Perancangan Galangan Scrapping Ramah Lingkungan Berkapasitas Maksimum 30.000 DWT Dovan Pahalatua Departemen Teknik Mesin, Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
E-mail:
[email protected] Abstrak
Kapal memiliki batas usia dalam pengoperasiannya. Galangan scrapping bisa menjadi solusi untuk industri perkapalan nasional Indonesia dan diharapkan bisa menjadi galangan scrap percontohan yang memenuhi regulasi dan menjadi bahan masukan untuk Pemerintah dan pihak PEMDA Kabupaten Tanggamus. Ship Scrapping adalah aktivitas membongkar seluruh atau sebagian suatu kapal yang bertujuan untuk mengembalikan komponen - komponen dan material untuk diproses ulang dan digunakan kembali. Perancangan galangan ini berdasar IMO (International Maritime Organization), galangan scrapping yang tidak mencemari lingkungan. Ramah lingkungan dapat didefinisikan bahwa dengan fasilitas yang ada, limbah dari proses scrapping tidak mencemari lingkungan baik darat maupun laut. Perancangan terdiri dari fasilitas galangan scrapping dan desain layout galangan dengan menggunakan program sketchup. Kata Kunci: Perancangan Layout, Galangan Scrapping, Fasilitas Galangan Abstract The ship has an age limit to operate. Scrapping shipyard could be a solution to Indonesia's national shipping industry and expected to be a pilot project that satisfies scrap yard regulation and become inputs to the Government and the Local Goverment of the Regency Tanggamus. Ship Scrapping is the activity of unpacking all or part of a ship that aims to restore the components and materials for reprocessed and reused. The design of the maximum capacity of 30,000 DWT scrapping shipyard based on IMO (International Maritime Organization), the scrapping shipyard does not pollute the environment. Environmentally friendly is defined that with existing facilities, waste from the process of scrapping is not polluting the environment both ashore and at sea. The design consists of a scrapping shipyard facilities and design layout scrapping shipyard. Kata Kunci: Layout Arrangement, Scrapping Shipyard, Scrapping shipyard Facility
1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara maritim. Industri Perkapalan di Indonesia sudah mulai memegang peranan yang penting dalam pengembangan dunia maritime Indonesia. Pengembangan klaser industri perkapalan menjadi salah satu prioritas program pemereintah di sektor industri, dengan adanya peta panduan pengembangan klaster industri perkapalan yang tercantum dalam peraturan nomor 124/M-IND/PER/10/2009 yang dikeluarkan oleh menteri perindustrian Republik Indonesia.
Hal ini didasari oleh adanya peningkatan kebutuhan
armada kapal pelayaran nasional dari 6.041 unit pada tahun 2005 menjadi 12.047 unit pada maret 2013 setelah diberlakukannya asas cabotage melalui inpres no 5 tahun 2005.
Perancangan galangan…, Dovan Pahalatua, FT UI, 2014
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan Laut, jumlah kapal yang berusia di atas 20 tahun mencapai angka yang tinggi sekitar 2.000 sampai 5.000 unit. Untuk itu, kapalkapal tua di Indonesia yang sudah hampir melewati batas waktu operasional yaitu 25 tahun maupun yang sudah melewati batas usia tersebut sudah sebaiknya ditanggulangi. Sehingga, galangan scrapping bisa menjadi solusi untuk industri perkapalan nasional Indonesia.
2. Ship Scrapping Ship Scrapping adalah aktivitas membongkar seluruh atau sebagian suatu kapal yang bertujuan untuk mengembalikan komponen - komponen dan material untuk diproses ulang dan digunakan kembali, serta mengurus bahan berbahaya dan materi lain yang terkait dan mencakup operasional kapal seperti penyimpanan dan perawatan komponen di lokasi agar tidak mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Metode yang biasanya dipakai dalam ship scrapping adalah sebagai berikut: a. Metode in water; metode ini adalah metode dimana proses scrapping dilakukan di air, biasanya menggunakan buoy, memerlukan lokasi yang medium. b. Metode on land; metode ini adalah metode dimana proses scrapping dilakukan di darat, biasanya menggunakan fasilitas, balon, slipway, dry dock, dan lain-lain. Memerlukan lokasi yang cukup besar. c. Metode In water and at land; metode ini merupakan gabungan dari metode in water dan on land. Proses scrapping secara umum adalah: 1. Ship Arrived; Kapal merapat ke galangan. 2. Understand and Identifying; Mengidentifikasi kapal untuk memahami kondisi kapal. 3. Removing; Pemindahan zat cair dan peralatan-peralatan. Semua zat cair dan peralatanperalatan harus dipindahkan sebelum dilakukan proses pemotongan badan kapal. 4. Metal Cutting; Proses pemotongan kapal. Pemotongan dibagi menjadi premary cutting dan secondary cutting.
Perancangan galangan…, Dovan Pahalatua, FT UI, 2014
5. Separation of Scrap; Proses dimana dilakukan pemisahan hasil scrapping antara material yang masih bisa disimpan dan didaur ulang (reuse) dan material yang berbahaya yang akan disimpan lalu dibuang. Dalam proses scrapping, berdasarkan IMO (International Maritime Organization), terdapat limbah yang harus diperhatikan agar tidak mencemari lingkungan dan membahayakan manusia. Limbah tersebut adalah limbah cair berupa minyak bahan bakar, minyak pelumas, alat-alat atau bahan-bahan yang mengandung asbestos dan PCB’s (polychlorinated biphenyl). Minyak bahan bakar adalah zat cair yang mudah terbakar. Asbestos adalah bahan yang berbahaya yang efeknya jangka panjang, dapat menyebabkan kanker, biasanya digunakan sebagai isolasi bahan, panel akomodasi dan biasa digunakan pada ruang mesin. PCB’s juga adalah bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker dan gangguan hormon, biasanya berasal dari alat-alat elektronik. 3. Perencanaan Galangan Scrapping Dari data kapal yang ditinjau, ditetapkan, kapasitas maksimum kapal yang dapat discrap adalah sebesar 30.000 DWT (deadweight ton). Berdasarkan standar ukuran kapal di, diasumsikan galangan scrapping yang akan didesain bersifat galangan medium dengan dimensi kapal sampel yang akan di-scrap, tertera pada tabel di bawah ini: Tabel Ukuran Standar Kapal
•
Panjang Kapal
: 185 m
•
Breath Kapal
: 28 - 29 m
•
Depth Kapal
: 15 - 16 m
•
Draft Kapal
: 10 - 11 m
Galangan scrapping ini dirancang memiliki berbagai fasilitas:
Perancangan galangan…, Dovan Pahalatua, FT UI, 2014
1. Dermaga berfungsi untuk tempat bersandar kapal. Dalam galangan scrapping ini, dermaga berfungsi untuk bersandarnya untuk sementara kapal yang akan di-scrap, jika galangan ini sedang menerima banyak pekerjaan scrapping. 2. Fasilitas Dok (Area Primary Cutting); Dok yang dipakai adalah slipway. Area dok slipway dirancang disesuaikan ukuran kapal 30.000 DWT sesuai standar, sehingga panjang area slipway sebesar 190 m dan lebar area slipway sebesar 33 m. 3. Area Secondary Cutting; Area ini adalah area terbuka. Area ini berukuran panjang 185 m dan lebar 50 m, dengan mempertimbangkan maksimum kapal yang dapat discrap. Pada area ini akan dipasang drainase dan tanki penampungan bawah tanah. 4. Scrapping Work Tools; ini adalah peralatan-peralatan dan bahan yang diapakai untuk pekerjaan scrapping, seperti alat potong gas, Oil booms and Oil Dispersant, Clean Fuel and Oils, dan lain-lain. 5. Fasilitas Keselamatan; untuk keamanan dan keselamatan, yaitu personal protective equipment. 6. Fasilitas Angkat dan Transportasi; untuk mengangkat dan memindahkan sesuatu. Alatnya adalah mobile crane, forklift, dan truk. 7. Gudang Penyimpanan Material; yaitu Gudang Penyimpanan Machinery Parts dan Hull Outfitting dengan ukuran gudang sebesar 30 x 30 m dan Gudang Penyimpanan Peralatan Navigasi dan Akomodasi dengan ukuran gudang sebesar 10 x 20 m. 8. Gudang Penyimpanan Peralatan dan Bahan Mengandung Asbestos dan PCB’s; gudang ini menggunakan container untuk media penyimpanan agar tertutup rapat sehingga tidak mencemari udara dan mengurangi resiko bahaya. 9. Tanki Penyimpanan Limbah; tanki untuk menampung limbah cair seperti bahan bakar, pelumas, dan air ballast. 10. Area Peletakkan Baja Plat; area peletakkan baja adalah sebesar 45 x 80 m. 11. Office dan Ruangan Pendukung Lainnya; seperti Kantin, Klinik, Pos Satpam, Gudang Penyimpanan Bahan-Bahan Pendukung Fasilitas Scrapwork, Gudang Penyimpanan Fasilitas Scrapwork, Area Penampungan Sampah Tidak Berbahaya, dan Area Parkir.
Perancangan galangan…, Dovan Pahalatua, FT UI, 2014
4. Hasil Perancangan Galangan Dari perencanaan galangan di atas, rancangan galangan scrapping adalah sebagai berikut:
Gambar Layout Galangan (Tampak Atas) Keterengan: 1. Slipway (Premary Cutting) 2. Area Secondary Cutting 3. Areal Peletakkan Baja Plat 4. Tanki Penampungan 5. Gudang Penyimpanan Peralatan Permesinan 6. Gudang Penyimpanan Alat Navigasi dan Komunikasi 7. Gudang Penyimpanan Alat dan Bahan Mengandung Asbestos 8. Gudang Penyimpanan Alat dan Bahan Mengandung PCB’s 9. Gudang Penyimpanan Fasilitas Scrapwork 10. Gudang Penyimpanan Bahan-Bahan Pendukung Fasilitas Scrapwork 11. Tempat Pembuangan Sampah Tidak Berbahaya
Perancangan galangan…, Dovan Pahalatua, FT UI, 2014
12. Area Parkir Mobile Crane dan Alat Transportasi 13. Tanki Penampungan Bawah Tanah 14. Office 15. Kantin 16. Klinik 17. Area Parkir Kendaraan Pegawai 18. Pos Satpam 19. Jalan 20. Area Perluasan Galangan
Gambar 3D Galangan Scrapping
5. Kesimpulan Dalam perancangan galangan scrapping, harus sangat diperhatikan limbah yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan hidup, baik limbah cair maupun limbah padat, karena limbah hasil scrap sangat berbahaya bagi pekerja dan lingkungan baik darat maupun laut. Galangan scrapping berkapasitas 30.000 DWT ini memiliki fasilitas yang dapat menampung limbah akibat pekerjaan scrapping, seperti areal terbuka untuk peletakkan plat dan alat-alat lain, tanki penampungan, dan gudang penyimpanan. Kelebihan galangan scrapping ini adalah ramah lingkungan, dimana limbah sangat diperhatikan, sehingga limbah dari proses scrap tidak akan membahayakan pekerja dan tidak akan mencemari lingkungan darat atau laut.
Perancangan galangan…, Dovan Pahalatua, FT UI, 2014
Dalam proses scrapping pada galangan, keselamatan kerja bagi pekerja sangat diutamakan, pada rancangan galangan ini disediakan alat-alat keamanan dan keselamatan untuk melindungi pekerja dalam pekerjaan scrapping. 6. Referensi [1]
THE MARINE ENVIRONMENT PROTECTION COMMITTEE. 2012. 2012 GUIDELINES
FOR
SAFE
AND
ENVIRONMENTALLY
SOUND
SHIP
RECYCLING. IMO THE MARINE ENVIRONMENT PROTECTION COMMITTEE. 2011. 2011 GUIDELINES FOR THE DEVELOPMENT OF THE INVENTORY [2]
OF HAZARDOUS MATERIALS. IMO
[3]
IL & FS Ecosmart Limited Hyderabad. 2010. Thecnical EIA Guidance Manual for Ship Breaking Yards. India: Government of India.
[4]
EPA. 2000. A Guide for Ship Scrappers. Washington: EPA.
[5]
Frank Stuer-Lauridsen. 2007. Ship Dismantling and Precleaning
[6]
of Ships. European Commission Directorate General Environment
[7]
http://hasaniqbaln.blogspot.com/2012/03/ship-recycling-convention-wujud.html
[8]
http://www.imo.org/OurWork/Environment/ShipRecycling/Pages/Default.aspx
[9]
http://www.klasifikasiindonesia.com/baru/lain.php?menuku=lapan&idnya=89#litba ng2
[10] http://litbang.patikab.go.id/index.php/artikel-a-jurnal/152-bahaya-asbes-bagikesehatan/136-bahaya-asbes-bagi-kesehatan [11] http://www.riset872011.com/2012/09/pcb-senyawa-kimia-berbahaya-yang.html [12] http://thestoryofwardana.wordpress.com/2013/07/08/berat-dan-dimensi-kontainer/ [13] http://pdf.nauticexpo.com/pdf/mtu-friedrichshafen/mtu-diesel-engines-20v-8000m71r-71-71l-vessels-high-load-factors-1b/31379-19456.html#search-en-20V-8000M71R-1B-%289655-hp-.-1150-rpm%29-Boat-engine-:-in-board-diesel-engine9000---10000-hp-%28common-rail,-sequential-turbocharger%29-20V-8000M71R-1B-%289655-hp-.-1150-rpm%29-MTU-Friedrichshafen [14] http://www.walrus.com.tw/en/index.php?option=content&task=view&id=56&Itemi d=245 [15] https://marine.cat.com/cda/alias/cat-C32ACERT-auxiliary [16] https://marine.cat.com/propulsion
Perancangan galangan…, Dovan Pahalatua, FT UI, 2014