Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti1 1
Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email:
[email protected]
ABSTRAK Pada industri Mochi di Sukabumi kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan pengolahan adonan Mochi adalah pada proses pengadukan adonan kulit Mochi. Hal ini disebabkan karena untuk satu kali pengadukan dengan kapasitas 10 Kg diaduk secara terus menurus selama 15 menit dengan kondisi badan yang membungkuk, dan pengadukan dilakukan secara berulang ulang. Dengan penggunaan mesin pengaduk pada kegiatan pembuatan kulit Mochi maka dibutuhkan suatu perancangan stasiun kerja pembuatan kulit Mochi untuk dapat menghasilkan stasiun kerja yang lebih ergonomis. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Membandingkan tingkat kelelahan yang timbul sebelum dan setelah perbaikan stasiun kerja? Berapa besar resiko cedera otot dalam bekerja pada stasiun kerja pembuatan kulit Mochi sebelum dan sesudah ada alat pengadukan donan kulit Mochi? Bagaimanakah rancangan stasiun kerja yang ergonomis pada stasiun kerja pembuatan kulit Mochi? Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada stasiun kerja untuk mengetahui kondisi kerja. Dari kuisioner Nordic Body Map terdapat pengurangan jumlah sakit yang sangat signifcant dimana pada kuisioner sebelum perbaikan dua orang pekerja merasakan sakit pada bagian tubuh atas ditambah dengan pinggang dan kaki, setelah menggunakan mesin pengaduk adonan kulit Mochi sakit hanya pada bagian sakit hanya dirasakan pada punggung dan lengan kanan atas. Setelah perbaikan stasiun kerja terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja dari dua orang menjadi satu orang. Desain layout stasiun kerja menjadi lebih simple dan efisien setelah dilakukan perbaikan. Untuk Nilai REBA terjadi penurunan sebanyak 3 poin yaitu dari nilai 10 untuk sistem kerja awal menjadi nilai 7 setelah perbaikan dan pada level action menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa mungkin diperlukan pemeriksaan lanjutan. Berarti untuk level action terjadi penurunan sebanyak 1 point yaitu dari level 3 ke level 2. Hal ini berarti bahwa penambahan mesin pengaduk adonan kulit Mochi pada proses pembuatan kulit Mochi dapat menurunkan kelelahan pada pekerjaan pembuatan kulit Mochi. Kata Kunci: Stasiun Kerja, Pengadukan, Ergonomi dan REBA.
1. PENDAHULUAN Pada industri Mochi di Sukabumi kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan pengolahan adonan Mochi yang di sebabkan karena untuk satu kali pengadukan dengan kapasitas 10 Kg diaduk secara terus menurus selama 15 menit dengan kondisi badan yang membungkuk, dan pengadukan dilakukan secara berulang ulang. Adonan kulit Mochi merupakan tepung ketan yang telah diuleni dan direbus. Adonan sangan kental dan kenyal sehingga membutuhkan tenaga yang sangat besar dari pekerjanya. Untuk kegiatan pengadukan adonan kulit Mochi untuk pengadukan 15 menit dibutuhkan dua orang tenaga kerja. Hal ini akan menyebabkan cedera pada otot karena apabila pekerjaan berulang tersebut dilakukan dengan cara yang nyaman, sehat dan sesuai dengan standar yang ergonomis, maka tidak akan menyebabkan ganguan muskuloskeletal dan semua pekerjaan akan berlangsung dengan efektif dan efisien (Tarwaka, 2004) Dengan adanya penggunaan mesin pengaduk pada kegiatan pembuatan kulit Mochi maka dibutuhkan suatu perancangan stasiun kerja pembuatan kulit Mochi untuk dapat menghasilkan stasiun kerja yang lebih ergonomis. Jika stasiun kerja yang tersedia pada bagian produksi baik, maka operator akan dapat bekerja dengan efektif dan efisien, hal ini dapat meningkatkan tingkat produktivitas stasiun kerja.
TI-42
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Membandingkan tingkat kelelahan yang timbul sebelum dan setelah perbaikan stasiun kerja? Berapa besar resiko cedera otot dalam bekerja pada stasiun kerja pembuatan kulit Mochi sebelum dan sesudah ada alat pengadukan donan kulit Mochi? Bagaimanakah rancangan stasiun kerja yang ergonomis pada stasiun kerja pembuatan kulit Mochi? 2. TINJAUAN PUSTAKA Ergonomi Pengertian Ergonomi dalam buku Sritomo Wignjo soebroto sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian Ergonomi adalah studi tentang aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Nordic Body Map Kuesioner Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist ergonomi. Berntuk lain dari checklist ergonomi adalah checlist International Labour Organizatin (ILO). Kuesioner Nordic Body Map adalah sistem pengukuran keluhan sakit pada tubuh yang dikenal dengan musculoskeletal. Sebuah sistem musculoskeletal (sistem gerak) adalah sistem organ yang memberikan hewan (dan manusia) kemampuan untuk bergerak menggunakan sistem otot dan rangka. Sistem muskuloskeletal menyediakan bentuk, dukungan, stabilitas, dan gerakan tubuh. Analisis antropometri (Wignjosoebroto dkk, 2010) Pada tahap ini hasil pengolahan data terhadap dimensi-dimensi tubuh manusia yang telah dibuat tabel antropometri akan dimanfaatkan untuk perancangan ulang ukuran geometris dari fasilitas kerja pada stasiun kerja. Berdasarkan data -data pada tabel antropometri tersebut dapat diketahui apakah ukuran geometris dari fasilitas kerja yang ada sekarang sudah sesuai dengan dimensi segmen tubuh yang berkaitan atau belum. Rapid Entire Body Assessment Rapid Entire Body Assessment dikembangkan oleh Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn Mc Atamney yang merupakan ergonom dari universitas di Nottingham (University of Nottingham’s Institute of Occuptaional Ergonomic). REBAmerupakan sebuah metode yang berfungsi untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja. Dengan menggunakan REBA, penilaian tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan postur kerja operator. Pemeriksaan REBA dapat dilakukan di tempat yang terbatas tanpa menggangu pekerja. Dengan metode REBA, segmen-segmen tubuh terbagi menjadi dua grup, yaitu grup A dan Grup B. Grup A terdiri dari punggung (batang tubuh), leher dan kaki. Sedangkan grup B terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Penentuan skor REBA, yang mengindikasikan level resiko dari postur kerja, dimulai dengan menentukan skor A untuk postur-postur grup A ditambah dengan skor beban (load) dan skor B untuk postur-postur grup B ditambah dengan skor coupling. Kedua skor tersebut (skor A dan B) digunakan untuk menentukan skor C. Skor REBA diperoleh dengan menambahkan skor aktivitas pada skor C. TI-43
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode REBA melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (Hignett dan McAtamney, 2000): Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dari leher, punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci dilakukan dengan merekam atau memotret postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data postur tubuh secara detail (valid), sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta analisis selanjutnya. Penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh pekerja. Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja dilakukan perhitungan besar sudut dari masing – masing segmen tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan kaki. 3. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada stasiun kerja uantuk mengetahui kondisi kerja. Dalam pengamatan ini dilakuakan pengambilan gambar terhadap stasiun kerja, pengambilan/pengumpulan ukuran stasiun kerja, dimensi tubuh manusia. Selanjutnya data antropometri akan diolah menjadi tabel antropometri yang nantinya digunakan untuk analisa antropometri tentang perancangan fasilitas kerja pada stasiun kerja tersebut. Perancangan Stasiun Kerja Berdasarkan hasil analisis diketahui hal-hal yang tidak ergonomis. Untuk memperoleh kesesuaian antara stasiun kerja dengan segmen tubuh penggunanya maka dilakukan perancangan ulang terhadap dimensi stasiun kerja yang tidak ergonomis tersebut. Perancangan dilakukan dengan memanfaatkan data antropometri pekerja yang ada. 3.. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Kuisioner Nordic Body Map Table pertanyaan untuk Nordic Bodi Map No.
Keluhan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 11 12 13 15 17 19 20 21 23
Sakit pada leher bagian atas Sakit pada leher bagian bawah Sakit pada bahu kiri Sakit pada bahu kanan Sakit pada lengan atas bagian kiri Sakit pada bagian punggung Sakit pada lengan atas bagian kanan Sakit pada pinggang ke belakang Sakit pada pinggul ke belakang Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah bagian kiri Sakit pada lengan bawah bagian kanan Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada telapak tangan kanan Sakit pada paha kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kanan
TI-44
Sebelum Bekerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sesudah Bekerja 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Pada Tabel 1 merupakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data kuisioner Nordic Body Map dari 2 orang pekerja bagian pengadukan kulit Mochi. Dari Tabel Nordic Body Map dapat dilihat bahwa pekerja mengalami sakit pada tubuh bagian atas, terutama pada bagian tubuh sebelah kanan. Sakit pada bagian tubuh tersebut disebabkan oleh gerakan bekerja seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, 2 dan 3.
Gambar 2. Pengadukan Adonan Kulit Mochi Agar Menjadi Lembut
Gambar 1 Pemindahan Adonan kulit Mochi dari Kuali Perebusan kebagian Pengadukan
Gambar 3. Pemindahan Adonan Yang Telah Lembut ke Cetakan REBA
Gambar 4 Pengukuran Sudut Gerakan Pada REBA Dari hasil perhitungan REBA Tabel A pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa gerakan tubuh pekerja memiliki sudut kemiringan 72 berarti > 600 yang berarti memiliki nilai 4 dan dengan posisi tubuh miring kesampig berarti nilai 4+1 = 5. Untuk sudut kemiringan leher 720 berarti > 600 dan miring kesamping berarti memiliki niai 2+1=3. Kaki tidak tertopang bobot badan tidak tersebar merata dengan postur tidak stabil berarti memiliki nilai 2+2=4
TI-45
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 dengan lutut >600 tidak duduk. Dari Tabel A REBA untuk ketiga nilai tersebut diatas diperoleh nilai 9. Tabel 2 Tabel A Perhitungan REBA
Tabel 3 Tabel B Perhitungan REBA
Untuk Tabel B REBA pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa lengan atas memiliki sudut 68o yang berarti miliki nilai 3. Lengan bawah memiliki nilai 1 dan pergelangan juga memiliki nilai 1. Dari penggabungan ketiga nilai tersebut pada Tabel B REBA diperoleh nilai 3. Tabel 4 Tabel C Perhitungan REBA
Dari penggabungan nilai Tabel A dan Tabel B diperoleh nilai 9 dan +1 untuk pengulangan gerakan dalam rentang waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali per menit (tidak termasuk berjalan). Sehingga nilainya menjadi 10. Nilai 10 merupakan Action untuk level 3 yang berarti bahwa gerakan ini membutuhkan pemeriksaan segera dan perubahan perlu segera dilakukan.
TI-46
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Untuk menanggapi perubahan yang harus dilakukan maka digunakan mesin pengadukan kulit Mochi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5 Mesin Pengaduk Adonan Kulit Mochi Rancang bangun mesin Pengadukan Kulit Mochi sudah dilakukan oleh Silvi Ariyanti dan Popy Yuliarti pada Tahun 2015. Mesin ini dapat menggantikan tenaga manusia dalam proses pengadukan kulit Mochi. Mesin ini juga dapat menggabungkan penggunaan proses perebusan, pengadukan dan pemindahan kulit Mochi pada cetakan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6, 7 dan 8.
Gambar 6 Proses Pengadukan Kulit Mochi yang Digerakkan Oleh Motor Listrik Pengadukan yang selama ini dilakukan oleh tenaga kerja dengan tenaga yang sangat besar yang dilakukan oleh dua orang pekerja secara bergantian, sekarang telah digantikan oleh mesin dan hanya dilakukan oleh seorang operator untuk mengawasi proses pengadukan dan menambahkan rebusan air gula dan essen perasa.
TI-47
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Gambar 8 Proses Penuangan Adonan Ke Cetakan Pada penempatan adonan yang telah lembut biasanya dilakukan dengan mengangkat adonan ke cetakan yang juga membutuhkan tenaga yang besar, karena adonan sangat kenyal dan lengket. Dengan mesin mengaduk adonan kulit Mochi penempatan adonan kecetakan hanya dilakukan dengan menekan tuas pengungkit yang dibantu dengan sendok sehigga pekerjaan tersebut tidak lagi membutuhkan tenaga yang besar. Desain Stasiun Kerja Pembuatan Kuli Mochi Dengan menambahkan mesin pengadukan adonan kulit Mochi maka akan terjadi perubahan layout stasiun kerja pembuatan kulit Mochi. Layout awal stasiun kerja pengadukan kulit Mochi dapat dilihat pada Gambar 9. Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa stasiun kerja pembuatan kulit Mochi terdiri dari Tempat pengadonan tepung ketan, tungku perebusan gula, Tungku perebusan, kuali pengadukan dan pencetakan adonan kulit Mochi.
Gambar 9 Layout Stasiun Kerja Pembuatan Kulit Mochi Awal. Dengan menambahkan Mesin pengadukan kulit Mochi layout stasiun kerja pengadukan dapat menjadi lebih simple dan sederhana. Pada layout yang baru tungku perebusan dan pengadukan disatukan pada mesin pengaduk. Kegiatan pembuangan air sisa perebusan tidak lagi harus diangkat tetapi hanya menekan tuas pengungkit untuk membuang air panas pada parit yang ditambahkan di depan mesin, Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.
TI-48
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Gambar 10. Layout Stasiun Kerja Pembuatan Adonan Kulit Mochi yang Baru. Kusioner Nordic Body Map Pada Stasiun Kerja Pembuatan Kulit Mochi yang Baru Tabel 5 Kusioner Nordic Body Map Untuk Proses Pengadukan Kulit Mochi yang Baru Table pertanyaan untuk Nordic Bodimap Sebelum Sesudah No. Keluhan Bekerja Bekerja 5 Sakit pada bagian punggung 0 1 7 Sakit pada pinggang ke belakang 0 1
Setelah penggunaan mesin pengadukan adonan kulit Mochi maka dilakukan kembali wawancara dengan menggunakan kuisioner Nordic Body Map. Pada proses pembuatan adonan kulit Mochi yang sebelumnya dilakukan oleh dua orang pekerja sekarang hanya dilakukan oleh satu orang. Sakit pada tubuh bagian atas, pinggang, leher, baru dan pergelangan tangan pada sistem kerja sebelumnya sekarang tidak lagi dirasakan. Sakit yang dirasakan setelah bekerja pada stasiun kerja yang baru hanya dirasakan pada bagian punggung dan pinggang kebelakang. Rasa sakit itu hanya dirasakan oleh satu orang pekerja. REBA Pada Stasiun Kerja yang Baru
Gambar 11 Penilaian REBA pada Stasiun Kerja yang Baru
TI-49
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Tabel 6 Tabel A Perhitungan REBA Setelah Perbaikan
Dari hasil perhitungan REBA Tabel A pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa gerakan tubuh pekerja memiliki sudut kemiringan 70o dan dengan posisi tubuh miring kesamping berarti nilai 4+1 = 5. Untuk sudut kemiringan leher 120 berarti < 200 berarti memiliki nilai 1. Kaki tidak tertopang bobot badan tidak tersebar merata dengan postur tidak stabil berarti memiliki nilai 1+1=2. Dari Tabel A REBA untuk ketiga nilai tersebut diatas diperoleh nilai 6. Tabel 7 Tabel B Perhitungan REBA Setelah Perbaikan
Untuk Tabel B REBA pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa lengan atas memiliki sudut 88o yang berarti miliki nilai 3. Lengan bawah memiliki nilai 2 dan pergelangan juga memiliki nilai 1. Dari penggabungan ketiga nilai tersebut pada Tabel B REBA diperoleh nilai 4. ......... Dari kedua nilai tabel A dan B pada tabel C diperoleh nilai 7. Dari Tabel 4.8 dapat dilihat terjadi penurunan nilai REBA sebanyak 3 poin yaitu dari nilai 10 menjadi nilai 7 dan pada level action menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa mungkin diperlukan pemeriksaan lanjutan. Berarti untuk level action terjadi penurunan sebanyak 1 point yaitu dari level 3 ke level 2. Hal ini berarti bahwa penambahan mesin pengaduk adonan kulit Mochi pada proses pembuatan kulit Mochi dapat menurunkan kelelahan pada pekerjaan pembuatan kulit Mochi.
TI-50
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Tabel 8 Tabel C Perhitungan REBA Setelah Perbaikan
5. KESIMPULAN Dari kuisioner Nordic Body Map terdapat pengurangan jumlah sakit yang sangat signifcant dimana pada kuisioner sebelum perbaikan dua orang pekerja merasakan sakit pada bagian tubuh atas ditambah dengan pinggang dan kaki, setalah menggunakan mesin pengaduk adonan kulit Mochi sakit hanya pada bagian sakit hanya dirasakan pada punggung dan lengan kanan atas. Setelah perbaikan stasiun kerja terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja dari dua orang menjadi satu orang. Desain layout stasiun kerja menjadi lebih simple dan efisien setelah dilakukan perbaikan. Untuk Nilai REBA terjadi penurunan sebanyak 3 poin yaitu dari nilai 10 untuk sistem kerja awal menjadi nilai 7 setelah perbaikan dan pada level action menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa mungkin diperlukan pemeriksaan lanjutan. Berarti untuk level action terjadi penurunan sebanyak 1 point yaitu dari level 3 ke level 2. Hal ini berarti bahwa penambahan mesin pengaduk adonan kulit Mochi pada proses pembuatan kulit Mochi dapat menurunkan kelelahan pada pekerjaan pembuatan kulit Mochi. DAFTAR PUSTAKA Sue Hignett and Lynn McAtamney. 2000, Rapid Upper Limb Assessment (RULA); Applied Ergonomics Tarwaka, Solichul H. A dan Lilik S.Bakri. 2004. Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas. Uniba Pres, Universitas Islam Batik. Solo. Wignjosoebroto Sritomo, Gunanisri, Pawennari A, 2010, Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Dibagian Skiving dengan Antropometri Orang Indonesia, Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya, Fakultas Teknologi Industri UMI Makassar. Wignjosoebroto, Sritomo. 1992. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Jakarta : Guna Widya.
TI-51