PERENCANAAN LUAS LANTAI GUDANG PRODUK JADI DI PTP-NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PARA
TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh MARTIN YEKONIA TARIGAN 080423047
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S
T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK Karet adalah komoditi yang sangat dibutuhkan dalam membuat suatu produk. Produk yang dapat dihasilkan oleh karet adalah ban, alas kaki, dll. Konsumen terhadap produk-produk tersebut semakin lama semakin banyak, selain karena pertumbuhan pertumbuhan penduduk yang tinggi deversifikasi produk hilir dengan bahan baku karet juga semakin lama semakin tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa permintaan bahan baku karet khususnya RSS 1 dan Crumb Rubber semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dengan adanya peningkatan permintaan akan produk RSS 1 dan Crumb Rubber maka perusahaan meningkatkan hasil produksinya. Dengan meningkatnya hasil produksi maka perusahaan harus memperhatikan gudang tempat penyimpanan produk jadi. Produk yang terlantar dengan lokasi penumpukan yang tidak teratur dapat menyebabkan keadaan yang tidak baik dan berkurangnya mutu produk atau kemasan produk. Gudang yang terlalu besar akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan sehubungan dengan dana yang tertanam dalam peralatan, biaya pemeliharaan gudang, tambahan ongkos tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya. Permasalahan yang diperloleh dalam perusahaan ini adalah bahwa kondisi gudang yang ada pada saat ini tidak memadai lagi untuk menampung produk yang mengisi lantai gudang produk jadi. Adapun tujuan pembahasan laporan ini adalah untuk mengestimasi permintaan produk RSS 1 dan Crumb Rubber selama 3 tahun kedepan, menentukan luas gudang untuk 3 tahun kedepan dan menentukan jumlah forklift digudang produk jadi. Untuk mendukung pemecahan masalah, laporan ini mengunakan metode regresi peramalan permintaan yaitu: regresi linier, regresi eksponensial, dan regresi kuadratis. Dan pengukuran waktu standart untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan forklift dalam menangani satu buah pallet dan metal box, sehingga dapat diketahui berapa jumlah forklift yang dibutuhkan digudang produk jadi. Hasil dari pembahasan laporan ini didapatkan kebutuhan luas gudang untuk 3 tahun mendatang sebesar 348,77 m2 sedangkan luas gudang sekarang sebesar 333,45 m2 jadi kekurangan luas gudang sebesar 15,32 m2. Hal ini disebabkan karena permintaan terhadap RSS 1 dan Crumb Rubber meningkat sehingga luas gudang yang sekarang tidak memadai lagi untuk menampung produk. Peningkatan jumlah permintaan RSS 1 sebesar 12 metal box/hari dan 23 pallet kayu/hari. Produk tersebut disimpan digudang selama 2 hari lalu diangkat pada hari ketiga sehingga jumlah yang diangkat oleh forklift sebesar 70 pallet/metalbox. Maka tidak diperlukan penambahan fasilitas gudang seperti forklift. Forklift yang ada digudang 2 unit tetapi yang digunakan untuk mengangkat metal box dan pallet kayu adalah 1 unit.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati dan jiwa yang tulus ikhlas, penulis panjadkan puji syukur kepada Tuahan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana. Dan kiranya hanya Tuhan Yang Maha Esa lah yang selalu menuntun kita ke jalan yang benar. Tugas Sarjana adalah merupakan salah satu dari kurikulum di Pendidikan Sarjana Ekstensi (S-1), sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akademis. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kerja magang yang dilakukan di PTP-Nusantara III Pabrik Karet Gunung Para. Dalam penyelesaian Tugas Sarjana, penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan serta bimbingan yang sangat baik dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan yang sangat berharga ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada: 1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku ketua Pendidikan Sarjana Ekstensi (S1) Fakultas Teknik USU. 2. Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu dan membimbing saya baik dari segi moril, waktu dan fikiran demi terselesaikannya laporan ini. 3. Ir. Juliza Hidayati, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak mengarahkan
saya
dari
segi
moril,
waktu
dan
fikiran
demi
terselesaikannya laporan ini. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
4. Bapak Ir. H Irfan A.R. Lubis manajer PTP-Nusantara III Pabrik Karet Gunung Para yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada saya untuk melakukan Kerja Magang di perusahaan ini. 5. Bapak Ir. Zulyaden Lubis maskep PTP-Nusantara III Pabrik Karet Gunung Para yang telah memberikan bimbingan, tempat tinggal, dan arahan kepada saya selama Kerja Magang. 6. Seluruh pimpinan staf dan karyawan PTP-Nusantara III Pabrik Karet Gunung Para yang telah memberikan waktu kepada saya dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan ini. 7. Untuk keluarga yang tercinya Ayah dan ibu, serta adik-adikku yang telah mendukung saya baik dari segi moril dan material hingga terselesaikannya laporan ini. 8. Untuk teman-temanku, Kesuma Hadibroto, Wan Jun Even Manurung, dan terutama kepada abangku Nyoman. ST
yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana dan juga membuat laporan ini. 9. Untuk kekasihku yang aku sayangi Ellisa Clara Sitinjak, Adm yang telah mendukung dan memberi motivasi penulis dalam membuat laporan ini. Karena keterbatasan waktu, pengetaguan dan pengalaman Penulis, maka Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan Tugas Sarjana ini masih belum sempurna, baik dalam penyajiannya dan uraiannya. Oleh karena itu dengan kerendahan hati Penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaannya. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Akhir kata, Penulis mangharapkan semoga Laporan Tugas Sarjana ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukannya maupun membacanya.
Medan,
2009
Penulis
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI BAB
I
HALAMAN LEMBAR SAMPUL .............................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................
ii
SERTIFAKAT EVALUASI DRAFT TUGAS SARJANA ..................
iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................
iv
ABSTRAK ............................................................................................
v
DAFTAR ISI .........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
viii
LAMPIRAN ..........................................................................................
ix
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................
I-1
1.2. Pokok Permasalahan .......................................................................
I-2
1.3. Tujuan Pemecahan Masalah ............................................................
I-2
1.3.1. Manfaat Penelitian ...............................................................
I-3
1.4. Pembatasan Masalah .......................................................................
I-4
1.5. Asumsi ............................................................................................
I-4
1.6. Sistematika Penulisan Karya Akhir ..................................................
I-5
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI (LANJUTAN) II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan .........................................................................
II-1
2.2. Gambaran Umum Perusahaan .........................................................
II-2
2.2.1. Lokasi Perusahaan .................................................................
II-2
2.2.2. Struktur Organisasi Perusahaan ..............................................
II-2
2.2.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ................................
II-5
2.2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja .....................................
II-9
2.2.4.1. Tenaga Kerja ............................................................
II-9
2.2.4.2. Jam Kerja .................................................................
II-10
2.2.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ............................
II-10
2.2.6. Insentif Perusahaan ..............................................................
II-11
2.2.7. Fasilitas Perusahaan .............................................................
II-11
2.3. Proses Produksi ..............................................................................
II-12
2.3.1. Standart Mutu Bahan/Produk ................................................
II-12
2.3.2. Bahan Yang Digunakan ........................................................
II-15
2.3.2.1. Bahan Baku ..............................................................
II-15
2.3.2.2. Bahan Penolong ........................................................
II-15
2.3.2.3. Bahan Tambahan ......................................................
II-15
2.4. Mesin dan Peralatan ........................................................................
II-15
2.4.1. Mesin Produksi .....................................................................
II-15
2.4.1.1. Mesin Produksi Sheet ...............................................
II-15
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
III
2.4.1.2. Mesin Produksi Crumb Rubber .................................
II-17
2.4.2. Peralatan ...............................................................................
II-31
2.4.2.1. Peralatan Sheet .........................................................
II-31
2.4.2.2. Peralatan Crumb Rubber ...........................................
II-34
2.5. Uraian Proses Produksi ...................................................................
II-34
2.5.1. Proses Menghasilkan Sheet ...................................................
II-34
2.5.2. Proses Menghasilkan Crumb Rubber .....................................
II-40
LANDASAN TEORI 3.1. Peramalan .......................................................................................
III-1
3.1.1. Teori Peramalan .....................................................................
III-1
3.1.2. Jenis Peramalan Berdasarkan Jangka Waktu ..........................
III-5
3.1.3. Kegunaan Pemilihan Teknik Peramalan ................................
III-6
3.1.4. Kreteria Performance Peramalan ........................................... III-10 3.1.5. Proses Verifikasi ................................................................... III-11 3.2. Persediaan ...................................................................................... III-12 3.2.1. Pengertian Persediaan ........................................................... III-12 3.2.2. Penyebab, Fungsi, dan Tujuan Persediaan ............................. III-14 3.2.2.1. Penyebab Timbulnya Persediaan ............................... III-14 3.2.2.2. Fungsi Persediaan ..................................................... III-15 3.2.2.3. Tujuan Persediaan ..................................................... III-17
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI (LANJUTAN) 3.3. Penentuan Waktu Standart .............................................................. III-18 3.3.1. Penentuan Waktu Standart ..................................................... III-18 3.3.2. Prosedur Pelaksanaan Melakukan Pengukuran Waktu Kerja ..................................................................................... III-19 3.3.3. Penetapan Jumlah Silkus Kerja yang Diamati ........................ III-19 3.3.4. Tahapan Penentuan Besarnya Waktu Terpilih ....................... III-22 3.3.5. Penyesuaian Waktu dengan Rating Performance kerja .......... III-22 3.3.6. Penetapan Waktu Longgar dan Waktu Baku .......................... III-24 3.4. Perencanaan Fasilitas Gudang Produk Jadi ..................................... III-26 3.5. Pengertian Layout ........................................................................... III-30 3.5.1. Layout Gudang ..................................................................... III-30
IV
METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
IV-1
4.2. Rancangan Penelitian .....................................................................
IV-1
4.3. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................
IV-1
4.4. Alat Penelitian ...............................................................................
IV-2
4.5. Variable yang Diamati ...................................................................
IV-3
4.6. Metode Pengumpulan Data ............................................................
IV-3
4.7. Langkah Penelitian ........................................................................
IV-5
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI (LANJUTAN) V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Pengumpulan Data ..........................................................................
V-1
5.1.1. Data Permintaan Produk Sheet dan Crumb Rubber ...............
V-1
5.1.2. Dimensi Gudang, Produk, dan Peralatan ...............................
V-2
5.1.2.1. Dimensi Gudang ......................................................
V-2
5.1.2.2.Dimensi Produk yang Disimpan di Gudang Produk
Jadi ............................................................
V-3
5.1.2.3. Dimensi Forklift ......................................................
V-4
5.1.3. Data Waktu Kerja Forklift ....................................................
V-4
5.1.4. Penyusunan Produk di Gudang Produk Jadi ..........................
V-7
5.2. Pengolahan Data Produk Sheet.........................................................
V-9
5.2.1. Peramalan Permintaan Produk Sheet .....................................
V-9
5.2.1.1. Perhitungan Peramalan Permintaan Sheet ..................
V-9
5.3. Pengolahan Data Produk Crumb Rubber .........................................
V-21
5.3.1. Peramalan Permintaan Produk Crumb Rubber .......................
V-21
5.3.1.1.Perhitungan
Peramalan
Permintaan
Crumb
Rubber ......................................................................
V-22
5.3.2. Perhitungan Jumlah Persediaan yang Optimal .......................
V-34
5.3.3. Perhitungan Kebutuhan Forklift ............................................
V-37
5.3.3.1. Uji Keseragaman Data .............................................
V-37
5.3.3.2. Uji Kecukupan Data ................................................
V-39
5.3.4. Perencanaan Kebutuhan Gudang Produk Jadi ........................
V-41
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
VI
VII
5.3.4.1. Alasan Penambahan Luas Gudang Produk Jadi .........
V-41
5.3.4.2. Dimensi Gudang yang Ada Saat Ini ..........................
V-42
5.3.4.3. Luas Lantai yang Dibutuhkan ...................................
V-43
ANALISA DAN EVALUASI 6.1. Analisa Hasil Peramalan Permintaan Produk ..................................
VI-1
6.1.1. Permintaan Produk Sheet .....................................................
VI-1
6.1.2. Permintaan Produk Crumb Rubber ......................................
VI-2
6.2. Analisa Jumlah Persediaan yang Optimal .......................................
VI-3
6.3. Penentuan Jumlah Forklift .............................................................
VI-5
6.4. Perencanaan Kebutuhan Gudang Produk Jadi ................................
VI-5
6.4.1. Luas Lantai yang Dibutuhkan ...............................................
VI-6
KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan .................................................................................... VII-1 7.2. Saran ............................................................................................. VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
2.1. Situasi Tenaga Kerja di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para ....................
II-9
2.2. Persyaratan Mutu SIR 1988 .......................................................................... II-14 5.1. Data Permintaan Sheet dari Tahun 2003-2007 ..............................................
V-1
5.2. Data Permintaan Crumb Rubber dari tahun 2003-2007 ..................................
V-2
5.3. Waktu Loading, Moving, dan Unloading Forklift ..........................................
V-6
5.4. Permintaan Sheet dari tahun 2003-2007 ........................................................
V-9
5.5 Parameter-Parameter Permintaan Produk Sheet ............................................. V-10 5.6. SEE Produk Sheet dengan Metode Regresi Linear ........................................ V-15 5.7. SEE Produk Sheet dengan Metode Regresi Eksponensial ............................. V-16 5.8. SEE Produk Sheet dengan Metode Regresi Kuadratis ................................... V-17 5.9. Hasil Pengolahan Verifikasi Data Peramalan ............................................... V-19 5.10. Permintaan Aktual dan Estimasi .................................................................. V-20 5.11. Permintaan Crumb Rubber dari Tahun 2003-2007 ....................................... V-21 5.12. Parameter-Parameter Permintaan Produk Crumb Rubber ............................. V-23 5.13. SEE Produk Crumb Rubber dengan Metode Regresi Linear ........................ V-28 5.14. SEE Produk Crumb Rubber dengan Metode Regresi Eksponensial .............. V-28 5.15. SEE Produk Crumb Rubber dengan Metode Kuadratis ................................ V-29 5.16. Hasil Pengolahan Verifikasi Data Peramalan ............................................... V-31 5.17. Permintaan Aktual dan Estimasi .................................................................. V-33
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL (LANJUTAN) 5.18. Permintaan Masing-Masing Produk Sheet dan Crumb Rubber tahun 2008 -2010 .................................................................................................. V-34 5.19. Estimasi Permintaan Terbesar ..................................................................... V-35 5.20. Perhitungan Simpangan Baku dan Estimasi Permintaan ............................... V-36 6.1. Permintaan Aktual dan Estimasi Produk Sheet ............................................. VI-2 6.2. Permintaan Aktual dan Estimasi Produk Crumb Rubber .............................. VI-3 6.3. Estimasi Permintaan Terbesar ..................................................................... VI-4
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para ........................... II-3 2.2. Block Diagram Pembuatan Rubbed Smoked Sheet Pabrik Gunung Para ......... II-35 2.3. Block Diagram Pembuatan Crumb Rubber Pabrik Gunung Para .................... II-41 4.1. Block Diagram Prosedur Penelitian ............................................................... IV-6 5.1. Proses Penimpaan Crumb Rubber dengan Menggunakan Batu Penimpa ......... V-7 5.2. Proses Penimpaan Sheet dengan Menggunakan Batu Penimpa ...................... V-7 5.3. Pelepasan Crumb Rubber dari Pallet kayu ..................................................... V-8 5.4. Susunan Batu Penimpa (Molding) ................................................................. V-8 5.5. Data Permintaan Produk sheet ....................................................................... V-10 5.6. Moving Range Chart ..................................................................................... V-20 5.7. Data Permintaan Produk Crumb Rubber ....................................................... V-22 5.8. Moving Range Chart Produk Crumb Rubber ................................................. V-33 5.9. Peta Kontrol Waktu L-M-UL ........................................................................ V-38
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
HALAMAN
L-1. Penyesuaian (Performance Ranting) Westing House ....................................
I
L-2. Kurva Distribusi Normal ...............................................................................
II
L-3. Nilai Kritik Sebaran F ................................................................................... III L-4. Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh .......... IV L-5. Surat Permohonan Tugas Sarjana ................................................................. VI L-6. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ................................................................ VII L-7. Surat Balasan Permohonan Riset .................................................................. VIII L-8. Lembar Assistensi Dari Dosen Pembimbing I ............................................... IX L-9. Lembar Assistensi Dari Dosen Pembinbing II ............................................... XI L-10. Gambar Gudang Aktual .............................................................................. XIII L-11. Gambar Gudang Usulan ............................................................................. XIV
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Produk yang terlantar dengan lokasi penumpukan yang tidak teratur dapat menyebabkan keadaan tidak baik dan berkurangnya mutu produk atau kemasan produk. Selain itu area yang tidak teratur dapat menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja, kriminalitas dan juga menimbulkan kesulitan bagi operator dalam melaksanakan tugasnya. Gudang yang terlalu besar akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan sehubungan dengan dana yang tertanam dalam peralatan, biaya pemeliharaan gudang, tambahan ongkos tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya. Masalah optimalisasi kapasitas gudang ini ditemukan pada PTPNusantara III Kebun Gunung Para . PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para bergerak dalam produksi Sheet dan Crumb. Permasalahan yang diperoleh dalam pergudangan PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah bahwa kondisi gudang sudah tidak memadai lagi untuk menampung sejumlah produk yang akan mengisi lantai gudang produk. Hal ini disebabkan karena permintaan konsumen akan Sheet dan Crumb Rubber meningkat. Jadi, untuk mengatasi permasalah pergudangan di gudang produk maka diperlukan
suatu rancangan mengenai
fasilitas pergudangan yang optimal berdasarkan jumlah produk yang akan mengisi lantai gudang.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas sistem industri manufaktur ini maka perencanaan fasilitas pergudangan akan dikembangkan sebagai subsistem perusahaan, dan perlu dioptimalkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen ditinjau dari segi penyediaan produk sesuai dengan kuantitas, kualitas dan waktu yang diinginkan konsumen. Penelitian ini mencoba mendapatkan pemecahan yang efektif untuk masalah tersebut sehingga apabila diterapkan diharapkan dapat meningkatkan kinerja pergudangan produk.
1.2. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan yang akan dicari pemecahannya dalam penelitian ini adalah tidak optimalnya luas lantai gudang berdasarkan estimasi persedian yang akan digudangkan, alat angkut dan jumlah tenaga kerja bagian pergudagan yang dibutuhkan untuk menangani estimasi penumpukan produksi pada bagian pergudangan. Produk yang terlantar dengan lokasi penumpukan yang tidak teratur dapat menyebabkan keadaan tidak baik dan berkurangnya mutu produk atau kemasan produk. Selain itu area yang tidak teratur dapat menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja, kriminalitas dan juga menimbulkan kesulitan bagi operator dalam melaksanakan tugasnya. Gudang yang terlalu besar akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan sehubungan dengan dana yang tertanam dalam peralatan, biaya pemeliharaan gudang, tambahan ongkos tenaga kerja dan biayabiaya lainnya.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Untuk itu diperlukan suatu estimasi jumlah persediaan yang optimal berdasarkan permintaan konsumen yang dapat digunakan untuk mencapai luas lantai, tenaga kerja dan alat angkut yang optimal
1.3. Tujuan Pemecahan Masalah Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Merancang gudang produk jadi yang optimal. 2. Meramalkan jumlah produk dimasa yang akan datang. 3. Mengestimasikan jumlah kenaikan permintaan akan Sheet dan Crumb Rubber.
1.3.1. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari kerja magang ini adalah : 1. Bagi mahasiswa a) Dapat memahami dan mengetahui berbagai jenis aspek kegiatan perusahaan. b) Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh pada saat mengikuti perkuliahan dengan praktek di lapangan. c) Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan. d) Memperoleh pengetahuan yang berguna dalam perwujudan kerja yang akan dihadapi kelak, setelah menyelesaikan studinya. 2. Bagi fakultas Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
a) Memperoleh kerja sama antara perusahaan dengan Program Studi Teknik Manajemen Pabrik Program D-IV Fakultas Teknik USU, khususnya Departemen Teknik Industri USU. b) Memperoleh pengenalan terhadap Program Studi Teknik Manajemen Pabrik Program D-IV Fakultas Teknik USU. 3. Bagi perusahaan. a) Sebagai bahan masukan atau usulan perbaikan dari sistem kerja yang sudah ada atau dari sistem lama. b) Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang pendidikan. c) Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka peningkatan efisiensi.
1.4. Pembatasan Masalah 1. Perencanaan fasilitas gudang yang diteliti adalah gudang produk 2. Data historis jumlah produksi tahun 2006-2007 terhadap Sheet dan Crumb Rubber yang dipergunakan untuk mengestimasikan jumlah produksi pada tahun 2009. 3. Data historis jumlah pengirim pada tahun 2006 dan 2007.
1.5. Asumsi Asumsi yang digunakan dalam pemecahan masalah ini adalah: 1. Proses produksi berjalan lancar. 2. Kondisi lingkungan pabrik dianggap baik. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
3. Tidak terjadi perubahan dalam kemasan. 4. Kondisi perekonomian berjalan dengan baik.
1.6. Sistematika Penulisan Karya Akhir Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian karya akhir ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB
I. PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi yang digunakan.
BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan, serta organisasi dan manajemen. BAB III. LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang dipakai sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah. BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Merupakan kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan secara garis besar
bagaimana langkah pemecahan masalah dengan
menggunakan metode yang diinginkan. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi pengumpulan dan pengolahan data yang berhasil didapat selama penelitian sesuai dengan data yang dibutuhkan. BAB VI. PEMECAHAN MASALAH Bab ini berisi pemecahan masalah yang mungkin dilakukan yang didapat dari diskusi SQC serta pembahasan hasil dari pengolahan data dan pemecahan masalah. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran yang mengemukkan kesimpulan semua hal yang dilakukan penelitian, terutama akan hal pengolahan data yang diperoleh pemecahannya serta langkah-langkah yang patut dilakukan pihak perusahaan.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun tradisional PTP-Nusantara III terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya PTP-Nusantara III ini berada pada (03º09’- 03º11’ LU) dan (99º04’- 99º06’ BT). Dimana jarak perusahaan ini ± 112 km dari Medan dengan ketinggian 96 – 114 meter di atas permukaan laut, dengan jenis podsolik kuning dan letak topografinya berbukit dan bergelombang. Perusahaan ini berasal dari milik perusahaan Belanda CMO (Cultur Misde Oeoskut) yang diambil alih oleh negara pada tanggal 10 Desember 1957 (Nasionalisme) dalam perjalan ini telah beberapa kali berganti namanya. Berikut adalah pergantian nama-nama PTP-Nusantara III : 1. Kebun Gunung Para dahulu bernama CMO (Cultur Misde Oeskust) milik Belanda. 2. Pada tanggal 10 Desember 1957 dinasionalisasi 3. Tahun 1957 - 1960 bernama Perkebunan Negara Baru (PPN Baru) 4. Tahun 1961 - 1962 bernama PPN Kesatuan Sumut VII 5. Tahun 1963 - 1968 bernama PPN Karet IV 6. Tahun 1976 - 1994 bernama PT.Perkebunan IV (Persero) 7. Tahun 1994 - 1996 bernama PTP, III, IV, V
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
8. Sejak 14 Februari 1996 sampai sekarang bernama PT Perkebunan Nusantara III (Persero), disingkat PTPN III, berdasarkan PP No. 8. Tahun 1996 yaitu penggabungan PTP III, PTP IV dan PTP V ( Akte No.36 Tanggal 11 Maret 1996 dari Notaris Harun Kamil SH).
2.2. Gambaran Umum Perusahaan 2.2.1. Lokasi Perusahaan Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun tradisional PTP-Nusantara III terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya PTP-Nusantara III ini berada pada (03º09’-03º11’ LU) dan (99º04’-99º06’ BT). Dimana jarak perusahaan ini ± 112 km dari Medan dengan ketinggian 96-114 meter di atas permukaan laut, dengan jenis podsolik kuning dan letak topografinya berbukit dan bergelombang. 2.2.2. Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya organisasi, setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Sumber daya haruslah dapat dikelola dengan baik dalam sistem organisasi yang tepat agar tercipta kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk bagan organisasi (organization chart) yang memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemendepartemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan kerja baik secara horizontal maupun vertikal. Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini dan fungsional. Adapun struktur organisasi yang digunakan pada Pabrik Karet PTPNusantara III Kebun Gunung Para adalah struktur organisasi fungsional dan lini seperti pada Gambar 2.1 Manajer
Masinis Kepala
Asisten Teknik
Asisten Laboratorium
Asisten Kepala
Asisten Pengelola
Asisten Tata Usaha
Asisten Tanaman
Fungsional
Asisten Sipil/Traksi dan Alat Berat
Asisten Personalia Kebun
Lini
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para Berdasarkan Gambar 2.1. di atas maka dapat dikatakan bahwa bentuk struktur organisasi PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah berbentuk campuran fungsional dan lini. Dikatakan berbentuk fungsional karena terdapat pembagian bidang-bidang seperti bagian keuangan, bagian produksi dan bagian yang lainnya. Organisasi dikatakan berbentuk lini, karena pada struktur organisasi dapat dilihat ada perintah langsung dari masing-masing bagian seperti bagian keuangan dengan administrasi keuangan dan bagian personalia dengan administrasi personalia dan seterusnya.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Struktur organisasi yang dipakai pada PTP-Nusantara III Kebun Gunung para adalah bentuk fungsional dan lini karena : 1. Pembidangan tugas yang sesuai dengan lingkungan yang stabil dan mempertinggi efisiensi kerja. 2. Menunjang pengembangan keahlian. 3. Memberi
kesempatan
bagi
karyawan
spesialisasi
yang
dapat
memperingan tugas karena hanya bertugas sesuian dengan keahliannya. Hanya memerlukan koordinasi minimal karena masing-masing sudah mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bidangnya. Macam-macam struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. Fungsional Organisasi berbentuk
fungsional adalah organisasi yang disusun
berdasarkan sifat dan macam fungsi yana harus dilaksanakan. Struktur organisasi fungsional sesuai untuk suatu organisasi yang mempunyai masalah utama menuntut adanya keahlian fungsional, efisiensi dan mutu pekerjaan yang baik. Pada umunya digunakan dalam perusahaanperusahaan dimana pembidangan tugas secara tegas dapat digariskan. 2. Lurus Organisasi berbentuk lurus adalah membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang secara langsung dan penuh, wewenang dan tanggung jawab dilakukan langsung oleh pemimpin. Bentuk lurus adalah tipe organisasi yang paling banyak dipakai, terutama pada perusahaan yang relatif kecil. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
3. Staf dan Lini Organisasi staf dan lini adalah suatu sistem yang dapat mengatasi keburukan-keburukan sistem garis maupun fungsional dengan dibentuk staf yang terdiri dari tenaga ahli dan masih mempertahankan kebaikan kesatuan pemimpin dari pada sistem garis. Struktur organiasasi lini mempunyai keahlian yang berbeda-beda dan tidak saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian yang lain.
2.2.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Adapun tugas dan tanggung jawab karyawan PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah sebagai berikut : 1. Manager a. Memimpin rapat manajemen dan rapat tenaga kerja. b. Meninjau kontrak dari pelanggan c. Menilai dan mengevaluasi laporan kerja produksi, administrasi, teknik dan personalia. d. Menandatangani seluruh surat-surat keluar. e. Memberi disposisi untuk seluruh surat masuk, baik internal maupun eksternal. f. Membuka dan menutup pelaksanaan pelatihan. g. Melaporkan kinerja sistem manajemen lingkungan direksi h. Merancang struktur organisasi sistem.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2. Masinis Kepala a. Mengevaluasi, meninjau laporan kebutuhan bahan teknik dan produksi b. Memimpin rapat kerja bulanan. c. Ikut serta meninjau kontrak dari pelanggan. d. Memantau kegiatan produksi dan perawatan mesin-mesin dan peralatan produksi. e. Memberikan pelatihan manajemen, mutu, produksi dan teknik kepada kepala staf baru. f. Mengkoordinir kegiatan harian pabrik. g. Menggantikan manajer bila berhalangan. 3. Kepala Pabrik a. Membantu membuat rancangan rencana jangka pendek dan jangka panjang (kebutuhan belanja bahan) produksi. b. Membuat rancangan proses pengolahan sesuai dengan order yang telah diterima sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan manajer. c. Menyelenggarakan administrasi laporan kerja dan harga pokok pabrik. d. Mengendalikan seluruh aktivitas termasuk penggunaan bahan-bahan processing. e. Mengevaluasi aspek penting lingkungan proses produksi f. Menjamin pelaksanaan komunikasi prosedur dan istruksi kerja sampai kepada bawahannya.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
4. Asisten Pengolahan a. Membuat rencana produksi mingguan di coumpound dan extruction section sesuai dengan planning yang diterima dari kepala pabrik. b. Mempersiapkan mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi. c. Mempertanggung
jawabkan
laporan
produksi
harian,
umum,
mingguan, bulanan dengan dibantu oleh supervisor. d. Menandatangani check sheet dan form-form sesuai yang diisyaratkan dalam prosedur. e. Menjamin kebersihan lingkungan di areal kerja. 5. Asisten Tata Usaha a. Memeriksa dan mengevaluasi masing-masing barang yang dibutuhkan dalam bon permintaan barang dengan pertimbangan anggaran. b. Memeriksa dan menandatangani memo permintaan, order pembelian lokal dan kebutuhan penawaran barang. c. Mengidentifikasi kebutuhan training untuk semua personalia. d. Melakukan tindakan koreksi atas ketidaksesuaian dan temuan audit mutu internal. e. Memelihara semua dokumen yang ada di bagian pembagian seperti prosedur, instruksi kerja, dokumen pendukung dan sasaran mutu. f. Menginformasikan bahan lateks yang ditolak kepada para supplier. g. Melaksanakan tugas-tugas yang diinstruksikan manajer. h. Mengkomunikasikan prosedur dan instruksi kepada bawahannya serta mengkoordinir penerapan di lapangan. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
6. Asisten Laboratorium a. Menjalankan tugas yang direncanakan oleh kepala pabrik. b. Mempersiapkan formulasi compound dan pengembangan produk baru. c. Mengevaluasi, pengendalian dan mengawasi bahan kimia lateks dan bahan pembantu. d. Mempersiapkan permintaan kebutuhan di chemical laboratory and efflvent treatment termasuk kebutuhan bahan-bahan pembantu setiap bulannya. e. Mengendalikan/mengawasi perlengkapan dan keamanan kerja serta mengevaluasi kebersihan di chemical laboratory. 7. Asisten Teknik a. Bertugas melakukan kegiatan perbengkelan untuk kelancaran proses pengolahan. b. Membuat laporan perawatan mesin-mesin dan peralatan kegiatan produksi. 8. Asisten Personalia Kebun a. Mengawasi pelaksanaan penanaman dan perawatan kebun perusahaan. b. Mengatur Sistem kerja penanaman dan pengambilan hasil kebun. c. Membuat anggaran kebutuhan pembibitan dan penanaman karet. d. Membuat laporan kegiatan di areal lahan karet. 9. Asisten Tanaman a. Mengawasi kualitas tanaman karet di lahan karet milik perusahaan. b. Menjalankan proses pembibitan karet. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
c. Mengatasi permasalahan yang timbul di kebun, misalnya adanya hama yang mengakibatkan kerusakan pada tanaman karet. 10. Asisten Sipil a. Mendatangkan alat-alat berat untuk mengangkut hasil Kebun. b. Mengatur kedatangan alat-alat berat untuk mengangkut produk yang akan dijual.
2.2.4. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja 2.2.4.1. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terdapat di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Situasi Tenaga Kerja di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para KARYAWAN
Total Pensiunan
Uraian
seluruh
Pria
Wanita
Jumlah
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
16
-
16
-
16
838
114
952
376
1.328
854
114
968
376
1.344
Karyawan Pimpinan Karyawan Pelaksana Jumlah
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2.2.4.2. Jam Kerja Waktu kerja di PT. Nusantara III Gunung Para terdiri dari dua bagian yaitu waktu kerja karyawan kantor dan waktu kerja karyawan produksi. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Waktu kerja karyawan kantor Senin-Jumat
08.00-16.00
Sabtu
08.00-12.00
b. Waktu kerja karyawan produksi Untuk karyawan produksi terbagi atas 3 shift (Senin-Minggu), yaitu: Shift I
: 07.30 – 15.00 WIB
Shift II
: 15.00 – 22.00 WIB
Shift III
: 22.00 – 07.30 WIB
2.2.4.3. Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Lainnya Sistem Pengupahan karyawan diberikan gaji pokok menurut golongan yang sesuai dengan skala gaji sebagaimana tercantum dalam lampiran II PKB ini. Bagi karyawan dengan golongan terendah mengacu kepada sekurang – kurangnya 75 % dari upah minimum. Di samping gaji pokok kepada karyawan karyawan diberikan tunjangan tetap sebesar 25 % dari gaji. Besarnya gaji untuk golongan terendah akan disesuaikan sejalan dengan penetapan upah minimum yang berlaku. Apabila perusahaan tidak mampu untuk melaksanakan penyesuaian upah minimum.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Kompensasi atas hasil kerja karyawan diwujudkan dalam bentuk upah dan fasilitas-fasilitas yang menunjang kesejahteraan karyawan. Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan adalah sebagai berikut : 1
Karyawan musiman dibayar setiap akhir minggu. Besar upah yang diterima adalah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional).
2 Untuk karyawan tetap ada dua sistem penggajian yaitu : a. Karyawan tetap harian, gaji dibayarkan sebesar 30 hari kerja dipotong hari kerja yang absen. b. Karyawan tetap bulanan, gaji dibayarkan setiap bulan pada tanpa potongan hari kerja absen. Untuk pelayanan kesehatan perusahaan memiliki unit P3K. Apabila penyakit yang diderita tidak dapat ditanggulangi oleh P3K maka karyawan dapat berobat ke rumah sakit yang ditunjuk oleh perusahaan. 2.2.4.4. Insentif Perusahaan Perusahaan akan memberikan insentif kepada karyawan berupa bonus apabila perusahaan mendapatkan laba dari penjualan Sheet dan Crumb Rubber. Bonus yang didapat oleh karyawan ½ dari gaji karyawan.
2.2.4.5. Fasilitas Perusahaan Fasilitas-fasilitas karyawan yang ada dalam PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah sebagai berikut : 1. Tempat tinggal (sewa rumah)
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Kepada karyawan yang tidak mendapat fasilitas perumahan dari perusahaan diberikan bantuan sewa rumah yang besarnya : a. 1.50 % dari Gaji pokok (untuk karyawan Kandir, GPIHK dan PRTRA) b. 2,35 % dari gaji pokok (untuk karyawan kebun / unit) c. Air = 15 % dari sewa rumah (untuk semua karyawan) d. Transport = 30 % dari gaji pokok ( khusus karyawan kandir) e. Listrik = 25 % dari sewa rumah (untuk semua karyawan) 2. Jamsostek. 3. Kenderaan dinas. Selain upah yang diberikan perusahaan juga memperhatikan keselamatan karyawan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). Seluruh pekerja memperoleh jaminan atas keselamatannya selama melaksanakan pekerjaan.
2.3. Proses Produksi 2.3.1. Standar Mutu Bahan/Produk Adapun spesifikasi teknis karet alam PTP-Nusantara III Gunung Para adalah sebagai berikut : 1. Dirt Content (Kadar kotoran) Adanya kadar kotoran yang tidak larut dalam karet bila berlebihan menyebabkan penurunan sifat dinamik dari barang jadi yang terbuat dari karet mengenai ketahanan rentak lenturnya. 2. Ash Content (Kadar Abu) Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Penentuan kadar abu dimaksud untuk menjamin agar karet mentah yang dijual tidak terlalu banyak mengandung abu dari karet alam yang berisi bermacam macam oksida, karbonat, fosfat dari kalium, magnesium, kalsium, natrium, silica, atau bahan-bahan lain yang bukan berasal dari karet alam yang merugikan sifat vulkanis karet dan menurunkan sifat usangnya. 3. Vol Matter (Kadar Zat Menguap) Kadar zat menguap adalah kadar air yang terdapat dari karet untuk memastikan bahwa karet tersebut benar benar sudah kering dan bila karet mentah sudah kering sedikit Kemungkinan timbulnya jamur. 4. Plastysity Retention Index (PRI) Adalah ukuran sifat keliatan karet yang sudah mengalami pemanasan dibandingkan sebelum pemanasan yang ditentukan dengan Plastimeter Walance. Dengan diketahuinya nilai PRI, dapat diketahui mudah tidaknya karet tersebut menjadi lengket bila disimpan lama. 5. Nitrogen karet Nitrogen yang berada dalam karet adalah sebagai protein, yang dapat menunjukan jumlah kadar protein karet. 6. Moneey Viscositas Viscositas karet atau kekentalan karet adalah alat ukur dari keliatan karet yang berlawanan dengan nilai plastisitasnya. Standar Indonesia Rubber (SIR) dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Persyaratan Mutu Sir 1988 (Standart Indonesia Rubber) Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Jenis Uji
Persyaratan
No Kerakteristik
Satuan
SIR 10
SIR 20
1
Kadar Kotoran
%
Max 0.1
Max 0.2
2
Kadar Abu
%
Max 0.75
Max 1.00
3
Kadar Zat Menguap
%
Max 0.80
Max 0.80
4
PRI
-
Min 60
Min 60
5
Po
-
Min 30
Min 30
6
Nitrogen
%
Max 0.60
Max 0.50
7
Viscositas Mooney
-
-
-
8
Lambang
-
Coklat
Merah
Tebal Plastik 9
Bandela
mm
10
Titik Leleh Plastik
ºC
0.03±0.01 0.03±0.01 108ºC
108ºC
Sumber : PT. Nusantara III Gunung Para
a.
Spesifikasi Produk Jadi Adapun spesifikasi produk jadi PT. Nusantara III Gunung Para adalah
sebagai berikut : 1. RSS- I CV (Constan Viscositas) Dimana RSS-I adalah harus bebas dari segala kotoran dan gelembunggelembung, karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik tidak melekat. 2. RSS- II
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
RSS-II adalah harus bebas dari segala kotoran, gelembung-gelembung yang sangat halus serta terpencar-pencar masih dibenarkan, sedangkan syarat lain sama dengan mutu RSS-I. 3. RSS- III RSS-III adalah dibenarkan sedikit kotoran serta gelembung-gelembung yaitu gelembung-gelembung halus merata dan gelembung besar yang menumpuk terpencar-pencar, bekas-bekas jamur yang telah dibersihkan, serta lembaran yang koyak dapat dibenarkan. 4. Cutting Cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran sheet sewaktu pensortiran, ukuran cutting maksimal 15 cm persegi.
2.3.2. Bahan Yang Digunakan 2.3.2.1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku pada produk sheet yang digunakan adalah latex murni. Sedangkan bahan baku Crumb Rubber adalah : kompo (karet yang sudah berbentuk gumpalan batok kelapa). 2.3.2.2. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menambah mutu produk. Bahan penolong yang dipakai adalah plastik, dan pallet. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2.3.2.3. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah suatu bahan pelengkap yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk meningkatkan citra atau mutu produk yang dihasilkan dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah asam formit/semut dengan konsentrasi 3%-5%, cuka 7.5 kg/ton, amoniak 6.5 kg/ton. Sedangkan untuk menghasilkan Crumb Rubber tidak ada bahan yang di tambahkan.
2.4. Mesin dan Peralatan 2.4.1. Mesin Produksi Pada PTP-Nusantara III Gunung Para mesin-mesin yang digunakan untuk proses pembuatan sheet adalah sebagai berikut: 1. Mesin Sheeter Mesin Sheeter berfungsi mengiling koagulum dari bak koagulasi menjadi lembaran Sheet dengan tebal 3 mm. Merk
: Lindeteves
Kapasitas
: 500 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: Broere/ Vonk
KW
: 5.5
HP
: 7.5
Volt
: 220/380 V
Amp
: 15,6/9A
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Rpm
: 1415
2. Balling Press Balling Press berfungsi untuk memadatkan lembaran sheet menjadi bentuk bandela seberat 331/3 Kg dan ball 113 Kg (lose ball). Merk
: Lindeteves
Kapasitas
: 1000 Kg/Jam
Electro Motor Merk : Brock KW
: 5.5
HP
: 7.5
Volt
: 380/420 V
Amp
: 11.2 A
3. Mesin Agigator Mesin Agigator berfungsi untuk menghomogenkan air dengan lateks murni (karet alam). Merk
: Sphore
Electro Motor Merk : Brush KW
: 2.2/3 HP
Volt
: 415 V
Amp
: 5.3 A
Rpm
: 930
2.4.1.1. Mesin Produksi
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Pada PTP-Nusantara III Gunung Para mesin-mesin yang digunakan untuk proses pembuatan Crumb Rubber adalah sebagai berikut: Mesin Preabeker yang digunakan pada PTP-Nusantara III terdapat 2 unit Yaitu : 1. Preabreaker No. 1 Tahun 2002 Prebreaker berfungsi mencacah kompo sebesar jari jempol kaki Merk
:CMA
Kapasitas
: 1000 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 22
HP
: 30
Volt
: 380
Amp
: 44
Rpm
: 1450
Gear Box Merk
: ALLROYD
Ratio
: 30 : 1
Bucket Elevator Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 2.2
HP
:3
Volt
: 220/ 380
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Amp
: 8.89/5.15
Rpm
: 1420
2. Prebreaker No. 2 Tahun 2006 Prebreaker berfungsi mencacah kompo sebesar jari jempol kaki. Merk
: GNM 453624
Kapasitas
: 4-5 Ton/jam
Electro Motor Merk
: SEN 3- Stage Helical Gear Units
Type
: MC 3 PLSFO 5
KW
: 37
HP
: 50
Rpm
: 1500
Gear Box Merk
: SEWQEURODRIVE
KW/Amp
: 37/23
Ratio
: 26,9
Bucket Elevator Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 2.2
HP
:3
Volt
: 220/ 380
Amp
: 8.89/5.15
Rpm
: 1420
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Gear Box Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 2.2
Mesin Hammer Mill yang digunakan pada PTP-Nusantara III terdapat 2 unit Yaitu : 1. Hammer Mill No.1 Tahun 1982 Hammer Mill berfungsi mencacah kompo sebesar jari jempol tangan. Merk
: Cheong Heng
Kapasitas
: 2000 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: Electrim
KW
: 75
HP
: 102
Volt
: 380/415/600
Amp
: 140-128
Rpm
: 1475
Bucket Elevator Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 2.2
HP
:3
Volt
: 220/ 380
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Amp
: 8.77/5.08
Rpm
: 1425
2. Hammer Mill No.2 Tahun 2007 Hammer Mill berfungsi mencacah kompo sebesar jari jempol tangan. Merk
: G N M 453624
Kapasitas
: 3000 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 100
HP
: 135
Volt
: 380
Amp
: 140-128
Rpm
: 1475
Bucket Elevator Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 2.2
HP
:3
Volt
: 220/ 380
Amp
: 8.77/5.08
Rpm
: 1425
Gilingan Crepper yang digunakan pada PTP-Nusantara III terdapat 2 unit yaitu: Gilingan Crepper jumbo dan Gilingan Crepper Biasa. Gilingan Crepper Biasa terdiri dari 4 bagian: Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
1. Gilingan Crepper Jumbo Gilingan Crepper Jumbo berfungsi membentuk kompo menjadi lembaran dengan ketebalan 1 cm tiap lembaran. Merk
: KGSB
Kapasitas
: 2500 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 75
HP
: 100
Volt
: 380-415 / 660
Amp
: 140. 128
Rpm
: 1475
Gear Box Merk
: SEW EURODRWE
KW / Amp
: 30
Ratio
: 250 / 13
Bucket Elevator Merk
: TECO
KW
: 2.2
HP
:3
Volt
: 220/380
Amp
: 8.89/5.15
Rpm
: 1420
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2. * Gilingan Crepper Biasa No. 1 Gilingan Crepper Biasa berfungsi membentuk kompo menjadi lembaran dengan ketebalan 0.8 cm tiap lembar. Merk
: KGSB
Kapasitas
: 115 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 37
HP
: 50
Volt
: 380
Amp
: 70.9
Rpm
: 1455
Gear Box Merk
: Radicon
Ratio
: 10 : 1
* Gilingan Crepper Biasa No.2 Merk
: KGSB
Kapasitas
: 115 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: SUMO
KW
: 37
HP
: 50
Volt
: 380/660
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Amp
: 70.4/40.6
Rpm
: 1460
Gear Box Merk
: ALLROYD
Ratio
: 30 : 1
* Gilingan Crepper Biasa No.3 Merk
: KGSB
Kapasitas
: 115 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: THOCEE DHASE
KW
: 30
HP
: 40
Volt
: 380/660
Amp
: 58.5
Rpm
: 1450
Gear Box Merk
: ALLROYD
Ratio
: 50 : 1
* Gilingan Crepper Biasa No.4 Merk
: KGSB
Kapasitas
: 115 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: THREE
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
KW
: 30
HP
: 40
Volt
: 380
Amp
: 58.5
Rpm
: 1455
Gear Box Merk
: RADICON
Ratio
: 50 : 1
* Gilingan Crepper Biasa No.5 Merk
: KGSB
Kapasitas
: 115 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: SIMO
KW
: 37
HP
: 50
Volt
: 380/660
Amp
: 70.4/40.6
Rpm
: 1460
Gear Box Merk
: RADICON
Ratio
: 50 : 1
Mesin Schereder yang digunakan pada PTP-Nusantara III terdapat 2 unit yaitu: Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
1. Mesin Schereder No. 1 Tahun 2002 Mesin Schereder berfungsi sebagai mencacah kompo yang telah digulung, hasil cacahan berbentuk butiran dengan ukuran 3-4 mm . Merk
: KGSB
Kapasitas
: 1000 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: TECO
KW
: 45
HP
: 60
Volt
: 380/440
Amp
: 88/60
Rpm
: 975
Fidding Roll Schereder Merk
: NUG HAMBURG
KW
: 5.5
HP
: 7.5
Volt
: 220/380
Amp
: 19.5/11.3
Rpm
: 1440
Pompa Hydro Ciclone Electro Motor Merk
: TECO
HP
: 20
Volt
: 380
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Amp
: 23.4
Rpm
: 2910
2. Mesin Schereder No. 2 Tahun 1974 Mesin Schereder berfungsi sebagai mencacah kompo yang telah digulung, hasil cacahan berbentuk butiran dengan ukuran 3-4 mm . Merk
: CHEONG HENG
Kapasitas
: 1000 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: CELMA
KW
: 40
HP
: 55
Volt
: 380/420
Amp
: 81/73
Rpm
: 975
Fidding Roll Electro Motor Merk
: CROPION PARKISON
KW
: 5.5
HP
:
Volt
: 415
Amp
: 8.3
Rpm
: 1420
7
Mesin Dryer yang digunakan pada PTP-Nusantara III terdapat 2 unit yaitu: 1. Mesin Dryer Twind Tahun 1974 Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Merk
: KGSB
Kapasitas
: 800 Kg/Jam
Electro Motor Main Fan No.1 Merk
: TECO
KW
: 22
HP
: 30
Volt
: 380
Amp
: 48.4
Rpm
: 1455
Electro Motor Main Fan No.2 Merk
: TECO
KW
: 22
HP
: 30
Volt
: 220/380
Amp
: 8.3/4.8
Rpm
: 2890
Electro Motor Cooling Fan No.1 Merk
: INDUCTION
KW
: 2.2
HP
:5
Volt
: 380/220
Amp
: 4.2
Rpm
: 2890
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Electro Motor Cooling Fan No.2 Merk
: TECO
KW
: 2.2
HP
:5
Volt
: 220/380
Amp
: 8.3/4.8
Rpm
: 2890
Electro Motor Transfer Chain No.1 Merk
: TECO
KW
: 0.75
HP
:2
Volt
: 380
Amp
: 1 : 100
Electro Motor Transfer Chain No.2 Merk
: TECO
KW
: 0.75
HP
:2
Volt
: 380
Amp
: 1 : 100
Electro Motor Burner No.1 Merk
: WAISHOMPT
KW
: 0.76
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
HP
: 0.90/50-2
Electro Motor Burner No.2 Merk
: WAISHOMPT
KW
: 0.76
HP
: 0.90/50-2
Volt
: 220-230/380-400
Amp
: 3.6/2.1
Rpm
: 2800
2. Mesin Dryer Single Tahun 1974 Merk
: KGSB
Kapasitas
: 400 Kg / Jam
Electro Motor Main Fan Merk
: TECO
KW
: 15
HP
: 20
Volt
: 380
Amp
: 48.4
Rpm
: 1450
Electro Motor Coling Fan Merk
: TECO
KW
: 2.2
HP
:3
Volt
: 220/380
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Amp
: 8.3/4.8
Rpm
: 2890
Electro Motor Transeper Chain Merk
: TECO
KW
: 0.75
HP
:2
Rpm
: 1450
Electro Motor Burner Merk
: WEISHOUPT
KW
: O.75
HP
:2
Volt
: 220/380
Rpm
: 1 : 100
Mesin timbangan yang terdapat pada PTP-Nusantara III kebun gunung para yaitu: Metal Detector Elekro Motor Merk
: THREE PHASE
Type
: T.80 B/4
HP
:1
KW
: 0.75
Volt
: 230/400
Amp
: 3.55/2.05
Rpm
: 1390
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Mesin Balling Press yang digunakan pada PTP-Nusantara III terdapat 2 unit yaitu: 1. Mesin Balling Press Cr No.1 Tahun 1974 Mesin Balling Press berfungsi menekan Crumb Rubber hingga memiliki berat 33.5 kg Merk
: KGSB
Kapasitas
: 2000 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: INDUCTION MOTOR
KW
: 5.5
HP
: 7.5
Volt
: 380-440
Amp
:11
Rpm
: 1450
1. Mesin Balling Press Cr No.2 Tahun 1974 Mesin Balling Press berfungsi menekan Crumb Rubber hingga memiliki berat 33.5 kg Merk
: KGSB
Kapasitas
: 2000 Kg/Jam
Electro Motor Merk
: INDUCTION MOTOR
KW
: 5.5
HP
: 7.5
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Volt
: 380-440
Amp
:11
Rpm
: 1450
2.4.2. Peralatan 2.4.2.1. Sheet Pada PTP-Nusantara III Gunung Para peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan sheet adalah sebagai berikut : 1. Bak Penerimaan Bak penerimaan berfungsi tempat penerimaan latex dari lapangan sekaligus proses pengenceran latex menjadi DRC 13-15 %. 2. Bak Koagulasi Bak koagulasi berfungsi sebagai tempat latex yang telah diencerkan untuk pembekuan dengan Formic acid 7.5-9.00 kg/ton kering dengan kapasitas bak 650 liter/bak. Panjang
: 3 meter
Lebar
: 0.72 meter
Tinggi
: 0.39 meter
Isi
: 650 liter
Penyekat
: 74 buah
Banyak lembaran
: 75 lembar
Jumlah bak
: 80 buah
Jarak antara sekat
: 10 cm
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
3. Lori sheet Lori sheet berfungsi tempat penjemuran sheet/pengeringan sheet sebelum masuk kamar Asap kapasitas Lori sheet = 456 lembar. a.
Tempat kayu kilas terbuat dari kayu Satu baris terbuat dari
: 42 batang
Satu batang terdiri dari
: 3 lembar
Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya ada
: 4 tingkat
Satu lembar beratnya
:1,2 kg
Berat sheet 1 lori 42 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 42 x 3 x 4 = 504 lembar b.
Tempat kayu kilas terbuat dari besi Satu baris terbuat dari
: 46 batang
Satu batang terdiri dari
: 3 lembar
Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya ada
: 4 tingkat
Satu lembar beratnya
:1,2 kg
Berat sheet 1 lori 46 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 46 x 3 x 4 = 552 lembar 4. Kamar Asap Kamar asap berfungsi untuk mengeringkan sekaligus membentuk warna sheet selama 5 hari temperatur 45-65 ºC, kapasiatas kamar asap = 3000 kg/kamar, dengan tahapan temperatur : Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Hari Pertama : 40-45 ºC Hari kedua
: 45-50 ºC
Hari Ketiga
: 50-55 ºC
Hari Keempat : 55-60 ºC Hari Kelima
: 60-65 ºC
Kamar asap subur Jumlah kamar
: 8 kamar
Kapasitas kamar
: 6 lori/kamar
Kamar asap air wood Jumlah kamar
: 6 kamar
Kapasitas kamar
: 12 lori/kamar
5. Ruangan Sortasi Ruangan sortasi berfungsi menyortir lembaran sheet untuk memperoleh mutu RSS-I, RSS-II, RSS-III, dan cutting. Dimana RSS-I adalah harus bebas dari segala kotoran dan gelembung-gelembung, karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik tidak melekat. RSS-II adalah harus bebas dari segala kotoran, gelembung-gelembung yang sangat halus serta terpencar-pencar masih dibenarkan, sedangkan syarat lain sama dengan mutu RSS-I. RSS-III adalah dibenarkan sedikit kotoran serta gelembunggelembung yaitu gelembung-gelembung halus merata dan gelembung besar yang menumpuk terpencar-pencar, bekas-bekas jamur yang telah dibersihkan, serta lembaran yang koyak dapat dibenarkan. Sedangkan
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran sheet sewaktu pensortiran, ukuran cutting maximal 15 cm persegi. 6. Packing Packing lose ball berat 113 kg/ball dan untuk bentuk pallet 1200 kg/ pallet. 7. Gudang Produksi Untuk menyimpan produksi siap ekspor. Sarana pendukung pada Kebun PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para antara lain : b. Listrik Energi listrik diperoleh dari PLN dan jika listrik padam digunakan genset untuk menggerakkan mesin-mesin. c. Air Air yang digunakan oleh Kebun PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para berasal dari sumur bor. 2.4.2.2. Crumb Rubber 1. Trolley Trolley berfungsi untuk membawa butiran karet masuk kedalam mesin dryer. Panjang
: 2 meter
Lebar
: 1 meter
Tinggi
: 1.5 meter
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2. Kereta Sorong Kereta Sorong berfungsi membawa hasil gulungan dari mesin Crepper Biasa ke tempat maturasi atau tempat pemeraman. 3. Ruang Maturasi Ruang Maturasi berfungsi tempat penyimpanan hasil gulungan dari mesin Crepper Biasa. Lama penyimpanan 8 hari. 4. Pallet Pallet berfungsi sebagai tempat penyimpanan packing. 5. Frog Lift Frog Lift berfungsi mengangkat pallet ke gudang maupun ke truck.
2.5. Uraian Proses Produksi 2.5.1. Proses Menghasilkan Sheet Block Diagram pabrik Ribbed Smoked Sheet Gunung Para kapasitas 16.800 Kg kering per hari dapat dilihat pada Gambar 2.2. berikut : PENERIMAAN LATEX BAK PENERIMAAN
BAK KOAGULASI 1 Gambar 2.2. Block Diagram Pembuatan Ribbed Smoked Sheet Pabrik Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Gunung Para 1
PENGGILINGAN SHEET PENIRISAN DI LORI
KAMAR ASAP
SORTASI
PACKING
GUDANG PENYIMPANAN Gambar 2.2. Block Diagram Pembuatan Ribbed Smoked Sheet Pabrik Gunung Para (Lanjutan) 1. Bak Penerimaan Lateks yang datang dari kebun sebelum dimasukkan dalam main bak terlebih dahulu dilakukan pengukuran volume lateks dalam tangki dengan memakai talang ukuran tangki dan kemudian penuangan lateks ke main bak harus disaring menggunakan saringan 20 mesh dan ditampung dalam main bak penampungan yang juga berfungsi untuk tempat pengenceran lateks. Penerimaan lateks di pabrik harus ditentukan kadar karet keringnya Dry Rubber Counteen (Drc) dengan menggunakan alat metrolac. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
1. Cara menentukan Drc dengan metrolac Setiap tangki lateks dari afdeling diambil contoh lateks sebanyak 500 cc, kemudian ditambahkan air sebanyak 1000 cc (perbandingan 1 : 2), aduk perlahanlahan sampai campuran lateks dengan air merata, lalu dimasukkan kedalam tabung. Busa lateks yang ada di atas permukaan dihilangkan untuk menghindarkan kesalahan baca pada skala metrolac. Kemudian masukkan metrolac ke dalam tabung yang berisi contoh lateks, penunjukan skala metrolac pada batas permukaan contoh lateks tersebut dikali tiga kali, maka itulah kadar karet keringnya (Drc). Misalnya metrolac menunjukkan skala ke 7 % maka kadar karet keringnya = 7.3 = 21. 2. Cara lain untuk menentukan Drc (Dry Rubber Counteen) Untuk mengetahui kadar karet kering selain menggunakan metrolac dapat juga ditentukan dengan cara mencari faktor pengeringannya sebagai berikut : a. Ambil contoh lateks yang datang ke pabrik sebanyak 200 cc b. Tambahkan asam semut ± 2 cc c. Diaduk sampai menggumpal ± 1 jam d. Digiling dengan jumlah penggilingan 8 kali dengan tebal lembaran kirakira 2.5 mm e. Setelah digiling dikibaskan sampai air tuntas. f. Kemudian lembaran karet basah ditimbang dan dicatat berat basahnya lalu dikeringkan di kamar asap, setelah kering ditimbang lagi dan dicatat keringnya. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
3. Pengenceran Lateks Pengenceran lateks dilakukan sampai kadar karet bakunya 15 %. Tujuan pengenceran adalah sebagai berikut : a. Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga giling tidak terlalu besar. b. Untuk memudahkan penghilangan gelembung udara. c. Untuk memudahkan pencampuran asam semut. Selama pengenceran lateks di main bak harus dilakukan pengadukan dengan suatu alat yang dinamakan agitator agar pencampuran lateks dengan air merata atau homogen. 2. Pembekuan/Koagulasi Setelah lateks diencerkan sampai 15 % kemudian dialirkan melalui gutther (talang) dan dimasukkan kedalam bak pembekuan setelah terlebih dahulu melewati saringan 60 mesh. Setelah permukaan lateks mencapai ketinggian tertentu, aliran lateks dihentikan dan pindah ke bak berikutnya. Busa yang terbentuk pada permukaan lateks harus diambil dengan alat serok, atau saringan 60 mesh. Tambahan asam formit/semut 500 cc-600 cc dengan konsentrasi 3 %-5 % bak pembekuan, waktu pembekuan 6-8 jam. Selama penuangan asam semut harus diikuti dengan pengadukan dari belakang sebanyak 14-16 kali. Sebelum dituangkan asam semut tersebut harus diencerkan terlebih dahulu menjadi konsentrasi 3 %-5 % dengan cara menambahkan air 9 liter. Busa yang terbentuk setelah pengadukan diambil lagi dengan serok busa dari alumunium.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Pemasangan sekat (sisir) di mulai dari tengah kemudian kedua bagian yang terbentuk dibagi dua lagi dan seterusnya, untuk mengurangi gelembunggelembung yang melekat pada sekat-sekat maka sekat ini harus dibasahi terlebih dahulu dengan air. 3. Penggilingan Penggilingan
koagulum
dilakukan
dengan
gilingan
sheet
yang
konstruksinya terdiri dari 6 buah rol yang disebut “six in one” gilingan rol 1 sampai dengan 5 rolnya licin (tidak berbunga) sedangkan gilingan rolnya terakhir atau finisher rolnya diberi berbunga (grooving). Tujuan diberi bunga adalah agar lebih mudah dalam pengeringan dan tidak lengket bila ditumpuk, masing-masing rol gilingan dilengkapi dengan saluran air pelican, di depan gilingan terakhir dibuat bak air empat persegi, untuk pencucian terakhir lembaran sheet. Adapun tujuan penggilingan yaitu : 1. Mengeluarkan kandungan air dari koagulum 2. Menghilangkan/membuang lendir dan serum yang terdapat di permukaan lembaran 3. Menipiskan koagulum menjadi lembaran sheet setebal 2-4 mm. 4. Penirisan di Lori Sebelum dimasukan ke dalam kamar pengasapan terlebih dahulu lembaran sheet dikeringkan diudara bebas selama 2 jam dengan tujuan mengurangi kadar air sehingga memepercepat proses pengeringan didalam kamar asam. 5. Pengeringan dan Pengasapan (kamar Asap)
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air sehingga di dapat sheet yang kering, agar kondisi mutu dapat dipertahankan selama penyimpanan dan pengangkutan. Sedangkan fungsi asap adalah untuk memberikan warna coklat terang pada sheet dan untuk mencegah pertumbuhan spora/jamur. Cara pengeringan dan pengasapan dilakukan dengan menggantungkan sheet di atas gantar-gantar bambu/kayu, laori dengan kapasitas lebih kurang 504 lembar/lori. Sebelum lori-lori yang berisi sheet dimasukkan ke kamar pengeringan terlebih dahulu dibiarkan atau ditiriskan di luar selama 2 jam atau lebih supaya air yang terdapat di permukaan lembaran sheet jatuh ke bawah sheet untuk menghindarkan kelembaban yang tinggi di dalam kamar pengeringan, setelah pengasapan selama satu malam lori-lori tersebut di keluarkan dan dilakukan penyambretan, selama pengeringan 4-5 hari. a. Pengaturan suhu di dalam kamar asap a. Hari I suhu 40-450 Ventilasi terbuka penuh b. Hari II suhu 40-550 Ventilasi setengah terbuka c. Hari III suhu 55-600 Ventilasi seperempat terbuka d. Hari IV suhu 60-650 Ventilasi tertutup e. Hari V suhu 650 Ventilasi tertutup b. Spesifikasi kamar asap a. Type Jumlah kamar
: subur kamar : 8 kamar
Kapasitas kamar : 6 lori/kamar b. Type
: malaka
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah kamar
: 6 kamar
Kapasitas kamar : 12 lori/kamar 6. Sortasi Tujuan dilakukannya sortasi adalah untuk memisahkan antara RSS I, RSS II, RSS III dan Cutting. Setelah proses pemisahan maka Sheet selanjutnya dipress dengan menggunakan mesin press hidrolik, pada setiap sisi dipasang cantelan atau gelengan dari besi yang berfungsi untuk menahan lembaran sheet yang dipress setelah terpenuhi dengan ukuran : 1. Panjang
: 55 cm – 57 cm
2. Lebar
: 50 cm –56 cm
3. Tinggi
: 40 cm - 47 cm
Setelah pengepresan cantelan (gelangan) besi jangan dibuka, biarkan sheet berada dalam peti press selama satu malam, keesokan harinya baru dibuka cantelan (gelangan) besinya. 7. Pengepakan (Packing) Pembungkusan dilakukan dengan menusuk-nusuk lembaran pembungkus dengan alat tusuk dari baja yang runcing, sehingga pembungkusan benar-benar melekat. Setelah selesai pembungkusan, ball tersebut di kapur. 8. Gudang Produksi Setelah proses pembungkusan, sheet disimpan di gudang produksi sebelum dipasarkan.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2.5.2. Proses Menghasilkan Crumb Rubber Block Diagram pabrik Crumb Rubber Gunung Para kapasitas 24 ton kk/hari dapat dilihat pada gambar 2.3. berikut : PENERIMAAN KOMPO BAK MAKRO BLENDING PREBREAKER
BAK MIKRO BLENDING HAMMAR MILL BAK SIRKULASI CREFFER JUMBO CREFFER BIASA MATURASI
SCHREDER Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
1 Gambar 2.3. Block Diagram Pembuatan Crumb Rubber Pabrik Gunung Para 1
DRYER
PENIMBANGAN
PACKING
GUDANG PENYIMPANAN Gambar 2.3. Block Diagram Pembuatan Crumb Rubber Pabrik Gunung Para (Lanjutan) 1. Penerimaan Kompo Sebelum kompo dibawa ketempat penerimaan bahan baku, truck yang membawa Kompo ditimbang lalu ditentukan kadar kotoran karetnya. Setelah itu ditempatkan bak penerimaan bahan baku. 2. Bak Makro Blending Setelah itu kompo dimasukan ke dalam bak Makro Blending yang berfungsi sebagai pencucian kompo agar terhindar dari kotoran-kotoran seperti: pasir,tanah,dan dedaunan. 3. Prebreaker Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Kompo yang telah bebas dari kotoran diangkat dengan menggunakan mesin bucket elevator, lalu dimasukkan kedalam mesin preabreaker. Mesin preabreker berfungsi untuk mencacah kompo sebesar jari jempol kaki. 4. Bak Mikro Blending Bak mikro blending berfungsi sebagi tempat penampungan kompo yang telah dicacah dan juga sebagai tempat
pencucian. Bak mikro blending ini
berbentuk lingkaran dan di tengahnya terdapat mesin agitator yang berfungsi sebagai pengaduk. 5. Hammar Mill Setelah
melalui
bak
mikro
blending,
kompo
diangkat
dengan
menggunakan mesin bucket elevator, lalu dimasukkan kedalam mesin hammer mill. Mesin hammer mill berfungsi mencacah kompo sebesar jari jempol tangan. 6. Bak Sirkulasi Bak sirkulasi berfungsi sebagai aliran jalan kompo dari mesin hammer mill ke mesin creffer jumbo. Alat Bantu yang digunakan sebagai aliran jalan kompo yaitu: dengan menggunakan air. 7. Crepper Jumbo Setelah melalui bak sirkulasi kompo diangkat dengan mesin blangket elevator, lalu dimasukkan ke dalam mesin creffer jumbo. Mesin creffer jumbo berfungsi membentuk kompo menjadi lembaran dengan ketebalan 1 cm tiap lembaran. Mesin creffer menggunakan alat bantu untuk membentuk lembaran yaitu: air. Yang berfungsi agar pada saat menggiling membentuk lembaran mesin tidak cepat aus dan juga hasil lembaran gilingan tidak rusak. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
8. Crepper Biasa Mesin creffer biasa ini berfungsi sama dengan creffer jumbo yaitu membentuk lembaran, tetapi yang membedakannya hanya ketebalannya saja. Mesin creffer biasa membentuk lembaran dengan ketebalan 0,8 cm. Mesin creffer terdiri dari 5 mesin, yang membedakannya hanya ketebalannya. Sehingga hasil akhir dari mesin creffer ini memiliki ketebalan 0,3 cm. Setelah mencapai ketebalan 0.3 cm kompo tersebut digulung. Mesin creffer menggunakan alat bantu untuk membentuk lembaran yaitu: air. Yang berfungsi agar pada saat menggiling membentuk lembaran mesin tidak cepat aus dan juga hasil lembaran gilingan tidak rusak. 9. Maturasi Maturasi berfungsi sebagai tempat menyimpan (diperam) gulungan. Lama penyimpanan 8 hari, agar kandungan air yang terdapat pada gulungan berkurang. Dan juga berfungsi menggurangi beban pada saat pemotongan di mesin schreder. 10. Schreder Mesin schereder berfungsi sebagai mencacah kompo yang telah digulung, hasil cacahan berbentuk butiran dengan ukuran 3-4 mm. Hasil cacahan tersebut dimasukkan ke dalam trolley dengan menggunakan alat pompa dengan bantuan media air. 11. Dryer Trolley yang berisi butiran karet dikeringkan di dalam dryer dengan suhu 110-1200C selama 3,5 jam. Trolley yang keluar dari dryer, didinginkan pada cooling fan hingga suhu <400C. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
12. Penimbangan Rempahan karet selanjutnya ditimbang dengan berat 331/3 kg atau 35 kg sesuai dengan permintaan pasar lalu diproses/packing. 13. Packing Bale yang sudah diproses dimasukan ke dalam peti palet atau formig box lalu disusun dengan 6 lapis (1 lapis = 6 bale) dipacking dan diberi merk dan siap kirim. 14. Gudang Penyimpanan Setelah proses packing selesai, lalu dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan sebelum dipasarkan.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Peramalan 3.1.1. Teori Peramalan Secara umum peramalan merupakan suatu estimasi hal yang tidak terjadi dimasa yang akan datang. Dibidang produksi, peramalan didefinisikan sebagai suatu estimasi terhadap tingkat kebutuhan akan suatu produk untuk beberapa periode waktu dimasa yang akan datang. Pada dasarnya peramalan bertujuan untuk memperkecil ketidakpastian yang terdapat pada kecenderungan (trend) dan fluktuasi permintaan (demand) yang terjadi di luar pengendalian perusahaan. Dalam prakteknya peramalan selalu dihadapkan dengan perhitungan yang memerlukan data-data masa lalu (priode sebelum horizon waktu yang diramal) atau selau bergantung pada data-data masa lalu. Menurut sifat penyusunannya, peramalan diklasifikasikan sebagai berikut: a. Peramalan yang Subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan orang yang menyusunya sangat menentukan baik tidaknya hasil peramalan tersebut.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
b. Peramalan yang Objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metodemetode dalam penganalisisannya. Secara umum metode peramalan dibagi atas dua bagian, yaitu1:
1. Metode peramalan kuanlitatif Peramalan Kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh situasi, emosi, pendidikan dan pengalaman seseorang. Peramalan kualitatif terdiri atas beberapa teknik, yaitu: a.
Juri opini eksekutif Pendekatan ini berdasarkan pada pendapat dari sekelompok kecil eksekutif tingkat atas yang secara bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan ramalan suatu variabel pada periode yang akan datang.
b.
Metode Delphi Dalam metode ini, serangkaian kuesioner disebarkan kepada responden, jawabannya kemudian diringkas dan diserahkan kepada panel ahli untuk dibuat perkiraannya.
c.
Gabungan Tenaga Penjualan Setiap tenaga penjualan meramalkan tingkat penjualan didaerahnya, yang kemudian digabung pada tingkat propinsi dan seterusnya sampai ketingkat nasional untuk mencapai peramalan menyeluruh.
d.
Survey Pasar
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Masukkan diporoleh dari konsumen atau konsumen potensial terhadap rencana pembelianya pada periode yang diamati. Survey dapat dilakukan dengan kuesioner, telepon dan wawancara langsung. 2. Metode Peramalan Kuantitatif Metode peramalan Kuantitatif adalah metode peramalan yang didasarkan Atas data kuatitatif masa lalu. Jadi peramalan kuantitatif hanya dlakukan jika: 1. Adanaya informasi tentang keadaan dimasa lalu. Informasi tersebut dapat dikuatitifikasikan dalam bentuk data. 2. Dapat diasumsikan bahwa pola data masa lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang. Metode peramalan kuantitatif pada dasarnya dapat dikelompokan dalam dua jenis, yaitu metode deret berkala (time Series) dan metode kausal. a.
Metode Deret Berkala (Time Series) Metode ini menggunakan variabel waktu sebagai komposit factor yang mempengaruhi demand. Pada dasarnya terdapat cukup banyak variabel yang berpengaruh terhadap demand, tetapi karena besarnya pengaruh masing-masing variabel sulit ditentukan, maka dipandang lebih praktis apabila semua variabel tersebut diwakili oleh satu variabel yaitu: waktu. Metode ini baik digunakan untuk peramalan dan rencana jangka pendek.
b.
Metode Causal (explanatory) Pada
metode
ini
penggunaan
masa
depan
dilakukkan
dengan
mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan menunjukan suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas, jadi demand Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
bukan merupakan fungsi dari waktu saja, tetapi juga terhadap penyebabnya. Metode ini baik digunakan untuk peramalan dan rencana jangka panjang.
3.1.2. Jenis Peramalan Berdasarkan Jangka Waktu Berdasarkan horizon waktunya, tipe peramalan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; peramalan jangka panjang dan peramalan jangka pendek. 1. Peramalan Jangka Panjang Peramalan jangka panjang adalah peramalan dengan horizon waktu lebih dari (1) tahun. Peramalan jangka panjang digunakan untuk pengambilan keputusan menggenai perencanaan produk dan perencanaan pasar, pengeluaran perusahaan, studi kelayakan pabrik, penganggaran perusahaan, order pembelian, perencanaan tenaga kerja dan perencanaan fasilitas, serta segala kegiatan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kejadian satu atau beberapa tahun yang akan datang. Lebih tegasnya peramalan jangka panjang ini berorientasi pada pasar atau perencanaan bisnis (business planning) Metode-metode yang digunakan pada peramalan jangka panjang: 1. Metode Deret Waktu (Time Series) - Metode Box-Jenkins, dan - Analisis Deret Waktu Multivariat 2. Metode Regresi Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
- Metode Regresi Konstan - Metode Regresi Linear - Metode Regresi Eksponensial - Metode Regresi Logaritma - Metode Regresi Pertumbuhan (Power)
2. Peramalan Jangka Pendek Peramalan jangka pendek mempunyai hirizon waktu kurang atau sampai dengan satu tahun,serta jangka waktu untuk setiap faktor-faktor dipertimbangkan dalam peramalan ini juga menggunakan horizon jangka waktu yang pendek. Peramalan jangka pendek sangat diperlukan untuk memuat keputusan mengenai penjadwalan persedian, rencana produksi jangka pendek, analisa tenaga kerja, proyeksi cash flow, dan penganggaran jangka pendek. Penetapan kapasitas pelayanan untuk tahun yang akan datang atau untuk periode lebih dari satu tahun sangat tergantung pada peramalan jangka pendek. Lebuh jelasnya peramalan jangka pendek ini mangarah pada perencanaan kapasitas dan akan menghasilkan Jadwal Induk produksi yang layak untuk diterapkan pada jangka waktu panjang. Metode-metode yang digunakan pada peramalan jangka pendek: 1. Metode Perataan (Average) - Rataan Nilai Tengah (Means) - Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average) - Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Average) 2. Metode Pemulusan (Smoothing) Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
- Pemulusan Eksponensial Tunggal - Pemulusan Eksponensial Tunggal dengan Pendekatan Adatif - Pemulusan Eksponensial Ganda dengan Metode linear Satu-Parameter dari Brown. - Pemulusan Eksponensial Ganda dengan Dua Parameter dari Brown. - Pemulusan Eksponensial Tripple dengan Metode Kuadratis Satu-satu parameter dari Brown,dan - Pemulusan Eksponensial Tripple dengan Metode Kecenderungan dan Musiman dari tiga Parameter dari Winter.
3.1.3. Pentingnya Peramalan Dilakukan Pada dasarnya peramalan (Forecasting) diperlukan oleh suatu perusahaan, karena setiap keputusan yang diambil saat ini (yang berkaitan dengan kegiatan produksi) dapat mempengaruhi keadaan perusahaan yang akan datang. Suatu keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan akan selalu berkaitan/melibatkan pihak perusahaan sendiri maupun konsumen dan pasar sebagai factor eksternal. Agar setiap keputusan yang ditetapkan saat sekarang tidak berpengaruh buruk pada massa yang akan datang dan setiap tindakan yang diambil sehubungan dengan keputusan
yang
ditetapkan tersebut
tidak
mengandung resiko bagi keputusan yang ditetapkan tersebut tidak mengandung resiko bagi kegiatan perusahaan selanjudnya, maka para pimpinan berusaha untuk menetapkan keputusan yang penuh perhitungan dan hati-hati serta memperhatikan
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
keterbatasan-keterbatasan, baik itu dalam perusahaan sendiri maupun keterbatasan pada pihak luar lingkungan perusahaan. Salah satu keputuan yang sangat berpengaruh bagi keadaan perusahaan dimasa yang akan datang adalah keputusan mengenai aktivitas pelayanan, dalam hal ini bisa menyangkut mutu (Kualitas) maupun jumlah (Kuantitas). Untuk hal ini yang manyangkut mutu atau kualitas, peran manajemen mutu lebih menonjol bagi penetapan/pegambilan keputusan yang dimaksud. Sedangkan untuk hal yang menyangkut jumlah produk yang dibuat,peran system pelayanan sangat menonjol bagi perusahaan selanjutnya. Disinilah peran peramalan sangat diperlukan agar keputusan yang diambil benar-benar memperhatikan kebutuhan dan keterbatasan yang ada pada perusahaan.
3.1.4. Metode Peramalan Yang Digunakan Berdasarkan perangkat yang mendukung, proses peramalan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Peramalan Secara Komputerisasi - Proses peramalan yang didukung oleh perangkat komputer dalam menghasilkan peramalan permintaan konsumen yang akan datang. - Perangkap komputer disini adalah mencakup hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). Hardware yang dimaksud dalam kitan ini adalah perangkat komputer berupa personal komputer (PC), mini komputer, maupun komputer mainframe. Sedangkan yang dimaksud dengan Soft komputer disini adlah program aplikasi komputer yang bisa melakukan Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
perhitungan matematis dan statistik untuk menghasilkan peramalan permintaan konsumen dimasa yang akan datang. 2. Peramalan Secara Non-Komputerisasi - Proses peramalan yang tidak didukung oleh perangkat komputer dalam menghasilkan peramalan dimasa yang akan datang. - Proses peramalan dengan cara ini hanya mengandalakan pada teori-teori yang berkaitan dengan proses peramalan (Forcasting) serta memanfaatkan kemampuan manusia menggunakan peralatan elektronik sederhana (seperti kalkulator dan alat hitung lainnya) dalam melakukan perhitungan matematis dan statistik untuk menghasilkan peramalan konsumen dimasa yang akan datang. Pemilihan metode peramalan dilakukan dengan mempertimbangkan waktu, sebagai faktor peramalan, maka metode yang paling tepat dalam melakukan peramalan adalah metode regresi. Kreteria-kreteria dalam pemilihan metode regresi yang akan digunakan adalah sebagai berikut: - Melihat pada data historis (data masa lalu) yang akan diramal. - Mangacu pada tujuan pelaksanaan penelitian ini sendiri, adalah untuk diaplikasikan pada objek tujuan. - Mempertimbangkan kemudahan penggunaan oleh pihak pabrik (dalam kaitan ini yang akan menggunakan adalah pengawas produksi pabrik tersebut.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Beberapa motode regresi yang dapat digunakan dalam mendapatkan hasil ramalan adalah -
Metode Regresi Linier
-
Metode Regresi Kuadratis
-
Metode Regresi Eksponensial
-
Metode Regresi Konstan
1. Metode Regresi Konstan Nilai peramalan debgab model konstan secara umum adalah: Y’(x) = a Dimana: Y’(x) = Hasil estimasi ramalan tahun ke-x a = Konstanta, b = Konstanta
2. Metode Regresi Linier Bentuk umum fungsi linier adalah merupakan garis lurus, dituliskan dengan: Y’ (x) = a + bx b =
Dan
a =
n∑ X i Yi − (∑ X i )(∑ Yi ) n∑ X i − (∑ X i ) 2 2
∑Y
i
− b∑ t i n
Dimana : y’ (x) = Hasil estimasi tahun ke – x a = Konstanta Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
b = Konstanta slope x = Priode 3. Metode Regresi Eksponensial Bentuk umum fungsi regresi eksponensial ditulis dengan persamaan : Y’ (x) = a.e(b.x) b =
Dan Ln a =
n∑ t ln Y − ∑ t ∑ ln Y n∑ t 2 − (∑ t )
2
∑ ln Y − b∑ t n
Dimana : Y’ (x) = Hasil estimasi ramalan tahun ke-x a = Konstanta, b = Konstanta c = Bilangan logaritma alam (e=Ln(10)=2302585) x = periode
4. Metode Regresi Logaritma Bentuk umum fungsi regresi logaritma dituliskan dengan persamaan : Y’(x) = a.ln (x) + b a=
Dan =
n∑ Yi ln X i − ∑ Yi ∑ ln X i n∑ (ln X i ) 2 − (∑ ln X i ) 2
∑Y
i
− a ∑ ln X i n
Dimana : Y’ = Hasil estimasi ramalan tahun ke-x a = Konstanta, Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
b = Konstanta x = periode
3.1.4. Uji Akurasi Peramalan Terdapat beberapa ukuran yang sering digunakan untuk mengukur akurasi suatu model peramalan yang sering dijadikan acuan untuk mengukur kesalahan model peramalan, yaiutu: 1. Mean Square eror (MSE) MSE merupakan tipe pengukuran model peramalan dengan mengalikan setiap kesalahan peramalan dengan kesalahan itu sendiri (kuadrat kesalahan) yang akan memberikan bobot yang lebih besar untuk kesalahan yang besar dan bobot yang kecil untuk kesalahan yang kecil. n
∑ (Y MSE =
t =1
− Ft ) 2
t
n
Yt = Produksi actual Ft = Produksi hasil peramalan n = Jumlah data 2. Mean Absulut Deviation (MAD) MAD adalah model uji akurasi peramalan yang mengukur rata-rata kesalahan yang dibuat model peramalan dalam satu periode waktu tertentu, tanpa membedakan apakah kesalahan tersebut overestimate atau understimate. MAD =
∑Y
t
− Ft
n
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Dimana : Yt = Produksi actual Ft = Produksi hasil peramalan n = Jumlah data = Nilai absolut 3. Standard Deviation Eror (SDE) SDE adalah model uji akurasi peramalan yang mengukur rata-rata simpangan baku kesalahan yang dibuat model peramalan dalam satu periode waktu tertentu. n
∑ et SDE =
2
t =1
n −1
Dimana : Yt = Produksi actual Ft = Produksi hasil peramalan n = Jumlah data 4. Uji Kuadrat Kesalahan (Standard Eror of Estimate/SEE) n
∑ (Y
t
SEE =
− Ft ) 2
n− f
Dimana : Yt = Produksi actual Ft = Produksi hasil peramalan Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
n = Jumlah data
3.2. Persediaan 3.2.1. Pengertian Persedian Persediaan (Inventory), dalam konteks produksi, dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (Idle resources). Persediaan dapat didefenisikan sebagai stock bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi atau konsumen. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses (in-proses goods) dan persediaan bahan jadi (finished goods). Persediaan bahan baku adalah item yang dibeli dari para supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Persediaan bahan dalam proses adalah bagian dari produk akhir tetapi masih dalam proses pengerjaan, karena masih menunggu item yang lain untuk diproses. Persediaan barang jadi adalah persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atai disimpan. Persediaan timbul disebabkan oleh tidak sinkronnya permintaan dengan penyediaan dan waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku. Untuk menjaga keseimbangan permintaan dengan penyediaan bahan baku dan waktu Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
proses diperlukan persediaan. Oleh karena itu, terdapat empat faktor dijadikan sebagi fungsi perlunya persediaan yaitu, faktor waktu, faktor ketidakpastian waktu datang, faktor ketidakpastian penggunaan dalam pabrik dan fackor ekonomis. Faktor waktu menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi sampai kepada konsumen. Waktu diperlukan untuk membuat skedul produksi, memotong bahan baku, pengiriman bahan baku, pengawasan barang baku, produksi dan pengiriman barang jadi ke pedagang besar atau konsumen. Faktor ketidakpastian waktu datang dari supplier menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan, agar tidak menghambat proses produksi maupun keterlambatan pengiriman kepada konsumen. Persediaan bahan baku terikat kepada supplier, persediaan barang dalam proses terikat kepada departemen produksi, dan persediaan barang jadi terikat kepada konsumen. Faktor ketidakpastian penggunaan dari dalam perusahaan disebabkan oleh kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi, bahan cacat, dan berbagi kondisi lainya. Persediaan dilakukan untuk mengantisipasi ketidaktepatan peramalan maupun akibat lainnya. Faktor ekonomis adalah adanya keiginan perusahaan untuk mendapatkan alternatif biaya rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan menentukan jumlah yang paling ekonomis. Pembelian dalam jumlah besar memungkinkan perusahaan mendapatkan potongan harga yang dapat menurunkan biaya. Selain itu pemesanan dalam jumlah besar dapat pula menurunkan biaya karena biaya transportasi per unit menjadi rendah. Persediaan diperlukan untuk menjaga stabilitas dan fluktuasi bisnis. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Persediaan yang diadakan mulai dari berbentuk bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, antara lain berfungsi untuk: - Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang - Menghilangkan resiko barang yang rusak - Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan - Mencapai penggunaan mesin yang optimal - Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen Safety stock adalah persediaan barang minimum untuk menghindari terjadinya kerusakan barang. Terjadinya kekurangan barang disebabkan antara lain karena kebutuhan barang selama pemesan melebihi rata-rata kebutuhan setiap harinya tarlalu banyak atau karena jangka waktu pemesannya selalu panjang dibandingkan dengan biasanya. Kalau kita memiliki safety stock terlalu banyak akibatnya perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan yang terlalu mahal, tetapi kalu safety stocknya terlalu sedikit maka perusahaan akan menanggung biaya atau kerugian karena kekurangan barang. Oleh karena itu perusahaan harus dapat memenuhi besarnya safety stock ini secara tepat.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten
Serdang Bedagai Propinsi
Sumatera Utara. Dimana jarak perusahaan ini ± 112 km dari medan. Penelitian dan pelaksanaan karya akhir ini dilakukkan selama 11/2 bulan .
3.2. Metode Penelitian Metode ini digunakan dalam penelitian ini adalah metode peramalan untuk menentukan voleme permintaan, perhitungan jumlah safety stock, ukuran packing dan perhitungan dimensi ruangan gudang yang mencukupi bagi persediaan yang akan direncanakan.
3.3. Data yang Digunakan dan Metode Pengumpulan Data Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah: 1. Data primer, yaitu pengumpulan data secara pasif dengan cara melakukan peninjauan secara langsung di PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para. Data primer yang dibutuhkan sebagai berikut: - Data produksi 2 tahun sebelumnya - Data dimensi Gudang dan Peralatan - Dimensi gudang saat ini - Dimensi produk yang disimpan digudang - Dimensi peralatan digudang produk 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara manual melalui arsip atau dokumen perusahaan. Data sekunder yang dibutuhkan sebagai berikut: - Sejarah Perusahaan - Ruang Lingkup Bidang Usaha - Organisasi dan Manajemen
3.4. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dan sistematis. Langkahlangkah penelitian yang dilakukan untuk menyusun laporan penelitian dapat dilihat pada blok diagram penelitian.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data Dengan berorientasi kepada penyelesaian
masalah maka diperlukan
adanya suatu data yang baik dan mendukung. Untuk itu dilakukan pengumpulan data yang nantinya akan digunakan dalam konsep penyelesaian yang berhubungan dengan persoalan. Adapun data yang dikumpulkan untuk penyelesaian permasalahan ini adalah sebagai berikut: 5.1.1. Data Permintaan Produk Sheet dan Crumb Rubber a. Data permintaan produk Sheet dan Crumb Rubber dari tahun 2003-2007 dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Permintaan Sheet dari tahun 2003-2007 Tahun
Permintaan (Sheet)
Permintaan (Pallet)
2003
3.780.679
3150
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2004
4.201.978
3501
2005
4.208.962
3507
2006
4.292.739
3577
2007
4.530.393
3775
Sumber: PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para
b. Data permintaan produk Crumb Rubber dari tahun 2003-2007 dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Permintaan Crumb Rubber dari tahun 2003-2007 Tahun
Permintaan (Crumb Rubber)
Permintaan (Pallet)
2003
5.787.620
4593
2004
5.868.460
4657
2005
5.909.144
4689
2006
6.542.600
5192
2007
7.114.710
5646
Sumber : PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para
5.1.2. Dimensi Gudang, Produk, dan Peralatan 5.1.2.1. Dimensi Gudang Untuk menyimpan produk jadi, perusahaan mempunyai gudang produk sebelum didistribusikan kepada pelanggan. Dimensi gudang yang dipergunakan saat ini adalah sebagai berikut: Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Dimensi gudang produk Sheet dan Crumb Rubber - Panjang gudang
: 19,5 m
- Lebar Gudang
: 17,1 m
- Tinggi Gudang
: 12
m
5.1.2.2. Dimensi Produk yang disimpan di Gudang Produk Jadi Produk yang disimpan di gudang produk dikemas dalam plastik dan dimasukan dalam metal box dan palet kayu. a. Adapun dimensi metal box yang digunakan untuk produk Sheet - Panjang metal box : 145 cm - Lebar metal box
: 115 cm
- Tinggi metal box : 110 cm b. Adapun dimensi pallet kayu yang digunakan untuk produk Crumb Rubber - Panjang pallet kayu : 136 cm - Lebar pallet kayu
: 120 cm
- Tinggi pallet kayu
: 108 cm
c. Adapun dimensi molding (batu penimpa) yang digunakan untuk menimpa pallet dan metal box agar produk Sheet dan CrumbRubber masuk ke dalam pallet maupun ke dalam metal box. - Panjang : 143 cm - Lebar
: 113 cm
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
- Tinggi
: 115 cm
- Berat
: 1.3 ton
d. Foklift yang digunakan untuk menggangkat dan memindahkan pallet kayu dan metal box dari ruang produksi ke gudang produk jadi, dan dari gudang produk jadi ke bagian bak truck. - Panjang : 4 m - Lebar
:2m
5.1.2.3. Dimensi Forklift Forklif digunakan untuk mengangkat pallet maupun metal box dari gudang produk jadi ke truck. Dimensi Forklift di gudang produk jadi adalah sebagai berikuk : - Panjang
:4m
- Lebar
:2m
- Kapasitas : 2.5 ton - Jumlah
: 2 unit
5.1.3. Data Waktu Kerja Forklift Sebagai bagian dari pongoptimalan pergudangan, maka waktu kerja penanganan operasi pergudangan perlu diukur yang bertujuan untuk menentukan beberapa jumlah forklift yang dibutuhkan dalam tahun perencanaan. Dari pengukuran yang dilaksanakan pada operasi pergudangan di PTPNusantara III, didapatkan waktu L-M-UL yang merupakan waktu gabungan elemen-elemen kerja yang dilalukan forklift. Setiap elemen kerja Loading (L), Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Moving (M), Unloading (UL) dipisahkan menjadi gerakan kerja seperti dibawah ini: 1. Loading (L) yaitu proses menaikan pallet maupun metal box ke atas forklift, terdiri dari gerakan kerja : - Menghidupkan mesin forklift - Mengarahkan forklift ke penumpukan pallet maupun metal box - Mengarahkan garpu forklift ke pallet maupun metal box yang akan diangkat - Mengaitkan garpu forklift ke pallet maupun metal box - Menarik garpu forklift - Menahan garpu forklift pada posisi bawah 2. Moving (M) yaitu proses membawa pallet maupun metal box ke bagian shipping (truk), terdiri dari gerakan kerja: - Mengarahkan forklift ke daerah truck yang diangkut - Menahan garpu forklift pada posisinya 3. Unloading (UL) yaitu proses mengeluarkan palet dari forklift ke truck,terdiri dari gerakan kerja: - Menghentikan forklift di depan bak truck - Mengarahkan garpu forklift ke tempat pallet/krat-krat akan disusun - Melepaskan pallet dari garpu forklift - Mengembalikan garpu forklift ke posisi normal Dalam proses kerjanya forklift mengangkut produk jadi (dalam 1 pallet) dari gudang produk jadi ke truk. Cara pengukuran yang dilakukan adalah
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
mengukur waktu satu siklus kerja yang terdiri elemen kerja Loading, Moving dan Unloading (L-M-UL).
Waktu satu siklus kerja yang terdiri elemen kerja Loading, Moving, dan Unloading dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Waktu Loading, Moving, dan Unloading Forklift No Pengamatan
Waktu L-M-UL (menit/pallet)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
2.58 2.68 2.55 2.73 2.72 2,68 2,72 2,66 2,69 2,78 2,59 2,75 2,66 2,73 2,54 2,75 2,73 2,69 2,59
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2,71 2,68 2,57 2,59 2,78 2,74 2,76 2,58 2,56 2,78 2,67
5.1.4. Penyusunan Produk di Gudang Produk Jadi Crumb Rubber disusun di dalam pallet kayu lalu ditimpa dengan batu penimpa (Molding) dengan berat batu penimpa 1300 kg, setelah melalui proses penimpaan crumb rubber dikeluarkan dari pallet kayu lalu dibungkus dengan plastik. Sedangkan produk sheet disusun di dalam metal box lalu ditimpa dengan batu penimpa (Molding) dengan berat batu penimpa 1300 kg. Penimpaan crumb rubber dan sheet dapat dilihat pada Gambar 5.1. dan Gambar 5.2.
Gambar 5.1. Proses penimpaan crumb rubber dengan menggunakan batu penimpa Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 5.2. Proses penimpaan sheet dengan menggunakan batu penimpa Setelah proses penimpaan crumb rubber dikeluarkan dari pallet kayu lalu dibungkus dengan plastik. Pelepasan crumb rubber dari palllet kayu dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Pelepasan crumb rubber dari pallet kayu
Susunan batu penimpa (molding) sebelum maupun sesudah digunakan, dapat dilihat pada Gambar 5.4. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 5.4. Susunan batu penimpa (molding) 5.2. Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah untuk mendapatkan estimasi permintaan produk Sheet
dan Crumb Rubber, dimensi gudang dan
kebutuhan forklift. 5.2.1. Peramalan Permintaan Peramalan permintaan terhadap produk Sheet dilakukan dengan melihat kembali data historis permintaan dari tahun 2003-2007. Data historis permintaan produk Sheet dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Permintaan Sheet dari Tahun 2003-2007 Tahun
Permintaan (Sheet)
Permintaan (Pallet)
2003
3780679
3150
2004
4201978
3501
2005
4208962
3507
2006
4292739
3577
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2007
4530393
3775
5.2.1.1. Perhitungan Peramalan Permintaa Sheet Dari data permintaan Sheet tahun 2003 sampai dengan 2007 maka dilakukan peramalan permintaan terhadap produk Sheet. Peramalan dilakukan dalam bentuk agregat yaitu meramalkan permintaan produk Sheet untuk 3 tahun ke depan. Peramalan dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
A. Scater Diagram Scater diagram permintaan produk sheet dari tahun 2003 sampai dengan 2007 dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Permintaan
Data Permintaan Sheet 4000 3900 3800 3700 3600 3500 3400 3300 3200 3100 3000
Series1
0
1
2
3
4
5
6
Periode
Gambar 5.5. Data Permintaan Produk Sheet B. Menentukan Metode Peramalan Setelah melihat scater diagram pada gambar 5.5. maka metode peramalan yang dipergunakan adalah: 1. Metode Regresi Linear 2. Metode Regresi Eksponensial Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
3. Metode Regresi Kuadratis Untuk menggunakan metode regresi maka diperlukan parameter-parameter fungsi peramalan untuk setiap produk. Parameter-parameter produk Sheet dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Parameter-Parameter Permintaan Produk Sheet 2
X i Yi
X2Y
LnY
X i LnY
1
3150
3150
8,055
8,055
8
16
7002
14004
8,160
16,32
27
81
10521
31563
8,162
24,486
Xi
Yi
Xi
1
3150
1
1
2
3501
4
3
3507
9
Xi
3
Xi
4
Tabel 5.5. Parameter – Parameter. . . . . . .(Lanjutan) 2
X i Yi
X2Y
LnY
X i LnY
256
14308
57232
8,182
32,728
125
625
18875
94375
8,236
41,180
225
979
53856
200324 40,795 122,769
3
Xi
Yi
Xi
4
3577
16
64
5
3775
25
∑ = 15
17510
55
Xi
Xi
4
C. Perhitungan Peramalan Permintaan Sheet dengan Menggunakan Metode Regresi 1. Metode Regresi Linear Perhitungan peramalan permintaan produk Sheet dengan mengunakan metode regresi linear Bentuk umum fungsi regresi linear dituliskan dengan persamaan: ∩
Fungsi peramalan : Y = a + bt Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Dimana: b=
b=
n∑ X i Yi − ∑ X i ∑ Yi n∑ X i − (∑ X i )
2
2
(5)(53856) − (15)(17510) = (5)(55) − (15)2
269280 − 262650 275 − 225
=
6630 50
= 132,6 a=
=
∑Y
i
− b∑ X i n
17510 − (132,6 )(15) 17510 − 1989 15521 = = = 3104,2 5 5 5 ∩
Maka fungsi peramalan linear : Y = 3104,2 + 132,6 t 2. Metode Regresi Eksponensial Perhitungan peramalan permintaan Sheet dengan metode regresi eksponensial. Bentuk umum fungsi regresi eksponensial dituliskan dengan persamaan: ∩
Fungsi peramalan: Y = a.ebt b=
b=
Ln a =
n∑ X i .LnY − ∑ LnY ∑ X i n∑ X i − 2
(∑ X )
2
i
(5)(122,769) − (15)(40,795) = 613,845 − 611,925 = 1,92 = 0,0384 275 − 225 50 (5)(55) − (15)2
∑ LnY − b∑ Xi n
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Ln a =
40,795 − (0,0384 )(15) 40,795 − 0,576 40,219 = = = 8,0438 5 5 5
Jika Ln a = 8,0438 , maka a = 3114,425 ∩
Maka fungsi peramalan eksponensial: Y = 3114,425.e0,0384t
3. Metode Regresi Kuadratis Perhitungan peramalan permintaan Sheet dengan metode regresi kuadratis Bentuk umum fungsi regresi kuadratis dituliskan dengan persamaan:
∩
Fungsi peramalan: Y = a + bt + ct2 Dimana:
β = (∑ t ) − n(∑ t 2 ) 2
= (15)2 – 5(55) = 225 – 275 = -50
γ = (∑ t 2 ) − n(∑ t 4 ) 2
= (55)2 – 5(979) = 3025 – 4895 = -1870
δ = ∑ t ∑ y − n∑ ty = (15 x 17510) – (5 x 53856) = 262650 – 269280 = -6630
θ = ∑ t 2 ∑ y − n∑ t 2 y = (55 x 17510) – (5 x 200324) = 963050 – 1001620 = -38570
α = ∑ t ∑ t 2 − n∑ t 3 = (15 x 55) – (5 x 225) = 825 – 1125 = -300 Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
b=
γδ − θα γβ − α 2
=
(−1870) x(−6630) − (−38570) x(−300) (−1870) x(−50) − (−300) 2
=
12398100 − 11571000 827100 = = 236,314 93500 − 90000 3500
c=
=
a=
θ − bα γ (−38570) − (236,314 x(−300) (−38570) − (−70894,2) = − 1870 − 1870
∑ Y − b∑ X − c ∑ X
=
− 38570 + 70894,2 − 1870
=
32324,2 = −17,285 − 1870
2
n
=
17510 − (236,314) x(15) − (−17,285) x(55) 5
=
(17510 − 3544,71) − (−950,675) 5
=
13965,29 + 950,675 14915,965 = = 2983,193 5 5 ∩
Maka fungsi peramalan kuadratis: Y = 2983,193 + 236,314t -17,285t2
D. Perhitungan Penyimpangan Metode Peramalan Untuk menghitung penyimpangan metode peramalan ini maka yang digunakan adalah metode standard eror of estimation (SEE). Perhitungan Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
penyimpangan ini berfungsi untuk memilih metode peramalan yang terbaik. Metode peramalan yang memiliki nilai SEE terkecil diantara ketiga metode peramalan digunakan untuk menghitung peramalan jumlah permintaan untuk tiga tahun berikutnya. Untuk menghitung tingkat kesalahan SEE, digunakan rumus: ∩
SEE =
( y − y) 2 n− f
Dimana: y = Data permintaan masa lalu ∩
y = Data permintaan hasil peramalan f = Derajat kebebasan f = 1 untuk data konstan f = 2 untuk data linear, Eksponensial f = 3 untuk data kuadratis
1. Perhitungan SEE dengan Metode Linear Dari perhitungan parameter yang telah dilakukan, maka diperoleh persamaan metode linear sebagai berikut: ∩
Fungsi paramalan linear : Y = 3104,2 + 132,6 t Nilai standard eror of estimate untuk metode linear dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. SEE Produk Sheet dengan Metode Regresi Linear T
Permintaan (y)
∩
y
∩
(y- y )
∩
(y- y )2
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
1
3150
3236,8
-86,8
7534,24
2
3501
3369,4
131,6
17318,56
3
3507
3502
5
25
4
3577
3634,4
-57,6
3317,76
5
3775
3767,2
7,8
60,84
∑ = 15
17510
17510
0
28256,4
SEE =
28256,4 = 97,05 5−2
2. Perhitungan SEE dengan Metode Eksponensial Dari perhitungan parameter yang telah dilakukan, maka diperoleh persamaan metode eksponensial sebagai berikut: ∩
Fungsi peramalan Eksponensial : Y = 3114,425.e0,0384t Nilai standard eror of estimate untuk metode linear dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. SEE Produk Sheet dengan Metode Regresi Eksponensial T
Permintaan (y)
1
∩
∩
∩
y
(y- y )
(y- y )2
3150
3236,3
-86,3
7447,69
2
3501
3363
138
19044
3
3507
3494,6
12,4
153,76
4
3577
3631,4
-54,4
2959,36
5
3775
377,6
3397,4
11542,32
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
∑ = 15
SEE =
17510
14102,9
3407,1
41147,13
41147,13 = 117,114 5−2
3. Perhitungan SEE dengan Metode Kuadratis Dari perhitungan parameter yang telah dilakukan, maka diperoleh persamaan metode kuadratis sebagai berikut: ∩
Fungsi peramalan Eksponensial : Y = 2983,193 + 236,314t – 17,285t2 Nilai standard eror of estimate untuk metode linear dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. SEE Produk Sheet dengan Metode Regresi Kuadratis T
Permintaan (y)
1
∩
∩
∩
y
(y- y )
(y- y )2
3150
3202,222
-52,222
2727,13
2
3501
3386,681
114,319
13068,83
3
3507
3536,57
-29,57
874,38
4
3577
3651,889
-74,889
5608,36
5
3775
3732,638
42,362
1794,53
∑ = 15
17510
17510
0
24073,23
SEE =
24073,23 = 109,711 5−3
Nilai Standard Eror of Estimate peramalan permintaan Sheet adalah: Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
SEE linear
=
97,05
SEE eksponensial = 117,114 SEE kuadratis
= 109,711
Untuk membuktikan kebenaran metode yang terpilih dalam melakukan peramalan maka diperlukan uji statistik terhadap metode tersebut.
E. Uji Statistik Produk Sheet a. Ho: SEE linear < SEE kuadratis Dengan α = 5% V=n–f f = 2 untuk linear, eksponensial f = 3 untuk kuadratis Sehingga dengan α = 5% Maka dari tabel diperoleh daerah kritis untuk harga : Ftabel (0,05) (3,2) tabel = 19,16 Fhitung =
SEE Linier 97,07 = = 0,884 SEE Kuadratis 109,711
Karena fhitung < ftabel maka Ho diterima sehingga perbandingan
metode
peramalan ini terpakai adalah metode linear. b. Ho: SEE linear < SEE eksponensial Dengan α = 5% Ftabel (0,05) (2,2) tabel = 19,00
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Fhitung =
SEE Linier 97,07 = = 0,828 SEE Eksponensial 117,114
Karena fhitung < ftabel maka Ho diterima sehingga perbandingan
metode
peramalan ini terpakai adalah metode linear.
F. Proses Verifikasi Data Peramalan Permintaan Produk Sheet Untuk melihat apakah data-data yang digunakan dalam peramalan berada dalam batas kontrol atau tidak, maka perlu dilakukan verifikasi terhadap data tersebut. Metode yang dipilih adalah metode yang memiliki SEE terkecil, yaitu metode linear. Hasil perhitungan data untuk verifikasi dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Hasil Pengolahan Verifikasi Data Peramalan T
Permintaan (y)
1
∩
∩
y
(y- y )
MRx
3150
3236,8
-86,8
0
2
3501
3369,4
131,6
218,4
3
3507
3502
5
126,6
4
3577
3634,4
-57,6
62,6
5
3775
3767,2
7,8
65,4
∑ = 15
17510
17510
0
473
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
____
MR =
∑ MR
t
n −1
^
^
MRt = ( y- y ) – ( y t −i − y t −1 ) ____
MR =
473 = 118,25 4 _____
BA = 2,66 x MR BA = 2,66 x 118,25 = 314,545 1/3 BA = 1/3 ( 2,66 x MR ) 1/3 BA = 1/3 x 314,545 = 104,848 2/3 BA = 2/3 ( 2,66 x MR ) 2/3 BA = 2/3 x 314,545 = 209,696 BB = -2,66 x 118,25 = - 314,545 1/3 BA = 1/3 (- 2,66 x MR ) 1/3 BA = 1/3 x - 314,545 = -104,848 ____
2/3 BA = 2/3 ( -2,66 x MR ) 2/3 BA = 2/3 x 314,545 = -209,696 Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat digambarkan Moving Range Chart untuk data-data yang digunakan dalam peramalan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.6.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Moving Range Chart 400.0 300.0
Series1
200.0
BA
100.0
1/3BA
0.0
2/3BA
-100.0
Periode
BB
-200.0
1/3BB
-300.0
2/3BB
-400.0 Periode
Gambar 5.6. Moving Range Chart Dari MRC (Moving Range Chart) terlihat bahwa semua data yang digunakan dalam peramalan berada dalam batas control, sehingga dapat disimpulkan bahwa data singnifikan. Maka dengan menggunakan metode linear dapat dilihat data pemintaan sheet untuk tiga tahun ke depan seperti pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Permintaan Aktual dan Estimasi Permintaan
Permintaan
Aktual
Estimasi
2003
3150
3236,8
2004
3501
3369,4
Tahun
Tabel 5.10. Permintaan Aktual. . . . . . (Lanjutan) Tahun
2005
Permintaan
Permintaan
Aktual
Estimasi
3507
3502
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2006
3577
3634,6
2007
3775
3767,2
2008
3899,8
2009
4032,4
2010
4165
5.3. Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah untuk mendapatkan estimasi permintaan produk Sheet
dan Crumb Rubber, dimensi gudang dan
kebutuhan forklift. 5.3.1. Peramalan Permintaan Peramalan permintaan terhadap produk Crumb Rubber dilakukan dengan melihat kembali data historis permintaan dari tahun 2003-2007. Data historis permintaan produk Crumb Rubber dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Permintaan Crumb Rubber dari Tahun 2003-2007 Tahun
Permintaan (Crumb
Permintaan (Pallet)
Rubber) 2003
5787620
4593
2004
5868460
4657
Tabel 5.11. Permintaan Crumb Rubber . . . . (Lanjutan) Tahun
Permintaan (Crumb
Permintaan (Pallet)
Rubber)
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2005
5909144
4689
2006
6542600
5192
2007
7114710
5646
5.3.1.1. Perhitungan Peramalan Permintaa Crumb Rubber Dari data permintaan Crumb Rubber tahun 2003 sampai dengan 2007 maka dilakukan peramalan permintaan terhadap produk Crumb Rubber. Peramalan dilakukan dalam bentuk agregat yaitu meramalkan permintaan produk Crumb Rubber untuk 3 tahun ke depan. Peramalan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: A. Scater Diagram Scater diagram permintaan produk crumb rubber dari tahun 2003 sampai dengan 2007 dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Permintaan
Data Permintaan Crumb Rubber 5800 5700 5600 5500 5400 5300 5200 5100 5000 4900 4800 4700 4600 4500
Series1
0
1
2
3
4
5
6
Periode
Gambar 5.7. Data Permintaan Produk Crumb Rubber B. Menentukan Metode Peramalan Setelah melihat sceter diagram pada gambar 5.7. maka metode peramalan yang dipergunakan adalah: Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
1. Metode Regresi Linear 2. Metode Regresi Eksponensial 3. Metode Regresi Kuadratis Untuk menggunakan metode regresi maka diperlukan parameter-parameter fungsi peramalan untuk setiap produk. Parameter-parameter produk Crumb Rubber dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Parameter-Parameter Permintaan Produk Crumb Rubber X i Yi
X2Y
LnY
XiLnY
1
4593
4593
8,432
8,432
8
16
9314
18628
8,446
16,892
9
27
81
14067
42201
8,452
25,356
5192
16
64
256
20768
83072
8,554
34,216
5
5646
25
125
625
28230
141150
8,638
43,190
∑ = 15
24777
55
225
979
76972
289644 42,522
128,086
2
Xi
Yi
Xi
1
4593
1
1
2
4657
4
3
4689
4
Xi
3
Xi
4
C. Perhitungan Peramalan Permintaan Crumb Rubber dengan Menggunakan Metode Regresi 1. Metode Regresi Linear Perhitungan peramalan permintaan produk Crumb Rubber dengan mengunakan metode regresi linear Bentuk umum fungsi regresi linear dituliskan dengan persamaan: ∩
Fungsi peramalan : Y = a + bt Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Dimana: b=
b=
n∑ X i Yi − ∑ X i n∑ X i
2
∑Y − (∑ X )
i
2
i
(5)(76972) − (15)(24777 ) = (5)(55) − (15)2 =
384860 − 371655 275 − 225 13205 50
= 264,1 a=
=
∑ Yi − b∑ Xi n 24777 − (264,1)(15) 24777 − 3961,5 20815,5 = = = 4163,1 5 5 5 ∩
Maka fungsi peramalan linear : Y = 4163,1 + 264,1 t
2. Metode Regresi Eksponensial Perhitungan peramalan permintaan Crumb Rubber dengan metode regresi eksponensial. Bentuk umum fungsi regresi eksponensial dituliskan dengan persamaan: ∩
Fungsi peramalan: Y = a.ebt b=
b=
Ln a =
n∑ X i .LnY − ∑ LnY ∑ X i n∑ X i − 2
(∑ X ) 2
i
(5)(128,086) − (15)(42,522) = 640,430 − 637,830 = 2,6 = 0,052 275 − 225 50 (5)(55) − (15)2
∑ LnY − b∑ Xi n
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Ln a =
42,522 − (0,052 )(15) 42,522 − 0,78 41,742 = = = 8,3484 5 5 5
Jika Ln a = 8,3484 , maka a = 4223,417 ∩
Maka fungsi peramalan eksponensial: Y = 4223,417.e0,052t
3. Metode Regresi Kuadratis Perhitungan peramalan permintaan Crumb Rubber dengan metode regresi kuadratis. Bentuk umum fungsi regresi kuadratis dituliskan dengan persamaan: ∩
Fungsi peramalan: Y = a + bt + ct2 Dimana:
β = (∑ t ) − n(∑ X 2 ) 2
= (15)2 – 5(55) = 225 – 275 = -50
γ = (∑ t 2 ) − n(∑ t 4 ) 2
= (55)2 – 5(979) = 3025 – 4895 = -1870
δ = ∑ t ∑ Y − n∑ ty = (15 x 24777) – (5 x 76972) = 371655 – 384860 = -13205
θ = ∑ t 2 ∑ y − n∑ t 2Y = (55 x 24777) – (5 x 289644) = 1362735 – 1448220 = -85485
α = ∑ t ∑ t 2 − n∑ t 3 = (15 x 55) – (5 x 225) = 825 – 1125 = -300
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
b=
γδ − θα γβ − α 2
=
(−1870) x(−13205) − (−85485) x(−300) (−1870) x(−50) − (−300) 2
=
24693350 − 25645500 − 952150 = = −272,042 93500 − 90000 3500
c=
=
θ − bα γ (−85485) − (272,042 x(−300) (−85485) − (−81612,6) = − 1870 − 1870
=
− 167097,6 − 1870
= 89,357
a=
∑ Y − b∑ X − c ∑ X
2
n
=
(24777) − (−272,042)(15) − (89,357) x(55) 5
=
24777 + 4080,63 − 4914,635 5
= 4788,599 ∩
Maka fungsi peramalan kuadratis: Y = 4788,599 – 272,042t + 89,357t2
D. Perhitungan Penyimpangan Metode Peramalan Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Untuk menghitung penyimpangan metode peramalan ini maka yang digunakan adalah metode standard error of estimation (SEE). Perhitungan penyimpangan ini berfungsi untuk memilih metode peramalan yang terbaik. Metode peramalan yang memiliki nilai SEE terkecil diantara ketiga metode peramalan digunakan untuk menghitung peramalan jumlah permintaan untuk tiga tahun berikutnya. Untuk menghitung tingkat kesalahan SEE, digunakan rumus: ∩
SEE =
( y − y) 2 n− f
Dimana: y = Data permintaan masa lalu ∩
y = Data permintaan hasil peramalan f = Derajat kebebasan f = 1 untuk data konstan f = 2 untuk data linear, Eksponensial f = 3 untuk data kuadratis
1. Perhitungan SEE dengan Metode Linear Dari perhitungan parameter yang telah dilakukan, maka diperoleh persamaan metode linear sebagai berikut: ∩
Fungsi paramalan linear : Y = 4163,1 + 264,1 t Nilai standard eror of estimate untuk metode linear dapat dilihat pada Tabel 5.13. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.13. SEE Produk Crumb Rubbert dengan Metode Regresi Linear T
Permintaan (y)
1
∩
∩
∩
y
(y- y )
(y- y )2
4593
4427,2
165,8
27489,64
2
4657
4691,3
-34,3
1176,49
3
4689
4955,4
-266,4
70968,96
4
5192
5219,5
-27,5
756,25
5
5646
5483,6
162,4
26373,76
∑ = 15
24777
24777
0
126765,1
SEE =
126765,1 = 205,560 5−2
2. Perhitungan SEE dengan Metode Eksponensial Dari perhitungan parameter yang telah dilakukan, maka diperoleh persamaan metode eksponensial sebagai berikut: ∩
Fungsi peramalan Eksponensial : Y = 4223,417.e0,052t Nilai standard eror of estimate untuk metode eksponensial dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. SEE Produk Crumb Rubber dengan Metode Regresi Eksponensial T
Permintaan (y)
1 2
∩
∩
∩
y
(y- y )
(y- y )2
4593
4448,8
144,2
20793,64
4657
4686,3
-29,3
858,49
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.14. SEE Produk Crumb Rubber . . . . . (Lanjutan) T
Permintaan (y)
3
∩
∩
∩
y
(y- y )
(y- y )2
4689
4936,4
-247,4
61206,76
4
5192
5199,9
-7,9
62,41
5
5646
5477,4
168,6
28425,96
∑ = 15
2477
24748,8
28,2
111347,26
SEE =
111347,26 = 192,654 5−2
3. Perhitungan SEE dengan Metode Kuadratis Dari perhitungan parameter yang telah dilakukan, maka diperoleh persamaan metode kuadratis sebagai berikut: ∩
Fungsi peramalan Eksponensial : Y = 4788,599 – 272,042 + 89,357t2 Nilai standard eror of estimate untuk metode linear dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. SEE Produk Crumb Rubber dengan Metode Regresi Kuadratis T
Permintaan (y)
1
∩
∩
∩
y
(y- y )
(y- y )2
4593
4605,914
-12,914
166,77
2
4657
4601,943
55,057
3031,27
3
4689
4776,686
-87,686
7688,83
4
5192
5130,143
61,857
3826,28
5
5646
5662,314
-16,314
266,14
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
∑ = 15 SEE =
24777
24777
0
14979,29
14979,29 = 86,542 5−3
Nilai Standard Eror of Estimate peramalan permintaan Crumb Rubber adalah: SEE linear
= 205,560
SEE eksponensial = 192,654 SEE kuadratis
= 86,542
Untuk membuktikan kebenaran metode yang terpilih dalam melakukan peramalan maka diperlukan uji statistik terhadap metode tersebut.
E. Uji Statistik Produk Crumb Rubber a. Ho: SEE kuadratis < SEE linear Dengan α = 5% V=n–f f = 2 untuk linear, eksponensial f = 3 untuk kuadratis Sehingga dengan α = 5% Maka dari tabel diperoleh daerah kritis untuk harga : Ftabel (0,05) (2,3) tabel = 9,55 Fhitung =
SEE Kuadratis 86,542 = = 0,421 205,560 SEE Linear
Karena fhitung < ftabel maka Ho diterima sehingga perbandingan
metode
peramalan ini terpakai adalah metode kuadratis. Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
b. Ho: SEE kuadratis < SEE eksponensial Dengan α = 5% Ftabel (0,05) (2,3) tabel = 9,55 Fhitung =
SEE Kuadratis 86,542 = = 0,449 SEE Eksponensial 192,654
Karena fhitung < ftabel maka Ho diterima sehingga perbandingan
metode
peramalan ini terpakai adalah metode kuadratis
F. Proses Verifikasi Data Peramalan Permintaan Produk Sheet Untuk melihat apakah data-data yang digunakan dalam peramalan berada dalam batas kontrol atau tidak, maka perlu dilakukan verifikasi terhadap data tersebut. Metode yang dipilih adalah metode yang memiliki SEE terkecil, yaitu metode kuadratis. Hasil perhitungan data untuk verifikasi dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Hasil Pengolahan Verifikasi Data Peramalan T
Permintaan (y)
1
∩
∩
y
(y- y )
MRx
4593
4605,914
-12,914
0
2
4657
4601,943
55,057
67,971
3
4689
4776,686
-87,686
142,743
4
5192
5130,143
61,857
149,543
5
5646
5662,314
-16,314
78,171
∑ = 15
24777
24777
0
438,428
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
____
MR =
∑ MR
t
n −1
^
^
MRt = ( y- y ) – ( y t −i − y t −1 ) ____
MR =
438,428 = 109,607 4 ____
BA = 2,66 x MR BA = 2,66 x 109,607 = 291,554 1/3 BA = 1/3 ( 2,66 x MR ) 1/3 BA = 1/3 x 291,554 = 97,184 2/3 BA = 2/3 ( 2,66 x MR ) 2/3 BA = 2/3 x 291,554 = 194,369 BB = -2,66 x 109,607 = - 291,554 1/3 BA = 1/3 (- 2,66 x MR ) 1/3 BA = 1/3 x – 291,554 = -97,184 ____
2/3 BA = 2/3 ( -2,66 x MR ) 2/3 BA = 2/3 x -291,554 = -194,369 Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat digambarkan Moving Range Chart untuk data-data yang digunakan dalam peramalan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.8.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Moving Range Chart Crumb Rubber
Penyimpangan
400 300
Series1
200
BA
100
1/3BA 2/3BA
0 -100
Periode
BB
-200
1/3BB
-300
2/3BB
-400 Periode x
Gambar 5.8. Moving Range Chart Produk Crumb Rubber Dari MRC (Moving Range Chart) terlihat bahwa semua data yang digunakan dalam peramalan berada dalam batas control, sehingga dapat disimpulkan bahwa data singnifikan. Maka dengan menggunakan metode kuadratis dapat dilihat data pemintaan Crumb Rubbert untuk tiga tahun ke depan seperti pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Permintaan Aktual dan Estimasi Permintaan
Permintaan
Aktual
Estimasi
2003
4593
4605,914
2004
4657
4601,943
2005
4689
4776,686
2006
5192
5130,143
2007
5646
5662,314
Tahun
2008
6373,199
2009
7261,23
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.17. Permintaan Aktual . . . . . (Lanjutan) Tahun
Permintaan
Permintaan
Aktual
Estimasi
2010
8331,111
Berdasarkan hasil peramalan tahun 2008 – 2010 maka dapat disusun permintaan untuk masing – masing produk setiap tahunnya. Permintaan masing – masing produk tersebut secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Permintaan masing – masing produk sheet dan Crumb Rubber Tahun 2008 – 2010 Permintaan Sheet dan Crumb Rubber Tahun Sheet
Crumb Rubber
2008
3899,8
6373,199
2009
4032,4
7261,23
2010
4165
8331,111
5.3.2. Perhitungan Jumlah Persedian yang Optimal Berdasarkan jumlah estimasi permintaan Sheet dan Crumb Rubber, maka disusun jumlah persediaan yang optimal dengan menetapkan periode dengan estimasi jumlah permintaan terbesar sebagai dasar penentuan dimensi gudang produk jadi. Jumlah permintaan terbesar untuk produk Sheet terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 4165 pallet dan jumlah permintaan terkecil terjadi pada data estimasi tahun 2003, yaitu sebanyak 3236,8 pallet. Sedangkan jumlah permintaan Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
terbesar untuk produk Crumb Rubber terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 8331,111 pallet dan jumlah permintaan terkecil terjadi pada data estimasi tahun 2004, yaitu sebanyak 4601,943 pallet. Berdasarkan asumsi jumlah hari kerja setiap tahunnya adalah 350 hari maka jumlah permintaan harian selama tahun perencanaan dapat dilihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19. Estimasi Permintaan Terbesar Estimasi Permintaan
Jumlah Permintaan
Terbesar (pallet)
Harian (pallet)
Sheet
4165
12
Crumb Rubber
8331,111
23
Produk
Jumlah permintaan pengaman (safety stock) dihitung dengan pertimbangan kemapuan perusahaan memproduksi produksi adalah 98% untuk produk sheet dan 99,6% untuk produk crumb rubber. Perhitungan jumlah safety stock dapat mengikuti langkah-langkah sebagi berikut: a. Menentukan batas kemampuan perusahaan dalam memproduksi produk, dimana perusahaan mampu memproduksi sheet sebesar 98%, jadi berdasarkan nilai luas kurva normal didapatkan bahwa nilai z = 2,059 sedangkan produk crumb rubber sebesar 99,6% , jadi berdasarkan nilai luas kurva normal didapatkan bahwa niali z = 2,65. b. Menentukan simpangan baku jumlah permintaan, seperti Tabel 5.20.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.20. Perhitungan Simpangan Baku Estimasi Permintaan Periode
Produk
Permintaan
Rata-rata
(x-xi)
(x-xi)2
-132,8
17635,84
0
0
σ
(xi) 1
3899,8
2
Sheet
4032,4
4032,4
3
4165
132,6
17582,76
1
6373,199
-948,647
899,931
-60,616
3674,299
1009,265
1018,615
132,70
Crumb 2
7261,23
7321,846
52,881
Rubber 3
8331,111
Jumlah persediaan pengaman untuk setiapa produk adalah SS = Z x σ , dengan asumsi kemampuan berproduksi sebesar 98% untuk sheet (dari tabel kurva normal nilai Z sebesar 2,059) sedangkan untuk crumb rubber sebesar 99,6% (dari tabel kurva normal nilai Z sebesar 2,65) maka safety stock dalam tahun perencanaan adalah: SS Sheet
= 2,059 x 0,379 = 0,780 pallet
SS Crumb Rubber = 2,65 x 0,151 = 0,400 pallet Berdasarkan jumlah estimasi persediaan harian ditambah dengan jumlah persediaan pangaman,maka volume produk dalam tahun perencanaan sebagai berikut: 1. Persediaan Sheet Persediaan yang ditetapkan
= 12 pallet
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Persediaan pengaman dalam tahun perencanaan = 0 pallet Jumlah persediaan keseluruhan
= 12 pallet
2. Persediaan Crumb Rubber Persediaan yang ditetapkan
= 23 pallet
Persediaan pengaman dalam tahun perencanaan = 0 pallet Jumlah persediaan keseluruhan
= 23 pallet
5.3.3. Perhitungan Kebutuhan Forklift Forklift merupakan material handling yang digunakan digudang produk jadi. Dalam proses kerjanya forklift mengangkut produk jadi (dalam 1 pallet) dari gudang produk jadi ke bagian shipping (truck). Untuk menetahui kinerja forklift dalam mengangkut produk jadi (dalam satuan pallet untuk memenuhi 1 truck sesuai dengan jumlah permintaan, maka diperlukan L-M-UL. Dengan waktu tersebut maka dapat pula diketahui rata-rata yang diperlukan forklift untuk menangani (me-loading, membawa dan me-unloading) satu buah pallet. Dengan mengetahui waktu yang dibutuhkan forklift untuk menangani satu pallet maka akan diketahui beberapa kebutuhan forklift di gudang produk jadi dalam 1 hari dalam tahun perencanaan. 5.3.3.1. Uji Keseragaman Data Data loading waktu L-M-UL forklift yang telah diperoleh terlebih dahulu ditentukan apakah seragam (dalam batas kontrol) dengan menggunakan rumus sebagi berikut:
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
n
−
X =
∑ Xi
σ=
n
∑ ( Xi − X )
2
n −1
Dimana ; X = nilai rata-rata
σ = standart deviasi Maka nilai rata-rata untu (X) adalah sebagai berikut:
X=
σ=
2,58 + 2,68 + 2,55 + 2,73 + .... + 2,67 = 2,67 30
(2,58 − 2,67) 2 + (2,68 − 2,67) 2 + (2,55 − 2,67) 2 + ... + (2,67 − 2,67) 2 = 0,076 29 Perhitungan untuk BKA dan BKB dari data waktu L-M-UL forklift adalah
sebagai berikut: BKA = X + 2 σ
BKB = X - 2 σ
= 2,67 + 2 (0,076)
= 2,67 – 2(0,076)
= 2,822
= 2,518
Dari data rata-rata, standar deviasi,BKA dan BKB dapat dibuat peta kontrol untuk mengetahui apakah data seragam. Peta kontrol dapat dilihat pada Gambar 5.9
Waktu L-M-UL
Peta Kontrol Waktu L-M-UL 2.85 2.8 2.75 2.7 2.65 2.6 2.55 2.5 2.45 2.4 2.35
Waktu L-M-UL Perpallet (menit) BA BB
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Para, 2009. USU Repository © 2009
Periode
Gambar 5.9. Peta Kontrol Waktu L-M-UL 5.3.3.2. Uji Kecukupan Data Untuk uji kecukupan data digunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% melalui rumus : 40 N ∑ Xi 2 − (∑ Xi ) 2 N’ = ∑ Xi
2
2
40 (30)(214,784) − (6438,45) N = = 1,259 80,24 ’
Dari hasil pengujian didapat N’
:
Good
C1
: 0,06
- Usaha
:
Good
C1
: 0,05
- Kondisi
:
Good
C
: 0,02
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
- Konsistensi
:
Good
C
: 0,01__ 0,14
Total Rating Faktor = 1 + 0,14 = 1,14 Waktu Normal (WN) = WT x RF = 2,67 x 1,14 = 3,0438 menit Kelonggaran yang diberikan adalah sebagai berikut : - Tenaga yang dikeluarkan
: 0,08
- Sikap Kerja
: 0,01
- Gerakan Kerja Normal
:0
- Kelelahan Mata
: 0,08
- Kebutuhan Pribadi
: 0,02
- Keadaan Atmosfer
: 0,03____ 0,22
Wstandart = Wn + (% Allowance)Wn = 3,0438 + (0,22)3,0438 = 3,713 menit Jumlah jam kerja satu forklift adalah 20 jam maka dapat diperoleh jumlah pallet yang mampu diangkut satu forklift setiap harinya, yaitu: Jumlah pallet yang diangkut 1 forklift = Jam kerja 1 forklift Waktu Standart Jumlah pallet perhari mampu diangkat 1 forklift =
1200 = 323 pallet 3,713
Jumlah pallet perhari dalam tahun perencanaan 1. Sheet
: 12 pallet
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
2. Crumb Rubber : 23 pallet__ 35 pallet
Maka: Jumlah forklift yang dibutuhkan = Jumlah pallet perhari______________ Jumlah pallet yang diangkut 1 forklift Jumlah forklift yang dibutuhkan =
35 = 0,108 ≈ 1 unit forklift 323
5.3.4. Perencanaan Kebutuhan Gudang Produk Jadi 53.4.1. Alasan Penambahan Luas Gudang produk Jadi PTP-Nusantara III memiliki gudang saat ini dengan ukuran panjang 19,5m dan lebar 17,1m. Gudang sheet dan crumb rubber adalah gudang terbuka. Pada tahun 2010 PTP-Nusantara III kebun gunung para, menurut hasil peramalan produk yang ada dipabrik Kebun Gunung Para baik produk sheet maupun crumb rubber akan mengalami peningkatan, sehingga gudang yang dimiliki PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para untuk saat ini tidak dapat menampung produk yang akan meningkat tersebut. Dengan adanya peningkatan produk sheet (34%) dari tahun-tahun sebelumnya dan produk crumb rubber (66%) dari tahun-tahun sebelumnya maka gudang saat ini tidak dapat menampung penambahan produk tersebut. Produk sheet dan crumb rubber yang sudah ditimpa dengan molding tidak boleh ditimpa lagi dengan pallet kayu dan metal box yang berisi crumb rubber dan sheet, agar produk tidak terlalu lama ditimpa. Produk yang terlalu lama ditimpa akan Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
mengalami kerusakan dan susunan yang ada didalam pallet kayu dan metal box terlalu masuk kedalam pallet kayu dan metal box. Gudang yang akan dilebarkan sebaiknya mengarah kedepan gudang karena masih adanya lahan yang dapat digunakan untuk pelebaran gudang.
5.3.4.2. Dimensi Gudang Yang Ada Saat Ini Gudang yang ada saat ini memiliki panjang 19,5 m dan lebar 17,1 m.. Gudang sheet dan crumb rubber adalah gudang terbuka. Luas gudang saat ini adalah : 19,5 m x 17,1m = 333,45m2 Allowance Gudang Aktual = 35,904 m2
Pallet kosong
= 22 (1,36 x 1,2)
Pallet Crumb Rubber + Molding
= 18 (1,43 x 1,2) = 30,888 m2
Pallet Crumb Rubber
= 36 (1,36 x 1,2) = 58,752 m2
Metal box Sheet + Molding
= 10 (1,45 x 1,15) = 16,675 m2
Metal box Sheet
= 20 (1,45 x 1,15) = 33,35 m2
Forklift
= 2 (4 x 2)
= 16___ m2___ = 191,569 m2
Allowance = Total luas gudang – Total penggunaan lahan x 100% Total luas gudang =
333,45 − 191,569 x100% 333,45
=
141,881 x100% 333,45
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
= 42,55 %
5.3.4.3. Luas Lantai yang Dibutuhkan Dimensi pallet kayu (Crumb Rubber) adalah sebagai berikut: - Panjang : 136 cm - Lebar
: 120 cm
Dimensi metal box (Sheet) adalah sebagai berikut : - Panjang : 145 cm - Lebar
: 115 cm Perhitungan jumlah persediaan sheet digudang adalah : 12 metal box yang
ditimpa dengan molding dan 24 metal box yang siap untuk dipasarkan. Sedangkan perhitungan jumlah persediaan crumb rubber adalah 23 pallet kayu yang ditimpa dengan molding dan 46 pallet kayu yang siap untuk dipasarkan. Produk disimpan digudang selama 2 hari. PTP-Nusantara III menyediakan pallet kayu yang siap digunakan apabila pingiriman pallet oleh konsumen terlambat dan disimpan digudang produk jadi sebanyak 22 pallet. Pemakaian ruang gudang oleh pallet kayu, metal box dan forklift - Pallet kosong
= 22 (1,36 x 1,2) = 35,904 m2
- Pallet crumb rubber + molding
= 23 (1,43 x 1,2) = 39,468 m2
- Pallet crumb rubber
= 46 (1,36 x 1,2) = 75,072 m2
- Metal box sheet + molding
= 12 (1,45 x 1,15) = 20,01 m2
- Metal box sheet
= 24 (1,45 x 1,15) = 40,02 m2
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
- Forklift
= 2 ( 4x2 )
= 16___m2__ = 226,474 m2
Pemberian kelonggaran pada ruangan gudang produk untuk tiang, gang, alat angkut adalah 40% dari kebutuhan ruang total. Jadi, kebutuhan ruangan setelah diberikan kelonggaran adalah: = 226,474 m2 + 40% (226,474) = 226,474 m2 + 90,5896 m2 = 317,0636 m2 Untuk mengantisipasi penambahan produk baru, atau pengembangan line pada masa mendatang, maka diberikan tambahan ruangan sebesar 10% dari jumlah kebutuhan ruangan total. Jadi, kebutuhan ruangan total setalah diberikan tambahan ruangan sebagai antisipasi produk baru adalah: = 317,0636 m2 + 10% (317,0636) m2 = 317,0636 m2 + 31,70636 m2 = 348,77 m2 Dari perhitungan diatas maka jumlah produk sheet dan crumb rubber yang akan mengisi lantai gudang produk pada periode mendatang akan meningkat. Kekurangan luas gudang diakibatkan oleh peningkatan permintaan ini adalah sebagai berikut: Selisih luas lantai gudang : 348,77 m2 – 333,45 m2 = 15,32 m2
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
BAB VI ANALISA DAN EVALUASI
Untuk menentukan permintaan dimasa yang akan datang maka digunakan data permintaan masa lalu. Metode peramalan yang digunakan menunjukan permintaan semakin meningkat dengan kenaikan yang relatif selalu bertambah setiap
tahunnya.
Pemilihan
metode
peramalan
dilakukan
dengan
mempertimbangkan waktu sebagai faktor peramalan, maka untuk pengolahan data ini yang digunakan adalah metode regresi. Penentuan metode regresi ini sebagai dasar melakukan peramalan adalah berdasarkan jangka waktu peramalan, yaitu: peramalan jangka waktu 3 tahun.
6.1. Analisa Hasil Peramalan Permintaan Produk Setelah dilakukan pemilihan metode peramalan regresi maka dilakukan peramalan dengan metode regresi tersebut. Peramalan dilakukan dalam bentuk agregat yaitu meramalkan permintaan produk sheet dan crumb rubber untuk 3 tahun kedepan. Melalui hasil perhitungan penyimpangan terkecil Standard Eror Estimate (SEE) maka ditentukan permintaan produk sheet dan crumb rubber untuk tahun 2008 sampai dengan 2010.
6.1.1. Permintaan Produk Sheet Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Fungsi regresi yang digunakan adalah: - Jenis Regresi : Linear ∩
- Fungsi Peramalan : Y = 3104,2 + 132,6 t Data permintaan actual produk sheet dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dan estimasi permintaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada table 6.1. Tabel 6.1. Permintaan Aktual dan Estimasi Produk Sheet Permintaan
Permintaan
Aktual
Estimasi
2003
3150
3236,8
2004
3501
3369,4
2005
3507
3502
2006
3775
3634,6
Tahun
2007
3767,2
2008
3899,8
2009
4032,4
2010
4165
6.1.2. Permintaan Produk Crumb Rubber Fungsi regresi yang digunakan adalah: - Jenis Regresi
: Kuadratis
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
∩
- Fungsi Peramalan : Y = 4788,599 – 272,042 + 89,357t2 Data permintaan actual produk crumb rubber dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dan estimasi permintaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada table 6.2. Tabel 6.2. Permintaan Aktual dan Estimasi Produk Crumb Rubber Permintaan
Permintaan
Aktual
Estimasi
2003
4593
4605,914
2004
4657
4601,943
2005
4689
4776,686
2006
5192
5130,143
2007
5646
5662,314
Tahun
2008
6373,199
2009
7261,23
2010
8331,111
6.2. Analisa Jumlah Persedian yang Optimal Berdasarkan jumlah estimasi permintaan Sheet dan Crumb Rubber, maka disusun jumlah persediaan yang optimal dengan menetapkan periode dengan estimasi jumlah permintaan terbesar sebagai dasar penentuan dimensi gudang produk jadi. Jumlah permintaan terbesar untuk produk Sheet terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 4165 pallet dan jumlah permintaan terkecil terjadi pada data estimasi tahun 2003, yaitu sebanyak 3236,8 pallet. Sedangkan jumlah permintaan Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
terbesar untuk produk Crumb Rubber terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 8331,111 pallet dan jumlah permintaan terkecil terjadi pada data estimasi tahun 2004, yaitu sebanyak 4601,943 pallet. Berdasarkan asumsi jumlah hari kerja setiap tahunnya adalah 350 hari maka jumlah permintaan harian selama tahun perencanaan dapat dilihat pada tabel 6.3. Tabel 6.3. Estimasi Permintaan Terbesar Estimasi Permintaan
Jumlah Permintaan
Terbesar (pallet)
Harian (pallet)
Sheet
4165
12
Crumb Rubber
8331,111
23
Produk
Ringkasan perhitungan jumlah persedian optimal sebagai berikut: 1. Persediaan Sheet Persediaan yang ditetapkan
= 12 pallet
Persediaan pengaman dalam tahun perencanaan = 0 pallet Jumlah persediaan keseluruhan
= 12 pallet
2. Persediaan Crumb Rubber Persediaan yang ditetapkan
= 23 pallet
Persediaan pengaman dalam tahun perencanaan = 0 pallet Jumlah persediaan keseluruhan
= 23 pallet
6.3. Penentuan Jumlah Forklift
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Forklift merupakan material handling yang digunakan digudang produk jadi. Dalam proses kerjanya forklift mengangkut produk jadi (dalam 1 pallet maupun metal box) dari gudang produk jadi ke bagian shipping (truck). Waktu yang dibutuhkan forklift untuk menangani (me-loading membawa dan meunloading) satu buah pallet maupun metal box adalah 3,713 menit dengan jam kerja 1200 menit/hari, sehingga jumlah pallet yang dapat diangkut oleh satu forklift adalah 12 metal box/hari untuk produk sheet dan 23 palet/hari intik produk crumb rubber. Jumlah pallet maupun metal box yang ditangani forklift per 2 hari adalah 70 pallet maupun metal box per 2 hari. Ini berarti gudang produk tidak membutuhkan satu unit forklift lagi.
6.4. Perencanaan Kebutuhan Gudang Produk Jadi Peningkatan
jumlah
permintaan
pada
tahun-tahun
mendatang
mengakibatkan fasilitas gudang yang ada pada saat ini tidak mencukupi. Gudang PTP-Nusantara III sekarang ini adalah: 19,5m x 17,1m = 333,45 m2 Allowance Gudang Aktual = 35,904 m2
Pallet kosong
= 22 (1,36 x 1,2)
Pallet Crumb Rubber + Molding
= 18 (1,43 x 1,2) = 30,888 m2
Pallet Crumb Rubber
= 36 (1,36 x 1,2) = 58,752 m2
Metal box Sheet + Molding
= 10 (1,45 x 1,15) = 16,675 m2
Metal box Sheet
= 20 (1,45 x 1,15) = 33,35 m2
Forklift
= 2 (4 x 2)
= 16___ m2___
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
= 191,569 m2 Jadi, luas lantai yang dipakai oleh pallet kosong, pallet crumb rubber + molding, pallet crumb rubber, metal box sheet + molding, metal box sheet dan forklift adalah: 191,569m2
6.4.1. Luas Lantai yang Dibutuhkan Perhitungan jumlah persediaan sheet digudang adalah : 12 metal box yang ditimpa dengan molding dan 24 metal box yang siap untuk dipasarkan. Sedangkan perhitungan jumlah persediaan crumb rubber adalah 23 pallet kayu yang ditimpa dengan molding dan 46 pallet kayu yang siap untuk dipasarkan. Produk disimpan digudang selama 2 hari. PTP-Nusantara III menyediakan pallet kayu yang siap digunakan apabila pingiriman pallet oleh konsumen terlambat dan disimpan digudang produk jadi sebanyak 22 pallet. Pemakaian ruang gudang oleh pallet kayu, metal box dan forklift - Pallet kosong
= 22 (1,36 x 1,2) = 35,904 m2
- Pallet crumb rubber + molding
= 23 (1,43 x 1,2) = 39,468 m2
- Pallet crumb rubber
= 46 (1,36 x 1,2) = 75,072 m2
- Metal box sheet + molding
= 12 (1,45 x 1,15) = 20,01 m2
- Metal box sheet
= 24 (1,45 x 1,15) = 40,02 m2
- Forklift
= 2 ( 4x2 )
= 16___m2__ = 226,474 m2
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
Jadi, luas lantai yang dipakai oleh pallet kosong, pallet crumb rubber + molding, pallet crumb rubber, metal box sheet + molding, metal box sheet dan forklift adalah: 226,474m2. Penambahan 40% untuk kelonggaran pada ruangan gudang produk untuk tiang, gang, dan alat angkut serta antisipasi penambahan produk produk sebesar 10% maka luas gudang yang dibutuhkan untuk 3 tahun mendatang sebesar 348,77m2 Kekurangan yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah permintaan produk sheet dan crumb rubber adalah 348,775m2 - 333,45m2 = 15,32m2 Berdasrkan perhitungan diatas maka perencanaan fasilitas gudang produk jadi ini sangat membutuhkan perhatian yang serius, karena gudangnya tidak mencukupi lagi.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan terhadap produk sheet dan crumb rubber mengalami peningkatan di tahun 2010, produk sheet mengalami peningkatan 34% dan produk crumb rubber 66% dari tahuntahun sebelumnya. 2. Luas gudang produk sheet dan crumb rubber yang ada saat ini adalah: 333,45m2, sedangkan luas gudang hasil perhitungan untuk dapat menampung produk jadi untuk 3 tahun mendatang adalah sebesar 348,77 m2, sehingga diperlukan penambahan gudang sebesar 15,32 m2. 3. Peningkatan jumlah permintaan produk sheet dan crumb rubber tidak membuat penambahan fasilitas gudang seperti forklift yang digunakan sebagai material handling. Forklift yang tersedia digudang saat ini adalah 2 unit dimana yang digunakan hanya 1 forklift untuk menggangkut produk sheet maupun crumb rubber kebagian bak truck atau bagian belakang truck.
7.2. Saran
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
1. Dari hasil penelitian yang didapatkan produk crumb rubber mempunyai volume permintaan terbesar yaitu 66% sehingga pihak peruhasaan lebih memprioritaskannya.
2. Dari hasil penelitian pada tahun 2010 produk sheet dan crumb rubber mengalami peningkatan, sehingga pihak perusahaan perlu memperluas gudang yang ada pada saat ini. 3. Diharapkan agar manajemen perusahaan mempertimbangkan hasil penelitian ini yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan mempelebar luas gudang yang ada pada saat ini.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Apple M. James, Tata Letak dan Pemindahan Bahan, Edisi ketiga, Penerbit ITB, Bandung 1982. Bowersox Donald, Manajemen Logistik I Intergrasi Sistem-Sistem Manajemen Distribusi Fisik dan Manajemen Material, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2002. Ginting, Rosnani, Ir, MT., Sistem Produksi, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta 2007. Hakim Arman, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Penerbit Guna Widya, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Surabaya, Januari 1999. Teguh Baroto, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta 2002. Wigyosoebroto Sritomo, Ergonomi, Study Gerak dan Waktu, Teknik Analisa Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Edisi Pertama, Penerbit Guna Widya 1995.
Martin Yekonia Tarigan : Perencanaan Luas Lantai Gudang Produk Jadi Di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para, 2009. USU Repository © 2009