Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR CERITA DARI TEKS CERITA YANG ADA DALAM MODEL PEMBELAJARAN TANDUR DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL SISWA KELAS IV
ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD
OLEH :
ROHMAN APRILIYANTO NPM : 11.1.01.10.0310
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UNP KEDIRI 2015 Karya Ilmiah Oleh :
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Skripsi Oleh:
Rohman Apriliyanto NPM: 11.1.01.10.0310
Judul:
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR CERITA DARI TEKS CERITA YANG ADA DALAM MODEL PEMBELAJARAN TANDUR DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL SISWA KELAS IV
Telah dipertahankan didepan Panitia Ujian/Sidang Skripsi Jurusan PGSD FKIP UNP Kediri Pada tanggal: 25 Mei 2015 Dan Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR CERITA DARI TEKS CERITA YANG ADA DALAM MODEL PEMBELAJARAN TANDUR DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL SISWA KELAS IV Rohman Apriliyanto 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD e-mail:
[email protected] Sutrisno Sahari, Sulistiono UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsurunsur cerita dari teks cerita dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR dan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas IV MIN Doko. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Probability Sampling, terdiri dari 30 siswa kelas IV A diajar dengan model pembelajaran TANDUR dan 30 siswa kelas IV B diajar dengan model pembelajaran konvensional. Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur cerita diukur dengan tes tertulis pada akhir pembelajaran, dengan hasil mean kelas eksperimen 82,70 dan mean kelas kontrol 57,70. Data yang diperoleh dianalisis dengan Independent t testdengan hasil nilai sig.t hitung 0,000 < 0,05. Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerita yang diajar dengan model pembelajaran TANDUR lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Kata kunci: Hasil belajar, Unsur-unsur cerita, TANDUR, Konvensional
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri untuk
A. PENDAHULUAN Belajar pada hakikatnya merupakan
mencapai
kompetensi
lulusan.
Standar proses berisi kriteria minimal
proses interaksi terhadap semua situasi
proses
yang ada disekitar individu. Belajar dapat
pendidikan dasar dan menengah diseluruh
dipandang sebagai proses yang diarahkan
wilayah
pada
tujuan
hukum
pada
negara
satuan
Republik
proses
berbuat
Indonesia. Standar proses ini berlaku
memahami
sesuatu
untuk jenjang pendidikan dasar dan
(Sudjana, 1989:28). Sedangkan menurut
menengah pada jalur formal, baik pada
Sukmadinata (2005) menyebut bahwa
sistem paket maupun pada sistem kredit
sebagian terbesar perkembangan individu
semester.
berlangsung melalui belajar.
perencanaan proses pembelajaran, dan
mengamati,
dan
pembelajaran
dan
Standar
proses
meliputi
Pengertian belajar di dalam kurikulum
pengawasan proses pembelajaran untuk
2013 adalah sebagai tindakan dan perilaku
terlaksananya proses pembelajaran yang
siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
efektif dan efisien.
maka belajar hanya dialami oleh siswa
Salah satu masalah yang dihadapi
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya
dunia
pendidikan
atau tidak terjadinya proses belajar. Proses
lemahnya proses pembelajaran. Dalam
belajar terjadi berkat siswa mempelajari
proses pembelajaran, anak didorong untuk
sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
mengembangkan kemampuan berpikir.
Lingkungan yang dipelajari siswa berupa
Proses pembelajaran di dalam kelas
keadaan alam, benda-benda, atau hal-hal
diarahkan kepada kemampuan anak untuk
yang dijadikan bahan belajar. Tindakan
menghafal informasi, otak anak dipaksa
belajar dari suatu hal tersebut nampak
untuk mengingat dan menimbun berbagai
sebagai perilaku belajar dari luar (Amri,
informasi tanpa dituntut untuk memahami
2013:38). Standar proses pembelajaran
informasi
dalam kurikulum 2013 didasarkan pada
menghubungkannya dengan kehidupan
amanat peraturan pemerintah nomor 19
sehari-hari.
tahun 2005 tentang standar nasional
Fungsi
yang
adalah
diingatnya
pendidikan nasional
untuk
sesuai
(Amri, 2013:49), salah satu standar yang
dengan
berkaitan
pelaksanaan
Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20
pembelajaran pada satuan pendidikan
tahun 2003 pasal 1 (dalam Laila dan
dengan
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
Undang-undang
masalah
Sistem
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Fauziddin,
2011:110)
tentang
sistem
Salah satu prinsip dari pendidikan
pendidikan nasional menyatakan bahwa
adalah
terselenggaranya
pendidikan
sebagai
proses
adalah
usaha
sadar
dan
pendidikan
pemberdayaan
terencana untuk mewujudkan suasana
pembudayaan
belajar dan proses pembelajaran agar
berlangsug sepanjang hayat. Dalam proses
peserta didik secara aktif mengembangkan
tersebut diperlukan guru yang memberi
potensi dirinya untuk melihat kekuatan
keteladanan, membangun kemauan, serta
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
mengembangkan potensi dan kreativitas
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
peserta didik.
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
peserta
didik
dan yang
Berbagai kesulitan dan ketidakmauan dari seorang guru untuk menggunakan
Proses pendidikan terencana diarahkan
berbagai
metode
dalam
kegiatan
untuk mewujudkan suasana belajar dan
pembelajaran membuat seolah-olah guru
proses pembelajaran. Pendidikan tidak
hanya
hanya
untuk
pembelajaran,
tetapi
memikirkan manfaat dari penggunaan
bagaimana memperoleh hasil atau proses
metode pembelajaran dalam kegiatan
belajar yang terjadi pada diri peserta didik
pembelajarannya. Hal ini mengakibatkan
(Sanjaya, 2007:4).
tidak sedikit dari siswa yang merasa jenuh
semata-mata
mencapai
hasil
berusaha
belajar,
akan
Untuk memperbaiki sistem pendidikan
bertugas
melakukan dan
kegiatan
tidak
begitu
dengan kegiatan yang mereka jalani. Hal
nasional telah ditetapkan visi, misi, dan
ini
strategi
pendidikan
menggunakan berbagai metode, model
nasioanal. Visi pendidikan nasional adalah
dan media pembelajaran yang nantinya
terwujudnya sistem pendidikan sebagai
akan lebih menumbuhkan semangat siswa
pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran
untuk
dan mampu memahami informasi yang
pembangunan
memberdayakan
semua
warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang
berkualitas
sehingga
disebabkan
guru
tidak
disampaikan oleh guru. Guru dalamp roses belajar untuk
mampu dan proaktif menjawab tantangan
meningkatkan
zaman yang selalu berubah.
seharusnya kemampuan
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
karena
prestasi tidak
belajar
hanya
mengembangkan
siswa
memiliki ilmu
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri pengetahuan
saja,
pada
model pembelajaran dari metode quantum
untuk
teaching. Quantum teaching menguraikan
melaksanakan pembelajaran yang menarik
cara–cara baru yang memudahkan proses
dan
Menurut
belajar lewat perpaduan unsur seni dan
seorangguru
pencapaian yang terarah. Apapun mata
memiliki
lebih
kemampuan
bermakna
Sugiyanto adalah
tetapi
bagi
(2008)
siswa.
tugas
menjadikan
sebelumnya
tidak
pelajaranyang
menarik
menjadi
pelajaran
yang
diajarkan,
menggunakan metode quantum teaching
menarik, yang dirasakan sulit menjadi
dapat
mudah, yang tadinya tak berarti menjadi
keistimewaan
belajar
bermakna.
pengajaran
Peran
pembelajaran dilaksanakan
dalam
perencanaan
diharapkan
dapat
melejitkan
optimal
sebagai
sumber belajar, fasilitator, pengelola, pembimbing,
menggabungkan
guru
secara
motivator
dan
pemberi
evaluasi.
prestasi
keistimewaanmenuju
bentuk
yang
siswa (
akan
DePorter,
2003). Menurut DePorter (2003:88–93) model TANDUR dirancang untuk meningkatkan aktivitas
Tujuan kegiatan pembelajaran adalah
dengan
siswa
denganpemberian
pengalaman belajar melalui pengamatan,
untuk menyampaikan materi pembelajaran
penyelidikan,
kepada siswa, dengan harapan bahwa
pemasalahan
siswa nantinya bisa memahami dan
kehidupan sehari-hari. Pengalaman belajar
menerapkan materi yang telah siswa
tersebut
peroleh.
pembelajaran
Untuk
memahamkan
siswa
maupun yang
diskusi
ditemukan
dikemas
dalam
yang
dalam
skenario
menyenangkan.
terhadap materi yang diberikan oleh guru
TANDUR
ataupun mencapai tujuan dari kegiatan
tumbuhkan,
pembelajaran, perlu adanya penggunaan
demonstrasikan, ulangi, dan rayakan yang
model pembelajaran. Salah satu dari
merupakan
berbagai model yang ada adalah model
pembelajaran quantum teaching.
pembelajaan pembelajaran
TANDUR. TANDUR
Strategi (tumbuhkan,
Guru
adalah
atas
kependekan alami,
kerangka
tentunya
menggunakan
namai,
rancangan
dituntut berbagai
dari
untuk model
alami, namai demonstrasikan, ulangi, dan
pembelajaran yang ada, dan salah satunya
rayakan) merupakan salah satu model dari
adalah penggunaan model pembelajaran
pembelajaran yang dikembangkan dalam
TANDUR dalam mata pelajaran bahasa
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Indonesia. Berdasarkan uraian di atas
eksperimen dengan pembelajaran model
perlu
TANDUR dan 30 siswa kelas kontrol
dilakukan
penelitian
tentang
“perbedaan kemampuan mengidentifikasi
dengan
unsur-unsur cerita dari teks cerita pada
Konvensional.
pembelajaran
model
TANDUR
pembelajaran
model
dan
Data hasil belajar siswa diperoleh
pembelajaran model konvensional siswa
dengan menggunakan alat evaluasi berupa
kelas IV”
tes formatif yang selanjutnya di analisis menggunakan analisis statistik Parametrik
B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan pnenltiian eksperimen
dengan
uji t berupa
uji Independent Sampel t
menggunakan
testdengan bantuan program komputer
rancangan True Experimental Design
SPSS versi 20 yang sebelumnya di uji
Posttest-Only Control Design. Seperti
homogenitasnya dan normalitasnya.
pada gambar berikut
Hipotesis yang di uji dalam penelitian
Q1
X1
Y1
ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar
Q2
X2
Y2
siswa
yang
di
ajar
dengan
model
Gamar 1. Desain Penelitian
TANDUR dan siswa yang di ajar dengan
Keterangan :
model Konvensional.
Q1: Kelompok Eksperimen X1: Perlakuan Kelompok Eksperimen Y2:
Hasil
belajar
kelompok
Eksperimen
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis data hasil belajar siswa
dengan
model
pembelajaran
TANDUR dan konvensional dapat dilihat
Q2: Kelompok Kontrol
bahwa nilai rata-rata antara keduanya
X2: Perlakuan Kelompok Kontrol Y2: Hasil Belajar Kelompok Kontrol Populasi dalam penelitian ini adalah
tidak sama. perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
siswa kelas IV A,B,C,dan D di MIN Doko dengan
jumlah
120
siswa.
Sampel
penelitian ditentukan dengan Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling dengan jumlah siswa 60 siswa yang
terdiri
dari
30
siswa
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
kelas
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri yang signifikan antara penggunaan model 82,7
pembelajaran TANDUR dengan model pembelajaran konvensional.
57,7
D. Simpulan
mean
Berdasarkan
penelitian
dilakukan
terhadap
Ibtidaiyah
Negeri
yang
siswa Doko
telah
Madrasah kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri, maka dapat Eksperimen
kontrol
disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
kelas
TANDUR lebih baik di bandingkan Gambar 2. Grafik Perbedaan mean kelas yang diajar dengan model TANDUR (
) dan model
Konvensional (
)
prestasi
siswa
yang
menggunakan
model
konvensional
dengan
belajar
dengan
pembelajaran mean
kelas
eksperimen sebesar 82,70dan mean kelas kontrol sebesar 57,70.
Gambar diatas menujukkan bahwa siswa
pada
kelompok
eksperimen
mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi yakni 82,70, sedangkan siswa kelompok kontrol mendapatkan nilai ratarata 57,70. Perbedaan ini juga di dukung dengan hasil analisis uji independent t test berikut: Tabel 1. Hasil uji t Nilai sig.
Nilai sig.
Taraf
t hitung
F hitung
signifikan
0,000
0,053
0,05
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai sig t hitung yakni 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
E. Daftar Pustaka Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Praktik Lapangan. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Rusman.
2012.
Model-Model
Pembelajaran
Mengenbangkan
Profesionalisme
Guru.
Jakarta:
Rajawali Pers Sugiono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Bandung:
Alfabeta
Bandung Amri, S. 2013. Pengembangan dan Model
Pembelajaran
Dalam
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Kurikulum 2013. Jakarta: Pustaka Publisher DePorter
&
Terjemahan Hernacki,
M.
1992.
Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman
Menyenangkan. Alwiyah,
A.
dan
Terjemahan 2000.
Bandung:
Penerbit Kaifa
Sastra
Indonesia.
Bandung: UPI Press
Penelitia.
Yogyakarta:
Baru Press
Rohman Apriliyanto| 11.1.01.10.0310 FKIP - PGSD
Pustaka
N
2014.
Rosyidi, N. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning Dengan
Software
Computer
Algebraic System (Cas) Terhadap Belajar
Ditinjau Dari
Matematika
Motivasi Belajar
Siswa SMA Kabupaten Sragen. Jurnal
Sujarweni, W. 2014. SPSS Untuk
Ary,
Bandung: Penerbit Kaifa.
Prestasi
Djuanda, D & Iswara, P.D. 2006. Apresiasi
DePorter. 2000. Quantum Teaching.
Pendidikan
Indonesia,
(Online), 1 (1): 18-19), tersedia: http://eprints.uns.ac.id, diunduh 4 November
2014.
simki.unpkediri.ac.id || 10||