PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN MEDIA PRESENTASI PEMBELAJARAN GEOGRAFI Umi Chabibah
SMP Nasional KPS Balikpapan, Jl Sport No 1 Balikpapan, 76111 e-mail:
[email protected]
Abstract: This study is aimed at using and developing the media of learning presentation for geography in SMP Nasional KPS Balikpapan year academic 2007/2008. It is a classroom action research and the subjects were the stuents of classes 7-1 and 7-2. The data collecting was carred out by having observation, interview, documentary, and questionaire. The data analysis used reffered to the steps of data analysis Miles and Huberman, which is continue, repeated and continuous, that include data reduction, presentation, and conclusion drawing. The result of this study shows that the usage and development of media of learning presentation for geography is suitable with the characteristics of basic competition, students, time allotment for learning process, and the equipment of ICT media is available to support the learing process. This surely will improve and motivate the teacher to be creative in presenting a fun, meaningful, and easy-to-understand lesson so the students’ achievement can improve. Key Words: presentation media, ICT
minasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai seperangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah masih menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itulah diperlukan sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang dapat mendorong siswa dapat mengkonstruksikan materi di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalamannya sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuannya itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri dan menemukan sendiri akan menumbuhkan minat siswa untuk belajar, khususnya belajar geografi. Pembelajaran geografi yang berlangsung dewasa ini tampak belum dapat memenuhi harapan tersebut. Pembelajaran masih sering berjalan tanpa media disajikan secara utuh sesuai dengan objek aslinya. Pembelajaran geografi yang demikian dapat menyebabkan pencapaian kompetensi yang tidak sesuai de-
Geografi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang beberapa persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleksitas wilayah. Objek studi geografi adalah fenomena geosfer di permukaan bumi yang meliputi fenomena alam dan manusia serta mengkaji hubungan timbal balik antara alam dan manusia. Hakekat geografi yang demikian itu akan membawa konsekuensi pada makna pembelajaran geografi sebagai suatu mata pelajaran. Pembelajaran geografi yang bermakna pembelajaran yang dapat memberikan wawasan interelasi, interaksi, dan interdependensi antara fenomena fisik/alamiah dengan fenomena sosial/manusia. Pembelajaran geografi yang hanya menekankan pada aspek fisik/alam atau manusianya saja dan tidak menggambarkan keterkaitan hubungan antara fenomena alam dan manusia belumlah dapat dikatakan sebagai pembelajaran geografi yang tepat sasaran. Sampai sekarang, pendidikan kita masih dido42
Chabibah, Pemanfaatan dan Pengembangan Media Presentasi Pembelajaran Geografi
Sumber Informasi Penerima Informasi
Media Pembelajaran
43
Penerima Informasi Sumber Informasi
Gambar 1 Proses Komunikasi Pembelajaran
ngan tujuan yang telah ditetapkan oleh guru. Pembelajaran yang bersifat langsung dengan mengunjungi objek-objek geografi tersebut dirasakan banyak menemui hambatan. Di antaranya kendala keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga, rasa capai, tidak terfokusnya perhatian siswa, dan hasil yang diperoleh terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu alternatif yang kini dapat digunakan adalah pengembangan media presentasi pembelajaran berbasis komputer. Dengan media ini diharapkan dapat memberi kemudahan untuk menggambarkan objek-objek geografi yang tersedia di alam dan sulit dijangkau secara langsung. Kompetensi dasar yang perlu dikuasai dalam proses pembelajaran geografi meliputi: (1) menafsirkan proses fisik yang membentuk beberapa kenampakan dan pola di permukaan bumi, (2) menganalisis interaksi antara lingkungan fisik dan sosial budaya, dan (3) menggunakan peta untuk mendapatkan, memproses, dan melaporkan informasi fisik dan sosial tersebut (Puskur, 2002). Mengacu pada kompetensi tersebut di atas, maka proses pembelajaran geografi sangat tepat jika disajikan secara kontekstual. Sebab, pembelajaran kontekstual pada dasarnya adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan isi bahan ajar dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa menggunakan pemahaman akademik dan kemampuan berbagai konteks di dalam maupun di luar sekolah untuk masalah yang disimulasikan atau masalah di dunia nyata, baik secara individual maupun kelompok. Kehadiran objek itu juga membuat proses pembelajaran geografi akan menjadi lebih menyenangkan. Sebagai jalan keluar atas kendala itu adalah menghadirkan objek nyata itu ke dalam kelas dengan bantuan perangkat komputer. Media yang berbasis komputer dianggap cukup mewakili untuk memenuhi
fungsi tersebut. Dalam proses pembelajaran, sumber informasi bisa berupa siswa, guru, dan bahan bacaan atau bahan ajar. Sedangkan penerima informasi mungkin siswa dan juga guru. Dalam konteks ini, media lebih diartikan sebagai teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Teknologi itu dapat menjadi jembatan penghubung antara sumber informasi dengan penerima informasi sehingga terjadi kesamaan pengertian dan maksud antara sumber informasi dengan penerima informasi atau sebaliknya (lihat selengkapnya pada gambar 1). Agar pesan dari sumber informasi tersebut dapat sampai pada penerima informasi secara efektif, maka diperlukan media yang tepat. Pada era informasi dewasa ini, teknologi komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya media komunikasi. Manfaatnya dapat kita rasakan di dunia pendidikan, yaitu ketersediaan media pembelajaran yang makin beragam yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mampu mewujudkan suatu media pembelajaran yang disebut multimedia yaitu bentuk komunikasi yang menggunakan kombinasi berbagai media berbeda yang berbasis pada komputer. Multimedia merupakan jenis media yang memadukan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbasis pada penggunaan teknologi komputer yang digunakan sebagai media pembelajaran. Sejalan dengan perspektif itu, konsep utama multimedia adalah integrasi antara teks, gambar, dan suara. Dengan penggabungan itu keinginan untuk menyampaikan sebuah pesan secara jelas akan dapat tercapai. Konsep multimedia yang demikian akan membawa perubahan paradigma dalam kegiatan merancang media pembelajaran. Multimedia yang semula diartikan sebagai penggunaan ragam jenis media di kelas menjadi tidak lagi sesuai. Pembelajaran yang menggunakan ragam media seperti itu lebih cocok di-
44
Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 1, September 2008, hlm. 42-47
sebut pembelajaran dengan ragam media (media bervariasi). Konsep multimedia yang demikian itu juga membawa konsekuensi bagi para guru untuk semakin akrab dengan multi program, peralatan, dan sumber yang diperlukan untuk merancang multimedia pembelajaran. Ilmu pengetahuan pada waktu tertentu didominasi oleh paradigma tertentu yakni pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan. Paradigma adalah suatu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh cabang/disiplin ilmu pengetahuan. Dengan demikian, paradigma merupakan alat bantu bagi ilmuan dalam merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya menjawabnya, serta aturan-aturan yang harus diikuti dalam mengintepretasikan informasi yang diperoleh siswa. Dalam konteks pembelajaran, dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari masyarakat abad industri menuju masyarakat abad komunikasi. Salah satu perubahan penting adalah cara pandang terhadap komputer. Dalam pembelajaran abad industri komputer diposisikan sebagai subjek (mata pelajaran) tersendiri, sedangkan dalam abad komunikasi, komputer di posisikan sebagai alat. Selain itu, dalam abad komunikasi penggunaan media dilakukan secara dinamis dengan multimedia. Pemanfaatan komputer dewasa ini terus mengalami perkembangan. Beberapa sekolah telah melengkapi fasilitas komputer dan mencoba untuk melakukan aplikasi berbagai program yang dirasa penting bagi siswa. Perkembangan itu tentu merupakan fenomena yang menggembirakan untuk mengantarkan siswa pada masa depan mereka agar tidak gagap dengan teknologi informasi. Setidaknya, ada dua kelemahan dengan sistem pembelajaran komputer yang berlangsung dewasa ini. Pertama, terjadi pemborosan sumber daya. Pembelajaran itu berjalan secara berulang-ulang. Satu program komputer dapat diulang pada jenjang pendidikan yang berbeda. Kedua, pembelajaran itu tidak terintegrasi mata pelajaran yang lain sehingga tidak mampu meletakkan dasar yang memadai kepada siswa tentang fungsi komputer tersebut sebagai alat yang dapat mendukung proses pembelajaran. Cara pandang seperti ini menyebabkan pemanfaatan komputer dipahami sebagai subjek yang berdiri sendiri. Sebagai dampaknya terasa aneh jika mata pelajaran selain pelajaran komputer masuk ruang
komputer. Padahal, di ruang itu tersedia programprogram yang dapat membantu untuk pendalaman materi pelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran geografi berbasis komputer setidaknya dapat disajikan dalam dua strategi yaitu Multimedia Assisted Learning (MAL) dan Multimedia Assisted Learning by Teacher (MALT). MAL lebih dikenal dengan pembelajaran berbantuan multimedia. Model pembelajaran yang menggunakan multimedia sebagai media utama. Dalam konsep pembelajaran itu, siswa berinteraksi secara aktif dengan multimedia pembelajaran yang disajikan. Pembelajaran berlangsung tanpa campur tangan guru. Fungsi guru hanya menjaga agar suasana kelas kondusif bagi siswa berinteraksi dengan media. Pembelajaran ini menggunakan compact disk (CD) pembelajaran interaktif yang menyediakan informasi dalam bentuk teks, gambar, dan suara. Jenis teks yang disajikan dapat diatur tingkat kesukarannya sehingga siswa dapat membaca langsung sebagai referensi pembelajaran individual di rumah. MALT lebih dikenal dengan pembelajaran berbantuan multimedia dengan pengawasan guru. Model pembelajaran ini menggunakan bantuan multimedia yang dipandu oleh guru sebagai fasilitator. Karena itu, dalam pembelajaran ini peran guru menjadi penting untuk mengelola penyajian dalam kelas sehingga efektif. Dalam kaitan itu, peran guru diharapkan dapat berfungsi sebagai: (1) pengelola kelas agar kondusif, (2) merespon masalah siswa sehingga siswa tetap konsentrasi pada sajian multimedia, (3) memperkirakan seluruh komponen multimedia agar berjalan efektif, (4) mengetahui beberapa kendala ringan dalam presentasi pembelajaran. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan (development research). Rancangan penelitian digambarkan pada gambar 2. Prosedur pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini dirancang dengan beberapa tahapan, antara lain: tahapan identifikasi, pengembangan, ujicoba, revisi, dan pengadaan. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik kompetensi dasar, siswa, alokasi waktu pembelajaran, dan software. Tahap identifikasi ini merupakan langkah awal yang dilakukan guru untuk mengetahui kebutuhan siswa untuk meningkatkan keefektifan proses pembelajaran. Identifikasi kebutuhan
Chabibah, Pemanfaatan dan Pengembangan Media Presentasi Pembelajaran Geografi
45
Identifikasi
Karakteristik KD
Karakteristik Siswa
Karakteristik Alokasi Waktu
Karakteristik Software
Media Dimaksud
Pengembangan
Persiapan
Pelaksanaan
Editing
Bentuk Media
Revisi
Uji Coba
Rekan Sejawat
Kelas 7-1
Kelas 7-2
Media Pembelajaran Geografi
Gambar 2 Rancangan Penelitian Pengembangan
ini dilakukan dengan wawancara dan observasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, dirancang pemanfaatan dan pengembangan media presentasi pembelajaran geografi sehingga dapat membantu guru dalam mempermudah penyajian materi pelajaran. Kompetensi tersebut meliputi penguasaan materi yang berupa konsep hidrologi, siklus hidrologi, air tanah dan air permukaan, dan prinsip pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari. Alokasi waktu untuk penyajian mata pelajaran tersebut juga perlu dipertimbangkan lagi. Pada tahap pengembangan, yang dilakukan an-
tara lain: (1) persiapan yang meliputi penulisan naskah, menyusun tampilan, dan mempertimbangkan waktu presentasi; (2) pelaksanaan yang meliputi kegiatan penyusunan teks, penggabungan antara teks, gambar, dan suara, serta pemilihan dan kelengkapan animasi; dan (3) editing yang meliputi editing teks, gambar, dan suara serta editing hasil animasi media pembelajaran. Dalam pengembangan media pembelajaran ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas 7.1 dan 7.2. Kegiatan penelitian dilakukan di lingkungan SMP Nasional KPS dan sekitar pantai Teluk Balikpapan.
46
Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 1, September 2008, hlm. 42-47
Data pengembangan media ini berupa data kualitatif yang bersumber dari tanggapan siswa. Agar dapat dianalisis secara kuantitatif, data tersebut diskor terlebih dulu. Skoring dilakukan menggunakan skala dengan aturan sebagai berikut: sangat sesuai (4), sesuai (3), cukup sesuai (2), dan kurang sesuai (1). Selanjutnya dilakukan tanggapan ahli media. Tanggapan ini meliputi: (1) kecocokan materi untuk dipresentasikan, (2) kesesuaian media pembelajaran dengan gambar yang muncul, (3) kesesuaian antara suara dengan gambar yang muncul, (4) tingkat keefektifan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, (5) kemenarikan media secara keseluruhan, (6) kejelasan tulisan grafis dalam media, (7) kelengkapan judul pada cover multimedia, (8) beberapa kata atau istilah yang digunakan dalam multimedia, (9) kejelasan gambar, (10) kejelasan tulisan, dan (11) kemudahan penggunaan bahasa. Tahapan selanjutnya adalah pengadaan. Pengadaan ini meliputi penyusunan desain sampul, dan panduan penggunaan media. Penyusunan desain sampul mengacu pada tema yang dipadu dengan seni grafis. Panduan penggunaan media meliputi identifikasi program, pendahuluan, tujuan, sasaran, dan pengembangan materi yang meliputi kerangka materi dan uraian materi. Data pengembangan media pembelajaran ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berbentuk angket. Dari data yang terkumpul dilakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan persentase. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
dengan:
P =
x x1
P =
∑x ∑x1
× 100% × 100
P = persentase x = jawaban responden dalam satu item xi = jumlah nilai ideal dalam satu item
Adapun rentang persentase deskriptif sebagai berikut: 80-100 % 60-79% 50-59 % < 50%
= = = =
valid cukup valid kurang valid (revisi) tidak valid (diganti)
Untuk menentukan kesimpulan ditetapkan kriteria sebagai berikut (Sujana, 1990). Apabila hasil yang didapatkan mencapai kriteria 60 persen, maka media pembelajaran ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. HASIL Berdasarkan karakteristik kompetensi dasar, siswa, alokasi waktu pembelajaran, dan ketersediaan software perlu dikembangkan media pembelajaran geografi tersebut. Ada beberapa alasan pengembangan produk tersebut yaitu: (1) kompetensi dasar hidrologi membutuhkan informasi visual, pasif dan gerak, dan teks yang cukup mendalam. (2) Kompetensi dasar hidrologi merupakan materi yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari. (3) Dewasa ini telah tersedia ragam software untuk memenuhi keperluan penyajian pembelajaran dengan bantuan komputer. Sajian media pembelajaran terdiri atas gambar dan teks pada menu sesuai dengan keinginan. Pemilihan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yaitu cukup dengan meng-click menu utama, atau sub menu sesuai dengan kinginannya. Proses pemanfaatan dan pengembangan menghasilkan media memiliki karakteristik dasar berbasis web, tersedia dalam bentuk pasif maupun gerak, tersedia teks secara rinci, dan terdapat hubungan antara gambar satu dengan gambar yang lain dan hubungan antara gambar dengan teks. Media yang dimanfaatkan dan dikembangkan memiliki corak sebagai berikut. Pertama, terdiri dari menu utama yang meliputi sub menu: konsep hidrologi, siklus hidrologi, jenis-jenis air tanah, jenis-jenis air permukaan, pemanfaatan air, dan sumber daya air dan permasalahannya. Kedua, pada masing-masing sub menu tersebut saling terhubung dengan gambar dan teks. Gambar yang dihubungkan dengan sub menu dapat diakses secara berurutan dari gambar awal hingga gambar yang terakhir dengan cara cukup mengclick pada menu yang disediakan. KESIMPULAN Berdasarkan identifikasi terhadap karakteristik kompetensi dasar hidrologi, karakteristik siswa, karakteristik waktu yang tersedia, dan ketersediaan software, maka pembelajaran geografi dapat diterapkan dengan bantuan media presentasi. Media presentasi pembelajaran geografi yang dikembangkan senantiasa berbasis web, teks, dan gambar.
Chabibah, Pemanfaatan dan Pengembangan Media Presentasi Pembelajaran Geografi
47
DAFTAR RUJUKAN Anonim. 1992. Soil Geomorphology. Canada: John Willey & Sons Inc. Anonim. Tanpa tahun terbit. Bahan-bahan Pelatihan CTL di Universitas Negeri Malang: Multiple Intellegent In The Classroom. Malang: UM. Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. KBK Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Gunawan, T. 2003. Media dan Peraga Dalam Pembelajaran Geografi, Modul Geo A-11. Makalah
disajikan dalam Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Geografi Dirjen PPL, Jakarta, tanpa tanggal pelaksanaan. Huberman & Miles. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Madya, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Sudarsono, A. 2003. ModulGeo A-8. Makalah disajikan dalam Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Geografi, DirjenPLP, Jakarta, tanpa tanggal pelaksanaan.