PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT BUDAYA DAN SENI DI KOTA BEKASI
Gesta Madya Putra Binus University, JL Kebon Jeruk Raya No. 27 Kemanggisan / Palmerah Jakarta Barat 11530, +6221 534 5830/ +6221 530 1244,
[email protected]
ABSTRACT The emerging art and culture factor of a region is a movement from human activity pattern which form a custom and become the characteristic of that specific people's life which differ them from other group of people. The presence of a cultural center within a region or area is a facility to fulfill the needs of society for information. The design of this last project is purposed to build an art and culture center in Kota Bekasi which in the future will become an important aspect for the city in terms of facilitating the development of art and culture of Kota Bekasi. Generally, the concept of this art and culture center is focused in contemporary design to create a broad ambience for the society to enjoy every facilities offered in this Bekasi Art and Culture Center. So that in the future, this facility will become the place where information is shared and art and culture is developed.
Keywords : Cultural and Art Center, Bekasi City, Contemporary, etc
ABSTRAK Faktor kebudayaan dan kesenian suatu daerah yang muncul, merupakan sebuah pergerakan dari pola aktivitas manusia yang membentuk sebuah kebiasaan dan menjadi ciri khas dari kehidupan manusia tersebut yang menbedakanya dengan kelompok manusia lain. Hadirnya sebuah pusat kebudayaan di suatu wilayah atau daerah, merupakan saran fasilitas pemenuhan dan penerangan informasi bagi masyarakat.
Perancangan Tugas Akhir ini ditujukan untuk membuat sebuah pusat budaya dan seni di Kota Bekasi yang nantinya akan menjadi aspek penting bagi kota dalam hal sarana fasilitas untuk pengembangan budaya dan seni Kota Bekasi kedepanya. Secara keseluruhan, konsep Pusat Budaya dan Seni di Kota Bekasi ini mengutamakan desain yang kontemporer dan ingin menciptakan suasana yang lapang bagi masyarakat Bekasi maupun luar untuk dapat menikmati setiap fasilitas yang tersedia di dalam Pusat Budaya dan Seni di Kota Bekasi ini. Sehingga nantinya sarana fasilitas ini dapat menjadi tempat pertukaran informasi dan pengembangan budaya dan seni.
Kata kunci : Pusat Budaya dan Seni, Kota Bekasi, Kontemporer, dsb
PENDAHULUAN Perkembangan seni disebuah kota merupakan salah satu indikator pertumbuhan sebuah kota, bukan hanya dalam penguatan bidang ekonomi yang menjadikan sebuah kota dapat berkembang, akan tetapi kini seni menjadi sebuah hal yang penting bagi sebuah kota karna dapat menjadi faktor penarik kunjungan pariwisata dan mewakili identitas sebuah kota. Seiring dengan pertumbuhanya, Kota Bekasi kini tumbuh menjadi sebuah kota urban, dalam kenyataanya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian Khas Jakarta. Ini disebabkan Budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan budaya Betawi. Sejak masa Kerajaan Pasundan, beberapa kesenian asli daerah muncul seperti kesenian Tari Topeng dan kesenian Ujungan. Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.
Melihat pertumbuhan Kota Bekasi dengan berbagai kebudayaan di dalamnya yang kemudian memilki pengaruh langsung terhadap kemunculan berbagai macam komunitas seni, komunitas seni ini muncul dari berbagai bidang yang diwakilinya seperti, Komunitas Seni Betawi yang mewakili kesenian tari dan musik, Komunitas Musik yang mewakili banyak genre seperti musik jazz atau pop , sampai dengan Komunitas Fotografi yang banyak menangkap sisi dibalik pertumbuhan Kota Bekasi menjadi sebuah kota Metropolitan saat ini.
Seiring dengan berbagai macam pertumbuhan komunitas seni di Kota Bekasi, namun tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana tempat bagi para komunitas seni untuk menunjukan
diri mereka sehingga tidak dapat menarik perhatian masyarakat Kota Bekasi sendiri untuk menikmatinya.
Hal inilah yang menjadi perhatian penulis dalam mengambil studi kasus untuk Tugas Akhir, dalam kasus ini penulis merasa tertarik untuk dapat mewujudkan sebuah tempat yang dapat mengakomodir kebutuhan komunitas seni yang ada di Kota Bekasi, sekaligus menjadi sebuah sarana bagi masyarakat untuk dapat bertemu dalam satu tempat untuk melihat berbagai macam kesenian dari para komunitas seni yang ada atau bahkan hanya untuk sekedar bersantai menikmati kota.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, berikut beberapa permasalahan yang dapat ditemui dalam proses perancangan interior dalam kasus diatas, diantaranya : 1. Bagaimana merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni dan masyarakat Kota Bekasi yang dapat mengakomodir kebutuhan berbagai macam komunitas seni dan budaya ? 2. Bagaimana merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni dan masyarakat Kota Bekasi yang dapat terkoneksi dengan berbagai macam komunitas seni dan budaya yang ada sehingga dapat menjadi sebuah kesatuan tempat yang berhubungan satu sama lain ? 3. Bagaimana merancang interior yang dapat membantu menciptakan terjadinya interaksi sosial antara komunitas dengan masyarakat pengunjung agar dapat terjadi pertukaran informasi seni dan budaya ? 4. Bagaimana merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni di Kota Bekasi yang juga dapat menghadirkan ikon baru kota tersebut agar menjadi sebuah tempat yang dapat mewakili identitas kota tersebut ?
Tujuan Penelitian 1. Merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni dan masyarakat penikmatnya di Kota Bekasi yang dapat terintegrasi secara baik. 2. Merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni dan masyarakat penikmatnya yang sekaligus sebagai usaha pelestarian kebudayaan Kota Bekasi dan menumbuhkan sikap masyarakat untuk cinta terhadap sebuah kebudayaan yang dimilki.
3. Merancang interior yang dapat menjembatani nilai-nilai tradisi sebuah kota dengan perkembangan dan pertumbuhan sebuah kota pada zaman sekarang. 4. Merancang interior sebuah pusat budaya dan seni yang nantinya berfungsi sebagai pusat kebudayaan dan seni di Kota Bekasi yang dapat dijadikan sebagai sarana pertukaran informasi budaya dan seni dari para pelaku seni kepada masyarakat.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif dimana di awal penelitian penulis melakukan survey lapangan terhadap 3 lembaga pusat perkembangan budaya dan seni di jakarta yang dipilih yaitu Komunitas Salihara yang berlokasi di Pasar Minggu - Jakarta Selatan, Taman Ismail Marzuki yang berlokasi di Cikini – Jakarta Pusat, dan Galeri Indonesia Kaya yang berlokasi di Grand Indonesia Jalan MH.Thamrin – Jakarta Pusat. Survey Lapangan Mencangkup pengambilan data data berupa foto-foto fasilitas, struktur organisasi dan data lainya.
(Sumber: Tamanismailmarzuki.co.id)
(Sumber: Salihara.org)
(Sumber: Indonesiakaya.com)
Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dari berbagai sumber seperti buku, majalah, dan website, untuk mengetahui tren dan teknologi yang berkembang di dunia interior. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah penelitian langsung/survei serta wawancara dengan pemilik untuk mengetahui kondisi siapa saja pengguna yang nantinya akan menjadi sasaran sebagai pengunjung Pusat Budaya dan Seni Bekasi di Kota Bekasi tersebut.
HASIL DAN BAHASAN Dengan mengangkat tema “Pusat Budaya dan Seni Bekasi”, penulis ingin mengajak masyarakat Kota Bekasi maupun masyarakat luar yang dekat dengan Kota Bekasi, untuk dapat selalu mencintai dan ikut mengembangkan budaya dan seni Kota Bekasi yang unik dan berbeda dengan kebudayaan lain di provinsi Jawa Barat. Selain itu penulis juga berusaha mengangkat beberapa bidang budaya dan seni di Kota Bekasi yang telah mengalami perkembangan misalnya melalui UKM kerajinan dan Oleh-Oleh Khas Bekasi serta beberapa komunitas seni yang sudah ada di Kota Bekasi untuk dapat terus hadir di lingkungan masyarakat Kota Bekasi khususnya. Dari tema tersebut dikembangkanlah konsep desain ruang berupa “Tempat Ngumpul”, “Ngumpul” yang merupakan morfofologi dari bahasa melayu dialek Bekasi memiliki arti yakni berkumpul, konsep “Tempat Ngumpul” ini sangat cocok dengan kebudayaan masyarakat Bekasi saat ini, yang sangat menginginkan sarana tempat untuk berinteraksi satu sama lain namun dengan konsep yang memusat dan dapat memberikan sarana hiburan yang beragam. Hal ini yang menjadi acuan penulis untuk dapat menghadirkan pusat budaya dan seni yang didalamnya terdapat beragam sarana hiburan bagi masyarakat seperti, Galeri Pameran, Cafe dan Lounge, Panggung Hiburan, dan Sarana Belanja.
Konsep Sebuah Ruang Pusat Budaya dan Seni. (Sumber: plus.google.com/ilonadea)
Dalam perancangan fasilitas Pusat Budaya dan Seni Bekasi ini, konsep bentuk yang akan digunakan berupa garis garis lurus vertikal horizontal, diagonal dan bentuk-bentuk geometris ruang yang sederhana, hal ini bertujuan agar dapat memaksimalkan pergerakan ruang sirkulasi untuk menunjang konsep tempat berkumpul yang memusat. Ada pula pengaplikasian unsur-unsur kayu sebagai estetika ruangan yang ingin mendukung terciptanya citra ruang yang memiliki kesan alami dan dapat mengahadirkan keleluasaan ruang.
Apilkasi Desain Ruang Bergaya “Modern Nature”. (Sumber: Google.com/Image/SpaciousInterior) skema warna dipilih untuk menciptakan ruangan yang lapang dan luas dengan pengaplikasian warna-warna alami kayu dan warna putih dengan warna abu sebagai penyeimbang ruang.
(Sumber: Homemodish.com) Warna-warna terang dan kontras seperti warna merah lebih di aplikasikan pada furnitur sebagai vocal point ruangan. Pengaplikasian warna-warna lokal Bekasi yang dinamis juga turut di hadirkan dalam ruangan dan furnitur.
(Sumber: Gesta Madya Putra, 2015)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Melalui pusat budaya dan seni yang ada di masyarakat, merupakan usaha-usaha yang sangat baik dalam kaitanya dengan usaha pengembangan informasi budaya dan seni di masyarakat. Kota Bekasi sebagai kota keempat terpadat di Indonesia(Rumah.com: 28 Januari 2015) muncul dengan berbagai kebudayaan dan seni masyarakat yang beragam, bukan hanya pelaku seni tradisional nya saja, namun mucul juga komunitas-komunitas seni dan budaya yang merupakan pergerakan dari masyarakat yang ingin mengembangkan budaya dan seni ke arah yang lebih baik di Kota Bekasi. Meskipun Kota Bekasi merupakan bagian dari provinsi Jawa Barat, namun letak geografis nya yang sangat berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta, membuat Kota Bekasi memiliki budaya dan seni Betawi yang cukup kuat. Hal inilah yang menjadikan Kota Bekasi menjadi sangat unik dan beragam dalam budaya dan seni. Maka tersebutlah kebudayaan dan seni Kota Bekasi sebagai “Betawi Ora”. Perancangan interior ini juga dimaksudkan dalam usaha penyediaan lahan pengembangan bagi komunitas budaya dan seni yang memusat di Kota Bekasi dan menjadi sarana pertemuan antara masyarakat dengan para pelaku seni budaya di Kota Bekasi. Perancangan interior ini juga ikut mendorong tumbuhnya UKM kerajinan dan oleh-oleh khas bekasi yang nantinya dapat membantu menghasilkan pajak pemasukan yang berguna untuk meningkatkan fasilitas Kota. Melalui konsep desain ruang yang memiliki beberapa aktivitas yang dapat dilakukan seperti, Galeri, area Retail UKM, sampai dengan fasilitas panggung pertunjukan dan cafe lounge yang menyajikan masakan lokal dan Indonesia merupakan usaha untuk mengangkat budaya dan seni di Kota Bekasi dan mengajak masyarakat untuk dapat ikut merasakan budaya dan seni yang ada di Indonesia salah satunya yakni budaya dan seni yang ada di Kota Bekasi. Selain itu, fasilitas pusat budaya dan seni di Kota Bekasi ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian budaya lokal Indonesia serta memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat lokal maupun internasional di bidang pariwisata yang bersifat edukatif sekaligus rekreatif.
Saran Perancangan Pusat Budaya dan Seni Di Kota Bekasi ini diharapkan dapat memberikan alternatif perancangan bagi mahasiswa yang mendapat kategori perancangan interior Art & Leissure dengan mempertimbangkan faktor faktor fungsi dan konsep dari sebuah pusat
budaya dan yang dapat memberikan pengalaman secara keseluruhan bagi pengunjungnya. Diharapkan perancangan interior ini dapat memberikan jawaban atas permasalahan permasalahan yang dihadapi dalam proses mendesain sebuah pusat budaya dan seni
REFERENSI Sopandi, Andi. 2010. Panduan Wisata Kota Bekasi. Bekasi: Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata Kota Bekasi. Sopandi, Andi. 2012. Perkembangan Sejarah dan Budaya Bekasi. Bekasi: Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata Kota Bekasi. Khoir HS, Abdul dan Widyatmoko, Bambang. 2012. Kamus Dialek Bahasa dan Tafsir Melayu Betawi (Bekasi). Bekasi: Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi.
Umroh, Siti. 2013. “Perancangan Interior Rumah Budaya Indonesia”. Skripsi. Jakarta: School of Design, Binus University. Adrian Tanza, Vincentius. 2014. “Perancangan Interior Fasilitas Edutaiment untuk Kebudayaan Lokal Indonesia di Jakarta”. Sripsi. Jakarta: School of Design, Binus University. 2012. Dasar Dasar Desain Interior Pelayanan Umum II. Document Modul (Online). (http://repo.isidps.ac.id/132/1/Dasar_Dasar_Desain_Interior_Pelayanan_Um um_II.pdf, diakses 15 Maret 2015). Editor Rumah.Com. 2015. Infrastruktur Baru Bikin Properti di Bekasi Diminati. (rumah.com/berita-properti/2015/1/81714/infrastruktur-baru-bikin-propertibekasi-makin-dim, diakses 3 April 2015).
RIWAYAT PENULIS Gesta Madya Putra lahir di Indonesia, Kota Bekasi – Jawa Barat pada 10 November 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang ilmu Desain Interior. Khususnya dibidang Hospitality and Commercial pada tahun 2015.