktivitas ini dilakukan oleh bagian Operasional. Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung aktivitas promosi produk dan jasa serta untuk mendukung aktivitas administrasi organisasi yang berkaitan dengan proses bisnis perusahaan.
4.2.3.3 Analisis Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi untuk setiap unit kerja PT. BPR Mega Artha Sejahtera ditentukan berdasarkan identifikasi CSF (lihat tabel 4.3, tabel 4.4, tabel
113
4.5, dan table 4.6) dari tujuan masing-masing unit kerja. Selanjutnya, setiap CSF dan ukuran tamanya, dievaluasi dan diselaraskan dengan rumusan SO, ST, WO, WT yang didaat dari identifikaksi SWOT (lihat tabel 4.4). Hasil analisis tersebut dapat dilihat pda tabel 4.8 untuk analisis kebutuhan informasi bagian operasional, tabel 4.9 untuk analisis kebutuhan bagian pemasaran, tabel 4.10 untuk analisis kebutuhan bagian umum, tabel 4.11 untuk analisis kebutuhan bagian kredit. Tabel 4.8 Kebutuhan Informasi Bagian Operasional Tujuan Bagian
CSF
Operasional
Strategi
Value Chain
Kebutuhan
SWOT
Informasi - Data sekolah
Meningkatkan
Kerjasama dengan
SO3
jumlah penabung
sekolah-sekolah,
WO3
instansi swasta dan
Sales and marketing Service
pemerintah.
yang ada - Informasi
Coorporate Infrastucture
kerjasama
Technology Development
yang pernah dilakukan
Promosi melalui
SO2
media cetak, spanduk, brosur dan
- Data jenis Sales and marketing
produk
Coorporate Infrastucture
- Informasi
radio.
kebutuhan pasar
Kerjasama dengan
SO3
Sales and marketing
- Data instansi
instansi swasta dan
WO3
Service
swasta dan
Coorporate Infrastucture
pemerintah
Technology Development
yang ada
pemerintah.
- Informasi kerjasama yang pernah dilakukan
114
Promosi melalui
SO2
media cetak, media
Sales and marketing
- Data jenis
Coorporate Infrastucture
produk
elektronik, spanduk,
- Informasi
brosur.
kebutuhan pasar
Meningkatkan
Meningatkan
SO2
Procurement
jumlah debitur
hubungan dengan
SO3
Technology Development
peminjam
para deposan yang
- Informasi kebutuhan pasar
sudah ada. Promosi melalui
SO2
media cetak,
Sales and marketing
- Data jenis
Corporate Infrastucture
produk
spanduk, brosur dan
- Informasi
radio.
kebutuhan pasar
Meningkatkan
Meningkatkan
jumlah deposan
jumlah tabungan.
SO2
- Data
ST2,3
tabungan
Meningkatkan
WO3
Sales and marketing
sumber dana
WT3
Service
Meningkatkan jumlah deposan.
yang ada - Laporan
Coorporate Infrastucture
tabungan
Technology Development
tahun lalu
SO2
- Data deposan
ST1,2,3
yang ada
WT2
- Laporan deposan tahun lalu
Funding dari para
SO3
- Data investor
investor
- Laporan keuangan tahun lalu
Menambah jumlah
SO2
tenaga kerja
ST1
marketing
WO4
Human Resource
- Data kepegawaian
115
Meningkatkan kredit
SO2
yang sehat
Corporate Infrastucture Technology Development
- Data kredit yang disalurkan - Data kredit macet
Promosi melalui
SO2
media cetak, brosur,
Sales and marketing
- Data jenis
Coorporate Infrastucture
produk
dan radio
- Informasi kebutuhan pasar
Pemberian kredit
SO2
Operation Service
yang cepat dan tepat
WO1
Technology Development
Menurunnya
Meningkatkan
SO1,2
Coorporate Infrastucture
jumlah NPL
keahlian dan
ST2
Human Resource
keterampilan account
WO4
Outbound Logistic
- Data debitur yang lengkap
- Data kepegawaian - Data
officer dalam
kebutuhan
menganalisis kredit.
sarana dan saran diklat
Mempertahankan Melakukan efisiensi
SO1
ROA
WT2
terhadap biaya
Coorporate Infrastucture
neraca
operasional. Meningkatkan
Melakukan research
kepuasan
dan development
nasabah melalui
terhadap nasabah atas
pelayanan
kepuasan pelayanan
- Laporan
keuangan WO2
- Data research dan Sales and marketing Service
dan produk.
development - Usulan
Coorporate Infrasruktur
research dan
Technology Development
development
Memberikan
SO2,
- Data souvenir
souvenir bagi para
ST3
- Data
penabung dan
WT2
deposan
pemberian souvenir.
116
Tabel 4.9 Kebutuhan Informasi Bagian Pemasaran Tujuan Bagian
CSF
Pemasaran
Strategi
Value Chain
SWOT
Meningkatkan
Meningkatkan
SO2,
jumlah penabung
skill tenaga
WO1
marketing
ST1
Kebutuhan Informasi
Human Resource
- Data kepegawaian - Data kebutuhan sarana dan saran diklat
Promosi melalui
SO2
media elektronik,
Sales and marketing
- Data jenis
Coorporate Infrastucture
produk
media cetak,
- Informasi
spanduk, brosur
kebutuhan
dan radio.
pasar
Mempeluas lokasi
SO3
Coorporate Infrastucture
- Data lokasi
pemasaran.
WO3
Meningkatkan
Kerjasama dengan
SO3
Sales and marketing
- Data instansi
jumlah debitur
instansi swasta
WO3
Service
swasta dan
peminjam
dan pemerintah.
Coorporate Infrastucture
pemerintah
Technology Development
yang ada - Informasi kerjasama yang pernah dilakukan
Promosi melalui
SO3
Sales and marketing
- Data jenis
media elektonik,
Coorporate Infrastucture
produk
media cetak,
Technology Development
- Informasi
spanduk, brosur
kebutuhan
dan radio
pasar
Menjalin hubungan baik dengan para
SO2
Sales and marketing Coorporate Infrastucture
- Data deposan - Informasi kerjasama
117
deposan
yang pernah dilakukan
Meningkatkan
Promosi melalui
jumlah deposan
media cetak,
SO2
Sales and marketing
- Data jenis
Coorporate Infrastucture
produk
spanduk, brosur
- Informasi
dan radio
kebutuhan pasar
Promosi produk-
SO2
Sales and marketing
- Data jenis
produk BPR
ST2
Coorporate Infrastucture
produk
seperti tabungan
- Informasi
dan deposito
kebutuhan pasar
Meningkatkan
Funding dari para
SO2
Sales and marketing
sumber dana
investor
ST2
Corporate Infrastucture
- Data investor - Laporan keuangan tahun lalu
Meningkatkan
SO3
Sales and marketing
- Data jenis
promosi secara
Coorporate Infrastucture
produk
continue
Technology Development
- Informasi kebutuhan pasar
Meningkatkan
Sosialisasi
SO2
jumlah kredit yang
terhadap kredit
Corporate Infrastucture
disalurkan
macet.
Technology Development
Menurunnya jumlah
Melakukan
ST1,2
NPL
penagihan intensif
WT1
kepada debitur
Sales and marketing
- Data kredit macet
- Data debitur Coorporate Infrastucture
- Laporan
Technology Development
kegiatan penagihan
Sosialisasi terhadap ROA
ST1
- Laporan neraca
118
yang meningkat Mempertahankan
Melakukan
ROA
efisiensi terhadap
keuangan ST1
Coorporate Infrastucture
- Laporan
Technology Development
neraca
biaya pemasaran
keuangan
Meningkatkan
Sosialisasi
SO2
kepuasan nasabah
layanan-layanan
WO2
melalui pelayanan
yang diberikan
ST2,3
Corporate Infrastucture Procurement
- Data jenis produk - Informasi
BPR kepada
kebutuhan
nasabah
pasar
Meningkatkan
SO2,
Sales and marketing
skill tenaga
WO1
Human Resource
marketing
ST1
- Data kepegawaian - Data kebutuhan sarana dan saran diklat
Tabel 4.10 Kebutuhan Informasi Bagian Umum Tujuan Bagian
CSF
Umum
Strategi
Value Chain
SWOT
Meningkatkan
Funding dari para
SO2
sumber dana
investor
Meningkatkan
Memberikan
SO2
kepuasan
pelatihan dan
WO2
nasabah melalui
pendidikan kepada
ST1
pelayanan
SDM
Kebutuhan Informasi
Coorporate Infrastucture
- Data investor
Technology Development - Data Human Resource
kepegawaian - Data kebutuhan sarana dan saran diklat
Menciptakan
SO2
lingkungan kantor
WO2
security dan
BPR yang bersih,
ST3
OB
aman dan nyaman
- Data piket
119
Tabel 4.11 Kebuthan Informasi Bagian Kredit Tujuan Bagian
CSF
Kredit
Strategi
Value Chain
Kebutuhan
SWOT
Meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan
- Meningkatkan plafond kredit
Informasi
SO1 ST2
Operation Outbound Logistic Service Coorporate Infrastucture Technology Development
bagi nasabah lancer
Menurunnya jumlah NPL
- Meningkatkan keterampilan
SO1 ST2 WO1,2
- Data debitur yang lengkap
- Data debitur
administrasi kredit dalam menganalisis kredit yang akan diberikan agar tidak terjadi kredit macet Meningkatkan kepuasan nasabah melalui pelayanan yang cepat dan akurat
- Data debitur
- Proses kredit yang cepat dan
SO1,3 WO1
tepat - Meningkatkan analisis administrasi kredit dalam mengeluarkan nominal kredit bagi debitur
4.2.4 Analisis Lingkungan Internal SI/TI Analisis
lingkungan
internal
SI/TI
organisasi,
dilakukan
untuk
memperoleh gambaran tentang infrastuktur SI/TI yang ada pada PT.BPR Mega Artha Sejahtera saat ini. Hal ini dilakukan sebgai dasar pertimbangan melakukan
120
perencanaan strategis SI/TI. Menurut Turban et al.dalam Tarigan (2007), infrastruktur SI/TI adalah fasilitas fisik, layanan dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputasi pada sebuah organisasi. Ada lima unsur infrastruktur SI/TI yaitu computer hardware (perangkat keras computer), general purpose software (perangkat lunak komputer), yang umum digunakan, network and communication facilities (fasilitas jaringan dan omunikasi), database (basis data), dan information management personel (personil manajemen informasi) a. Perangkat Keras Komputer Perangkat keras komputer yang dimiliki PT.BPR Mega Artha Sejahtera saat ini berjumlah 10 PC dengan prosesor Pentium IV dan prosesor dual core. Komputer tersebut digunakan oleh setiap pegawai untuk menyelesaikan tugas pokok masing-mamsing. Komputer server yang dimiliki PT. BPR Mega Artha Sejahtera saat ini berjumlah dua yaitu satu database sever dan database server untuk backup. b. Perangkat Lunak Komputer Perangkat lunak komputer yang dimiliki setiap unit kerja PT. BPR Mega artha Sejahtera dapat dilihat sebagai berikut: 1. Sistem Operasi Perangkat lunak sistem operasi yang dipakai merupakan keluaran Microsoft yaitu Microsoft Windows Server 2003 untuk server, Windows 2007 dan Windows XP untuk client/PC.
121
2. Aplikasi Software Aplikasi SI yang ada di PT. BPR Mega Artha Sejahtera menggunakan aplikasi Micosoft Office seperti Microsoft Excel dan Microsoft Word sedangkan aplikasi perbankan digunakan sistem aplikasi bank mini dan Sistem Informasi Akuntansi Perbankan (SIAP) yang baru beberapa bulan dijalankan. Sistem yang terkompeterisasi yang disebut SIAP (Sistem Akuntansi Perbankan) yang memiliki spesifikasi : a. Teintegrasi: maksudnya adalah program memiliki beberapa modul yang saling berhubungan. Modul-modulnya terdiri dari: -
Pembukuan (General Ledger)
-
Tabungan
-
Kredit (pinjaman yang diberikan)
-
Deposito
-
Investaris (daftar investor, penyusutan)
-
Persediaan alat tulis (pemakain, kartu stock)
-
Pemodalan (Angka modal, perhitingan deviden)
b. Fleksibel: maksudnya adalah perhitungan bunga dapat diedit dengan berbagai jenis yaitu: -
Bunga tetap (flat) atau secara R/C (rekening koran) atau secara Anuitet.
-
Dapat mentransfer bunga pada rekening yang ditentukan.
122
-
Waktu transfer dapat ditentukan akhir bulan, awal bulan, akhir bulan atau setiap tanggal masuk.
c. Pelaporan: Maksudnya adalah dapat meneluarkan laporan-laporan penting sebagai berikut: -
Laporan neraca dan perhitungan laba rugi.
-
Jurnal/mutasi harian
-
Rekening koran atau kartu tabungan/kredit
-
Listing buku besar dan listing rekening
-
Daftar dan rincian tunggakan kredit
-
Eksport data laporan bulanan bank-bank ke sistem pelaporan bank Indonesia
-
Daftar bunga
-
Kolektifibilitas kredit menurut sektor ekonomi
-
Daftar pembentukan cadangan aktiva produktif
-
Daftar realisasi kredit
-
Daftar pemilik modal, angka modal dan perhitungan deviden
-
Jadwal angsuran kredit
d. MIS dapat mengeluarkan Management Information System untuk para menejemen sebagai berikut: -
Perhitungan tingkat kesehatan Bank
-
Grafik-grafik setiap buku besar yang diperlukan
-
Beberapa analisis ratio keuangan.
-
Monitiring kinerja account officer
123
-
Data-data jumlah transaksi, saldo rata-rata dan saldo RBB satu tahun terakhir.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka seluruh aplikasi SI dipetakan menggunakan model McFarlan‟s Strategic grid. Input dari McFarlan‟s strategic grid yaitu aplikasi-aplikasi SI yang ada saat ini di PT. BPR Mega Artha Sejahtera sehingga terlihat di kuadran mana saja aplikasi-aplikasi berada (strategic/high potensial/support/key operasional) dan kuadran apa saja yang belum terpenuhi. Output dari analisis McFarlan‟s strategic grid yaitu untuk memetakan usulan aplikasi-aplikasi SI ke dalam McFarlan‟s strategic grid pada fase IV- Rencana Impementasi. Tabel 4.12 Portofolio Aplikasi SI PT. BPR Mega Artha Sejahtera STRATEGIC HIGH POTENSIAL SIAP
-
Bank Mini
-
Ms. Office KEY OPERASIONAL
SUPPORT
c. Database Database yang digunakan saat ini untuk tempat penyimpanan data dan informasi organisasi adalah database dalam bentuk DBMS Microsoft SQL Server 2000. d. Fasilitas Jaringan Semua komputer yang digunakan untuk aplikasi SI telah terhubung dalam bentuk LAN dan jaringan intranet menggunakan access protocol TCP/IP.
124
Server Database Back Up
Server Database
Internet
Switch
` Unit Kerja 1
`
`
Unit Kerja 2
Unit Kerja 3
` Unit Kerja 4
Gambar 4.4 Topologi Jaringan Komputer PT. BPR Mega Artha Sejahtera
e. Peran SI/TI dalam Mendukung Bisnis PT.BPR Mega Artha Sejahtera Di dalam organisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera, saat ini peranan SI/TI belum terlalu besar hanya sebagai pendukung kegiatan pada level operasional sebagai alat bantu dalam proses transaksi. Aplikasi yang digunakan tiap-tiap unit kerja berbeda-beda dan belum terintegrasi dengan baik. Pada model Sullivan dalam Tarigan (2007) terdapat dua hal, yaitu tingkat ketergantungan bisnis pada aplikasi SI/TI dalam mencapai kinerja bisnis keseluruhan dan tingkat kontribusi aplikaksi SI/TI dalam mencapai kinerja bisnis keseluruhan dan tingkat kontribusi aplikasi SI/TI untuk mencapai tujuan bisnis. Posisi PT.BPR Mega Artha Sejahtera saat ini berada pada kuadran “Tradisional” diman tingkat ketergantungan proses bisnis pada SI/TI masih rendah seperti ditunjukan pada gambar dibawah ini:
125
Internal organisational Pressure demanding further Distribution of IS/IT control
HIGH
Opportunitic
Complex
External Competitive pressure increasing the criticality ofIS/IT to the bussiness
Diffusiondegree of decentralization of IS/IT control in the organization Traditional
PT. BPR Mega Artha Sejjahtera
Backbone
LOW LOW HIGH
Infusion- degree of dependence
Gambar 4.5 Portofolio Pengelolaan SI/TI PT BR Mega Artha Sejahtera Pada analisis lingkungan internal SI/TI PT. BPR Mega Artha Sejahera ditas data dilihat bahwa perlu suatu penyusunan perencanaan strategis SI/TI yang baik dan terencana bagi organisasi. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur SI/TI organisasi yang belum selaras dan terintegrasi dan juga belum adanya key operational yang sangat baik yang dapat mendukung kegiatan operasional. Dengan adanya penysunan perencanaan strategis SI/TI, maka organisasi PT.BPR Mega Artha Sejahtera akan dapat mencapai tujuan seuai dengan visi dan misinya.
4.2.5 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Organisasi Lingkungan eksternal organisasi dianalisis untuk
mengidentifikasi
berbagai faktor dari luar organisasi yang berpengaruh terhadap kelangsunga bisnis orgnisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera. Identifikasi faktor-faktor eksternal yang dikategorikan menurut aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan hukum.
126
1. Keadaan Poleksosbudkum a. Aspek Politik Situasi
poitik
yang
semakin
stabil
diharakan
dapat
menjamin
kelangsungan usaha kecil menengah yang banyak dijalankan oleh masyarakat. b. Aspek Ekonomi Indikator mikro ekonomi yang semakin baik akan mendorong invetasi pemerintah maupun swasta. c. Aspek Sosial – Budaya Dukungan pemerintah terhadap ekonomi kerakyatan yang meningkatakan jumlah usaha kecil dan menengah. d. Aspek Hukum Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah membuka peluang bagi BPR untuk menyalurkan dananya kepada UMKM. 2. Keadaan Persaingan Industri Persaingan dunia bisnis perbankan pada sektor LKM sangat inggi, sehingga LKM berlomba-lomba memberikan harga rendah dengan harapan nasabah pindah (masuk) ke lembaganya. Selain itu bank-bank umum saat ini juga sudah menciptakan produk untuk usaha mikro sehingga menjadi bertambahnya pesaing. Dalam analisis eksternal selain analisis terhadap lingkungan secara umum, juga dilakukan analisis terhadap posisi kompeitif PT. BPR Mega Artha Sejahtera
127
dalam lingkungan kompetitif. Penentuan posisi kompetitif PT. BPR Mega Artha Sejahtera dapat dilakukan dengan menentukan frameworks five force dari Porter. Input dari analisis Porter‟s five force competitive model yaitu kondisi kompetitif PT. BPR Mega Artha Sejahtera dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis, kompetitor baru yang potensial, perusahaan yang menawarkan produk/ jasa yang sejenis, dan bargaining power terhadap supplier dan customer dari PT BPR Mega Arta Sejahtera. Output dari analisis Porter‟s five force competitive model yaitu peluang pemanfaatan bisnis dari lingkungan eksternal organisasi. Output ini akan digunakan pada fase II subfase Identifikas peluang bisnis dari eksternal organisasi. Analisis five force competitive dapat dilihat sebagai berikut:
New Entrans: ● BPR Baru
Supplier: ● Bank Indonesia ● Investor
Competitor: ●Bank Umum ● Bank Syariah ● BPR Lain
Buyer: ● Pilihan konsumen banyak
Subtitute Product: ● Pegadaian ● Koperasi ● Credit Union (CU) ● Multi Finance
Gambar 4.6 Pemetaan Hasil Analisis Five Force Competitive Model Dalam diagram five force diatas, terlihat bahwa bargaining power dari new entrans adalah kecil. Ada beberapa hal yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya kurangnya minat para investor untuk menanamkan modalnya di bidang perbankan. Adapun aturan tentang kepemilikan lembaga perbankan di Indonesia seperti BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara
128
Indonesia (WNI), badan hukum yang seluruhnya WNI, pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya. Selain itu adanya berbagai regulasi yang membatasi pendatang baru untuk dapat beroperasi seperti modal kerja minimum perbankan dan tingkat kesehatan minimum bank yang telatif tiggi. Supplier PT.BPR Mega Artha Sejahtera dalam hal ini pembuat kebijakan dan penyedia fasilitas pinjaman kredit adalah Bank Indonesia dan investor yang menanamkan modalnya pada PT BPR Mega Artha Sejahtera. Buyer PT.BPR Mega Artha Sejahtera saat ini lebih fokus kepada masyarakat menengah ke bawah yaitu buyer dari sektor retail. Buyer PT.BPR Mega Artha Sejahtera saat ini terdiri dari sektor pemerintahan, pengusaha mikro dan kecil, dan retail. Dimana buyer terbesar yang dimilki PT.BPR Mega Artha Sejahtera adalah dari sektor retail. Subtitute product terjadi ketika konsumen tidak mendapat persetujuan dalam pemberian pinjaman (kredit) sehingga kounsumen akan mencari lembaga lain sebagai pengganti. Saat ini tidak hanya industri perbankan saja yang dapat menawarkan jasa pinjaman (kredit) tetapi juga lembaga keuangan non bank seperti pegadaian, koperasi, credit union dan multi finance. Competior dalam konteks analisis five force ini adalah institusi perbankan yang memasarkan produk dan jasa yang secara umum sama dengan apa yang dihasilkan PT. BPR Mega Artha Sejahtera . Tingkat persaingan yang dihadapi PT. BPR Mega Artha Sejahtera dalam industri perbankan saat ini sangat tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah bank dan lembaga lain yang beroperasi saat ini relatif banyak yaitu dari bank umum, bank syariah dan BPR lainnya.
129
4.2.6 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Organisasi Analisis lingkungan eksternal SI/TI organisasi bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang perkembangan SI/TI saat ini. 1. Tren Jaringan Komputer Saat ini jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru. Hampir disetiap perusahaan terdapat jaringan komputer unutk memperlancar arus informasi di dalam suatu perusahaan. Tren jaringan komputer yang sangat significant saat ini adalah internet. Internet merupakan jaringan komputer raksasa yang terhubung dan dapat saling berinteraksi. Dengan adanya internet memudahkan transaksi bisnis dan memudahkan komunikasi karena informasi dapat diakses dengan cepat dari seluruh dunia.Hal ini dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi jaringan yang pesat, sehingga dalam beberapa tahun saja jumlah pengguna jaringan computer yang tergabung dalam internet berlipat ganda. Dalam ruang lingkup yang kecil bisanya
jaringan komputer
menggunakan local area network (LAN)/intranet. LAN/intranet memberikan layanan infrastruktur yang menghubungkan antar unit-unit kerja pada suatu organisasi. Jaringan komputer LAN saat ini masih memakai kabel adalah jaringan peer-to-peer dan jaringan clien-server. Biasanya jaringan peer to peer dipakai untuk bisnis kecil sedangkan jaringan client-server dipakai untuk binis yang lebih besar. Beberapa administrator jaringan menyarankan (Neibauter, 2000): a. Jaringan peer-to-peer untuk makksimum 10 komputer
130
b. Server appliance berbasis Windows untuk maksimum 20 komputer c. Jaringan client-server untuk lebih dari 20 komputer Jaringan komputer metropolitan area network (MAN) merupakan versi LAN dengan area yang lebih luas, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. Sedangkan jaringan komputer wide area network (WAN) adalah jaringan yang lingkupnya sudah antar negara. Tren WAN saat ini tidak menggunkan kabel (nirkabel) yaitu menggunakan gelombang radio untuk berkomunikasi dengan lainnya atau yang disebut dengan wireless. Wireless mempunyai keunggulan lebih mobile dalam berkomunikasi. Dimana wireless dapat berdiri sendiri namun secara umum banyak dipadukan dengan topologi star (karena adanya server-client). 2.
Tren Aplikasi SI dan Database Perkembangan teknologi dan perkembangan internet yang sangat cepat memberi dampak pada perkembangan aplikasi SI dan database. Aplikasi SI dan database yang banyak diterapkan saat ini yaitu berbasis web. Manfaat yang paling penting dari aplikasi berbasis web adalah dapat digunakan disetiap saat di lokasi manapun di seluruh dunia baik menggunakan komputer atau handphone untuk mengakses data. Aplikasi web berjalan di web server sehingga tidak perlu penginstalan. Biayanya pun lebih murah daripada aplikasi desktop karena pemeliharaannya rendah dan persyaratan pada sistem pengguna akhir dan arsitektur disederhanakan.
131
Selain itu, saat ini juga banyak tersedia perangkat lunak-perangkat lunak yang dibuat sesuai kebutuhan pemakai yang dikeluarkan vendor dengan pelayanan yang mudah digunakan (user friendly). Organisasi juga dapat menggunakan berbagai aplikasi SI dan database yang bersifat open source.
4.3
Menentukan Target Bagi SI/TI Fase ini terdiri dari beberapa subfase antara lain yaitu identifikasi masalah
dan solusi bisnis internal, identifikasi peluang bisnis dari eksernal organsasi, identifikasi pemanfaatan SI/TI dari lingkungan eksternal organisasi, dan analisis gap kebutuhan informasi. Penjelasan secara terperinci akan diuraikan sebagai berikut:
4.3.1 Identifikasi Masalah dan Solusi Bisnis Internal Permasalahan yang masih sering terjadi khususnya berhubungan dengan SI/TI adalah: 1. SDM kurang memiliki keahlian (disiplin ilmu) dalam bidang SI/TI 2. Data historis sebagai sumber informasi belum terpelihara dengan baik. 3. Sering terjadi keterlambatan penyerahan laporan akhir. Sousi yang dapat diberikan adalah: 1. Dengan melakukan Sharing Basis Data yaitu data yang ada diberikan ke bagian lain sehingga informasi atau data yang diperlukan dengan cepat didapat sehingga permasalahan dengan cepat diselesaikan.
132
2. Pemberian pelatihan (training) yang komprehensif kepada para pegawai khusunya bidang SI/TI. 3. Data hisoris sebagai sumber informasi selalu disimpan dan apabila diperlukan di share ke bagian lain.
4.3.2 Identifikasi Peluang Bisnis Dari Eksernal Organsasi Identifikasi peluang yang memanfaatkan SI pada: 1.
Nasabah Proses bisnis dapat diselesaikan dengan cepat sehingga meningkatkan layanan dan kepuasan nasabah.
2.
Pesaing Dengan penggunaan SI yang handal BPR Mega Arthta Sejahtera dapat bersaing dari pesaing-pesaing yang ada di Kota Cilegon.
3.
Investor Menarik para investor untuk berinvestasi di BPR Mega Artha Karena memiliki produktivitas yang baik .
4.3.3 Identifikasi Pemanfaatan SI/TI Dari Lingkungan Eksternal Organisasi Identifikasi pemanfaatan SI/TI pada BPR Mega Artha Sejahtera yaitu: 1.
Meningkatkan jumlah nasabah untuk menabung, deposito, dan kredit di BPR Mega Artha Sejahtera.
2.
Menjadi BPR yang terakrediatas baik di masyarakat.
133
3.
Meningkatkan jumlah investor untuk berinvvestasi di BPR Mega Artha Sejahtera.
4.3.4 Analisis Gap Kebutuhan Informasi Analisis gap bertujuan menganalisis kebutuhan informasi pada bagian operasional. bagian pemasaran, bagian umum, dan bagian kredit untuk dicarikan pemenuhannya. Penjelasan dapat dilihat pada tabel berikut:
4.3.4.1Pemenuhan Kebutuhan Informasi dari Aplikasi Terkini Tabel 4.13 Analisis Usulan Portofolio SI Bagian Operasional No
Strategi
CSF
Kebutuhan Informasi
Strategi SI
Organisasi 1
Meningkatkan
Peningkatan
- Data sekolah yang ada
jumlah penabung
kerjasama dengan
- Informasi kerjasama
sekolah-sekolah,
SI Tabungan
yang pernah dilakukan
instansi swasta dan pemerintah. Meningkatkan
- Data jenis produk
promosi melalui
- Informasi kebutuhan
media elektronik,
SI Pemasaran
pasar
media cetak, spanduk dan brosur. 2
Meningkatkan
Meningkatkan
- Data jenis produk
jumlah debitur
promosi melalui
- Informasi kebutuhan
peminjam
media elektronik,
SI Pemasaran
pasar
media cetak, spanduk, dan brosur Peningkatan hubungan dengan
- Informasi kebutuhan pasar
SI Deposito
134
para deposan yang sudah ada. 3
Meningkatkan
Meningkatkan
- Data jenis produk
jumlah deposan
promosi melalui
- Informasi kebutuhan
media cetak,
SI Pemasaran
pasar
spanduk, brosur dan radio. Meningkatkan jumlah tabungan.
- Data tabungan yang
SI Tabungan
ada - Laporan tabungan tahn lalu
4
Meningkatkan
Meningkatkan jumlah
- Data deposan yang ada
sumber dana
deposan.
- Laporan deposan tahn
SI Deposito
lalu Menambah jumlah
- Data kepegawaian
tenaga kerja
SI Kepegawaian
marketing 5
Meningkatkan
Meningkatkan kredit
jumlah kredit yang
yang sehat
disalurkan
- Data kredit yang
SI Kredit
disalurkan - Data kredit macet
Promosi melalui
- Data jenis produk
media elektronik,
- Informasi kebutuhan
media cetak dan
SI Pemasaran
pasar
brosur Pemberian kredit yang cepat dan tepat 6
- Data debitur yang
SI Kredit
valid
Menurunnya
Meningkatkan
- Data kepegawaian
SI
jumlah NPL
keahlian dan
- Data kebutuhan sarana
Kepegawaian
keterampilan account officer dalam menganalisis kredit.
dan saran diklat
135
7
Mempertahankan
Melakukan efisiensi
ROA
terhadap biaya
- Laporan neraca keuangan
SI Neraca Keuangan
operasional. 8
Meningkatkan
Peningkatan research
kepuasan nasabah
dan development
melalui pelayanan
terhaap nasabah atas kepuasan pelayanan
- Data research dan development - Usulan research dan
SI Research dan Development
development
dan produk. Memberikan
- Laporan pemberian
hadiah/souvenir bagi
hadiah kepada
para penabung dan
penabung dan deposan
SI Pemasaran
deposan
Tabel 4.14 Analisis Usulan Portofolio SI Bagian Pemasaran No
Strategi
CSF
Kebutuhan Informasi
Strategi SI
Organisasi 1
Meningkatkan
Meningkatkan skill
- Data kepegawaian
SI
jumlah penabung
tenaga marketing.
- Data kebutuhan sarana
Kepegawaian
dan saran diklat
Promosi melalui
- Data jenis produk
SI Pemasaran,
media elektronik,
- Informasi kebutuhan
Website
media cetak, spanduk
pasar
Perusahaan
dan brosur. Mempeluas lokasi
- Data lokasi
SI Pemasaran
SI Kredit
pemasaran. 2
Meningkatkan
Peningkatkan
- Data debitur
jumlah debitur
hubungan dengan
- Informasi kebutuhan
peminjam
para debitur yang
pasar.
sudah ada. Meningkatkan
- Data jenis produk
promosi melalui
- Informasi kebutuhan
SI Pemasaran
136
media elektronik,
pasar
media cetak, spanduk, brosur dan radio. 3
Meningkatkan
Promosi melalui
- Data jenis produk
jumlah deposan
media elektronik,
-
media cetak, spanduk
SI Pemasaran
Informasi kebutuhan pasar
dan brosur Meningkatkan
- Data jenis produk
SI Pemasaran,
promosi melalui
- Informasi kebutuhan
Website
media elektronik
pasar
Perusahaan
media cetak, spanduk dan brosur 4
Meningkatkan
Funding dari para
- Data investor
sumber dana
investor
- Laporan keuangan
SI Investasi
tahun lalu Meningkatkan
- Data jenis produk
SI Pemasaran,
promosi secara
- Informasi kebutuhan
Website
continue 5
6
Meningkatkan
Melakukan
jumlah kredit yang
penagihan intensif
disalurkan
kepada debitur
Menurunnya jumlah NPL
Perusahaan
- Data kredit macet
SI Kredit
Melakukan
- Data debitur
SI Kredit
penagihan intensif
- Laporan kegiatan
kepada debitur 7
pasar
Mempertahankan
Melakukan efisiensi
ROA
terhadap biaya
penagihan - Laporan neraca keuangan
SI Neraca Keuangan
pemasaran 8
Meningkatkan
Meningkatkan
- Data jenis produk
kepuasan nasabah
sosialisasi layanan-
- Informasi kebutuhan
melalui pelayanan
layanan yang diberikan BPR kepada nasabah
pasar
SI Pemasaran
137
Meningkatkan skill
- Data kepegawaian
SI
tenaga marketing
- Data kebutuhan sarana
Kepegawaian
dan saran diklat
Tabel 4.15 Analsis Usulan Portofolio SI Bagian Umum No Strategi Organisasi 1
CSF
Kebutuhan Informasi
Meningkatkan
Meningkatkan
- Data investor
sumber dana
funding dari para
- Laporan keuangan
investor 2
Strategi SI SI Investasi
tahun lalu
Meningkatkan
Memberikan
- Data kepegawaian
kepuasan nasabah
pelatihan dan
- Data kebutuhan
melalui pelayanan
pendidikan kepada
sarana dan saran
SDM
diklat
Menciptakan
- Data piket security
lingkungan kantor
SI Kepegawaian
SI Kepegawaian
dan OB
BPR yang bersih, aman dan nyaman
Tabel 4.16 Analisis Usulan Portofolio SI Bagian Kredit No
Strategi
CSF
Organisasi 1
2
Meningkatkan
- Meningkatkan plafond kredit bagi nasabah
disalurkan
lancer
jumlah NPL
Strategi SI
Informasi
jumlah kredit yang
Menurunnya
Kebutuhan
- Meningkatkan
- Data debitur
SI Kredit
- Data debitur
SI Kredit
- Data debitur
SI Kredit
keterampilan administrasi kredit dalam menganalisis kredit yang akan diberikan agar tidak terjadi kredit macet
3
Meningkatkan kepuasan nasabah
- Proses kredit yang cepat an akurat
yang valid
138
melalui pelayanan
- Meningkatkan analisis administrasi kredit dalam mengeluarkan nomnal bagi debitur
Untuk memenuhi kebutuhan SI/TI PT.BPR Mega Artha Sejahtera maka pemenuhan informaasi yang akan dilaksanakan sebagai Perencanaan Strategis Sistem Informasi adalah membuat: 1. SI Research dan Development 2. SI Tabungan 3. SI Deposito 4. SI Kepegawaian 5. SI Kredit 6. SI Neraca Keuangan 7. SI Pemasaran 8. SI Invenstasi 9. Website Perusahaan Dari strategi SI/TI yang diusulkan, PT BPR Mega Artha Sejahtera telah melakukan beberapa srtategi SI/TI antara lain: SI Tabungan, SI Deposito, SI Kredit, SI Investasi (Permodalan), dan SI Neraca Keuangan yang semuanya tercakup dalam sistem (software) komputerisasi yang disebut SIAP (Sistem Informasi Akuntansi Perbankan) dimana setiap modul saling berhubungan.
139
Maka untuk meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan perlu strategi SI/TI yang lain antara lain: SI Research dan Development, SI Kepegawaian, SI Pemasaran dan Website Perusahaan.
4.3.5
Landasan Kebijakn SI/TI
4.3.5.1
Visi dan Misi SI/TI PT. BPR Mega Artha Sejahtera Visi misi dan tujuan SI/TI organisasi harus selaras dengan visi, misi, dan
tujuan organisasi itu sendiri. Oleh Karen itu visi SI/TI adalah “Menjadikan SI/TI sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja keberhasilan pelaksanaan misi BPR dalam usaha mewujudkan visinya”. Misi SI/TI PT. BPR Mega Artha Sejahtera yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan SI/TI yang dapat meningkatkan efisiensi kinerja organisasi. 2. Penyediaan SI/TI yang dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pimpinan untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan. 3. Penyediaan SI/TI yang dapat menciptakan peluang bagi pningkatan peran strategis PT. BPR Mega Artha Sejahtera sebagai BPR yang terbaik di kota Cilegon. 4. Pengelolaan sumber daya SI/TI secara efisien dan efektif. 5. Peningkatan kualitas SDM organisasi dalam rangka penguasaan SI/TI terkini.
4.3.6 Strategi SI/TI Penentuan strategi SI/TI, didasarkan pada konfirmasi tujuan utama organisasi yang djabarkan menjadi tujuan dan CSF setiap satuan kerja, maka
140
strategi SI/TI PT. BPR Mega Artha Sejahtera adalah strategi-strategi SI/TI yang mendukung organisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera untuk mencapai tujuan utamanya, yakni strategi SI/TI yang mendukung organisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera untuk: 1. Pencapaian Aspek Operasional, melalui: a. Peningkatan kepuasan nasabah melalui produk dan pelayanan. b. Peningkatan jumlah penabung. c. Peningkatan jumlah debitur peminjam. d. Peningkatan jumlah deposan 2. Pencapaian Aspek Keuangan, melalui: a.
Peningkatan sumber dana.
b.
Peningkatan jumlah kredit yang disalurkan.
c.
Mempertahankan ROA.
d.
Peningkatan pendapatan bunga.
e. Menurunnya jumlah NPL 3. Pencapaian Apsek Komersil, melalui: a. Menciptakan jasa dan produk bank sesuai dengan permintaan pasar b. Peningkatan strategi pasar yang optimal serta membuka peluang pemasaran yang lebih luas. 4. Tersedianya SDM dan manajemen yang profesional, melalui: a. Peningkatan kualitas SDM dengan pelaksanaan pelatihan dengan materi yang tepat guna.
141
4.3.6.1 Kebutuhan Masukan, Proses dan Keluaran Bagi Strategi SI dan TI Tabel 4.17 SI Pemasaran Masukan
Proses
-
Data produk
-
Data promosi produk
-
Data lokasi pemasaran
-
Data situasi perkembangan pasar
-
Mencatat dan mengelola data produk
-
Membuat laporan tentang produk dan promosi produk
-
Mencatat dan mengelola data lokasi pemasran
-
Membuat laporan tentang lokasi pemasaran berkaitan dengan promosi produk
Keluaran
-
Dokumen produk
-
Dokumen promosi produk
-
Dokumen lokasi pemasaran
-
Laporan hasil promosi produk kepada pemimpin
-
Laporan tentang lokasi pemasaran berkaitan dengan promosi produk kepada pimpnan produk
-
Informasi analisis data
Tabel 4.18 SI Research dan Development Masukan
-
Data usulan kegiatan research dan development
-
Rencana prioritas kegiatan research dan development
-
Laporan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan research dan development
Proses
-
Laporan hasil evaluasi pelaksanaan research dan development
-
Laporan pemanfaatan hasil kegiatan research dan development
-
Mencatat dan mengelola data usulan kegiatan research dan development
-
Mencatat dan mengelola data rencana prioritas kegiatan research dan development
-
Mencatat hasil pelaksanaan kegiatan research dan development
-
Mencatat hasil evaluasi pelaksanaan research dan development
-
Mencatat dan mengelola data pemanfaatan hasil kegiatan
142
research dan development
Keluaran
-
Mendukung pengambilan keputusan strategis oleh pimpinan
-
Daftar usulan kegiatan research dan development
-
Daftar rencana prioritas kegiatan research dan development
-
Laporan perkembangan pelaksanaan dan evaluasi setiap kegiatan research dan development
-
Daftar
kegiatan
research
dan
development
yang
telah
dilaksanakan -
Daftar pemanfaatan hasil research dan development
-
Informasi yang dikoordinasikan
Tabel 4.19 SI Kepegawaian Masukan
Proses
-
Berkas administrasi para pegawai pada saat penerimaan
-
Data penggajian pegawai
-
Data peserta pendidikan dan latihan
-
Data materi pendidikan dan latihan
-
Data hasil penilaian kinerja pegawai
-
Data jabatan pegawai
-
Mengumpulkan, mencatat dan mengelola data para pegawai
-
Membuat daftar urutan jabatan pegawai
-
Membuat laporan gaji pegawai
-
Mencatat dan mengelola data pegawai yang menjalani pendidikan dan latihan
-
Menentukan materi dan jadual pelaksanaan pendidikan dan latihan
-
Membuat laporan daftar pegawai
-
Mendukung pengambilan keputusan bidang pengembangan profesi oleh pimpinan
-
Mendata
laporan
kegiatan
penyediaan
pegawai
termasuk
melakukan evaluasi kegiatan tahun lalu -
Mendukung
proses
pengambilan
keputusan strategis
pimpinan Keluaran
-
Rekapitulasi laporan dan evaluasi data pegawai
-
Daftar calon peserta pendidikan dan latihan
oleh
143
-
Laporan gaji pegawai per bulan
-
Rekapitulasi pegawai yang menjalani pendidikan dan latihan
-
Dokumentasi pendidikan dan latihan
-
Daftar hasil penilaian pendidikan dan latihan
-
Daftar nilai kinerja (performance) pegawai
-
Rekapitulasi laporan pelaksanaan pendidikan dan latihan
-
Informasi hasil analisis untuk pengembangan bidang profesi
-
Informasi hasil analisis data
-
Menampilkan Informasi
-
Mencari informasi
-
Komunikatif Interaktif
-
Pencatatan kunjungan
-
Link ke beberapa aplikasi web based
Proses
-
Request informasi
Keluaran
-
Informasi yang dibutuhkan
Tabel 4.20 Website Perusahaan Masukan
4.3.6.2 Usulan Arsitektur SI Arsitektur SI didesain untuk menggambarkan keterkaitan antara SI yang satu dengan yang lainnya agar saling terintergrasi. Usulan SI pada PT. BPR Mega Artha Sejahtera yaitu SI Research dan Development, SI Pemasaran, Website Perusahaan, SI Kepegawaian dan SI yang telah diimplementasikan yaitu SIAP (Sistem Akuntansi Perbankan). Keterkaitan dari SI tersebut yaitu informasiinformasi pada SI Research dan Development dan Website Perusahaan digunakan pada SI Pemasaran dalam memasarkan dan mempromosikan produk-produk. Calon nasabah yang berminat akan diproses oleh PT.BPR Mega Artha Sejahtera
144
dalam SIAP. Sedangkan SI Kepegawaian untuk memberikan pelatihan dan meningkatkan keahlian dalam penggunaan SIAP. SI Research dan Develoment
SI Pemasaran
SIAP
SI Kepegawaian
Website Perusahaan
Gambar 4.7 Arsitektur SI Usulan Pada PT. BPR Mega Artha Sejahtera
4.3.6.3 Usulan Jaringan Komputer Untuk kebutuhan arsitektur jaringan komputer pada PT. BPR Mega Artha Sejahtera membutuhakan firewall. Keberadaan firewall sangat penting dalam keamanan jaringan, terlebih jika di dalam komputer tersimpan data-data perusahaan yang bersifat rahasia. Firewall adalah suatu aturan yng diterapkan baik terhadap hardware, software, ataupun jaringan dengan tujuan untuk melindungi, baik dengan melakukan filterisasi, membatasi ataupun menolak suatu koneksi pada jaringan yang dilindunginya. Firewall memiliki tiga peran yaitu mengendalikan, mengamankan dan mencegah serangan pada jaringan. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Dengan adanya router, setiap paket data yang dipancarkan oleh sebuah node (komputer atau peranti lain) pada suatu jaringan akan diteruskan ke node yang ditujunya dalam jaringan lain
145
menggunakan jalur terpendek yag ada. Router juga terhubung dengan firewall, walau LAN terhubung terus dengan internet tetap dapat terlindungi dari serangan luar. Hub berfungsi sebagai penghubung komputer-komuter dan device peripheral (seperti komputer) dalam jaringan. Gambar arsitektur jaringan PT. BPR Mega Artha Sejahtera data dilihat pada gambar berikiut ini: Internet
Lantai 2
Hub
Hub
Printer Router
`
Firewall
`
`
Bag. Kredit
`
`
Bag. Umum
Hub
Server
Server Back Up
Lantai 1 Hub Hub
Printer
`
`
`
Printer
`
Bag. Operasional
`
`
Bag.Marketing
Gambar 4.8 Arsitektur Jaringan Komputer Usulan pada PT. BPR Mega Artha Sejahtera Rincian dari arsitektur jaringan komputer usulan yaitu: 1. 10 unit PC yang terdiri dari: a. 4 unit PC bagian Operasional; -
Dual core Pocessor
-
500 GB HDD
-
2 GB DDR3 RAM
-
Windows 7 Operation System
146
b. 2 unit PC bagian Marketing; -
Pentium IV Pocessor
-
250 GB HDD
-
1 GB DDR3 RAM
-
Windows XP Operation System
c. 2 buah PC bagian kredit; -
Dual core Pocessor
-
500GB HDD
-
2 GB DDR3 RAM
-
Windows 7 Operation System
d. 2 buah PC bagian Kredit; -
Dual core Processor
-
500 GB HDD
-
2 GB DDR3 RAM
-
Windows 7 Operation System
e. 2 buah PC bagian Umum. -
Pentium IV processor
-
250 GB HDD
-
1 GB DDR3 RAM
-
Windows XP Operation System
2. 2 Server yang terdiri dari: a. 1 unit server utama; -
2 GH Processor
147
-
8 GB Memory
-
500 GB HDD
-
Windows 2003 Operation System
b. 1 unit Server back up -
Dual Core Processor
-
2 GB DDR3 Memory
-
500 GB HDD
3. 5 buah Hub 10 yang terdiri dari: -
Hub yang menghubungkan ke server utama
-
Hub yang menghubungkan komputer bagian Operasional
-
Hub yang menghubungkan komputer bagian Marketing
-
Hub yang menghubungkan komputer bagian Umum
-
Hub yang menghubungkan komputer bagian Kredit
4. 1 buah firewall CISCO ASA5505 yang dihubungkan dengan router. 5. 3 buah printer EPSON EPL-6200L yang terdiri dari: -
1 buah printer bagian Operasional;
-
1 buah printer bagian Marketing;
-
1 buah printer bagian kredit dan umum
148
4.3.7 Prinsip Dasar/ Landasan bagi Operasional Strategis SI/TI 4.3.7.1
Landasan Kebijakan Operasional Investasi SI/TI Setiap investasi SI/TI yang digunakan harus jelas kebutuhan dan
penggunaannya. Setiap investasi SI/I harus dihitung dalam berapa lama akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
4.3.7.2
Landasan Kebijakan Operasional Pelatihan SI/TI SDM Organisasi Pelatihan SI/TI dibutuhkan pada masa uji coba aplikasi yang baru dibuat.
Pelatihan SI/TI hanya dilakukan untuk aplikasi baru dan pengembangan aplikasi.
4.3.8 Strategi Manajemen SI/TI Untuk mendukung Perencanaan Strategis Sistem Informasi SI/TI pada PT. BPR Mega Artha Sejahtera agar dapat berjalan lancar dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dapat tercapai maka struktur organisasi SI/TI perlu ditambahkan satu unit kerja lagi yaitu bagian SI/TI. Dimana saat ini PT. BPR Mega Artha Sejahtera masih menggunakan konsultan TI dari luar untuk masalah SI/TI perusahaan. Namun setiap waktu sistem-sistem ini harus di-update dan perlu maintenance secara terus menerus. Sedangkan jika memakai konsulatan TI dari luar perlu adanya kontrak terlebih dulu sehingga lambatnya tindakan dan hanya melakukan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang ada. Maka dari itu diperlukannya bagian Sistem dan Teknologi Informasi yang dapat mengontrol keadaan SI/TI perusahaan setiap saat.
149
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
DANA
UMUM
OPERASIONAL
MARKETING
KREDIT
BACK OFFICE
FRONT OFFICEFR
ADMINITRASI
ADMINISTRASI UMUM
SECURITY
Bag. Sistem danTeknologi Informamsi
KREDIT
OFFICE BOY
LEGAL
ADMINISTRASI KREDIT
PENGEMBANGAN SI/TI
Gambar 4.9 Usulan Struktur Organisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera
4.3.8.1 Tugas Pokok dan Fungsional Organisasi yang Mendukung Strategi SI/TI Usulan tugas pokok dan fungsional organisasi dari bagian SI/TI subbagian Pengembangan SI/TI yaitu: menyelenggarakan kegiatan perencanaan dan pemgembangan di bidang SI/TI untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun tugas pokok subbagian operasi SI/TI yaitu: 1.
Mengadministrasikan basis data
2. Mengadministrasikan jaringan 3. Memelihara sistem informasi yang ada di PT. BPR Mega Artha Sejahtera 4. Bekerjasama dengan unit kerja yang lain agar kinerja operasional perusahaan semakin meningkat dan efisien.
OPERASI SI/TI
150
Bagian SI/TI dikepalai oleh seorang manager yang membawahi subbagian pengembang SI/TI dan sub bagian operasi SI/TI. Diperlukan tambahan 2 personil pada masing- masing subbagian yang memiliki keahlian sebagai berikut: Keahlian yang diperlukan subbagian operasi SI/TI: 1. Membuat rancangan/desain software dan proses pengembangannya secara keseluruhan 2. Menguasai metode, best practice pemprograman dan tool/pemodelan pemprograman
seperti
OOP,
design
pattern,
UML
(kemampuan
membangun/mendesain) 3. Menguasai SQL, ERD dan RDBMS secara lebih mendalam 4. Memahami tentang arsitektur aplikasi dan teknologi terkini Keahlian yang diperlukan subbagian operasi SI/TI: 1. Menguasai secara mendalam software yang akan diimplementasikan 2. Menguasai sistem operasi yang dibutuhkan oleh software yang support 3. Memahami
instalasi
setting
dan
troubleshooting
software
yang
dimplementasikan
4.4
Strategi SI/TI
4.4.1 Value Bisnis Tujuan kegiatan ini adalah membuat prioritas berdasarkan target dan tujuan. Prioritas ditentukan berdsarkan value dan resiko dari sisi bisnis maupun teknis (Atmaja dalam Tarigan, 2007).
151
4.4.1.1 Sistem Informasi Pemasaran 1. Tangible – Measurable a. Meningkatnya jumlah penabung, deposan dan debitur b. Meningkatnya pendapatan perusahaan. 2. Tangible – Unmeasurable a. Mempercepat keputusan pemilihan lokasi pemasaran b. Mempermudah pemilihan media iklan yang paling efektif 3. Intangible – Measurable a. Mempermudah pencarian data-data produk b. Mempermudah evaluasi produk baru. c. Meningkatkan produktivitas kerja bagian marketing 4. Intangible – Unmeasurable a. Meningkatkan peluang untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas b. Mempermudah penyampaian dalam promosi produk.
4.4.1.2
Sistem Informasi Research dan Development
1. Tangible – Measurable a. Meningkatnya jumlah penabung dan deposan b. Meningkatkan jumlah dana yang disalurkan 2.
Tangible – Unmeasurable a. Mempercepat keputusan dalam penentuan kegiatan research dan development b. Bertambahnya produk yang sesuai kebutuhan konsumen
152
3. Intangible – Measurable a. Meningkatkan produktivitas pegawai b. Mempercepat mendapatkan informasi 4. Intangible – Unmeasurable a. Meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan nasabah b. Memperluas cakupan pasar
4.4.1.3 Sistem Informasi Kepegawaian 1. Tangible – Measurable a. Meningkatan pendapatan perusahaan b. Mengurangi biaya lembur. 2. Tangible – Unmeasurable a. Meningkatkan keamanan data dan informasi b. Mempercepat keputusan untuk memberikan pelatihan bagi para pegawai yang membutuhkan 3. Intangible – Measurable a. Mempercepat penyediaan informasi yang tepat b. Meningkatkan produkktivitas kerja pegawai 4. Intangible – Unmeasurable a. Membantu memperbaiki lingkungan perusahaan. b. Memberikan persepsi yang baik dari pegawai terhadap pelayanan yang diberikan.
153
4.4.1.4
Website Perusahaan
1. Tangible – Measurable a. Meningkatnya jumlah penabung, deposan dan debitur 2. Tangible – Unmeasurable a. Meningkatkan daya tarik sajian informasi 3. Intangible – Measurable a. Mempermudah komunikasi yang interaktif kepada nasabah b. Mempermudah pemberitahuan informasi BPR .
c. Mempermudah penyampaian dalam promosi produk
4. Intangible – Unmeasurable a. Meningkatkan peluang untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas Tabel 4.21 Potensi Manfaat Sistem Informasi Pemasaran KLASIFIKASI Potensi Manfaat 1
Meningkatnya jumlah
Aspek Manfaat
Domain
Value
Tangible- Measurable
Bisnis
Non-financial
Tangible- Measurable
Bisnis
Financial
Tangible- Unmeasurable
Teknologi
Non-financial
Tangible- Unmeasurable
Bisnis
Financial
Intangible- Measurable
Teknologi
Non-financial
Intangible- Measurable
Bisnis
Non-financial
penabung, deposan, dan debitur 2
Meningkatkan pendapatan perusahaan
3
Mempercepat keputusan pemilihan lokasi pemasaran
4
Mempermudah pemilihan media iklan yang paling efektif
5
Mempermudah pencarian data-data produk
6
Mempermudah evaluasi produk baru
154
7
Meningkatkan
Intangible- Measurable
Bisnis
Financial
Intangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-financial
Mempermudah penyampaian Intangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-financial
produktivutas kerja bagian marketing 8
Meningkatkan peluang untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas
9
dalam promosi produk.
Tabel 4.22 Potensi Manfaat SI Research dan Development KLASIFIKASI Potensi Manfaat 1
Meningkatnya jumlah
Aspek Manfaat
Domain
Value
Tangible- Measurable
Bisnis
Non-financial
Tangible- Measurable
Bisnis
Financial
Tangible- Unmeasurable
Teknologi
Non-financial
Tangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-financial
Intangible- Measurable
Bisnis
Finasial
Intangible- Measurable
Teknologi
Finansial
Intangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-financial
Intangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-financial
penabung dan deposan 2
Meningkatkan jumlah dana yang disalurkan
3
Mempercapat keputusan dalam penentuan kegiatan research dan development
4
Bertambahnya produk yang sesuai kebutuhan konsumen
5
Meningkakan produktivitas kerja pegawai
6
Mempercepat mendapatkan informasi
7
Meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan nasabah
8
Memperluas cakupan pasar
155
Tabel 4.23 Potensi Manfaat Sistem Informasi Kepegawaian KLASIFIKASI Potensi Manfaat 1
Meningkatkan pendapatan
Aspek Manfaat
Domain
Value
Tangible- Measurable
Bisnis
Financial
perusahaan. 2
Mengurangi biaya lembur.
Tangible- Measurable
Bisnis
Financial
3
Meningkatkan keamanan
Tangible- Unmeasurable
Teknologi
Non-financial
Tangible- Unmeasurable
Teknologi
Non-financial
Intangible- Measurable
Teknologi
Financial
Intangible- Measurable
Bisnis
Financial
Intangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-financial
Intangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-financial
data dan informasi 4
Mempercepat keputusan untuk memberikan pelatihan bagi para pegawai yang membutuhkan.
5
Mempercepat penyediaan informasi yang tepat
6
Meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
7
Membantu memperbaiki lingkungan perusahaan
8
Memberikan persepsi yang baik dari pegawai terhadap pelayanan yang diberikan
Tabel 4.24 Potensi Manfaat Website Perusahaan KLASIFIKASI Potensi Manfaat 1
Meningkatnya jumlah
Aspek Manfaat
Domain
Value
Tangible- Measurable
Bisnis
Financial
Tangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-Financial
Intangible- Measurable
Teknologi
Non-financial
penabung, deposan, dan debitur 2
Meningkatkan daya tarik sajian informasi
3
Mempermudah komunikasi yang
156
interaktif kepada nasabah 4
Mempermudah
Intangible- Measurable
Bisnis
Non-Finacial
pemberitahuan informasi BPR 5
Mempermudah penyampaian dalam promosi produk
Intangible- Measurable
Teknologi
Non-financial
6
Meningkatkan peluang
Intangible- Unmeasurable
Bisnis
Non-financial
untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas
4.4.2 Analisis Business Domain dan Technology Domain Analisis business domain dan technology domain dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner yang disebar dimaksudkan untuk memberikan bobot skor pada proyek (Sulistijo, 2001). Untuk mendapatkan nilai proyek, hasil perhitungan nilai korporat proyek dikalikan dengan bobot dari masing-masing area. Menurut Parker (1996), pembobotan nilai suatu proyek teknologi informasi adalah sebagai berikut: 1. Financial Values (FV) memiliki bobot +10 2. Strategic Values (SV) memiliki bobot +7 3. Stakeholder Values – Business Domain (SQ) memiliki bobot +1 4. Stakeholder Values – Technology Domain (SIT) memiliki bobot +2 5. Risk – Business Domain (RB) memiliki bobot -1 6. Risk – Technology Domain (RIT) memiliki bobot -6 Namun dalam perhitungan proyek ini financial value tidak dihitung. Lebih jelasnya dapat dilihat cara memperoleh skor seperti yang dijelaskan berikut ini.
157
4.4.2.1 Proyek SI Pemasaran Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh bagian Marketing. Sistem ini mendukung keputusan yang berkaitan dengan bauran pemasaran (marketing mix), yang mencakup: a) Produk (barang dan jasa) yang ditawarkan. b) Tempat yang menjadi sasaran pemasaran. c) Promosi yang perlu dilakukan. Dibawah ini disajikan hasil kuesioner dari 2 orang yang diperoleh terhadap proyek SI Pemasaran. 1. Nilai Strategis (Strategic Values) Nilai Stategis yang terkait dengan domain bisnis adalah Strategic Match, Competitive Advantage, Competitive Respon dan Management Information for CSF‟s. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut ini. Tabel 4.25 Hasil Kuesioner Nilai Strategis Strategic Values 1
Jumlah Pemilih
Rata-rata
0 1 2 3 4 5
nilai
Business Domain a) Strategic Match b) Competitive Advantage
2
1 1
3,5
1
2,5
1
c) Competitive Response
2
d) Management Information for CSF's
1 1
3 2.33
Technology Domain
Keterangan: Rata-rata nilai = Bobot X Pemilih 1 + Bobot X Pemilih 2 / Jumlah Pemilih (a.1)
158
2. Nilai Stakeholder (Stakeholder Values) Nilai Stakeholder yang terkait dengan domain bisnis adalah Service and Quality, Environmental Quality, Agility Learning and Empowerment, Cycle Time dan Mass Customization; sedangkan yang terkait dengan domain teknologi adalah Strategi IT Architecture. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut ini. Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder Stakeholder Values
Jumlah Pemilih
Rata-rata
0 1 2 3 4 5
nilai
1 Business Domain a) Service and Quality
1 1
1.5
b) Environment Quality
2
c) Agility, Learning dan Empowerment
1 1
d) Cycle Time e) Mass Customization
1
3
1
3.5 3
1 1
3.5
1 1
3,5
2 Technology Domain a) Strategic IT Architecture
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
3. Nilai Resiko Strategi Kompetisi (Competitive Strategy Risk) Nilai Resiko Strategi Kompetisi yang terkait dengan domain bisnis adalah Business Strategy Risk, sedangkan yang terkait dengan domain teknology adalah IT Strategy Risk. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.27 berikut ini.
159
Tabel 4.27 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi Competitive Strategy Risk 1
Jumlah Pemilih 0
1
2
3
Rata-rata nilai
5
Business Domain a) Business Strategy Risk
2
4
2
3
1
1,5
Technology Domain a) IT Strategy Risk
1
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
4. Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian (Organizational Strategy Risk and Uncertainty) Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian yang terkait dengan domain bisnis adalah Business Organizational Risk, sedangkan yang terkait dengan domain teknologi adalah IT Definitional Uncertainty, Technical and Implementation Risk dan IT Service Delivery Risk. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.28 Tabel 4.28 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian Jumlah Pemilih Organizational Strategy Risk and Uncertainty 1
1
1
1
2
3
4
5
Rata-rata nilai
Business Domain a) Business Organization Risk
2
0
0,5
Technology Domain a) IT Definitional Uncertainty
2
b) IT Technical and Implementation Risk c) IT Service Delivery Risk
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
3 3
2
2
160
Tabel 4.29 Rincian Resiko Implementasi TI (Technical and Implementation Risk) Jumlah Pemilih Technical and Implementation Risk A Keterampilan yang dibutuhkan
Rata- rata nilai
0 1 2 3 4 5 1 1
2,5
B
Ketergantungan pada perangkat keras
1
1
3
C
Ketergantungan pada perangkat lunak
1
1
3
2
4
D Perangkat Lunak Aplikasi E
Ketergantungan implementasi aplikasi
1 1
2,5
Rata-rata
3
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
Perhitungan Nilai Korporat Proyek 1. Strategic Match, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Sistem Informasi Pemsaran tidak mempunyai hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap pencapaian tujuan tersebut, tetapi Sistem Informasi Pemasaran merupakan sebuah sistem prasyarat terhadap sistem lainnya yang diharapkan akan mencapai tujuan strategis perusahaan. 2. Competitive
Advantage,
memperoleh
Informasi Pemasaran secara
langsung
nilai 2,5 karena memperbaiki
proyek Sistem
posisi
kompetisi
perusahaan dengan meningkatkan efisiensi dalam salah satu kegiatan yang strategis namun tidak meningkatkan efektivitas kegiatan penjualan dalam berkompetisi dengan pesaing. 3. Competitive Response, memperoleh nilai 3 karena proyek Sistem Informasi Pemasaran ditunda, perusahaan akan tetap mampu merespon perubahan yang diperlukan tanpa mempengaruhi posisi kompetitifnya; jika kehilangan sistem baru yang diusulkan, perusahaan tidak akan mengalami kesulitan kemampuan
161
merespon secara cepat dan efektif untuk berubah dalam lingkungan kompetitif. 4. Management Information for Critical Success Factors, memperoleh nilai 2,33 karena proyek Sistem Informasi Pemasaran memperbaiki waktu atau kualitas informasi yang digunakan pada salah satu CSF namun tidak berdampak pada keputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. 5. Service
and
Quality,
Informasi Pemasaran
memperoleh
nilai
1,5
karena
proyek Sistem
tidak berhubungan dengan peningkatan perbaikan
dalam pelayanan/kualitas, namun memiliki dampak positif dalam pelayanan terhadap sejumlah kecil pelanggan. Penundaan proyek, kemungkinan tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 6. Environmental
Quality,
memperoleh
nilai
3
karena
proyek Sistem
Informasi Pemasaran secara tidak langsung memiliki dampak kepada suatu lingkungan kerja perusahaan dan merupakan syarat untuk aktivitasaktivitas lain yang dapat memperbaiki lingkungan kerja perusahaan. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 7. Agility Learning and Empowerment, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Sistem Informasi Pemasaran tidak akan mempengaruhi posisi kompetitif, namun mengabaikan proyek tersebut akan mengakibatkan biaya meningkat. Kurangnya
inisiatif dalam kegesitan dan pemberdayaan menjadikan
perusahaan menjadi lambat dalam menanggapi perubahan iklim bersaing, akibat berkurangnya kompetensi inti.
162
8. Cycle Time, memperoleh nilai 3 karena karena proyek Sisem Informasi Pemasaran memperbaiki beberapa waktu di atas dan secara moderat memperbaiki posisi bersaing. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 9. Mass Customization, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Sisem Informasi Pemasaran meningkatkan ragam produk seperti hal-hal di atas dan secara moderat memperbaiki posisi bersaing.Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 10. Strategic IT Architecture, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Sisem Informasi Pemasaran merupakan bagian yang integral dari cetak biru perusahaan, dan mempunyai tingkat pengembalian modal yang sedang; proyek SI Pemasaran bukan merupakan prasyarat dari proyek-proyek lainnya yang termasuk dalam cetak biru perusahaan, dan terkait secara lemah dengan proyek-proyek prasyarat lainnya. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 11. Business Strategy Risk, memperoleh nilai 3 karena proyek Sisem Informasi Pemasaran memiliki resiko tingkat menengah dan membutuhkan perubahan moderat terhadap hubungan penyalur-pembeli tapi hubungannya erat. Ada tekanan dari luar yang mempengaruhi manfaat jangka panjang namun tidak mempengaruhi manfaat jangka pendek terhadap perusahaan. 12. IT Strategy Risk, memperoleh nilai 1,5 karena proyek Sisem Informasi Pemasaran
diketahui
interdependensi
dan
inkompatibilitasnya,
tetapi
163
berdampak kecil terhadap skenario masa depan. Tidak dibutuhkan kompetensi inti yang baru. 13. Business Organization Risk, memperoleh nilai 0,5 karena proyek Sisem Informasi Pemasaran domain bisnis organisasinya mempunyai rencana yang terformulasi dengan baik untuk engimplementasikan sistem yang diusulkan. Manajemennya memadai dan proses serta prosedurnya terdokumentasikan. Rencana kontijensi untuk proyek ada, serta produk atau nilai tambah kompetitif ditentukan dengan baik untuk pasar yang diketahui dengan jelas. 14. IT Definitional Uncertainty, memperoleh nilai 3 karena kebutuhan proyek Sistem Informasi Pemasaran cukup jelas. Spesifikasinya tidak jelas. Area yang ditelaah terbuka jelas. Perubahan hampir pasti dan selalu mendadak. 15. IT Technical and Implementation Risk, memperoleh nilai 3 karena proyek SI Pemasaran merupakan hal yang baru sehingga memerlukan keterampilan yang baru untuk staf terlebih bagi manajemen. Untuk perangkat keras ada tetapi beum dimanfaatkan dalam organisasi. Dibutuhkan beberapa fitur baru untuk mengoperasikan perangkat lunak, Beberapa interface yang rumit antar perangkat lunak mungkin dibutuhkan. Program lunak
tersedia
secara komersial tetapi kompleksitasnya tinggi atau perangkat lunak akan dikembangkan
dalam
perusahaan
dan
tingkat
kesulitannya
sedang.
Kemampuan aplikasi yang cukup tinggi dan baru cukup diperlukan untuk implementasi. 16. IT Services Delivery Risk, memperoleh nilai 2 karena proyek Sisem Informasi Pemasaran membutuhkan perubahan kecil pada beberapa elemen dari sistem
164
penghantaran layanan komputer. Beberapa investasi awal diperlukan untuk mengakomodasikan proyek ini. Investasi lanjutan untuk integrasi berikutnya dari Sistem Informasi Pemasaran ke lingkungan sistem informasi mungkin diperlukan. Sebelum dilakukan pembobotan maka dihitung terlebih dahulu total nilai di masing-masing area, seperti terlihat pada tabel 4.30. Tabel 4.30 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan SV SQ SIT RB RIT 2,83
2,9
3,5
1,75
2,37
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.30 dikalikan dengan bobot masing-masing area, seperti terlihat pada tabel 4.31. Tabel 4.31 Nilai Proyek Setelah Pembobotan SV SQ SIT RB RIT 19,81
2,9
7
-1,75
-14,22
Untuk memperoleh nilai total proyek maka dijumlahkan hasil yang terdapat pada setiap kolom sebagai berikut: Nilai Total Proyek = 19,81 + 3 + 7 – 1,75 – 14,22 = 13,74 Ringkasan lengkap Nilai Korporat dapat dilihat pada tabel 4.32. Tabel 4.32. Perhitungan Nilai Total Proyek Fakor SV SQ SIT RB +7 +1 +2 -1 Domain Bisnis 2,83 2,9 1,75
RIT -6
Domain Teknoogi
2,37
Total Skor Dimana:
3,5 19,81
2,9
7
-1,75
-14,22
Skor Proyek
13,74
165
SV: Strategic Values SQ: Stakeholder Values – Business Domain SIT: Stakeholder Values – Teknology Domain RB: Risk Domain RIT: Technology Domain
4.4.2.2 Proyek SI Research and Development Sistem Informasi Research and Development adalh sistem informasi yang dipakai oleh bagian Opeasional yang menyediakan informasi yang meliputi penelitian, pengembangan, pengkajian dan evaluasi setiap kegiatan Research and Deveopment, serta pengkajian dan penerapan imu dan teknogi dalam rangka peningkatan kemampuan operasional. Dibawah ini disajikan hasil kuesioner dari 2 orang yang diperoleh terhadap proyek Sistem Informasi Research and Development 1. Nilai Strategis (Strategic Values) Nilai Stategis yang terkait dengan domain bisnis adalah Strategic Match, Competitive
Advantage,
Competitive
Respon
dan
Management
Information for CSF‟s. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.33 berikut ini. Tabel 4.33 Hasil Kuesioner Nilai Strategis Jumlah Pemilih Strategic Values 1
0 1 2 3 4 5
Rata-rata nilai
Business Domain a) Strategic Match b) Competitive Advantage
1 1 1
1
c) Competitive Response
1 1
d) Management Information for CSF's
2
3,5 2 3,5 3
166
2
Technology Domain
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
2. Nilai Stakeholder (Stakeholder Values) Nilai Stakeholder yang terkait dengan domain bisnis adalah Service and Quality, Environmental Quality, Agility Learning and Empowerment, Cycle Time dan Mass Customization; sedangkan yang terkait dengan domain teknologi adalah Strategi IT Architecture. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.34 berikut ini. Tabel 4.34 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholders JumlahPemilih Stakeholder Values 1
0 1 2 3 4 5
Business Domain a) Service and Quality b) Environment Quality
2
3
1 1
2,5
c) Agility, Learning dan Empowerment
1 1
d) Cycle Time
2
e) Mass Customization 2
Rata-rata nilai
1
3,5 3
1
3
Technology Domain a) Strategic IT Architecture
1 1
3,5
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
3. Nilai Resiko Strategi Kompetisi (Competitive Strategy Risk) Nilai Resiko Strategi Kompetisi yang terkait dengan domain bisnis adalah Business Strategy Risk, sedangkan yang terkait dengan domain teknology adalah IT Strategy Risk. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.35 berikut ini.
167
Tabel 4.35 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi Jumlah Pemilih Competitive Strategy Risk 1
0 1 2 3 4 5
Business Domain a) Business Strategy Risk
2
Rata-rata nilai
1 1
1,5
Technology Domain a) IT Strategy Risk
2
2
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
4. Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian (Organizational Strategy Risk and Uncertainty) Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian yang terkait dengan domain bisnis adalah Business Organizational Risk, sedangkan yang terkait dengan domain teknologi adalah IT Definitional Uncertainty, Technical and Implementation Risk dan IT Service Delivery Risk. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.36. Tabel 4.36 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian
1
Organizational Strategy Risk and
Jumlah Pemilih
Rata-rata
Uncertainty
0 1 2 3 4 5
nilai
Business Domain a) Business Organization Risk
2
1 1
0,5
Technology Domain a) IT Definitional Uncertainty
1 1
1,5
b) IT Technical and Implementation Risk c) IT Service Delivery Risk
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
3 2
3
168
Tabel 4.37 Rincian Resiko Implementasi TI (Technical and Implementation Risk) Jumlah Pemilih 0 1 2 3 4 5
Technical and Implementation Risk A Keterampilan yang dibutuhkan
2
2
B
Ketergantungan pada perangkat keras
2
C
Ketergantungan pada perangkat lunak
1 1
D Perangkat Lunak Aplikasi E
Rata- rata nilai
1
Ketergantungan implementasi aplikasi
4 3,5 1
1 1
3 2,5
Rata-rata
3
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
Perhitungan Nilai Korporat Proyek 1. Strategic Match, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Sistem Informasi Research and Development tidak mempunyai hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap pencapaian tujuan tersebut, tetapi proyek Research dan Development merupakan sebuah sistem prasyarat terhadap sistem lainnya yang diharapkan akan mencapai tujuan strategis perusahaan. 2. Competitive
Advantage,
memperoleh
nilai
2
karena
proyek Sistem
Informasi Research and Development secara langsung memperbaiki posisi kompetisi
perusahaan dengan
meningkatkan
efisiensi dalam salah satu
kegiatan yang strategis namun tidak meningkatkan efektivitas kegiatan penjualan dalam berkompetisi dengan pesaing. 3. Competitive Response, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Sistem Informasi Research and Development ditunda, perusahaan akan tetap mampu merespon perubahan yang diperlukan tanpa mempengaruhi posisi kompetitifnya; jika kehilangan sistem baru yang diusulkan, perusahaan tidak akan mengalami
169
kesulitan kemampuan merespon secara cepat dan efektif untuk berubah dalam lingkungan kompetitif. 4. Management Information for Critical Success Factors, memperoleh nilai 3 karena proyek Sistem Informasi Research and Development memperbaiki waktu atau kualitas informasi yang digunakan pada salah satu CSF dan berdampak pada keputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. 5. Service and Quality, memperoleh nilai 3 karena proyek Sistem Informasi Research and Development secara tidak langsung berhubungan dengan peningkatan perbaikan dalam pelayanan/kualitas karena merupakan syarat untuk melakukan berbagai aktivitas yang langsung berhubungan dengan peningkatan pelayanan dan kualitas serta dapat memperbaiki citra perusahaan di mata para pelanggan. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 6. Environmental
Quality,
memperoleh
nilai
2,5
karena proyek Sistem
Informasi Research and Development secara tidak langsung memiliki dampak kepada suatu lingkungan kerja perusahaan dan merupakan syarat untuk aktivitas-aktivitas
lain
yang
dapat
memperbaiki
lingkungan
kerja
perusahaan. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 7. Agility Learning and Empowerment, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Sistem Informasi
Research and Development tidak akan mempengaruhi
posisi kompetitif, namun mengabaikan proyek tersebut akan mengakibatkan biaya meningkat. Kurangnya inisiatif dalam kegesitan dan pemberdayaan
170
menjadikan perusahaan menjadi lambat dalam menanggapi perubahan iklim bersaing, akibat berkurangnya kompetensi inti. 8. Cycle Time, memperoleh nilai 3 karena karena proyek Sistem Informasi Research and Development memperbaiki beberapa waktu (mempersingkat waktu pengembangan,
produksi atau pengiriman barang atau jasa dari
perusahaan ke pelanggan, pemasok, atau unit kerjasama lainnya) dan secara moderat memperbaiki posisi bersaing. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 9. Mass Customization, memperoleh nilai 3 karena proyek Sistem Informasi Research and Development meningkatkan ragam produk seperti hal-hal di atas dan secara moderat memperbaiki posisi bersaing. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 10. Strategic IT Architecture, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Sistem Informasi Research and Development merupakan bagian yang integral dari cetak biru perusahaan, dan mempunyai tingkat pengembalian modal yang sedang; proyek Sistem Informasi Research and Development bukan merupakan prasyarat dari proyek-proyek lainnya yang termasuk dalam cetak biru perusahaan, dan terkait secara lemah dengan proyek- proyek prasyarat lainnya. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 11. Business Strategy Risk, memperoleh nilai 1,5 karena proyek Sistem Informasi Research
and
Development
Diketahui
interdependensi
dan
inkompatibilitasnya, tetapi berdampak moderat terhadap skenario masa depan.
171
Tidak dibutuhkan kompetensi inti yang baru. Kompetensi inti yang dimiliki memperkuat proyek Sistem Informasi Research dan Development. 12. IT Strategy Risk, memperoleh nilai 2 karena proyek Sistem Informasi Research
and
Development
diketahui
interdependensi
dan
inkompatibilitasnya, tetapi berdampak kecil terhadap skenario masa depan. Tidak dibutuhkan kompetensi inti yang baru. Kompetensi inti yang dimiliki memperkuat proyek Sistem Informasi Research dan Development. 13. Business Organization Risk, memperoleh nilai 0,5 karena proyek SI Pemasaran
domain
bisnis
organisasinya
terformulasi dengan baik untuk diusulkan.
Manajemennya
mempunyai
rencana
yang
mengimplementasikan
sistem
yang
memadai
dan
proses
serta
prosedurnya
terdokumentasikan. Rencana kontijensi untuk proyek ada, serta produk atau nilai tambah kompetitif ditentukan dengan baik untuk pasar yang diketahui dengan jelas. 14. IT Definitional Uncertainty, memperoleh nilai 1,5 karena kebutuhan proyek Sistem Informasi
Research and Development cukup jelas. Spesifikasinya
cukup jelas. Tidak diperlukan persetujuan secara formal. Area yang ditelaah terbuka jelas. Probabilitasnya rendah untuk perubahan-perubahan yang tidak bersifat rutin. 15. IT Technical and Implementation Risk, memperoleh nilai 3 karena proyekSistem Informasi Research and Development merupakan hal yang baru sehingga
memerlukan keterampilan yang baru untuk staf terlebih bagi
manajemen. Untuk perangkat keras ada tetapi beum dimanfaatkan dalam
172
organisasi. Dibutuhkan beberapa fitur baru untuk mengoperasikan perangkat lunak, beberapa interface yang rumit antar perangkat lunak mungkin dibutuhkan. Program lunak tersedia secara komersial tetapi kompleksitasnya tinggi atau perangkat lunak akan dikembangkan dalam perusahaan dan tingkat kesulitannya sedang. Kemampuan aplikasi yang cukup tinggi dan baru cukup diperlukan untuk implementasi. 16. IT Services Delivery Risk,
memperoleh nilai 3 karena proyek Sistem
Informasi Research and Development membutuhkan perubahan lebih besar pada beberapa elemen dari sistem penghantaran layanan komputer. Beberapa investasi awal diperlukan untuk mengakomodasikan proyek ini. Investasi lanjutan untuk integrasi berikutnya dari proyek SI Research dan Development ke lingkungan sistem informasi akan diperlukan. Sebelum dilakukan pembobotan maka dihitung terlebih dahulu total nilai di masing-masing area, seperti terlihat pada tabel 4.38. Tabel 4.38 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan SV 3
SQ 3
SIT 3,5
RB 1
RIT 2,37
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.38 dikalikan dengan bobot masing-masing area, seperti terlihat pada tabel 4.39 Tabel 439 Nilai Proyek Setelah Pembobotan SV 21
SQ 3
SIT 7
RB -1
RIT -14,22
Untuk memperoleh nilai total proyek maka dijumlahkan hasil yang terdapat pada setiap kolom sebagai berikut:
173
Nilai Total Proyek = 21 + 3 + 7 – 1 – 14,22 = 15,78 Ringkasan lengkap Nilai Korporat dapat dilihat pada tabel 4.40. Tabel 4.40 Perhitungan Nilai Total Proyek Fakor
SV +7 3
Domain Bisnis
SQ +1 3
SIT +2
Domain Teknoogi
RB -1 1
3,5
Total Skor
21
3
RIT -6
Skor Proyek
2,37
7
-1
-14,22
15,78
Dimana: SV: Strategic Values SQ: Stakeholder Values – Business Domain SIT: Stakeholder Values – Teknology Domain RB: Risk Domain RIT: Technology Domain
4.2.2.3 Proyek SI Kepegawaian Sistem
Informasi
Kepegawaian
adalah
sistem
informasi
yang
menyediakan informasi yang dipakai bagian Umum. Sistem ini meliputi database pegawai, absensi, penggajian, pelatihan, penilaian kinerja pegawai,dan daftar jabatan pegawai. Dibawah ini disajikan hasil kuesioner dari 2 orang yang diperoleh terhadap proyek SI Kepegawaian 1. Nilai Strategis (Strategic Values) Nilai Stategis yang terkait dengan domain bisnis adalah Strategic Match, Competitive
Advantage,
Competitive
Respon
dan
Management
Information for CSF‟s. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.41 berikut ini.
174
Tabel 4.41 Hasil Kuesioner Nilai Strategis Straegic Values 1
Jumlah Pemilih
Rata-rata
0 1 2 3 4 5
nilai
Business Domain a) Strategic Match
1
b) Competitive Advantage c) Competitive Response
1
d) Management Information for CSF's 2
1
2
2
3,5
1
2
1 1
2,5
Technology Domain
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
2. Nilai Stakeholder (Stakeholder Values) Nilai Stakeholder yang terkait dengan domain bisnis adalah Service and Quality, Environmental Quality, Agility Learning and Empowerment, Cycle Time dan Mass Customization; sedangkan yang terkait dengan domain teknologi adalah Strategi IT Architecture. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.42 berikut ini. Tabel 4.42 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder Stakeholder Values 1
Jumlah Pemilih
Rata-rata
0 1 2 3 4 5
nilai
Business Domain a) Service and Quality
2
3
b) Environment Quality
2
3
1
2
c) Agility, Learning dan Empowerment
1
d) Cycle Time e) Mass Customization 2
1 1
2,5
2
1
Technology Domain a) Strategic IT Architecture
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
1
1
3
175
3. Nilai Resiko Strategi Kompetisi (Competitive Strategy Risk) Nilai Resiko Strategi Kompetisi yang terkait dengan domain bisnis adalah Business Strategy Risk, sedangkan yang terkait dengan domain teknology adalah IT Strategy Risk. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.43 berikut ini. Tabel 4.43 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi Competitive Strategy Risk 1
Jumlah Pemilih
Rata-rata
0 1 2 3 4 5
nilai
Business Domain a) Business Strategy Risk
2
1
1
2
Technology Domain a) IT Strategy Risk
2
2
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
4. Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian (Organizational Strategy Risk and Uncertainty) Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian yang terkait dengan domain bisnis adalah Business Organizational Risk, sedangkan yang terkait dengan domain teknologi adalah IT Definitional Uncertainty, Technical and Implementation Risk dan IT Service Delivery Risk. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.44. Tabel 4.44 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian Organizational Strategy Risk and Uncertainty 1
0 1 2 3 4 5
Rata-rata nilai
Business Domain a) Business Organization Risk
2
Jumlah Pemilih
Technology Domain
2
0
176
a) IT Definitional Uncertainty
2
2
b) IT Technical and Implementation Risk
2,7
c) IT Service Delivery Risk
2
2
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
Tabel 4.45 Rincian Resiko Implementasi TI (Technical and Implementation Risk) Technical and Implementation Risk
Jumlah Pemilih
Rata- rata
0 1 2 3 4 5
nilai
1 1
2,5
A Keterampilan yang dibutuhkan B
Ketergantungan pada perangkat keras
C
Ketergantungan pada perangkat lunak
1 1 1
1
D Perangkat Lunak Aplikasi E
1 1
Ketergantungan implementasi aplikasi
3,5 3 3,5
2
1
Rata-rata
2,7
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
Perhitungan Nilai Korporat Proyek 1. Strategic Match, memperoleh nilai 2 karena proyek Sistem Kepegawaian tidak mempunyai hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap pencapaian tujuan tersebut, tetapi proyek Sistem Informasi Kepegawaian merupakan sebuah sistem prasyarat terhadap sistem lainnya yang diharapkan akan menghasilkan sebagian dari tujuan strategis perusahaan. 2. Competitive
Advantage,
Kepegawaian memiliki
memperoleh beberapa
nilai
derajat
3,5
pengaruh
karena dalam
proyek SI perbaikan
kegiatan penjualan di dalam berkompetisi. 3. Competitive Response, memperoleh nilai 2 karena penundaan proyek Sistem Informasi
tidak
akan
berpengaruh
pada
posisi
kompetitif,
tetapi
177
bagaimanapun juga biaya tenaga kerja mungkin akan meningkat untuk mendapatkan hasil yang sama secara substantial. 4. Management Information for Critical Success Factors, memperoleh nilai 2,5 karena proyek Sistem Informasi Kepegawaian memperbaiki waktu atau kualitas informasi yang digunakan pada salah satu CSF namun tidak berdampak pada keputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. 5. Service and Quality, memperoleh nilai 3,5 karena proyek proyek SI Kepegawaian tidak
berhubungan dengan peningkatan perbaikan dalam
pelayanan/kualitas, namun memiliki
dampak
positif dalam pelayanan
terhadap banyak pelanggan sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan di mata para pelanggan. Penundaan proyek, secara substansi, tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 6. Environmental
Quality,
memperoleh
nilai
3,5
karena
proyek SI
Kepegawaian secara tidak langsung memiliki dampak kepada suatu lingkungan kerja perusahaan dan merupakan syarat untuk aktivitas-aktivitas lain yang dapat memperbaiki lingkungan kerja perusahaan. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 7. Agility Learning and Empowerment, memperoleh nilai 2 karena proyek SI Kepegawaian tidak
akan
berpengaruh
pada
posisi
kompetitif, tetapi
bagaimanapun juga biaya tenaga kerja mungkin akan meningkat untuk mendapatkan hasil yang sama; namun menurunkan kompetensi inti yang tidak utama.
178
8. Cycle Time, memperoleh nilai 2,5 karena proyek SI Kepegawaian tidak berhubungan dalam setiap perbaikan mempersingkat waktu hal-hal seperti di atas namun memperbaiki efisiensi operasi yang berkaitan dengan suatu area yang strategis. Penundaan proyek, secara substansi, tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 9. Mass Customization, memperoleh nilai 1 karena proyek SI Kepegawaian tidak berhubungan dalam setiap perbaikan meningkatkan ragam produk seperti: perbaikan meningkatkan ragam produk baik dalam tahapan pengembangan, produksi atau pengiriman barang atau jasa dari perusahaan ke pelanggan, pemasok, atau unit kerjasama lainnya. Penundaan proyek tidak memiliki konsekuensi dalam persaingan, namun dapat memperbaiki efisiensi operasi yang
berkaitan dengan kemampuan bersaing.
Penundaan proyek,
kemungkinan tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 10. Strategic IT Architecture, memperoleh
nilai
3 karena
proyek SI
Kepegawaian merupakan bagian yang integral dari cetak biru perusahaan, dan mempunyai tingkat pengembalian modal yang sedang; Sistem Informasi Kepegawaian bukan merupakan prasyarat dari proyek-proyek lainnya yang termasuk dalam cetak biru perusahaan, dan terkait secara lemah dengan proyek-proyek
prasyarat
lainnya. Penundaan
proyek
dapat sedikit
merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 11. Business Strategy Risk, memperoleh nilai 2 karena proyek SI Kepegawaian merepresentasikan perbedaan yang dimiliki dengan pemimpin industri. Meski
179
awalnya kacau, baik penyalur dan pembeli menyadari keuntungan jangka panjang. 12. IT Strategy Risk, memperoleh nilai 2 karena proyek SI Kepegawaian diketahui interdependensi dan inkompatibilitasnya, tetapi berdampak kecil terhadap skenario masa depan. Tidak dibutuhkan kompetensi inti yang baru Kompetensi inti yang dimiliki memperkuat proyek Sistem Informasi Kepegawaian. 13. Business Organization Risk, memperoleh nilai 0 karena proyek proyek SI Kepegawaian domain bisnis organisasinya mempunyai rencana yang terformulasi dengan baik untuk mengimplementasikan sistem yang diusulkan. Manajemennya memadai dan proses serta prosedurnya terdokumentasikan. Rencana kontijensi untuk proyek ada, serta produk atau nilai tambah kompetitif ditentukan dengan baik untuk pasar yang diketahui dengan jelas. 14. IT Definitional Uncertainty, memperoleh nilai 2 karena Kebutuhan proyek Proyek Sistem Informasi Kepegawaian cukup jelas. Spesifikasinya cukup jelas. Area yang ditelaah terbuka jelas. Perubahan-perubahan yang tidak bersifat rutin probabilitasnya bisa dimengerti. 15. IT Technical and Implementation Risk, memperoleh nilai 2,7 karena proyek SI Kepegawaian merupakan hal yang baru sehingga memerlukan keterampilan yang baru untuk staf dan manajemen. Untuk perangkat kerasnya ada dan telah diuji tetapi belum dimanfaatkan. Dibutuhkan interface
baru
antar
perangkat
lunak,
beberapa
dan mungkin membutuhkan
pemrograman yang rumit. Program telah tersedia secara komersial dengan
180
modifikasi sedang, atau programtelah ada di perusahaan tetapi diperlukan modifikasi yang diperluas, atau perangkat lunak akan dikembangkan dalam perusahaan dengan kompleksitas rancangan minimal tetapi pemrogramannya kompleks. Tingkat pemrograman untuk implementasi aplikasi dinilai sangat sulit. 16. IT Services Delivery Risk, memperoleh nilai 2 karena dibutuhkan perubahan kecil pada beberapa elemen dari sistem penghantaran layanan komputer. Beberapa investasi awal diperlukan untuk mengakomodasikan proyek ini. Investasi lanjutan untuk integrasi berikutnya dari Sistem Informasi Kepegawaian ke lingkungan sistem informasi mungkin diperlukan. Sebelum dilakukan pembobotan maka dihitung terlebih dahulu total nilai di masing-masing area, seperti terlihat pada tabel 4.46. Tabel 4.46. Nilai Proyek Sebelum Pembobotan SV 2,5
SQ 2,3
SIT 3
RB 1
RIT 2,17
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.46 dikalikan dengan bobot masing-masing area, seperti terlihat pada tabel 4.47. Tabel 4.47. Nilai Proyek Setelah Pembobotan SV 17,5
SQ 2,3
SIT 6
RB -1
RIT -13,02
Untuk memperoleh nilai total proyek maka dijumlahkan hasil yang terdapat pada setiap kolom sebagai berikut: Nilai Total Proyek = 17,5 + 2,3 + 6 – 1 – 13,02 = 11,78 Ringkasan lengkap Nilai Korporat dapat dilihat pada tabel 4.48.
181
Tabel 4.48 Perhitungan Nilai Total Proyek Fakor
SV +7 2,5
Domain Bisnis
SQ +1 2,3
Domain Teknoogi
SIT +2
RB -1 1
RIT -6
3
Total Skor
17,5
2,33
6
Skor Proyek
2,17 -1
-13,02
11,78
Dimana: SV: Strategic Values SQ: Stakeholder Values – Business Domain SIT: Stakeholder Values – Teknology Domain RB: Risk Domain RIT: Technology Domain
4.4.2.4 Proyek Website Perusahaan Website berisi informasi-informasi BPR Mega Artha Sejahtera dalam bentuk
halaman
browser
seperti
profil
perusahaan,
produk
layanan,
laporan,berita,kontak dan buku tamu. Dibawah ini disajikan hasil kuesioner dari 2 orang yang diperoleh terhadap proyek pembuatan website. 1. Nilai Strategis (Strategic Values) Nilai Stategis yang terkait dengan domain bisnis adalah Strategic Match, Competitive
Advantage,
Competitive
Respon
dan
Management
Information for CSF‟s. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.49 berikut ini.
182
Tabel 4.49 Hasil Kuesioner Nilai Strategis Strategic Values 1
Jumlah Pemilih
Rata-rata
0 1 2 3 4 5
nilai
Business Domain a) Strategic Match
2
b) Competitive Advantage c) Competitive Response
1 1 1
3,5
1
d) Management Information for CSF's 2
4
3
1 1
3,5
Technology Domain
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
2. Nilai Stakeholder (Stakeholder Values) Nilai Stakeholder yang terkait dengan domain bisnis adalah Service and Quality, Environmental Quality, Agility Learning and Empowerment, Cycle Time dan Mass Customization; sedangkan yang terkait dengan domain teknologi adalah Strategi IT Architecture. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.50 berikut ini. Tabel 4.50 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder Stakeholder Values
Jumlah Pemilih
Rata-rata
0 1 2 3 4 5
nilai
1 Business Domain a) Service and Quality
2
b) Environment Quality
1 1
c) Agility, Learning dan Empowerment
2
d) Cycle Time e) Mass Customization
1 1 1 1
2 3,5 4 3,5 3
2 Technology Domain a) Strategic IT Architecture
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
1 1
3,5
183
3. Nilai Resiko Strategi Kompetisi (Competitive Strategy Risk) Nilai Resiko Strategi Kompetisi yang terkait dengan domain bisnis adalah Business Strategy Risk, sedangkan yang terkait dengan domain teknology adalah IT Strategy Risk. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.51 berikut ini. Tabel 4.51 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi Competitive Strategy Risk 1
Jumlah Pemilih 0
1
3
4
5
Business Domain b) Business Strategy Risk
2
2
Rata-rata nilai
2
2
1
1,5
Technology Domain a) IT Strategy Risk
1
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
4. Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian (Organizational Strategy Risk and Uncertainty) Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian yang terkait dengan domain bisnis adalah Business Organizational Risk, sedangkan yang terkait dengan domain teknologi adalah IT Definitional Uncertainty, Technical and Implementation Risk dan IT Service Delivery Risk. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.52 Tabel 4.52 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian Jumlah Pemilih Organizational Strategy Risk and Uncertainty 1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
Rata-rata nilai
Business Domain b) Business Organization Risk
2
0
0,5
Technology Domain d) IT Definitional Uncertainty
0,5
184
e) IT Technical and Implementation Risk
2,4
f) IT Service Delivery Risk
1
1
2,5
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
Tabel 4.53 Rincian Resiko Implementasi TI (Technical and Implementation Risk) Jumlah Pemilih Technical and Implementation Risk A Keterampilan yang dibutuhkan B
Ketergantungan pada perangkat keras
C
Ketergantungan pada perangkat lunak
0 1 2 3 4 5 2 2
E
1 1
Ketergantungan implementasi aplikasi
2 2
1 1
D Perangkat Lunak Aplikasi
Rata- rata nilai
2
Rata-rata
3,5 3,5 1 2,4
Keterangan: Rata-rata nilai lihat a.1
Perhitungan Nilai Korporat Proyek 1. Strategic Match, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Website secara langsung akan mencapai sebagian dari tujuan strategis perusahaan yang telah ditetapkan. 2. Competitive Advantage,
memperoleh nilai 3,5 karena
proyek Website
memiliki beberapa derajat pengaruh dalam perbaikan kegiatan penjualan di dalam berkompetisi dengan pesaing. 3. Competitive Response, memperoleh nilai 3 karena proyek Website ditunda, perusahaan akan tetap mampu merespon perubahan yang diperlukan tanpa mempengaruhi posisi kompetitifnya; jika kehilangan sistem baru yang diusulkan, perusahaan tidak akan mengalami kesulitan kemampuan merespon secara cepat dan efektif untuk berubah dalam lingkungan kompetitif.
185
4. Management Information for Critical Success Factors, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Website memperbaiki waktu atau kualitas informasi yang digunakan pada salah satu CSF dan berdampak pada keputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. 5. Service and Quality, memperoleh nilai 2 karena proyek Website tidak berhubungan dengan peningkatan perbaikan dalam pelayanan/kualitas, namun memiliki dampak positif dalam pelayanan terhadap banyak pelanggan sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan di mata para pelanggan. Penundaan proyek, secara substansi, tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 6. Environmental Quality, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Website secara tidak langsung memiliki dampak kepada suatu lingkungan kerja perusahaan dan
merupakan
syarat
untuk
aktivitas-aktivitas
lain yang
dapat
memperbaiki lingkungan kerja perusahaan. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan 7. Agility Learning and Empowerment, memperoleh nilai 4 karena proyek Website mungkin berpengaruh terhadap keunggulan bersaing perusahaan di masa yang akan datang; atau kehilangan peluang kompetitif. Kesuksesan kegiatan perusahaan saat ini mungkin akan menurun disebabkan berkurangnya ketangkasan dan pemberdayaan serta hilangnya kompetensi inti yang utama. 8. Cycle Time, memperoleh nilai 3,5 karena karena proyek Website memperbaiki beberapa waktu di atas dan secara moderat memperbaiki posisi bersaing. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan.
186
9. Mass
Customization,
memperoleh
nilai
3
karena
proyek
Website
meningkatkan ragam produk seperti hal-hal di atas dan secara moderat memperbaiki posisi bersaing.Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 10. Strategic IT Architecture, memperoleh nilai 3,5 karena proyek Website merupakan bagian yang mempunyai
tingkat
integral dari cetak biru perusahaan,
pengembalian
modal
yang
sedang;
dan
proyek SI
Pemasaran bukan merupakan prasyarat dari proyek-proyek lainnya yang termasuk dalam cetak biru perusahaan, dan terkait secara lemah dengan proyek-proyek prasyarat lainnya. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 11. Business Strategy Risk, memperoleh nilai 2 karena proyek Website Kepegawaian merepresentasikan perbedaan yang dimiliki dengan pemimpin industri.
Meski awalnya kacau, baik penyalur dan pembeli menyadari
keuntungan jangka panjang 12. IT Strategy Risk, memperoleh nilai 1,5 karena proyek Website diketahui interdependensi dan inkompatibilitasnya, tetapi berdampak kecil terhadap skenario masa depan. Tidak dibutuhkan kompetensi inti yang baru. 13. Business Organization Risk, memperoleh nilai 0,5 karena proyek Website domain bisnis organisasinya mempunyai rencana yang terformulasi dengan baik untuk engimplementasikan
sistem yang diusulkan. Manajemennya
memadai dan proses serta prosedurnya terdokumentasikan. Rencana kontijensi
187
untuk proyek ada, serta produk atau nilai tambah kompetitif ditentukan dengan baik untuk pasar yang diketahui dengan jelas. 14. IT Definitional Uncertainty, memperoleh nilai 0,5 karena kebutuhan proyek Website terdefinisi dengan jelas. Spesifikasinya jelas dan disetujui. Area yang ditelaah terbuka jelas. Probabilitas tidak adanya perubahan tinggi. 15. IT Technical and Implementation Risk, memperoleh nilai 2,4 karena proyek Website merupakan hal yang baru Dibutuhkan keterampilan baru untuk staf dan manajemen, Perangkat kerasnya ada dan telah diuji, tetapi belum pernah dimanfaatkan. Dibutuhkan beberapa interface baru antar perangkat lunak, dan mungkin membutuhkan pemrograman yang rumit. Program telah tersedia secara komersial dengan modifikasi sedang, atau program telah ada di perusahaan tetapi diperlukan modifikasi yang diperluas, atau perangkat lunak akan dikembangkan dalam perusahaan dengan kompleksitas rancangan minimal tetapi pemrogramannya kompleks, dan Tingkat pemrograman sangat sulit. 16. IT Services Delivery Risk, memperoleh nilai 2,5 karena proyek Website membutuhkan
perubahan
kecil
pada
beberapa
elemen
dari
sistem
penghantaran layanan komputer. Beberapa investasi awal diperlukan untuk mengakomodasikan proyek ini. Investasi lanjutan untuk integrasi berikutnya dari Sistem Informasi Pemasaran ke lingkungan sistem informasi mungkin diperlukan. Sebelum dilakukan pembobotan maka dihitung terlebih dahulu total nilai di masing-masing area, seperti terlihat pada tabel 4.54.
188
Tabel 4.54 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan SV SQ SIT RB RIT 3,5
3,2
3,5
1,25
1,72
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.54 dikalikan dengan bobot masing-masing area, seperti terlihat pada tabel 4.55. Tabel 4.55 Nilai Proyek Setelah Pembobotan SV SQ SIT RB RIT 24,5
3,2
7
-1,25
-10,32
Untuk memperoleh nilai total proyek maka dijumlahkan hasil yang terdapat pada setiap kolom sebagai berikut: Nilai Total Proyek = 24,5+ 3,2 + 7 – 1,25 – 14,22 = 23,13 Ringkasan lengkap Nilai Korporat dapat dilihat pada tabel 4.32. Tabel 4.56. Perhitungan Nilai Total Proyek Fakor SV SQ SIT RB +7 +1 +2 -1 Domain Bisnis 3,5 3,2 1,25
RIT -6
Domain Teknoogi
1,72
Total Skor
3,5 24,5
3,2
Dimana: SV: Strategic Values SQ: Stakeholder Values – Business Domain SIT: Stakeholder Values – Teknology Domain RB: Risk Domain RIT: Teknology Domain
7
-1,25
-10,32
Skor Proyek
23,13
189
4.4.3 Prioritas Solusi Strategis SI/TI Dari analisis terhadap keempat proyek dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera maka semua proyeklayak untuk dimplementasika seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.57 Perbandingan Hasil Nilai Proyek No
Nama Proyek
1
SI Pemasaran
2
SI Research and Development
3 4
Analisis Business Analisis Technology Total Proyek Domain Domain 20,96 -7,22 13,74 23
-7,22
15,78
SI Kepegawaian
18,88
-7,02
11,78
Website Perusahaan
31,7
-11,57
20,13
Dari tabel 4.57 diperoleh niai total proyek yang menentukan prioritas pemenuhan kenutuhan informasi yang dilaksanakan sebagai Perencanaan Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi kebutuhan PT. BPR Mega Artha Seahtera yaitu: 1.
Website Perusahaan
2.
SI Research and Development
3.
SI Pemasaran
4.
SI Kepegawaian
4.4.4 Pendetilan Solusi Startegis SI/TI 1. Website Perusahaan Berkembangnya teknologi saat ini membuat interaksi baru dan sebuah jaringan bisnis dunia tanpa batas ruang dan waktu. Perkembangan teknologi yang disebut internet dapat menunjang efektivitas dan efesiensi operasional PT. BPR Mega Artha Sejahtera, terutama perannya sebagai sarana komunikasi, publikasi
190
serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh para calon nasabah dan nasabah. Maka dari itu website melalui internet dapat dijadikan sebagai strategi sistem informasi sebagai media promosi dan publikasi kepada calon nasabah dan nasabah PT. BPR Mega Artha Sejahtera tanpa harus mendatangi kantor BPR dan yang lebih penting informasi dapat diakses kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Index
Profil BPR
Home
Deskripsi Singkat BPR
Prodk Layanan
Laporan
Sejarah BPR
Tabungan
Lap.keuangan 2010
Visi, Misi
Deposito
Lap.keuangan 2009
Strukrur Organisasi
Kredit
Lap.keuangan 2008
Berita
Berita-berita terkini
Kontak Kami
Alamat kantor, nomor telepon, faximili dan emeil
Buku tamu
Saran dan komentar dari pengunjung
Gambar 4.9 Struktur website BPR Mega Artha Sejahtera
Keterangan 1. Home Tampilan awal yang berisi ucapan selamat datang, deskrisi singkat tentang BPR Mega Artha Sejahtera 2. Profil BPR Berisi informasi tentang sejarah, tujuan visi misi dan struktur BPR Mega Artha Sejahtera.
191
3. Produk Layanan Berisikan produk BPR yang ditawarkan oleh BPR Mega Artha Sejahtera seperti tabungan, deposito terdiri dari: deposito 1 bulan; depositi 3 bulan; deposito 5 bulan, kredit terdiri dari: kredit konsumtif, kredit kredit modal kerja, dan pembiayaan kembali. 4. Laporan Berisikan laporan keuangan tiga tahun terakhir yang ada di PT. BPR Mega Artha Sejahtera 5. Berita Berisi berita-berita terkini yang ada di BPR Mega Artha Sejahtera 6. Kontak Kami Terdapat alamat kantor, nomor telepon, faximili dan email yang bisa dihubungi. 7. Buku Tamu Digunakan nasabah untuk memberikan saran dan komentar setelah mengunjungi website BPR Mega Artha Sejahtera.
2. Sistem Informasi Research and Development Dari tahun ke tahun jumlah UKM di Cilegon semakin bertambah. Sektor usaha yang digeluti meliputi perdagangan, jasa industri pengolahan dan pertanian. Jenis produk-produk tersebut antara lain: a. Aneka makanan: emping, ceplis, kacang tanah, sate bebek, sate bandeng, jahe, telur asin dan lain-lain.
192
b. Aneka konveksi: kaos, baju muslim, batik, kerudung, tirai, sarung bantal, dan lain-lain. c. Industri kecil: Kasur busa motif, kompor batu bara, bata, genteng dan lainlain Dari banyaknya macam-macam UKM yang digeluti masyarakat Cilegon maka BPR Mega Artha Sejahtera perlu melakukan research and development terhadap produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan sehingga masyarakat tertarik dengan produk- produk BPR. Dengan mengetahui kebutuhan nasabah terhadap produk BPR dapat diketahui harapan mereka yang harus dipenuhi. Selain itu research dan development juga mengkaji SI/TI pada BPR Mega Artha Sejahtera agar menghasilkan kinerja yang optimal kedepannya. Maka dari itu, Sistem Informasi Research dan Development dapat memberikan kemudahan dalam mengkaji kegiatan-kegiatan research dan development serta rencana prioritas kegiatan research dan development yang akan dilaksanakan.
3. Sistem Informasi Pemasaran Menghadapi persaingan BPR harus menyusun strategi pemasaran yang tepat pada setiap sasaran pasar. Dalam pemasaran BPR perlu mempertimbangkan produk yang akan dipasarkan, tempat pemasaran dan promosi produknya. Dengan Sistem Informasi Pemasaran memberikan kemudahan dalam hal tersebut sehingga menjadi efektif dan efisien dalam memperluas pangsa pasar.
193
4. Sistem Informasi Kepegawaian Keberadaan dan kelancaran aktifitas pegawai merupakan salah satu unsur pendukung pelaksanaan fungsi manajemen. Sistem Informasi Kepegawaian adalah untuk memberikan kelancaran tugas organisasi dan menjadi unsur pendukung dari manajemen sebuah organisasi. Sistem Informasi Kepegawaian dapat memberikan pelayanan kepada seluruh personalia yang ada karena pegawai merupakan asset penting dalam penyelenggaraan organisasi yang perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan pegawai yang baik dalam lingkup kecil seperti BPR Mega Artha Sejahtera akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai.
4.5
Rencana Implementasi Rencana implementasi dipetakan menggunakan McFarlan‟s Strategic
Grid. Dimana tiap usulan-usulandipetakan berdasarkan kontribusnya dari setiap aplikasi SI yang ada di BPR terhadap pelaksanaan tugas perusahaan. Dapat dihat pada gambar berikut: Strategic
High Potential
SI Kepegawaian
SI Research dan Development
Website Perusahaan
SI Pemasaran
Key Operational
Support
Tabel 4.58 Rencana Implementasi Menggunakan McFarlan‟s Strategic Grid 1. Strategic pada PT BPR Mega Artha Sejahtera yaitu SI Kepegawain karena dengan adanya SI Kepegawaian akan menciptakan manfaat/keunggulan perusahaan dalam berkompetisi.
194
2. High Potential pada PT. BPR Mega Artha Sejahtera yaitu SI Research dan Development dengan adanya aplikasi SI Research dan Development diharapakan dapat menciptakan peuang guna memperoleh keuntungan perusahaan dimasa depan. 3. Support pada PT BPR Mega Artha Sejahtera yaitu SI Pemasaran karena denga adanya SI pemasaran akan meningkatkan efisiensi bisnis dan efektivitas manajemen dalam berkompetisi. 4. Key Operational pada PT BPR Mega Artha Sejahtera yaitu Website Perusahaan dikarenakan dapat menopang dan membantu dalam operasional bisnis perusahaan. Website Perusahaan menjadi hal wajib dalam memberikan kemampuan survival kepada perusahaan dalam lingkungan persaingan industri.
Selanjutnya rencana implementasi dilaksanakan sesuai urutan prioritas proyek SI. Sebelum dimplementasikan dihitung biaya pelaksanaan proyek dan dibuat jadwal kerja masing-masing proyek.
4.5.1 Rencana Implementasi Proyek Website Perusahaan 1. Biaya Pelaksanaan Proyek Website Perusahaan Biaya yang dianggarkan dalam pembuatan proyek website ini adalah sebesar Rp 8.500.000 dengan perinciannya adalah sebagai berikut: A. Biaya Pengadaan 1. Pembelian Perangkat keras
Rp. 2.000.000
2. Biaya Manajemen dan Staf
Rp. 500.000
Subtotal (A)
Rp. 2.500.000
195
B. Biaya Proyek 1. Biaya Konsultan
Rp.5.000.000
Subtotal (B)
Rp. 5.000.000
C. Biaya Testing 1. Tes Aplikasi
Rp. 200.000
2. Dokumentasi
Rp. 300.000
Subtotal (C)
Rp. 500.000
D. Biaya Perawatan 1. Biaya Personil
Rp. 200.000
2. Biaya Listrik
Rp. 300.000
3. Biaya Perawatan Perangkat Keras
Rp. 200.000
Subtotal (D)
Rp. 500.000
TOTAL
Rp. 8.500.000
Adapun rincian biaya proyek dapat dilihat dalam tabel yaitu: Tabel 4.58 Tim Proyek Website Perusahaan Jabatan Tim
Jumlah
Honor Tim per
Total Honor Selama
Orang
bulan
Tim 1 bulan
Web Designer
1
3.000.000
3.000.000
Programmer
1
2.000.000
2.000.000
Total Biaya Proyek
5.000.000
196
2. Pembuatan Jadwal Waktu Kerja Pembuatan proyek website perusahaan dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari tanggal 9 Januari 2012 sampai dengan 17 februari 2012. Rincian jadwal waktu kerja dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.60 Jadwal Waktu Kerja Proyek Website Perusahaan Jan 2012
ID
Task Name
Start
Finish
1/8
1 2
Website Perusahaan Planning
1/9/2012
2/17/2012
30d
1/9/2012
1/13/2012
5d
3
Menentukan tema
1/9/2012
1/11/2012
3d
4
Mengumpulkan SDM
1/12/2012
1/13/2012
2d
1/16/2012
1/24/2012
7d
5
Analisis
6
Mengumpulkan data
1/16/2012
1/18/2012
3d
7
Menentukan kebutuhan
1/19/2012
1/24/2012
4d
1/25/2012
2/9/2012
12d
1/25/2012
2/9/2012
12d
2/10/2012
2/17/2012
6d
8
Desain
9 10
Membuat konsep Implementasi
Feb 2012
Duration
11
Testing website
2/10/2012
2/14/2012
3d
12
Dokumentasi
2/16/2012
2/17/2012
2d
1/15
1/22
1/29
2/5
2/12
4.5.2 Rencana Implementasi Proyek Sistem Informasi Pemasaran 1.
Biaya Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi Pemasaran Biaya yang dianggarkan dalam pembuatan proyek Sistem Informasi
Pemasaran ini adalah sebesar Rp 46.500.000 dengan perinciannya adalah sebagai berikut: A. Biaya Pengadaan 1. Pembelian Perangkat keras
Rp. 3.000.000
2. Biaya Manajemen dan Staf
Rp. 5.000.000
Subtotal (A)
Rp. 8.000.000
2/19
197
B. Biaya Proyek 1. Biaya Konsultan
Rp.37.500.000
Subtotal (B)
Rp. 37.500.000
C. Biaya Testing 1. Tes Aplikasi
Rp. 200.000
2. Dokumentasi
Rp. 300.000
Subtotal (C)
Rp. 500.000
D. Biaya Perawatan 1. Biaya Personil
Rp. 200.000
2. Biaya Listrik
Rp. 300.000
3. Biaya Perawatan Perangkat Keras
Rp. 200.000
Subtotal (D)
Rp. 500.000
TOTAL
Rp. 46.500.000
Adapun rincian biaya proyek dapat dilihat dalam tabel yaitu: Tabel 4.61 Tim Proyek Sistem Informasi Pemasaran Jabatan Tim
Jumlah
Honor Tim per
Total Honor Selama
Orang
bulan
Tim 3 bulan
Sistem Analis
1
3.000.000
9.000.000
Desainer
1
2.000.000
6.000.000
Programmer
3
2.500.000
18.000.000
Total Biaya Proyek
37.500.000
198
2
Pembuatan Jadwal Waktu Kerja Pembuatan proyek Sistem Informasi Pemasaran dilaksanakan selama 3
bulan dimulai dari tanggal 1 maret 2012 sampai dengan 18 juni 2012. Rincian jadwal waktu kerja dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.62 Jadwal Waktu Kerja Proyek Sistem Informasi Pemasaran Mar 2012
ID
Task Name
Start
Finish
Duration
3/1/2012
6/18/2012
78d
3/1/2012
3/16/2012
12d
3/1/2012
3/7/2012
5d
3/4
1 2 3 4 5
Sistem Informai Pemasaran Planning Menentukan Tema Mengumpulkan SDM Analisis
3/8/2012
3/16/2012
7d
3/19/2012
4/13/2012
20d
6
Identifikasi masalah
3/19/2012
3/27/2012
7d
7
Mengumpulkan data
3/28/2012
4/5/2012
7d
8 9 10 11
Menentukan kebutuhan Desain Membuat konsep Implementasi
4/6/2012
4/13/2012
6d
4/16/2012
5/11/2012
20d
4/16/2012
5/11/2012
20d
5/14/2012
6/18/2012
26d
12
Instalasi software
5/14/2012
5/15/2012
2d
13
Inregrasi data
5/16/2012
5/24/2012
7d
14
Testing aplikasi
5/25/2012
6/4/2012
7d
15
Dokumentasi
6/7/2012
6/18/2012
8d
3/11
3/18
Apr 2012 3/25
4/1
4/8
4/15
May 2012 4/22
4/29
5/6
5/13
Jun 2012 5/20
5/27
6/3
6/10
6/17
4.5.3 Rencana Implementasi Proyek Sistem Informasi Research dan Development 1. Biaya Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi Research dan Development Biaya yang dianggarkan dalam pembuatan
proyek website ini adalah
sebesar Rp 48.500.000 dengan perinciannya adalah sebagai berikut: A. Biaya Pengadaan 1. Pembelian Perangkat keras
Rp. 5.000.000
2. Biaya Manajemen dan Staf
Rp. 5.000.000
Subtotal (A)
Rp. 10.000.000
6/24
199
B. Biaya Proyek 1. Biaya Konsultan
Rp. 37.500.000
Subtotal (B)
Rp. 37.500.000
C. Biaya Testing 1. Tes Aplikasi
Rp. 200.000
2. Dokumentasi
Rp. 300.000
Subtotal (C)
Rp. 500.000
D. Biaya Perawatan 1. Biaya Personil
Rp. 200.000
2. Biaya Listrik
Rp. 300.000
3. Biaya Perawatan Perangkat Keras
Rp. 200.000
Subtotal (D)
Rp. 500.000
TOTAL
Rp. 48.500.000
Adapun rincian biaya proyek dapat dilihat dalam tabel yaitu: Tabel 4.63 Tim Proyek Sistem Informasi Research dan Development Jabatan Tim Jumlah Honor Tim per Total Honor Selama Orang bulan Tim 3 bulan Sistem Analis 1 3.000.000 9.000.000 Desainer
1
2.000.000
6.000.000
Programmer
3
2.500.000
18.000.000
Total Biaya Proyek
37.500.000
200
2.
Pembuatan Jadwal Waktu Kerja Pembuatan
proyek
Sistem
Informasi
Research
dan
Development
dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari tanggal 2 juli 2012 sampai dengan 19 oktober 2012. Rincian jadwal waktu kerja dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.64 Jadwal Waktu Kerja Proyek Sistem Informasi Research dan Development Jul 2012
ID
Task Name
Start
Finish
7/1
1 2 3 4 5
Sistem Informasi Reseach dan Development
7/2/2012
10/19/2012
80d
7/2/2012
7/16/2012
11d
Menentukan tema
7/2/2012
7/9/2012
6d
Mengumpulkan SDM
7/10/2012
7/16/2012
5d
7/17/2012
8/14/2012
21d
7/25/2012
7d
Planning
Analisis
6
Identifikasi masalah
7/17/2012
7
Mengumpulkan data
7/26/2012
8/3/2012
7d
8
Menentukan kebutuhan
8/6/2012
8/14/2012
7d
8/3/2012
9/6/2012
25d
8/3/2012
9/6/2012
25d
9/7/2012
10/19/2012
31d
9 10 11
Desain Membuat konsep Implementasi
Aug 2012
Sep 2012
Oct 2012
Duration
12
Instalasi software
9/7/2012
9/10/2012
2d
13
Integrasi data
9/11/2012
9/25/2012
11d
14
Testing implementasi
9/26/2012
10/9/2012
10d
15
Dokumentasi
10/10/2012
10/19/2012
8d
7/8
7/15
7/22
7/29
8/5
8/12
8/19
8/26
9/2
9/9
9/16
9/23
9/30
10/7 10/14 10/21
4.5.4 Rencana Implementasi Proyek Sistem Informasi Kepegawaian 1. Biaya Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi Kepegawaian Biaya yang dianggarkan dalam pembuatan proyek Sistem Informasi kepegawaian ini adalah sebesar Rp 48.500.000 dengan sebagai berikut: A. Biaya Pengadaan 1. Pembelian Perangkat keras
Rp. 4.000.000
2. Biaya Manajemen dan Staf
Rp. 5.000.000
Subtotal (A)
Rp. 9.000.000
perinciannya adalah
201
B. Biaya Proyek 1. Biaya Konsultan
Rp.15.000.000
Subtotal (B)
Rp. 15.000.000
C. Biaya Testing 1. Tes Aplikasi
Rp. 200.000
2. Dokumentasi
Rp. 300.000
Subtotal (C)
Rp. 500.000
D. Biaya Perawatan 1. Biaya Personil
Rp. 200.000
2. Biaya Listrik
Rp. 300.000
3. Biaya Perawatan Perangkat Keras
Rp. 200.000
Subtotal (D)
Rp. 500.000
TOTAL
Rp. 25.000.000
Adapun rincian biaya proyek dapat dilihat dalam tabel yaitu: Tabel 4.65 Tim Proyek Sistem Informasi Kepegawaian Jabatan Tim
Jumlah
Honor Tim per
Total Honor Selama
Orang
bulan
Tim 2 bulan
Sistem Analis
1
3.000.000
6.000.000
Desainer
1
2.000.000
4.000.000
Programmer
3
2.500.000
15.000.000
Total Biaya Proyek
21.000.000
202
2.
Pembuatan Jadwal Waktu Kerja Pembuatan proyek Sistem Informasi Research dan Development
dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari tanggal 1 november 2012 sampai dengan 23 januari 2013. Rincian jadwal waktu kerja dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.66 Jadwal Waktu Kerja Proyek Website Perusahaan Nov 2012
ID
Task Name
Start
Finish
11/4 11/11 11/18 11/25 12/2
1 2 3 4 5
Sistem Informasi Kepegawaian Planning Menentukan tema Mengumpulkan SDM Analisis
11/1/2012
1/23/2013
60d
11/1/2012
11/14/2012
10d
11/1/2012
11/5/2012
3d
11/6/2012
11/14/2012
7d
11/14/2012
12/4/2012
15d
6
Identifikasi masalah
11/14/2012
11/20/2012
5d
7
Mengumpulkan data
11/21/2012
11/27/2012
5d
8
Menentukan kebutuhan
11/28/2012
12/4/2012
5d
12/5/2012
1/2/2013
21d
12/5/2012
1/2/2013
21d
1/3/2013
1/23/2013
15d
1/3/2013
1/4/2013
2d
9 10 11
Desain Membuat konsep Implementasi
12
Instalasi software
13
Integrasi data
1/7/2013
1/11/2013
5d
14
Testing Implementasi
1/14/2013
1/17/2013
4d
15
Dokumentasi
1/18/2013
1/23/2013
4d
4.5.5
Dec 2012
Jan 2013
Duration 12/9 12/16 12/23 12/30
1/6
1/13
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Rencana proyek sistem informasi ini membutuhkan biaya keseluruhan
sebesar Rp128.000.000 yang akan dilaksanakan mulai 9 januari 2012 sampai dengan 23 januari 2013 (9 bulan) dengan rincian sebagai brikut:
No
Tabel 4.67 Total Proyek Sistem Informasi Nama Proyek Biaya Proyek Waktu Pengerjaan Proyek
1
Website Perusahaan
Rp. 8.500.000
1 bulan
2
Sistem Informasi Pemasaran
Rp. 46.500.000
3 bulan
1/20
203
3
Sistem Informasi Research dan
Rp. 48.500.000
3 bulan
Rp. 25.000.000
3 bulan
Rp. 128.500.000
9 bulan
Development 4
Sistem Informasi Kepegawaian
Total
204
BAB V PENUTUP Dalam bab terakhir ini disajikan beberapa simpulan dari hasil analisis dan pembahasan mengenai perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi. Selain itu beberapa saran yang dianggap perlu akan diajukan bagi kepentingan kajian atau peneliti selanjutnya.
5.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemanfaatan sistem dan teknologi Informasi di PT. BPR Mega Artha Sejahtera belum beorientasi pada visi dan misi organisasi tersebut. Hal ini terlihat dari belum adanya dokumen perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh unit kerja sehingga saat ini pemanfaatan SI/TI belum mencapai hasil yang optimal. 2. Metodologi Be Vissta Planning (BVP) merupakan gabungan dari beberapa metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi versi Jhon Ward, Werthrebe, James Martin, Edwin Tozer yang diadopsi tanpa meninggalkan kelebihan dan urutan logisnya. 3. Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi yang sudah dibahas menjadikan PT.BPR Mega Artha Sejahtera memiliki keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan dengan BPR lain dan meningkatkan daya saing
205
yang meningkatkan kompetensi perusahaan dan kompetensi pegawai sehingga strategi perusahaan tercapai. 4. Dengan adanya Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi pada PT. BPR Mega Artha Sejahtera maka struktur organisasi perlu ditambahkan satu unit lagi yaitu bagian Sistem dan Teknologi Informasi agar perencanaan strategis dapat dilaksanakan dengan cepat dan berkesinambungan. 5. Prioritas strategi sistem informasi dilakukan dengan penyebaran kuesioner untuk diperoleh skor nilai total proyek. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.57 yamg memperlihatkan nilai yang diperoleh keempat proyek. Berdasarkan skor total proyek maka urutan prioritas perencanaan Strategis Sistem Informasi: a. Website Perusahaan b. Sistem Informasi Pemasaran c. Sistem Informasi Research dan Develoment d. Sistem Informasi Kepegawaian
5.2 Saran Adapun saran-saran yag dapat diberikan dalam upaya memajukan PT.BPR Mega Artha Sejahtera adalah sebagai berikut: 1. Visi dan misi dan strategi organisasi merupakan landasan kebijakan yang mendasar bagi Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi. Oleh karena itu disarankan agar dalam penelitian lebih lanjut visi, misi dan strategi SI/TI dapat dirinci dan lebih banyak dikupas supaya lebih banyak yang diketahui.
206
2. Pembahasan lebih lanjut mengenai perencanaan strategis SI/TI tidak hanya dilakukan dengan penyebaran kuesioner berdasarkan business domain dan technology domain saja tetapi juga dilakukan dengan cost benefit analysis dari investasi aplikasi yang akan dibangun sehingga nilai ekonomis dari skor total proyek maksimal. 3. Peran serta pengisian kuesioner sangat besar pengaruhnya terhadap penentuan skor total proyek. Untuk itu pemahaman akan pentingnya proyek agar terlaksana sangat diperlukan. Sehingga disarankan dalam penyebaran kuesioner lebih banyak orang yang mengisi agar skor yamg diperoleh lebih mendekati keinginan pengguna.
207
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja.2002. Tesis: Penyusunan Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning) Dalam Rangka Meningkatkan Peran Stategis Sistem Informasi pada Suatu Organisasi. Jakarta: Magister Teknologi Informasi, Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Komputer. Bank Indonesia. 2006. Cetak Biru Bank Perkredtan Rakyat. [online] Tersedia: http://profil.or.id/ind/downoads/Regulation/BI_Cetak_BiruBPR_ind.pdf [25 Juni 2011] Bakar F, Suhaimi M, Hussain H. 2009. Conceptualization of Strategic Information Information System Planning (SISP) Succes Model In Public Sector: An Absorrtive Capacity Approach. European and Mediterranean Conference on Information System, july, p.13-14. Callon DJ. 1996. Competitive Advantage Through InformationTechnology. International Edition. Singapore: McGraw-Hill. Earl MJ.1987. Putting Informaton System Strategy Formulation, in Borland RJ.and Hirschheim RA. Chicester: Jhon Wiley & Sons. Haag P, Keen P. 1996. Information Technology, Tommorrows‟s Advantage Today, McGraw-Hill. Hall J. 2001. Accounting Information System. South Western College Publishing. Imelda. 2006. Tesis: Penerapan Metodologi Be Vissta Planning pada Konsultan Teknik dan Manajemen studi kasus: PT Virama Karya. Jakarta: Magister Teknologi Informasi, Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Komputer, Univesitas Indonesia. Jogiyanto HM. 2001. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kadir A. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kristianto TP, Tommy A. 2007. Analisis Untuk Perencanaan Strategi Sistem Informasi Teknologi Informasi Pada PT. Ristrans Cargo. Seminar Nasional Teknolgi Informasi 2007 (SNATI 2007), Yogyakarta, 16 Juni.
208
Laudon KC, Laudon JP. 2006. Management Information Systems: Organisation and Technolgy. New York : Prentice Hall. Martin E. 1999. Managing Information Technology What Managers Need to Know. 3rd Edition. New Jersey: Pearson Education International. Mohdzain M, Ward J. 2007. A Study of Subdiaries Views of Information Systems Strategic Planning In Multinational Organizations. The Journal of Strategic Information System, vol.16,(4), December, p.324-352. Neibauer A. 2000. Small Business Solution for Networking, Membuat Jaringan Komputer untuk Perusahaan Kecil, Alih bahasa: B.M. Adam. Jakarta: Elex Media Komputindo. Pant H, Hsu C. 1995. Strategic Information System Planning: A Review, Information Resource Management Association International Conference. Atlana, Georgia, May 21-24. Porter Michael E. 1996. Competitive Strategy: Tehcnic for Analyzing Industries and Competitors. New York: Free Press. Prabowo H. 2007. Framework Model (Model Kerangka Kerja) Perencanaan Strategis Sistem Informasi UntukPerusahaan Bidang Properti. Jakarta: Magister Teknologi Informasi, Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Komputer, Univesitas Indonesia. Remenyi M. 2001. The effective Measuremants of IT Cost and Benefit Analysis. 2nd Edition. Oxford: Butterworth Heinemann. Sunanto, Hasibuan. 2007. Model Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Indusri Penyiaran Televisi dengan Pedekatan Blue Ocean Strategy dan Balance Scorecard. Jurnal Sistem Informasi MTI UI. Vol.3- No.2Oktober. Tarigan RE. 2007. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Lembaga Keuangan Mikro Studi Kasus: PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumi Asih Grup, Tesis [T-622] Jakarta: MTI UI. Tozer EE. 1996. Strategic IS/IT. Profesional Edition. Boston: ButterworthHeinemann.
209
Williams B, Sawyer SC. 2003. Using Information A Practical Introduction to Computers & Communication. McGrawHill. Turban, Mclean, Wethrebe.1999. Information Technology for Management. 2nd Edition. New York: John Wiley & Sons. Ulum B. 2008. Perencanaan Strategis Sistem Informasi: Studi Kasus PT. Krakatau Steel (PERSERO). Jakarta: Magister Teknologi Informasi, Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Komputer, Univesitas Indonesia. Umar H. 2005. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia. Ward J, Peppard J. Strategic Planning for Information System. 3rd Chicester: John Wiley & Son.
Edition.
Waterhouse P. 1996. System Management Methodology Strategic Information System Planning (SISP). version 2.1. Price Waterhouse World Firm Service BV. Wijono W. 2005. Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Keuangan Nasional: Upaya Konkrit Mencetus Mata Rantai Kemiskinan. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Edisi Khusus.
210
LAMPIRAN A WAWANCARA
Narasumber
: Bpk. Tarcisius Gloriko SH.
Jabatan
: Direktur Utama BPR Mega Artha Sejahtera
Tanggal
: 6 juni 2011
Hasil wawancara: T:
Apa visi, misi dan tujuan utama dari BPR Mega Artha Sejahtera?
J:
Visi BPR Mega Artha Sejahtera yaitu menjajdi BPR terbaik di kota Cilegon. Misi BPR Mega Artha Sejahtera yaitu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada nasabah; mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah; dan memberikan kesejahteraan kepada pengurus dan pegawai. Sedangkan tujuan utamanya yaitu meninkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan citra BPR (brand image) di masyarakat.
T:
Apa keunggulan dan kelemahan dari BPR Mega Artha Sejahtera?
J:
Prinsipnya “saya beli mahal maka saya jual mahal”. Maksudnya para nasabah yang menabung di BPR Mega Artha Sejahtera akan mendapatkan bunga yang tinggi yaitu sekitar 8% per bulan sedangkan di bank-bank hanya memberi bunga 1% perbulan. Untuk para debitur akan mendapatkan bunga yang tinggi juga yaitu 2,5% per bulan. Jadi keunggulan BPR Mega Artha Sejahtera yaitu nasabah yang menabung akan mendapatkan bunga yang tinggi. Selain itu BPR Mega Artha Sejahtera juga memberikan layanan proses kredit yang cepat kurang lebih 2 jam kredit sudah dapat diberikan
211
berbeda dengan bank, apabila ingin mengajukan kredit harus menunggu empat hari dulu. BPR Mega Artha Sejahtera juga memberikan pelayanan yang terbaik dengan cara membuat para nasabah nyaman berinteraksi di BPR Mega Artha Sejahtera, salah satunya denga front office yyang ramah.
T:
Adakah BPR Mega Artha Sejahtera memberikan pelatihan-pelatihan kepada para karyawan?
J:
Ada, seperti
in house training, pelatihan dari PERBARINDO, dan
pelatihan dari BI. BPR Mega Artha Sejahtera memberikan anggaran 5% untuk pelatihan para pegawainya. Diadakannya pelatihan 2-3 kali dalam setahun.
T:
Bagaimana cara penilaian pegawaian BPR Mega Artha Sejahtera?
J :
Penilaian staff dinilai dari penyelesaian laporan sesuai deadline. Sedangkan marketing dinilai dari pencapaian target per bulan.
T : Apa saja yang BPR Mega Artha Sejahtera berikan untuk kesjahteraan pegawainya? J:
BPR Mega Artha Sejahtera memberikan asuransi jiwa (JAMSOSTEK) dan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
212
T:
Bagaimana SI/TI yang ada di BPR Mega Artha Sejahtera?
J:
Saat ini BPR Mega Artha Sejahtera sedang menerapkan Sistem Informasi Akuntansi Perbankan (SIAP) yang dibeli dari software house. BPR Mega Artha Sejahtera tidak hanya membeli dan menerapkan sistem ini tetapi juga memberikan pelatihan kepada peagawainya untk adaptasi ke sistem yang baru.
213
LAMPIRAN B KUESIONER BAGIAN MARKETING
Nama : Bagian : Beri Tanda (√) untuk jawaban yang dipilih
Daftar Pertanyaan Pertanyaan Kepada: Bagian Marketing 1. Apa saja tugas bagian marketing?
2. Bagaimanakah dukungan SI/TI terhadap tugas dan fungsi marketing? Sangat mendukung Mendukung Biasa Tidak Mendukung
3. Aplikasi sistem informasi apa saja yang saat ini dimiliki oleh bagian marketing? Microsoft Office Aplikasi lainnya, sebutkan . . . . . . .
4. Apakah manfaat yang dirasakan dengan menggunakan aplikasi tersebut? (Boleh lebih dari satu) Penyimpanan data Penyalinan dan backup Menunjang strategi bisnis
214
Menunjang komunikasi dan koordinasi Lainnya sebutkan . . . . . . .
5. Bagaimana kemampuan SDM saat ini dalam menangani SI/TI? Sangat tinggi Tinggi Biasa Rendah Sangat rendah
6. Apakah masalah aplikasi yang sering ditemukan? (Bleh lebih dari satu atau lewatkan jika tidak ada) Sering salah meakukan proses, tidak sesuai keinginan dan desain pengguna Sulit untuk dipelihara Lambat Kehandalan Sulit dipelajari Lainnya, sebutkan . . . . . . .
7. Adakah privasi penggunaan data dibagian ini? Ya Tidak
8. Bagaimana tingkat ketergantungan aplikasi terhadap proses/keluaran dari sistem (aplikasi)? Sangat tinggi Tinggi Biasa Rendah
215
Sangat tinggi
9. Dengan cara apakah aplikasi ini dibuat? Membeli Membuat sendiri Mnyelesaikan paket perangkat lunak yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan perusahaan
10. Bagaimana tingkat hambatan yang dihadapi oleh bagian maketing? Berat Sedang Ringan
11. Bagaimanakah beban perawatamn yang diterima aplikasi Berat Sedang Ringan
12. Bagaimana Kualitas operasional dan perawatan pada kegiatan berikut ini? Penanganan error
Baik
Biasa
Buruk
Backup/restrore
Baik
Biasa
Buruk
Perubahan kontrol
Baik
Biasa
Buruk
13. Bagaimana tingkat keefektifan aplikasi tersebut? Baik Biasa Buruk
14. Jenis produk-produk apa saja yang ditawarkan BPR Mega Artha Sejahtera?
216
15. Siapa yang menjadi nasabah BPR Mga Arha Sejahtera? (Boleh lebih dari satu) Pengusaha Petani Pedagang Anak sekolah Lainnya, sebutkan . . . . . .
16. Siapa para penabungpotensial di BPR Mega Artha Sejahtera? (Boleh lebih dri satu) Pengusaha Petani Pedagang Anak sekolah Lainnya, sebutkan . . . . . .
17. Bagaimana cara meningkatkan jumlah penyaluran kredit dan jumlah nasabah? (Boleh lebih dari satu) Promosi melaui media cetak maupun elektronik Menghubungi debitur-debitur lama Kerjasama dengan beberapa dealer Lainnya, sebutkan . . . . . . Berikan alasannya . . . . .
217
18. Tolong tuliskan nama-nama pegawai yang ada dibagian ini? 1. 2. 3. 4.
218
Lampiran C Bagian Operasional
Nama
:
Bagian
:
Beri Tanda (√) untuk jawaban yang dipilih
Daftar Pertanyaan Pertanyaan Kepada: Bagian Operasional 1. Apa saja tugas bagian Operasional?
2. Bagaimanakah dukungan SI/TI terhadap tugas dan fungsi bagian operasioal? Sangat mendukung Mendukung Biasa Tidak Mendukung
3. Aplikasi sistem informasi apa saja yang saat ini dimiliki oleh bagian operasional? Microsoft Office Aplikasi lainnya, sebutkan . . . . . . .
4. Apakah manfaat yang dirasakan dengan menggunakan aplikasi tersebut? (Boleh lebih dari satu) Penyimpanan data
219
Penyalinan dan backup Menunjang strategi bisnis Menunjang komunikasi dan koordinasi Lainnya sebutkan . . . . . . .
5. Bagaimana kemempuan SDM saat ini dalam menangani SI/TI? Sangat tinggi Tinggi Bias Rendah Sangat rendah
6. Apakah masalah aplikasi yang sering ditemukan? (Boleh lebih dari satu atau lewatkan jika tidak ada) Sering salah meakukan proses, tidak sesuai keinginan dan desain pengguna Suli untuk dipelihara Lambat Kehandalan Sulit dipelajari Lainnya, sebutkan . . . . . . .
7. Adakah privasi penggunaan data dibagian ini? Ya Tidak
8. Bagaimana tingkat hambatan yang dihadapi oleh bagian operasional? Berat Sedang Ringan
220
9. Dengan cara apakah aplikasi ini dibuat? Membeli Membuat sendiri Mnyelesaikan paket perangkat lunak yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan perusahaan
10. Bagaimana tingkat hambatan yang dihadapi oleh bagian Operasional? Berat Sedang Ringan
11. Bagaimanakah beban perawatamn yang diterima aplikasi Berat Sedang Ringan
12. Bagaimana Kualitas operasional dan perawatan pada kegiatan berikut ini? Penanganan error
Baik
Biasa
Buruk
Backup/restrore
Baik
Biasa
Buruk
Perubahan kontrol
Baik
Biasa
Buruk
13. Bagaimana tingkat keefektifan aplikasi tersebut? Baik Biasa Buruk
221
14. Tolong tuliskan nama-nama pegawai yang ada dibagian ini? 1. 2. 3. 4.
222
LAMPIRAN D BAGIAN UMUM
Nama
:
Bagian
:
Beri Tanda (√) untuk jawaban yang dipilih
Daftar Pertanyaan Pertanyaan Kepada: Bagian Umum 1. Apa saja tugas bagian umum?
2. Bagaimanakah dukungan SI/TI terhadap tugas dan fungsi bagian umum? Sangat mendukung Mendukung Biasa Tidak Mendukung
3. Aplikasi sistem informasi apa saja yang saat ini dimiliki oleh bagian umum? Microsoft Office Aplikasi lainnya, sebutkan . . . . . . .
4. Apakah manfaat yang dirasakan dengan menggunakan aplikasi tersebut? (Boleh lebih dari satu) Penyimpanan data Penyalinan dan backup Menunjang strategi bisnis
223
Menunjang komunikasi dan koordinasi Lainnya sebutkan . . . . . . .
5. Bagaimana kemempuan SDM saat ini dalam menangani SI/TI? Sangat tinggi Tinggi Bisa Rendah Sangat rendah
6. Apakah masalah aplikasi yang sering ditemukan? (Boleh lebih dari satu atau lewatkan jika tidak ada) Sering salah meakukan proses, tidak sesuai keinginan dan desain pengguna Sulit untuk dipelihara Lambat Kehandalan Sulit dipelajari Lainnya, sebutkan . . . . . . .
7. Adakah privasi penggunaan data dibagian ini? Ya Tidak
8. Bagaimana tingkat hambatan yang dihadapi oleh bagian Umum? Berat Sedang Ringan
224
9. Dengan cara apakah aplikasi ini dibuat? Membeli Membuat sendiri Mnyelesaikan paket perangkat lunak yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan perusahaan
10. Bagaimana tingkat hambatan yang dihadapi oleh bagian Umum? Berat Sedang Ringan
11. Bagaimanakah beban perawatamn yang diterima aplikasi Berat Sedang Ringan
12. Bagaimana Kualitas operasional dan perawatan pada kegiatan berikut ini? Penanganan error
Baik
Biasa
Buruk
Backup/restrore
Baik
Biasa
Buruk
Perubahan kontrol
Baik
Biasa
Buruk
13. Bagaimana tingkat keefektifan aplikasi tersebut? Baik Biasa Buruk
14. Bagaimana tingkat penilaian kinerja dan prosuktivitas karyawan? Rangking Perbandingan karyawan Grading
225
Balance Score Card Lainnya, sebutkan . . . . . . .
15. Adakah BPR Mega Artha Sejahtera bekerjasama dengan Bank Umum lain? Ya, sebutkan . . . . . . . Tidak
16. Tolong tuliskan nama-nama pegawai yang ada dibagian ini? 1. 2. 3. 4. 5.
226
LAMPIRAN E KUESIONER BAGIAN KREDIT
Nama : Bagian : Beri Tanda (√) untuk jawaban yang dipilih
Daftar Pertanyaan Pertanyaan Kepada: Bagian Kredit 1. Apa saja tugas bagian kredit?
2. Bagaimanakah dukungan SI/TI terhadap tugas dan fungsi bagian kredit? Sangat mendukung Mendukung Biasa Tidak Mendukung
3. Aplikasi sistem informasi apa saja yang saat ini dimiliki oleh bagian kredit? Microsoft Office Aplikasi lainnya, sebutkan . . . . . . .
4. Apakah manfaat yang dirasakan dengan menggunakan aplikasi tersebut? (Boleh lebih dari satu) Penyimpanan data Penyalinan dan backup
227
Menunjang strategi bisnis Menunjang komunikasi dan koordinasi Lainnya sebutkan . . . . . . .
5. Bagaimana kemampuan SDM saat ini dalam menangani SI/TI? Sangat tinggi Tinggi Biasa Rendah Sangat rendah
6. Apakah masalah aplikasi yang sering ditemukan? (Bleh lebih dari satu atau lewatkan jika tidak ada) Sering salah meakukan proses, tidak sesuai keinginan dan desain pengguna Suli untuk dipelihara Lambat Kehandalan Sulit dipelajari Lainnya, sebutkan . . . . . . .
7. Adakah privasi penggunaan data dibagian ini? Ya Tidak
8. Bagaimana tingkat ketergantungan aplikasi terhadap proses/keluaran dari sistem (aplikasi)? Sangat tinggi Tinggi Biasa
228
Rendah Sangat tinggi
9. Dengan cara apakah aplikasi ini dibuat? Membeli Membuat sendiri Mnyelesaikan paket perangkat lunak yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan perusahaan
10. Bagaimana tingkat hambatan yang dihadapi oleh bagian kredit? Berat Sedang Ringan
11. Bagaimanakah beban perawatamn yang diterima aplikasi Berat Sedang Ringan
12. Bagaimana Kualitas operasional dan perawatan pada kegiatan berikut ini? Penanganan error
Baik
Biasa
Buruk
Backup/restrore
Baik
Biasa
Buruk
Perubahan kontrol
Baik
Biasa
Buruk
13. Bagaimana tingkat keefektifan aplikasi tersebut? Baik Biasa Buruk
14. Kredit (pinjaman) difokukan kepada kalangan apa? (boleh lebih dari satu)
229
Atas Menengah Bawah
15. Kredit (pinjaman) disalurkan ke sektor apa saja? (boleh lebih dari satu) Sekor pertanian/peternakan Sektor perindustrian Sektor perdagangan Sektor jasa Sektor konsumtif Lainnya, sebutkan . . . . . . 16. Bagaimana jika terjadi kredit macet? (boleh lebih dari satu) Melakkan penagihan atau kunjungan langsung ke nasabah (monitoring) Memebentuk tim kredit macet (remedial) Melakukan pengamanan barang jaminan Pedjadwalan kembali pinjaman debitur (rescheduling) Menjual barang jaminan untuk pelunasan kredit Lainnya, sebutkan . . . . . .
17. Tolong tuliskan nama-nama pegawai yang ada dibagian ini? 2. 3. 4. 5. 6.
230
LAMPIRAN F KUESIONER PROYEK SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Nama : Bagian: Petunjuk: Berilah tanda X atau V pada skor yang saudara pilih
I. NILAI-NILAI STRATEGIS (STRATEGIC VALUES) 1.1 KESESUAIAN STRATEGIS (Strategic Match) 0. Proyek SI Pemasaran tidak mempunyai hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap pencapaian tujuan strategis perusahaan yang telah ditetapkan 1. Proyek SI Pemasaran tidak mempunyai hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap pencapaian tujuan tersebut, tetapi akanmenyebabkan peningkatan efisiensi operasional tercapai. 2. Proyek SI Pemasaran tidak mempunyai hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap pencapaian tujuan tersebut, tetapi proyekSI Pemasaran merupakan sebuah sistem prasyarat terhadap sistem lainnya yang diharapkan akan menghasilkan sebagian dari tujuan strategis perusahaan. 3. Proyek SI Pemasaran tidak mempunyai hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap pencapaian tujuan tersebut, tetapiSI Pemasaran merupakan sebuah sistem prasyarat terhadap sistem lainnya yang diharapkan akan mencapai tujuan strategis perusahaan. 4. Proyek SI Pemasaran secara langsung akan mencapai sebagian dari tujuan strategis perusahaan yang telah ditetapkan. 5. Proyek SI Pemasaran secara langsung akan mencapai tujuan strategis perusahaan yang telah ditetapkan.
1.2 KELEBIHAN DALAM BERKOMPETISI (Competitive Advantage) 0 Proyek SI Pemasaran tidak mendukung peningkatan nilai berkompetisi perusahaan atau salah satu bisnis perusahaan. Hanya sedikit atau sama sekali tidak berdampakpada nilai penjualan atau hanya digunakan untuk keperluan internal dan tidakmemperbaiki posisi perusahaan dalam berkompetisi atau tidak memiliki kaitan langsung dengan kegiatan penjualan. 1 ProyekSI Pemasaran secara tidak langsung memperbaiki posisi perusahaan atau salah satu bisnis perusahaan dalam berkompetisi dengan meningkatkan efisiensi kegiatanyang dilakukan. 2 Proyek SI Pemasaran secara langsung memperbaiki posisi kompetisi perusahaan dengan meningkatkan efisiensi dalam salah satu kegiatan yang strategis namun tidak meningkatkan efektivitas kegiatan penjualan dalam berkompetisi dengan pesaing. 3 Proyek SI Pemasaran memiliki beberapa derajat pengaruh dalam perbaikan kegiatanpenjualan di dalam berkompetisi dengan pesaing. 4 Proyek SI Pemasaran secara langsung memiliki pengaruh yang dapat diukur dalam perbaikan kegiatan penjualan di dalam berkompetisi dengan pesaing. 5 Proyek SI Pemasaran secara langsung memiliki pengaruh yang dapat diukur dan memiliki probabilitas yang tinggi di dalam memenangkan kompetisi atau meningkatkan pangsa pasar.
231
1.3 RESPON DALAM BERKOMPETISI (Competitive Response) 0 Proyek SI Pemasaran dapat ditunda paling tidak selama 12 bulan tanpa mengakibatkan pengaruh pada posisi kompetitif, atau system dan prosedur saat ini dapat memperoleh hasil yang sama secara substantial dan tidak akan berpengaruh pada posisi kompetitif. 1 Penundaan proyek SI Pemasaran tidak akan berpengaruh pada posisi kompetitif, dan biaya tenaga kerja yang minimal diharapkan diperoleh untuk mendapatkan hasil yang sama secara substantial 2 Penundaan proyek SI Pemasaran tidak akan berpengaruh pada posisi kompetitif, tetapi bagaimanapun juga biaya tenaga kerja mungkin akan meningkat untuk mendapatkanhasil yang sama secara substantial. 3 Jika proyek SI Pemasaran ditunda, perusahaan akan tetap mampu merespon perubahan yang diperlukan tanpa mempengaruhi posisi kompetitifnya; jika kehilangan sistem baru yang diusulkan, perusahaan tidak akan mengalami kesulitan kemampuan merespon secara cepat dan efektif untuk berubah dalam lingkungan kompetitif. 4 Penundaan proyek SI Pemasaran mungkin berpengaruh terhadap keunggulan bersaing perusahaan dimasa yang akan datang; atau kehilangan peluang kompetitif; atau kesuksesan kegiatan perusahaan saat ini mungkin akan berkurang disebabkan kehilangan sistem yang diusulkan. 5 Penundaan SI Pemasaran mungkin berpengaruh terhadap keunggulan bersaing perusahaan dimasa yang akan datang; atau kehilangan peluang kompetitif; atau kesuksesan kegiatan perusahaan saat ini harus berkurang disebabkan kehilangan sistem yang diusulkan.dan memiliki probabilitas yang tinggi di dalam memenangkan kompetisi atau meningkatkan pangsa pasar.
1.4 PENGELOLAAN INFORMASI UNTUK FAKTOR-FAKTOR PENENTU KESUKSESAN (Management Information for CSF‟s) 0. Proyek SI Pemasaran tidak berhubungan dalam pengelolaan informasi yang mendukung factor-faktor penentu kesuksesan (CSF) yang telah ditetapkan perusahaan. 1. Proyek SI Pemasaran tidak mempengaruhi CSF namun menyajikan informasi yang berdampak terhadap keputusan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. 2. SI Pemasaran memperbaiki waktu atau kualitas informasi yang digunakan pada salah satu CSF namun tidak berdampak pada keputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. 3. SI Pemasaran memperbaiki waktu atau kualitas informasi yang digunakan pada salah satu CSF dan berdampak pada keputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. 4. Proyek SI Pemasaran secara signifikan memperbaiki informasi yang digunakan pada dua atau lebih CSF dan berdampak pada keputusan yang dibuat oleh manajemen di masa yang akan dating. 5. Proyek SI Pemasaran secara signifikan memperbaiki informasi yang digunakan pada dua atau lebih CSF dan berdampak pada keputusan yang dibuat oleh manajemen di masa sekarang. II. NILAI-NILAI PIHAK TERKAIT (STAKEHOLDER VALUES) 2.1 PELAYANAN DAN KUALITAS (Service and Quality) 0 ProyekSI Pemasaran tidak berhubungan dengan peningkatan perbaikan dalam pelayanan/kualitas. Penundaan proyek tidak memiliki konsekuensi dalam persaingan 1 ProyekSI Pemasaran tidak berhubungan dengan peningkatan perbaikan dalam pelayanan/kualitas, namun memiliki dampak positif dalam pelayanan terhadap sejumlah kecil pelanggan. Penundaan proyek, kemungkinan tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan.
232
2
3
4
5
Proyek SI Pemasaran tidak berhubungan dengan peningkatan perbaikan dalam pelayanan/kualitas, namun memiliki dampak positif dalam pelayanan terhadap banyak pelanggan sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan di mata para pelanggan. Penundaan proyek, secara substansi, tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. ProyekSI Pemasaran secara tidak langsung berhubungan dengan peningkatan perbaikan dalam pelayanan/kualitas karena merupakan syarat untuk melakukan berbagai aktivitas yang langsung berhubungan dengan peningkatan pelayanan dan kualitas serta dapat memperbaiki citra perusahaan di mata para pelanggan. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. SI Pemasaran secara esensi meningkatkan pelayanan/kualitas di masa depan atau sebagian di masa sekarang dan secara cepat memperbaiki citra perusahaan di mata pelanggan. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan bersaing perusahaan. SI Pemasaran secara esensi meningkatkan pelayanan/kualitas di masasekarang dan sangat diperlukan untuk membentuk citra perusahaan. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan dan kesempatan bersaing perusahaan.
2.2 KUALITAS LINGKUNGAN (Environment Quality) 0 Proyek SI Pemasaran tidak memiliki dampak terhadap lingkungan kerja perusahaan. Penundaan proyek tidak memiliki konsekuensi dalam persaingan. 1 Proyek SI Pemasaran tidak memiliki dampak, baik positif maupun negatif, terhadap lingkungan kerja perusahaan tetapi memiliki potensi emosional yang dapat mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Penundaan proyek, kemungkinan tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 2 Proyek SI Pemasaran secara tidak langsung memiliki dampak kepada suatu lingkungan kerja perusahaan dan memiliki potensi emosional yang dapat mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Penundaan proyek, secara substansi, tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 3 SI Pemasaran secara tidak langsung memiliki dampak kepada suatu lingkungan kerja perusahaan dan merupakan syarat untuk aktivitas-aktivitas lain yang dapat memperbaiki lingkungan kerja perusahaan. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 4 Proyek SI Pemasaran dibutuhkan secara esensi untuk memperbaiki sebagian lingkungan kerja saat ini atau seluruh lingkungan kerja di masa depan. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 5 ProyekSI Pemasaran dibutuhkan secara esensi untuk memperbaiki seluruh lingkungan kerja saat ini atau menjadikan perusahaan sebagai pemimpin di lingkungan industrinya. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan dan kesempatan bersaing perusahaan.
2.3 KEGESITAN BELAJAR DAN PEMBERDAYAAN (Agility Learning and Empowerment) 0 Proyek SI Pemasaran dapat ditunda paling tidak selama 12 bulan tanpa mengakibatkan pengaruh pada posisi bersaing, atau system, prosedur dan kompetensi inti saat ini dapat memperoleh hasil yang sama dan tidak akan berpengaruh pada posisi kompetitif. 1 Penundaan SI Pemasaran tidak akan berpengaruh pada posisi kompetitif, dan biaya tenaga kerja yang minimal diharapkan diperoleh untuk mendapatkan hasil yang sama secara substantial. 2 Penundaan proyek SI Pemasaran tidak akan berpengaruh pada posisi kompetitif, tetapi bagaimanapun juga biaya tenaga kerja mungkin akan meningkat untuk mendapatkan hasil yang sama; namun menurunkan kompetensi inti yang tidak utama. 3 Penundaan proyek SI Pemasaran tidak akan mempengaruhi posisi kompetitif, namun
233
4
5
mengabaikan proyek tersebut akan mengakibatkan biaya meningkat.Kurangnya inisiatif dalam kegesitan dan pemberdayaan menjadikan perusahaan menjadi lambat dalam menanggapi perubahan iklim bersaing, akibat berkurangnya kompetensi inti. Penundaan proyek SI Pemasaran mungkin berpengaruh terhadap keunggulan bersaing perusahaan di masa yang akan datang; atau kehilangan peluang kompetitif. Kesuksesan kegiatan perusahaan saat ini mungkin akan menurun disebabkan berkurangnya ketangkasan dan pemberdayaan serta hilangnya kompetensi inti yang utama. Penundaan proyek SI Pemasaran pada saat ini dipastikan akan merugikan posisi kompetitif perusahaan atau menghilangkan peluang kompetitif. Hilangnya dua atau lebih kompetensi inti yang utama mendorong pengurangan aktivitas-aktivitas yang sekarang berhasil.
2.4 WAKTU PUTAR (Cycle Time) 0 SI Pemasaran tidak berhubungan dalam setiap perbaikan mempersingkat waktu pengembangan, produksi atau pengiriman barang atau jasa dari perusahaan ke pelanggan, pemasok, atau unit kerjasama lainnya. Penundaan proyek tidak memiliki konsekuensi dalam persaingan. 1 SI Pemasaran tidak berhubungan dalam setiap perbaikan mempersingkat waktu hal-hal seperti di atas namun dapat memperbaiki efisiensi operasi yang berkaitan dengan kemampuan bersaing. Penundaan proyek, kemungkinan tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 2 Proyek SI Pemasaran tidak berhubungan dalam setiap perbaikan mempersingkat waktu hal-hal seperti di atas namun memperbaiki efisiensi operasi yang berkaitan dengan suatu area yang strategis. Penundaan proyek, secara substansi, tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 3 Proyek SI Pemasaran memperbaiki beberapa waktu di atas dan secara moderat memperbaiki posisi bersaing. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 4 Proyek istem Informasi Kerjasama memperbaiki beberapa waktu dan secara substansi memperbaiki posisi bersaing hingga mencapai tingkat yang cukup setara dengan pesaing. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 5 Proyek SI Pemasaran memperbaiki beberapa waktu secara signifikan sehingga memperbaiki posisi bersaing hingga mencapai tingkat yang sangat kuat dibanding pesaing. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan dan kesempatan bersaing perusahaan.
2.5 RAGAM PRODUK (Mass Customization) 0 Proyek SI Pemasaran tidak berhubungan dalam setiap perbaikan meningkatkan ragam produk baik dalam tahapan pengembangan, produksi atau pengiriman barang atau jasa dari perusahaan ke pelanggan, pemasok, atau unit kerjasama lainnya. Penundaan proyek tidak memiliki konsekuensi dalam persaingan. 1 Proyek SI Pemasarantidak berhubungan dalam setiap perbaikan meningkatkan ragam produk hal-hal seperti di atas namun dapat memperbaiki efisiensi operasi yang berkaitan dengan kemampuan bersaing. Penundaan proyek, kemungkinan tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 2 ProyekSI Pemasaran tidak berhubungan dalam setiap persiapan meningkatkan ragam produk hal-hal seperti di atas namun memperbaiki efisiensi operasi yang berkaitan dengan suatu area yang strategis. Penundaan proyek, secara substansi, tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 3 SI Pemasaran meningkatkan ragam produk seperti hal-hal di atas dan secara moderat memperbaiki posisi bersaing. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan.
234
4
5
Proyek SI Pemasaran berhasil meningkatkan ragam produk secara signifikan sehingga memperbaiki posisi bersaing hingga mencapai tingkat yang cukup setara dengan pesaing. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan bersaing perusahaan. Proyek SI Pemasaran berhasil meningkatkan ragam produk secara signifikan sehingga memperbaiki posisi bersaing hingga mencapai tingkat yang sangat kuat dibanding pesaing.
2.6 STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI (Strategic IT Architecture) 1. SI Pemasaran tidak berhubungan dengan cetak biru perusahaan. Penundaan proyek tidak memiliki konsekuensi dalam persaingan. 2. Proyek SI Pemasaran merupakan bagian dari cetak biru perusahaan, dan mempunyai tingkat pengembalian modal yang rendah; proyek SI Pemasaranbukan merupakan prasyarat dari proyek-proyek lainnya yang termasuk dalam cetak biru perusahaan, juga tidak terkait secara erat dengan proyek-proyek prasyarat lainnya. Penundaan proyek, secara substansi, tidak berdampak pada posisi bersaing perusahaan. 3. Sistem Informasi Kepegawaian merupakan bagian yang integral dari cetak biru perusahaan, dan mempunyai tingkat pengembalian modal yang sedang;SI Pemasaran bukan merupakan prasyarat dari proyek-proyek lainnya yang termasuk dalam cetak biru perusahaan, dan terkait secara lemah dengan proyek-proyek prasyarat lainnya. Penundaan proyek dapat sedikit merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 4. SI Pemasaran merupakan bagian yang integral dari cetak biru perusahaan, dan mempunyai tingkat pengembalian modal yang tinggi;SI Pemasaran bukan merupakan prasyarat dari proyek-proyek lainnya yang termasuk dalam cetak biru perusahaan, tetapi terkait secara erat dengan proyek-proyek prasyarat lainnya. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan bersaing perusahaan. 5. Proyek SI Pemasaran merupakan bagian yang integral dari cetak biru perusahaan, dan harus diimplementasikan pertama kali; proyek SI Pemasaran merupakan prasyarat dari proyek-proyek lainnya yang termasuk dalam cetak biru perusahaan. Penundaan proyek dapat merugikan kemampuan dan kesempatan bersaing perusahaan.
III. RESIKO STRATEGI KOMPETITIF (COMPETITIVE STRATEGY RISK) 3.1 RESIKO STRATEGI BISNIS (Business Strategy Risk) 0. Proyek SI Pemasaran merefleksikan strategi yang sukses sebagai pemimpin industri serta merupakan standar industri praktis dan pengeluaran yang umum untuk tipikal bisnis ini. Tidak ada pengaruh tekanan dari luar yang mempengaruhi keberhasilan. 1. Proyek SI Pemasaran merepresentasikan tingkat perubahan perbaikan hubungan dengan penyalur dan pembeli. Tidak ada tekanan dari luar yang mempengaruhi keberhasilan. 2. ProyekSI Pemasaran merepresentasikan perbedaan yang dimiliki dengan pemimpin industri. Meski awalnya kacau, baik penyalur dan pembeli menyadari keuntungan jangka panjang. 3. Proye SI Pemasaran memiliki resiko tingkat menengah dan membutuhkan perubahan moderat terhadap hubungan penyalur-pembeli tapi hubungannya erat. Ada tekanan dari luar yang mempengaruhi manfaat jangka panjang namun tidak mempengaruhi manfaat jangka pendek terhadap perusahaan. 4. Proyek SI Pemasaran membutuhkan perubahan moderat terhadap hubungan penyalur- pembeli yang lemah atau baru. Secara moderat membentuk pasar tetapi baru ntuk perusahaan. Tekanan dari luar dapat menghilangkan samasekali manfaat yang ada. 5. Proyek SI Pemasaran memiliki resiko yang besar dan membutuhkan suatu posisi kompetisi yang baik terhadap hubungan penyalur-pembeli agar bisa berhasil.
235
3.2 RESIKO STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI (IT Strategy Risk) 0. Arsitektur dan platform terbuka dan secara akurat merefleksikan strategi bisnis jangka panjang. 1. Diketahui interdependensi dan inkompatibilitasnya, tetapi berdampak kecil terhadap skenario masa depan. Tidak dibutuhkan kompetensi inti yang baru. 2. Diketahui interdependensi dan inkompatibilitasnya, tetapi berdampak moderat terhadap skenario masa depan. Tidak dibutuhkan kompetensi inti yang baru. Kompetensi inti yang dimiliki memperkuat proyekSI Pemasaran 3. Diketahui interdependensi dan inkompatibilitasnya, tetapi berdampak moderat minor area skenario masa depan.Kompetensi inti yang dibutuhkan sangat lemah. 4. Diketahui interdependensi dan inkompatibilitasnya, dan berdampak mayor area. Kompetensi inti yang dibutuhkan didapat dari luar 5. Arsitektur dan platform tidak terbuka dan kekurangan kompetensi inti.SI Pemasaran tidak merefleksikan strategi bisnis sekarang.
IV. RESIKOSTRATEGI ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN (ORGANIZATIONAL STRATEGY RISK AND UNCERTAINTY) 4.1 RESIKO ORGANISASI BISNIS (Business Organization Risk) 0 Organisasi domain bisnis mempunyai rencana yang terformulasi dengan baik untuk mengimplementasikan sistem yang diusulkan. Manajemennya memadai dan proses serta prosedurnya terdokumentasikan. Rencana kontijensi untuk proyek ada, serta produk atau nilai tambah kompetitif ditentukan dengan baik untuk pasar yang diketahui dengan jelas. 1-4
Nilai 1 sampai 4 mungkin diambil untuk keadaan yang mencampur elemen-elemen yang sudah disiapkan dengan elemen-elemen resiko. Daftar berikut dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Ya Tidak Ragu-Ragu Rencana domain bisnis terumuskan baik Manajemen domain bisnis pada tempatnya Rencana kontijensi pada tempatnya Proses dan prosedur pada tempatnya Pelatihan untuk pemakai terencana Adanya unggulan manajemen Prosuk terdefinisikan dengan baik Kebutuhan pasar diketahui dengan jelas Setiap jawaban „tidak‟ dan „ragu-ragu‟ akan menambah ½ skor
5
Organisasi domain bisnis tidak mempunyai rencana untuk mengimplementasikan sistem yang diusulkan. Manajemen tidak mempunyai kepastian dalam tanggung jawab. Proses dan prosedur tidak terdokumentasikan. Tidak ada rencana kontijensi. Produk dan nilai tambah kompetitif tidak terdefinisikan dengan baik. Kebutuhan pasar tidak diketahui dengan jelas.
4.2 KETIDAKPASTIAN DEFINISI TI (IT Definitional Uncertainty) 0. Kebutuhan proyek SI Pemasaran terdefinisi dengan jelas. Spesifikasinya jelas dan disetujui. Area yang ditelaah terbuka jelas. Probabilitas tidak adanya perubahan tinggi. 1. Kebutuhan proyek SI Pemasaran cukup jelas. Spesifikasinya cukup jelas. Tidak diperlukan persetujuan secara formal. Area yang ditelaah terbuka jelas. Probabilitasnya rendah untuk perubahan-perubahan yang tidak bersifat rutin. 2. Kebutuhan proyek Proyek SI Pemasaran cukup jelas. Spesifikasinya cukup jelas. Area yang
236
ditelaah terbuka jelas. Perubahan-perubahan yang tidak bersifat rutin probabilitasnya bisa dimengerti. 3. Kebutuhan proyek SI Pemasaran cukup jelas. Spesifikasinya tidak jelas. Area yang ditelaah terbuka jelas. Perubahan hampir pasti dan selalu mendadak. 4. Kebutuhan proyek SI Pemasaran tidak jelas. Spesifikasinya cukup jelas. Area yang ditelaah amat kompleks. Perubahan hampir pasti ada, bahkan selam periode proyek. 5. Kebutuhan proyekSI Pemasaran tidak diketahui. Spesifikasinya tidak diketahui. Area mungkin amat kompleks. Perubahan selalu ada, tetapi bisa dipastikan bahwa sebenarnya kebutuhannya tidak diketahui.
4.3 RESIKO IMPLEMENTASI TI (IT Technical and Implementation Risk) A. Keterampilan yang dibutuhkan 0. Tidak ada keterampilan baru yang dibutuhkan untuk staf dan manajemen. Keduanya sudah berpengalaman. 1. Dibutuhkan beberapa keterampilan baru untuk staf, sementara untuk manajemen tidak ada. 2. Dibutuhkan keterampilan baru untuk staf dan manajemen 3. Dibutuhkan keterampilan baru untuk staf, terlebih bagi manajemen 4. Keterampilan yang amat memadai dan baru dibutuhkan untuk staf dan beberapa untuk manajemen. 5. Keterampilan yang amat memadai dan baru dibutuhkan untuk staf dan manejemen. B. Ketergantungan pada perangkat keras 0. Perangkat kerasnya sudah digunakan dalam system yang mirip 1. Perangkat kerasnya sudah digunakan, tetapiSI Pemasaran adalah system yang berbeda 2. Perangkat kerasnya ada dan telah diuji, tetapi belum pernah dimanfaatkan. 3. Perangkat kerasnya ada, tetapi belum dimanfaatkan dalam organisasi 4. Beberapa fitur utama belum diuji dan diimplementasikan. 5. Kebutuhan utama belum tersedia pada konfigurasi MIS. C. Ketergantungan pada perangkat lunak (selain perangkat lunak aplikasi) 0. Perangkat lunak baku digunakan, tetapi tidak dibutuhkan pemrograman. 1. Perangkat lunak baku digunakan, tetapi mrmbutuhkan pemrograman yang rumit. 2. Dibutuhkan beberapa interface baru antar perangkat lunak, dan mungkin membutuhkan pemrograman yang rumit. 3. Dibutuhkan beberapa fitur baru untuk mengoperasikan perangkat lunak. Beberapa interface yang rumit antar perangkat lunak mungkin dibutuhkan. 4. Diperlukan fitur yang sekarang tidak tersedia, dan pengembangan yang cukup modern. 5. Diperlukan pengembangan yang signifikan dan modern. D. Perangkat Lunak Aplikasi 0. Program telah ada dan dibutuhkan modifikasi minimal. 1. Program telah tersedia secara komersial dengan modifikasi minimal, atau program telah ada di perusahaan dengan modifikasi minimal, atau perangkat lunak akan dikembangkan dalam perusahaan tersebut dengan kompleksitas minimal. 2. Program telah tersedia secara komersial dengan modifikasi sedang, atau program telah ada di perusahaan tetapi diperlukan modifikasi yang diperluas, atau perangkat lunak akan dikembangkan dalam perusahaan dengan kompleksitas rancangan minimal tetapi pemrogramannya kompleks. 3. Perangkat lunak telah tersedia secara komersial tetapi kompleksitasnya tinggi, atau perangkat lunak akan dikembangkan dalam perusahaan dan tingkat kesulitannya sedang 4. Tidak ada paket perangkat lunak yang tersedia. Tidak ada perangkat lunak dalam perusahaan yang tersedia. Dibutuhkan rancangan dan pemrograman yang kompleks dengan tingkat kesulitan
237
yang sedang. 5. Tidak ada perangkat lunak paket yang tersedia. Tidak ada perangkat lunak dalam perusahaan uang tersedia. Dibutuhkan rancangan dan pemrograman yang kompleks, bahkan jika dikontrakkan keluar. E. Ketergantungan implementasi aplikasi 0. Tidak dibutuhkan keahlian. 1. Besar aplikasi moderat. Beberapa kemampuan implementasi dibutuhkan. 2. Tingkat pemrograman sangat sulit. 3. Kemampuan yang cukup tinggi dan baru cukup diperlukan untuk implementasi. 4. Kemampuan yang cukup tinggi dan baru sangat diperlukan untuk implementasi. 5. Kemampuan yang sangat tinggi dan baru sangat diperlukan untuk implementasi.
4.4 RESIKO PENYAMPAIAN LAYANAN TI (IT Services Delivery Risk) 0. Sistem menggunakan layanan dan fasilitas yang telah ada. Tidak dibutuhkan investasi dalam Sistem Informasi yang merupakan fasilitas prasyarat (misalnya manajemen basis data); tidak ada biaya awal yang merupakan bagian proyek SI Pemasaran yang secara langsung diantisipasi. 1. Perubahan dalam salah satu elemen dari sistem penghantaran layanan komputer dibutuhkn untuk proyek ini. Investasi awal yang terkait selain biaya proyek yang langsung relatif kecil. 2. Dibutuhkan perubahan kecil pada beberapa elemen dari sistem penghantaran layanan komputer. Beberapa investasi awal diperlukan untuk mengakomodasikan proyek ini. Investasi lanjutan untuk integrasi berikutnya dariSI Pemasaran ke lingkungan sistem informasi mungkin diperlukan. 3. Dibutuhkan perubahan lebih besar pada beberapa elemen dari sistem penghantaran layanan komputer. Beberapa investasi awal diperlukan untuk mengakomodasikan proyek ini. Investasi lanjutan untuk integrasi berikutnya dari proyekSI Pemasaran ke lingkungan sistem informasi akan diperlukan. 4. Dibutuhkan perubahan lebih besar pada beberapa elemen dari sistem penghantaran layanan komputer pada beberapa area. Investasi awal, sedang sampai tinggi, untuk staf, perangkat keras, perangkat lunak dan manajemen diperlukan untuk mengakomodasikan proyek ini. Investasi tersebut tidak termasuk dalam biaya proyek langsung, tetapi merepresentasikan investasi fasilitas sistem informasi untuk membuat lingkungan yang dibutuhkan untuk proyek. 5. Dibutuhkan perubahan besar pada beberapa elemen dari sistem penghantaran layanan komputer pada beberapa area. Investasi awal yang amat besar untuk staf, perangkat keras, perangkat lunak dan manajemen diperlukan untuk mengakomodasikan proyek ini. Investasi tersebut tidak termasuk dalam biaya proyek langsung, tetapi merepresentasikan investasi fasilitas sistem informasi untuk membuat lingkungan yang dibutuhkan untuk proyek.