PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail:
[email protected]
Abstract: The difference between boarding school students and regular students. This research is motivated by social competence as one of the important aspects of the adolescent social development and also to strengthen their identity and their role in society. This study was a comparative. Sample was 128 people; MAKN Koto Baru 64 students and 64 students of MAN 2 Bukittinggi using Proportional Random Sampling technique. The research instrument used in data collection is the scale of social competence. Hypothesis testing is done by using T-test techniques analysis. The results show there are differences in the students' social competence Boarding School and a regular public school students with p equal to 0.049. Keywords: social competence, boarding school, regular public schools. Abstrak : Perbedaan kompetensi sosial siswa boarding school dan siswa sekolah umum reguler. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kompetensi sosial sebagai salah satu aspek penting dalam perkembangan sosial remaja selain itu juga untuk memperkukuh identitas diri serta perannya dalam masyarakat. Desain penelitian ini adalah komparatif. Sampel penelitian sebanyak 128 orang ; 64 siswa MAKN Koto Baru dan 64 siswa MAN 2 Bukittinggi dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah skala kompetensi sosial. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis uji beda T-test. Hasil uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan kompetensi sosial siswa Boarding School dan siswa sekolah umum reguler dengan t hitung 1, 988 dan p sebesar 0,049.
Kata Kunci: Kompetensi sosial, boarding school, sekolah umum regular.
PENDAHULUAN Remaja yang beralih dari masa anak-
(1980) mengungkapkan bahwa identitas diri
anak menuju masa dewasa akan mencari
yang dicari remaja berupa usaha untuk
identitas dirinya. Erikson dalam Hurlock
menjelaskan 90
siapa
dirinya,
dan
apa
91 | Jurnal RAP UNP, Vol. 7, No. 1, Mei 2016, hlm. 90-98
peranannya
dalam
masyarakat.
Untuk
pendidikan pada semua aspek, mulai dari
memperkukuh identitas diri dan peranannya di
aspek akademik, agama, keterampilan, hingga
masyarakat remaja memerlukan kompetensi
pembinaan karakter. Pada sekolah umum
sosial. Kompetensi sosial juga merupakan
reguler pendidikan disajikan secara terpisah,
suatu aspek penting yang perlu dimiliki oleh
yaitu sekolah hanya memiliki prioritas pada
setiap remaja agar mereka dapat diterima oleh
aspek akademik. Setelah jam pelajaran selesai
lingkungan sosialnya dan mengembangkan
anak dikembalikan kepada orang tua. Hal ini
konsep diri dan kepercayaan diri yang positif.
tentu akan membentuk perilaku sosia yang
“Social
berbeda. Jika pada boarding school siswa
competence is a skills enabling individuals to
terdikotomi oleh segala corak pendidikan dan
accurately
nilai-nilai yang diterapkan sekolah, maka
Cobb
(2007)
assess
menyebutkan
social
situations
and
respond adaptively”. Hal ini berarti bahwa
sekolah umum
Kompetensi Sosial dimaknai sebagai suatu
tergantung
keterampilan yang memungkinkan seseorang
berinteraksi secara kuat dengan mereka.
regular
pada
nilai
perilaku mereka lingkungan
yang
untuk secara akurat menilai situasi sosial dan
Siswa yang bersekolah di sekolah
meresponnya secara tepat atau beradaptasi
umum reguler, secara bebas dapat berinteraksi
dengan situasi sosial tersebut.
dengan lingkungan yang ia inginkan. Bebas
Selain itu Hurlock (1980) menjelaskan
bergaul tanpa adanya peraturan baku yang
bahwa semakin banyak partisipasi sosial,
mengikat. Mereka juga memiliki lingkungan
semakin besar kompetensi sosial remaja.
yang heterogen karena terlepas dari jam
Partisipasi sosial menjadikan wawasan sosial
sekolah
menjadi semakin membaik pada remaja,
lingkungan sosial yang berbeda. Sementara itu
wawasan sosial ini membuat remaja dapat
pada siswa boarding school, mereka memiliki
menilai
lingkungannya
lingkungan yang homogen, bergaul dengan
dengan baik. Sehingga penyesuaian diri dalam
situasi sosial yang tidak bervariasi seperti
situasi sosial bertambah baik. Sekolah umum
lingkungan siswa sekolah umum reguler. Hal
reguler dan boarding school merupakan dua
ini akan mempengaruhi kompetensi sosial
sistem sekolah yang memiliki sistem yang
siswa, karena partisipasi sosial dan wawasan
berbeda. Jika pada sekolah umum regular
sosial
pendidikan
Selain
teman-teman
terfokus
dan
pada
pendidikan
akademis saja, boarding school memuat
mereka
dapat
mempengaruhi dari
berinteraksi
kompetensi
perbedaan
perilaku
di
sosial. yang
ditunjukkan siswa sekolah umum reguler
Hermaleni, Perbedaan Kompetensi Sosial Siswa....| 92
dengan siswa boarding school, hal lain yang
bagi remaja. Memberikan ketertarikan pada
memberikan ketertarikan bagi peneliti adalah
peneliti
pentingnya pendidikan sekolah untuk dapat
kompetensi sosial ini pada sistem sekolah
membentuk kemampuan sosial siswa yang
umum reguler dan boarding school.
untuk
memfokuskan
penelitian
dikemukakan dalam ketentuan umum, sistem pendidikan nasional (dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional) yaitu : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan
yang
diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Hal ini berarti bahwa sejogyanya sistem pendidikan dirancang tidak hanya untuk pengembangan kemampuan akademik siswa
saja,
namun
juga
pengembangan
kepribadian lainnya seperti tujuan pendidikan di atas dan salah satu aspek yang penting dikembangkan siswa.
adalah
Perbedaan
kompetensi
yang
terdapat
sosial pada
kemampuan sosial siswa sekolah umum reguler dan boarding school yang diperoleh dari data artikel dan observasi langsung pada beberapa siswa pada kelompok berbeda inilah, serta
tujuan
pendidikan
nasional
yang
menekankan pentingnya kompetensi sosial
METODE Penelitian
ini
adalah
penelitian
kuantitatif jenis deskriptif komparatif. Peneli-
tian
ini
menggunakan
jenis
penelitian
kuantitatif yang berjenis deskriptif komparatif ini yaitu untuk mendeskripsikan kompetensi sosial siswa di siswa sekolah boarding school dan sekolah menengah umum reguler, dan melihat perbedaan
kompetensi
sosial
siswa boarding school dan sekolah menengah umum regular.
Populasi
dalam
penelitian ini adalah siswa MAKN Koto Baru Padang Panjang yang berjumlah 240 orang siswa dan MAN 2 Bukittinggi berjumlah
290
orang
siswa.
yang Jumlah
keseluruhan sampel penelitian adalah 128 orang
siswa dari
Skala yang mengungkap
kedua sekolah tersebut. digunakan adalah skala
Kompetensi
Sosial,
yang
disusun berdasarkan komponen-komponen yang membentuk kompetensi Sosial yang dikemukakan oleh
Nancy J.Cobb. Skor r
pada alat ukur bergerak antara 0,320 hingga 0,624, dengan
koefisien Alpha Cronbach’s
0, 808. Teknik analsis
data yang digunakan
93 | Jurnal RAP UNP, Vol. 7, No. 1, Mei 2016, hlm. 90-98
hipotetik memiliki mean yang lebih rendah
uji T-test dengan sampel independen.
dibandingkan dengan data empiric yaitu 60:
HASIL DAN PEMBAHASAN
79,01. Hal ini berarti bahwa skor kompetensi
Hasil
sosial siswa boarding school dan siswa sekolah Secara umum terdapat perbedaan antara
umum regular memiliki perbedaan. Lebih
data hipotetik dengan data empirik, data
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1 Deskripsi Data Kompetensi Sosial Data Hipotetik
Data Empirik
Skor
Skor
Min
Maks
0
120
Selanjutnya
Mean
peneliti
SD
60
20
juga
melakukan
pengkategorian skor subjek penelitian kepada
Min
Maks
49
101
Mean
SD
79,01
10, 388
lima kategori yang dapat dilihat pada table 2 berikut ini :
Tabel 2 Kategori Skor Kompetensi Sosial dan Distribusi Skor Siswa Kelompok Sekolah
Boarding Norma Kategorisasi
Skor
Kategori
Umum
School
Reguler
f
%
f
%
X ≤ (µ - 1½ σ)
X ≤ 30
Sangat Rendah
0
0%
0
0%
(µ - 1½ σ) < X ≤ (µ - ½ σ)
30< X ≤ 50
Rendah
1
1,56%
0
0%
(µ - ½ σ) < X ≤ (µ + ½ σ )
50 < X ≤ 70
Sedang
15
23,44%
8
12,5%
(µ + ½ σ) < X ≤ (µ + 1½ σ)
70 < X ≤ 90
Tinggi
41
64,06%
47
73,44%
(µ + 1½ σ) < X
90 < X
Sangat Tinggi
7
10,94%
9
14,06%
64
100%
64
100%
TOTAL
Berdasarkan dapat
dilihat
deskripsi
adanya
data
perbedaan
diatas skor
kompetensi sosial antara siswa boarding school
dan
sekolah
umum
reguler.
Hermaleni, Perbedaan Kompetensi Sosial Siswa.... | 94
Siswa
boarding
school
memiliki
Secara lebih rinci dapat juga diuraikan
persentase siswa dengan kompetensi sosial
kompetensi sosial siswa boarding school dan
tinggi dan sangat tinggi lebih rendah daridapa
sekolah umum reguler pada masing-masing
sekolah umum reguler.
subvariabel kompetensi sosial.
Tabel 3 Hasil Perbandingan dan Uji Beda Subvariabel Kompetensi Sosial Boarding School
SUBVARIABEL
SEKOLAH UMUM REGULER Mean SD
F
Sig (2tailed)
2,043
1,387
0,143
14,88
2,207
0,72
0,514
3,339
13,70
2,671
2,412
0,131
2,64
1,118
9,97
1,968
20,781
0,000
15,61
3,571
17,53
2,606
8,067
0,001
9,47
3,638
9,97
3,464
1,386
0,427
4,52
1,574
4,48
1,491
0,635
0,908
Mean
SD
9,72
2,271
10,28
15,14
2,376
12,89 baik
5. siap membantu orang lain
1. Melihat situasi sosial 2. Beradaptasi
dengan
situasi
sosial 3. Perilaku prososial 4. Mendengar
dengan
dalam komunikasi
yang dalam masalah 6. Aktif dalam memulai relasi sosial 7. Aktif dalam mengemukakan pendapat
95 | Jurnal RAP UNP, Vol. 7, No. 1, Mei 2016, hlm. 90-98
Uji normalitas data Dengan formula
variasi skor dari kompetensi sosial rendah
Kolmogorov-Smirnov. Dari analisis data ini
hingga kompetensi sosial sangat tinggi,
didapatkan K-SZ untuk skor kompetensi
sedangkan skor kompetensi sosial siswa
sosial siswa Boarding School = 0,603 dengan
sekolah umum reguler memiliki variasi
p = 0,860, dan K-SZ skor kompetensi sosial
kategori dari sedang hingga sangat tinggi. Hal
siswa sekolah umum reguler = 0,555 dengan p
ini berarti bahwa mayoritas siswa boarding
= 0,918. berdasarkan nilai yang diperoleh
school dan sekolah umum reguler telah
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data
memiliki
penelitian skor kompetensi sosial pada kedua
baik,berdasarkan komponen kompetensi sosial
kelompok beda berdistribusi normal. Hal ini
yang dikemukakan oleh Nancy J.Cobb (2007)
didasarkan pada norma p > 0.05
adalah
dapat disimpulkan bahwa mereka mampu
berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan
menilai situasi sosial dengan baik, mampu
dengan menggunakan formula T-test. Dari
merespon perilaku orang lain dengan baik,
hasil analisis data yang dilakukan diperoleh
dan pendekatan yang positif dalam relasi
nilai F = 8,729 dan p variansnya = 0,004, hal
sosial.
kompetensi
sosial
yang
ini berarti bahwa terdapat perbedaan varian
Dengan memperhatikan data diatas
antara dua kelompok beda. Dengan ditolaknya
jelaslah terdapat perbedaan kompetensi sosial
asumsi homogenitas, maka nilai t yang
siswa Boarding School dan siswa sekolah
digunakan adalah nilai t pada equal variances
umum reguler. Siswa sekolah umum reguler
not assumed yaitu nilai t hitung sebesar 1,988
memiliki kompetensi sosial dengan rentang
dan p = 0,049. Karena untuk kriteria
kategorisasi yang lebih baik dibandingkan
signifikan adalah p < 0,05, maka nilai hasil
dengan Boarding School. Tidak hanya dilihat
analisis dengan uji t sebesar 0,049 < 0,05,
dari persentase skor berdasarkan kategorisasi,
menunjukkan terdapatnya perbedaan yang
perbedaan kompetensi sosial siswa Boarding
signifikan pada kompetensi sosial siswa
School dengan siswa sekolah umum reguler,
boarding school dengan siswa sekolah umum
namun juga melalui hasil analisis data uji
reguler. Hal ini membuktikan diterimanya
beda dua kelompok penelitian. Dimana hasil
hipotesis penelitian.
yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat
Pembahasan Berdasarkan persentase dapat dilihat bahwa siswa Boarding School memiliki
perbedaan yang signifikan pada kompetensi sosoal siswa boarding school dengan siswa sekolah umum regular.
Hermaleni, Perbedaan Kompetensi Sosial Siswa.... | 96
Hurlock
(1980),
mengemukakan
reguler akan lebih memungkinkan siswanya
bahwa kompetensi sosial dapat dipengaruhi
untuk memiliki attachment dengan orang tua,
oleh
dibandingkan
partisipasi
sosial,
semakin
banyak
Boarding School. Hal ini
partispasi sosial, semakin besar kompetensi
disebabkan
sosial. Hal ini disebabkan oleh dengan
menengah umum siswa memiliki waktu yang
semakin banyak partisipasi sosial, maka akan
banyak dengan keluarga. Sementara pada
memperbaiki
Boarding School siswa memiliki intensitas
wawasan
sosial,
sehingga
oleh
karena
sekolah
dengan membaiknya wawasan sosial akan
bersama
memperbaiki penilaian sosial dan membuat
menghabiskan
pola relasi sosial yang buruk akan menjadi
dilingkungan sekolah dan asrama, dan hanya
membaik.
memiliki waktu bersama orang tua paling
Siswa Boarding School dan siswa sekolah
tidak 1-2 hari dalam sepekan. Berdasarkan
umum reguler memiliki lingkungan sosial
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
yang
attachment
dengan
orang
memiliki lingkungan sosial yang homogen,
berpengaruh
positif
terhadap
karena mereka bersekolah dan tinggal di satu
sosial siswa.
berbeda.
Siswa
Boarding
School
lingkungan yang sama. Sementara itu siswa
keluarga
pada
yang sedikit. Mereka
mayoritas
Keluarga
waktu
sebagai
tua
salah
lingkungan
yang
berpengaruh
sosial
kompetensi
sosial
juga
lebih
heterogen,
mereka
satu
terhadap
disebutkan oleh
bersekolah dan bertempat tinggal di dua
Babosik
lingkungan yang berbeda. Dengan kondisi
mengemukakan beberapa faktor penting dari
seperti
menentukan
keluarga yang mempengaruhi kompetensi
banyaknya partisipasi sosial. Sekolah umum
sosial. Berdasarkan pedapat para ahli, dan
reguler memiliki partisipasi sosial yang akan
hasil penelitian tersebut diatas, serta hasil
lebih
pengolahan
itu
tentunya
banyak
akan
dibanding
dengan
siswa
boarding school. Sementara itu para ahli yakin bahwa
dalam
akan
kompetensi
sekolah umum reguler memiliki lingkungan yang
mereka
data
penelitiannya
yang
telah
(2008)
diperoleh
sebelumnya dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa
keluarga
memiliki
attachment dengan orang tua merupakan hal
pengaruh terhadap kompetensi sosial.
penting dalam perkembangan sosial remaja
Ditinjau
yang dapat membantu Kompetensi Sosial
kompetensi sosial, siswa Boarding School dan
remaja (Santrock, 2002). Sekolah umum
siswa
dari
sekolah
berbagai
umum
subvariabel
reguler
dari
memiliki
97 | Jurnal RAP UNP, Vol. 7, No. 1, Mei 2016, hlm. 90-98
perbedaan yang signifikan pada beberapa
1. Kompetensi sosial siswa pada kedua
subvariabel, antara lain mendengar dengan
sekolah pada umumnya berada pada
baik dalam komunikasi serta siap membantu
kategori tinggi.
orang lain yang dalam masalah. Pada kedua
2. Berinteraksi dengan lingkungan yang
subvariabel ini siswa sekolah umum reguler
heterogen
memiliki mean skor yang lebih tinggi
kompetensi sosial yang baik, hal ini
dibandingkan siswa Boarding School. Dimana
ditunjukan
dengan
lebih
baiknya
pada siswa sekolah asrama rerata skor
kompetensi
sosial
siswa
sekolah
subvariabel medengar dengan baik dalam
umum reguler dibanding dengan siswa
berkomunikasi
boarding school.
pada
siswa
sekolah
umum reguler lebih tinggi dibandingkan dengan mean
siswa
boarding school.
yang dalam
membentuk
3. Terdapat perbedaan kompetensi sosial
siswa boarding school dan siswa
Begitu juga pada subvariabel siap membantu orang lain
akan
sekolah umum regular
masalah siswa
Boarding School memliki rerata skor yang
Saran
dengan siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang
sekolah umum reguler. Hal ini berarti bahwa
didapatkan, serta pembahasan yang telah
siswa sekolah umum reguler
diuraikan. Maka dapat disarankan bagi pihak-
lebih rendah dibandingkan
kemampuan yang
baik
memiliki
dalam hal menjadi
pendengar yang baik dalam
komunikasi,
pihak terkait antara lain : 1.
Kepala
sekolah
boarding
school
dibandingkan dengan siswa boarding school,
hendaknya mengadakan kegiatan-kegiatan
dan siswa sekolah umum reguler lebih
bagi siswa dengan meleburkan siswa pada
memiliki perilaku tanggap dalam membantu
lingkungan lain diluar lingkungan sekolah,
orang lain yang dalam masalah dibandingkan
atau mengikutsertakan para siswa untuk
dengan siswa boarding school.
dapat berpartisipasi dalam kegiatan positif lain diluar sekolah. seperti lingkungan
SIMPULAN DAN SARAN
masyarakat, hal ini agar siswa dapat
Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diperoleh maka dapat disimpulkan antara lain :
memperkaya wawasan sosialnya sehingga mereka nantinya akan lebih luwes dalam pergaulan dan mengembangkan perilaku sosial yang positif.
Hermaleni, Perbedaan Kompetensi Sosial Siswa.... | 98
2.
Kepala sekolah umum reguler hendaknya semakin
dapat
mengelola
serta
3. Bagi peneliti lain yang hendak meneliti topik
yang
sama
dapat
melakukan
mengontrol siswa dari lingkungan yang
penelitian mengenai faktor-faktor lain
akan berdampak negatif bagi siswa
yang berpengaruh terhadap kompetensi
dengan bekerja sama dengan orang tua
sosial individu. Seperti attachment dengan
siswa, agar kompetensi sosial siswa
orang tua.
semakin baik. DAFTAR RUJUKAN Babosik. (2008). Social competences. Jurnal practice and theory in system of education, 3 (1), 23-26. Cobb. (2007). Adolescence, continuity change, and diversity. Sixh edition. Ed. New York: McGraw-Hill Companies. Hurlock. (1980). Psikologi perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Dra. Istiwidayanti dan Drs. Soedjarwo, M.Sc. Terjemahan). New York Mc Graw Hill.
Santrock. J W. (2002). Life span development perkembangan masa hidup. (Achmad Chusairi, dan Drs Juda Damanik, (Terjemahan). Texas: Brown Communications. Buku Asli Diterbitkan Tahun 1985. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hermaleni, Perbedaan Kompetensi Sosial .... | 99