perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR KOTOR DI SURAKARTA (STUDI KASUS DI JALAN KAPTEN ADI SUMARMO DAN JALAN LETJEND. SUTOYO)
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dikerjakan oleh : MARYANTO NIM : I 8708071
PROGRAM DIPLOMA III INFRASTRUKTUR PERKOTAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR KOTOR DI SURAKARTA (STUDI KASUS DI JALAN KAPTEN ADI SUMARMO DAN JALAN LETJEND. SUTOYO)
TUGAS AKHIR
Dikerjakan Oleh: MARYANTO NIM : I 8708071
Telah disetujui untuk dipertahankan Tim Penguji Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Diperiksa dan disetujui ; Dosen Pembimbing
Ir. KOOSDARYANI, M.T. to user NIP.commit 195411271986012001
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR KOTOR DI SURAKARTA (STUDI KASUS DI JALAN KAPTEN ADI SUMARMO DAN JALAN LETJEND. SUTOYO)
TUGAS AKHIR Dikerjakan Oleh: MARYANTO NIM : I 8708071
Dipertahankan didepan tim penguji: 1. Ir. KOOSDARYANI, MT NIP. 195411271986012001
:..............................................................
2. Ir. ADI YUSUF MUTTAQIEN, MT :.............................................................. NIP. 195811271988031001 3. Ir. BUDI UTOMO, MT NIP. 196006291987021002
:..............................................................
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Disahkan, Ketua Program D-III Teknik Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP. 19590823 198601 1 001
ACHMAD BASUKI, ST. MT NIP. 1971091199702 1 001
Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
KUSNO ADIcommit SAMBOWO, to user ST, M.Sc, PhD. NIP. 19691026 199503 1 002
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakan urusan selanjutnya dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q>S Alam Nasroh :6,7,8,) Sedikit pengetahuan yang digunakan untuk berkarya sungguh lebih berharga daripada banyak pengetahuan yang disimpan saja (Kahlil Gibran) Manusia yang paling disukai Allah adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain (HR. Muslim)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Tugas akhir ini penyusun persembahkan untuk: Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas segala do’a, kasih sayang dan pengorbanan selama ini. Semua anak Infras ’08 terima kasih atas dukungan dan semangatnya. Seseorang yang selama ini selalu memberikan semangat dalam hidup ini. Kepada anak - anak kos Gaple, terima kasih atas semua bantuan yang kalian berikan selama ini kepada saya.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK MARYANTO, 2011, “PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR KOTOR DI SURAKARTA (STUDI KASUS DI JALAN KAPTEN ADI SUMARMO DAN JALAN LETJEND. SUTOYO)” Limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia. Masyarakat umumnya membuang limbah cair ke sungai karena metode pembuangan yang mudah dan umum digunakan. Pembuangan air limbah tersebut secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan khususnya kualitas air sungai. Cara mengatasinya dengan adanya jaringan perpipaan dan proses pengolahan air limbah yang optimal dengan cara perencanaan dan perhitungan yang cermat sesuai dengan ketentuan teknis mengenai pengaliran air limbah dalam pipa supaya tidak terjadi endapan dan sumbatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang diperlukan antara lain jenis pipa pada saluran dan diameternya, dan jaringan layanan pipa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemiringan saluran yang diijinkan, kapasitas saluran lateral serta rencana anggaran biaya untuk sambungan rumah. Dari hasil analisis didapat bahwa kemiringan minimum pipa berdasar kecepatan tertentu hasil analisis yaitu pipa lateral diameter 150 mm, 0,000039-0,0032. Kapasitas salurannya untuk sistem adi sumarmo adalah 542 orang dan kapasitas saluran sistem sutoyo adalah 237 orang. Rencana anggaran biaya untuk suatu pemasangan sambungan rumah air limbah pada sebuah rumah dengan luas 58 m2, dengan 1 kamar mandi berukuran 2,625 m2 minimal dibutuhkan biaya Rp 2.075.100,20. Kata kunci : jaringan perpipaan, kemiringan minimum pipa
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT MARYANTO, 2011, "PLANNING NETWORK LATERAL PIPE WASTE WATER IN SURAKARTA (CASE STUDY ON ROAD KAPTEN ADI SUMARMO AND ROAD LETJEND. SUTOYO)” Liquid waste is waste that arise because of human life. Communities are generally dispose of liquid waste into the river because of the easy disposal method and commonly used. Disposal of waste water is directly or indirectly impact on the environment, especially the declining quality of river water quality. How to cope with the piping network and the wastewater treatment process is optimized by means of careful planning and calculation in accordance with the technical provisions concerning the drainage of waste water in the pipe so that no deposits and blockages. This research uses descriptive quantitative method. Necessary data among other types of channels and pipes in diameter, and pipe network services. The purpose of this study was to determine the slope of the channel is allowed, the capacity of the lateral line and the planned budged for house connections. From the analysis found that the minimum slope of pipe based on a specific speed the analysis of the lateral pipe diameter of 150 mm, 0.000039 to 0.0032. Channel capacity for the system Adisumarmo is 542 people and Sutoyo system channel capacity is 237 people. Plan a budget for the installation of waste water house connections in a house with an area of 58 m2, with 1 bathroom measuring 2,625 m2 will cost a minimum of Rp. 2.075.100,20. Keywords: piping network, the minimum slope of pipe
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yaitu kepada : 1.
Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Pimpinan Program Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Ir. Koosdaryani, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
4.
PDAM Surakarta dalam proses pengambilan data.
5.
Dan semua pihak yang telah membantu terselesainya Tugas Akhir dan Laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun harapkan dari semua pihak.
Akhirnya besar harapan Penyusun, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, commit to user
viii
Juli 2011
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…...…………………………………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....……………………………..………….....
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....………………………………………….....
iii
HALAMAN MOTTO...……………......……………………………..............
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................
v
ABSTRAK…...……………………………………………………..................
vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ......…………...……………………......…………………….....
viii
DAFTAR TABEL…...……………………………………………………......
xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….….......
xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ......……………………………………...…………
1
1.2. Rumusan Masalah.……………………………………....................
2
1.3. Batasan Masalah ….......…..……………….…………...………….
2
1.4. Tujuan Penelitian.....………….......……………………...…...…....
3
1.5. Manfaat Penulisan.....………….......……………………….……...
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka.. ............................................................................
4
2.1.1. Pengertian Air Kotor................................................................
4
2.1.2. Pengertian Limbah Cair............................................................
4
2.1.3. Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga atau Domestik......
5
2.1.4. Pengolahan Air Limbah............................................................
8
2.1.5. Pengaliran Air Limbah..............................................................
9
2.1.6. Bahan Pipa Saluran Limbah Cair..............................................
12
commit to user 2.2. Dasar Teori ……..……………......……………………...................
13
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.1. Pengaliran Air Limbah..............................................................
13
2.2.2. Pengaliran Dalam Pipa..............................................................
16
2.2.3. Debit Air Limbah Rumah Tangga.............................................
19
2.2.4. Sistem Saluran…………………...............................................
20
2.2.5. Gambar-gambar Saluran Perpipaan………...............................
21
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakan ........................……………......................
25
3.2. Lokasi dan Obyek Penelitian.........................……………...............
25
3.3. Langkah-Langkah Penelitian.............................................................
25
3.4. Permohonan Ijin................................................................................
25
3.5. Pengumpulan Data............................................................................
26
3.6. Mengolah Data..................................................................................
26
3.7. Penyusunan Laporan.........................................................................
27
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data................................................………..………...
29
4.2. Analisis.......……………...............…………………........................
29
4.2.1. Limbah disalurkan dengan Saluran Tertutup...........................
29
4.2.2. Jenis dan Peralatan Perpipaan yang diperlukan sampai di IPAL 30 4.2.3. Kemiringan Minimum Saluran.................................................. 31 4.2.4. Kapasitas Saluran......................................................................
33
4.2.5. Kecepatan di Saluran Berdasrkan Tinggi Air...........................
37
4.3. Rencana Anggaran Biaya....................................................................
45
4.3.1. Pemasangan Sambungan Air Limbah.......................................
45
4.3.2. Spesifikasi Teknis (Analisa Pemborongan 2011 Kota Surakarta) 45 4.3.3. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP)...................................
46
4.3.4. Rencana Anggaran Biaya..........................................................
47
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……......………………………………..........................
48
5.2. Saran.................................................................................................. commit to user
49
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENUTUP.........................................................................................................
xv
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
xvi
LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Karakteristik Air Limbah Toilet.........................................................
5
Tabel 2.2. Karakteristik Air Limbah Non Toilet…………………………….....
6
Tabel 2.3. Karakteristik Air Limbah secara Fisik, Kimia dan Biologi.........
7
Tabel 2.4. Kecepatan Berdasar Partikel yang Dibawa.................................. 11 Tabel 2.5. Kecepatan Aliran yang Diijinkan pada Dinding dan Dasar Saluran..
11
Tabel 2.6. Koefisien Manning (n) untuk Aliran Melalui Pipa......................
14
Tabel 2.7. Kondisi Pipa dan Nilai C............................................................
18
Tabel 2.8. Perkiraa Air Buangan Rumah Tangga......................................... 19 Tabel 4.1. Jenis Bahan dan Diameter Pipa Saluran.............................................
29
Tabel 4.2. Kemiringan Minimum Saluran untuk Memperoleh Kecepatan yang Diinginkan pada Saluran Pipa PVC..........................................
31
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Analisis Kemiringan Minimum............................
32
Tabel 4.4. Rekapitulasi Perbandingan Hasil Analisis Kemiringan Minimum dengan Data di Lapangan...................................................................
33
Tabel 4.5. Kapasitas Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo......................
34
Tabel 4.6. Kapasitas Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo.................................
35
Tabel 4.7. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,000039....................
38
Tabel 4.8. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,000088....................
38
Tabel 4.9. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, commit user dan I = 0,00016...................... Diameter Pipa = 150 mm, n =to 0,007,
xii
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00035......................
40
Tabel 4.11. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00079......................
40
Tabel 4.12. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0014........................
41
Tabel 4.13. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0022........................
42
Tabel 4.14. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0032........................
42
Tabel 4.15. Rekapitulasi Kecepatan Maksimum yang Diijinkan pada Sistem Saluran Lateral...................................................................................
43
Tabel 4.16. Rekapitulasi Debit Maksimum yang Diijinkan pada Sistem Saluran Lateral...................................................................................
commit to user
xiii
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.
Penampang Pipa.............................................................................
15
Gambar 2.2.
Perhitungan Rumus........................................................................
16
Gambar 2.3.
Pemasangan Sambungan Rumah (SR)..........................................
21
Gambar 2.4.
Pemasangan Saluran Lateral..........................................................
21
Gambar 2.5.
Pemasangan Saluran Sekunder......................................................
22
Gambar 2.6.
Pemasangan Saluran Interceptor/Induk.........................................
22
Gambar 2.7.
Bak Kontrol/Sekah.........................................................................
23
Gambar 2.8.
Clean Out.......................................................................................
23
Gambar 2.9.
Manhole.......................................................................................... 24
Gambar 3.1.
Diagram Alir Penelitian…….......................................................... 28
Gambar 4.1. Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo.............. 35 Gambar 4.2. Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo.........................
commit to user
xiv
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Pengajuan Tugas Akhir.....................................................................
A-1
Permohonan Pembimbing Tugas Akhir.............................................
A-2
Permohonan Ijin Rekomendasi Survey untuk Data Tugas Akhir......
A-3
Lampiran B Denah Pemasangan Sambungan Air Limbah......................................
B-1
Lampiran C Peta Surakarta Bagian Utara (Jalan Kapten Adi Sumarmo).................
C-1
Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo Potongan 1...................................
C-2
Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo Potongan 2...................................
C-3
Peta Surakarta Bagian Utara (Jalan Letjend. Sutoyo)..........................
C-4
Jalur Lateral Sistem Sutoyo.................................................................
C-5
Lampiran D Lembar Komunikasi dan Pemantauan Tugas Akhir............................
commit to user
xv
D-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia. Kedudukan manusia sebagai makhluk yang dominan dalam menentukan terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan dan lingkungan, dituntut untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan manusia secara bersama ataupun perseorangan, muncul berbagai kegiatan yang langsung maupun tidak langsung memerlukan adanya air. Penggunaan air untuk berbagai kegiatan akan menghasilkan limbah cair karena tidak semua air yang digunakan menjadi bagian dari barang atau bahan yang diproduksi.
Limbah cair yang tidak ditangani secara semestinya mengakibatkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pencemaran badan air atau sungai terjadi dimana-mana yang menimbulkan kematian ikan yang hidup di dalamnya, atau yang menyebabkan air tidak dapat dikonsumsi secara layak oleh manusia. Masyarakat membuang limbah cair ke badan air karena metode pembuangan yang mudah dan umum digunakan. Padahal sungai sebagai sumber daya air merupakan badan air yang banyak digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan, seperti keperluan industri, rumah tangga, dan pertanian. Pembuangan air limbah tersebut secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan khususnya kualitas air sungai. Dengan menurunnya kualitas air sungai tersebut maka akan mengurangi sumber air bagi masyarakat.
Penyebab lain menurunnya kualitas air bersih adalah septictank yang dimiliki masyarakat tidak berfungsi dengan baik. Apabila air septictank tersebut dibiarkan meresap ke dalam tanah tanpa commit adanya topenyaringan yang sempurna maka akan user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencemari air tanah dangkal. Padahal sekarang ini sebagian besar masyarakat masih mengandalkan sumur dangkal sebagai sumber air bersih. Oleh karena itu perlu adanya penataan dan perbaikan. Perbaikan sistem sistem sanitasi tersebut meliputi penyediaan sarana pembuangan air kotor melalui perpipaan dan berakhir pada instalasi pengolahan air limbah cair. Sekaligus mengurangi beban pencemar pada badan air penerima, serta perbaikan sistem saluran pembuangan yang telah ada agar berfunsi dengan semestinya.
Jaringan perpipaan dan proses pengolahan air limbah dapat optimalkan dengan cara perencanaan dan perhitungan yang cermat sesuai dengan ketentuan teknis mengenai pengaliran air limbah dalam pipa supaya tidak terjadi endapan dan sumbatan. Pemilihan teknik pengolahan juga sangat diperlukan, agar sasaran yang hendak dicapai yaitu mengurangi bahan pencemar terwujud. Teknik pengolahan limbah adalah upaya mengolah air limbah yang melibatkan pengetahuan tentang sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi. Selain itu perlindungan mutu air penerima limbah dilakukan antara lain dengan menentukan persyaratan aliran air buangan, disesuaikan dengan baku mutu kualitas air baku yang diijinkan.
1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Berapakah kemiringan saluran yang diijinkan? 2. Berapakah kapasitas saluran lateral? 3. Berapakah rencana anggaran biaya untuk sambungan rumah?
1.3. Batasan Masalah Agar pembahasan masalah tidak terlalu melebar maka pembahasan yang dibahas dibatasi pada saluran air limbah yang dianalisis adalah saluran yang masuk pada daerah pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah Mojosongo (Jl. Kapten Adi Sumarmo dan Jl. Letjend. Sutoyo).commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengetahui kemiringan saluran yang diijinkan. 2. Mengetahui kapasitas saluran lateral. 3. Mengetahui rencana anggaran biaya sambungan rumah.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai kemiringan saluran yang diijinkan. 2. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai kapasitas saluran lateral. 3. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai rencana anggaran biaya sambungan rumah.
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Tinjauan Pustaka
2.1.1
Pengertian Air Kotor
Air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan tetapi didasarkan pada keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal maka hal itu berarti air tersebut telah mengalami pencemaran (Wisnu Arya Wardana. 1995). Semua air adalah biasanya tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa pencemar. Bahkan tetes air hujan selalu tercemar debu dan karbondioksida waktu jatuh ke bumi. Kebanyakan air sungai mengandung sisa limbah dari perumahan, industri, pertanian. Apakah air itu kelihatan jernih atau keruh, semua air yang akan digunakan sebagai air minum untuk manusia harus dimurnikan melalui sistem penyaringan (F.G. Winarno. 1986).
Air kotor atau sering juga disebut air limbah atau air buangan adalah semua cairan yang dibuang, yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses produksi (http://kayun.blog.uns.ac.id/).
2.1.2. Pengertian Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair, pada umumnya limbah cair yang dihasilkan oleh voluters baik limbah rumah tangga maupun industri adalah dalam bentuk air yang dibuang ke sungai (PP 82 tahun 2001). commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Limbah cair ini pada dasarnya berasal dari buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah cair dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah cair tersebut (http://id.wikipedia.org/wiki/limbah).
Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktivitas dapur, kamar mandi dan air cucian dimana kuantitasnya antara 50-70% dari rata-rata pemakaian air bersih (120-140 liter/orang/hari). Sumber limbah cair rumah tangga atau domestik berasal dari aktivitas rumah tangga, kantor, hotel, restoran, rumah sakit. Yang umumnya sumber limbah cair rumah tangga atau domestik ini berasal dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan toilet/kakus. Pengolahan limbah cair rumah tangga atau domestik sangat berkaitan dengan karakteristik air limbah. Air limbah rumah tangga jika dilihat dari sumbernya ada dua macam, yaitu: 1. Air limbah rumah tangga yang bersumber dari toilet 2. Air limbah rumah tangga non toilet (http://www.bangfad.com/sastra/systemsanitasi.html).
2.1.3
Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga atau Domestik
a.
Air limbah rumah tangga yang bersumber dari toilet.
Karakterikstik air limbah rumah tangga dari toilet seperti terlihat pada Tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1. Karakteristik Air Limbah Toilet No
Parameter
Satuan commit to user
5
Konsentrasi dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lanjutan 1
pH
–
6,5 – 7,0
2
Temperatur
°C
37
3
Amonium
Mg/L
25
4
Nitrat
Mg/L
0
5
Nitrit
Mg/L
0
6
Sulfat
Mg/L
20
7
Phospat
Mg/L
30
8
CO2
Mg/L
0
9
HCO3
Mg/L
120
10
BOD5
Mg/L
220
11
COD
Mg/L
610
12
Khlorida
Mg/L
45
13
Total Coli
MPN
3 X 105
Sumber: Laboratorium Balai Lingkungan Permukiman, 1994
b.
Air limbah rumah tangga non toilet.
Karakteristik air limbah rumah tangga non toilet seperti pada Tabel 2.2 di bawah ini :
Tabel 2.2. Karakteristik Air Limbah Non Toilet No
Parameter
Satuan
Konsentrasi
1
pH
–
8,5
2
Tempratur
°C
24
3
Amonium
Mg/L
10
4
Nitrat
Mg/L
0
5
Nitrit
Mg/L
0,005
6
Sulfat
Mg/L
150
7
Phospat
Mg/L
6,7
8
CO2
Mg/L
44
9
HCO3
Mg/L
107
commit to user
6
dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lanjutan 10
DO
Mg/L
4,01
11
BOD5
Mg/L
189
12
COD
Mg/L
317
13
Khlorida
Mg/L
47
14
Zat Organik
Mg/L KMnO4
554
15
Detergen
Mg/L MBAS
2,7
16
Minyak
Mg/L
<0,05
Sumber: Laboratorium TL ITB tahun 1994
Tinggi rendahnya mutu air limbah disuatu tempat dipengaruhi oleh karakteristik air limbah secara fisik, kimia maupun biologi dengan parameter seperti pada Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3. Karakteristik Air Limbah secara Fisik, Kimia dan Biologi No 1
2
Karakteristik Air Limbah Fisik
Kimia
Parameter a.
Temperatur
b.
Kekeruhan
c.
Warna
d.
Bau
a.
pH
b.
Organik (karbohidrat, protein,
lemak, fenol) c.
Anorganik (zat mineral yang
mengurangi O2, zat beracun dan logam berat) 3
Biologi
Terdiri dari golongan mikroorganisme yang terdapat dalam air (golongan koli) commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakteristik fisik, kimia dan biologi terdapat hubungan yang saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh, temperatur air limbah berhubungan langsung dengan keaktifan mikroorganisme, sehingga air limbah dapat membusuk dan bau, contoh lainnya adalah adanya hubungan tak langsung antara mikroorganisma dengan karakteristik kimia. Untuk mengukur sampai berapa jauh tingkat pengotor air, maka dapat digunakan beberapa parameter antara lain : BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), SS (Suspended Solid), bakteri koli, dan golongan amoniak. Parameter-parameter ini dipakai pula untuk mengukur kemampuan pengolahan air limbah. Berdasarkan kekuatannya, air limbah digolongkan dalam 3 jenis yaitu : kuat, sedang dan lemah. Jenis kekuatan tersebut biasanya dinyatakan dengan tingkat BOD, yaitu: 1.
Kuat, bila nilai BOD > 300 mg/L.
2.
Sedang, bila nilai BOD 100 -300 mg/L
3.
Lemah, bila nilai BOD < 100 mg/L (http://www.kimpraswil.go.id/limbah).
2.1.4
Pengolahan Air Limbah
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan: 1.
pengolahan secara fisika
2.
pengolahan secara kimia
3.
pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara commit to userkombinasi
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(http://www.airminumisiulang.com/filedownload/teknologi_pengolahan_limbah_cair .pdf).
Sesuai dengan standar operasional prosedur PDAM Kota Surakarta, prinsip pengolahan air limbah adalah menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang terdapat dalam air limbah, sehingga hasil olahan tidak mengganggu lingkungan. Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel campur, membunuh bakteri pathogen, serta mengurangi komponen beracun agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Tujuan dari pengolahan air limbah tergantung dari tipe air limbah yang dihasilkan. Untuk limbah domestik, tujuan utamanya adalah untuk mereduksi kandungan senyawa berbahaya yang terkandung dalam air limbah. Badan perairan yang kualitasnya telah menurun perlu diupayakan peningkatan kualitas airnya agar kondisi badan perairan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai peruntukkannya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar adalah secara biologis, ini adalah cara alternatif pengolahan limbah, karena disamping efektif, tidak menimbulkan efek samping, juga lebih ekonomis. Cara ini telah diterapkan di IPAL Mojosongo, yang melayani Surakarta bagian utara. Penanganan limbah dengan mikroorganisme dengan memanfaatkan mikroorganisme pada lingkungan tercemar atau dalam suatu alat pengolahan limbah. Lingkungan secara alami mengandung beraneka ragam mikroorganisme. Mikroorganisme diperlukan dalam penanganan air limbah sebagai pengurai dan mendegradasi bahan organik yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga dapat didegradasi menjadi CO2 dan H2O. Dalam proses degradasi tersebut terdapat kondisi lingkungan yang harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme (http://kayun.blog.uns.ac.id/).
2.1.5
Pengaliran Air Limbah
Limbah cair disalurkan dari berbagai sumber ke fasilitas pengolahan melalui sistem saluran tertutup, dimana sistem saluran menurut asal air dan cara commitinitodikelompokkan user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengaliran. Pembagian sistem saluran menurut pengelompokkannya dijelaskan sebagai berikut: 1.
Menurut asal air
Berdasarkan asal air, sistem saluran ini dibagi dalam tiga segmen, yaitu: a.
Sistem terpisah (separate system)
Sistem ini sesuai diterapkan pada daerah yang mempunyai fluktuasi debit air hujan pada musim hujan yang besar sekali, jika dibandingkan dengan debit maksimum air limbah yang relatif sangat kecil. b.
Sistem tercampur (combined system)
Dalam sistem tercampur, limbah cair dan air hujan serta komponen limbah cair lainnya disalurkan dalam satu saluran. c.
Sistem kombinasi (pseudo separate system)
Dalam sistem ini, limbah cair dan air hujan disatukan penyalurannya pada musim kemarau, tetapi pada musim hujan penyalurannya terpisah.
2.
Menurut sistem pengaliran
Pembagian sistem ini didasarkan pada letak dan topografi daerah yang dilayani. Berdasarkan sistem pengaliran, penyaluran limbah cair dibagi menjadi tiga, yaitu: a.
Sistem pengaliran gravitasi
Sistem ini dipakai bila badan air berada di bawah elevasi daerah penyerapan dan menggunakan potensial yang tinggi terhadap daerah pelayanan terjauh. b.
Sistem pemompaan
Sistem ini digunakan apabila elevasi badan air di atas elevasi daerah pelayanan. c.
Sistem kombinasi
Sistem ini digunakan apabila limbah cair dari daerah pelayanan dialirkan ke bangunan pengolahan menggunakan bantuan pompa dan reservoir.
Penyaluran limbah cair dari perumahan diawali oleh sistem perpipaan limbah cair dari kamar mandi, wastafel, tempat cuci, WC, dan urinoir yang menyalurkan limbah cair menuju saluran induk. commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemiringan aliran harus cukup agar menjamin berlangsungnya pembersihan sendiri (self cleaning) pada saluran. Kecepatan alirannya bervariasi antara 0,6 m/detik sampai 0,75 m/detik pada aliran yang penuh. Di daerah tropis kecepatan yang dianjurkan 0,9 m/detik (Soeparman dan Suparmin, 2002).
Menurut Sugiharto (1987), untuk menjaga agar tidak terjadi pengendapan, maka kecepatan aliran haruslah diatur berdasarkan pertimbangan dari partikel yang dibawa oleh aliran, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4. berikut ini:
Tabel 2.4. Kecepatan Berdasar Partikel yang Dibawa Partikel yang dibawa/diangkut
Kecepatan ( m/detik )
Lumpur
0,10
Pasir halus
0,15
Pasir kasar
0,20
Kerikil halus
0,30
Kerikil kasar
0,70
Batu-batuan
1,20
Sumber: Sugiharto, 1987
Menurut Halim Hasmar (2002), tiap-tiap bahan saluran mempunyai kecepatan maksimum yang diijinkan melaluinya. Kecepatan maksimum yang diijinkan dapat dilihat pada Tabel 2.5. di bawah ini:
Tabel 2.5. Kecepatan Aliran yang Diijinkan pada Dinding dan Dasar Saluran Jenis bahan
Kecepatan ( m/detik )
Pasir halus
0,45
Lempung kepasiran
0,50
Lanau aluvial
0,60
Kerikil halus
0,75
Lempung keras
0,75 dilanjutkan commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lanjutan Lempung padat
1,10
Kerikil kasar
1,20
Batu-batu besar
1,50
Beton bertulang
1,50
Sumber: Halim Hasmar, 2002
2.1.6
Jenis Bahan Pipa Saluran Limbah Cair
Jenis pipa saluran limbah cair yang dipergunakan tidak hanya satu macam, hal ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: a.
kondisi lapangan (drainase, topografi, jenis tanah, dan kemiringan),
b.
karakteristik aliran,
c.
ketahanan material terhadap kondisi setempat,
d.
ketahanan terhadap gerusan,
e.
ketahanan asam, basa, dan korosi,
f.
kemudahan dalam penanganan dan instalasinya,
g.
ketersediaan dalam berbagai ukuran yang dibutuhkan,
h.
kehematan (Halim Hasmar, 2002).
Menurut Okun dan Ponghis (1975) dalam Soeparman dan Suparmin (2002), bahan yang umumnya dipakai untuk saluran limbah cair adalah: 1.
Pipa asbes semen (asbestos cement pipe)
Pipa asbes semen tahan terhadap korosi akibat asam, tahan terhadap kondisi limbah yang sangat septik dan pada tanah yang alkalis. 2.
Pipa beton (concrete pipe)
Pipa jenis ini sering digunakan untuk saluran limbah cair ukuran kecil dan sedang (diameter 600 mm). Penanganannya mudah tetapi umumnya tidak tahan terhadap asam. commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Pipa besi cor (cast iron pipe)
Keuntungan pipa ini adalah umur penggunaan yang cukup lama, kuat menahan beban, dan karakteristikaliran yang baik. Hanya saja secara ekonomis tidak menguntungkan karena mahal, sulit untuk penggunaan secara khusus (misalnya untuk saluran yang melewati rawa). 4.
Pipa tanah liat (vetrified clay pipe)
Keuntungan pipa jenis ini adalah tahan korosi akibat produksi H2S limbah cair. Sedangkan kelemahannya pipa ini mudah pecah dan umumnya dicetak dalam ukuran pendek. 5.
PVC ( polyvinyl chloride)
Pipa ini banyak digunakan karena mempunyai banyak keuntungan antara lain: mudah dalam penyambungan, ringan, tahan korosi, tahan asam, fleksibel, dan karakteristik aliran sangat baik.
2.2.
Dasar Teori
2.2.1. Pengaliran Air Limbah
Analisis pengaliran didasarkan pada rumus aliran saluran terbuka dimana penampang saluran berbentuk lingkaran (pipa bulat). a.
Debit melalui saluran dengan penampang lingkaran
Debit saluran merupakan perkalian dari kecepatan aliran dan luas penampang yang dialiri (Bambang Triatmodjo, 1995). Sehingga debit saluran dapat dirumuskan sebagai berikut: ...........................................................................................................(2.1) ............................................................................................(2.2) dengan, Q
= debit yang mengalir di saluran
(m3/dt)
v
= kecepatan aliran
(m/dt)
A
= luas penampang saluran commit yang dialiri to user
(m2)
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
R
= jari-jari hidrolis
(m)
I
= kemiringan dasar saluran
n
= koefisien kekasaran dinding saluran ( koefisien Manning )
Koefisien Manning ( n ) untuk aliran melalui pipa dapat dilihat pada Tabel 2.6. di bawah ini:
Tabel 2.6. Koefisien Manning (n) untuk Aliran Melalui Pipa Koefisien Manning ( n )
Tipe Pipa
Minimal
Maksimal
Kaca, kuningan atau tembaga
0,009
0,013
Permukaan seng halus
0,010
0,013
Kayu
0,010
0,013
Besi tuang
0,011
0,015
Beton precast
0,011
0,015
Permukaan mortar semen
0,011
0,015
Pipa tanah dibakar
0,011
0,017
Besi
0,012
0,017
Batu dengan mortar semen
0,012
0,017
Baja dikeling
0,017
0,020
Permukaan batu dengan semen
0,020
0,024
Sumber: Bambang Triatmodjo, 1995
b.
Jari-jari hidrolis saluran dengan penampang lingkaran
Jari-jari hidrolis merupakan perbandingan antara luas penampang yang dialiri air dengan keliling basah saluran ( Bambang Triatmodjo, 1995 ), yang dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut: ..................................................................................................................(2.3) dengan, R
= jari-jari hidrolis
(m)
A
= luas penampang yang dialiri air
(m2)
P
= keliling basah saluran
(m)
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada penampang saluran yang berbentuk lingkaran, luas penampang yang dialiri dan keliling basahnya dapat dihitung dengan rumus ( Hadi Y, 1986 ) sebagai berikut:
O D = diameter pipa A
B D
d
C Gambar 2.1. Penampang pipa
1.
Keliling basah
P
= keliling basah = ACB
.............................................................................................(2.4) 2.
Luas penampang saluran
A
= luas penampang yang dialiri = luas OACB – luas AOBD
..........................................................................(2.5) Sedangkan
dapat dicari dari: .
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
Sehingga,
= arccos
digilib.uns.ac.id
..............................................................................(2.6)
dengan, r = jari-jari pipa saluran
(m)
D
= diameter pipa saluran
(m)
= sudut aliran
(rad)
= tinggi air di saluran
(m)
d
2.2.2. Pengaliran dalam pipa
Aliran air mengikuti hukum kontinuitas persamaan 1, yaitu debit aliran Q sebanding dengan luas penampang A dikalikan kecepatan aliran v. Kecepatan aliran 0.6-3 m/detik. Dengan debit ½ kedalaman penuh-kedalaman penuh.Pada aliran tertutup kecepatan aliran secara gravitasi mengikuti formula HAZEN WILLIAM seperti persamaan (2.1), (2.7), dan (2.8) berikut:
Q = A.v..............................................................................................................(2.1) v = 0,849.C.S 0,54 .(0,25.D) 0, 632 .........................................................................(2.7) v = 0,013131.C.S 0,54 .D 0, 632 ..............................................................................(2.8)
A Δh
L Gambar 2.2. Perhitungan commit to user Rumus
16
B
perpustakaan.uns.ac.id
S=
digilib.uns.ac.id
h ................................................................................................................(2.9) L
dengan, Q = debit
(m 3 /dt)
A = luas penampang pipa
(m 2 )
v = kecepatan aliran
(m/dt)
D = diameter pipa
(mm)
S = kemiringan pipa c = konstanta angka kekasaran dinding bagian dalam pipa (120)
Untuk menghitung kapasitas saluran dalam kondisi pipa penuh dan tanpa aliran dihitung dengan rumus sebagai berikut: V=AxL =
..........................................................................................................(2.10)
dengan, V = volume
(liter)
A = luas penampang pipa
(m2)
L = panjang pipa
(m)
Headloss sering disingkat hl (untuk singkatan headloss) atau hf (headfriction, kehilangan tekanan yang disebabkan friksi atau gesekan).
1. Kehilangan head pada instalasi pipa termasuk energi atau head diperlukan untuk: a. menanggulangi gesekan (tahanan) pada pipa. b. perlengkapan lainnya (saringan, klep kaki, sambungan, siku, socket, dll).
2.Gesekan terjadi baik pada pipa isap dan pipa hantar yang besarnya tergantung : a. kecepatan aliran b. ukuran pipa c. kondisi pipa bagian dalam d. bahan pembuat pipa commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kehilangan energi gesekan pipa umumnya dihitung dengan rumus dari HazenWilliam:
hf = {(10.684 Q 1.85) / C 1.85 D 4.87} x L ..................................................(2.11)
dengan: v
= kecepatan rata-rata dalam pipa (m/detik);
C
= koefisien gesekan pipa (Lihat Tabel 2.7.);
R
= jari-jari hidrolik (m); R = D/4 untuk penampang pipa lingkaran;
L
= panjang pipa (m);
D
= diameter dalam pipa (m);
S
= gradien hidrolik = hf/L;
hf
= kehilangan energi (m);
Q
= debit aliran (m3/detik).
Nilai C pada rumus Hazen-William, tergantung pada derajat kehalusan pipa bagian dalam, jenis bahan pembuat pipa dan umur pipa. Berikut Tabel 2.7. merupakan Tabel Kondisi pipa dan nilai C,
Tabel 2.7. Kondisi Pipa dan Nilai C Jenis pipa
koefisien kehalusan “C”
Pipa besi cor, baru
130
Pipa besi cor, tua
100
Pipa baja, baru
120 – 130
Pipa baja, tua
80 – 100
Pipa dengan lapisan semen
130 – 140
Pipa dengan lapisan asphalt
130 – 140
Pipa PVC
140 – 150
Pipa besi galvanis
110 – 120
Pipa beton (baru, bersih)
120 – 130 dilanjutkan commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lanjutan Pipa beton (lama)
105 – 110
Alumunium
135 – 140 70 – 90
Pipa bambu (betung, wulung, tali) Sumber: Hazen William formula
Perkiraan air buangan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2.8. di bawah ini:
Tabel 2.8. Perkiraan Air Buangan Rumah Tangga No Sumber Kapasitas 1
Rumah tangga
80% ( 150 liter/orang/hari)
2
Sekolah, kantor
8 liter/orang/hari
3
Rumah sakit
200 liter/bed/hari
4
Masjid
1.6 m /hari
5
Pasar
10 m /ha/hari
6
Hotel
70 liter/bed/hari
7
Perusahaan
8 liter/orang/hari
3
3
Sumber: Pengadaan Air Bersih –PNPM Mandiri Pedesaan 2008
2.2.3. Debit air limbah rumah tangga
Debit air limbah rumah tangga berdasarkan dari perkiraan rata-rata buangan rumah tangga tiap individu dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut: Qi = 0,8 x qi......................................................................................................(2.12) Keterangan : Qi = debit air limbah tiap individu. (liter/orang/hari) qi = besar pemakaian air bersih (liter/orang/hari) Sedangkan debit air limbah rumah tangga yang masuk pipa interceptor dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Qt = Qi x JP......................................................................................................(2.13) commit to user dengan,
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Qt = debit total yang melewati pipa interceptor (liter/hari). JP = jumlah penduduk (jiwa).
2.2.4. Sistem Saluran
Pada umumnya sistem saluran air limbah terdiri dari: 1. Sambungan Rumah (SR) Sambungan rumah (SR) adalah saluran yang umumya terletak di dalam rumah dan langsung menerima air buangan dari wc, kamar mandi, bak cucian dan dapur. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan diameter 50-100 mm, kemudian akan menyalurkan air buangan tersebut ke saluran lateral. 2. Saluran Lateral Saluran lateral adalah saluran yang menerima aliran dari sambungan rumah (SR) untuk dialirkan ke saluran sekunder, terletak di sepanjang jalan sekitar daerah pelayanan. Diameternya 150 mm dan materialnya adalah PVC. 3. Saluran Sekunder Saluran sekunder adalah saluran yang menerima air buangan dari saluran lateral dan akan menyalurkannya ke saluran interceptor/induk. Diameternya bervariasi antara 300 sampai 500 mm dengan material beton. 4. Saluran Interceptor/Induk Saluran interceptor/induk adalah saluran utama yang menerima aliran air buangan/air limbah dari saluran sekunder dan meneruskannya ke lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Diameternya bervariasi antar 600 sampai 1300 mm dengan material beton. 5. Bak Kontrol/Sekah Bak kontrol/sekah adalah lubang pembersih pada sambungan rumah (SR) yang berfungsi untuk keperluan pembersihan dan pemeliharaan pipa air kotor. 6. Clean Out Clean out adalah lubang pembersih pada saluran lateral yang digunakan untuk membersihkan pipa. Jarak antar clean out biasanya sekitar 50 m. 7. Manhole
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manhole adalah lubang berdiameter 60 cm dengan tutup dari besi tulang yang berfungsi untuk keperluan pembersihan dan pemeliharaan sistem saluran tertutup. Jarak antar manhole biasanya sekitar 50 sampai 100 m.
2.2.5. Gambar-gambar Saluran Perpipaan
1. Sambungan Rumah (SR)
Gambar 2.3 Pemasangan Sambungan Rumah (SR)
2. Saluran Lateral
Gambar 2.4 Pemasangan Saluran Lateral commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Saluran Sekunder
Gambar 2.5 Pemasangan Saluran Sekunder
4. Saluran Interceptor/Induk
Gambar 2.6 Pemasangan Saluran Interceptor/Induk
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bak Kontrol/Sekah
Gambar 2.7 Bak Kontrol/Sekah
6. Clean Out
Gambar 2.8 Clean Out
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Manhole
Gambar 2.9 Manhole
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang diperlukan antara lain data panjang pipa dan diameternya, dan jaringan layanan pipa.
3.2. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian adalah pada instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo yang mempunyai cakupan daerah pelayanan di sebelah Utara Kota Surakarta dan saluran air limbah (jaringan pipa) pada Jl. Kapten Adi Sumarmo dan Jl. Letjend. Sutoyo (Peta jaringan lihat di lampiran). Dalam pengelolaannya IPAL Mojosongo berada di bawah pengawasan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta.
3.3. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan secara bertahap, langkah-langkah penelitian ini adalah: a. Permohonan ijin. b. Mencari data atau informasi. c. Pengolahan data. d. Penyusunan laporan.
3.4. Permohonan Ijin Permohonan ijin ditujukan Kepada kantor PDAM Kota Surakarta Kepala bagian limbah cair supaya mendapatkan surat jalan untuk mencari data yang diperlukan di lokasi.
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5. Pengumpulan Data 1.
Tahap persiapan
Tahap ini dimaksudkan untuk mempermudah jalannya penelitian, seperti pengumpulan data, analisis dan penyusunan laporan. Tahap persiapan meliputi: a.
Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun dalam penyusunan hasil penelitian. b.
Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau tempat dilakukannya pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian.
2.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data yang dimiliki oleh kantor PDAM Kota Surakarta yang mengelola permasalahan yang berhubungan dengan limbah di kota Surakarta.
3.6. Mengolah Data
Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah pengolahan data tersebut. Pada tahap pengolahan atau menganalisis data dilakukan dengan menghitung data yang ada dengan rumus yang sesuai.
Hasil dari suatu pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk menganalisis yang lainnya dan berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil akhir tentang tinjauan perencanaan pipa lateral air limbah di Surakarta. Adapun urutan dalam analisis data dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 3.1 dibawah.
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.7. Penyusunan Laporan Seluruh data atau informasi primer maupun sekunder yang telah terkumpul kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang dapat memberikan solusi mengenai limbah
yang dikeluarkan setelah pengolahan dan
dilakukan perhitungan.
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mulai
Pengumpulan Data : 1. Peta jaringan pipa lateral air limbah pada Jl. Kapten Adi Sumarmo dan Jl. Letjend. Sutoyo 2. Data panjang pipa lateral 3. Study Pustaka 4. 5. Penghitungan kemiringan yang diijinkan pada saluran lateral
Penghitungan kapasitas saluran lateral
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Hasil dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data tinjauan perencanaan pipa lateral air limbah di Jl. Kapten Adi Sumarmo dan Jl. Letjend. Sutoyo, yang meliputi: 1. Jenis pipa pada saluran dan diameternya (Tabel 4.1). 2. Jaringan layanan pipa (lampiran).
Tabel 4.1 Jenis Bahan dan Diameter Pipa Saluran No.
Sistem saluran
Diameter (mm)
Material
50-100
PVC
150
PVC
1.
Sambungan Rumah (SR)
2.
Lateral
3.
Sekunder
300-500
Beton
4.
Interceptor/Induk
600-1300
Beton
Sumber: PDAM Surakarta, 2001
4.2. Analisis
4.2.1. Limbah disalurkan dengan Saluran Tertutup
Limbah yang berasal dari wc, kamar mandi, bak cucian dan dapur harus disalurkan dengan saluran tertutup. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Bau Limbah yang langsung dibuang ke sungai atau badan air lainnya tanpa memperhatikan sistem pembuangan limbah dapat menyebabkan munculnya masalah sosial di masyarakat yaitu bau. Bau limbah sangat mengganggu lingkungan, bau menyengat dari limbah tersebut dapat mengakibatkan keresahan pada masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi tersebut. commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bentuk Limbah Limbah yang berasal dari wc tidak boleh disalurkan dengan saluran terbuka, karena secara estetika limbah ini akan sangat mengganggu lingkungan sekitar. Maka diperlukan sistem pembuangan limbah rumah tangga seperti pembuangan limbah yang berasal dari wc harus terkoordinasi dengan baik, sehingga limbah tersebut tidak dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya penyebaran beberapa penyakit menular.
3. Tidak adanya lahan untuk membuat septictank Keterbatasan lahan untuk membuat septictank mengakibatkan proses pembuangan air limbah atau penyaluran air limbah yang berasal dari rumah harus dialirkan melalui jaringan perpipaan menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk diolah secara terpusat. Seharusnya, jika ada septictank proses pembuangan dan pengolahan air limbah dilakukan secara bersamaan. Baru pada saat septictank tersebut sudah penuh dengan lumpur tinja, maka harus disedot dan diangkut dengan truk tinja ke IPLT (Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja) untuk disempurnakan prosesnya agar tidak merusak atau mencemari lingkungan.
4.2.2. Jenis dan Peralatan Perpipaan yang diperlukan sampai di IPAL
Jenis dan peralatan perpipaan dari sambungan rumah air limbah sampai ke IPAL, antara lain: 1. Kenie diameter 100 x 100 mm 2. Tee diameter 100 x 100 mm 3. Tee Y diameter 100 x 100 mm 4. Pipa persil PVC diameter 100 mm 5. Tee Y diameter 150 x 100 mm 6. Bak kontrol/sekah 7. Pipa lateral diameter 150 mm 8. Clean Out 9. Pipa sekunder diameter 300-500commit mm to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Manhole 11. Pipa Interceptor/Induk diameter 600-1300 mm
4.2.3. Kemiringan Minimum Saluran
Analisis kemiringan minimum pada kondisi aliran penuh menggunakan rumus (2.2) dan (2.3). Contoh perhitungan sebagai berikut: Rumus:
Data: v = 0,15 m/det (kecepatan rencana) n = 0,007
(koefisien Manning)
D = 100 mm (diameter pipa sistem sambungan rumah) r = 50 mm = 0,05 m (jari-jari pipa) Hasil perhitungan: I = 0,00015 (kemiringan saluran) Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Kemiringan Minimum Saluran untuk Memperoleh Kecepatan yang Diinginkan pada Saluran Pipa PVC Diameter Saluran (mm)
Variasi kecepatan (v), m/detik (n=0.007) 0,10
0,15
0,20
0,30
0,45
0,60
0,75
0,90
100
6,7E-5
1,5E-4
2,7E-4
6,0E-4
1,4E-3
2,4E-3
3,8E-3
5,4E-3
150
3,9E-5
8,8E-5
1,6E-4
3,5E-4
7,9E-4
1,4E-3
2,2E-3
3,2E-3
Menurut sistem pengaliran, saluran limbah cair rumah tangga ini termasuk dalam sistem aliran gravitasi, oleh karena itu dalam pemasangan jaringan, pipa harus mempunyai kemiringan yang cukup agar terjadi pembersihan sendiri (self cleaning) to userminimum pipa tergantung dari besar tanpa adanya debit penggelontor.commit Kemiringan
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kecepatan yang diinginkan agar air pada saluran dapat membawa partikel/kotoran yang terdapat pada air. Dalam perencanaan kemiringan minimum ini perlu diperhatikan supaya tidak terjadi penyumbatan dalam jaringan karena kecepatan aliran yang diharapkan tidak terpenuhi.
Rekapitulasi kemiringan minimum hasil analisis disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Kemiringan Minimum
No.
1
Sistem
Diameter
Variasi kecepatan/ v
saluran
(mm)
(m/detik)
Lateral
150
minimum hasil analisis/ I
0,10
0,000039
0,15
0,000088
0,20
0,00016
0,30
0,00035
0,45
0,00079
0,60
0,0014
0,75
0,0022
0,90
0,0032
commit to user
32
Kemiringan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rekapitulasi perbandingan antara kemiringan minimum hasil analisis dan data di lapangan disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Analisis Kemiringan Minimum dengan Data di Lapangan No. Sistem
1
Diameter Kemiringan minimum hasil Data
Keterangan
saluran
(mm)
analisis
lapangan
Lateral
150
0,000039;0,000088;0,00016; 0,005
Memenuhi
0,00035;0,00079;0,0014;
syarat,
0,0022;0,0032
kec.rencana sampai 0,60 m/detik
4.2.4. Kapasitas saluran
Kapasitas saluran ini dalam kondisi pipa penuh dan tanpa aliran. Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut: Rumus (2.10) :
V =AxL =
Data: D = 150 mm = 0,15 m R = 0,075 m L = 280 m (jarak dr arah aliran 1-12 pada saluran jalur lateral sistem Adi Sumarmo) Hasil hitungan: V = 4,948 m3 = 4948 liter Kapasitas
= 4948/100 =49,48 =49 orang
Jumlah SR
= 49/5 =10 SR
Diasumsikan: a. tiap orang menghasilkan limbah cair 100 lt b. satu sambungan rumah SR terdiri dari 5 orang Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.5todan commit user4.6 sebagai berikut:
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5 Kapasitas Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo No.
Arah aliran
Diameter
Panjang
Volume
Kapasitas
pipa (mm)
saluran (m)
(liter)
(orang)
1
1 ke 12
150
280
4946
49
2
12’ ke 35
150
287
5069
51
3
43’ ke 57
150
272,75
4817
48
4
57’ ke 74
150
287
5069
51
5
100’ ke 102
150
37,5
662
7
6
102’ ke 104
150
81
1431
14
7
35’ ke 86
150
374,6
6616
66
8
87 ke 92
150
91,3
1613
16
9
92’ ke 95
150
99
1749
17
10
95’ ke 96
150
55
971
10
11
96’ ke 100’
150
30
530
5
12
86 ke 90
150
211,5
3736
37
13
90 ke 100’
150
234,9
4149
41
14
74’ ke 86’
150
241,5
4265
43
15
80 ke 74
150
216,3
3820
38
16
110 ke 81
150
210
3709
37
17
108 ke 107
150
61
1077
11
3070,35
54230
542
Total panjang saluran terpasang untuk lateral Adi Sumarmo adalah 3.070,35 m yang mampu menampung air limbah sampai volume 54.230 liter. Volume tersebut dapat mencukupi apabila banyaknya orang yang menyalurkan limbah cairnya berjumlah ≤ 542 orang atau setara dengan 108 SR (Sambungan Rumah).
Berikut Gambar 4.1. merupakan Grafik Hubungan Panjang Saluran dan Kapasitas Pengguna Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna Saluran Panjang saluran (m)
400 350 300 250 200 150 100 50 0 0
10
20
30
40
50
60
70
Kapasitas (orang) Gambar 4.1 Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara panjang saluran dengan kapasitas, dimana kapasitas pengguna saluran meningkat seiring dengan bertambahnya panjang pipa saluran yang digambarkan pada grafik berupa garis lurus.
Tabel 4.6 Kapasitas Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo No.
Arah aliran
Diameter
Panjang
Volume
Kapasitas
pipa (mm)
saluran (m)
(liter)
(orang)
1
20’ ke 20
150
59,6
1053
11
2
1’ ke 1
150
69,5
1228
12
3
3 ke 2’
150
110
1943
19
4
2” ke 4’
150
60,5
1069
11
5
4’ ke 4
150
88,3
1560
16
6
2’ ke 2
150
82,8
1462
15
7
6’ ke 2b
150
212,9
3760
38
8
7” ke 2a
150
233,6
4126
41
commit to user
35
dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lanjutan 9
8 ke 7
150
56,5
998
10
10
7’ ke 6
150
48
848
8
11
2a ke 2b
150
61,3
1083
11
12
11 ke 9
150
72,7
1284
13
13
13 ke 12
150
44,7
790
8
14
12 ke 15
150
33
583
6
15
15 ke 14
150
39
689
7
16
19’ ke 19
150
71,9
1270
13
1344,3
23744
237
Total panjang saluran terpasang untuk lateral Sutoyo adalah 1.344,3 m yang mampu menampung air limbah sampai volume 23.744 liter. Volume tersebut dapat mencukupi apabila banyaknya orang yang menyalurkan limbah cairnya berjumlah ≤ 237 orang atau setara dengan 47 SR (Sambungan Rumah).
Berikut Gambar 4.2. merupakan Grafik Hubungan Panjang Saluran dan Kapasitas Pengguna Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo.
Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna Saluran Panjang saluran (m)
300 250 200 150
100 50 0 0
10
20
30
40
50
Kapasitas (orang) Gambar 4.2 Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara panjang saluran dengan kapasitas, dimana kapasitas pengguna saluran meningkat seiring dengan bertambahnya panjang pipa saluran yang digambarkan pada grafik berupa garis lurus.
4.2.5. Kecepatan di Saluran Berdasarkan Tinggi Air
Analisis kecepatan berdasarkan tinggi air di saluran dihitung dengan menggunakan rumus (2.1) sampai (2.6). Contoh perhitungan sebagai berikut: Rumus:
= arccos Data: n = 0,007 D = 150 mm =0,15 m r = 0,075 m I = 0,000039 d = 0,1 m Hasil perhitungan: = 0,5223 radian P = 0,0783 m A = 0,0005 m2 R = 0,0065 m v = 0,030422 m/det Q = 0,000015 m3/det
Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, 4.11, 4.12, 4.13 dan 4.14 commit to user sebagai berikut:
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,000039 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
tinggi air(m) 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15
cos 0,8667 0,7333 0,6000 0,4667 0,3333 0,2000 0,0667 -0,0667 -0,2000 -0,3333 -0,4667 -0,6000 -0,7333 -0,8667 -1,0000
(radian) 0,5223 0,7476 0,9273 1,0853 1,2310 1,3694 1,5041 1,6375 1,7722 1,9106 2,0563 2,2143 2,3940 2,6193 3,1416
sin 2 0,8647 0,9971 0,9600 0,8255 0,6285 0,3919 0,1330 -0,1330 -0,3919 -0,6285 -0,8255 -0,9600 -0,9971 -0,8647 0,0000
P (m) 0,0783 0,1121 0,1391 0,1628 0,1846 0,2054 0,2256 0,2456 0,2658 0,2866 0,3084 0,3321 0,3591 0,3929 0,4712
A (m2) 0,0005 0,0014 0,0025 0,0038 0,0052 0,0066 0,0081 0,0096 0,0111 0,0125 0,0139 0,0152 0,0163 0,0172 0,0177
R (m) 0,0065 0,0125 0,0181 0,0232 0,0279 0,0321 0,0358 0,0390 0,0416 0,0437 0,0450 0,0456 0,0453 0,0437 0,0375
v (m/det) 0,030422 0,047332 0,060659 0,071746 0,081145 0,089146 0,095912 0,101536 0,106060 0,109483 0,111753 0,112752 0,112223 0,109520 0,098863
Q (m3/det) 0,000015 0,000066 0,000153 0,000271 0,000418 0,000588 0,000776 0,000973 0,001174 0,001370 0,001552 0,001709 0,001826 0,001880 0,001747
Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah 0,112752 m/detik dan debit maksimum 0,001880 m3/detik. Kecepatan dan debit maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.
Tabel 4.8 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,000088 tinggi No air(m) 1 0,01 2 0,02 3 0,03 4 0,04 5 0,05 6 0,06 7 0,07
cos 0,8667 0,7333 0,6000 0,4667 0,3333 0,2000 0,0667
(radian) 0,5223 0,7476 0,9273 1,0853 1,2310 1,3694 1,5041
sin 2 0,8647 0,9971 0,9600 0,8255 0,6285 0,3919 0,1330
P (m) 0,0783 0,1121 0,1391 0,1628 0,1846 0,2054 0,2256
A (m2) 0,0005 0,0014 0,0025 0,0038 0,0052 0,0066 0,0081
R (m) 0,0065 0,0125 0,0181 0,0232 0,0279 0,0321 0,0358
v (m/det) 0,045698 0,071099 0,091118 0,107772 0,121891 0,133909 0,144073
dilanjutkan commit to user
38
Q (m3/det) 0,000023 0,000100 0,000229 0,000408 0,000629 0,000884 0,001165
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lanjutan 8 9 10 11 12 13 14 15
0,08 0,09 0,1 0,11 0,12 0,13 0,14 015
-0,0667 -0,2000 -0,3333 -0,4667 -0,6000 -0,7333 -0,8667 -1,0000
1,6375 1,7722 1,9106 2,0563 2,2143 2,3940 2,6193 3,1416
-0,1330 -0,3919 -0,6285 -0,8255 -0,9600 -0,9971 -0,8647 0,0000
0,2456 0,2658 0,2866 0,3084 0,3321 0,3591 0,3929 0,4712
0,0096 0,0111 0,0125 0,0139 0,0152 0,0163 0,0172 0,0177
0,0390 0,0416 0,0437 0,0450 0,0456 0,0453 0,0437 0,0375
0,152521 0,159317 0,164458 0,167869 0,169369 0,168574 0,164513 0,148506
0,001462 0,001764 0,002058 0,002331 0,002567 0,002743 0,002824 0,002624
Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah 0,169369 m/detik dan debit maksimum 0,002824 m3/detik. Kecepatan dan debit maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.
Tabel 4.9 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
tinggi air(m) 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15
cos 0,8667 0,7333 0,6000 0,4667 0,3333 0,2000 0,0667 -0,0667 -0,2000 -0,3333 -0,4667 -0,6000 -0,7333 -0,8667 -1,0000
(radian) 0,5223 0,7476 0,9273 1,0853 1,2310 1,3694 1,5041 1,6375 1,7722 1,9106 2,0563 2,2143 2,3940 2,6193 3,1416
sin 2 0,8647 0,9971 0,9600 0,8255 0,6285 0,3919 0,1330 -0,1330 -0,3919 -0,6285 -0,8255 -0,9600 -0,9971 -0,8647 0,0000
P (m) 0,0783 0,1121 0,1391 0,1628 0,1846 0,2054 0,2256 0,2456 0,2658 0,2866 0,3084 0,3321 0,3591 0,3929 0,4712
A (m2) 0,0005 0,0014 0,0025 0,0038 0,0052 0,0066 0,0081 0,0096 0,0111 0,0125 0,0139 0,0152 0,0163 0,0172 0,0177
R (m) 0,0065 0,0125 0,0181 0,0232 0,0279 0,0321 0,0358 0,0390 0,0416 0,0437 0,0450 0,0456 0,0453 0,0437 0,0375
v (m/det) 0,061619 0,095869 0,122864 0,145319 0,164357 0,180563 0,194268 0,205660 0,214823 0,221755 0,226354 0,228378 0,227305 0,221829 0,200246
Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah 0,228378 m/detik dan debit maksimum 0,003808 m3/detik. Kecepatan dan debit maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan. commit to user
39
Q (m3/det) 0,000031 0,000134 0,000309 0,000550 0,000847 0,001192 0,001571 0,001971 0,002378 0,002775 0,003144 0,003461 0,003698 0,003808 0,003539
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00035 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
tinggi air(m) 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15
cos 0,8667 0,7333 0,6000 0,4667 0,3333 0,2000 0,0667 -0,0667 -0,2000 -0,3333 -0,4667 -0,6000 -0,7333 -0,8667 -1,0000
(radian) 0,5223 0,7476 0,9273 1,0853 1,2310 1,3694 1,5041 1,6375 1,7722 1,9106 2,0563 2,2143 2,3940 2,6193 3,1416
sin 2 0,8647 0,9971 0,9600 0,8255 0,6285 0,3919 0,1330 -0,1330 -0,3919 -0,6285 -0,8255 -0,9600 -0,9971 -0,8647 0,0000
P (m) 0,0783 0,1121 0,1391 0,1628 0,1846 0,2054 0,2256 0,2456 0,2658 0,2866 0,3084 0,3321 0,3591 0,3929 0,4712
A (m2) 0,0005 0,0014 0,0025 0,0038 0,0052 0,0066 0,0081 0,0096 0,0111 0,0125 0,0139 0,0152 0,0163 0,0172 0,0177
R (m) 0,0065 0,0125 0,0181 0,0232 0,0279 0,0321 0,0358 0,0390 0,0416 0,0437 0,0450 0,0456 0,0453 0,0437 0,0375
v (m/det) 0,091136 0,141793 0,181718 0,214930 0,243087 0,267056 0,287326 0,304175 0,317727 0,327979 0,334782 0,337775 0,336189 0,328090 0,296167
Q (m3/det) 0,000046 0,000199 0,000457 0,000813 0,001253 0,001763 0,002323 0,002916 0,003517 0,004105 0,004650 0,005119 0,005470 0,005632 0,005234
Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah 0,337775 m/detik dan debit maksimum 0,005632 m3/detik. Kecepatan dan debit maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.
Tabel 4.11 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00079 tinggi No air(m) 1 0,01 2 0,02 3 0,03 4 0,04 5 0,05 6 0,06 7 0,07 8 0,08 9 0,09 10 0,1 11 0,11
cos 0,8667 0,7333 0,6000 0,4667 0,3333 0,2000 0,0667 -0,0667 -0,2000 -0,3333 -0,4667
(radian) 0,5223 0,7476 0,9273 1,0853 1,2310 1,3694 1,5041 1,6375 1,7722 1,9106 2,0563
sin 2 0,8647 0,9971 0,9600 0,8255 0,6285 0,3919 0,1330 -0,1330 -0,3919 -0,6285 -0,8255
P (m) 0,0783 0,1121 0,1391 0,1628 0,1846 0,2054 0,2256 0,2456 0,2658 0,2866 0,3084
commit to user
40
A (m2) 0,0005 0,0014 0,0025 0,0038 0,0052 0,0066 0,0081 0,0096 0,0111 0,0125 0,0139
R (m) 0,0065 0,0125 0,0181 0,0232 0,0279 0,0321 0,0358 0,0390 0,0416 0,0437 0,0450
v (m/det) 0,136920 0,213026 0,273010 0,322906 0,365210 0,401219 0,431673 0,456986 0,477347 0,492749 0,502969
dilanjutkan
Q (m3/det) 0,000069 0,000298 0,000687 0,001222 0,001883 0,002648 0,003491 0,004380 0,005285 0,006167 0,006985
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lanjutan 12 13 14 15
0,12 0,13 0,14 0,15
-0,6000 -0,7333 -0,8667 -1,0000
2,2143 2,3940 2,6193 3,1416
-0,9600 -0,9971 -0,8647 0,0000
0,3321 0,3591 0,3929 0,4712
0,0152 0,0163 0,0172 0,0177
0,0456 0,0453 0,0437 0,0375
0,507466 0,505084 0,492916 0,444955
0,007691 0,008218 0,008461 0,007863
Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah 0,507466 m/detik dan debit maksimum 0,008461 m3/detik. Kecepatan dan debit maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.
Tabel 4.12 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
tinggi air(m) 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15
cos 0,8667 0,7333 0,6000 0,4667 0,3333 0,2000 0,0667 -0,0667 -0,2000 -0,3333 -0,4667 -0,6000 -0,7333 -0,8667 -1,0000
(radian) 0,5223 0,7476 0,9273 1,0853 1,2310 1,3694 1,5041 1,6375 1,7722 1,9106 2,0563 2,2143 2,3940 2,6193 3,1416
sin 2 0,8647 0,9971 0,9600 0,8255 0,6285 0,3919 0,1330 -0,1330 -0,3919 -0,6285 -0,8255 -0,9600 -0,9971 -0,8647 0,0000
P (m) 0,0783 0,1121 0,1391 0,1628 0,1846 0,2054 0,2256 0,2456 0,2658 0,2866 0,3084 0,3321 0,3591 0,3929 0,4712
A (m2) 0,0005 0,0014 0,0025 0,0038 0,0052 0,0066 0,0081 0,0096 0,0111 0,0125 0,0139 0,0152 0,0163 0,0172 0,0177
R (m) 0,0065 0,0125 0,0181 0,0232 0,0279 0,0321 0,0358 0,0390 0,0416 0,0437 0,0450 0,0456 0,0453 0,0437 0,0375
v (m/det) 0,182271 0,283585 0,363437 0,429860 0,486175 0,534112 0,574652 0,608349 0,635455 0,655959 0,669564 0,675550 0,672379 0,656180 0,592334
Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah 0,675550 m/detik dan debit maksimum 0,011264 m3/detik. Kecepatan dan debit maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.
commit to user
41
Q (m3/det) 0,000092 0,000397 0,000914 0,001626 0,002507 0,003526 0,004647 0,005831 0,007035 0,008209 0,009299 0,010238 0,010940 0,011264 0,010467
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.13 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0022 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
tinggi air(m) 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15
cos 0,8667 0,7333 0,6000 0,4667 0,3333 0,2000 0,0667 -0,0667 -0,2000 -0,3333 -0,4667 -0,6000 -0,7333 -0,8667 -1,0000
(radian) 0,5223 0,7476 0,9273 1,0853 1,2310 1,3694 1,5041 1,6375 1,7722 1,9106 2,0563 2,2143 2,3940 2,6193 3,1416
sin 2 0,8647 0,9971 0,9600 0,8255 0,6285 0,3919 0,1330 -0,1330 -0,3919 -0,6285 -0,8255 -0,9600 -0,9971 -0,8647 0,0000
P (m) 0,0783 0,1121 0,1391 0,1628 0,1846 0,2054 0,2256 0,2456 0,2658 0,2866 0,3084 0,3321 0,3591 0,3929 0,4712
A (m2) 0,0005 0,0014 0,0025 0,0038 0,0052 0,0066 0,0081 0,0096 0,0111 0,0125 0,0139 0,0152 0,0163 0,0172 0,0177
R (m) 0,0065 0,0125 0,0181 0,0232 0,0279 0,0321 0,0358 0,0390 0,0416 0,0437 0,0450 0,0456 0,0453 0,0437 0,0375
v (m/det) 0,228489 0,355493 0,455592 0,538858 0,609453 0,669544 0,720365 0,762606 0,796584 0,822288 0,839343 0,846846 0,842871 0,822566 0,742530
Q (m3/det) 0,000116 0,000498 0,001146 0,002039 0,003143 0,004420 0,005825 0,007310 0,008819 0,010291 0,011657 0,012834 0,013714 0,014120 0,013122
Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah 0,846846 m/detik dan debit maksimum 0,014120 m3/detik. Kecepatan dan debit maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.
Tabel 4.14 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0032 tinggi No air(m) 1 0,01 2 0,02 3 0,03 4 0,04 5 0,05 6 0,06 7 0,07 8 0,08 9 0,09 10 0,1 11 0,11
cos 0,8667 0,7333 0,6000 0,4667 0,3333 0,2000 0,0667 -0,0667 -0,2000 -0,3333 -0,4667
(radian) 0,5223 0,7476 0,9273 1,0853 1,2310 1,3694 1,5041 1,6375 1,7722 1,9106 2,0563
sin 2 0,8647 0,9971 0,9600 0,8255 0,6285 0,3919 0,1330 -0,1330 -0,3919 -0,6285 -0,8255
P (m) 0,0783 0,1121 0,1391 0,1628 0,1846 0,2054 0,2256 0,2456 0,2658 0,2866 0,3084
commit to user
42
A (m2) 0,0005 0,0014 0,0025 0,0038 0,0052 0,0066 0,0081 0,0096 0,0111 0,0125 0,0139
R (m) 0,0065 0,0125 0,0181 0,0232 0,0279 0,0321 0,0358 0,0390 0,0416 0,0437 0,0450
v (m/det) 0,275568 0,428741 0,549465 0,649887 0,735027 0,807501 0,868793 0,919738 0,960717 0,991716 1,012285
dilanjutkan
Q (m3/det) 0,000139 0,000601 0,001382 0,002459 0,003790 0,005330 0,007025 0,008816 0,010636 0,012411 0,014059
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lanjutan 12 13 14 15
0,12 0,13 0,14 0,15
-0,6000 -0,7333 -0,8667 -1,0000
2,2143 2,3940 2,6193 3,1416
-0,9600 -0,9971 -0,8647 0,0000
0,3321 0,3591 0,3929 0,4712
0,0152 0,0163 0,0172 0,0177
0,0456 0,0453 0,0437 0,0375
1,021335 1,016541 0,992052 0,895525
Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah 1,021335 m/detik dan debit maksimum 0,017029 m3/detik. Kecepatan dan debit maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.
Hasil rekapitulasi kecepatan dan debit dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan 4.16
Tabel 4.15 Rekapitulasi Kecepatan Maksimum yang Diijinkan pada Sistem Saluran Lateral No. 1
Sistem
Diameter
saluran
(mm)
Lateral
150
Kemiringan
Kecepatan maks.
Tinggi air
(m/detik)
(m)
0,000039
0,112752
0,12
0,000088
0,169369
0,12
0,00016
0,228378
0,12
0,00035
0,337775
0,12
0,00079
0,507466
0,12
0,0014
0,675550
0,12
0,0022
0,846846
0,12
0,0032
1.021335
0,12
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa kecepatan maksimum terjadi pada saat tinggi air di saluran 0,12 m. Dengan kecepatan maksimum tersebut diharapkan saluran dapat mengadakan pembersihan sendiri (self cleaning) tanpa debit penggelontor.
commit to user
43
0,015479 0,016540 0,017029 0,015825
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.16 Rekapitulasi Debit Maksimum yang Diijinkan pada Sistem Saluran Lateral No. 1
Sistem
Diameter
saluran
(mm)
Lateral
150
Kemiringan
Debit maks.
Tinggi air
(m3/detik)
(m)
0,000039
0,001880
0,14
0,000088
0,002824
0,14
0,00016
0,003808
0,14
0,00035
0,005632
0,14
0,00079
0,008461
0,14
0,0014
0,011264
0,14
0,0022
0,014120
0,14
0,0032
0,017029
0,14
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa debit maksimum terjadi pada saat tinggi air di saluran 0,14 m. Dengan debit maksimum tersebut diharapkan saluran dapat mengadakan pembersihan sendiri (self cleaning) tanpa debit penggelontor.
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3. Rencana Anggaran Biaya 4.3.1. Pemasangan Sambungan Air Limbah Merencanakan anggaran biaya untuk pemasangan sambungan rumah air limbah, untuk sebuah rumah dengan luas 58 m2, dengan 1 kamar mandi berukuran 2,625 m2(denah rumah pada lampiran). Untuk sistem pemasangan tidak boleh menyudut 90 , karena dari pipa air tersebut tidak hanya air yang terbuang. Masih ada kotoran yang juga ikut terbawa sehingga untuk pipa yang digunakan biasanya ukuran 4” serta pemasangan tidak boleh menyudut untuk menghindari mampat dikemudian hari.
4.3.2. Spesifikasi Teknis (Analisa Pemborongan 2011 Kota Surakarta)
Harga satuan 1) Bahan : —
Buis beton 40
: Rp.
37.500,00
per buah
—
Tutup pelat beton 40
: Rp.
35.000,00
per buah
—
Pipa PVC WAVIN 4” tipe D (panjang 4 m)
: Rp.
197.000,00
per buah
—
Kenie PVC
4”
: Rp.
12.000,00
per buah
—
Tee Y PVC
4”
: Rp.
12.000,00
per buah
—
Tee PVC
: Rp.
10.000,00
per buah
Pekerja/Tukang gali
: Rp.
30.000,00
per hari
Mandor
: Rp.
50.000,00
per hari
Kepala Tukang
: Rp.
48.400,00
per hari
Tukang Pipa
: Rp.
40.000,00
per hari
4”
2) Tenaga :
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3.3. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP)
1.
1 m3 Galian tanah ( Biasa dan Keras ) Pekerja/Tukang gali
0.4000 Oh x Rp. 30.000,00 = Rp. 12.000,00
Mandor
0.0400 Oh x Rp. 50.000,00 = Rp. 2.000,00 + Jumlah
2.
= Rp. 14.000,00
1 m3 Perataan Tanah dan Pemadatan Pekerja/Tukang gali
0.500 Oh x Rp. 30.000,00 = Rp. 15.000,00
Mandor
0.050 Oh x Rp. 50.000,00 = Rp. 2.500,00 + Jumlah
3.
= Rp. 17.500,00
1 m2 Pasang Pipa PVC diameter 4” Bahan 1 m pipa PVC 4”
= Rp. 49.250,00
Upah Kepala Tukang
0.025 Oh x Rp. 48.400,00 = Rp. 1.210,00
Tukang Pipa
0.100 Oh x Rp. 40.000,00 = Rp. 4.000,00
Pekerja
0.240 Oh x Rp. 30.000,00 = Rp. 7.200,00
Mandor
0.015 Oh x Rp. 50.000,00 = Rp.
750,00
Alat Bantu dll
1.000 Oh x Rp.
120,01
120,01 = Rp.
+ Jumlah
4.
= Rp. 62.530,01
1 buah bak kontrol Bahan 1 buis beton 40
= Rp. 37.500,00
1 tutup pelat beton 40
= Rp. 35.000,00 commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Upah 1 kali Pek. Bak kontrol
= Rp. 25.000,00 + Jumlah
5.
= Rp. 97.500,00
Penyambungan sambungan rumah (SR) ke lateral PDAM = Rp. 564.000,00
4.3.4. Rencana Anggaran Biaya No.
1 2
Uraian Pekerjaan Galian tanah Perataan
tanah
dan
Harga Satuan
Jumlah Harga
( Rp )
( Rp )
5 m3
14.000,00
70.000,00
3
17.500,00
35.000,00
20 m
62.530,01
1.250.600,20
2 buah
12.000,00
24.000,00
1 buah
10.000,00
10.000,00
2 buah
12.000,00
24.000,00
1 buah
97.500,00
97.500,00
564.000,00
564.000,00
Vol / Sat*
2m
pemadatan 3
Pemasangan pipa 4”
a) Kenie b) Tee
4”
c) Tee Y
4”
4
Pekerjaan Bak kontrol
5
Penyambungan SR ke lateral PDAM
Jumlah
2.075.100,20
* Galian Saluran Air kotor Saluran menggunakan pipa PVC 4”, panjang saluran = (3,42+2,65+1,39+2,39+10)= 19,85 m dibulatkan 20 m. Kedalaman galian diambil rata-rata 0,5 meter lebar 0,5 meter. Volume = 0,5 x 0,5 x 20 = 5 m3 Urugan kembali 40% dari 5 m = 2 m3
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kemiringan yang diijinkan pada sistem saluran lateral diameter 150 mm dengan
kecepatan aliran (0,10 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,000039; pada kecepatan aliran (0,15 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,000088; pada kecepatan aliran (0,20 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,00016; pada kecepatan aliran (0,30 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,00035; pada kecepatan aliran (0,45 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,00079; pada kecepatan aliran (0,60 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,0014; pada kecepatan aliran (0,75 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0.0022 dan pada kecepatan aliran (0,90 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,0032.
2.
Kapasitas saluran jalur lateral sistem adi sumarmo adalah 542 orang atau setara
dengan 108 SR (Sambungan Rumah) dengan panjang saluran 3.070,35 m dan dapat menampung air limbah sampai volume 54.230 liter. Sedangkan untuk kapasitas jalur lateral sistem sutoyo adalah 237 orang atau setara dengan 47 SR (Sambungan Rumah) dengan panjang saluran 1.344,3 m dan dapat menampung air limbah sampai volume 23.744 liter.
3.
Untuk suatu pemasangan sambungan rumah air limbah pada sebuah rumah
dengan luas 58 m2, dengan 1 kamar mandi berukuran 2,625 m2 minimal dibutuhkan biaya Rp 2.075.100,20.
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
5.2. 1.
digilib.uns.ac.id
Saran Ditambahnya sarana dan peralatan, sehingga IPAL Mojosongo yang melayani
Surakarta bagian utara dapat berfungsi secara maksimal dan limbah dapat terproses dengan baik sebagaimana mestinya. 2.
Perlu mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak limbah bagi
lingkungan dan pembangunan sistem sanitasi yang baik. 3.
Perlunya peningkatan dalam pengawasan dan pemantauan terhadap sumber
buangan ke sungai dari limbah domestik.
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENUTUP
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Selama menyusun Tugas Akhir ini penulis memperoleh banyak sekali manfaat, di samping lebih memperdalam ilmu Teknik Sipil, juga menambah pengalaman. Penulis berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Selain itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, serta mohon maaf apabila terjadi hal-hal yang kurang berkenan.
Surakarta,
Juli 2011
Penulis
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Triatmodjo. 1995.Hidraulika II. Yogyakarta: Beta Offset F. G. Winarno. 1986. Air Untuk Industri Pangan. Jakarta: PT. Gramedia Halim Hasmar. 2002. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: UII Press. http://id.wikipedia.org/wiki/limbah http://kayun.blog.uns.ac.id http://www.airminumisiulang.com/filedownload/teknologi_pengolahan_limbah_cair.pdf http://www.bangfad.com/sastra/system-sanitasi.html http://www.kimpraswil.go.id/limbah Kanjalia Rusli, Agus Susanto. 2009. Perhitungan Debit pada Sistem Jaringan Pipa dengan Metoda Hardy-Cross Menggunakan Rumus Hazen-Williams dan Rumus Manning. Bandung: Universitas Kristen Maranatha Press. Soeparman & Soeparmin. 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Wisnu Arya Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
commit to user
xvi