PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN Akhmad Musafa1 1
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya Petukangan Utara Jakarta Selatan 12260
E-mail :
[email protected] Abstract— This paper proposed a new simple method for estimation the rotor resistance at vector control as compensation for increasing of rotor resistance in sensorless induction motor control which resulted by increasing of temperature after motor operate. Estimate done by compensation of error signal between magnetization current obtained by the flux model and magnetization current obtained by observer model using concept of IP controller. Model of motor made in stator reference frame with parameter stator current and rotor flux, controller is current vector control, and rotor speed estimation use full order observer. Simulation conducted for sensorless motor control with constant rotor resistance and sensorless motor control with increasing of rotor resistance for 100%, 150% and 200% variation. The simulation result, it can be seen that IP estimator by Kp 0.469 and Ki 0.331 can work better for compensation the rotor resistance increasing until 200%.
naiknya
temperatur
KeyWords—Compensation, Increasing of rotor resistance, IP estimator, Sensorless control.
memperbesar
S
uatu
sistem
memiliki
kendali
parameter
yang
ideal
yang
sama
dengan parameter motor. Dalam simulasi, pada umumnya model motor dibuat dengan asumsi parameter tahanan rotor adalah
konstan.
Namun
pada
kenyataannya, setelah motor beroperasi,
dapat
mengakibatkan tahanan rotor berubah yaitu naik bertambah besar, sehingga terjadi perbedaan nilai parameter tahanan rotor antara pengendali dan motor[1]. Dalam pengendalian motor induksi dengan menggunakan pengendali vektor, kenaikan parameter tahanan rotor yang disebabkan
meningkatnya
temperatur
dapat mengakibatkan beberapa kerugian seperti eksitasi kurang atau berlebih dan dapat merusak kondisi fluks dan torsi motor[2]. Selain itu, kenaikan tahanan rotor pada pengendalian motor induksi tanpa sensor kecepatan juga semakin kesalahan
kecepatan
estimasi yang dihasilkan oleh observer[3]. Kesalahan
I. PENDAHULUAN
motor
kecepatan
estimasi
akan
mempengaruhi kondisi posisi sinkron e yang
digunakan
pada
transformasi
sehingga akan mempengaruhi respon pengendalian secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan kompensasi sehingga efek kenaikan tahanan rotor ini dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Perancangan Estimator Tahanan Rotor Motor Induksi Pada Pengendalian Tanpa Sensor Kecepatan
1
Dalam paper ini kompensasi kenaikan tahanan
rotor
dirancang
berdasarkan
r Kpeidsqreiqsdr Ki eidsqreiqsdr dt
...(5)
perbedaan nilai arus magnetisasi yang diperoleh dari fluks model dan arus magnetisasi yang diperoleh dari model observer dengan menggunakan konsep
Persamaan
fluks
model
yang
digunakan pada paper ini mengacu pada [4] dan dinyatakan sebagai berikut:
pengendali IP. R d imr r ids imr dt Lr
II. MODEL MOTOR INDUKSI FULL
* R iqs e p r r Lr imr
ORDER OBSERVER DAN FLUKS MODEL Pada pengendalian motor induksi tanpa
sensor
kecepatan,
kecepatan yang akan diumpan balikkan diestimasi informasi
dengan arus
...(7)
d e e dt
informasi
...(6)
Te N p 1 Ls iqs imr
...(8) ...(9)
memanfaatkan
dan
fluks
motor
menggunakan model observer. Observer yang digunakan pada makalah ini adalah full order observer yang diletakkan pada sumbu dq dengan faktor gain G (g1, g2,
Masukan
fluks
model
adalah
kecepatan estimasi dari observer dengan keluaran berupa tegangan stator sumbu d (Vsd) dan sumbu q (Vsq) serta nilai estimasi posisi e.
g3, g4) yang mengacu pada [4] dan dinyatakan dengan persamaan keadaan
III. PERUBAHAN TAHANAN ROTOR
berikut:
MOTOR INDUKSI Model motor yang digunakan pada
R 1 Lm Lmr d 1 ids s dr qre iqs vds g1ids ids g2iqs iqs ids dt Ls (Ls) Tr LsLrTr LsLr
...(1)
simulasi
pengendalian
tanpa
sensor
kecepatan pada [4], [5], dan [6] adalah
Lm Lmr d Rs 1 1 iqs qr dre iqs vqs g2ids ids g1iqs iqs iqs dt Ls (Ls) Tr LsLrTr LsLr
...(2)
(Rr) tetap. Pada kenyataannya, setelah
d Lm 1 dr ids dr(e r)qrg3idsidsg4iqsiqs dt Tr Tr
beroperasi sejalan dengan bertambahnya
...(3)
yaitu kenaikan nilai tahanan rotor akibat
L d 1 qr m iqs qr(e r)drg4idsidsg3iqsiqs dt Tr Tr
dari naiknya temperatur. Kenaikan nilai
...(4)
2
model motor dengan nilai tahanan rotor
Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010
waktu, Rr dapat mengalami perubahan
tahanan rotor akibat kenaikan temperatur dinyatakan dengan persamaan: Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Rr Rr 0 1 t t 0 Rr 0 1 t
yang diperoleh dari model observer
...(10)
sebanding dengan kenaikan tahanan rotor
dengan Rr adalah tahanan rotor aktual
pada motor. Fungsi karakteristik Fref adalah arus
(), Rr0 adalah tahanan rotor awal (), adalah koefisien suhu Rr (0C-1), t0 temperatur awal Rr (0C) dan t temperatur
magnetisasi yang diperoleh dari fluks model, sehingga:
Fref imr
akhir Rr (0C). Sinyal kenaikan tahanan rotor pada simulasi ini dibuat dengan
Rr ids imr dt Lr …(12)
asumsi keadaan awal tetap kemudian naik pada t=7detik dan kembali ke keadaan
Sedangkan fungsi karakteristik F adalah
tetap yang baru pada t=8detik, dengan
arus magnetisasi yang diperoleh dari
kemiringan (slope) dirumuskan:
model observer yang diperoleh dengan cara
Rr Rr 0 Rr t t det
Slope ( s )
melakukan
estimasi
variabel motor yaitu ids, iqs, vds, vqs, dan ...(11)
Rr adalah besar kenaikan tahanan rotor (), t adalah lama waktu kenaikan tahanan rotor (detik).
e dari persamaan pengendali vektor. Arus
magnetisasi
estimasi
fluks rotor estimasi dengan induktansi magnetisasi, yaitu:
F imr _ est
TAHANAN ROTOR [3]
dan
diperoleh
melalui pembagian harga mutlak vektor
IV. PERANCANGAN ESTIMATOR
Pada
terhadap
[2],
dr qr 2
2
Lm …(13)
kompensasi
kenaikan tahanan rotor dapat dilakukan berdasarkan
persamaan
elektromgnetik.
Pada
paper
torsi ini,
pendeteksian efek kenaikan tahanan rotor dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai arus magnetisasi yang diperoleh dari fluks model dan arus magnetisasi yang diperoleh dari model observer sebagai sebuah fungsi karakteristik Fref dan F.
Selisih antara fungsi karakteristik pada persamaan (12) dan (13) merupakan fungsi kesalahan yang dapat digunakan untuk melakukan kompensasi kenaikan tahanan rotor. Fungsi kesalahan ini dapat dinyatakan sebagai:
et Fref F
…(14)
Penurunan nilai arus magnetisasi estimasi Perancangan Estimator Tahanan Rotor Motor Induksi Pada Pengendalian Tanpa Sensor Kecepatan
3
Kompensasi dilakukan
kenaikan dengan
tahanan
rotor
torsi beban sangat kecil sehingga dapat
IP
diabaikan (TL=0). Konstanta observer
menggunakan
estimator yang akan mengestimasi sinyal
yang
kenaikan
dengan Kp=8 dan Ki=650.
tahanan
menggunakan
rotor
Kobs=1.33,
Simulasi
(Integral & Proportional). Diagram blok
pengendalian
IP estimator seperti ditunjukkan pada
kenaikan Rr tanpa adanya estimator dan
Gambar 1.
pengendalian et
+
pengendali
adalah
IP
Fref
konsep
dengan
digunakan
Ki s
-
+
Rr*
-
dilakukan motor
Rr
estimator.
Simulasi
kenaikan
induksi
motor
kenaikan
untuk
induksi
yang
dengan
dengan
menggunakan
dilakukan
untuk
rotor
100%
tahanan
(s=2.9/det), 150% (s=4.35/det) dan Kp
F
Gambar 1. Diagram blok IP estimator
200% (s=5.8/det) dari nilai awalnya, dengan koefisien temperatur tahanan
Dari Gambar 1 di atas, keluaran IP
rotor =10C-1.
estimtor adalah sinyal estimasi kenaikan
Hasil simulasi pengendalian dengan
tahanan rotor Rr* yang dapat dinyatakan
tahanan rotor tetap ditunjukkan pada
dengan persamaan :
Gambar 2. 4
R Ki et dt Kp.F * r
3.5
Rr [ohm]
....(15)
Rr* Ki Fref F dt Kp.F
Rr - actual Rr - estimation
3
2.5
…(16) 2
1.5
0
5
V. SIMULASI DAN ANALISA HASIL
Time [sec]
10
2.5
15
Imr - actual Imr - RFOC
SIMULASI 2
digunakan adalah motor induksi rotor sangkar tiga fasa 220/380volt Y, 50 Hz dengan parameter motor (tanpa kenaikan Rr)
mengacu
pada
[5].
Konstanta
Imr [A]
Dalam simulasi, motor induksi yang 1.5
1
0.5
0
0
5
Time [sec]
10
15
pengendali arus (Td) yang digunakan adalah 1x10-3, dengan asumsi masukan 4
Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010
Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
200
160
140
140
120
120
100 80
80 60
40
40
20
20 0
5
Time [sec]
10
0
15
0.5
0
Time [sec]
10
15
10
15
0.4
0.3
0.3 error_Theta_e [rad]
0.2 0.1 0 -0.1
0.2 0.1 0 -0.1
-0.2
-0.2
-0.3
-0.3
-0.4
-0.4
-0.5
5
0.5
0.4
error_Theta_e [rad]
100
60
0
wr - actual wr - estimation
180
160
wr [rad/sec]
wr [rad/sec]
200
wr - actual wr - estimation
180
0
5
Time [sec]
10
-0.5
15
0
5
Time [sec]
Gambar 3. Hasil simulasi dengan kenaikan Rr 100%
Gambar 2. Hasil simulasi dengan Rr tetap Hasil simulasi pengendalian tanpa
11
estimator dengan kenaikan tahanan rotor 100% dan 200% ditunjukkan pada 3 dan
9
4.
7
8
Rr [ohm]
7
6 5 4
Rr - actual Rr - estimation
6
Rr - actual Rr - estimation
10
3 2
Rr [ohm]
5
1 0
4 3
0
5
Time [sec]
10
2.5
15
Imr - actual Imr - RFOC
2 2
0
0
5
Time [sec]
10
15
1.5
1
2.5
Imr - actual Imr - RFOC 0.5
2
Imr [A]
Imr [A]
1
0
1.5
0
5
Time [sec]
10
15
1
0.5
0
0
5
Time [sec]
10
15
Perancangan Estimator Tahanan Rotor Motor Induksi Pada Pengendalian Tanpa Sensor Kecepatan
5
200
tunak qr adalah 0 Wb, sedangkan qr
wr - actual wr - estimation
180
estimasi sebesar 0.005 Wb. Kecepatan
160
wr [rad/sec]
140
rotor hasil estimasi mampu mengikuti
120 100
kecepatan rotor aktual dengan persen
80
kesalahan
60
sebesar
0.2436%,
dan
40
menghasilkan kecepatan dasar motor
20 0
0
5
Time [sec]
10
15
sebesar 121.75 rad/dt (1163 rpm).
0.5
Dari hasil simulasi untuk ketiga
0.4
error_Theta_e [rad]
0.3
variasi kenaikan tahanan rotor di atas
0.2 0.1
terlihat bahwa kenaikan tahanan rotor
0 -0.1
yang
-0.2
semakin
mempengaruhi
-0.3
besar
respon
semakin
pengendalian.
-0.4 -0.5
0
5
Time [sec]
10
Setiap kenaikan tahanan rotor sebesar
15
50% mengakibatkan dr aktual rata-rata
Gambar 4. Hasil simulasi dengan kenaikan Rr 200%
turun 0.002 Wb (0.4366%), dr estimasi
Dari hasil simulasi pengendalian motor induksi tanpa sensor kecepatan dengan Rr tetap, respon ids dan iqs mampu mengikuti masukan acuan. Persen kesalahan keadaan tunak estimasi ids adalah 1.9666% dan iqs sebesar 9.3386%. Pada kondisi awal imr terjadi lonjakan
rata-rata turun 0.0055 Wb (1.1905%), qr estimasi rata-rata naik 0.0015 Wb, imr aktual rata-rata turun 0.012A (0.5985%), dan persen kesalahan r estimasi rata-rata naik 0.9816%. Akibat pengaruh kenaikan tahanan rotor terhadap kecepatan rotor estimasi mengakibatkan besar kesalahan
sebesar 6.65% mencapai nilai 2.133 A
kondisi posisi sinkron e semakin besar.
pada t=1.1dt dan mencapai keadaan tunak
Perbandingan pengaruh kenaikan tahanan
pada t=5.5dt. Hal ini disebabkan model
rotor 100%, 150%, dan 200% seperti
motor yang digunakan dalam simulasi
ditunjukkan pada Tabel 1.
merepresentasikan keadaan sebenarnya.
Diagram blok pengendalian tanpa
Setelah t=5.5dt imr aktual motor mampu
sensor
mengikuti imr pengendali dengan persen
tahanan rotor seperti ditunjukkan pada
kesalahan sebesar 0.25%. Respon dr
Gambar 5. Simulasi pengendalian dengan
dr
IP estimator dilakukan untuk kenaikan
estimasi pengendali
mampu dengan
mengikuti persen
kesalahan
kecepatan
dengan
estimator
tahanan rotor 100%, 150%, dan 200%
estimasi sebesar 0.8734%. Nilai keadaan 6
Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010
Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
dengan hasil ditunjukkan pada Gambar 6
2.5
dan 7.
Respon Keadaan Tunak
Rr Tetap
100%
Imr [A]
Tabel 1. Perbandingan respon pengendalian akibat kenaikan Rr Kenaikan Rr 150%
200%
dr
Aktual
0.458
0.452
0.450
0.448
(Wb)
Estimasi
0.462
0.453
0.4475
0.442
1
0.5
Aktual
0
0
0
0
(Wb)
Estimasi
0.005
0.008
0.0095
0.011
Aktual
2.005
1.984
1.975
1.96
200
Estimasi
2
2
2
2
180
I mr (A)
r
% error
0.2436
1.8829
2.6927
0
5
3.8461 wr [rad/sec]
eid
PI
-
v d*
ud +
v
+
vcd
ids
10
15
wr - actual wr - estimation
eiq
uq PI
vcq
v
+ *
+
2
vq
vb
PWM
100 80
40
IM
vc
3
120
60
va
dq
DEKOPLING
20 0
-
0
5
iqs
FLUX MODEL
r _ est
e
d imr dt
Fref
i
0.4
2
ic
0.3
Fref
+
et
Rr*
IP Estimator
-
v ds , v qs
qr OBSERVER
F
F
error_Theta_e [rad]
e
0.5
ib
3
dq
ids
ia
i
iqs
Time [sec]
140
+
+
0
160
(rad/s)
iqs*
1.5
qr
ids*
Imr - actual Imr - RFOC
2
Time [sec]
10
15
10
15
0.2 0.1 0 -0.1 -0.2
dr
-0.3
Gambar 5. Diagram blok pengendalian motor induksi tanpa sensor kecepatan dengan estimator tahanan rotor
-0.4 -0.5
0
5
Time [sec]
Gambar 6. Hasil pengendalian dengan IP estimator untuk kenaikan Rr100%
7
Rr - actual Rr - estimation
6
Berdasarkan hasil pengujian yang
Rr [ohm]
5
dilakukan, konstanta IP estimator terbaik
4 3
yang digunakan adalah Kp = 0.469 dan
2
Ki = 0.331, karena untuk nilai Kp dan Ki
1 0
yang lain dapat mengakibatkan respon 0
5
Time [sec]
10
15
pengendalian berosilasi dan cenderung menjadi tidak stabil.
Perancangan Estimator Tahanan Rotor Motor Induksi Pada Pengendalian Tanpa Sensor Kecepatan
7
pada
11
Rr - actual Rr - estimation
10
8
terjadi.
Rr [ohm]
7 6
tahanan
rotor
Hasil
kompensasi
kenaikan
tahanan rotor 150% terlihat mempunyai
5 4
ripple yang lebih besar dibandingkan
3 2
dengan
1 0
5
Time [sec]
10
2.5
Imr [A]
sehingga
estimasi mampu mengikuti kenaikan yang
9
0
motor
hasil
tahanan
15
kompensasi
rotor
100%,
kenaikan sedangkan
kompensasi kenaikan tahanan rotor 200%
Imr - actual Imr - RFOC
2
mempunyai ripple lebih besar dari pada
1.5
kompensasi 100% dan 150%. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya nilai
1
tahanan rotor yang digunakan dalam
0.5
perhitungan. 0
0
5
Time [sec]
10
200
15
kompensasi
juga
mengakibatkan kesalahan yang terjadi pada posisi sinkron rotor e menjadi
wr - actual wr - estimation
180
Hasil
semakin
160
kecil.
Perbandingan
hasil
wr [rad/sec]
140
kompensasi
120 100
100%,
80 60
150%,
dan
tahanan 200%
rotor seperti
ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini.
40
Tabel 2. Perbandingan respon hasil pengendalian dengan adanya IP estimator
20 0
kenaikan
0
5
Time [sec]
10
15
0.5 0.4
error_Theta_e [rad]
0.3 0.2 0.1 0 -0.1 -0.2 -0.3 -0.4 -0.5
0
5
Time [sec]
10
VI. KESIMPULAN
15
Gambar 7. Hasil pengendalian dengan IP estimator untuk kenaikan Rr 200%
Dari hasil simulasi dan analisa dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
Dari
hasil
simulasi
dengan
IP
berikut:
estimator untuk ketiga variasi kenaikan
1. Semakin besar kenaikan tahanan rotor,
tahanan rotor di atas terlihat bahwa secara
maka kesalahan keadaan tunak arus
keseluruhan
magnetisasi
estimator
mampu
mengkompensasi kenaikan tahanan rotor 8 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010
rotor
aktual
terhadap
Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
acuan
dan
kesalahan
estimasi
merupakan nilai yang sudah tepat
kecepatan rotor juga semakin besar,
karena
sehingga
terjadinya
dengan baik untuk mengkompensasi
kesalahan nilai e yang semakin besar
kenaikan tahanan rotor sampai 200%
pula.
pada aplikasi sistem pengendalian
menyebabkan
2. Setiap kenaikan tahanan rotor sebesar
terbukti
mampu
bekerja
kecepatan.
50% mengakibatkan dr aktual turun REFERENSI
0.4366%, dr estimasi turun 1.1905%, qr estimasi naik 0.0015 Wb, imr
[1]
Motor Robust Adaptive Control”,
aktual turun 0.5985%, dan persen
Proceedings
kesalahan r estimasi naik 0.9816%.
control
dapat dilakukan dengan melakukan kesalahan
arus
[2]
[3]
6. Konstanta Kp sebesar 0.469 dan Ki
Draou,
Induction
Motor
Kubota,
K.
Matsue,
“Speed
of Induction Motor with Rotor Resistance Adaptation”, in Conf.
0.005 Wb, dan persen kesalahan
rotor sampai dengan 200%.
A.
Sensorless Field Oriented Control
Wb, fluks rotor sumbu q estimasi
mengkompensasi kenaikan tahanan
Miloud,
13, NO. 2, 2005.
fluks rotor sumbu d estimasi 0.462
mampu bekerja dengan baik untuk
Automation–
Drive”, Turk J Elec Engin, VOL .
100%, 150% dan 200% menghasilkan
sebesar 0.469 dan Ki sebesar 0.331
Y.
Controlled
4. Kompensasi kenaikan tahanan rotor
5. Kompensator IP dengan konstanta Kp
and
on
Estimator of an Indirect Vektor
pengendali IP.
kecepatan estimasi 0.2041%.
conference
Logic Based Rotor Resistance
dari model observer dengan konsep
fluks rotor sumbu d aktual 0.458 Wb,
10th
“Performance Analysis of a Fuzzy
dari fluks model dan arus magnetisasi
imr aktual keadaan tunak 2.005 A,
the
MED2002, Lisbon Portugal, 2002.
hasil
perbandingan antara arus magnetisasi
of
Mediterranean
3. Kompensasi kenaikan tahanan rotor
kompensasi
H. Ouadi, F. Giri, “Induction
Rec. Of 1993, IEEE. [4]
Ridwan Gunawan, ”Pengendalian Motor Induksi Tanpa Sensor Kecepatan
Dengan
Orientasi
Fluks Rotor Pada Performansi Kecepatan di
luar
Kecepatan
Nominal”, Disertasi, Universitas Indonesia, 2006.
sebesar 0.331 pada kompensator IP Perancangan Estimator Tahanan Rotor Motor Induksi Pada Pengendalian Tanpa Sensor Kecepatan
9
[5]
F.
Yusivar
and
S.
Wakao,
“Minimum Requirement of Motor Vector Control Modelling and Simulation Utilizing C-Mex Sfunction
in
MATLAB/SIMULINK”, IEEE. [6]
Fery, “Pengendali Vektor Arus dan
Perbaikan
Kesalahan
Estimasi Pada Motor Induksi Tanpa
Sensor
Skripsi,
Universitas
Kecepatan”, Indonesia,
2004.
10 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010
Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur