PERANCANGAN MODEL BISNIS CAFE ZAPATERIA Inggi Silviatni Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom, Bandung
[email protected]
Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan model bisnis kafe Zapateria yang menggunakan framework business model canvas (BMC). Zapateria hadir sebagai model pengembangan sistem pelayanan kafe yang menawarkan kenyamanan, kemudahan makan dan berbelanja yang belum pernah diterapkan di kafe lain. Dimana berdasarkan data yang ada bahwa semakin meningkatnya jumlah pendatang ke Kota Bandung untuk berwisata kuliner dan belanja. Hal tersebut menjadi hal yang melatar belakangi peneliti membuat rancangan model bisnis kafe sekaligus gerai sepatu yang bernama Zapateria. Kata kunci: Model Bisnis, Model Bisnis Kanvas, Kafe dan Sepatu. ABSTRACT The aim of this research is to plan business model for Zapateria’s cafe using BMC framework. Zapateria will be presented as example of development service cafe system which offer coziness, the simplicity of eat and shop which never been offered by other cafe. Moreover, the data exist showed the sum of people who visit Bandung for culinary and shopping with the number increase time to time. Those things are the reasons why this research made which are business model for cafe and shoes shop at one blow. Keywords: Business Model, Business Model Canvas (BMC), Cafe, and Shoes
1
PENDAHULUAN Pada mulanya budaya minum kopi di
di bandung mulai banyak bermunculan kedai
Indonesia
asing seperti Starbucks Coffee, Gloria jean’s
merupakan
kebiasaan
yang
dilakukan oleh pemerintah Belanda pada jaman
tanam
paksa.
Namun,
seiring
perkembangannya masyarakat Indonesia pun mulai gemar meminum kopi. Kehadiran kedai kopi atau cafe di Indonesia, mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia dalam meminum kopi.
Meminum
kebiasaan
kopi
orang
tidak
dewasa
lagi
menjadi
hanya
untuk
mengurangi kantuk, tetapi juga anak muda baik pria maupun wanita. Dulu kedai kopi atau cafe identik dengan tempat yang kurang nyaman,
tidak
terlihat
menarik
dengan
suasana yang monoton. Kini cafe identik dengan
tempat
yang cozy,
yang
nyaman,
suasana
yang
lengkap
fasilitas
seperti lounge, bar, AC (Air Conditioner), WiFi, bahkan mulai bermunculan cafe dengan desain interior yang unik yang belum pernah ada sebelumnya. Sehingga tidak aneh apabila saat ini masyarakat merasa nyaman untuk menghabiskan banyak waktu bersama kerabat di kedai kopi atau cafe.
yang ditawarkan oleh cafe saat ini, masyarakat menjadikan cafe sebagai tempat yang nyaman untuk melakukan berbagai aktivitas seperti tempat untuk bertemu dengan sahabat, teman lama, keluarga, ataupun kolega bisnis. Tidak konsumen
cafe
datang
untuk
mengerjakan tugas kuliah, tugas kantor, atau sekedar memperoleh informasi terbaru dengan memanfaatkan
fasilitas
jaringan Wi-Fi yang
disediakan oleh cafe tersebut, sambil mencicipi berbagai jenis minuman dan makanan yang ditawarkan.
Leaf. Kedai kopi ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan budaya minum kopi dengan sarana dan prasarana yang sangat
memberikan
kenyamanan
bagi
konsumennya, seperti tempat duduk yang nyaman serta kemudahan akses internet. Menurut Kotler (dalam Tjiptono et al., 2006:28) agar dapat mengikuti perkembangan dan unggul dalam persaingan, perusahaan dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya dengan memberikan suatu produk atau jasa dengan mutu yang lebih baik dan harga lebih murah serta kepastian akan
ketersediaan.
Suatu usaha
mengalami tantangan
tersendiri
dituntut mempunyai kelebihan dimiliki
pesaing. Hal
juga dan
yang tidak
ini berlaku
di semua
jenis bisnis terlebih industri yang merabah seperti industri kuliner dan fashion. Oleh karena
itu,
peneliti
memiliki
ide
dalam
sebelumnya
yakni
penggabungan
antara
bidang kuliner dan fashion (sepatu). Sepatu dipilih karena sepatu termasuk unsur
penting
image seseorang. makin
percaya
berinteraksi
pembentuk self
Membuat diri
dengan
dan
penggunanya nyaman
orang
ketika
lain. Jika self
imagenya positif, maka akan berdampak pada terbangunnya konsep diri yang positif pula. Dengan konsep diri positif, maka individu tersebut akan bahagia dengan hidup yang dijalaninya. Apalagi pada momen pesta atau acara
Bandung sebagai salah satu simbol wisata kuliner,
Coffee, dan The Coffee Bean and Tea
perencanaan bisnis cafe yang belum ada
Dengan berbagai sarana dan prasarana
jarang
kopi lokal yang sejenis dengan kedai kopi
tidak
ketinggalan
dalam
perkembangan bisnis cafe. Sejak tahun 2006
sosial yang membuat penampilan mereka terekspos oleh banyak orang. Keberadaan
sepatu jadi penting untuk dipadukan dengan
berkuliner dan belanja, serta menilai kepuasan
busana
ini
dalam melewati kehidupan sosial, berkeluarga
dikemukan oleh Linda O’Keeffe dalam sebuah
dan kebersamaan. Kota Bandung sebagai ibu
bukunya yang berjudul Shoes.
kota provinsi Jawa Barat secara geografis
yang
dipakai.
Ungkapan
Dalam buku kecil namun menarik isinya tersebut,
O’Keeffe
mengungkapkan
terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat dan
mempunyai
nilai
strategis
terhadap
bagaimana sepatu wanita punya banyak hal
daerah-daerah di sekitarnya terutama DKI
esensial dalam kehidupan yang bisa digali.
Jakarta. Berkat dataran tinggi dan gunung-
Mulai dari ranah psikologi, folklore (cerita
gunung
rakyat), hingga sejarah sosial, dapat dikupas
memiliki hawa yang sejuk dan panorama alam
secara mendalam. Berkaitan dengan folklore,
yang indah.
di
dalam
bukunya
O’Keeffe
menyatakan
di
sekelilingnya,
Kota
Bandung
Kota Bandung juga merupakan pusat
keberadaan sepatu wanita dapat dilihat pada
perkembangan
dan
industri,
karena
itu
dongeng Cinderella. Kisah fiktif terkenal itu
Bandung juga mempunyai daya tarik untuk
menceritakan bagaimana sepasang sepatu
para kaum urban untuk mencari pekerjaan.
kaca dapat mengubah nasib seorang wanita
Banyaknya pendatang dari berbagai daerah ke
secara drastis. Dari wanita terjajah dan terhina,
Kota Bandung untuk menuntut ilmu atau
menjadi wanita yang dipuja dan didamba
mencari pekerjaan, menjadikan penduduk Kota
semua orang.
Bandung sangat heterogen. Pada Tahun 2012,
Ada pun perbincangan mengenai sejarah
Kota Bandung memiliki penduduk sebanyak
sepatu dalam konteks sosial, akan mengarah
2.455.517 jiwa (BPS Kota Bandung 2012),
pada bagaimana awal mulanya keberadaan
dengan laju pertumbuhan penduduk 1,26 %
sepatu dan perkembangannya hingga menjadi
dan tingkat kepadatan penduduk mencapai
bagian dari fashion tak terpisahkan. Salah satu
14.676
sumber lengkap untuk melihat hal tersebut
masyarakat Kota Bandung tersebut selain
adalah dengan mengunjungi berbagai museum
merupakan tantangan bagi Kota Bandung
sepatu wanita yang tersebar di berbagai kota
dalam
di dunia. Yaitu Clarks Museum, Bally Shoe
besar,
Museum, The Bata Shoe Museum, Charles
perkembangan khasanah kekayaan kuliner
Jourdan
nusantara di Kota Bandung
Museum,
dan
Museo
Salvatore
Ferragamo. Seperti yang diketahui, Bandung adalah tempat bagi mereka yang mencari sensasi
orang
per
mengelola juga
km2.
jumlah
memberi
Heteroginitas
penduduk
yang
peluang
bagi
yang dapat
dimanfaatkan sebagai daya tarik destinasi wisatawan dari luar Bandung khususnya dari Ibukota DKI Jakarta.
Tabel 1 Penduduk Kota Bandung Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2012
Sumber: BPS Kota Bandung adanya
kenaikan
yang
signifikan
pada
Selain terkenal dengan daerah wisata
kunjungan wisatawan ke Bandung setiap
belanja, Bandung juga terkenal sebagai pusat
tahunnya. Bandung memiliki berbagai pilihan
kuliner,
kuliner
baik
kuliner
lokal
maupun
unik
dan
fashion
yang
beragam
internasional. Bandung memiliki tempat kuliner
sehingga wisatawan tidak pernah bosan untuk
yang eksklusif, mewah dan mahal sampai
berkunjung ke Bandung, terlebih lagi disaat
tempat kuliner yang unik dan tradisional, begitu
weekend dan libur panjang. Kenaikan jumlah
juga tempat kuliner nongkrong anak muda
wisatawan ke Kota Bandung diiringi dengan
sampai tempat kuliner di pinggiran jalan
meningkatnya jumlah cafe atau tempat makan
semuanya tersedia di Kota Bandung.
sejenis
Maka dari itu Kota Bandung merupakan salah satu kota wisata yang digemari bidang kuliner
dan
fashionnya,
terbukti
dengan
lainnya.
Tabel 2 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Nusantara ke Objek Wisata Kota Bandung Tahun 2007 - 2011 Tahun
Jumlah Wisman
Tahun
Jumlah Wisnus
2007
137.268
2007
2.420.105
2008
150.995
2008
2.662.115
2009
185.076
2009
7.515.255
2010
228.449
2010
4.951.439
2011
225.585
2011
6.487.239
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Dari
data
diatas,
disimpulkan
faktor pembeda atau keunikan yang dimiliki
bahwa terdapat peningkatan jumlah wisatawan
perusahaan dibandingkan dengan pesaing
ke Bandung dari tahun ke tahun, hal ini dilihat
untuk
sebagai
untuk
Bermunculannya restoran-restoran baru di
dicari
Bandung yang semakin banyak membuat
wisatawan. Melihat kondisi persaingan yang
persaingan menjadi ketat, mendorong usaha
semakin
perlu
baru atau usaha yang sudah ada harus
dalam
memiliki daya tarik yang berbeda dari yang
peluang
menciptakan
bagi
bisnis
ketat,
meningkatkan
dapat
pengusaha baru
setiap
kekuatan
yang
perusahaan yang
ada
perusahaannya dengan cara memunculkan
dapat
menarik
konsumen.
lain.
Tabel 3 Usaha Cafe di Kota Bandung Tahun
Jumlah Cafe
Presentase Kenaikan
2008
156
2009
186
19,23%
2010
191
2,68%
2011
196
2,61%
2012
235
19,89%
Sumber ; http://bandung.go.id
Tabel 3 memperlihatkan bahwa dari
penulis menuangkan ide dalam pembuatan
tahun 2008 sampai 2012 terdapat peningkatan
bisnis baru di bidang kuliner dan fashion yang
jumlah cafe yang mengakibatkan persaingan
belum
dalam bidang restoran di Kota Bandung
sebelumnya pada sebuah penelitian yang
meningkat juga, sehingga perusahaan harus
berjudul “Perancangan Model Bisnis Cafe
mempunyai ciri khas sendiri untuk dapat
Zapateria”.
bersaing
Rumusan Masalah Penelitian
dengan
perusahaan
yang
menawarkan produk sejenis. Oleh karena itu
pernah
ada
di
Kota
Bandung
Bagaimana rancangan desain atau model
panjang: apa yang perusahaan akan jual, dan
bisnis Zapateria menggunakan tool Business
kepada siapa, bagaimana perusahaan akan
Model Canvas.
mengumpulkan pendapatan, teknologi apa
Pernyataan tujuan
yang akan digunakan, kapan perusahaan akan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
bergantung
pada
mitra
bisnisnya
serta
menyiapkan rancangan desain atau model
bagaimana dengan hal biaya. Definisi lain
bisnis
mengenai model bisnis yaitu “Sebuah model
Zapateria
dengan
menggunakan
Business Model Canvas untuk menjelaskan
bisnis
model bisnis ini.
tentang bagaimana organisasi menciptakan,
LANDASAN TEORI
memberikan,
Tinjauan Pustaka
(Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,
Bisnis Model Kanvas dan Peta Empati merupakan hal penting untuk membangun
menggambarkan dan
dasar
pemikiran
menangkap
nilai.”
2012:14). Menurut Alexander Osterwalder dan Yves
sebuah bisnis model. Peta empati sendiri
Pigneur
merupakan alat bantu visual yang membantu
Generation ada sembilan blok bangunan dasar
kita untuk dapat membuat profil pelanggan
pada
dengan
memperlihatkan
cara
yang
sangat
mudah
dan
dalam
bukunya
sebuah
Business
bisnis cara
Model
model berpikir
yang tentang
sederhana. Peta empati sangat penting karena
bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan
banyak perusahaan berinvestasi sangat besar
uang, gabungan kesembilan blok tersebut
dalam
disebut
riset
pasar,
meskipun
pada
saat
Business
Model
Canvas
(BMC).
mendesain produk, layanan, dan model bisnis
Kesembilan blok tersebut mencangkup empat
sering kali mengabaikan perspektif pelanggan.
bidang
Desain
pelanggan,
model
bisnis
yang
baik
akan
menghindari kesalahan seperti ini.
utama
pada
suatu
penawaran,
kelangsungan
bisnis,
infrastruktur,
finansial
Menurut Eisenmann (2002:12), Model Bisnis adalah hipotesis tentang bagaimana perusahaan menghasilkan uang dalam jangka
dan
(Alexander
Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:15) Model Bisnis Kanvas
yaitu
Gambar 1 Model Bisnis Kanvas Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:44) 2.1. Kerangka Pemikiran
pandangan
Perkembangan dunia bisnis membuat
memilki
dasar
dari
hubungan
orang-orang langsung
banyaknya ide-ide baru yang bermunculan
lingkungan
bisnis
sebagai bentuk antusiasme dari dunia bisnis
pandangan
tersebut
itu sendiri. Dari berbagai macam ide yang
rancangan bisnis cafe Zapateria.
muncul, terdapat tools yang dapat mewadahi ide-ide tersebut untuk dilakukan perancangan
Adapun
cafe
kerangka
dengan
Zapateria
akan
yang
dimana
berguna
bagi
pemikiran
dari
penjelasan di atas sebagai berikut:
bisnis awal. Dan tools Business Model Canvas menjadi salah satu pilihan untuk membuat rancangan bisnis awal dari ide-ide tersebut. Rancangan bisnis awal yang muncul akan dituangkan kedalam sebuah pertanyaan yang terdapat
pada
tools
Empaty
Map
Gambar 2 Kerangka Pemikiran
dan
kemudian hasil jawaban dari pertanyaan yang berasal dari empaty map dapat mempengaruhi rancangan bisnis awal yang sudah tercantum
2.2. Hipotesis Menurut
Ali
(dalam
mengartikan
Tukiran hipotesis
et
al.,
dalam tools Business Model Canvas. Hasil dari
2011:24)
adalah
rancangan yang telah dibentuk dengan tools
rumusan jawaban sementara yang harus diuji
Business Model Canvas akan menjadi acuan
melalui kegiatan penelitian. Hipotesis juga
untuk menentukan strategi bisnis.
dapat diartikan penjelasan tentatif (sementara)
Peneliti akan melakukan rancangan bisnis
tentang tingkah laku, fenomena (gejala), atau
awal cafe Zapateria dengan menggunakan
kejadian yang akan terjadi, bisa juga mengenai
tools Business Model Canvas serta empaty
kejadian
map
sebagai
tools
untuk
mengetahui
yang
sedang
berjalan
menurut
Rudeffendi
dan
Achmad
Sanusi
(dalam
Tukiran et al., 2011:25) Berdasarkan
rancangan
dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis rancangan bisnis awal cafe Zapateria dengan
pada
bisnis
sejenis dan kerangka pemikiran yang telah
pivoting sebagai berikut:
Supplier bahan makanan & minuman Pengrajin sepatu
Penjualan makanan, minuman dan sepatu
Pembuatan air mineral Manajemen cafe
Menu makanan dunia Free welcome drink
Berbagai pilihan sepatu sebagai desain dan barang dagangan
Membership Discount (student card)
Customer care website
Anak muda, pria dan wanita yg memiliki hobi atau kebiasaan berkumpul dengan kerabat dalam jangka waktu tertentu Komunitas
Human Resource menu
Asset (gedung, tanah, mesin, peralatan masak, makan, dll)
Media sosial (instagram dan twitter)
Cafe Sistem operasional (take order & process)
Turis (Pendatang dari luar kota Bandung) Pecinta sepatu
Website
Penjualan makanan & minuman Biaya operasional
Training karyawan Penjualan sepatu
Gaji karyawan
Membership
Maintenance sistem Service (5% per bill)
Gambar 3. Hipotesis Rancangan Awal Design Zapateria shoes & café (Menggunakan Model Bisnis Kanvas)
Iklan
METODE PENELITIAN
Pemenuhan data primer dilakukan dengan
Metode Seleksi
melakukan
survei
memberikan
pertanyaan
Pengumpulan peneliti
hanya
data
bersifat
yang data
dilakukan pendukung.
lapangan
dengan
kepada
potential
consumer sehingga kemungkinan dari sisi
Metode pengumpulan data yang dilakukan
produk dan segmen pasar terlihat.
pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian,
B.
Data Sekunder
pada penelitian kualitatif peneliti menggunakan
Data sekunder merupakan data yang
metode pengumpulan data wawancara dan
sudah diterbitkan atau digunakan pihak lain.
pada
Contoh data sekunder adalah data yang
penelitian
kuantitatif
menggunakan
metode pengumpulan data kuesioner.
diambil
Pengumpulan Data
publikasi lainnya. (Suharyadi & Purwanto,
Secara garis besar, pengumpulan data
dari
koran,
majalah,
jurnal,
dan
2009:14).
pendukung diperlukan untuk melihat adanya
Data sekunder yang digunakan dalam
kemungkinan dari penelitian model bisnis
penulisan rencana bisnis ini bersumber dari
Zapateria baik primer dan sekunder.
literatur rencana bisnis cafe yang sudah ada.
A.
Pengukuran dan Defisini Operasional
Data Primer Data
primer
merupakan
data
yang
diperoleh langsung dari sumbernya atau objek
Variabel Menurut Sugiyono (2008:38), variabel
penelitian. Data primer biasanya diperoleh
penelitian
dengan wawancara langsung kepada objek
sesuatu
atau
ditetapkan
dengan
pertanyaan)
pengisian yang
kuesioner
dijawab
oleh
(daftar objek
penelitian. (Suharyadi & Purwanto, 2009:14).
pada yang oleh
dasarnya berbentuk peneliti
adalah apa
saja
untuk
Peta Empati
tersebut,
Definisi
kemudian
ditarik
dipelajari
kesimpulannya.
Dimensi
Sebuah alat bantu pembuat 1. Apa yang dilihatnya? (see?) profil pelanggan yang sederhana, 2. Apa yang didengarnya? (hear?) yang membantu anda berjalan 3. Apa yang benar-benar dipikirkan melampaui karakteristik demografi dan dirasakannya? (think & feel?) pelanggan dan mengembangkan 4. Apa yang dikatakan dan pemahaman yang lebih baik dilakukannya? (say & do?) tentang lingkungan, perilaku, 5. Sakit hati apa yang dirasakan kepedulian, dan aspirasi. pelanggan? (pain) 6. Apa saja perolehan pelanggan? (gain)
Sumber: data diolah peneliti
yang
sehingga diperoleh informasi tentang hal
Tabel 4 Variabel Operasional Variabel
segala
Metode Analisis Data Metode
enam
terdiri
dari
berbagai
pertanyaan yang memungkinkan perusahaan
Creswell ada lima strategi kualitatif yang salah
untuk lebih memahami dengan lebih baik apa
satunya digunakan oleh peneliti adalah studi
yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan.
Studi
kasus
kualitatif,
yang
menurut
kasus.
penelitian
kotak
merupakan
strategi
penelitian yang didalamnya peneliti menyelidiki secara
cermat
suatu
program,
peristiwa,
aktivitas, proses, atau sekelompok individu (Creswell, 2009:19-21). Pendekatan triangulasi digunakan untuk menguji keabsahan data dan menemukan
kebenaran
objektif
sesungguhnya. Strategi ini sangat tepat untuk menganalisis kejadian tertentu disuatu tempat tertentu dan waktu tertentu pula.
A.
Emphaty Map Cara yang baik untuk memulai adalah
dengan menggunakan peta empati, yaitu pembuat profil pelanggan yang sederhana, Gambar 4 Peta Empati
yang membantu anda berjalan melampaui karakteristik
demografi
pelanggan
Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
dan
Pigneur (2012:130)
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan, perilaku, kepedulian, dan
Cara menggunakan Peta Empati sangat
aspirasi. Dengan alat ini kita bisa menemukan
mudah. Mulailah dengan memberi pelanggan
model bisnis yang lebih kuat karena profil
ini
pelanggan memandu perancangan proposisi
lebih
baik
dibawah ini, gunakan flip chart atau papan tulis untuk
Peta empati merupakan alat bantu visual yang dikembangkan oleh perusahaan berpikir bernama
XPLANE
(Alexander
membuat
yang
dengan bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Tabel 5 Pertanyaan Peta Empati
dalam lingkungannya
pelanggan
mendapat nama baru
2012:131).
Alat bantu visual satu halaman ini terdiri dari
Jelaskan apa yang dilihat pelanggan
profil
enam
berikut
(Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,
Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:131).
Apa yang dilihatnya? (See?)
beberapa
dengan mengacu pada gambar yang ada
(Alexander
Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:131).
visual
dilengkapi
status pernikahan, dan lain-lain. Kemudian,
dalam menjangkau pelanggan, dan hubungan yang
yang
karakteristik demografi, seperti pendapatan,
nilai yang lebih baik, cara yang lebih nyaman
pelanggan
nama
- Seperti apa tampaknya? - Siapa yang mengelilinginya?
- Siapa teman-temannya? - Apa masalah yang ditemui? - Apa yang dikatakan teman- temannya? Pasangannya?
Apa yang didengarnya? (Hear?)
- Siapa yang benar-benar memengaruhinya,
Menjelaskan bagaimana lingkungan
dan bagaimana?
memengaruhi pelanggan
- Saluran media mana yang berpengaruh? - Apa yang benar-benar penting untuknya (yang tidak dikatakannya secara terbuka)? Apa yang benar-benar dipikirkan
- Bayangkan emosinya. Apa yang
dan dirasaknnya? (Think & Feel?)
menggerakkannya?
Mencoba menguraikan apa yang
- Apa yang dapat membuatnya terbangun di
ada dibenak pelanggan
malam hari? - Cobalah menggambarkan mimpi-mimpi dan aspirasinya. - Apa sikapnya?
Apa yang dikatakan dan - Apa yang dapat dikatakannya kepada orang
dilakukannya? (Say and Do?)
lain? Membayangkan apa yang mungkin - Berikan perhatian yang memadai untuk
dikatakan pelanggan, atau
potensi komflik antara apa yang mungkin
bagaimana perilakunya di depan
dikatakan pelanggan dan apa yang mungkin
umum
benar-benar dipikirkan atau dikatakannya. Sakit hati apakah yang dirasakan
- Apakah frustasi terbesarnya?
pelanggan? (Pain)
- Risiko apa yang ditakutinya? - Apa yang benar-benar ingin dicapainya?
Apa saja perolehan pelanggan?
- Bagaimana ia mengukur kesuksesan?
(Gain)
- Pikirkan beberapa strategi yang dapat digunakannya untuk mencapai tujuan.
Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:131) B.
data
Triangulasi
diperoleh karena data yang didapat tidak
Triangulasi adalah teknik pengumpulan
hanya dari satu teknik atau satu sumber
yang
berbagai
bersifat
teknik
menggabungkan
pengumpulan
data
dari dan
pengumpulan data. Triangulasi
sumber
triangulasi
241). Penggunaan teknik triangulasi akan lebih
sumber yang berbeda–beda dengan teknik
meningkatkan
yang
data
yang
akan
sama.
mendapatkan
merupakan
sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2012:
kekuatan
yang
data
Dalam
data
triangulasi
dari
sumber
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kualitatif, dimana peneliti dapat melakukan face to face interview (wawancara langsung) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat langsung (Creswell, 2009: 267). Proses wawancara dilakukan
untuk
narasumber.
mendapatkan
Teknik
data
wawancara
dari yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara
yang
terstruktur,
Gambar 6 Triangulasi Sumber Data
maksudnya
Sumber data triangulasi Pelaku Usaha
adalah proses wawancara dilakukan secara
Cafe didapatkan dengan mendatangi tempat
terencana.
menjelaskan
makan yang memiliki brand image yang baik di
triangulasi sumber pengumpulan data dengan
masyarakat, berdasarkan berita yang terdapat
mendapatkan data melalui wawancara dari
pada surat kabar ataupun media internet. Data
sumber yang berbeda – beda dengan teknik
calon pelanggan didapatkan dengan menemui
yang sama (Sugiyono, 2012: 241).
mereka
Gambar
dibawah
di
cafe
atau
setelah
mereka
mengunjungi sebuah cafe. Sumber data Ahli
wawancara
Bisnis peneliti ambil dari mereka yang peneliti anggap memahami betul mengenai dunia bisnis
yakni lulusan Master of Business
Administration Institut Teknologi Bandung dan berkecimpung langsung dalam dunia bisnis, dalam hal ini peneliti tunjuk seorang dosen bisnis yang memiliki title tersebut dan orang
B
A
C
Gambar 5
yang berada dalam naungan komunitas bisnis Tangan Di Atas.
Triangulasi Sumber Pengumpulan Data
HASIL DAN PEMBAHASAN Indikator Peta Empati
Data yang didapat dari hasil wawancara yang bertujuan untuk memeriksa keabsahan data
selanjutnya
melakukan
akan
pemilihan
dilakukan
data
yang
coding, relevan
dengan pokok pembicaraan. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti kemudian dipahami secara utuh dan ditemukan poin-poin yang peneliti gunakan sebagai indikator yang akan dicocokkan dengan indikator pada setiap pertanyaan empaty map.
Berikut
hasil
informan triangulasi:
wawancara
dari
para
Tabel 6 Indikator Peta Empati berdasarkan Informan Triangulasi No
Pertanyaan Peta
Indikator
Empati Praktisi Usaha 1
Apa yang dilihatnya?
(see)
Persaingan
yang
Ahli
semakin
ketat
dalam setiap lini pelayanan
Desain
interior
unik
untuk
Diskon pelajar
Diskon pada jam tertentu
Apa yang
Rasa
didengarnya? (hear)
Persiapan
makanan
Kualitas
tidak
terlalu
prioritas
konsep
yang
makanan
tertentu
mulai
pada
take
order
process
sosial
untuk foto tapi tidak terlalu
Media
sosial
sangat
Lupa atau salah pesanan
Mengetahui beberapa kafe
berpengaruh
Promosi gratis melalui path
Mulai
kafe
Menawarkan
dari konsep
Kafe
dengan
gerai
dapat memberikan kemudahan
distro atau barbershop tetapi belum
bagi orang bermobilitas tinggi
ada kafe yang menerapkan dua berbeda
sosial
seperti
Perlu konsep yang benarbenar matang dan menarik
sepatu
dengan bidang usaha lain seperti
media
instagram dan path
bukan
makanan
yang
bekerjasama atau berbagi tempat
pendapatan
Memiliki desain yang unik
berkonsep
Menarik pelanggan melalui media
sumber
Promo kartu debit atau kredit bank tertentu
teknologi
Kesalahan pesanan
bermunculan
Promo breakfast, mendapat potongan di minimal order
Perkembangan meningkat
utama
Semakin banyak kafe yang bermunculan
meningkat
memiliki spot untuk foto
2
semakin
semakin matang
yang
marak dan ketat
pengambilan foto
diperhatikan,
Persaingan
Segmen Pelanggan
Sosok
yang
berkunjung
sangat berpengaruh
Kafe
berkonsep
sepatu
belum ada diterapkan di kafe
sekaligus dalam satu konsep
di Bandung, cukup unik dan konsepnya jelas
3
Apa yang dipikirkan
dan dirasakannya?
Sistem pelayanan yang diterapkan
masih harus terus dikembangkan
(think and feel)
dan ditingkatkan untuk kepuasan
Rasa
makanan
ditingkatkan,
masih
harus
kebanyakan
pelaku
Spot bagus untuk foto-foto
dapat
Kafe
memudahkan pelanggan
atau untuk
membelinya, dua keuntungan
mengenai hal ini
sekaligus
dan mempunyai keunikan sendiri
Penerapan kafe dengan sepatu
menggoda
tersendiri
Tempat strategis
Life music
Pelayanan 24 jam
Lahan parkir besar
Suhu menyenangkan
bisa
Menu makanan beragam
Konsep yang akan diterapkan
Mau datang ke kafe yang
Konsep
yang
jelas
dapat
Ambience harus dijaga agar pelanggan merasa nyaman dan
teratur
betah
konsep
Tidak terlalu crowded
Tidak terlalu crowded, crowded tapi
Good ambience
memiliki
menarik pelanggan
Kenyamanan (tidak diburuburu)
usaha tidak terlalu memprioritaskan
Kafe yang memiliki konsep tersendiri
keunikannya sendiri
dirasa dapat menjadi nilai tambah
Kafe mulai mengembangkan
Tambahan
life
music
menjadi ketertarikan 4
Apa yang dikatakan
dan dilakukannya? (say and do)
Sangat
untuk
mencoba
menerapkan konsep sepatu dan kafe
akan
Perbaiki terus pelayanan sehingga
persaingan
pelanggan merasa sangat nyaman
perkembangan kafe saat ini
memiliki konsep seperti kafe
Menyatukan
dua
berkonsep penjara, rumah
merekomendasikan pada orang lain
berbeda
dan
Bisa menjalin kerjasama dengan
menguntungkan
dan
menarik
secara
tidak
langsung
sangat
meramaikan
lebih berkonsep, contoh kafe
dalam
hal
di
yang
yang
banyak
sakit, lab dan lain lain
saling sangat
Jakarta
Tertarik
dengan
kafe
komunitas
pecinta
menarik untuk dicoba
berkonsep
sepatu
sneakers/skateboard atau komunitas
menawarkan
yang sangat berhubungan dengan
dalam berbelanja
yang
kemudahan
sepatu 5
Apa yang
dikorbankannya? (pain)
Biaya tambahan untuk mendukung
membayar
lebih
dua keuntungan
baru
kenyamanan yang diberikan
Emosi yang dirasa para waiters
lebih
kafe
jangan
sampai
dalam memberikan pelayanan
bertabrakan
Jangan lupakan taste makanan
konsep
Bersedia
dalam
Konsep sepatu sesuaikan dengan
menerapkan
konsep yang diusung tetapi untuk
konsep
Biaya menjadi masalah utama
untuk konsep, makanan dan
Akan
lebih
tertarik
aspek
bila
langsung harus terjaga
semua
seimbang,
Konsep sepatu dan kafe harus
konsep matang, ambience
saling mendukung
bagus, dan rasa makanan yang enak
6
Apa yang
didapatkannya?
Pertumbuhan menjadi
(gain)
pelanggan
target
tentu
utama
saat
Kemudahan yang ditawarkan
Kenyamanan
harus semakin terasa
Kemudahan bersantai dan
menerapkan konsep baru.
Peningkatan jumlah pelanggan
Kemudahan dan tingkat kepuasan
Adanya ide-ide baru akan terus
Pelayanan 24 jam
bermunculan
Kepuasan
para pelanggan yang meningkat.
bisnis
ini
Bandung
di
dalam
bidang
kota
seperti
berbelanja
sangat
dapat
didapatkan
konsep
baru
diusung
diharap
yang
dari akan
Peta Empati Campuran Ramai tapi masih berprivasi
Ambience
Konsep unik yang diusung
Nilai tambah yang diberikan (life music)
Pengaruh media sosial seperti instagram dan path
Persaingan kafe yang semakin ketat Promo dan diskon tertentu
Belum adanya konsep kafe dan gerai sepatu yang digabungkan
Konsep yang semakin matang Keinginan untuk Salah order datang ke kafe yang memiliki konsep tersendiri Penerapan konsep baru akan meningkatkan kualitas
Harus terus meningkatkan kualitas pelayanan Waktu, biaya, tenaga dan pikiran lebih dipersiapkan untuk penerapan konsep baru
Bersedia untuk membayar biaya lebih untuk mendapatkan yang lebih
Peningkatan jumlah pelanggan dan kualitas kepuasan serta kemudahan
Memicu ideide baru yang kian menarik
Gambar 7 Indikator Peta Empati Sumber : data olahan peneliti Pada indikator peta empati di atas dapat
tertentu dan kesediaan customer care website,
dikonfirmasi bahwa para pelanggan kafe saat
serta didukung keramahan yang dijalin kepada
ini mengharapkan suatu hal lebih yang dapat
para
mereka
membangunkan
rasakan
dari
pelayanan
yang
calon
pelanggan
diharapkan
akan
kepuasan
dan
tingkat
diterapkan kebanyakan kafe saat ini. Dengan
kepercayaan pelanggan terhadap Zapateria
kata
menginginkan
shoes & cafe. Salah satu keunggulan dari
adanya inovasi baru dari pelayanan kafe yang
Zapateria shoes & cafe juga yakni penerapan
bertujuan
untuk
kualitas
sistem otomasi order dengan cara take order
kepuasan
dan
sebuah
dengan gadget oleh waiters yang terintegrasi
lain,
para
pelanggan
meningkatkan sisi
kemudahan
langsung pada sistem di kitchen sehingga
layanan. Dengan
melihat
dari
hasil
analisis
mengurangi kemungkinan salah pesanan yang
indikator peta empati yang berasal dari para
sering terjadi. Dari hal tersebut juga akan
informan triangulasi, peneliti melihat terdapat
terbentuk kunjungan kafe yang bersifat terus-
adanya kebutuhan yang masih sedikit para
menerus sehingga menjadikan keramahan dan
praktisi usaha kafe yang menyadari kebutuhan
profesionalitas yang diberikan Zapateria shoes
tersebut.
& cafe tersampaikan dengan baik kepada para
Model Bisnis Kanvas Zapateria shoes &
calon pelanggan.
cafe
&
Ketersediaan
sepatu
Rancangan model bisnis Zapateria shoes
dagangan
bertujuan
cafe
pelanggan
dalam
yang
peneliti
tetapkan
adalah
sebagai
untuk
barang
mempermudah
berwisata
belanja
dan
perencanaan konsep kafe dan gerai sepatu
mencoba berbagai menu makanan dunia serta
secara bersamaan, pemberian diskon-diskon
free
welcome
drink
yang
disediakan.
Pelanggan juga dapat membeli sepatu yang dijual Zapateria shoes & cafe melalui website dan media sosial instagram, juga terdapat menu
makanan
mengenai
asal
pilihan menu
dan
penjelasan
tersebut
sehingga
pelanggan bisa mendapatkan pengetahuan dari menu itu sendiri di dalam website yang dapat disantap langsung di kafe. Dari hal tersebut
diharapkan
pelanggan
bisa
mendapatkan kelebihan tersendiri yang belum pernah
didapatkan
di
kafe
lain
dengan
kenyamanan, fleksibilitas dan pengetahuan yang
diberikan.
Model Bisnis Kanvas Zapateria shoes & cafe
Gambar 8 Model Bisnis Kanvas Zapateria shoes & cafe Fin Sumber : data olahan peneliti
SIMPULAN Kesimpulan Model Bisnis Kanvas Zapateria Shoes & Cafe Blok
Hipotesis Anak
muda,
pria
Anak
muda,
pria
dan
wanita yang memiliki hobi
atau
atau
kebiasaan
kerabat
(Customer Segments)
dan
wanita yang memiliki hobi
berkumpul Segmen Pelanggan
Final
dalam
dengan
kebiasaan
berkumpul
jangka
kerabat
waktu tertentu
dalam
dengan jangka
waktu tertentu
Komunitas
Komunitas
Turis (pendatang dari luar
Turis (pendatang dari luar
kota Bandung)
kota Bandung)
Pecinta sepatu
Pecinta sepatu Menu makanan dunia
Menu makanan dunia Free welcome drink Proposisi Nilai (Value
Free welcome drink Berbagai pilihan sepatu
Berbagai pilihan sepatu sebagai
Propositions)
dan
desain
sekaligus
sebagai
desain
interior
dan
barang
dagangan
dagangan
sekaligus
interior barang
Life music Take
order
dengan
gadget Saluran (Channels)
Hubungan Pelanggan (Customer Relationship)
Media sosial (instagram,
twitter dan path)
twitter dan path)
Kafe
Kafe
Website
Website
Membership
Membership
Diskon (student card)
Diskon (student card)
Customer care website
Customer care website
Sistem otomasi order
Arus Pendapatan (Revenue Streams)
Media sosial (instagram,
Penjualan makanan dan
Penjualan makanan dan
minuman
minuman
Penjualan sepatu
Penjualan sepatu
Membership
Membership
Service (5% per bill)
Service (5% per bill)
Sumber Daya Utama (Key
Iklan
Iklan
Human resources
Human resources
Menu
Menu
Asset
tanah,
Asset
Resources)
(gedung,
mesin, peralatan masak,
peralatan makan, dll)
peralatan makan, dll)
Sistem operasional (take
Sistem operasional (take
order & process)
order & process)
Penjualan
Activities)
Penjualan
makanan,
minuman, dan sepatu
makanan,
minuman, dan sepatu
Aktivitas Kunci (Key
tanah,
mesin, peralatan masak,
(gedung,
Pembuatan air mineral (welcome drink)
Pembuatan air mineral (welcome drink)
Manajemen kafe
Manajemen kafe
Pembuatan sistem take order & process
dan minuman
Supplier bahan makanan dan minuman
Supplier sepatu
Supplier sepatu
Pengrajin sepatu
Pengrajin sepatu
IT Person
Manajemen band
Biaya Operasional
Gaji karyawan
Training karyawan
Maintenance sistem
Pembuatan sistem take
Kemitraan (Key Partners)
Biaya Operasional
Struktur Biaya (Cost
Gaji karyawan
Structure)
Training karyawan
Maintenance sistem
order & process
DAFTAR REFERENSI Arikunto,
Suharsimi.
Supplier bahan makanan
(2006).
Fee band
Creswell, John .W. (2009). Research Design: Prosedur
Penelitian – Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi IV. Jakarta: Rieneka Cipta.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Creswell, John.W (2010). Research Design: pendekatan
kualitatif,
kuantitatif,
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dan
Eisenmann,
Thomas.
(2002).
Internet
Business Models: Text and Cases. New York. McGraw-Hill/Irwin. Narbuko, Cholid., & Achmadi, Abu. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Osterwalder, Alexander., & Pigneur, Yves. (2012).
Business
Model
Generation.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Sugiyono.
(2012).
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono,
(2008).
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suharyadi
&
Purwanto.
Statistika
Untuk
Ekonomi dan Keuangan Modern. (2009). Jakarta. Salemba Empat. Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis Data
Penelitian.
Bandung:
Refika
Aditama. Taniredja, Tukiran., & Mustafidah, Hidayati. (2011).
Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar). Bandung: Alfabeta. http://bandung.go.id/images/download/8_BABI.pdf. Diakses pada tanggal 25 April 2014 http://bandungkota.bps.go.id/subyek/penduduk -2012. Diakses pada tanggal 17 Juni 2014