JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7
PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT – SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO Bachtiar Riyanto, Dr. Techn. Umboro Lasminto, ST., M.Sc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Email:
[email protected] Abstrak Floodway Pelangwot merupakan salah satu upaya menanggulangi banjir yang terjadi pada sungai Bengawan Solo. Kondisi eksisting Floodway Pelangwot mampu mengalirkan debit sebesar 640 m3/s namun dengan kondisi tersebut banjir masih terjadi pada Sungai Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan peningkatan kapasitas Floodway Pelangwot. Floodway Pelangwot – Sedayulawas direncanakan untuk dapat mengalirkan debit sebesar 1000 m3/s. Metodologi yang digunakan yaitu dengan menganalisis kapasitas eksisting Floodway Pelangwot dan merencanakan peningkatan kapasitas saluran Floodway Pelangwot serta melihat kemampuan saluran Floodway Pelangwot dalam menanmpung debit rencana sebesar 1000 m3/s. Hasil analisis pada saat kondisi eksisting problem ada pada mulut Floodway yang berfungsi sebagai pintu masuk aliran dari Sungai Bengawan Solo ke Floodway pelangwot – Sedayulawas. Lebar saluran pada mulut Floodway Pelangwot – Sedayulawas hanya 64.5 m sehingga hanya bisa mengalirkan debit sebesar 640.53 m3/s. Pada perencanaan peningkatan kapasitas Floodway Pelangwot lebar saluran pada mulut Floodway ditambah menjadi 120 m dan pintu inlet Floodway pelangwot dimana kondisi eksisting berupa pintu dengan lebar 12.5 m dan tinggi bukaan maksimum sebesar 4 m direncanakan ulang dengan menambah pintu sejumlah 6 buah dengan tinggi bukaan maksimum 4 m sehingga Saluran Floodway Pelangwot – Sedayulawas dapat mengalirkan Debit rencana sebesar 1013.53m3/s. Dalam perencanaan ini menggunakan program bantu HEC-RAS 4.1.0. Kata kunci : Floodway, Pelangwot, Bengawan solo, HEC-RAS
I. PENDAHULUAN Sungai Bengawan Solo melintasi 2 Daerah Administratif tingkat I yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur, dengan panjang 548,53 km Sungai Bengawan Solo merupakan Sungai terpanjang di Pulau Jawa. Daerah-daerah yang dilewati oleh Sungai Bengawan Solo antara lain, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kota Solo, Kabupaten Sragen, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Blora, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan dan bermuara di Kabupaten Gresik. Hulu Sungai Bengawan Solo terletak di Kabupaten Wonogiri dan bermuara di Kabupaten Gresik. Wilayah Sungai Bengawan Solo memiliki luas 20.125 Km2 meliputi DPS Bengawan Solo seluas 16.100 Km2 ditambah DPS – DPS di sekitarnya (Kali Lamong, DPS Pacitan dan DPS Pantura Jawa Timur ). Dalam perjalanannya Sungai Bengawan Solo juga mengalami beberapa permasalahan, salah satunya yaitu banjir tahunan didaerah hilirnya yaitu di Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro. Lokasi banjir merupakan kawasan pemukiman dimana kegiatan perekonomian penduduk berlangsung. Dengan demikian banjir merupakan masalah yang sangat merugikan baik dalam aspek sosial maupun ekonomi khususnya bagi penduduk yang terkena dampak langsung banjir Sungai Bengawan Solo. Penyebab utama banjir yang terjadi adalah tidak mampunya saluran Sungai Bengawan Solo dalam menampung debit banjir tahunan yang terjadi. Solusi alternatif telah dilakukan salah satunya dengan membuat floodway pada Sungai Bengawan Solo. Floodway tersebut terletak pada Desa Pelangwot Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan hingga Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan dengan panjang ±13km. Floodway direncakan dengan kapasitas 640 m3/s. Kapasitas rencana sebesar 640 m3/s tidak berjalan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7
dengan optimal dikarenakan terjadi pendangkalan pada saluran floodway Pelangwot - Sedayulawas ini yang menyebabkan kapasitas tampungan turun menjadi 400 m3/s. Untuk menanggulangi atau meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat banjir Sungai Bengawan Solo diperlukan perencanaan peningkatan kapasitas floodway Pelangwot – Sedayulawas dengan kapasitas rencana sebesar 1000 m3/s. Selain itu pengaruh pasang surut air laut merupakan dikarenakan floodway direncakan akan langsung dibuang ke laut. Perencanaan peningkatan kapasitas floodway Pelangwot – Sedayulawas ini mencakup normalisasi sungai, perencanaan pintu pengatur pada inlet floodway, dan perencanaan tanggul beserta kontrol stabilitasnya. Dalam tuga akhir perencanaan peningkatan kapasitas Floodway Pelangwot Sedayulawas ini menggunakan program bantu HECRAS 4.1.0. II.
METODOLOGI START
STUDI
PENGUMPULAN DATA 1. DATA TOPOGRAFI 2. DATA CROSS SECTION 3. DATA LONG SECTION 4. DATA PASANG SURUT AIR LAUT
Metodologi perencanaan dalam tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart diatas.
III.
ANALISIS DATA
Kondisi floodway Pelangwot-Sedayulawas dipengaruhi oleh debit Sungai Bengawan Solo dimana inlet dari floodway berupa pintu pengatur yang dapat dibuka tutup untuk mengurangi debit Sungai Bengawan Solo dibagian hilir. Sedangkan dibagian hilir floodway Pelangwot-Sedayulawas adalah muara laut jawa. Pada saluran Floodway Pelangwot kondisi hilir saluran merupakan muara yang langsung menuju Laut Jawa sehingga kondisi Pasang surut air laut menjadi batasan pada hilir saluran Floodway Pelangwot. Pasang surut menjadi syarat batas bagian hilir pada saluran Floodway Pelangwot dalam model analisis program bantu HEC-RAS sehingga kondisi kecepatan, Debit yang masuk serta efek Backwater pada saluran floodway dapat dianalisis. Data pasang surut diambil dari buku peramalan pasang susut Dinas Hidro Angkatan Laut ( Hidral) di Karang Jamuang dengan posisi koordinat 06o 9‘(S) dan 112o 7 ‘(E). Data pasang surut yang digunakan pada bulan Februari tahun 2009 dan bulan Desember tahun 2012. Adapun untuk pasang tertinggi adalah +2.00 m dan surut rendah 0,10 m yang dikonversikan pada lokasi muara Floodway Pelangwot.
ANALISIS HIDROLIKA KONDISI EKSISTING 1. ANALISIS KAPASITAS SALURAN 2. ANALISIS BACKWATER
ANALISIS HIDROLIKA KONDISI PERENCANAAN SAAT PENAMBAHAN KAPASITAS 1. ANALISIS KAPASITAS SALURAN 2. ANALISIS BACKWATER 3. DESAIN PINTU PENGATUR INLET
Gambar 4.8 Kurva peramalan Pasang surut air laut Karang jamuang 06o 9‘(S) dan 112o 7 ‘(E) bulan Februari 2009
4. DESAIN TANGGUL (ANALISIS KESTABILAN)
CEK KAPASITAS PENAMPANG, CEK KETINGGIAN MUKA AIR, CEK KEMAMPUAN PINTU AIR, DAN CEK STABILITAS TANGGUL
YE 1. GAMBAR DESAIN SALURAN (TIPIKAL) 2. GAMBAR DESAIN PINTU PENGATUR 3. GAMBAR DESAIN TANGGUL
FINISH
N
Dalam tugas akhir ini dilakukan proses kalibrasi yang digunakan sebagai setting parameter keadaan kondisi dilapangan (eksisting) dengan pemodelan yang dilakukan pada program bantu HEC-RAS. Data pengukuran lapangan dikalibrasikan pada pemodelan sungai yang dilakukan pada program bantu HEC RAS dengan cara menyamakan perilaku hirolika sungai melalui debit dan tinggi muka air pada hasil pengukuran lapangan. Pada proses kalibrasi yang dilakukan, debit outflow bendung gerak Babat,
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7
pencatatan ketinggian muka air pada pintu air Floodway Pelangwot, dan pasang surut air laut dihilir Floodway Pelangwot dijadikan sebagai acuan poses kalibrasi dengan men setting angka manning pada saluran Floodway Pelangwot. Angka manning yang digunakan dalam proses kalibrasi pada Floodway Pelangwot sebesar 0.018 (Saluran yang dikeruk, lurus) dan 0.02 (Saluran alam) pada Sungai Bengawan Solo hulu dan hilir. Tabel 4.2 Hasil Proses Kalibrasi Saluran Floodway Pelangwot dengan menggunakan program bantu HECRAS n = 0.025
n = 0.02
n = 0.018
Pencatatan TMA
TMA HEC
1
3.11
3.85
3.6
3.22
2
3.13
3.86
3.6
3.22
3
3.14
3.86
3.61
3.23
4
3.15
3.87
3.61
3.23
5
3.16
3.87
3.62
3.24
6
3.17
3.88
3.63
3.25
7
3.17
3.89
3.63
3.26
8
3.18
3.9
3.64
3.26
9
3.19
3.9
3.65
3.27
10
3.19
3.91
3.66
3.28
11
3.19
3.92
3.67
3.29
12
3.2
3.93
3.67
3.3
13
3.2
3.94
3.68
3.31
14
3.21
3.95
3.69
3.31
15
3.22
3.96
3.7
3.32
16
3.23
3.97
3.71
3.33
17
3.24
3.98
3.72
3.34
18
3.25
3.99
3.73
3.35
19
3.26
4
3.74
3.36
20
3.27
4.01
3.75
3.37
21
3.28
4.02
3.76
3.38
22
3.28
4.03
3.77
3.39
23
3.28
4.04
3.78
3.4
24
3.28
4.05
3.79
3.41
Jam
TMA HEC
Gambar 4.7 Grafik RMSE (Root Mean Square Error) untuk kondisi n=0.025, n=0,02, dan n=0.018
TMA HEC
Sumber : Perhitungan program bantu HEC-RAS
Analisis yang dilakukan pada tugas akhir ini meliputi analisis kondisi eksisting dan analisis kondisi perencanaan. Proses kalibrasi diatas menjadi dasar dalam menganalisis kondisi eksisting dan kondisi perencanaan. Analisis kondisi eksisting Floodway Pelangwot – Sedayulawas digunakan untuk mengetahui kapasitas saluran Floodway dalam mengalirkan debit eksisting. Pemodelan yang akan dianalisis menggunakan skema model jaringan yang dimulai dari Sungai Bengawan Solo (bendung gerak babat) dan berakhir pada hilir floodway di muara Laut Jawa serta hilir Sungai Bengawan Solo di daerah Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
Gambar 4.5 Skema jaringan Sungai Bengawan Solo – Floodway Pelangwot
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7
Gambar 4.6 Pemodelan skema jaringan Floodway Pelangwot pada program bantu HEC-RAS
Analisis kondisi eksisting pada program bantu HEC-RAS menunjukkan debit yang masuk ke saluran Floodway Pelangwot sebesar 640.53 m3/s dan ketinggian muka air sebesar 6.55 m. Pada kondisi tersebut diketahui pula debit dan ketinggian muka air pada pada hulu dan hilir Sungai Bengawan Solo. Pada bagian hulu Sungai Bengawan Solo (STA 0) diketahui debit 2002.94 m3/s dan ketinggian muka air sebesar 6.55 m. Dan pada bagian hilir Sungai Bengawan Solo (STA 12) debit sebesar 1362.42 m3/s dan ketinggian muka air sebesar 6.55 m. Debit (m3/s)
B.Solo 12.211 640.51 6.42 2.38 B.Solo 12.186 640.5 6.45 2.21 B.Solo 12.161 640.5 6.46 2.15 B.Solo 12.136 640.49 6.31 2.72 B.Solo 12.111 640.49 6.5 1.81 B.Solo 12.0687 Inl Struct B.Solo 12.062 640.49 4.93 3.02 B.Solo 12.015 640.48 5.22 1.07 B.Solo 11.99 640.47 5.21 1.14 B.Solo 11.965 640.46 5.15 1.56 B.Solo 11.94 640.45 5.18 1.37 B.Solo 11.89 640.45 5.18 1.31 B.Solo 11.865 640.44 5.15 1.52 B.Solo 11.84 640.43 5.13 1.58 B.Solo 11.815 640.43 5.13 1.56 B.Solo 11.79 640.42 5.12 1.61 B.Solo 11.765 640.41 5.12 1.59 B.Solo 11.74 640.41 5.11 1.58 B.Solo 11.715 640.4 5.11 1.61 B.Solo 11.69 640.4 5.09 1.68 B.Solo 11.665 640.39 5.09 1.67 B.Solo 11.64 640.39 5.06 1.77 B.Solo 11.615 640.38 5.06 1.74 Sumber : Perhitungan program bantu HEC-RAS Pel angwot wi th pangkah kal i brasi
P l an: M aksi m um ok
268.84 290.22 297.92 235.84 354.2 211.86 599.06 560.07 411.63 467.92 488.18 422.05 404.41 410.12 398.01 401.84 405.07 397.94 381.93 383.6 362.45 368.82
10/15/2013
Geom: maksimum ok RS = 12.0687 IS 10
Legend WS Max WS Ground Levee Bank Sta
8
Gambar 4.7 Hidrograf outflow Bendung gerak Babat bulan Februari 2009
6
Elevation (m)
Hari
4
2
Tabel 4.4 Debit dan tinggi muka air di saluran Floodway Pelangwot
0
0
20
40
60
80
100
120
Station (m)
Eksisting Maksimum Reach B.Solo B.Solo B.Solo B.Solo
River Sta 12.311 12.286 12.261 12.236
Q Total (m3/s) 640.53 640.52 640.52 640.51
W.S. Flow Vel Chnl Elev Area (m) (m/s) (m2) 6.55 1.79 433.77 6.5 2.25 284.41 6.42 2.53 256.6 6.47 2.23 286.98
Gambar 4.12 Cross section pemodelan inlet Floodway Pelangwot berupa pintu pengendali banjir pada program bantu HEC-RAS
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7 Pe l a n g wo t wi th p a n g ka h ka l i b ra si
P l a n : M a ksi m u m o k
1 0 /1 5 /2 0 1 3
Geom: maksimum ok Floodway Pel ang w B.Solo 30
Legend WS M ax WS Ground LOB
25
ROB
Elevation (m)
20
15
10
5
0
-5
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Main Channel Di stance (m)
Gambar 4.9 Hasil keluaran potongan memanjang saluran Floodway Pelangwot Pe l a n g wo t wi th p a n g ka h ka l i b ra si
P l a n : M a ksi m u m o k
1 0 /1 5 /2 0 1 3
Geom: maksimum ok B. Solo Hulu 10
Legend WS M ax WS Ground
8
LOB ROB 6
lebar saluran hanya 64.5 m menjadi 120 m sehingga kemampuan Floodway Pelangwot dapat mengalirkan debit 1013.53 m3/s. Selain normalisasi saluran bagian Hulu Floodway Pelangwot pintu pengendali banjir yang merupakan inlet Floodway Pelangwot diubah yang semula berjumlah 3 pintu berukuran lebar 12.5 m dengan bukaan maksimum 4 m menjadi 6 pintu berukuran 12.5 m dengan bukaan maksimum 4 m. Gambar perubahan pintu dapat dilihat pada gambar 4.20. Hasil analisis menggunakan program bantu HECRAS menunjukkan dengan normalisasi yang dilakukan saluran Floodway Pelangwot dapat menampung atau mengalirkan debit rencana sebesar 1013.68 m3/s.
Elevation (m)
4
2
0
-2
-4
-6
-8
0
500
1500
1000
2000
2500
Main Channel Distance (m)
Gambar 4.10 Hasil keluaran potongan memanjang Sungai Bengawan Solo bagian hulu
Pe l a n g wo t wi th p a n g ka h ka l i b ra si
P l a n : M a ksi m u m o k
1 0 /1 5 /2 0 1 3
Geom: maksimum ok B. Solo Hilir 12
Legend WS M ax WS Ground
10
LOB ROB 8
Elevation (m)
6
4
2
0
-2
-4
-6
0
20000
40000
60000
80000
100000
Main Channel Distance (m)
Gambar 4.11 Hasil keluaran potongan memanjang Sungai Bengawan Solo bagian hilir
Dari hasil pendekatan analisis program bantu HEC-RAS kondisi eksisting Floodway Pelangwot yang hanya mampu mengalirkan debit sebesar 640.49 m3/s maka direncanakan peningkatan kapasitas Floodway Pelangwot sebesar 1000 m3/s. Perencanaan tersebut diharapkan mampu mengurangi atau menghilangkan banjir pada Sungai Bengawan Solo bagian hilir. Dalam analisis yang dihasilkan melalui program bantu HEC-RAS dalam kondisi eksisting, permasalahan terdapat pada mulut saluran inlet Floodway Pelangwot. Saluran pada mulut Floodway Pelangwot dilebarkan dimana pada kondisi eksisting
Tabel 4.7 Debit yang masuk ke Floodway Pelangwot Perencanaan W.S. Q Total Vel Chnl Flow Area Elev Reach River Sta (m3/s) (m) (m/s) (m2) B.Solo 12.311 1013.53 5.28 2.33 434.25 B.Solo 12.286 1013.52 5.31 2.14 472.86 B.Solo 12.261 1013.52 5.37 1.82 556.28 B.Solo 12.236 1013.51 5.36 1.83 552.43 B.Solo 12.211 1013.5 5.36 1.82 557.22 B.Solo 12.186 1013.49 5.38 1.68 604.8 B.Solo 12.161 1013.49 5.38 1.64 618.19 B.Solo 12.136 1013.48 5.35 1.82 556.8 B.Solo 12.111 1013.47 5.13 2.77 366.4 Inl B.Solo 12.0687 Struct B.Solo 12.062 1013.47 4.92 2.95 343.12 B.Solo 12.015 1013.46 5.14 1.95 519.63 B.Solo 11.99 1013.44 5.16 1.81 559.81 B.Solo 11.965 1013.44 5.15 1.81 558.88 B.Solo 11.94 1013.43 5.12 1.98 512.56 B.Solo 11.89 1013.42 5.11 1.97 514.39 B.Solo 11.865 1013.4 5.15 1.69 599.65 B.Solo 11.84 1013.4 5.13 1.81 559.96 B.Solo 11.815 1013.39 5.12 1.81 559.13 B.Solo 11.79 1013.37 5.09 1.93 525.32 B.Solo 11.765 1013.37 5.11 1.8 563.35 B.Solo 11.74 1013.36 5.1 1.84 551.37 B.Solo 11.715 1013.35 5.09 1.86 543.6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7
Pelangwot with pangkah kalibrasi
Plan: Perencanaan Lebar 2
Pel angwot wi th pangkah kal i brasi
P l an: Perencanaan Lebar 2
10/16/2013
Geom: Perencanaan Lebar 2 B. Solo Hilir 12
Legend WS M ax WS Ground
10
LOB ROB 8
6
Elevation (m)
B.Solo 11.69 1013.34 5.09 1.81 560.14 B.Solo 11.665 1013.34 5.09 1.8 562.01 B.Solo 11.64 1013.33 5.04 2 505.79 B.Solo 11.615 1013.32 5.04 1.97 513.53 Sumber : Perhitungan program bantu HEC-RAS
4
2
0
10/16/2013
Geom: Perencanaan Lebar 2 RS = 12.0687 IS
-2
10
Legend WS Max WS Ground
-4
Levee Ineff
8
-6
Bank Sta
0
20000
40000
60000
80000
100000
Main Channel Distance (m)
Gambar 4.23 Potongan memanjang Hilir Sungai Bengawan Solo setelah perencanaan Floodway Pelangwot
Elevation (m)
6
4
2
0
0
50
100
150
200
Station (m)
Gambar 4.20 Perencanaan pintu pengendali banjir Floodway Pelangwot Pelangwot with pangkah kalibrasi
Plan: Perencanaan Lebar 2
10/16/2013
Geom: Perencanaan Lebar 2 Floodway Pelangw B.Solo 30
Legend WS Max WS Ground LOB
25
Hasil analisis pada HEC-RAS menunjukkan bahwa terjadi backwater (air balik) pada saluran Floodway Pelangwot. Hal tersebut disebabkan oleh pasang surut air laut dimana keadaan pasang air laut tertinggi pada -0.2 m dan surut terendah pada -2 m. Pengaruh backwater (air balik) mencapai 4.839 Km. Hasil analisis program bantu HEC-RAS terhadap pengaruh backwater akibat pasang surut air laut dapat dilihat pada gambar 4.31.
ROB
Pelangwot with pangkah kalibrasi
20
Plan:
1) Backwater
10/16/2013
2) Perenc. Lebar 2
10/16/2013
Geom: Perencanaan Lebar 2 Floodway Pelangw B.Solo
Elevation (m)
30
Legend WS Max WS - Backwater
15
WS Max WS - Perenc. Lebar 2 Ground
25
LOB
10
ROB
20
Elevation (m)
5
0
15
10
-5
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Main Channel Distance (m)
5
Gambar 4.21 Potongan memanjang Floodway Pelangwot perencanaan
0
-5
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Main Channel Distance (m)
Pel angwot wi th pangkah kal i brasi
P l an: Perencanaan Lebar 2
10/16/2013
Geom: Perencanaan Lebar 2 B. Solo Hulu 10
Legend
Gambar 4.31 Backwater pada Saluran Flodoway Pelangwot
WS M ax WS Ground
8
LOB ROB 6
IV.
Elevation (m)
4
KESIMPULAN DAN SARAN
2
0
-2
-4
-6
-8
0
500
1000
1500
2000
2500
Main Channel Distance (m)
Gambar 4.22 Potongan memanjang Hulu Sungai Bengawan Solo setelah perencanaan Floodway Pelangwot
Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan; 1. Pada kondisi Eksisting Saluran Floodway Pelangwot – Sedayu Lawas hanya dapat mengalirkan debit sebesar 640.53 m3/s. 2. Perencanaan peningkatan Floodway Pelangwot – Sedayulawas dilakukan dengan menormalisasi mulut Floodway Pelangwot – Sedayulawas Sungai Bengawan Solo dimana pada kondisi eksisting lebar saluran pada mulut Floodway hanya 64.5 m dan dilebarkan menjadi 120 m.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7
3. Perencanaan ulang pintu inlet Floodway Pelangwot – Sedayulawas juga dilakukan yang semula pintu berjumlah 3 buah dengan tinggi bukaan maksimum sebesar 4 m di rencanakan ulang menjadi 6 buah pintu dengan lebar 12.5 m dan tinggi bukaan maksimum 4 m. 4. Dengan merencanakan melebarkan saluran pada mulut Floodway Pelangwot – Sedayulawas dan merencanakan penambahan pintu pada inlet Floodway Pelangwot – Sedayulawas maka debit yang dapat disalurkan oleh Flodoway Pelangwot – Sedayulawas bertambah menjadi 1013.53 m3/s.
Bengawan Solo”. Tugas akhir S1 Teknik Sipil ITS Sarwono, Bambang .2011 “Modul ajar Teknik Sungai”. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Sofia, Fifi, “Diktat kuliah Drainase”. Institut Teknologi Sepuluh Noopember Surabaya. Sugiyanto, Robert, 2012, “Banjir beberapa penyebab dan metode pengendaliannya dalam perspektif lingkungan”) Te Chow, Ven 1997. “Hidraulika saluran terbuka
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah; 1. Diperlukan adanya analisis terhadap sedimentasi pada saluran Floodway Pelangwot sehingga dapat direncanakan maintenance pada saluran Floodway Pelangwot agar tidak terjadi pendangkalan 2. Diperlukan lebih banyak data penampang melintang sungai Bengawan Solo hilir yang langsung menuju ke muara Laut Jawa sehingga syarat batas pada pemodelan HECRAS dapat menggunakan pasang surut air Laut sehingga hasil kondisi pendekatan analisis dengan program bantu HEC-RAS dapat lebih menggambarkan kondisi nyata dilapangan.
Daftar Pustaka Anggrahini 1996. “Hidrolika Saluran Terbuka”. Surabaya: CV Citra media J. Kodoatie, Robert dan Sugiyanto, 2002. “Banjir beberapa
penyebab
dan
metode
pengendaliannya”. Yogyakarta: Pustaka pelajar J. Kodoatie, Robert dan Sugiyanto, 2002. “Hidrolika terapan”. Yogyakarta: Andi. Raju, K G Rangga, 1986. “Aliran melalui saluran terbuka”. Jakarta: Erlangga. Riyanto, Bachtiar, 2013. “Perencanaan peningkatan kapasitas
Floodway
Pelangwot
Sungai
(open channel hydraulics)”. Jakarta: Erlangga. Triatmodjo,
Bambang,
1993.
“Hidraulika
1”.
“Hidraulika
2”.
Yogyakarta, Beta ofset. Triatmodjo,
Bambang,
1993.
Yogyakarta, Beta ofset. US Army Corps of Engineers . 2010 . “HEC-RAS River Analysis System” . California