PERBANDINGAN PROFIL VERTIKAL DIVERGENSI DAN VORTISITAS MODEL WRF DENGAN LUARAN SATAID KEJADIAN HUJAN LEBAT BATAM TANGGAL 30 β 31 JANUARI 2013 Akhmad Fadholi
Abstrak: Divergensi dan vortisitas merupakan dua parameter yang erat kaitannya dengan proses dinamis atmosfer khususnya dalam proses pembentukan awan. Analisis terkait dua parameter tersebut mengalami perkembangan dengan munculnya model numerik yang dapat digunakan untuk menampilkan kedua parameter tersebut. Di Indonesia, Weather Research Forecasting (WRF) dan Satellite Animations and Interactive Diagnosis (SATAID) merupakan cara yang sering digunakan untuk menampilkan divergensi dan vortisitas, khususnya dalam analisis kondisi cuaca buruk seperti hujan lebat. Dalam kasus hujan lebat yang terjadi di Batam pada tanggal 30-31 Januari 2011, penulis mencoba membandingkan nilai divergensi dan vortisitas dari hasil olahan WRF dan SATAID. Hasil menunjukkan beberapa perbedaan yang signifikan. Perbedaan tersebut antara lain nilai divergensi dan vortisitas yang WRF yang jauh lebih tinggi dibandingkan SATAID dan pola pergerakan nilai divergensi dan vortisitas secara temporal untuk tiap lapisan isobarik sehingga menyebabkan korelasi yang rendah dan nilai RMSE yang besar antara WRF dan SATAID. Kata kunci: divergensi, vortisitas, WRF, SATAID. ABSTRACT: Divergence and vorticity are two parameters are closely related to dynamic atmospheric processes, especially in the process of cloud formation . Analysis of these two parameters has been developed by using numerical models that can be used to calculate and display both divergence and vorticity. In Indonesia, Weather Research Forecasting (WRF) and Satellite Animations and Interactive Diagnosis (SATAID) are commonly used to display the divergence and vorticity, especially in analysis of bad or extreme weather conditions such as heavy rain. In the case of heavy rain that occurred in Batam on 30 to 31th January 2011, the author tries to compare the value of the divergence and vorticity from WRF and SATAID. Result shows some significant differences from both WRF and SATAID. The differences between divergence and vorticity that WRF is much higher than SATAID and movement patterns of divergence and vorticity values for each isobaric level temporally causes low correlation and large RMSE values between WRF and SATAID. Keywords: divergence, vorticity, WRF, SATAID
PENDAHULUAN Dalam cuaca,
terkait proses dinamis yang terjadi di melakukan
khususnya
kejadian
cuaca
ekstrim
parameter-parameter identifikasi
pada
atmosfer.
analisa
proses dinamika atmosfer yang biasa
digunakan
cuaca
kondisi-kondisi
analisis
dikaji
sebagai
antara
vortisitas.
signifikan
Parameter
Dua
lain
cuaca
terkait
divergensi
parameter
dan
tersebut
berkaitan langsung dengan pergerakan
1Sekolah
Tinggi Meteorologi Klimatologi E-mail:
[email protected]
1
2
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (1 β 17)
massa udara yang mempunyai peran
kasus hujan lebat yang menyebabkan
dalam pembentukan awan konventif.
banjir di Batam pada tanggal 30-31
Saat ini, pembahasan tentang
Januari
2013.
Penelitian
analisis cuaca maupun iklim tidak lepas
membandingkan
dari penggunaan model prediksi cuaca
vortisitas hasil olahan WRF dengan
numerik
SATAID,
atau
Numerical
Prediction
(NWP).
pemodelan
parameter
Weather
Salah
divergensi
ini
dan
dan
diharapkan
dapat
satu
memberikan kesimpulan tentang kaitan
yang
kondisi kedua parameter dari WRF dan
sering dipakai saat ini adalah Weather
SATAID terhadap kondisi hujan lebat.
Research Forecasting (WRF). Selain
Selain itu juga diharapkan mampu
digunakan dalam pemodelan prakiraan
memberikan hasil tentang korelasi dan
cuaca, WRF juga digunakan dalam
selisih
analisis parameter cuaca dengan data
sehingga dapat menjadi acuan pada
reanalisis.
Badan
penelitian
Japan
selanjutnya.
Selain
Meteorologi
cuaca
WRF,
Jepang
Meteorological
(JMA:
Agency)
Satellite
WRF
Animations
atau
SATAID
pengembangan
Divergensi dan Vortisitas
and
Divergensi didefinisikan sebagai
Interactive Diagnosis (SATAID) yang
pergerakan
digunakan dalam menampilkan data
menyebar
dalam
NWP Global Spectral Model (GSM).
Sebaliknya,
jika
Meskipun fungsi pokok aplikasi tersebut
udara
adalah analisa data citra satelit MTSAT
konvergensi
(Multi-functional
divergensi
Transport
dan
juga
mengeluarkan aplikasi yang dikenal dengan
antara
Satellite),
massa
udara
yang
suatu
area.
pergerakan
massa
mengumpul
maka
(Holton, positif
terjadi
2004).
Nilai
mengindikasikan
SATAID juga sering kali digunakan
adanya pergerakan menyebar secara
dalam menampilkan data NWP. WRF
horizontal, dan sebaliknya merupakan
maupun
konvergensi
dalam
SATAID, analisis
dapat
digunakan
parameter
cuaca
atau
terdapat
pertemuan/pemampatan massa udara.
khususnya divergensi dan vortisitas. Perbandingan
dua
parameter
ππ’
ππ£
Μ
=( + ) π· = πππ£π ππ₯ ππ¦
(1)
cuaca tersebut menggunakan WRF dan ππ’
dan
ππ£
SATAID khususnya pada kondisi cuaca
dimana
merupakan
ekstrim belum pernah dilakukan di
perubahan dari komponen angin arah
Indonesia. Penelitian ini mengambil
horisontal, dan u adalah untuk arah
Fadholi, A, Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas.............3
timur-barat (οΆx) sedangkan v untuk arah
Model WRF WRF (Weather Reasearch and
utara-selatan (οΆy). Vortisitas adalah ukuran dari
Forecasting) Model merupakan salah
rotasi dalam fluida dan memiliki kedua
satu model regional yang saat ini
besaran
banyak dikembangkan oleh kalangan
skalar dan arah
(Holton,
2004). Semakin tinggi nilai mutlak
meteorologist.
vortisitas maka semakin besar vektor
memodelkan kondisi atmosfer di suatu
angin yang berotasi. Untuk daerah
wilayah sehingga dapat membantu
lintang
dalam
selatan,
menunjukan
vortisitas
adanya
mengakibatkan
negatif
siklonik
terbentuknya
WRF
mempelajari
dapat
suatu
dengan
kejadian
yang
meteorologi
awan
(Sulung, dkk, 2011). WRF (WRFARW)
lintang utara (Seto, 2000).
lanjutan sistem simulasi cuaca numerik
ππ£
ππ’
ο οΊ = (ππ₯ β ππ¦)
(2)
meso
melayani
model
baik
konvektif dan berlaku sebaliknya untuk
skala
merupakan
lebih
yang
simulasi
generasi
didesain
untuk
operasional
dan
kebutuhan penelitian atmosfer. Model Divergensi
dan
vortisitas
ini
mempunyai
dinamik
saling berkaitan dan sering digunakan
dimensional (3DVAR) sistem asimilasi
dalam
data dan arsitektur perangkat lunak
pertumbuhan
awan
berlipat,
inti
merupakan dua parameter cuaca yang
analisis
yang
keistimewaan
yang
konvergensi
aliran
melakukan komputasi secara paralel
menyebabkan
dan sistem ekstensibel. WRF cocok
timbulnya gerak vertikal (Endarwin,
untuk aplikasi yang luas dari skala
2010). Pertumbuhan awan akan dengan
meter sampai ribuan meter.
massa
udara
divergensi
dapat
digunakan
3-
khususnya awan konvektif. Terdapatnya atau
dapat
variasi
untuk
Usaha untuk mengembangkan
mudah terjadi jika vortisitas negatif, dimana massa udara yang masuk akan
WRF
berkonvergensi dan tumbuhlah awan-
kolaborasi,
awan
2000).
antara National Center for Atmospheric
Sedangkan menurut Hariadi (2010),
Reasearch (NCAR), National Oceanic
kedua parameter tersebut merupakan
and
indikator
(NOAA),
konvektif
keadaan
(Seto,
sesaat
presipitasi di atas suatu tempat.
proses
merupakan yang
Atmospheric National
kerjasama
pada
prinsipnya
Administration centers
for
Environmental Prediction (NCEP) dan Forecast systems Laboratory (FSL),
4
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (1 β 17)
dan
Air
Force
Weather
Agency
operfasional.
Memiliki
pilihan
(AFWA), Naval Reasearch Laboratory,
spektrum
Universitas Oklahoma dan Federal
diperoleh dari percobaan dan hasil
Aviation Administration (FAA).
komunitas ilmuan. Terdapat WRF-Var
WRF merupakan model yang
fisi
asimilasi
yang
memadukan
untuk
lingkungan
dinamis
yang
yang merupakan sistem variasi data
fleksibel dan memiliki code portable efisien
dan
yang data
dimana
dapat
observasi
untuk
computing dan pararel supercomputer
mengoptimalkan kondisi inisial model,
sampai laptop. WRF modular, single-
dan juga WRF-Chem model untuk
source
code
pemodelan kimia udara (Wahyudi,
untuk
penelitian
dapat
di
konfigurasi
dan
aplikasi
dkk, 2011).
Gambar 1. Diagram Alir Proses Running WRF
SATAID
kemudian
JMA
(Japan
Meteorology
Agency)
meluncurkan
satelit
MTSAT
(Multi-functional
cuaca
mengembangkan
sebuah
aplikasi yang diberi nama SATAID (Satellite
Animation
and
Interactive
Transport
Diagnosis) yang berfungsi mengambil
Satellites) yang secara umum bertujuan
data parameter meteorologi dari citra
untuk
perkembangan
satelit MTSAT. Penggunaan aplikasi
atmosfer dalam rangka pencegahan
tersebut sebagai penyedia data dukung
dan
yang
parameter meteorologi pada citra satelit
diakibatkan oleh badai topan dan cuaca
untuk menganalisa kejadian alam, baik
buruk lainnya (Fadholi, 2013). JMA
yang terkait dengan cuaca maupun
mengamati
mitigasi
bencana
alam
Fadholi, A, Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas............. 5
bencana (Andriyanto, 2011). SATAID
dan
adalah
yang
merupakan data NWP Global Spectral
dijalankan di dalam sistem operasi
Model (GSM) yang disediakan oleh
Windows, berfungsi untuk mengolah
JMA.
gambar satelit (Harsa, 2011).
satelit, data NWP tersedia 4 kali sehari
satu
set
software
Hal yang paling mendasar dari pengolahan dengan
citra
satelit
menggunakan
diolah
menggunakan
Berbeda
dengan
SATAID
data
citra
pada jam 00, 06, 12, dan 18 UTC
MTSAT
sehingga untuk dapat menampilkan
aplikasi
tiap
jamnya
harus
diinterpolasi.
SATAID yaitu tenik menampilkan citra
Dengan data NWP tersebut maka
satelit sebagai indentifikasi awan dan
dapat diketahui parameter-parameter
teknik pemanfaatan data Numerical
cuaca
Weather Prediction (NWP) sebagai
kelemababan, angin, vortisitas, depresi
analisis unsur-unsur cuaca (Fadholi,
suhu, dan nilai labilitas udara (JMA,
2013). Data NWP yang telah diunduh
2006).
lainnya
seperti
suhu,
Gambar 2. Data NWP dioverlay ke dalam citra satelit
METODE PENELITIAN
didapat dari ftp://satelit.bmkg.go.id. Hasil
Data
pengolahan yang dibahas dan dianalisa Data
yang
dalam
hanya pada parameter divergensi dan
penelitian ini antara lain data final model
vortisitas yang dihasilkan dari WRF
National
maupun SATAID. Fokus lokasi pada
Centers
digunakan
for
Environmental
Prediction (NCEP) yang didapat dari
koordinat
http://rda.ucar.edu/datasets/ds083.2 dan
Nadim Batam yaitu 1,1o Lintang Utara
data SATAID serta model GSM yang
(LU) dan 104,1o Bujur Timur (BT)
stasiun
meteorologi
Hang
6
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (1 β 17)
dengan waktu kejadian mulai tanggal 30
hasil pengamatan stasiun meteorologi
Januari jam 00 UTC hingga 31 Januari
Hang Nadim Batam yang berkoordinat
2013 jam 06 UTC.
1,1o Lintang Utara dan 104,1o Bujur Timur.
Pengolahan WRF
Oleh karena keterbatasan model
Sebagai syarat awal dan syarat
WRF yang ada pada saat dilakukan
batas model digunakan data FNL (Final
percobaan, maka dalam percobaan ini
Analysis) dari National Centers for
domain tanpa nesting, yakni langsung
Environmental Prediction β National
mengambil domain dengan resolusi 6
Center
Research
km, dengan data yang diolah selama 30
(NCEP-NCAR) dengan interval waktu
jam, terhitung dari 30 Januari 2011
1o
pukul 00.00 UTC sampai dengan 31
x 1o yang dapat didownload melalui situs
Januari 06.00 UTC. Adapun untuk lebih
http://rda.ucar.edu.
jelasnya mengenai proses running yang
for
Atmospheric
selama 6 jam, yang memiliki resolusi
Sementara
data
pengamatan permukaan diperoleh dari
dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Informasi Proses Running WRF TIPE GRID
Arakawa C-Grid
KATEGORI LAND USE DIMENSI GRID BARAT-TIMUR DIMENSI GRID SELATAN-UTARA DIMENSI GRID DASAR-PUNCAK RESOLUSI GRID PADA SB. X (DX) RESOLUSI GRID PADA SB. Y (DY) PUSAT LINTANG PUSAT BUJUR SKEMA MIKROFISIK SKEMA RADIASI GEL. PANJANG SKEMA RADAIASI GEL. PENDEK OPSI LAP. PERMUKAAN OPSI PERMUKAAN DARAT OPSI LAP. BATAS (PBL) OPSI CUMULUS SUMBER INPUT PERMUKAAN UPDATE DATA SST FEEDBACK LANGKAH WAKTU INTEGRASI
USGS (Mixed Dyland/Irregated Coplaid and Pasture) 149 110 28 6000 m 6000 m 1Β° LU 104Β°BT WRF Single Moment 5 Class Scheme RRTM (Rapid Radiation Transfer Model) Scheme Dudhia MM5 NOAH Land Surface YSU (Yonsei University) Scheme KF (Kain-Fritsch) Scheme WPS/geogrid No SST Update One-way nesting 30 detik
Setelah proses running model
sebagai bahan analisis. Namun pada
WRF selesai, maka dihasilkan banyak
penelitian ini, beberapa parameter yang
parameter
diambil sebagai bahan analisa antara
yang
dapat
digunakan
Fadholi, A, Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas............. 7
lain temperature, kelembaban, angin
menjadi empat yaitu start program,
dan curah hujan.
register image data in memory, display image data, dan advanced operation.
Pengolahan SATAID
Bagian-bagian langkah umum tersebut
Secara umum, langkah-langkah pengolahan
dalam
SATAID
terbagi
dapat
dilihat
pada
diagram
alir
pengolahan pada Gambar 3.
Gambar 3. Langkah-langkah Umum pengolahan SATAID
Pengolahan data NWP pada
melakukan
plotting
data
NWP.
SATAID didahului dengan register data
Penampilan data NWP GSM sehingga
satelit baik Infra-Red (IR-1) tanggal 30
didapatkan divergensi dan vortisitas
Januari 2011 jam 00 UTC hingga 31
pada SATAID memerlukan langkah-
Januari 2011 jam 06 UTC. Selanjutnya,
langkah sebagai berikut.
dilakukan register data NWP GSM
ο·
Register data satelit
tanggal 30 Januari 2011 (jam 00, 06,
ο·
Register data NWP GSM
12, 18 UTC dan 31 Januari 2011 (jam
ο·
Aktifkan NWP dan jendela NWP
00, 06, 12, 18 UTC). Hal ini disebabkan data satelit tersebut mencakup peta yang
mempunyai
merupakan
tempat
akan aktif ο·
Pada jendela NWP, aktifkan βVortβ
koordinat
yang
untuk vortisitas atau βDivβ untuk
SATAID
untuk
divergensi
8
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (1 β 17)
ο·
Pilih fungsi measure
mendekati (+1) atau r mendekati -1
ο·
Pilih fungsi Time
maka
ο·
Klik di koordinat lokasi penelitian
memiliki korelasi linear yang tinggi
divergensi/vortisitas
dengan
SATAID.
WRF
Tanda
negatif
mendekati -1 berarti hubungan sangat
Korelasi Perhitungan
kuat dan berlawanan fase. Sedangkan,
untuk
mencari
nilai
jika nilai r mendekati 0 maka antara
hubungan
antara
dua
WRF dan SATAID hampir tidak memiliki
dimaksudkan kekuatan
korelasi
peubah acak (Susanti, dkk, 2013).
hubungan (relasi).
Dalam hal ini digunakan hanya untuk menentukan
besarnya
hubungan
kedekatan antara nilai divergensi dan
Root Mean Square Error (RMSE) Metode RMSE ini digunakan untuk
dari
mengetahui penyimpangan yang terjadi
pengolahan WRF dengan SATAID.
antara nilai divergensi dan vortisitas
Perhitungan korelasi difokuskan pada
antara
satu titik yaitu pada 1,1o LU dan 104,1o
SATAID. Sama seperti perhitungan
BT.
korelasi, perhitungan RMSE dilakukan
vortisitas
yang
Persamaan
dihasilkan
3
adalah
rumus
hasil
olahan
WRF
dengan
pada satu titik juga yaitu 1,1o LU dan
korelasi yang digunakan:
104,1o BT. Persamaan 4 adalah rumus rο½
ο₯ ο₯
n i ο½1
n i ο½1
( xi ο x) ο ( yi ο y )
( xi ο x) 2 ο
ο₯
n i ο½1
RMSE yang digunakan (Arif, dkk, (3)
( yi ο y ) 2
2012):
π
Keterangan :
β (π₯ βπ₯π,1 ) π
πππΈ = β π=1 π,1 π
2
(4)
r = Nilai korelasi xi = divergensi/vortisitas WRF
Keterangan :
yi = divergensi/vortisitas SATAID
Xa = Nilai divergensi/vortisitas WRF
Nilai r berkisar antara +1 sampai -1 dengan nilai r bergantung pada fase
Xb = Nilai divergensi/vortisitas SATAID n = Banyaknya data Perlu
kurva variabel yang dimaksud. Jika
diketahui
bahwa
nilai
kedua series data (WRF dan SATAID)
terbaik RMSE adalah 0, artinya data
paralel, maka nilai r akan positif,
divergensi/vortisitas WRF sama dengan
sedangkan apabila fase berlawanan
SATAID. Semakin besar nilai RMSE,
maka nilai r akan negatif. Apabila nilai r
maka
semakin
jauh
nilai
data
Fadholi, A, Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas............. 9
divergensi/vortisitas
WRF
dengan
SATAID.
terlebih
dahulu
memberikan
perbandingan pola angin vertikal secara temporal sejak tanggal 30 Januari 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
jam 00 UTC hingga 31 Januari 2013
pengolahan
data
menggunakan model WRF dan SATAID
jam 06 UTC di atmosfer kota Batam sebagai berikut.
a
Gambar 4. ProfilAngin WRF (a) dan Profil Angin SATAID (b)
b
Gambar 4. (a) ProfilAngin WRF dan (b) Profil Angin SATAID
Perbandingan pola angin perjam secara
500 mb dimana terjadi gerak rotasi
vertikal
jam
secara vertikal dengan kecepatan angin
yang
bervariasi mulai dari 2 hingga 10 knot.
signifikan antara hasil model WRF dan
Hal tersebut bisa jadi merupakan suatu
SATAID. Pada saat mulai kejadian
fokus nilai divergergensi dan vortisitas
hujan lebat di Batam sekitar jam 06
yang terjadi. Kondisi perubahan lain
hingga 10 UTC tanggal 30 Januari
yang signifikan juga terlihat jelas antara
2013,
jam 18 UTC hingga jam 00 UTC
temporal
menunjukkan
model
selama perbedaan
WRF
31
menunjukkan
perubahan arah dan kecepatan angin
tanggal
31
Januari
2013
dengan
signifikan antara lapisan 700 hingga
perubahan arah dan kecepatan angin
10
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (1 β 17)
yang terjadi hingga lapisan 200 mb
pumpunan
massa
udara
yang
menimbulkan gerak rotasi, terutama
disebabkan
massa
udara
yang
dari lapisan 400 hingga 200 mb. Gerak
berkumpul memusat secara horizontal,
rotas berlawanan dengan arah jarum
dengan
jam
adanya
konveksi. Penampilan profil divergensi
konvergensi dan vortisitas tinggi. Hal
secara vertikal dapat menambah detil
tersebut terkait dengan pembentukan
analisis
awan yang kuat sebelum terjadi hujan
identifikasi proes pembentukan maupun
sangat
peluruhan awan.
yang
mengindikasikan
lebat
di
esok
harinya.
Sedangkan pada hasil olahan SATAID, perubahan
signifikan
lain
yang
terjadi
proses
dilakukan
dalam
Terkait pola divergensi secara
dan
vertikal temporal selama hujan lebat
kecepatan angin mulai terdeteksi pada
berlangsung, hasil olahan WRF dan
tanggal 30 Januari 2013 jam 12 hingga
SATAID memberikan hasil dengan pola
18 UTC pada lapisan 700 mb saja.
yang
Hapir sama dengan kejadian pada
pergerakan nilai positif atau negatif
analisis
yang terkait dengan proses konveksi
WRF,
arah
kata
kondisi
angin
mengindikasikan adanya gerak rotasi
dapat
diindikasikan
sebagai
potensi pembentukan awan yang kuat.
sama
dalam
hal
pembentukan awan.
berlawanan dengan arah jarum jam yang
hampir
Melihat catatan kejadian hujan tiap tiga jam dari stasiun pengamat, perbandingan kondisi nilai divergensi antara hasil WRF dan SATAID terlihat.
Perbandingan Divergensi WRF dan SATAID
Pada pencatatan cura hujan, kondisi lebat mulai terjadi jam 15 UTC tanggal
cuaca
30 Januari 2011 hingga puncaknya
kasus
antara jam 00 hingga 03 UTC hari
kejadian hujan lebat yang disebabkan
selanjutnya. Maka, terjadi pertumbuhan
oleh
awan yang kuat sebelum waktu hujan
Perubahan signifikan
kondisi
terutama
awan-awan
dalam
konvetif,
menampilkan
perubahan
divergensi
signifikan.
akan nilai
lebat.
Kondisi
proses
pembentukan
ini
awan yang kuat dapat dilihat dari pola
pembentukan
divergensi baik dari WRF maupun
awan konvektif, maka pada prosesnya
SATAID antara jam 06 hingga 12 UTC
akan
tanggal 31 Januari 2011 dimana terjadi
terjadi
negatif
yang
karena
dalam
memerlukan yaitu
tanda
nilai
Hal
divergensi
akan
adanya
divergensi negatif (konvergensi) mulai lapisan
permukaan
hingga
hampir
Fadholi, A, Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas.............11
dilihat dari positif atau negatif nilai
tersebut bukan dari nilainya, namun
divergensi.
pembentukan awan kuat
kondisi hujan lebat
mencapai 400 mb. Kemiripan pola
a
pembentukan awan kuat
kondisi hujan lebat
Divergence Vertical Countour (E-6)
b
Gambar 5. (a) Kontur vertikal divergensi WRF dan (b) Kontur vertikal divergensi SATAID
Perbandingan
nilai
hingga 15 UTC tanggal 30 Januari
divergensi dari WRF dan SATAID juga
2013. Pada kondisi tersebut dapat
dilakukan
lapisan
diketahui adanya proses pembentukan
isobarik untuk mengetahui lebih detil
dan peluruhan awan (hujan). Kondisi
perbedaan nilai dan pola pergerakan
tersebut hampir sama jika dikaitkan
tiap jam dengan grafik (Lampiran 1.a &
dengan pencatatan hujan stasiun. Pada
1.b).
pada jam selanjutnya kondisi nilai Pada
pada
grafik
antara
beberapa
divergensi
WRF
divergensi
cenderung tersebut
menurun.
(Lampiran 1.a) bahwa secara umum
Kondisi
mengindikasikan
terlihat adanya fluktuasi nilai divergensi
adanya konvergensi atau aliran massa
yang sangat tinggi antara jam 06
udara yang memusat hingga lapisan
12
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (1 β 17)
700
mb.
Pada
jam-jam
tersebut
awan yang secara terus menerus.
merupakan proses pertumbuhan awan
Meskipun didominasi oleh nilai negatif
konvektif
Sedangkan
yang berarti terjadi konvergensi, nilai
olahan
SATAID
divergensi SATAID mempunyai selisih
divergensi
lapisan
yang jauh dengan WRF (meskipun
bernilai
sama-sama negatif).
yang
divergensi (Lampiran
kuat.
hasil 1.b),
permukaan
hinga
700
mb
negatif yang secara jelas dari awal
Dari hasil perbandingan nilai
hingga akhir. Namun, kondisi yang
divergensi pada lapisan permukaan
signifikan tentang divergensi negatif
(surface/SFC), 1000 mb, 850 mb, 700
adalah pada jam 00 hingga 12 UTC
bm, dan 500 mb pada titik 1,1o LU dan
tanggal 30 Januari 2011. Hal tersebut
104,1o BT, didapatkan nilai korelasi dan
mengindikasikan potensi pembentukan
RMSE pada Tabel 2.
Tabel 2. Korelasi dan RMSE antara nilai divergensi WRF dan SATAID Level Isobarik Permukaan 1000 mb 850 mb 700 mb 500 mb
Korelasi 0,15 0,18 0,18 0,03 0,17
RMSE (E-6) 425,16 469,24 389,42 322,40 269,19
Hasil korelasi WRF dan SATAID
yang dikarenakan selisih nilai sangat
menunjukkan hubungan yang sangat
besar antara WFR dan SATAID untuk
lemah untuk semua lapisan, meskipun
tiap
keduanya diambil pada kasus dan
perbandingan
waktu
lapangan terutama pada pencatatan
yang
kemungkinan
sama.
Hal
dikarenakan
tersebut nilai
hujan,
jamnya.
Namun dengan
fluktuasi
dalam
kondisi
divergensi
di
dan
divergensi yang berbeda jauh antara
pergerakan nilai WRF lebih memenuhi
hasil WRF dan SATAID dan pergerakan
untuk proses pertumbuhan awan yang
trend nilai yang jauh berbeda. Selain itu
kuat hingga hujan lebat.
juga, sistem interpolasi dari SATAID yang kemungkiann tidak sama dengan
Perbandingan Vortisitas WRF dan SATAID
WRF. Hasil perbandingan nilai juga menunjukkan RMSE yang sangat besar
Kondisi vortisitas erat kaitannya dengan potensi pengangkatan massa
Fadholi, A, Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas.............13
udara
dalam
menunjuang
proses
mikro.
Hal tersebut
sangat
identik
konveksi yang menyebabkan awan-
dengan lapisan permukaan, namun
awan konvektif. Pada kasus hujan lebat
tidak menutup potensi kejadian di
yang terjadi di Batam, vortisitas nilai
lapisan atas. Nilai vortisitas secara
positif
potensi
vertikal temporal akan menambah detil
pengangkatan massa udara karena
identifikasi proses pertumbuhan dan
terjadi putaran (vortex) dengan skala
peluruhan awan (hujan).
merupakan
Negative Area Positive Area
a
Vorticity Vertical Countour (E-6)
Positive Area
b
Gambar 6. (a) Kontur vertikal vortisitas WRF dan (b) Kontur vertikal vortisitas SATAID
Perbandingan WRF dan
nilai
SATAID secara
vortisitas vertikal
temporal pada kasus hujan lebat dapat memberikan
gambaran
tentang
sensitivitas baik WRF maupun SATAID
dalam
analisis
kondisi
dinamika
atmosfer yang terjadi. Perbandingan tersebut ditampilkan pada Gambar 6. Gambar
6
menunjukkan
perbedaan pola yang dihasilkan WRF
14
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (1 β 17)
dan SATAID. Seperti yang diketahui
vortisitas
bahwa vortisitas di belahan bumi utara
ditampilkan terletak antara jam 06
bernilai posotif maka berpotensi ada
hingga 15 UTC tanggal 30 Januari
pengangkatan massa udara sedangkan
2011. Pada jam-jam tersebut nilai
nilai negatif menyebabkan sebaliknya.
vortisitas semua lapisan isobarik positif,
Pada WRF, secara umum kondisi
menandakan aktifitas konveksi kuat
vortisitas
dalam pembentukan awan dengan nilai
vertikal
secara
temporal
terbagi menjadi 2 area yaitu area positif dan area negatif. Area positif WRF menampilkan
adanya
potensi
positif
pada
series
yang
maksimum hampir mencapai -10-3s-1. Nilai
vortisitas
SATAID
(Lampiran 2.b) mempunyai pola yang
pembentukan awan yang kuat antara
hampir
jam 06 hingga 12 UTC tanggal 31
divergensinya. Pola yang hampir sama
Januari 2011. Sedangkan pada jam-jam
tersebut
berikutnya
pertumbuhan
merupakan
area
negatif
sama
adalah
dengan
adanya
awan
series.
yang
Kondisi
nilai
kondisi terjadi
dimana nilai vortisitas didominasi nilai
sepanjang
tersebut
negatif yang mengindikasikan adanya
terlihat statis dan kurang cocok dengan
pergerakan massa udara yang turun
kondisi di lapangan dimana terjadi
dan diasumsikan sebagai kondisi hujan
hujan yang lebat dengan waktu yang
lebat. Sedangkan pada SATAID, nilai
tidak kontinu. Nilai positif pada semua
vortisitas positif mendominasi lapisan
lapisan isobarik yang terjadi dari awal
permukaan hingga 400 mb sejak awal
hingga akhir merupakan perbedaan
hingga akhir. Sehingga diasumsikan
signifikan dari nilai vortisitas hasil WRF.
terjadi pertumbuhan awan yang terus-
Dari hasil perbandingan nilai
menerus dan sulit mengindikasikan
divergensi pada lapisan permukaan
waktu terjadinya hujan lebat.
(surface/SFC), 1000 mb, 850 mb, 700 nilai
bm, dan 500 mb pada titik 1,1o LU dan
vortisitas dari WRF dan SATAID juga
104,1o BT, didapatkan nilai korelasi dan
dilakukan seperti pada nilai divergensi
RMSE pada Tabel 3.
Perbandingan
antara
(Lampiran 2.a & 2.b). Nilai vortisitas
Hasil korelasi antara WRF dan
hasil WRF (Lampiran 2.a) mempunyai
SATAID hampir sama dengan korelasi
range fluktuasi yang tinggi sehingga
divergensinya. Sebab umum korelasi
dapat dilihat perpotongan garis antar
yang lemah tersebut juga dimungkinkan
lapisan
menandakan
karena perbedaan perhitungan WRF
adanya kondisi yang dinamis. Nilai
dengan SATAID. Jika dikaitkan dengan
isobarik
yang
Fadholi, A, Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas............. 15
kondisi di lapangan yang terjadi hujan
yang dihasilkan WRF terlihat lebih
lebat secara tidak kontinu, vortisitas
dinamis dibandingkan SATAID.
Tabel 3. Korelasi dan RMSE antara nilai vortisitas WRF dan SATAID Level isobarik
KORELASI
RMSE (E-6)
Permukaan 1000 mb 850 mb 700 mb
-0,40 -0,18 -0,08 0,03
178,17 135,77 227,91 277,69
500 mb
-0,37
375,80
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Perbandingan
divergensi
dan
vortisitas antara model WRF dan luaran SATAID pada kasus hujan lebat di Batam tanggal 30-31 Januari 2011 dengan
mengambil
meteorologi
Hang
titik
di
stasiun
Nadim
Batam
menunjukkan bahwa : 1. Nilai divergensi dan vortisitas WRF cenderung lebih besar dibanding SATAID. 2. Nilai divergensi dan vortisitas WRF lebih fluktuatif dibanding SATAID. Hal tersebut menunjukkan kondisi di WRF lebih dinamis dan selaras dengan kondisi hujan lebat. 3. Kondisi divergensi dan vortisitas vertikal secara temporal hasil WRF lebih cocok dalam mengidentifikasi kondisi
pertumbuhan
peluruhan awan (hujan).
awan
dan
Andriyanto, R., 2011. Modul Diklat Teknis Meteorologi Publik : Interpretasi Citra Satelit. Pusat Meteorologi Publik. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta. Arif, F.M., Gernowo, R., dan Febrianty, D. 2012. Analisa Data Curah Hujan Stasiun Klimatologi Semarang Dengan Model Jaringan Syaraf Tiruan. Jurnal Berkala Fisika Vol. 15, No. 1 2012 Hal. 21 β 26. Endarwin. 2010. Deteksi Potensi Gerak Vertikal Atmosfer Di Atas Wilayah Bandung Dan Sekitarnya. Jurnal Meteorologi Dan Geofisika. Vol. 11 No. 1 Hal 44 β 51. Fadholi, A. Pengolahan Data Citra Satelit MTSAT Menggunakan Aplikasi Sataid (Sattelite Animations And Interactive Diagnosis). Jurnal Informatika dan Komputasi STMIK Indonesia Jakarta. Vol.7 No.1. Hariadi T.E., 2010, Telaah Profil Divergensi Dan Vortisitas Luaran GCM CSIRO-9 Serta Hubungannya Dengan Curah Hujan . Jurnal LAPAN.
16
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (1 β 17)
Harsa, H., dkk. 2011. Pemanfaatan Sataid Untuk Analisa Banjir dan Angin Puting Beliung : Studi Kasus Jakarta dan Yogyakarta. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Vol. 12 No. 2. Hal 197-205. Holton, J.R., 2004. An Introduction to Dynamic Meteorology. Academic Press: International Geophysics Series Volume 88, Fourth Edition. JMA. 2006. SATAID Operation Manual. Japan Meteorology Agency (JMA). Seto, T.H., 2000. Mengapa Hanya Sedikit Awan Konvektif Yang Tumbuh di Atas Daerah Bandung Pada Periode 10 Desember 1999
s.d 04 Januari 2000?. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 1, No. 1. Hal. 61-66. Sulung, G, dkk. 2011. Pengaruh Parameterisasi Kumulus terhadap Simulasi Angin Kencang di Makassar dengan Menggunakan WRF. Bandung: ITB. Susanti, S., dkk. 2013. Analisis Tingkat Kekeringan Menggunakan Parameter Cuaca di Kota Pontianak dan Sekitarnya. Jurnal Prisma Fisika. Vol. I No. 2. Hal. 75-81. Wahyudi, T., dkk. 2011. Pelatihan Model WRF. Bandung: ITB.
Fadholi, A, Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas............. 17
LAMPIRAN 1 SATAID Divergence
WRF Divergence
10
1000
5
Divergence : E-6/s
Divergence : E-6/s
500
0
-500 SFC 1000 mb 850 mb 700 mb 500 mb
-1000
30
1 -0
02 1_
06
09
12
15
18
21
Date_Hour
3
00 1_ 01 -2 01 1-
03
-10
-25 _0 11 20 1-0 30
06
a. Grafik divergensi hasil olahan WRF
SFC 1000 mb 850 mb 700 mb 500 mb
-15 -20
-1500 01 -2
0 -5
2
06
09
12
15
18
21
Date_Hour
00 1_ 01 -2 01 31
03
06
b. Grafik divergensi hasil olahan SATAID
LAMPIRAN 2 SATAID Vorticity
WRF Vorticity 1000 SFC 1000 mb 850 mb 700 mb 500 mb
40
Vorticity : E-6/s
Vorticity : E-6/s
500
SFC 1000 mb 850 mb 700 mb 500 mb
50
0
30
20
-500
10
0
-1000
30
a.
1 20 1-0
02 1_
06
09
12
Date_Hour
15
18
21
31
0 _0 11 20 1-0
03
06
Grafik vortisitas hasil olahan WRF
3
1_ 01 -2 01 0-
02
06
09
12
15
Date_Hour
18
21
0 1_ 01 -2 01 31
0
03
06
b. Grafik vortisitas hasil olahan SATAID