PERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA “PAPA MINTA SAHAM” PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id) Oleh : Asri Saraswati 1B815842 Dosen Pembimbing : Dr. Edy Prihantoro
Kasus Papa Minta Saham
Media Online
Latar Belakang Masalah
Framing
2
Rumusan Masalah
1 Bagaimana perbandingan pembingkaian yang dilakukan oleh media online Kompas.com dan Viva.co.id pada berita mengenai Kasus “Papa Minta Saham”?
Batasan Masalah
Pada pembingkaian berita terkait dengan Kasus “Papa Minta Saham” pada Kompas.com dan Viva.co.id yang terbit pada tanggal 16 November – 19 Desember 2015.
3 Apa bingkai yang digunakan oleh Kompas.com dan Viva.co.id pada berita mengenai Kasus “Papa Minta Saham”?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana perbandingan pembingkaian dan apa bingkai yang digunakan oleh media online Kompas.com dan Viva.co.id terkait berita Kasus “Papa Minta Saham”.
Konstruksi Realitas Sosial
Internalisasi
Objektivasi
Proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.
Eksternalisasi
Paradigma Penelitian Pendekatan Penelitian Subjek dan Objek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi 2. Kepustakaan 3. Observasi 4. Wawancara
Teknik Analisis Data Analisis Framing Pan Kosicki
Analisis & Pembahasan
Kompas.com dan Viva.co.id 21 November 2015 Elemen Judul
Sintaksis
Skrip
Kompas.com Fadli Zon Duga Ada “Operasi Intelijen” dalam Kasus Setya Novanto
Viva.co.id Fadli Zon: Tak Hanya Freeport, Sudirman Harus Dilaporkan
Dari keseluruhan unsur sintaksis, terlihat bahwa pemberitaan Kompas.com Dari keseluruhan unsur sintaksis, terlihat bahwa pemberitaan Viva.co.id tidak netral. Hal ini terbukti pada contoh dibagian netral. Hal ini terbukti pada contoh bagian lead berita : penutup : Fadli Zon menduga Setya Novanto dijebak dalam kasus pencatutan Yang dilakukan Sudirman membuat heboh dan jelas-jelas salah. nama Presiden dan Wapres. Dan pada bagian lead berita : Menurut Heru Margianto selaku Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com, Tersebarnya rekaman percakapan antara Ketua DPR RI pemilihan lead dipilih dengan alasan “Karena ini adalah informasi terbaru Setya Novanto dengan Direktur Utama PT Freeport yang diberikan narasumber dalam pemberitaan kasus ini”. Indonesia Maroef Sjamsuddin, dan pengusaha Riza Chalid Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa Kompas.com menaruh berita diduga sengaja dilakukan dirut Freeport dan Menteri paling aktual yang dimiliki terkait pembahasan kasus tersebut. Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Sudirman Said untuk melancarkan kepentingan asing..
What : Novanto dijebak dalam pencatutan Presiden & Wapres
What : Tersebarnya rekaman percakapan antara Novanto,
Where : Jakarta
Maroef dan Riza
When : 21 November 2015
Where : Jakarta
Who : Fadli Zon
When : 21 November 2015
Why : Transkrip percakapan tidak terdapat pernyataan Novanto meminta
Who : Fadli Zon
saham kepada Freeport untuk Presiden dan Wapres. How : laporan Sudirman Said ke MKD dan beredarnya transkrip percakapan Novanto sehingga Novanto terseret dalam kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres
Why : How : -
Tematik
1) Paragraf pertama dan kedua yang menjelasan bahwa Novanto 1) Penjelasan bahwa Novanto sebagai pihak yang dijebak dalam kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil
dijebak oleh Sudirman dan Maroef. Kita dapat
Presiden dengan tidak adanya pernyataan pada transkrip
melihat dengan memperhatikan pada bagian
percakapan yang beredar bahwa Novanto meminta saham
paragraf awal hingga paragraf kelima dalam artikel
kepada Freeport untuk Presiden dan Wakil Presiden.
berita
2) Paragraf keempat melalui penjelasan mengenai renegosiasi
2) Dirut Freeport yakni Maroef dan Menteri ESDM
kontrak yang dapat dilakukan oleh Freeport.
yakni Sudirman Said harus di laporkan ke polisi.
3) Paragraf kelima dan keenam melalui penjelasan mengenai
Terlihat pada penjelasan paragraf keenam hingga
pelaporan Novanto ke polisi jika laporan Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan tidak terbukti.
paragraf ketujuh. 3) Paragraf kedelapan hingga paragraf akhir pada artikel berita yang menjelaskan bahwa tindakan
Sudirman yang melanggar Undang-undang.
Retoris
1) Penggunaan kata ‘menduga’ terlihat bahwa Kompas.com tidak 1)
Pada paragraf ketiga, terdapat penggunaan tanda
berpihak dan berupaya mengedepankan asas praduga tidak
kurung buka dan tutup dengan didalamnya tertulis
bersalah.
nama dirut Freeport dan Menteri ESDM ‘(Sudirman
2) Gambar memperlihatkan Fadli Zon yang tengah diwawancarai oleh awak media.
dan Maroef)’ 2) Gambar memperlihatkan Fadli Zon yang tengah diwawancarai oleh awak media.
Frame
Dilihat dari semua unsur diatas, Kompas.com menggunakan frame
Dilihat dari semua unsur diatas, Viva.co.id menggunakan
sosiologis dimana Kompas.com menggunakan sudut pandang
frame psikologis. Dimana terlihat pada artikel berita yang
kepada pembaca dengan menambahkan informasi yang sudah
menduga suatu hal tanpa diterangkan siapa yang
divalidasi dengan tidak terkesan berpihak pada yang memberi
mengatakan. sehingga terlihat seperti realitas padahal itu
pernyataan, tetapi hanya bertujuan menjelaskan.
adalah ucapan dari narasumber. Namun terlihat seperti narasumber membenarkan atau menegaskan berita tersebut.
Kompas.com dan Viva.co.id 3 Desember 2015 Elemen Judul Sintaksis
Kompas.com Cerita Bos Freeport Soal Tiga Kali Pertemuannya dengan Setya Novanto
Bos Freeport Indonesia: Pertemuan Inisiatif Setya Novanto
Dari keseluruhan unsur sintaksis, terlihat bahwa pemberitaan Kompas.com
Dari keseluruhan unsur sintaksis, terlihat bahwa pemberitaan Viva.co.id netral. Hal ini terbukti pada contoh dibabagian penutup :
netral. Hal ini terbukti pada contoh pada headline berita : Cerita Bos Freeport Soal Tiga Kali Pertemuannya dengan Setya Novanto’, terlihat bahwa Kompas.com ingin memberikan gambaran kronologis pertemuan Maroef dengan Novanto yang terjadi sebanyak tiga kali. Hal tersebut juga perkuat oleh Heru Margianto selaku Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com : Orang kan pengen tahu ada apa cerita pertemuan dengan Setya Novanto, balik lagi untuk pembaruan informasi dari Maroef agar pembaca tahu bagaimana tiga kali pertemuan itu terjadi. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kompas.com hanya ingin memberikan informasi bagaimana kronologi pertemuan Maroef dengan Novanto, demi kepentingan publik dalam mendapatkan pembaharuan informasi terkait hal tersebut. Skrip
Viva.co.id
Latar informasi yang diberikan oleh Viva.co.id pada artikel berita ini, menunjukan bahwa Viva.co.id ingin menggiring pembaca pada pemahaman bahwa Maroef yang sedang memberikan keterangannya di hadapan MKD, agar pembaca melihat keterangan pertemuan antara Maroef, Novanto dan Riza dari sisi Maroef Sjamsoeddin. Hal senada juga disampaikan oleh Umi Kalsum selaku Redaktur Pelaksana Viva.co.id : Supaya pembaca tahu kronologisnya seperti ini dan dari kronologi yang disampaikan oleh Maroef Sjamsoeddin diketahui bahwa kasus papa minta saham yang banyak mencuri perhatian publik ternyata pertemuannya diinisiatif atas ide dari Setya Novanto. Supaya menjelaskan juga bahwa ternyata dibalik pertemuan tersebut ini loh yang terjadi.
What : Maroef merekam pembicaraan dengan Setya Novanto dan Riza Chalid What : Maroef merekam percakapan dirinya, Novanto dan Riza pada pertemuan pada pertemuan ketiga.
ketiga
Where : Jakarta
Where : Jakarta
When : 3 Desember 2015
When : 3 Desember 2015
Who : Maroef Sjamsoeddin
Who : Maroef Sjamsoeddin
Why : dipertemuan ketiga Maroef curiga dengan Novanto dan Riza, akhirnya
Why : Maroef curiga terhadap Novanto dan Riza
memutuskan untuk merekam
How : Berawal dari pertemuan pertama di gedung DPR, pertemuan kedua dihotel
How : dari permintaan Marzuki dimana Maroef diminta bertemu Novanto,
dimana Novanto mengajak Riza Chalid sehingga timbul kecurigaan Maroef
Pertemuan kedua di Hotel namun Novanto membawa Riza, pada pertemuan
dipertemuan kedua, lalu pertemuan ketiga di hotel yang sama Novanto kembali
ketiga di lokasi yang sama Maroef curiga dan merekam pembicaraan mereka,
mengajak Riza dan atas dasar kecurigaan karena membicarakan kontrak
lalu menyerahkan rekaman ke Sudirman, lalu Sudirman melaporkan ke MKD perpanjangan Freeport, maka Maroef merekam percakapan mereka.
Tematik
Dari keseluruhan paragraf dalam artikel ini secara
Dari keseluruhan paragraf yang terdapat pada artikel
berkesinambungan merupakan penyampaian penjelasan dari
berita Viva.co.id ini, artikel secara berkesinambungan
Maroef Sjamsoeddin mengenai bagaimana kronologis pertemuan merupakan penjelasan dari penyampaian Maroef
tersebut. Retoris
1.
Penggunaan frasa ‘empat mata’ pada paragraf kelima.
2.
Gambar memperlihatkan Maroef yang tengah berada di Redaksi Kompas
mengenai pertemuannya dengan Novanto dan Riza. 1.
Penggunaan kata ‘curiga’ pada paragraf sembilan dan paragraf sebelas.
2.
Gambar memperlihatkan Maroef yang tengah memberikan keterangan di hadapan Mahkamah Kehormatan Dewan
Frame
Dilihat dari semua unsur diatas, Kompas.com menggunakan frame Dilihat dari semua unsur diatas, Viva.co.id sosiologis. Kompas.com hanya memberikan penjelasan pada
menggunakan frame sosiologis. Viva.co.id hanya
pernyataan-pernyataan narasumber tanpa cenderung
memberikan kronologis apa yang disampaikan
membenarkan dengan selalu memberikan keterangan bahwa
langsung oleh narasumber dari awal pertemuan hingga
seluruhnya merupakan perkataan dari narasumber.
perekaman perbincangan.
Kompas.com dan Viva.co.id 16 & 19 Desember 2015 Elemen
Kompas.com
Viva.co.id
Judul
Setya Novanto Mundur, MKD Anggap Sidang Etika Telah Happy Ending
Sudah Mundur, MKD Pastikan Tutup Kasus Setya
Sintaksis
Novanto Dari keseluruhan unsur sintaksis, terlihat bahwa Dari keseluruhan unsur sintaksis, terlihat bahwa pemberitaan Kompas.com pemberitaan Viva.co.id tidak netral. Hal ini terbukti pada netral. Hal ini terbukti pada contoh pada lead berita : contoh dibagian penutup : 10 dari 17 orang anggota MKD meminta Novanto mundur dari jabatannya, maka Novanto mengundurkan diri.
Viva.co.id menggunakan kutipan Arminsyah sebagai penutup.
Terlihat jelas, bahwa Viva.co.id menyampaikan sesuatu Dari pernyataan diatas, Kompas.com hanya mencoba menyajikan informasi yang tidak sesuai denga fakta karena jika berita ini terbaru mengenai kasus ini, dalam hal ini yang disajikan adalah alasan dikeluarkan tanggal 19 Desember 2015, Kejagung belum pengunduran diri Setya Novanto sebagai penguat lead berita. memberikan respon apapun terkait kasus ini.
Skrip
What : Pengunduran diri Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI
What : Kasus Setya Novanto di MKD telah selesai.
Where : Jakarta
Where : Jakarta
When : 16 Desember 2015
When : 16 Desember 2015
Who : Surahman Hidayat
Who : Sufmi Dasco dan Arminsyah
Why : Sebanyak 10 dari 17 orang anggota MKD meminta Novanto mundur Why : Karena Setya Novanto mengundurkan diri dari dari jabatannya.
jabatannya
How : pada rapat pleno MKD mengenai kasus Novanto, anggota MKD
How : Berawal dari mundurnya Novanto dari jabatannya,
sebanyak 10 dari 17 orang meminta Novanto mundur dari jabatannya, lalu
akhirnya sidang MKD ditutup dan Novanto bebas dari
Novanto mengundurkan diri melalui surat pengunduran dirinya.
sanksi.
Tematik
1) Paragraf pertama hingga paragraf keempat yang menjelaskan 1) Paragraf pertama dan paragraf kedua, artikel berita membahas mengenai pengunduran diri Setya Novanto dari jabatannya. 2) Paragraf kelima sampai dengan paragraf akhir yang
pengunduran diri Novanto dari jabatannya 2) Paragraf ketiga dan keempat membahas peristiwa sewaktu Novanto
menjelaskan ditutupnya sidang MKD mengenai dugaan
bersama Riza meminta saham kepada pihak Freeport dan akhirnya Novanto
pelanggaran etika oleh Setya Novanto dengan alasan adanya
terjerat Kasus Papa Minta Saham yang mencatut nama Presiden dan
surat pengunduran diri dari teradu.
Wapres 3) Paragraf kelima dan keenam menjelaskan bahwa atas selesainya masalah Novanto di MKD dan Novanto tidak dikenakan sanksi apapun 4) Paragraf ketujuh dan kedelapan membahas Novanto yang telah dipanggil oleh Kejaksaan Agung dan ia mangkir sehingga akan dipanggil sekali lagi.
Retoris
1.
Penggunaan istilah bahasa inggris ‘happy ending’ pada
1.
headline 2.
Gambar memperlihatkan sejumlah anggota DPR yang
Penggunaan kata ‘pucuk’ pada paragraf pertama atau pada lead berita.
2.
Gambar memperlihatkan suasana saat sidang putusan MKD.
menyematkan pita hitam bertuliskan #SaveDPR karena merasa citra DPR tercoreng akibat keterlibatan Novanto pada Kasus Papa Minta Saham. Frame
Dilihat dari semua unsur diatas, Kompas.com menggunakan frame Dilihat dari semua unsur diatas, Viva.co.id menggunakan frame psikologis. sosiologis . Kompas.com hanya menjelaskan kemunduran Setya
Karena terdapat manipulasi tanggal bahwa dikatakan berita itu dikeluarkan
Novanto dengan menekankan surat pengunduran diri dari yang
pada tanggal 19 Desember dengan alasan yang disampaikan oleh Umi Kalsum
bersangkutan, tetapi tidak menuding bahwa Setya Novanto
selaku Redaktur Pelaksana Viva.co.id “karena tidak ada kepastian dari MKD
bersalah.
apakah kasus tersebut ditutup atau tidak”. Namun, Viva.co.id memiliki informasi berita pada tanggal 13 Januari 2016 yang dimuat dalam artikel tanggal 19 Desember 2015. Ini merupakan suatu keanehan dan kejanggalan yang terjadi
Kesimpulan
Saran
Pada berita Kompas.com, frame yang digunakan terlihat lebih mendekati objektivitas dalam pemberitaannya. Terlihat pada tiga artikel berita yang diteliti menunjukan usaha untuk menyampaikan realitas yang terjadi pada Kasus Papa Minta Saham sesuai dengan fakta dan sumber yang dimiliki, hal ini sesuai dengan independensi yang melekat pada Kompas.com. Sedangkan pada berita Viva.co.id realitas kurang objektif dengan realitas sesungguhnya. Seperti pada opini berita dan penafsiran atas komentar-komentar sumber berita, serta kesalahan yang seperti disengaja. Hal ini semakin menegaskan bahwa pengaruh pemilik media dapat mempengaruhi berita yang disampaikan.
• Pada media massa online memperhatikan kelengkapan berita 5W+1H agar terpenuhi pada setiap artikel berita supaya pembaca lebih dapat memahami apa yang disampaikan oleh berita. • Dapat memperhatikan ruang publik atau kepentingan masyarakat terhadap suatu berita dengan berlandaskan asas kenetralan yang tidak condong kepada pihak tertentu.
Sekian
Terima Kasih