PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1 DENGAN SOFTWARE QUANTUM GIS 2.14.5 UNTUK KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL Jeri Kurniawan1, Bebas Purnawan2, Dessy Apriyanti3 ABSTRAK Ketersediaan berbagai macam jenis produk perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) baik bersifat berbayar maupun bersifat open source (terbuka) sudah banyak tersedia dan bahkan akan terus dikembangkan. Pemicunya berasal dari perkembangan teknologi komputer yang semakin maju. Penelitian dalam penulisan Tugas Akhir ini melakukan pengolahan data spasial dan non-spasial termasuk model data raster, model data vektor dan data atribut pada perangkat lunak ArcGIS 10.1 dan perangkat lunak Quantum GIS 2.14.5 sebagai alat untuk menghasilkan langkah-langkah kerja dalam proses georeferensi citra, proses digitasi citra, proses editing grafis, proses editing atribut, proses simbolisasi peta, proses layout peta dan proses pencetakan peta sehingga dapat diketahui berbagai macam jenis fungsi dan tool yang digunakan. Kemudian langkah-langkah hasil proses pekerjaan tersebut dilakukan kajian perbandingan fungsi dan tool yang digunakan. Hasil yang didapat yaitu menyajikan persamaan fungsi dan perbedaan fungsi pada perangkat lunak ArcGIS 10.1 dan perangkat lunak Quantum GIS 2.14.5 serta tool yang disajikan dalam bentuk ikon dan jendela-jendela menu yang berbeda namun memiliki fungsi yang sama pada setiap proses pekerjaan yang dilakukan. Kata Kunci : Fungsi SIG, Peralatan SIG, Data Spasial, ArcGIS 10.1, Quantum GIS 2.14.5. 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini tergolong sangat cepat seiring dengan kebutuhan dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia untuk menunjang dan menyelesaikan suatu permasalahan yang timbul dalam suatu organisasi dan perusahaan serta instansi pemerintahan lainnya (Yusuf, 2015). Perkembangan teknologi tersebut juga mulai marambat ke dalam industri pemetaan diantaranya perkembangan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk membuat, mengolah dan menyajikan data agar menghasilkan informasi pemetaan yang berkualitas, akurat dan relevan sehingga dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan sebagai informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini, ketersediaan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja agar lebih efektif dan efisien serta mudah dalam penerapan informasi pemetaan yang ingin disampaikan. Namun apabila dikaitkan dengan konsep-konsep yang mendasarinya sampai dengan terbentuk suatu sistem informasi pemetaan yang dikenal luas, rasanya belum banyak yang menyediakan dan memahaminya sehingga hal tersebut dapat membingungkan para pengguna-pengguna Sistem Informasi Geografis (SIG), baik dikalangan mahasiswa atau-pun masyarakat luas, terutama di Indonesia (Prahasta, 2009).
Program Studi Teknik Geodesi
Tingginya harga perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang relevan seperti ArcGIS dengan fitur-fitur lebih lengkap yang terdahulu diperkenalkan oleh perusahaan Environmental System Research Institute (ESRI) menjadi penyebab keterbatasan utama untuk mempelajari konsep-konsep yang terkandung didalanya. Secara otomatis, hal tersebut tentu menurunkan tingkat rasa ingin tahu mahasiswa ataupun masyarakat luas terhadap pentingnya perangkat lunak teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) tersebut. Ketersediaan berbagai macam jenis produk perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) baik bersifat berbayar maupun bersifat open source (terbuka) sudah banyak tersedia dan bahkan akan terus dikembangkan (Prahasta, 2009). Open source merupakan sebuah sistem terbuka yang dalam mendistribusikan perangkat lunak kepada penggunanya dengan cara memberikan program dan source code-nya secara gratis, bahkan pengguna dapat melakukan modifikasi untuk membuat perangkat lunak tersebut sesuai dengan kebutuhan (Prihanto, 2012). Adapun perangkat lunak teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang bersifat open source (terbuka) yang penulis jumpai dan digunakan saat ini yaitu perangkat lunak Quantum GIS. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat digambarkan pelaksanaan perkerjaan yang akan dilakukan yaitu kajian proses georeferensi, kajian proses digitasi, kajian proses editing grafis, kajian proses editing atribut, kajian proses simbolisasi 1
peta, kajian proses layout peta dan kajian proses pencetakan peta dari peta digital dan data shapefile berunsur titik, garis dan area atau poligon yang sudah ada. Dalam pelaksanaannya, penulis melakukan pekerjaan tersebut pada perangkat lunak ArcGIS yang bersifat berbayar dan perangkat lunak QGIS yang bersifat open source (terbuka) untuk membandingkan fungsinya terhadap proses pekerjaan yang dilakukan. Secara umum, penelitian ini menghasilkan langkah-langkah pekerjaan yang dilaksanakan dan perbandingan fungsi pada perangkat lunak ArcGIS 10.1 yang bersifat berbayar dengan perangkat lunak Quantum GIS yang bersipat open source (terbuka) sesuai dengan proses pekerjaan yang dilakukan baik dalam bentuk persamaan fungsi dan perbedaan fungsinya. 1.2. Perumusan Masalah Pelaksanaan pekerjaan meliputi kajian proses georeferensi, kajian proses digitasi, kajian proses editing grafis, kajian proses editing atribut, kajian proses simbolisasi peta, kajian proses layout peta dan kajian proses pencetakan peta. Membandingkan fungsi pada perangkat lunak berbayar ArcGIS dan open source (terbuka) QGIS terhadap pekerjaan yang dilakukan. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbandingan fungsi, kelebihan dan kekurangan dari perangkat lunak ArcGIS dan QGIS dalam melakukan kajian proses georeferensi, kajian proses digitasi, kajian proses editing grafis, kajian proses editing atribut, kajian proses simbolisasi peta, kajian proses layout peta dan kajian proses pencetakan peta. Manfaat dari penelitian diharapkan dapat berguna sebagai sarana bagi bidang pekerjaan terkait ruang lingkup geodesi dalam memilih perangkat lunak SIG yang bersifat berbayar atau-pun open source (terbuka) sesuai dengan perkembangan teknologi SIG yang dibutuhkan dan meningkatkan wawasan serta kemampuan mahasiswa dalam menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan QGIS. 2.
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Informasi Geografis (SIG) SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi spasial. Teknologi ini berkembang pesat sejalan dengan perkembangan
Program Studi Teknik Geodesi
teknologi informatika atau teknologi komputer (Paryono, 1994). Istilah SIG merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan melihat unsur pokoknya, maka sudah jelas bahwa SIG merupakan tipe sistem informasi, tatapi dengan tambahan unsur geografis, istilah geografis merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian sehingga muncullah istilah yang ke tiga yaitu geospasial (Kraak & Ormeling, 2006). 2.2. Peta dan Peta Digital Menurut (ICA (International Cartographic Association), peta merupakan gambaran representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi dan benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Peta digital adalah presentasi fenomena geografis yang disimpan untuk ditampilkan dan dianalisis oleh komputer secara digital. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sebuah atau sekumpulan koordinat. Sebagai contoh, objek berupa lokasi sebuah titik akan disimpan sebagai koordinat, sedangkan objek berupa wilayah akan disimpan sebagai sekumpulan koordinat (Nuryadin, 2005). 2.3. Model Data Spasial Model data merupakan kumpulan perangkat konseptual yang digunakan untuk mendeskripsikan (menggambarkan) data, hubungan atar relasi data, makna data, dan batasan mengenai data yang bersangkutan model data dalam hal ini merupakan cara yang digunakan untuk mengorganisasikan sekumpulan fakta mengenai sistem yang diamati dan cara atau konsep dalam mengorganisasikan fenomenafenomena yang sedang diamati. 2.3.1. Data Raster Data raster bertugas untuk menampilkan, menempatkan dan menyimpan content data spasial dengan menggunakan struktur semacam matriks atau susunan piksel-piksel yang membentuk suatu grid, dari setiap piksel atau grid ini memiliki atribut tersendiri termasuk koordinatnya. Akurasi spasial data raster sangat bergantung pada resolusi spasial atau ukuran pikselnya dipermukaan bumi. Sebagai ilustrasi, beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra digital satelit (contohnya : NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird dan jenis 2
lainnya), citra digital radar, dan model ketinggian digital (DEM) (Prahasta, 2009). R A S T E R
3.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
(Layer) Model Permukaan Digital
Secara visualisasi skematik diagram alir pelaksanaan pekerjaan yang dipakai dapat dilihat pada Gambar 3. dibawah ini.
(Layer) Land-cover
Mulai
Persiapan
Permukaan Bumi
Pengumpulan Data, meliputi : 1. Peta Digital (*.jpg) 2. Data Shapefile (*.shp) berunsur Titik, Garis dan Area atau Poligon
Dunia Nyata
Gambar 1. Data Raster 2.3.2. Data Vektor
Unsur Titik
Software ArcGIS 10.1 dan Software QGIS 2.14.5
Proses Pembuatan Data, meliputi : 1. Georeferensi 2. Digitasi
Model data vektor dapat menampilkan, menempatkan dan menyimpan data sapsial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis dan poligon beserta atribut-atributnya. Didalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titki terurut yang saling terhubung. Sedangkan luasan atau poligon juga disimpan sebagai sekumpulan titik-titik, tetapi dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir geometri poligon memiliki nilai koordinat yang sama atau semacam poligon tertutup sempurna (Prahasta, 2009).
Unsur Garis
Unsur Area atau Poligon
Gambar 2. Data Vektor 2.3.3 Data Atribut Atribut merupakan data yang menerangkan sebuah jenis entitas (Budiyanto, 2014). Setiap tipe entitas dapat memiliki lebih dari satu atribut yang mendeskripsikan karakteristik-karakteristik fenomena yang bersangkutan. Sebagai contoh, tipe data yang termasuk kedalam klasifikasi bangunan boleh saja memiliki atribut-atribut terkait material bangunan, sejarah dan atribuit-atribut lain yang lainnya. Atribut-atribut ini berfungsi untuk mendeskripsikan objek yang bersangkutan hingga mereka dapat benar-benar dianggap sebagai informasi oleh milik objeknya. Pada implementasinya data atribut-atribut ini disimpan dalam tabel-tabel basis data (Prahasta, 2009). Namun demikian pemikiran tentang pemanfaatan sistem data spasial ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh operasional SIG digital yang berlaku saat ini (Budiyanto, 2014).
Program Studi Teknik Geodesi
Pengumpulan Materi, meliputi : 1. Buku dan Materi lain yang berkaitan
Proses Pengolahan Data, meliputi : 1. Editing Grafis 2. Editing Atribut
Proses Penyajian Peta, meliputi : 1. Simbolisasi Peta 2. Layout Peta 3. Pencetakan Peta
Kajian Perbandingan
Hasil
Selesai
Gambar 3. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan 3.1
Persiapan
Untuk melakukan proses pelaksaan pekerjaan Georeferensi, Digitasi, Editing Grafis, Editing Atribut, Simbolisasi Peta, Layout Peta dan Pencetakan Peta menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS perlu adanya persiapan yang mencakup peralatan kerja dan data pendukungnya. 3.1.1 Peralatan Kerja Tahap persiapan alat yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk proses penyediaan data berbasis spasial tersebut antara lain : 1. Perangkat Keras (Laptop) dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Microsoft Windows 7. b. Processor Intel Inside CORE i7-2670QM CPU @ 2.20 GHZ. c. Operating System 64-bit. d. RAM (Random Acces Memory) 6.00 GB. 2. Perangkat Lunak ArcGIS 10.1. 3. Perangkat Lunak Quantum GIS 2.14.5. 4. Perangkat Lunak Microsoft Office 2013. 3.1.2. Data Pedukung Dalam melakukan proses pelaksanaan pekerjaan pada umumnya harus menggunakan data sebagai sumber informasi dasar. Dalam hal ini data yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaannya antara lain :
3
1. Peta Digital a. Data yang digunakan yaitu peta digital dalam format (.jpg). b. Lokasi peta digital tersebut berada didaerah Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat. c. Ukuran file peta digital tersebut yaitu 1,521 KB. 2. Data Shapefile a. Lokasi data shapefile yang digunakan berada didaerah Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat. b. Data shapefile tersebut berunsur titik, garis dan area atau poligon serta data atribut. 3. Buku dan materi lainnya yang berkaitan dengan penulisan Tugas Akhir. 3.2. Proses Pembuatan Data Proses pembuatan data merupakan tahapan pekerjaan paling awal yang dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Adapun pekerjaan tersebut adalah Proses Georeferensi dan Proses Digitasi pada perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS. 3.2.1 Georeferensi
Masukkan data ke dalam dataframe ArcGIS
Input koordinat (x,y)
Update Georeferencing
Gambar 4. Proses Georeferensi ArcGIS Masukkan data ke dalam dataframe geoferencer QGIS
Buka Aplikasi QGIS 2.14.5
Proses pengolahan data merupakan tahapan pekerjaan kedua yang dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Adapun pekerjaan tersebut adalah Proses Editing Grafis dan Proses Editing Atribut pada perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS. 3.3.1 Editing Grafis Sebagian data shapefile dengan unsur titik, garis dan area atau poligon yang dibangun hasil proses digitasi tentu saja masih memungkinkan memiliki kesalahan. Oleh karena itu harus dilakukan proses editing terlebih dahulu agar unsur-unsur data shapefile yang dimaksud dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Buka Aplikasi ArcGIS 10.1
Masukkan data shapefile
Menambah unsur
Memindahkan unsur
Menghapus unsur
Menyimpan unsur
Gambar 8. Proses Editing Grafis ArcGIS Buka Aplikasi QGIS 2.14.5
Masukkan data shapefile
Menambah unsur
Memindahkan unsur
Menghapus unsur
Menyimpan unsur
Gambar 9. Proses Editing Grafis QGIS
Proses georeferensi berarti mendefinisikan lokasi dimana data peta digital tersebut berada sebenarnya dengan cara mengaitkannya kepada koordinat bumi terhadap titik yang sesuai pada peta digital. Buka Aplikasi ArcGIS 10.1
3.3. Proses Pengolahan Data
Input koordinat (x,y)
Start Georeferencing
3.3.2 Editing Atribut Sebagian tabel-tabel atribut data shapefile yang berunsur titik, garis dan area atau poligon yang dibangun hasil proses digitasi dan pengisian informasi atributnya tentu saja masih memungkinkan memiliki kekurangan atau-pun kesalahan. Oleh karena itu harus dilakukan proses editing terlebih dahulu agar informasi tabel-tabel atribut data shapefile yang dimaksud dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 5. Proses Georeferensi QGIS Buka Aplikasi ArcGIS 10.1
Masukkan data shapefile
Menambah field
Mengisi field
Menghapus field
Menyimpan field
3.2.2 Digitasi Gambar 10. Proses Editing Atribut ArcGIS Digitasi merupakan proses konversi unsur-unsur geografis dunia nyata pada peta digital kedalam format data shapefile yang berunsur titik, garis dan area atau poligon. Buka Aplikasi AGIS 10.1
Masukkan data ke dalam dataframe ArcGIS
Membuat new shapefile
Proses digitasi
Input informasi tabel atribut
Gambar 6. Proses Digitasi ArcGIS Buka Aplikasi QGIS 2.14.5
Masukkan data ke dalam dataframe QGIS
Membuat new shapefile
Proses digitasi
Gambar 7. Proses Digitasi QGIS
Program Studi Teknik Geodesi
Input informasi tabel atribut
Buka Aplikasi QGIS 2.14.5
Masukkan data shapefile
Menambah field
Mengisi field
Menghapus field
Menyimpan field
Gambar 11. Proses Editing Atribut QGIS 3.4 Proses Penyajian Peta Proses penyajian peta merupakan tahapan pekerjaan terakhir yang dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Adapun pekerjaan yang dilakukan adalah Proses Desain Simbol Peta, Proses Desain Layout Peta dan Proses Pencetakan Peta pada perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS.
4
Gambar 16. Proses Pencetakan Peta ArcGIS
3.4.1 Simbolisasi Peta Setelah semua unsur data shapefile telah dilalukan editing grafis dan editing atributnya serta telah ditampilkan pada dataframe perangkat lunak yang digunakan, mula-mula terlihat bahwa kemungkinan besar bentuk, warna dan ukuran simbolnya (default) belum sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, tampilan default unsur data shapefile tersebut terkadang perlu di modifikasi sedemikian rupa hingga sesuai dengan kebutuhannya. Buka Aplikasi ArcGIS 10.1
Masukkan layer-layer shapefile
Ubah urutan layer-layer shapefile
Pilih simbol yang diinginkan
Menyimpan simbol
Buka Aplikasi QGIS 2.14.5
Masukkan data ke dalam dataframe composer QGIS
Print
Eksport layout peta kedalam format PDF
Gambar 17. Proses Pencetakan Peta QGIS 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Proses Georeferensi ArcGIS
QGIS
Menyimpan hasil desain
Gambar 12. Proses Simbolisasi Peta ArcGIS Buka Aplikasi QGIS 2.14.5
Masukkan layer-layer shapefile
Ubah urutan layer-layer shapefile
Pilih simbol yang diinginkan
Menyimpan simbol
Menyimpan hasil desain
Tabel 1. Hasil Proses Georeferensi
Gambar 12. Proses Simbolisasi Peta QGIS 3.4.2 Layout Peta Setelah semua unsur data shapefile telah dilalukan editing grafis, editing atribut dan telah didesain simbol-simbolnya serta telah ditampilkan pada dataframe perangkat lunak yang digunakan, sebuah peta yang akan dicetak harus terlebih dahulu diatur tata letak berbagai properti pendukungnya. Sehubungan dengan pentingnya hal tersebut, maka diperlukan proses layout peta terlebih dahulu agar informasi pada peta dapat dipahami dengan baik dan benar. Buka Aplikasi ArcGIS 10.1
Masukkan layer-layer shapefile
Klik ikon layout view
Tuliskan skala peta
Menambah properti layout
Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan fungsi yang baik untuk proses georeferensi. Serta dalam melaksanakan pekerjaannya dapat dilakukan dengan mudah. Namun apabila dikaitkan dengan kelengkapan fungsi-fungsi software-nya terhadap proses georeferensi tersebut, maka perangkat lunak ArcGIS lebih lengkap. 4.2 Hasil Proses Digitasi ArcGIS
QGIS
Menyimpan layout
Gambar 14. Proses Layout Peta ArcGIS Buka Aplikasi QGIS 2.14.5
Masukkan layer-layer shapefile
Setting menu items
Klik new print composer
Menambah properti layout
Menyimpan layout
Tabel 2. Hasil Proses Digitasi
Gambar 15. Proses Layout Peta QGIS 3.4.3 Pencetakan Peta Setelah semua unsur spasial untuk penyajian peta telah didesain simbol-simbolnya dan telah didesain layout-nya serta telah ditampilkan pada dataframe perangkat lunak yang digunakan, maka langkah selanjutnya adalah proses pencetakan hasil layout peta untuk pertama kalinya. Mencetak layout peta tersebut langsung dapat dilakukan ketika layout peta yang bersangkutan masih muncul atau aktif dalam dataframe layout perangkat lunak yang digunakan. Buka Aplikasi ArcGIS 10.1
Masukkan data ke dalam dataframe layout view ArcGIS
Print
Program Studi Teknik Geodesi
Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan fungsi yang baik untuk proses digitasi. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya dapat disimpulkan sebagai proses yang lumayan sulit, seperti pada perangkat lunak ArcGIS dibutuhkan langkah-langkah yang cukup banyak untuk proses digitasi, dalam hal ini pada perangkat lunak QGIS dibutuhkan langkahlangkah yang cukup pendek untuk proses digitasi. Tetapi apabila dikaitkan dengan kelengkapan fungsi-fungsi software-nya terhadap proses digitasi tersebut, maka perangkat lunak ArcGIS lebih lengkap.
Eksport layout peta kedalam format PDF
5
4.3 Hasil Proses Editing Grafis
4.5 Hasil Proses Simbolisasi Peta
ArcGIS
QGIS
Sebelum
Sebelum
Sesudah
ArcGIS
QGIS
Kantor Polisi
Kantor Polisi
Masjid
Masjid
Pendidikan
Pendidikan
Kantor Pos
Kantor Pos
Rumah Sakit
Rumah Sakit
Menara
Menara
Pal Kilometer
Pal Kilometer
Sesudah
Tabel 5. Hasil Proses Simbolisasi Peta
Tabel 3. Hasil Proses Editing Grafis Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan fungsi yang baik untuk proses editing grafis. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya dapat disimpulkan sebagai proses yang tidak begitu sulit, seperti pada perangkat lunak ArcGIS akan lebih mudah dibandingkan pada perangkat lunak QGIS. Namun apabila dikaitkan dengan kelengkapan fungsifungsi software-nya terhadap proses editing grafis tersebut, maka perangkat lunak ArcGIS lebih lengkap.
Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan fungsi yang baik untuk proses simbolisasi peta. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya dapat disimpulkan sebagai proses yang lumayan sulit, karena harus mengetahui jenis dan tipe simbol yang ingin disampaikan. Namun apabila dikaitkan dengan kelengkapan fungsi-fungsi software-nya terhadap proses simbolisasi peta tersebut, maka perangkat lunak ArcGIS lebih lengkap. 4.6 Hasil Proses Layout Peta
ArcGIS
QGIS
4.4 Hasil Proses Editing Atribut ArcGIS
QGIS
Sebelum
Sebelum Tabel 6. Hasil Proses Layout Peta
Sesudah
Sesudah
Tabel 4. Hasil Proses Editing Atribut Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan fungsi yang baik untuk proses editing atribut. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya dapat disimpulkan sebagai proses yang lumayan sulit, karena harus mengetahui jenis informasi-informasi yang ingin disampaikan. Namun apabila dikaitkan dengan kelengkapan fungsi-fungsi software-nya terhadap proses editing atribut tersebut, maka perangkat lunak ArcGIS lebih lengkap. Program Studi Teknik Geodesi
Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan fungsi yang baik untuk proses layout peta. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya dapat disimpulkan sebagai proses yang lumayan sulit, dalam hal ini dikarenakan banyak kelengpakan layout yang harus disampaikan dan harus disesuaikan dengan informasi pada petanya. Namun apabila dikaitkan dengan kelengkapan fungsi-fungsi software-nya terhadap proses layout peta tersebut, maka perangkat lunak ArcGIS lebih lengkap. 4.7 Hasil Proses Pencetakan Peta Hasil proses pencetakan peta pada perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. dibawah.
6
Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan fungsi yang baik untuk proses pencetakan peta dan dapat dilakukan juga proses eksport peta kedalam format file image (bitmap). Namun dalam melaksanakan pekerjaannya dapat disimpulkan sebagai proses yang mudah, karena hanya melakukan beberapa pengaturan seperti memilih ukuran kertas dan menentukan perangkat printer-nya saja. Namun apabila dikaitkan dengan kelengkapan fungsifungsi software-nya terhadap proses pencetakan peta tersebut, maka kedua perangkat lunak menyediakan pengaturan yang sama lengkap. 4.8 Hasil Kajian Fungsi Pelaksanaan Pekerjaan
Terhadapat
Hasil kajian fungsi pada perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS menghasilkan fungsi berbentuk ikon-ikon menu dan jendela-jendela menu yang berfungsi sebagai proses yang sama. Ikon menu dan jendela menu tersebut terdapat pada setiap proses pekerjaan yang dilakukan ataupun terdapat di dalam dataframe utama perangkat lunak yang digunakan. Jenis fungsi berbentuk ikon menu yang sama pada masingmasing perangkat lunak tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2. dibawah. Pada perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS, fungsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan disajikan dalam bentuk jendela-jendela menu dan ikon-ikon menu yang didesain sedemikain rupa berbeda namun memiliki fungsi yang sama untuk memproses suatu pekerjaan. Bentuk fungsi berupa ikon-ikon menu tersebut tidak banyak tersedia apabila dibandingkan dengan fungsi yang berbentuk jendela-jendela menu. Seperti pada perangkat lunak ArcGIS yang lebih mengutamakan fungsinya dalam bentuk jendela-jendela menu, dan sebaliknya pada perangkat lunak QGIS yang lebih mengutamakan fungsinya dalam bentuk ikon-ikon menu. Secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa perbandingan fungsi-fungsi yang terdapat pada kedua perangkat lunak tersebut dalam proses pekerjaan yang dilakukan adalah tidak sama, dalam hal ini dari segi penampilan ataupun penyajian jenis fungsifungsinya. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil kajian proses-proses pelaksaan pekerjaan dan kajian fungsi terhadap pelaksanaan pekerjaan pada penulisan Tugas Akhir ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Program Studi Teknik Geodesi
1. Setiap pekerjaan dilakukan menggunakan langkah-langkah yang sama dan fungsi yang sama. Namun pada pelaksanaan tersebut didapatkan beberapa persamaan fungsi dan perbedaan fungsi yang digunakan terhadap proses-proses pekerjaan yang dilakukan. Secara keseluruhan lebih banyak perbedaan fungsi-fungsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, terutama terletak pada bentuk penyajian fungsinya seperti bentuk ikon-ikon menu dan jendela-jendela menu pada masing-masing perangkat lunak yang digunakan. 2. Pada perangkat lunak ArcGIS. a. Penampilan fungsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan lebih banyak ditampilkan dalam bentuk jendela-jendela menu yang penggunaannya terlebih dahulu harus menjalankan langkah-langkah sedemikian rupa agar tampilan jendela menu tersebut dapat dimunculkan pada dataframe utama untuk pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan. b. Penampilan fungsi pada perangkat lunak ArcGIS juga tersedia dalam bentuk ikonikon menu, namun penyajiannya hanya sedikit. Sebagai contoh seperti ikon “Add Data”. c. Secara keseluruhan dalam perangkat lunak ArcGIS, semua proses pelaksanaan pekerjaan hanya ditampilkan dalam satu dataframe utamanya. 3. Pada perangkat lunak QGIS. a. Penampilan fungsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan lebih banyak ditampilkan dalam bentuk ikon-ikon menu yang desain sedemikian rupa sehingga tidak diperlukan langkah-langkah untuk menampilkan fungsi tersebut. b. Penampilan fungsi pada perangkat lunak QGIS juga tersedia dalam bentuk jendelajendela menu, namun penyajiannya hanya sedikit. Sebagai contoh seperti menampilkan jendela “Georeferencer” yang harus menjalankan langkah-langkah sedemikian rupa agar dapat ditampilkan jendela dataframe-nya. c. Secara keseluruhan dalam perangkat lunak QGIS, beberapa pekerjaan yang meliputi proses georeferensi citra dan proses layout peta dilakukan dalam dataframe yang berbeda. Seperti dataframe “Georeferencer” untuk pekerjaan georeferensi dan dataframe “Composer” untuk pekerjaan layout peta. 4. Pada perangkat lunak ArcGIS, fungsi-fungsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi sesuai dengan proses pekerjaan yang dilakukan. Dalam hal ini, semua proses pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana 7
dan tidak ada hambatan fungsi yang menghentikan proses pekerjaan. 5. Sama halnya dengan fungsi-fungsi pada perangkat lunak QGIS. Namun bila dibandingkan dengan perangkat lunak ArcGIS, perangkat lunak QGIS tidak memiliki fungsifungsi selengkap perangkat lunak ArcGIS. Sebagai contoh pada pekerjaan layout peta, datataframe “Composer” QGIS tidak menyediakan fungsi untuk membuat sebuah garis, tetapi ketidak sediaan fungsi memmbuat garis tersebut dapat diminimalisir dengan fungsi lainnya seperti membuat persegi atau persegi panjang yang dilakukan modifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menutupi kekurangan tersebut. 6. Perbandingan perangkat lunak ArcGIS yang bersifat berbayar dan perangkat lunak QGIS yang bersifat open source (terbuka) memang terletak pada fitur-fitur yang dibutuhkan untuk memproses pekerjaan. Perangkat lunak berbayar dipastikan akan lebih lengkap dibandingkan dengan perangkat lunak open source (terbuka). Dalam hal ini, perangkat lunak ArcGIS sangat kuat pada bagian kelengkapan fungsi yang disediakan oleh perusahaan pembuatnya. Berbeda dengan perangkat lunak QGIS yang sangat kuat pada bagian lisensi open source-nya. 5.2 Saran Berikut ini bebrapa saran yang dapat diajukan untuk implementasi lebih lanjut dari hasil penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Menginstal perangkat lunak ArcGIS ataupun QGIS sebaiknya pada perangkat keras komputer yang memiliki spesifikasi tinggi agar dalam pengaplikasian perangkat lunak tersebut dapat berjalan dengan lancar. 2. Untuk menghindari kesalahan dalam pengoperasian fungsi-fungsi dalam memproses data spasial maupun non-spasial SIG pada perangkat lunak ArcGIS dan QGIS, sebaiknya menggunakan panduan materi yang baik dan benar agar lebih baik dan benar. 3. Perangkat lunak ArcGIS sangat cocok digunakan untuk pengguna sistem SIG tingkat menengah ke atas. Karena memiliki fasilitas fungsi yang sangat lengkap di dalamnya. 4. Perangkat lunak QGIS sangat cocok digunakan untuk pengguna sistem SIG yang masih pemula hingga kelas menengah. Karena memiliki interface yang simpel dan terlihat
Program Studi Teknik Geodesi
friendly dengan tampilan fungsinya yang banyak berbentuk ikon-ikon menu. 5. Perangkat lunak QGIS sangat cocok digunakan untuk pengenalan sistem SIG di kalangan akademisi pada tahap awal pembelajaran sistem SIG tersebut. Hal ini dikarenakan perangkat lunak QGIS yang bersifat open source (terbuka) dan dapat dengan mudah diinstal pada komputer manapun serta dapat dikembangkan oleh siapapun dan dimanapun. PUSTAKA 1. Budiyanto, Eko. 2014. Sistem Informasi Geografis dengan Quantum GIS. Yogyakarta. Penerbit Andi. 2. Indarto dan Faisol, Arif. 2012.Tutorial Ringkas ArcGIS-10. Yogyakarta. Penerbit Andi. 3. Kraak, Menno-Jan & Ormeling, Ferjan. 2007. Kartografi Visualisasi Data Geospasial. Yogyakarta. Penerbit Gadjah Mada University Press. 4. Paryono, Petrus. 1994. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta. Penerbit Andi. 5. Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika. Bandung. Penerbit Informatika. 6. Prahasta, Eddy. 2015. Tutorial ArcGIS untuk Bidang Geodesi & Geomatika (plus pembuatan baris-baris kode Python untuk Toolbox dan Tool Geoprocessing. Bandung. Penerbit Informatika. 7. Prahasta, Eddy. 2013. Mengelola Peta Digital (mendapatkan dan mengelola peta digital penting dan gratis di internet). Bandung. Penerbit Informatika. 8. Prihanto, Ismu, et al. 2012. Kajian Efektifitas dan Implementasi Penggunaan Aplikasi Berbasis Open Source untuk Pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas. Jurnal Sains Teknologi. 3 (1), 43-50. RIWAYAT PENULIS 1. Jeri Kurniawan, S.T, Alumni Tahun 2016 Program Studi Teknik Geodesi – Fakultas Teknik - Universitas Pakuan Bogor. 2. Ir. Bebas Purnawan, M.Sc, Staf Dosen Program Studi Teknik Geodesi - Fakultas Teknik - Universitas Pakuan Bogor. 3. Dessy Apriyanti, S.T., M.Eng, Staf Dosen Program Studi Teknik Geodesi - Fakultas Teknik - Universitas Pakuan Bogor.
8
Lampiran 1. Hasil Proses Pencetakan Peta ArcGIS
QGIS
Program Studi Teknik Geodesi
9
Lampiran 2. Hasil Kajian Fungsi Terhadapat Pelaksanaan Pekerjaan No
ArcGIS 10.1
QGIS 2.14.5
1
Fungsi Untuk menambahkan data layer vektor dan raster. Terletak pada masing-masing dataframe utama perangkat lunak. Untuk menambah titik kontrol koordinat. Terdapat pada masing-masing
2
proses georeferensi ataupun dataframe proses georeferensi perangkat lunak. Untuk menghapus titik kontrol koordinat. Terdapat pada masing-
3
masing proses georeferensi ataupun dataframe proses georeferensi perangkat lunak. Untuk menggeser atau memindahkan titik kontrol koordinat. Terdapat
4
pada masing-masing proses georeferensi ataupun dataframe proses georeferensi perangkat lunak.
5
6
Untuk melakukan zoom-in atau zoom out layer pada dataframe. Terdapat pada masing-masing dataframe utama perangkat lunak. Untuk membuat layer shapefile baru. Terdapat pada masing-masing proses digitasi ataupun dataframe proses digitasi perangkat lunak. Untuk memulai proses digitasi ataupun proses editing. Terdapat pada
7
masing-masing proses digitasi ataupun proses editing dalam dataframe pada perangkat lunak.
8
9
10
Untuk menambah unsur titik dalam proses digitasi. Terdapat pada masing-masing proses digitasi pada perangkat lunak. Untuk menambah unsur garis dalam proses digitasi. Terdapat pada masing-masing proses digitasi pada perangkat lunak. Untuk menambah unsur area atau poligon dalam proses digitasi. Terdapat pada masing-masing proses digitasi pada perangkat lunak. Untuk menyimpan proses digitasi ataupun proses editing lainnya.
11
Terdapat pada masing-masing proses digitasi ataupun editing dalam dataframe pada perangkat lunak.
12
Untuk melihat tabel atribut. Terdapat pada masing-masing proses digitasi dalam dataframe pada perangkat lunak. Untuk menyelesaika proses digitasi ataupun proses editing. Terdapat
13
pada masing-masing proses digitasi ataupun roses editing dalam dataframe pada perangkat lunak.
14
Untuk meng-remove layer shapefile dari tampilan menu layer. Terdapat pada masing-masing dataframe utama perangkat lunak. Untuk menghapus field tabel atribut. Untuk meng-remove layer
15
shapefile dari tampilan menu layer. Terdapat pada masing-masing proses editing atribut dalam dataframe perangkat lunak.
Program Studi Teknik Geodesi
10
Untuk menambah karakter dalam proses desain simbol peta. Terdapat 16
pada masing-masing proses desain simbol peta dalam dataframe perangkat lunak. Untuk mengurangi karakter dalam proses desain simbol peta. Terdapat
17
pada masing-masing proses desain simbol peta dalam dataframe perangkat lunak. Untuk menggeser ke atas atau ke bawah karakter dalam proses desain
18
simbol peta. Terdapat pada masing-masing proses desain simbol peta dalam dataframe perangkat lunak.
19
Untuk membuka dataframe layout peta. Terdapat pada masing-masing proses layout peta dalam dataframe perangkat lunak. Untuk menambah bentuk persegi atau persegi panjang pada proses
20
layout peta. Terdapat pada masing-masing proses layout peta dalam dataframe perangkat lunak.
21
22
23
24
25
Program Studi Teknik Geodesi
Untuk menambah teks pada proses layout peta. Terdapat pada masingmasing proses layout peta dalam dataframe perangkat lunak. Untuk menambah legenda pada proses layout peta. Terdapat pada masing-masing proses layout peta dalam dataframe perangkat lunak. Untuk menambah skala pada proses layout peta. Terdapat pada masingmasing proses layout peta dalam dataframe perangkat lunak. Untuk menambah arah utara pada proses layout peta. Terdapat pada masing-masing proses layout peta dalam dataframe perangkat lunak. Untuk menambah picture pada proses layout peta. Terdapat pada masing-masing proses layout peta dalam dataframe perangkat lunak.
11