PEREMPUAN PAPUA DAN KEPEDULIAN SOSIALNYA (Suatu studi Terhadap Motivasi Kepedulian Sosial Wilhelmina Wouw Bagi Masyarakat Fakfak Papua) LENNY LEONORA KEHEK Mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana I.
PENDAHULUAN DAN PERMASALAHAN
A. Latar Belakang Masalah Kata peduli secara umum diartikan sebagai mengindahkan, memperhatikan, dan menghiraukan1. Sedangkankepedulian sosial
merupakan suatu perasaan simpati yang
mendalamterhadap penderita atau kemalangan orang lain, yang disertai oleh hasrat untuk meringankan penderitaan atau untuk menghilangkan penyebabnya. Kepedulian sosial sejati melibatkan seluruh pribadi kita.2 Ketika kita berbicara mengenai kepedulian sosial pasti ada sesuatu masalah yang menyebapkan kita menjadi peduli kepada orang lain. Semua ini disebabkan karena tidak terpenuhi kebutuhan manusia, ada juga dampak dari bencana alam, ketergantungan ekonomi, kesehatan yang buruk dan lain sebaginya .3 Tidak semua orang dapat melakukan kepedulian sosial meskipun mereka adalah orang yang kaya. Kadang yang mereka utamakan adalah kepentingan diri mereka dan keluarga mereka tanpa melihat orang lain yang membutuhkan bantuan mereka. Namun dari sekian banyak manusia ada juga orang-orang yang memiliki perasaan peduli terhadap orang lain, namun disini ada seorang perempuan yang sama seperti Mother Teresa yang memiliki jiwa kepedulian terhadap orang lain yang menderita, perempuan itu bernama Wilhelmina Wouw berasal dari Kota Fakfak berada di Papua Barat yang lahir pada 3 September 1971, berasal dari keluarga yang sederhanadan mata pencariannya hanya sebagai Petani. Wilhelmina Wouw dalam masa kehidupannnya banyak sekali membantu orang yang memerlukan bantuanya karena dari kecil sudah diajarkan oleh 1Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta :Balai Pustaka,1989. 2Rich Devos, Kapitalisme Dengan Kepedulian Sosial, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1995 ), 137. 3Sumarnonugroh, Buku Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta : PT Hahindita, 1984), (11). 1
kedua orang tuanya yang cepat tersentuh hatinya ketika melihat orang yang membutuhkan pertolongan. Wilhelmina Wouw merupakan seorang perempuan Papua yang berbeda dari perempuan Papua lainnya yang hidupnya hanya dihabiskan mengurusi keluarga mereka saja,tetapi baginya kehidupan yang ia lalui tidak hanya untuk mengurusi keluwarganya saja tetapi juga untuk orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia berani menunjukan bahwa sebagai perempuan tugasnya tidak hanya mengurusi keluarganya saja, atau menjadi Ibu bagi anak-anaknya dan menjadi istri bagi suaminya saja, tetapi mampu menjadi
ibu untuk semua orang yang
membutuhkannya. Bagi Wihelmina Perempuan Papua dan Perempuan lainnya dapat melakukan kepedulian sosial bagi orang lain asalkan mereka memiliki keberanian sepertinya. Wihelmina tidak ingin melihat perempuan yang masih mengikuti UU yang sudah menetapkan profesi setiap orang, seperti dalam UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 34 ayat 1-34, tanggung Jawab kaum laki-laki dalam keluarga yakni untuk mencari nafkahdan perempuan bertanggung Jawab untuk mengatur segala sesuatu yang menyangkut dengan urusan rumah tangga, yakni memasak, mengurus anak, membersihkan rumah, mengurus suami dan hal-hal lain yang berhubungan dengan rumah tangganya. Bagi Wihelmina aturan ini salah perempuan juga memiliki kebebasan untuk berkarya di bidang Politik, Hukum, Agama, bahkan Sosial asalkan mereka memiliki niat dan keberanian seperti Wihelmina yang berani berdiri dan membela hak-hak masyarakat dan peduli kepada masyarakat. Ia berkata hidup ini jangan pernah berguna bagi diri sendiri, jadikanlah hidupmu berguna bagi orang lain yang membutuhkan pertolonganmu. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan ini diberi judul : PEREMPUAN PAPUA DAN KEPEDULIAN SOSIALNYA (Suatu studi Terhadap Motivasi Kepedulian Sosial Wilhelmina Wouw Bagi Masyarakat Fakfak Papua) B. Rumusan Masalah 1. Apa saja bentuk - bentuk kepedulian sosial yang dilakukankah Wilhelmina Wouw ? 2. Apa Motivasi kepedulian sosial Wilhelmina Wouw?
4
Pernyataan UU tersebut dapat dibaca pada hal.32 2
C. Tujuan Penelitia 1. Mendeskripsikan bentuk – bentuk kepedulian sosial Wilhelmina Wouw. 2. Mendeskripsikan Motivasi kepedulian sosian Wilhelmina Wouw. D. Manfaat Penelitian Sebagai suatu sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat dalam mengetahui bahwa tidak hanya laki-laki saja yang dapat melakukan kegiatan kepedulian sosial tetapi Perempuan juga dapat melakukan yang lebih dari pada laki-laki karena perempuan di lengkapi dengan hati yang lembut yang mudah tersentuh untuk peduli kepada sesama. Dan mungkin dalam penulisan ini juga bisa menjadi sumbang motivasi kepada perempuan Indonesia kususnya perempuan Papua bahwa mereka juga bisa melakukan kepedulian sosial seperti apa yang Wilhelmina Wouw lakukan. E. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta atau populasi tertentu. Sedangkan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif merupakan salah satu cara berpikir induksi, yakni proses berpikir melalui penarikan kesimpulan khusus ke kesimpulan atau penjelasan umum. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan tersebut akan diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya.5 Dengan jenis penelitian ini penulis berusaha untuk mengungkapkan fakta dari data yang ada mengenai pemahaman tetang seorang wanita yang memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi, yang kemudian data-data tersebut akan dianalisis dan disimpulkan. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena melalui pendekatan ini penulis dapat secara langsung meneliti di lapangan tentang fenomena tersebut yang diangkat dalam tulisan ini dan dapat secara langsung menyajikan hubungan antara peneliti dan responden.Teknik pengumpulan data melalui wawancara, Observasi, kepustakaan, membahwa tidak berlebihan melewati batasan masalah, mencari Subyek Penelitian dan Informan.
Prof. Dr. Husaini Usman, M. Pd., M. T., Purnomo Setiady Akbar, M. Pd., Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), 130 5
3
II.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kepedulian Sosial Kepedulian sosial merupakan salah satu cara dalam mewujudkan kasih. Salah satu alasan mengapa kepedulian sosial ini adakarena manusia pada hakikatnya merupakan mahluk sosial Aristoteles menuliskan bahwa manusia merupakan mahluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup tanpa mahluk lainnya (manusia, tumbuhan dan hewan). Manusia sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa mahluk lainnya, tentu saja sering melakukan interaksi. Dari interaksi inilah melahirkan tindakan-tindakan. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh manusia ialah menolong manusia lain atau peduli. Kepedulian Sosial terdiri atas dua kata yaitu peduli dan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Peduli berarti mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan, sedangkan Kepedulian (berasal dari kata peduli yang kemudian diberiawalan (ke-) dan akhiran (-an)adalah sikapmengindahkan, sikap memperhatikan atau mencampuri.6Dalam Kamus besar bahasa Indonesia kata sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan. 7Dengan demikian kepedulian sosialadalah sikap yang peduli atau memperhatikan kondisi sosial atau masyarakat atau kepentingan umum disekitarnya.8 Rich Devos mendefinisikan Kepedulian Sosial sebagai “suatu perasaan simpati yang mendalam terhadap penderitaan atau kemalangan orang lain, yang disertai oleh suatu hasrat untuk meringankan penderitaan tersebut atau untuk menghilangkan penyebabnya.”9Definisi ini menyatakan kepedulian sosial mencangkup suatu perasaan maupun tindakan.Kepedulian sosial sejati melibatkan seluruh pribadi manusia.Perbuatan yang diwarnai kepedulian sosial muncul dari rasa kepedulian.Jadi kepedulian adalah perasaan dan tindakan yang sama-sama bekerja.10 Sedangkan Wagito(dalam maria, 2007)Motivasi berasal dari bahasa latin ( movare) yang berarti ( to move ) yang berarti kekuatan dalam diri organisyang mendorong untuk berbuat. 6
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka,1989),658. 7 Ibid.,855. 8 Human Value.” Kepedulian Sosial”diunduh pada tanggal 17 juli 2013http://marduta.com/humanvale/hidup-sederhana-dan-kepedulian-sosial 9 Rich Devos, Kapitalisme Dengan Kepedulian Sosial, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1995), 136. 10 Ibid.,137. 4
Istilah motivasi berkaitan dengan istilah motif, motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Berawal dari kata motif maka istilah motivasi dapat diartikan sebagai pendorong suatu usaha yang disadari untuk memperngaruhi tingka laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu11 Kepedulian seseorang ada karena Motifasi atau dorongan yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu yang kita sebut dengan peduli. B. Bentuk-Bentuk Tindakan kepedulian Sosial Ditengah-tengah dunia yang semakin hari semakin tinggi semangat persaingan dan keegoisan manusia, ternyata masih ada orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap sesamanya. Orangorang ini memiliki cara tersendiri dalam mewujudnyatakan bentuk kepedulian mereka, kepada orang lain dan tindakan yang dilakukan bisa dalam bentuk barang maupun tenaganya sendiri. Disini penulis mengambil tigatokoh yang peduli terhadap orang lain: Mother Teresa, nama ini merupakan sebuah penghargaan dan penghormatan baginya atas perbuatan kepedulian yang dia lakukan. Sebelum dikenal dengan nama Mother Teresa, beliau bernama Agnes Gonxha Bojaxhiu, lahir pada tanggal 26 Agustus 1910 di Skopje. Gonxha berasal dari lingkungan keluarga yang kaya, dimana ayahnya yang bernama Nicholas Bojaxhiu adalah seorang pengusaha dengan reputasi besar dan merupakan salah satu anggota dewan kota Skopje. Ibunya Dranafile Bernai adalah seorang perempuan yang memiliki sifat keras tetapi mencintai anak-anaknya dengan iman yang teguh.12 Gonxha menempuhhpendidikan dasar disekolah non-Katolik (Sekolah Pemerintah). Namun, sejak kematian ayahnya, ia harus dipindahkan ke sekolah Katolik yang bernama Sekolah Hati Kudus. Disekolah ini, Gonxha belajar banyak tentang kehidupan orang-orang suci dan misionaris.Di samping itu, ia sering 11
Roatiatun Nahriah,Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Tentang Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas 2 , ( Skripsi : Lembaga penerbit Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univesditas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2009),11. 12
Hendrikus Nayuf, Religiositas cinta ibu Teresa dan realitas dehumanisasi di Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara,2006),25-26. 5
(
berkonsultasi dengan Pastor Jambrekovic tentang panggilan dan pelayanan baik dalam biara maupun komunitas kaum awam.13 Pada usia 18 tahun, Gonxha memutuskan untuk menjadi biarawati Katolik dan memilih bergabung dengan suster dari Institute of Blessed Virgin Mary di Bengal India. Pada tanggal 24 Mei 1931 ia menjadi seorang biarawati dan namanya menjadi Suster Teresa. Ketika Suster Teresa berada di Biara Loreto di Kalkuta, terdapat perkumpulan kumuh. Disinilah, ia selalu bertemu dengan orang-orang tertindas dan miskin.14 Dengan melihat dan merasakan betapa menderitanya mereka, Teresa pada saat itu merasa bahwa didalam dirinya ada panggilan Tuhan yang berbicara didalam jiwanya, untuk menyampaikan pesan suci untuk melayani mereka yang termiskin dari yang termiskin. Ia merasa bahwa panggilannya tidak sekedar menjadi misionaris di India, tetapi lebih dalam lagi yaitu mengabdi kepada Allah di India dalam diri mereka yang miskin,terlantar, sakit,serta tersingkir. Panggilan ini diistilahkan sebagai melayani dan semua ini ia lakukan untuk memperdalam kehidupan religiusnya.15 Dari kenginan Teresa untuk melayani ini ia harus berani untuk meninggalkan biara Loreto supaya bisa hidup bersama dengan kaum gelandangan dan kaum miskin di kawasan kumuh Kalkuta.16 Menurut Mother Teresa hal yang membuat ia dan pengikut-pengikunyat kuat dalam perjuangan dan kerja-kerja kemanusiaan selama hidupnya adalah bahwa mereka memandang orang miskin dan hina itu adalah Yesus yang menyamar. Inilah yang membuat Mother Teresa dan pengikut-pengikutnya menjadi sangat kuat dan betah dalam melayani dan mendampingi orang-orang miskin.17 Dengan tangannya sendiri Teresa mengusap derita orang-orang miskin, menyuapi bayi-bayi dan anak-anak lapar, merawat orang-orang yang sakit lepra, TBC, dan Kusta.18 Mengajarkan anak-anak menulis dan membaca,meskipun hanya belajar membaca dan menulis di pasir, karena tidak ada uang untuk membeli papan tulis dan buku tulis. Semua ini
13
Ibid.,26-27. Ibid.,28-30. 15 Ibid.,31 16 Ibid.,32 17 Titus Menjang.”Kisah Motivasi, Inspirasi, Bermakna Dan Penuh Cinta Kehidupan”diunduh pada tanggal 19juni2013, http://titusbercerita.blogspot.com/ 18 Anna Farida, keharuman cinta Mother Teresa,(Jakarta Timur :New Agogos Publishing,2012), 22. 14
6
Teresa lalukan karena, baginya ini merupakan panggilan yang mejadi tugas yang menguji spiritualitasnya kepada Allah.19 Paul Meyer, adalah seorang pria yang berasal dari keuarga yang sederhana, Lahir di San Mateo, California pada tahun 1928 dari ayah imigran Jerman dan ibu keturunan Skotlandia, Ayahnya yang bernama August Carli Hesse, adalah seorang pekerja perabotan dan bekerja dikapal. Ibunya bernama Isabelle Rutherford, dan merupakan sosok teladan yang menjadikannya sebagai seorang yang memiliki kasih, sikap memberi dan mengasihi Tuhan.Meyer tumbuh dan dibesarkan di California.20Paul J. Meyer memiliki dorongan pantang menyerah untuk belajar, untuk unggul, dan untuk menjadi inovatif dalam semua usahanya. Pada umur 27 tahun Meyer menjadi jutawan.21Dari kesuksesannya, Paul Meyer membagi sebagain penghasilannya untuk yayasan amal dan orang-orang tidak mampu. Ketika ia memberi itu merupakan pelayanan, Meyer sangat memahami konsep tentang apa yang menjadi milik mereka dan apa yang menjadi milik Tuhan. Tindakan yang dilakukan Meyer merupakan Motivasi yang terbentuk dari masa kecilnya sampai ia dewasa, semua ini dipengaruhi oleh didikan Ibunya dalam hal kasih seperti di dalam ajaran Kristen, sikap memberi yang tidak mementingkan diri sendiri. Sampai saat ini di tengah kesuksesan Mayer, ia selalu di didik
dan di tegur Ibunya
karena ibunya takut dengan
kesuksesannya, Ibunya berkata Mayer jangan pernah melupakan siapa yang memberimu berkat dan jangan perna melupakan siapa pemilik semua ini.22 Mama Yosepha, adalah Perempuan Tangguh dari Tanah Papua. Tidak banyak orang di Indonesia yang kenal dengan Perempuan Papua yang satu ini tetapi sepak terjangnya sudah diakui oleh dunia internasional melalui dua penghargaan yang diterimanya yaitu Goldman Environmental Prize (Anugerah Lingkungan Goldman) pada Tahun 2001 dan Yap Thiam Hien Award Yaitu sebuah penghargaan yang diberikan oleh Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia kepada orang-orang yang berjasa besar dalam upaya penegakan hak asasi manusia di Indonesia pada Tahun 1999. Beliau lahir di Tsinga, pedalaman Papua pada Tahun 1940-an. Yosepha 19
Ibid., 121 Dr. Wiliam M, The Joy of Giving, ( Yogyakarta : Andi , 2008 ), hal 2-6. 21 Gavin M. Southwel,” About Paul J. Meyer” diunduh pada 2013file:///C:/Users/user/Documents/lenny/About%20Paul%20J.%20Meyer.htm 22 Dr. Wiliam M, The Joy of Giving, ( Yogyakarta : Andi , 2008 ), hal 6-7 20
7
tanggal
19
juni
terlahir sebagai anak yatim piatu dan hidup bersama ayah tirinya.bapak Philipus Alomang memiliki delapan orang anak, dua anak laki-laki dan emam perempuan. Yosephadibesarkan di antara keluarga tirinya yang tidak menunjukkan sikap bersahabat dengannya. Ia memiliki ayath angkat yang sangat baik kepadanya.Yosepha paling jarang dipukul. Karena itulah, saudarasaudaranya kerap memukuli Yosepha sebagai bentuk rasa iri atas kasih sayang sang ayah yang lebih padanya.23 Dalam masah remajanya Yosepa sering membantu orang- orang yang membutuhkan bantuan.KetikaYosepa menemukan seorang suami, namun dalam kehidupannya ia selalu di pukuli dan diperlakukan secara kasar oleh suaminya sehingga Yosepha memilih tinggal bersama Mama Ana Timang, seorang janda, tetangga sepupunya. Dari pengalaman Pribadinya ini membuatnya termotivasi untuk mejadi perempuan yang peduli dan membela Hak Asasi Manusia ( HAM ) bagi masyarakat Papua terutama kepada kaum perempuan. Dengankesederhanaannya Yosepa sudah menjadi simbol perlawanan Perempuan Papua terhadap kekerasan. Bagi Yosepa tidak harus mengenyam pendidikan yang tinggi untuk menjadi seorang pejuang yang gigih. Semoga di waktu-waktu mendatang, masih ada Perempuan Papua yang akan meneruskan perjuangan ini dengan jejak-jejak langkah perjuangan yang sudah mulai dirintis oleh Mama Yosepha ini. Tidak hanya pembelaan Mama Yosepha terhadap kaum perempuan saja. Karna melihat perempuan papua yang peduli memperjuangakan hak-hak wanita PT. Freeport memberikan bantuan uang sebesar $248.000 kepada Mama Yosepha yang kemudian digunakan untuk membangun Kompleks Yosepha Alomang. Kompleks ini terdiri dari sebuah klinik, gedung pertemuan, panti asuhan anak yatim khususnya kaum perempuan dan monumen pelanggaran hak – hak asasi manusia. Pada tahun 2001, Mama Yosepha kemudian mendirikan YAHAMAK (Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan) dengan uang yang diterimanya ketika ia memperoleh penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun 1999.24Yosepa adalah perempuan Papua yang memiliki kepedulian, tapi hanya dikhususkan kepada perempuan saja, berbeda dengan tokoh perempuan Papua yang menjadi peran utama dalam penulisan ini, perempuan itu bernama 23
Aprilia Russiana Amelia Wayar, “ Mama Yosepa : Perempuan Tangguh dari Tanah Papua”diunduh pada tanggal 30 Juli 2012 http://www.kulibet.com/baca/mama-yosepha-simbol-perjuangan-perempuanpapua/849/ 24 Aprilia Russiana Amelia Wayar,”Mama Yosepa, Symbol Perjuangan Perempuan Papua” diunduh pada tanggal 30 Juli 2012 http://marsinahfm.wordpress.com/2013/06/15/mama-yosepha-perempuantangguh-dari-tanah-papua/ 8
WihelminaWouw. Ia juga perempuan Papua yang melakukan kepedulian sosial bukan saja peduli kepada perempuan tetapi peduli untuk semua orang. Masih banyak lagi orang-orang diluar sana yang memiliki kepedulian kepada orang lain seperti Mother Teresa, Paul J. Meyer dan Mama Yosepa Apapun yang mereka lakukan semua itu bukan untuk kepentingan mereka sendiri tetapi melalui pribadi mereka, mereka dapat memberikan suatu hal yang terbaik untuk orang lain. Meski mereka harus mengorbankan harta mereka bahkan diri mereka sendiri. C. Alasan-Alasan Atau Motivasi Seseorang Melakukan Kepedulian Sosial Kepedulian sosial merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia. Agamaagama yang ada mengajarkan umatnya untuk peduli kepada orang lain. Salah satunya adalah agama Kristen, Yesus mengajarkan kepada muridNya untuk taat dan peduli terhadap orang lain. Dalam Injil dituliskan supaya manusia mencintai Allah dan sesama manusia seperti mencintai dirinya sendiri.25 Dari tiga tokoh yang penulis ambil merupakan tokoh-tokoh yang beragama Kristen yang tindakan mereka berdasarkan ajaran yang diajakan oleh Yesus tetapi mama Yosepa berbeda. Walaupun ia Kristen, ia tidak mendasarkan perbuatannya melalui ajaran Yesus. Ia melakukan kepedulian berdasarkan pengalaman hidup, sedangkan Meyer dan Mother Teresa melakukan kepedulian berdasarkan ajaran Kristen yang dimana manusia diajarkan untuk peduli terhadap manusia lainnya.Meyer melakukan kepedulian berdasarkan pendidikan dalam keluarga yang didasari ajaran Kristen untuk mengasihi sesama dan Mother Teresamelakukan kepedulian berdasarkan panggilan Tuhan yang berbicara didalam jiwanya melalui Cinta. Ke tiga toko ini sangat peduli terhadap orang yang miskin, menderita, sakit, kelaparan dan mereka yang hidup dalam kekurangan. Penulis akan menjelaska alasan ketigatokoh yang peduli terhadap orang lain: 1. Cinta Kepedulian tidak sama dengan cinta, namun bersumber dari cinta. Untuk mencintai berarti untuk peduli, untuk menyadari keberadaan orang lain dan untuk menghormati perkembangan
25
Rich Devos, Kapitalisme Dengan Kepedulian Sosial, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1995 ), 138. 9
orang tersebut.26Ada berbagai macam bentuk cinta yang diekspresikkan oleh manusia, yaitu cinta eros, philia dan agape. Namun, penulis hanya memfokuskan pada cinta agape, karena penulis melihat bentuk cinta agape merupakan salah satu alasan mengapa orang melakukan kepedulian sosial. Cinta Agape adalah suatu bentuk pengharapan untuk orang lain, kepedulian atas kesejahteraan orang lain yang melebihi keuntungan apa pun yang dapat diperoleh seseorang.27 Seperti Mother Teresa, karena cinta kepada Tuhan sehingga membuat ia peduli kepada orang lain dan . 3. Didikan Keluarga Kepedulian dapat terjadi berdasarkan didikan yang di berikan oleh Keluarga.Didikan yang sebenarnya dimulai sejak masah kecil. Kata “ pendidikan “ berarti lebih dari menempuh suatu pelajaran disekolah. Didikan di mulai semenjak seorang anak masih bayi ditangan ibunya.Para Ibu merupakan guru utama di dalam keluarga yang mengajar dan mendidik anak untuk mempelajari pelajaran-pelajaran yang paling berharga didalam kehidupannya. Didikan adalah suatau hal yang jauh lebih luas dari pada yang disangka oleh banyak orang: itu mencangkup seluruh proses oleh mana seorang anak dilatih semenjak bayi sampai kepada masa kanak-kanak, dari masa kanak-kanak kepada masa muda, dan dari masa muda sampai kepada masa dewasa. 28
Satu tanggung jawab yang khitmat terletak di atas bahu orangtua untuk mendidik anak-anak
mereka sedemikian rupa sehingga bilamana mereka terjun dalam dunia ini, mereka akan berbuat baik.
29
Hal ini yang terjadi pada Paul J. Meyer, melalui pendidikan yang di lakukan dalam
keluarga terutama melalui Ibunya Meyer yang membentuk kepribadian Meyer untuk peduli dan mengasihi sesama. 4. Pengalaman Pengalaman adalah suatu penghayatan akan makna dari setiap problem yang ditemukan dalam pekerjaan, yang mendorongnya menjadi seorang innovator yang bersedia mengubah diri, kerena belajar terus menerus. Berdasarkan defenisi ini pengalaman tidak sekedar bertambahnya
26
Gregory J Feist, Teori Kepribadian,( Jakarta : Salemba Humanika,2011 ),56 . Ibid,.59 28 Ellen White, Membina Anak Yang Bertanggu Jawab,( Bandung : Indonesia Publishing House, 2005 ),23. 29 Ibid,18. 27
10
waktu, usia, perubahan fisik juga pengalaman merupakan hasil penghayatan terhadap nilai-nilai dari hubungan sosial.30 Dari pengalaman ini membentuk seseorang untuk memotivasi dirinya untuk tidak lagi mengulangi hidupnya seperti dulu atau tidak ingin melihat orang lain memiliki kehidupan seperti dirinya. Semakin banyak pengalaman yang didapat oleh seseorang, maka semakin mudah orang tersebut memecahkan masalah hidupnya ke kehidupan yang lebih baik lagi. Seperti Mama Yosepha yang memiliki pengalaman yang buruk sehingga memotivasikan dirinya untuk berubah, melihat dan menolong masyarakat disekelilingnya terutama perempuan untuk hidap lebih baik dari dirinya. D. Apakah Kepedulian Sosial Akan Berlangsung Ke Kehidupan Kedepan, Ataukah ada Tantangannya. Kepedulian sosial ini akan terus berlangsung kedepan lewat interaksi sosial. Bronner ( dalam Ahmadi 1999)31 merumuskan interaksi sosial sebagai suatu hubungan antara dua individu atau lebih di mana individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakukan individu yang lain atau sebaliknya. Dari interaksi ini juga membutuhkan kontak sosial. Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melalui percakapan dan saling mengerti tentang maksud dan tujuannya masing-masing.32 Hubungan tersebut bisa saja terjadi dalam bentuk antar individu dengan individu lain, antar individu dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, dan antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Sementara melalui komunikasi, terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain, keinginan-keinginan, dan perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang lain. Sikap, perasaan, dan keinginan di satu pihak atau kelompok lain. Jika interaksi dilakukan dengan
Dewi Ari Thisnia,Hubungan Antara Pengalaman Kerja, Kesejahteraan Dengan Motivasi Kerja Guru-Guru Sma Swata Di Kota Salatiga, ( Skripsi : Lembaga penerbit Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univesditas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2005),12.. 31Junian Glen Franklin, Hubungan Interaksi Sosial Dalam Kelompok Teman Sebaya Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, ( Skripsi : Lembaga Penerbit Program Studi Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2011),24. 30
32
Abdulsyani, Sosiologi : Sistematis, Teori, dan Terapan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2002 ),154. 11
tujuan tertentu, dan tujuan itu dipahami dan diterima pihak lain. Dan pihak lain itu akan melewati lima tahap yaitu : menyadari, tertarik, menilai, mencoba, dan akhirnya menerima. 33 Dari definisi di atas maka interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang menyangkut hubungan antara individu, antar intividu dan kelompok, maupun antar kelompok yang satu dengan kelompok lain yang saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu lain lewat kontak sosial. Dari interaksi ini dapat disimpulkan bahwa manusia masih tetap memiliki jiwa kepedulian satu sama lain dan terus berlangsung sampai kapanpun, karena melalui interaksi antara manusia yang satu dengan yang lain lewat kontak sosial dapat mengetahui apa yang mau dilakukan seseorang, keinginannya serta perasaan yang di sampaikan. Dengan mata mereka dapat melihat apa yang di lakukan seseorang, dengan tindakan mereka dapat mencontohi tindakan yang di lakukan, dengan perkataan mereka dapat memahami dan mengerti apa maksut dan tujuan seseorang melakukan kepedulian sosial. Interaksi hanya bisa terjadi apabila ada kontak sosial dan komunikasi di antara manusia. Tetapi dalam interaksi juga memiliki tantangan dalam menjalin hubungan sosial, interaksi juga akan mengakibatkan konflik pada masyarakat dan akhirnya akan terjadi perpecahan dalam lapisan masyarakat. Seperti pola perilaku seseorang yang di bentuk berdasarkan
interaksi.
Perilaku merupakan sikap yang di bentuk dalam sebuah lingkungan sehingga, perilaku sosial berkembang melalui interaksi dengan lingkungan. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan seseorang secara positif, maka orang tersebut akan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang dan baik. Namun sebaliknya apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, atau kurang baik maka perilaku sosial anak cenderung menampilkan perilaku yang menyimpang.34
Dari penjelasan ini memberi penjelasan bahwa jika interaksi yang kita dapatkan di dalam lingkungan kita baik, maka akan membentuk pola perilaku kita untuk menjadi seseorang yang baik dalam kehidupan sosial, dan pastinya kehidupan sosial kita akan terus berlangsung kedepan dengan baik. Dan jika interaksi yang kita dapatkan di dalam lingkungan kita jelek maka pola
33
Robert Lauer, Perspektif Tentanng Perubahan Sosial. ( Jakarta : Rineka Cipta. 2001 ), 228. 34 Diunduhpada tanggal 30 juli 2013, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.PEND._LUAR_BIASA/196010151987101ZULKIFLI_SIDIQ/PEM AHAMAN_PERILAKU_SOSIAL.pdf 12
perilaku kita juga akan jelek atau tidak menjadi lebih baik lagi, dan pastinya kehidupan sosial kita bukan menjadi baik melainkan menjadi buruk. III.
WILHELMINA WOUW
A. WIHELMINA WOUW DI MATA MASYARAKAT Nama Wilhemina sudah tidak asing lagi di kota Fakfak, bahkan nama itu selalu disanjung di Gereja dan Masyarakat. Wilhemina merupakan pahlawan bagi masyarakat miskin dan orangorang yang tertindas di Papua, khususnya masyarakat Fakfak. Wilhemina adalah perempuan Mbaham atau perempuan Papua asli Fakfak yang berani dan bertindak membela masyarakat. Berikut ini merupakan pendapat para responden mengenai sosok Wilhemina yang mereka kenal. Berikut ini merupakan pendapatyang dikemukakan oleh Ibu D. K. sebagai perwakilan perempuan asli Fakfak yang melihatsosok Wilhemina seperti : Sosok Wilhemina sebagai tokoh perempuanyang berani dan peduli terhadap masyarakat, baginya Wilhemina merupakan orang yang berkomitmen untuk kebaikan masyarakat.Wilhelmina sebagai seorang yang keras tapi memiliki jiwa sosial yang tinggi. Di balik sosoknya yang keras ia cepat sekali mengeluarkan air mata karena melihat orang lain yang menderita. Wilhemina juga merupakan seorang perempuan yang selalu konsisten dalam setiap perkataannya, apapun yang dikatakannya pasti ia lakukan seperti perkataanya.Wilhemina tidak bisa melihat situasi yang salah yang merugikan masyarakat, meskipun ia harus bertentangan dengan anggota DPR bahkan bupati untuk bela hak-hak rakyat. Wilheminabisa menghabiskan puluhan juta bahakan lebih hanya untuk membatu kegiatan-kegiatan gereja. Bagi ibu D.K hal yang menonjol di dalam diri Wilhemina ada jiwa sosial yang tinggi35. Hal yang tidak jauh berbeda dengan itu antara diungkapkan oleh Bpk. C. K sebagai perwakilan gereja yang melihatsosok Wilhelmina seperti : sosok Wilhelmina sebagai perempuan yang memiliki bela rasa yang tinggi dan mempunyai hati untuk membuat sesuatu yang sifatnya menolong orang. Wilhelmina juga banyak berpikir tentang suatu perubahan yang membawa orang yang susah ke arah yang lebih baik, itu yang Wilhelmina selalu lakukan di dalam Gereja dan Mayarakat umum tanpa harus membeda-bedakan orang. Wilhelmina juga memiliki dasar iman yang sudah tertaman di dalam keluarga dan gereja sehingga ia melakukan kepedulian.Selain membantu dalam pembangunan
35
Hasil wawancara Pdt Doli Kabes. Perwakilan Perempan Papua khusunya perempuan asli Fakfak pada hari Kamis, 16 Agustus 2013, Pukul 19 : 30 WIT 13
pelayanan gereja, Wilhelminajuga selalu ada pada masyarakat yang terkena bencana alam36. Hal yang tidak jauh berbeda dengan itu antara diungkapkan oleh Bpk. H tentang sosok Wilhelmina : Wilhelmina sebagai seorang perempuan yang kritis dalam memperjuangkan hakhak orang Papua. Welhelmina merupakan perempuan Fakfak pertama yang menduduki kursi DPR, iaselalu ada untuk melayani masyarakat dengan baik. Gaya kehidupan Wilhelmina yang menolong dan membantu orang lain sudah ada sejak dulu dan sampai ia menduduki jabatan sebagai anggota DPR, ia selalu menolong orang lain. Salah satu bukti bahwa Wilhelminamenolong orang lain adalah siapapun yang datang kerumahnya dengan masalah mereka masing-masing pasti Wilhelmina memberi bantuan uang kepada mereka, ia tidak pernah menolak siapapun entah di kenal maupun tidak di kenal37. Wilhelmina di mata masyarakat sangat istimewa, lewat kepeduliandan pengorbanannya yang begitu besarbagi masyarakat Fak-fak, membuat Wilhelmina menjadi teladan bagi banyak orang. Jika seluruh masyarakat di Fak-fak dimintauntuk melihat sosok Wilhelmina pasti mereka mengatakan bahwa mereka bangga memiliki Wilhelmina karena mampu memperhatikan orang lain seperti seorang saudara. B. RIWAYAT HIDUP WIHELMINA WOUW Kabupaten
Fakfak
adalah
salah
satu
kabupaten
di
ProvinsiPapua
Barat,
Indonesia.Kabupaten Fakfak terletak pada 131°30' - 138°40' BT dan 2°25' - 4° LS.Kabupaten ini terkenal dengan hasil buah pala sehingga dijuluki sebagai "kota pala".Kota Fakfak, merupakan salah satu kota tertua di Papua.38Dari kota Pala inilah lahir seorang anak Mbaham atau anak daerah asli Fakfak yang bernama Wilhelmina Wouw
atau biasa di sapa dengan sebutan
Megawati Fakfak yang dilahirkan pada tanggal 23 september 1971. Panggilan Megawati Fakfak ini menunjukan seorang sosok perempuan yang pemberani yang mampu memimpin dengan tegas. Ayahnya bernama Julis Wouw, bekerja sebagai petani dan nelayan dan ibunya bernama 36
Hasil wawancara Bapa Carles Kambu. Perwakilan Gereja pada hari Kamis, 15 Agustus 2013, Pukul 20 : 30 WIT. 37Hasil wawancara Bapa Hengki. Perwakilan dari Anggota DPR jumat, 16 Agustus 2013, Pukul 20 : 30 WIT. 38 LSM Papua Barat.”Kabupaten Fakfak”diunduh pada tanggal 8 Oktober 2013 http://vogelkoppapua.org/?page=kabupaten.detail&id=1 14
Donthea Hegemur. Sejak bayi ia menjadi anak yang di besarkan dari keluarga yang begitu sederhana. Di masa kecilnya, ia hidup di kebun, bersama dengan saudara-saudaranya yang lain. Wihelmina memiliki 12 orang saudara
yang bernama Yustina, Selfanus, Wihelmina, Rut,
Agustinus, Frans, Samuel, Buce, Bikson, Fince, Rudi dan Soleman.Ia sudah menikah dan memiliki suami yang bernama Engelber Dimara. Dari hasil pernikahannya ini ia dikaruniai empat orang anak yang bernama Tonce, Grasela, Jon dan Yoris. Saat ini Wihelmina merupakan wanita yang sukses dalam berbisnis dan menduduki jabatan di DPR.Ia seorang perempuan yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi.Ia terkenal karena hatinya yang baik yang mau menolong dan berjuang membela orang-orang yang kesusahan, khususnya masyarakat di kota Fakfak. 1. Anak Petani Sebagian besar masyarakat asli Fakfak berprofesi sebagai petani dan nelayan. Sumber daya alam laut dan perkebunan yang melimpah membuat kota ini sangat mengandalkan potensipotensi alam untuk menata perekonomiannya.Wihelmina merupaka seorang anak petani dari kampung Sipatnanam yang berada di kota Fakfak bagian barat. Pekerjaan mereka sebagai nelayan dan bertani sangat membentuk kehidupan masyarakat di kampung ini untuk hidup dalam kesederhanaan. Wihelmina bersama saudara-saudaranya tumbuh dan di besarkan bukan di kehidupan kota yang serba enak namun mereka di besarkan di kampung. Setiap hari kedua orang tuanya selalu bekerja di kebun sehingga ia berasama saudara-saudaranya tumbuh dan dibesarkan disana. Kehidupan mereka sangat susah karena mau berpergian dari kebun ke kampung harus menggunakan perahu.
Kalau musim ombak mereka tidak bisa menyebrang ke kampung
lainnya.Jika pada musim obak tidak ada persediaan makanan hasil kebun yang belum saatnya di panen mereka harus memanennya untuk di makan.Wilhelmina mengatakan perna sekali mereka sekeluarga hanya memakan pisang yang masih sangat muda dan belum saatnya di panen. Namun karna perut mereka yang harus di isi dengan segala cara mereka harus mendapatkan makan dan dengan pisang mudah itu dapat mengenyangkan mereka. Bagi Wihelmina kedua orang tuanya termasuk orang yang giat.Dari keringat orang tuanya yang bekerja keras walau merasa kehausan dankelaparan mereka harus menderjakan kebun yang begitu besar, dan hasil kebun itu di jual dan dimakan oleh mereka sendiri. Hal ini dilakukan terus 15
menerus, itulah kehidupan mereka karena sudah tidak ada lagi yang harus di dikerjakan oleh kedua orang tuanya karena pendidikan yang dimiliki orang tuanya terbatas, sehingga hanya berkebun yang harus di lakukan.Meskipun kehidupan keluarga Wilhemina yang susah tetapi kedua orang tua masih mau menolong orang lain. Dengan hasil kebun dan hasil tangkapan ayahnya sebagai nelayan tidak pernah dinikmati oleh keluarganya sendiri. Kerena rasa sayang kedua orang tuanya terhadap orang lain yang kesusahan sehingga membuat mereka harus berbagi hasil kebun mereka seperti sayur, pisang, keladi dan petatas dan hasil tangkapan mereka seperti ikan.Kepedulian yang di lakukan oleh Ayah dan Ibu wilhemina semua ini berdasarkan didikan dari Firman Tuhan yang mengajarkan mereka untuk mengasihi sesama sehingga didikan yang mereka dapakan itu di ajarkan juga untuk anak-anaknya untuk menolong sesama. Dari kehidupan keluarga yang susah, namun bisa menolong orang lain, inilah didikan sekaligus pengalaman yang ia peroleh dari keluarganya, sehingga Wilhelmina bertumbuh menjadi seorang yang mengerti arti kepedulian terhadap orang lain39 2. Masa pendidikan dan karirnya Pada tahun 1978 Wihelmina bersekolah di Sekolah Dasar ( SD) YPPK Sipatnanam. Di bangku SD Wilhelmina masih bersam-sama keluarganya.Tahun 1985 ia masuk SMP Negeri 1 Fakfak. Ketika Wihelmina masuk Sekolah Menenngah Pertama ( SMP ), ia mulai merantau dari kampung masuk ke Kota Fakfak, Wihelminamenumpang di keluarga yang bermarga Brokwarin yang berasal dari suku Kei Maluku. Keluarga ini sudah sangat dekat dengan ayahnya.Mereka menyekolahkan dan membiyayai sekolahWihelmina di bangku SMP.Ketika Wihelmina mau memasuki SMA ia ditawarkan oleh seorang bapak yang bernama Kris Nama yang merupakan majelis di jemaat Alfa Werabuan. Bapak Kris menawarkan kepada Wihelmina bahwa sinode GKI Papua memberikan beasiswa bagi anak-anak Papua untuk bersekolah di Jawa. Seluruh biaya di tanggung langsung oleh Sinode.Wihelmina di pilih bersama tiga orang temannya yang bernama Sofia Maipau, Sara Noriwari dan Sipora Hembore untuk berangkat ke Jawa melanjutkan pendidikannya.
39
Hasil wawancara dari ibu Wihelmina Wouw, sebagai tokoh utama dalam penulisan ini,Fakfak19 agustus 2013 pukul 10 : 33,WIT .
16
Pada tahun 1985, Wihelmina bersama tiga temannya tiba di Magelang.Wihelmina bersama Sipora Hembore mendapatkan jurusan Pendidikan Guru Agama Pristen Protestan (PGAK.P ) dan Sofia Maipau bersama Sara Noriwarimendapatkan jurusan Sekolah Pendidikan Wanita Kristen ( SPWK) . Di MagelangWilhemina besama tiga temannya mereka tinggal di asrama.Banyak hal yang di pelajari Wihelmina selama berada di Magelang.Wihelmina bekerja melayani panti Jompo, panti asuhan dan anak-anak autis. Baginya sekolah yang ia jalani ini merupakan sekolah yang mengajarkannya untuk berelasi dengan sesama dan mendidiknya untuk peduli kepada orang lain. Dalam masa pendidikannya Wihelmina tidak pernah mengeluarkan banyak uang, karena ia banyak mendapat bantuan dari orang-orang yang peduli terhadap dirinya yang susah.Setelah bersekolah di Magelang Wihelmina kembali dan mencari pekerjaan. Setelah mendapat pekerjaan,ia bekerja berpindah-pindah dan tidak menetap sampai ia menduduki kursi DPR. Pertama kali ia mendapatkan pekerjaan dari klasis Fakfak untuk melayani Jemaat werabuan, setelah itu ia menjadi guru dan bertugas di teluk Etna, tetapi tidak bertahan lama hanya beberapa bulan saja karena kondisi tempat yang sepi dan banyak kejahatan di sana. Sehingga akirnya ia kembali ke Fakfak. Sejak itu ia tidak melanjutkan tugasnya sebagai seorang guru di teluk Etna Wihelmina sudah mulai menunjukanrasa pedulinya yang sudah di bentuk sejak kecil oleh orang tuanya dan sewaktu ia bersekolah di Magelang. Kepedulian pertama kali ia nyatakan di mana ia peduli terhadap anak-anak yang pada saat itudatang dari kampunguntuk menempuh pendidikan di kota Fakfak. Ia melihat kebanyakan anak-anak setiap hari menggunakan jonson pulang pergi dari kampong ke kota Fakfak hanya untuk menempuh pendidikan, melihat hal ituWihelmina
menampung mereka dirumahnya supaya anak-anak
tersebut tidak harus bolak-balik ke kota Fakfak hanya untuk menempuh pendidikan. Karena ia pernah juga mengalami hal yang sama harus bolak-balik kampung ke kota Fakfak demi menempuh pendidikan, karena ia sudah tinggal bersama keluarga Brokwarin yang menampungnya di rumah mereka. Pada tahun 1999 lembaga adat di kota Fakfak berdiri dan Wihelmina turut mengambil bagian di dalamnya. Pada saat itu ia mengundurkan diri dari Pegawai Negeri Sipil dan bekerja di lembaga adat sebagai kordinator solidaritas perempuan Papua kabupaten Fakfak. Disinilah tingkat kepedulian Wilhelmina semakin meningkat banyak hal yang ia buat untuk menolong masyarakat yang menderita. Salah satunya denganmembela hak-hak rakyat. Ketika Wihelmina 17
bersama teman-temannya bekerja, mereka bekerja dengan baik dan melihatpermasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.Wihelmina banyak memimpin demo besar-besaran melawan pemerintah karena banyak hak-hak dan janji-janji dari pemerintah ke masyarakat yang tidak pernah
terpenuhi. Kebanyakan orang-orang yang miskin dan menderita tidak pernah
mendapatkan pelayanan yang baik entah dalam dunia pendidikan dan kesehatan. Kepedulian Wihelmina yang sangat besar bagi masyarakat miskin membuatnya sangat dipercayai sehingga Wihelmina di tawarkan untuk mengajukan diri menjadi anggota DPR oleh masyarakat. Wihelmina menerima tawaran itu karena baginya begitu banyak masyarakat kecil yang menyampaikan aspirasinya tetapi tidak pernah di jawab oleh anggota DPR atau pemerintah. Ia melihat kebanyakan anggota DPR tidak pernah memihak kepada masyarakat, mereka hanya mementingkan kesenangan mereka sendiri. Mungkin saja lewat kehadiran Wihelmina bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan bisa menyuarakan kebenaran ditengah-tengah ketidak adilan yang di alami masyarakat. Kehidupannya yang mau membaur dengan masyarakat, kesederhanaannya dan hatinya yang begitu baik yang mau melihat kesusahan orang lain sehingga ia terpilih menjadi anggota DPR yang bertugas di bagian Komisi III yang membidangi anggaran dan pembangunan. Ia mengatakan bahwa tidak ada sepeserpun uang yang ia keluarkan dalam pencalonannya ini, dengan suara masyarakat yang murni yang memilihnyamembuatnya mendapatkan kesuksesan dan semua itu ia persembahkan untuk mereka yang menderita dan kesusahan. Saat ini juga Wihelmina memegang tiga jabatan yaitu lembaga adat( Menjabat sebagai anggota pleno di dewan adat ) dan lembaga Gereja ( Menjabat sebagai wakil Sekretaris Klasis Fakfak ) dan lembaga republik indonesia ( DPR sebagai ketua komisi tiga).Wihelmina mulai menyadari bahwa ketika ingin mencapai kesuksesan tidaklah mudah. Banyak sekali proses pengalaman hidup yang kurang baik yang membantunya untuk memiliki kepribadian ataun karakter yang baik.40
40
Hasil wawancara dari ibu Wihelmina Wouw, sebagai tokoh utama dalam penulisan ini,Fakfak19 agustus 2013 pukul 10 : 33,WIT 18
C. KEPEDULIAN Tidak semua orang dapat melakukan kepedulian sosial meskipun mereka adalah orang yang kaya. Kadang yang di utamakan adalah kepentingan diri dan keluarga tanpa melihat orang lain yang membutuhkan bantuan mereka. Bagi Wihelmina Alangkah indahnya jika semua orang di dunia ini bisa saling Peduli satu sama lain. Yang kaya peduli kepada yang miskin, yang pintar memberi perhatian kepada yang kurang pintar dengan membagi ilmunya, dan lain sebagainya. Tetapi kenyataannya masih banyak orang yang egois memikirkan diri sendiri. Ada berbagaicara mereka sendiri untuk melakukan tindakan kepedulian untuk mendatangkan hal positif bukan hanya untuk diri mereka sendiri tetapi untuk banyak orang. Wihelmina adalah salah satu dari sekian banyak orang yang melakukan kepedulian kepada orang.Ia mendefinisikan kepedulian sebagai suatu bentuk keprihatinan seseorang terhadanp orang lain dengan tujuan untuk meringankan beban dan mengurangi masalah yang mereka hadapi. Dan untuk mewujudkan kepeduliannya, banyak tindakan dan bentuk-bentuk serta motivasikepedulian yang di buat oleh Wihelmina untuk meringankan penderitaan orang lainyaitu. 1. Bentuk-bentuk kepedulian Wihelmina di juluki sebagai Megawati Papua. Kepribadiannya yang peduli sehingga ia ingin mengorbankan kehidupannya untuk membela masyarakat, maka banyak bentuk – bentuk kepedulian yang Wihelmina lakukan untuk menyenangkan dan meringankan kesulitan orang lain. Kalau dilihat dan dinobatkan Wihelmina adalahtokoh Perempuan yang berani yang tidak hanya sebatas berbicara melainkan di buktikan melalui tindakan. Bukti nyata yang dilakukannya seperti41 :
Memperhatikan anak-anak dalam biaya sekolah dan menampung mereka dirumahnya. Karena perekonomian keluarga yang susah, sehingga mengakibatkan anakanak tersebut tidak dapat bersekolah dengan baik. Karena kasihan melihat kehidupan anak-anak yang seharusnya bersekolah, tetapi karena perekonomian keluarga yang 41
Hasil wawancara dari ibu Wihelmina Wouw, sebagai tokoh utama dalam penulisan ini,Fakfak19 agustus 2013 pukul 10 : 33,WIT .
19
kurangan sehingga menyebabkan akan-anak tersebut tidak menempu pendidikan dengan baik. Dari sinilah Wihelminapedulian kepada anak-anak tersebut sehingga ia mengambil, menampung dan menyekolahkan mereka. Ada 11 anak yang ia tampung di rumahnya dan membiayai mereka dalam pendidikan.
Memberikan bantuan kepada anak-anak Yatim.Karena ia juga anak yatim maka rasa pedulinya terhadap anak-anak yatim sangatlah besar, ia juga merasakan bagaimana menjalani hidup tanpa orang tua. Tidak ada kasih sayang yang mereka dapatkan, kecuali dari setiap orang yang peduli yang mau berbagi dengan mereka.Bantuan uang dan perlengkapan sekolah selalu ia berikan kepada mereka.
Wihelmina tidak pernah merasa kekurangan mengeluarkan uang pribadi untuk pekerjaanTuhan di dalam pembangunan gereja dan acara-acara gereja. Banyak sekali pembangunan gereja yang tidak dipedulikan dan inilah yang merupakan suatu masalah, sehingga membutuhkan kepedulian dari umatnya. Wihelmina sangat berjasa bagi setiap pembangunan gereja GKI Papua yang berada di kota Fak-fak. Banyak bantuan uang yang gereja dapatkan dari pemerintah untuk pembangunan gereja, semua itu berkat Wihelmina yang memperjuangkan proposal-proposal dari setiap gereja yang dalam proses pembanguna, bahkan uangnya sendiri juga ia keluarkan untuk membantu pembangunan gereja-gereja yang ada di kota Fakfak. Ia banyak mengeluarkan uanganya sendiri untuk acar-acara besar gereja seperti Natal gabungan seluruh gereja GKI yang ada di kota Fakfak, perayaan berdirinya GKI di tanah Papua. Baginya siapa lagi yang mau memberi jika tidak ada orang lain yang menjadi contoh, ia hadir dan mau mengajarkan setiap orang untuk belajar peduli, terutama bagi pembangunan gereja.
Wihelmina
tidak bisa melihat situasi yang salah yang merugikan masyarakat
meskipun dia harus bertentangan dengan anggota dewannya sendiri, dengan bupati dan dengan orang lain. Wilhemina selalu ada di depan masyarakat miskin untuk membela hak-hak mereka. Banyak hak masyarakat yang tidak mereka terima dengan baik entah bangtuan dana bagi masyarakat miskin, berobat gratis bagi masyarakat miskin, pembangunan rumah bagi mereka dan bantuan usaha tidak pernah mereka terima dengan baik. Semua ini dikarenakan keegoisan orang-orang yang bekerja sebagai anggota DPR. Banyak sekali korupsi yang di lakukan oleh anggota DPR sehingga masyarakat selalu memderita karena mereka tidak pernah mendapat hak-hak mereka sepenuhnya. Disinilah 20
Wihelmina selalu hadir dan membongkar kelicikan teman sekerjanya sebagai anggotaangota DPR dan mengenbalikan hak-hak masyarakat. Baginya bekerja dengan jujur itu lebih baik, mendapatkan uang dengan hasih jerih payah sendiri itu lebih baik.
Wilhemina juga membela orang-orang yang ditahan
karena persoalan
hukum.Hukum sekarang banyak sekali membela orang-orang yang memiliki uang saja sedangkan orang-orang yang miskin yang tidak memiliki uang di tahan dan di persalahkan meski mereka tidak bersalah. Dari sini kepeduliannya mungcul untuk datang dan membela mereka dalam persoalan hukum. Kebanyakan ketidakadilah yang terjadi bagi orang Papua, di mana mereka mendapat perlakuan tidak adil seperti dipukuli, ditelanjangi bahkan mereka dibunuh. Sehingga di sini Wihelmina selalu hadir untuk datang dan membela mereka agar mereka mendapatkan hukuman yang layak, bukan dengan cara kekerasan. Saat ini wilhemina sedang merencanakan membangun satuasrama atau panti asuhan untuk penampungan anak-anak Yatim. Asrama ini belum dibangun tetapi tempatnya sudah tersedia untuk pembangunan asrama, ia berkata dalam waktu 3 tahun asrama ini sudah bisa selesai di bangun. Wihelmina harus mencari uang dan meminta bantuan dana untuk membantunya dalam pembanguan asrama ini. Dari bentuk-bentuk nyata yang di lakukan oleh wilhemina membuat semua orang yang berada di kota Fakfak mengenal siapa itu wilhemina. Dia merupakan sosok perempuan yang pemberani karena bukan hanya dengan kata-kata dan janji-janji tetapi dengan tindakan. 1. Alasan Atau Motivasi Apapun yang di lakukan oleh Wilhemina menunjukan bahwa ia peduli kepada orang lain. Ketika melihat kesusahan dan penderitaan orang lain membuat dia selalu meneteskan air mata, ia memiliki perasaan empati karena melihat orang-orang yang menderita. Baginya mereka semua adalah bagian terbesar dalam kehidupannya. Janganpernah beranggapanbahwa Wilhemina memberi bantuan kepada Gereja karena ia bekerja di klasis dan jabatan yang ia miliki sekarang sebagai anggota DPR, untuk mencari popularitas. Tetapi karena ia memiliki jiwa kepedulian terhadap
sesama, ia sudah
membela hak-hak rakyat di dalam pendidikan, kesehatan dan
ekonomi.
21
Motivasi yang mendorong Wihelmina untuk melakukan kepedulian adalah Pengalaman hidupnya dan didikan yang ia peroleh. Dengan latar belakang keluarga yang susah, banyak orang yang membantunya dalam biaya sekolah, dan susah mencari pekerja inilah perjalanan kehidupan Wihelmina yang membuatnya merasakan sendiri pederitaan itu. Ketika ia melihat orang lain yang menderita ia sudah mengetahui rasanya hidup dalam penderitaan.Sehingga lewat pengalaman yang begitu berarti itu membuatnya selalu melakukan kepedulian sosial bagi orang lain.Karena Pengalaman merupakan penghayatan akan makna dari setiap problem yang ditemukan hidup, agar menjadi penyemangat untuk lebih baik lagi bukan hanya untuk dirinya tetapi untuk orang lain juga. Begitu pula didikan yang ia dapatkan dari keluarganya untuk menolong orang lain, ajaran dari gereja melalui Firman Tuhan untuk mengasihi sesama dan ajaran-ajaran yang baik yang tercantum dalam Firman Tuhan dan didikan yang di dapatkan semenjak SMA di Magelang yang mengajarkannya berelasi dengan orang lain dan peduli terhadap mereka. Dari motivasi Wihelmina ini dia ingin bahwa jangan hanya dia saja yang melakukan tindakan kepedulian tetapi orang lain juga harus bisa dan harus lebih dari pada dia dalam melakukan kepedulian bagi masyarakat. Dan Lewat tindakan yang dilakukanWihelmina merupakan sebuah interaksi yang baik terhadap masyarakat, supaya setiap masyarakat yang melihat, dan merasakan langsung perbuatan Wihelmina mereka dapat mencontohi dan dapat melihat sisi positifnya. Wihelmina berharap bahwa perempuan Papua juga harus menyadari dan beranggapan bahwa bukan hanya Wihelmina saja yang bisa melakukan tindakan kepedulian, tetapi perempuan Papua lainnya juga bisa melakukan seperti dia. Wihelmina berpikir, apa yang ia buat itu sangat kecil. Ia berdoa di waktu-waktu akan datang akan muncul Wihelmina – Wihelmina baru yang dapat melakukan yang lebih seperti apa yang ia lakukan sekarang ini. Karena bagi Wihelmina banyak perempuan yang pintar yang sudah bisa menempuh pendidikan yang setara dengan laki-laki sehingga ia tidak perlu takut lagi pasti akan ada seorang sosok perempuan yang luar biasa yang akan menjadi ibu bagi tanah Papua ini. Ia melihat banyak perempuan hebat yang memiliki rasa tanggung Jawab yang besar lebih dari pada laki-laki. Dengan ketulusan hati maka tanah papua ini akan di ubah secara perlahan-lahan, agar semua orang dapat saling mengasihi dan saling membantu di dalam menempuh kehidupan ini.
22
D. ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS A. Kepedulian Sosial Manusia sebagai makhluk sosial, tidak bisa hidup tanpa orang lain. Manusia adalahmakhluk paling sempurna ciptaan Tuhan yang diberikan akal budi dan hati nuraniuntuk digunakan sebaik mungkin, salah satunya dengan peduli terhadap orang lain atau memiliki jiwa kepedulian sosial. Jiwa kepedulian sosial jika tidak didasari dengan tindakan maka itu hanya sebatas teori kepedulian sosial, kepedulian harus diwujudnyatakan dalam tindakan. Kepedulian yang sebenarnya merupakan perasaan yang mau bertindak untuk meringankan penderitaan orang lain. Tindakan atau cara seseorang untuk mewujudnyatakan kepedulian terhadap orang lain tidaklah sama melainkan berbeda-beda
satu dengan yang lainnya. Namun tindakan itu
merupakan bukti dari kepedulian terhadap orang lain. Ada tiga contoh tokoh yaitu paul Mayer, Mother Teresa, Mama Yosepha yang memiliki jiwa kepedualian sosial, karena mereka melakukan
banyak cara atau tindakan agar dapat
meringankan penderitaan bahkan menghilangkan penyebab penderitaan tersebut. Sama halnya dengan Wilhelmina yang memiliki jiwa kepedulian sosial dimana ia juga memiliki caranya sendiri dalam membatu dan menolong orang yang susah atau menderita. Ada tiga motivasi orang melakukan kepedulian yaitu cinta, didikan dan pengalaman. Motivasi yang mendorong Wilhelmina untuk peduli terhadap orang lain adalah pengalaman hidupnya dan didikan yang ia peroleh dari keluarga dan agama. Dari kedua motivasi yang di miliki Wilhelmina inilah yang membentuk karakternya menjadi seseorang yang memiliki jiwa kepedulian terhadap orang lain. Pengalaman merupakan alur jalan kehidupan seseorang dari kecil sampai besar. Banyak hal yang diterima entah hal yang baik bahkan hal yang buruk. Pengalaman tidak hanya berbicara tentang waktu, usia, perubahan fisik melainkan pengalaman merupakan hasil penghayatan terhadap nilai-nilai dari hubungan sosial. Wilhelmina pernah menjalani atau mengalami hidup sebagai seorang yang susah dan menderita, karena lahir dan besar dari keluarga petani, sehingga dari pengalamannya ini membuat ia berusaha untuk meringankan penderitaan orang lain yang membutuhkan pertolongan. Begitu pula dengan didikan yang ia peroleh dari orang tuanya dan agama. Keluarga merupakan pendidikan paling utama dan pertama bagi seorang anak sejak masa kecil.Dari dalam keluargalah nilai-nilai dan norma-norma ditanamkan sejak dini bagi anak23
anak.Pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh bagi anak-anak, ketika mereka mendapatkan didikan yang baik, mereka bertumbuh menjadi anak yang baik, ketika mereka mendapatkan didikan yang tidak baik, mereka bertumbuh menjadi anak-anak yang tidak baik. Begitu pula yang di terimana didalam agama yang mengajarkan umatnya untuk peduli kepada orang lain. Salah satunya adalah agama Kristen yang dalam firmannya, Yesus mengajarkan kepada muridNya untuk taat dan peduli terhadap orang lain. Dalam Injil dituliskan supaya manusia mencintai Allah dan sesama manusia seperti mencintai dirinya sendiri. Nilai-nilai kehidupan seperti mengasihi orang lain, hidup saling membantu inilah yang lebih ditanamkan dalam keluarga dan agama, sehingga ketika ia bertumbuh menjadi dewasa nilai-nilai kehidupan ini menjadi pegangan hidup dan terus ia terapkan dengan peduli kepada orang lain. Wilhelmina memperoleh didikan yang baik sehingga membuanya bertumbuh menjadi pribadi yang baik dengan peduli kepada orang lain. Pengalaman dan didikan sangatlah menjadi motivasi terbesar yang mendorong Wilhelmina melakukan kepedulian.Wilhelmina melakukan kepedulian sosial berdasarkan cinta. Cinta merupakan sebuah perasaan yang keluar dari dalam dirinya. Cinta tidak akan tumbuh jika tidak ada pengalaman dan didikan, oleh karena itu pengalaman dan didikan sangat berpengaruh besar dalam menghadirkan cinta dalam kehidupan ini. B. REFLEKSI TEOLOGIS Jika kita mengaku bahwa kita mengasihi Tuhan maka sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan kita pun harus mengaplikasikan kasih itu terhadap sesama manusia. Penderitaan orang lain janganlah di pandang dengan sebelah mata. Karena tidak semua orang yang hidup di dunia ini adalah orang yang kaya dan mampu, banyak orang memiliki kehidupan yang kurang beruntung sehingga mereka perlu di perhatikan. Kepedulian yang dilakukan Wilhelmina tidak bertentangan dengan agama, malahan apa yang ia lakukan sejalan dengan ajaran yang tercantum di dalam firman Tuhan untuk mengasihi sesama yang menderita dan tertindas. Karena Firman Tuhan mengajarkan manusia untuk Mengasihi orang lain. Seperti tertulis dalam Kitab Matius Matius 22:37-40,“ Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 24
Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi”. Sebagai orang Kristen kita di ajarkan untuk memberi kepada orang yang hidupnya kesusahan atau yang membutuhkan pertolongan. Memberi tidak saja semata-mata dalam bentuk materi, melainkan memberi diri untuk melakukan pekerjaan yang baik, seperti; menolong dan mendukung mereka untuk keluar dari persoalannya. Yesus mengajarkan semua orang untuk memberi seperti tertulis dalam Kitab Injil Matius 5:42a berkata; “Berilah kepada orang yang meminta kepadamu…”. C. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1) Kepedulian ini muncul karena masalah sosial yang terjadi dalam bernagai aspek etah dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Tujuan dari kepedulian ini adalah meringankan penderitaan orang lain. 2) Untuk melakukan kepedulian di butuhkan motivasi yang mendorong seseorang untuk bertindak dalam mengatasi masalah sosial yang ada. Penulis melihat,Wilhelmina memiliki motivasi yang bukan hanya sekedar perasaan, tetapi motivasi yang benarbenar mendorongnya untuk peduli kepada orang lain. Seperti pengalaman hidupnya dan didikan yang ia peroleh. 3) Kepedulian merupakan perasaan dan tindakan seseorang untuk menolong. Untuk itu jika seorang hanya memiliki perasaan peduli saja tanpa harus ada tindakan, itu bukan namanya kepedulian. Jika seseorang memiliki kepedulian itu berarti dia memiliki perasaan yang di dukung oleh tindakan.Penulis melihat Wilhelmina tidak hanya memiliki perasaan peduli tetapi
dibuktikan melalui tindakan yang meringankan
penderitaan orang lain. 25
Daftar Pustaka Buku 1. Abdulsyani, Sosiologi : Sitematika, Teori Dan Terapan, Jakarta : Bumi Angkasa, 2002. 2. Chang William,Menjadi Lebih Manusiawi,Yogyakarta : Kanisius, 2011. 3. Devos Rich, Kapitalisme Dengan Kepedulian Sosial. Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Utama, 1995. 4. Djono Alberto, Kemiskinan Sebagai Tanda Dan Kesaksian, Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara 5. Farida Anna. Keharuman Cinta Mother Teresa. Jakarta Timur : New Agogos Publishing, 2012. 6. Lauer Robert, Prespektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : Rineka Cipta,2001. 7. M William, Hinson Bill. The Joy Of Giving, Yogyakarta : Andi, 2011. 8. Nayuf Henderikus. Religiositas Cinta Ibu Teresa, Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, 2006. 9. Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,1989. 10. Sumarnonugroh, Buku
Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta : Pt
Hahindita, 1984. 11. White Ellen, Membina Anak Yang Bertanggung Jawab, Bandung : Indonesia Publishing House,2005.
26
2. Internet 1. Human Value.” Kepedulian Sosial”Diunduh Pada Tanggal 17 Juli 2013 Http://Marduta.Com/Human-
Vale/Hidup-Sederhana-Dan-Kepedulian-Sosial 2.Gavin
M.
Southwel,”
About
Paul
J.
Meyer”
Diunduh
Pada
Tanggal
19
Juni
2013File:///C:/Users/User/Documents/Lenny/About%20paul%20j.%20meyer.Htm 3.Aprilia Russiana Amelia Wayar, “ Mama Yosepa : Perempuan Tangguh Dari Tanah Papua”Diunduh
Pada Tanggal 30 Juli 2012 Http://Www.Kulibet.Com/Baca/Mama-Yosepha-Simbol-PerjuanganPerempuan-Papua/849/ 4. Aprilia Russiana Amelia Wayar,”Mama Yosepa, Symbol Perjuangan Perempuan Papua” Diunduh Pada
Tanggal 30 Juli 2012 Http://Marsinahfm.Wordpress.Com/2013/06/15/Mama-Yosepha-PerempuanTangguh-Dari-Tanah-Papua/ 5. Titus Menjang.”Kisah Motivasi, Inspirasi, Bermakna Dan Penuh Cinta Kehidupan”diunduh pada
tanggal 19juni2013, http://titusbercerita.blogspot.com/ 6. Diunduh pada tanggal 30 juli 2013, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.PEND._LUAR_BIASA/196010151987101ZULKIFLI_SIDIQ/PEMAHAMAN _PERILAKU_SOSIAL.pdf 7. LSM Papua Barat.”Kabupaten Fakfak”diunduh pada tanggal 8 Oktober 2013
http://vogelkoppapua.org/?page=kabupaten.detail&id=1
27