PERENCANAAN LANSKAP BANDAR UDARA NOTOHADINEGORO KABUPATEN JEMBER
RAMADHAN FEBRI ANDRIYOKO PUTRA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir penelitian ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016 Ramadhan Febri Andriyoko Putra NIM A44120024
ABSTRAK RAMADHAN FEBRI ANDRIYOKO PUTRA. Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Dibimbing oleh AFRA D.N MAKALEW. Kabupaten Jember merupakan salah satu bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi daerah yang sangat besar. Potensi tersebut yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia. Potensi tersebut yaitu dalam sektor perkebunan, pertanian, perikanan, pariwisata, industri, pertambangan dan perdagangan yang masih memiliki potensi untuk di eksploitasi dan dapat dikembangkan secara maksimal. Fakta inilah yang membuat pemerintah kota terus membenahi berbagai infrastruktur dan sarana prasarana yang ada di Kabupaten Jember. Bandar Udara Notohadinegoro merupakan salah satu sarana moda transportasi udara yang sedang dalam perbaikan dan pengembangan. Tujuan penelitian ini yaitu menyusun rencana lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember yang disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Penelitian ini dilakukan di Bandar Udara Notohadinegoro yang bertempat di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2015 hingga Agustus 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu memodifikasi proses perencanaan Gold 1980 dengan tahapan yang dimulai dari persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan. Penelitian ini menghasilkan sebuah rencana lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember yang terbagi menjadi dua ruang utama yaitu sisi udara dan sisi darat. Pada area sisi darat terbagi menjadi tiga yaitu ruang penerimaan, ruang pelayanan, dan ruang terbuka hijau. Hasil dari penelitian ini juga dilengkapi dengan gambar ilustrasi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi perencanaan bagi pemerintah untuk membangun Bandar Udara yang lebih baik. Kata kunci: Lanskap bandar udara, perencanaan lanskap, sisi darat, sisi udara
ABSTRACT RAMADHAN FEBRI ANDRIYOKO PUTRA. Landscape Planning of Notohadinegoro Airport in Jember District. Supervised by AFRA D.N MAKALEW. Jember District is a part of East Java Province that has good potentials to be expanded. Those potentials are people and natural resources in the form of agricultural, fisheries, tourism, industry, mining, and trading sector which still has the potential to be maximal developed. This fact led the government in Jember to build better infrastructures and constructions in Jember District. Notohadinegoro Airport is one of the infrastructures that is undergoing improvement and development. The purpose of this research is to create a landscape planning of Notohadinegoro Airport in Jember District customized with the spatial and territory planning. The research is conducted at Notohadinegoro Airport in Jember District, Wirowongso Village, Ajung Sub-District, Jember. This research started in December 2015 to August 2016. Method used was modified planning process by Gold 1980 in stages starting from preparation, site inventory, analysis, synthesis, and planning. The output of this research is landscape planning of Notohadinegoro Airport, Jember District which is divided into two main zones namely airside and land side. Land side devided into three areas, spesifically welcome area, service area, and green open space. The output of this research is also equipped with illustrations. This research is expected to be a recommendation for the government on planning the Notohadinegoro Airport to be a better airport. Keywords: Airport landscape planning, landscape planning, air side, land side
© Hak cipta milik IPB, tahun 2016 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PERENCANAAN LANSKAP BANDAR UDARA NOTOHADINEGORO KABUPATEN JEMBER
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Lanskap pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Perencanan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Lanskap dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat masukan, arahan dan bimbingan serta kritik dan saran dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Iwan Sutiyoko dan Eny Andriyani, S.Pd serta keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, serta motivasi kepada penulis. 2. Dr. Ir. Afra D. N. Makalew, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, arahan, dukungan, serta motivasi kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan saran, arahan, dukungan, serta motivasi kepada penulis selama proses penyelesaian masa studi di Departemen Arsitektur Lanskap. 4. Beasiswa Bidikmisi atas bantuannya selama kuliah di Institut Pertanian Bogor. 5. Segenap dosen Departemen Arsitektur Lanskap yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya, serta staf Departemen Arsitektur Lanskap yang telah memberikan bantuan dalam administrasi kepada penulis. 6. Segenap Instansi dan Dinas Kabupaten Jember terkait yang telah memberikan arahan serta data sekunder kepada penulis. 7. Rekan-rekan penulis dalam satu bimbingan skripsi. 8. Teman-teman Arsitektur Lanskap 49 yang telah menemani dalam menikmati pahit manisnya perjuangan di Departemen Arsitektur Lanskap dan telah memberikan warna di kehidupan penulis. 9. Segenap keluarga besar Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor yang telah memberi dukungannya serta penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya. Penulis menyadari masih terdapatnya kekurangan dalam penulisan skripsi ini, penulis terbuka terhadap berbagai masukan, saran dan kritik untuk kelengkapan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Bogor, September 2016 Ramadhan Febri Andriyoko Putra
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Kerangka Pikir
2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Perencanaan Lanskap
4
Bandar Udara
5
Lanskap Bandar Udara
5
Bandar Udara Notohadinegoro
6
METODE
6
Alat dan Bahan
7
Metode Penelitian
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
11 11
Kabupaten Jember
11
Bandar Udara Notohadinegoro
11
Sarana dan Prasarana
14
Kondisi Fisik dan Biofisik
16
Kondisi Sosial
22
Jumlah Pengguna/Penumpang
22
Kondisi Sosial Masyarakat
23
Analisis
23
Aspek Legal
23
Aspek Fisik
24
Aspek Biofisik
27
Aspek Sosial dan Budaya
31
Sintesis
37
Konsep Perencanaan
37
Konsep Dasar
37
Pengembangan Konsep
37
Perencanaan Lanskap
40
Rencana Ruang, Aktifitas dan Fasilitas
41
Rencana Sirkulasi
41
Rencana Vegetasi
43
Rencana Lanskap dan Daya Dukung
45
SIMPULAN DAN SARAN
57
Simpulan
57
Saran
57
DAFTAR PUSTAKA
58
DAFTAR LAMPIRAN
60
RIWAYAT HIDUP
62
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Jenis data dan cara pengambilan data Baku mutu kebisingan Contoh vegetasi yang dapat digunakan Hasil analisis potensi dan kendala beserta solusinya Rencana ruang, fasilitas dan aktivitas Jenis vegetasi yang digunakan Daya dukung fasilitas pada tiap sub ruang
7 9 21 31 33 41 44 56
DAFTAR GAMBAR
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kerangka pikir perencanaan lanskap Bandar Udara Kabupaten Jember Peta Lokasi Penelitian Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Peta administratif Kabupaten Jember Kondisi eksisting Bandar Udara Notohadinegoro Gedung utama Bandar Udara Notohadinegoro Pesawat Garuda Indonesia ATR72 600 Fasilitas yang terdapat pada Bandar Udara (1) ruang tunggu pengunjung, (2) kantin dan toko cinderamata, (3) toilet umum dan (4) area parkir 8. Sarana transportasi umum taxi 9. Jalan Utama 10. Lampu jalan
3 7 11 12 13 14 15 15 16 16
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
Vegetasi yang dominan pada tapak Rencana struktur ruang Peta Tutupan Lahan Kecamatan Ajung Grafik Data jumlah pengguna atau penumpang yang datang Grafik Data jumlah pengguna atau penumpang yang pergi Diagram mata pencaharian Kecamatan Ajung Peta Jaringan Jalan Lahan kosong yang dapat dikembangkan Fungsi Vegetasi sebagai (a) Screening dan (b) Privacy Control Fungsi vegetasi sebagai penahan sinar matahari Ilustrasi penyerapan radiasi matahari oleh vegetasi Ilustrasi vegetasi dapat menyerap maupun memantulkan bising Peta kawasan tapal Kuda JFC pada event Carnaval Internasional de Victoria Seychelles Rencana Blok Lanskap Pengembangan Bandar Udara Notohadinegoro Diagram Konsep Ruang Diagran Konsep Sirkulasi Contoh fasilitas dan aktivitas `yang dikembangkan (1) pedestrian, (2) terminal taxi, (3) food court, (4) area parkir, (5) display area dan (6) jalur hijau Ilustrasi rencana jalur hijau dan barrier Rencana Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember Detail Gambar Land Side Bandar Udara Notohadinegoro Detail Gambar Jalur Hijau Bandar Udara Notohadinegoro Tampak Potongan A-A’ Bandar Udara Notohadinegoro Ilustrasi Apron Bandar Udara Notohadinegoro Ilustrasi Area Pintu Masuk Bandar Udara Notohadinegoro Ilustrasi Food Court dan Pusat Oleh-oleh Bandar Udara Notohadinegoro Ilustrasi Area Parkir Bandar Udara Notohadinegoro Ilustrasi Galeri Seni Pandhalungan Ilustrasi Jalur Hijau Bandar Udara Notohadinegoro Ilustrasi Terminal Taxi Bandar Udara Notohadinegoro Ilustrasi Prespektif Bandar Udara Notohadinegoro
17 19 20 22 22 23 25 26 28 29 29 30 32 33 36 38 39
42 43 47 49 50 51 52 52 53 53 54 54 55 55
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lembar kuisioner
60
2 AFSfvDV
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Jember merupakan salah satu bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi daerah yang sangat besar. Potensi tersebut yakni sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar terutama dalam sektor perkebunan, pertanian, perikanan, pariwisata, industri, pertambangan dan perdagangan yang masih memiliki potensi untuk dieksploitasi dan dapat dikembangkan secara maksimal. Dari tujuh potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Jember, sektor pariwisata memiliki porsi yang lebih dominan. Potensi pariwisata Kabupaten Jember sangat tinggi hal ini dapat dilihat dari banyaknya objek wisata yang ada. Selain itu Kabupaten Jember juga mendapatkan julukan Kota Karnaval Indonesia, hal ini dikarenakan adanya pagelaran karnaval berkelas internasional yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya dengan nama Jember Fashion Carnaval. Beragamnya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Jember berdampak pada bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jember. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember jumlah wisatawan pada tahun 2014 mencapai 633.316 orang dan terus meningkat pada tahun 2015 mencapai 749.642 orang. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jember berdampak baik dalam sektor ekonomi dan pariwisata Kabupaten Jember. Fakta inilah yang membuat pemerintah kota terus membenahi berbagi infrastruktur dan sarana prasarana yang terdapat di Kabupaten Jember. Perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Jember terlihat dari beberapa fasilitas umum terutama dalam bidang sarana transportasi umum, hal ini ditunjukkan dengan mulai beroperasinya kembali transportasi udara yaitu Bandar Udara Notohadinegoro. Bandar Udara sebagai prasarana untuk transportasi udara adalah salah satu alternatif yang wajib dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Jember sebagai supporting facility untuk membuka peluang bisnis berskala nasional maupun internasional serta diharapkan mampu memberikan kenyamanan kepada para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jember Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 69 tahun 2013 tentang tatanan kebandarudaraan nasional dijelaskan bahwa bandar udara merupakan sebuah pintu gerbang kegiatan perekonomian ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota serta sebagai pendorong dan penunjang kegiatan industri, serta perdagangan juga dapat memudahkan transportasi ke dan dari wilayah di sekitarnya dalam rangka pendorong dan penunjang kegiatan industri, perdagangan maupun pariwisata. Berdasarkan inilah perlu diadakan suatu perbaikan kualitas bandar udara yang baik agar dapat menunjang kegiatan didalamnya melalui proses perencanaan pengembangan bandar udara tersebut. Bandar Udara Notohadinegoro adalah bandara berjenis sipil yang terletak di Desa Ajung, Kecamatan Wirowongso, Kabupaten Jember. Bandar Udara ini kembali beroperasi pada bulan Juli tahun 2014 dengan dilayaninya penerbangan komersil pertama dengan rute Jember-Surabaya dengan maskapai Garuda Indonesia. Penerbangan tersebut menggunakan pesawat udara berjenis ATR72 600. Menurut Manajer Area PT Garuda Indonesia Wilayah Jember yaitu Bapak Budi Prihantono, jumlah penerbangan baik yang datang maupun yang pergi terus-
2 menerus meningkat, hal ini dikarenakan beberapa kegiatan-kegiatan nasional maupun internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Jember setiap tahunnya. Selain itu animo masyarakat yang menggunakan jasa transportasi udara selama arus mudik dan balik Lebaran 2014-2015 di Bandar Udara Notohadinegoro juga cukup tinggi. Kondisi Bandar Udara Notohadinegoro saat ini masih perlu proses pengembangan kawasan serta perbaikan-perbaikan infrastruktur dan sarana prasarana yang ada. Hal ini dikarenakan masih sangat minimnya sarana prasarana yang ada, selain itu belum tersedianya kawasan ruang terbuka hijau sebagai salah satu public area dan sebagai penyeimbang kawasan agar dinamis. Pengoptimalan Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro sebagai fasilitas transportasi umum yang lebih baik maka perlu diadakan penelitian mengenai Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Melalui penataan kembali zonasi tata ruang kawasan yang disesuaikan dengan rencana tata ruang dan wilayah yang sudah ada, serta menyesuaikan dengan daya dukung yang ada sehingga dapat menghasilkan suatu rencana lanskap Bandar Udara Notohadinegoro yang lebih terintegrasi dengan baik fungsional, nyaman dan dinamis.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu menyusun rencana lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember yang disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Menambah ilmu pengetahuan dan mengetahui tata cara melakukan perencanaan lanskap yang baik dan benar. 2. Sebagai upaya dalam membantu memperbaiki kualitas visual dalam perencanaan lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam perencanaan tata ruang lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember.
Kerangka Pikir Kondisi Bandar Udara Notohadinegoro saat ini masih perlu proses pengembangan kawasan serta perbaikan-perbaikan infrastruktur dan sarana prasarana yang ada, hal ini dapat dilihat dari sangat minimnya sarana prasarana yang ada, selain itu belum tersedianya kawasan ruang terbuka hijau sebagai salah satu public area dan sebagai penyeimbang kawasan agar dinamis. Pengoptimalan Kawasan Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro sebagai fasilitas transportasi umum yang lebih perlu dilakukan, maka dari itu perlu diadakan penelitian mengenai Perencanaan Lanskap Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Berikut adalah kerangka pikir dari penelitian ini terdapat pada Gambar 1.
3
Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
Belum Maksimalnya Perencanaan Kawasan
Kurangnya Ruang Terbuka Hijau
Aspek Fisik dan Biofisik
Aspek Sosial
Aspek Legal
Iklim Topografi Hidrologi Vegetasi Satwa
Keadaan Sosial Masyarakat, Pengunjung dan Pengguna
Rencana dari Pemerintah Daerah
Preferensi Masyarakat
Zonasi Lanskap Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro
Gambar 1 Kerangka pikir perencanaan lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
4
TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Lanskap Menurut Crowe (1981) dalam Laurie (1986), perencanaan lanskap adalah sebuah konsep yang lebih luas dari perencanaan penggunaan lahan, karena perencanaan lanskap memperhitungkan penampilan sama seperti memperhatikan penggunaan, kenyamanan. Demikian pula menurut Hackett (1971) dalam Laurie (1986) bahwa cara kerja perencanaan lanskap dalam menempatkan dan menyatukan beragam penggunaan lahan dalam sebuah proses yang didasarkan kepada pengetahuan teknikal tentang filosofi lanskap dan estetika penampilannya. Nurisjah dan Pramukanto (2012) menyatakan bahwa perencanaan lanskap adalah salah satu kegiatan utama dalam arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap merupakan kegiatan penataan yang berbasis lahan (land based planning) melalui kegiatan pemecahan masalah dan merupakan proses pengambilan keputusan jangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap yang fungsional estetik dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan. Perencanaan lanskap dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain : 1. Pendekatan sumber daya, yaitu penentuan tipe cara alternatif aktivitas berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumberdaya. 2. Pendekatan aktivitas, yaitu penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan seleksi terhadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikan kemungkinan apa yang dapat disediakan pada masa yang akan datang. 3. Pendekatan ekonomi, yaitu pendekatan tipe, jumlah, dan lokasi kemungkinan aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi. 4. Pendekatan perilaku, yaitu penentuan aktivitas berdasarkan pertimbangan perilaku manusia. Hasil perencanaan lanskap disajikan dalam bentuk gambar pra-rencana dan gambar rencana lanskap. Gambar pra-rencana berupa gambar situasi awal dari tapak perencanaan dan gambar atau ilustrasi tahapan analisis dan sintesis, sedangkan gambar rencana lanskap berupa gambar konsep perencanaan, rencana penggunaan lahan, rencana penggunaan ruang, rencana pengembangan tapak, rencana induk lanskap, rencana tapak atau rencana lanskap, rencana penanaman, rencana atau program pengembangan, rencana anggaran biaya, dan rencana pelaksanaan (dalam skala mikro), serta berbagai bentuk gambar dan ilustrasi lainnya sesuai kebutuhan. Proses perencanaan lanskap itu sendiri dapat dibagi kedalam empat langkah, yaitu: (1) survei dan analisis, (2) evaluasi, (3) peraturan atau solusi disain dan (4) implementasi (Laurie, 1986). Menurut Simond dan Barry (2006) tahapan perencanaan terdiri atas tahap commissions, research, analysis, synthesis, construction, dan operation. Tahap commissions merupakan tahap pertemuan antara pelaksana dan klien, tahap ini merupakan tahap awal dalam memulai studi dengan mengetahui keinginan klien dan gambaran pengembangan. Tahap research adalah pengumpulan data, baik data primer ataupun data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tapak seperti data fisik, sumberdaya tapak, kualitas visual, wawancara dan penyebaran kuesioner pada responden. Data sekunder adalah data dari hasil studi pustaka. Pada tahap analisis dilakukan analisis tapak untuk mengetahi potensi dan
5 kendala yang terdapat di tapak. Pada tahap sintesis dilakukan studi skematik untuk memperoleh alternatif program pengembangan ruang, kemudian program yang terpilih menjadi acuan dalam pembuatan rencana konsep.
Bandar Udara Berdasarkan Undang Undang No. 1 Tentang Penerbangan Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan bandar udara dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban arus lalu lintas pesawat udara, penumpang, kargo dan/atau pos, tempat perpindahan intra dan/atau antarmoda serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, Tatanan Kebandarudaraan Nasional adalah sistem kebandarudaraan secara nasional yang menggambarkan perencanaan bandar udara berdasarkan rencana tata ruang, pertumbuhan ekonomi, keunggulan komparatif wilayah, kondisi alam dan geografi, keterpaduan intra dan antarmoda transportasi, kelestarian lingkungan, keselamatan dan keaamanan penerbangan, serta keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya. Dalam tatanan kebandarudaraan terdapat juga pembagian area dari suatu kawasan bandara yaitu area air site bandar udara dan area land site bandar udara. Area land site bandar udara mencakup seluruh area diluar dari kegiatan tempat pesawat mendarat dan lepas landas, yang meliputi area parkir, terminal kedatangan, terminal keberangkatan, welcome area, ruang terbuka hijau, serta fasilitas pendukung lainya. Sedangkan area air site bandar udara mencakup kegiatan yang berhubungan dengan tempat pesawat mendarat dan lepas landas.
Lanskap Bandar Udara Lanskap Bandar udara adalah bentang alam yang karakteristiknya membantu sistem operasional pada Bandar udara. Dalam Pasal 1 Ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2012, Bandar udara adalah kawasan di dataran atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya (Peraturan Republik Indoneisa 2012). Tatanan kebandarudaraan nasional adalah sistem kebandarudaraan secara nasional yang menggambarkan perencanaan bandara berdasarkan rencana tata ruang, pertumbuhan ekonomi, keunggulan komparatif wilayah, kondisi alam dan geografi, keterpaduan intra dan antarmoda transportasi, kelestarian lingkungan, keselamatan dan keamanan penerbangan, serta keterpaduan dengan sektor pembangunan lain.
6 Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No.11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, hierarki bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Huruf a terdiri atas bandara pengumpul dan bandara pengumpan (Dephub, 2010). Bandara pengumpul adalah bandara yang mempunyai cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi. Bandara pengumpan adalah bandara yang mempunyai cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi lokal, serta sebagai salah satu prasarana penunjang pelayanan kegiatan lokal.
Bandar Udara Notohadinegoro Berdasarkan data sekunder Bandar Udara Notohadinegoro 2015. Bandar Udara Notohadinegoro merupakan bandara sipil pertama di Indonesia yang dibangun sendiri oleh pemerintah kabupaten setempat, yaitu Pemerintah Kabupaten Jember. Bandar Udara Notohadinegoro kembali beroperasi pada tahun 2014 dengan dilayaninya penerbangan komersil pertama rute Jember – Surabaya oleh maskapai Garuda Indonesia yang menggunakan pesawat udara jenis ATR72 600. Bandar Udara Notohadinegoro memiliki luas area sekitar 120 Ha yang terletak 7 kilometer dari Kota Jember. Pemerintah Kabupaten Jember pada tahun 2015 memiliki program yaitu mengembangkan Bandar Udara Notohadinegoro menjadi lebih baik lagi diantaranya menambahkan landasan pacu serta fasilitas pendukung lainnya. Pada saat ini Bandar Udara Notohadinegoro mendapat perhatian khusus mengenai perencanaan pengembangan kawasan. Untuk mengoptimalkan kawasan Bandar Udara Notohadinegoro sebagai fasilitas transportasi umum yang lebih baik, maka dari itu perlu diadakan penelitian mengenai Perencanaan Pengembangan Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember terdapat di Desa Wirowongso Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, terletak 113°16’28” sampai dengan 114°03’42” Bujur Timur dan 7°59’6” sampai dengan 8°33’56” Lintang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan mulai dari Desember 2015 hingga Agustus 2016. Peta orientasi lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
7
Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember Sumber: Google Maps (2016)
Alat dan Bahan Penelitian ini menggunakan alat dan bahan untuk mendukung kegiatan pengumpulan data di lapangan maupun pengolahan data. Pada Tabel 1 dijabarkan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian No Unit 1 Alat
Jenis GPS (Global Positioning System) Kamera Digital
Kegunaan Pengambilan data spasial di lokasi/tapak Pengambilan data visual di lokasi/tapak
8 Tabel 1 Lanjutan No Unit 2 Bahan
3
Software Pendukung
Jenis Peta dasar, peta administratif, peta topografi, literatur, dan bahan pendukung lainnya Microsoft Office
Kegunaan Data Sekunder
Microsoft Excel Map Source ArcGis AutoCad 2014 SketchUp 2013 Photoshop CC5
Pengolah data Transfer data dari GPS Pengolah data dari GPS Pembuatan Site Plan Pembuatan Ilustrasi 3D Pembuatan Ilustrasi dan image processing
Penyusunan skripsi
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah melalui survei lapang, studi pustaka, dan wawancara. Tahapan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Gold (1980) yang telah melalui proses modifikasi yaitu mulai dari tahap persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan lanskap. Berikut adalah penjabaran tahap dalam metode penelitian yaitu : 1. Persiapan Pada tahapan persiapan yang dilakukan yaitu mempersiapkan segala macam mengenai administrasi terkait perizinan kepada pihak-pihak tertentu terkait pelaksanaan penelitian. Persiapan teknis tahapan persiapan mencakup persiapan administratif dan persiapan teknis yaitu kegiatan menyiapkan alat dan bahan penelitian berupa GPS (Global Positioning System), kamera, peta pendukung, dan mengumpulkan informasi pendukung terkait tapak penelitian. 2. Inventarisasi Tahapan inventarisasi merupakan tahapan pengumpulan data. Data yang diambil yaitu baik data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data tersebut didapatkan secara langsung maupun tidak langsung. Pengumpulan data dilakukan melalui survei lapang dan studi pustaka. Secara lengkap mengenai jenis data dan cara pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 2.
9 Tabel 2 Jenis data dan cara pengambilan data No Aspek
Jenis Data
Bentuk Data
Sumber Data
1
Letak,Luas, Batas Tapak
Peta dan Deskriptif
Penggunaan Lahan
Peta dan Deskriptif
Bappeda Kab. Jember Dinas Perhubungan Kab. Jember Bappeda Kab. Jember
RTRW
Deskriptif dan Peta
Bappeda Kab. Jember
Topografi
Peta dan Deskriptif Peta dan Deskriptif Peta dan Deskriptif
Bappeda Kab. Jember BMKG Kab. Jember Dinas Cipta Karya Kab. Jember Tapak dan LIPI
2
Legal
Fisik Biofisik
Iklim Hidrologi
Vegetasi dan Satwa Fasilitas
Peta dan Deskriptif Peta dan Deskriptif
Aksesibilitas Peta dan Deskriptif
3
Sosial
Pengguna Kondisi Masyarakat
Deskriptif Deskriptif
Dinas Cipta Karya Kab. Jember Dinas Cipta Karya Kab. Jember Kuisioner Kuisioner
Cara Pengumpulan Data Studi Lapang dan Studi Pustaka
Studi Lapang dan Studi Pustaka Studi Lapang dan Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Lapang dan Studi Pustaka Studi Lapang Studi Lapang dan Studi Pustaka Studi Lapang dan Studi Pustaka Studi Lapang Studi Lapang
3. Analisis Analisis yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisis deskriptif dan analisis spasial terhadap data. Tiga aspek yang akan dianalisis meliputi: a. Aspek Fisik dan Biofisik Analisis fisik dan biofisik kawasan dilakukan untuk mendapatkan potensi dan kendala kawasan. Analisis dilakukan pada lima aspek yaitu topografi, iklim, hidrologi, vegetasi dan satwa. Cara pengumpulan data aspek ini yaitu dengan studi lapang dan studi pustaka. b. Aspek Sosial Analisis terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar dilakukan untuk mendapatkan preferensi masyarakat. Kemudian dilakukan analisis terhadap persepsi dan preferensi masyarakat serta aktivitas masyarakat dalam mendukung terciptanya kawasan bandar udara yang baik dan efisien. Cara pengumpulan data aspek ini yaitu dengan penyebaran kuisioner kepada 30 responden yang dilakukan secara purposive sampling. Pengisian kuisioner ini difokuskan kepada pihak – pihak tertentu yang terkait dengan Bandar
10 Udara Notohadinegoro. Dalam aspek ini juga akan dilakukan pengambilan data budaya yang ada di Kabupaten Jember, hal ini digunakan untuk acuan dalam melakukan zoning hingga perencanaan pengembangan. Sehingga dengan ini akan mengenalkan Kabupaten Jember dari gerbang utama yaitu Bandar Udara Notohadiegoro. c. Aspek Legal Analisis dilakukan untuk mengetahui batasan kawasan sesuai peraturan pemerintah daerah dan perundang-undangan terkait dengan rencana tata ruang wilayah yang dibuat oleh pemerintah untuk mengetahui batas daerah perencanaan. Dalam analisi aspek legal ini cara pengumpulan data yaitu dengan studi lapang dan studi pustaka. Pada tahap analisis yang akan didapat adalah peta tematik dari setiap aspek yang akan diteliti yang meliputi fisik dan biofisik, sosial, dan legal. Setelah mendapatkan semua peta, tahap yang akan dilaksanakan selanjutnya adalah overlay sebelum masuk ke tahapan sintesis untuk dilakukan proses pemecahan masalah serta akan dilaksanakan penentuan zonasi ruang. 4. Sintesis Sintesis merupakan tahapan keempat dalam proses perencanaan. Sintesis dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah sesuai. Pada tahap sintesis, hasil dari tahap analisis akan dijadikan acuan dalam penetuan ruang yang dapat dikembangkan untuk kawasan bandar udara. Dalam tahapan ini juga dihasilkan konsep tata ruang serta block plan. 5. Perencanaan Lanskap Pada tahap ini ditentukan konsep yang sesuai dengan rencana pengembangan kawasan dengan mempertimbangkan hasil sintesis kawasan pada tahap sebelumnya. Perencanaan lanskap meliputi rencana ruang, rencana aktifitas, rencana sirkulasi, rencana ruang terbuka hijau, dan rencana fasilitas. Hasil dari perencanaan ini akan disajikan dalam bentuk rencana site plan kawasan lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Dalam tahap ini juga dilakukan perhitungan terhadap daya dukung kawasan sehingga dapat dikembangkan dengan penambahan beberapa fasilitas dan infrastruktur lainnya. Dalam tahap ini juga dilakukan perhitungan terhadap daya dukung dengan standar ruang gerak manusia berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 306 tahun 1989 (m2/orang). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan standar rata –rata individu per m2 berdasarkan sebagai berikut: 𝐴
DD = 𝑆 Keterangan : DD A S
: Daya Dukung (orang) : Area yang digunakan wisatawan (m2) : Standar rata-rata individu (m2/orang)
11
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kabupaten Jember Kabupaten Jember secara geografis terletak pada posisi 113°16’28” sampai dengan 114°03’42” Bujur Timur dan 7°59’6” sampai dengan 8°33’56” Lintang Selatan merupakan daerah yang dikelilingi oleh dataran pegunungan sepanjang sisi Utara dan Timur dengan elevasi ketinggian wilayah antara 0 sampai dengan 3.330 meter di atas permukaan laut. Secara administratif Kabupaten Jember memiliki luasan wilayah 3.293,34 Km atau 329.333,94 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut : Utara : Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso Timur : Kabupaten Banyuwangi Selatan : Samudra Indonesia Barat : Kabupaten Lumajang Peta administratif dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Peta administratif Kabupaten Jember Sumber: Bappeda Kabupaten Jember (2015)
Bandar Udara Notohadinegoro Penelitian ini berada pada kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Bandar Udara Notohadinegoro terdapat pada Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, yang terletak diantara 113°41’27° sampai dengan 113°41’47° Bujur Timur dan 8°13’59° sampai dengan 8°15’03° Lintang Selatan dengan ketinggian ±72 meter di atas permukaan laut. Secara administratif
12 Bandar Udara Notohadinegoro memiliki luasan 120 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut : Utara : Dusun Penanggunan, Kecamatan Ajung Timur : Dusun Lengkong, Kecamatan Mumbulsari Selatan : Dusun Jenggawah, Kecamatan Jenggawah Barat : Dusun Klompangan, Kecamatan Ajung Berikut ini adalah peta kondisi eksisting dari kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember yaitu pada Gambar 4. Bandar Udara Notohadinegoro merupakan bandara sipil pertama di Indonesia yang dibangun sendiri oleh Pemerintah Kabupaten Jember. Bandar Udara Notohadinegoro kembali beroperasi pada tahun 2014 dengan dilayaninya penerbangan komersil pertama rute Jember – Surabaya oleh maskapai Garuda Indonesia yang menggunakan pesawat udara jenis ATR72 600. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya Bandar Udara Notohadinegoro terdapat satu maskapai baru yaitu Susi Air yang juga sudah beroperasi. Bandar Udara Notohadinegoro memiliki luas area sekitar 120 Ha. Kondisi Bandar Udara Notohadinegroro saat ini memiiki sarana dan prasarana yang cukup baik. Sarana dan prasarana yang ada dibagi menjadi dua bagian yaitu sarana dan prasarana pada bagian land side dan ada juga sarana dan prasarana pada bagian air side. Pada saat ini Bandar Udara Notohadinegoro mendapat perhatian khusus mengenai perencanaan kawasan. Untuk mengoptimalkan kasawan Bandar Udara Notohadinegoro sebagai fasilitas transportasi umum yang lebih efisien, maka dari itu perlu diadakan penelitian mengenai Perencanaan Lanskap Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Sarana prasarana pada Bandar Udara Notohadinegoro yang cukup terlihat jelas yaitu gedung utama bandara, dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Gedung utama Bandar Udara Notohadinegoro
Gambar 4 Kondisi eksisting Bandar Udara Notohadinegoro
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
13
14 Sarana dan Prasarana Bandar Udara Notohadinegoro memiliki beberapa sarana dan prasarana penunjang dalam kegiatan kebandarudaraan. Bandar Udara Notohadinegoro memiliki fasilitas yang cukup baik. Sarana dan prasarana yang terdapat pada Bandar Udara Notohadinegoro tersebut terbagi menjadi dua yaitu fasilitas sisi udara (Airside) dan sisi darat (Landside), pembagian tersebut didasarkan pada tatanan kebandarudaran. Pesawat udara yang saat ini beroperasi yaitu pesawat dengan jenis ATR72 600 (Gambar 6). Berikut adalah fasilitas yang terdapat pada Bandar Udara Notohadinegoro yaitu : a. Sisi Udara Runway : 30 meter x 1560 meter Taxi Way : 153 meter x 18 meter Apron : 96.6 meter x 68.5 meter Pagar Keliling : 5.200 meter Utilitas Pendukung : Jaringan air bersih, PLN, Telpon dan Penangkal petir Alat Navigasi dan : DVOR/DME Komunikasi Udara : Tower Ser, TTY, VSAT, SSB, Recorder Genset : 2 x Genset 126 KVA
Gambar 6 Pesawat Garuda Indonesia ATR72 600 b. Sisi Darat Sisi darat merupakan operasional lapangan terbang dari sisi pergerakan dan aktifitas penumpang maupun barang didarat. Aktifitas secara garis besar terdiri dari kegiatan kedatangan dan keberangkatan penumpang maupun barang. Berikut adalah fasilitas sisi darat yaitu, boarding area,boarding pass, staff room, outgoing passenger waiting room, incoming passenger waiting room, kantin, ticket service, toilet musholla, pos satpam, dan area parkir. Berdasarkan hasil survei dan pengamatan dilapang, fasilitas yang terdapat pada Bandar Udara Notohadinegoro cukup baik. Namun terdapat beberapa fasilitas yang kurang maksimal dan perlu dikembangkan agar dapat memberi kenyamanan yang lebih terhadap pengunjung atau pengguna bandara. Berikut adalah beberapa fasilitas yang terdapat pada bandara Gambar 7.
15
Gambar 7 Fasilitas yang terdapat pada Bandar Udara (1) ruang tunggu pengunjung, (2) kantin dan toko cinderamata, (3) toilet umum dan (4) area parkir Aksesibilitas Jarak lokasi Bandar Udara Notohadinegoro dengan pusat kota Jember relatif dekat berkisar ± 7 kilometer. Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro dapat ditempuh melalui jalur utama Kabupaten Jember yaitu melalui Jalan Letjend Suprapto kemudian Jalan Basuki Rahmat dan Jalan RS Prawirodirjo atau dapat juga diakses melalui Jalan Pakusari kemudian jalan Yos Sudarso dan Jalan Water Monginsidi. Jalur tersebut dapat diakses dengan beberapa bentuk alat transportasi seperti mobil, sepeda motor, dan angkutan umum dengan intensitas kepadatan lalu lintas yang relatif sedang hingga rendah. Bagi wisatawan yang ingin mengakses menuju Bandar Udara Notohadinegoro dapat menggunakan alat transportasi umum seperti taxi (Argo). Salah satu transportasi yang dapat digunakan dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Sarana transportasi umum taxi Kondisi jalan menuju Bandar Udara Notohadinegoro sudah teraspal namun, dibeberapa titik terdapat aspal yang sudah berlubang. Kondisi jalan utama menuju kawasan juga kurang memadai dimana lebar jalan masih sangat minim yaitu 3,5 meter. Selain itu kondisi signage atau penunjuk arah sangat minim dimana banyak
16 perpotongan jalan namun signage belum terlihat dengan jelas. Penerangan lampu jalan pada saat malam hari juga kurang baik dimana kondisi lampu jalan beberapa sudah tidak berfungsi dengan baik. Berikut adalah kondisi lampu jalan dan jalan utama menuju Bandar Udara dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10.
Gambar 9 Jalan Utama
Gambar 10 Lampu jalan
Kondisi Fisik dan Biofisik 1. Topografi Secara umum kawasan Bandar Udara Notohadinegoro berada pada kondisi topografi yang relatif datar dengan kemiringan lereng 0-2 %, serta dengan ketinggian ± 72 meter di atas permukaan air laut. Pada sisi sebelah timur merupakan daratan pegunungan dengan jarak ± 2 Km dari Bandar Udara Notohadinegoro. 2. Tanah Kondisi tanah yang berada pada kawasan yaitu tanah perkebunan dan persawahan dengan kondisi tanah relatif rata dengan jenis tanah latosol dan regosol coklat kekuningan. Kondisi permukaan tanah hampir tidak pernah tergenang oleh air, tidak pernah terjadi erosi serta kedalaman efektif tanah yang menunjukkan tebal lapisan tanah dari permukaan sampai dengan lapisan dimana akar tidak dapat menembus dengan kedalaman tanah lebih dari 90 cm. 3. Iklim Berdasarkan data sekunder dari Bandar Udara Notohadinegoro kondisi suhu di kawasan Bandar Udara Notohadinegoro yaitu sebesar 32ºC, dengan kelembaban rata-rata sebesar 83 %. Musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Agustus dan musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Januari. Menurut data BMKG 2015 curah hujan rata-rata yakni berkisar antara 1.969 mm/tahun sampai 3.394 mm/tahun. 4. Drainase Kondisi drainase pada kawasan bandar udara cukup baik, hal ini dilihat dari tidak adanya genangan air pada lapangan terbang maupun akses menuju kawasan bandar udara. Saluran drainase dibagi menjadi 2 yaitu drainase internal dan eksternal yang keduanya dialirkan langsung menuju sungai Mayang yang memiliki luas daerah pengaliran 318 km. Sebagai tempat pembuangan akhir sungai Mayang mendapatkan tambahan debit yang ditampung. Hingga saat ini kondisi drainase pada kawasan bandar udara masih
17 tergolong baik, karena telah diperhitungkan dengan baik dan disesuaikan dengan kondisi curah hujan maksimum di wilayah tersebut. a. Drainase Internal Drainase ini meliputi untuk landasan pacu, taxiway, apron, dan bangunan terminal serta fasilitas pendukung lainnya. Drainase internal berkumpul dan akan dibuang kearah buangan akhir yaitu pada retentions basin dan buangan akhir sungai Mayang. Drainase internal yang digunakan yaitu dengan saluran tertutup menggunakan pipa beton dan inlet sebagai tangkapan air limpasan. b. Drainase Eksternal Daerah eksternal menampung air limpasan yang mengalir dari daerah disekitar lapangan terbang yang nantinya akan mempengaruhi atau memberi tambahan debit terhadap sistem drainase yang ada. Pemisahan ini dilakukan untuk mengurangi dimensi saluran yang dibutuhkan, untuk drainase ini menggunakan saluran terbuka dari batu kali yang juga digunakan sebagai pembatas wilayah didalam dengan daerah luar lapangan udara. 5. Vegetasi dan Satwa Kondisi vegetasi yang terdapat pada kawasan tidak terlalu banyak, berikut adalah vegetasi yang terdapat pada kawasan yaitu palem ekor tupai (Wodyetia bifurcata), lidah mertua (Sanseviera trifasciata “Laurentii”), iris kuning (Neomarica longifolia), bayam merah (Iresine herbistii), rumput gajah (Axonopus compressus), dan gandarusa putih (Justicia gandarusa variegata). Berikut adalah vegetasi yang dominan pada tapak dapat dilhat pada Gambar 11. Berdasarkan hasil survei lapang, kondisi satwa yang berada pada kawasan Bandar Udara yaitu hanya terdapat burung.
Gambar 11 Vegetasi yang dominan pada tapak 6. Tata Guna Lahan Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember 20152035, Kecamatan Ajung akan menjadi pusat kegiataan transportasi udara. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya infrastruktur Kabupaten Jember sehingga mendorong pemerintah untuk terus berbenah. Kembali beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro ini membuat pemerintah juga terus membenahi
18 fasilitas serta sarana prasarana yang ada. Berdasarkan rencana struktur ruang Kabupaten Jember 2015-2035 dapat dilihat bahwa pusat kegiatan kebandarudaraan atau kegiatan transportasi udara akan lebih dikembangkan di wilayah Kecamatan Ajung. Hal ini telah berjalan seimbang dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jember melalui dinas perhubungan dimana akan dikembangkannya Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Peta rencana struktur ruang dapat dilihat pada Gambar 12. Tutupan lahan (land cover) di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember yaitu berupa sungai, hutan rakyat, perkebunan, permukiman dan tempat kegiatan, sawah, sawah tadah hujan, dan tegalan atau ladang. Sedangkan penggunaan lahan (land use) di Kecamatan Ajung berupa perkebunan, persawahan, pemukiman, pusat pelayanan dan pendidikan, fasilitas kesehatan, area perdagangan dan fasilitas transportasi udara yaitu bandara. Secara umum penggunaan lahan pada Kecamatan Ajung didominasi oleh sawah dan perkebunan. Tutupan lahan yang saat ini sebagai kawasan Bandar Udara termasuk pada tutupan dengan klasifikasi perkebunan dan sawah. Lahan yang pada awalnya perkebunan dan sawah ini mengalami perubahan fungsi yaitu dengan dibukanya Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Perubahan fungsi ini dikarenakan lahan perkebunan yang sudah tidak berproduksi kembali, dimana kegiatan perkebunan sudah tidak berproduksi lagi atau non produksi. Perubahan fungsi ini tidak terlalu mempengaruhi hasil produksi secara global yang dikarenakan oleh sudah tidak berproduksinya perkebunan di lahan tersebut. Selain sudah tidak berproduksinya kembali perkebunan tersebut lahan pada kawasan ini termasuk kedalam tingkat kepadatan hunian penduduk yang relatif rendah, dimana letak kawasan permukiman cukup relatif jauh dari kawasan bandar udara ini. Adanya bandar udara ini menyebabkan kawasan ini akan menjadi kawasan terbangun dimana untuk menunjang adanya Bandar Udara Notohadinegoro. Peta penggunaan lahan di Kecamatan Ajung dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 12 Rencana struktur ruang Sumber: Bappeda Kabupaten Jember (2015)
19
Gambar 13 Peta Tutupan Lahan Kecamatan Ajung
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
20
21 7.
Kebisingan Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 48 Tahun (1996) Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat- alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Kep. MenNaker. No. 51 Tahun 1999). Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekulmolekul udara di sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam Medium udara menurut pola rambatan longitudinal. Rambatan gelombang di udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi. Emisi kebisingan dari segi kejadiannya dibagi menjadi dua yaitu bising seketika (impulse noise) dan bising menerus (continous noise). Bising seketika adalah bising dalam waktu yang singkat dengan intensitas yang besar. Sementara bising menerus adalah bising dalam waktu yang lebih lama dengan intensitas yang lebih rendah. Berikut adalah baku mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 48 Tahun (1996) dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Baku mutu kebisingan Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan a. Peruntukan Kawasan 1. Perumahan/Pemukiman 2. Perdagangan dan Jasa 3. Perkantoran dan Perdagangan 4. Ruang Terbuka Hijau 5. Industri 6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 7. Rekreasi 8. Khusus : - Bandar Udara* - Stasiun Kereta Api - Pelabuhan Laut - Cagar Budaya b. Lingkungan Kegiatan 1. Rumah Sakit atau sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya 3. Tempat Ibadah atau sejenisnya
Tingkat Kebisingan DB(A)
55 70 65 50 70 60 70
70 60 55 55 55
Keterangan (*) : Disesuaikan dengan Menteri Perhubungan
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang tingkat baku mutu kebisingan di wilayah bandar udara untuk perumahan dan permukiman yaitu didapat nilai baku mutu sebesar 55 dB. Adapun akibat dari kebisingan ini yaitu mengganggu proses aktifitas pekerja dan penduduk di sekitar bandar. Selain itu dapat juga mempengaruhi kesehatan pendengaran, baik yang sifatnya sementara ataupun permanen. Tingkat
22 kebisingan bandara ditentukan dengan indeks kebisingan WECPNL (Weighted Equivalent Continous Perceived Noise Level) atau nilai ekuivalen tingkat kebisingan disuatu area yang dapat diterima terus menerus dalam suatu rentang waktu dengan pembobotan tertentu. Kondisi Sosial Jumlah Pengguna/Penumpang Berdasarkan data dari Bandar Udara Notohadinegoro 2015 jumlah pengguna atau penumpang yang menggunakan jasa transportasi udara dari dua maskapai penerbangan yaitu Garuda Indonesia dan Susi Air cukup fluktuatif, terlihat jumlah penumpang yang berangkat lebih besar dibandingkan jumlah yang datang, namun selisih yang terjadi tidak terlalu besar. Berdasarkan data juga diperoleh bahwa pengguna jasa transportasi udara meningkat dibandingkan dari tahun sebelumnya. Meningkatnya jumlah pengguna atau penumpang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya seperti adanya event atau kegiatan di Kabupaten Jember, serta Kabupaten Jember juga banyak sekali didatangi investor. Berikut adalah grafik data penumpang atau pengguna sepanjang tahun 2015 (Gambar 14 dan 15).
Kedatangan 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
1643 1186
1333 1291
1633 1395
970
722
1500 1493
1626
976
Gambar 14 Grafik Data jumlah pengguna atau penumpang yang datang Sumber: Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember (2015)
Keberangkatan 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
1474 1110
1278
1491 1694
1654 1495 1403 1600
1488 974 730
Gambar 15 Grafik Data jumlah pengguna atau penumpang yang pergi Sumber: Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember (2015)
23 Kondisi Sosial Masyarakat Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember Tahun 2001, penduduk merupakan pemakai jasa utama dalam ketersediaannya lapangan terbang dilihat secara komersil. Karakteristik penduduk akan menunjukkan tingkat kebutuhan dan permintaan terhadap jasa transportasi umum khususnya transportasi udara tersebut. Penduduk yang menduduki sektor jasa dan perdagangan umumnya lebih membutuhkan jasa transportasi udara, namun tidak hanya itu dari sektor lain seperti pendidikan, pemerintahan, ibadah haji dan pariwisata juga membutuhkan jasa transportasi udara yang dinilai lebih efisien. Jumlah total penduduk Kabupaten Jember yaitu 2.591.844 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 1.311.068 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 1.288.290 jiwa. Kegiatan masyarakat tidak lepas dari kegiatan ekonomi, penunjang perekonomian di Kecamatan Ajung sebagian besar didapat dari pertanian. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perkebunan, ladang dan persawahan yang ada di Kecamatan Ajung. Berdasarkan data Dinas Kependudukan 2015 menyebutkan bahwa di Kecamatan Ajung kondisi mata pencaharian terbesar yaitu sebagai wiraswasta yaang mencapai 14.134 jiwa, sedangkan mata pencaharian petani atau berkebun sebesar 9.056 jiwa dari total jumlah penduduk Kecamatan Ajung 84.474 jiwa. Selain itu dilihat dari hasil survei bahwa sepanjang jalan utama menuju kasawan Bandar Udara Notohadinegoro sisi kanan dan kiri masih terdapat perkebunan tebu yang cukup luas. Setelah itu dan disusul oleh perdagangan, jasa, dan yang terakhir karyawan. Berikut adalah diagram mata pencaharian Kecamatan Ajung dapat dilihat pada Gambar 16.
Mata Pencaharian Petani/Berkebun Pengangguran Wiraswasta Pelajar Pegawai Rumah Tangga Buruh Tani Karyawan Swasta Pedagang
Gambar 16 Diagram mata pencaharian Kecamatan Ajung Sumber: Dinas Kependudukan Kabupaten Jember (2015)
Analisis Aspek Legal Status lahan yang saat ini dibangun lapangan terbang ini adalah milik PTPN XII yang luasnya 120 Ha yang telah mendapatkan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Pemerintah Kabupaten Jember dengan PTPN XII tentang PEMANFAATAN LAHAN MILIK PTPN XII No. 590/047/436010/2003 dan No PKS/42/07/2003 pasal 1, dengan panjang 2.000 meter dan lebar 600 meter yang merupakan lahan perkebunan non produktif dengan
24 tingkat kepadatan hunian penduduk yang relatif rendah. Selain itu berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah tahun 2015-2035, Kecamatan Ajung tepatnya Desa Wirowongso merupakan kawasan yang akan dikembangkan menjadi Bandar Udara Notohadinegoro yang lebih baik lagi. Pengembangan yang dilakukan yaitu dengan memusatkan seluruh kegiatan mengenai transportasi udara dikecamatan Ajung Kabupaten Jember. Aspek Fisik 1. Lokasi, Luas dan Batas Tapak Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro termasuk pada Desa Wirowongso Kecamatan Ajung, kawasan ini termasuk strategis dari pusat kota dengan jarak tempuh ± 7 kilometer. Kawasan ini mayoritas banyak ditumbuhi oleh lahan pertanian, perkebunan, serta ladang. Kawasan ini juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang relatif rendah, dengan masih terlihatnya banyak lahan perkebunan dan persawahan. Total luasan dari bandar udara ini yaitu 120 Ha, dengan batas tapak sebelah utara yaitu Dusun Penanggunan, sebelah timur yaitu Dusun Lengkong, sebelah selatan Dusun Jenggawah, dan sebelah barat Dusun Klompangan. Bandar Udara Notohadinegoro termasuk kedalam lahan milik PTPN XII namun telah mendapatkan Nota Kesepahaman oleh pemerintah. Selain itu masih luasnya kawasan membuat potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi bandar udara yang lebih baik lagi dengan memaksimalkan lahan yang ada. Untuk memaksimalkan lahan yang ada, perlu diadakan suatu perencanaan kawasan kembali sebagai bentuk pengembangan yang lebih baik lagi. 2. Aksesibilitas Kemudahan untuk mencapai kawasan bandar udara harus dapat mendukung keberadaan bandar udara yang telah ada. Kemudahan tersebut dapat berupa kelancaran lalu lintas dan/dari menuju bandar udara serta dapat pula berupa tersedianya berbagai alternatif angkutan darat yang dapat digunakan untuk mencapai kawasan, baik itu pengembangan jalur angkutan umum yang sudah ada ataupun membuka jalur baru untuk lebih mendukung keberadaan Bandar Udara Notohadinegoro. Kawasan yang dapat ditempuh dengan akses yang cukup mudah ini, masih memiliki beberapa hal yang harus diperbaiki. Seperti kondisi jalan utama menuju bandar udara yang kurang memenuhi standart jalan. Ukuran jalan saat ini yaitu 3,5 meter dengan klasifikasi tergolong jalan lingkungan, ukuran tersebut belum memenuhi standar dalam akses menuju suatu fasilitas seperti bandar udara. Selain ukuran jalan yang kurang lebar, terdapat beberapa aspal yang berlubang. Pelebaran jalan ini didasarkan pada standar jalan ideal menurut Peraturan PU Republik Indonesia yaitu dengan membuat pengembangan jalan menjadi dua lajur dan memiliki median jalan. Jalan ini akan berupa jalan kolektor yang dapat menghubungkan langsung dengan Kecamatan Jenggawah serta Kecamatan Mumbulsari. Alat transportasi umum juga belum sepenuhnya melewati jalur bandar udara ini, hanya terdapat taxi yang dapat mengantar dan menjemput pengunjung menuju maupun keluar dari kawasan bandar udara. Peta jaringan jalan dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Peta Jaringan Jalan
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
25
26 3. Tersedianya Lahan untuk Pengembangan Pengupayaan pengembangan kawasan bandar udara diperlukan ketersediaan lahan yang memadai. Pemilihan lokasi yang masih memungkinkan adanya pembebasan lahan untuk perluasan lapangan terbang akan menjadi salah satu faktor penting dalam rencana pengembangan kawasan. Kondisi sekeliling kawasan merupakan daerah perkebunan dan persawahan serta memiliki tingkat hunian yang relatif rendah sehingga pengembangan dan perluasan masih dapat dilakukan. Pada bagian kanan dan kiri dari pintu masuk terdapat lahan yang cukup luas yang kondisinya bagus sehingga sangat berpotensi untuk diadakan suatu pengembangan serta penambahan sarana prasarana. Tidak hanya dan kiri, bagian dalam kawasan bandar udara pada saat ini juga masih memiliki banyak lahan yang kosong sehingga masih sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi lebih baik. Berikut adalah ketersediaan lahan untuk pengembangan dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18 Lahan kosong yang dapat dikembangkan 4. Halangan Sekeliling Kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember ini sudah memenuhi persyarakat mengenai kriteria bebas halangan. Persyaratan bebas halangan bagi bandar udara dan daerah sekitarnya dinyatakan oleh ICAO Annex 14 part IV yang mempersyaratkan ruangan imajiner lapangan terbang dengan luas tertentu untuk kepentingan operasional pesawat dan navigasi udara. Persyaratan tersebut membatasi ketinggian bangunan atau halangan tumbuh pada ketinggian tertentu pada radius tertentu dari kawasan bandar udara. Kawasan Bandar Udara ini berada cukup jauh dari pemukiman padat penduduk. Bandar Udara Notohadinegoro berdiri pada kemiringan yang relatif data berkisar antara 0-2 % sedangkan lahan sekitar berupa pemukiman dengan tingkat kepadatan penduduk relatif sedang. Kondisi perumahan yang berada pada sekitar Bandar Udara Notohadinegoro sebagian besar berupa permukiman tanpa tingkat sehingga halangan terhadap bangunan tidak menjadi hal utama. Halangan terhadap posisi landasan pacu berada di sisi timur lokasi lapangan terbang berupa daerah dataran tinggi dengan ketinggian ± 273 meter dari permukaan laut dengan jarak yang tidak terlalu jauh berkisar antara ± 7,5 kilometer. Hal ini sudah menjadi pertimbangan khusus pada saat perencanaan awal Bandar Udara Notohadinegoro. Dengan demikian aspek halangan
27 sekeliling mendapatkan hasil yang sesuai dengan klasifikasi yang ada yaitu kawasan Bandar Udara masih tergolong cukup jauh dari kawasan permukiman. Proses pengembangan kawasan bisa dilaksanakan dengan baik dengan tetap memperhatikan aspek tersebut. Aspek Biofisik 1. Topografi Kondisi topografi yang relatif datar dan tidak berada dalam kemiringan yang curam membuat kawasan ini memiliki potensi untuk dikembangkan kembali. Topografi yang relatif datar ini sangat cocok untuk dikembangkannya Bandar Udara. Topografi yang baik seperti kondisi saat ini membuat lebih mudah dalam proses pengembangan. 2. Iklim Iklim makro dampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh adanya bandar udara ini, iklim mikro yang dianalisis adalah intensitas cahaya, suhu udara, kelembaban, penguapan, dan kecepatan angin. Intensitas cahaya yang diterima oleh tanah akan relatif lebih besar dibandingkan sebelumnya, karena pada kawasan lapangan terbang akan terjadi pembukaan pada sebagian besar kawasan untuk kepentingan lapangan terbang beserta fasilitas pendukung lainnya. Suhu udara dan kelembaban terpengaruh oleh terjadinya bukaan vegetasi yang telah dilakukan, serta minimnya penanaman vegetasi yang ditanam. Kondisi iklim sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna kawasan. Secara kuantitatif, tingkat kenyamanan dapat dihitung dengan perhitungan Thermal Humidity Index (THI) dengan rumus THI = 0,8T + (RH.T/500).T. Rumus perhitungannya ialah THI = 0,8T + (RH.T/500). T menunjukkan temperatur (oC) dan RH adalah kelembaban nisbi udara (%). Tapak dikategorikan nyaman apabila nilai THI < 27. Berdasarkan data iklim kawasan dengan asumsi mengikuti data iklim Kabupaten Jember, didapatkan hasil sebagai berikut. THI = 0,8. 32 +
83.32 500
= 30.91
Berdasarkan perhitungan diatas, secara umum menunjukkan kawasan berada pada kondisi yang tidak nyaman. Kenyamanan kawasan dapat ditingkatkan dengan penataan ruang kawasan sehingga sirkulasi udara dan penyinaran kawasan. Selain itu, penataan vegetasi perlu dilakukan untuk mengatur penyinaran matahari dan penyerap polutan agar dapat menciptakan kenyaman lingkungan yang lebih baik. 3. Kebisingan Karyawan Bandar Udara dan penduduk sekitar bandara sangat rentan terhadap kerusakan pendengaran dalam bentuk pergeseran, ambang dengar temporer atau permanen. Berdasarkan data Menteri Perhubungan diketahui bahwa kebisingan yang dihasilkan pesawat yaitu sebesar 80-100 dB (di dalam kokpit), bahkan ada juga yang mencapai 100-110 dB untuk pesawat jenis Jet flyby pada jarak 300 m. Sementara baku mutu yang disyaratkan oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 51 tahun 1999 yaitu sebesar 85 dB. Selain itu kawasan Bandar Udara Notohadinegoro saat ini belum memiliki barier bagi kawasan itu sendiri. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk pengendalian bising di lingkungan Bandar Udara yang mencakup pengendalian untuk
28 lingkungan sekitar Bandar Udara. Dengan demikian maka perlu direncanakan suatu barrier kawasan dimana untuk meredam kebisingan yang ditimbulkan oleh pesawat atau kegiatan kebandarudaraan lainnya. Barrier yang akan dibuat tersebut dapat berupa vegetasi dengan klasifikasi tertentu. Penggunaan vegetasi untuk barier juga dapat memberikan efek visual yang lebih baik. Menurut Booth (1983), vegetasi dapat berfungsi sebagai screening atau barrier, yaitu vegetasi dapat menyembunyikan objek yang tidak menarik atau suasana yang ada di lingkungan. Vegetasi sebagai pembatas secara vertikal dapat mengontrol tampilan sehingga poin yang diinginkan dalam lanskap dapat diamati dan poin yang jelek diblokir. Selain itu, vegetasi juga digunakan untuk privacy control. Privacy control adalah cara untuk mengelilingi area dengan tanaman yang tinggi dan berdaun rapat sehingga penglihatan dari dalam ke luar maupun sebaliknya dapat dicegah. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengisolasi ruang dari lingkungan yang ada di luarnya. Vegetasi sebagai screening dan privacy control dapat pada Gambar 19. (a)
(b)
Gambar 19 Fungsi Vegetasi sebagai (a) Screening dan (b) Privacy Control Sumber : Booth 1983 4. Vegetasi Kondisi vegetasi pada Bandar Udara Notohadinegoro tergolong sedikit. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, kondisi vegetasi yang terdapat pada kawasan bandar udara terutama pada land side (sisi darat) hanya terdapat ± 7 vegetasi mulai dari pohon hingga ground cover. Hal ini membuat kondisi bandar udara semakin panas. Vegetasi penaung yang memiliki tajuk lebar dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengurangi intensitas matahari yang dapat digunakan pada kawasan land side. Selain itu vegetasi pengarah juga dapat digunakan di sepanjang jalan utama menuju Bandar Udara Notohadinegoro. Pada air side (sisi udara) juga perlu ditambahkan vegetasi pada bagian pagar bandar udara, hal ini diperlukan agar dapat megurangi tekanan suara yang ditimbulkan oleh pesawat udara serta dapat dijadikan barrier sehingga dapat menambah nilai visual bagi Bandar Udara Notohadinegoro. Bandar Udara Notohadinegoro berada pada kawasan yang memiliki cuaca cukup panas serta kurangnya vegetasi, untuk mengurangi intensitas matahari maka perlu diadakan penghijauan yang cukup dikawasan bandara sehingga dapat mengurangi cuaca yang panas. Vegetasi yang digunakan juga harus mampu berfungsi sebagai peneduh, peredam bising serta penyerap polutan. Selain vegetasi peneduh diperlukan juga vegetasi pengarah dimana vegetasi ini berfungsi untuk mengarahkan pengunjung maupun pengguna.
29 Vegetasi pengarah ini dapat juga dijadikan sebagai jalur hijau pada kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Menurut Booth (1983), untuk dapat memaksimalkan proses halangan matahari maka dapat digunakan pohon-pohon sedang untuk memberi keteduhan. Hal ini digunakan untuk ruang luar ketika suhu menjadi tidak nyaman pada daerah yang terkena sinar matahari langsung. Agar shading lebih efektif, pohon-pohon sedang dapat ditempatkan pada daerah yang terkena sinar matahari paling banyak yaitu di sisi barat, karena pada saat siang hingga sore hari intensitas matahari lebih tinggi. Fungsi vegetasi sebagai penahan sinar matahari langsung dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Fungsi vegetasi sebagai penahan sinar matahari Sumber : Booth 1983
Menurut Brooks (1988), vegetasi berkanopi memiliki fungsi untuk memodifikasi kondisi iklik mikro sebuah kawasan yakni melalui penyerapan radiasi matahari secara maksimal. Vegetasi dengan kanopi padat atau rapat berfungsi sebagai penghalang radiasi matahari yang terjadi, sedangkan vegetasi dengan kanopi terbuka berfungsi sebagai penyaring radiasi matahari. Selain itu, rumput dan penutup tanah juga berfungsi untuk mengurangi radiasi matahari pada permukaan tanah. Berikut adalah ilustrasi penyerapan radiasi matahari dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21 Ilustrasi penyerapan radiasi matahari oleh vegetasi Sumber: Brooks (1988) diacu dalam Dinata (2009)
30 Seperti yang terlihat pada gambar, penyerapan radiasi matahari tinggi terjadi pada penggunaan vegetasi dengan karakteristik kerapatan daun tinggi dengan bentuk tajuk bulat dan percabangan pendek. Sebaliknya, vegetasi dengan karakteristik kerapatan daun jarang akan lebih banyak meloloskan radiasi matahari. Dalam upaya meredam kebisingan yang ditimbulkan oleh pesawat diperlukan juga vegetasi barrier untuk menjadi penahan sekaligus barrier bagi kawasan Bandar Udara Notohadinegoro. Vegetasi yang digunakan untuk meredam kebisingan yaitu vegetasi dengan klasifikasi tertentu, secara umum klasifikasi tersebut adalah vegetasi dengan kanopi tebal, berjaun jarum atau berduri tebal, serta pohon tinggi. Berdasarkan Grey dan Deneke 1986 tanaman dapat mereduksi bising dengan dua mekanisme yaitu dengan menyerap gelombang suara dan memantulkan gelombang suara. Hampir semua bagian pada tanaman dapat secara efektif mereduksi bising yang terjadi. Bagian tanaman seperti daun, batang, cabang dan ranting mampu mereduksi bising yang terjadi. Berikut adalah ilustrasi vegtasi dapat memantulkan maupun menyerap bising dapat dilihat pada Gambar 22. Berikut adalah contoh beberapa vegetasi yang dapat digunakan sebagai barrier sekaligus peredam kebisingan yang diakibatkan oleh bandara dapat dilihat pada Tabel 4.
Gambar 22 Ilustrasi vegetasi dapat menyerap maupun memantulkan bising Sumber: Grey dan Deneke 1986
31 Tabel 4 Contoh vegetasi yang dapat digunakan Gambar Nama Latin Pinus merkusii Jungh
Spesifikasi -
Cassuarina junghuhniana
-
Casuarina sumatrana
-
Berdaun jarum Tanaman pengarah jalan Dapat meredam kebisingan
Berdaun jarum Tanaman pengarah jalan Tanaman penaung Dapat meredam kebisingan Berdaun jarum Tanaman penaung Dapat meredam kebisingan
Aspek Sosial dan Budaya 1. Pengguna atau Pengunjung Berdasarkan hasil survei dan wawancara pengguna dan pengunjung Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember, didapatkan hasil yaitu banyak pengguna maupun pengunjung berpendapat bahwa kondisi bandar udara sudah cukup baik namun memang masih perlu adanya perbaikan dan pengembangan kawasan. Pengembangan yang diinginkan oleh pengguna maupun pengunjung lebih kepada fasilitas yang ada. Para pengguna atau pengunjung juga memberi penilaian terhadap aksesibilitas menuju bandar udara masih sangat kurang, hal itu disebabkan dari kurang baiknya jalan menuju Bandar Udara yang masih belum memenuhi standar jalan yang baik serta ditambah kurang baiknya signage atau papan pengarah dan lampu jalan yang kurang berfungsi. Selain itu pengguna atau pengunjung juga menginginkan beberapa fasilitas tambahan seperti food court, pusat oleh-oleh, toilet dan musholla yang lebih diperlebar, terminal taxi atau argo, dan ruang terbuka hijau atau taman yang indah. Dengan demikian masih banyak sarana prasarana yang perlu ditambahkan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna atau pengunjung Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. 2. Budaya Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang memiliki kebudayaan yang beragam. Kabupaten
32 Jember berada pada kawasan Tapal Kuda, area ini juga mencakup beberapa Kabupaten dan Kota diantaranya Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Bondowoso serta Kabupaten Situbondo. Kawasan Tapal Kuda ini memiliki keberagaman kultur dan suku. Keberagaman kultur dan suku inilah yang dinamakan sebagai Masyarakat Pandhalungan. Masyarakat Pandhalungan adalah masyarakat hibrida yaitu dimana masyarakat berbudaya baru. Hal ini dikarenakan oleh percampuran dua budaya yang dominan yaitu budaya Jawa dan Madura. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengunjung serta masyarakat sekitar Bandar Udara Notohadinegoro mayoritas masyarakat sekitar yaitu terdapat asimilasi budaya yaitu jawa dan madura. Terjadinya asimilasi budaya ini dipengaruhi oleh faktor perdagangan yang menyebabkan banyak masyarakat madura bermigrasi ke jawa. Tidak terdapat budaya tertentu yang menonjol namun, masyarakat sangat memegang teguh adab saling menghargai dan menghormati antar budaya sehingga tidak terjadi kesenjangan antar masyarakat pada kawasan sekitar Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Berikut adalah kawasan Tapal Kuda Gambar 23.
Gambar 23 Peta kawasan tapal Kuda Kabupaten Jember juga memiliki beberapa jenis kegiatan kebudayaan yang masih sering digelar, salah satunya yaitu Jember Fashion Carnaval. Kegiatan Jember Fashion Carnaval ini telah rutin digelar setiap tahunnya. Saat ini kegiatan Jember Fashion Carnaval telah menjadi event yang cukup mendapat perhatian khusus oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Pada tahun ini 2016 Jember Fashion Carnaval meraih peringkat 3 best carnaval seluruh dunia pada event Carnaval Internasional de Victoria Seychelles. Kegiatan atau event ini cukup banyak mengundang wisatawan baik asing maupun lokal datang ke Kabupaten Jember. Kegiatan ini saat ini juga sudah menjadi budaya yang melekat dengan Kabupaten Jember dan telah menjadi event nasional bahkan internasional. Dengan adanya kegiatan kebudayaan inilah juga berimbas pada sektor transportasi yang ada di Kabupaten Jember. Pemerintah Kabupaten Jember tidak ambil diam dalam menyikapi kegiatan kebuyaan ini, hal tersebut dapat dilihat dengan telah beroperasinya kembali Bandar Udara
33 Notohadinegoro. Para wisatawan baik asing maupun domestik diberi kemudahan akses menuju Kabupaten Jember yaitu dengan menggunakan transportasi udara yang telah memberikan solusi yang baik dan efisien. Selain itu dengan adaya kegiatan kebudayaan yang digelar hampir disetiap tahunnya ini mampu membuat jumlah pengguna angkutan transportasi udara meningkat di setiap tahunnya. Berikut adalah beberapa kostum yang digunakan pada event Carnaval Internasional de Victoria Seychelles Gambar 24 dan tabel Hasil analisis potensi dan kendala beserta solusinya pada Tabel 5.
Gambar 24 JFC pada event Carnaval Internasional de Victoria Seychelles Sumber: kanalsatu.com
Tabel 5 Hasil analisis potensi dan kendala beserta solusinya No
Komponen
A 1
Aspek Legal Tata Guna lahan
2
Kepemilikan Lahan
3
Kebijakan Pemerintah
Analisis
Solusi
Potensi
Kendala
Sebagian besar tata guna lahan di daerah ini merupakan lahan perkebunan. Berdasarkan RTRW 2016 kawasan ini kan beralih fungsi menjadi bandar udara
Kurang produktifnya lahan perkebunan tersebut, yang mengakibatkan perubahan fungsi
Status penggunaan lahan yaitu dengan telah mendapatkan nota kesepahaman antara pemilik tanah yaitu PTPN XII dengan Pemerintah Kab. Jember tentang Pemanfaatan Lahan Milik PTPN XII No. 590/047/436010/2003 dan No PKS/42/07/2003 pasal 1, dengan panjang 2.000 meter dan lebar 600 meter Berdasarkan RTRW 2016 Kab. Jember kawasan ini akan beralih fungsi menjadi bandar udara
Merubah fungsi lahan yang tidak produktif menjadi kawasan bandar udara notohadinegoro
Meresmikan penggunaan lahan saat ini mejadi tanah resmi milik Pemerintah Kab. Jember
Pengembangan bandar udara yang telah ad saat ini menjadi lebih baik
34 Tabel 5 Lanjutan No
Komponen
B 1
Aspek Fisik Aksesibilitas
2
Tersedianya Lahan Pengembangan
3
Halangan Sekeliling
C 1
Aspek Biofisik Topografi
2
Iklim
Analisis Potensi
Solusi Kendala
Kawasan bandar udara ini - Fasilitas - Penyediaan pos dilewati oleh jalan keamanan dan keamanan serta kolektor yang penerangan penyediaan lampu di menghubungkan lampu jalan sepanjang jalan menuju beberapa kecamatan dan masih sangat bandar udara jalan yang kurang - Menyediakan dan menghubungkan akses ke - Kurangnya menambah moda kota jember moda transportasi khusus angkutan menuju bandar udara transportasi - Melakukan umum yang pengembangan jalan khusus yaitu dengan membuat menuju bandar jalan menjadi dua lajur udara sesuai dengan standar - Kondisi jalan jalan yang masih belum memenuhi standar jalan dengan kondisi lebar jalan yang minim Kawasan Bandar Udara Pengembangan kawasan ini masi memiliki lahan dengan menambah ruang cukup untuk baru yang dapat dikembangkan digunakan untuk kegiatan kebandar udaraan Kawasan ini sudah Pengembangan Bandar memenuhi standar Udara masih sangat bisa perencanaan lapangan untuk dilakukan di terbang yang harus bebas kawasan ini dari halangan sekeliling. Kawasan ini juga cukup jauh dari kawasan permukiman warga Kondisi topografi dikawasan ini relatif datar dengan keiringan yang tidak curam Kondisi iklim yang cukup panas ini dapat mengganggu kenyamanan pengguna, telah diperoleh THI pada kawasan Bandar Udara
Pengembangan serta pembangunan masih sangat bisa dilakukan di kawasan ini Melakukan penanaman pohon dnegan beberapa fungsi seperti ameliorasi iklim, rekaysa lingkungan, aritektural, serta estetika.
35 Tabel 5 lanjutan No
Komponen
3
Kebisingan
4
Vegetasi
Analisis Potensi
Terdapat lahan yang cukup untuk melakukan penanaman vegetasi
D Aspek Sosial dan Budaya 1 Pengguna/Pengunjung
2
Budaya
Solusi Kendala yaitu sebesar 30,91. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kondisi kawasan tersebut sangat tidak nyaman. Belum adanya suatu upaya untuk melakukan atau meredam kebisingan dikawasan Bandar Udara
Belum adanya penenaman vegetasi yang maksimal dikawasan Bandar Udara ini Berdasarkan hasil survei dan wawancara masih banyak pengguna maupun pengunjung Bandar Udara yang merasa kurang nyaman saat dibandara
Kebudayaan yang dimiliki oleh Kab. Jember sangat besar, dimana terdapat suatu budaya yaitu masyarakat pandhalungan
Melakukan analisis untuk meredam kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan kebandarudaraan dengan membuat suatu barrier dengan tanaman penyerap kebisingan serta pembuatan jalur hijau disepanjang jalur utama menuju kawasan Melakukan penanaman secara intensif dan maksimal dengan memanffaatkan lahan yang ada
Mengaplikasiakan beberapa masukan dan permintaan dari pengguna maupun pengunjung
Membuat suatu perencanaan lanskap pengembangan Bandar Udara yang dipadukan dengan budya masyarakat pandhalungan tersebut
Berdasarkan hasil analisis dengan seluruh aspek didapatkan rencana blok kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember dengan dibagi menjadi empat zona yaitu ruang terbuka hijau, sisi udara, ruang pelayanan, dan ruang penerimaan. Berikut adalah gambar rencana blok kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Gambar 25.
Gambar 25 Rencana Blok Lanskap Pengembangan Bandar Udara Notohadinegoro
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
36
37 Sintesis Setelah melakukan analisis dari beberapa aspek, kawasan Bandar Udara Notohadinegoro memerlukan upaya pengembangan kawasan melalui penambahan beberapa ruang dan fasilitas. Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki kawasan Bandar Udara Notohadinegoro agar lebih tertata dan memiliki fasilitas yang memadai. Di samping itu, pertimbangan akan kondisi sekeliling Bandar Udara juga diperhatikan. Pertimbangan selanjutnya yaitu mengenai kelestarian lingkungan juga menjadi perhatian khusus hal ini untuk meminimalisir dampak negatif yang akan timbul dengan adanya Bandar Udara Notohadinegoro ini. Terdapat beberapa hal yang dihasilkan berdasarkan analisis dalam upaya pengembangan Bandar Udara Notohadinegoro ini diantaranya yaitu, dengan penambahan landasan pacu, penambahan ruang untuk fasilitas, pelebaran jalur utama menuju kawasan, penambahan vegetasi untuk ameliorasi iklim, penambahan vegetasi untuk rekayasa lingkungan, serta penambahan vegetasi untuk arsitektural dan estetika. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, perencanaan lanskap pengembangan kawasan Bandar Udara Notohadinegoro ini dibagi menjadi dua ruang utama yaitu sisi udara (Air side) dan sisi darat (Land side). Sisi udara (Air side) meliputi seluruh kegiatan kebandarudaraan yang memiliki beberapa fasilitas. Sisi darat (Land side) yang terbagi menjadi tiga sub-ruang diantaranya ruang penerimaan, ruang pelayanan, dan ruang terbuka hijau. Konsep Perencanaan Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan sebagai dasar perencanaan lanskap kawasan Bandar Udara Notohadinegoro yaitu menjadikan Bandar Udara Notohadinegoro menjadi suatu bandara yang nyaman dan aman dengan mengangkat budaya masyarakat pandhalungan. Budaya ini akan dijadikan sebagai dasar untuk pembagian ruang kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Pandhalungan ini memiliki dua kebudayaan yang menonjol yaitu Jawa dan Madura. Dua kebudayaan ini akan diumpamakan sebagai dua area Bandar Udara yaitu sisi darat dan sisi udara. Konsep dasar ini diharapkan mampu dijadikan sebagai ciri khas Kabupaten Jember dengan mengutamakan aspek fungsional, kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi pengguna maupun pengunjung Bandar Udara Notohadinegoro. Pengembangan Konsep 1. Konsep Ruang Konsep ruang kawasan perencanaan bertujuan untuk membagi kawasan berdasarkan hasil sintesis dan fungsi yang akan dikembangkan. Konsep ruang mengikuti dari konsep dasar yaitu dibagi menjadi dua ruang. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tahun 2015 udara secara umum pembagian ruang ini didasari oleh sistem yang ada yaitu dibagi menjadi dua ruang besar: a. Sisi Udara (Air Side) Pada sisi udara meliputi taxiway, holding pad, exit taxiway, runway, terminal angkasa, dan jalur penerbangan di angkasa. Selain itu juga akan diberikan suatu barrier di sepanjang pagar yang mengelilingi kawasan Bandar Udara Notohadinegoro.
38
b. Sisi Darat (Land Side) Berdasarkan hasil sintesis dan ketentuan yang harus ada di area sisi darat yaitu akan dibagi kedalam tiga ruang yaitu: Ruang Penerimaan Ruang penerimaan adalah area untuk menyambut kedatangan maupun keberangkatan pengguna atau pengunjung. Pemilihan posisi ruang didasarkan pada akses jalan utama dari Bandar Udara Notohadinegoro tersebut. Ruang Pelayanan Ruang pelayanan berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada pengguna atau pengunjung yang datang berkunjung. Ruang ini akan menyajikan berbagai fasilitas yang dibutuhkan sehingga akan memberikan kenyamanan bagi pengguna atau pengunjung itu sendiri. Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau berfungsi untuk memberikan kesan asri dan hijau untuk Bandar Udara Notohadinegoro, selain itu ruang terbuka hijau ini juga akan memberikan efek visual yang lebih baik dan indah. Berikut adalah diagram konsep ruang yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26 Diagram Konsep Ruang
39 2. Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi yang dikembangkan yaitu bertujuan untuk memberikan kenyamanan terhadap pengguna atau pengunjung pada kawasan. Secara umum, sirkulasi pada kawasan mengikuti sirkulasi yang sudah ada saat ini, namun saja terdapat penambahan lebar jalan yaitu menjadi dua lajur dengan terdapat median jalan. Dengan demikian pengguna atau pengunjung dapat mengakses kawasan dengan mudah dan nyaman. Pengembangan sirkulasi dibagi menjadi tiga jenis yaitu sirkulasi primer, sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier. a. Sirkulasi Primer Sirkulasi ini yaitu untuk mengakomodasi pesawat terbang. Dimana untuk pesawat terbang lepas landas serta mendarat. Sirkulasi ini mengembangkan dengan sirkulasi yang sudah ada saat ini. b. Sirkulasi Sekunder Sirkulasi ini yaitu untuk mengakomodasi beberapa kendaraan diantaranya yaitu bus, mobil, taxi, angkutan umum, dan motor. Sirkulasi ini mengembangkan dengan sirkulasi yanng sudah ada. Jalur ini akan mengalami penambahan lebar dan dengan dua lajur. c. Sirkulasi Tersier Sirkulasi ini yaitu untuk mengakomodasi pejalan kaki. Dimana agar pejalan kaki lebih aman dan nyaman. Sirkulasi ini juga akan menghubungkan antar ruang dalam kawasan Bandar Udara Notohadinegoro. Berikut adalah diagram konsep sirkulasi yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27 Diagran Konsep Sirkulasi
40 3. Konsep Aktivitas dan Fasilitas Aktivitas yang dikembangkan dalam perencanaan ini mengacu kepada kegiatan yang dilakukan para pengguna Bandar Udara secara umum dengan memperhatikan aspek-aspek tertentu. Selain itu aktivitas yang dikembangkan juga mengacu kepada preferensi dan kebutuhan pengguna maupun pengunjung Bandar Udara. Dalam konsep aktifitas juga disesuaikan dengan rencana ruang yang terbagi menjadi dua yaitu land side dan air side dimana dalam setiap ruang memiliki jenis aktifitas tertentu. Aktifitas yang akan dikembangkan ini didominasi dengan aktifitas terhadap pelayanan bagi pengguna maupun pengunjung. Fasilitas yang dikembangkan dalam perencanaan ini juga akan mengacu pada fasilitas yang digunakan secara umum bagi pengguna maupun pengunjung. Selain itu aktivitas yang dikembangkan juga mengacu kepada preferensi dan kebutuhan pengguna maupun pengunjung Bandar Udara, dimana lebih kepada pengembangan dan penambahan fasilitas yang kurang pada kawasan. Fasilitas yang dikembangkan yaitu untuk melengkapi fasilitas publik seperti toilet umum, mushola, area parkir dan lain-lain. Pengembangan fasilitas ini juga mengacu pada pembagian dua rencana ruang yaitu land side dan air side. Penggunaan fasilitas-fasilitas ini diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengguna maupun pengunjung Bandar Udara Notohadinegoro. 4. Konsep Vegetasi Pengembangan vegetasi akan dilakukan secara maksimal. Berdasarkan fungsinya, tanaman dalam lanskap terbagi menjadi beberapa yaitu fungsi arsitektural, fungsi rekayasa lingkungan, fungsi ameriolasi iklim, dan fungsi estetika (Carpenter 1975). Dalam konsep ini akan mengambil keempat fungsi tanaman tersebut yaitu ameliorasi iklim, rekayasa lingkungan, arsitektural dan estetika. Hal ini dikarenakan kondisi Bandar Udara Notohadinegoro sangat minim akan vegetasi. Kondisi cuaca yang cukup panas juga mendorong untuk dikembangkannya ruang terbuka hijau. Pengembangan ruang terbuka hijau dimulai dari pembuatan jalur hijau pada akses utama menuju kawasan bandar udara. Selanjutnya pada bagian land side juga akan banyak mengalami penambahan vegetasi, contohnya pada bagian area parkir, display area, pedestrian serta pada titik yang lainnya. Sedangkan pada air site akan ditambahkan vegetasi barrier untuk memberikan kesan visual yang indah dan untuk mengurangi dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh pesawat terbang. Penambahan vegetasi ini juga untuk meminimalisir atau mengurangi dampak dari cuaca yang cukup panas. Sehingga kawasan Bandar Udara Notohadinegoro lebih terlihat asri dan indah. Vegetasi yang akan digunakan pada kawasan Bandar Udara yaitu dengan klasifikasi tertentu, seperti vegetasi penaung, pengarah jalan, penyerap polutan, penyerap radiasi matahari, serta penyerap kebisingan. Perencanaan Lanskap Rencana lanskap merupakan tahapan pengembangan dari konsep yang telah ditentukan sebelumnya. Konsep yang akan diangkat yaitu menjadikan Bandar Udara Notohadinegoro sebagai suatu kawasan bandar udara yang baik dengan menampilkan ciri khas atau identitas dari kabupaten Jember yaitu budaya
41 masyarakat pandhalungan dengan mengutamakan aspek fugsional, kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi pengguna maupun pengunjung Bandar Udara Notohadinegoro. Rencana Ruang, Aktifitas dan Fasilitas Rencana ruang merupakan pengembangan dari konsep ruang. Konsep ruang yang dibuat terdiri ruang penerimaan, ruang pelayanan, dan ruang terbuka hijau. Rencana ruang ini menentukan jenis aktivitas dan fasilitas yang harus tersedia ditapak guna mendukung segala jenis aktivitas yang dilakukan pada ruang tersebut. Untuk memaksimalkan fasilitas bagi Bandar Udara Notohadinegoro maka akan dibuat beberapa ruang dengan aktivitas dan fasilitas untuk memberi kesan nyaman kepada pengguna atau pengunjung. Berikut adalah rencana ruang, fasilitas berikut dengan aktivitas yang akan digunakan Tabel 6 dan Gambar 28. Tabel 6 Rencana ruang, fasilitas dan aktivitas Ruang Penerimaan
Pelayanan
RTH
Fasilitas Gerbang utama Informasi Center Area parkir Pos keamanan Gedung utama bandara
Gudang Genset room Terminal taxi Information center Food court Pusat oleh-oleh Musholla Toilet Jalur pedestrian Jalur hijau Display area
Aktivitas Masuk area bandara Ticketing Parkir kendaraan Menunggu keberangkatan, kedatangan penumpang, tiketing Penyimpanan barang Pemesanan taxi Tempat Mengakses Informasi Istirahat Membeli oleh-oleh Beribadah MCK Berjalan kaki Berkendara menuju kawasan Melihat-lihat Fotografi
Rencana Sirkulasi Aksesibilitas menuju kawasan Bandar Udara Notohadinegoro dapat ditempuh melalui Jalan Letjend Suprapto kemudian Jalan Basuki Rahmat dan Jalan RS Prawirodirjo atau dapat juga diakses melalui Jalan Pakusari kemudian jalan Yos Sudarso dan Jalan Water Monginsidi. Jalur tersebut dapat diakses dengan beberapa bentuk alat transportasi seperti mobil, sepeda motor, dan angkutan umum dengan intensitas kepadatan lalu lintas yang relatif sedang hingga rendah. Rencana sirkulasi yang dibuat mengacu pada kondisi eksisting pada kawasan namun akan ada pelebaran jalan dengan dua lajur. Jalur jalan ini akan berubah menjadi jalan kolektor yang dapat menghubungkan Kecamatan Jenggawah serta Kecamatan Mumbulsari. Selain itu akan ada penambahan sirkulasi pada ruang land side agar pengguna maupun pengunjung merasa nyaman. Sirkulasi dibagi menjadi tiga yaitu sirkulasi primer, sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier.
42 a. Sirkulasi Primer Sirkulasi primer eksisting merupakan jalur untuk pesawat terbang. Jalur ini terbuat dari aspal konkrit. Pengembangan akan dilakukan dengan penambahan panjang landasan pacu. Pengembangan jalur ini mengacu pada standar untuk landasan pacu bagi pesawat ATR72 600. b. Sirkulasi Sekunder Sirkulasi sekunder eksisting merupakan jalan utama yang terbuat dari bahan aspal kongkrit. Pengembangan dilakukan dengan pelebaran jalan dengan dua lajur dengan tujuan untuk memberikan aksesibilitas yang lebih nyaman kepada pengunjung. Pengembangan ini disesuaikan dengan standar jalan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 34 Tahun (2006). Kendaraan yang dapat melintasi jalan ini yaitu mulai dari bus, mobil, taxi, angkutan umum, dan motor. c. Sirkulasi Tersier Sirkulasi tersier merupakan sirkulasi yang berada dalam kawasan Bandar Udara Notohadinegoro khususnya sisi darat (Land side). Pengembangan sirkulasi sekunder ini diharapkan mampu memberikan kenyamanan bagi pengguna maupun pengunjung dalam melewati kawasan Bandar Udara. Sirkulasi yang dibuat yaitu berupa pedestrian.
GaGambar 28 Contoh fasilitas dan aktivitas `yang dikembangkan (1) pedestrian, (2) terminal taxi, (3) food court, (4) area parkir, (5) display area dan (6) jalur hijau Sumber : Google.com
43 Rencana Vegetasi Rencana vegetasi kawasan Bandar Udara Notohadinegoro akan mengambil fungsi tanaman berdasarkan Carpenter (1975), yaitu fungsi ameliorasi iklim, rekayasa lingkungan, arsitektural dan estetika. Fungsi tersebut meliputi vegetasi peneduh, vegetasi pengarah, vegetasi penyerap polutan, vegetasi penyerap kebisingan serta vegetasi estetika. Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (2012), tanaman peneduh adalah jenis tanaman berbentuk pohon dengan percabangan yang tingginya lebih dari 2 meter dan dapat memeberikan keteduhan pada jalan. Kondisi eksisting yang ada, hampir tidak ada vegetasi yang dapat menjadi peneduh. Selain itu vegetasi yang memiliki tajuk cukup rapat juga dapat mengurangi radiasi matahari yang ada. Hal ini sangat cocok untuk kawasan Kabupaten Jember yang memiliki cuaca iklim yang cukup panas. Vegetasi penyerap kebisingan juga sangat diperlukan untuk mengurangi suara yang ditimbulkan dari pesawat maupun aktifitas bandara lainnya. Vegetasi penyerap kebisingan ini disusun dengan posisi sebagai barrier kawasan Bandar Udara. Fungsi vegetasi ini juga sebagai border utuk kawasan bandara secara luas atau batasan tapak. Vegetasi border ini akan disusun menjadi dua baris dengan kombinasi perpaduan antara pohon, semak dan groundcover. Selain itu vegetasi penyerap polutan juga sangat baik untuk ditambahkan, melihat intensitas kendaraan bermotor relatif sedang dengan sering adanya juga aktifitas mobil pengangkat hasil kebun pada daerah sekitar bandara. Hal ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas udara pada kawasan Bandar Udara Notohadinegoro. Ilustrasi rencana jalur hijau dan barrier dapat dilihat pada Gambar 29. Vegetasi estetika juga akan digunakan pada kawasan bandara dimana untuk menambahkan kesan visual yang baik dan indah. Seluruh vegetasi akan dikombinasi dengan sistem bersrata. Dimana akan dibedakan setiap fungsinya. Berikut adalah jenis tanaman yang akan digunakan dalam kawasan Bandar Udara Notohadinegoro dapat dilihat pada Tabel 7.
Gambar 29 Ilustrasi rencana jalur hijau dan barrier Sumber : Permen PU No 5 tahun 2008
44 Tabel 7 Jenis vegetasi yang digunakan No
Fungsi
Nama Latin
Nama Lokal
1
Ameliorasi Iklim dan Arsitektural
Mimusops elengi
Tanjung
Pengarah jalan dan peneduh
Terminalia molineti
Ketapang kencana
Border estetika
Filicium decipiens
Kerai payung
Border,penyerap kebisingan dan peneduh
Polyathea longifolia
Glodogan tiang
Border penyerap polutan
Axonopus compressus
Rumput paetan
Penutup tanah
2
3
Rekayasa Lingkungan
Estetika
Foto
Aplikasi Tapak
Chlorophytum sp.
Lili Paris
Display
Pandanus pygmaeus
Pandan variegata
Display
Celosia sp
Jengger ayam
Display
Ixsora sp.
Soka
Display
dan
45 Rencana Lanskap dan Daya Dukung Berdasarakan hasil olahan dari rencana ruang aktifitas dan fasilitas, rencana sirkulasi, rencana vegetasi serta rencana sirkulasi didapatkan hasil berupa rencana lanskap kawasan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. Rencana lanskap kawasan Bandar Udara Notohadinegoro secara umum dibagi menjadi dua yaitu sisi darat (land side) dan sisi udara (air side). Pada sisi darat terdapat beberapa fasilitas diantaraya gedung utama bandara, food court, pusat oleh-oleh, galeri seni, toilet umum, informasi center, mushollah, terminal taxi, dan area parkir kendaraan. Pada sisi udara terdapat beberapa fasilitas diantaranya run way, apron, taxi way, gardu listrik, gudang, genset, dan pagar keliling. Rencana lanskap kawasan Bandar Udara Notohadinegoro dapat dilihat pada Gambar 30. Berdasarkan rencana lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember yang telah dibuat berikut dilampirkan detail gambar pada area sisi darat (land side) (Gambar 31) dan detail gambar pada jalur hijau (Gambar 32). Tampak potongan kawasan Bandar Udara Notohadinegoro dapat dilihat pada Gambar 33. Pada area sisi darat dan sisi udara terdapat beberapa fasilitas penunjang kegiatan Bandar Udara, untuk lebih memperjelas ruang yang ada berikut adalah ilustrasiilustrasi ruang yang terbentuk. Ilustrasi Apron Bandar Udara Notohadinegoro dapat dilihat pada Gambar 34. Ilustrasi area pintu masuk Bandar Udara Notohadinegoro dapat dilihat pada Gambar 35. Ilustrasi food court dan pusat oleh-oleh dapat dilihat pada Gambar 36. Ilustrasi area parkir kendaraan dapat dilihat pada Gambar 37. Ilustrasi galeri seni pandhalungan dapat dilihat pada Gambar 38. Ilustrasi jalur hijau dapat dilihat pada Gambar 39. Ilustrasi terminal taxi dapat dilihat pada Gambar 40. Ilustrasi prespektif Bandar Udara Notohadinegoro dapat dilihat pada Gambar 41.
46
Gambar 30 Rencana Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
47
48
Gambar 31 Detail Gambar Land Side Bandar Udara Notohadinegoro
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
49
Gambar 32 Detail Gambar Jalur Hijau Bandar Udara Notohadinegoro
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
50
Gambar 33 Tampak Potongan A-A’ Bandar Udara Notohadinegoro
Perencanaan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember
51
52
Gambar 34 Ilustrasi Apron Bandar Udara Notohadinegoro
Gambar 35 Ilustrasi Area Pintu Masuk Bandar Udara Notohadinegoro
53
Gambar 36 Ilustrasi Food Court dan Pusat Oleh-oleh Bandar Udara Notohadinegoro
Gambar 37 Ilustrasi Area Parkir Bandar Udara Notohadinegoro
54
Gambar 38 Ilustrasi Galeri Seni Pandhalungan
Gambar 39 Ilustrasi Jalur Hijau Bandar Udara Notohadinegoro
55
Gambar 40 Ilustrasi Terminal Taxi Bandar Udara Notohadinegoro
Gambar 41 Ilustrasi Prespektif Bandar Udara Notohadinegoro
56
Berdasarkan rencana yang telah dibuat dibutuhkan suatu daya dukung kawasan yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna dan menjaga kawasan agar tidak terjadi over capacity. Daya dukung dihitung dengan standar ruang gerak manusia berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 306 tahun 1989 (m2/orang). Perhitungan dilakukan pada fasilitas wisata yang disediakan pada masing-masing ruang dengan rumus : 𝐴
DD = 𝑆 Keterangan :
DD : Daya Dukung (orang) A : Area yang digunakan wisatawan (m2) S : Standar rata-rata individu (m2/orang) Perhitungan nilai daya dukung kawasan pada tiap sub ruang yang ada pada rencana lanskap pengembangan ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Daya dukung fasilitas pada tiap sub ruang No
Zona
1
Sisi Udara
Fasilitas
Runway
Standar Kebutuhan Ruang (m2)
Luas (m2)
Daya Dukung (Orang/Unit)
27,05 m2
30 m2
1 unit pesawat
22500 m2
3 unit pesawat
1350 m2
1 unit pesawat
Apron Taxiway 2
Sisi Darat
Gedung Utama
3.24 m2
21399 m2
6605 orang
Food Court
2.1 m2
140 m2
67 orang
Pusat Oleh-oleh
0.24 m2
35 m2
145 orang
210 m2
14 taxi
Terminal Taxi Informasi Center
0.24 m2
30 m2
125 orang
Toilet Umum
0.76 m2
21 m2
16 orang
Mushollah
0.36 m2
21 m2
58 orang
Galeri Seni
3.24 m2
239 m2
74 orang
Area Parkir Kendaraan
70 mobil 25 motor
Berdasarkan tabel nilai daya dukung diatas, dapat dilihat bahwa pada sisi udara (Air Side) apron memiliki luasan yang lebih besar dengan kapasitas daya dukung 3 unit pesawat ATR72 600. Sedangkan pada sisi darat (Land Side) dapat
57 dilihat gedung utama Bandar Udara Notohadinegoro memiliki luasan yang lebih besar yaitu 21.399 m2 dengan kapasitas daya dukung 6605 orang. Daya dukung ini mampu menampung penumpang, pengunjung beserta penjemput pada satu hari operasional bandara. Dengan jumlah prediksi penumpang per hari yaitu 300 penumpang dengan dua kali penerbangan. Hal ini dikarenakan didalam gedung utama terdapat berbagai aktifitas yang secara umum yaitu aktifitas kedatangan dan keberangkatan penumpang maupun barang serta ruang tunggu kedatangan dan keberangkatan. Dengan lebih diperbesarnya gedung utama ini diharapkan mampu mengakomodasi kegiatan penumpang dan pengunjung serta meberikan kenyamanan saat berada di dalam gedung.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian perencanaan lanskap pengembangan Bandar Udara Notohadinegoro dan dengan melihat dari hasil analisis dalam penelitian ini, Bandar Udara Notohadinegoro memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi lebih baik. Pengembangan kawasan yang dilakukan tetap menyesuaikan dengan rencana dari pemerintah kabupaten melalui RTRW serta dinas terkait. Selain mengacu pada RTRW pengembangan ini juga mengacu pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Budaya masyarakat pandhalungan akan dijadikan sebagai pendekatan dalam penentuan ruang dalam kawasan. Pengembangan ini juga melibatkan peran serta pengguna dan pengunjung, yang saran dan masukannya juga diolah kedalam proses perencanaan. Pengembangan Bandar Udara Notohadinegoro ini dibagi menjadi dua ruang utama yaitu sisi udara (Air Side) dan sisi darat (Land Side). Pada sisi udara terdapat pelebaran apron, penambahan runway, pemberian barrier untuk peredam kebisingan. Pada sisi darat dibagi menjadi tiga sub ruang diantaranya ruang penerimaan, ruang pelayanan, dan ruang terbuka hijau. Ketiga ruang tersebut memiliki fungsi yang telah disesuai dengan tatanan kebandarudaraan diantaranya terdapat beberapa fasilitas pendukung seperti gedung utama, food court, pusat oleholeh, mushollah, terminal taxi dan information center. Pada sisi darat terdapat sebuah galeri seni yang berisi mengenai budaya pandhalungan, hal ini dibuat untuk lebih memperkenalkan budaya yang ada kepada wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung diperoleh bahwa pada sisi udara (Air Side) apron memiliki luasan yang lebih besar dengan kapasitas daya dukung 3 unit pesawat ATR72 600. Sedangkan pada sisi darat (Land Side) dapat dilihat gedung utama Bandar Udara Notohadinegoro memiliki luasan yang lebih besar yaitu 21.399 m2 dengan kapasitas daya dukung 6605 orang. Saran Perencanaan pengembangan lanskap kawasan ini akan dapat terwujud dengan baik apabila ada kerjasama yang baik antar dinas pemerintahan terkait. Selain itu diperlukan pengawasan yang cukup intensif agar Bandar Udara Notohadinegoro ini dapat tetap berfungsi dengan baik sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna maupun pengunjung kawasan.
58
DAFTAR PUSTAKA [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jember. 2015. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 13 Tahun 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Tahun 2015-2035. Medan : Bappeda Kabupaten Jember. [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pengembangan Daerah Kabupaten Jember. 2003. Studi Kelayakan Pembangunan Lapangan Terbang. Jember : Bappeda Kabupaten Jember. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2015. Jumlah Penduduk Kecamatan Ajung. Jember : BPS Kabupaten Jember. [Dispenduk] Dinas Kependudukan. 2015. Jumlah Penduduk Kecamatan Ajung. Jember (ID): Dispenduk. [Dephub] Departemen Perhubungan. 2010. Peraturan Menteri Perhubungan KM Nomor 11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Jakarta (ID): Dephub. [Dirjenhub] Direktorat Jenderal Perhubungan 2013. Undang – undang No. 1 Tentang Penerbangan. Jakarta (ID): Dirjenhub. [Dirjenhub] Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 2005. Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara. Jakarta (ID): Dirjenhub [Disbudpar] Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 2015. Jumlah Wisatawan. Jember (ID): Disbudpar. [KemenPURI]. Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2012. Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan. Jakarta: KemenpuRI [KemenPURI]. Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 1989. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306 Tahun 1989 tentang Ukuran Standart Ruang Gerak Manusia. Jakarta (ID):KemenPU. [Menhub] Menteri Perhubungan 2013. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Jakarta (ID): Menhub. [MenNaker] Menteri Tenaga Kerja 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun 1999 tetang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja. Jakarta (ID): MenNaker. [MenLH] Menteri Lingkungan Hidup 1996. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta (ID): MenLH. [PRI] Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara. Jakarta (ID). Booth, Norman K. 1983. Basic Elements Of Landscape Architectural Design. New York (US): Waveland Press.
59 Carpenter, Philip L. 2004., et.al. 1975. Plants in The Lanscape. San Francisco : W.H Foreman & Company. Dinata, YM. 2009. Perancangan Lanskap Arboretum Bambu sebagai Obyek Agroedutourism di Kampus Institut Pertanian Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Grey GW, Deneke FJ.1996. Urban Forestry. New York (USA): John Wiley and Sons. Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York (US): McGraw-Hill Book Companies, Inc. Laurie, M. 1986. An Introduction to Landscape Architecture. American Elsevier Publishing Co, Inc. New York. Lubis, Muhammad Agusman. 2014. Perencanaan Lanskap Ekowisata Pulau Berhala Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Nurisjah S, Pramukamto Q. 1995. Perencanaan Lanskap. Bogor (ID): Program Studi Arsitektur Pertamanan, Jurusan Budidaya Pertanian,IPB. Simonds JO. 1983. Landscape Architecture. New York (US): Mc.Graw-Hill Publishing Company.
60
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar kuisioner penelitian DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016
Judul Penelitian Nama Peneliti NIM Dosen Pembimbing
KUISIONER : Perencanaan Pengembangan Lanskap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember : Ramadhan Febri Andriyoko Putra : A44120024 : Dr. Ir. Afra DN Makalew, MSc
Kuisioner ini merupakan salah satu upaya mahasiswa untuk mengetahui keinginan dan harapan pengunjung dan masyarakat sekitar terhadap Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember. IDENTITAS RESPONDEN Nama Alamat
: :
Jenis Kelamin Usia Pekerjaan No. Telepon
: L/P (*) : : :
1. Bagaimana menurut anda kondisi Bandar Udara Notohadinegoro saat ini? Jawab: .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Bagaimana akses jalan menuju Bandar Udara Notohadinegoro saat ini? Jawab: .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 3. Bagaimana fasilitas yang terdapat pada Bandar Udara Notohadinegoro saat ini? Jawab: .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 4. Fasilitas apa yang perlu ditambah di Bandar Udara Notohadinegoro? Contoh : Toilet, Musholla, Restoran, Taman dll Jawab: .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
61
.......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 51. Apakah pada Bandar Udara Notohadinegoro perlu untuk penghijauan/penanaman vegetasi (tanaman) yang baik? a. Perlu b. Kurang Perlu c. Tidak Perlu Jawab: .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Apabila perlu jenis vegetasi atau tanaman seperti apa yang anda inginkan? 6 Jawab: .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 3. 7 Apa harapan anda terhadap pengembangan Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jember? Jawab: .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
-TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA-
62 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jember, pada tanggal 13 Februari 1994. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dalam keluarga Iwan Sutiyoko dan Eny Andriyani S.Pd. Penulis memulai pendidikan di TK Pertiwi Kalisat dan melanjutkan di SDN Ajung 2 Kalisat. Penulis kemudian melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 1 Kalisat pada tahun 2009 dan kemudian diterima di SMA Negeri Kalisat pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis berhasil diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan dengan jurusan Arsitektur Lanskap. Penulis juga mendapatkan bantuan beasiswa dari pemerintah yaitu Bidikmisi. Pada masa perkuliahan penulis aktif di beberapa oraganisasi serta kepanitiaan, salah satunya yakni bergabung di Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa periode 2013-2014 dan kemudian melanjutkan sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap periode 2014-2015. Penulis juga aktif dalam organisasi Komunitas Pencinta Alam Arsitektur Lanskap dan dipercaya sebagai Ketua Umum periode 2015-2016. Selain aktif dalam organisasi penulis juga aktif di beberapa kepanitiaan diantaranya International Landscape Architecture Workshop (ILASW) 2014 sebagai divisi acara, IPB Landscape Design Competition (ILDC) 2015 sebagai divisi dekorasi dokumentasi, Hari Pelepasan Sarjana (HPS 46) sebagai divisi dekorasi, dan Gebyar Nusantara IPB 2015 sebagai ketua divisi dekorasi dan dokumentasi. Penulis juga aktif dalam mengikuti kegiatan perlombaan ACTION yang diadakan oleh BEM Fakultas Pertanian. Penulis juga berkesempatan menjadi Asisten Mata Kuliah Menggambar Sketsa dan Asisten Mata Kuliah Survei dan Pemetaan Tapak tahun ajaran 2015-2016.