PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN 2012/2013 Salma Pembimbing: Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd. dan Dr. Hj. Asna Ntelu, M.Hum. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Salma. 2013. Perbandingan Penguasaan Pembelajaran Sastra antara Siswa Kelas XI Jurusan IPA dan IPS di SMA Negeri 1 Tapa Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan perbandingan penguasaan pembelajaran sastra antara siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Pengumpulan data digunakan teknik tes, wawancara, dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara skor yang diperoleh dibagi jumlah soal kali seratus. Penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA terhadap pembelajaran sastra pada aspek membaca rata-rata 14,8 (53%) dikategorikan kurang dan aspek menulis rata-rata 9 (53%) dikategorikan kurang. Jurusan IPS pada aspek membaca rata-rata 11 (39%) dikategorikan gagal dan pada aspek menulis rata-rata 5,8 (34%). Perbandingan penguasaan pembelajaran sastra pada aspek membaca adalah 14% dan aspek menulis 19%. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS dalam pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis adalah faktor guru, faktor siswa, dan faktor sarana dan prasarana. Untuk itu alternatifnya, guru dan siswa menyadari tugasnya masing-masing, dan sarana dan prasarana harus diperhatikan baik pihak sekolah, guru maupun siswa. Kata Kunci : Perbandingan, Penguasaan, Pembelajaran Sastra, Aspek Membaca dan Menulis.
PENDAHULUAN Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran bahasa Indonesia adalah mata pelajaran utama. Hal itu dikarenakan mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diuji secara nasional. Selain itu, melihat kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang memiliki fungsi sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sebagai alat perhubungan dalam kepentingan
1
pemerintahan dan kenegaraan (Slamet, 2008:5). Memperhatikan fungsi tersebut, maka bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari sehingga dijadikan sebagai mata pelajaran utama. Pembelajaran bahasa Indonesia ini, dilakukan di berbagai lembaga pendidikan salah satunya adalah sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu proses belajar mengajar untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman serta meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Dalam KTSP (2006:44) tujuan pembelajaran bahasa Indonesia secara umum meliputi; (1) siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (2) siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacammacam tujuan, keperluan, dan keadaan; (3) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; (4) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa; (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan (6) siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khanazah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dalam KTSP 2006 (dalam Rosnapuri, 2011:3) pembelajaran bahasa Indonesia dibagi atas dua komponen, yakni pembelajaran keterampilan berbahasa dan keterampilan bersastra. Kedua keterampilan ini terintegrasi dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran keterampilan bersastra adalah salah satu proses untuk mengapresiasi karya sastra. Untuk mengapresiasi karya sastra ini dapat dilakukan dengan cara memahami, menemukan nilai-nilai, mengaplikasikan nilainilai karya sastra dalam kehidupan atau menghasilkan karya sastra itu sendiri. Terkait dengan empat aspek keterampilan berbahasa, maka pembelajaran sastra memiliki tujuan sebagai berikut; (1) memahami hakikat sastra; (2) mengetahui teknik membaca sebuah karya sastra; (3) memahami pikiran, perasaan, dan imajinasi yang 2
terkandung dalam karya sastra baik melalui membaca ataupun menyimak karya sastra yang dilisankan; (4) mampu mengomentari karya sastra; (5) mampu mengekspresikan karya sastra, dan (6) mampu menghasilkan sebuah karya sastra. Pada umumnya, tujuan ini merupakan salah satu bentuk mengapresiasi karya sastra. Seperti yang dikemukakan oleh Effendy (dalam Aminudin; 2010:35) bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Berdasarkan tujuan pembelajaran sastra tersebut, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap karya sastra. Guru diharapkan dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi kesastraan siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan apresiasi sastra dan sumber belajar dan lebih leluasa dalam menentukan bahan ajar yang berkaitan dengan sastra sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya. Penguasaan siswa SMA Negeri 1 Tapa masih kurang. Hal ini disebabkan oleh : (1) kurangnya perhatian dan minat siswa terhadap pembelajaran sastra, (2) proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang menarik perhatian siswa, (3) guru acuh terhadap pembelajaran sastra bahkan materi tentang sastra dilewati, (4) Kurangnya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengapresiai karya sastra, (5) penguasaan siswa antar-jurusan yang berbeda, dan (6) fasilitas yang kurang memadai untuk melaksanakan pembelajaran sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguasaan pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis pada siswa Jurusan IPA dan IPS, perbandingan penguasaan pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis antara siswa Jurusan IPA dan IPS, mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis siswa Jurusan IPA dan IPS, dan mendeskripsikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor penguasaan pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis antara siswa Jurusan 3
IPA dan IPS di SMAN 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo tahun ajaran 2012/2013.
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkomparatif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan karateristik sesuatu sebagaimana adanya (Syamsudin & Damaianti, 2006:24). Metode ini digunakan untuk memaparkan data apa adanya mengenai penguasaan materi pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis pada siswa kelas XI Jurusan IPA, IPS,
faktor-faktor
yang memengaruhi
penguasaan
tersebut,
dan
alternatif
pemecahannya. Metode komparatif digunakan untuk melakukan penyelidikan apakah terdapat perbedaan antardua atau lebih kelompok terhadap fenomena yang sedang dipelajari (McMillan & Schumacher dalam Syamsudin & Damaianti, 2006:25). Berdasarkan hal tersebut, metode komparatif digunakan untuk mendeskripsikan perbandingan penguasaan materi pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis pada siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS di SMAN Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo tahun ajaran 2012/2013. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptifkomparatif digunakan untuk menggambarkan/melukiskan perbandingan penguasaan pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis pada siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo tahun ajaran 2012/2013.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penguasaan pembelajaran sastra pada aspek membaca dan menulis siswa kelas XI Jurusan IPA masih kurang. Aspek membaca rata-rata skor yang diperoleh pada KD 7.1 yakni: tes pertama rata-rata 1 (33%), tes kedua rata-rata 2,2 (73%), dan tes ketiga 1,2 (40%). Pada tes kedua terjadi peningkatan dengan selisih 40% dan pada tes ketiga,
terjadi penurunan
dengan selisih 40% {jumlah peningkatan =
penurunan}. KD 7.2 tes pertama, rata-rata 2 (66,7%), tes kedua rata-rata 1,5 (50%), 4
dan tes ketiga rata-rata 1,8 (60%). Pada tes kedua terjadi penurunan dengan selisih 16,7% dan tes ketiga terjadi peningkatan yakni 6,7% {jumlah penurunan > peningkatan}. KD 15.1 tes pertama, rata-rata 1 (50%), tes kedua rata-rata 1,3 (65%), tes ketiga rata-rata 0,7 (70%). Pada tes kedua mengalami peningkatan sebanyak 15%, pada tes ketiga mengalami penurunan yakni sebanyak 15% {jumlah penurunan = peningkatan}. KD 15.2 tes pertama, rata-rata 0,7 (35%), tes kedua rata-rata 0,6 (30%), tes ketiga rata-rata 0,8 (80%). Pada tes kedua terjadi penurunan dengan selisih 5% dan pada tes ketiga terjadi peningkatan sebanyak 50% {peningkatan > penurunan}. Secara keseluruhan, rata-rata skor yang diperoleh pada KD aspek membaca yakni: tes pertama rata-rata 4,7 dengan tingkat penguasaan 47%, tes kedua rata-rata 5,6 dengan tingkat penguasaan 56%, dan tes ketiga rata-rata 4,5 dengan tingkat penguasaan 46%. Pada tes kedua terjadi peningkatan sebanyak 9% dan pada tes ketiga sama dengan tingkat penguasaan pada tes kedua. Rata-rata skor yang diperoleh adalah 14,8 dengan tingkat penguasaan 53% dikategorikan kurang. Penguasaan pembelajaran sastra pada aspek menulis siswa kelas XI Jurusan IPA yakni dari 21 siswa, rata-rata skor yang diperoleh pada KD 8.1 yakni: tes pertama rata-rata 1 (50%), tes kedua rata-rata 0,4 (40%), dan tes ketiga rata-rata 1,3 (65%). Pada tes kedua terjadi penurunan dengan selisih 10% dan pada tes ketiga, terjadi peningkatan dengan selisih 25% {jumlah peningkatan > penurunan}. KD 8.2 tes pertama, rata-rata 0,2 (20%), tes kedua rata-rata 0,8 (40%), dan tes ketiga rata-rata 0,2 (20%). Pada tes kedua terjadi peningkatan dengan selisih 20% dan tes ketiga terjadi penurunan yakni 20% {jumlah penurunan = peningkatan}. KD 16.1 tes pertama, rata-rata 0,8 (80%), tes kedua rata-rata 0,6 (60%), tes ketiga rata-rata 1,7 (80%). Pada tes kedua mengalami penurunan dengan selisih 20%, pada tes ketiga mengalami peningkatan yakni sebanyak 25% {jumlah penurunan < peningkatan}. KD 16.2 tes pertama, rata-rata 0,1 (10%), tes kedua rata-rata 0,5 (50%), tes ketiga rata-rata 1,2 (60%). Pada tes kedua mengalami sebanyak 40% dan pada tes ketiga sebanyak 10% {peningkatan}. Secara keseluruhan, rata-rata skor yang diperoleh pada KD aspek menulis yakni: tes pertama rata-rata 2 dengan tingkat penguasaan 40%, tes 5
kedua rata-rata 2,3 dengan tingkat penguasaan 46%, dan tes ketiga rata-rata 4,4 dengan tingkat penguasaan 63%. Pada tes kedua terjadi peningkatan sebesar 6% dan pada tes ketiga terjadi peningkatan 17% (terjadi peningkatan). Rata-rata skor yang diperoleh 9 dengan tingkat penguasaan 53% dikategorikan kurang. Penguasaan pembelajaran sastra pada aspek membaca siswa kelas XI Jurusan IPS, dari 29 siswa, rata-rata skor yang diperoleh pada KD 7.1 yakni: tes pertama ratarata 0,8 (26,7%), tes kedua rata-rata 1,9 (63%) , dan tes ketiga 1 (33%). Pada tes kedua terjadi peningkatan sebanyak 36,3% dan pada tes ketiga, terjadi penurunan sebanyak 30% {jumlah peningkatan > penurunan}. KD 7.2 tes pertama, rata-rata 1,6 (53%), tes kedua rata-rata 0,6 (20%), dan tes ketiga rata-rata 1,03 (34%). Pada tes kedua terjadi penurunan sebanyak 33% dan tes ketiga terjadi peningkatan sebanyak 14% {jumlah penurunan > peningkatan}. KD 15.1 tes pertama, rata-rata 1,1 (55%), tes kedua rata-rata 0,9 (45%), tes ketiga rata-rata 0,44 (22%). Pada tes kedua mengalami penurunan sebanyak 10%, pada tes ketiga mengalami penurunan yakni sebanyak 23% {terjadi penurunan}. KD 15.2 tes pertama, rata-rata 0,6 (30%), tes kedua rata-rata 0,3 (15%), tes ketiga rata-rata 0,72 (71%). Pada tes kedua terjadi penurunan sebanyak 15% dan pada tes ketiga terjadi peningkatan sebanyak 56% {peningkatan > penurunan}. Secara keseluruhan, rata-rata skor yang diperoleh pada aspek membaca yakni: tes pertama rata-rata 4,1 dengan tingkat penguasaan 41%, tes kedua rata-rata 3,7 dengan tingkat penguasaan 37%, dan tes ketiga rata-rata 3,2 dengan tingkat penguasaan 40%. Pada tes kedua terjadi penurunan sebanyak 4% dan pada tes ketiga terjadi peningkatan sebanyak 3% (penurunan > peningkatan). Ratarata skor yang diperoleh adalah 11 dengan tingkat penguasaan 39% dikategorikan gagal. Penguasaan pembelajaran sastra pada aspek menulis siswa kelas XI Jurusan IPS yakni dari 29 siswa, rata-rata skor yang diperoleh pada KD 8.1 yakni: tes pertama rata-rata 0,4 (20%) , tes kedua rata-rata 0,1 (10%) , dan tes ketiga rata-rata 0,5 (25%). Pada tes kedua terjadi penurunan sebanyak 10% dan pada tes ketiga
terjadi
peningkatan sebanyak 15% {jumlah peningkatan > penurunan}. KD 8.2 tes pertama, 6
rata-rata 0,06 (6%), tes kedua rata-rata 0,7 (35%), dan tes ketiga rata-rata 0,1 (10%). Pada tes kedua terjadi peningkatan sebanyak 29% dan tes ketiga terjadi penurunan sebanyak 25% {jumlah penurunan = peningkatan}. KD 16.1 tes pertama, rata-rata 0,6 (60%), tes kedua rata-rata 0,8 (80%), tes ketiga rata-rata 1,1 (55%). Pada tes kedua mengalami peningkatan sebanyak 20%, pada tes ketiga mengalami peningkatan sebanyak 25% {tiap tes terjadi peningkatan}. KD 16.2 tes pertama, rata-rata 0,6 (60%), tes kedua rata-rata 0,3 (30%), tes ketiga rata-rata 0,9 (45%). Pada tes kedua terjadi penurunan sebanyak 30% dan pada tes ketiga terjadi peningkatan sebanyak 15% (peningkatan > penurunan). Secara keseluruhan, rata-rata skor yang diperoleh pada aspek menulis yakni: tes pertama rata-rata 1,3 dengan tingkat penguasaan 26%, tes kedua rata-rata 1,9 dengan tingkat penguasaan 38%, dan tes ketiga rata-rata 2,6 dengan tingkat penguasaan 37%. Pada tes kedua terjadi peningkatan sebesar 12% dan pada tes ketiga terjadi penurunan sebanyak 1% (jumlah peningkatan > penurunan). Rata-rata skor yang diperoleh 5,8 dengan tingkat penguasaan 34% dikategorikan gagal. Perbandingan penguasaan pembelajaran sastra pada aspek membaca dan menulis siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS adalah sebagai berikut. a. Aspek Membaca Berdasarkan hasil penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS terhadap pembelajaran sastra pada keseluruhan aspek membaca (KD 7.1, KD 7.2, KD 15.1, dan KD 15.2) dapat diidentifikasi perbedaan penguasaan yakni sebagai berikut. 1) Tes pertama, penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA rata-rata 4,7 (47%) lebih tinggi daripada siswa kelas XI Jurusan IPS rata-rata 4,1 (41%) dengan selisih perbedaan 6% 2) Tes kedua, penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA rata-rata 5,6 (56%) lebih tinggi daripada siswa kelas XI Jurusan IPS rata-rata 3,7 (37%) dengan selisih perbedaan 19%
7
3) Tes ketiga, penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA rata-rata 4,5 (56%) lebih tinggi daripada siswa kelas XI Jurusan IPS rata-rata 3,2 (40%) dengan selisih perbedaan 16% 4) Secara keseluruhan tes, penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA rata-rata 14,8 (53%) lebih tinggi daripada Jurusan IPS rata-rata 11 (39%) dengan selisih perbedaan 14%.
b. Aspek Menulis Berdasarkan hasil penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS terhadap pembelajaran sastra pada aspek menulis dapat diidentifikasi perbedaan penguasaan yakni sebagai berikut. 1) Tes pertama, penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA rata-rata 2 (40%) lebih tinggi daripada siswa kelas XI Jurusan IPS rata 1,3 (26%) dengan selisih perbedaan 14%. 2) Tes kedua, penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA rata-rata 2,3 (46%) lebih tinggi daripada siswa kelas XI Jurusan IPS rata rata 1,9 (38%) dengan selisih perbedaan 8%. 3) Tes ketiga, penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA rata-rata 4,4 (63%) lebih tinggi daripada siswa kelas XI Jurusan IPS rata-rata 2,6 (37%) dengan selisih perbedaan 26%. 4) Secara keseluruhan, penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA rata-rata 9 (53%) lebih tinggi daripada Jurusan IPS rata-rata 5,8 (34%) dengan selisih perbedaan 19%). Perbedaan penguasaan pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis antara Jurusan IPA dan IPS tersebut dipengaruhi oleh faktor kemampuan kognitif. Seperti yang
dikemukakan
Hastuti
(1996:12)
bahwa
yang
mempengaruhi
proses
pembelajaran salah satunya adalah faktor kemampuan kognitif. Dilihat dari hasil penguasaan yang dipeoleh dari kedua jurusan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
8
tingkat kognitif siswa kelas XI Jurusan IPA lebih tinggi dari Jurusan IPS. Selain itu, dipengaruhi oleh faktor guru, faktor siswa dan faktor sarana dan prasarana.
a.
Faktor guru Guru memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan siswa. Seperti
halnya penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS dikategorikan masih belum mampu. Hal ini disebabkan pada saat mengajar, guru tidak menggunakan Silabus dan RPP melainkan hanya berpedoman pada buku paket yang dipegang oleh guru tersebut, pemanfaatan media dalam pembelajaran belum memadai melainkan hanya terbatas pada kutipan-kutipan teks dalam buku paket bahasa Indonesia, guru melepaskan tanggungjawabnya kepada mahasiswa PPL, kurangnya latihan yang diberikan kepada siswa untuk mengapresiasi karya sastra. b. Faktor siswa Faktor penyebab dari siswa yakni kurangnya minat dan motivasi dari diri siswa untuk mengapresiasi karya sastra, kurangnya latihan untuk mengapresiasi karya sastra baik membaca karya sastra atau kutipan-kutipan teks karya sastra maupun menghasilkan sebuah karya sastra, kurangnya usaha untuk belajar sendiri dan mencari tahu ketertinggalan materi, kurangnya evaluasi terhadap kemampuan sendiri. Misalnya, menjawab soal-soal yang ada dalam buku mata pelajaran bahasa Indonesia ataupun soal-soal yang berkaitan dengan pembelajaran sastra, terganggunya kesehatan siswa yang menyebabkan siswa ketinggalan materi yang diajarkan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia. c.
Faktor sarana dan prasarana Sarana dan prasarana baik menyangkut perangkat pembelajaran (silabus dan
RPP) dan media yang digunakan dalam pembelajaran sastra masih belum memadai. Untuk penggunaan perangkat (silabus dan RPP, guru mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan silabus dan RRP yang diambil dari internet dan dari tahun ke tahun
9
belum diganti meskipun generasi dan karateristik siswa berbeda. Selain itu, buku tentang sastra masih terbatas terutama yang berkaitan dengan hikayat. Untuk mengatasi faktor yang mempengaruhi penguasaan siswa kelas yakni, (1) sebaiknya pada saat mengajar, guru membawa serta silabus dan RPP agar pembelajaran bisa terarah dan sesuai rencana, memberikan latihan kepada siswa untuk mengapresiasi karya sastra, dan memanfaatkan media semaksimal mungkin yang dapat membangkitkan semangat, minat, dan motivasi kepada siswa untuk mengapresiasi karya sastra. Dengan demikian, dapat menunjang keberhasilan siswa dan penguasaan terhadap pembelajaran sastra khususnya pada aspek membaca dan menulis. (2) Siswa juga sangat berperan penting dalam mengatasi permasalahan dalam dirinya dengan cara selalu berinteraksi dengan guru apalagi ketika mengalami kesulitan, sebaiknya dikonsultasikan baik kepada guru, teman, maupun kakak atau kepada yang lebih tahu, menimbulkan motivasi dan minat dalam diri sendiri dengan cara membiasakan diri dalam mengapresiasi karya sastra seperti membaca dan menulis karya sastra, mengevaluasi kemampuan dengan cara menjawab pertanyaanpertanyaan yang terkait dengan pembelajaran sastra. Hal tersebut dapat meunjang keberhasilan
siswa. (3) Sarana dan prasarana juga menjadi perhatian dalam
pembelajaran seperti perangkat pembelajaran (RPP dan Silabus), media yang digunakan dan buku-buku sumber yang dapat menunjang keberhasilan siswa dan tercapainya tujuan pembelajaran. Ketika ketersediaan di sekolah terbatas, guru maupun siswa dapat memanfaatkan internet, televisi, radio maupun media yang lainnya. Untuk perangkat pembelajaran yang bukan buatan sendiri sebaiknya disesuaikan dengan karateristik siswa, lingkungan, dan indikator pencapaian sehingga tujuan pembelajaran semaksimal mungkin dapat tercapai.
SIMPULAN Penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA di SMA Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo terhadap pembelajaran sastra pada aspek membaca, ratarata skor yang diperoleh adalah 14,8 dengan tingkat persentase 53% dikategorikan 10
kurang. Aspek Menulis, rata-rata skor yang diperoleh adalah 9 dengan tingkat persentase 53% dikategorikan kurang. Jurusan IPS pada aspek membaca, rata-rata skor yang diperoleh adalah 11 dengan tingkat persentase 39% dikategorikan gagal. Aspek Menulis, rata-rata skor yang diperoleh adalah 5,8 dengan tingkat persentase 34% dikategorikan gagal. Selisih perbedaan penguasaan pembelajaran sastra pada aspek membaca adalah 14%. Aspek menulis, Jurusan IPA tingkat persentase penguasaan 53% dan Jurusan IPS 34%. Selisih perbedaan penguasaan pembelajaran sastra pada aspek menulis adalah 19%. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS terhadap pembelajaran sastra dipengaruhi oleh faktor guru, faktor siawa, dan faktor sarana dan prasarana. Alternatif untuk meningkatkan penguasaan siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS terhadap pembelajaran sastra aspek membaca dan menulis sebaiknya guru mempertimbangkan karateristik siswa dalam membuat perangkat pembelajaran dan media yang digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, siswa bersikap aktif, kreatif dan kritis dalam pembelajaran, dan sarana dan prasarana terutama media yang digunakan dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pembelajaran dan dapat menimbulkan daya tarik, minat dan motivasi siswa untuk belajar.
SARAN Berdasarkan simpulan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran untuk guru hendaknya lebih memotivasi siswa dalam belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk aktif, berpikir kritis dan kreatif. Dalam hal ini, metode disesuaikan dengan standar isi pembelajaran. Pihak sekolah hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam menunjang keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti lain agar dapat melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan keterampilan sastra pada aspek yang lain atau salah satu aspek yang sama dengan penelitian ini dengan aspek yang lain.
DAFTAR PUSTAKA 11
Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. BNSP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Nasional. Rosnanipuri S. 2011. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia. (Online). (http//www.pdf securred Adobe Reader repository.upi.edu. diakses 14 Maret 2013). Syamsuddin & Vismaia S. Damaianti. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
12