Materi 4
Perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran. Petunjuk belajar Untuk dapat memanfaatkan media dalam mendukung aktivitas pembelajaran
yang
dapat
dapat
memfasilitasi
tercapainya
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa diperlukan adanya proses perancangan. Kegiatan belajar ini akan membahas tentang upaya
yang
perlu
dilakukan
dalam
merancang
media
pembelajaran agar mampu mencmemfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Dalam kegiatan belajar ini juga dibahas dua buah model atau pendekatan desain pembelajaran – ASSURE DAN ADDIE - yang mengintegrasikan penggunaan media sebagai sarana untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Setelah mempelajari isi materi yang terdapat di dalam kegiatan belajar keempat modul ini, Anda diharapkan
akan
dapat
memiliki
kemampuan
dalam
mengimplementasikan langkah-langkah sistematik dan sistemik dari model desain pembelaran yang memanfaatkan media pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar
1
Uraian materi Perencanaan dan produksi media Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru atau institusi sekolah dalam menggunakan media pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar siswa yaitu: (1) memanfaatkan media yang sudah tersedia; (2) memodifikasi dan memproduksi media sesuai dengan keperluan; (3) membeli media pembelajaran dari sumber komersial. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengadakan fasilitas media pembelajaran adalah memastikan bahwa media yang digunakan dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Pemilihan dan pengadaan media pembelajaran yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapa faktor penting yang meliputi: (1) kesesuaian media yang akan digunakan dengan kurikulum; (2) tingkat akurasi dan kebaruan isi informasi dan pengetahuan yang terkandung didalamnya; (3) kejelasan media dalam penyampaian isi atau materi (4) kemampuan media dalam memotivasi dan memancing minat belajar siswa (5) kemampuan media dalam melibatkan mental siswa dengan aktivitas pembelajaran (6) kualitas teknis media pembelajaran yang akan digunakan (7) uji coba media yang telah dilakukan sebelumnya (8) keterbebasan media dari kepentingan dan iklan komersial tertentu (9) kelengkapan petunjuk tentang cara menggunakan media. Beberapa model desain pembelajaran menyertakan pemanfaatan media pembelajaran dalam komponen langkah yang perlu ditempuh untuk merealisasikan pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Model desain pembelajaran
ASSURE
dan
ADDIE
memasukan
penggunaan
unsur
pemanfaatan media di dalamnya. Uraian berikut akan menjelaskan tentang
2
unsur media dalam komponen-komponen
model desain
pembejaran
ASSURE dan ADDIE. Model ASSURE Model ASSURE dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Russell dan Michael Molenda (2005) dalam buku “Instructional Technology and Media for Learning.” Model desain pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen-komponen atau langkah-langkah penting yang terdapat didalamnya yaitu: menganalisis karakteristik siswa (analyze learner characteristics); menetapkan tujuan pembelajaran (state performance objectives); memilih metode, media dan bahan pelajaran (select methods, media and materials, utilize materials); mengaktifkan keterlibatan siswa (requires learner participation); evaluasi dan revisi (evaluation and revision). Model pembelajaran ini lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Pemanfaatan model desain pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap (sistematik) dan menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang optimal yaitu terciptanya pembelajaranyang efektif, efisien, dan menarik. Pada
dasarnya
model
desain
pembelajaran
ASSURE
dapat
diimplementasikan dalam beragam “setting” pendidikan – formal dan informal. Model desain pembelajaran ini akan memberikan dampak yang lebih positif apabila
diaplikasikan
dalam
skala
“micro”
seperti
halnya
program
pembelajaran yang berlangsung di kelas dan program pelatihan. Langkah awal dari model desain pembelajaran ini adalah mengenal siswa sebagai individu yang akan menempuh program pembelajaran. Dengan mengenal dan mengetahui “profil” siswa yang akan menempuh proses
3
belajar, guru, instruktur, pelatih dan perancang program pembelajaran dapat menentukan kompetensi yang sesuai dan perlu dicapai. Rancangan kompetensi dapat digunakan dalam menentukan metode, media, dan materi pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai kompetensi tersebut. Evaluasi yang merupakan langkah akhir dari model desain pembelajaran ASSURE dapat digunakan baik untuk mengetahui kualitas hasil belajar maupun untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa. Model ASSURE dikembangkan agar dapat digunakan oleh guru, instruktur dan pelatih dalam kegiatan pembelajaran khususnya yang memanfaatkan media dan teknologi didalamnya. Model desain pembelajaran ini dengan kata lain dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar siswa agar mampu mencapai kompetensi seperti yang diinginkan.
M O DEL DESAIN PEM BELAJARAN “ ASSURE” An aly ze le ar n e r ch ar act e r ist ics St at e ob je ct iv e s Se le ct m e t h od , m e d ia an d le ar n in g m at e r ials Ut ilize m at e r ials Re q uir e le ar n e r p ar t icip at ion
Ev aluat e an d r e v ise
Gambar 18. Langkah-langkah model desain pembelajaran ASSURE
4
Banyak metode dan strategi yang dapat digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Guru, instruktur, dan pelatih memerlukan kreativitas dalam mengkombinasikan metode, media, dan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat menciptakan aktivitas pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif didalamnya. Untuk lebih memahami model desain pembelajaran ASSURE, berikut ini dikemukakan deskripsi dari setiap komponen yang terdapat dalam model tersebut yaitu: Menganalisis karakteristik siswa Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi
karateristik
siswa
yang
akan
melakukan
aktivitas
pembelajaran. Siapakah siswa yang akan melakukan proses belajar? Keller, (2010) mengemukakan bahwa pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa akan sangat membantu guru atau instruktur dalam upaya memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi beberapa aspek penting yaitu: (1) karakteristik umum; (2) kompetensi spesifik yang telah dimiliki siswa sebelumnya; (3) gaya belajar atau learning style siswa; (4) motivasi. Menetapkan tujuan pembelajaran Langkah selanjutnya dari model desain pembelajaran ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari silabus atau kurikulum, informasi yang tercatat dalam buku teks, atau dirumuskan sendiri oleh perancang atau instruktur setelah melalui proses penilaian kebutuhan belajar atau learning need assessment. Tujuan
pembelajaran
merupakan
rumusan
atau
pernyataan
yang
mendeskripsikan tentang kompetensi - pengetahuan, keterampilan, dan sikap - yang akan dimiliki oleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran. Selain menggambarkan kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa, rumusan tujuan pembelajaran juga mendeskripsikan kondisi evaluasi yang
5
diperlukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapai. Tujuan pembelajaran juga berisi uraian tentang tingkat penguasaan siswa atau degree terhadap pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang akan
dipelajari Memilih metode, media, dan bahan ajar Langkah berikutnya yang perlu dilakukan setelah menempuh langkah merumuskan tujuan pembelajaran adalah memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan. Ketiga komponen ini berperan sangat penting untuk digunakan dalam membantu siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah digariskan. Pemilihan metode, media, dan bahan ajar yang tepat akan dapat membantu guru dan instruktur dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa. Penggunaan ketiga subsistem ini secara tepat pada akhirnya akan dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Dalam memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan ada beberapa alternatif pilihan yang dapat dilakukan yaitu: (1) membeli media pembelajaran yang ada; (2) memodifikasi media pembelajaran yang telah tersedia; (3) memproduksi media pembelajaran baru. Memanfaatkan bahan ajar Setelah memilih metode, media, dan bahan ajar, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan ketiganya dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum menggunakan metode, media, dan bahan ajar, instruktur atau perancang terlebih dahulu perlu melakukan uji coba terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut dapat berfungsi efektif dan efisien untuk digunakan dalam situasi atau setting yang sebenarnya. Langkah berikutnya adalah menyiapkan kelas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode, media, dan bahan ajar
6
yang telah dipilih. Setelah semuanya siap lalu ketiga komponen tersebut dapat digunakan. Melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran Agar berlangsung efektif dan efisien proses pembelajaran memerlukan adanya keterlibatan mental siswa secara aktif dengan materi atau substansi yang sedang dipelajari. Pemberian latihan merupakan contoh bagaimana melibatkan aktivitas mental siswa dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya akan
dengan mudah mempelajari materi pembelajaran. Setelah aktif
melakukan proses pembelajaran, pemberian umpan balik yang berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Melakukan evaluasi dan revisi Setelah mendesain aktivitas pembelajaran maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi dan revisi. Tahap evaluasi dan revisi dalam model
desain pembelajaran ASSURE ini dilakukan untuk
menilai efektifitas dan efisiensi program pembelajaran dan juga menilai pencapaian hasil belajar siswa. Agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran, perlu dilakukan proses evaluasi terhadap semua komponen pembelajaran. Contoh pertanyaan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menilai efektifitas proses pembelajaran adalah: (1) apakah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan? (2) apakah metode, media, dan strategi pembelajaran yang digunakan dapat membantu berlangsungnya proses belajar siswa? (3) apakah siswa terlibat aktif dengan isi/materi pembelajaran yang sedang dipelajari?
7
Revisi
perlu
dilakukan
apabila
hasil
evaluasi
terhadap
program
pembelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Langkah revissi dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran perlu diperbaiki untuk mencapai pembelajaran sukses. Model ASSURE merupakan model desain praktis
dan
mudah
diimplementasikan
pembelajaran yang bersifat untuk
mendesain
aktivitas
pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun klasikal. Langkah analisis karakteristik siswa dan rumusan tujuan akan memudahkan untuk memilih metode, media, dan materi pelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menciptakan aktivitas pembelajaran yang sukses. Demikian pula halnya dengan langkah evaluasi dan revisi yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin kualitas proses pembelajaran yang diciptakan. Salah satu model desain pembelajaran yang memperlihatkan tahapantahapan dasar desain pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase
atau
tahap
utama
yaitu;
(A)nalysis,
(D)esain,
(D)evelopment,
(I)mplementation, dan (E)valuation. Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik. Model desain pembelajaran ADDIE dengan komponen–komponennya dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
8
MODEL DESAIN PEMBELAJARAN “ADDIE” Analyze
Evaluate
Design
Implement
Develop
Gambar 19. Model desain pembelajaran ADDIE
Analisis Langkah analisis terdiri dari dua tahap yaitu analisis kinerja atau performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analyisis. pertama,
yaitu
analisis
kinerja
dilakukan
untuk
Tahap
mengetahui
dan
mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Contoh
masalah
kinerja
yang
memerlukan
solusi
berupa
penyelenggaraan program pembelajaran adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kinerja individu dalam organisasi atau perusaahaan. Sedangkan contoh masalah kinerja yang memerlukan
solusi
berupa
perbaikan
kualitas manajemen
misalnya,
rendahnya motivasi berprestasi, dan kejenuhan atau kebosanan dalam bekerja.
Masalah–masalah
ini
memerlukan
solusi
berupa
perbaikan
manajemen misalnya pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang memadai.
9
Pada tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan, merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Ada dua pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang desainer atau perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah atau tahap analisis
yaitu: (1) Apakah siswa memerlukan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan? (2) Apakah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan? Jika hasil analisis data yang telah berhasil dikumpulkan mengarah kepada pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang sedang dihadapi, maka perancang atau desainer program pembelajaran perlu melakukan analisis kebutuhan dengan menjawab beberapa pertanyaan lagi yaitu: Bagaimana
karakterisik
siswa
yang
akan
mengikuti
program
pembelajaran? (learner analysis) Pengetahuan dan keterampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa? (pre-requisite skills) Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa (task atau goal analysis) Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan proses pembelajaran? (evaluation and assessment) Kondisi
seperti
apa
yang
diperlukan
oleh
siswa
agar
dapat
memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? (setting or condition analysis). Desain Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi program pembelajaran
10
yang
didesain
sehingga
program
tersebut
dapat
mencapai
tujuan
pembelajaran seperti yang diharapkan. Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada upaya untuk menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini merupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah menentukan pengalaman belajar atau learning experience seperti apa yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program pembelajaran yang didesain dapat
digunakan
untuk
mengatasi
masalah
kesenjangan
performa
(performance gap) yang terjadi pada diri siswa. Kesenjangan kemampuan yang dimaksud dalam hal ini adalah perbedaan yang dapat diamati (observable) antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain kesenjangan menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang ideal. Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan adalah: ”siswa tidak mampu mancapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran”. Contoh pernyataan lain yaitu: Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60 per sen dari standar kompetensi yang telah digariskan. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang desainer atau perancang program pembelajaran pada saat melakukan tahap atau langkah desain yaitu: Kemampuan dan kompetensi khusus seperti apa yang harus dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran?
11
Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran? Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi - pengetahuan, keterampilan, dan sikap - setelah mengikuti program pembelajaran? Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam untuk mendukung program pembelajaran? Pengembangan Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi media pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pengadaan media pembelajaran perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik atau learning outcomes yang telah dirumuskan oleh desainer atau perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah pengembangan, dengan kata lain, mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan
dalam
menyampaikan
materi
atau
substansi
program
pembelajaran. Ada dua tujuan penting yang perlu dicapai dalam melakukan langkah pengembangan yaitu; Memproduksi, membeli atau merevisi media pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang desainer atau perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah pengembangan yaitu:
12
Media pembelajaran seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran? Media pembelajaran seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik? Media pembelajaran seperti apa yang perlu dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan siswa yang
unik dan spesifik? Kombinasi media pembelajaran yang bagaimana yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran? Kombinasi media pembelajaran yang dipilih tentunya harus dapat memenuhi standar efektifitas pada sekolah tempat aktivitas pembelajaran berlangsung.
Implementasi Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain pembelajaran ADDIE. Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atau instruktur kepada siswa. Tujuan utama dari tahap implementasi, yang merupakan langkah realisasi desain dan pengembangan, adalah sebagai berikut: Membimbing
siswa
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
atau
kompetensi Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi-pengetahuan, keterampilan, dan sikap - yang diperlukan Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang
program
pembelajaran
pengembangan yaitu:
13
pada
saat
melakukan
langkah
Metode pembelajaran seperti apakah yang paling efektif untuk digunakan dalam menyampaikan bahan atau materi pembelajaran? Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk dapat menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaiakan?
Evaluasi Langkah terakhir atau kelima dari model desain pembelajaran ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Pada dasarnya evaluasi dapat dilakukan sepanjang pelaksanaan kelima langkah dalam model ADDIE. Pada langkah analisis misalnya, proses evaluasi dilaksanakan dengan cara melakukan klarifikasi terhadap kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap - yang harus dimiliki oleh siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Evaluasi seperti ini dikenal dengan istilah evaluasi formatif. Disamping itu, evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal yaitu; Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan Peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan oleh perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah - langkah evaluasi yaitu: Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini?
14
Seberapa besar manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran? Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran? Seberapa besar siswa akan mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari? Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa? Implementasi model desain pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara sistematik dan sistemik atau menyeluruh diharapkan akan dapat membantu seorang perancang program, guru dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
Rangkuman Untuk dapat menciptakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik,, diperlukan adanya sebuah prosedur yang sistematik dan sistemik. Beberapa jenis model desain system pembelajaran dapat digunakan untuk merancang aktivitas pembelajaran yang memfasilitasi proses belajar siswa. Model desain pembelajaran tersebut mengintregasikan pemanfaatan media pembelajaran untuk mendukung aktivitas belajar siswa yaitu model ABSURE dan model ADDIE. Model ASSURE dan model ADDIE berisi sejumlah langkah yang merupakan akronim dari kedua nama model tersebut. Model ADDIE terdiri dari beberapa langkah yaitu A (Analysis); D (Design); D (Development); I (Implementation); E (Evaluation). Sedangkan
model ASSURE terdiri dari
beberapa langkah yaitu: (1) analisis karakteristik siswa; (2) menetapkan tujuan pembelajaran atau kompetensi; (3) memilih metode, media dan bahan ajar; (4) memanfaatakan bahan ajar; (5) melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran; (6) melakukan evaluasi dan revisi.
15
Pustaka acuan Cruickshank.D. B. (200). The Act of Teaching. New York: McGraw Hill Inc. Dick, W, Dkk. (2006). The Systematic Design of Instruction. New York: Pearson. Gagne, R. M, dkk. (2005). Principles of Instructional Design. New York: Wadsworth Publishing Co. Gagnon dan Collay. (2001). Designing for Learning: Six Elements in Constructivist Classroom. California: Corwin Press. Inc. Keller. J. (2008). Motivational Design for Learning and Performance: the ARCS Model Approach. London: Springer. Moore K.D. (2005). Effective Instructional Strategies: From Theory to Practice. London : Sage Publications. Koumi, J (2008). Designing Video and Multimedia for Open and Flexible Learning. England: Open and Flexible Learning Series. Miarso.Yusufhadi. (2001). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana. Molenda. Michael. (2005). Technology, Hard & Soft for Acess in Quality and Quantity in Education. A Paper presented in the International Seminar on Instructional Technology. Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta. Newby.T.J. dkk. (2000). Instructional Technology for Teaching and Learning: Designing Instruction, Integrating Computers and Using Media. New Jersey: Prentice Hall Inc. Pribadi. B. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Pribadi. B. A. (2011). Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Smaldino, S.E, Russell, J.D. Heinich, R. & Molenda, M. (2005). Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall inc
16
Smith. P. L. & Ragan. T. L.,(2003). Instructional Design. New Jersey: Merril Prentice Hall, Inc.
17