Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01 Adib Budi Santoso1), Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D2), Eko Setijadi, ST., MT., Ph.D3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak - Pada komunikasi satelit, masalah penyesuaian impedansi antar modul dari perangkat Portable Transceiver merupakan permasalahan yang penting agar impedansi antar modul yang berhubungan dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu pada perangkat portable ini dibutuhkan modul integrasi sistem. Dalam modul integrasi sistem ini adalah berupa rangkaian penyesuai impedansi dari modul pemancar RF dan Antena pemancar stasiun bumi portable. Nilai Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) mengindikasikan seberapa baik penyesuaian impedansi yang dilakukan.VSWR yang tinggi menunjukkan bahwa sinyal yang dipantulkan lebih besar daripada sinyal yang dipancarkan antena. Nilai Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) sama dengan satu merupakan kondisi yang menunjukkan bahwa impedansi antena (ZL) sama dengan impedansi karakteristik (Z0) dan mentransmisikan sejumlah daya tanpa adanya pantulan. Pada tugas akhir ini akan dilakukan perancangan modul integrasi sistem yang berupa rangkaian penyesuai impedansi antar modul pemancar dengan antena pemancar. Model yang digunakan untuk merancang modul penyesuai impedansi adalah model T Network dan model L Network. Pengujian rangkaian dilakukan menggunakan antena pemancar dan dummy load untuk mendapatkan nilai VSWR. Kata Kunci : Penyesuaian Impedansi, Rangkaian penyesuai
impedansi.
I. PENDAHULUAN Dalam upaya pengembangan sistem stasiun bumi pada proyek satelit Iinusat (Indonesia Inter University Satellite -1) dimana diperlukan sebuah perangkat portable. Di dalam perangkat portable ini terdiri dari modul-modul, diantaranya modul Baseband, modul RF dan Antena. Masalah penyesuaian impedansi antar modul dari perangkat Portable Transceiver merupakan permasalahan yang penting agar impedansi antar modul yang berhubungan dapat berfungsi dengan baik. Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk menyesuaikan impedansi antena (ZL) dengan impedansi karakteristik (Z0). Agar transfer energi dari pemancar ke antena lewat kabel dapat berlangsung secara efisien (tidak ada energi yang terbuang atau terpantul), impedansi antena harus sesuai. Efek terburuk dari impedansi yang tidak sama adalah timbulnya daya pantul (reflected power) dari antena. Daya pantul yang kembali ke pemancar akan merusak rangkaian pemancar. Agar tidak terjadi kerusakan, perlu dilakukan penyesuaian impedansi (impedance matching) pada antena sehingga sesuai dengan impedansi pemancar. Nilai Voltage Standing Wave Ratio Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
(VSWR) mengindikasikan seberapa baik penyesuaian impedansi yang dilakukan.VSWR yang tinggi menunjukkan bahwa sinyal yang dipantulkan lebih besar daripada sinyal yang dipancarkan antena. Dengan dilakukan penyesuaian impedansi, maka daya pantul yang terjadi dapat diperkecil sehingga transfer daya dapat berjalan semaksimal mungkin (maximum power transfer), yang secara umum dapat dikatakan bahwa bila diantara modul yang impedansinya berbeda dipasang rangkaian penyesuai impedansi [1]. Modul integrasi sistem ini berupa rangkaian penyesuai impedansi antar rangkaian pemancar dengan antena pemancar. Bila impedansi antar modul tersebut tidak sama, maka akan terdapat daya yang dipantulkan. Nilai Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) sama dengan satu merupakan kondisi yang menunjukkan bahwa impedansi antena (ZL) sama dengan impedansi karakteristik (Z0) dan mentransmisikan sejumlah daya tanpa adanya pantulan. Metode yang digunakan untuk mendesain rangkaian penyesuai impedansi digunakan metode Matching Network yang merupakan suatu konsep yang penting dalam desain gelombang mikro dan bekerja dengan baik pada frekuensi tinggi [1]. II. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Untuk menghubungkan antar tingkat rangkaian pemancar Amplifier RF diperlukan perhatian kesesuaian impedansi sistem dimana impedansi antar tingkat harus sesuai. Apabila impedansi output sumber sama dengan impedansi input beban, maka sistem dapat dengan langsung dihubungkan, dan apabila impedansi ouput sumber tidak sesuai dengan impedansi input beban maka untuk dapat menghubungkan sistem diperlukan rangkaian penyesuai impedansi (Impedance Matching). Penyesuai impedansi dibuat untuk menyesuaikan impedansi rangkaian. Penyesuai impedansi pada rangkaian pemancar Amplifier RF untuk menyesuaikan impedansi output rangkaian pemancar Amplifier RF dan untuk menyesuaikan impedansi masukan pada antena pemancar.
Gambar 1. Blok Rangkaian Penyesuai Impedansi A. Perancangan Tipe T Network Rangkaian penyesuai impedansi dirancang menggunakan model T Network yang terdiri dari tiga buah komponen, yaitu
sebuah induktor dan dua buah kapasitor variabel. Untuk menentukan nilai komponen-komponen tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan asumsi nilai impedansi karakteristik (Z0) dan nilai impedansi beban (ZL).
In
L1
C2
Out
Lingkaran 1
Lingkaran 2
C1
1+j0,5
0,8+j0,4
Lingkaran 3 jx 0,625+j0
0,8-j0,4
Gambar 2. Desain Rangkaian Impedansi Tipe T
1-j0,55
jb
Nilai komponen-komponen dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan pendekatan atau iterasi, maka untuk menentukan nilai C1 adalah sebagai berikut : 1. Menentukan nilai induktansi induktor 2. Menentukan nilai impedansi induktor 3. Menentukan impedansi kapasitor C2 4. Menentukan impedansi kapasitor C1 5. Menentukan nilai kapasitor C1 B. Perancangan dengan Smith Chart Desain rangkaian penyesuai impedansi dapat didesain menggunakan smith chart. Diasumsikan nilai impedansi karakteristik (Z0) adalah 50Ωdan asumsi nilai impedansi beban (ZL) adalah 80+j0, serta nilai kapasitor C2 adalah 120pF dengan frekuensi 145,9 MHz. Langkah-langkah dalam mendesain adalah sebagai berikut : 1. Memplot Zternormalisasi = Z0/ZL 2. Menggerakan lingkaran sampai memotong lingkaran 1±jx (lingkaran impedansi beban) 3. Mencari jalan terpendek untuk kemudian dapat menemukan sebuah elemen shunt. 4. Menambahkan elemen jx (busur antara titik perpotongan lingkaran 1 dan 3 sampai titik perpotongan lingkaran 1 dan 2) berupa induktor untuk menentukan kondisi matching pada titik tengah dari chart. Dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut : Jx.Z0 = jωL (1) Dimana : Z0 = Impedansi karakteristik (50Ω) ω = kecepatan sudut (2π.f) (rad/sec) L = Induktansi (Henry) 5. Untuk elemen admitansi ternormalisasi jb (busur antara titik perpotongan lingkaran 2 dan 3 sampai titik perpotongan lingkaran 1 dan 3), dapat menentukan sebuah kapasitor. Dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut : Jb = jωCZ0 (2) Dimana : Z0 = Impedansi karakteristik (50Ω) ω = kecepatan sudut (2π.f) (rad/sec) C = Kapasitansi (Farad)
Gambar 3. Desain Penyesuai Impedansi pada Smith Chart Dari plot Zternormalisasi (lingkaran 3) seperti yang ditunjukan pada gambar 3 dengan menggerakan lingkaran memotong lingkaran 1±jx dapat ditemukan memotong pada lingkaran 0,8+j0,4 dan 1-j0,55. Kemudian dapat menemukan sebuah elemen paralel dengan cara menghitung selisih dari titik perpotongan 1±jx seperti berikut ini : (0,8+j0,4) - (1-j0,55) = -0,2 + j0,95 Dari perhitungan selisih dari titik perpotongan 1±jx dapat diketahui nilai Jb = 0,95. Untuk elemen admitansi ternormalisasi, dapat menentukan nilai sebuah kapasitor dengan menggunakan rumus 2 seperti berikut ini : Jb = jωCZ0 C= C= C = 20,73 pF Untuk menambah elemen seri, membutuhkan konversi admitansi 1-j0,55 ke impedansi seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.6 yaitu pada lingkaran 1+j0,5. Dari Lingkaran 1+j0,5 seperti ditunjukkan pada gambar 3.6 yang merupakan busur antara titik perpotongan lingkaran 1 dan 3 sampai titik perpotongan lingkaran 1 dan 2, dapat diketahui nilai jx = j0,5 sehingga dapat menentukan kondisi matching pada titik tengah chart. Untuk elemen impedansi ternormalisasi jx = j0,5 dapat menentukan elemen induktor dengan menggunakan rumus 3.6 seperti berikut ini : jx. Z0 = jωL J0,5. 50 = j 2. .145,9x106. L L = 27 nH
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
C. Simulasi Impedansi C1 Variabel dengan ZL 80Ω Simulasi dilakukan untuk mengetahui nilai impedansi total rangkaian penyesuai impedansi pada frekuensi 145,9 MHz agar sesuai dengan impedansi beban (ZL) untuk kemudian dibandingkan dengan pengukuran pada alat penyesuai impedansi. Dalam simulasi ini, nilai kapasitor C1 ditrimmer untuk menghasilkan nilai impedansi yang sesuai dengan nilai impedansi karakteristik (Z0) yaitu 50 Ω. Sedangkan untuk nilai kapasitor C2 bernilai tetap yaitu 120 pF dan asumsi nilai impedansi beban (ZL) 80Ω.
Rangkaian penyesuai impedansi jika kapasitor C 1 tidak ditrimmer memiliki nilai impedansi total kurang dari 20Ω dan jika ditrimmer sampai minimum memiliki nilai impedansi total maksimum kurang dari 90Ω, sedangkan jika kapasitor C2 tidak ditrimmer memiliki nilai impedansi total kurang dari 20Ω dan jika ditrimmer sampai minimum memiliki nilai impedansi total masih tetap kurang dari 20Ω. Nilai kapasitor C 1 pada kondisi Z0=ZL adalah kurang dari 20pF. E. Simulasi Impedansi C1 dan C2 Variabel dengan ZL 100Ω Dalam simulasi ini, nilai kapasitor C1 ditrimmer untuk menghasilkan nilai impedansi yang sesuai dengan nilai impedansi karakteristik (Z0) yaitu 50 Ω. Sedangkan untuk nilai kapasitor C2 bernilai tetap yaitu 120 pF dan asumsi nilai impedansi beban (ZL) 100Ω.
Gambar 4. Impedansi Total C1 Variabel dan ZL 80Ω Dapat ditunjukan pada gambar 4 kapasitor C1 ditrimmer sampai mendapatkan nilai impedansi karakteristik (Z0) 50Ω, sedangkan kapasitor C2 dalam kondisi tidak ditrimmer. Rangkaian penyesuai impedansi jika kapasitor C1 tidak ditrimmer memiliki nilai impedansi total kurang dari 20Ω dan jika ditrimmer sampai minimum memiliki nilai impedansi total maksimum kurang dari 90Ω. Nilai kapasitor C1 pada kondisi Z0=ZL adalah kurang dari 20pF. D. Simulasi Impedansi C1 dan C2 Variabel dengan ZL 80Ω Dalam simulasi ini, nilai kapasitor C1 dan C2 ditrimmer untuk menghasilkan nilai impedansi yang sesuai dengan nilai impedansi karakteristik (Z0) yaitu 50 Ω dan asumsi nilai impedansi beban (ZL) 80Ω.
Gambar 6. Impedansi Total C1 dan C2 Variabel dengan ZL 100Ω Rangkaian penyesuai impedansi jika kapasitor C 1 tidak ditrimmer memiliki nilai impedansi total kurang dari 20Ω dan jika ditrimmer sampai minimum memiliki nilai impedansi total maksimum kurang dari 110Ω, sedangkan jika kapasitor C2 tidak ditrimmer memiliki nilai impedansi total kurang dari 20Ω dan jika ditrimmer sampai minimum memiliki nilai impedansi total masih tetap kurang dari 20Ω namun nilai impedansi total lebih tinggi daripada jika kapasitor C 2 tidak ditrimmer. Nilai kapasitor C1 pada kondisi Z0=ZL adalah kurang dari 20pF. F. REALISASI ALAT Penyesuai impedansi ini direalisasikan dengan menggunakan komponen pasif L dan C dapat dilihat pada gambar 7. Rangkaian penyesuai impedansi ini dirancang berdasarkan hasil simulasi. Dari hasil simulasi terlihat bahwa nilai impedansi total rangkaian penyesuai impedansi hampir mendekati nilai impedansi karakteristik (Z0) dengan menggunakan komponen yang sudah ditentukan pada desain awal.
Gambar 5. Impedansi Total C1 dan C2 Variabel dengan ZL 80Ω Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Gambar 7. Realisasi Rangkaian Penyesuai Impedansi III. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini, hasil dari simulasi dan modul penyseuai impedansi akan dianalisis. Salah satu hal yang menunjukan kinerja dari modul penyesuai impedansi adalah dapat menyesuaikan besarnya nilai impedansi beban (ZL) agar sama dengan nilai impedansi karakteristik (Z0). Oleh karena itu, untuk mengetahui unjuk kerja modul penyesuai impedansi dilakukuan pengukuran nilai komponen-komponen yang digunakan pada modul penyesuai impedansi dan VSWR (Voltage Standing Ratio) pada antena pemancar. Dari data pengukuran VSWR dapat diperoleh nilai impedansi dari antena. A. Pengukuran Kapasitor Trimmer Pada perancangan digunakan dua buah kapasitor trimmer bernilai maksimal 120 pF. Pada pengukuran digunakan alat LCR meter. Hasil dari pengukuran kapasitor trimmer adalah sebagai berikut :
Gambar 9. Hasil Pengukuran Induktor Pada gambar 9 dapat diketahui induktansi dari induktor adalah 1,4µH pada frekuensi 1 KHz. Terjadi perbedaan nilai kapasitor dikarenakan perbedaan frekuensi dimana dalam perancangan menggunakan frekuensi 145,9 MHz. LCR meter ini tidak dapat digunakan pada frekuensi tinggi. C. Pengukuran VSWR (Voltage Standing Ratio) Pengukuran VSWR rangkaian penyesuai menggunakan Dummy load sebagai beban. Dummy load adalah perangkat yang digunakan untuk mensimulasikan beban listrik, biasanya untuk tujuan pengujian. Di radio, perangkat ini juga dikenal sebagai antena palsu atau terminasi frekuensi radio. Pada pengukuran ini peralatan yang digunakan yaitu: 1. Dummy Load 50 Ohm, VSWR = 1,15 2. Transceiver Dual Band 3. SWR Meter SWR Meter
Impedance matching
Dummy Load
Transceiver dual band
Gambar 10. Blok Rangkaian Pengukuran Impedance Matching
Gambar 8. Hasil Pengukuran Kapasitor Trimmer 120pF Pada gambar 8 dapat diketahui kapasitansi dari kapasitor trimmer adalah sebesar 72,812 pF pada frekuensi 1 KHz. Terjadi perbedaan nilai kapasitor dikarenakan perbedaan frekuensi dimana dalam perancangan menggunakan frekuensi 145,9 MHz. LCR meter ini tidak dapat digunakan pada frekuensi tinggi. Hasil dari pengukuran induktor adalah sebagai berikut : B. Pengukuran Induktor Pada perancangan digunakan sebuah induktor dengan nilai induktansi 5,6 nH. Pada pengukuran digunakan alat LCR meter. Hasil dari pengukuran induktor adalah sebagai berikut : Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Hasil pengukuran VSWR yang diperoleh dengan menggunakan Dummy Load dari alat penyesuai impedansi dengan frekuensi 145,9 MHz adalah 1,15. Kapasitor C1 jika ditrimmer berpengaruh terhadap perubahan nilai VSWR, akan tetapi jika kapasitor C2 ditrimmer nilai VSWR semakin naik.
Gambar 11. Hasil Pengukuran VSWR
Dari pengukuran nilai VSWR, dapat diperoleh nilai koefisien refleksi (Г) dan nilai impedansi beban (ZL) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (3) dimana : VSWR = Tegangan Gelombang Berdiri = koefisien refleksi Dengan menggunakan rumus 3, dapat diketahui nilai dari koefisien refleksi sebesar 0,07. Kemudian dari dapat ditentukan nilai impedansi beban (ZL)dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (4) Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai impedansi beban (ZL) dari dummy load sebesar 57,52Ω dan rangkaian penyesuai impedansi dapat bekerja dengan baik. D. Pengukuran Antena Pemancar 145,9 MHz Parameter yang diukur pada pengukuran antena pemancar 145,9 MHz adalah frekuensi yang diukur menggunakan HF/VHF/UHF Analyzer serta VSWR yang diiukur menggunakan HF/VHF/UHF Analyzer.
HF/VHF/UHF Analyzer
Antena Pemancar
Gambar 12. Blok Rangkaian Pengukuran Antena Pemancar Data hasil pengukuran antena pemancar mikrostrip 145,9 MHz dengan menggunakan frekuensi 145 MHz sampai 147 MHz tanpa menggunakan modul penyesuai impedansi diperlihatkan pada grafik berikut. Tabel 1. Data Hasil Pengukuran VSWR Frekuensi VSWR VSWR (MHz) Port 1 Port 2 145 3,5 3,2 145,1 3,4 3,1 145,2 3,2 2,9 145,3 3,1 2,8 145,4 2,9 2,7 145,5 2,8 2,5 145,6 2,7 2,4 145,7 2,5 2,3 145,8 2,4 2,2 145,9 2,3 2,1 146 2,2 2,0 146,1 2,1 2,0 146,2 2,0 1,9 146,3 2,0 1,8 146,4 1,9 1,8 146,5 1,9 1,8 Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Lanjutan Tabel 1. Data Hasil Pengukuran VSWR Frekuensi VSWR VSWR (MHz) Port 1 Port 2 146,6 1,8 1,8 146,7 1,8 1,8 146,8 1,8 1,8 146,9 1,8 1,8 147 1,8 1,9 Berdasarkan tabel 1, pengukuran antena pemancar dilakukan pada frekuensi 145 MHz sampai 147 MHz. Pengukuran dilakukan dengan selisih frekuensi 0,1 MHz. Pengukuran VSWR pada frekuensi 145,9 MHz didapatkan nilai VSWR 2,3 pada port 1 dan 2,1 pada port 2. Hal ini menunjukan bahwa antena pemancar 145,9 MHz kurang bekerja optimal pada frekuensi 145,9 MHz karena nilai VSWR lebih dari 1. E. Pengukuran Rangkaian dengan Antena Pemancar 145,9 MHz Blok diagram pengukuran antena dengan penyesuai impedansi model T adalah sebagai berikut : HF/VHF/UHF Analyzer
Impedance matching model T
Antena Pemancar
Gambar 13. Blok Rangkaian Pengukuran Antena dengan Penyesuai Impedansi Model T Hasil pengukuran VSWR modul penyesuai impedansi dengan menggunakan antena pada saat frekuensi 145,9 MHz adalah 2,3 dengan mentrimmer kapasitor. Berdasarkan hasil pengukuran, dapat disimpulkan bahwa kinerja modul penyesuai impedansi kurang baik atau kinerja antena yang kurang baik. Untuk membandingkan hasil pengukuran dapat digunakan penyesuai impedansi dengan model lain yaitu model penyesuai impedansi tipe L. F. Perancangan Penyesuai Impedansi Tipe L Network Rangkaian penyesuai impedansi dirancang menggunakan model L Network yang terdiri dari dua buah komponen, yaitu sebuah induktor dan sebuah kapasitor variabel. Untuk menentukan nilai komponen-komponen tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan asumsi nilai impedansi karakteristik (Z0) dan nilai impedansi beban (ZL). Nilai komponen-komponen tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan pendekatan atau iterasi. Diasumsikan Jika nilai RL pada sebesar 80Ω, dan nilai Rs atau impedansi masukan (Zin) sebesar 50Ω dengan frekuensi kerja 145,9 MHz. Menetukan nilai induktor, yaitu dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut : (5) dimana : d = 0,3 cm N = 5 lilitan l = 1,3 cm
maka
L = 39 nH Untuk menentukan nilai impedansi menggunakan rumus adalah sebagai berikut: ZL1 = ZL1 = H ZL1 = 35,73Ω Untuk menentukan nilai impedansi menggunakan rumus sebagai berikut :
induktor
total
(6)
dapat (7)
50 = (ZC // 50) + 35,73
Jadi untuk mengetahui nilai kapasitansi menggunakan rumus sebagai berikut :
ZC =
(8)
70x10-3Ω = C= C = 15nF Dari perhitungan iterasi, dapat diketahui nilai C sebesar 15 nF. Dipasaran komponen kapasitor trimmer bernilai 15nF tidak ada tetapi nilai C tersebut dapat berubah jika nilai Rs (Zin) dan RL (ZL)diubah-ubah. Kapasitor berupa kapasitor trimmer yang dapat di tuner untuk menghasilkan nilai impedansi yang sesuai dengan impedansi input beban. G. Pengukuran Penyesuai Impedansi Model L dengan Antena Pemancar 145,9 Mhz Blok diagram pengukuran antena dengan penyesuai impedansi model L adalah sebagai berikut : HF/VHF/UHF Analyzer
Impedance matching model L
Antena Pemancar
Gambar 14. Blok Rangkaian Pengukuran Antena dengan Penyesuai Impedansi Model L Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Hasil pengukuran VSWR modul penyesuai impedansi dengan menggunakan antena pada saat frekueensi 145,9 MHz adalah 1,1. Dari nilai VSWR tersebut, dapat diperoleh nilai koefisien refleksi (Г) dan nilai impedansi beban (ZL) dengan menggunakan rumus 3 dan 4. Nilai dari koefisien refleksi sebesar 0,047 dan berdasarkan perhitungan diperoleh nilai impedansi beban (ZL) dari antena sebesar 54,93Ω dan alat penyesuai impedansi model L dapat bekerja dengan baik dari rangkaian penyesuai impedansi model T. . IV. KESIMPULAN Berdasarkan perancangan, realisasi alat dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaianl penyesuai impedansi dapat bekerja baik saat dilakukan uji coba dengan Dummy Load 50Ω dengan nilai VSWR sama dengan VSWR Dummy Load sebesar 1,15. Berdasarkan pengujian Rangkaian penyesuai impedansi model L bekerja lebih baik daripada penyesuai impedansi model T jika diuji dengan antena pemancar pada frekuensi 145,9 MHz dan menghasilkan nilai VSWR 1,1. DAFTAR PUSTAKA [1] INSPIRE. “Tentang INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research and Education)”, http://inspire.or.id/web/, Desember, 2011. [2] Bowick C., Blyler J. And Ajluni C., “RF Circuit Design 2nd edition”, Newnest, Oxford, 2008. [3] Yarman B.S., Blyler., “Design of Ultra Wideband Power Transfer Network”, John Willey, UK, 2010. [4] Steer M., “Microwave and RF Circuit Design A System Approach”, Scitech, USA, 2010. [5] Pozar D. M., “Microwave Engineering 3rd edition, John Willey, USA, 2005. [6] Double Stub Matching, “Tutorial Double Stub Matching”, http://www.amanogawa.com/archive/docs/J-tutorial.pdf, Desember, 2011.
RIWAYAT PENULIS Adib Budi Santoso dilahirkan di Brebes, 9 September 1987. Merupakan putra bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan H.M. Kusen dan Hj. Sobikhatun Nikmah. Penulis menamamatkan SD, SMP dan SMA di kota Bumiayu, kabupaten Brebes kemudian melanjutkan studinya pada tahun 2006 di Universitas Gadjah Mada tepatnya pada jurusan Diploma Teknik Elektro UGM dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis meneruskan studi sarjana di Teknik Elektro ITS pada januari 2010, kemudian fokus pada bidang studi Telekomunikasi Multimedia dan menjadi anggota tim riset stasiun bumi portable ITS untuk satelit Iinusat-01.