BAB 4.
PERANCANGAN SISTEM
Tahap ini adalah tahapan untuk merancang jaringan VoIP yang akan diimplementasi di Altros, baik untuk infrastruktur jaringan, Call Manager, Unity Express, endpoint devices, hingga rancang alur komunikasi nya.
4.1
Perancangan Infrastruktur Jaringan Perangkat utama dalam peneliatian ini adalah Router 2911 yang merupakan
Integrated Services Router yang mendukung konneksi network, security, maupun voice.
Gambar 4-1. Router 2911 Sumber: http://www.thenetwokhardware.com
Tahap perancangan infrastruktur jaringan ini mendefinisikan pembagian Vlan data dan voice pada Router dan Switch untuk koneksi IP Phone dan juga koneksi PC/Laptop karyawan Altros, selain itu juga Topologi Infrastruktur jaringan yang diimplementasikan dalam penelitian ini.
4-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4-2. Topology Voip
Pada pembahasan perancangan infrastruktur jaringan ini, yang akan dibahas adalah peran router call manager sebagai DHCP Server, yang berarti router bisa mengirimkan IP kepada client-client dengan pool IP yang sudah dibuat di sisi Router, disini dibutuhkan 3 pool IP yaitu untuk vlan data dan vlan voice serta vlan management untuk membedakan perangkat seperti switch maupun access point (jika ada), berikut pembagiannya: Tabel 4-1. Pembagian VLAN Vlan
Network
Subnet Mask
Default Gateway
Vlan Data
192.168.10.0
255.255.255.0
192.168.10.1
Vlan Voice
192.168.20.0
255.255.255.0
192.168.20.1
Vlan Management
192.168.30.0
255.255.255.0
192.168.30.1
Agar router bisa melewatkan 3 vlan tersebut ke switch maka diperlukan konfigurasi sub interface untuk intervlan routing, yaitu agar router bisa melewatkan beberapa vlan melalui satu kabel network kalau istilah lain nya adalah trunking. Dengan begitu kedua vlan ini bisa melewati switch dan perangkat IP phone dan workstation di belakangnya bisa terkoneksi sesuai dengan vlan yang sudah dibagi, yaitu vlan data untuk koneksi PC/Laptop, vlan voice untuk koneksi IP Phone maupun softphone apabila terinstall di Laptop dan juga vlan management untuk switch. Pada Switch di lakukan konfigurasi mode trunk untuk koneksi ke router, agar vlan vlan tersebut juga bisa diterima dari router ke switch, di altros terdapat 3 lantai tetapi hanya 2 switch yang akan diimplementasi yaitu diletakkan di lantai 2 dan 3 karena lantai 1 tidak terlalu banyak karyawannya, jadi akan dibuat tarikan kabel dari
4-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lantai 2 ke lantai 1 ( Router ) karena ruang server berada di lantai 1, dan juga dari lantai 2 lantai 3 untuk koneksi antar switch. Unutuk membagi koneksi vlan data dan voice maka switch di konfigurasi “switchport mode access” untuk koneksi ke IP Phone dengan pembagian berikut: Switchport Access Vlan
Vlan 10
Switchport Voice Vlan
Vlan 20
Pada konfigurasi switch vlan dibagi dengan Vlan ID, ID disini berfungsi sebagai pembeda antar vlan dan ID yang bisa dipakai yaitu dari 1-4094. Disini penulis membuat Vlan ID 10 untuk vlan data dan Vlan ID 20 untuk vlan voice. Dan untuk manajemen IP switch itu sendiri menggunakan Vlan ID 30 dan untuk Ip yang digunakan adalah 192.168.30.2 dengan gateway yang mengarah ke Router.
4.2
Perancangan Router Call Manager Pada tahap ini perancangan jaringan VoIP akan dirancang sesuai dengan
kebutuhan Altros, perancangan meliputi rancangan konfigurasi call manager, konfigurasi unity express untuk voicemail dan auto attendant serta perancangan endpoint devices yaitu IP phone yang berupa hardware maupun softphone yang berupa software. Pada sub bab 4.1 telah dibahas bagaiman peran router call manager pada infrastruktur jaringan sebagai DHCP Server kali ini bagaimana rancangan call manager sebagai voice gateway. 4.2.1
Rancangan Registrasi IP Phone Router Call manager sesuai fungsi nya adalah untuk registering dan signaling
bagi perangkat endpoints baik itu berupa IP phone ataupun berupa Softphone. Perangkat Endpoint melakukan registrasi ke call manager menggunakan mac-address yang sudah didaftarkan, dan juga mengetahui type dari IP phone itu sendiri, selain itu
4-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IP Phone juga harus didaftarkan nomor extension berupa directory number, dengan call manager berperan sebagai TFTP server yang mengirim firmware yang dibutuhkan oleh IP phone.
Gambar 4-3. Phone Registration
Dalam proses registrasi IP phone, call manager membutuhkan konfigurasi ephone-dn dan ephone, karena firmware yang digunakan adalah SCCP. Ephone-dn adalah konfigurasi untuk mendaftarkan nomor extension yang diinginkan dan mendaftarkan nama bagi pemilik IP phone tersebut, berikut adalah perancangan nomor extension pada Altros. Tabel 4-2. Pembagian nomor extension
Receptionist
8000
Lantai 1
8101 – 810x
Lantai 2
8201 – 820x
Lantai 3
8301 – 830x
Selanjutnya adalah konfigurasi Ephone, disinilah mac-address pada IP phone didaftarkan dan juga tipe IP Phone itu sendiri, jika dibutuhkan speed dial juga bisa dikonfigurasi pada ephone ini, selain itu konfigurasi ephone harus bisa membaca ephone-dn yang sudah dibuat, dngan cara melakukan mapping button pada ephone ke directory number yang sudah dibuat di konfigurasi ephone-dn,
4-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4-4. Ephone Single Line (Cisco) Sumber: http://www.hh.se
Satu ephone bisa menggunakan beberapa ephone-dn tergantung button yang tersedia pada IP phone itu sendiri tetapi satu ephone-dn hanya bisa di mapping ke satu button Ip phone pada konfigurasi ephone.
Gambar 4-5. Ephone Dual Line (Cisco) Sumber: http://www.hh.se
Setelah
itu
dibutuhkan
juga
konfigurasi
telephony-service
untuk
mendefinisikan konfigurasi global setting bagi IP phone, konfigurasinya meliputi : -
Max-ephones
-
Max-dn
-
Load firmware phone
-
IP source-address
4-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Timeouts interdigit
-
Time-zone dan time-format
-
Dialplan-pattern dan extension length
-
Transfer-pattern
-
Voicemail number
-
Max conference
-
Create cnf-files
Agar IP phone bisa saling berkomunikasi serta melakukan panggilan sesuai dengan extension number yang sudah dikonfigurasi, maka harus dilakukan konfigurasi untuk menentukan koneksi protocol yang dibolehkan melalui konfigurasi voice service voip.
4.2.2
Rancangan Incoming Call dan Outgoing Call Altros sudah menyewa layanan FXO dari Telkom yang dibutuhkan untuk
berkomunikasi dengan dunia luar dimana dengan ada nya layanan FXO voice gateway akan bisa terhubung dengan PSTN maka telepon masuk dan telepon keluar bisa dilakukan.
Gambar 4-6. Outgoing Call Topology
Altros menyewa 6 nomor telepon yang digunakan untuk mendukung kebutuhan Altros dalam hal komunikasi baik itu untuk incoming call maupun outgoing call. Ke-enam nomor tersebut sudah di setting oleh pihak Telkom menjadi 1
4-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
nomor sebagai hunt pilot dimana 5 nomor lainnya sebagai hunt group dibawah hunt pilot.
Gambar 4-7. Incoming Call Flow
Fungsi dari hunting call ini adalah agar nomor tidak mudah sibuk saat ada telepon masuk dan keluar secara bersamaan karena untuk dunia luar hanya mengetahui 1 nomor untuk telepon masuk dan keluar yaitu nomor hunt pilot yang sebenarnya sudah dibagi ke 5 nomor di bawahnya pada saat melakukan telepon masuk ataupun telepon keluar. Seluruh nomor tersebut dihubungkan dari PSTN Telkom ke voice gateway call manager melalui module FXO port yang terpasang di router call manager, atau dalam konfigurasi disebut voice-port. Selanjutnya dibutuhkan konfigurasi untuk incoming call maupun untuk outgoing call. Untuk incoming call konfigurasi dibutuhkan pada setiap voice-port yang terhubung dengan kabel FXO dengan isi konfigurasi seperti call timeout, cptone , caller-id dan yang paing penting adalah konfigurasi connection plar yaitu untuk mendefinisikan nomor extension yang dituju ketika ada telepon incoming dalam hal ini nomor untuk connection plar seluruh voice-port adalah nomor Auto Attendant yang nantinya akan dijelaskan pada perancangan auto attendant termasuk juga cara kerjanya. Untuk outgoing call konfigurasi didalam call manager dinamakan dial-peer voice [id] pots, di dalam satu port bisa terdapat banyak dial-peer sesuai dengan
4-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kebutuhan, dalam penelitian ini setiap port terdapat 4 dial-peer yaitu dial-peer untuk telepon lokal, SLJJ, mobile phone dan international. Dalam setiap dial-peer terdapat konfigurasi, diantaranya: -
Translation profile, yaitu konfigurasi untuk mendefinisikan translation profile yang sudah dibuat yang berisi translation rule.
-
Destination pattern, yaitu konfigurasi untuk mendefiniskan jenis nomor pada setiap jenis call yang dituju, baik itu untuk lokal, SLJJ, mobile phone ataupun international.
-
Incoming called number, yaitu konfigurasi untuk mendefinisikan extension number yang sudah dibuat berisi angka depannya saja dengan “…” dibelakangnya.
-
Port, yaitu konfigurasi untuk mendefinisikan dial-peer mana yang akan didefinisi ke port mana sesuai kebutuhan.
Untuk mengkonversi nomor melalui call manager ke PSTN dibutuhkan Voice Translation Rule, yang berisi bagaimana nomor nantinya diterjemahkan pada saat melakukan outgoing call berikut contoh rule nya. Rule 1
/^90/ /0/
Rule tersebut berarti apabila pada ip phone user menekan nomor “90” maka angka 9 akan dihilangkan setelah ditranslate dan menjadi 0 saja, contoh: Dial Number
Translation Number
908568081590
08568081590
Rule yang dipakai lebih dari 1 dalam penelitian ini saya menggunakan 10 rule dari nomor 1 – 0 dan disatukan di dalam satu translation profile yang didefinisikan pada dial-peer untuk outgoing call,.
4-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3
Perancangan Unity Express Unity Express terkoneksi dengan call manager melalui module yang disebut
ISM (Integrated Service Module), yaitu dengan cara mengkonfigurasi IP address pada ISM dan menambahkan static routing ke IP tersebut melalui ISM. Di dalam unity express terdapat 2 fitur yang dibahas pada penelitian ini yaitu Voicemail dan Auto Attendant.
4.3.1
Rancangan Voicemail Voicemail dirancang sesuai fungsinya untuk menyimpan mailbox bagi
penelpon apabila nomor telepon yang dituju tidak menjawab. Voicemail dikonfigurasi melalui ISM pada router call manager melalui CLI dengan konfigurasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : 1. Membuat User ID : User ID bisa dibuat sesuai dengan nomor ephone tiap user id mewakili ephone yang sudah dikonfigurasi sebelumnya. 2. Membuat PIN : PIN dibuat untuk setiap user id voicemail, untuk bisa mengakses voicemail pada IP phone. 3. Menentukan user id mailbox untuk phone number yang telah dikonfigurasi pada ephone-dn. 4. Voicemail mailbox owner user : dibuat untuk menentukan mailbox yang dibuat kepada pemilik nya sesuai userid pada mailbox yang sudah dibuat di langkah pertama.
4-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3.2
Rancangan Auto Attendant Auto Attendant sebagai penjawab otomatis ketika ada telepon masuk
dirancang sesuai call-flow nya, sebagai berikut.
Gambar 4-8. Auto Attendant Flow
Alur di atas menjelaskan bahwa pada saat ada telepom masuk maka auto attendant akan melakukan greeting dan memberikan pilihan -
Tekan 1 untuk berbicara dengan Sales Dept. maka jika penelpon menekan 1 maka telepon akan diarahkan ke hunting grup Sales Dept.
-
Tekan 2 untuk berbicara dengan Technical Support, maka jika penelpon menekan 2 maka telepon akan diarahkan ke hunting grup Technical Support (Engineer Dept).
-
Tekan 3 untuk berbicara dengan Admin and Financial, maka jika penelpon menekan 3 maka telepon akan diarahkan ke hunting grup Admin dan Financial
-
Tekan 0 untuk bantuan operator jika penelpon menekan 0 maka telepon akan diarahkan ke receptionist
Selain konfigurasi call flow pada auto attendant suara untuk auto attendant harus direkam sebelumnya, usahakan pengisi suara adalah wanita karena memiliki suara yang lebih lembut disbanding laki-laki. Dan juga suara auto attendant akan
4-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
direkam dalam bahasa inggris karena altros tidak hanya menerima panggilan dari dalam negeri tetapi juga luar negeri.
4.4
Perancangan IP Phone dan Softphone Pada penelitian ini IP Phone yang digunakan adalah type 7911 yang bisa jalan
pada firmware SIP maupun SCCP, namun yang digunakan untuk penelitian ini adalah firmware SCCP, berikut adalah tampilan fisik dari IP Phone type 7911
Gambar 4-9. IP Phone 7911 Sumber: http://www.cisco.com
Untuk Softphone, cisco menyediakan softphone bernama CIPC (Cisco IP Communicator). CIPC yang digunakan adalah versi 8.6.4 yang mendungkung Operating System windows xp, vista, win 7, win8 dan win8.1. PC/Laptop harus mempunyai audio dan speaker untuk menjalankan CIPC jika tidak ada salah satunya maka tidak bisa dijalankan. Berikut contoh tampilan CIPC.
Gambar 4-10. Cisco IP Communicator Sumber: http://www.cisco.com
4-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.5
Call Flow Incoming Call dan Outgoing Call
Gambar 4-11. Incoming Call Flow
4-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4-12. Outgoing Call Flow
4-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/