PERENCANAAN BIAYA SEWA DAN BIAYA OPERASIONAL RUSUN SEDERHANA UNLAM Retna Hapsari Kartadipura Abstrak Rumah susun sederhana sewa Unlam Banjarbaru dibangun di Jalan Unlam 1 yang berdekatan dengan Kampus Unlam, di Kota Banjarbaru. Untuk mengoperasionalkan rumah susun sederhana sewa, perlu dana yang tidaklah kecil. Agar aset dan investasi tetap terjaga, diharapkan pendapatan dari biaya sewa rumah susun sederhana sewa dapat menutup biaya operasi dan pemeliharaan (OP). Dari perhitungan yang dilakuan didapat besarnya biaya sewa yang didasari dari 5 biaya dasar yaitu biaya iuran, biaya pajak, biaya pemeliharaan, biaya upah pengelola dan biaya asuransi yang kemudian semua biaya ditotalkan dan dibagi dengan jumlah kamar yang ada di rumah susun sederhana sewa banjarbaru. Dari Perhitungan didapat kesimpulan bahwa biaya yang dibebankan kepada penghuni rumah susun sederhana sewa adalah sebesar Rp. 433.000/bulannya Kata Kunci: rusunawa, biaya sewa, biaya operasional, rusun mahasiswa PENDAHULUAN
rendah dalam memiliki hunian dekat
Latar Belakang
dengan tempat perkuliahan di kota
Dengan terus bertambahnya jumlah
Banjarbaru
maka
Kementrian
mahasiswa dari luar kota yang ada di
Perumahan
Rakyat
(Menpera)
Kota Banjarbaru pertahunnya maka
mencanangkan program pembangunan
kapasitas daya tampung kota semakin
rumah
lama semakin berkurang. Hal ini salah
(rusunawa) yang mempunyai 71 kamar
satunya
sebagai
dapat
dilihat
dari
masih
susun
tempat
sederhana
tinggal/kost
sewa
untuk
banyaknya mahasiswa terutama dari
mahasiswa dari luar kota Banjarbaru.
golongan
berpendapatan
Biaya tinggal yang harus ditanggung
rendah di Kota Banjarbaru yang belum
oleh penghuni di rumah susun pada
memiliki tempat tinggal sehat sebagai
dasarnya terdiri dari biaya sewa beserta
salah satu kebutuhan dasar.
surcharge. Besarnya harga sewa di
Dalam
masyarakat
mengantisipasi
ketidak
rumah susun sederhana dipengaruhi
mampuan masyarakat berpendapatan
oleh besarnya biaya produksi pada 1
tahap pembangunannya. Di samping
sewa (rusunawa). Selanjutnya rumah
biaya produksi terdapat juga biaya
susun sederhana sewa juga dibagi
operasional
pemeliharaan
dalam dua kategori yaitu rusunawa
(operasional and maintainance cost)
tanpa subsidi dan rusunawa dengan
yang turut mempengaruhi besarnya
subsidi. Dalam Lampiran Keputusan
surcharge di rumah susun sederhana.
Menteri
Oleh karena itu, studi ini dilakukan
permukiman
untuk megetahui berapa besar biaya
disebutkan bahwa sasaran prioritas
minimum yang dibebankan kepada
bagi masing-masing kategori rumah
penyewa, dimana biaya tersebut yang
susun tersebut berbeda satu sama lain
akan menutupi dari biaya operasional
dengan penjelasan sebagai berikut:
rumah susun itu sendiri.
1) Rumah susun sederhana milik
Tujuan
Rumah
Dari perumusan masalah yang telah
diprioritaskan
diiuraikan diatas maka Tujuan studi ini
masyarakat
adalah menunjukkan perhitungan harga
mampu untuk membeli (tunai atau
sewa yang ditetapkan untuk rumah
dengan
susun
dikota
Intervensi Pemerintah dalam batas
Banjarbaru. Untuk mencapai tujuan
memberi insentif kemudahan perijinan
tersebut maka sasaran dalam studi ini
dan
yaitu Menghitung besarnya harga sewa
pembangunannya menunjang kebijakan
berdasarkan komponen biaya produksi,
Pemerintah.
operasional, dan pemeliharaan secara
2) Rumah susun sederhana sewa tanpa
keseluruhan.
subsidi
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah
Kategori Rumah Susun
diprioritaskan
dan
sederhana
Berdasarkan
sewa
kelompok
sasarannya
Negara
Perumahan
No.10/KPTS/M/1999
susun
sederhana bagi
yang
KPR)
unit
ekonomi
rumah susun.
teknis,
susun
karena
sederhana bagi
yang
ini
kelompok
secara
petunjuk
masyarakat
dan
secara
ini
kelompok ekonomi
pembangunan rumah susun sederhana
mampu, tetapi memilih untuk tinggal
dikategorikan dalam dua jenis, yaitu:
dirumah
rumah susun sederhana untuk dimiliki
sementara atau alasan lain). Intervensi
(rusunami) dan rumah susun sederhana
Pemerintah
2
sewa
dalam
(karena
batas
tinggal
memberi
insentif
kemudahan
dan
dikembangkan total biaya produksi
karena
yang harus dikeluarkan akan terdiri
pembangunannya menunjang kebijakan
dari beberapa input biaya yang terbagi
Pemerintah.
dalam dua tahapan yaitu tahapan
3) Rumah susun sewa bersubsidi ini
perencanaan dan pembangunan dengan
secara umumdibagi menjadi 2 yaitu:
rincian biaya sebagai berikut:
a) Subsidi terbatas: diprioritaskan bagi
Biaya Tahap Perencanaan
kelompok
Biaya
petunjuk
perijinan
teknis,
masyarakat
dengan
pada
tahap
perencanaan
kemampuan ekonomi menengah ke
merupakan segala jenis biaya yang
bawah
membayar
berhubungan dengan lahan mulai dari
Intervensi
perijinan,
yang
meskipun
mampu terbatas.
Pemerintah
dapat
penyediaan
dilakukan
tanah,
dalam
pengadaan
pembuatan
siteplan
hingga
jasa
(perencanaan
pembiayaan,
tapak). Secara lebih rinci biaya-biaya
pembangunan, maupun pengelolaannya,
dalam tahapan perencanaan rumah
namun
susun ini adalah sebagai berikut:
tetap
pengembalian
diperhitungkan
dananya,
agar
dapat
1) Biaya Lahan (Land Cost)
bergulir untuk proyek selanjutnya.
Biaya pengadaan lahan merupakan
b) Subsidi penuh: diprioritaskan bagi
biaya
kelompok
memperoleh
yang
ekonominya sangat
kemampuan terbatas,
hanya
yang
diperlukan
dalam
lahan sebagai tempat
dibangunnya rumah susun sederhana
mampu membayar sewa untuk menutup
nantinya.
ongkos operasi dan pemeliharaan rutin
tersebut
saja. Intervensi Pemerintah dilakukan
pembebasan melalui mekanisme beli,
dengan memberi subsidi pembangunan
sewa, ganti rugi, dan dapat juga dengan
(tanah, bangunan, prasarana dan sarana
konsolidasi lahan (Arifin, 2004). Biaya
dasar lingkungan) sepenuhnya (social
atas pengadaan lahan biasa dihitung
housing).
per m2.Biaya lahan yang diperoleh
Komponen Biaya
pengembang dari penjual tanah dapat
Komponen Biaya Produksi
mencapai 6-8% dari harga jual suatu
Dalam
membangun
segala
jenis
Proses dapat
perolehan dilakukan
rumah (Hummel, 2001).
bangunan rumah susun yang akan
2) Biaya Pengukuran Lahan
3
lahan dengan
Informasi tersebut diperlukan dalam
rumah
proses perijinan pembangunan rumah
pematangan lahan dapat dilakukan
susun.
dengan jalan memotong bagian lahan
3) Biaya Investigasi Tanah
yang terjal (cut) dan menutup bagian
Proses investigasi tanah diperlukan
yang landai (fill) agar lahan yang akan
dalam melihat kelayakan tanah yang
digunakan siap untuk digunakan untuk
akan digunakan dalam pembangunan
proses pembangunan rumah susun
rumah susun sederhana. Proses ini
sederhana.
dilakukan dalam analisis tapak sebelum
6) Biaya Administrasi Lahan
proses
Proses administrasi lahan merupakan
pembuatan
siteplanning
susun
sederhana.
Proses
dilakukan.
bagian dari proses legalisasi segala
4) Biaya Pembuatan SitePlanning
sesuatu yang berhubungan dengan
Pembuatan siteplanning (perencanaan
proses pembangunan rumah susuns
tapak)
proses
ederhana. Dalam beberapa proyek, ijin
pengaturan/penyesuaian antara kondisi
dari pemerintah daerah/pusat harus
fisik ruang dari tapak dengan program-
diperoleh sebelum proses konstruksi
program
dilaksanakan
merupakan
yang
sebelumnya
telah
pada
direncanakan
biaya
yang
dengan
dikeluarkan dalam proses ini berkisar
yang
antara 20-25% dari biaya fisik proyek
terkait dengan prinsip-prinsip dalam
pembangunan rumah (Hummel, 2001).
bidang
Administrasi
memperhatikan
kaidah
arsitektur,
Lansekap,
dan
tapak
dan
seni
sipil,
Arsitektur
dalam
proses
kota
pembangunan rumah susun terdiri dari
yang
proses perijinan, pengurusan Hak Guna
dikeluarkan untuk biaya professional
Bangunan, pengalihan hak milik atas
ini berkisar antara 7 dan 15% dari total
lahan.
biaya proyek keseluruhan (Hummel,
harus ditempuh dalam pembangunan
2001).
rumah susun antara lain:
5) Biaya Pematangan lahan
1.
Ijin Prinsip
Pematangan lahan diperlukan untuk
2.
Ijin Lokasi
menyesuaikan kondisi fisik topografi
3.
Ijin PerencanaanTapak (Site Plan)
tanah dengan proses pembangunan
4.
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
(Lynch,1983).
perencanaan
lahan
Besar
biaya
4
Biaya-biaya
perijinan
yang
Biaya Tahap Pembangunan
menunjang pembangunan rumah susun
Biaya tahap pembangunan akan terdiri
sederhana.
dari
pembangunan
dilakukan dengan pertimbangan akan
bangunan rumah susun sederhana dan
standar jumlah penduduk yang akan
pembangunan
menjadi calon penghuni rumah susun
biaya
Sarana,
tahap
system
dan
komponen
Utilitas
biaya
Prasarana, (PSU).
secara
Sub
Pembangunan
PSU
nantinya.
rinciakan
Komponen Biaya Pengelolaan
dijelaskan sebagai berikut:
Biaya pengelolaan merupakan segala
1) Biaya Bangunan Rumah Susun
jenis biaya yang harus dikeluarkan
Menurut Poerbo (1993) biaya dalam
ketika proses produksi rumah susun
tahapan
dapat
sederhana telah dilakukan. Komponen
dalambiaya
biaya ini terdiri dari beberapa sub
pembangunan
dikelompokkan
ke
langsung dan biaya tidak langsung.
komponen seperti:
a) Biaya Langsung
1)
Biaya ini pada dasarnya mengikuti
Biaya operasional merupakan segala
standar yang telah dikeluarkan oleh
jenis biaya yang dibutuhkan dalam
pemerintah.
menjalankan fungsi pengelolaan rumah
b) Biaya Tidak Langsung
susun sederhana yang umumnya akan
Biaya tidak langsung yang dimaksud
terdiri dari biaya-biaya seperti biaya
disini adalah segala jenis biaya yang
administrasi
terkait dengan jasa pembuatan desain
personil, biaya iuran atas pemakaian
konstruksi bangunan yang melibatkan
listrik, air, telepon dari pengelola dan
pihak
dengan
kebersihan sampah, biaya pajak baik
memperhatikan aturan-aturan teknis
terdiri atas PBB (Pajak Bumi dan
sesuai dengan pedoman yang telah
Bangunan), Pajak perseroan dan PPn
ditetapkan dalam peraturan-peraturan
(Pajak Pertambahan Nilai).
terkait rumah susuns ederhana.
biaya pajak PPn akan lebih lanjut
2) Biaya Prasarana, Sarana, dan Utilitas
dijelaskan dalam tinjauan kebijakan
(PSU) Dasar
Peraturan
Prasarana, sarana dan utilitas dasar
No.36/PMK 03/2007 tentang batasan
merupakan komponen penting dalam
rusuna yang dibebaskan atas PPn.
konsultan
arsitek
5
Biaya Operasional
termasuk
Menteri
biaya
upah
Beban
Keuangan
RI
2)
Biaya Pemeliharaan
swasta dibebankan kepada pemerintah.
Biaya pemeliharaan merupakan jenis
Pendekatan Perhitungan Harga Sewa
biaya
untuk
Dalam subbab ini akan dijelaskan
melakukan perawatan atas bangunan
mengenai dasar perhitungan penentuan
gedung rumah susun sederhana dan
harga sewa-beli (jual) dan sewa dengan
prasarana, sarana dan utilitas (PSU)
mengadaptasi pendekatan studi yang
yang
biaya
dilakukan oleh Poerbo (1993) tentang
pemeliharaan ini dikeluarkan secara
harga sewa minimum dan disesuaikan
periodic bulanan, tahunan maupun
dengan perhitungan yang dilakukan
sewaktu-waktu
oleh
yang
dikeluarkan
digunakan.
Besarnya
(Arifin,2004).
Total
pengembang
biaya operasional dan pemeliharaan
berdasarkan
besarnya sekitar 5% dari harga sewa
pengelolaannya.
rumah susun (Poerbo, 1993).
Perhitungan
3)
digunakan
Pajak
Sebagaimana yang telah dijelaskan
sederhana
sebelumnya,
pendekatan
dibebankan
jenis
pajak
kedalam
yang proses
pada
biaya
produksi
dan
sewa
yang
rumah
susun
diperoleh
dengan
harga untuk sewa
umumnya
perhitungan
sebagai
berikut:
pengelolaan rumah susun sederhana
π»ππ =
yaitu Pajak Bumi dan Bangunan
π΅ππ βππππ‘
(PBB).
Dimana:
4)
HSM = Harga Sewa Murni
Asuransi
Asuransi
digunakan
dalam
BPn
proses
= Biaya Operasional
pengelolaan rumah susun dimaksudkan
βUnit = Jumlah unit hunian
sebagai
resiko
yang terbangun dalam rumah
dapat
susun
jaminan
keselamatan
dalam
penghuni
yang
disebabkan oleh adanya kebakaran ataupun gempa pada bangunan rumah
Harga sewa yang dihasilkan dalam
susun. Pembayaran polis pada rumah
formulasi
susun yang dikelola pemerintah tidak
dikombinasikan dengan besarnya biaya
dibebankan kepada penghuni namun
tambahan yang dibebankan kepada tiap
untuk rumah susun yang dikelola oleh
penghuni rumah susun (surcharge)
6
diatas
selanjutnya
akan
sehingga diperoleh hargasewa total
perhitungan melalui biaya produksi,
sebagai berikut:
operasional dan pemeliharaan tersebut.
π»ππ = π»ππ +
π΅π βππππ‘
Pada studi ini mula-mula diidentifikasi besarnya biaya produksi padatahap
Dimana:
perencanaan dan pada tahap konstruksi
HST
= Harga Sewa Total
bangunan
BT
=
infrastruktur penunjangnya.
Biaya
Tambahan
rumah
susun
beserta
(Surcharge) βUnit= Jumlah unit
Metode pengambilan data dalam studi
hunian yang terbangun dalam
ini menggunakan survey data primer
rumah susun
dan survey data sekunder. Dalam
METODE PENELITIAN
mengetahui besarnya biaya produksi
Metode penelitian yang digunakan
maka
dalam studi ini tergolong kedalam
diperoleh dari data-data primer melalui
metode penelitian kuantitatif dengan
wawancara kepada para pengembang
pendekatan analisis dari sisi supply dan
atau pelaksana pembangunan rumah
demand. Dalam pendekatan analisis
susun sederhana. Informasi mengenai
dari sisi supply akan dilihat besarnya
besarnya
harga sewa atau sewa yang diperoleh
pemeliharan diperoleh juga melalui data
melalui biaya produksi, operasional
primer melalui wawancara kepada pihak
dan
pengelola rumah susun sederhana.
pemeliharaan
rumah
susun
dibutuhkan
biaya
informasi
operasional
yang
dan
sederhana. Adapun dari sisi demand
Sedangkan
akan dilihat seberapa pantaskah biaya
dibutuhkan
sewa
kepada
pengumpulan
ttinggal
tempat, dan data sekunder didapat dari
dirumah susun berdasarkan harga sewa
buku-buku dan berbagai literature.
yang
mahasiswa
yang
akan
dibebankan untuk
dapa
berdasarkan
hasil
7
data-data
primer
didapat data
dari
yang melalui
berbagai
Gambar 1. Bagan Analisis Perhitungan Harga Sewa Rumah Susun Sederhana
PEMBAHASAN Biaya
operasional
a. Perhitungan Biaya Iuran rusunawa
Perhitungan Iuran Listrik
adalah ;
Total
pemakaian
listrik
perkamar
1. Biaya Iuran
adalah 3,6 kWh/hari, total kamar yang
2. Biaya Pajak
ada di Rusunawa Unlam Banjarbaru
3. Biaya Pemeliharaan
adalah
4. Biaya Upah Pengelola
pemakaian listrik untuk seluruh kamar
5. Biaya Asuransi
adalah 255,6 kWh.
6. Biaya Kekosongan
8
71
kamar
sehingga
total
Jika diasumsikan Rusunawanya sendiri
Jika diasumsikan pemakaian air di
memiliki barang elektronik sebagai
Rusunawa perorangnya adalah 0,5 m3
berikut :
perhari, maka apabila rusunawa dalam
1.
kondidi terisi penuh dengan asumsi 1
50 Lampu hemat energi 20 watt, 6
jam/hari: 6 kWh/hari
orang
2.
pemakaian air dalam satu hari adalah
2 Pompa air 150 watt, 3 jam/hari
perkamar,
dapat
dihitung
0,9 kWh/hari
35,5 m3, dan perbulannya berkisar 1000
3.
m3, maka perhitungannya adalah 5 x
2 Kulkas sedang 100 watt, 24
jam/hari : 4,8 kWh/hari
2.775 = Rp. 13.875, 15 x 4.250 = Rp.
Total 11,7 kWh
63.750, 35 x 5.750 = Rp. 201.250, 945
Sehingga Total pemakaian listrik untuk
x 6.500
keseluruhan Rusunawa adalah 267,3
Sehingga jumlah tagihan PDAM adalah
kWh/hari. Karena pembayaran iuran
Rp. 6.421.375/bulan.
listrik
Perhitungan Iuran Telepon
adalah
tiap
bulan,
maka
=
Rp.
6.142.500
pemakaian listrik Rusunawa Unlam
Diasumsikan Pemakaian telepon untuk
dalam 1 bulan adalah 8019 kWh. Dari
satu harinya adalah 30 menit dan tariff
Lampiran
telepon
III
Keputusan
Presiden
yang
berlau
adalah
Rp.
Republik Indonesia No. 104 Tahun
50/menit. Maka Biaya telepon yang
2003, Golongan Tarif R-3/TR Biaya
harus dibayar dalam 1 bulan adalah 30 x
Pemakaian Listrik adalah Rp. 621/kWh,
30 x 50 = Rp 45.000/bulan. Rata-rata
sehingga Iuran listrik yang dibayar
biaya abonemen yang berlaku adalah
dalam 1 bulan adalah 8019 x 621 = Rp.
Rp. 15.000. Maka Total iuran telepon
4.979.799 Jika Diasumsikan Rusunawa
yang
menggunakan batas daya sebesar 6.600
60.000/bulan.
VA = 6,6 kVa maka biaya beban yang
Perhitungan Pajak Bumi Bangunan
harus dibayar
adalah
Rp.
dikenakan adalah 6,6 x 34.260 =
Dasar perhitungan pajak adalah
Rp.226.116/bulan. Total Iuran Listrik
Nilai Jual Kena Pajak. Nilai Jual Kena
yang dibayar adalah : Rp. 4.979.799 +
Pajak
Rp.226.116 = Rp. 5.205.915/bulan
dipergunakan
Perhitungan Iuran PDAM
penghitungan
adalah
persentase
9
nilai
jual
sebagai pajak,
tertentu
dasar
yaitu dari
yang
nilai
suatu jual
sebenamya. Pajak Bumi Bangunan yang
Jadi Total Biaya
dibebankan (Rp .000) PBB
Adalah Rp. 5.100.000/bulan
=
Tarif
Pajak x NJKP = Persentase Pajak x (Persentase
NJKP
x
(NJOP
NJOPTKP))
= 0.5% x (20%
Perhitungan Biaya Asuransi
-
Diasumsikan Jika Uang pertanggungan
x
yang dibayar pertahun adalah Rp.
(379.601,66 β 12.000)) = Rp 3.676,02)
7.562.000 pertahun, maka jika terjadi
Besar PBB adalah Rp 3.676.020/tahun Perhitungan
Biaya
kebakaran, perusahaan asuransi akan membayar premi sebesar 0.2 dari total
Pengelolaan
Rusunawa
pembayaran uang pertanggungan.
Jika dalam satu rusunawa terdapat rincian
Upah Pengelola
jumlah
pengelola
Perhitungan Biaya Kekosongan
sebagai
Dikarenakan
berikut:
Rusunawa
Unlam
Banjarbaru tidak setiap waktu terisi
- 3 Orang sebagai administrator
penuh,
- 4 Orang Sebagai Keuangan
bangunan
- 4 Orang Sebagai Manager Staff
perhitungan biaya sewa. Bisa saja saat
Dari
data
yang
diperoleh,
maka
biaya
kekosongan
dimasukkan
dalam
upah
seseorang keluar dari rusunawa terdapat
minimum pekerja diatas adalah (dalam
jenjang waktu dimana tempat yang
Rp. 000/bulan)
awalnya didiami oleh orang yang keluar
Tabel 1. Jenis Pekerjaan Pengelola
tadi tidak langsung didiami oleh orang
Jenis Pekerjaan
Upah
Administrator
500
Keuangan
450
Manager Staff
450
yang lain. Oleh karena itulah, menurut perarturan
yang
berlaku
biaya
kekosongan berkisar kurang lebih 10%, jadi diambil saja yaiutu 10%. HASIL PERHITUNGAN
Maka
dapat
dihitung
total
Dari Perhitungan diperoleh bahwa
biaya
Iuran Listrik
pengelola sebagi berikut
Rp. 5.205.915/bulan =
Rp. 62.470.980/tahun
3 x 500 = 1.500, 4 x 450 = 1.800, 4 x
Iuran Air Rp. 6.421.375/bulan =
450 = 1.800, Jumlah 5.100
Rp. 77.056.500/tahun Iuran Telpon Rp. 60.000/bulan =
10
Rp. 720.000/tahun
perencanaannya, dalam 1 kamar bias
Pajak Bumi dan Bangunan
dihuni maksimal hingga 2 orang,
Rp 3.676.020/tahun
sehingga
Iuaran pemeliharaan
216.500/bulan.
Rp. 121.454.500/tahun
bahwa hasil perhitungan biaya sewa
Iuran Pengelola Rp. 5.100.000/bln =
perbulan diatas hanyalah biaya untuk
Rp. 61.200.000/tahun
menutupi
Biaya Asuransi Rp. 7.562.000/tahun
pemeliharaan rusunawa saja.
biaya
menjadi
Rp.
Ditekankan kembali
biaya
operasional
dan
Total Biaya Iuran adalah Rp. 334.140.000/tahun Kemudian
dapat
UCAPAN TERIMA KASIH
dihitung
biaya
Penulis
menghaturkan
terimakasih
perbulannya adalah sebagai berikut
kepada sdr. Riza Rahman yang telah
Rp. 334.140.000 : 12 =
membantu dalam penulisan artikel ini.
Rp. 27.845.000/bulan Karena pada Rusunawa Unlam terdapat
DAFTAR PUSTAKA
71 kamar maka Biaya yang dibebankan
Hummel, John. 1996. βCost Estimates for Land Development.β dalam Land Development Hand Book: Planning, Engineering and Surveying, ed. Dewberry dan Davis, 741-761. New York: McGraw-Hill
perkamar perbulannya adalah Rp. 27.845.000 : 71 = Rp. 392.183/bulan ~ Rp. 393.000/bulan Dikarenakan adanya biaya kekosongan sebesar 10%,
maka jumlah diatas
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009 Yogyakarta: Penerbit Andi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2002 Tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual Kena Pajak Untuk Penghitungan Pajak Bumi Dan Bangunan
dikalikan dengan 110% sehingga biaya sewa menjadi: 110% x Rp. 393.000 = Rp. 432.300 ~ Rp. 433.000 KESIMPULAN Dari
perhitungan
yang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2002 Tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual Kena Pajak Untuk Penghitungan Pajak Bumi Dan Bangunan
dilakukan
didapat Biaya-biaya yang berlaku pada Rusunawa Unlam didapatkan bahwa biaya sewa yang berlau pada rusunawa adalah
Rp.
433.000/bulan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/prt/m/2008 30 Desember
Pada
11
2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung
Susun dan Persoalan-Persoalan Hukumnya: Suatu Orientasiβ dalam Eko Budihardjo, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung: Alumni.
Poerbo, Hartono. 1993. Tekno Ekonomi Bangunan Bertingkat Banyak. Jakarta: Penerbit Djambatan. Rahardjo, Satjipto.
1998.
Uu. Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun. Peraturan Menteri Keuangan RI NO.36/PMK 03
βRumah
12