PERCERAIAN KARENA LI’AN DAN AKIBAT HUKUM DALAM PERSPEKTIF FIQIH ISLAM DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
TESIS
OLEH ZAISIKA KHAIRUNNISAK 127011056
FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK Li’an adalah ucapan tertentu yang digunakan suami untuk menuduh istrinya yang telah melakukan perbuatan yang mengotori dirinya (zina) atau dapat menjadi alasan suami untuk menolak anak yang dilahirkan oleh istrinya. Tentang kapan terjadi li’an sebagai mana para ahli Fiqih Islam mengatakan sejak selesainya pengucapan li’an antara suami dan istri, maka sejak itu suami istri tersebut harus dipisahkan, dimana pengucapan sumpah yang dilakukan suami istri tersebut dihadapan orang yang beriman dalam jumlah yang banyak. Sedangkan didalam Pasal 128 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa li’an hanya sah apabila dilakukan dihadapan sidang pengadilan agama. Sehingga perlu dikaji mengenai prosedur perceraian karena li’an menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam, akibat hukum dari perceraian yang disebabkan li’an dalam perspektif Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam, serta perlindungan hukum yang diberikan kepada istri dan anak akibat perceraian yang disebabkan oleh li’an. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif yang bersifat deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier sebagai data utama. Data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan ditafsirkan secaralogis, sistematis dengan menggunakan metode berfikir deduktif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa prosedur perceraian karena li’an menurut Fiqih Islam yaitu suami harus mengangkat sumpah sebanyak empat kali bahwa dia termasuk orang yang benar dalam tuduhannya, dan sumpah kelima laknat Allah menimpa dirinya apabila dia berdusta, kemudian istri mengangkat sumpah penolakan sebanyak empat kali bahwa suaminya berdusta dalam tuduhannya dan sumpah kelima murka Allah atasnya apabila suaminya berkata benar, kedua suami istri tersebut melakukan li’an dihadapan orang-orang yang beriman. Berdasarkan Pasal 127 Kompilasi Hukum Islam menjelaskan bagaimana prosedur pelaksanaan li’an dan li’an hanya sah apabila dilakukan dihadapan sidang Pengadilan Agama. Akibat hukum dari li’an didalam Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam hanya memiliki satu kesamaan yaitu putusnya penikahan untuk selama-lamanya, sedangkan didalam Fiqih Islam li’an masih memiliki beberapa akibat hukum lainnya. Perlindungan hukum terhadap istri yang dili’an oleh suaminya di dalam Fiqih Islam yaitu istri memperoleh hak atas mahar yang diberikan oleh suaminya sepenuhnya, dan didalam KHI istri berhak atas harta bersama harta bawaan serta istri dapat membersihkan nama baik dengan mengangkat sumpah balasan. Anak mula’anah memiliki kedudukan yang sama dengan anak diluarnikah, dalam Fiqih Islam anak mula’anah tidak memiliki hak apapun atas suami yang meli’an ibunya, didalam KHI dijelaskan bahwa tidak terdapat larangan anak mula’anah menerima hibah ataupun wasiat dari suami yang meli’an ibunya. Anak mula’anah berhak memperoleh perlindungan berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang No.23 Tahun 2002 dan berhak menerima hak-haknya sebagai anak Kata Kunci : Li’an ,prosedur perceraian li’an, anak mula’anah,
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT Li’an is a specific statement used by a husband for accusing his wife of committing adultery so that he has the reason to reject the child who is delivered by her. Li’an, according to the Islamic Fiqh experts, occurs between husband and wife when it is uttered in front of many people who have the same faith. Since then, they are separated. Meanwhile, Article 128 of KHI (Compilation of the Islamic Law) points out that li’an is valid when it is done before the Religious Court. Therefore, the problems of the research were how about the procedure of divorce because of li’an in the perspective of the Islamic Fiqh and of KHI, how about the legal consequence of a divorce because of li’an in the perspective of the Islamic Fiqh and of KHI, and how about the legal protection for a wife and her child as the result of divorce because of li’an. The research used judicial normative and descriptive method. The data were gathered by using secondary data which consisted of primary, secondary, and tertiary legal materials as the main data. The gathered data were then processed, analyzed, and interpreted logically, systematically, and deductively. The result of the research showed that the procedure of divorce because of li’an, according to the Islamic Fiqh, was when a husband swore on oath four times, saying that he said the truth in his accusation. In his fifth oath, he said that he would be cursed by Allah if he told a lie. His wife also swore on oath four times, saying that she did not commit any adultery. In her fifth oath, she said that she would be cursed by Allah if her husband was right. Both of them then did li’an in front of the people who had the same faith. Article 127 of KHI points out that li’an will be valid when it is done before the Religious Court. The legal consequence of li’an in the Islamic Fiqh and in KHI has one similarity, that is, third and final divorce, while in the Islamic Fiqh it still has some other legal consequences. Legal protection for a woman who is done the li’an by her husband, according to the Islamic law, will get the right to have the whole dowry from him, and in KHI she has the right on the joint property and she restores her good name by swearing on oath for response. A mula’anah child has the same position as an illegitimate child in which he did not have any right to inherit from his father who has done the li’an to his mother. KHI points out that there is no prohibition for mula’anah child to receive a gift or a will from his father who has done a li’an to his mother. A mula’anah child has the right to get protection, based on Article 23 of Law No. 23/2002 and receives his rights as a child.
Keywords: Li’an, Procedure of Li’an Divorce, Mula’anah Child
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah maka penulis menyusun dan memilih judul: “Perceraian Karena Li’an dan Akibat Hukum Dalam Perspektif Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam”. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan didalam penulisan tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka menerima saran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman di masa yang akan datang. Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari beragai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak ternilai harganya secara khusus kepada Bapak Prof. Hasballah Thaib, MA, PhD., selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN., serta Ibu Dr. Utary Maharany Barus, SH, M.Hum., masing-masing selaku anggota komisi pembimbing yang banyak memberi masukkan dan bimbingan kepada penulis selama dalam penulisan tesis ini dan kepada Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, M.Kn., dan Bapak Notaris Syafnil Ghani, SH, M.Hum., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan tesis ini. Selanjutnya ucapan terimakasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Magsiter Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara. 5. Bapak-bapak dan ibu-ibu guru besar dan staf pengajar serta para karyawan Biro Administrasi pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Secara khusus penulis menghaturkan terimakasih yang tidak terhingga kepada ayahanda Drs. Abdul Hamid Sekedang dan Ibunda Dra.Zuraidah Simangunsong, yang telah melahirkan dan membesarkan ananda dengan penuh kasih sayang, dan
Universitas Sumatera Utara
segala pengorbanan untuk membesarkan ananda dengan tanggung jawab sepenuhnya, dan penulis mengucapkan terima kasih kepada abang penulis Wahyul Hifzi, S.IP, M.AP, serta adik penulis Nabila Khairul Husna dan ibunda penulis Raudha Simangunsong, SS, Nur Syam Simangunsong, S.Ag, serta semua keluarga yang banyak memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Mohd. Sayva Arrafi, SE, atas segala pengorbanan, pengertian, motivasi dan waktunya yang terus-menurus diberikan kepada penulis. Serta penulis mengucapkan terima kasih kepada para sahabat Raehan Afrillicia, BBA, Yuka Syahmita, SH, dan Silvia Ananda, SH, Fitriyani, SH, dan rekan-rekan seperjuangan khususnya rekan-rekan Magister Kenotariatan Angkatan 2012, Yulia, SH, M.kn, Yophi Sandofa, SH, M.Kn, Dina Arfina, SH, M.Kn, Syafwatunnida, SH, M.Kn, Desicha RD, SH, M.Kn, Basri Effendi, SH, M.Kn, Fenty Rizka SH, M.Kn, Yolanda Oktavina SH,M.Kn Hujjatul Marwiyah, SH, M.Kn, dan kawan-kawan satu angkatan lain yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terus memberikan motivasi, semangat, kerjasama dan diskusi, membantu dan memberikan pemikiran kritik dan saran dari awal masuk Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sampai saat penulis selesai menyusun tesis ini. Saya berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang melimpah. Akhirnya, semoga tesisi ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi semua pihak khususnya yang berkaitan dengan bidang kenotariatan.
Medan, Desember 2014
(Zaisika Khairunnisak)
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI Nama Tempat/ Tanggal Lahir Alamat Jenis Kelamin Umur Kewarganegaraan Agama Nama Bapak NamaIbu II. PENDIDIKAN Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Universitas
Universitas
: Zaisika Khairunnisak : Medan, 10 Juni 1990 : Jl. Mangga 2, Perapat Hilir, Kutacane, Aceh Tenggara : Perempuan : 24 Tahun : Indonesia : Islam : Drs. Abdul Hamid Sekedang : Dra. Zuraidah Simangunsong
: SD. Pertiwi Medan (1996-2002) : Mtss. YPMDU Asahan-Kisaran (2002-2005) : SMA. Akselerasi Al-Azhar Medan (2005-2007) : S1 Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan (2008-2012) : S2 Magister Kenotaritan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (2012-2014)
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK …………………………………………………………..…… i ABSTRACT……………………………………………………….……… ii KATA PENGANTAR…………………………………………………... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………..… v DAFTAR ISI……………………………………………………………... vi DAFTAR ISTILAH…………………………………………………….... viii DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………….. x BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..... 1 A. Latar Belakang………………………………………….……………… 1 B. Rumusan Masalah…………………..………………………………….. 11 C. Tujuan Penelitian………….………………………………………...…. 12 D. Manfaat Penelitian……………….………………………………….….. 12 E. Keaslian Penelitian……………………………….………………… 13 F. Kerangka Teori dan Konsepsi………………………………..……….... 14 1. Kerangka Teori…………………………………….……..…….. 14 2. Konsepi……………………….……………………………….... 18 G. Metode Penelitian…………………….…………………………...……… 21 1. Spesifikasi Penelitian………….……………………………. 22 2. Sumber Data………………………….…………….……..... 23 3. Teknik Pengumpulan Data……………….………………….. 25 4. Analisis Data……………………….……………………..………. 25 BABII. PROSEDUR PENYELESAIAN LI’AN MENURUT FIQIH ISLAM DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM………………………………… 27 A. Tinjauan Umum Tentang Li’an………………………….………….… 27 1. Pertian Li’an Menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam.. 27 2. Dasar Hukum Li’an Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadis… 35 B. Prosedur Perceraian dengan Cara Li’an Menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam serta Praktek di Pengadilan Agama……..…..…. 43 1. Penyelesaian Perkara Li’an Menurut Fiqih Islam.…………….……. 43 2. Penyelesaian Perkara Li’an Menurut KompilasiHukum Islam……. 50 3.Praktek Perkara Li‘an di Pengadilan Agama ………………….……. 52 BAB III. AKIBAT HUKUM PERCERAIAN DISEBABKAN LI’AN …… 61 A. Faktor - Faktor Penyebab Terjadinya Li’an.…………………………….. 61 B.Akibat Hukum dari Li’an Menurut Fiqih Islam.………………………….. 63 C. Akibat Hukum dari Li’an Menurut Kompilasi Hukum Islam…….….…. 80
Universitas Sumatera Utara
BAB IV. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ISTRI DAN ANAK AKIBAT PERCERAIAN…………………………………………… 84 A. Usaha-Usaha untuk Mendapatkan Perlindungan HukumTerhadap Istri dan Anak ……………………………………………………….…… 84 B. Hak-Hak Istri yang Telah Diceraikan Karena Li’an………………..…… 89 C. Hak-Hak Anak sebagai Korban dari Li’an………………..…………..…. 94 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 106 A.Kesimpulan…………………………………………………………. 106 B.Saran……………………………………………………………… 107 DAFTARPUSTAKA ……………...……………………………. 109
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISTILAH
Ahliful Al-la’nu Al-ab’adu Al-mahr Al-nihla Al-thordu min al-khoi Anak mula’anah Aqsimu Asyhadu Baligh Decisoireed Fasid Fasakh
Fakultatif Had Hamba sahaya Ijma’
Imperatif La’ana Li’ana Li’an
Khulu’
Mahram muabbad Masdar
: saya bersumpah : berjauhan : berjauhan : imbalan yang disebutkan atau sesuatu yang Menggantikan posisi didalam aqad nikah : imbalan yang disebutkan atau sesuatu yang menggantikan posisi didalam aqad nikah : pengusiran dari kebaikan : anak yang ditolak atau dinafikkan oleh suami yang meli’an ibunya : saya bersumpah : saya bersaksi : istilah dalam Hukum Islam yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan : sumpah menentukan : rusak, tidak sah atau batal : perceraian dengan merusak atau merombak hubungan nikah antarasuami istri (pembatalan perkawinan) : tidak diwajibkan, boleh memilih : hukuman : orang yang belum merdeka : kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist dalam suatuperkara yang terjadi : bersifat memerintah : membuang : menjauhkan : ucapan tertentu yang digunakan untuk menuduh istri yang telah melakukan perbuatan yang mengotori diri (berzina) dan dapat menjadi alasan suami untuk menolak anak : perceraian yang diminta oleh istri dari suaminya dengan memberikan tebusan : orang yang haram untuk dinikahi : isim yang menunjukkan kejadian
Universitas Sumatera Utara
Mazhab
Mitsaqan galidzan Muhsan Mukallaf Mula’anah Murtad
Nasab Nasikh Nukul Qazf Qiyas
Suplatior eed Syiqaq Ta’zir Talaq
Takhsis Zina
: metode yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian dijadikan pedoman yang jelas batasan-batasannya, dibangun diatas prinsip-prinsip dan kaidahkaidah : akad yang sangat kuat : bersih dari kemungkinan sifat-sifat tercela : orang yang sudah dewasa yang sehat akalnya : saling bersumpah : meninggalkan atau keluar dari ajaran Islam baik secara niat dan perbuatan untuk kemudian memeluka dan atau menjalankan ajaran lain : keturunan : membatalkan : sumpah balik atau sumpah balasan : hukuman dera bagi orang yang menuduh orang baik-baik berzina : mentapkan suatu hukum suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya sama : sumpah tambahan : perselisihan yang terjadi diantara suami istri : menolak atau mencegah : ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu penyebab putusnya perkawinan : pembatasan, pengkhususan : hubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat hubungan pernikahan
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
bin
: binti
H
: Hijriah
HIR
: Herziene Inlandsch Reglement
KHI
: Kompilasi Hukum Islam
KUHP
: Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
NTR
: Nikah Thalak Rujuk
r.a
: Radiallahu ‘anha
RBg
: Rechtsreglement voor de Buitengewesten
SAW
: Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
SWT
: Subhanahu wa Ta’ala
Universitas Sumatera Utara