PEREMPUAN: TUTUR, MAKNA DAN LAKU (Sebuah Kajian Komunikasi Perempuan di Facebook dalam Prespektif Ilmu Pragmatik) Rosita Ambarwati Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Madiun
[email protected] Abstract The increasing number of women’s problem in communication especially in social networks mobilize the researcher to dig more deeply the phenomenon of communication through the study of pragmatics. This study aims to describe a form of speech acts of a woman language in facebook based on Kreidler taxonomy . The results of this study are expected to provide benefits to the development of the science of Pragmatics . This study used a qualitative descriptive method . The data source of this research is the speech of women in the social networking site Facebook . In this case the researchers used purposive sampling to determine sample . The technique of collecting data through observation , interviews , documentation . The research instrument was a researcher himself as a key instrument . Content analysis is a technique used for peeling speech in text form . Test the validity of the data through the credibility test , depensabilitas and confirmability . Credibility test is done through observation and membercheck extension . The results of the study as follows : ( 1 ) the types of speech acts that are found are verdiktif , directive , commisive , expressive , phatic and assertive . ( 2 ) based on the data sources that are grouped under the age limit of respondents aged 16-25 years range mostly used type of expressive speech acts . ( 3 ) Respondents aged 30-50 years category mostly use assertif speech acts . Age 17-25 years : Expressive ( 30.8 % ) , Directives ( 23.04 % ) , Assertive ( 18.2 % ) , Verdiktif ( 12.6 % ) , commissive ( 9.15 % ) , phatic ( 6 , 08 % ) . Assertive ( 27.3 ) , verdiktif ( 18.7 ) , expressive ( 14.9 ) , phatic ( 14.4 ) , directive ( 13.8 ) , commissive ( 12.9 ) . From these results it can be concluded that the types of speech acts that used by the women to communicate in facebook there is a difference between youth and adult groups . Keywords : Communication , Women , Facebook 1. PENDAHULUAN Perkembangan media komunikasi yang semakin beragam dan canggih memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan khususnya dalam hal interaksi dengan sesama. Salah satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah semakin banyaknya media sosial yang muncul. Perkembangan tersebut sudah pasti akan menimbulkan berbagai perubahan, gejolak dan fenomena baru, salah satunya adalah fenomena kebahasaan. Penggunaan bahasa di dunia maya dan jejaring sosial adalah suatu fenomena yang menarik dan patut mendapat perhatian para praktisi dan pemerhati bahasa. Dukungan kecanggihan teknologi telah menjadikan bahasa dalam segala bentuknya mengalami kemajuan varian yang sangat pesat. Fakta pengguna internet di Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 63 juta orang (Okezone, 12 Desember 2012) atau naik 300% dalam 5 tahun terakhir. Kondisi ini diperkuat dengan adanya 29 juta orang meng-akses internet secara mobile sebagai tanda tingkat produktivitas pemakaian bahasa pemakainya. Proyeksi ini akan terus berkembang hingga mencapai 80 juta orang
470
pada tahun 2014. Di sisi lain, data Kominfo April 2012 menyebutkan jumlah pengguna jejaring sosial di Indonesia juga sangat besar. Setidaknya tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna facebook dan sebanyak 19,5 juta pengguna twitter di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dirilis oleh Comscore.com sebagaimana dikutip Kompas.com, diperoleh data bahwa perempuan menghabiskan waktu lebih banyak di internet dibandingkan dengan laki-laki, yaitu rata-rata 24,8 jam untuk perempuan dan 22,9 jam untuk laki-laki. Data tersebut dilengkapi dengan rincian aktifitas yang dilakukan laki-laki dan perempuan pada saat menggunakan internet. Hasil statistik dari 40 negara di dunia tahun 2010 adalah 16,3% perempuan menggunakan waktu di internet untuk ber-social networking, sedangkan laki-laki hanya 11,7%. Sementara Pew Research Centre menyatakan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan jejaring sosial, dan jejaring sosial yang paling sering digunakan adalah facebook. Data terakhir yang dikeluarkan oleh Facebook menunjukkan hingga akhir Januari 2012, pengunjung Facebook mencapai 812.135.620 pengguna (www.techno.okezone.com). Pengguna Facebook di Indonesia pada awal tahun 2012 menunjukkan 40,6 % dari total 43 juta pengguna adalah perempuan (www.checkfacebook.com). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan yang lebih mendominasi jejaring sosial utamanya jejaring sosial facebook, hal ini dimungkinkan karena secara naluri perempuan lebih senang menjaga dan memelihara hubungan. Penggunaan media sosial oleh perempuan adalah suatu kebutuhan sebagai sarana untuk menunjukkan eksistensi diri sebagai manusia. Mengutip pendapat Abraham Maslow bahwa secara kodrati manusia membutuhkan harga diri (self esteem), yaitu menghargai diri sendiri (self respect) dan penghargaan dari orang lain (respect from other) (1943;1970). Perempuan dengan karakteristik yang sudah melekat sebagai makhluk Tuhan yang tidak suka memelihara konflik, mengutamakan persaudaraan, menyukai keindahan sehingga ingin selalu tampil menarik dan dikagumi mendapatkan ruang yang luas di jejaring sosial facebook. Melalui facebook mereka memperoleh kepercayaan diri, kebebasan, kekuatan yang merupakan bagian dari menghargai diri (self respect) dan ketenaran, dominasi, diperhatikan, dihormati, diterima dan apresiasi yang merupakan bagian dari penghargaan orang lain. Perilaku perempuan di jejaring sosial facebook seperti membuat status (up date status), mengunggah foto (upload), membagikan video serta mencantumkan identitas diri sebagai informasi pemilik account adalah upaya perempuan untuk membangun identitas diri sehingga mendapatkan perhatian, simpati, dan dukungan dari orang lain. Perempuan yang digambarkan sebagai sosok yang unik dan menarik memberikan warna dalam sejarah perkembangan bahasa. Hampir disetiap nafas kehidupan ada sentuhan perempuan di dalamnya. Kehebatan perempuan dalam mengelola sektor domestik maupun publik adalah salah satu bukti bahwa perempuan adalah ahli strategi dan juga negosiator. Kemampuan menjalankan tugas-tugas tersebut sudah pasti karena adanya proses komunikasi. Pada proses ini tidak dapat dibantah bahwa bahasa memegang peranan penting di dalamnya. Bahasa perempuan mempunyai karakteristik yang menarik. semakin berkembangnya kehidupan bermasyarakat, sosial, budaya dan tekhnologi menimbulkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada bahasa perempuan. Mencermati berbagai perkembangan terutama perkembangan dibidang teknologi komunikasi tersebut maka Pragmatik sebagai suatu ilmu yang mengkaji makna tuturan mempunyai peran yang besar dalam menggali fenomena kebahasaan yang muncul pada komunikasi perempuan di jejaring sosial utamanya facebook.
471
A. Desain Penelitian Penelitian ini masuk pada penelitian kualitatif dengan menggunakan desain analisis isi (content analysis) yaitu teknik yang digunakan untuk mengupas tuturan dalam bentuk teks. Metode analisis isi pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih (Budd, 1967, p. 2). setidaknya ada 5 kegunaan yang dapat dilakukan dalam penelitian analisis isi, yaitu: (1) Menggambarkan isi komunikasi. Mengungkapkan kecenderungan yang ada pada isi komunikasi, baik melalui media cetak maupun elektronik. (2) Menguji hipotesis tentang karakteristik pesan. Sejumlah peneliti analisis isi berusaha menghubungkan karakteristik tertentu dari komunikator (sumber) dengan karakteristik pesan yang dihasilkan. (3) Membandingkan isi media dengan dunia nyata. Analisis isi digunakan untuk menguji apa yang ada di media dengan situasi aktual yang ada di kehidupan nyata. (4) Memperkirakan gambaran kelompok tertentu di masyarakat. Uji keabsahan data melalui uji kredibilitas, depensabilitas dan konfirmabilitas. Uji kredibilitas dilakukan melalui perpanjangan pengamatan dan membercheck. B. Prosedur Penelitian Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data dan tahap penyajian analisis data. Data pada penelitian ini diperoleh dari interaksi perempuan di facebook. Tahap pengumpulan data dimulai dengan melakukan observasi dan wawancara untuk mendapatkan gambaran fenomena seputar penggunaan facebook oleh perempuan. Kemudian diambil data dari berbagai bentuk interaksi perempuan di facebook baik itu berupa tuturan pada status, komentar, simbol atau gambar. Data yang sudah diambil kemudian dianalisis berdasarkan analisis Spradley. Berdasarkan konsep spradley maka analisis data dibagi menjadi 4 yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensional dan analisis tema budaya. Pada tahap analisis domain dilakukan proses membaca data secara umum dan menyeluruh untuk mendapatkan ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Dari hasil membaca tersebut peneliti membuat catatan pinggir tentang kata, frase, simbol atau kalimat. Secara umum tahap analisis domain meliputi 3 elemen yaitu, cover terms (nama suatu domain budaya), included terms (nama suatu kategori atau rincian domain), semantic relationship (hubungan semantik antar kategori). Tahap analisis taksonomi mulai memfokuskan pada domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing domain dipahami secara mendalam, dan dibagi lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus sehingga tidak ada lagi yang tersisa (exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti mendalami domain dan sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka. Setelah analisis taksonomi, maka dilakukan wawacara terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah memilih domain yang akan dianalisis, mengidentifikasi seluruh kontras (perbedaan) yang telah mengidentifikasikan dimensi kontras yang memiliki dua nilai, menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu, menyiapkan pertanyaan kontras (berlawanan) untuk ciri yang tidak ada, mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data, dan menyiapkan paradigma (pola pikir) lengkap. Tahap selanjutnya adalah analisis tema budaya. Pada analisis ini akan dicari benang merah dengan mengintegrasikan lintas domain yang ada. Dengan ditemukan benang merah
472
dari hasil analisis domain, taksonomi, dan komponensial tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu hasil situasi sosial/obyek penelitian yang lebih jelas. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jenis-Jenis Tindak Tutur Analisis Pragmatik selalu berdampingan dengan konteks, konteks inilah yang akan menjernihkan suatu tuturan sehingga maksud tuturan bisa didapat. Proses analisis data untuk mendapatkan ragam tindak tutur pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut: DATA 1 Tuturan dilakukan oleh Agung Setyorini. Agung adalah ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai konsultan kecantikan di sebuah perusahaan produk kecantikan Avion. Pendidikan sarjana S1. Umur 49. Lawan tutur nya adalah : (1) Rossi yang memiliki profesi sebagai pemilik perusahaan Sempurna printing dengan pendidikan S1. (2) Rien Rahardjo,eorang ibu rumah tangga berpendidikan sarjana S1, (3) Rien Orrel berpendidikan S1. Topik yang diperbicangkan adalah diterimanya anak Agung pada perguruan tinggi. Mereka bertiga adalah teman akrab dengan umur sebaya. Agung : ALHAMDULILLAH, Ogan diterima di fak. Hukum.... Rossy : Selamat ya Ogan...jadi ahli hukum....salam Agung : Mbak Rossy, thanks a lot... Yang susi : Selamat ya,....ikuti jejak pakde bowo ma mas guntur Rien Rahadjo : selamat ya m.rini, wes plong rasane....jadi gak usah ikut yang jalur mandiri/lokal unej Lestari Haedar : selamat yo Rien,...anak sing nomer piro? Rien Oriel : congrat mba rin siapa itu Ogan????....sorry nga kenal akunya hehehe Siti choiriyah : Selamat mbak...mudah2 lancar selalu...salam buat Ogan...(kiro2 ngerti aku ora yo?? Hahahaha...sebab aku cuman kenal rigas) Lestari Hendar : Ojok sampek anak loro mbarep kabeh...hahaha... Agung : Terimakasih jempol manisnya, dik Rien, rieka, Buu LGT, budhe Susy, pak de Bowo, dan saudaraku yang lain...biarpun sdh gede, msh gak tega klu jauh-jauh... nanti aja kalau S2 atau kerja di kota lain.... Sity Choiriyah : Curcol mbak Status Agung ditanggapi Rossy Ditha Dhyfa memberikan ucapan selamat atas diterimanya Ogan, anak Agung Setyorini karena telah diterima di Fakultas Hukum. Tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur verdiktif. Ucapan selamat dari Rossy ditanggapi Agung S dengan mengucapkan terima kasih. Tuturan Agung tersebut adalah jenis tindak tutur verdiktif (mengucapkan terima kasih). Begitu juga dengan tuturan yang disampaikan Yang Susi ( selamat ya....) , tuturan Rien Rahardjo (selamat ya mbak Rini....), Lestari Heidar ( selamat ya Rin...anak nomer piro), dan Siti Choiriyah (selamat mbak...mudah-mudahan lancar selalu...). Tuturan-tuturan tersebut menggunakan verba verdiktif dengan fungsi memuji dan memberi selamat atas keberhasilaan anak penutur (Ogan) yang diterima di fak Hukum. Tuturan Rien Oriel (congrat mba rin siapa itu Ogan????....sorry nga kenal akunya hehehe) menggunakan verba verdiktif tetapi arti tuturan sebenarnya adalah fatis ( berbasa-basi). Tuturan Agung berterima kasih (trimakasih jempol manisnya, dik Rien....) adalah tindak tutur verdiktif. Tuturan tersebut adalah bentuk ungkapan berterima kasih yang mendalam dari penutur kepada
473
mitra tutur. Upaya memberikan perhargaan tersebut terlihat dari cara penutur menyebutkan satu persatu nama mitra tutur. Tuturan Agung (Biarpun sudah gede, masuh gak tega kalo jauh-jauh...) merupakan bentuk ungkapan perasaan penutur yang merasa berat bila ditinggal jauh putranya. Bentuk tuturan ini adalah jenis tindak tutur ekspresif. Tuturan balasan dari Sity Choiriyah (curcol) merupakan jenis tindak tutur komisif dimana penutur memberikan persetujuan terhadap tuturan mitra tuturnya (Agung). 1) Data 2 Penutur yang membuat status adalah Icha Feby seorang ibu rumah tangga dan bekerja pada sebuah lembaga pendidikan. Lulusan S1 Sastra Inggris Unej Jember. Mitra tutur adalah Asih Andriyani, Yoes Belladona dan Rose bunga. Topik yang dibahas adalah kerawanan kota Jakarta terhadap banjir. Hubungan diantara mereka akrab. Icha Feby : Baru hujan sebentar dah banjir...jakartaaa ohh jakartaaa..kasian deh lu Asih Andriyani : Ca...ca bisa aja lo...hehehhe Icha Feby : Emang iye bu, td lewat kebon jeruk dah banjir pdhal ujannya sebentar..jd ingat tanggal 2-2-02 amit2 deh Asih Andriyani : Apa tuch ca “kiamat” y’h?? Yoes Belladona : Mobilnya dituker perahu aja ka Icha Feby : Asih: bukan kiamat bu...tp perjalanan terjauh tangerang-jkt 24 jam..@+#” @yus: nanti aku kasih baling2 aja mobilnya yus, biar bs terbang Rose bunga : Itulah Jakarta, klo ga mau banjir pergi ke Bogor aja Tuturan penutur pada status di atas dikomentari oleh Asih Andriyani (Ca...ca bisa aja lo...hehehhe). Komentar Asih tersebut adalah jenis tindak tutur fatis. Dimana penutur (Asih) berusaha untuk menjaga hubungan dengan mitra tutur. Pada tuturan tersebut terlihat bahwa penutur hanya ingin menyapa mitra tuturnya. Icha membalas dengan tuturan (: emang iya bu, td lewat kebon jeruk dan banjir pdhal ujannya sebentar .. jd ingat tanggal 2-2-02 amit2 deh). Tuturan tersebut adalah jenis tindak tutur asertif dimana penutur Icha Feby memberikan informasi tentang apa yang telah dialaminya dan teringat tiba-tiba akan suatu hal karena kejadian tersebut. Pada akhir komentar yang disampaikan oleh Icha Feby ditambahkan emoticon yang menegaskan bahwa pada tanggal tersebut terjadi peristiwa yang menyedihkan. Asih membalas komentar Icha (Apa tuch ca “kiamat” y’h??). Tuturan tersebut adalah jenis tindak tutur asertif, karena penutur memprediksi atau menduga-duga bahwa apa yang terjadi dan dialami Icha Feby pada tanggal 2-2-02 mungkin adalah kiamat. Yoes Belladona mengomentari (Mobilnya dituker perahu aja ka). Tuturan tersebut dilakukan penutur untuk memberikan saran kepada Icha Feby untuk menukar mobilnya dengan perahu, menggunakan nada canda. Tuturan tersebut menggunakan verba direktif yang berfungsi sebagai media untuk lebih mengakrabkan/ berbasa-basi, oleh karena itu tindak tutur tersebut masuk pada tindak tutur fatis. Icha membalas komentar Asih (: bukan kiamat bu .. tp perjalanan terjauh tangerang – jkt 24jam...@+#*) Tindak tutur tersebut adalah jenis tindak tutur asertif. Icha Feby menyangkal dugaan Asih Andriyani Ar tentang artian tanggal 2-2-02 baginya. Ia juga memberikan penjelasan terhadap penyangkalannya. Icha membalas komentar Yoes Belladona (yus nanti aq ksh baling2 aja mobilnya yus, biar bs terbang). Icha berusaha membalas komentar yus dengan menggunakan kalimat yang kurang
474
berarti, terkesan penutur hanya ingin berbasa-basi/ berkelakar. Tindak tutur tersebut masuk pada kategori tindak tutur fatis. Rose Bunga memberikan komentar (Itulah Jakarta, klo ga mau banjir pergi ke bogor aja). Jenis tindak tutur tersebut adalah asertif. Penutur Selain setuju dengan pernyataan Icha Feby dengan menuliskan Itulah Jakarta, Rose Bunga juga memberi saran tentang berpindah ke Bogor yang menurutnya masih tergolong wilayah rawan banjir. Berdasarkan hasil hasil analisis data keseluruhan maka hasil akhir sebagai berikut: Tabel 1 Jenis tindak tutur kelompok umur 16-25 tahun No Jenis Tindak Tutur Prosentase (%) 1 Ekspresif 30,8 2 Direktif 23,04 3 Assertif 18,2 4 verdiktif 12,6 5 komisif 9,15 6 Fatis 6,08 Tabel 2 Jenis tindak tutur kelompok umur 30-50 tahun No Jenis Tindak Tutur Prosentase (%) 1 Ekspresif 14,9 2 Direktif 13,8 3 Assertif 27,3 4 verdiktif 18,7 5 komisif 12,9 6 Fatis 14,,4
Gambar 1. Grafik jenis tindak tutur D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar remaja perempuan menggunakan jenis tindak tutur ekspresif saat berkomunikasi di facebook. Beberapa unsur kebahasaan yang menjadi ciri khas bahasa remaja di facebook adalah:
475
a. tuturan status berbentuk luapan perasaan sedih, marah, gembira b. Sering muncul kata-kata yang disingkat yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan akronim c. Banyak menggunakan emoticon d. Menggunakan tanda baca elipsis (...) e. Sering munculnya kata hahaha, wekwekwek, hhhh, wwkkkwwwk, jgagagagagg, kkkk, hehehe, huuuuft f. menggunakan istilah bahasa asing (Inggris, Arab) 2. Ciri khas wanita dewasa dalam berkomunikasi sebagai berikut: a. Bentuk kalimat lebih kompleks b. Mengeluh c. Penambahan huruf (vocal) muakasyiiii yaaa... d. Menggunakan kata hehhe, xixixi, qiqiqi, hahaha untuk menunjukkan ekspresi tertawa e. status yang dibuat oleh perempuan dewasa sebagian besar merupakan bentuk penyampaian informasi dan fakta. f. Perempuan dewasa lebih banyak menggunakan tuturan yang bersifat fatis daripada remaja. Ini berarti bahwa perempuan dewasa lebih bertujuan untuk menjaga kelangsungan hubungan di dalam berkomunikasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa perempuan yang memiliki stereotype santun dalam berbicara sedikit bergeser pada saat berkomunikasi di jejaring sosial. Ini terlihat pada data subyek menggunakan tindak tutur direktif diperingkat no 2. Hal ini bisa diartikan bahwa berkomunikasi melalui media sosial facebook memberikan keleluasaan kepada perempuan untuk berbicara mengeluarkan isi hati, pikiran dan perasaannya. Indikasi lain yang muncul pada fenomena tersebut adalah ketertarikan perempuan untuk menjalin hubungan dengan anggota facebook cukup besar. Ini terlihat dari penggunaan tindak tutur fatis yang cukup besar. 3. REFERENSI Austin, J.L. 1962. How to Do Things With Words. Oxford: Oxford University press Brandom, Robert. 2008. Between saying and Doing. New York; Oxford University Press Brown, penelope dan Stephen C. Levinson. 1987. Politeness: Some Universals in Language Usage. New York: Cambridge University Press. Brown, Roger dan Albert Gilman. 1968. The Pronouns of Power and Solidarity, dalam Joshua A. Fishman (ed) Readings in the Sociology of language. The Haque: Mouton & Co. N.V. Publishers, halaman 252-275 Cummings, louise. 1999. Pragmatik Sebuah perspektif multidisipliner. Jogjakarta; Pustaka Pelajar Gasdar. 1979. Pragmatics: Implicature, Presupositions and Logical Form. New York: Academic Press. Gunawan, Asim. 2007. “Implikatur dan Kesantunan Berbahasa: Beberapa Tilikan dari sandiwara Ludruk” Grice, H. Paul. 1967,1975. Logic and Conversation, Dalam Peter Cole dan Jerry Morgan (eds) Syntax and Semantics, vol 3: Speech Acts. New York; Academic Press Ibrahim, Syukur. 1993. Kapita Selekta Sosiolinguistik. Surabaya; UsahaNasional Jacob L. Mey. 1994. Pragmatics An Introduction. Cambridge USA; Blackwell
476
Jurnal Pragmatics. 2011. Politeness as a strategy of attack in a gendered political debate—The Royal–Sarkozy debate. Volume 43, Issue 10, August 2011, Pages 2480-2488. Béatrice Fracchiolla Leech, Geoffrey. 1993. Principles of Pragmatics. New York; Addison Wesley longman Publisin Nurkamto, Joko. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta; UNS Press Searle, John . 1969. Speech Acts; An Essay in the Philosophy of Language.New York; Cambridge University Press Sihabudin, ahmad. 2011. Komunikasi Antar Budaya; Satu perspektif multidimensi. Jakarta: Bumi Aksara. Subroto, Edi. 2008. Kelana Bahana Sang Bahasawan. Jakarta; Universitas Atma Jaya. Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.
477