Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ 1
Martinus Harun Koentjoro, 2Bobby Oedy P. Soepangkat, 3Nurhadi Siswanto 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi 2 Dosen Magister Manajemen Teknologi email:
[email protected]
ABSTRAK PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri kaca yang selama ini menjalankan proses produksi tanpa melakukan perencanaan produksi agregat dengan benar. Kondisi saat penelitian ini dibuat adalah banyak kendala-kendala yang timbul pada saat proses produksi berjalan. Perencanaan produksi agregat mutlak diperlukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan proses produksinya. Banyak metode perencanaan produksi agregat yang berkembang dewasa ini dengan berbagai keistimewaan serta karakteristik dalam pelaksanaannya. Salah satu metode yang bisa dipakai adalah metode mixed integer programming. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data produksi yang juga diasumsikan sebagai data permintaan produk di masa lalu untuk diolah dengan menggunakan peramalan deret berkala. Hasil peramalan tersebut selanjutnya dipakai sebagai dasar perhitungan perencanaan produksi agregat di PT. XYZ dengan menggunakan metode mixed integer programming untuk menghasilkan jadwal induk produksi serta meminimalkan biaya produksi yang ada. Hasil perhitungan total biaya untuk 6 bulan perencanaan adalah sebesar Rp. 5.949.095.000,-. Untuk tipe Gofin dikerjakan oleh sub kontrak, sedangkan 9 tipe lainnya tetap dikerjakan sendiri. Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan mengubah parameter permintaan produk sebesar 2% sampai 10%, dihasilkan analisa bahwa kenaikan biaya produksi secara persentase semakin rendah. Kata kunci: perencanaan produksi agregat, peramalan deret berkala, mixed integer programming, jadwal induk produksi.
PENDAHULUAN Industri kaca merupakan salah satu bidang usaha yang masih mempunyai peluang sangat besar untuk berkembang di negara Indonesia pada khususnya dan juga di negara-negara lain di seluruh dunia. Industri kaca dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu industri yang menghasilkan raw glass dan industri yang menghasilkan final glass. Industri yang menghasilkan raw glass adalah industri yang memproduksi kaca dari biji kaca, pasir silica, dan komponen-komponen lain. Lembaran-lembaran kaca yang dihasilkan memiliki ukuran-ukuran standar maupun dalam ukuran cut size yang diinginkan oleh pengguna. Industri yang kedua adalah industri yang menghasilkan produk akhir. Produk akhir adalah lembaran-lembaran raw glass yang telah melalui proses potong sesuai dengan ukuran yang diminta oleh end user, juga telah melalui proses-proses pengerjaan baik itu gosok pada tepi kaca maupun tambahan proses pada permukaan kaca seperti proses grafir, penambahan kekuatan, pewarnaan, pelengkungan dan lain-lain. Kedua industri ini masih mempunyai peluang yang besar untuk terus berkembang mengingat semakin banyak end user yang menggunakan kaca dalam
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
proyek-proyek property, otomotif maupun produk-produk furniture. PT. XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri kaca. Berdasarkan produk yang dihasilkan, perusahaan ini memiliki dua departemen produksi. Departemen pertama adalah departemen yang menghasilkan produk kaca building, karoseri, dan kaca proyek. Departemen kedua adalah departemen yang menghasilkan kaca untuk keperluan industri terutama untuk pabrik furniture. PT.XYZ memiliki dua permasalahan pokok pada bagian produksi. Permasalahan pertama adalah adanya ketidaksesuaian antara jumlah produk yang dihasilkan dengan permintaan jumlah produk oleh pelanggan. Permasalahan kedua adalah persaingan harga di pasar yang semakin tajam sehingga diperlukan pemilihan produk tertentu yang dapat meningkatkan penjualan dan menekan biaya produksi. Pada pokok pembahasan kali ini akan dipilih faktor terbesar yaitu perencanaan produksi agregat dengan tujuan meminimalkan harga sampai pada titik terendah untuk bersaing dengan pabrikan lain. Selain itu juga menentukan jumlah kaca yang akan diproduksi dalam 6 bulan ke depan berdasarkan permintaan tahun 2005 dan konstrainkonstrain lain dengan tujuan meminimalkan biaya. Produk kaca pada PT. XYZ mempunyai jenis dan bentuk yang beraneka ragam. Total jenis produk mencapai jumlah lebih dari 100 tipe, sehingga pada penelitian ini dibatasi hanya pada 10 jenis produk yang memiliki output terbesar dengan tidak mengesampingan keuntungan yang dihasilkan masing-masing jenis produk. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan produksi yang dapat memberikan alternatif-alternatif tentang jenis produk kaca yang harus diprioritaskan untuk diproduksi dengan biaya produksi yang minimal. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana rencana produksi agregat di PT. XYZ yang dapat meminimalkan total biaya produksi pada tahun 2006?” Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan rencana produksi agregat kaca industri yang memberikan total biaya produksi minimum serta dapat memenuhi permintaaan konsumen. Agar pembahasan dalam penelititan ini dapat lebih terfokus, maka diperlukan batasan-batasan dan asumsi-asumsi sebagai berikut: Batasan Masalah: 1. Perencanaan dilakukan untuk periode mulai Juli sampai dengan Desember 2006. 2. Produk yang menjadi obyek penelititan tesis di PT. XYZ adalah produk kaca yang memiliki volume penjualan tertinggi. 3. Data produksi kaca yang diambil berdasarkan permintaan konsumen pada tahun 2005. 4. Selang waktu perencanaan adalah bulanan. 5. Biaya tetap tidak masuk dalam formulasi perencanaan produksi agregat. Asumsi Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data biaya pembelian raw glass yang digunakan adalah batas maksimum berdasarkan anggaran perusahaan.
ISBN : 979-99735-1-1 A-22-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
2. Kebutuhan raw glass selalu dapat dipenuhi oleh pemasok berdasarkan stok minimum. 3. Semua mesin bekerja secara normal. 4. Kapasitas produksi konstan setiap bulannya. 5. Setup mesin dilakukan pada setiap pergantian tipe produk 6. Tidak ada penambahan sumber daya selama waktu penelitian. 7. Waktu setup produk tidak tergantung pada proses setup produk sebelumnya. DATA PRODUKSI Data produksi untuk kaca yang dikerjakan akan dipilih 10 jenis berdasarkan atas tipe yang paling banyak diproduksi (Tabel 1), mengingat banyaknya model yang dikerjakan. Tabel 1 Data Produksi tahun 2005 Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Karma 08 5500 12000 1180 12800 14200 13500 14210 14620 14700 15200 11300 15620
Sign 29 13200 9550 9300 7300 7750 7500 8100 7500 9500 9250 8000 10500
Jvc 07 6200 5800 6000 5940 5700 5820 6010 5850 5650 2500 7500 8500
144830
107450
71470
Jumlah Produksi kaca (unit) Jvc Sign Bisel Dsn 12 34 10000 5500 2500 3500 5000 5320 4500 3850 5500 5440 6000 3200 5000 5600 6000 3400 7500 5210 2500 3500 5000 4300 3500 3400 5500 5800 3000 3300 7500 5720 2600 4200 4000 5680 8000 4500 5500 2200 7500 4550 5500 5900 7250 3700 5000 5850 7250 4600 71000
62520
60600
45700
Jvc 05 1050 0 505 2225 3750 3545 3285 4300 1325 2585 0 3545 26115
Ginco
Gofin
1200 1325 235 1442 1652 2354 105 1845 1320 1250 1305 1050
0 580 652 750 885 825 954 750 725 685 248 561
15083
7615
HASIL PERAMALAN Untuk memilih metode peramalan yang paling sesuai diantara metode yang telah dihitung, dipakai metode simpangan rata-rata harga mutlak (Mean Absolute Deviation) disingkat MAD (Hanke dan Arthur 1998). Dari hasil perhitungan MAD metode-metode tersebut, maka dipilih metode dengan nilai MAD terkecil. Setelah didapat metode yang paling sesuai, maka dapat ditentukan hasil peramalan produk. Tabel 2 menunjukkan hasil peramalan 10 produk untuk 6 bulan mendatang. Tabel 2 Hasil Peramalan Produk Bulan
Karma08
Sign29
Jvc07
Bisel
Jvc12
Dsn
Sign34
Jvc05
Ginco
Gofin
Juli Aug Sep Okt Nov Des
17947 17635 17511 20198 19887 19762
9291 8017 9555 9291 8017 9555
5985 5871 6012 5985 5871 6012
5594 7070 5086 5594 7070 5086
5067 4945 4818 4958 4838 4713
7336 6918 8550 8357 7939 9571
4416 4613 4576 4706 4903 4867
3229 3329 3031 3637 3737 3439
1195 1491 1085 1195 1491 1085
690 612 602 690 612 602
ISBN : 979-99735-1-1 A-22-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
PERMODELAN SISTEM Tujuan penelitian ini adalah meminimalkan total biaya produksi. Dari formulasi perencanaan produksi agregat dengan metode mixed integer programming (Vollman dan Berry 1998), diambil variable-variabel keputusan serta parameter-parameter yang sesuai dengan permasalahan yang ada di PT. XYZ, yaitu i (jenis produk), j (jenis mesin yang digunakan), k (waktu kerja normal/lembur), l (mesin lama/baru), t (periode penelitian). Hasil dari formulasi tersebut adalah sebagai berikut: Minimasi Z = 10 6
9
2
1
9
2
2
Σ Σ (CIi. Invit + CSubi.Skit + Σ Σ Σ CPik. Xijklt + Σ Σ Σ CPik.Xijklt i=1 t=1
j=1 k=1 l=1 9
+Σ
j=1 k=1 l=2
2 2
Σ Σ CSij. SXijklt)
j=1 k=1 l=1
Dimana:
CIi CSubi CPik CSij Invit Skit Xijklt
= biaya persediaan produk i = biaya sub kontrak produk i = biaya produksi produk i pada jam kerja k = biaya setup produk i pada mesin j = jumlah persediaan produk i pada periode t = jumlah produk i pada periode t untuk sub kontrak = jumlah produk i pada mesin j pada jam kerja k pada status mesin l pada periode t
PEMBATAS Ada beberapa batasan-batasan yang harus dipenuhi untuk mencapai fungsi tujuan yaitu: 1. Pembatas persediaan untuk t > 1 8
Skit + Invit-1 – Invit +
2
2
Σ Σ Σ Xijklt j=8
= Dit
k=1 l=1
2. Pembatas persediaan untuk t = 1 8
Skit + InvAwali – Invit +
2
2
Σ ΣΣ j=8
Xijklt
k=1 l=1
3. Pembatas setup mesin Xijklt ≤ Q. SXijklt 4. Kapasitas produksi jam kerja normal 10
Σ
10
CTij. Xijklt ≤ JJN. FRjt – Σ WSij. SXijklt
i=1
i=1
ISBN : 979-99735-1-1 A-22-4
= Dit
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
5. Kapasitas produksi jam kerja lembur 10
Σ
10
CTij. Xijklt ≤ JJL. FRjt – Σ WSij. SXijklt
i=1
i=1
6. Urutan mesin Ximklt
– Xijklt = 0
7. Pembatas biner untuk setup: SXijklt = 0 atau 1 HASIL RUNNING PROGRAM Dari hasil running program yang sudah dilakukan, didapatkan hasil total biaya perencanaan produksi agregat untuk 6 bulan perencanaan adalah sebesar Rp.5.949.095.000,-. JADWAL INDUK PRODUKSI Dari hasil running program diatas maka dapat disusun Jadwal Induk Produksi kaca untuk 10 tipe produk terpilih,seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Jadwal Induk Produksi JENIS KAR08 SIG29 JVC07 BISEL JVC12 DSN SIG34 JVC05 GINCO GOFIN
JUL
AUG
SEP
OKT
NOV
DES
17947 9291 5985 5594 5067 7336 4416 3229 1195 690
17635 8017 5871 7070 4945 6918 4613 3329 1491 612
17511 9555 6012 5086 4818 8550 4576 3031 1085 602
20198 9291 5985 5594 4958 8357 4706 3637 1195 690
19887 8017 5871 7070 4838 7939 4903 3737 1491 612
19762 9555 6012 5086 4713 9571 4867 3439 1085 602
ANALISA SENSITIVITAS Analisis yang dilakukan adalah dengan melakukan perubahan pada permintaan untuk 10 tipe produk terpilih, seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Perubahan tersebut adalah dengan mencoba melakukan penambahan terhadap permintaan produk yang ada pada saat ini, dengan harapan akan diperoleh total biaya produksi yang minimal.
ISBN : 979-99735-1-1 A-22-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006 Tabel 4 Analisa Sensitivitas Skenario
Setelah penambahan permintaan(%)
1 2 3 4 5
2% 4% 6% 8% 10%
Objective Value (Rp) 6066843000.00 6184573000.00 6302233000.00 6419990000.00 6537918000.00
Persentase Penambahan Fungsi Obyektif 1.98% 1.94% 1.90% 1.87% 1.84%
Jika dilihat dari persentase kenaikan, maka terlihat semakin tinggi penambahan permintaan akan menyebabkan persentase yang semakin rendah terhadap kenaikan biaya produksi. KESIMPULAN Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan kecenderungannya, peramalan permintaan untuk produk kaca terbagi menjadi 3 golongan, yaitu: - Cenderung naik : Karma08, DSN, Sign34, JVC05. - Cenderung konstan : Sign29, JVC07, Bisel, Ginco, Gofin. - Cenderung turun : JVC12. 2. Bila terjadi penambahan permintaan keseluruhan produk kaca sebesar 2% sampai dengan 10%, dapat dilihat bahwa semakin tinggi permintaan, maka biaya produksi juga semakin meningkat, namun dengan peningkatan persentase yang semakin kecil. 3. Hasil optimasi biaya menetapkan bahwa produk Gofin tidak dikerjakan sendiri, tetapi di sub kontrakkan. Dengan demikian, order-order yang lain dapat dikerjakan sendiri sesuai dengan jumlah permintaan. SARAN Saran yang diberikan, baik terhadap sistem yang diamati maupun untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya dilakukan peramalan dan permodelan tersendiri untuk keseluruhan jenis produk yang produksinya melalui mesin-mesin yang mempunyai cycle time yang panjang. DAFTAR PUSTAKA Chase, R.B., Aquilano, N.J., and Jacobs, F.R. 1998. Production and Operations Management Manufacturing and Services. Eight Edition. Irwin/McGraw Hill, Boston. Gasperz, Vincent., 2001, Production Planning and Inventory Control, Edisi Revisi, PT. Gramedia Pustaka Tama. Hanke, John, E., and Arthur, G. 1998. Business Forecasting. Sixth Edition. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Makridakis, Sypros., Wheelwright, Steven., McGee, Victor., 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan, Edisi Revisi, terjemahan Ir. Hari Suminto, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta. Vollman, T.E., Berry, W.L., and Whyback, D.C., 1998. Manufacturing Planning and Control System, Second Edition, Irwin Homewood, Illinois.
ISBN : 979-99735-1-1 A-22-6