Dwi Sudarno Putra, Donny Fernandez dan Yogianda Aprilianto
VANOS JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING EDUCATION http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700 Vol.1, No.2, Desember 2016, Hlm.135-142.
PERANCANGAN PERAGA SENSOR KETUKAN UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DESIGN OF KNOCK SENSOR MODEL FOR INSTRUCTIONAL MEDIA Dwi Sudarno Putra1, Donny Fernandez1, Yogianda Aprilindo1 1Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Kampus UNP Air Tawar, Padang 25132
[email protected] Diterima: 27 Oktober. Disetujui: 21 November 2016. Dipublikasikan: 30 Desember
ABSTRACT The sensor is part of the electronics technologies. In fact, sensor technology is widely used in various fields of life, including automotive. Even the development of automotive technology today leads to the use of sensors and actuators combined with the function of the electronic control unit (ECU). For most junior automotive learners, knowledge of the sensor is a new thing. Understanding of the fundamentals of a technology is absolutely necessary before proceeding to more complex discussion stage. For that it is necessary to the development of a method of learning about the sensors that are practical, efficient and close to the automotive technology so that junior automotive learners able to understand the basics of sensor quickly. This journal describes the research that has successfully developed the knock sensor experimental module . This sensor is one of important sensors in the automotive field. The method used is the method of Research and Development. Keywords: automotive sensors, position sensors, knock sensors, instructional media
ABSTRAK Sensor merupakan bagian tak terpisahkan dari bidang ilmu elektronika. Teknologi sensor dalam perkembangannya banyak dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang otomotif. Bahkan perkembangan teknologi otomotif saat ini mengarah pada penggunaan sensor dan aktuator yang dipadu dengan fungsi unit pengaturan elektronis (ECU). Bagi sebagian besar peserta didik jurusan/bidang otomotif, pengetahuan tentang sensor merupakan hal yang baru. Pemahaman dasar-dasar sebuah teknologi mutlak diperlukan sebelum berlanjut ke tahap pembahasan yang lebih luas dan kompleks. Sehubungan dengan dua hal di atas maka dirasa perlu untuk mengembangkan sebuah metode pembelajaran tentang sensor yang praktis, efisien dan dekat dengan teknologi otomotif agar peserta didik dari jurusan/bidang otomotif mampu dengan cepat memahami dasar-dasar dari sensor. Jurnal ini mengungkapkan hasil penelitian yang telah berhasil mengembangkan peraga sensor ketukan. Sensor tersebut merupakan salahsatu sensor penting dalam bidang otomotif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Riset dan Development. Kata Kunci: sensor otomotif, sensor posisi, sensor ketukan, alat peraga sensor
135 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education Vol.1, No.2, Desember 2016
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Dwi Sudarno Putra, Donny Fernandez dan Yogianda Aprilianto PENDAHULUAN
dalam kaitannya dengan efisiensi kinerja
Kehidupan manusia modern tidak bisa lepas dari pemanfaatan sensor dan tranduser. Seperti yang sudah diketahui bersama awal sensor dan tranduser adalah dari bidang elektronika. Bidang otomotif adalah
salahsatu
bidang
yang
secara
perlahan tapi pasti mulai memaksimalkan peranan teknologi sensor dan tranduser. Bahkan ada yang telah mengelompokkan kajian otomotif dan elektronik ini ke dalam bidang turunan baru yaitu Ototronik. Dahulu,
sistem
untuk
menggerakkan motor bensin maupun motor disel didominasi oleh proses mekanis. Namun sekarang proses mekanis di dalam sebuah kendaraan telah dibantu oleh sistem elektronis yang terkendali secara otomatis. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja mesin namun juga meningkatkan kenyamanan
dan
keamanan
selama
berkendara. Sensor dan tranduser banyak digunakan dalam sistem elektronis ini. Sebagai contoh, untuk mengetahui seberapa banyak udara yang akan masuk ke proses
pembakaran
maka
diperlukan
sebuah sensor aliran udara atau sensor masa udara (MAF). Contoh lainnya adalah untuk
mengetahui
kadar
kandungan
oksigen maka digunakanlah sensor oksigen (O2 Sensor). Ada juga Knock Sensor yang berprinsip pada sifat Piezoelectric yang digunakan untuk mengetahui ritme ketukan yang terjadi di blok silinder mesin. Ketiga contoh tersebut adalah penggunaan sensor
mesin kendaraan. Tidak hanya itu, sensor juga dapat digunakan
dalam
sistem
keamanan
kendaraan seperti pada sistem pengereman ABS (Antilocked Braking System) yang memanfaatkan
informasi
dari
sensor
kecepatan pada setiap roda. Ada juga sistem Active City Stop yang diperkenalkan oleh salah satu produsen otomotif, sistem ini mampu
memantau
kendaraan
atau
halangan di depan mobil hingga jarak sekitar 7,6 meter. Sistem ini menggunakan sensor Light Detection And Ranging yang tersemat di bagian atas kaca depan. Dan masih banyak lagi sensor – sensor
yang
digunakan
dalam
bidang
otomotif. Teknologi sensor menjadikan perkembangan kendaraan menjadi semakin “pandai” atau lebih dikenal dengan sebutan Smart Vehicle atau Smart Car. Tuntutan perkembangan ilmu dan juga teknologi otomotif seperti yang telah dipaparkan di atas
“memaksa”
peserta
didik
teknik
otomotif untuk mempelajari tentang Sensor dan Tranduser. Sejak tahun 2010 Jurusan Teknik Otomotif UNP memasukkan mata kuliah
sensor
dan
tranduser
pada
kurikulum Prodi S1 dan D3. Mengingat mata kuliah ini masih tergolong baru maka upaya pengembangan terus dilakukan, termasuk ketersediaan sarana yang masih minim seringkali membuat proses belajar belum dapat dilakukan secara maksimal. Beberapa
alat
peraga
tentang
sensor dan tranduser yang ada di pasaran cenderung menggunakan pendekatan ilmu
136 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education Vol.1, No.2, Desember 2016
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Dwi Sudarno Putra, Donny Fernandez dan Yogianda Aprilianto elektronika. Bagi peserta didik jurusan
Sensor di Bidang Otomotif
teknik otomotif penggunaan alat peraga
Fraden
semacam itu terkadang kurang efektif
mengungkapkan
karena beberapa alat peraga tersebut harus
didefinisikan
memerlukan
menerima
pengetahuan
awal/dasar
Jacob
(2010)
bahwa
sensor
sebagai
dan
piranti
merespon
yang
sinyal
atau
tentang ilmu elektronika. Tujuan dari
stimulus. Masih dari buku yang sama
penelitian yang sudah dilakukan kali ini
disebutkan ada beberapa prinsip fisis dasar
adalah untuk membuat sebuah peraga
yang mendasari proses penginderaan oleh
sensor ketukan sedemikian rupa sehingga
sensor. Prinsip dasar tersebut adalah:
penggunanya dapat melihat sinyal keluaran
Konsep Kelistrikan (Tegangan, Arus dan
sensor ketukan, memahami karakteristik
Hambatan),
sensor ketukan yang didasari oleh prinsip
Elektromagnetik, Efek Piezoelektrik, Efek
fisis efek piezoelektrik.
Pyroelektrik,
kapasitansi, Efek
Induksi
Hall,
Efek
Thermoelektrik.
LANDASAN TEORI
Karakteristik dari sebuah sensor mutlak untuk dipahami bagi setiap user
Alat Peraga Pendidikan Pengertian Alat Peraga Pendidikan
yang
ingin
menggunakannya.
menurut Sudjana (2009) adalah suatu alat
menuruta
yang dapat diserap oleh mata dan telinga
Karakteristik yang dimiliki oleh sebuah
dengan tujuan membantu guru agar proses
sensor bisa jadi satu atau beberapa hal
belajar mengajar siswa lebih efektif dan
berikut ini; Transfer Function, Full-Scale
efisien2) oleh sebab itu peraga pendidikan
Input (Span), Full-Scale Output, Akurasi,
hendaknya
Kalibrasi,
dibuat
sedemikian
rupa
Fraden
Jacob
Masih
Hysteresis,
(2010),
Saturation,
sehingga mudah untuk digunakan dan
Repeatability Eror, Deadband, Resolution,
mudah untuk dipahami. Agar pemahaman
Sifat Khusus, Impedansi Output, Format
cepat didapatkan maka sebuah alat peraga
Keluaran, Eksitasi, Karakteristik dinamis,
hendaknya dibuat sedekat mungkin dengan
Faktor
pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh
Karakteristik, Aplikasi dan Ketidakpastian.
Lingkungan,
Reliability,
Misalnya
Karakteristik dari sensor biasanya
seorang dengan latar belakang pendidikan
disebutkan dalam buku petunjuk teknis
teknik
mudah
(data sheet) sensor yang dikeluarkan oleh
memahami konsep tentang sensor jika alat
setiap perusahaan pembuat sensor tersebut.
peraga sensor yang digunakan memiliki
Memahami karakteristik sebuah sensor
kaitan dengan proses yang ada di bidang
akan memastikan sistem penyensoran atau
otomotif.
lebih
yang
akan
menggunakannya.
otomotif
akan
lebih
luas
sistem
pengendalian
akan
berjalan sebagaimana yang diinginkan.
137 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education Vol.1, No.2, Desember 2016
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Dwi Sudarno Putra, Donny Fernandez dan Yogianda Aprilianto Pada aplikasi otomotif sensor dan tranduser tidak hanya terbatas pada proses utamanya yaitu mesin otomotif, tetapi juga telah dimanfaatkan untuk fitur keselamatan dan
kenyamanan.
J.
Marek
(2003)
menunjukkan banyak sekali aplikasi sensor (b)
dalam dunia otomotif. Lebih dari 20 aplikasi sensor
yang
diterangkan
dalam
buku
tersebut. Mulai dari Accelerometers,Yaw-
Gambar 2. konfigurasi sebuah Knock Sensor pada sebuah mesin bakar (Toyota Team (1999))
Rate Sensor, Pressure Sensor, Temperature Sensor hingga aplikasi Chemical Sensors.
Efek Piezoelektrik
Sensor Ketukan
Sensor
Salah satu cara untuk mengetahui kondisi sebuah
proses
pembakaran
mesin
di
adalah
dalam dengan
Ketukan
menggunakan
konsep piezoelectric. Dari gambar 1 bagian b, di dalam sensor ini terdapat elemen piezoelektrik
yang
akan
menghasilkan
“mendengarkannya” menggunakan sistem
tegangan manakala tekanan atau getaran
piezoakustik seperti yang diungkapkan J.
mengenai sensor ini. Menurut Toyota Team
Marek (2003). Salahsatu aplikasi dari
(1999)
konsep ini ada pada sensor ketukan atau
mengatur frekuensi dari ketukan mesin.
knock sensor. Menurut Toyota Team (1999)
Prinsip
Sensor Ketukan mendeteksi ketukan pada
dijelaskan pada gambar 2.
sensor
ini
digunakan
penginderaan
untuk
piezoelektrik
mesin dan mengirimkan sinyal tegangan ke bagian ECM (Electronics Control Module). Lokasi sensor ketukan seperti terlihat pada gambar 1 bagian a, terletak pada bagian luar silinder
mesin
untuk
mendengarkan
terjadinya ledakan di ruang bakar.
Gambar 3. Ilustrasi Efek Piezoelektrik pada sebuah Quartz Crystal (Fraden Jacob (2010)) Posisi a adalah manakala kondisi normal semua sisi memiliki potensial Nol karena atom (+) dan (-) di semua sisi saling menetralkan. Saat kondisi b manakala ada tekanan dari sisi kanan dan kiri maka pada sisi atas didominasi oleh atom positif (+)
Gambar 1. Lokasi sebuah Knock Sensor pada sebuah mesin bakar (Toyota Team (1999))
dan yang bawah didominasi oleh atom negatif (-) sehingga terbentuklah polaritas. Pada kondisi c berkebalikan dengan kondisi
138 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education Vol.1, No.2, Desember 2016
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Dwi Sudarno Putra, Donny Fernandez dan Yogianda Aprilianto b manakala terjadi peregangan ke arah
METODE PENELITIAN
kanan dan kiri maka pada sisi atas Penelitian dilakukan di laboratorium
didominasi oleh atom negatif (-) dan yang bawah didominasi oleh atom positif (+)
Tranduser
Jurusan
Teknik
bulan Februari 2016 - Maret 2016. Metode
Sinyal Keluaran Sensor Diambil dari Toyota Team (1999) bentuk sinyal keluaran dari sensor ketukan saat terjadinya ketukan seperti terlihat pada gambar 3. Ketika terdeteksi adanya ketukan maka nilai tegangannya akan naik (Gambar 3 a). Kemudian vibrasi yang terjadi dari knocking mesin akan menggetarkan elemen sehingga
dan
Otomotif Universitas Negeri Padang pada
(Fraden Jacob (2010)).
piezoelektrik
Sensor
menimbulkan
tegangan, dan tegangan yang terjadi pada saat inilah yang terbesar nilainya (Gambar 3 b) .
penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian
Pengembangan
Development).
(Research
Penelitian
diawali
and
dengan
mengumpulkan data awal yang meliputi kebutuhan
sistem/alat
dikembangkan,
mendesain
yang
akan
alat
peraga,
membuat peraga dan melakukan pengujian alat peraga. Peraga menggunakan
dibuat sebuah
dengan
sensor
ketukan
(knock sensor), pipa dan piston, motor listrik dan pengontrol kecepatannya. Untuk melakukan pemakaiannya
pengujian
sekaligus
dibutuhkan
sebuah
osiloskop. HASIL DAN PEMBAHASAN
(a)
Desain dan Hasil Alat Peraga Sensor Ketukan Peraga dirancang menggunakan sebuah silinder dengan satu sensor ketukan. Untuk
menggerakkan piston di dalam
silinder digunakan
motor
listrik yang
dilengkapi pengatur kecepatan. (b) Gambar 4. Bentuk sinyal keluaran sensor
139 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education Vol.1, No.2, Desember 2016
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Dwi Sudarno Putra, Donny Fernandez dan Yogianda Aprilianto karakteristik keluaran sensor. Pengujian keduanya
dapat
diperoleh
dari
hasil
pembacaan osiloskop. Gambar 6 adalah contoh hasil pembacaan osiloskop.
Gambar 5. Desain peraga Sensor Ketukan Penutup dilengkapi
dengan
diujung baut
silinder
spring
yang
dimaksudkan untuk menimbulkan efek ketukan. Alat peraga sensor telah selesai
Gambar 7. Contoh pembacaan osiloskop
dibuat dan hasilnya dapat dilihat seperti pada gambar 4 dan gambar 5.
Terlihat bahwa getaran yang ada pada mesin dalam hal ini peraga praktikum terbukti listrik
dapat yang
menimbulkan
dikeluarkan
tegangan
oleh
sensor
ketukan. Hal ini sesuai dengan konsep prinsip
fisis
penginderaan
efek
piezoelektrik. Kemudian
jika
dilihat
bentuk
gelombang pada gambar 6 hampir serupa dengan gambar 3 bagian b ada bagian yang beramplitudo beramplitudo
rendah tinggi.
ada
Komponen
yang sinyal
gelombang yang ada di gambar 6, bagian Gambar 6. Peraga Sensor Ketukan Ujicoba dan Pembahasan Peraga praktikum sensor ketukan telah berhasil dibuat. Selanjutnya adalah pengujian fungsi dari alat peraga ini. Uji
yang memiliki amplitudo tinggi adalah puncak dari ketukan atau saat dimana piston menyentuh bagian penutup sehingga waktu
dari
puncak
satu
ke
puncak
berikutnya adalah waktu sekali putaran piston.
yang dilakukan meliputi uji prinsip fisis penginderaan efek piezoelektrik dan uji 140 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education Vol.1, No.2, Desember 2016
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Dwi Sudarno Putra, Donny Fernandez dan Yogianda Aprilianto KESIMPULAN Alat ketukan
peraga
DAFTAR PUSTAKA
praktikum
telah berhasil
sensor
dirancang dan
dibangun dalam penelitian ini. Dari hasil ujicoba ketukan
alat
peraga
praktikum
sensor
ini
dapat
digunakan
untuk
membuktikan prinsip fisis penginderaan efek
piezoelektrik
karakteristik
sinyal
dan
membuktikan
keluaran
sensor
ketukan. Semakin kuat ketukan maka semakin tinggi sinyal yang dihasilkan dan
Fraden Jacob (2010). Handbook of Modern Sensors Physics, Designs and Applications 4th Edition, New York : Springer J. Marek (2003). Sensors for Automotive Applications, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA Nana Sudjana, Ahmad Rivai (2009). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo Toyota Team (1999). Automotive Technical Training Series. Diambil pada tanggal 10 Agustus 2015, dari http://www.autoshop101.com.
frekuensi dari gelombang sinyal keluaran bergantung pada kecepatan ketukan yang diterima oleh sensor ketukan.
141 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education Vol.1, No.2, Desember 2016
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Dwi Sudarno Putra, Donny Fernandez dan Yogianda Aprilianto
142 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education Vol.1, No.2, Desember 2016
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700