Analisis Hubtingan Ihstrumen
Perdagangan Ihternasional dan Perjanjian Lingkungan Internasjpnal (GATT dan CITES) dalam Perspektif Hukum Perjanjian internasionai Oleh: Sri Wartini
Sn Wartlnl, lahir di Boyolali 9 Rebruari 3962 'Alumnus Fakuitas Hukum UGM tahun 1987. Selain itu ia juga
Alumni lKIP NegeriKarang malang Yogyakaria, FPBS Jurusan Bahasa Inggn's lulus tahun 1988. Sejak tahun 1990 ia diangkat sebagai Dosen tetap Fakuitas Hukum •Ull Yogyak'arta.
Pendahuluan . ^
Interaksi antara perdagangan
suatu negara itu lemah.atau batikan tidak ada.
intemasioM dan lingkungan menipakan
Untuk mempertemukan kedua
suatu interaksi yang sudah setua
pendapat yang berbeda itu, maka
perdagangan itu sendiri. Baiiyak sekali peitedaan-perbedaanpand^ganmengenai
dimasukanlah instmmen perdagangan
"dampak" perdagangan internasionai
internasionai atau sebaliknya." Walaupun
internasionai dalam peijanjian lingkungan
terhadap kuditas lirigkungan. Ahli-ahli disadari bahwa untuk mencan titik temu perdaganganberpendapatbahwakemajuan antara keduanya bukanlah menipakan perdagangan menipakan suatu. sumber sesuatu yang mudah dan sederhana. Karena untuk meningkatkan kesehatan dan mendorong penemuan. teknologi bam. Sehingga kedua hal ini mendorong
seringtujuankebijaksanaanlingkungandan
perdagangan internasionai konflik satu samalain, tanpaada stmktur hukum yang mampumemberisolusi yang memuaskan. , peraturanperdagang'anintemasipnal •melMui proses GATT mempakan fomm yangstabiluntukmensosialisasikan hukum
kemampuan masyarakat untukmelindungi danmeningkatkanmutu lingkungan. Tetapi dilain pihak para ahli lingkungan berpendapat baHwa perdagangan "bebas dapat membahayakaii lingkungan. dan • kebijaksanaan.,. perdagangan Khususnya jikakebijaksanaah lingkungan . internasionai. TetapidisisiIainGATTgagal 53
•UNISIA. NO: 26 TAHUN XVTRIWULAN II - 1995"
untuk menangani masalah-masalah lingkungan secara memadai. Makalah ini akan memfoku'skan pada aspek-aspek perjanjian lingkungan internasional khususnyayangtermuatdalairi Convention on the International Trade in Endangered Species (CITES) dan peraturan perdagangan internasional dalam General
Agreement on Tariffs and Trade (GATT).
perjanjian-perjanjian yang menggunakan pasal-pasal perdagangan secara insidental, tetapi CITES merupakan satu-satunya konvensi yang berusaha melindungi binatang langka dengan menggunakan
instrumen perdagangan internasional. Sebagaimanayang dinyatakanoleh seorang komentator dalam hokum binatang langka intemasional, yang menyatakan bahwa: "CITES perhaps the most successful of
1. Alasan Menggunakan Instrument Perdagangan dalam Perjanjian Lingkungan Internasional . Alasan-alasan menggunakan instrumen perdagangan dalarri perjanjian Lingkungan Intemasional berbeda-beda
ciples ... The basic^princlples of CITES
berdasarkan subyekdari peijanjiantersebut.
plants which are listed in three appen
Perjanjian dimana instrumen perdagangan digunakan dalam perjanjian lingkungan ada tiga kategori : yaitu perjanjian untuk melinduiigi binatang langka (Agreement for the Protection of Endangered Species), perjanjian untuk melindungi negara pengimport dari produk-produk yang membahayakan lingkungan (Agreement to Protect the Environment of the Importing
dixes to the convention"^
State from Harmful Products),' dan
perjanjian lintuk inelindungi "global commons^ (Agreemnent to Protect the Global Commons). "Dalam makalah ini,
penulis hanya membahas salah satu dari tiga perjanjian tersebut, yaitu perjanjian untuk melindungi binatang langka.
2. Perjanjian
untuk
Melindungi
Binatang Langka ^ Instrumen Perdagangan yang
merupakansesuatu yangfundameiital untuk
all intemational treaties cdncemed with the conservation of wildlife. Its success
is explained primarily by its basic prin are quite-straight forward. It regulates, intemational trade in wild animals and
Kesuksesan CITES tidak hanya dibuktikan dalam keberhasilan mencegah
penumnan populasi, tetapiada dua hal yang perlu dicatat dari konvensi ini. Pertama adanya pembatasan impor adalah sangat penting bagi proteksi binatang langka negara pengekspor. Karena negara pengimpor mempunyai kepentingan untuk melestarikan species tersebut dengan jalan pembatasan impor. Penolakan GATT untuk mengijinkan negara peserta niembatasi perdagangan dalam'rangka melindungi lingkungan diluarjurisdiksinya, disebabkan pada waktu pembentukan GATT tidak memperhatikan kedua hal tersebut. Alasan lain yang menyebabkan kesuksesan CITES ialah karena CITES berisi pembatasan perdagangan terhadap negara bukan peserta. Dengan adanya pembatasan ini akan membantu menegakan sistem resiprokal
memproteksi binatang langka ialah Con vention on the International Trade in En-
, dangered Species (CITES). Walaupun ada 54
1).SimonLyster, International WildlifeLaw, hal 241, tanpa penerbit, tanpa tahun.
Sri Wartini, Anatisis Hubungan Instrument Perdagangan
yang ada antara negara pengimpor dan negara pengekspor.
2.1.
Pembatasan Ekspor oleh Para
"No prohibition or restriction other than du ties, (taxes) or other charges whether made effective through quotas, import or export licences or measures, shall be
Pihak
instituted or maintained by any con
Hanya sedikit perjanjian yang bemiaksud melindungi binatang-langka secara eksplisit memaksakanlarangan yang absolut pada ekspor binatang Idngka tersebut. Namun demikian, efek dari
persyaratan untuk pemberian izin ekspor
tractingpartyorilhe... exportation... of any product destined for the territory of any other contracting party".-* Mungkin jd apat diperdebatkan bahwa pembatasan ekspor binatang langka befada (liluar larangan pasal XI karena ada
dalam CITES adalah untuk memaksakan
pengecualian dalam pasal XI (1)^ yang
suatu larangan terhadap ekspor jenis-jenis binatang langka 'seperti yang tercantum dalam Appendix I dan 11.^ Yanglebih tipikal dari suatu larangan yang absolut adalah persyaratan untuk izin ekspor. Biasartya perjanjian ini menspesifikasi kondisi-kondisi untuk pemberian suatu izin, misalnya dalam CITES menentukanbahwa suatu izin ekspor untukjenis "species" yang tercantum dalam Appendix II, izin hanya diberikan jika : a. a scientific authority of the state of ex port has advised that such an export will
menyatakan bahwa "export prohibitions or restrictions temporarily applied to prevent or relieve critical shortages of food stuff is or other product essential to the exporting contracting party". Oleh. karena itu
merupakari suatu yang meragukan apakah GATT akan menganggap binatang langka sebagai suatu yang "essential" bagi negara pengeksport ? Dan pembatasan jangka panjang yang ditentukan untuk pemulihan kembali species tertentu mungkin tidak akan diterapkan secara lemporer. Bahkan jika larangan-larangan dan pembatasan-
. not be detremental to the survival ofthat
pembatasan ini bertentangan dengan pasal
species; • . . b. a Management Authority of state of
export is safisfied that the specimen was riot obtained in contravention of the
laws of that state for the protection of flora and fauna; arid
c. a Management authority of the state of export is satisfied that any living speci men will be so prepared and shipped as to minimize the risk of injury, damage to health or cruel treatment".'
Kalaukitalihatsepintaslalularangan dan pembatasan ekspor tersebut bertentangan dengan GATT pasal XI yang menyatakan: . . " • .
2). D.S. SIocoml>e, "CITES, the Wildlife
Tadeand Sustainable Development" (1988), 16(l)v alternative ZO, dalamD. Vanderwaag. et al, Inter national EnvironnmeniaiLaw (Halifax; Dalhousie La\v School 1992) hal 290. Dan untuk informasi lebih lanjut, baca Appendix I dan II CITES.
3).International Plenipotentiary Conference to conclude an International Convention On Trade in
Certain Species of Wildlife : Convention On Inter
national TradeinEndangered Species of WildFauna
& Flora (1983) 1 2 I>L>M> Hal 1085 Baca juga Pasal IV.CITES.
4). Baca,- sebagaicontoh,Final Reportof the
Panel inthe matterofCanada's Landing Requirement for Pasific CoastSalmonand Herring, (16 Oktober ^ '1989)paragrap 7.02 5). Pasal XI (1) GATT'
55.
UNISIA, NO. 26 TAHUN XVTRIWULAN II -1995
XI (2), maka larangan dan pcmbatasan
menyatakan bahwa lisensi import diberikan
tersebut secara potensial jatuh dalam "ex
semata-matabukanuntuktujuankomersial.'^
ception" umum yang diatur dalam pasal
Begitujuga dalampemberianlisensiekspor juga mengikuti persyaratan sebagaimana yangdisyaratkandalampersyaratanekspor, yaitu tidak semata-mata untuk tujuan
XX yang menyatakan bahwa : a. necessary to ptotect human, animal or plant life or health;... (or)® b. relating to the conservation of exhaust ible natural resources if such measures
are made effective in conjunction with restrictions on domestic production or consumption".' Pembatasan ekspor binatang langka atau tanaman akan teijerat dalam pasal XX (b) jika mereka dapat membuktikan bahwa pembatasan itu perlu. sebagaimana kita ketahui bahwa perllndungan binatang dan tanaman langka berada dalam jurisdiksi suatu negara. Sekarang pert^yaan yang muncul adalah apakah pasal XX (b) GATT juga digunakan untuk melindungi species yang berada diluar jurisdiksi sualu ne gara Diasumsikan oleh GATT bahwa •binatanglangkadapatdikategorikandalam "exhaustible natural resources" yang diatur dalam pasal XX (g). Walaupunmotifutama konservasi dalam pasal ini bukanlah
komersial. Sedangkan eksporspecies yang tidak begitu langka yang dimuat dalam appendix II, pemberian izin ekspor tidaklah berdasarkan persyaratan yang ada dalam izin impor.
22.
Pembatasan Impor oleh Para Pihak
Jarangsekali peijanjianperlindungan binatanglangkayangmengadakanlarangan impor secaraabsoluL Yangbiasadilakukan ialah pemberian izin impor dengan syaratsyarat lertentu. Persyaratan umum yang harus dipenuhi, misalnya bahwa cara
penaingkapan binatang langka harus sesuai dengan hukum yang berlaku di negara pengekspor, atau negara pengekspor telah menentukan bahwa ekspor ini -tidak menyebabkan kepunahan species terientu dari negara pengekspor.
ekonomi tetapi ekologi, GATTmenyataican
Kalau kita cari kesesuaian aturan-
bahwa konservasi sumber alam telah
aturan diatas dengan GATT nampaknya
memperluas perhatian kita terhadap lingkungan yang mencerminkan baik kepentingan ekonomi maupun non - ekonomi.
Oleh karena-itu pembatasan ekspor dibenarkan berdasarkan kepentingan ekologi, dan hal ini tidak seharusnya dianggap sebagai '"Pembatasan perdagangan yang tersembunyi". Sehingga pembatasan ekspor yang diterapkan secara seimbang tidaklah menimbulkan suatu diskriminasi. Dalam hal pemberian izin impor yang diatur dalam CITES 56
6). Kasus yang baru saja terjadi yang berhubungan dengan masalah kesehatan adalah Thailand Restriction on Importation of and Interna tional Taxes on cigarettes(anlaraUSAdanThailand) GATT Panel Report (5 Oktober 1990) D.S. 10/R 7). Pasal XX (b) GATT 8). UN Document, " International EnviromentalLawEmergingTrendaandlmplications for Transnational Corporations", (New York United Nations 1993) hal. 31. Baca juga pasal XX (b) GATT. •
• 9). Baca CITES pasal III, "Regulation of Trade In Speciments of Species included in Apendix I. II. dan in.
10). Baca, Appendix I CITES
' Sn Warlj'ni, Analisis Hubungan Instrument Perdagangan
sangatlahmeragukankalauadapersesuaian, walaupun demikian tidak berarti bahwa peraturan peinbatasan impor ini hams konflik dengan GATT. Pembatasan impor dalam rangka perlindungan lingkungan sering menimbulkan konflik antar negara. Misalny a konflik yang teijadi antara Mexico dan Amerika Serikat dalam hal ekspor
"Tuna dan Dolphins". Menumt hukum Amerika ada larangan penangkapan dol
phins, pada waktu musim ikan Tuna." Amerika ingin memberlakukan peraturan ini bagi Mexico, oleh karena itu Amerika menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap Mexico. Kalau saja Amerika memberlakukan ini bagi produk-produk •domestik dan produk-produk impor dalam wilayahnya maupun dalam perbatasan, maka peraturan ini tidak bertentangan
dengan GATT. Tetapi bukan peraturan ini diberlakukan diluar wilayah jurisdiksinya
yang bukan saja mengatur produksinya, tetapiJuga proses produksinyamakasanksi perdagangan ini mempakan pembatasan kuantitatif yang bertentangan dengan GATTpasal XI (1). Dalam kasus "US - Mexico Tuna
Dolphins' dispute'"^ menginterpretasikan bahwa pengecualian yang diatur dalam pasalXXGATThanyadiperbolehkanuntuk perlindungan binatang langka dan tanaman di dalam jurisdiksi negara yang bersangkutan dan tidak diberlakukan di luarjurisdiksinya. Keberatan yang palingprinsip adalah penerapanperaturan Amerikadalam "Tuna Dispute" untuk perlindungan "dolphins" dari cara .pehangkapannya yang akan
mengakibatkan kepunahan mamaiia yang diterapkan terhadap Mexico. Karena dalam
penerapan initidakmenyebiitkandi wilayah
mana dolphins ini terancam. Sanksi yang dipaksakan oleh Amerika bukanlah mempakan peraturan perdagangan yang disetujui dalam "multilateral treaty" tetapi mempakansanksi sepihakolehsuatu negara yang memaksakan jurisdiksinya dalam , perlindungan lingkungan terhadap negara lain. ,Rejim sanksi sepihak/unilateral biasanya diterapkan oleh negara besar terhadap negara kecil". Pembatasan dalam impormempakan
bagian yang integral dari perjanjian intemasional perlindungan binatang langka. Tanpa adanya pembatasan-pembatasan impor keefektifan perjanjian intemasional perlindungan binatanglangkaakanmenjadi berkurang. 2.3.
• . '
Pembatasan Transit melalui Para Pibak
Beberapa perjanji^ intemasional untuk melindungi binatang langka, termasuk
CITES,
memaksakan
pembatasan-pembatasan pada transit spe cies-speciesyangdilindungiolehperjanjian melalui wilayah para pihak. Sejak peraturan
•pembatasan transit diterapkan, ada perbedaan-perbedaan issue yang muncul terhadap penerapan peraturan pembatasan kuantitatif impor yang berbeda-beda. Peraturan-peraturan' ini mungkin konflik dengan GATT pasal V : 1. tentang kebebasan transit, yangmenyatakan bahwa "Thereshallbe freedom oftransit, fortraffic
in transit to or from the territory of other
contracting parties.'' Tidak boleh ada perbedaan yang diterapkan berdasarkan ' 11).Reportof the panel, United States-Re strictions on'imports pf Tuna, (3 September 1991). 12). Ibid, Paragraph 5.27 13). Pasal V : 1 GATT
s
57
UNISIA, NO. 26 TAHUN XV TRlWULAN.il • 1995
perbedaan bcnderakapal, alau berdasarkan suatu keadaan tertentu yang berhubungan dengan kepemilikan suatu barang, kapal atau alat transportasi lainnya. GATT pasal V : 5 menyatakan :
>,
domestik.Inimerupakanperlakuannasional
pasal III GA^. Pasal
XI
GATT'^ melarang
pembatasan kuantitatif iihpor maupun
sit, each contracting party shall accord
ekspor. Kemudian pasal XIII, menyatakan bahwa tidak adalarangan atau pembatasan terhadap para pihak dalam perjanjian terhadap barang impor maupun ekspor dalam wilayah negara peserta, kecuali
to traffic in transit to br from the terri
terhadap produk-produk serupa yang
tory of any other contracting party
diproduksi oleh pihak ketiga juga diadakan larangan. GATT mengatur "exception" dalam pasal XX yang menyatakan :
"With respect to all charges, regulations and formalities Ip connection with tran
treatment no less favourable than the treatment accorded to traffic in transit to
or from any third country".''* Oleh karena itu penerapan "excep tion" yang diatur dalam pasal XX menjadi relevin, dan analisis di atas akan diterapkan.
"Subject to the requirement that suck a measures are not appled in a manner which would constitute a means of ar
bitrary or unjustiable discrimination between countries where the same
3. Refieksi CITES dalam GATT
Pada bagian ini akan dibahas pasal-
. condition prevail, or a disquized re striction on international trade, nothing
pasal perdagangan yang dimuat dalam perjanjian lingkungan inte.masional, khususnya yang diaturdalam CITES, yaitu untuk menganalisis apakah pasal-pasal tersebut bcrtentangan dengan GATT atau
any contracting party a measures : a. necessary to protect human, animal or plant life or health,...
in this agreement shall be construed to
prevent the adoption on enforcement by
tidak ? Sebelurii kita bahas kesesuai an antara
b. necessarytosecurecompliancewith
peijanjianlingkunganintemasibnaldengan
laws or regulations which are not
GATT, adalah sangat penting untuk mengetahui persoalan-persoalan dan latar
inconsistent with the provisions of this agreement, including those re
belakang GATT. Hal periama yangperlu kita mengeiti
lating to customs enforcement... and
ialah bahwa GATT hanya mengatur para pihakdan bukanniengaturpihaklain diluar
tice...'®
GATT. Oleh karena itu GATT tidak dalam
the prevention of deceftive, prac
"Exception" yang dimuatd aiam pasal XX (b) misalnya, dapat digunakan untuk menjustifikasi penerapan persyaratan
posisi untuk nienilai apakah perjanjian 'lingkungan intemasional konsistendengan
terhadapbarangimpordalam hubungannya
GATT atau tidak ? GATT memberikan
dengan eco-labelling.
kebebasan kepada para pihak untuk mengatur produk domestik,
sepanjang
tidak mendiskriminasikan prbduk-produk import'atau berusaha melindungi produk 58
14). Pasal V : 5 GATT 15). Lihat Pasal XI GATT.' 16). Baca secara lengkap pasal XX GATT.
Sri Wartini, Analisis Huburigan Instrument Perdagangan
4. Hubungan antara GATT dengan PerjanjianLingkunganlnternasional ' dalam Perspektif Hukuiii Perjanjian Internasional
Sebagai bukti dari analisa di atas,' hubungan antara OATT dengan perjanjian . lingkungan Mnternasional merupakan sesuatu yang tidak mudah; adakah suatu hirarchie norma-horma yang. akan menentukah supremasi suatu peraturan, dlmana peraturan yang satti lebih tinggi dari peraturan yang lain ?' GATT
-
is not considered incompatible with an- ^ othertreatytheothertreatywillprevail; . as between parties to a treaty who later become parties to a later, inconsistent, treaty, the earlier will apply only where
its provisions are not incompatible with, the later treaty.
Banyak permasalahan yang tidak » dapatdi selesaikan dalam tulisan ini secara mendetail. Hal ini karena sulitnya menehtukan prioritas yang mana antara
GATT
dengan
bermacam'-macam
memberikan fleksibilitas yang sangat luas
perjanjian lingkungan internasional.
kepadanegarapesertauhtukmengaturpajak
Pertama, karena ki ta berbicara masalah yang berbeda. Peraturan ini terutama difokuskan
guna.tujuan pelestarian lingkungan atau untuk tujuan-tujuan lain, sepanjang pajak semacain ini tidak mendiskriminasikan. '
Dengan mehgesampingkan apakah klasula "waiver" merupakan kebijaksanaan prakiis untuk mehghilangkan atau setidaktidaknyamengurangikonflik antaraOATT dengan . perjanjian • linglcungan internasional?.
Keberadaan klasula "waiver" dalam GATT memberikan
padakonllikdanprioritas antarapeijarijian-
perjanjian yang mengatur subyek yang' sama. Dalam hal ini kita merhpunyai perjanjian yang berhubungan dengan
lingkungan atau masalah koiiservasi yang berisi pasal-pasal dalam bentukinstrumen perdagangan^ namun disamping itu kita juga mempunyai huku'm perdagangan internasional, di mana untuk tujuan ini
kesempatan kepada para pihak,untuk • tercantum dalam aturan-aturari GATTyang
mengesampingkan kewajiban-ke'wajiban
telah direncanakan untuk -mengatur
yang diatur dalam GATT, sehingga tidak perlu ada konflik antara" kpwajibankewajiban negara di bawah perjanjian lain dengan kewajiban-kewajiban mereka,
bermacam-macam subyek, yang sering kita
sebagai pihak,dalam GATT.^'. Hukum Perjanjian Internasional memberikan peraturan um'um yang berisi nilai-nilai yahgbermanfaatuntukmengatasi
•jika terjadi perbedaanperidapat.Pe.ra"turan-
sebut liberalisasi perdagangan dunia.'' Masal^ yang lebih rumit adalah bersumberdari sifatGATTitusendiri,yaitu GATT tidak merupakan suatu perjanjian 17).Hal ini tidakdapat berartibahwa kjausula "waiver" yang ditawarkan oleh GATT dapat ditafsirkan sebagaicarayang sudah disiapkanGATT.
Telapi pe'nafsiran yang benarialahbah^a penggunaan
peraturan umum itu antara lain : klausula/'wainer" hanya dibenarkan pada kasuskasus tertentu dan dalain waktu yang terbalas. - later treaties take priority over earlier; 18).-Nainun demikian, dalam aturan GATT - more specific treaties take priority over ' itu sendiri engijinkan pemerintah suatu negara untuk the generalrgeneralia-specialibus non menenlukan Standard Lingkungan guna melindungi ^
derogant;
- yhere a treaty says that issubject toor
& ineningkatkan mutd lingkungan.nasional.'Baca pcrlakukan Nasional GATT (NationalTreatrnent). 59
UNISIA, NO. 26 TAHUN XV TRIWULAN H-1995
yang dapat diadopsi setiap saat. Oleh karena
itu suatu negara yang akan mengadopsi
treaty."'" Sebagaimana.yang disebutkan oleh-Mc.Nair dalam hukum perjanjian
hams dapat mengidentifikasi suatu mo intemasional, beliau membedakan antara ment yang tepat, misalnya pada tahun 1948 • perjanjian "erga omnes''^" dan peijanjian
pada waktu pembentukan GATT atau pada waktu mengikuti putaran GATT. Berlandaskan pada pemben-
tukannya, meletakan .GATT pada kedudukan yang kurang menguntungkan jika dihadapkan dengan perjanjian lingkimganyanglebihbam. Tetapimungkin
kontraktual yang menciptakah hak-hak pribadi. Beliau berpendapat, bahwa perjanjian "ergaomnes" dikarakterisasi oleh pemimpin-pemimpin negara untuk menentukan dan mengatasi masalah yang universal.
' .
Perjanjianyangberhubungandengan
GATT akan menjadi tambahan dan pele.ngkap kerangka kerja untuk menganalisis perbedaan sifat perjanjian perdagangan dan perjanjian lingkiingan. Karena pada waktupembentukannyaGATT mempakan suatu perjanjian kontraktual,tanpa ada dukungah organisasi tetap, jadi GATT ini tidak dapat dikatakan sebagai
"global commons", seperti Vienna Con
publik. Kalau kita bandingkan GATT
ketiga. Tetapi masalah ini masih membutuhkan analisis yang lebih
dengan perjanjian lingkungan yang sebagian besar menyangkut masalah . kepentingan global, peijanjian lingkungan merupakan suatu contoh paradigma perjanjian yang dibuat berdasarkan kepentingait umum yang global. Hal ini menggambarkan kelompok negara-negara
mendalam,sehingga apa yang disimpulkan, dalam makalah ini hanya mempakan
vention, Montreal Protocol dan mungkin juga padawaktuyangakandat^g" Qimate Change Convention", mereka nampaknya jatuhdalam kategori peijanjianergaomnes. Kemudian apakah perjanjian ini akan mempunyai tingkatan hukum yang lebih tinggi dan lebih superior daiipada GATT ? badan legislatif Intemasional. Dan 'baru Misalnya, apakah.keberadaan pasal-pasal pada bulan Januari ini GATT, resmi laranganimportentangproduk-produkyang mempun'yaiorganisasi yangdisebutdengan mengandung "ozonedepletingsubstances"' WTO (World Trade Organization). Oleh- dari negara-negara yang tidak menjadi karena itu sebelum terbentuknya WTO peserta dalam perjanjian, hal ini dapat sebagai organisasi tetap GATT, GATT tidak dijadikan alat untuk mendorong negaradapat bersaing dengan agen-agen PBB negara menjadi peserta ? Sehingga perlu sebagai pencipta legitimasi seperti yang diciptakan suatu pasal khusus untuk digambarkah dalam hiikum intemasional memberlaljukan peijanjian ini pada pihak
yang bertindak dalam kapasitas semi legislatif dan inherent dengan tujuan pengaturan masalah tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk "constitutive 60
kesimpulan seriientara saja. '
19). Mc. Nair, L. The Law of Treaties, (Lon don Oxford University Press, 1961) hal. 259 . 20).Uniukmengetahuisiapasajayang dapat dikatagorikan sebagai "Erga Omnes" baca, H.M.
Kiridred, et al. International Law Chiefly as Inter preted and ij>pplied in Canada. (Canada rEmond
Montgomeiy Publications 1987) hal. 32.
^
Sn Wartini, -Analisis Hubungan Instrument Perdagangan
Dapat dikatakan, bahwa Montreal
aturan-aturan bam. Jika aturan-aturan ini
Protocol regime lebih dipriOritaskan daripada GATT dalam hubungannya dengan perdagangan produk-produk yang
dimaksudkan untuk mengatasi masalah-
mengandiing "Ozone depleting substances".
perhatian hams ditumpahkan pada issue-
Sebab, "Ozone depleting substances"
issue
meriipakan subyek dalam MontrealProto col.Tuju^Montreal Protocoladalahuntuk mengatasi masal'ah "Ozone depleting sub
masyarakat
masalah lingkungan, yang pada akhirnya mengarah pada keamanan global, maka pembahgunan
dan
intemasional
peranan
dalam
transnasional corporation".
stances" untuk kepentingan masyarakat intemasional secara keseluruhan. Pasal-
DAFTAR PUSTAKA
pasal perdagangan yang digunakan dalam Montreal Protocol dimaksudkan untuk
mencapai apa-yang menjadi tujuan perjanjian ini. Selain itu seseorang d.apat juga mengatakan bahwa menunit aturari umum
Brown Weciss, E, Environmental Change and International Law : The New Chal
lenges andDimensions. (Tokyo); United Nations Universsity Press, 1991) Bmnnee, J, International Environmental Law
(Montreal; Mcgill University', 1990) -
yang disebutkan di atas, bahwa jenis peijanjian seperti CITES merupakan contoh peijanjiankhusus yangmempunyai prioritas
nal Report ofthePanel intheMatterofCanada's
terhadap perjanjian umum. Tanpa mengesampingkan pensyaratan (reserva tion) yangtelah disebutkanmengenai suatu subyekyangsaima, untuk menentukansuatu
' Paragraph 7.02 GATT, "Study on International Trade and En
prioritas. Tentu saja apa yangdiatur dalam CITES, yang secara eksplisit mengesampingkan aturan-aturan GATT dalam rangka untuk mengatasi masalah binatang langka menimbulkan suatu
perdebatan.'Sebab banyak negara-negara yang menjadi anggota CITES tetapi sekaligus juga menjadi anggota GATT. 5. Kesimpulan Konflik-konflik- poiensial antara instrumen-instrumen perdagangan dalam
perjanjian lingkungan intemasional yang tidak dapat diselesaikan secara pasti oleh hukuni perjanjian intemasional menunjukkan adanya kebutuhan untuk mendiskusikan dan memformulasikan
Landing Requirement for Pacific Coast ' SalmonandHerring,(160ktoberl989)
vironment" (Pebmari 1992)
Gautama, S, Se'gi-segi Hiikum Perdagangan Intemasional (GATT dan GSP), ' (Bandung Citra Adityabakti, 1994) Harris. D. J. Cases and Material on Interna
tional Law, (london: Sweet & Maxwell, 1991) International Plenipotentiary-Conference to Conclude an International Convention
on Trade in Certain Species of Wildlife : Convention on International Trade in Endangered Spwies of wild Fauna and" Flora, rerinied in (1986), 12LL.M. 1085 Kindred, H.M et al. International Law Chiefly
as-Interpreted and Applied in Canada (Canada: Emond Montgomery Publica tions 1987)
Lyster, S, International Wildlife Law, P 2 41 Mac Neill. J, et al. Beyond Interdependence-: The Meshing of the Word's Economy and the Earth's Ecology (New Yoik : 61
UNISIA. NO. 26 TAHUN XVTRIWULAN II • 1995
Oxford University Press, 1991) Mc Naif, L, The Law of Treaties, (London; Oxford University Press, 1961) '
Montreal Protocol on Substence that Deplete the Ozone Layer (1987) 26 LL.M
Porter. D.J, and Brown J. W, Global
Zwaag, et.al, International Environ mental Law (Nalifax : Dalihosie Law School, 1992) hal.: 290 -
Susskind, L.E., Environmental Diplomacy : Negotiating More Effective Global Agreement (New York: Oxford Univer
Environmehtals Politics, Dilemas in word Politics, (Colorado: Wetsview Press. Inc, 1991) "Report of the Panel,UnitedStates- Restriction
sity Press, 1994) United Nation Fremework Coiivention on Climate Change (1992) 31 I.L.M UN Document, "International Environmental
onImport's ofTuna, (3September 1991)
Law: Emerging Trendsand Implications for Transnational Corporations",
Sin Clair, The Vienna Convention on the law of Treaties, (2 nd.ed,1984)
Slocombo, D.S, "CITES, the Wildlife Trade and Sustainable Development" (1988), 16 (1) alternative 20, dalam D. Vender
62
(New YorkUnited Nations, 1993) World Commissions on Environment and Development, Our Common Future
(Oxford University Press, 1987)