PERBEDAAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA ANTARA SISWA SMA DAN SMK DI JAKARTA TIMUR
Oleh : ACHMAD MUSHOFA NIM : 102070025944
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2010 M
PERBEDAAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA ANTARA SISWA SMK DAN SMA DI JAKARTA TIMUR
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Mencapai gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Achmad Mushofa NIM. 102070025944
Dibawah Bimbingan :
Pembimbing
Yunita Faela Nisa M.Psi, Psi NIP. 150368748
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
ii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul PERBEDAAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA ANTARA SISWA SMK DAN SMA DI JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Oktober 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 14 Oktober 2010 Sidang Munaqosah
Ketua merangkap Anggota
Sekretaris merangkap Anggota
Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522
Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 19561223 198303 2001 Anggota
Solicha M.Si NIP. 19720415199903200
Yunita Faela Nisa, M.Si, Psi NIP. 150368748
iii
MOTTO
BACALAH dengan menyebut nama TUHAN mu Yang Menciptakan -(QS. Al-‘Alaq/97:1)-
“Sesungguhnya Rahmat-Ku mengalahkan Kemurkaan-Ku” -(Hadits Qudsi)-
“Janganlah keterlambatan masa pemberian Allah kepadamu padahal engkau bersungguh-sungguh dalam berdoa menyebabkan patah harapan, sebab Allah telah menjamin menerima semua do’a dalam apa yang Dia Kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu dan pada waktu yang ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang engkau tentukan” -(Ibn ‘Athoillah)-
” Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain” (Al – Hadits)
“ Hasbiyalloh wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’mannasyiir……”
iv
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Oktober 2010 (C) Achmad Mushofa (D) Perbedaan Motivasi Berwirausaha antara Siswa SMA dan SMK di Kec. Matraman – Jakarta Timur (E) xiv + 44 hal + 19 lampiran Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti dan mengetahui Perbedaan Motivasi Berwirausaha antara Siswa SMK dan Siswa SMA Di Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK dan SMA di Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Peneliti mengambil sampel sebanyak 100 subjek dengan 50 subjek per kelompok dengan menggunakan teknik pengambilan sampel acak berkelompok (cluster random sampling). Alat ukur yang digunakan dalam penelittian ini adalah kuesioner dalam bentuk skala likert yang mengukur motivasi berwirausaha siswa SMK dan SMA. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik uji korelasi dengan bantuan SPSS versi 18.0. Hasil Uji t adalah 2,446 > 1.66 dengan signifikansi p < 0.05 dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berarti ada perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur. Dalam hal ini, motivasi berwirausaha siswa SMK lebih tinggi daripada siswa SMA. Saran
untuk peneliti berikutnya, sebaiknya peneliti menambahkan beberapa
gambaran tentang responden dan menambah besar anggota sampelnya agar didapatkan hasil yang lebih representatif dan komprehensif. Daftar Pustaka : 17 Buku + 1 Disertasi
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil’aalamiin, segala puji
dan syukur peneliti panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena dengan izin dan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada panutan seluruh umat manusia Nabi Besar Muhammad SAW, yang selalu menjadi tauladan bagi seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Perjalanan yang cukup panjang bagi peneliti dalam upaya menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dihiasi dengan segala kekurangan dan kelemahan, diwarnai dengan berbagai cobaan, tantangan serta penuh perjuangan dan kesabaran. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Psikologi, Bapak Jahja Umar, Ph.D, seluruh dosen dan seluruh staff serta karyawan fakultas yang telah banyak membantu dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah 2. Ibu Yunita Faela Nisa M.Si, Psi, selaku dosen Pembimbing, yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, tenaganya serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, sarannya dakam menyelesaikan skripsi ini 3. Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si dan Ibu Solicha M.Si yang berkenan menjadi penguji skripsi ini
vi
4. Kepala Sekolah SMAN 31 Jakarta beserta para guru dan siswa/i-nya. Terima kasih atas izin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan penelitian 5. Kepala Sekolah SMKN 7 Jakarta beserta para guru dan siswa/i-nya. Terima kasih atas izin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan penelitian 6. Guru muliaku Al Habib Umar bin Hafidz serta guruku Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa serta jamaah Majelis Rasulullah SAW 7. Umi & Ayah (Siti Alawiyah & Mursidi), yang selalu sabar mengingatkan dan menunggu skripsi ini selesai serta kepada adik-adikku ; Apid, Nurul, Sihab, Ziyah, terima kasih atas support & do’anya 8. Istriku (Badiyah Fuliati S.Psi), ini adalah hasil segala do’amu, linangan air matamu, buah kesabaranmu, dan keyakinanmu 9. Saudara-saudaraku; Musdi dan keluarga, Feri dan keluarga, Fahmi dan Istri…terima kasih saudaraku. 10. Mbah terima kasih atas bantuannya. Mudah-mudahan Allah SWT membalas semuanya dengan limpahan keberkahan 11. Keluarga besar Pamulang Mamah, Ayah, K’Ria, Rio. 12. The Best Community, kelas B angkatan 2002, terima kasih atas supportnya terkhusus, kepada “Nenden”. Serta seluruh teman-teman, sahabat, saudara dan seluruh pihak yang membantuku menyelesaikan skripsi ini. Mohon maaf apabila namanya tidak tercantum. Terima kasih semuanya…. Jakarta,14 Oktober 2010
Penulis vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ...................................................................................................... ii Halaman Pengesahan ..................................................................................................... iii Motto .............................................................................................................................. iv Dedikasi ................................................................................................... ........... v Abstrak ................................................................................................... ........... vi Kata Pengantar ............................................................................................................... vii Daftar Isi ........................................................................................................................ x Daftar Tabel ................................................................................................................... xiv Daftar Lampiran.............................................................................................................. xv
BAB I
: PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1.
Latar Belakang Masalah.......................................................
1
1.2.
Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................
4
1.2.1. Pembatasan Masalah ...............................................
4
1.2.2. Perumusan Masalah .................................................
4
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
4
1.3.1. Tujuan Penelitian .....................................................
4
1.3.2. Manfaat Penelitian ...................................................
4
Sistematika Penulisan ..........................................................
5
: KAJIAN TEORI ..........................................................................
7
1.3.
1.4.
BAB 2
1
2.1.
Motivasi Berwirausaha.........................................................
7
2.1.1. Definisi Motivasi......................................................
9
ix
2.1.2. Teori-teori Motivasi .................................................
12
2.1.2.1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow ............
12
2.1.2.2. Teori Harapan (Expectancy Theory ) ..........
13
2.1.2.3. Teori Kebutuhan McClelland .....................
14
2.1.3. Motivasi Berwirausaha.............................................
15
2.1.4. Ciri-Ciri Wirausaha..................................................
16
2.2.
Perbedaan SMK dan SMA ...................................................
20
2.3.
Kerangka Berfikir ................................................................
21
2.4.
Hipotesis...............................................................................
22
BAB 3 : METODE PENELITIAN ............................................................
23
3.1.
3.2.
3.3
3.4.
Jenis Penelitian ....................................................................
23
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ..........................
23
3.1.2. Definisi dan Operasional Variabel Penelitian .........
23
Pengambilan Sampel............................................................
24
3.2.1. Populasi ....................................................................
24
3.2.2. Sampel......................................................................
25
Teknik Pengumpulan Data ..................................................
26
3.3.1. Metode dan Instrumen Penelitian.............................
26
3.3.2. Tekhnik Uji Instrumen Penelitian.............................
27
3.3.2.1 Uji Validitas Skala........................................
27
3.3.2.2 Uji Reliabilitas..............................................
30
Teknik Analisis Data ...........................................................
31
x
3.5.
Prosedur Penelitian ..............................................................
32
3.5.1. Persiapan ..................................................................
32
3.5.2. Pelaksanaan ..............................................................
32
3.5.3. Pengolahan Data.......................................................
33
BAB 4 : PRESENTASI DAN ANALISA DATA ......................................... 34 4.1. Gambaran Umum Responden ................................................. 34 4.2. Presentasi Data dan Analisis Data .......................................... .37 4.2.1. Uji Persyaratan ............................................................. .37 4.2.2. Uji Hipotesis ................................................................ 38 4.3. Pembahasan Hasil ................................................................... 42
BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................................... 44 5.1. Kesimpulan ............................................................................... 44 5.2. Diskusi ...................................................................................... 44 5.3. Saran .......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1.
Skor Nilai ..................................................................................... 26
Tabel 3.2.
Blue print try out skala motivasi berwirausaha ........................... 28
Tabel 3.3.
Blue print penelitian skala motivasi berwirausaha ...................... 29
Tabel 4.1.
Jumlah Sampel ............................................................................. 34
Tabel 4.2.
Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin .............. 34
Tabel 4.3.
Gambaran kategori motivasi berwirausaha berdasarkan jenis kelamin ................................................................................ 35
Tabel 4.4.
Hasil Uji Normalitas .................................................................... 37
Tabel 4.5.
Hasil Uji Homogenitas ................................................................. 38
Tabel 4.6.
Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 39
Tabel 4.7.
Rerata Motivasi Berwirausaha ..................................................... 40
Tabel 4.8.
Tingkat Motivasi Berwirausaha ................................................... 40
Tabel 4.9
Hasil uji hipotesis berdasarkan jenis kelamin siswa ..................... 41
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Inform Concent 2. Skala Try Out 3. Skala Penelitian 4. Data Hasil Try Out 5. Data Hasil Penelitian 6. Hasil Uji Validitas Motivasi Berwirausaha 7. Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Berwirausaha 8. Hasil Uji Normalitas Motivasi Berwirausaha 9. Hasil Uji Homogenitas Motivasi Berwirausaha 10. Hasil Uji Hipotesis Motivasi Berwirausaha 11. Surat Izin Penelitian
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Blue print skala cemburu ....................................................................... 36 Tabel 3.2 : Blue print skala KDRT .......................................................................... 37 Tabel 3.3 : Nilai kategori dalam setiap jawaban ..................................................... 38 Tabel 4.1 : Subjek berdasarkan usia pernikahan ...................................................... 43 Tabel 4.2 : Deskripsi statistik skor skala cemburu dan KDRT ................................ 44 Tabel 4.3 : Kategori cemburu ................................................................................... 45 Tabel 4.4 : Kategori KDRT ..................................................................................... 45 Tabel 4.5 : Uji normalitas ........................................................................................ 46 Tabel 4.6 : Uji homogenitas .................................................................................... 46 Tabel 4.7 : Uji Hipotesis .......................................................................................... 47
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. (2008). Kewirausahan. Bandung : Alfabeta Aryono, AM (2010). Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2010. Diunduh
tanggal 10 Juli 2010 dari http://www.solopos.co.id/2009/ekonomi-
bisnis/angka-pengangguran-2010-diprediksi-capai-10-persen-2292
Asfahani & Salim S. (1995). Kewirausahaan Indonesia. Jakarta : PT. Putra Timur
Azwar, S. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Benedicta, P. (2003).Kewirausahaan dari sudut pandang psikologi kepribadian.
Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
xv
Herawaty. (2010). Motivasi berwirausaha. Diunduh tanggal 10 Juli 2010 dari
http://www.dostoc.com/motivasi-berwirausaha/docs
Kartono, K. (1994). Psikologi sosial untuk manajemen perusahaan dan industri.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kertonegoro, S. (1993). Manajemen organisasi. Jakarta : Widya Press.
Nugroho, A. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta Studia Press Meredith, Geoffry. (1982). Kewirausahaan : Teori dan praktek. Jakarta : PPM
Michael M. & Jhon C. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta : Erlangga
Purwanto, N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Sarwono, S. (2000).Pengantar psikologi umum. Jakarta : PT. Bulan Bintang
Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P., Vriarte, G.G. (1993).
xvi
Pengantar metode penelitian. Jakarta, UI Press.
Suryana. (2003). Kewirausahaan. Pedoman praktis : Kiat dan proses menuju
sukses. Jakarta : Salemba Empat
Sutanto, Adi. (2002). Kewiraswastaan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Sukardi, I. (1991). Intervensi terencana, faktor-faktor lingkungan terhadap
pembentukan sifat-sifat interpreuneur. Jakarta : Disertasi Fak. Pasca
Sarjana UI
Syamsu, Y. (2005). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Usman, A. (2010). Jumlah penduduk miskin di Indonesia. Diunduh tanggal 10 Juli
2010 dari http://www.tribunnews.com/2010/07/01/jumlah-pendudukmiskin-indonesia-capai-3102-juta-jiwa
xvii
Winkel & Hastuti, S. (2004). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia telah banyak menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga lapisan bawah tanpa terkecuali. Banyak masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan penghasilan untuk digunakan sebagai biaya hidup sehari-hari. Kesulitan tersebut dikarenakan mereka sudah tidak punya lahan lagi untuk berusaha baik itu karena di-PHK atau usaha yang biasa diandalkan mengalami kebangkrutan. Keadaan itu semakin diperparah karena kurangnya kemampuan untuk membuka lahan usaha baru yang lebih prospektif dan mampu digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Hal ini menyebabkan banyak anggota masyarakat yang menjadi pengangguran, dengan demikian tingkat angka kemiskinan semakin meningkat. Menurut Aryono (2010) Angka pengangguran di Indonesia pada 2010 diperkirakan masih akan berada di kisaran 10 persen. Target pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5,5 persen dinilai tidak cukup untuk menyerap tenaga kerja di usia produktif. Sedangkan menurut Usman (2010) dan berdasarkan data BPS jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2010 sebesar 312,18 ribu orang (3,48 persen). Selain masalah pengangguran di atas, biaya pendidikan yang secara bertahap mengalami kenaikan di setiap tahun ajaran baru juga menambah
1
2
permasalahan baru. Hal ini semakin memperkecil presentase siswa/i yang bisa melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi. Oleh karena itu, siswa/i tingkat akhir sekolah menengah akan mendapatkan kesulitan dalam menentukan kemana mereka akan melanjutkan setelah lulus. Salah satu pilihan yang bisa mereka ambil adalah mencari pekerjaan. Namun seiring dengan kondisi krisis global yang kini sedang dialami, dimana perekonomian berada di titik yang mengkhawatirkan, menyebabkan semakin minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Kondisi tersebut membuat para siswa/i yang ingin langsung bekerja akan berhadapan dengan kondisi sulitnya mencari pekerjaan.
Menurut Havigurst (dalam Syamsu, 2005) salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai jaminan kemandirian ekonomi serta memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan). Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi kesulitan mencari pekerjaan. Tidak tertutup kemungkinan seseorang yang menjalankan wirausaha akan membuat lapangan pekerjaan baru yang sangat diharapkan oleh para pencari kerja.
Menurut Drucker (dalam Benedicta, 2003), peran penting wirausaha dalam perkembangan ekonomi suatu negara sudah lama ditekankan. Ia membuktikan bahwa penyumbang terbesar perekonomian Amerika bukan perusahaanperusahaan besar berteknologi tinggi, melainkan dunia wirausaha yang menciptakan ribuan lapangan kerja. Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Barat dan Jepang, adalah justru karena mereka mampu melahirkan tenaga-tenaga
3
yang mempunyai minat wirausaha tinggi sebanyak 2 % dari jumlah penduduk, 20 % tenaga wiraswasta menengah, dan sisanya adalah tenaga wiraswasta biasa.
Oleh karena itu, pentingnya sejak dini ditekankan tentang manfaatnya berwirausaha kepada siswa/i sekolah tingkat menengah mengenai berwirausaha sehingga mereka akan mempunyai motivasi berwirausaha yang tinggi. Sedangkan motivasi berwirausaha sendiri menurut Herawaty (2010) adalah perhatian, kesenangan dan kemauan seseorang
untuk melakukan kegiatan usaha yang
mandiri berdasar pada kemampuan, kekuatan dan keterampilan yang dimiliki.
Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989, Pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (Winkel & Hastuti, 2004).
Karena perbedaan pengarahan pendidikan antara siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta pentingnya berwirausaha tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur dan untuk mengetahui bagaimanakah perbedaan motivasi berwirausaha berdasarkan jenis kelamin siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur ?
4
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah penelitian ini terdiri dari : 1. Motivasi berwirausaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengukur motivasi berwirausaha siswa SMA dan SMK dengan merujuk aspek-aspek motivasi berwirausaha yang dikemukakan dalam “Enterepreneur Handbook” yang dikutip oleh Wirasasmita (dalam Suryana, 2003) yaitu : alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan, alasan pemenuhan diri 2. Siswa SMA dan SMK yang dimaksud pada peneitian ini adalah siswa/i SMA atau SMK yang bersekolah dalam lingkup wilayah Jakarta Timur.
1.2.2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dengan siswa SMK di Jakarta Timur? ”
1.3. Tujuan Penelitan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan motivasi berwirausaha antara siswa/i SMA dan SMK di Jakarta Timur.
1.3.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
5
1. Manfaat teoritis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wacana dalam psikologi terutama berkaitan dengan motivasi berwirausaha pada siswa/i SMA dan SMK. 2. Manfaat praktis : Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah agar dapat berperan lebih aktif dalam meningkatkan motivasi berwirausaha para siswanya.
1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga lima bab, yaitu :
Bab 1
: Pendahuluan yang meliputi latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2
: Kajian teori yang meliputi deskripsi teoritik, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab 3
: Metode penelitian yang meliputi jenis dan metode penelitian, pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.
6
Bab 4
: Presentasi dan analisis data yang meliputi gambaran umum subyek, presentasi dan analisis data, dan pembahasan
Bab 5
: Kesimpulan, diskusi, dan saran.
Daftar Pustaka Lampiran
7
BAB 2 KAJIAN TEORI
Bab ini membahas teori yang menjadi kerangka penelitian, yang terdiri dari 4 subbab. Subbab pertama berisi tentang definisi motivasi berwirausaha, subbab kedua membahas tentang teori-teori motivasi, subbab ketiga membahas tentang ciri-ciri motivasi berwirausaha dan subbab yang keempat membahas tentang perbedaan SMA dan SMK.
2.1. Motivasi Berwirausaha Memberikan definisi wirausaha tidak semudah memformulasikan definisi etimologisnya. Dalam berbagai referensi ditemukan rumusan yang dikemukakan para pakar manajemen dan psikologi tentang wirausaha atau entrepreneur. Tidak heran, Kao (dalam Beedicta, 2003) mengakui bahwa entrepreneurship sulit dipahami dan didefinisikan (entrepreneurship is elusive, difficult to define). Tetapi, tidak dapat dipungkiri dalam definisi-definisi yang dikemukakakan para pakar, selalu terdapat unsur-unsur pokok yang terkandung dalam definisi etimologis. Namun sebelum penulis menguraikan definisi tentang wirausaha yang dikemukakan beberapa ahli akan dikemukakan beberapa definisi tentang motivasi.
Sarwono (2000) mengemukakan, motif atau dalam bahasa Inggrisnya “Motive” berasal dari kata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit
8
tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Menurut Nugroho (2002) kebutuhan dan motif adalah pengaruh dasar dalam proses pengenalan problem.
Di samping istilah motif dikenal pula dalam psikologi istilah motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari pada gerakan atau perbuatan.
Motivasi berarti sebab-sebab yang menjadi dorongan bagi tindakan seseorang. Artinya bahwa motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan. Dengan kata lain motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tingkah laku. Dorongan ini dapat muncul dari tujuan dan kebutuhan (Sarwono, 2000).
Vroom (dalam Purwanto, 2004) mengatakan motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Campbell (dalam Purwanto, 2004) mengemukakan motivasi mencakup di dalamnya arah/tujuan tingkah laku, kekuatan respon dan kegigihan tingkah laku. Istilah ini mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need), rangsangan (incentive), ganjaran (reward), penguatan (reinforcement), ketetapan tujuan (goal setting), harapan (expectancy) dan sebagainya.
9
2.1.1. Definisi motivasi berwirausaha Secara etimologi kata wirausaha atau entrepreneur berasal dari bahasa Perancis “entrepreneurt” yang berarti “to undertake” yang berati (menjalankan, melakukan, berusaha (Benedicta, 2003).
Menurut Buchari (2008), kata “wirausaha” sama dengan ”wiraswasta” yang masing-masing berarti; wira (= gagah berani, perkasa) dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. Wira adalah manusia unggul,teladan, berbudi luhur. Swa artinya sendiri dan sta artinya berdiri.
Cantillon (dalam Benedicta, 2003), berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi.
Smith (dalam Benedicta, 2003) melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi. Ahli ekonomi Perancis, Jean Baptise (dalam Benedicta, 2003) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki seni dan ketrampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru.
10
Sebaliknya, menurut Menger (dalam Benedicta, 2003), berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi, dengan cara memberikan nilai baru ke barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Menurut Meredith et.all (1996), wirausaha adalah orang mempunyai kemampuan melihat dan menilai-nilai peluang bisnis, mengumpulkan sumbersumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Wirausaha berorientasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuan.
Wirausaha menurut Sutanto (2002), merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologis dan sosial yang menyertai serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Kewirausahaan menurut Sutanto (2002), dapat diartikan pula sebagai sikap dan perilaku yang mandiri dan mampu memadukan unsur cipta, rasa, dan karsa serta karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal sehingga dapat memberikan nilai
11
tambahan maksimal terhadap jasa, barang maupun pelayanan yang dihasilkan dengan mengindahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Menurut Benedicta (2003), wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan
cara mendirikan, mengembangkan dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Menurut Sentanoe (1993), kewirausahaan adalah melakukan suatu usaha, mengejar peluang, memenuhi kebutuhan melalui inovasi dan memulai bisnis. Wirausaha adalah pengusaha kecil yang otonom dan mengambil risiko untuk memanfaatkan peluang.
Menurut Herawaty (2010), motivasi berwirausaha adalah perhatian, kesenangan dan kemauan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri berdasar pada kemampuan, kekuatan dan keterampilan yang dimiliki. Wiratmo (2010), mengatakan bahwa individu yang berminat berwirausaha tidak hanya ingin mengejar keuntungan saja, kepuasan utama adalah keinginan untuk berprestasi.
12
Pengertian motivasi yang digunakan adalah defenisi motivasi yang dikemukakan oleh Sarwono (2000) yaitu motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan. Sedangkan wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah defenisi yang dikemukakan oleh Sentanoe (1993), kewirausahaan adalah melakukan suatu usaha, mengejar peluang, memenuhi kebutuhan melalui inovasi dan memulai bisnis. Wirausaha adalah pengusaha kecil yang otonom dan mengambil risiko untuk memanfaatkan peluang. Dengan demikian motivasi berwirausaha adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu usaha, mengejar peluang, memenuhi kebutuhan melalui inovasi dan memulai bisnis.
2.1.2. Teori-teori motivasi 2.1.2.1. Teori hierarki kebutuhan maslow Menurut Abraham Maslow (dalam Kartono, 1994) , manusia memiliki 5 tingkatan yaitu : 1. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs) seperti : sandang, pangan dan papan. 2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (The Savety Needs) seperti : perlindungan fisik, mendapatkan pekerjaan, jaminan hari tua, dan lain-lain. 3. Kebutuhan sosial (The Social Needs) seperti : kebutuhan bergaul, diakui masyarakat, berkawan, berkeluarga, dan lain-lain
13
4. Kebutuhan harga diri (The Esteem Needs) untuk memuaskan egonya; seperti memiliki mobil bagus, berpakaian indah, rumah bagus, memiliki gelar, berprestasi, status sosial yang tinggi dan seterusnya. 5. Kebutuhan aktualisasi diri (The Self-Actualization Needs) : untuk memuaskan diri dengan mengembangkan segenap potensi, bakat-bakat dan kemampuan, bekerja, berkarya, berkreasi dan lain-lain
Teori ini menegaskan bahwa seseorang tidak akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi sebelum kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi.
2.1.2.2. Teori harapan (Expectancy Theory) Vroom (dalam Sentanoe, 1993) menyatakan bahwa kecenderungan untuk berprilaku tertentu tergantung dari kuatnya harapan seberapa jauh perilaku tersebut akan memberikan hasil yang diingini. Teori ini mengandung tiga variabel penting, yaitu : 1. Daya tarik hasil : seberapa jauh individu memberi arti penting pada potensi hasil dan penghargaan yang dapat dicapai dalam pekerjaan. 2. Hubungan kinerja penghargaan : derajat keyakinan individu bahwa tingkat kinerja akan memberikan hasil (penghargan) yang diingini. 3. Hubungan upaya kinerja : derajat persepsi individu bahwa melakukan tingkat upaya tertentu akan menghasilkan kinerja (prestasi pekerjaan).
14
2.1.2.3. Teori kebutuhan mcclelland McClelland (dalam Jhon C & Michael, 2002) membagi kebutuhan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement) Dorongan untuk menjadi yang terbaik, untuk mencapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan untuk berjuang demi kesuksesan. Kebutuhan akan keberhasilan atau berprestasi merupakan daya penggerak yang dapat memotivasi semangat kerja dan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Ciri-ciri orang yang motivasi berprestasinya tinggi ialah : suka akan pekerjaan yang penuh tantangan, berinisiatif, mempunyai tanggung jawab besar. 2. Kebutuhan akan kekuatan (need for power) Kebutuhan untuk membuat orang-orang lain berperilaku dengan cara-cara yang kita kehendaki, tidak ada atau sedikit kemungkinan mereka dapat berperilaku lain. Ciri-ciri orang seperti ini adalah : menjadi pemimpin, berupaya mempengaruhi orang lain. 3. Kebutuhan akan afiliasi/kerja sama (need for Affiliation) Kebutuhan untuk memiliki hubungan-hubungan persahabatan atau hubungan-hubungan antar manusia secara dekat. Merupakan daya penggerak yang dapat memotivasi semangat kerja dan mendorong serta mengembangkan dirinya dan memanfaatkan semua energinya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya karena ada dorongan untuk berinteraksi
15
dengan orang lain. Ciri-ciri dari orang tipe ini adalah : bersifat sosial, suka berhubungan dengan orang lain, menyenangi persahabatan.
2.1.3. Motivasi berwirausaha Menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Suryana, 2003), ada tujuh motif yang mendasari seseorang untuk menjadi wirausaha, yaitu : 1. The desire for heigher income (keinginan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi) 2. The desire for a more satisfying career (keinginan untuk memilih karir yang lebih memuaskan) 3. The desire to be self – directed (keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri) 4. The desire for the prestige that comes to being a busineess owner (keinginan untuk mendapatkan prestise dengan menjadi pemilik usaha sendiri) 5. The desire to run with a new idea or concept (keinginan untuk menjalankan ide atau konsep baru) 6. The desire to build long – term wealth (keinginan untuk merencanakan kesejahteraan jangka panjang) 7. The desire to make a contribution to humanity or to a specific cause (keinginan untuk memberikan kontribusi bagi kemanusiaan atau untuk sebab-sebab spesifik)
16
Dalam “Entrepreneur Handbook”, yang dikutip oleh Wirasasmita (dalam Suryana, 2003), dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yaitu : 1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai stabilitas keuangan. 2. Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati. 3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak & keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/isteri, untuk membahagiakan orang tua. 4.
Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk mengguanakan kemampuan pribadi.
Keempat alasan inilah yang dijadikan sebagai kerangka pembuatan alat ukur di dalam peneletian ini.
2.1.4. Ciri-ciri wirausaha Menurut Tamar (dalam Benedicta, 2003) melalui tiga pendekatan psikologis yaitu teori peran, teori kebutuhan dan motivasi, serta teori persepsi, maka dapat
17
disimpulkan bahwa perilaku wirausaha merupakan suatu kemampuan pengelolaan usaha yang dimulai dengan mencari peluang usaha, mendirikan, melembagakan, mengelola dan mengembangkan usaha tersebut. Wirausaha adalah orang yang mengambil keputusan untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan usahanya.
Menurut Sukardi (1991) dalam disertasinya, disebutkan bahwa ada 9 ciri psikologis dari 34 ciri atau karakteristik yang selalu tampil pada perilaku wirausaha yang berhasil. Hal ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh East West Center Hawaii, MEDEC Malaysia, IMM India, UPI Manila, LPT-UI dan DTC-ITB Bandung. Kesembilan karakteristik atau ciri tersebut adalah : 1. Perilaku instrumental, yaitu selalu berusaha tanggap dalam berbagai situasi untuk memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungannya untuk membantu mencapai tujuan pribadi dalam berusaha. Dia selalu mencari segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kinerjanya. 2. Perilaku keluwesan bergaul, yaitu selalu berusaha untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar manusia, selalu aktif bergaul dengan siapa saja dalam rangka memperluas usahanya. Membina kenalankenalannya dan mencari kenalan baru serta berusaha untuk dapat terlibat dengan mereka yang ditemui dalam kegiatan sehari-hari. Dia senantiasa berpenampilan ramah, akomodatif terhadap berbagai ajakan untuk berdialog. 3. Tingkah laku kerja keras, yaitu dalam berusaha selalu terlihat dalam situasi kerja. Tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Tidak membiarkan
18
waktu tanpa bekerja, mencurahkan segala pekerjaannya dan mempunyai tenaga untuk terus-menerus terlibat dalam pekerjaan. 4. Perilaku pengambilan resiko, yaitu tidak khawatir berhadapan dengan situasi yang serba tidak menentu dimana usahanya belum tentu membawa keberhasilan. Dia berani mengambil resiko kegagalan dan selalu melakukan antisipasi terhadap adanya kemungkinan-kemungkinan untuk gagal. Segala tindakannya diperhitungkan dengan cermat. 5. Perilaku keyakinan diri, yaitu optimisme dalam bekerja, ia yakin pekerjaan akan memberi hasil. Dia percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak, bahkan kecenderungannya ia akan melibatkan diri secara langsung dalam bebagai situas. Bersemangat tinggi dalam bekerja dan berusaha secara mandiri untuk menemukan alternatif jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi. 6.
Perilaku prestatif, yaitu selalu berusaha tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelumnya. Dia selalu berbuat yang lebih baik, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai sekarang dan selalu membuat target yang lebih baik dan lebih tinggi dari sebelumnya. Baginya keberhasilan atau kegagalan pencapaian prestasi dianggap sebagai Feedback.
7. Perilaku swa-kendali (personal control), yaitu dia benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Selalu mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi, batas-batas kemampuan dalam berusaha. Dia menyadari benar bahwa melalui pengendalian diri
19
maka kegiatan-kegiatannya dapat lebih terarah pada pencapaian tujun. Dengan pengendalian diri, ia bisa memutuskan kapan ia harus bekerja dengan lebih keras, kapan dia harus berhenti untuk meminta bantuan kepada orang lain. 8. Perilaku inovatif, yaitu selalu berusaha mencari cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Terbuka untuk gagasan, pandangan dan penemuan yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Tidak terpaku pada masa lampau, tetapi selalu berpandangan kedepan untuk mencari cara-cara baru atau memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan orang lain untuk peningkatan kinerjanya. 9. Perilaku kemandirian, yaitu selalu mengembalikan segala yang ia lakukan sebagai tanggung jawab pribadi. Keberhasilan atau kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadinya. Dia lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau tergantung pada orang lain.
Ciri dan cara wirausaha tangguh (Siagian & Asfahani, 1995) : 1. Berfikir dan bertindak strategis serta adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah. 2. Selalu
berusaha
untuk
mendapatkan
keunggulan dalam memuaskan pelanggan.
keuntungan
melalui
berbagai
20
3. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern. 4. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta penumpukan permodalan.
Ciri dan cara wirausaha unggul (Siagian & Asfahani, dalam Bariadi, 2005) : 1. Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya 2. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk pelanggan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara. 3. Antisipatif terhadap perubahan akomodatif terhadap lingkungan. 4. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi. 5. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui investasi baru di berbagai bidang.
2.1.5. Perbedaan SMA dan SMK Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989, Pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan
21
pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (W.S Winkel & M.M. Sri Hastuti, 2004).
Tidak hanya tujuan pendidikan, mengenai beban belajar antara SMA dan SMK pun berbeda. Satuan pendidikan SMA mempunyai beban belajar atau waktu pembelajaran per tahun sebanyak 969-1111,5 jam/tahun, sedangkan satuan pendidikan SMK beban belajar atau waktu pembelajaran per tahun sebanyak 1026 jam/tahun (Winkel & Hastuti, 2004). Waktu jam belajar untuk kurikulum kewirausahaan juga berbeda, di SMK waktu pembelajaran untuk mata pelajaran kewirausahaan sebanyak 192 jam/tahun sedangkan di SMA waktu pembelajaran untuk mata pelajaran kewirausahaan sebanyak 96 jam/tahun.
2.2. Kerangka Berpikir Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989, Pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (Winkel & Hastuti, 2004).
Menurut Havigurst (dalam Syamsu, 2005) salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai jaminan kemandirian ekonomi serta memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan). Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi kesulitan mencari pekerjaan. Tidak tertutup kemungkinan
22
seseorang yang menjalankan wirausaha akan membuat lapangan pekerjaan baru yang sangat diharapkan oleh para pencari kerja.
Menurut Drucker (dalam Benedicta, 2003), peran penting wirausaha dalam perkembangan
ekonomi
suatu
negara
sudah
lama
ditekankan.
Dalam
“Entrepreneur Handbook”, yang dikutip oleh Wirasasmita (dalam Suryana, 2003), dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yaitu : alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan dan alasan pemenuhan diri. Berikut adalah skema motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur Skema motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK di Jakarta
• • • •
SISWA SMA DI JAKARTA TIMUR
SISWA SMK DI JAKARTA TIMUR
Motivasi Berwirausaha
Motivasi Berwirausaha
Alasan Keuangan Alasan Sosial Alasan Pelayanan Alasan Pemenuhan Diri
• • • •
Alasan Keuangan Alasan Sosial Alasan Pelayanan Alasan Pemenuhan Diri
2.3. Hipotesis Ha : Ada perbedaan yang signifikan motivasi berwirausaha antara siswa SMA dengan siswa SMK di Jakarta Timur. Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan motivasi berwirausaha antara siswa SMA dengan siswa SMK di Jakarta Timur.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan pendekatan dan metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan prosedur penelitian.
3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan dan metode penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yakni Motivasi Berwirausaha dan variabel terikat (dependent variable) yakni Siswa SMK dan Siswa SMA.
Sedangkan metode yang digunakan oleh penulis adalah penelitian komparatif yaitu metode untuk mengukur perbandingan dua kelompok subjek. Oleh sebab itu metode komparatif akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan terhadap orang atau kelompok (Sudjud dalam Arikunto, 2002).
3.1.2. Definisi variabel dan operasional variabel Definisi dan operasionalisasi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Motivasi berwirausaha.
23
24
Definisi variabelnya adalah motivasi berwirausaha adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu usaha, mengejar peluang, memenuhi kebutuhan melalui inovasi dan memulai bisnis. Sedangkan operasionalisasi variabelnya adalah mengukur dengan menggunakan skala motivasi berwirausaha. yang mengukur motivasi berwirausaha dengan 4 aspek yaitu Aspek Keuangan, Aspek Sosial, Aspek Pelayanan, dan Aspek Pemenuhan Diri. 2.
Siswa SMA dan SMK. Definisi variabelnya adalah seluruh siswa/i yang menuntut ilmu di dalam lembaga sekolah. Sedangkan operasionalisasi variabelnya seluruh siswa/i yang masih aktif menuntut ilmu di dalam lembaga sekolah yang berada dalam lingkup wilayah Jakarta Timur, yaitu di SMA 31 Jakarta dan SMK 7 Jakarta.
3.2. Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi Gay (dalam Sevilla,1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana penulis akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut Nazir (2003), populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama. Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK dan SMA di Jakarta Timur yang sekolahnya terpilih secara acak.
3.2.2. Sampel
25
Penggunaan sampel dalam suatu penelitian sangat membantu penulis, khususnya dalam prinsip efisiensi. Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi.
Untuk memperoleh yang lebih mencerminkan kondisi populasi, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan (dalam Sevilla, 1993), yaitu : 1. Jumlah sampel (number of sample) merupakan banyaknya kelompok sampel yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Jumlah sampel ini ditentukan oleh metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode komparatif, maka jumlah sampelnya yang dibutuhkan adalah dua yaitu 50 siswa SMK dan 50 siswa SMA. 2. Besar anggota sampel (sample size), karena besar anggota sampel akan mempengaruhi representatif tidaknya sampel terhadap populasi. Secara umum dijelaskan bahwa makin besar anggota sampel makin mencerminkan keadaan populasinya (Kerlinger, 1995). Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 subjek dengan 50 subjek per kelompok. 3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel acak berkelompok (cluster random sampling). Menurut Vockell (dalam Sevilla, 1993) yang disebut pengambilan sample kluster apabila kita menyeleksi anggota dalam kelompok dan bukan menyeleksi individu-individu secara terpisah. Pengambilan sampel acak berkelompok dilakukan anya sampai pada tahap pemilihan sekolah per kecamatan. Kemudian hanya satu sekolah yang dipilih karena keterbasan penelitian
26
dilanjutkan. Dengan teknik pengambilan sampel secara accidental dipilihlah sample atau subyek penelitian per sekolah
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Metode dan alat ukur penelitian Metode dan alat ukur penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket dalam bentuk skala likert mengenai motivasi berwirausaha, karena skala Likert dapat memberikan keterangan yang nyata dan jelas tentang pendapat atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan (Nazir, 2003).
Dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun skor nilai terhadap masing-masing kategori tersebut tertera dalam tabel berikut :
Tabel 3.1 Skor nilai Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
4
3
2
1
Keuntungan utama dari skala dengan empat alternatif jawaban diharapakan dapat diperoleh informasi yang cukup akurat dan menghindari penumpukan jawaban pada titik tengah. Dengan demikian melalui skala ini dapat
27
juga diketahui gambaran kategorisasi motivasi berwirausaha responden yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
3.3.2. Tekhnik uji dan intrumen penelitian 3.3.2.1 Uji validitas skala Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Azwar (2008) mengatakan bahwa item-item yang telah diseleksi berdasarkan koefisien item total akan mendukung reliabilitas skala, namun tidak berarti skala tersebut akan valid dengan sendirinya. Skala yang disusun berdasarkan kawasan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas, secara teoritik akan valid.
Untuk menguji validitas dari setiap item pernyataan dilakukan analisis item, yaitu mengkorelasikan setiap item dengan skor total. Koefisien korelasinya diperhitungkan sebagai validitas. Item-item yang memiliki korelasi signifikan langsung dipilih sebagai skala final dan dihitung, sedangkan item yang tidak memiliki korelasi signifikan diabaikan.
Untuk menentukan besarnya validitas item-item yang telah diuji cobakan, digunakan perhitungan dengan koefisien korelasi Product- Moment Pearson dengan r koreksi. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem
28
total, penulis menggunakan batasan rix ≥ 0,176. Perhitungan menggunakan perangkat lunak SPSS 18,0 for Windows.
Sebelum melakukan penelitian (field test), penulis terlebih dahulu melakukan uji coba (try out) terhadap angket sebanyak 120 subjek di SMK 7 Jakarta dan SMA 31 pada hari Senin tanggal 14 Desember 2009. Berikut ini blue print skala motivasi berwirausaha.
Tabel 3.2 Blue print try out Skala Motivasi Berwirausaha ASPEK
Keuangan
INDIKATOR
NO. ITEM
JUMLAH
Mencari nafkah
1, 3, 2, 4
4
Menjadi kaya
5, 7, 6, 8
4
Mencari pendapatan
9, 11, 13, 15, 10, 8 12, 14, 16
Sosial
Stabilitas keuangan
17, 19, 18, 20
4
Gengsi / status
21, 23, 25, 27, 29, 10 22, 24, 26, 28, 30
Dikenal / dihormati / dihargai
31, 33, 35, 37, 32, 8 34, 36, 38
Memberi
Pelayanan
pekerjaan
pada 39, 41, 43, 45, 40, 8
masyarakat
42, 44, 46
Menatar masyarakat
47, 49, 48, 50
4
Membantu ekonomi masyarakat
51, 53, 52, 54
4
Masa depan keluarga
55, 57, 56, 58
4
Mendapatkan kesetiaan teman / 59, 61, 60, 62
4
pasangan Pemenuhan
Membahagiakan orang tua
63, 65, 64, 66
4
Menjadi Mandiri
67, 69, 68, 70
4
29
Diri
Mencapai
sesuatu
yang 71, 73, 72, 74
4
ketergantungan 75, 77, 76, 78
4
diinginkan Menghindari pada orang lain Menjadi lebih produktif Menggunakan
79, 81, 80, 82
4
kemampuan 83, 85, 84, 86
4
pribadi 86
JUMLAH
Ket : no. Item yang ditulis tebal dan digarisbawahi adalah no. Item yang gugur
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 86 item, maka terdapat 72 item yang valid pada taraf signifikansi 5 %. Yang tertera dalam blue print penelitian skala motivasi berwirausaha. Tabel. 3.3 Blue Print Penelitian Skala Motivasi Berwirausaha ASPEK
Keuangan
Sosial
INDIKATOR
NO. ITEM
JUMLAH
Mencari nafkah
1, 2
2
Menjadi kaya
3, 4, 5, 6
4
Mencari pendapatan
7, 8, 9, 10, 11
5
Stabilitas keuangan
12, 13, 14, 15
4
Gengsi / status
16, 17, 18
6
19, 20, 21 Dikenal / dihormati / dihargai
22, 23, 24,
6
25, 26, 27 Memberi Pelayanan
pekerjaan
pada 28, 29, 30
6
masyarakat
31, 32, 33
Menatar masyarakat
34, 35, 36, 37
4
Membantu ekonomi masyarakat
38, 39, 40
3
Masa depan keluarga
41, 42, 43, 45
4
Mendapatkan kesetiaan teman / 46, 47, 48, 49
4
30
pasangan Membahagiakan orang tua
50, 51, 52, 53
4
Menjadi Mandiri
54, 55, 56
3
Mencapai
sesuatu
yang 57, 58, 59, 60
4
ketergantungan 61, 62, 63, 64
4
diinginkan Pemenuhan
Menghindari
Diri
pada orang lain Menjadi lebih produktif Menggunakan
65, 66, 67, 68
4
kemampuan 69, 70, 71, 72
4
pribadi JUMLAH
72
3.3.2.2 Uji reliabilitas Menurut Azwar (2008), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Dalam menguji reliabilitas pada penelitian ini penulis menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,915. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat ukur penelitian ini reliabel untuk digunakan.
3.4. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis statistik yang meliputi : 1. Uji Normalitas
31
Uji normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dengan penghitungan menggunakan perangkat lunak SPSS 18,0 for Windows. 2. Uji – t Uji – t (t-test) yaitu untuk mengetahui signifikansi perbedaan rerata motivasi beriwirausaha antara siswa SMA dan SMA di Jakarta Timur. 3. Analisis varians (anava) Anava bertujuan untuk mencari perbedaan antar rerata dari sampel-sampel yang berbeda, yakni motivasi berwirausaha siswa SMK dan SMA. Prinsip dasar anava adalah dengan mengkaji apakah rerata sampel akan berubah lebih lanjut dari rerata populasinya ditinjau dari variasi-variasi data yang terkumpul. 4. Kategorisasi tingkat motivasi berwirausaha Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2008). 5. Analisis statistik diolah secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows.
3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Persiapan 1. Penulis melakukan perumusan masalah dan menentukan variabel yang akan diteliti.
32
2. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian. 3. Menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian yaitu angket dalam bentuk skala likert. 4. Meminta izin untuk melaksanakan penelitiannya kepada pihak sekolah.
3.5.2. Pelaksanaan 1. Penelitian dilaksanakan di SMK 7 Jakarta pada hari Senin, 11 Januari 2010, pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB. Dan di SMA 31 Jakarta pada hari 18 Januari 2010, pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB. 2. Subjek sampel yang berada di Jakarta Timur dipilih secara cluster random sampling yakni 50 subjek untuk siswa SMK dan 50 subjek untuk siswa SMA. 3. Untuk memperoleh hasil data, peneliti mendatangi subyek. Setelah itu, subjek ditawari kesediaannya untuk menjadi responden dan mengisi angket. Penelitian ini dilakukan di luar jam pelajaran.
3.5.3. Pengolahan data. 1. Pada tahap ini penulis melakukan skoring jawaban kuesioner yang telah diisi oleh subjek. 2. Penulis menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian
33
membuat tabel data. 3. Penulis melakukan analisis data statistik dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian berupa gambaran umum responden, presentasi data, dan pembahasan hasil. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu siswa SMA dan siswa SMK. Setiap kelompok berjumlah 50 orang. Tabel 4.1 Jumlah Sampel Kelompok Jumlah sampel Siswa SMA 50 Siswa SMK 50 Total 100
% 50% 50% 100%
4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden akan diuraikan secara rinci berupa gambaran umum frekuensi dan prosentase dari jenis kelamin. Tabel 4.2 Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin Kelompok Motivasi berwirausaha Motivasi berwirausaha Jenis kelamin siswa SMK siswa SMA Frekuensi % Frekuensi % Laki-laki 35 68% 33 66% Perempuan 15 32% 17 34% Total 50 100% 50 100% Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa seluruh responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki dibanding perempuan. Pada penelitian ini
34
35
laki-laki berjumlah 35 orang (68%) untuk kelompok siswa SMK dan berjumlah 33 orang (66%) untuk kelompok siswa SMA. Sedangkan perempuan berjumlah 15 orang (32%) untuk kelompok siswa SMK dan berjumlah 17 orang (34%) untuk kelompok siswa SMA. Untuk melihat gambaran kategorisasi motivasi berwirausaha dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Gambaran kategori Motivasi Berwirausaha Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Siswa SMK
Jenis Kelamin Siswa SMA
Jenis Kelamin Siswa SMK Kategorisasi Motivasi Berwirausaha Siswa SMK Total Rendah Sedang Tinggi laki-laki 10 13 12 35 Count % of 20.0% 26.0% 24.0% 70.0% Total Perempuan 6 7 2 15 Count % of 12.0% 14.0% 4.0% 30.0% Total Total 16 20 14 50 Count % of 32.0% 40.0% 28.0% 100.0% Total
Jenis Kelamin Siswa SMA Kategorisasi Motivasi Berwirausaha Siswa SMA Total Rendah Sedang Tinggi Laki-laki 7 15 11 33 Count % of 14.0% 30.0% 22.0% 66.0% Total Perempuan 4 9 4 17 Count % of 8.0% 18.0% 8.0% 34.0% Total Total 11 24 15 50 22.0% 48.0% 30.0% 100.0% Count % of Total
36
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden siswa laki-laki memiliki tingkat motivasi berwirausaha yang sedang sebanyak 15 orang (30 %) untuk kelompok siswa SMA dan sebanyak 13 orang (26 %) untuk kelompok siswa SMK, sedangkan responden siswa perempuan memiliki tingkat motivasi berwirausaha yang sedang sebanyak 9 orang (18 %) untuk kelompok siswa SMA dan sebanyak 7 (14 %) orang untuk kelompok siswa SMK.
Responden laki-laki yang memiliki tingkat motivasi berwirausaha rendah sebanyak 10 orang (20 %) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 7 orang (14 %) untuk kelompok siswa SMA, sedangkan responden siswa perempuan yang memiliki kesamaan tingkat motivasi berwirausaha yang rendah sebanyak 6 orang (12 %) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 4 orang (8 %) untuk kelompok siswa SMA.
Siswa laki-laki yang memiliki tingkat motivasi berwirausaha tinggi sebanyak 12 orang (24 %) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 11 orang (22 %) untuk kelompok siswa SMA, sedangkan responden siswa perempuan yang memiliki tingkat motivasi berwirausaha tinggi sebanyak 4 orang (8 %) untuk kelompok siswa SMA dan sebanyak 2 orang (4 %) untuk kelompok siswa SMK.
37
4.2. Presentasi Data 4.2.1 Uji persyaratan Uji persyaratan ini adalah syarat untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam mengolah data. Uji persyaratan yang digunakan di sini adalah uji normalitas dan uji homogenitas dan dihitung dengan menggunakan SPPS 16.0 for windows.
1. Uji normalitas Menurut Kuncono (2004) uji kenormalan bertujuan untuk menguji bahwa data sampel berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal.
Tabel 4.4 Hasil Uji normalitas Tests of Normality Jenis
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Sekolah Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Motivasi
SMK
.093
50
.200*
.963
50
.117
Berwirausaha
SMA
.116
50
.088
.970
50
.221
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa skala motivasi berwirausaha berdistribusi normal. 2. Uji homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data dalam suatu kelompok. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah : H0 = Varians data bersifat homogen H1 = Varians data bersifat tidak homogen
38
Kesimpulan yang dapat diambil adalah jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, tetapi kalau lebih besar maka H0 ditolak.
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dihitung dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Uji homogenitas Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Motivasi
Based on Mean
.234
1
98
.630
Berwirausaha
Based on Median
.229
1
98
.633
.229
1
97.178
.633
.207
1
98
.650
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Dari tabel nilai uji homogenitas di atas, dapat diketahui bahwa skala motivasi berwirausaha memiliki nilai probabilitas (0,630) > 0,05 sehingga H0 diterima, artinya varians data bersifat homogen.
4.2.2 Uji hipotesis Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t (t-test) antar kelompok, yaitu dengan cara membandingkan jumlah skor skala motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur.
39
Adapun hasil uji-t yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Table 4.6 Hasil Uji Hipotesis Group Statistics Jenis
Motivasi Berwirausaha
Sekolah N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SMK
50
234.4800
16.47043
2.32927
SMA
50
226.7800
14.96975
2.11704
Levene's Test for Equality of Variances
Motivasi Berwirausaha
Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval Mean Std. Error of the Difference Difference Difference Lower Upper
.016
7.70000
3.14760
1.45369 13.94631
2.446 97.119 .016
7.70000
3.14760
1.45299 13.94701
F
Sig.
T
Df
.234
.630
2.446 98
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa t-hitung skala motivasi berwirausaha 2,446 sedangkan t-tabel dengan df (degrees of freedom) pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 1,66 dengan demikian t-hitung lebih besar dari ttabel (2,446 > 1,66 ) dan dari tabel tersebut didapatkan nilai signifikansi (2-tailed) 0.016 < 0.05. Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada perbedaan motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada perbedaan motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur diterima.
40
Untuk melihat rata-rata (mean) motivasi berwirausaha berdasarkan kelompok dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7 Rerata Motivasi Berwirausaha Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Motivasi berwirausaha SMK
50
196.00
262.00
234.4800
16.47043
Motivasi berwirausaha SMA
50
194.00
253.00
226.7800
14.96975
Valid N (listwise)
50
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kecenderungan rata-rata (mean) motivasi berwirausaha terbesar adalah motivasi berwirausaha siswa SMK sebesar 234.4800. Sedangkan motivasi berwirausaha siswa SMA hanya sebesar 226.7800.
Untuk melihat tingkat motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Tingkat motivasi berwirausaha Kategorisasi Motivasi Berwirausaha Siswa SMK Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
50
50.0
50.0
50.0
Rendah
16
16.0
16.0
66.0
Sedang
20
20.0
20.0
86.0
Tinggi
14
14.0
14.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Valid
41
Kategorisasi Motivasi Berwirausaha Siswa SMA Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
50
50.0
50.0
50.0
Rendah
11
11.0
11.0
61.0
Sedang
24
24.0
24.0
85.0
Tinggi
15
15.0
15.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Valid
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat motivasi berwirausaha yang sedang sebanyak 20 orang (20%) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 24 orang (24%) untuk kelompok siswa SMA, sedangkan responden yang memiliki tingkat motivasi berwirausaha rendah sebanyak 16 orang (16%) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 11 orang (11%) untuk kelompok siswa SMA, sedangkan responden yang memiliki tingkat motivasi berwirausaha tinggi sebanyak 14 orang (14%) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 15 orang (15%) untuk kelompok siswa SMA.
Untuk melihat tingkat motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil uji hipotesis berdasarkan jenis kelamin siswa Group Statistics
Jenis Kelamin
Motivasi Berwirausaha
Std.
Std.
Deviation
Error Mean
Siswa
N
Mean
Laki-Laki
68
232.4265
16.26856
1.97285
Perempuan
32
226.8125
15.38419
2.71957
42
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Sig.
F Motivasi
Equal
Ber-
variances
wirausaha
assumed
.366
Equal
Sig. .547
t
df
Std.
Interval of the Difference
(2-
Mean
Error
tailed)
Diff.
Diff.
Lower
Upper
1.637
98
.105
5.61397
3.42871
-1.19019
12.41813
1.671
64.010
.100
5.61397
3.35979
-1.09796
12.32590
variances not assumed
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tabel tersebut didapatkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,105 > 0.05. Dengan demikian tidak ada perbedaan motivasi berwirausaha berdasarkan jenis kelain antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur.
4.3. Pembahasan Hasil Dari hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa t-hitung skala motivasi berwirausaha sebesar 2,446 sedangkan t-tabel dengan df (degrees of freedom) pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 1,66 dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,446 > 1,66 ) dan dari tabel tersebut didapatkan nilai signifikansi (2-tailed) 0.016 < 0.05. Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari hasil penelitian ini, sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang
43
menyatakan “ada perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur” diterima. Sedangkan hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak “ada perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur” ditolak.
Berdasarkan jenis kelamin siswa tidak terdapat perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan motivasi berwirausaha berdasarkan jenis kelamin antara siswa SMA dan SMK.
Berdasarkan jenis kelompok siswa, siswa SMK memiliki tingkat (mean) motivasi berwirausaha yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa SMA. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, mayoritas laki-laki dan perempuan siswa SMK dan SMA memiliki tingkat motivasi berwirausaha sedang.
5.2. Diskusi Menurut Drucker (dalam Benedicta, 2003) peran penting wirausaha dalam perkembangan ekonomi suatu negara sudah lama ditekankan. Ia membuktikan bahwa penyumbang terbesar perekonomian Amerika bukan perusahaanperusahaan besar berteknologi tinggi, melainkan dunia wirausaha yang menciptakan ribuan lapangan kerja. Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Barat dan Jepang, adalah justru karena mereka mampu melahirkan tenaga-tenaga
44
45
yang mempunyai minat wirausaha tinggi sebanyak 2 % dari jumlah penduduk, 20 % tenaga wiraswasta menengah, dan sisanya adalah tenaga wiraswasta biasa.
Menurut Hurlock (dalam benedicta, 2003), siswa SMA dan SMK akan memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan bakat minat, dan faktor psikologis yang dimilikinya. Sebagian mereka menentukan pilihannya jauh-jauh hari sebelum mereka bekerja sehingga jauh-jauh dari mereka telah melatih diri sesuai dengan prasyarat yang diperlukan untuk jenis pekerjaan yang dianggap cocok dengan minat dan bakatnya.
Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989, pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (W.S Winkel & M.M. Sri Hastuti, 2004).
Hasil yang lain dari penelitian ini juga menjelaskan bahwa motivasi berwirausaha siswa laki-laki di SMK lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa laki-laki di SMA, sedangkan motivasi berwirausaha siswa perempuan di SMA lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi berwirausaha siswa perempuan di SMK. Dalam penelitian tersebut, dapat diketahui pula bahwa responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki di banding perempuan.
46
5.3. Saran Penulis menyadari bahwa dalam proses penelitian ini terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan, antara lain ; kurangnya jumlah sampel, terbatasnya wilayah penelitian, kurangnya data yang mendukung penelitian ini. Oleh karena itu bagi para peneliti selanjutnya yang berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan tema masalah yang sama disarankan untuk dapat menutupi segala kekurangan dan kelemahan dari penelitian ini agar hasilnya lebih representatif dan komprehensif.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan keterbatasan dalam penelitian, berikut ini ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai saran praktis dan teoritis : 1. Pada penelitian selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih homogen dan dapat digeneralisir, sebaiknya peneliti menambahkan beberapa gambaran tentang responden. 2. Untuk
mengetahui
signifikansi
perbedaan
motivasi
berwirausaha
sebaiknya peneliti menambah besar anggota sampelnya agar didapatkan hasil yang lebih representatif dan komprehensif. 3. Bagi pihak sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan (SMK) lebih memperhatikan motivasi siswa-siswanya yang berkeinginan untuk berwirausaha. Sedangkan untuk sekolah menengah tingkat atas (SMA) agar lebih memotivasi lagi siswa-siswanya agar dapat memiliki motivasi berwirausaha yang tinggi.
47
4. Bagi pihak sekolah khususnya SMA agar lebih memotivasi siswanya unuk berwirausaha dan untuk pihak sekolah SMK agar membuat lebih banyak pelatihan ketrampilan agar motivasi berwirausaha yang tinggi pada siswanya dapat terrealisasikan dengan baik.
48
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. (2008). Kewirausahan. Bandung : Alfabeta Aryono, AM (2010). Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2010. Diunduh tanggal 10 Juli 2010 dari http://www.solopos.co.id/2009/ekonomibisnis/angka-pengangguran-2010-diprediksi-capai-10-persen-2292
Asfahani & Salim S. (1995). Kewirausahaan Indonesia. Jakarta : PT. Putra Timur Azwar, S. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta, Pustaka Pelajar Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta Benedicta, P. (2003).Kewirausahaan dari sudut pandang psikologi kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Herawaty. (2010). Motivasi berwirausaha. Diunduh tanggal 10 Juli 2010 dari http://www.dostoc.com/motivasi-berwirausaha/docs Kartono, K. (1994). Psikologi sosial untuk manajemen perusahaan dan industri. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Kertonegoro, S. (1993). Manajemen organisasi. Jakarta : Widya Press. Nugroho, A. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta Studia Press
49
Meredith, Geoffry. (1982). Kewirausahaan : Teori dan praktek. Jakarta : PPM Michael M. & Jhon C. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta : Erlangga Purwanto, N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Sarwono, S. (2000).Pengantar psikologi umum. Jakarta : PT. Bulan Bintang Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P., Vriarte, G.G. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta, UI Press. Suryana. (2003). Kewirausahaan. Pedoman praktis : Kiat dan proses menuju sukses. Jakarta : Salemba Empat Sutanto, Adi. (2002). Kewiraswastaan. Jakarta: Ghalia Indonesia Sukardi, I. (1991). Intervensi terencana, faktor-faktor lingkungan terhadap pembentukan sifat-sifat interpreuneur. Jakarta : Disertasi Fak. Pasca Sarjana UI Syamsu, Y. (2005). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Usman, A. (2010). Jumlah penduduk miskin di Indonesia. Diunduh tanggal 10 Juli 2010 dari http://www.tribunnews.com/2010/07/01/jumlah-pendudukmiskin-indonesia-capai-3102-juta-jiwa Winkel & Hastuti, S. (2004). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi
50
BLUE PRINT MOTIVASI BERWIRAUSAHA
NO. 1 2
ASPEK
INDIKATOR
Aspek Alasan
u/ mencari nafkah, u/ menjadi kaya, u/ mencari
Keuangan.
pendapatan tambahan, sebagai stabilitas keuangan.
Aspek Alasan Sosial.
u/ memperoleh gengsi/status, u/ dapat dikenal dan dihormati/dihargai. u/ memberi pekerjaan pada masyarakat, u/ menatar
3
Aspek Alasan Pelayanan.
masyarakat, u/ membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak & keluarga, u/ mendapatkan kesetiaan pasangan, u/ membahagiakan orang tua. u/ menjadi mandiri, u/ mencapai sesuatu yang
4
Aspek Alasan
diinginkan, u/ menghindari ketergantungan pada
Pemenuhan Diri.
orang lain, u/ menjadi lebih produktif, u/ menggunakan kemampuan pribadi.
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan Hormat, Saya Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester akhir akan mengadakan try out penelitian yang berjudul “ Perbedaan Motivasi Berwirausaha antara Siswa SMA dan SMK Di Jakarta Timur “. Penelitian ini dilakukan
dalam
rangka
penyusunan
skripsi
sebagai
tugas
akhir
untuk
mendapatkan gelar sarjana Psikologi . Untuk itu saya memohon kesediaan Anda untuk dapat menjadi responden dalam penelitian
ini.
Data
Anda
akan
terjaga
kerahasiaannya,
dan
hanya
akan
dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini. Tidak ada jawaban yang benar dan salah. Saya harap Anda menjawab sesuai dengan gambaran diri Anda. Lengkapilah data diri Anda di bawah ini : Nama Lengkap
: …………………………………………………………...................................
Sekolah
: SMA / SMK.……………………………………………………………………………….
Kelas
: …………………………………………………………...................................
Pekerjaan Orang Tua : …………………………………………………………...................................
Jakarta,
2009 Responden,
(…………………………)
Petunjuk Pengisian 1. Dibawah ini terdapat 86 pernyataan. Anda diminta untuk mencontreng (3) pada jawaban yang tersedia pada tiap item sesuai dengan keinginan anda atau jawaban yang paling mewakili diri anda. 2. Pilihan jawaban terdiri dari 4 jawaban dengan keterangan seperti di bawah ini : SS
: Apabila jawaban Anda adalah “Sangat Setuju”
S
: Apabila jawaban Anda adalah “Setuju”
TS
: Apabila jawaban Anda adalah “Tidak Setuju”
STS
: Apabila jawaban Anda adalah “Sangat Tidak Setuju”
Contoh :
NO. 1
PERNYATAAN Berwirausaha sungguh menyenangkan
SS 3
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Selamat Mengisi !!! NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PERNYATAAN Saya lebih memilih untuk berwirausaha dalam mencari nafkah Saya bisa mendapatkan nafkah yang cukup dengan bekerja pada orang lain Berwirausaha adalah cara yang tepat untuk mendapatkan penghasilan Lebih baik bekerja di instansi pemerintah/ swasta untuk mendapatkan penghasilan daripada berwirausaha Berwirausaha adalah cara terbaik untuk menjadi kaya Berwirausaha tidak menjamin seseorang menjadi kaya Menjadi kaya dengan cara berwirausaha adalah pilihan yang tepat Menjadi kaya dengan cara berwirausaha adalah pilihan yang sulit Dengan berwirausaha akan mendapatkan penghasilan tambahan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup Dengan berwirausaha belum tentu mendapatkan penghasilan yang lebih Berwirausaha untuk mencari pendapatan tambahan merupakan tindakan yang bermanfaat Berwirausaha untuk mencari pendapatan tambahan merupakan tindakan yang kurang bermanfaat Mencari tambahan pendapatan dengan cara berwirausaha merupakan cara yang rasional Mencari tambahan pendapatan dengan cara berwirausaha merupakan cara yang irrasional Hasil dari berwirausaha dapat dijadikan tambahan tabungan
NO. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
PERNYATAAN Hasil dari berwirausaha tidak dapat dijadikan tambahan tabungan Menurut saya berwirausaha dapat menimbulkan stabilitas keuangan menjadi lebih baik Menurut saya berwirausaha tidak dapat menimbulkan stabilitas keuangan menjadi lebih baik Dengan berwirausaha kita dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Berwirausaha tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Berwirausaha dapat meningkatkan status sosial dimasyarakat Berwirausaha tidak dapat meningkatkan status sosial dimasyarakat Berwirausaha memiliki nilai prestise yang tinggi Menurut saya berwirausaha memiliki nilai prestise yang rendah Status saya lebih diakui oleh masyarakat karena saya berwirausaha Berwirausaha tidak menjamin status sosial saya dimasyarakat Dengan berwirausaha dapat meningkatkan gengsi saya dimasyarakat Dengan berwirausaha tidak dapat meningkatkan gengsi saya dimasyarakat Status sosial saya lebih baik ketika saya berwirausaha Status sosial saya tidak lebih baik ketika saya berwirausaha Dengan berwirausaha saya akan lebih dikenal orang lain Berwirausaha membuat saya terkucilkan di masyarakat Dengan berwirausaha saya lebih dihormati oleh masyarakat Saya tidak dihormati oleh masyarakat karena saya berwirausaha Menurut saya dengan berwirausaha saya lebih dihargai oleh keluarga saya Orang tidak akan menghargai saya jika saya berwirausaha Dengan berwirausaha maka banyak orang yang memperhatikan saya Tidak ada orang yang peduli ketika saya berwirausaha Wirausaha dapat membuka lapangan pekerjaan yang baik Sumbangsih dunia wirausaha sangat kecil dalam menciptakan lapangan pekerjaan Saya lebih memilih berwirausaha daripada pekerjaan lain karena merupakan salah satu langkah untuk mengurangi pengangguran Menurut saya berwirausaha memiliki peranan yang kecil dalam mengatasi masalah pengangguran Wirausaha merupakan alternatif pekerjaan yang layak Saya lebih baik menganggur daripada berwirausaha
SS
S
TS
STS
NO. 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
PERNYATAAN Wirausaha memberikan pekerjaan yang layak untuk masyarakat Berwirausaha bukan merupakan pekerjaan yang layak Wirausaha membuat kehidupan masyarakat lebih teratur Wirausaha hanya membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih buruk Wirausaha membuat kehidupan masyarakat lebih bertanggung jawab Wirausaha hanya membuat sulit kehidupan masyarakat Saya ingin membantu perekonomian masyarakat dengan cara berwirausaha Dengan bekerja di perusahaan swasta saya dapat membantu perekonomian masyarakat Berwirausaha dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik Berwirausaha dapat menurunkan taraf hidup masyarakat Menurut saya, berwirausaha dapat menopang kelangsungan hidup keluarga saya Berwirausaha tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga saya Keluarga saya senang jika saya berwirausaha Keluarga saya akan membenci saya jika saya berwirausaha Dengan berwirausaha saya dapat membantu kesulitan teman-teman saya Teman-teman saya akan menjauh dari saya bila saya berwirausaha Berwirausaha dapat menambah teman-teman baru Teman-teman saya akan memusuhi saya jika saya berwirausaha Dengan berwirausaha membuat orang tua saya merasa bahagia Orang tua saya sedih melihat saya berwirausaha Saya ingin membuat orang tua saya bangga dengan berwirausaha Menurut saya, berwirausaha hanya membuat orang tua saya malu Berwirausaha dapat mengasah kemandirian seseorang Kemandirian lebih terlihat apabila saya bekerja di perusahaan swasta Saya akan menjadi lebih mandiri ketika saya berwirausaha Bekerja pada orang lain membuat saya menjadi lebih mandiri Cara yang terbaik untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan adalah dengan cara berwirausaha Berwirausaha untuk mendapatkan sesuatu adalah pekerjaan yang sulit Berwirausaha dapat membantu mewujudkan keinginan saya
SS
S
TS
STS
NO. 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
PERNYATAAN Menurut saya, gaji di perusahaan swasta lebih dapat memenuhi sesuatu yang saya inginkan Dengan berwirausaha dapat menjadikan saya tidak bergantung kepada orang lain Saya merasa dengan berwirausaha, saya lebih bergantung kepada orang lain Efek dari berwirausaha, saya lebih bisa menyelesaikan segala masalah saya sendiri Berwirausaha membuat saya tidak dapat memecahkan masalah sendiri Berwirausaha akan membuat saya menjadi lebih produktif Wirausaha tidak menciptakan seseorang untuk menjadi lebih produktif Produktifitas saya bertambah ketika saya berwirausaha Saya menjadi tidak produktif bila saya berwirausaha Saya dapat meningkatkan kemampuan pribadi saya ketika berwirausaha Saya menjadi orang yang pasif ketika saya berwirausaha Kemampuan saya lebih terasah ketika saya berwirausaha Berwirausaha dapat menurunkan kemampuan berfikir saya
SS
S
TS
STS
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan Hormat, Saya Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester akhir akan mengadakan penelitian yang berjudul “ Perbedaan Motivasi Berwirausaha antara Siswa SMA dan SMK Di Jakarta Timur “. Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana Psikologi . Untuk itu saya memohon kesediaan Anda untuk dapat menjadi responden dalam penelitian
ini.
Data
Anda
akan
terjaga
kerahasiaannya,
dan
hanya
akan
dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini. Tidak ada jawaban yang benar dan salah. Saya harap Anda menjawab sesuai dengan gambaran diri Anda. Lengkapilah data diri Anda di bawah ini : Nama Lengkap
: …………………………………………………………...................................
Sekolah
: SMA / SMK.……………………………………………………………………………….
Kelas
: …………………………………………………………...................................
Pekerjaan Orang Tua : …………………………………………………………...................................
Jakarta,
2010 Responden,
(…………………………)
Petujuk Pengisian 1. Dibawah ini terdapat 72 pernyataan. Anda diminta untuk mencontreng (3) pada jawaban yang tersedia pada tiap item sesuai dengan keinginan anda atau jawaban yang paling mewakili diri anda. 2. Pilihan jawaban terdiri dari 4 jawaban dengan keterangan seperti di bawah ini : SS
: Apabila jawaban Anda adalah “Sangat Setuju”
S
: Apabila jawaban Anda adalah “Setuju”
TS
: Apabila jawaban Anda adalah “Tidak Setuju”
STS
: Apabila jawaban Anda adalah “Sangat Tidak Setuju”
Contoh :
NO. 1
PERNYATAAN Berwirausaha sungguh menyenangkan
SS 3
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Selamat Mengisi !!! NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PERNYATAAN Berwirausaha adalah cara yang tepat untuk mendapatkan penghasilan Lebih baik bekerja di instansi pemerintah/ swasta untuk mendapatkan penghasilan daripada berwirausaha Berwirausaha adalah cara terbaik untuk menjadi kaya Berwirausaha tidak menjamin seseorang menjadi kaya Menjadi kaya dengan cara berwirausaha adalah pilihan yang tepat Menjadi kaya dengan cara berwirausaha adalah pilihan yang sulit Berwirausaha untuk mencari pendapatan tambahan merupakan tindakan yang bermanfaat Berwirausaha untuk mencari pendapatan tambahan merupakan tindakan yang kurang bermanfaat Mencari tambahan pendapatan dengan cara berwirausaha merupakan cara yang rasional Mencari tambahan pendapatan dengan cara berwirausaha merupakan cara yang irrasional Hasil dari berwirausaha dapat dijadikan tambahan tabungan Hasil dari berwirausaha tidak dapat dijadikan tambahan tabungan Menurut saya berwirausaha dapat menimbulkan stabilitas keuangan menjadi lebih baik Menurut saya berwirausaha tidak dapat menimbulkan stabilitas keuangan menjadi lebih baik Dengan berwirausaha kita dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
NO. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
PERNYATAAN Berwirausaha tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Berwirausaha tidak dapat meningkatkan status sosial dimasyarakat Berwirausaha memiliki nilai prestise yang tinggi Status saya lebih diakui oleh masyarakat karena saya berwirausaha Berwirausaha tidak menjamin status sosial saya dimasyarakat Status sosial saya lebih baik ketika saya berwirausaha Status sosial saya tidak lebih baik ketika saya berwirausaha Dengan berwirausaha saya akan lebih dikenal orang lain Berwirausaha membuat saya terkucilkan di masyarakat Dengan berwirausaha saya lebih dihormati oleh masyarakat Saya tidak dihormati oleh masyarakat karena saya berwirausaha Menurut saya dengan berwirausaha saya lebih dihargai oleh keluarga saya Orang tidak akan menghargai saya jika saya berwirausaha Wirausaha dapat membuka lapangan pekerjaan yang baik Menurut saya berwirausaha memiliki peranan yang kecil dalam mengatasi masalah pengangguran Wirausaha merupakan alternatif pekerjaan yang layak Saya lebih baik menganggur daripada berwirausaha Wirausaha memberikan pekerjaan yang layak untuk masyarakat Berwirausaha bukan merupakan pekerjaan yang layak Wirausaha membuat kehidupan masyarakat lebih teratur Wirausaha hanya membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih buruk Wirausaha membuat kehidupan masyarakat lebih bertanggung jawab Wirausaha hanya membuat sulit kehidupan masyarakat Berwirausaha dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik Berwirausaha dapat menurunkan taraf hidup masyarakat Menurut saya, berwirausaha dapat menopang kelangsungan hidup keluarga saya Berwirausaha tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga saya Keluarga saya senang jika saya berwirausaha Keluarga saya akan membenci saya jika saya berwirausaha Dengan berwirausaha saya dapat membantu kesulitan teman-teman saya Teman-teman saya akan menjauh dari saya bila saya berwirausaha
SS
S
TS
STS
NO.
PERNYATAAN
47
Berwirausaha dapat menambah teman-teman baru Teman-teman saya akan memusuhi saya jika saya berwirausaha Dengan berwirausaha membuat orang tua saya merasa bahagia Orang tua saya sedih melihat saya berwirausaha Saya ingin membuat orang tua saya bangga dengan berwirausaha Menurut saya, berwirausaha hanya membuat orang tua saya malu Berwirausaha dapat mengasah kemandirian seseorang Kemandirian lebih terlihat apabila saya bekerja di perusahaan swasta Saya akan menjadi lebih mandiri ketika saya berwirausaha Bekerja pada orang lain membuat saya menjadi lebih mandiri Cara yang terbaik untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan adalah dengan cara berwirausaha Berwirausaha untuk mendapatkan sesuatu adalah pekerjaan yang sulit Berwirausaha dapat membantu mewujudkan keinginan saya Menurut saya, gaji di perusahaan swasta lebih dapat memenuhi sesuatu yang saya inginkan Dengan berwirausaha dapat menjadikan saya tidak bergantung kepada orang lain Saya merasa dengan berwirausaha, saya lebih bergantung kepada orang lain Efek dari berwirausaha, saya lebih bisa menyelesaikan segala masalah saya sendiri Berwirausaha membuat saya tidak dapat memecahkan masalah sendiri Berwirausaha akan membuat saya menjadi lebih produktif Wirausaha tidak menciptakan seseorang untuk menjadi lebih produktif Produktifitas saya bertambah ketika saya berwirausaha Saya menjadi tidak produktif bila saya berwirausaha Saya dapat meningkatkan kemampuan pribadi saya ketika berwirausaha Saya menjadi orang yang pasif ketika saya berwirausaha Kemampuan saya lebih terasah ketika saya berwirausaha Berwirausaha dapat menurunkan kemampuan berfikir saya
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
SS
S
TS
STS
Try Out Scale Statistics Mean 268.0917
Variance
Std. Deviation
282.941
N of Items
16.82085
86
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
VAR00001
265.0333
277.243
.255
.896
VAR00002
265.5333
284.352
-.091
.899
VAR00003
265.0750
275.700
.340
.895
VAR00004
265.6750
279.263
.111
.898
VAR00005
265.2917
270.595
.484
.894
VAR00006
265.6167
272.037
.390
.895
VAR00007
265.2833
273.869
.369
.895
VAR00008
265.3083
276.131
.277
.896
VAR00009
264.7667
280.567
.120
.897
VAR00010
265.6250
279.799
.137
.897
VAR00011
264.5833
278.682
.230
.896
VAR00012
264.8667
275.041
.411
.895
VAR00013
264.9167
277.808
.320
.896
VAR00014
265.0500
280.132
.144
.897
VAR00015
264.5667
275.710
.324
.895
VAR00016
264.9083
279.025
.237
.896
VAR00017
264.8750
273.371
.456
.894
VAR00018
264.9250
273.112
.436
.894
VAR00019
264.9583
273.284
.549
.894
VAR00020
264.8667
272.806
.534
.894
VAR00021
264.9750
287.453
-.126
.912
VAR00022
265.0250
275.974
.347
.895
VAR00023
265.1250
280.346
.129
.897
VAR00024
264.9500
276.636
.359
.895
VAR00025
265.4667
277.982
.220
.896
VAR00026
265.4000
277.805
.201
.897
VAR00027
265.7083
283.402
-.041
.899
VAR00028
265.3583
280.955
.070
.898
VAR00029
265.3250
276.204
.317
.895
VAR00030
265.0750
278.272
.298
.896
VAR00031
265.0667
278.315
.219
.896
VAR00032
264.8000
275.371
.372
.895
VAR00033
265.2833
278.675
.214
.896
VAR00034
264.9167
277.993
.256
.896
VAR00035
265.0917
275.933
.299
.896
VAR00036
264.8083
277.450
.323
.896
VAR00037
265.3500
279.322
.167
.897
VAR00038
264.8833
275.869
.396
.895
VAR00039
264.6000
274.477
.435
.895
VAR00040
264.9667
276.486
.276
.896
VAR00041
264.8917
275.123
.313
.895
VAR00042
265.1000
280.444
.069
.898
VAR00043
264.8583
276.744
.389
.895
VAR00044
264.2750
278.235
.332
.896
VAR00045
264.7833
274.642
.470
.894
VAR00046
264.5583
279.728
.153
.897
VAR00047
265.1167
277.045
.358
.895
VAR00048
264.6917
275.677
.415
.895
VAR00049
264.9583
278.629
.243
.896
VAR00050
264.5583
277.980
.272
.896
VAR00051
264.6750
276.372
.358
.895
VAR00052
265.5250
280.369
.081
.898
VAR00053
264.8167
276.218
.403
.895
VAR00054
264.6500
276.700
.349
.895
VAR00055
264.9333
275.794
.429
.895
VAR00056
264.8250
274.566
.461
.894
VAR00057
265.0500
277.476
.297
.896
VAR00058
264.6667
276.157
.382
.895
VAR00059
265.0500
279.140
.208
.896
VAR00060
264.6500
276.952
.334
.895
VAR00061
264.7917
276.082
.402
.895
VAR00062
264.6000
274.881
.453
.895
VAR00063
264.9667
273.411
.472
.894
VAR00064
264.6583
275.017
.465
.895
VAR00065
264.8000
274.296
.453
.894
VAR00066
264.5667
274.584
.488
.894
VAR00067
264.5000
273.059
.535
.894
VAR00068
265.3417
279.521
.158
.897
VAR00069
264.8583
276.207
.317
.895
VAR00070
265.2917
276.729
.284
.896
VAR00071
265.2167
271.751
.509
.894
VAR00072
265.1250
277.858
.239
.896
VAR00073
265.1000
274.309
.426
.895
VAR00074
265.3417
278.697
.171
.897
VAR00075
264.8500
272.532
.513
.894
VAR00076
264.8083
275.686
.417
.895
VAR00077
264.9750
279.100
.205
.896
VAR00078
264.8417
275.546
.425
.895
VAR00079
264.8167
276.101
.410
.895
VAR00080
264.8833
272.995
.419
.894
VAR00081
264.8667
276.604
.403
.895
VAR00082
264.9083
277.697
.270
.896
VAR00083
264.8000
275.876
.418
.895
VAR00084
264.8333
274.728
.441
.895
VAR00085
264.8000
274.800
.425
.895
VAR00086
264.7167
273.701
.402
.895
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .897
86
Reliability Scale Statistics Mean 230.6300
Variance
Std. Deviation
260.155
N of Items
16.12931
72
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
VAR00001
227.5500
252.048
.385
.914
VAR00002
227.6100
251.574
.395
.914
VAR00003
227.8200
246.977
.517
.913
VAR00004
228.1800
246.270
.513
.913
VAR00005
227.8000
250.121
.398
.914
VAR00006
227.8000
248.101
.504
.913
VAR00007
227.3400
257.116
.160
.915
VAR00008
228.1900
252.438
.405
.914
VAR00009
227.1100
253.897
.346
.914
VAR00010
227.4400
253.845
.392
.914
VAR00011
227.0400
251.029
.391
.914
VAR00012
227.4000
254.626
.299
.915
VAR00013
227.3800
249.268
.517
.913
VAR00014
227.5200
248.050
.531
.913
VAR00015
227.4600
251.625
.488
.913
VAR00016
227.3900
251.008
.488
.913
VAR00017
227.5000
253.465
.314
.914
VAR00018
227.4000
251.434
.468
.913
VAR00019
227.9700
252.817
.315
.915
VAR00020
227.8600
249.879
.387
.914
VAR00021
227.8100
251.004
.419
.914
VAR00022
227.5500
255.886
.273
.915
VAR00023
227.5800
253.256
.359
.914
VAR00024
227.2900
253.461
.327
.914
VAR00025
227.7700
252.239
.394
.914
VAR00026
227.3800
254.723
.278
.915
VAR00027
227.6100
251.291
.420
.914
VAR00028
227.2400
254.972
.302
.915
VAR00029
227.9400
253.229
.335
.914
VAR00030
227.3600
253.970
.337
.914
VAR00031
227.0800
252.196
.432
.914
VAR00032
227.4800
252.919
.302
.915
VAR00033
227.3900
253.755
.260
.915
VAR00034
227.3900
253.170
.428
.914
VAR00035
226.8400
255.328
.287
.915
VAR00036
227.2700
252.684
.417
.914
VAR00037
227.0900
256.467
.196
.915
VAR00038
227.5900
252.002
.487
.913
VAR00039
227.1700
255.678
.253
.915
VAR00040
227.4500
255.684
.242
.915
VAR00041
227.1600
256.944
.168
.915
VAR00042
227.2800
252.931
.421
.914
VAR00043
227.1100
255.836
.242
.915
VAR00044
227.4500
253.220
.387
.914
VAR00045
227.3800
253.167
.391
.914
VAR00046
227.5800
255.377
.261
.915
VAR00047
227.1000
257.242
.165
.915
VAR00048
227.5600
256.168
.207
.915
VAR00049
227.1400
258.930
.054
.916
VAR00050
227.2800
254.062
.351
.914
VAR00051
227.0400
256.200
.224
.915
VAR00052
227.4500
250.674
.472
.913
VAR00053
227.1000
255.141
.297
.915
VAR00054
227.3100
253.246
.365
.914
VAR00055
227.0200
253.979
.380
.914
VAR00056
226.9900
252.414
.433
.914
VAR00057
227.3600
254.192
.268
.915
VAR00058
227.7600
254.608
.249
.915
VAR00059
227.7400
247.669
.575
.912
VAR00060
227.6500
254.068
.298
.915
VAR00061
227.5400
249.382
.515
.913
VAR00062
227.3400
250.994
.456
.913
VAR00063
227.3000
256.636
.198
.915
VAR00064
227.5000
257.606
.129
.916
VAR00065
227.3600
254.516
.305
.914
VAR00066
227.3000
255.586
.274
.915
VAR00067
227.3900
252.341
.296
.915
VAR00068
227.3600
256.051
.247
.915
VAR00069
227.2600
253.568
.393
.914
VAR00070
227.3700
255.710
.230
.915
VAR00071
227.2700
253.452
.358
.914
VAR00072
227.2400
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .915
72
254.750
.217
.915
Explore
Descriptives
Motivasi Berwirausaha
Jenis Sekolah
Statistic
SMK
234.4800
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
229.7992
Mean
Upper Bound
239.1608
5% Trimmed Mean
235.0667
Median
235.5000
Variance
2.32927
271.275
Std. Deviation
SMA
Std. Error
16.47043
Minimum
196.00
Maximum
262.00
Range
66.00
Interquartile Range
30.50
Skewness
-.281
.337
Kurtosis
-.601
.662
226.7800
2.11704
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
222.5256
Mean
Upper Bound
231.0344
5% Trimmed Mean
227.0889
Median
230.0000
Variance Std. Deviation
224.093 14.96975
Minimum
194.00
Maximum
253.00
Range
59.00
Interquartile Range
21.50
Skewness
-.321
.337
Kurtosis
-.698
.662
Uji Normalitas
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Jenis
Shapiro-Wilk
Sekola h Motivasi Berwirausaha
Statistic
df
Sig.
Statistic *
df
Sig.
SMK
.093
50
.200
.963
50
.117
SMA
.116
50
.088
.970
50
.221
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Motivasi Berwirausaha
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.234
1
98
.630
Based on Median
.229
1
98
.633
.229
1
97.178
.633
.207
1
98
.650
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Independent Samples Test Group Statistics Jenis Sekola h Motivasi Berwirausaha
N
Std. Error Mean
50
234.4800
16.47043
2.32927
SMA
50
226.7800
14.96975
2.11704
F Equal variances assumed Equal variances not assumed
Std. Deviation
SMK
Levene's Test for Equality of Variances
Motivasi Berwirausaha
Mean
Sig.
.234 .630
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper
.016
7.70000
3.14760
1.45369 13.94631
2.446 97.119 .016
7.70000
3.14760
1.45299 13.94701
t
df
2.446 98