PERBEDAAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS BRAWIJAYA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI Frisca Mulyanafi Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya Malang
[email protected]
Abstract This study aimed to determine differences in interpersonal communication skills on student FISIP Brawijaya University in terms of liveliness organize. The population in this study were 5th semester students who organize in FISIP Brawijaya University. The sampling technique used by researcher was simple random sampling. The subjects are grouped into groups active in organizations and groups are not active in organizations. The number of subjects in the active group to organize as many as 108 subjects and subjects in the inactive group to organize as many as 108 subjects, so that the total number of subjects was 216. Extracting data using the Interpersonal Communication Skills Scale Likert model developed by the researchers based on the theory of Joseph DeVito. Data analysis was performed by independent samples t test. T value is -5439 with p = 0.000, which means there is a significant interpersonal communication skills on students FISIP Brawijaya University in terms of liveliness organize. Keywords : Interpersonal Communication skills, Organizational Liveliness
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal pada mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya ditinjau dari keaktifan berorganisasi. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 yang berorganisasi di FISIP Universitas Brawijaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah simple random sampling. Subyek dikelompokkan menjadi kelompok aktif berorganisasi dan kelompok tidak aktif berorganisasi. Jumlah subyek pada kelompok aktif berorganisasi sebanyak 108 subyek dan subyek pada kelompok tidak aktif berorganisasi sebanyak 108 subyek, sehingga jumlah keseluruhan subyek adalah 216. Penggalian data menggunakan Skala Keterampilan Komunikasi Interpersonal dengan model Likert yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori dari Joseph DeVito. Analisis data menggunakan Uji t dua sampel bebas. Nilai t hitung adalah -5.439 dengan nilai p = 0.000 yang berarti terdapat perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal yang signifikan pada mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya ditinjau dari keaktifan berorganisasi. Kata Kunci : Keterampilan Komunikasi Interpersonal, Keaktifan Berorganisasi
1
2
PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang berada pada jenjang pendidikan ini memiliki otoritas diri yang lebih besar karena sebagai seorang mahasiswa, mereka dianggap
telah mampu mengatur dan melaksanakan tanggung jawabnya sendiri.
Seorang mahasiswa memiliki kesempatan untuk dapat mengasah keterampilannya dalam berbagai aspek sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki selama berada di Perguruan Tinggi. Menurut Irianto (2006) Perguruan Tinggi adalah komunitas ilmiah. Konsep komunitas ilmiah di sini dianggap identik dengan komunitas pelajar atau komunitas akademik, oleh karena itu Perguruan Tinggi berisi orang-orang yang memiliki intelektualitas. Mahasiswa sebagai elemen penting dalam sebuah institusi pendidikan dapat memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan lembaga yang menaunginya. Auguste Comte pernah menyatakan bahwa mahasiswa sebagai “agent of change” diharuskan memiliki kemampuan yang dikelompokkan menjadi kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) (Azis, Sunyoto, & Widodo, 2008). Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya diharapkan dapat menjadi bagian dari “agent of change” yang berprestasi secara akademik
maupun
non-akademik,
sehingga
mahasiswa
tidak
hanya
memiliki
intelektualitas yang tinggi, tetapi juga mampu menerapkan ilmu pengetahuannya di masyarakat. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya adalah salah satu
Fakultas
mahasiswanya.
yang
juga telah menetapkan standar kualifikasi tersendiri untuk
Kualifikasi yang perlu dimiliki oleh mahasiswa FISIP Universitas
Brawijaya dalam hal keterampilan yaitu mahasiswa mampu mengembangkan potensi diri baik secara keilmuan maupun personal dalam bidang minat dan bakat melalui pengembangan keorganisasian dan kepemimpinan dalam berbagai kegiatan pelatihan yang terarah guna mempersiapkan diri sebagai pelopor generasi muda di masa depan (Buku Panduan FISIP UB, 2009). Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh mahasiswa di Perguruan Tinggi khususnya mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya adalah keterampilan dalam komunikasi interpersonal. Smith (Matin, Jandaghi, Karimi, & Hamidizadeh, 2010) mendefinisikan keterampilan komunikasi interpersonal sebagai
3
kemampuan yang baik dalam bekerja sama, dan melibatkan penerimaan kepada orang lain tanpa adanya prasangka. Hal ini tidak selalu berarti bahwa seseorang menyukai orang lain,
tetapi bagaimana mengatasi ketidaksukaan tersebut untuk
mencapai
kesuksesan dalam tugas-tugas yang dimiliki. Mahasiswa namun
selain
memang
perlu
memiliki kemampuan intelektual yang memadai,
memiliki
kemampuan
dalam
bidang
akademik,
keterampilan
berkomunikasi juga diperlukan untuk menunjang kemampuan akademiknya. Dalam bidang pekerjaan, mahasiswa sebagai lulusan dari Perguruan Tinggi juga harus bersaing dengan mahasiswa lainnya untuk mendapatkan posisi di perusahaan atau instansi tertentu, sehingga mahasiswa perlu untuk memaksimalkan kemampuannya bukan hanya secara intelektual,
tetapi juga kemampuan lain seperti keterampilan komunikasi
interpersonal. Hasil survei National Association of Colleges and Employers (NACE) pada tahun 2002 di Amerika Serikat menyatakan bahwa 5 diantara 20 kualitas lulusan Perguruan Tinggi yang diharapkan di dunia kerja adalah kemampuan untuk memimpin (3,97%), kemampuan untuk bekerja sama dengan (4,54%), kemampuan berorganisasi (4,05%), kemampuan berkomunikasi (4,69%), kemampuan interpersonal (4,50%) (Putri & Handoyo, 2010). Menurut Johson keterampilan dalam berkomunikasi bukan merupakan bawaan sejak lahir dan juga tidak akan muncul secara tiba-tiba saat kita memerlukannya, keterampilan tersebut harus dipelajari dan dilatih (Supratiknya, 1995). Survei yang dilakukan oleh Yoshida, Milgrom, & Coldwell (2002) di Washington menyebutkan bahwa dibutuhkan pembelajaran untuk
dapat
mencapai keterampilan komunikasi
interpersonal yang baik. Proses belajar yang baik terbukti dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal. Orang-orang yang sering belajar berkomunikasi memiliki
keterampilan
komunikasi
interpersonal
yang
hanya
mengetahui
cara
berkomunikasi yang baik, tetapi tidak mempraktekkannya. Mahasiswa yang menempuh pendidikan di FISIP Universitas Brawijaya, selain mengikuti kegiatan perkuliahan juga dapat mengikuti kegiatan non-akademik seperti organisasi kemahasiswaan. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kampus dapat memberi pengalaman dan juga kesempatan untuk menjalin relasi dengan mahasiswa lainnya, sehingga dari interaksi tersebut mereka dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan kampus, tentunya juga
4
ikut berpartisipasi dalam suatu organisasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Universitas Brawijaya telah memfasilitasi kegiatan kemahasiswaan. Mahasiswa dapat menggunakan fasilitas tersebut dan memilih sesuai dengan minatnya. Partisipasi dalam kegiatan berorganisasi
diharapkan
keterampilan
mahasiswa
organisasi kemahasiswaan dan eksistensi dalam
dapat
mengembangkan
seperti
keterampilan
wawasan,
komunikasi
kepribadian,
dan
interpersonalnya,
serta
mendukung dan melengkapi pencapaian tujuan secara akademik dan non-akademik. Organisasi menurut Robbins (1994) adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis yang relatif kesinambungan untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan. Menurut Miftahuddin (2013) pengalaman berorganisasi memberikan bekal kepada lulusan perguruan tinggi dalam berbagai hal, antara lain: 1) kemampuan berinteraksi, kemampuan
berkomunikasi,
menyampaikan manajemen,
gagasan seperti
di
kemampuan muka
perencanaan,
umum,
perpikir 2)
logis-sistematis,
kemampuan
pengorganisasian,
kemampuan
melaksanakan
pelaksanaan,
dan
fungsi
evaluasi,
kemampuan memimpin, serta kemampuan memecahkan permasalahan. Seorang aktifis saat memasuki dunia kerja akan lebih tanggap, terampil, cekatan, dan mampu menyesuaikan keadaan. Ia akan lebih mampu mengurai permasalahan yang dihadapi dalam setiap penugasan. Mahasiswa yang semasa kuliah tidak aktif berorganisasi, maka ketika memasuki dunia kerja ia baru mulai belajar keterampilan-keterampilan di atas. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diketahui mengenai pentingnya memiliki keterampilan komunikasi interpersonal bagi mahasiswa, maka penulis tertarik untuk
melakukan
penelitian
tentang
“Perbedaan
Keterampilan
Komunikasi
Interpersonal pada Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya Ditinjau dari Keaktifan Berorganisasi”. HIPOTESIS PENELITIAN Ha
:
Terdapat
mahasiswa
perbedaan FISIP
keterampilan
Universitas
komunikasi
Brawijaya
interpersonal
ditinjau
dari
pada
keaktifan
berorganisasi. Ho
: Tidak terdapat perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal pada mahasiswa berorganisasi.
FISIP
Universitas
Brawijaya
ditinjau
dari
keaktifan
5
TINJAUAN PUSTAKA Keterampilan Komunikasi Interpersonal Menurut Wiryanto (2004) komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Komunikasi ini paling efektif mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. DeVito (2007) mendefinisikan keterampilan komunikasi interpersonal sebagai kemampuan
untuk
melakukan
komunikasi
secara
efektif
dengan
orang
lain.
Kemampuan ini merupakan ukuran dari kualitas seseorang dalam berkomunikasi interpersonal yang meliputi pengetahuan tentang aturan-aturan dalam komunikasi nonverbal, seperti sentuhan dan kedekatan fisik, juga pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi sesuai dengan konteks, memperhatikan orang yang diajak berinteraksi, memperhatikan volume suara. Keaktifan Berorganisasi Keaktifan menurut Suharsono dan Retnoningsih (2005) berasal dari kata aktif, yang memiliki arti giat, gigih, dinamis, dan bertenaga atau lawan statis atau lamban dan mempunyai kecenderungan menyebar atau berkembang. Keaktifan merupakan suatu perilaku yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seseorang untuk aktif dalam kegiatan. Keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi merupakan suatu perilaku atau tindakan nyata yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan organisasi tersebut. Organisasi menurut Robbins (1994) adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok
tujuan.
Perkataan
dikoordinasikan
dengan
sadar
mengandung
pengertian manajemen. Kesatuan sosial berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti orang di dalam sebuah organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan terlebih dahulu.
6
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel bebas pada penelitian ini adalah keaktifan berorganisasi, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan komunikasi interpersonal. Subyek Penelitian Subyek penelitian berjumlah 216 mahasiswa semester 5 di FISIP Universitas Brawijaya yang dibedakan menjadi kelompok aktif berorganisasi dan kelompok tidak aktif berorganisasi. Kelompok subyek yang aktif berorganisasi sebanyak 108 mahasiswa dan kelompok subyek yang tidak aktif berorganisasi juga sebanyak 108 mahasiswa. Alat Ukur Keterampilan komunikasi interpersonal dalam penelitian ini diukur menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek keterampilan komunikasi interpersonal dari teori yang dikemukakan oleh Joseph DeVito, yaitu keterbukaan (Openness), perilaku suportif (Supportiveness), perilaku positif (Positiveness), empati (Empathy), dan kesamaan (Equality) (Fajar, 2009). Skala keterampilan komunikasi interpersonal merupakan skala dengan model Likert yang memiliki empat alternatif pilihan jawaban, yaitu ). Skala ini terdiri dari 32 aitem yang berisi pernyataan favourable dan unfavourable. Uji validitas dan reliabilitas pada saat uji coba menghasilkan koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,890 dengan 32 aitem diterima (standar rix > 0,30). Hal tersebut menunjukkan bahwa skala keterampilan komunikasi interpersonal adalah reliabel (standar reliabilitas > 0,60). METODE ANALISIS Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dua sampel bebas dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. HASIL Hasil perhitungan uji beda dengan menggunakan uji t dua sampel bebas, didapat nilai t hitung sebesar -5,439 dengan signifikansi 0,000, sementara nilai t tabel sebesar 1,971. Menurut Riduwan (2009) hipotesis diterima apabila t hitung > t tabel. Nilai t hitung (-5,439) > t tabel (1,971), sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif diterima. Nilai t hitung yang negatif menunjukkan bahwa nilai t hitung berada pada luasan daerah penolakan Ho, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil uji hipotesis
7
menunjukkan mahasiswa
terdapat FISIP
perbedaan
Universitas
keterampilan
Brawijaya
ditinjau
komunikasi dari
interpersonal
keaktifan
pada
berorganisasi.
Perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal di antara dua kelompok ini, yaitu subyek yang aktif berorganisasi dan subyek yang tidak aktif berorganisasi adalah signifikan karena nilai signifikansi (p) 0,000 < 0,05. PEMBAHASAN Hasil pengujian
statistik
pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal pada mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya Malang ditinjau dari keaktifan berorganisasi, karena hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (-5,439 > 1,971) dan signifikansi perbedaan ditunjukkan oleh nilai (p) yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal tersebut dapat diketahui juga dari nilai rata-rata kedua kelompok yang berbeda, yaitu rata-rata keterampilan komunikasi interpersonal subyek tidak aktif berorganisasi sebesar 89,56 dan subyek yang aktif berorganisasi memiliki rata-rata keterampilan komunikasi interpersonal sebesar 95,88. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan di FISIP Universitas Brawijaya. Pengembangan kemampuan intelektual pada mahasiswa khususnya mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya yang mempelajari ilmu-ilmu sosial secara bersamaan juga harus memiliki kemampuan interpersonal yang baik, sehingga dapat menyesuaikan diri dan memberikan manfaat secara praktis kepada masyarakat. Keterampilan komunikasi interpersonal menurut DeVito (2007) adalah kemampuan untuk melakukan komunikasi secara efektif dengan orang lain. Kemampuan ini perlu dimiliki oleh mahasiswa bukan hanya pada saat berhubungan dengan masyarakat, akan tetapi juga saat proses perkuliahan. Proses perkuliahan khususnya di FISIP Universitas Brawijaya yang mempelajari ilmu-ilmu sosial, mahasiswa selalu dituntut untuk dapat memahami kehidupan sosial yang ada di masyarakat daalam bidang sistem politiknya, pemerintahan, psikologis, sosiologis, hubungan internasional, dan komunikasi di dalam kehidupan sosial. Mahasiswa yang mempelajari ilmu sosial tentunya akan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, pada saat perkuliahan mahasiswa seringkali diberikan tugas untuk mempelajari kehidupan di masyarakat secara lebih dekat dibanding dengan keilmuan di luar ilmu sosial. Adanya kemampuan berkomunikasi interpersonal yang memadai dapat
8
membuat mahasiswa menunjang kemampuan secara akademik dalam perkuliahan. Menurut Johnson (Supratiknya, 1995) terdapat beberapa peran penting komunikasi interpersonal,
seperti membantu perkembangan intelektual dan sosial, membentuk
identitas atau jati diri, membantu dalam pembandingan sosial (social comparison), dan menentukan kesehatan mental seseorang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya telah memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya melalui berbagai kegiatan dalam organisasi seperti BEM, DPM, Himpunan Mahasiswa, dan Lembaga Semi Otonom. Mahasiswa yang aktif berorganisasi seringkali bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, seperti mengadakan suatu kegiatan, merekrut dan membina anggota baru, selain itu mereka juga memiliki jabatan dan wewenang masingmasing yang harus dipertanggung-jawabkan. Pencapaian suatu tujuan bersama yang dilakukan bersama-sama ini juga membutuhkan adanya kemampuan berkomunikasi yang baik. Individu yang bekerja sama dengan orang lain dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama akan menghadapi berbagai konflik karena mereka menyatukan beberapa pemikiran dari anggota-anggotanya, mulai dari ide yang berbeda, cara penyelesaian masalah yang berbeda, sudut pandang yang berbeda mengenai suatu konsep, dan hal-hal lainnya. Yoshida, Milgrom, & Coldwell (2002) mangatakan bahwa proses belajar yang baik terbukti dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal. Orang-orang yang sering belajar berkomunikasi memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang hanya mengetahui cara berkomunikasi yang baik, tetapi tidak mempraktekkannya. Mahasiswa
yang
tidak
aktif
berorganisasi
dapat
mengetahui
bagaimana
cara
berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, akan tetapi mereka tidak benar-benar menghadapi berbagai situasi yang dapat menguji kemampuan tersebut, sehingga apabila mereka
mengetahui cara
berkomunikasi mereka
kurang
efektif,
mereka dapat
memperbaiki atau meningkatkannya. Menurut Syofyan (2013) partisipasi secara aktif dalam organisasi kemahasiswaan akan membuat mahasiswa terlatih dalam berbicara di depan umum, mengeluarkan pendapat serta akan melatih mahasiswa untuk bekerja sama dengan orang-orang yang mempunyai karakter yang berbeda dengan dirinya, belajar untuk menghargai dan menghormati
orang.
Secara
terpisah
nilai
rata-rata
keterampilan
komunikasi
9
interpersonal yang dimiliki oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi sebesar 94,80, Ilmu Pemerintahan 93,08, Hubungan Internasional 90,22, Psikologi 91,69, Ilmu Politik 94, dan Sosiologi memiliki nilai rata-rata keterampilan komunikasi interpersonal sebesar 92,5. Hal tersebut menujukkan bahwa mahasiswa di FISIP Universitas Brawijaya memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang cukup baik karena nilai rata-rata dari semua jurusan sebesar 92,73 yang berarti nilai tersebut berada dalam kategori sedang (84 ≤ x ≤ 102). Keterampilan komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh mahasiswa di FISIP Universitas Brawijaya dapat ditingkatkan melalui keterlibatan dalam berorganisasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian statistik maka dapat diambil kesimpulan penelitian, sabagai berikut: 1.
Terdapat perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal pada mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya ditinjau dari keaktifan berorganisasi. Hal ini dibuktikan oleh nilai uji t sebesar -5,439 dan signifikansi 0,000 yang berarti keterampilan komunikasi interpersonal berbeda secara signifikan, sehingga hipotesis alternatif sebagai hipotesis penelitian diterima. Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya yang
aktif
berorganisasi
memiliki
nilai
rata-rata
keterampilan
komunikasi
interpersonal sebesar 95,88 yang lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa yang tidak
aktif
berorganisasi
dengan
nilai
rata-rata
keterampilan
komunikasi
interpersonal sebesar 89,56. 2.
Secara keseluruhan mahasiswa yang menempuh pendidikan di FISIP Universitas Brawijaya memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang cukup baik karena memiliki nilai rata-rata keterampilan komunikasi interpersonal sebesar 92,73 dan berada dalam kategori sedang (84 ≤ x ≤ 102).
SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan bagi mahasiswa agar tidak hanya mengikuti kegiatan perkuliahan, tetapi juga aktif berorganisasi untuk meningkatkan kemampuan intelektual secara teoritis maupun praktis dan memilih kegiatan yang benar-benar sesuai dengan kepribadian dan minatnya. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya agar dapat memperluas subyek penelitian dan melakukan penelitian lanjutan
10
dengan
menghubungkan
atau
membandingkan
variabel
keterampilan
komunikasi
interpersonal atau keaktifan berorganisasi dengan variabel lain, seperti kecerdasan emosi. DAFTAR PUSTAKA Azis, A., Sunyoto, & Widodo, R.S. (2008). Korelasi antara Keaktifan dalam Organisasi Kemahasiswaan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. 8 (1): 1-2. Diunduh dari http://journal.unnes.ac.id pada 22 Juni 2013. Buku Panduan FISIP UB. (2009). Buku Panduan. Malang: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya. DeVito, J.A. (2007). The Interpersonal Communication Book. USA: Pearson Education. Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Irianto, I.D. (2006). Gaya Hidup Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur. Jurnal IlmuIlmu Sosial. 6 (2): 122-123. Diunduh dari http://eprints.upnjatim.ac.id pada 26 Juni 2013. Matin, Z.H., Jandaghi, G., Karimi, F.H., & Hamidizadeh, A. (2010). Relationship between Interpersonal Communication Skills and Organizational Commitment (Case Study: Jahad Keshavarzi and University of Qom, Iran). European Journal of Social Science. 13 (3): 388-394. Diunduh dari http://ejournal.narotama.ac.id pada 5 Mei 2013. Miftahuddin. (2013). Mahasiswa Ideal : Berprestasi, Berorganisasi, dan Berbudi Pekerti. Artikel. Diunduh dari http://stainsalatiga.ac.id pada 25 Juni 2013. Putri, H.E., & Handoyo, S. (2010). Hubungan antara Self Esteem terhadap Leadership Identity pada Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal INSAN. 12 (3): 168-170. Diunduh dari http://210.57.222.46 pada 26 Juni 2013. Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta. Robbins, S.P. (1994). Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi. Jakarta: Arcan. Suharsono & Retnoningsih, A. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya. Supratiknya, A. (1995). Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius. Syofyan, R. (2013). Pengaruh Ekonomi Keluarga, Partisipasi dalam Organisasi Kemahasiswaan dan Komunikasi Interpersonal dengan Dosen terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa PSPE. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 2 (4): 5-6 Diunduh dari http://ejournal.unp.ac.id pada 22 Juni 2013. Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
11
Yoshida, T., Milgrom, P., & Coldwell, S . (2002). How Do U.S. and Canadian Dental Schools Teach Interpersonal Communication Skills. Journal of Dental Education. 66 (11): 1281-1287. Diunduh dari http://jdentaled.org pada 22 Juli 2013.