NASKAH PUBLIKASI
KEEFEKTIFAN DAYA BUNUH MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Cannangium odoratum) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III
Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh : DESTI NURDIANTI J 410 090 035
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
berdarah dengue tidak menular
A. PENDAHULUAN
melalui kontak manusia secara DBD merupakan salah satu langsung, dari
penyakit
menular
tetapi
ditularkan
yang melalui nyamuk. Nyamuk Aedes
menjadi
masalah
kesehatan aegypti betina menyimpan virus
dunia
terutama
di
negara dengue
pada
telurnya,
selanjutnya
akan
menularkan
berkembang. DBD di Indonesia masih
merupakan
masalah virus
tersebut
ke
manusia
kesehatan karena kejadiannya melalui
gigitan.
Setelah
hampir dapat dipastikan setiap mengigit seseorang, nyamuk ini tahun, khususnya pada awal akan berulang kali mengigit musim hujan. Di Indonesia DBD orang lain pertama
kali
dicurigai
Surabaya
pada
tahun
sehingga
dengan
di mudah darah seseorang yang
1968, mengandung virus dengue dapat
tetapi konfirmasi virologis baru cepat berpindah ke orang lain, diperoleh
pada
tahun
1970 yang paling dekat tentulah orang
(Soedarmo, 2002). yang tinggal dalam satu rumah Penyebab
penyakit
ini
adalah virus dengue, sejenis virus
yang
tergolong
genus
(Hastuti, 2008). Hasil penelitian Wijiawati (2010)
menunjukkan
bahwa
flavivirus dari family flaviviridae
dosis minyak Bunga Kenanga
yang masuk ke dalam tubuh
(Cannagium
manusia melalui gigitan nyamuk
mempunyai pengaruh terhadap
Aedes aegypti betina. Demam
oddoratum)
daya bunuh larva nyamuk Culex
b. Menjelaskan
quinquefasciatus dosis 0,125 ml
minyak
merupakan
Kenanga
dengan
perlakuan rata-rata
terbaik kematian
sebesar 96,125%.
Bunga
atsiri
Bunga terhadap
kematian larva nyamuk Aedes aegypti c. Mendeskripsikan
B. RUMUSAN MASALAH Apakah
pengaruh
minyak
Kenanga
atsiri
(Cannagium
kematian larva d. Menjelaskan
oddoratum) efektivitas sebagai
minyak
larvasida
Kenanga
dalam
membunuh
larva Aedes aegypti.
efektifitas
atsiri
Bunga dalam
membunuh larva Aedes aegypti
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan umum
3. Manfaat
Menganalisis
bagi
penelitian
lain
efektivitas larvasida minyak
Sebagai bahan acuan untuk
atsiri
melakukan
Bunga
(Cannagium dalam
Kenanga oddoratum)
membunuh
larva
Aedes aegypti.
selanjutnya. D. TINJAUAN PUSTAKA Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan
penelitian
suhu
larutan, pH, kelembaban
ditandai
dengan
berbagai
gejala
seperti
demam
mendadak, tanpa sebab yang
jelas,
berlangsung
terus
kompleks
virus
antibodi
menerus selama 2-7 hari,
dengan virus yang berfungsi
manifestasi
sebagai antigenya. Akibatnya
perdarahan,
trombositopeni
(jumlah
trombosit
100.000/l),
hemokonsentrasi (peningkatan
tubuh
akan
perdarahan sampai
hematrokit
mengalami
mulai
bercak
perdarahan
hebat
pada kulit (Widoyono, 2011).
20%), dan disertai dengan
Tanaman
kenanga
atau tanpa pembesaran hati
merupakan salah satu jenis
(hepatomegali)
tanaman penghasil minyak
(Abdullah,
2013).
atsiri,
Nyamuk Aedes aegepty
Bunga
Kenanga
(Cananga
odorata)
berukuran lebih kecil dari
merupakan
pada nyamuk Culex guinguef
berasal dari beberapa negara
asciatus.
di Asia Tenggara khususnya
Infeksi
virus
nyamuk aedes terjadi melalui
Filipina,
gigitan
Thailand
yang
dan
nyamuk,
virus
Indonesia. Bunga Kenanga
aliran
darah
yang berasal dari Indonesia
kemudian
khususnya Jawa yaitu 277
memasuki manusia
bunga
untuk
berreplikasi. perlawanan, membentuk
Sebagai tubuh
akan
antibodi,
selanjutnya akan terbentuk
spesies forma
Cananga macrophylla
odorata yang
dapat menghasilkan minyak kenanga.
Minyak
atsiri
yang
sudah terbukti, baik secara
dikenal dengan nama minyak
empiris
terbang (volatile oil) atau
Komponen
minyak etiris (essential oil)
terdapat pada minyak atsiri
adalah
memiliki
minyak
yang
maupun aktif
kemampuan
mempunyai
antiinflamasi,
mudah
yang
berbagai
dihasilkan dari tanaman dan sifat
ilmiah.
seperti
menguap pada suhu kamar
antiseptik/antibakteri,
tanpa
perangsang selera makan,
mengalami
dekomposisi.
deodoran,
Minyak Bunga Kenanga adalah minyak atsiri yang memiliki bau menyengat dan diperoleh dari penyulingan
ekspektoran,
insektisida,
dan
sedatife
(Sulyani dan Satuhu, 2012). E. METODE PENELITIAN Jenis
penelitian
bunga tanaman Cannagium
adalah
Oddoratum
mengetahui efektivitas daya
(Gunawan dan
Mulyani, 2004).
digunakan
berbagai Pemanfaatan
untuk
bunuh minyak atsiri Bunga
Minyak atsiri telah banyak
eksperimetal
ini
Kenanga
untuk
oddoratum)
pengobatan.
membunuh
(Cannagium dalam larva
minyaknya
Aedes aegypti.
untuk
berbagai
Analisis
penyembuhan
penyakit
digunakan
data
adalah
nyamuk
yang analisis
data univariat dan analisis
jika p > > α (0,01) maka Ho
bivariat. Analisis univariat
diterima.
adalah Jenis penelitian ini adalah
eksperimetal
untuk
F. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi
analisis
mengetahui efektivitas daya
univariat suhu larutan,
bunuh minyak atsiri Bunga
pH
Kenanga
kelembaban ruangan.
(Cannagium
oddoratum) membunuh Aedes
larva
aegypti.
analisis
larutan
dan
dalam
Dketahui bahwa suhu
nyamuk
larutan pada kelompok
Sedangkan
bivariat
adalah
kontrol
dan
perlakuan
adalah 24oC awal dan
Analisis bivariat digunakan
25°C
untuk
kelompok kontrol sebesar
mengetahui
keefektivan
Minyak
atsiri
7
akhir.
baik
pH
pada
pada
kontrol
Bunga Kenanga (Cannagium
maupun semua perlakuan.
oddoratum) dalam membun
Kelembaban
uh
Aedes
tempat penelitian sama
aegepty. Analisis dilakukan
pada kelompok kontrol
dengan
dan
larva
nyamuk
menggunakan
Anova
satu
jalur
tingkat
kepercayaan
Uji
dengan 99%.
Dengan signifikasi jika Pc ≤ α (0,01) maka Ho ditolak dan
semua
ruangan
perlakuan
yaitu sebesar 85%. 2. Pengaruh
keefektifan
minyak atsiri terhadap
kematian larva Aedes
nyamuk
aegypti
instar III.
Hasil Uji Anova Efektivitas Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cannagium oddoratum) pada Berbagai Konsentrasi dalam Membunuh Larva Aedes aegypti setelah 24 Jam Perlakuan. Diketahui bahwa ada perbedaan
yang
sangat
signifikan
antara
Aedes
3. Deskripsi
aegypti
prosentasi
kematian larva Aedes aegypti setelah 24 jam perlakuan. Jumlah Kematian Larva Aedes aegypti pada Berbagai Konsentrasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cannagium oddoratum) setelah 24 Jam Perlakuan.
konsentrasi minyak atsiri Diketahui Bunga
bahwa
Kenanga pada
(Cannagium
kelompok kontrol
oddoratum) tidak ditemukan adanya
dengan rata-rata kematian kematian
larva
pada
larva Aedes aegypti. Hal ini semua perlakuan. Pada dapat dilihat dari nilai p = kelompok perlakuan rata0,000 (p ≤ 0,01). Sehingga rata
kematian
larva
dapat disimpulkan bahwa tertinggi terdapat
pengaruh
terdapat
pada
yang konsentrasi 0,075 % dan
signifikan
dengan
penambahanan
minyak
0,085%
sebanyak
25
larva (100%). atsiri
Bunga
Kenanga 4. Efektivitas Ekstrak Minyak
(Cannangium oddoratum) Atsiri terhadap
kematian
larva
Bunga
Kenanga
(Cannagium
oddoratum)
pada Berbagai Konsentrasi dalam Membunuh Larva
G. PEMBAHASAN 1. Suhu Suhu perlakuan
Aedes aegypti.
pada
awal
24oC
akhir
bahwa
perlakuan 25oC hal ini
semakin tinggi konsentrasi
menunjukan bahwa ada
menyebabkan
penambahan suhu larutan
Diketahui
persentase Aedes
tingginya
kematian
aegypti.
larva
0,085%, 100%.
Kematian
larutan merupakan salah
pada
satu faktor yang dapat
0,75% yaitu
Jadi
Minyak
dan
mempengaruhi
mencapai
perkembangan
kehidupan larva Aedes
Bunga
aegypti, suhu air yang
(Cannagium
oddoratum)
yang
membunuh aegypti
konsentrasi
dan
konsentrasi
Atsiri
Kenanga
Aedes
selama perlakuan. Suhu
rata-rata
konsentrasi
dalam
larva
0,75%
efektif
sesuai
untuk
perkembangan
larva
larva
Aedes aegypti antara 25-
adalah
30°C (Katyal et al, 2001).
karena
Hasil
penelitian
merupakan konsentrasi yang
Nopianti
lebih
dapat
menyimpulkan bahwa suhu
Aedes
larutan
pada
dengan
buah
rendah
membunuh
yang larva
negypti sebesar 100%.
(2008)
percobaan blimbing
wuluh Averrhoa bilimbi L.)
penelitin Hidayat et al,
diperoleh
suhu
larutan
(1997) larva dapat hidup
sebesar
26oC
pada
pada air dengan pH antara
dan
5,8-8,6. Jadi, pH larutan
perlakuan. Besar kecilnya
pada penelitian ini masih
dosis
digunakan
memenuhi kisaran normal
dalam air perasan buah
unuk pertumbuhan larva
belimbing wuluh (Averrhoa
yaitu 7.
kelompok
kontrol
yang
bilimbi
L.)
mempengaruhi
tidak
3. Kelembapan
suhunya.
Kelembaban
udara
Sedangkan dari penelitian
tempat
yang
Aedes aegypti yang sesuai
telah
berdasarkan
dilakukan suhu
berpengaruh kematian
tidak
terhadap larva
karena
masih pada suhu 25’C.
perindukan
larva
untuk perkembangan larva berkisar
antara
80-90,5%
merupakan lingkungan
kondisi yang
sangat
optimal untuk pertumbuhan
2. PH Dengan pH larutan pada penelitian ini berada
larva Aedes aegytp (Sintorini, 2007).
pada kisaran optimal yang
4. Analisis Bivariat Pengaruh
mendukung pertumbuhan
Efektivitas Minyak Atsiri
larva
Bunga
Aedes
Sedangkan
aegypti.
berdasarkan
(Cannagium
Kenanga oddoratum)
dalam Membunuh Larva
bahwa nilai signifikan p =
Aedes aegypti
0,000
Diketahui konsentrasi
bahwa
minyak
atsiri
(p≤0,01).
menunjukkan
atsiri
oddoratum)
(Cannagium
dapat
bahwa
ini ada
pengaruh pemberian minyak
Bunga Kenanga (Cannagium yang
Hal
Bunga
Kenanga oddoratum)
mematikan 100% larva Aedes
terhadap
kematian
aegypti adalah konsentrasi
Aedes aegypti.
larva
0,075% dan 0,085%. Hal ini
5. Prosentasi kematian larva
berarti pada penelitian ini
Aedes aegypti setelah 24 jam
konsentrasi
perlakuan.
minyak
atsiri
Bunga Kenanga (Cannagium oddoratum) dalam
yang efektif
membunuh
larva
Diketahui bahwa pada kelompok
kontrol
tidak
terdapat kematian larva uji,
nyamuk Aedes aegypti adalah
rata-rata
konsentrasi
yang
setelah 24 jam perlakuan,
merupakan konsentrasi yang
konsentrasi 0,075% sebesar
lebih
dapat
25
Aedes
konsentrasi 0,085% sebesar
100%.
25 larva (100%). Peningkatan
Anova
rata-rata
0,075%
kecil
membunuh aegypti
yang larva
sebesar
Berdasarkan
uji
larva
kematian
(100%),
kematian
larva
dan
larva
dengan tingkat kepercayaan
Aedes aegypti terjadi seiring
99% (α = 0,01) diketahui
dengan
peningkatan
konsentrasi
minyak
atsiri
Flavonoid
merupakan
Bunga Kenanga (Canangium
golongan fenol yang dapat
odoratum)
semakin
menyebabkan penggumpalan
maka
protein. (Syahputra, 2006).
tinggi
yaitu
konsentrasi
semakin tinggi pula rata-rata
Menurut
kematian larva Aedes aegypti
flavonoid merupakan salah
kecuali
konsentrasi
satu senyawa yang bersifat
0,075 dan 0,085 dengan rata-
racun. Flavonoid mempunyai
rata jumlah kematian larva
sifat yang khas yaitu bau
yang
dan
yang sangat tajam, dapat larut
paling
dalam air dan pelarut organik
pada
sama
100%
konsentrasi
yang
efektif adalah 0,075.
Bunga
Kenanga
(Cannagium
(2006)
serta mudah terurai dalam
6. Efektivitas Ekstrak Minyak Atsiri
Dinata
oddoratum)
temperatur tinggi. Flavonoid digunakan aktif
sebagai
dalam
bahan
pembuatan
pada Berbagai Konsentrasi
insektisida
nabati.
dalam Membunuh Larva
flavonoid
pada
Aedes aegypti.
dapat menimbulkan kelayuan
Kandungan
senyawa
kimia minyak atsiri Bunga Kenanga oddoratum) flavonoida
(Cannagium terdiri dan
dari
saponin.
Fungsi serangga
pada saraf. H. SIMPULAN 1. Ada
pengaruh
penambahan atsiri
Bunga
minyak Kenanga
(Cannagium oddoratum)
konsentrasi terkecil yang
terhadap kematian larva
sudah dapat membunuh
nyamuk Aedes aegypti (p
larva sebesar 100%.
= 0,000).
5. Efektivitas minyak atsiri
2. Suhu pada awal 240C dan
Bunga
Kenanga
akhir 250C, pengukuran
(Cannagium oddoratum)
pH 7, dan kelembaban
dalam membunuh larva
850C tidak berpengaruh
nyamuk
terhadap kematian larva.
pada konsentrasi 0,055%
3. Rata-rata kematian larva
Aedes aegypti
membunuh
18
larva
setelah 24 jam perlakuan,
(72%),
konsentrasi
konsentrasi
0,075%
0,065% membunuh larva
sebesar 25 larva (100%),
sebesar 22,3 larva (89%),
dan konsentrasi 0,085%
konsentrasi
sebesar 25 larva (100%)
membunuh larva 5 larva,
4. Konsentrasi
ekstrak
konsentrasi
minyak
Bunga
(100%),
Kenanga
atsiri
(Cannagium
oddoratum) yang efektif dalam membunuh larva nyamuk adalah
Aedes aegypti konsentrasi
0,075% yang merupakan
0,065%
0,075% konsentrasi
0,085% membunuh 25 larva (100%). I. SARAN 1. Bagi masyarakat, minyak atsiri
Bunga
Kenanga
(Cannagium oddoratum)
dapat digunakan sebagai
memberikan
alternatif larvasida yang
dan
ramah lingkungan, untuk
keefektifan
mencegah
Kenanga
penyebaran
penjelasan
promosi
tentang Bunga dan
DBD,
dengan
cara
membudidayakan Bunga
sebagai
larvasida
pada
Kenanga disetiap daerah
bak
mandi
contohnya
memberikan minyak
2
tetes
atsiri
yang endemis DBD. 3. Bagi
peneliti
lain,
Bunga
diharapkan
untuk
Kenanga ke dalam 100 ml
melakukan
penelitian
air atau 20 tetes minyak
lebih
mengenai
atsiri
penggunaan minyak atsiri
Bunga
Kenanga
dalam 1000 ml air.
Bunga
2. Bagi pemerintah, minyak atsiri
Bunga
lanjut
Kenanga
Kenanga
(Cannagium oddoratum) untuk
memberantas
(Cannagium oddoratum)
nyamuk
dapat digunakan sebagai
aegypti atau menjadikan
pengganti
minyak
sintetis
larvasida untuk
mengendalikan
nyamuk
Aedes aegypti, agar kasus DBD caranya
bisa
menurun, dengan
selain
atsiri
Aedes
sebagai
repelant. DAFTAR PUSTAKA Abdullah. 2013. Demam Berdarah Dengue. Pedoman Pengobatan di Puskesmas: Depkes RI. Aminah N.S,S. Sigit, S. Partosoedjono, Chairul. 2005.
S.Lerak, D. Metel dan E. Prostata sebagai Larvasida Aedes aegypti. Cermin Dunia Kedokteran No. 131 Astuti D. (2008). Upaya pemantauan nyamuk aedes aegypti dengan pemasangan ovitrap di desa Gonilan Kartasura Sukoharjo, Warta, Vol 2 Maret 2008 : 9098. Borror DJ 1992. Pengendalian pelajaran Serangga Edisi VI. Diterjemahkan oleh Partoseedijono. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Burdock, G. A., and Carabin, I. G. 2001. Safety Assessment of Ylang-ylang (Cananga spp.) as a Food Ingredient. Vero Beach FL 32960. USA. Cahyati WH, Suharyo. 2006. Dinamika Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit. Kemas. Chahaya, I., 2003. Pemberantasan Vektor Demam Berdarah di Indonesia. USU Digital Library. Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya. Jakarta. Depkes. RI. 2013. Buku Saku Dokter. Demam Berdarah Dengue. Diunduh : 24 Agustus 2013. http://bukusaku dokter.org/2013/04/12. Dinas Kesehatan Dan Sosial Kota Surakarta . 2012. Buku Saku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Dengue Husada.
(PSN-DBD):
Bakti
Dinata, Arda. 2006. Basmi Lalat dengan Jeruk Manis. (Online),(http://arda.students.undip.ac.id, Djakaria, 2000. Vektor Penyakit Virus, Riketsia, Spiroketa dan Bakteri. Dalam: Srisasi G, Herry DI, Wita P, Penyunting. Parasitologi Kedokteran. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI, Jakarata: 235-237. Gunawan dan Mulyani. 2004. Minyak Atsiri Bunga Kenanga (online). Diunduh : 24 Desember 2012. http//repository.usu,ac.id/bitstr cam/123456789/16902/4/Chapt er%2011.pdf. Hanifah, K.A. 2004. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Rersada. Jakarta.Hastuti. 2008. Demam Berdarah Dengue. Penyakit dan Pencegahanya. Kanisius: Yogyakarta. Ishak H. 2006. Pemetaan Distribusi Densitas Larva Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Dengan Kejadian DBD Di Kelurahan Kalukuang Kecamatan Tallo Kota Makassar. Bagian kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Istimuyasaroh, 2009. Mortalitas dan Pertumbuhan Larva Nyamuk Anopheles aconitus kerenaPemberian Ekstrak Daun Selasih Oscimum basilicum. IOMA, Desember
2009 ISSN: 1410-8801Vol. 11, No. 2, Hal. 59-63 Lab. Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi FMIPA Undip Katyal, R., et al. 2001. Susceptibility Status of Immature and Adult Stages of Aedes aegypti Against Conventional Insecticides in Delhi, India. Diakses 20 Mei 2008. http://www.searo.who.int/Link Files/Dengue_Bulletin_Volum e_25_ch15.pdf Kemenkes.2013. Indonesia Masih Endemis DBD. Diunduh : 7 Oktober 2013. www.tempo.co/read/news/201 3/07/26/173500085. Mutiarawati, D.T,. 2010. Pengaruh Kadar Zat-zat Terlarut di dalam Air Bersih terhadap Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti Pra Dewasa. Jurnal LIPI Vol. 1 No. 2. Natalia Lely.2008. Larvasida Ekstrak Etanol Hasil Remaserasi Herba Ageratum conyzoides L. Pengeringan Matahari Tidak Langsung Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti L. dan Skrining Kandungan Kimia.Surabaya:Penerbit Fakultas UBAYA Nopianti Surya. 2008. Efektivitas Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi l.) untuk Membunuh Larva Nyamuk Anopheles Aconitus Instar III Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, vol. I, No. 2, Desember 104 2008
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Nurhasanah, S. 2001. Efek Mematikan Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata) terhadap Larva Aedes aegypti. FK Universitas Sebelas Maret. Parktiknya, AW. 2007. Dasar-dasr Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Raja Grafidoo Persada. Jakarta. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2012). Demografi kesehartan masyarakat Surakarta. Puspita, I. 2008. Efikasi Beberapa Jenis Ekstrak Tumbuhan Dalam Pengendalian Larva Aedes aegypti Linnaeus (Famili Culicidae) Jurnal pengelolaan Lingkungan dan SDA,(7) 1, Maret 2008. Satari, Hindra I dan Milla Meilasari. 2004. Demam Berdarah Perawatan di Rumah dan Rumah Sakit. Puspasuara: Jakarta. Sayono ,. 2011. Pengaruh Modifikasi Ovitrap terhadap Junlah Nyamuk Aedes yang Tertangkap. Tesis: UNDIP Semarang. Sembel. DT. 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit ANDI Yogyakarta.
Sintorini. 2007. KESMAS : Pengaruh Iklim terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 2(1): 20. Soedarmo, SP. 2002. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam Hadinegoro Sri Rezeki H dan Satari HI. (ed.). Demam Berdarah Dengue. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta
FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wiyono.
H Yohanes Sudini dan IondineCh.P, 2008. Partisipasi Masyarakat dalam Membiakkan Bioinsektisida Bacillus thuringiensisH-14 Galur Lokal dalam Buah Kelapa untuk mengendalikan Jentik Vektor Malaria Anopheles sundaicusdi kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Jurnal Kedokteran YARSI.13 (2), 184 – 190.
Suhendro, N L., Chen K., dan Pohan, H.T., 2006. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta: 1731-1732.
Wiyono. Safitri, Amalia, Astikawati. 2008. Penyakit Tropis: Epidemologi, Penularan, Pencegaha dan Pemberantasannya. Surabaya: Erlangga.
Syahputra, E., Prijono, D. 2006. Respon Fisiologi Crocidolomia pavonana Terhadap Fraksi Aktif Calophyllum soulattri. Jurnal Hayati, Vol. 13, No. 1, Maret 2006. Hal. 7-12.
World Health Organization, 1999. Regional Office for South-East Asia, New Delhi. Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue Hemmorhagic Fever in Small Hospitals.
Widiastuti. 2012. Sukses Agribisnis Minyak Atsiri. Pustaka Baru Pers, Yogyakarta.
Yohana, A, Andriani Y. 2005. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta; Pustaka Buku Murah.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasanya (Edisi Ke-2), Penerbit Erlangga, Jakarta.
Yuliani dan Satuhu. 2012. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wijiati, D. 2010. Uji Efektivitas Minyak Atsiri Bunga Kenanga Terhadap Daya Bunuh larva nyamuk Culex Quinquefasciatus. Skripsi, tidak diterbitkan. Fakultas
Yuliawati, S. 2006. Uji Larvasida Famili Terhadap Jentik Demam Berdarah (DBD). Penelitian.Univenitas Diponego.
Bioassay Rutaceae Nyamuk Dengue Lembaga