PERBANYAKAN 13 JENIS BATANG BAWAH SERTA 5 JENIS JERUK ASAL PASANG SURUT SECARA IN VITRO (In Vitro Multiplication of 13 Types of Rootstock and 5 Types of Citrus from Tidal Swam Land) Nirmala F. Devy dan Jati BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA
ABSTRAK Batang bawah sangat menentukan pertumbuhan dari batang atas suatu tanaman jeruk, karena bagian tersebut mempunyai kemampuan dalam mengeksploitasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu kekeringan, kelebihan air, dan ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu. Pada lahan pasang surut, dibutuhkan batang bawah jeruk yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang relatif mempunyai tinggi air tersedia sangat dangkal yaitu yang mempunyai akar menyebar pada bagian pangkal batang. Perbanyakan in vitro diharapkan menjadi salah satu metode untuk mendapatkan sistem perakaran tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2003 s/d Desember 2004 di Laboratorium Kultur Jaringan Balitjestro. Penelitian ini menggunakan 13 jenis batang bawah dan 5 jenis jeruk asal pasang surut. Dari penelitian perbanyakan batang bawah jeruk secara in vitro dengan menggunakan tunas pucuk sebagai bahan eksplan, dapat disimpulkan bahwa Flying Dragon, Volkameriana, Emperor Mandarin, RL, dan JC merupakan kelompok batang bawah yang cepat bertunas, yaitu antara 2-5 minggu setelah kultur, sedangkan Cleopatra Mandarin adalah jenis yang paling lama untuk bertunas, yaitu mencapai 20 minggu dengan jumlah tunas 1-2 per eksplan pada kelompok trifoliate, yaitu Citrumello 4475, Troyer Citrange, dan Poncirus Trifoliata mampu bertunas antara 3-4 per eksplant berbeda sangat nyata (lebih tinggi) dibandingkan dengan jenis lainnya. Sedangkan pada 5 jenis jeruk asal pasang surut, yaitu Limau Kuit, Siem Banjar, dan Jeruk Asam hanya mampu bertunas 5 - 10% dari jumlah total eksplan ditanam, dan pada Jeruk Nipis dapat mencapai mencapai 55.5%. Tunas-tunas baru yang tumbuh dari eksplan, akan berproliferasi antara 1-7 minggu setelah tanam. Jenis Citrumello 4475, Cleopatra Mandarin, Poncirus Trifoliata, Emperor Mandarin, Carrizo Citrange dan Flying Dragon mampu berproliferasi pada kisaran waktu antara 1-2 minggu setelah kultur. Sedangkan jenis JC, Jeruk asam, Nipis, Sambal dan Purut berproliferasinya berkisar ± 7 minggu. Pada media perakaran, hanya 5 dari 15 jenis tanaman jeruk dapat berakar antara 20 - 70 hari setelah kultur. Batang bawah RL baru dapat berakar setelah 60 hari setelah kultur berbeda nyata dengan jenis Nipis, JC dan Kasturi, yang berakar pada 23-30 hari setelah perlakuan, dengan persentase yang berakar hanya 19% dan rata-rata jumlah akar/eksplan 2 buah. Kata kunci : Jeruk, batang bawah, pasang surut, in vitro.
168
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
ABSTRACT Root stock determines the scion growth, because it has ability to exploit the stress conditions: such as drought, excessive water, and pest diseases attack. In tidal swamp areas, it is necessary to use the root stock which has adaptability to very shallow available water, characterized by spread root system in the trunk base. In vitro propagation is an expected method to obtain the type of the root system. The research was conducted in January 2003 to December 2004 in the tissue culture laboratory of Balitjestro. Thirteen rootstock varieties and five tidal swamp varieties were used. The result showed that Flying Dragon, Volkameriana, Emperor Mandarin, RL, and JC are the earlier group in shoot initiation (2-5 weeks after planting) while Cleopatra Mandarin was the latest one (20 weeks after planting). In trifoliate group, Citrumello 4475, Troyer Citrange, and Poncirus Trifoliata showed significant difference with other varieties in the number of shoot formed. The tidal swamp varieties: Limau Kuit, Siem Banjar, and Jeruk Asam could only formed shoot 5-10% of the total explants, and Jeruk Nipis has 55.5% that formed shoot of the total explants. The new shoot initiated from the explants would proliferate in 1-7 weeks after planting. Citrumello 4475, Cleopatra Mandarin, Poncirus Trifoliata, Emperor Mandarin, Carrizo Citrange and Flying Dragon were proliferated in 1-2 weeks after planting, while JC, Jeruk asam, Nipis, Sambal dan Purut were proliferated in 7 weeks. In rooting medium, only 5 of 15 varieties could form root, appeared 20-70 days after cultured. The RL formed root in 60 days, significantly different with Nipis, JC and Kasturi, that formed root in 23-30 days after treatment with 19% rooted plantlets and on the average 2 root/explant. Keywords : Citrus, root stock, tidal swam land, in vitro. PENDAHULUAN Pengembangan agribisnis jeruk di masa mendatang mengarah ke pemanfaatan lahan marginal, baik lahan kering maupun lahan pasang surut. Di Kalimantan, luas lahan rawa mencapai ± 9.649.600 ha, dari luasan tersebut, 2.689.550 ha merupakan lahan rawa pasang surut dan 6.960.050 ha merupakan rawa non pasang surut (Adimihardja et al., 1998). lahan pasang surut merupakan salah satu alternatif daerah pengembangan jeruk, walaupun lahan marginal ini memiliki tingkat kesuburan rendah serta kendala agrofisik yang beragam. (Sutapradja, 1998). Hal ini disebabkan karena pada keadaan yang tergenang lama, akan menyebabkan lingkungan biotik dan abiotik rhizosphere berubah baik jumlah maupun jenisnya, sehingga akan mempengaruhi perakaran tanaman dan keragaan tanaman (Nilsen and Orcutt, 1996). Berdasarkan tuntutan syarat tumbuh jeruk, jeruk kurang ideal untuk diusahakan di lahan pasang surut. Rendahnya produktivitas jeruk di lahan pasang surut disebabkan oleh air tanah yang dangkal dan fluktuasi genangan air pasang surut. Selain itu, adanya asam-
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
169
asam organik akibat dekomposisi anaerobik dan pengaruh salinitas air yang tinggi, menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tanaman selanjutnya termasuk oleh penyakit yang berasosiasi dengan kondisi tersebut seperti penyakit busuk akar dan batang (Doorenbos et al., 1986; Foth, 1978). Batang bawah sangat menentukan pertumbuhan dari batang atas suatu tanaman jeruk, karena bagian tersebut mempunyai kemampuan dalam mengeksploitasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu kekeringan, kelebihan air, dan ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu (Bitters, 1983; Castle et al., 1990; Saunt, 2000). Petani jeruk di Indonesia hanya menggunakan batang bawah jenis JC dan RL. Batang bawah JC relatif tahan terhadap kekeringan dan salinas tinggi, peka terhadap penyakit CTV, CVPD, CEV dan penyakit busuk akar dan batang. Oleh karena itu diperlukan jenis batang bawah alternatif selain kedua batang bawah tersebut yang sesuai dengan daerah pasang surut, misalnya jeruk yang telah adaptif pada lahan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan akan batang bawah tersebut, akan digunakan metode perbanyakan secara masal melalui kultur in vitro. Teknologi ini diharapkan akan menghasilkan batang bawah secara masal dalam waktu yang relatif singkat dengan sistem perakaran yang menyebar seperti yang dihasilkan oleh sistem cangkokan sehingga akan sesuai untuk daerah pasang surut. Tujuan dari penelitian ini adalah memperbanyak batang bawah dan jeruk endogenous pasang surut secara masal (in vitro). BAHAN DAN METODE Kegiatan ini dilakukan secara keseluruhan di dalam lingkungan terkontrol (Laboratorium tissue culture dan screen house). Secara umum, penelitian meliputi tahapan perbanyakan eksplan, dan pengakaran secara in vitro. Penelitian dilaksananakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2003. Kegiatan dimulai dengan perbanyakan masal batang bawah secara in vitro. Satu jenis batang bawah endogenous asal pasang surut didapat dari lahan pasang surut di Kalimantan Selatan yaitu Jeruk Asam, sedangkan 12 jenis batang bawah lainnya terdiri dari jenis Citrumello 4475, Troyer Citrange, Cleopatra Mandarin, Poncirus Trifoliata, Volkameriana, Sweet Orange AA32, Sweet Orange AA23, Emperor Mandarin, RL, JC, Carrizo Citrange dan Flying Dragon. Eksplan yang digunakan adalah tunas pucuk.
170
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Pada jeruk asal pasang surut jenis yang digunakan adalah jeruk Kasturi, Limau Kuit, Siem Banjar serta Limau Nipis. Sumber eksplan yang digunakan adalah semaian dari biji yang ditanam secara in vitro pada media MS padat. Semai yang tumbuh, dipotong bagian pucuknya untuk dijadikan eksplan dan ditanam pada media proliferasi, yaitu MS + 1ppm BA + 0.5 ppm IBA + 40 ppm ADE. Metode perbanyakan batang bawah via in vitro: Pada jeruk batang bawah, pohon induk tanaman tersebut dirompes dan dipupuk untuk merangsang tumbuhnya tunas baru. Tunas-tunas baru yang berumur 1 minggu digunakan sebagai eksplan. Sterilisasi eksplan dilakukan dengan cara mencuci eksplan pada air mengalir, kemudian direndam berturut-turut pada larutan klorox 15% dan 5% masingmasing selama 30 menit. Di dalam laminar air flow cabinet tunas dikelupas dan diambil bagian pucuknya setinggi 0.5-1.0 cm. Tunas tersebut kemudian ditanam di dalam media tanam yaitu Media MS tanpa zat tumbuh. Tunas-tunas yang tumbuh dari eksplan, kemudian dipindahkan pada media perakaran, yaitu media Murashige and Skoog yang mengandung 1ppm NAA (Starrantino dan Caruso, 1983; Starrantino dan Caruso, 1987; Devy dan Sutanto, 1994; Sutanto dan Devy, 1995; Devy dan Sutanto, 1997). Parameter yang akan diamati adalah: 1. Rata-rata saat tumbuh dan jumlah tunas baru/eksplan yang tumbuh dari eksplan tunas pucuk (shoot) pada media inisiasi in vitro. 2. Rata-rata % eksplant tanaman yang bertunas 3. Rata-rata % shoot berproliferasi dan saat shoot berproliferasi 4. Rata-rata jumlah shoot yang tumbuh/eksplan saat proliferasi. 5. Rata-rata saat tumbuh akar, % eksplant berakar, dan jumlah akar/eksplant 6. Rata-rata % eksplant yang berkalus dan berakar pada minggu ke 20 setelah kultur Metode perbanyakan jeruk asal lahan pasang surut in vitro: Pada jenis jeruk asal lahan pasang surut, eksplan didapat dari pucuk semaian biji yang ditanam secara in vitro pada media MS padat. Biji-biji yang telah diekstrak dari buah, dikupas kulit luar dan arinya serta ditanam secara in vitro pada media MS padat. Semai yang tumbuh, dipotong bagian pucuknya untuk dijadikan eksplan dan ditanam pada media proliferasi. Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
171
HASIL DAN PEMBAHASAN Perbanyakan batang bawah dan jeruk asal lahan pasang surut in vitro: a. Saat tumbuh dan jumlah tunas baru yang tumbuh dari eksplan tunas pucuk batang bawah Perbanyakan tanaman batang bawah jeruk secara in vitro yang menggunakan tunas pucuk (shoot) sebagai bahan eksplant akan bertunas antara 2 - 20 minggu setelah kultur (Tabel 1) (Gambar 1).
(a)
(b)
Gambar 1. Tunas Pucuk Jeruk Sebagai Bahan Eksplan (a); Tunas Pucuk Baru yang Tumbuh dari Eksplan (b). (Shoot Tip of Citrus as an Explant (a); a New Shoot Which Grows from Explant (b))
Flying Dragon, Volkameriana, Emperor Mandarin, RL, dan JC merupakan kelompok batang bawah yang cepat bertunas, yaitu antara 2-5 minggu setelah kultur, sedangkan Cleopatra mandarin adalah jenis yang paling lama untuk bertunas, yaitu mencapai 20 minggu. Sedangkan jumlah tunas baru yang dapat tumbuh per eksplantnya sangat bervariasi tergantung pada varietasnya. Pada kelompok Cleopatra Mandarin, Volkameriana, Sweet orange, Sweet orange AA23, Emperor mandarin dan RL, shootnya mempunyai kemampuan untuk bertunas dengan jumlah yang rendah, yaitu berkisar antara 1-2 tunas baru/eksplant. Pada kelompok trifoliate, yaitu Citrumello 4475, Troyer Citrange, dan Poncirus Trifoliata berbeda sangat nyata dengan kelompok I, pada batang bawah ini mampu bertunas antara 3-4 per eksplant (Tabel 1).
172
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Tabel 1. Rata-rata Saat Tumbuh dan Jumlah Tunas Baru/Eksplan yang Tumbuh dari Eksplan Tunas Pucuk (Shoot) Pada Media Inisiasi In Vitro. (Average of Shoot Initiation Time and Number of New Shoot Formed from Explant) No
Varietas Batang Bawah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Citrumello 4475 Troyer citrange Cleopatra mandarin Poncirus trifoliata Volkameriana Sweet orange AA32 Sweet orange AA23 Emperor mandarin RL JC Jeruk Asam Carrizo citrange Flying Dragon BNT 5%
Saat Tumbuhnya Tunas (Minggu)
Jumlah Tunas Baru/Eksplan
6.90 c 6.30 bc 20.00 d 6.60 bc 3.00 a 7.28 c 6.42 bc 5.05 abc 5.00 abc 3.60 ab 6.95 c 8.25 c 2.20 a
3.36 ef 3.10 ef 1.00 a 3.66 f 1.28 abc 1.57 abc 1.46 abc 1.80 abcd 1.10 ab 1.92 abcd 2.12 cd 1.00 a 2.50 de
3.27**
0.86**
** sangat nyata
b. Saat tumbuh dan jumlah tunas baru yang tumbuh dari eksplan tunas pucuk jeruk asal pasang surut Pada perbanyakan tanaman jeruk yang banyak tumbuh di daerah pasang surut Kalimantan (Selatan) dilakukan dengan menggunakan tunas yang tumbuh dari semaian biji secara in vitro sebagai eksplan. Jenis-jenis yang berhasil ditemukan secara umum dipetani adalah jenis Jeruk Kasturi, Limau Kuit (A = asal Marabahan), Limau Kuit (B = asal Banjarbaru), Siem Banjar (B), Limau Nipis (A), Limau Nipis (B), dan Jeruk asam/Kinkit. Dari hasil pengamatan, didapat bahwa jeruk jenis limau kuit, Siem Banjar, dan jeruk kinkit/asam dari jumlah total eksplan ditanam yang dapat bertunas persentasenya sangat rendah, yaitu antara 5 - 10%, berbeda nyata dengan jenis jeruk nipis yang dapat mencapai mencapai 55.5% dengan jumlah rata-rata tunas yang tumbuh hanya 1 (Tabel 2). Kemampuan yang berbeda untuk memperbanyak diri, yaitu bertunas baik pada kelompok batang bawah maupun pada jeruk jenis lainnya diduga merupakan sifat genetik tanaman, dimana jenis trifoliate (berdaun tiga lebih mudah berproliferasi) dibandingkan dengan jenis jeruk berdaun tunggal.
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
173
Tabel 2. Rata-rata % Eksplan Tanaman yang Bertunas.* (Average Percentage of Explants Formed Shoot) No 1 2 3 4 5
Varietas Jeruk Jeruk Kasturi Limau Kuit (A) Limau Kuit (B) Siem Banjar Limau Nipis (A) Limau Nipis (B) Jeruk Asam BNT 5%
% Bertunas 27.9 b 5.9 a 9.2 a 10.5 a 42.8 c 55.5 d 5.9 a 5.22**
* Data telah ditransformasi ke dalam Arc Sin v % ** sangat nyata
c. Rata-rata % tunas berproliferasi, saat tunas berproliferasi dan jumlah tunas baru yang tumbuh/eksplan pada batang bawah dan jeruk asal pasang surut Tunas baru yang tumbuh dari eksplan shoot bila ditanam dimedia proliferasi (media perbanyakan tunas baru) yaitu MS + 1ppm BA+ 0.5 ppm IBA + 40 ppm ADE akan tumbuh tunas-tunas baru (berproliferasi) (Gambar 2).
Gambar 2. Eksplan Jeruk yang Berproliferasi. (Proliferated Explants)
Dari hasil pengamatan didapat bahwa tunas-tunas eksplant tersebut akan berproliferasi antara 1-7 minggu setelah tanam. Respon pada lamanya eksplan berproliferasi tercepat pada jenis Citrumello 4475, Cleopatra mandarin, Poncirus 174
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
trifoliata, Emperor mandarin, Carrizo citrange dan Flying dragon dengan kisaran waktu antara 1-2 minggu setelah kultur. Sedangkan jenis JC, Jeruk asam, Nipis, Sambal dan Purut berproliferasinya berkisar ± 7 minggu. Jumlah yang berproliferasi berkisar antara 30-100%, dengan persen yang terendah pada kelompok jeruk Cleopatra mandarin, RL, jeruk Asam, Flying dragon dan Sambal (33-40%) serta persen tertinggi pada jenis Troyer citrange dan Poncirus trifoliata (100%) (Tabel 3). Tabel 3. Rata-rata % Shoot Berproliferasi dan Saat Shoot Berproliferasi. (Average of Proliferated Shoots Percentage and Shoot Proliferated Time) No
Varietas Batang Bawah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Citrumello 4475 Troyer citramge Cleopatra mandarin Poncirus trifoliata Volkameriana Sweet orange AA23 Emperor mandarin Rough Lemon JC Jeruk asam Carrizo citrange Flying dragon Jeruk Kasturi Limau Kuit Jeruk Nipis Jeruk Sambal Jeruk Purut BNT 5%
Rata-rata Saat Shoot Berproliferasi (Minggu)
% Shoot Berproliferasi*
1.87 a 3.15 abc 2.33 a 2.61a 3.07 ab 5.21 def 1.27 a 5.76 defg 6.93 fgh 7.5 gh 2.17 a 2.33 a 5.03 cde 4.56 bcd 6.60 efgh 7.33 gh 7.66 h
73.14 cd 100.0 d 33.33 a 100.0 d 55.12 abc 73.54 cd 77.77 cd 37.87 a 90.91 d 36.75 a 78.33 cd 33.33 a 74.60 cd 93.33 d 73.29 bcd 36.66 a 45.83 ab
1.89**
27.5**
* Data telah ditransformasi ke dalam Arc Sin v % ** sangat nyata
Sedangkan jumlah shoot yang dapat tumbuh dari proliferasi ini berkisar antara 1-4 buah per eksplan. Pada jenis-jenis Citromello 4475, Carrizo citrange, Emperor, Cleopatra mandarin dan Flying dragon hanya dapat menumbuhkan tunas baru antar 1-2 buah/eksplant, Troyer citrange, JC, Jeruk Nipis dan Limau Kuit berkisar antara 2-4 buah/eksplan (Tabel 4).
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
175
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Shoot yang Tumbuh/Eksplan Saat Proliferasi. (Average of Number of Growth Shoot/Explant When Proliferated) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Varietas Jeruk Rough Lemon Troyer citrange Citromello 4475 Poncirus trifoliata Volkameriana Sweet orange AA23 Carrizo citrange Emperor Cleopatra mandarin Jeruk asam Flying dragon JC Jeruk Nipis Limau quit Jeruk Sambal Jeruk Purut Jeruk Kasturi BNT 5%
Rata-rata Jumlah Shoot yang Tumbuh Saat Proliferasi 2.37 abc 2.85 bc 1.13 a 2.45 abc 1.59 ab 1.38 ab 1.08 a 1.05 a 1.00 a 1.50 ab 1.00 a 3.53 c 2.78 bc 3.36 c 1.55 ab 1.77 ab 1.66 ab 1.55**
** sangat nyata
d. Pengakaran secara in vitro Tunas-tunas yang tumbuh dari hasil perbanyakan in vitro di atas kemudian diakarkan pada media MS + 1 ppm NAA. Akar akan tumbuh pada bagian pangkal dari eksplan pada kisaran 3-9 minggu setelah kultur. Eksplant yang dikultur pada media perakaran, akan memberikan respon pertumbuhan kalus, akar, akar dan kalus secara bersamaan ataupun belum memberikan respon pertumbuhan sampai dengan 70 hari setelah kultur (Gambar 3).
176
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Secara keseluruhan, dari 15 jenis tanaman batang bawah dan jeruk lainnya yang ditanam pada media perakaran, 5 (33.3%) jenis eksplant berakar, 7 lainnya (46.67%) merespon dalam bentuk tumbuhnya kalus pada pangkal eksplant dan 4 (26.67%) jenis merespon dalam bentuk kalus serta berakar, dan 7 (46.67%) jenis sisanya tidak memberikan respon pertumbuhan (Tabel 5). Tabel 5. Rata-rata % Eksplant yang Berkalus dan Berakar Sampai Dengan 70 Hari Setelah Kultur. (Average Percentage of Explant Formed Callus and Root Until 70 Days After Explanting) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Varietas Kasturi Limau Kuit Jr. Nipis Citrumello Troyer Citrange Cleopatra Mandarin Poncirus Trifoliata Volkameriana Sour Orange Sour Orange AA23 Emperor Mandarin RL JC Asam Flying Dragon BNT 5%*
Rata-rata % Berakar
Rata-rata% Berkalus
73.50 cd 80.66 de 83.30 e 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a 19.32 b 67.00 c 0.00 a 0.00 a
32.71 e 16.43 d 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a 12.92 c 0.00 a 12.92 c 18.44 d 8.13 b 11.54 c 0.00 a 0.00 a
7.33**
2.10**
* Data telah ditransformasi ke dalam Arc Sin v % ** sangat nyata
Dari hasil pengamatan, didapat bahwa hanya 5 jenis tanaman jeruk yang dapat berakar antara 20-70 hari setelah kultur. Sedangkan 10 jenis lainnya tidak berakar (Tabel 5 dan 6). Batang bawah RL secara umum sangat lama untuk berakar, dengan % eksplan yang berakar dan jumlah akar/eksplan terendah. Jenis ini baru dapat berakar setelah 60 hari setelah kultur berbeda nyata dengan jenis Nipis, JC dan Kasturi, yang berakar pada 23-30 hari setelah perlakuan, dengan persentase yang berakar hanya 19% dan rata-rata jumlah akar/eksplan 2 buah (Tabel 6).
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
177
Tabel 6. Rata-rata Saat Tumbuh Akar, % Eksplant Berakar, dan Jumlah Akar/Eksplant. (Average of Rooting Time, Percentage of Rooted Explant and Number of Roots/Explant) No 1 2 3 4 5
Varietas Kasturi RL Limau Kuit JC Jr. Nipis BNT 5%
Rata-rata Saat Tumbuh Akar (Hsk)
Rata-rata % Eksplant Berakar*
Rata-rata Jumlah Akar/Eksplant
25.28 a 68.40 c 35.70 b 30.46 ab 23.00 a
73.50 bc 19.32 a 80.66 bc 67.00 b 83.30 c
8.56 c 2.15 a 4.48 b 5.22 b 8.80 c
8.49**
15.53**
1.22**
Hsk = hari setelah kultur * Data telah ditransformasi ke dalam Arc Sin " % ** sangat nyata
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian Perbanyakan Jeruk Secara In Vitro: Batang bawah : Ÿ Flying Dragon, Volkameriana, Emperor Mandarin, RL, dan JC merupakan kelompok batang bawah yang cepat bertunas, yaitu antara 2-5 minggu setelah kultur 1-2 tunas per explan; sedangkan Cleopatra mandarin adalah jenis yang paling lama untuk bertunas, yaitu mencapai 20 minggu 1 tunas per explan. Ÿ Pada kelompok trifoliate, yaitu Citrumello 4475, Troyer Citrange, dan Poncirus Trifoliata mampu bertunas setelah 6-7 minggu; 3-4 per eksplant berbeda sangat nyata (lebih tinggi) dibandingkan dengan jenis lainnya. Jeruk asal pasang surut : Ÿ Pada jenis jeruk lainnya, yaitu Limau Quit, Siem Banjar, dan Jeruk Asam mampu bertunas hanya 5 - 10% dari jumlah total eksplan ditanam. Sedangkan pada Jeruk Nipis dapat mencapai mencapai 55.5%. Ÿ Tunas-tunas eksplan yang tumbuh akan berproliferasi antara 1-7 minggu setelah tanam. Pada jenis Citrumello 4475, Cleopatra mandarin, Poncirus trifoliata, Emperor mandarin, Carrizo citrange dan Flying dragon mampu berproliferasi pada kisaran waktu antara 1-2 minggu setelah kultur. Sedangkan jenis JC, Jeruk asam, Nipis, Sambal dan Purut berproliferasinya berkisar ± 7 minggu. 178
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Pada media perakaran, hanya 5 dari 15 jenis tanaman jeruk dapat berakar antara 20-70 hari setelah kultur. Batang bawah RL baru dapat berakar setelah 60 hari setelah kultur berbeda nyata dengan jenis Nipis, JC dan Kasturi, yang berakar pada 23-30 hari setelah perlakuan, dengan persentase yang berakar hanya 19% dan rata-rata jumlah akar/eksplan 2 buah. DAFTAR PUSTAKA Bitters, W.P. 1983. Citrus Rootstock Behavior. International Society of Citrus Nurserymen. P.3-6 Broadbent, P. and R. Sarooshi. 1993. Citrus Rootstock Evaluation in New South Wales. In E. Rabe (edt.) Proc. IV world Congres of the International Soc. Of Citrus Nurserymen. P. 242-256. Castle, W.S., D.P.H. Tucker, A.H. Krezdorn and C.O. Youtsey. 1990. Rootstock for Florida Citrus. Institute for Food and Agric. Sci. Univ. Florida. USA. Devy, N.F. dan A. Sutanto. 1997. Pengaruh Umur Buah Terhadap Pertumbuhan Kultur Nuselus in vitro beberapa varietas batang bawah jeruk. J. Bioteknologi pertanian 2 (2):49-55. . 1994. Pengaruh Komposisi Media Dan Periode Gelap Terhadap Keberhasilan Pengakaran Perbanyakan Jeruk JC secara in vitro. Lap. Penelitian 1994 Sub Balithortikultura Tlekung. 9 pp. Djaenudin, D. 1993. Lahan marginal. Tantangan dan manfaatnya. J. Litbang Pertanian, Badan Litbang Pertanian .Deptan. XII (4): 79-86. Fellner, M dan V.K. Sawhney. 2001. Seed germination in a tomato male-sterile mutant is resistant to osmotic, salt and low-temperature stresses. Theor Appl Genet 102 : 215-221 Garcia, M.R., G.P. Bernet, J. Puchades, I. Gomez, E.A. carbonell, and M.J. Asins. 2002. Reliable and easy screening technique for salt tolerance of citrus rootstocks under controll environments. Aust. J. Agric. Res. 53: 653-662. Newcomb, D.A. 1978. Selection of rootstocks for salinity and disease resistance. Proc. Int. Soc. Citriculture. p. 117-120. Nilsen, ET. dan DM. Orcutt. 1996. The Physiology of Plants Under Stress. Abiotic Factors. John Willey and Sons, Inc. USA. pp. 362-400. Ponnamperuma, FN. 1972. The chemistry of submerged soils. Adv. of Agron. 24:29-96. Rabe, E., J.G.K. Coetzee and A.T.C. Lee. Rootstock of Southtern Africa-An overview. P.266-277. In E. Rabe (edt.) Proc. IV world Congres of the International Soc. Of Citrus Nurserymen. Saunt, J. 2000. Citrus varieties of The World. Sinclair International. England. 150 pp Shibli, R.A., M.J. Mohammad, and Z.I. Ajlouni. 2002. Growth and micronutrient acquisition of in vitro grown Bitter Almond and Sour Orange in response to iron concentration from different iron chelates. Journal of Plant Nutrition. 25 (7): 1599-1606. Starrantino, A. dan A. Caruso. 1983. Micropropagation of some Citrus Rootstocks. International Society of Citrus Nurserymen. P.231-238.
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
179
. 1987. Experiences on the In Vitro Propagation of Some Citrus Rootstocks. Acta Horticulturae 212: 471-478. Supriyanto, A. Sutopo, Maskartinah, Fahkfina, dan Y. Pribadi. 1998. Perkembangan awal pembibitan jeruk pada SUP jeruk di lahan pasang surut dan lahan kering. In Prosiding Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan. BPTP Banjarbaru. p. 152-162. Sutanto, A. dan N.F. Devy, 1995. Pengaruh Komposisi Media Terhadap Keberhasilan Perbanyakan Beberapa Batang Bawah Jeruk secara in vitro. Lap. Penelitian 1994 Sub Balithortikultura Tlekung. 10 pp. Timmer L.W and Larry and w. Duncan, 1999, Citrus Health Management, APS Press, The American Phytopathological Society, p 126-136.
180
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007