PERANCANGAN SISTEM MONITORING JARINGAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER PADA DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI (INFOKOM) KOTA TANGERANG
Skripsi
Disusun oleh: Deni Lastiawan 207091000028
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1431 H
PERANCANGAN SISTEM MONITORING JARINGAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER PADA DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI (INFOKOM) KOTA TANGERANG
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh: Deni Lastiawan 207091000028
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1431 H
PERANCANGAN SISTEM MONITORING JARINGAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER PADA DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI (INFOKOM) KOTA TANGERANG
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Program Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh :
Deni Lastiawan NIM. 207091000028 Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Khodijah Hulliyah, M.Si NIP. 19730402 2001122 001
Herlino Nanang, MT NIP. 19731209 2005011 002
Mengetahui Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, MSc, M.IT NIP.19710522 2006041 002
PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul ―Perancangan Sistem Monitoring Jaringan Berbais Web Menggunakan Framework Codeigniter Pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang―, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari selasa tanggal 29 November 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Teknik Informatika. Jakarta, 29 November 2011 Tim Penguji, Penguji I
Penguji II
Yusuf Durrachman, MSc, M.IT NIP.19710522 2006041 002
Andrew Fiade, M.Kom NIP. 19820811 2009121 004
Tim Pembimbing, Pembimbing I
Pembimbing II
Khodijah Hulliyah, M.Si NIP. 19730402 2001122 001
Herlino Nanang, MT NIP. 19731209 2005011 002 Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
DR.Syopiansyah Jaya Putra,M.Sis NIP.19680117 200112 1001
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, MSc, M.IT NIP.19710522 2006041 002
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 29 November 2011
DENI LASTIAWAN 207091000028
ABSTRAK Deni Lastiawan, Perancangan Sistem Monitoring Jaringan Berbasis Web Menggunakan Framework Codeigniter pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang, dibimbing oleh Khodijah Hulliyah, M.Si dan Herlino Nanang, MT. Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang (Infokom) adalah sebuah instansi pemerintahan kota tangerang yang menggabungkan fungsi Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) bagian Humas dan Pos dan Telekomunikasi (POSTEL) di kota tangerang. Fungsi dinas tersebut selain mengelola data juga mengelola jaringan komputer yang tersebar di seluruh kecamatan dan dinas-dinas lain di kota tangerang. Proses pemantauan jaringan pada dinas infokom sendiri masih menggunakan tools yang sederhana dan masih secara manual, sistem monitoring yang ada pun masih belum terintegrasi satu sama lain. Hal ini memberikan inisiatif untuk membangun sistem monitoring jaringan yang dapat memberikan kemudahan dalam proses monitoring jaringan dan terintegrasi dengan sistem yang telah ada. Sistem monitoring jaringan ini dibuat menggunakan Framework Codeigniter sesuai dengan standar aplikasi berbasis web pada Dinas Infokom Kota Tangerang. Dinas Infokom Kota Tangerang menjadikan framework Codeigniter sebagai standarisasi pembuatan aplikasi berbasis web pada dinas tersebut karena Framework Codeigniter merupakan salah satu framework PHP yang saat ini banyak digunakan untuk membuat aplikasi ataupun sistem berbasiskan web dan untuk menyeragamkan gaya koding programmer yang ada pada dinas Infokom. Sedangkan untuk pengembangan sistem menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) dengan aktifitas Requirement Planning, Workshop Design, Implementation. Pada skripsi ini menggunakan tools UML (Unified Modeling Language) dengan bantuan usecase diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram. Dengan adanya sistem monitoring jaringan ini dapat memberikan kemudahan dalam proses monitoring jaringan yang ada pada dinas Infokom. Kata Kunci
: Dinas Infokom, Codeigniter, Rapid Application Development (RAD), Monitoring.
Halaman
: 128 Halaman (56 Gambar + 21 Tabel)
Daftar Pustaka: 32 Sumber (24 Buku + 4 Skripsi + 4 Literatur Internet)
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur dan sembah sujud penulis haturkan kepada Allah SWT. Raja dari segala raja di jagad alam raya ini yang maha pengasih tidak pilih kasih, yang maha penyayang tiada terbilang, berkat kasih sayang-Nya pulalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin. Setelah melaksanakan dan menjalankan proses penelitian dengan baik, akhirnya dengan seizin Allah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Meskipun demikian, penulis sadar dalam proses penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak berupa moril dan materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajaran dekanat yang dengan tulus membantu kelancaran penyelesaian skripsi. 2. Yusuf Durrachman, MIT, M.Sc dan Viva Arifin, M.MSi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknik Informatika yang dengan tulus membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.
3. Khodijah Hulliyah, M.Si dan Herlino Nanang, MT selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang dengan ikhlas dan sabar dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Adhi Zulkifli, MT beserta seluruh staff dan pegawai Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian. 5. Bapak dan Ibu penguji yang memberikan kritik dan saran pada skripsi ini. 6. Para Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mengajarkan kepada penulis berbagai macam ilmu yang dapat diterapkan dalam penulisan skripsi. 7. Orang tua ku (A’pa dan Mamah) serta kakak-kakak tercinta (Nani, Nina, Dedi dan Teti) yang tidak henti-hentinya mendo’akan, memotivasi, dengan tulus ikhlas serta curahan perhatian dalam lahir maupun bathin sepanjang penulis mengikuti masa proses kuliah hingga masa proses penyusunan skripsi ini. 8. Seseorang yang selalu memberikan motivasi, inspirasi dan juga perhatian berserta masa-masa indah. Terimakasih Lia, semoga Allah memberikan yang terbaik buat kita. 9. Anggota foxhole Andi, Aji, Akhwan, Latif dan untuk Dj, Cika, Ryan, Onggo atas kebersamaan serta waktu yang berkesan.
10. Seluruh personil ITO7A dan Kelompok KKN 56 2010 atas semua hal yang berkesan. 11. Seluruh sahabat, kawan, teman dan semua nama yang tak dapat penulis sebutkan atas segala kebaikannya. Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin…. Jakarta, November 2011
Penulis
DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul................................................................................................
i
Lembar Pengesahan ....................................................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian ...........................................................................
iii
Lembar Pernyataan ......................................................................................
iv
Abstrak ........................................................................................................
v
Kata Pengantar .............................................................................................
vi
Daftar Isi.......................................................................................................
ix
Daftar Gambar .............................................................................................
xiv
Daftar Tabel ................................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang .........................................................
1
1.2.
Rumusan Masalah ....................................................
3
1.3.
Batasan Masalah.......................................................
4
1.4.
Tujuan Penelitian .....................................................
5
1.5.
Manfaat Penelitian ...................................................
5
1.6.
Metodologi ...............................................................
6
1.6.1
Metode Pengumpulan Data ..........................
6
1.6.2
Metode Pengembangan Sistem ....................
7
Sistematika Penulisan ..............................................
8
1.7.
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1.
Pengertian Perancangan ...........................................
10
2.2.
Pengertian Sistem .....................................................
10
2.3.
Karakteristik Sistem .................................................
10
2.4.
Pengertian Monitoring .............................................
13
2.5.
Monitoring Jaringan .................................................
13
2.5.1
Pengertian Monitoring Jaringan ...................
13
2.5.2
Tujuan Monitoring Jaringan .........................
14
2.6.
Pengertian Jariangan Komputer ...............................
15
2.7.
Tujuan Dibangunnya Jaringan Komputer ................
15
2.8.
Jenis-Jenis Jaringan Komputer.................................
16
2.9.
Komponen Jaringan Komputer ................................
17
2.10.
Topologi Jaringan Komputer ...................................
19
2.11.
Model Referensi OSI................................................
21
2.12.
Protokol Jaringan .....................................................
25
2.12.1 Definisi Protokol ..........................................
25
2.12.2 Fungsi Protokol ............................................
25
2.12.3 TCP (Transmission Control Protokol) .........
25
2.12.4 UDP (User Datagram Protokol) ...................
26
2.12.5 IP Address ....................................................
26
2.12.6 Subnet Mask .................................................
27
2.12.7 Port ..... .........................................................
28
Framework ...............................................................
29
2.13.1 Zend Framework .........................................
29
2.13.2 CakePHP .....................................................
30
Codeigniter ...............................................................
30
2.14.1 Cara Kerja Codeigniter ................................
31
2.14.2 Model-View-Controller................................
32
2.13.
2.14.
BAB III
2.14.3 Keuntunguan Menggunakan Codeigniter ....
33
2.15.
Pengertian Web ........................................................
35
2.16.
Unified Modelling Language (UML) ......................
3
2.16.1 Definisi UML ...............................................
35
2.16.2 Notasi UML .................................................
36
2.16.3 Use Case Diagram (UCD) ............................
40
2.16.4 Class Diagram (CD) .....................................
41
2.16.5 Activity Diagram (AD) ................................
41
2.16.6 Sequence Diagram .......................................
42
2.16.7 Deployment Diagram ...................................
42
2.17.
Perangkat Lunak yang Digunakan ...........................
42
2.18.
Black Box Testing ....................................................
46
2.19.
Studi Sejenis .............................................................
47
METODELOGI PENELITIAN 3.1.
3.2.
3.3
BAB IV
Metode Pengumpulan Data ......................................
57
3.1.1
Studi Lapangan ..........................................
57
3.1.2
Studi Pustaka .............................................
58
Metode Pengembangan Sistem ................................
59
3.2.1
Requirement Planning ...............................
61
3.2.2
Workshop Design ......................................
61
3.2.3
Implementation ..........................................
63
Kerangka Berfikir.....................................................
64
IMPLEMENTASI DAN HASIL 4.1.
Sekilas Tentang Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Kota Tangerang ......................................
65
4.4.1
Visi dan Misi .............................................
66
4.4.2
Struktur Organisasi ...................................
67
4.2.
Requirement Planning ..............................................
68
4.3.
Workshop Design .....................................................
73
4.3.1
Perancangan Aplikasi ................................
73
4.3.2
Perancangan Basis Data ............................
102
4.3.3
Perancangan User Interface.......................
105
Implementation ........................................................
107
4.4.1
Perangkat Lunak dan Komponen ..............
107
4.4.2
Installasi Sistem ........................................
108
4.4.3
Aplikasi Sistem Monitoring Jaringan .......
112
4.4.4
Pengujian ...................................................
121
5.1.
Kesimpulan ..............................................................
124
5.2.
Saran .........................................................................
124
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
126
LAMPIRAN ...............................................................................................
xvii
4.4.
BAB V
PENUTUP
DAFTAR GAMBAR Gambar
Isi
Halaman
2.1
Model-View-Controller ..........................................
32
2.2
Notasi Actor ......………….……….........................
37
2.3
Notasi Class …….……………...............................
37
2.4
Notasi Usecase ……….……………......................
38
2.5
Notasi Interaction ……….………..........................
38
2.6
Notasi Package ........................................................
39
2.7
Notasi Dependency .................................................
39
2.8
Notasi Association ..................................................
40
2.9
Use Case Diagram ..................................................
41
3.1
Fase-fase RAD .......................................................
60
3.2
Kerangka Berfikir ...................................................
64
4.1
Struktur Organisasi Dinas Infokom ........................
67
4.2
Struktur Organisasi Divisi Networking ..................
67
4.3
Use Case Diagram Rancangan Sistem ....................
76
4.4
Use Case Diagram Login ........................................
76
4.5
Use Case Diagram Monitoring ...............................
77
4.6
Use Case View Report ...........................................
77
4.7
Use Case Device ....................................................
78
4.8
Use Case User …....................................................
78
4.9
Activity Diagram Login .........................................
80
4.10
Activity Diagram Cek Host …..………………….
81
4.11
Activity Diagram Status Host …..………………..
82
4.12
Activity Diagram Detail Host…..………………..
84
4.13
Activity Diagram Request Aktif ............................
85
4.14
Activity Diagram Laporan......................................
86
4.15
Activity Diagram Add Device................................
88
4.16
Activity Diagram Edit Device ................................
90
4.17
Activity Diagram Delete Device ............................
92
4.18
Activity Diagram Create User ................................
94
4.19
Activity Diagram Edit User ....................................
96
4.20
Activity Diagram Delete User ................................
98
4.21
Sequence Diagram Login .......................................
99
4.22
Sequence Diagram Monitoring ...............................
99
4.23
Sequence Diagram Managerial Device ..................
100
4.24
Sequence Diagram Managerial User ......................
101
4.25
Class Diagram ........................................................
102
4.26
Tabel device di database ........................................
103
4.27
Tabel user di database ............................................
103
4.28
Tabel log di database ..............................................
104
4.29
Tabel privilege di database ....................................
104
4.30
Struktur basis data ..................................................
105
4.31
Halaman Login .......................................................
105
4.32
Halaman Beranda ...................................................
106
4.33
Halaman Modul ......................................................
106
4.34
Tampilan Aktifasi LAMPP pada Terminal ............
110
4.35
Tampilan edit crontab pada Terminal ....................
111
4.36
Tampilan list crontab pada Terminal .....................
112
4.37
Tampilan Halaman Login ......................................
113
4.38
Tampilan Halaman Beranda ..................................
114
4.39
Tampilan Halaman Cek Host .................................
115
4.40
Tampilan Halaman Status Host .............................
116
4.41
Tampilan Halaman Detail Host .............................
117
4.42
Tampilan Halaman Aktif Request ..........................
118
4.43
Tampilan Halaman Laporan .................................
119
4.44
Tampilan Halaman Inventaris ...............................
120
4.45
Tampilan Halaman Pengguna ...............................
121
DAFTAR TABEL Tabel
Isi
Halaman
2.1
Model Referensi OSI ..............................................
24
2.2
Klasifikasi Subnet Mask .........................................
27
2.3
Port yang umum digunakan ....................................
28
2.4
Studi Sejenis ...........................................................
47
4.1
Analisa Sistem yang Berjalan .................................
68
4.2
Sistem yang Ditawarkan .........................................
70
4.3
Wewenang Aktor ....................................................
75
4.4
Use Case Scenario Login ………............................
79
4.5
Use Case Scenario Cek Host ...................................
80
4.6
Use Case Scenario Status Host ...............................
81
4.7
Use Case Scenario Detail Host ...............................
83
4.8
Use Case Scenario Request Aktif ...........................
84
4.9
Use Case Scenario Laporan ....................................
85
4.10
Use Case Scenario Add Device ..............................
86
4.11
Use Case Scenario Edit Device ..............................
88
4.12
Use Case Scenario Delete Device ...........................
90
4.13
Use Case Scenario Create User ...............................
92
4.14
Use Case Scenario Edit User …...............................
94
4.15
Use Case Scenario Delete User …...........................
96
4.16
Hasil Pengujian Mandiri …......................................
122
4.17
Hasil Pengujian Lapangan …...................................
123
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang banyak digunakan saat ini menggunakan sistem jaringan komputer sebagai media transformasi informasi atau datanya, semakin besar sebuah perusahaan atau instansi yang menggunakan jaringan komputer maka semakin kompleks pula sistem jaringan pada perusahaan atau instansi tersebut, dan dibutuhkan sebuah penanganan yang baik agar sistem dapat berjalan dengan optimal. Network administrator adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam mengelola jaringan komputer, ada banyak tugas pokok dan fungsi dari seorang network administrator atau admin jaringan, salah satunya adalah monitoring jaringan yaitu memantau kerja jaringan agar selalu tersedia bagi pengguna sistem dan berada dalam kondisi yang selalu baik. Pada proses monitoring diperlukan ketelitian dan konsistensi dalam pelaksanaanya, sehingga informasi yang didapatkan dari hasil monitoring atau pemantauan jaringan bisa didapatkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Di tempat penulis melakukan penelitian yaitu Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Kota Tangerang tools yang digunakan untuk memantau jaringannya masih belum maksimal. Admin jaringan dinas Infokom masih menggunakan cara sederhana dalam memeriksa koneksi
jaringannya yaitu dengan melakukan ping ke alamat IP host-host yang terhubung dalam jaringan, hal tersebut memang memungkinkan untuk dapat dilakukan bila host yang terhubung dan dimonitornya hanya sedikit, namun apa bila host yang terhubung ada dalam jumlah banyak maka cara tersebut akan menghabiskan waktu serta tidak efisien untuk dilakukan. Pada dinas Infokom juga terdapat squid yang berfungsi sebagai proxy server dan web cache, disana juga menggunakan sqstat untuk memonitoring squid secara real time sehingga dapat terlihat secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh alamat IP yang terhubung dalam jaringan. Pada Dinas Infokom Kota Tangerang terdapat lebih dari 25 host serta device yang terhubung dalam jaringannya, sehingga apa bila admin jaringannya masih menggunakan cara yang sederhana yaitu dengan melakukan ping ke alamat host-host tersebut satu per satu tentu tidak akan efisien. Karena cara tersebut tidak mudah untuk dilakukan dan juga akan memerlukan waktu yang cukup lama. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba membuat suatu tools yang dapat digunakan oleh admin jaringan Dinas Infokom untuk memonitoring jaringan yang dikelolanya, selain itu penulis juga bermaksud ingin mengintegrasikan tools yang sudah ada pada Dinas Infokom dengan sistem yang akan penulis buat sehingga dapat memudahkan admin jaringan untuk memeriksa koneksi dan pemantauan jaringannya. Sistem monitoring jaringan ini dibuat menggunakan Framework Codeigniter sesuai dengan standar
aplikasi berbasis web pada Dinas Infokom Kota Tangerang. Framework Codeigniter merupakan salah satu framework PHP yang saat ini banyak digunakan untuk membuat aplikasi ataupun sistem berbasiskan web. Banyak sekali keunggulan yang dimiliki oleh framework ini seperti memiliki paket library yang lengkap, berukuran kecil, gratis, dokumentasinya lengkap dan sebagainya. Dinas Infokom Kota Tangerang menjadikan framework Codeigniter sebagai standarisasi pembuatan aplikasi berbasis web pada dinas tersebut dikarenakan selain memiliki banyak keunggulan yang dimiliki oleh Codeigniter juga untuk menyeragamkan gaya koding para programmer yang ada pada dinas Infokom, sehingga aplikasi yang dibuat dapat dikembangkan oleh siapapun. Hal tersebut mendorong penulis untuk mengangkat judul “Perancangan Sistem Monitoring Jaringan Berbasis Web Menggunakan Framework Codeigniter Pada Dinas Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) Kota Tangerang”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskanlah beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana membuat sistem monitoring jaringan berbasiskan web yang mampu memeriksa koneksi host yang terhubung dalam jaringan ?
2. Bagaimana membuat sistem monitoring jaringan yang dapat memberikan kemudahan seorang admin jaringan dalam memantau jaringan yang dikelolanya ? 3. Bagaimana menerapkan Framework Codeigniter pada perancangan sistem monitoring jaringan berbasis web ? 4. Bagaimana merancang sistem monitoring jaringan yang dapat terintegrasi dengan sistem yang sudah ada pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang ? 1.3 Batasan Masalah Dari beberapa perumusan masalah diatas, penulis membatasi penelitian ini yaitu : 1. Sistem monitoring jaringan ini berbasiskan web dan dibuat menggunakan Framework Codeigniter sesuai dengan standar aplikasi web pada Dinas Infokom Kota Tangerang. 2. Sistem monitoring jaringan ini digunakan untuk memonitoring koneksi host serta port yang sedang aktif dan melihat request URL yang sedang aktif. 3. Fitur yang terdapat dalam sistem ini adalah Cek Host, Aktif Request, Laporan, Inventaris, dan Pengguna yang merupakan kebutuhan admin jaringan Dinas Infokom Kota Tangerang.
4. Pada fasilitas Laporan memungkinkan user untuk mendownload laporan hasil monitoring jaringan dalam dokumen berformat html. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah : 1. Merancang sistem monitoring jaringan berbasiskan web yang mampu memberikan kemudahan dan membantu seorang admin jaringan dalam memantau kondisi jaringan yang dikelolanya. 2. Menerapkan Framework Codeigniter pada perancangan sistem monitoring jaringan berbasis web. 3. Merancang sistem yang penulis buat agar dapat terintegrasi dengan sistem yang sudah ada pada Dinas Infokom Kota Tangerang. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian skripsi ini adalah : 1. Bagi Instansi :
Memudahkan admin jaringannya dalam memonitoring jaringan
Mempermudah dalam memantau kinerja pegawai.
2. Bagi Penulis :
Dapat
mengetahui
perancangan
aplikasi
berbasis
web
menggunakan Framework.
Penulis dapat lebih memahami struktur pemrograman Framework Codeigniter.
Memperkaya literatur dan referensi tentang jaringan komputer.
Sebagai salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.6 Metodologi 1.6.1
Metodologi Pengumpulan Data Adapun metodologi pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Studi Lapangan
Metode Observasi Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang dilakukan, pengenalan data yang ada sehingga dapat dilakukan evaluasi dari sudut tertentu yang mendukung kebenaran (Sarwono, 2006).
Wawancara Mengumpulkan data dengan mewawancarai orang yang terkait langsung dengan kajian penelitian yang sedang dilakukan (Jogiyanto, 2005).
2. Studi Pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku terkait yang dapat dijadikan acuan penelitian (Keraf, 1994). 3. Studi Literatur Tujuan utama studi literatur adalah untuk mendapatkan sumber data sekunder yang dapat mendukung penelitian (Nazir, 2005). 1.6.2
Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem monitoring ini akan dilakukan dengan menggunakan
metode
pengembangan
Rapid
Application
Development. Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat cepat. (Sukamto, Rosa A, 2009). Karakteristik
RAD
adalah developer dapat membuat
sebuah aplikasi atau sistem dengan cara acak untuk mempercepat waktu penyelesaian aplikasi atau sistem tersebut. Fase-fase metode RAD diataranya adalah : 1. Fase Requirement Planning 2. Fase Workshop Design 3. Fase Implementation
Selain itu penulis juga menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai tool dalam merancang dan mendokumentasikan sistem. Menurut (Nugroho, 2010) UML adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan
permasalahan-permasalahan
yang
kompleks
sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. 1.7 Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab. Adapun isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan gambaran umum permasalahan yang dihadapi serta latar belakang dibuatnya penulisan skripsi, batasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, metodologi penulisan yang dilakukan, serta sistematika penulisan yang masing-masing dijelaskan dalam tiap sub bab.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini akan menguraikan secara singkat teori-teori yang digunakan atau dasar dari penulisan skripsi ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini berisi metodologi penelitian yang dilakukan serta
langkah-langkah
yang
digunakan
terkait
dengan
hasil
analisa,
penelitian. BAB IV
IMPLEMENTASI DAN HASIL Dalam
bab
ini
membahas
mengenai
perancangan, implementasi sesuai dengan metodologi yang dilakukan pada sistem aplikasi yang dibuat. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini menguraikan kesimpulan semua pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan berguna bagi pengembangan sistem ini.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perancangan Perancangan adalah sebuah proses aplikasi berbagai teknik prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau suatu sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya. (Al-fatta, 2007) 2.2 Pengertian Sistem Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. (Jogiyanto, 1999). Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, berkerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan input dalam proses transformasi teratur (Mulyanto, 2009) 2.3 Krakteristik Sistem Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu : (Jogiyanto, 1999)
1. Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling berkerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagia-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batas Sistem (Boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem (Environments) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface) Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainya. 5. Masukan Sistem (Input) Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. 6. Keluaran Sistem (Output) Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasi menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan 7. Pengolah Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran
8. Sasaran Sistem (Objective) Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. 2.4 Pengertian Monitoring Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan. ( Kusaeri, 2010) 2.5 Monitoring Jaringan 2.5.1 Pengertian Monitoring Jaringan Monitoring jaringan atau pemantauan jaringan merupakan kegiatan rutin yang bisa membantu untuk menditeksi sedini mungkin bila ada perubahan pada jaringan. (Wahana Komputer, 2005). Dengan
monitoring jaringan juga bisa menditeksi terjadinya penurunan kinerja jaringan dan sistem yang ada pada jaringan tersebut. 2.5.2 Tujuan Monitoring Jaringan Tujuan dari network monitoring yaitu untuk mengumpulkan informasi yang berguna dari berbagai bagian jaringan sehingga jaringan dapat diatur dan dikontrol menggunakan informasi yang telah terkumpul tersebut. (Kusaeri, 2010) Beberapa alasan dilakukan network monitoring: 1. Untuk mengawasi kejadian yang sedang terjadi di dalam jaringan yang memiliki sejumlah besar mesin (host) tanpa alat pengawas yang baik. 2. Untuk mengetahui masalah jaringan sebelum manager menanyakan kepada network administrator dan sebelum pelanggan menelpon. Tanpa
kemampuan
network
monitoring
jaringan
seorang
administrator hanya dapat bereaksi terhadap masalah jika masalah tersebut muncul dibandingkan mencegah masalah ini sebelumnya. 3. Untuk menjaga agar jaringan selalu dalam keadaan sehat 4. Untuk menditeksi kesalahan pada jaringan, gateway dan server yang penting 5. Untuk memberitahukan masalah kegagalan kepada administrator secepatnya 6. Mendokumentasikan jaringan
2.6 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan Komputer adalah seperangkat komputer otonom yang saling terhubung yang secara eksplisit terlihat sehingga dapat saling bertukar informasi atau data dan berbagi satu dengan yang lainnya (Tanenbaum, 1996). Selain itu jaringan komputer juga dapat diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada di berbagai lokasi yang terdiri lebih dari satu komputer yang saling berhubungan. (Kristanto, 2003) 2.7 Tujuan Dibangunnya Jaringan Komputer Menurut (Kristanto, 2003) Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah membawa informasi secara tepat dan tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) menuju ke sisi penerima (receiver) melalui media komunikasi. Memang akan terjadi banyak kendala pada waktu proses pengiriman informasi tersebut. Adapun kendala-kendala itu antara lain:
Fasilitas komunikasi masih mahal harganya
Pemanfaatan fasilitas komunikasi belum maksimal
Jalur transmisi yang digunakan tidak benar-benar bebas dari masalah gangguan
2.8 Jenis–jenis Jaringan Komputer 1. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran samapai beberapa
kilometer.
LAN
seringkali
digunakan
untuk
menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama resource (misalnya: printer, scanner) dan saling bertukar informasi. (Kristanto, 2003). 2. Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dari biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor perusahaan yang berdekatan dan dapat dimanfaatkan pribadi swasta atau umum. MAN hanya memiliki sebuah atau dua buah kabel dan tidak mempunyai elemen switching, yang berfungsi mengatur paket melalui beberapa output kabel. Adanya elemen switching membuat rancangan menjadi lebih sederhana. (Kristanto, 2003). 3. Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah
negara dan benua. Pada sebagian besar WAN, komponen yang dipakai dalam komunikasi biasanya terdiri dari dua komponen yaitu: kabel transmisi dan element switcing. (Kristanto, 2003) 4. Internet Dari besarnya skala, internet sebenarnya dengan WAN, tetapi WAN bersifat private, artinya hanya orang-orang tertentu yang dapat mengaksesnya, misalnya karyawan suatu perusahaan multinasional. Sebaliknya Internet bersifat public sehingga semua orang dapat mengakses jaringan tersebut. (Kurniawan, 2005) 2.9 Komponen Jaringan Komputer 1. Workstasion Workstation merupakan komputer yang menjadi tempat dimana pengguna komputer bekerja (Andi, 2005). Sesuai dengan fungsinya maka perangkat komputer harus memenuhi syarat untuk bekerja dalam jaringan tersebut. Dalam memilih dan menentukan konfigurasi ideal sebuah komputer workstation, ada beberapa yang perlu diperhatikan:
Sistem aplikasi apa yang digunakan dengan jaringan tersebut.
Sistem operasi yang akan digunakan .
Arsitektur jaringan apa yang digunakan
Perkembangan sistem komputerisasi yang digunakan
2. Server Menurut (Andi, 2005) Server bertugas dan berfungsi untuk melayani dan mengontrol seluruh jaringan. Komputer ini melayani permintaan-permintaan dari komputer workstation di samping mengontrol hubungan antara komputer satu dengan komputer lainnya dalam jaringan, termasuk hubungannya dengan perangkat-perangkat lain yang terdapat di dalam jaringan tersebut. Mengingat tugas yang fungsinya yang sedemikian rupa maka sebuah komputer server harus memiliki spesifikasi yang lebih baik dibanding komputer lain yang ada dalam jaringan. Untuk memilih komputer server harus memperhatikan hal-hal berikut:
Sistem opersai jaringan yang akan dipergunakan.
Sistem aplikasi yang akan di jalankan.
Arsitektur jaringan yang diterapkan.
Jumlah komputer worstation dalam jaringan yang dilayani.
Kemampuan atau daya tahan beroperasi dalam jangka waktu terbatas.
Kompatebalitas terhadap produk jaringan lainnya.
Dukungan teknis dari vendor parangkat tersebut
2.10 Topologi Jaringan Komputer 1. Topologi Bus Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup, di mana di sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam kabel topologi ini dilewati satu arah sehingga memungkinkan sebuah collision terjadi. (Syafrizal, 2005). 2. Topologi Ring Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node. Signal mengalir dalam dua arah sehingga dapat menghindarkan
terjadinya
collision
sehingga
memungkinkan
terjadinya pergerakan data yang sangat cepat. Semua komputer saling tersambung membentuk lingkaran. Data yang dikirim diberi address tujuan sehingga dapat menuju komputer yang dituju. Tiap stasiun (komputer) dapat diberi repeter (transceiver). (Syafrizal, 2005). 3. Topologi Star Karkteristik dari topologi jaringan ini adalah node (station) berkomunikasi langsung dengan station lain melalui central node (hub/switch), traffic data mengalir dari node ke central node dan
diteruskan ke node (station) tujuan. Jika salah satu segmen kabel putus, jaringan lain tidak akan terputus. (Syafrizal, 2005) 4. Topologi Daisy-Chain (Linier) Topologi ini merupakan peralihan dari topologi Bus dan topologi Ring, di mana tiap simpul terhubung langsung ke dua simpul lain melalui segmen kabel, tetapi segmen membentuk saluran, bukan lingkaran utuh. Antar komputer seperti tehubung secara seri. (Syafrizal, 2005). 5. Topologi Tree Tidak semua stasiun mempunyai kedudukan yang sama. Stasiun yang kedudukannya lebih tinggi menguasai stasiun di bawahnya, sehingga jaringan sangat tergantung pada stasiun yang kedudukannya lebih tinggi (hierachical topology) dan kedudukan stasiun yang sama disebut peer topology. (Syafrizal, 2005). 6. Topologi Hybrid Topologi ini merupakan gabungan dari beberapa topologi yang ada, yang bisa memadukan kinerja dari beberapa topologi yang berbeda, baik berbeda sistem maupun berbeda media transmisinya. (Syafrizal, 2005)
2.11 Model Referensi OSI Salah satu standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh ISO adalah model referensi OSI (Open System Interconnection). Model ini memberikan gambaran tentang fungsi, tujuan, dan kerangka kerja suatu struktur model referensi untuk proses yang bersifat logis dalam sistem komunikasi (Suyanto, 2004). Model referensi OSI memiliki 7 lapisan, dengan prinsip yang harus digunakan bagi ketujuh lapisan adalah sebagai berikut :
Setiap lapisan memiliki fungsi dan proses yang berbeda.
Fungsi setiap lapisan dipilih berdasarkan penetapan protokol yang telah memenuhi standar internasional.
Sebuah lapisan harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
Batasan lapisan harus ditentukan agar dapat meminimalkan arus informasi yang melewati interface.
Jumlah lapisan diusahakan sedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai. Fungsi lapisan OSI dimana pada bagian atas lapisan (lapisan 7, 6, dan
5) difokuskan untuk bentuk layanan dari satu aplikasi sedangkan lapisan bawah (4, 3, 2 dan 1) tentang aliran data, akan dijelaskan mulai dari lapisan terbawah yaitu sebagai berikut :
1. Physical Layer Berfungsi untuk menentukan karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan. Selain itu berfungsi untuk mentransfer dan menentukan cara bit-bit dikodekan,
menangani
interkoneksi
fisik
(kabel),
mekanikal,
elektrikal, prosedural yaitu dimana kabel, konektor, dan spesifikasi pensinyalan didefenisikan. 2. Data Link Layer Berfungsi untuk menentukan protokol untuk pertukaran frame data yang lewat melalui kabel. Layer ini berurusan dengan pengambilan dan pelepasan paket data dari dan ke kabel, deteksi, dan koreksi kesalahan, serta pengiriman data ulang. Data link layer terdiri ata dua sublayer : a.
LLC (logical Link Control), melakukan pemeriksaan kesalahan dan menangani transmisi frame. Setiap frame merupakan sebuah paket data dan nomor urut yang digunakan untuk memastikan pengiriman dan sebuah checksum untuk melacak data yang korup.
b.
MAC (Medium Access Control), berurusan dengan mengambil dan melepaskan data dari dan ke kabel, menentukan protokol untuk akses ke kabel yang di share di dalam sebuah LAN.
3. Network Layer Bertanggung jawab untuk menentukan route paket ke tujuan yang seharusnya. Pengendalian operasi subnet dan mengatasi semua masalah yang ada pada jaringan sehingga memungkinkan jaringanjaringan yang berbeda saling terintekoneksi. 4. Transport Layer Berfungsi untuk menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, meneruskan data ke network layer, menjamin semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi penerima dengan benar dan mengurutkan data apabila datang tidak berurutan. Tansport Layer juga menyediakan koneksi end to end (ujung ke ujung) diantara komputer 5. Session Layer Session Layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Session layer juga diperlukan untuk kendali dialog antar proses yang menentukan penanganan komunikasi dua arah dan pengujian paket yang keluar dari urutannya. 6. Presentation Layer Fungsi dari lapisan ini adalah melakukan terjemahan. Melakukan terjemahan struktur data diantara berbagai arsitektur, lalu layer ini dapat melakukan kompresi data, enkripsi, dan dekripsi, selain itu layer ini juga dapat mengkonversi format data sehingga
layer berikutnya dapat memahami format yang diperlukan untuk komunikasi. Contoh format data yang didukung oleh layer presentasi antara lain teks, data, grafik, visual image, sound, dan video. 7. Application Layer Berfungsi untuk menyediakan akses tingkat aplikasi ke jaringan. Transfer terminal remote dan elemen lain dari jaringan, aktivitas yang dilakukan seperti akses, pengiriman e-mail dan transfer file. Tabel 2.1: Model Referensi OSI
2.12 Protokol Jaringan 2.12.1 Definisi Protokol Protokol
merupakan
himpunan
aturan-aturan
yang
memungkinkan komputer satu dapat berhubungan dangan komputer yang lain. Aturan-aturan ini meliputi tatacara bagaimana agar komputer bisa saling berkomunikasi. (Syafrizal, 2005) Sedangkan menurut (Jogiyanto, 1999) Protokol adalah suatu kumpulan dari aturan-aturan yang berhubungan dengan komunikasi data antara alat-alat komunikasi supaya komunikasi data dapat dilakukan dengan benar. 2.12.2 Fungsi Protokol Secara
umum
fungsi
dari
protokol
adalah
untuk
menghubungkan sisi pengirim dan penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan dengan baik dan benar dengan keandalan yang tinggi (Kristanto, 2003) 2.12.3 TCP (Transmission Control Protokol) TCP merupakan protokol yang bersifat connection oriented. Artinya sebelum proses transmisi data terjadi, dua aplikasi TCP harus melakukan pertukaran kontrol infromasi (handshaking). TCP juga bersifat reliable karena menerapkan fitur deteksi kesalahan dan
retransmisi apabila ada data yang rusak. Sehingga keutuhan data dapat terjamin. (Sofana, 2010) 2.12.4 UDP (User Datagram Protokol) UDP merupakan protokol yang bersifat connectionless oriented. Artinya, saat melakukan pengiriman data tidak dilakukan proses handshaking, tidak ada sequencing datagram, dan tidak ada garansi bahwa paket data (datagram) yang dikirim akan tiba dengan selamat. UDP juga tidak menyediakan fitur kesalahan. (Sofana, 2010) 2.12.5 IP Address IP addres atau alamat IP yang bahasa awamnya bisa di sebut dengan kode pengenal komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Setiap komputer yang terhubung ke internet setidaknya harus memiliki satu buah alamat IP pada setiap perangkat yang terhubung ke internet dan alamat IP itu sendiri harus unik karena tidak boleh ada komputer atau server dan juga perangkat jaringan lainnya yang menggunakan alamat IP yang sama di internet. (Sugeng, 2006) Alamat IP (IPv4) pada mulanya adalah deretan bilangan biner sepanjang 32 bit yang dipakai untuk mengindentifikasi host pada
jaringan. Alamat IP ini di berikan secara unik pada masing-masing komputer/host yang terhubung ke internet. Prinsip kerjanya adalah paket yang membawa data dimuati alamat IP dari komputer pengirim data kepada alamat IP pada komputer yang akan dituju, kemudian data tersebut dikirim ke jaringan. Packet ini kemudian di kirim dari router ke router dengan berpedoman pada alamat IP tersebut menuju ke komputer yang dituju. (Sugeng, 2006) 2.12.6 Subnet Mask Setiap komputer di sebuah jaringan biasanya ingin mengirim data dan langsung ke komputer lainnya. Komputer pengirim harus memastikan bahwa si penerima berada di jaringan yang sama atau di luar itu. Subnet Mask digunakan oleh protokol stack TCP/IP untuk menentukan bahwa host yang akan dicoba dikomunikasikan berada di jaringan lokal yang sama atau berada di jaringan remote. Ini adalah bagian yang sangat penting dalam konfigurasi TCP/IP. (Suyanto, 2004 : 22) Tabel 2.2 Klasifikasi Subnet Mask
2.12.7 Port Aplikasi internet cukup banyak. Agar tidak bentrok satu sama lain maka masing-masing aplikasi telah diberi jalur khusus yang disebut port. Port digunakan untuk memetakan koneksi antara 2 host antara layer TCP/UDP dan aplikasi aktual yang berjalan pada host. (Sofana, 2010) Port diberi nomor 0 sampai dengan 65535. Port dengan range 0-1023 dinamai reserved atau previlleged port. Artinya port-port diwilayah tersebut sudah digunakan untuk berbagai aplikasi yang khas. Seperti telnet, mail, web, ftp, dan sebagainya. Sedangkan sisanya (1024-65535) disebut sebagai dynamic atau unprevilleged port. Sebagai contoh, ketika client melakukan koneksi ke server maka port yang digunakan oleh client adalah port dinamis. Tabel 2.3 Port yang umum digunakan Port 21 23 25 53 80 110
Nama FTP (File Transfer Protocol) Telnet SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) DNS (Domain Name Server) HTTP POP3 (Post Office Protocol version 3)
2.13 Framework Framework dalam dunia pemrograman kurang lebih adalah kumpulan kelas (class) dan fungsi (function, method) yang di susun secara sistematis yang
berdasarkan
kegunaan
atau
fungsionalitas
tertentu
untuk
mempermudah pembuatan atau pengembangan suatu aplikasi. (Pratama, 2010) Sedangkan menurut (Basuki, 2010) framework diartikan sebagai koleksi atau kumpulan potongan-potongan program yang disusun atau diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk membantu membuat aplikasi utuh tanpa harus membuat semua kodenya dari awal. Framework menawarkan penghemata waktu kerja dalam penulisan kode dan pengaturan berkas-berkas kode. Kita tidak perlu bersusah payah menuliskan kode program dari nol untuk fungsionalitas tertentu yang sudah disediakan. Berkas kode yang kita susun secara sitematis dengan struktur yang ditawarkan framework. 2.13.1 Zend Framework Zend Framework merupakan sebuah open source framework yang berorientasi objek. Zend framework berjalan dibawah PHP 5 dan memiliki lisensi new BSD. Struktur komponen dari zend framework
sangat unik, setiap komponennya bisa didesain dengan sedikit dependensi
dengan
komponen
lainya.
Arsitektur
tersebut
memugkinkan pengembang memakai komponen itu sendiri-sendiri (Morgan, 2005) 2.13.2 CakePHP CakePHP merupakan sebuah rapid development Framework yang gratis dari sumber terbuka untuk PHP. CakePHP merupakan struktur pondasi bagi programer untuk membuat aplikasi web. Tujuan utamanya adalah mempermudah programer berkerja secara terstruktur dengan cepat tanpa kehilangan fleksibilitas. CakePHP membuangan semua proses monoton dalam pengembangan aplikasi web. CakePHP menyediakan semua alat bantu yang diperlukan untuk memulai tugas coding yang perlu diselesaikan yaitu logika aplikasi. (Rampersad, 2009). 2.14 Codeigniter Codeigniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP dibandingkan jika menulis semua kode program dari awal. (Basuki, 2010). Codeigniter pertama kali dibuat oleh Rick Ellis, CEO Elislab, Inc. Sebuah perusahaan yang memproduksi sebuah CMS yang cukup handal yaitu
ExpressionEngine. Versi awal yang dirilis pertama kali pada tanggal 28 Februari 2006. Dari tahun itulah hingga sekarang telah muncul banyak versi Codeigniter yang terus berkembang dengan penambahan fitur yang baru dari versi sebelumnya. 2.14.1 Cara Kerja Codeigniter Codeigniter adalah framework PHP yang dibuat berdasarkan kaidah
Model-View-Controller
(MVC).
memungkinkan pemisahan antara layer
Dengan
MVC,
maka
application-logic dan
presentation. Sehingga, dalam sebuah tim pengembangan web, seorang programmer bisa berkonsentrasi pada core-system, sedangkan web designer bisa berkonsentrasi pada tampilan web. Menariknya, skrip PHP, query MySql, Javascript dan CSS bisa saling terpisahpisah, tidak dibuat dalam satu skrip berukuran besar yang membutuhkan resource besar pula untuk mengeksekusinya. Dengan demikian, aplikasi yang dibuat mudah untuk dimaintenance dan dikembangkan lebih lanjut. Adapun alur program berbasis framework Codeigniter dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Model-View-Controller (Basuki, 2010) Ketika datang sebuah user request, maka permintaan tersebut akan ditangani oleh Controller, kemudia Controller akan memanggil Model jika memang diperlukan operasi database. Hasil query oleh Model kemudian akan dikembalikan ke Controller. Selanjutnya Controller
akan
memanggil
View
yang
tepat
dan
mengkombinasikannya dengan hasil query Model. Hasil akhir dari operasi ini ditampilkan ke browser yang selanjutnya bisa dilihat oleh user. 2.14.2 Model-View-Controller Dalam konteks Codeigniter dan aplikasi berbasis web, maka penerapan konsep MVC mengakibatkan kode program dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
(Basuki, 2010) 1. Model Kode program (berupa OOP class) yang digunakan untuk manipulasi database. 2. View Berupa template html/xhtml atau php untuk menampilkan data pada browser. 3. Controller Kode program (berupa OOP class) yang digunakan untuk mengontrol aliran aplikasi (sebagai pengontrol Model dan View). 2.14.3 Keuntungan Menggunakan Codeigniter Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan Codeigniter, diantaranya: (Basuki, 2010) 1. Gratis Codeigniter berlisensi dibawah Apache/BSD opensource, jadi bisa digunakan secara bebas seperti yang tertera pada license agreement yang dapat dibaca saat instalasi Condeinigter.
2. Ditulis menggunakan PHP 4 Meskipun Codeigniter dapat berjalan pada PHP 5, namun pada saat penulis melakukan penelitian
kode program Codeigniter
masih dibuat menggunakan PHP 4. Hal ini dilakukan agar Codeigniter dapat tersebar lebih luas di komunitas PHP. Karena hingga saat ini, sebagian besar web hosting masih menggunakan PHP 4. 3. Berukuran Kecil Ukuran Codeigniter yang kecil merupakan keunggulan tersendiri. Dibandingan framework lain yang berukuran besar, serta membutuhkan resource yang besar pula untuk berjalan. Pada Codeigniter, bisa diatur agar system meload library yang dibutuhlan saja, sehingga dapat berjalan ringan dan cepat. 4. Menggunakan Konsep MVC Codeigniter menggunakan konsep MVC (Model-View-Controller) yang memungkinkan pemisahan antara layer application-logic dan presentation. 5. Memiliki Paket Library yang Lengkap Codeigniter
memiliki
paket
library
yang
lengkap
untuk
menjalankan operasi yang umum dibutuhkan oleh sebuah aplikasi
bebasis web, misalnya mengakses database, mengirim email, memvalidasi form, menangani session, dan sebagainya. 6. Dokumentasi Lengkap dan Jelas Dari sekian banyak framework, Codeigniter adalah satu-satunya framework dengan dokumentasi yang lengkap dan jelas. Tim pengembang Codeigniter berkomitmen bahwa dokumentasi juga sama pentingnya dengan kode program Codeigniter itu sendiri. 2.15 Pengertian Web WWW adalah kependekan dari World Wide Web atau lebih dikenal dengan web. WWW adalah aplikasi yang mentransformasi internet dari tool khusus untuk kegunaan tehnik dan riset menjadi media informasi universal saat ini. (Mansfield, 2004). Web dikembangkan pada tahun 1990 di CERN (Laboratorium Fisika Partikel) di Swiss. Informasi di WWW dapat ditampilkan dalam bentuk multimedia yang berupa grafik, suara, video disamping tulisan teks. (Jogiyanto, 1999) 2.16 Unified Modelling Language (UML) 2.16.1 Definisi UML UML
adalah
bahasa
standar
yang
digunakan
untuk
menjelaskan dan menvisualisasikan artifak dari proses analisis dan
desain berorientasi objek. UML menyediakan standar notasi dan diagram yang bisa memodelkan suatu sistem. Menurut (Hermawan, 2004) UML merupakan bahasa yang memungkinkan berkomunikasi dalam perspektif objek antara user dengan developver, antara developer dengan analis desain dan programmer. 2.16.2 Notasi UML UML menyediakan beberapa notasi dan artifak standar yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi bagi pelaku dalam proses analisis dan desain, antara lain (Hermawan, 2004): 1. Actor Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi dengan sistem aplikasi komputer. Jadi actor ini bisa berupa orang, perangkat keras, atau mungkin objek lain dalam sistem yang sama. Biasanya yang dilakukkan actor adalah memberikan informasi pada sistem dan atau memerintahkan sistem untuk melakukan sesuatu. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.2 Notasi Actor (Hermawan, 2004) 2. Class Class merupakan pembentukan utama dari sistem berorientasi objek karena class menunjukkan kumpulan objek yang memiliki atribut dan operasi yang sama. Class digunakan untuk mengimplementasikan
interface.
Class
digunakan
mengabtraksikan elemen-elemen dari sistem
untuk
yang sedang
dibangun. Class bisa untuk mempresentasikan baik perangkat lunak maupun perangkat keras, baik konsep ataupun benda nyata. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.3 Notasi Class (Hermawan, 2004) Notasi Class terdiri dari tiga bagian persegi paling atas untuk nama class, persegi panjang paling bawah untuk operasi sedangkan persegi paling tengah digunakan untuk atribut.
3. Usecase Usecase menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun menjelaskan kegiatan namun usecase hanya menjelaskan apa yang dilakukan actor dan sistem, bukan bagaimana actor dan sistem melakukan kegiatan. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.4 Notasi Usecase (Hermawan, 2004) 4. Interaction Interaction digunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan atau informasi antar objek maupun hubungan antar objek. Biasanya interaction ini dilengkapi juga teks bernama operation signature yang tersusun dari nama operasi. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.5 Notasi Interaction (Hermawan, 2004) 5. Package Package adalah kontainer atau wadah konseptual yang digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen dari suatu
sistem yang sedang dibangun sehingga bisa dibuat model yang lebih
sederhana.
Tujuannya
adalah
untuk
mempermudah
penglihatan dari model yang sedang dibangun. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.6 Notasi Package (Hermawan, 2004) 6. Dependency Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa perubahan pada salah satu elemen memberi pengaruh pada elemen lain. Elemen yang ada dibagian tanda panah adalah tergantung pada elemen yang ada dibagian tanpa tanda panah. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.7 Notasi Dependency (Hermawan, 2004) 7. Association Association menggambarkan navigasi antar class, berupa banyak objek lain yang bisa berhubungan dengan satu objek dan apakah menjadi bagian dari class lainnya. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.8 Notasi Association (Hermawan, 2004) 2.16.3 Use Case Diagram (UCD) UCD menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang akan berinteraksi dengan sistem. UCD menjadi dokumen kesepakatan yang akan dibangun antara customer, user dan developer. User menggunakannya untuk memahami sistem dan mengevaluasi bahwa benar yang dilakukn oleh sistem adalah memecahkan masalah user. Sedangkan developer menggunakan UCD ini sebagai rujukan yang benar dalam mengembangkan sistem. UCD pada umumnya tersusun dari elemen actor, use case, dependency, generalization dan assosiation. UCD memberikan gambaran yang statis mengenai sistem yang akan dibangun berupa artifak dari proses analisis. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.9 Use Case Diagram (Sumber: data diolah) 2.16.4 Class Diagram (CD) CD merupakan pemodelan yang selalu ada dalam sistem berorientasi objek. CD menunjukan hubungan antar sistem
yang akan
dibangun
dan
bagaimana
calss dalam
mereka
saling
berkolaborasi untuk mencapai tujuan. Pada umumnya CD tersusun dari beberapa class. (Hermawan, 2004) 2.16.5 Activity Diagram (AD) AD
adalah
pemrosesan
yang
diagram
rangkaian
digambarkan
dalam
untuk
menggambarkan
skenario
kasus
dan
memperliharkan aliran aktivitas dalam sebuah proses atau bisa dikatakan serangkaian kegiatan interaksi antara actor dan pengguna sistem lainnya.
2.16.6 Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case, interaksi class dan operasi yang terlibat, pembuatannya merupakan hal yang paling kritikal dalam proses desain artifak. (Hermawan, 2004) 2.16.7 Deployment Diagram Deployment diagram menunjukan tataletak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada
bagian-bagian
hardware
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan sebuah sistem dan keterhubungan antara komponen-komponen hardware tersebut. Deployment diagram dapat digunakan pada bagian-bagian awal proses perancangan sistem untuk memdokumentasikan arsitektur fisik sebuah sistem. (Hermawan, 2004) 2.17 Perangkat Lunak yang Digunakan a. Squid Squid adalah sebuah daemon yang digunakan sebagai proxy server dan web cache. Squid memiliki banyak jenis penggunaan, mulai dari mempercepat server web dengan melakukan caching permintaan yang berulang-ulang, caching DNS, caching situs web, dan caching pencarian komputer di dalam jaringan untuk sekelompok
komputer yang menggunakan sumber daya jaringan yang sama. (http://id.wikipedia.org/wiki/squid) Squid juga dapat membantu keamanan dengan cara melakukan penyaringan (filter) lalu lintas. Squid pada awalnya dikembangkan oleh Duane Wessels sebagai "Harvest object cache", yang merupakan bagian dari proyek Harvest yang dikembangkan di University of Colorado at Boulder. Pekerjaan selanjutnya dilakukan hingga selesai di University of California, San Diego dan didanai melalui National Science
Foundation.
Squid
kini
hampir
secara
eksklusif
dikembangkan dengan cara usaha sukarela. b. Sqstat Sqstat adalah sebuah script yang dapat memungkinkan untuk melihat user yang sedang aktif melalui squid. Sqstat menggunakan protokol chacemgr untuk mendapatkan informasi dari squid proxy server. (http://samm.kiev.ua/sqstat/) c. PHP PHP adalah bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. (Perianginangin, 2006) PHP diciptakan pertama kali oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994. Awalnya PHP digunakan untuk mencatat jumlah serta untuk
mengetahui siapa pengunjung pada homepage-nya. PHP dapat digunakan pada semua sistem operasi, dan juga mendukung banyak web server. PHP juga memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, file PDF, dan movies Flash. d. MySQL MySQL adalah sebuah system manajemen database. MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama MySQL AB, yang kala itu bernama TcX DataKonsult AB, sejak sekitar 1994– 1995, meski cikal bakal kodenya bisa disebut sudah ada sejak 1979. Tujuan mula-mula TcX membuat MySQL pada waktu itu juga memang untuk mengembangkan aplikasi Web untuk klien—TcX adalah perusahaan pengembang software dan konsultan database. Kala itu Michael Widenius, atau ―Monty‖, pengembang satu-satunya di TcX, memiliki aplikasi UNIREG dan rutin ISAM yang dibuat sendiri dan sedang mencari antarmuka SQL untuk ditempelkan di atasnya. Mula-mula TcX memakai mSQL, atau ―mini SQL‖. Barangkali mSQL adalah satu-satunya kode database open source yang tersedia dan cukup sederhana saat itu, meskipun sudah ada Postgres. Namun ternyata, menurut Monty, mSQL tidaklah cukup cepat maupun fleksibel. Versi pertama mSQL bahkan tidak memiliki indeks. Setelah mencoba menghubungi David Hughes (pembuat mSQL) dan ternyata mengetahui bahwa David tengah sibuk
mengembangkan versi dua, maka keputusan yang diambil Monty yaitu membuat sendiri mesin SQL yang antarmukanya mirip dengan mSQL tapi memiliki kemampuan yang lebih sesuai kebutuhan. Lahirlah
MySQL.
(http://f4bregaz.blogspot.com/2009/02/tentan-
mysql.html) e. jQuery jQuery adalah Javascript Library yaitu kumpulan kode atau fungsi
Javascript
siap
pakai,
sehingga
mempermudah
dan
mempercepat developer dalam membuat kode Javascript. (Hakim, 2010) Semenjak dirilis pertama kali pada tahun 2006 oleh John Resig, jQuery telah mencuri perhatian para developer web. Buktinya pada tahun-tahun berikutnya jQuery telah banyak digunakan oleh website-website terkemuka didunia. jQuery mampu merespon interaksi antara user dengan halaman web dengan lebih cepat, selain itu jQuery juga kompatibel dengan semua browser yang populer. f. Crontab Crontab adalah aplikasi daemon (berjalan dibalik layar) yang digunakan untuk menjalankan tugas yang dijadwalkan pada suatu waktu di sistem operasi linux. Setiap user di sistem yang memiliki file crontab, mengijinkan file tersebut untuk melakukan suatu aksi yang telah
dispesifikasikan
sesuai
waktu
yang
telah
ditentukan.
(http://gosigitgo.wordpress.com/2010/03/18/tutorial-penggunaancrontab-scheduler-di-ubuntu/) Untuk melihat schedule yang sedang berjalan di sistem dengan cara mengetikan perintah sudo crontab -l pada terminal linux. Sedangkan untuk mengedit crontab dapat dilakukan dengan cara mengetikan perintah sudo crontab -e. Format penulisan crontab adalah sebagai berikut : * * * * * /home/deni/script.sh
Penjelasan : 1. (* pertama) : menit (isian : 0 – 59) 2. (* kedua) : jam (isian : 0 – 23) 3. (* ketiga) : hari dari bulan / tanggal (isian : 1 – 31) 4. (* keempat) : bulan (isian : 1 – 12) 5. (* kelima) : hari dari minggu (isian : 0 – 6) –> 0 = minggu /home/deni/script.sh adalah path lokasi file yang akan dijalankan. Contoh : untuk menjalankan perintah tiap 10 menit (tiap hari) maka penulisan crontabnya adalah sebagai berikut : */10 * * * * /home/deni/script.sh
2.18 Black Box Testing Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang
perangkat lunak seperti layaknya sebuah ―kotak hitam‖ yang penting dilihat isinya, tapi cukup dikenal proses testing bagian luar. (Rizky, 2011) Jenis ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perencanaan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sebuah perusahaan. Maka pada jenis black box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya. 2.19 Studi Sejenis Dibawah ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang pernah ada yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Agus Suryanegara (2009) yang berjudul ―Analisis Perbandingan Penggunaan Framework Codeigniter dan CakePHP Untuk Aplikasi Web‖ dilakukan analisis perbandingan terhadap Framework Codeigniter dan CakePHP yang diimplementasikan dalam pembangunan aplikasi web CMS (Content Management System) berdasarkan beberapa parameter pengujian, yaitu: arsitektur, ketersediaan fitur (authentication, validation, pagination, templete system) dan performasi framework. Hasil yang didapatkan pada studi ini adalah dengan pemanfaatan association data mapping pattern pada arsitektur dan penyediaan fitur framework yang lebih baik untuk mendukung
pembangunan aplikasi web, menjadikan CakePHP lebih mudah untuk digunakan oleh web developer dari pada Codeigniter. Namun performansi aplikasi web yang dihasilkan dengan penggunaan CakePHP tidak lebih efisien dibandigkan dengan Codeigniter. Dalam penelitian yang dilakukan Dhika Rizki Anbia (2010) dengan judul penelitian ―Pengembangan Desain Komunikasi Social Networking dengan Penerapan Framework Codeigniter‖, pada penelitian tersebut peneliti menerapkan Framework Codeigniter dalam pembuatan aplikasi jejaring sosial yang berskala Local Area Network (LAN) untuk memudahkan dalam hal komunikasi dan penyampaian data. Penelitian dilakukan pada Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri Jakarta. Dalam penelitian yang dilakukan Thoyyibah. T (2010) dengan judul ―Aplikasi Network Monitoring Berbasis SMS (Studi Kasus Layanan Kesehatan Cuma-Cuma‖, penelitian tersebut menghasilkan sebuah aplikasi Network Monitoring yang dapat memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan mengalami sesuatu. Aplikasi yang dibuat berbasis desktop, dan hanya berjalan pada sistem operasi Windows saja. Dalam penelitian yang dilakukan Endah Mardiyani (2009) dengan judul ―Sistem Monitoring Client Jaringan Komputer Menggunakan Short Message Service (SMS) (Studi Kasus : IPTEKNET BPPT)‖, penelitian tersebut menghasilkan sebuah aplikasi Network Monitoring yang dapat
memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan mengalami sesuatu. NetworkView merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang dapat digunakan untuk melihat komputer pada suatu jaringan komputer, sehingga kita dapat melihat komputer mana saja yang sedang terkoneksi dalam suatu jaringan. NetworkView menyediakan beberapa fasilitas untuk melihat host yang aktif dalam suatu jaringan dan dilengkapi tampilan berupa gambar host beserta jaringannya, juga fasilitas lain seperti View info, Modify, Edit note, MIB Browser, Port Scanner, Ping, Ftp, Telnet dan NetMeeting. Dalam penelitian yang dilakukan Hamzah Mubarok (2011) dengan judul ―Konfigurasi Network Monitoring System Jaringan LAN dan WAN Fakultas Sains dan Teknologi (Studi Kasus : PUSDATIN UIN Jakarta), dalam penelitian tersebut peneliti hanya melakukan implementasi tools monitoring jaringan kedalam jaringan LAN dan WAN yang ada di Pusdatin. Peneliti menggunakan Nagios sebagai tool monitoringnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andre Kinadi (2010) dengan judul ―Network Monitoring Berbasis SMS pada PT Mandala Airlines‖, penelitian terersebut menghasilkan aplikasi Network Monitoring yang dapat memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan mengalami gangguan. Aplikasi dibuat menggunakan teknologi JAVA. Nagios adalah tool network monitoring system open source yang terbaik. Nagios bersifat modular, mudah digunakan, dan memiliki skalablitas
tinggi. Modul atau plugin pada nagios sangat simple pengguna dapat membuatnya untuk melengkapi system checking pada nagios sesuai dengan kebutuhan. Nagios awalnya didesain untuk berjalan pada sistem operasi Linux, namun dapat juga berjalan dengan baik hampir disemua sistem operasi unix like. Look@LAN merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang dapat digunakan untuk melihat komputer (host) pada suatu jaringan komputer lokal atau sering disebut dengan local area network (LAN), sehingga pengguna dapat melihat active services atau fasilitas-fasilitas yang disediakannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Yasir (2010) dengan judul ―Membangun Software Monitoring Jaringan Dengan SMS Alert‖, penelitian terersebut menghasilkan aplikasi Network Monitoring yang dapat memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan mengalami gangguan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Puji Utami (2006) dengan judul ―Perancangan Online Network Monitoring Berbasis PHP dan SNMP‖, penelitian tersebut menghasilkan aplikasi network monitoring system berbasis web yang berjalan pada sistem operasi Linux Mandriva Limited Edition. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Asep Surya (2007) dengan judul ―Network Monitoring System (NMS) dengan Notifikasi Menggunakan
SMS (studi kasus pada divisi NOC PT. MELVAR LINTASNUSA)‖, penelitian tersebut menghasilkan menghasilkan aplikasi Network Monitoring yang dapat memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan mengalami gangguan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2011) dengan judul ―Menerapkan Aplikasi Zabbix Dalam Memonitoring Jaringan‖, penelitian tersebut hanya mengimplementasikan tools yang sudah ada. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agung Irawan (2011) dengan judul ―Aplikasi Monitoring Jaringan Komputer Berbasis SMS Gateway Pada Sistem Operasi Linux‖, penelitian terersebut menghasilkan aplikasi Network Monitoring yang dapat memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan mengalami gangguan. Tabel 2.4 Studi Sejenis No
Nama Peneliti Judul Penelitian
1.
I Wayan Agus Suryanegara
Tahun Kelebihan
Analisis 2009 Perbandingan Penggunaan Framework Codeigniter dan CakePHP Untuk Aplikasi Web
Menghasilkan perbandingan dua Framework PHP yaitu Framework Codeigniter dengan Framework CakePHP hasil perbandingan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih
Kekurangan Tidak menekankan pada hasil aplikasi yang dibuat.
Framework untuk pembuatan aplikasi berbasis web 2.
Dhika Rizki Anbia
Pengembangan Desain Komunikasi Social Networking Dengan Penerapan Framework Codeigniter
2010
Proses perancangan aplikasi sangat jelas dan berhasil menerapkan dengan baik Framework Codeigniter dalam pembuatan aplikasi jejaring sosial berbasis web
Aplikasi yang dibuat tidak terintegrasi dengan sistem yang sudah ada.
3.
Eko Listiyanto
Perancangan LibraryUMSCMS Menggunakan Codeigniter
2009
Berhasil menerapkan dengan baik Framework Codeigniter dalam pembuatan CMS
Tidak Menggunakan Metodelogi Penelitian dalam perancangam sistem
4.
Thoyyibah
Aplikasi Network Monitoring Berbasis SMS (Studi Kasus Layanan Kesehatan Cuma-Cuma
2010
Mempuyai fitur Telnet, Tracert, dan Hotsname
Menggunakan SMS sebagai media notifikasi memungkinkan terjadi overload notifikasi, Tidak dapat berjalan pada sistem operasi open source, Tidak memonitoring service port yang
aktif. 5.
Endah Mardiyani
6.
Sistem 2009 Monitoring Client Jaringan Komputer Menggunakan Short Message Service (SMS) (Studi Kasus : IPTEKNET BPPT)
Monitoring Service yang aktif seperti SMTP, FTP, HTTP
Menggunakan SMS sebagai media notifikasi memungkinkan terjadi overload notifikasi
NetworkView
Mempunyai fitur Ping, Ftp, Telnet dan NetMeeting
Berbasis desktop hanya bisa diakses di komputer yang terinstall saja
7.
Teguh Saputra
Sistem 2008 Monitoring Server Jaringan Komputer Berbasis Web
Aplikasi bersifat Khusus untuk memonitoring modular server
8.
Hamzah Mubarok
Konfigurasi 2011 Network Monitoring System Jaringan LAN dan WAN Fakultas Sains dan Teknologi (Studi Kasus : PUSDATIN UIN Jakarta)
Menghasilkan laporan hasil monitoring jaringan
Menggunakan notifikasi via email sehingga mengharuskan selalu online.
9.
Andre Kinadi Network Monitoring Berbasis SMS pada PT Mandala
Mempuyai fitur tambahan seperti host look up dan netstat.
Tidak menggunakan metode pengembangan sistem dan tidak
2010
Airlines
menggunakan database.
10.
Nagios
Berbasis Web dan bersifat modular
Proses Installasi sulit.
11.
Look@LAN
Bisa Menampilkan grafik jaringan
Hanya monitoring jaringan lokal
Mempunyai fitur auto error alert
Menggunakan SMS sebagai media notifikasi memungkinkan terjadi overload notifikasi
12.
Mohamad Yasir
Membangun Software Monitoring Jaringan Dengan SMS Alert
2010
13.
MRTG
Dapat Menampilkan grafik
Installasinya Sulit
14.
Netlimiter
Bisa memantau service yang sedang berjalan
Harus diinstall disemua komputer yang akan dipantau
15.
Sri Puji Utami
Perancangan Online Network Monitoring Berbasis PHP dan SNMP
2006
Berbasis web dan mudah dalam penggunaannya
Tidak menggunakan metode pengembangan sistem dalam perancangannya
16.
Asep Surya
Network Monitoring System (NMS) dengan Notifikasi Menggunakan SMS (studi kasus pada divisi NOC PT. MELVAR
2007
Mudah dalam penggunaannya dan hal yang di monitoring cukup luas
Menggunakan SMS sebagai media notifikasi memungkinkan terjadi overload notifikasi
LINTASNUSA) 17.
Gunawan
Menerapkan 2011 Aplikasi Zabbix Dalam Memonitoring Jaringan
Dengan menggunakan Zabbix dapat mengetahui keadaan hardware
Tidak menggunakan metode pengembangan sistem dalam perancangannya
18.
Galih Hermawan
Analisis Dan Desain Sistem Resources Monitoring Pada Jaringan Komputer Berbasis Protokol TCP/IP
2010
Menampilkan informasi dari setiap resource yang dipantau
Hanya berjalan pada sistem opersi windows
19.
Gheby Aplikasi Sistem Jhuana Ohara Monitoring Berbasis Web Menggunakan Gammu SMS Gateway Sebagai Media Notifikasi
2005
Berbasis Open Source dan Gratis
Menggunakan SMS sebagai media notifikasi memungkinkan terjadinya notifikasi terus menerus
20.
Agung Irawan
2011
Berbasis web dan mudah dalam penggunaannya
Menggunakan SMS sebagai media notifikasi memungkinkan terjadi overload notifikasi
Aplikasi Monitoring Jaringan Komputer Berbasis SMS Gateway Pada Sistem Operasi Linux
Dibandingkan semua penelitian diatas, penelitian yang penulis lakukan menghasilkan aplikasi yang memiliki fitur sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh admin jaringan Dinas Infokom, aplikasi ini juga mampu terintegrasi dengan
sistem yang sudah ada, selain itu aplikasi yang penulis rancang bersifat modular sehingga mudah untuk dikembangkan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.3 Metode Pengumpulan Data 3.1.1
Studi Lapangan
1. Observasi Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data guna mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan sistem, yang dalam hal ini adalah Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Kota Tangerang. Penulis terjun langsung kelapangan untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan saat ini. Hal ini perlu dilakukan agar penulis dapat melakukan analisis terhadap sistem yang telah berjalan serta menentukan rancangan sistem baru yang akan dibangun agar tetap singkron dengan sistem yang telah ada Selain kebutuhan sistem, pada langkah ini penulis juga mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk pembangunan aplikasi. Data yang dimaksud adalah berupa data tentang devicedevice jaringan komputer serta topologi yang ada di Dinas Infokom yang dapat penulis gunakan untuk pertimbangan perancangan sistem yang akan dibuat. Penulis melakukan observasi pada tanggal 11 April 2011 sampai dengan 27 Mei 2011.
2. Wawancara Selain melakukan pengumpulan data dengan metode observasi dan study pustaka, penulis juga melakukan pertemuan dan wawancara kepada pihak-pihak yang nantinya akan berhubungan dengan sistem yang akan dirancang ini. Penulis mewawancarai Bapak Andri dan bapak Adhi Zulkifli selaku network administrator pada Dinas Infokom Kota Tangerang yang nantinya akan menggunakan sistem ini. Daftar pertanyaan wawancara beserta hasilnya penulis lampirkan pada bagian Lampiran. 3.1.2
Studi Pustaka Penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, pada tahap ini penulis mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan. Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, dan juga melalui browsing internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi yang relevan, penulis lalu mencari informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari referensi-referensi tersebut. Informasi yang didapatkan penulis gunakan dalam penyusunan landasan
teori,
metodologi
penelitian,
serta
pengembangan
aplikasinya secara langsung. Pustaka-pustaka yang penulis gunakan sebagai acuan dapat dilihat pada Daftar Pustaka.
3.2 Metode Pengembangan Sistem Penulis menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) yang ditemukan oleh James Martin dalam mengembangkan sistem monitoring jaringan ini. Rapid Application Development (RAD) yaitu suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencangkup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall & Kendall, 2003). Ada 3 fase dalam RAD, yang diantaranya adalah : 1. Fase Requirement Planning, yaitu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut dan membuat analisa serta memahami sitem informasi yang sedang berjalan. Selain itu, juga dilakukan identifikasi terhadap solusi yang diharapkan. 2. Fase Workshop Design, yaitu dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur sistem yang akan dibuat.
3. Fase Implementation, yaitu menerapkan sistem informasi yang telah dibuat dan sebelumnya telah diuji coba terlebih dahulu.
Gambar 3.1 Fase-fase RAD (Kendall & Kendall, 2003) Berikut ini kondisi yang sesuai dalam menggunakan RAD (Sukamto, Rosa A, 2009) : 1. Proyek dengan skala kecil sampai medium dengan waktu pendek. 2. Fokus pada lingkup tertentu. 3. Bukan aplikasi dengan komputasi yang kompleks. 4. Spesifikasi kebutuhan sudah benar-benar diketahui. 5. Pendefinisian spesifikasi yang tidak perlu waktu lama Alasan penulis memilih metode penelitian Rapid Application Development (RAD) karena penelitian yang penulis lakukan merupakan proyek yang berskala kecil, lingkupnya pun hanya pada dinas Infokom saja, serta aplikasi yang dihasilkan bukan aplikasi dengan komputasi yang
kompleks sehingga penulis memutuskan untuk menggunakan metode pengembangan sistem RAD. Tahapan-tahapan yang penulis lakukan dalam perancangan aplikasi ini diantaranya adalah : 3.2.1 Requirements Planning Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan terhadap sistem yang sedang berjalan pada dinas Infokom Kota Tangerang. Hal yang penulis amati mengenai cara admin jaringan dalam mengelolah jaringan komputer yang ada pada dinas Infokom, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan jaringan komputer yang ada pada dinas Infokom Kota Tangerang. Setelah itu penulis menetapkan alur bisnis dan aplikasi serta wilayah persoalan data yang akan didukung oleh sistem yang akan dirancang serta ditentukan pula jangkauan atau batasan sistem. Tahapan-tahapan lebih rinci dalam proses ini dapat dilihat pada bab IV sub bab 4.2. 3.2.2 Workshop Desain Setelah penulis mengetahui definisi aplikasi yang akan dibuat, yang meliputi analisis terhadap sistem, maka penulis melakukan perancangan (design). Perancangan disini dimaksudkan untuk membuat pemodelan terhadap aplikasi baru yang dapat mewakili sistem yang berjalan saat ini di Dinas Infokom Kota Tangerang. Perancangan yang
penulis lakukan meliputi perancangan aplikasi dan perancangan database. Untuk tampilan antarmuka (interface) aplikasi sendiri, penulis melakukan perancangan Graphical User Interface (GUI) dari aplikasi ini. a. Perancangan Aplikasi Pada tahap perancangan aplikasi, penulis menggunakan alat bantu (tools) yaitu Unified Modelling Language (UML). Unified Modeling Language (UML) merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten et al. 2004). Dalam perancangan dengan UML ini, penulis menggunakan software StarUML 5.2, Umbrello dan Microsoft Office Visio 2007. Perancangan aplikasi ini dapat dilihat pada bab IV point 4.3.1. b. Perancangan Database Setelah melakukan perancangan aplikasi, penulis dapat menyimpulkan bahwa diperlukan field-field dari modul-modul yang telah ada. Sehingga perancangan dilakukan dengan membuat tabeltabel serta field-field-nya dan kemudian membuat relationship dari
tabel-tabel yang telah dibuat. Perancangan database ini dapat dilihat pada bab IV pada point 4.3.2. c. Perancangan Tampilan Penulis melakukan perancangan terhadap user interface dari aplikasi ini. Perancangan yang dilakukan meliputi halamanhalaman yang ada di dalam sistem ini. Perincian mengenai rancangan tampilan dapat dilihat pada bab IV pada point 4.4.3. 3.2.3 Implementation Pada tahap ini penulis mengimplementasikan rancanganrancangan yang telah di buat pada tahap sebelumnya. Desain database yang telah dibuat diimplementasikan langsung, dalam hal ini penulis menggunakan database mysql dengan interface phpmyadmin. Setelah implementasi
database
selesai
dilakukan,
penulis
selanjutnya
mengimplementasikan aplikasi. Pada implementasi aplikasi, penulis melakukan pengembangan aplikasi dengan mengacu pada design aplikasi yang telah dilakukan. Implementasi dan tahap pengembangan ini dapat dilihat di bab IV pada sub bab 4.4. Dalam tahap implementasi penulis juga melakukan pengujian aplikasi, yang bertujuan untuk menguji apakah fitur-fitur yang ada di aplikasi yang penulis rancang telah berjalan dengan baik dan dapat
terintegrasi dengan sistem yang sudah ada pada Dinas Infokom Kota Tangerang. Pengujian menggunakan pendekatan black box testing. Pengujian dapat dilihat pada bab IV sub bab 4.4.3. 3.3 Kerangka Berfikir Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam model konseptual penelitian ini.
Gambar 3.2 Kerangka Berfikir
BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL 4.1 Sekilas Tentang Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang
Dinas Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) dibentuk tahun 2009, instansi yang menggabungkan fungsi Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) bagian Humas dan Pos dan Telekomunikasi (POSTEL). Dinas Informasi dan Komunikasi terdiri dari 3 bidang, yaitu : 1. Bidang Telematika Terbentuk
dari
Pengolahan
Data
Elektronik
(PDE)
yang
mempunyai tugas pengolahan Sistem Manajemen Daerah (SIMDA), website, E-Government, dan Pemberdayaan Telematika Sarana dan Prasarana. 2. Bidang Pos dan Telekomunikasi Seiring dengan perkembangan waktu ada kegiatan Center Pengolahan Data dan Diseminasi Informasi, kegiatan penyebaran informasi.
3. Bidang Pengolahan Data dan Diseminasi Ada kegiatan Media Center, Mobil Penyebaran Informasi, Closed – Cicuit Television (CCTV), penganganan kegiatan Koran Banten, SMS Gateway, dan AIM (Anjungan Internet Mandiri). 4.1.1 Visi dan Misi Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang 4.1.1.1 Visi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi menuju terwujudnya visi kota Tangerang 4.1.1.2 Misi 1. Pengembangan kualitas SDM dalam bidang manajemen data dan informasi. 2. Peningkatan kualitas layanan public dalam memperoleh data dan informasi yang lengkap, akurat, valid, dan terkini dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 3. Peningkatan daya jangkauan jaringan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempermudah akses masyarakat. 4. Terbangunnya
sistem
informasi
dan
komunikasi
yang
terintegrasi antar institusi pengelola data dan informasi menuju
terciptanya
GOOD
GOVERNANCE
dan
CLEAN
GOVERNANCE melalui penerapan E- GOVERNMENT. 4.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Infokom Kota Tangerang
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Divisi Networking Dinas Infokom Kota Tangerang
4.2 Requirement Planning
4.2.1 Analisis Sistem Berjalan dan Sistem yang Ditawarkan Berdasarkan observasi yang penulis telah lakukan mengenai kegiatan monitoring jaringan (network monitoring) yang ada pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang serta berdasarkan hasil wawancara mengenai kebutuhan admin jaringan Dinas Infokom akan suatu tools yang dapat membantu pekerjaannya. Berikut ini penulis jabarkan hasil Analisis terhadap sistem yang berjalan pada Dinas Infokom adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Analisa Sistem yang Berjalan
No
Sistem yang Sedang
Keunggulan
Kekurangan
Solusi
Untuk memeriksa
Jika
Jika yang
Pembuatan
koneksi host dan
memeriksanya
diperiksa
modul yang
device yang ada
satu per satu
banyak akan
bisa
menggunakan
tidak
memerlukan
digunakan
perintah ping pada
membebani
waktu untuk
untuk
command prompt
jaringan
melakukannya
memeriksa
Berjalan 1
koneksi host secara sekaligus. 2
Data device yang
Data
Tidak teratur
Pembuatan
ada belum
tersimpan
dan mudah
sistem
menggunakan
dalam kertas
hilang bila
inventory
database
dan tidak
berkas
yang dapat
tergantung
disimpan
menyimpan
pada komputer dengan tidak rapih
data device yang ada ke dalam database
3
Menggunakan squid
Sebagai proxy
Hasil
Pembuatan
server squid
monitoring
modul yang
dapat
yang
bisa
membantu
ditampilkan
menampilkan
keamanan
melalui layar
hasil
dengan cara
terminal tidak
monitoring
melakukan
menggunakan
yang mudah
filter lalu
interface yang
dibaca dalam
lintas, selain
memudahkan
sistem yang
itu juga dapat
untuk
akan dibuat
mempercepat
membacanya.
kinerja jaringan dengan caching yang dilakukanya. 4
Menggunakan sqstat
URL yang
Terinstall
Pembuatan
sedang diakses secara terpisah
modul yang
oleh client
mengharuskan
dapat berkerja
dapat
berpindah-
seperti sqstat
terpantau
pindah
di dalam
aplikasi
sistem yang akan dibuat
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses monitoring jaringan pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang, penulis bermaksud mengusulkan sebuah sistem untuk membantu kegiatan monitoring jaringan yang dilakukan network administrator Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang. Pada pengembangannya, penulis melakukan studi kasus pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang, namun pada kenyataanya sistem yang penulis rancang ini nantinya dapat juga digunakan oleh dinas-dinas lain yang ada di kota tangerang. Usulan sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Sistem yang Ditawarkan
No
Sistem yang
Keunggulan
Kekurangan
Solusi
Pembuatan tools
Selain
Memungkinkan Penyempurnaan
monitoring koneksi
memeriksa
terjadinya
jaringan
koneksi dapat beban pada
Ditawarkan
1
juga melihat port/service yang sedang
jaringan
modul monitoring
aktif
2
3
Pembuatan sistem
Data lebih
Bila datanya
Optimalisasi
inventory untuk
teratur dan
banyak
pada database
menyimpan data
rapih karena
memerlukan
yang telah
device yang ada
tersipan
memory yang
dibuat
dalam
besar pada
database
database
Pembutan modul
Memudahkan
Laporan dalam
Penyempurnaan
untuk membuat
untuk
file berformat
modul report
laporan hasil
membaca
html bukan pdf
monitoring yang
hasil
ataupun excel
dilakukan oleh
monitoring
sqiud
yang dilakukan oleh squid, selain itu laporan dapat di download untuk disimpan sebagai arsip
4
Pembuatan modul
Jika terdapat
Kemungkinan
Penyempurnaan
yang bisa berkerja
dalam satu
adanya bug
modul active
pada modul ini
request
seperti sqstat dalam aplikasi tidak perlu repot
masih sangat
sistem yang dibuat
berpindah-
besar
pindah aplikasi
Berdasarkan penjabaran dari analisis diatas keunggulan dari penelitian yang penulis lakukan, perbedaan dari aplikasi yang penulis buat dengan 2 penelitian sebelumnya adalah terletak pada tujuan pembuatannya dan juga fitur yang terdapat pada aplikasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dhika Rizki Ambia, disituh menerapkan framework Codeigniter untuk perancangan social networking yang dilengkapi fitur-fitur kebutuhan kerja yang dimana semua modul yang dibuat pada aplikasi tersebut menggunakan framework Codeigniter. Sedangakan NetworkView merupakan salah satu tools yang digunakan untuk memonitoring koneksi host dalam suatu jaringan. NetworkView aplikasi berbasis desktop dan tidak open source. Aplikasi ini tidak dapat diakses dari tempat lain hanya dapat digunakan oleh komputer yang didalamnya terinstall aplikasi ini saja, tidak seperti aplikasi berbasis web yang dapat digunakan dari komputer mana saja. Sementara itu aplikasi yang penulis buat menerapkan framework Codeigniter untuk perancangan sistem monitoring jaringan. Aplikasi ini berbasiskan web, sehingga untuk mengakses aplikasi ini tidak hanya pada satu komputer saja. Fitur-fitur yang terdapat didalamnya merupakan
kebutuhan yang diperlukan oleh network administrator Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang, aplikasi ini juga dirancang untuk dapat terintegrasi dengan aplikasi yang sudah ada pada dinas tersebut. 4.3 Workshop Design
4.3.1
Perancangan Aplikasi
a. Penentuan Aktor Pada sistem ini, penulis memisahkan aktor menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu super admin, admin dan sub-admin. Tiap aktor mempunyai wewenang yang berbeda-beda, seperti yang penulis jabarkan sebagai berikut: 1. Super Admin Super admin merupakan aktor yang menempati tingkat tertinggi pada sistem. Super admin memiliki wewenang sebagai berikut: a. Menambahkan user baru, mengedit user dan menghapus user yang ada. b. Administrasi inventory, yaitu menambahkan data device, mengedit data device dan juga menghapus data device. c. Memonitor status up/down setiap host.
d. Melihat report hasil monitoring. 2. Admin Admin merupakan aktor yang menempati tingkat menengah pada sistem. Wewenang yang dimiliki admin adalah sebagai berikut: a. Administrasi inventory, yaitu menambahkan data device, mengedit data device dan juga menghapus data device. b. Memonitor status up/down setiap host. c. Melihat report hasil monitoring. 3. Sub-Admin Tingkatan sub-admin menempati level terbawah dalam sistem ini. Sub-Admin memiliki wewenang sebagai berikut: a. Memonitor status up/down setiap host. b. Melihat report hasil monitoring. Wewenang dari masing-masing aktor dapat pula dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Wewenang Aktor
No
Super Admin
Admin
Add, edit dan delete user Add, edit dan 1
device
Monitoring
delete data
status koneksi
device
host
Add, edit dan delete data Monitoring 2
Sub Admin
View report
status koneksi host
Monitoring status 3
View report
koneksi host View report
4
b. Perancangan Use Case Diagram Use Case Diagram digunakan untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan sistem serta aktor-aktor yang akan berhubungan dengan proses-proses yang ada pada sistem.
Gambar 4.3 Use Case System yang Dirancang Berikut ini adalah penjabaran dari use case tersebut yang ditampilkan tiap modul.
Gambar 4.4 Use Case Login
Gambar 4.5 Use Case Monitoring
Gambar 4.6 Use Case View Report
Gambar 4.7 Use Case Device
Gambar 4.8 Use Case User Untuk dapat masuk ke dalam sistem dan menggunakan modulmodul yang ada pada sistem, seluruh actor harus login terlebih dahulu.
c. Use Case Scenario Use Case Scenario merupakan penjelasan yang lebih terperinci mengenai masing-masing use case yang terjadi dalam sistem. 1) Login Tabel 4.4 Use Case Scenario Login Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Trigger Basic Flows
Alternate Flows
Login usecase ini menjelaskan seorang user yang akan masuk kedalam sistem Super Admin, Admin dan Sub Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem Actor ingin masuk ke dalam sistem Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor Sistem merespon memasukan dengan username dan mengarahkan password user ke halaman kemudian baranda menekan tombol masuk Alternatif Langkah 2a: Jika user tidak terdaftar dalam database sistem maka sistem akan mengarahkan user ke halaman login
Post Condition Aturan Bisnis
Actor berada di halaman beranda
Gambar 4.9 Activity Diagram Login 2) Cek Host Tabel 4.5 Use Case Scenario Cek Host Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Cek Host usecase ini menjelaskan actor yang akan melihat daftar host yang ada dalam sistem Super Admin, Admin dan Sub Admin Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar dalam sistem Usecase ini dimulai ketika actor ingin melihat daftar host Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor mengklik Sistem merespon menu utama dengan Cek Host mengarahkan ke halaman cek host dengan menampilkan daftar host yang ada di database
Trigger Basic Flows
Alternate Flows Post Condition
Actor dapat melihat daftar host yang ada dalam dalam sistem 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai.
Aturan Bisnis
Gambar 4.10 Activity Diagram Cek Host 3) Status Host Tabel 4.6 Use Case Scenario Status Host Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat
Status Host usecase ini menjelaskan actor yang akan melihat status host yang ada dalam sistem Super Admin, Admin dan Sub
Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem Actor ingin melihat status host Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor mengklik Sistem menu utama merespon Cek Host dengan Langkah 3: mengarahkan Actor mengklik ke halaman cek menu Status host dengan pada salah satu menampilkan host yang ada daftar host yang pada daftar host ada di database Langkah 4: Sistem merespon dengan menampilkan status host (up/down, port)
Pre Condition
Trigger Basic Flows
Alternate Flows Post Condition Aturan Bisnis
Actor dapat melihat status host yang ada pada daftar host 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai.
Gambar 4.11 Activity Diagram Status Host
4) Detail Host Tabel 4.7 Use Case Scenario Detail Host Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Trigger Basic Flows
Detail Host usecase ini menjelaskan actor yang akan melihat informasi detail host yang ada dalam sistem Super Admin, Admin dan Sub Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem Actor ingin mengetahui informasi host secara detail Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor mengklik Sistem menu utama merespon Cek Host dengan Langkah 3: mengarahkan Actor mengklik ke halaman cek menu Detail host dengan pada salah satu menampilkan host yang ada daftar host yang pada daftar host ada di database Langkah 4: Sistem merespon dengan mengarahkan ke halaman Host Detail dan menampilkan informasi host secara detail
Alternate Flows Post Condition
Actor dapat melihat informasi detail host yang ada pada daftar host 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai.
Aturan Bisnis
Gambar 4.12 Activity Diagram Detail Host 5) Request Aktif Tabel 4.8 Use Case Scenario Request Aktif Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Trigger Basic Flows
Active Request usecase ini menjelaskan actor yang akan melihat request url yang sedang dilakukan oleh host Super Admin, Admin dan Sub Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem actor ingin melihat request url yang sedang dilakukan oleh host Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor mengklik Sistem menu utama merespon Request Aktif dengan mengarahkan ke halaman
request aktif untuk menampilkan daftar request url yang sedang aktif Alternate Flows Post Condition
Actor dapat mengetahui kemana saja host melakukan request url 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai.
Aturan Bisnis
Gambar 4.13 Activity Diagram Request Aktif 6) Laporan Tabel 4.9 Use Case Scenario Laporan Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Trigger Basic Flows
Laporan usecase ini menjelaskan actor yang akan melihat laporan hasil monitoring yang dilakukan sistem Super Admin, Admin dan Sub Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem Actor ingin melihat laporan hasil monitoring Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2:
Actor menekan menu utama Laporan
Alternate Flows Post Condition
Sistem merespon dengan menampilkan laporan hasil monitoring
Actor dapat melihat laporan hasil monitoring yang telah dilakukan 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai.
Aturan Bisnis
Gambar 4.14 Activity Diagram Laporan 7) Add Device Tabel 4.10 Use Case Scenario Add Device Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Trigger Basic Flows
Add Device Usecase ini menjelaskan seorang actor yang akan menambahkan data device baru. Super Admin dan Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem Adanya penambahan device yang akan dimonitoring Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor memilih Sistem merespon
menu utama Inventaris Langkah 3: Actor mengklik tombol Tambah Data Baru Langkah 5: Actor mengisi form tambah data baru dengan informasi device kemudian mengklik tombol Tambah Alternate Flows
Post Condition Aturan Bisnis
dengan mengarahkan ke halaman inventaris Langkah 4: Sistem merespon dengan menampilkan form tambah data baru Langkah 6: Sistem merespon dengan menampilkan notifikasi tambah data berhasil Langkah 6a: Jika data yang diisikan tidak valid sistem akan akan menampilkan pesan error dan kembali menampikan form isian tambah data baru Data device baru telah masuk ke dalam sistem 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai. 2. Hanya Super Admin dan Admin yang dapat mengakses menu Inventaris
Gambar 4.15 Activity Diagram Add Device 8) Edit Device Tabel 4.11 Use Case Scenario Edit Device Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Edit Device Usecase ini menjelaskan seorang actor yang akan mengedit data device yang telah ada dalam sistem Super Admin dan Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem
Trigger
Basic Flows
Alternate Flows
Post Condition Aturan Bisnis
Diperlukannya perubahan terhadap data device yang telah ada dalam sistem Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor memilih Sistem menu utama merespon Inventaris dengan Langkah 3: mengarahkan Actor mengklik ke halaman tombol Edit inventaris Langkah 5: Langkah 4: Actor mengisi Sistem form isian edit merespon data dengan dengan informasi menampilkan device form isian edit kemudian data mengklik Langkah 6: tombol Sistem Perbarui merespon dengan menampilkan notifikasi edit device berhasil Langkah 6a: Jika data yang diisikan tidak valid sistem akan akan menampilkan pesan error dan kembali menampikan form isian edit device Perubahan berhasil dilakukan 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai. 2. Hanya Super Admin dan Admin yang dapat mengakses menu Inventaris
Gambar 4.16 Activity Diagram Edit Device 9) Delete Device Tabel 4.12 Use Case Scenario Delete Device Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Delete Device Usecase ini menjelaskan seorang actor yang akan menghapus data device yang ada pada database Super Admin dan Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem
Trigger Basic Flows
Alternate Flows Post Condition Aturan Bisnis
Device tidak ada lagi dalam lingkup monitoring Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor memilih Sistem menu utama merespon Inventaris dengan Langkah 3: mengarahkan Actor memilih ke halaman device yang inventaris akan dihapus Langkah 4: Langkah 5: Sistem Actor mengklik merespon tombol Hapus dengan yang terpilih mengarahkan ke halaman konfirmasi penghapusan data device Langkah 6: Sistem merespon dengan menampilkan notifikasi delete device berhasil Langkah 5a: Actor mengklik tombol Cancel Data device berhasil dihapus 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai. 2. Hanya Super Admin dan Admin yang dapat mengakses menu Inventaris
Gambar 4.17 Activity Diagram Delete Device 10) Create User Tabel 4.13 Use Case Scenario Create User Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Trigger
Create User Usecase ini menjelaskan seorang actor yang akan menambahkan user baru. Super Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem Diperlukannya user baru dalam
Basic Flows
Alternate Flows
Post Condition Aturan Bisnis
sistem Kegiatan Actor Langkah 1: Actor memilih menu utama Pengguna Langkah 3: Actor mengklik menu Tambah Data Baru Langkah 5: Actor mengisi form dengan informasi user (login name, password, nama, privilege) kemudian mengklik tombol Tambah
Respon Sistem Langkah 2: Sistem merespon dengan mengarahkan ke halaman pengguna Langkah 4: Sistem merespon dengan menampilkan form isian user baru Langkah 6: Sistem merespon dengan menampilkan notifikasi create user berhasil
Langkah 6a: Jika data yang diisikan tidak valid sistem akan akan menampilkan pesan error dan kembali menampikan form isian create user User baru berhasil ditambahkan dalam sistem 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai. 2. Hanya Super Admin yang dapat mengakses menu Pengguna
Gambar 4.18 Activity Diagram Create User 11) Edit User Tabel 4.14 Use Case Scenario Edit User Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Edit User Usecase ini menjelaskan seorang actor yang akan mengedit user yang telah ada dalam sistem Super Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem
Trigger Basic Flows
Alternate Flows
Post Condition Aturan Bisnis
Diperlukannya perubahan terhadap informasi user yang ada Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor memilih Sistem menu utama merespon Pengguna dengan Langkah 3: mengarahkan Actor mengklik ke halaman tombol Edit pengguna Langkah 5: Langkah 4: Actor mengisi Sistem form dengan merespon informasi user dengan (login name, menampilkan password, form isian edit nama, user privilege) Langkah 6: kemudian mengklik Sistem tombol merespon Perbarui dengan menampilkan notifikasi edit user berhasil Langkah 6a: Jika data yang diisikan tidak valid sistem akan akan menampilkan pesan error dan kembali menampikan form isian edit user Perubahan berhasil dilakukan 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai. 2. Hanya Super Admin yang dapat mengakses menu Pengguna
Gambar 4.19 Activity Diagram Edit User 12) Delete User Tabel 4.15 Use Case Scenario Delete User Nama Use Case Deskripsi
Aktor yang terlibat Pre Condition
Trigger
Delete User Usecase ini menjelaskan seorang actor yang akan menghapus user yang ada pada database Super Admin Actor harus memiliki username dan password yang terdaftar dalam sistem User sudah tidak ditugaskan untuk
Basic Flows
Alternate Flows Post Condition Aturan Bisnis
memonitoring jaringan, sehingga tidak berhak lagi memakai sistem Kegiatan Actor Respon Sistem Langkah 1: Langkah 2: Actor memilih Sistem menu utama merespon Pengguna dengan Langkah 3: mengarahkan Actor memilih ke halaman user yang akan pengguna dihapus Langkah 4: Langkah 5: Sistem Actor mengklik merespon tombol Hapus dengan yang terpilih mengarahkan ke halaman konfirmasi penghapusan data user Langkah 6: Sistem merespon dengan menampilkan notifikasi delete user berhasil Langkah 5a: Actor mengklik tombol Cancel Data user berhasil dihapus 1. Actor harus memiliki username dan password yang sesuai. 2. Hanya Super Admin yang dapat mengakses menu pengguna
Gambar 4.20 Activity Diagram Delete User d. Sequence Diagram 1. Sequence Diagram untuk Login
Gambar 4.21 Sequence Diagram Login 2. Sequence Diagram untuk Monitoring
Gambar 4.22 Sequence Diagram Monitoring
3. Sequence Diagram untuk Managerial Device
Gambar 4.23 Sequence Diagram Managerial Device
4. Sequence Diagram untuk Managerial User
Gambar 4.24 Sequence Diagram Managerial User
e. Class Diagram
Gambar 4.25 Class Diagram 4.3.2
Perancangan Basis Data
a. Penerjemahan Class Diagram ke dalam Basis Data Dari class diagram yang telah digambarkan pada bagian analisis, dapat diketahui bahwa class-class tersebut merupakan
representasi dari entity-entity yang digunakan dalam sistem. Penerjemahan class-class tersebut ke dalam bentuk struktur basis data adalah sebagai berikut. 1. Entity Device Nama Tabel: Device Primary Key: id_device
Gambar 4.26 Tabel device di database 2. Entity User Nama Tabel: User Primary Key: id_user
Gambar 4.27 Tabel user di database
3. Entity log Nama Tabel: log Primary Key: id_log
Gambar 4.28 Tabel log di database 4. Entity Privilege Nama Tabel: Privilege Primary Key: id_privilege
Gambar 4.29 Tabel privilege di database
b. Struktur Basis Data
Gambar 4.30 Struktur basis data 4.3.3
Perancangan User Interface a. Halaman Login
Gambar 4.31 Halaman Login
b. Halaman Beranda
Gambar 4.32 Halaman Beranda c. Halaman Modul
Gambar 4.33 Halaman Modul
4.4 Implementation
Pada tahap ini penulis melakukan implementasi dari rancanganrancangan yang sebelumnya telah dibuat, baik rancangan basis data, rancangan aplikasi, maupun rancangan tampilan. 4.4.1 Perangkat Lunak dan Komponen Perangkat lunak dan komponen-komponen yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini adalah: 1) Sistem Operasi Linux 10.10 Maverick Merkaat 2) ApacheFriend XAMPP for Linux version 1.7.3 a) Apache 2.2.14 b) MySQL 5.1.41 (Community Server) c) PHP 5.3.1 + PEAR d) phpMyAdmin 3.2.4 3) Framework : Codeigniter 1.7.3 4) jQuery 1.6.2 5) Teks Editor a) GEdit
b) Notepad ++ 5.9.3 6) Sqiud 2.7 4.4.2 Installasi Sistem Berikut ini adalah langkah-langkah installasi sistem monitoring jaringan yang penulis rancang : 1. Konfigurasi Untuk dapat menjalankan aplikasi ini terlebih dahulu dilakukan konfigurasi pada file-file config yang terdapat pada direktori webroot tempat dimana aplikasi tersimpan. /sismonjar/system/application/config File-file yang perlu di edit adalah :
config.php File ini berisi konfigurasi dasar sistem, hal yang perlu diubah hanyalah pada bagian base URL yang berfungsi untuk pendefinisian URL aplikasi pada browser. $config['base_url'] = "http://localhost/sismonjar/";
database.php File ini berisi konfigurasi untuk mengakses database yang akan digunakan dalam sistem. Hal yang perlu diubah hanya pada bagian : $db['default']['hostname'] = "localhost"; $db['default']['username'] = "root"; $db['default']['password'] = ""; $db['default']['database'] = "sismonjar"; $db['default']['dbdriver'] = "mysql";
sismonjar.php File ini berisi konfigurasi sistem monitoring ini. Diantaranya untuk pagination, port mana saja yang akan di monitor, banner pada header, label pada tiap-tiap menu, dan nama jenis-jenis user.
sqstat.php File ini berisi konfigurasi modul Aktif Request untuk koneksi dengan squid.
2. Mengaktifkan Web Server Penulis menggunakan LAMPP sebagai web server dalam penelitian ini, berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengaktifkannya :
Buka terminal linux
Ketikkan perintah sudo /opt/lamp/ lampp start
Gambar 4.34 Tampilan Aktifasi LAMPP pada Terminal 3. Setting Crontab Pada penelitian ini penulis menggunakan crontab untuk dapat menjalankan file cron.php yang berfungsi untuk melakukan cek koneksi host pada waktu yang telah ditentukan. Berikut ini adalah langkah-langkahnya :
Pindahkan file cron.php dari web root ke folder lain, dalam hal ini penulis pindahkan ke folder Documents.
Buka file cron.php edit pada bagian $cronscript['index'] Arahkan ke lokasi fisik script index.php pada CodeIgniter. $cronscript['index'] = '/var/www/index.php';
Buka terminal kemudian masukkan printah : sudo crontab -e untuk mengedit crontab
Gambar 4.35 Tampilan edit crontab pada Terminal Tekan ctrl+x untuk keluar pada editor, kemudian save.
Masukkan perintah sudo crontab -l pada terminal untuk melihat list crontab yang ada.
Gambar 4.36 Tampilan list crontab pada Terminal 4.4.3 Aplikasi Sistem Monitoring Jaringan Berikut ini penjelasan dari tiap-tiap modul yang ada pada sistem monitoring jaringan ini : 1. Halaman Form Login Sebelum menggunakan modul-modul yang ada pada sistem, user diharuskan login terlebih dahulu dengan mengisikan username dan password pada form login.
Gambar 4.37 Tampilan Halaman Login 2. Halaman Beranda Setiap user yang berhasil login akan langsung berada pada halaman beranda yang ada pada sistem monitoring ini, setelah itu user dapat memilih modul yang akan digunakan sesuai dengan hak akses masing-masing user.
Gambar 4.38 Tampilan Halaman Beranda 3. Halaman Cek Host Pada modul cek host tiap device yang ada pada database akan diperiksa status koneksinya dengan cara mengirimkan ping ke tiap ip address
yang ada dalam sistem yang dilakukan oleh file
ServiceCheck.php yang ada pada direktori \sismonjar\system\application\libraries function ping($host,$count=1) { $command='ping'.$this->count_switch[PHP_OS].' '.intval($count).' '.escapeshellarg($host); exec($command,$output,$return);
return array( 'command'=>$command,
'return'=>$return, 'output'=>$output ); }
Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan modul ini.
Gambar 4.39 Tampilan Halaman Cek Host 4. Halaman Status Host Modul status host digunakan untuk melihat port mana saja yang sedang aktif, user dapat menentukan port mana saja yang ingin dipantau dengan cara mengedit file sismonjar.php yang ada pada direktori \sismonjar\system\application\config $config['check_ports'] = array( 'FTP' => 21, 'SSH' => 22,
'Telnet' => 23, 'SMTP' => 25, 'HTTP' => 80, 'HTTPS' => 443 );
Gambar 4.40 Tampilan Halaman Status Host Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan modul ini. 5. Halaman Detail Host Pada modul ini akan ditampilkan data device yang ada pada database secara detail. Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan modul ini.
Gambar 4.41 Tampilan Halaman Detail Host 6. Halaman Aktif Request Modul ini akan menampilkan url yang sedang di request oleh client yang terhubung dalam jaringan. Hal ini dilakukan oleh file SquidStat.php yang ada pada direktori \sismonjar\system\application\libraries Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan modul ini.
Gambar 4.42 Tampilan Halaman Aktif Request 7. Halaman Laporan Pada modul ini user dapat melihat laporan hasil monitoring, persentase aktif pada laporan diambil berdasarkan jumlah status up dibagi jumlah check dikalikan seratus. UP/Check * 100 Hasil dari laporan dapat di download ke dalam dokumen berformat html dengan menekan tombol unduh laporan. Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan modul ini.
Gambar 4.43 Tampilan Halaman Laporan 8. Halaman Inventaris Pada modul ini user dapat menambakan data device yang akan dimonitoring oleh sistem. Data akan tersimpan ke dalam database. Modul ini hanya dapat digunakan oleh user dengan hak akses super admin dan admin.
Gambar 4.44 Tampilan Halaman Inventaris 9. Halaman Pengguna Modul ini hanya dapat diakses oleh user dengan hak akses super admin. Modul ini digunakan untuk menambahkan user baru serta dapat mengubah data user yang sudah ada dan juga dapat menghapus user yang sudah tidak berhak memakai sistem ini. Semua hal itu dapat dilakukan hanya oleh super admin.
Gambar 4.45 Tampilan Halaman Pengguna 4.4.4 Pengujian Pada tahap ini penulis melakukan uji coba terhadap aplikasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini dapat berkerja dengan baik dan apakah aplikasi ini dapat memenuhi tujuan yang ingin diperoleh sebelum diserahkan kepada end user. Tahap pengujian penulis bagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu pengujian mandiri yang dilakukan oleh penulis, dan pengujian lapangan yang dilakukan oleh calon pemakai aplikasi ini. a. Pengujian Mandiri Pada tahap ini, penulis melakukan uji coba terhadap sistem yang telah dikembangkan dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Mandiri No 1.
Modul Cek Host
Prasyarat Login Sebagai Super Admin, Admin dan Sub Admin
2.
Laporan
Login Sebagai Super Admin, Admin dan Sub Admin
3.
Request Aktif
Login Sebagai Super Admin dan Admin
4.
Inventaris
Login Sebagai Super Admin dan Admin
5.
Pengguna
Login Sebagai Super Admin
Hasil yang Diharapkan Hasil Uji Coba Dapat melihat Koneksi host serta mengetahui port mana yang OK sedang aktif dan juga detail informasi tentang host Dapat mengetahui laporan hasil OK monitoring yang telah dilakukan dan dapat mendownloadnya Dapat mengetahui request URL yang OK sedang dilakukan oleh host Dapat menambahkan data device baru, mengubah data device OK dan menghapus device dari sistem Dapat menambahkan user baru, mengubah OK data user dan menghapus user dari sistem
b. Pengujian Lapangan Pada tahap ini pengujian dilakukan oleh user yang akan memakai langsung aplikasi ini, pengujian dilakukan oleh Bapak Adhi Zulkifli, Bapak Wahyu dan Bapak Andri. Hasil uji coba yang telah dilakukan dapat dilihat pada bagian lampiran. Secara ringkas,
hasil pengujian yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Hasil Pengujian Lapangan No 1. 2. 3. 4. 5.
Pengujian Fitur aplikasi secara keseluruhan Fitur untuk user Tampilan aplikasi Kestabilan apliasi Kesesuaian dengan kebutuhan
Penilaian 80 85 85 80 85
Setelah melakukan pengujian mandiri maupun pengujian lapangan, penulis mengambil kesimpulan bahwa secara fungsional aplikasi telah sesuia dengan yang diharapkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian dan tulisan yang telah penulis uraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem monitoring jaringan ini dapat memberikan kemudahan kepada network administrator dalam pemantauan jaringan yang dikelolanya. 2. Framework Codeigniter dapat diterapkan dalam pembuatan aplikasi sistem monitoring jaringan berbasiskan web. 3. Berdasarkan hasil pengujian mandiri maupun lapangan sistem yang dirancang dapat terintegrasi dengan baik dengan sistem yang telah ada pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang. 5.2 Saran Aplikasi ini tentu saja masih belum sempurna. Masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan aplikasi ini agar menjadi lebih baik lagi, antara lain: 1. Pemrograman
yang
bersifat
modular
dapat
memudahkan
pengembangan dalam menambahkan fitur-fitur yang belum ada seperti ip scaning, hostname, serta fitur monitoring lainnya.
2. Pada modul laporan, format file yang di download dapat juga berformat pdf ataupun Excel.
DAFTAR PUSTAKA Al-Fatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi. Basuki AP. 2010. Membangun Web Berbasis PHP Dengan Framework Codeigniter. Yogyakarta: Lokomedia. Hakim L. 2010. Bikin Website Super Keren dengan PHP dan jQuery. Yogyakarta: Lokomedia. Hermawan J. 2004. Analisis Desain Dan Pemrograman Berorientasi Objek UML Dan VB Net.Yogyakarta: Andi. Jogiyanto H. 1999. Pengenalan Komputer : Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta: Andi. Jogiyanto H. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kendall KE, Kendall JE. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: PT Prentallindo Keraf G. 1994. Komposisi. NTT: Nusa Indah Kristanto A. 2003. Jaringan komputer. Jakarta: Graha ilmu. Kurniawan Y. 2005. Kiat Jitu Membangun Jaringan Linux dengan Windows, Seri Penuntun Praktis. Jakarta: PT Elex Media Komputido. Kusaeri A. 2010. Monitoring Jaringan. Yogyakarta: Andi Morgan O. 2009. Zend Announces Industry-wide PHP Collaboration Project at its Inaugural PHP Confrence. Mulyanto A. 2009. Sistem Informasi Konsep & Implementasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nazir M. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Gahlia Indonesia. Nugroho A. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi objek dengan metode USDP (Unified software development Process). Yogyakarta: Andi.
Peranginangin K. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Andi Rampersad R. 2008. The State of CakePHP Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Graha Ilmu. Sofana I. 2010. Cisco CCNA & Jaringan Komputet. Bandung: Informatika. Sukamto R. 2009. Rapid Application Development (RAD), Prototyping. Syafrizal M. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: Andi. Tanenbaum AS. 1997. Jaringan Komputer : Jilid 1 & 2 Edisi ke tiga. Salemba Teknika Wahana Komputer. 2005. Buku Pintar Penanganan Komputer. Yogyakarta: Andi Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem edisi 6. Penerjemah: Tim Penerjemah ANDI, editor Yogyakarta: Penerbit ANDI.
http://id.wikipedia.org/wiki/squid diakses pada 10:27 AM 4 September 2011 http://f4bregaz.blogspot.com/2009/02/tentan-mysql.html diakses pada 11:59 AM 26 September 2011 http://samm.kiev.ua/sqstat/ diakses pada 10:45 AM 4 September 2011 http://gosigitgo.wordpress.com/2010/03/18/tutorial-penggunaan-crontab-schedulerdi-ubuntu/ diakses pada 13:11 PM 29 November 2011