e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
Hal.12
PERANCANGAN MODUL SECURITY PEMUSTAKA (Check-in) SIRKULASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU Yasin Setiawan, S.Kom (Pustakawan / Programmer / Server Administrator), Email :
[email protected] Evi Susanti, S.Si (Kepala Bidang Informasi dan Teknologi Perpustakaan UR) Email :
[email protected]
ABSTRACT The rapid development of the library gives a result of the increasing number of visitors to the library. The high number of library visits increase our need for security anyway library materials and library assets other. To help secure library materials mainly stored in the library circulation space, required procedures and validation checks on pemustaka pemustaka, in order to ensure the entry into circulation spaces are those that have met the requirements of the administrative procedure. Prior to this study, checking the status of membership pemustaka coming into circulation spaces are still using the manual method, which is carried out by the security guards and service personnel circulation. As an increasing number of visits, then check the volume of work to be great and would require substantial resources to implement them. This study was undertaken to design a computer-based device, which can be checked automatically without the intervention of the officer directly. The design is done in this study consisted of perencangaan hardware (hardware), software design (software) and computer network design (netware). The hardware is prepared comprising a server device server machines are supported by the software LAMP (Linux, Apache MySQL and PHP). Devices on the user side (client device) consists of a PC (Personal Computer), Barcode, Barcode Reader, RFID Tag, RFID Reader, Receipt Printer and Networking Infrastructure. Once designed, then do all the preparation put into a machine that is ready for use as a security pemustaka (check-in) circulation of Riau University Library. Keywords: library, automation, check-in, circulation, information technology --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ABSTRAK Perkembangan perpustakaan yang pesat memberi akibat meningkatnya jumlah pengunjung perpustakaan. Tingginya angka kunjungan perpustakaan meningkatkan pula kebutuhan kita akan pengamanan bahan pustaka dan asset-aset perpustakaan yang lain. Untuk membantu mengamankan bahan pustaka terutama yang tersimpan di ruang sirkulasi perpustakaan, diperlukan prosedur pemeriksaan terhadap pemustaka dan validasi pemustaka, agar dapat dipastikan yang masuk ke ruang sirkulasi adalah mereka yang secara prosedur telah memenuhi persyaratan administrasi. Sebelum dilakukan penelitian ini, pengecekan status keanggotaan pemustaka yang masuk ke ruang sirkulasi masih menggunakan cara manual, yaitu dilakukan oleh petugas keamanan dan petugas layanan sirkulasi. Seiring peningkatan jumlah kunjungan, maka volume pekerjaan pengecekan ini menjadi besar dan tentunya memerlukan sumber daya yang besar untuk melaksanakannya. Penelitian ini dilakukan untuk merancang sebuah perangkat berbasiskan komputer, yang dapat melakukan pengecekan secara otomatis tanpa campur tangan petugas secara langsung. Perancangan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari perencangaan perangkat keras (hardware), perencanaan perangkat lunak (software) serta perancangan jaringan komputer (netware). Perangkat keras yang disiapkan adalah perangkat server yang terdiri dari mesin server yang didukung oleh software LAMP (Linux, Apache MySQL and PHP). Perangkat di sisi pengguna (perangkat client) terdiri dari PC (Personal Computer), Barcode, Barcode Reader, RFID Tag, RFID Reader, Receipt Printer dan Networking Infrastructure. Setelah dirancang, kemudian dilakukan penyusunan semua perangkat yang disiapkan menjadi mesin yang siap untuk digunakan sebagai security pemustaka (check-in) sirkulasi Perpustakaan Universitas Riau. Kata kunci : perpustakaan, otomasi, check-in, sirkulasi, teknologi informasi
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
I. PENDAHULUAN Perkembangan perpustakaan, terutama dalam hal kapasitas pelayanan yang bertambah dari waktu ke waktu, memiliki dampak meningkatnya kapasitas layanan yang harus diberikan. Dengan banyaknya pengunjung yang membutuhkan layanan sirkulasi, maka meningkat pula kebutuhan untuk pengamanan pemustaka, yaitu kebutuhan akan upaya pengecekan keanggutaan sebelum memasuki ruang sirkulasi. Hal ini demi mengamankan asset-aset perpustakaan dari ulah pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Untuk memenuhi tujuan itu maka perlu dibangun suatu mekanisme bersistem, yang memiliki tugas mengecek status keanggotaan seorang pengunjung ruang sirkulasi. Selama ini pengecakan yang dilakukan adalah pengecekan semi manual, yaitu menggunakan sistem otomasi, tetapi pelaksanaan pengecekannya dilakukan secara manual oleh petugas. Hal – hal yang menjadi pertimbangan dalam pengecekan adalah status keanggotaan, masa berlaku kartu anggota, keterlambatan peminjaman bahan pustaka dan lain-lain yang berguna untuk memastikan hanya mereka yang berhak saja yang masuk ke dalam ruang sirkulasi. Dalam penelitian ini dirancang sebuah sistem yang dapat digunakan sebagai alat pengecekan anggota secara otomatis di pintu masuk ruang sirkulasi. Hasil rekayasa dalam penelitian ini nantinya difungsikan sebagai mesin check-in pemustaka ke ruang sirkulasi berbasis komputer. Pada penelitian ini, peneliti berencana untuk dapat memaksimalkan fungsi otomasi berbasis komputer agar diperoleh alat yang dapat melakukan pengecekan secara ortomatis di pintu masuk, tanpa perlu campur tangan petugas perpustakaan.
II. DASAR TEORI 2.1 Sistem Otomasi Perpustakaan Otomasi perpustakaan (library automation) merupakan proses atau hasil penciptaan mesin swatindak atau swakendali
Hal.13
tanpa campur tangan manusia dalam proses sebuah proses. Sistem Otomasi Perpustakaan atau Library Automation Sistem adalah software yang beroperasi berdasarkan pangkalan data untuk mengotomasikan kegiatan perpustakaan. Pada umumnya software yang digunakan untuk otomasi perpustakaan menggunakan model relational database. Database atau pangkalan data merupakan kumpulan dari suatu data. Dalam perpustakaan paling tidak ada dua pangkalan data, yaitu data buku dan data pemustaka. Disebut relational database karena dua pangkalan data tersebut akan saling dikaitkan apabila terjadi transaksi, misalnya, pada saat terjadi proses peminjaman dan pengembalian buku. Otomasi perpustakaan memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional, antara lain : 1) Mengatasi keterbatasan waktu 2) Mempermudah akses informasi dari berbagai pendekatan misalnya dari judul, kata kunci judul, pengarang, kata kunci pengarang, dan sebagainya. 3) Dapat dimanfaatkan secara bersama-sama 4) Mempercepat proses pengolahan, peminjaman dan pengembalian 5) Memperingan pekerjaan 6) Meningkatkan layanan 7) Memudahkan dalam pembuatan laporan statistik 8) Menghemat biaya 9) Menumbuhkan rasa bangga. 10) Mempermudah dalam layanan untuk kepentingan akreditasi. 2.2 SDLC Sistem Development Life Cycle (SDLC) merupakan kerangka berpikir standar dalam mengembangkan sebuah sistem berbasis teknologi informasi, yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang mengikuti siklus hidup pengembangan software, dari lahir, tumbuh, berkembang dan menghasilkan perkembangan software di siklus berikutnya. SDLC terdiri dari tahapan kegaitan sebaai berikut :
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
1) Analisis sistem (sistem analysis) a) Studi pendahuluan b) Studi kelayakan c) Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan pemakai d) Memahami sistem yang ada e) Menganalisis hasil penelitian. 2) Perancangan sistem (sistem design) a) Perancangan awal b) Perancangan rinci. 3) Implementasi sistem (sistem implementation) 4) Operasi dan perawatan sistem (sistem operation and maintenance). 2.1 LAMP LAMP (Linux, Apache, MySQL, PHP) adalah sebuah bundle atau serangkaian perangkat lunak yang saling mendukung untuk membangun aplikasi, yang terdiri dari: 2.1.1 Linux Linux adalah sebuah sistem operasi bersifat terbuka. Ia merupakan sistem operasi yang memiliki kemiripan dengan sistem operasi yang telah dikembangkan sejak tahun 70-an yang disebut UNIX. Linux memiliki banyak keunggulan, di antaranya dapat diperoleh secara terbuka, stabil dan memiliki banyak kelebihan jika dipakai untuk keperluan server maupun sebagai sistem operasi untuk komputer pribadi. Untuk mengetahui tentang karakteristik linux, perkembangan serta segala hal yang berhubungan dengan linux dapat dipelajari melalui web resmi linux core yaitu http://www.linux.org. 2.1.2 Apache Apache adalah sebuah aplikasi yang berfungsi sebagai web server yang dapat berjalan di berbagai sistem operasi, terutama Linux yang merupakan sistem operasi yang konsisten mendukung perkembangan Apache. Apache merupakan satu web server yang bersifat terbuka yang dikembangkan oleh Apache Software Foundation. Segala hal mengenai Apache web server dapat ditemukan di web resmi Apache Software Foundation dengan alamat http://www.apache.org. 2.1.3 MySQL MySQL adalah sebauh perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau dikenal
Hal.14
dengan istilah Database Management Sistem (DBMS). Dibandingkan dengan DBMS lain, MySQL termasuk yang memiliki performance yang baik, terutama dalam hal kecepatan query. Untuk mengetahui lebih banyak tentang MySQL dapat diperoleh informasi melalui situs resmi MySQL yaitu http://www.mysql.com. 2.1.4 PHP PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang bersifat opensource dan banyak digunakan sebagai bahasa pemroraman untuk pengembangan software berbasis web. PHP adalah satu dari beberapa bahasa pemrograman yang dari awal perkembangannya sudah didukung oleh sistem operasi linux, namun juga dapat berjalan pada platform sistem operasi yang lain. Informasi lebih banyak tentang PHP dapat ditelusuri melalui web resmi PHP yaitu http://www.php.net. 2.3 Barcode Pengertian Barcode dapat diartikan sebagai kumpulan kode yang berbentuk garis, dimana masing-masing ketebalan setiap garis berbeda sesuai dengan isi kodenya. Barcode pertama kalinya diperkenalkan dan dipatenkan di Amerika oleh Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver mahasiswa Drexel Institute of Technology pada akhir 40-an. Implementasi Barcode dimungkinkan atas kerja keras dua orang insinyur yaitu Raymond Alexander dan Frank Stietz. Sampai akhirnya pada tahun 1966 Barcode digunakan untuk kepentingan komersial meskipun belum terlalu dirasakan keberhasilannya sampai tahun 80-an. Barcode adalah informasi terbacakan mesin ( machine readable ) dalam format visual yang tercetak. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat baca barcode atau lebih dikenal dengan Barcode Scanner. Merk Barcode Scanner yang terkenal diantaranya DATALOGIC PSC,HHP, CHIPERLAB, ZEBEX, dan lain-lain. Seiring semakin bertambahnya penggunaan barcode, kini barcode tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar. 2D Barcode ini
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
diantaranya adalah PDF Code, QRCode, Matrix Code dan lain-lain. Dengan menggunakan 2D code karakter yang bisa kita masukkan ke Barcode bisa semakin banyak, dengan 1D Barcode biasanya kita hanya memasukkan kode 5-20 digit tetapi dengan 2D Barcode kita bisa memasukkan sampai ratusan digit kode. Saya sendiri pernah menangani pembuatan program di Toyota Tsuhsho Logistic Centre yang menggunakan 2D Code sampai 200 digit karakter. Barcode yang kita kenal dan yang paling gampang kita ketahui manfaatnya yaitu kalau kita belanja di supermarket atau swalayan. Kita dapat melihat manfaat dari Barcode dapat meningkatkan kecepatan dalam melayanai pelanggan dan meningkatkan akurasi data produk yang di input oleh kasir. Di Indonesia sendiri organisasi yang mengelola dan mengatur penggunaan Barcode adalah GS1. Dengan mendaftarkan kode barcode perusahaan ke GS1 maka perusahaan tersebut akan mendapatkan kode barcode khusus yang tidak akan bisa diduplikasi oleh perusahaan lain. Simbologi yang dipakai di GS1 adalah EAN atau Europe Article Number yang terdiri dari 13 atau 8 digit. Informasi lebih lanjut mengenai GS1 bisa dilihat di situsnya www.GS1.com. 2.4 RFID RFID adalah singkatan dari Radio Frequency Identification. RFID adalah sistem identifikasi tanpa kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan seperti barcode dan magnetic card seperti ATM. RFID kini banyak dipakai diberbagai bidang seperti perusahaan, supermarket, rumah sakit bahkan terakhir digunakan dimobil untuk identifikasi penggunaan BBM bersubsidi. 1) Sejarah RFID Rintisan tegnologi RFID dimulai saat seorang mata-mata Uni soviet (sekarang=Rusia) menemukan sistem pengiriman gelombang radio melalui informasi audio. Gelombang suara yang menggetarkan diagfragma yang telah dibentuk menjadi sebuah resonator yang memodulasi gelombang radio yang terpantul. Meskipun alat ini bukan sebuah identifikasi namun dianggap sebagai pendahulu teknologi RFID.
Hal.15
2) Prinsip kerja RFID RFID menggunakan sistem identifikasi dengan gelombang radio. Untuk itu minimal dibutuhkan dua buah perangkat, yaitu yang disebut TAG dan READER. Saat pemindaian data, READER membaca sinyal yang diberikan oleh RFID TAG. a) RFID TAG Adalah sebuah alat yang melekat pada obyek yang akan diidentifikasi oleh RFID READER. RFID TAG dapat berupa perangkat pasif atau aktif. TAG pasif artinya tanpa battery dan TAG aktif artinya menggunakan battery. RFID TAG mempunyai dua bagian penting, yaitu: - IC atau kepanjangan dari Integrated Circuit, yang berfungsi menyimpan dan memproses informasi, modulasi dan demodulasi sinyal RF, mengambil tegangan DC yang dikirim dari RFID READER melalui induksi, dan beberapa fungsi khusus lainya. - ANTENNA yang berfungsi menerima dan mengirim sinyal RF. RFID TAG tidak berisi informasi pengguna seperti nama, nomor rekening, NIK atau yang lain. RFID TAG hanya berisi sebuah TAG yang unik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jadi Informasi mengenai obyek yang terhubung ke tag ini hanya diterdapat pada sistem atau database yang terhubung pada RFID READER. Saat ini RFID TAG bisa dibuat dengan ukuran yang sangat kecil, dan tercatat yang paling kecil adalah RFID TAG buatan HITACHI yang berukuran 0.05mm × 0.05mm. b) RFID READER Adalah merupakan alat pembaca RFID TAG. Ada dua macam RFID READER yaitu READER PASIF (PRAT) dan READER AKTIF (ARPT). READER PASIF memiliki sistem pambaca pasif yang hanya menerima sinya radio dari RFID TAG AKTIF (yang dioperasikan dengan barrety/sumber daya). Jangkauan penerima RFID PASIF bisa mencapai 600 meter. Hal ini memungkinkan aplikasi RFID untuk sistem perlindungan dan pengawasan aset. READER AKTIF memiliki sistem pembaca aktif yang memancarkan sinyal
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
interogator ke TAG dan menerima balasan autentikasi dari TAG. Sinyal interogator ini juga menginduksi TAG dan akhirnya menjadi sinyal DC yang menjadi sumber daya TAG PASIF.
III. PEMBAHASAN 3.1 Analisis 3.1.1 Model yang diharapkan Alat yang akan dikembangkan dalam perancangan ini adalah sebuah alat pengecekan keanggotaan otomatis oleh komputer. Cara kerja alat ini adalah alat mengambil data user melalui kode anggota kemudian menganalisis kode yang diterima dan memberikan keputusan hasil analisis terhadap kode yang diberikan oleh anggota. Input yang digunakan user untuk memasukkan kode anggota adalah menggunakan peralatan barcode reader dan RFID reader. Tergantung pada jenis kartu apa yang dipegang oleh pemustaka. Setelah melakukan analisis terhadap masukan yang diberikan oleh anggota mesin akan memberikan respon dengan member jawaban atas keabsahan anggota pustaka tersebut untuk memasuki ruang sirkulasi. 3.1.2 Perancangan software check-in Pada penelitian sebelumnya penulis telah melakukan perancangan sistem pelayanan mandiri dengan judul penelitian “Rekayasa Sistem Pelayanan Mandiri Perpustakaan Berbasis Komputer”. Perancangan pada sistem ini adalah sebagai peningkatan fasilitas otomasi, meneruskan perancangan yang dilakukan peda penelitian tersebut. Oleh karena ini adalah kelanjutan dari penelitian sebelumnya, maka metode yang digunakan adalah sama dengan penelitian perancangan sistem pelayanan mandiri tersebut. Perangkat yang digunakan dalam membangun mesin check-in ini juga memiliki kesamaan konsep dengan rancang bangun mesin peminjaman mandiri dan pengembalian mandiri, yang dituangkan dalam penelitian berjudul “Rancang Bangun Mesin Peminjaman Mandiri Dan Pengembalian Mandiri Bahan Pustaka Berbasis Komputer”.
Hal.16
Dalam perancangan aplikasi check-ini pemustaka pintu ruang sirkulasi ini digunakan metode perancangan SDLC. Dalam SDLC dilakukan analisa, perancangan, implementasi, kemudian evaluasi dan kembali lagi ke analisa sistem. Hasil perancangan sistem security pemustaka (check-in) sirkulasi ini dapat dipresentasikan dengan logika bisnis sistem berupa diagram alir sebagai mana diperlihatkan dalam lampiran penelitian ini. 3.1.3 Kebutuhan Sistem 1) Hardware a. Server Perangkat server yang dibutuhkan untuk mendukung layanan perpustakaan adalah server yang telah mendukung sistem otomasi serta sedang berjalan di perpustakaan. b. Client Perangkat komputer dan semua aksesori yang dapat difungsikan sebagai mesin check-in sirkulasi. c. Netware Perangkat yang digunakan untuk meng-koneksikan komputer server dan mesin pelayanan check-in sirkulasi. 2) Software a. Server Adalah software yang digunakan untuk pelayan aplikasi. Software itu meliputi sistem operasi, web server, database server dan program aplikasi. b. Client Adalah software yang bejalan di komputer operator (workstation). Software itu terdiri dari sistem operasi, driver hardware client, data connector dan aplikasi sistem. c. Netware Adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung jaringan antar komputer. 3.1.4 Perencanaan Infrastruktur 1. Software a. Sistem Otomasi Otomasi yang digunakan di perpustakaan tempat dilakukan penelitian adalah sistem otomasi SLIMS (Senayan
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
Library Information Management Sistem). Sistem ini memiliki kelengkapan fasilitas meliputi : OPAC, sirkulasi, bibliografi, keanggotaan, setting sistem dan laporan. Dari sisi kesiapan otomasi untuk mendukung penelitian telah tersedia di perpustakaan tempat penelitian, serta dapat difungsikan dengan baik. b. Sistem Server Server di sini merupakan perangkat komputer dengan spesifikasi tinggi untuk memberikan layanan kepada banyak pengguna dalam waktu yang sama. Selain perangkat keras, dalam server juga diperlukan perangkat lunak yang mendukung kinerja dan layanannya. Sistem pada server yang digunakan dalam penelitian ini adalah sama dengan yang digunakan oleh perpustakaan tempat penelitian, yaitu teknologi LAMP, yang merupakan kolaborasi teknologi Linux sebagai sistem operasi, Apache sebagai web server, MySQL server sebagai pelayan database dan PHP merupakan bahasa pemrograman yang dipakai untuk menyusun aplikasi. c. Insfrastruktur Client 1) PC PC adalah personal computer yang digunakan sebagai client (workstation), yang nantinya akan difungsikan sebagai mesin pelayan sirkulasi. Spesifikasi PC yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Hal.17
Optical Drive: Integrated DVD reader/writer Connectivity: 802.11b/g/n Wi-Fi, 10/100/1000M LAN Bluetooth® 2.1 optional Ports / Slots: 4xUSB2.0; 2x USB3.0 (optional), 6 in 1 (SD, SDHC, SDXC,MMC, MS, MS-Pro) Multi-card reader, headphone, mic, HDMI
================
Gambar 3.1.4.1 Fisik PC yang digunakan 2) Barcode Barcode adalah kode bar atau kode garis-garis yang secara standar dapat mewakili karakter digital. Ada beberapa jenis barcode dan dalam penelitian ini digunakan barcode jenis code128.
================ Processor: Intel Dula Core 2.9 Ghz Chipset: Intel Memory: 2 GB DDR3 Hard Disk: 500GB SATA (7200rpm) Operating Sistem: Windows 7 Monitor: 21.5 inch LED
Gambar 3.1.4.2 Model barcode Code128 3) Barcode reader Barcode reader adalah alat yang dapat digunakan untuk membaca barcode dan kemudian menghasilkan karakter digital. Karakter digital yang
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
dihasilkan diinputkan otomatis ke dalam komputer. Barcode reader ada berbagai macam dan dalam penelitian ini digunakan barcode reader dengan spesifikasi sebagai berikut : Type Width Depth Height Weight Barcode interface type Minimum bar width Scan field width Scan Element Type Light source wave length Scan Mode Scan Speed Max Working Distance Skew (degrees) Pitch (degrees) Print Contrast Signal (PCS)
Decode Capability
TTL Decoding Connectivity Technology OK Notification Interface Cables Included Operating Temperature Humidity Range Operating Drop Specification
Laser barcode scanner-desktopscanner stationary 8cm 10.5cm 15cm 0.4kgs USB
Hal.18
4) RFID Tag RFID Tag adalah perangkat berbentuk chips yang dilengkapi dengan teknologi radio yang dapat menyimpan dan memberikian data kepada alat pembaca RFID. RFID tag yang digunakan dalam penelitian ini adalah RFID tag yang telah terpasang di Kartu Mahasiswa Universitas Riau, yang di dalamnya menyimpan informasi identifikasi mahasiswa yang bersangkutan dengan menggunakan NIM sebagai identifikator utama.
5.2 mil 6-10.5cm Visible laser diode 650mm Single -pass 1200 line/ sec 25cm 60 60 35% Code39,Code39FullAXCii,EAN/JANCode39,Code39FullAXCii,EAN/JAN 8,EAN/JAN-13,HPC 13,HPC-A,UPCE,Codabar,Code128,Code 11,Inter leaved 2 of 5,MSI-Plessey, 5,MSI ITF Decoded
Gambar 3.1.4.4 3.1.4. KTM Universitas Riau yang telah memiliki RFID Tag
Wired Beeper, LED indicator 1*USB-44 PIN USB Type A 1*USB cable 0-40°C 5-95% 1m
Fisik barcode reader itu adalah seperti diperlihatkan oleh gambar 3.1.4.3.
5) RFID Reader Sebagai alat untuk membaca data diri pemegang KTM dengan RFID, digunakan RFID Reader. Ada beberapa model RFID Reader yang tersedia di pasaran. Dalam penelitian ini digunakan RFID Reader Contactless Reader ACR120.
Gambar 3.1.4.5 3.1.4. RFID Reader Contactless Reader ACR120
Gambar 3.1.4.3 3.1.4. Fisik server yang digunakan
6) Keyboard Keyboard sebagai alat input yang digunakan dalam pembuatan mesin
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
security pemustaka adalah keyboard standar Amerika. d. Netware 1) Perangkat a) Router Router di sini digunakan untuk menghubungkan jaringan server dengan jaringan client yang memiliki segmen jaringan berbeda. Router yang digunakan dalam penelitian ini adalah PC Router, yaitu komputer yang difungsikan sebagai router menggunakan sistem operasi khusus router, yaitu Clear OS.
Gambar 3.1.4.6 PC Router dengan ClearOS b) Switch Switch yang digunakan dalam penelitian ini adalah switch standar port RJ-45 dengan kecepatan 100 Mbps. Untuk memenuhi kebutuhan jaringan digunakan switch dengan jumlah port minimal 4 port. Dalam penelitian ini digunakan switch 8 port. c) Cable UTP Kabel UTP untuk jaringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kabel UTP Cat-6. Kabel UTP jenis ini memiliki kelebihan dilay data yang mendekati nol, juga jarak maksimal yang dapat ditempuh untuk satu segmen kabel dapat mencapai 100 meter, sehingga kecepatan dan kapasitas data lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Cat -5 yang biasa digunakan dalam pembangunan jaringan komputer di instansi tempat penelitian.
Hal.19
2) Skema Jaringan
Gambar 3.1.4.7 Skema jaringan minimal client - server 3.1.5 Hasil Rancang Bangun 1) Hasil fisik Satu paket mesin security pemustaka (check-in) sirkulasi Perpustakaan Universitas Riau terdiri dari sebuah PC yang disambungkan dengan jaringan intranet yang di dalamnya ada layanan check-in. Mesin itu mengakses halaman ckeck-in di server melalui web browser. Mesin dilengkapi media input yaitu RFID, untuk menerima input dari RFID Tag, juga barcode reader yang dapat menerima masukan input dari kartu barcode. Mesin ini juga dilengkapi alat input dasar berupa keyboard yang digunakan untuk melakukan input secara manual, dalam kondisi tertentu.
Gambar 3.1.5.1 Bentuk fisik mesin security pemustaka (check-in) sirkulasi perpustakaan UR
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
2) Logika Bisnis Sistem Urutan langkah aktivitas dari mesin security dan absensi pengunjung adalah sebagai berikut: a. Mesin menampilkan halaman Selamat Datang pada layar monitor. b. Pemustaka melakukan scanning kartu keanggotaan (KTA atau KTM) c. Mesin akan melakukan cek pada proses input data. d. Apabila ada pesan eror tampil status kartu keanggotaan diyatakan tidak aktif maka pemustaka tidak diperbolehkan masuk ke ruangan sirkulasi atau koleksi khusus. e. Apabila ada pesan eror tampil status kartu keanggotaan diyatakan diblokir maka pemustaka tidak diperbolehkan masuk ke ruangan sirkulasi atau koleksi khusus. f. Apabila tidak ada pesan eror maka dilayar akan tampil informasi detil anggota beserta foto. g. Informasi yang ditampilkan dilayar meminimalisir kecurangan apabila kartu digunakan oleh pemustaka lain atau pihak lain yang tidak bertanggung jawab. h. Pemustaka diperbolehkan masuk ke ruang sirkulasi atau ruang koleksi khusus. Hasil yang diperoleh dari proses ini adalah: a. Dengan menggunakan mesin security check dan absensi pengunjung lebih efisien, mudah dan cepat b. Informasi bisa secara langsung ditampilkan di layar monitor sehingga apabila terjadi kecurangan (missal kartu digunakan oleh orang lain) bisa terdeteksi.
Hal.20
c. Statistik pengunjung di ruang sirkulasi atau ruang koleksi khusus bisa tergambar secara langsung. 3) Interface Sistem Interface sistem diperlihatkan lampiran laporan penelitian ini.
dalam
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Saleh, 2005. Pendayagunaan Layanan Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi, Jurnal Pustakawan Indonesia Vol. 4 No.2. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/2 9743. Bogor, IPB Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2002. Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011. Standar Nasional Indonesia(SNI) Bidang Perpustakaan. Jakarta Ruri Sunary, 2012. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/618/jbptuni kompp-gdl-rurisunary-30892-10-unikom_ri.pdf, Bandung Sulistyo Basuki, 2012. Pemustakaan Teknologi Informasi Di Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri dan Kedinasan di Jakarta, http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi/article/vie w/6854/0, Bogor, IPB Zudva Widiaranma Putri, 2012. Studi Perbedaan Kualitas Layanan Antara Pusat Jasa Perpustakaan Dan Informasi Dengan Pusat Deposit Bahan Pustaka Di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Perpusnas http://rumahbarcode.com/index.php/news
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
Lampiran 1.
ISSN: 2338-2171
Hal.21
FLOWCHART PROSES CHECK-IN MESIN SECURITY PEMUSTAKA (CHECK-IN) SIRKULASI PERPUSTAKAAN
Start
Tampilkan Halaman Selamat datang, form absensi dan Status Error
Input Kode Anggota Ambil data jam
Proses Cek Input data
Kode valid ?
Proses data jam
Tdk
Error valid =1
Proses simpan data absensi ke database
Proses Error valid
Ya Tampilkan Record list beserta data absensi Status kartu aktif?
Tdk
Error status tdk aktif = 1
Proses Error status tdk aktif
Proses suara tanda security pass
Ya
Sedang diblokir?
Tdk
Stop
Ya
Error sdg blokir = 1
Proses Data Input
Proses Error sdg blokir
Ambil data tanggal
Proses Data Tanggal
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
Hal.22
Lampiran 2
1. Halaman Utama Halaman utama adalah interface paling depan, yang juga merupakan interface tetap yang dimiliki oleh system, tetapi memiliki sifat interaktif dan memberikan data yang dinamis dan realtime. Halaman utama berisi komponen antara lain : a. Form input no KTA, dengan media input RFID reader, barcode reader ataupun keyboard. b. Waktu system, yaitu informasi dinamis yang menayangkan hari, tanggal serta jam system saat ini. c. Media informasi, yaitu space halaman yang digunakan untuk memberikan informasi berupa banner dan video presentasi. d. Statistik, yaitu tayangan angka-angka penghitungan kunjungan terseleksi ruang sirkulasi, yang menampilkan jumlah kunjungan hari ini, hari sebelumnya, 7 hari terakhir, 30 hari terakhir, setahun ini dan seluruhnya. e. Info Pengunjung terbaru, yaitu tayangan daftar pengunjung yang sudah check-in, dilengkapi dengan foto pemustaka, nama, nomor anggota, tanggal dan jam kunjungan.
e-Journal Gema Pustakawan (2013)
ISSN: 2338-2171
Hal.23
3. Tampilan Check-in Pada halaman utama sebelah kiri atas, terdapat form input no KTA untuk check-in keanggotaan. Pemustaka dapat melakukan input dengan 3 cara, yaitu menggunakan RFID Reader, jika kartu anggotanya adalah yang dilengkapi RFID Tag. Cara kedua yaitu menggunakan Barcode reader jika jenis kartu kenaggotaan yang digunakan adalah yang menggunakan barcode reader. Atau menggunakan cara ketiga, yaitu keyboard, jika terjadi kendala input menggunakan kedua alat di atas.
2. Tampilan Respon Sistem Setelah dilakukan input oleh pemustaka system akan menganalisis nilai kode yang diinputkan oleh pemustaka. Kemudian system memberikan respon dengan menampilkan data pemustaka, jika pemustaka tersebut dinyatakan sah dan diijinkan masuk ruang sirkulasi, kemudian informasi checkin disimpan ke dalam system untuk menghasilkan statistik kunjungan.