Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN : Cetak 2252-9721
PERBANDINGAN KADAR MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Cananga odorata L.) DI SUKOREJO DAN TROMPO DENGAN METODE DESTILASI AIR Ariyanti1, Sulistyani Mardaning Tyas1 1 SekolahTinggiIlmuKesehatan Kendal Email :
[email protected];
[email protected]
ABSTRAK Tanaman kenanga (Cananga odorata L.) memiliki kandungan minyak atsiri. Sumber minyak atsiri terdapat pada bagian daun bunga kenanga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar minyak atsiri bunga kenangadi dataran tinggi dan rendah dengan metode destilasi air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi destilasi air dengan lima kali replikasi. Kadar minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah dianalisa secara statistik menggunakan uji one-sample kolmogrov-smirnov test. Pada pengujian tersebut diperoleh hasil maka dilanjutkan dengan uji independent sample t-testuntuk mengetahui ada tidaknya rata-rata antara kedua kelompok sampel. Berdasarkan hasil penelitian kadar minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi yaitu 0,07%, 0,11%, 0,11%, 0,11% dan 0,19%. Minyak atsiri bunga kenanga di dataran rendah yaitu 0,12%, 0,22%, 0,16%, 0,16% dan 0,22%. Hasil penelitian didapatkan nilai p value> α yaitu 0,692 > 0,05 (95%) menunjukan tidak ada perbedaan kadar minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah dengan metode destilasi air. Kata Kunci: Cananga odorata L., minyak atsiri, destilasi air.
ABSTRACK Plants ylang (Canangaodorata L.) contains volatile oil. Sources of essential oils contained in the leavesylang flowers. This study aimed to compare the levels of essential oil ylang flowers in the highlands and the lower the water distillation methods. The method used in this study is the extraction of distilled water with five-time replication.The method used in this study is the extraction of distilled water with five-time replication. Ylang flower essential oil content in the highlands and the lower statistically analyzed using one-sample test kolmogrov-Smirnov test. In the test results obtained then continued by independent sample t-test to determine whether there is an average between the two sample groups. According to the research levels of the essential oil ylang flowers on a plateau that is 0.07%, 0.11%, 0.11%, 0.11% and 0.19%. Essential oils ylang flower in the lowlands are 0.12%, 0.22%, 0.16%, 0.16% and 0.22%. Results obtained p value> α ie 0.692> 0.05 (95%) showed no differences in levels of essential oil ylang flowers in the highlands and the lower the water distillation methods. Keywords: Canangaodorata L., essential oils, distilled water. Pendahuluan Indonesia merupakan Negara beriklim tropis kaya akan beranekaragam flora, berbagai jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat dapat tumbuh dengan mudah, salah satu diantaranya adalah tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Bunga kenanga (CanangaodorataL.) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Di Indonesia bunga kenanga berasal dari Jawa. Spesies bunga kenanga dari Jawa adalah Cananga odorata genuine dan Cananga odorata forma fructicosa yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Bunga kenanga (Cananga odorata L.) merupakan salah satu
tanaman yang bias digunakan sebagai obat tradisional. Sekian banyak tanaman yang berkhasiat sebagai penurun kolesterol, bunga kenanga diketahui mengandung saponin, flavonoid dan minyak atsiri (Katrin, 1995). Bunga kenanga (Cananga odorata L.) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Khasiat dari senyawa yang ditemukan dalam minyak atsiri adalah untuk penyakit kulit, asma, anti nyamuk, antimikroba dan antioksidan (Sumarni, 2008). Minyak kenanga dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung gugus fungsi hidroksil (OH) dan karbonil, selain itu minyak kenanga
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2016
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
juga digunakan sebagai antioksida karena mengandung benzyl benzoat yang memiliki sifat sebagai anti radikal (Ferdiansyah dkk., 2011). Senyawa yang ditemukan dalam bunga kenanga antara lain adalah saponin, flavonoid serta senyawa minyak atsiri yang mengandung senyawa polifenol, farnesol, metilbenzoat dan benzyl benzoat (Sacchetti dkk., 2011).
nmetode destilasi air menjadi pilihan praktis dan tepat untuk penelitian ini (Utami, 2008).
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak atsiri disebut juga minyak eteris, minyak terbang atau esensial oil yang digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri. Industri yang menggunakan minyak atsiri ada industri parfum, kosmetik, essence dan industry farmasi (Rizal dkk., 2010). Minyak atsiri berfungsi sebagai zat pewangi dalam pembuatan parfum dan wangi-wangian, terutama minyak atsiri yang berasal dari bunga kenanga. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai zat pengikat bau (fixative) dalam parfum misalnya minyak kenanga (Rizal dkk., 2010). Minyak atsirim erupakan minyak yang mudah menguap dan mengandung aroma dan wangi yang khas (Sastroamidjojo, 2004).
Hasil dan Pembahasan Hasil Determinasi Tanaman Determinasi bertujuan untuk memastikan kebenaran suatu tanaman yang akan digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil determinasi tersebut dapat disimpulkan bahwa bunga kenanga (Cananga odorata L.) telah terbukti kebenarannya dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Deskripsi tanaman kenanga (Cananga odorata L.).
Bunga kenanga dapat tumbuh di daerah beriklim tropis dan dengan tekstur tanah yang sangat kering. Bunga kenanga banyak tumbuh didaerah Kendal, khususnya di desa Trompo dan Patean Kecamatan Sukorejo, Kota Kendal. Pemanfaatan bunga kenanga di daerah tersebut selama ini digunakan untuk mengobati penyakit kulit (kudis dan gigitan serangga), mengobati sesak nafas, asma, malaria, sakit kepala, mencegah dan mengobati hepatitis, radang saluran kencing dan menghilangkan pecah – pecah pada telapak kaki serta produk kecantikan. Menurut Utami (2008), penelitian yang ada bunga kenanga banyak mengandung minyak atsiri. Hal tersebut yang mendasari peneliti untuk mengembangkan minyak atsiri dari bunga kenanga dengan menggunakan metode destilasi air. Metode destilasi air dipilih pada penelitian ini karena rangkaian peralatanl ebih sederhana dibandingkan dengan metode lain. Dalam aplikasi metode tersebut penggunaanya lebih mudah dikembangkan oleh masyarakat. Metode tersebut memiliki kelebihan yaitu jumlah bahan/ekstrak dan biaya yang dibutuhkan relative kecil sehingga penggunaa
Metode Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan perbandingan kadar minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata L.) adalah metode destilasi air dengan uji statistik t-test.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga kenanga berwarna hijau dalam keadaan segar dikarenakan kandungan minyak atsiri sampel segar lebih tinggi dibanding dengan sampel kering dan pada sampel kering kandungan minyak atsiri telah menguap. Minyak atsiri pada bunga kenanga diperoleh dari bagian mahkota bunga kenanga. Mahkota bunga kenanga merupakan bagian terbanyak penghasil minyak atsiri dibandingkan dengan bagian bunga kenanga lainnya. Pemetikan bunga kenanga dilakukan pada pagi hari pukul 05.30, dipetik pada pagi hari karena waktu pemetikan yang baik dilakukan pada saat matahari terbit hingga pukul 08.00 pagi. Jika pemetikan bunga kenanga dilakukan pada siang hari atau sore hari dikhawatirkan akan terjadi penguapan sehingga minyak atsiri yang dihasilkan tidak optimal dan kadar minyak dalam bunga lebih kecil. Bunga kenanga yang dipetik pada musim kering akan menghasilkan minyak dengan kualitas lebih tinggi daripada saat musim hujan (Yuliani, 2012). Proses ekstraksi minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah menggunakan metode destilasi air. Destilasi pada penelitian ini dilakukan selama 4 jam dan dicatat waktu pertama kali destilat menetes kemudian hasil destilat ditampung dalam erlenmeyer. Hasil destilat dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan Na2SO4 anhidrat berfungsi untuk mengikat senyawa air yang masih terdapat 7
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2016
dalam minyak atsiri sehingga minyak atsiri yang didapat murni tanpa tercampur dengan air. Hasil yang diperoleh dari proses destilasi air adalah cairan yang terdiri dari air dan minyak atsiri dimana minyak atsiri terdapat di atas dan air berada dibawah. Setiap zat akan larut dalam air namun berbeda dengan minyak dan air, ketidaklarutan antara keduanya disebabkan karena air bersifat polar dan minyak bersifat non polar. Bersifat polar karena dapat larut dalam air serta pelarut lainnya sedangkan non polar tidak larut dalam air atau pelarut polar lainnya. Massa jenis minyak lebih kecil dibanding massa jenis air sehingga minyak berada diatas air dan minyak atsiri memiliki massa jenis sebesar 0,708 g/mL sedangkan massa jenis air sebesar 1 g/mL (Donal, 2004). Minyak atsiri bunga kenanga bersifat mudah menguap, berbau harum sesuai dengan aroma tanamannya. Berupa cairan berwarna kuning, kemerahan dan tidak berwarna. Penyimpanan minyak atsiri agar tidak mudah rusak dapat disimpan pada botol berwarna gelap dengan tujuan untuk mencegah proses oksidasi yang merupakan interaksi kontak langsung antara oksigen dengan zat (Ketaren, 1985). Hasil volume minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata L.)di Sukorejo dan Trompo dengan metode destilasi air Hasil rendemen minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Tabel 1 Rendemen minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo Replikasi
1 2 3 4 5
Waktu pertama destilat menetes (menit) 13,05 13,15 13,50 12,15 12,45
Volume minyak atsiri (mL)
Rendemen (%)
0,3 0,4 0,4 0,4 0,5
0,07 0,11 0,11 0,11 0,19
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 2. Rendemen minyak atsiri bunga kenanga di Trompo Replikasi
1 2 3 4 5
Waktu pertama destilat menetes (menit) 13,00 13,40 13,25 11,45 12,00
Volume minyak atsiri (mL)
Rendemen (%)
0,4 0,6 0,5 0,5 0,6
0,12 0,22 0,16 0,16 0,22
Tabel 1 dan 2 menunjukan adanya perbedaan volume dan rendemen minyak atsiri pada setiap replikasi, tabel 4.1 menunjukan volume dan rendemen minyak atsiri tertinggi terdapat pada replikasi ke-5 sedangkan tabel 4.2 menunjukan volume dan rendemen minyak atsiri tertinggi terdapat pada replikasi ke-2 dan ke-5. Perbedaan hasil minyak atsiri kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pemanasan saat proses destilasi. Pemanasan yang dimaksud pada penelitian ini adalah pemanasan sampel pada labu alas bulat yang berasal dari api bunsen berfungsi untuk mempercepat proses pendidihan atau penguapan sampel dengan menahan tekanan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel. Perbedaan hasil minyak atsiri di dataran tinggi dan rendah dipengaruhi oleh kondisi tanah. Kondisi tanah di dataran tinggi lebih lembab, tanah lebih subur dan gembur sehingga bunga kenanga yang dihasilkan berwarna lebih segar, berbeda dengan dataran rendah kondisi tanah kurang begitu subur dan kering sehingga bunga kenanga yang dihasilkan berwarna agak kusam. Faktor lain yang mempengaruhi hasil minyak atsiri dari dataran tinggi dan rendah adalah faktor cuaca. Kondisi cuaca di dataran tinggi sering terjadi hujan sehingga intensitas penyinaran matahari lebih rendah sedangkan di dataran rendah intensitas penyinaran matahari lebih tinggi sehingga jarang sekali terjadi hujan. Penyinaran matahari terhadap pertumbuhan bunga kenanga sangat berpengaruh, semakin banyak penyinaran matahari maka semakin banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh bunga kenanga. Curah hujan yang begitu tinggi menyebabkan kandungan air di dalam bunga 8
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2016
kenanga lebih banyak sehingga hasil minyak atsiri lebih sedikit (Yuliani, 2012). Hasil analisa univariate dan bivariate minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata L.) di Sukorejo dan Trompo dengan metode SPSS 19.0 1. Analisa Univariate Hasil analisa univariate minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 3 Hasil analisa univariate minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo dan Trompo Minyak Atsiri
D est ila si 1
N
Mea n
Med ian
Mo dus
Standar Deviasi
5
0,04382
5
0,11 00 0,16 00
0,11
2
0,11 80 0,17 60
0,16
0,04336
Tabel 3 menunjukan bahwa nilai N adalah jumlah perlakuan sebanyak 5 kali, minyak atsiri ke-1 adalah rata-rata minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo sedangkan minyak atsiri ke-2 adalah rata-rata minyak atsiri bunga kenanga di Trompo. Analisa univariate bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan atau perbedaan. Hasil analisa univariate didapatkan rata-rata 2 sampel dari minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo adalah 0,11% v/b, sedangkan hasil rata-rata minyak atsiri bunga kenanga di Trompo adalah 0,17%. Hasil analisa univariate didapatkan nilai tengah dari 2 sampel yaitu 0,11 dan 0,16, sedangkan nilai yang sering muncul dari 2 sampel yaitu 0,11 dan 0,16. Hasil uji tersebut menunjukan v/b, artinya bahwa rata-rata kadar minyak atsiri bunga kenanga di Trompo lebih tinggi dibanding di Sukorejo, ini menjelaskan bahwa pada uji analisa univariate 2 sampel terdapat adanya perbedaan. Standar deviasi pada sampel 1=0,04 dan standar deviasi sampel 2=0,04 artinya batas persimpangan data yang diperoleh dari hasil rata-rata antara minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo dan Trompo.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
2. Analisa Bivariate Hasil analisa bivariate dan independent samples test minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo dan Trompo dapat dilihat pada tabel 4 dan 5. Tabel 4. Hasil analisa bivariate minyak atsiri bunga kenanga diSukorejo dan Trompo Signifikansi Minyak Atsiri 0,814 Tabel 4.4 menunjukan hasil uji pada nilai signifikansi yaitu 0,814 dimana nilai ini dibandingkan dengan α=0,05, apabila nilai signifikansi >0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal. H0 dari pengujiana adalah data berdistribusi normal dan signifikansi >0,05 (95%) maka H0 diterima yang artinya data berdistribusi normal.Uji normalitas kolmogorfsmirnov test minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah berdistribusi normal maka dilakukan uji independent samples test minyak atsriri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel. Hasil uji independent samples test minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Hasil independent samples test minyakatsiri bunga kenanga di Sukorejo dan Trompo Dataran Tinggi dan Dataran Rendah Equal Equal variances variances assumed not assumed Levene's Test F for Equality of Sig Variances T t-test for Df Equality of Sig. (2-tailed) Means Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interva Lower Of the Difference Upper
0,169 0,692 -2,104 8 0,069 -,05800 0,02757 -,12157 0,00557
-2,104 7,999 0,069 -,05800 0,02757 -,12157 0,00557
Hasil uji independent samples test pada tabel 5 menunjukan bahwa hipotesis dari hasil rata-rata rendemen minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo dan Trompo adalah sama atau tidak berbeda secara nyata (H0) sedangkan hasil ratarata rendemen minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo dan Trompo adalah tidak sama atau berbeda secara nyata (H1). Tingkat signifikansi α=5% atau 0,05 yang berarti jika hasil signifikansi ≤ α maka Ha diterima. Hasil 9
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2016
signifikansi yang diperoleh yaitu 0,692, karena hasil signifikansi > α maka Haditolak yang artinya hasil rata-rata rendemen minyak atsiri bunga kenanga di Sukorejo dan Trompo adalah sama atau tidak berbeda secara nyata. Kesimpulan dari hasil uji independet samples test pada nilai signifikansi yaitu 0,692 dimana nilai ini dibandingkan dengan α=0,05, apabila nilai signifikansi >0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal. H0 dari pengujian adalah data berdistribusi normal dan signifikansi >0,05maka Ha ditolak yang artinya data ke dua sampel tidak ada perbedaan. Hasil rendemen minyak atsiri bunga kenanga dari Sukorejo dan Trompo tidak menunjukan perbedaan dikarenakan jumlah minyak atsiri bunga kenanga yang didapatkan dari ke dua sampel hampir sama. Hasil uji independent samples test terlihat bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara minyak atsiri bunga kenanga di dataran tinggi dan rendah dikarenakan rata-rata nilai rendemen yang didapat selisihnya sedikit, tidak adanya perbedaan dapat terjadi karena variabel yang digunakan dalam penelitian sama yaitu bunga kenanga berwarna hijau meskipun beda wilayah antara Sukorejo dan Trompo.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Ketaren, S. (1985). Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Hal. 427, Balai Pustaka: Jakarta. Sacchetti, G., Silvia, M., dkk., (2006). Comparative Evaluation of 11 Essential Oils of Different Origin as Functional Antioxidants, Antiradicals and Antimicrobials in Foods. Dipartimento delle Risorse Naturali e Culturali, Lab. Biologia farmaceutica, Italy. Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri, Universitas Gadjah Mada, Hal. 203138: Yogyakarta. Sumarni, dkk. (2008). Pengaruh Volume Air dan Berat Bahan pada Penyulingan Minyak Atsiri,Jurnal Jurusan Teknik KimiaFakultas Teknologi Industri Institut Sains dan Teknologi AKPRIND: Yogyakarta. Utami. (2008). Buku Pintar Tanaman Obat,Hal.431 Redaksi AgroMedia: Jakarta. Yuliani Sri. (2012). Panduan Lengkap Minyak Atsiri, Cetakan I, Hal. 204, Penebar Swadaya: Jakarta.
Kesimpulan 1. Tidak ada perbedaan secara nyata antara kadar minyak atsiri dalam bunga kenanga di Sukorejo dan Trompo. 2. Kadar tertinggi minyak atsiri terdapat pada bunga kenanga di Trompo yaitu 0,17%.
DaftarPustaka Ferdiansyah dan Zulfikar. (2010). Analisis Pengaruh Arah Aliran Steam dan Massa Bunga Kenanga untuk Mendapatkan Minyak Kenanga yang Memiliki Kualitas dan Rendemen Optimum dengan Menggunkan Metode Distilasi Uap (Steam Distillation). Jurnal Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Katrin. (1995). Pemeriksaan Kandungan Kimia Kulit Batang Cananga Odorata. Edisi ke-4 Terjemahan Kosasih Padmawinata. ITB Press: Bandung.
10