PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA TAHAP PROFESI DI FKIK UMY TENTANG INTERPROFESSIONAL EDUCATION DI ASRI MEDICAL CENTER YOGYAKARTA Differences in Perceptions of Students Stage Clinical in FKIK UMY About Interprofessional Education at AMC Yogyakarta 2012/2013 Sri Sundari1, Adi Sembodo2 1
Bagian Medical Education Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT
Background : In Indonesia , collaboration among health professionals is still far from ideal . There are many overlaps between the role of the health profession . One was due to a lack of understanding of the competence of a health profession other health professions . For it must needs be learning Interprofesional Education ( IPE ) was given to students at the preclinical stage and clinical stage . Objective : To determine how perception and is there a difference in students' perceptions of professional stage in St. Louis on IPE FKIK Asri Medical Center in Yogyakarta Methods : The study was non-experimental research design to design descriptive analytic cross sectional means of measurement variables only once at a time . Results : Based on data taken in Yogyakarta AMC period March 2013 - June 2013 obtained 125 respondents representing each - one to four courses in St. Louis who are undergoing FKIK IPE program . The measurement results indicate that student perceptions FKIK UMY professional stage have a good perception of the IPE is obtained results , KU ( 78.3 % ) , KG ( 78.3 % ) , PSIK ( 81 % ) , PHARMACY ( 79.7 % ) . The results of the comparative analysis of nonparametric test Kruskall - wallis showed no significant difference between students' perceptions of the profession FKIK UMY stage with results showing a P value > 0.05 is obtained p = 0.970 so it did not show significantly . Conclusions : The results indicate that measurement of student perceptions FKIK stage UMY profession have a good perception of the IPE and the absence of significant differences between the perceptions . Keywords : IPE - perception - the difference
Differences in Perceptions of Students Stage Clinical in FKIK UMY About Interprofessional Education at AMC Yogyakarta 2012/2013 PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA TAHAP PROFESI DI FKIK UMY TENTANG INTERPROFESSIONAL EDUCATION DI ASRI MEDICAL CENTER YOGYAKARTA Sri Sundari1, Adi Sembodo2 1
Bagian Medical Education Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
INTISARI Latar Belakang :Di Indonesia, kolaborasi antar profesi kesehatan masih jauh dari ideal. Masih terjadi tumpang tindih peran antar profesi kesehatan. Salah satunya karena kurangnya pemahaman suatu profesi kesehatan terhadap kompetensi profesi kesehatan lainnya. Untuk itu perlu kiranya pembelajaran Interprofesional Education (IPE) diberikan kepada mahasiswa pada tahap preklinik dan tahap klinik. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui bagaimana persepsi dan adakah perbedaan persepsi mahasiswa tahap profesi di FKIK UMY tentang IPEdi Asri Medical Center Yogyakarta Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional artinya pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada satu saat. Hasil : Berdasarkan data yang diambil di AMC Yogyakarta periode Maret 2013 – Juni 2013 didapatkan 125 responden mewakili masing – masing ke empat program studi di FKIK UMY yang sedang menjalani program IPE. Hasil pengukuran persepsi menunjukkan bahwa mahasiswa FKIK UMY tahap profesi mempunyai persepsi yang baik terhadap IPE yaitu didapatkan hasil, KU(78.3%), KG (78.3%), PSIK (81%), FARMASI (79.7%). Hasil analisis dari uji komparatif non parametric kruskall-wallis menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa FKIK UMY tahap profesi dengan hasil menunjukkan nilai P > 0.05 yaitu didapatkan p = 0.970 sehingga tidak menunjukkan signifikan. Kesimpulan :Hasil pengukuran persepsi menunjukkan bahwa mahasiswa FKIK UMY tahap profesi mempunyai persepsi yang baik terhadap IPE dan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi. Kata kunci:IPE -presepsi-perbedaan
kesehatan.
Pendahuluan Interprofessional (IPE)
merupakan
latar
karena
kurangnya pemahaman suatu profesi
dimana
kesehatan terhadap kompetensi profesi
proses
dengan
satunya
Education
sekelompok mahasiswa atau tenaga kesehatan
Salah
kesehatan lainnya.
belakang Metode Penelitian
profesi yang berbeda-beda belajar bersama-sama pendidikan
selama
periode
tertentu,
untuk
berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan halhal lainnya yang berhubungan dengan kesehatan (CIHC, 2009). Hal tersebut juga dijelaskan oleh WHO (2010) tentang
salah
pelaksanaan
satu praktek
manfaat IPE
dari dan
kolaboratif yaitu strategi ini dapat mengubah cara berinteraksi petugas kesehatan dengan profesi lain dalam memberikan perawatan. Di Indonesia, kolaborasi antar profesi kesehatan masih jauh dari ideal. Masih terjadi tumpang tindih peran antar profesi
Jenis
penelitian
ini
adalah
penelitian non eksperimental dengan rancangan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional artinya pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada satu saat. Metode
ini
digunakan
untuk
mengetahui persepsi mahasiswa tahap profesi
FKIK
UMY
terhadap
pembelajaran IPE. Pada penelitian ini yang menjadi populasi
adalah
mahasiswa
tahap
profesi FKIK UMY yang bertempat di Asri Medical Center. Menurut data yang peneliti dapatkan dari bagian MEDU
FKIK
UMY
setiap
hari
minggu terdapat 4-6 mahasiswa tahap
jumlah
profesi di empat program studi yang
memperoleh hasil yang baik adalah 30,
menjalani
sedangkan
sampel
diskusi.
Pengambilan
penelitian
minimal
dalam
untuk
penelitian
dilakukan
eksperimen jumlah sampel minimum
berdasarkan pada kriteria inklusi dan
15 dari masing-masing kelompok dan
kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh
untuk penelitian survey jumlah sampel
peneliti.
minimum adalah 100.
ditetapkan
ini
sampel
Kriteria oleh
inklusi
adalah
Roscoe (1975) yang dikutip Uma
mahasiswa tahap profesi FKIK UMY.
Sekaran (2006) memberikan acuan
Kriteria eksklusi pada penelitian ini
umum
adalah bukan mahasiswa tahap profesi,
sampel : Ukuran sampel lebih dari 30
atau yang menolak menjadi responden
dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
penelitian. Pengambilan sampel sesuai
kebanyakan penelitian, Jika sampel
dengan
dipecah
kriteria
peneliti
yang
inklusi,
yaitu
untuk
ke
menentukan
dalam
ukuran
subsampel
mahasiswa tahap profesi FKIK dan
(pria/wanita,
mahasiswa tahun ke 3 program studi
sebagainya), ukuran sampel minimum
farmasi.
30 untuk tiap kategori adalah tepat.
Untuk menentukan sampel dari populasi
digunakan
maupun
acuan
perhitungan tabel
dikembangkan para ahli.
yang Secara
umum, untuk penelitian korelasional
Tempat
junior/senior,
penelitian
dan
yang
digunakan adalah Asri Medical Center. Sedangkan tehnik pengambilan sampel penelitian kali ini menggunakan tehnik
non probability sampling jenis nya consecutive
sampling.
Pemilihan
subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan. Kemudian dilakukan
penelitian
dalam
kurun
waktu tertentu yaitu bulan Maret – Juni sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi
yang sedang menjalani program IPE. Dari
data
mengenai
persepsipada
profesi,
data
dihitung
dengan
presentase
hasil
tersebut
skor
cara dengan
penelitian tiap-tiap kemudian menghitung membagi
antara skor rata-rata tiap prodi dibagi dengan
skor
ideal,
sehingga
didapatkan hasil, KU (78.3%), KG
Hasil Penelitian Berdasarkan data yang diambil di AMC Yogyakarta periode Maret
(78.3%), PSIK (81%), FARMASI (79.7%). Maka dapat disimpulkan
2013 – Juni 2013 didapatkan 125
untuk persepsi dari masing-masing
responden mewakili masing – masing
program studi termasuk kategori baik
ke empat program studi di FKIK UMY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PENDIDIKAN DOKTER GIGI KEPERAWATAN FARMASI TOTAL
JUMLAH
dan dulakukan uji beda dengan hasil menunjukkan
nilai
P>0.05
yaitu
32
didapatkan p = 0.970 sehingga tidak
30
menunjukkan signifikan.
32 31 125
profesi
Pembahasan Hasil
pengukuran
persepsi
menunjukkan bahwa mahasiswa FKIK UMY
tahap
profesi
mempunyai
persepsi yang baik terhadap IPE yaitu didapatkan hasil, KU (78.3%), KG (78.3%), PSIK (81%), FARMASI (79.7%).
Pengukuran
persepsi
menggunakan 18 pernyataan dengan
lain”
dan
“Orang-orang
dalam profesi saya berusaha untuk memahami kemampuan dan kontribusi dari profesi lain”. Hasil tersebut dapat diasumsikan bahwa mahasiswa FKIK UMY
tahap
profesi
memiliki
kepercayaan diri dengan kompetensi dan
otonomi
profesinya
dan
menunjukkan setiap profesi kesehatan
pilihan “Sangat Setuju”, “Setuju”,
membutuhkan
kerjasama
“Ragu-Ragu”, “Tidak Setuju” dan
profesi
serta
“Sangat Tidak Setuju”. Pernyataan
pemahaman yang baik terhadap profesi
yang
mendekati
sangat
setuju
diantaranya yaitu “Orang-orang dalam
lain
dengan
menunjukkan
lain. Serupa dengan penelitian
yang
profesi saya membutuhkan kontribusi
dilakukan oleh Suter et al (2009)
dari profesi
menyatakan profesi kesehatan di kota
“Orang-orang merupakan terampil”,
lain
dalam bekerja”,
dalam profesi saya orang-orang
yang
“Orang-orang
dalam
Alberta, Edmonton
dan
mempunyai persepsi
yang
terhadap
pentingnya
Canada positif
pemahaman
profesi saya senang untuk berbagi
terhadap profesi lain. Nilai rerata
informasi dan pengetahuan dengan
keempat
komponen
persepsi
menunjukkan pemahaman
bahwa terhadap
komponen lain
didapatkan hasil, KU (78.3%), KG
memiliki rerata yang paling rendah.
(78.3%), PSIK (81%), FARMASI
Menurut
Hall
maksimalnya
profesi
persepsi yang baik terhadap IPE yaitu
(2005)
kurang
(79.7%). Terdapat rasio perbedaan
pemahaman
terhadap
presepsi, tetapi perbedaan tersebut
profesi lain disebabkan masih adanya kerancuan
peran
diantara
profesi
tidak bermakna. Saran
kesehatan seperti dokter dan perawat. Perlunya dilakukan penelitian Oleh karena itu penerapan IPE dalam selanjutnya dengan sampel yang lebih sistem pembelajaran diharapkan dapat banyak sehingga akan menghasilkan memperjelas peran dan tanggungjawab hasil yang lebih akurat serta penelitian masing-masing
profesi
(Fauziah, tidak hanya dilakukan disatu tempat
2010). tetapi Simpulan
melibatkan
tempat
lainnya
sebagai perbandingan.Perlunya juga
Masing-
mahasiswa
penelitian selanjutnya yang melibatkan
FKIK UMY tahap profesi memiliki
dokter, perawat, dan tenaga kesehatan
presepsi
terhadap
lainnya.Institusi pendidikan disarankan
(IPE).
untuk mulai mengembangkan model
persepsi
pembelajaran IPE dalam kurikulum
menunjukkan bahwa mahasiswa FKIK
pendidikan karena tidak ada resistensi
UMY
akibat persepsi yang buruk, selain itu
yang
Interprofessional Hasil
masing
baik Education
pengukuran
tahap
profesi
mempunyai
mahasiswa FKIK UMY tahap profesi memiliki presepsi yang baik terhadap IPE. Daftar Pustaka A’la, M.Z. (2010) Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Tahap Akademik terhadap Interprofessional Education di Fakultas Kedokteran UGM. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. American College of Clinical Pharmacy (ACCP). (2009). Interprofessional education: principel and application, a framework for clinical pharmacy. Pharmacotherapy, 29 (3): 145-164 Arikunto,(1998). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta Azwar, S. (2005). Pengkuran Skala Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. Barr, H. (1998) Competent to Collaborate: Towards a Competencybased Model for Interprofessional Education. Journal of Interprofessional Care, 12:181-187. Barr, H., Koppel, I., Reeves, S., Hammick, M. & Freeth, D. (2005) EffectiveInterprofessional Education: Argument, Assumption and Evidence. 1st ed. Blackwell Publishing. Oxford. CAIPE 2002(Center for the Advancement of Interprofessional)
http://www.gmcuk.org/Interprofession al_education_in_pre_registration_cour ssCAIPE_Jan_12_49061029.pdf Curran, V.R., Sharpe, D. & Forristall, J. (2007) Attitudes of Health Sciences Faculty Members Towards Interprofessional teamwork and education. Blackwell Publishing,Medical Education; 41:892-896. Fauziah, F.A. (2010) Analisis Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Profesi FK UGM terhadap Interprofessional Education di Tatanan Pendidikan Klinik. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Gilbert, J.H.V. (2005). Interprofessional education for collaborative, Patient-Centered Practice. Nursing Leadership volume 18 number 2. Hall, P. (2005). Interprofessional teamwork: Professional cultures as barriers. Journal of Interprofessional Care Suplement 1: 188-196. HPEQ-Project. (2012). Apa kata mahasiswa?: Hasil kajian partisipasi &kolaborasi mahasiswa kesehatan di Indonesia. Jakarta: DiktiKemendikbud. Larson, E.L. (1995). The need for interdisciplinary education for health professionals. Nursing Outlook, in press.
Lee, R. (2009). Interprofessional education: Principles and application. Pharmacotherapy, 29 (3): 145e-164e. Lindqvist, S.M. & Reeves, S. (2007) Facilitators’ Perceptions of Delivering Interprofessional Education: a Qualitative Study. Medical Teacher, 29: 403405. Morriner, A. & Tomey. (1996). Guide to nursing management 5th ed. St. Louis:Mosby. Notoatmojo, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2001). Pendekatan praktis metodologi riset keperawatan. Jakarta: CV.Sagung Selo. Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pedoman skripsi, thesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Parsell, G. & Bligh, J. (1999). The development of questionnaire to assess the readiness of health care students for interprofessional learning (RIPLS). Medical Education, 33: 95-100. Royal College of Nursing. (2006). The impact and effectiveness of interprofessional education in primary care : An RCN literature review. London: RCN. Sastroasmoro (2004) S. Role professional development improving standards of care.
of in
Sedyowinarso, M., Fauziah, F. A., Aryakhiyati, N., Julica, M. P., Sulistyowati, E., Masriati, F. N., Olam, S. J., Dini, C., Afifah, M., Meisudi, R., Piscesa, S.(2011). Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen profesi kesehatan terhadap model pembelajaran pendidikan interprofesi. Proyek HPEQ-Dikti. Suter, E., Arndt, J., Arthur, N., Parboosingh, J. Taylor, E., & Deutschlander, S., (2009). Role understanding and effective communication as core competencies for collaborative practice. Journal of Interprofessional Care 23(1): 41-51. Luecht et al, (1990) Student IEPS Journal of Allied Health, 181-191 University of Toronto (2008) http://www.ipe.utoronto.ca/,interprofes sional education (Toronto: University of Toronto Press, 2008) WHO (2012) Study Group on Interprofessional Education and Collaborative Practice". 27 March 2012. World Health Organization, 2007.World Health Organization Study Group onInterprofessional Education and Collaborative Practice, accessed 15 April 2011. World Health Organization, (2010).World Health Organization Study Group onInterprofessional Education and Collaborative Practice Zwarenstein, M., Reeves, S., Barr, H., Hammick, M., Koppel, I., & Atkins, J. (2001). Education: Effects on
Professional Practice and Health Care Outcomes. Cochrane Database Systematic Reviews