PRESENTASI TUGAS AKHIR
PERANCANGAN BATIK KUSUMA OSHARE AILEENA S.C.R.E.C 3405.100.146
1.
IDENTIFIKASI MASALAH Adanya perubahan nama atau identitas perusahaan sejak akhir bulan Juli 2009 yang pada awalnya memakai nama Batik Kusuma Art & Collection menjadi Batik Kusuma Oshare, sehingga perlu adanya penyampaian dan penyesuaian kepada pelanggannya dan masyarakat umum. (Observasi langsung dan data wawancara dengan Bu Anita Kusumawati).
2.
Batik Kusuma Oshare bukan sebuah brand yang kuat, karena belum memiliki nama yang bisa diidentifikasikan dengan mudah sehingga masyarakat masih belum mengetahui Batik Kusuma Oshare. Hal ini dapat ditunjukkan melalui hasil kuesioner: • Berdasarkan merek batik yang sering konsumen beli adalah: Sebanyak 25%, responden memilih Mirota Batik Sebanyak 23%, responden memilih Batik Danar Hadi Sebanyak 22%, responden memilih berbagai merek batik Sebanyak 21%, responden memilih Batik Keris Sisanya sebanyak 9% menyebutkan merek Batik Dewi Saraswati dan Batik Canting dan tidak menyebutkan merek Batik Kusuma Oshare.
IDENTIFIKASI MASALAH Hal ini menunjukkan bahwa merek Batik Kusuma Oshare belum menjadi tujuan konsumen dalam membeli batik. • Berdasarkan merek batik yang sering konsumen ingat adalah: Sebanyak 32%, responden mengingat Mirota Batik Sebanyak 31%, responden mengingat Batik Danar Hadi Sebanyak 29%, responden mengingat Batik Keris Sisanya sebanyak 8% menyebutkan merek Batik Dewi Saraswati dan Batik Canting dan tidak menyebutkan merek Batik Kusuma Oshare. Hal ini menunjukkan bahwa merek Batik Kusuma Oshare belum menjadi ingatan dalam benak konsumen.
RUMUSAN MASALAH
“Bagaimanakah merancang desain visual website sebagai sebuah media branding yang tepat kepada masyarakat terhadap potensi yang dimiliki oleh Batik Kusuma Oshare?”.
STUDI EKSISTING
STUDI EKSISTING
STUDI KOMPETITOR Batik Dewi Saraswati •
Batik Dewi Saraswati belum memikirkan untuk membuat sebuah website, dikarenakan untuk saat ini masih memikirkan misinya yang terus berkarya, visinya melestarikan budaya dengan menjadikan batik ini sebagai program dari pemerintah dan tujuan wisata atau sebagai museum edukasi tentang batik.
STUDI KOMPETITOR Batik Dewi Saraswati •Kemasan untuk varian produk Batik Dewi Saraswati, memiliki kelas-kelas sendiri menurut harga produk. Untuk gambar diatas merupakan salah satu kemasan Batik Dewi Saraswati, pada kemasannya hanya dicantumkan visual identity dan tidak ada informasi keterangan produknya. Selain itu Batik Dewi Saraswati juga tidak memiliki label pada produknya sehingga konsumen tidak mengetahui keterangan produknya.
STUDI KOMPETITOR Batik Dewi Saraswati •Batik Dewi Saraswati juga tidak memiliki brosur yang tetap artinya brosur yang dibuat hanya ketika menjelang acara pameran atau event. Penyebarannyapun tidak terlalu merata hanya pada acara-acara tertentu. Ibu Putu yakin tanpa brosur mereka dapat mengenal batiknya dari kombinasi warnanya dan motifnya.
STUDI KOMPETITOR Batik Canting •
•
Batik Canting belum memiliki sebuah website, karena Batik Canting masih berusaha melebarkan usaha batiknya pada aplikasi media lain. Batik Canting juga tidak memiliki brosur. Media yang mereka gunakan adalah memberikan edukasi kepada konsumen yang berkunjung ke galeri. Disinilah letak kekuatan untuk mempengaruhi calon pembeli.
STUDI KOMPETITOR Batik Canting •
Kemasan untuk varian produk Batik Canting, hanya memiliki handbag untuk pembelian dalam jumlah besar maupun sedikit. Batik Canting juga memiliki label pada produknya sehingga konsumen mengetahui keterangan produknya.
STUDI KOMPARATOR Batik Danar Hadi •
Promosi melalui internet dengan pembuatan website, mendaftarkan alamat website di search engine dan profilnya banyak diliput oleh media. Metode ini cukup efektif dilakukan pada masa sekarang dan juga karena cakupan dominan adalah pembeli mancanegara maka sangat efektif melakukan promosi melalui media ini karena tidak membutuhkan biaya mahal.
STUDI KOMPARATOR Batik Danar Hadi
PT. Batik Danar Hadi (http://www.danarhadibatik.com)
STUDI KOMPARATOR Batik Danar Hadi •
Batik Danar Hadi juga mendirikan Museum Batik (House of Danar Hadi) di Kota Surakarta, yang memamerkan koleksi batik-batik kono dari berbagai kurun waktu sebelum dan sewaktu penjajahan Belanda dan Jepang sampai saat kemerdekaan Indonesia.
STUDI KOMPARATOR Batik Danar Hadi
Website House of Danar Hadi, museum batik (http://www.houseofdanarhadi.com)
STUDI KOMPARATOR Batik Danar Hadi •
•
Berbagai pelatihan membatik dilakukan Batik Danar Hadi baik sebagai sponsor ataupun event promosi Danar Hadi, sebagai wujud tanggung jawab dalam melestarikan budaya bangsa melalui seni membatik pada khususnya dan usaha batik di Indonesia pada umumnya. Brosur juga menjadi media alternative dalam memberikan berbagai informasi kegiatan. Kemasan untuk varian produk Batik Danar Hadi, memiliki kelas-kelas sendiri menurut harga, jenis dan ukuran produk. Selain itu Batik Danar Hadi juga memiliki label pada produknya sehingga konsumen mengetahui keterangan produknya.
STUDI PARAMETER KEBERHASILAN MEDIA
Terlampir
TARGET AUDIENCE •
Dalam merancang branding Batik Kusuma Oshare, target audience bisa dari berbagai kalangan. Namun dikarenakan visi Batik Kusuma Oshare adalah “Berusaha untuk menambah pasar domestik dan pasar internasional” dengan menjalin kerjasama dengan mita-mitra bisnis lainnya serta keinginan beliau untuk memperluas jaringan pelanggannya di dalam negeri, maka target audien dirumuskan berdasarkan atas 65% pasar domestik dan 35% pasar internasional.
TARGET AUDIENCE A. Pasar Domestik (Target Audience Primer) Geografis Target segmen meliputi tamu hotel mercure, tamu hotel novotel yang berada di daerah Surabaya dan tamu showroom yang berada di daerah sepanjang, Sidoarjo. Demografis Karakteristik Jenis usaha : Art Gallery dan Showroom Alasan : Tempat belanja yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal penggemar kerajinan batik dan barang-barang seni. Jika dijual ke galeri tentunya pesanan dilakukan dalam jumlah banyak (bukan bijian), sehingga laba lebih banyak diperoleh. SES : Menengah dan atas
TARGET AUDIENCE A. Pasar Domestik (Target Audience Primer) Wilayah : Surabaya Alasan : Surabaya merupakan salah satu daerah terbesar kedua di Indonesia dan menjadi daerah bisnis yang potensial bagi orang Surabaya maupun orang-orang yang berasal dari daerah lain. Usia : 21 – 50 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Profesi : Wiraswasta, pegawai negeri, pegawai swasta, ibu rumah tangga. Pendidikan : Minimal S1 Pendapatan : Rp. 5.000.000,00 ke atas.
TARGET AUDIENCE A. Pasar Domestik (Target Audience Primer) Psikografis Gaya hidup : Aktivitas cukup tinggi, menyukai jalan-jalan dan suka berada diluar rumah, belanja adalah kegiatan yang diminati, mementingkan keluarga, teman adalah suatu investasi, mengikuti trend. Kepribadian : Cukup intelektual, suka mengobrol, berorientasi pada keluarga, suka berkumpul. Behavioral Pengetahuan : Cukup paham dan peduli dengan batik, mengikuti perkembangan berita. Sikap : Memperhatikan penampilan, percaya diri. Kebiasaan : Berkumpul, bekerja keras, suka mengobrol.
TARGET AUDIENCE B. Pasar Macanegara (Target Audience Sekunder) Geografis Target segmen meliputi tamu hotel mercure, tamu hotel novotel yang berada di daerah Surabaya dan tamu showroom yang berada di daerah sepanjang, Sidoarjo. Demografis Karakteristik Jenis usaha : Art Gallery dan Showroom Alasan : Art Gallery dan Showroom merupakan tempat belanja yang banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara penggemar barang-barang seni untuk dijadikan koleksi maupun oleh-oleh. SES : Menengah dan atas
TARGET AUDIENCE B. Pasar Macanegara (Target Audience Sekunder) Wilayah : Surabaya Alasan : Surabaya merupakan salah satu daerah tujuan wisata potensial dan tempat transit bagi wisatawan asing. Usia : 21 – 50 tahun Pendidikan : Minimal S1 Pendapatan : Diatas Rp. 5.000.000,00 (tidak ada batasan dan lebih tinggi dari pasar domestik).
TARGET AUDIENCE B. Pasar Macanegara (Target Audience Sekunder) Cakupan Wilayah : Eropa Alasan : ”Negara-negara maju di Uni Eropa adalah pasar yang sangat potensial untuk produk kerajinan berbahan baku ramah lingkungan. Di samping karena daya beli masyarakatnya tinggi, gaya hidup mereka adalah natural minded. Mereka sadar lingkungan dan sangat selektif memilih barang. Mereka lebih suka memilih proses produksi yang manual alias hand made dengan kualitas tinggi.” Warwick Rodney Purser, pendiri PT Out of Asia (OA) dan mantan konsultan turisme Perserikatan BangsaBangsa.
TARGET AUDIENCE B. Pasar Macanegara (Target Audience Sekunder) Thailand Alasan : Data menunjukkan bahwa peluang pasar untuk kerajinan di Thailand cukup besar, produksi kerajinan banyak diminati di Thailand. Originalitas budaya juga merupakan minat mereka. Jepang Alasan : Data menunjukkan bahwa peluang pasar untuk kerajinan di Jepang cukup besar, produksi kerajinan banyak diminati di Jepang. Masyarakat Jepang sering mengadakan kunjungan kebudayaan dan situs bersejarah, kunjungan museum, dan pameran kesenian.
SAMPEL Profil Responden Jumlah responden : 100 responden Karakteristik responden: a. Jenis Kelamin : Laki-laki sebanyak 37 orang Perempuan sebanyak 63 orang b. Usia : Dewasa c. Range Umur : 21-50 th d. Pekerjaan : Pengusaha, Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, Ibu rumah tangga, dan sebagainya. e. Pendapatan : Rp. 5.000.000,00 ke atas f. Asal Kota : Heterogen g. Tujuan ke Surabaya : Berwisata, berbisnis, transit.
SAMPEL Kesimpulan Kesimpulan dari hasil kuisioner diatas, dari 100 orang responden mengatakan bahwa: Berdasarkan merek batik yang sering konsumen beli adalah: Sebanyak 25%, responden memilih Mirota Batik Sebanyak 23%, responden memilih Batik Danar Hadi Sebanyak 22%, responden memilih berbagai merek batik Sebanyak 21%, responden memilih Batik Keris Sisanya sebanyak 9% menyebutkan merek Batik Dewi Saraswati dan Batik Canting dan tidak menyebutkan merek Batik Kusuma Oshare. Hal ini menunjukkan bahwa merek Batik Kusuma Oshare belum menjadi tujuan konsumen dalam membeli batik.
SAMPEL Kesimpulan Berdasarkan merek batik yang sering konsumen ingat adalah: Sebanyak 32%, responden mengingat Mirota Batik Sebanyak 31%, responden mengingat Batik Danar Hadi Sebanyak 29%, responden mengingat Batik Keris Sisanya sebanyak 8% menyebutkan merek Batik Dewi Saraswati dan Batik Canting dan tidak menyebutkan merek Batik Kusuma Oshare. Hal ini menunjukkan bahwa merek Batik Kusuma Oshare belum menjadi ingatan dalam benak konsumen.
SAMPEL Kesimpulan Berdasarkan jumlah responden: 38 orang yang pernah mengetahui, membeli serta calon pelanggan Batik Kusuma Oshare, menyatakan: Sebanyak 94,73% (36 responden), responden biasa membeli Batik Kusuma Oshare di galeri-galeri yang ada di hotel. Sebanyak 42,10% (16 responden), responden mengetahui Batik Kusuma Oshare melalui temannya, 39,47% (15 responden) mengetahuinya dari hal lain salah satunya yang terbanyak adalah mengetahuinya ketika berjalan-jalan di daerah lobi hotel yang mempunyai galeri Batik Kusuma Oshare.
AIO (Activity,Interest,Opinion) Hasil survey AIO terhadap 100 Responden Target Audience Batik Kusuma Oshare. Total Jumlah Responden : 100 Orang, dengan pembagian Pasar Domestik berjumlah 65 orang Pasar Mancanegara berjumlah 35 orang
AIO A. Pasar Domestik Pendidikan : Minimal S1 Range Umur : 21-40 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan 76,92% dan Laki-laki 23,07% Pengeluaran perbulan : 3,07% < Rp. 2.000.000,00 30,76% Rp. 2.000.001,00 - Rp. 5.000.000,00 44,61% Rp. 5.000.001,00 - Rp. 10.000.000,00 21,53% >Rp. 10.000.000,00
AIO A. Pasar Domestik Aktifitas Target Sasaran 32,30% Jalan-jalan adalah salah satu kegiatan di waktu luang yang paling banyak dilakukan. 52,38% Lebih senang meluangkan waktu bersama keluarga dan 28,57% bersama teman. 42,85% Responden menyukai untuk berkunjung ke tempat wisata. Selain jalan-jalan, juga suka menggunakan internet 27,69% dan berbelanja 20%. Hal yang dilakukan ketika menggunakan internet adalah browsing 38,88% dan berbelanja online 27,77%. 69,23% Responden biasa berbelanja di butik.
AIO A. Pasar Domestik Minat Target Sasaran Menyukai gaya fashion yang Casual 73,84% dan Elegant 50,76% dengan berganti Fashion dalam sebulan sebanyak 2 kali 84,61%. Menyukai seni dan budaya Indonesia salah satunya tertarik dan mengikuti belajar batik 66,15%. Motif atau corak batik 53,84% sangat disukai ketika memutuskan untuk membeli produk batik.
AIO A. Pasar Domestik Opini Target Sasaran Seorang yang aktif dan percaya diri Tertarik dengan masalah sosial yang tengah terjadi dalam masyarakat, terutama masalah ekonomi dan kesehatan. Menyukai dan menikmati persaingan untuk mencapai kesuksesan dan kemakmuran. Teman baru adalah suatu investasi yang berharga. Menyadari pentingnya mengetahui budaya tradisi Indonesia
AIO A. Pasar Domestik Dari hasil kuisioner AIO tersebut di atas, didapatkan kesimpulan, yaitu: •Merupakan orang yang mudah bergaul dengan siapa saja dan mempunyai keluarga. •Gaya hidup yang cenderung konsumtif, dengan berbagai keinginan yang dimilikinya, mereka membutuhkan suatu gaya hidup yang memakan biaya yang tidak sedikit •Aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah jalan-jalan, mengunjungi tempat wisata dan berbelanja, rekreasi untuk mencari hiburan. •Minat yang paling banyak adalah originalitas budaya. Mereka menyukai dan menghargai kekhasan yang dimiliki batik tulis. Memperhatikan diri dengan penampilan serta dalam kehidupannya berorientasi pada keluarga. •Opini mereka terhadap kerajinan adalah mereka menganggap harga yang diberikan terjangkau sesuai dengan kualitas dan keindahan dari desain kerajinan itu sendiri.
AIO B. Pasar Mancanegara Pendidikan : Minimal S1 Range Umur : 21-40 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan 65,71% dan Laki-laki 34,28% Pengeluaran perbulan : 0% < Rp. 2.000.000,00 0% Rp. 2.000.001,00 - Rp. 5.000.000,00 17,14% Rp. 5.000.001,00 - Rp. 10.000.000,00 82,85% >Rp. 10.000.000,00
AIO B. Pasar Mancanegara Aktifitas Target Sasaran 34,28% Jalan-jalan adalah salah satu kegiatan di waktu luang yang paling banyak dilakukan. Membaca dan menggunakan internet (22,85%) adalah kegiatan alternatif di waktu luang. 50% Lebih senang meluangkan waktu bersama keluarga dan 33,33% bersama teman. 58,33% Responden menyukai untuk berkunjung ke tempat wisata dan 25 % suka berkunjung ke cafe. Suka membaca terutama membaca majalah 62,5% dan mengupdate berita. Menyukai berbelanja online dan amazon.com 50 % menjadi rujukan untuk berbelanja.
AIO B. Pasar Mancanegara Minat Target Sasaran Menyukai gaya fashion yang Casual 57,14% dan Feminim 28,57% serta tampak Elegant 54,28% dengan berganti Fashion dalam sebulan sebanyak 2 kali 60%. Menyukai seni dan budaya Indonesia salah satunya tertarik dan mengikuti belajar batik 85,71%. Menyukai kain batik 37,14% dengan melihat segi 60% motif atau corak batiknya.
AIO B. Pasar Mancanegara Opini Target Sasaran Seorang yang aktif dan percaya diri Harga bukan menjadi pertimbangan penting dalam membeli produk tetapi kualitas dan pelayanan. Tertarik dengan masalah sosial yang tengah terjadi dalam masyarakat, terutama masalah ekonomi dan kesehatan. Tidak mengkalim sesuatu berdasarkan apa yang dilihatnya pertama kali. Menghargai setiap seni dan budaya dan tertarik untuk mempelajarinya.
VISI MISI BATIK KUSUMA OSHARE Batik Kusuma Oshare memiliki potensi dan masa depan cerah dalam industry batik. Hal ini didukung dengan pencapaian kualitas, pelayanan, pengalaman dan keahlian yang telah mengakar kuat pada filosofi perusahaannya. Pada perkembangannya Batik Kusuma Oshare akan berusaha untuk menambah pasar domestik dan pasar internasional dengan menjalin hubungan kerjasama dengan mitra-mitra bisnis lainnya. Adapun misi untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain: •Mengembangkan batik pada fungsi-fungsi lainnya serta inovatif. •Menciptakan dan memadukan motif berbagai budaya baik budaya sendiri maupun budaya negeri lain serta mengikuti trend ataupun perkembangan dunia. •Mempertahankan nilai-nilai budaya dalam memberi pelayanan maupun bersikap. •Disiplin dan teliti dalam bekerja. •Menjalin kerjasama dengan mitra bisnis lainnya. •Mengadakan dan mengikuti pameran tunggal maupun pameran bersama. •Memperluas dan mempertahankan jaringan pelanggan.
POSITIONING BATIK KUSUMA OSHARE
Berdasarkan maksud dan tujuan dari Ibu Anita Kusumawati bahwa posisi brand atau merek dari Batik Kusuma Oshare Art & Collection adalah sebagai kerajinan batik yang berkualitas dan peleburan berbagai budaya.
UNIQUE SELLING POINT •Pada motifnya memiliki corak yang khas, seperti menggabungkan motif dari berbagai daerah maupun diambil dari budaya negeri sendiri maupun negeri lain, serta motif hasil ciptaannya sendiri serta banyak dari desain ornament batik pada produknya merupakan hasil peleburan beberapa budaya, misalnya batik Indonesia dengan ornament khas Jepang, Korea, Thailand, dan sebagainya. Hal itu karena banyaknya permintaan langsung oleh konsumen yang mayoritas wisatawan mancanegara baik dari Asia maupun Eropa. •Cat dan lukisan ornament batik pada kayunya dapat bertahan lama hingga bertahuntahun lamanya dengan jaminan tidak akan pudar, bahkan untuk produk-produk tempat makan dan minum yang pasti akan dicuci berulang-ulang. Hal itu dikarenakan adanya proses finishing yang menggunakan pelapis atau coating khusus dari Jepang. •Konsumen dapat memesan batik sesuai dengan motif yang diinginkan karena usaha Batik Kusuma Oshare memiliki design house atau rumah desain sendiri untuk memenuhi permintaan pelanggannya.
KONSEP DESAIN
DEFINISI KEYWORD • Keyword dari perancangan ini adalah “ Padu Padan Budaya ” dimana memiliki arti denotasi: Padu kb: sudah bercampur dan sudah menjadi satu atau utuh dan kuat, kompak. Padan kb: banding, imbang, cocok, sesuai, patut benar. Budaya kb: pikiran, akal budi, yang mengenai kebudayaan, yang sudah berkembang (beradab, maju). • Konotasi: Keyword ini dimaksudkan bahwa kerajinan Batik Kusuma Oshare ini merupakan persembahan yang unik yaitu sebuah keterampilan pengrajin yang memadukan berbagai budaya dengan tidak melupakan tradisi aslinya. Kerajinan batik handmade dengan tingkat kedetilan tinggi dan keuletan pengrajin sehingga menghasilkan kerajinan yg benar-benar unik dan spesial.
KRITERIA DESAIN Strategi Komunikasi Pendekatan Edukasi • Kualitas tinggi dalam setiap produknya, karena tercermin dari setiap pengerjaan yang selalu memperhatikan kedetailan pada setiap produknya dengan kualitas batik yang dibuat akan bertahan lama dan tidak cepat pudar. • Inovatif pada produknya karena selalu mengikuti perkembangan jaman dan menciptakan hal baru sehingga menjadi sebuah trend tersendiri. • Desain-desain yang dibuat mempunyai keunikan dan kekhasan sendiri, tidak monoton dalam satu desainnya. Hal ini telah dibuktikan dengan adanya label Indonesian Design Good pada semua produknya, yang hanya dimiliki oleh beberapa produsen dari seluruh Indonesia. • Tidak hanya motif batiknya saja yang merupakan perpaduan dari berbagai budaya tapi juga pada desain-desain produknya.
KRITERIA DESAIN Strategi Komunikasi Pendekatan Emosional • Pendekatan ini dilakukan melalui pesan kerajinan Batik Kusuma Oshare merupakan persembahan yang unik yaitu sebuah keterampilan pengrajin yang memadukan berbagai budaya dengan tidak melupakan tradisi aslinya. Kerajinan batik handmade dengan tingkat kedetilan tinggi dan keuletan pengrajin sehingga menghasilkan kerajinan yg benar-benar unik dan spesial. Pendekatan Artistik • Pendekatan dilakukan untuk menarik minat perhatian target sasaran melalui desain visual dan media yang dipilih, yang dirancang sedemikian rupa dengan berdasarkan kajian data.
KRITERIA DESAIN Strategi Visual Konsep desain yang diterapkan adalah “Padu Padan Budaya”, oleh karena itu digunakan tampilan visual yang mencitrakan perpaduan budaya dengan kesan tradisional. Hal itu bisa dicapai dengan menampilkan desain yang yang memadukan budaya khas Negara lain (Jepang, Thailand dan Belanda) dengan budaya khas Indonesia. Adapun kriterianya sebagai berikut: Warna • Warna-warna yang digunakan dalam rangkaian branding Batik Kusuma Oshare menggunakan warna-warna khas Negara Jepang. Warna yang digunakan adalah warna-warna yang memunculkan kesan proses yang sederhana namun masih tetap menjaga tradisi budaya. Berikut warna-warna yang dipakai diambil dari buku Pantone – Guide to Communicating with Color antara lain :
KRITERIA DESAIN Strategi Visual
KRITERIA DESAIN Pencapaian Warna
KRITERIA DESAIN Elemen Grafis • Elemen grafis diadopsi dari batik motif buketan dimana motif ini dipengaruhi oleh Negara Belanda. Buketan, asal kata aslinya adalah Bouquet, yang berarti karangan bunga dalam bahasa Perancis dan Belanda. Bunga-bunga ini di rancang dalam satu ikatan, bisa diletakkan di vas atau diikat dan diberikan kepada seseorang sebagai tanda cinta atau hormat. Motif ini awalnya muncul di daerah batik pesisir, yang pada masa penjajahan Belanda, banyak dipengaruhi oleh pengusaha Batik asal Belanda dan Cina.
KRITERIA DESAIN Eksisting Elemen Grafis
KRITERIA DESAIN Elemen Grafis Selain menggunakan motif buketan sebagai elemen grafis, terdapat motif isen yaitu motif yang sering kali hadir sebagai latar batik. Motif isen ini diambil dari daerah pulau Madura, yaitu motif isen ukelan. Isen Ukelan berbentuk seperti sulur yang berdempet-dempet, penuh dan padat. Isen Ukelan juga dipadukan dengan motif nitik yaitu titik-titik. Jadi untuk elemen visual banyak mengambil adopsi dari pengaruh asing yaitu Belanda (motif buketan) dengan isen ukelan dan nitik (batik madura).
KRITERIA DESAIN Eksisting Elemen Grafis
KRITERIA DESAIN Gaya Gambar Pada setiap desainnya menggunakan gaya gambar yang mengesankan tradisional. Hal ini dicapai dengan mengadopsi tarikan atau goresan garis negara Thailand. Cirinya adalah ujung garis selalu lancip, detail, dan mempunyai banyak ornamen.
KRITERIA DESAIN Eksisting Gaya Gambar
KRITERIA DESAIN Tipografi Terdapat 2 jenis tipografi yang digunakan dalam perancangan Branding Batik Kusuma Oshare, yaitu tipografi koporat dan tipografi non koporat. Tipografi yang digunakan pada headline menggunakan jenis font yang mencerminkan gaya tradisional, dan di modifikasi sesuai dengan bentukan elemen grafis motif-motif Batik Kusuma Oshare. Sedangkan untuk bodytext menggunakan jenis font yang sesuai dan tingkat keterbacaan tinggi, sehingga nyaman dibaca oleh audiens.
KRITERIA DESAIN Tipografi
KRITERIA DESAIN Fotografi Teknik foto yang digunakan adalah long shot, medium shot, close up, high angle dan low angle. Komposisi yang disusun berdasarkan jarak pemotretan tersebut diharapkan dapat mencitrakan Batik Kusuma Oshare. Adapun pengertian komposisi dalam variasi pengambilan gambar yang akan diambil, yaitu: Long Shot Komposisi yang dihasilkan adalah objek kecil, digunakan saat menggambarkan seluruh area dari sebuah aksi. Medium Shot Komposisi yang dihasilkan adalah obyek terlihat lebih besar dibandingkan pada long shot, digunakan untuk menggambarkan seluruh figur maupun sosok seseorang dari bawah lutut sampai kepala, tetapi tidak keseluruhan tempat.
KRITERIA DESAIN Fotografi Close Up Komposisi yang terlihat hanya obyek yang dijadikan point of interest, digunakan untuk menggambarkan sebagian figur, elemen subyek ditampakkan dari bahu sampai kepala. High Angle Pemotretan dengan menempatkan obyek foto lebih rendah daripada kamera, sehingga yang terlihat pada kaca pembidik obyek foto terkesan mengecil atau disebut juga sudut pandang mata burung. Low Angle Pemotretan dengan kamera yang ditempatkan lebih rendah daripada obyek foto, sehingga obyek foto terkesan membesar disebut juga sudut pandang mata kodok.
KRITERIA DESAIN Tone & Manner “Unik, Tradisional, dan Multiculture”. Arti kata “Unik” menurut istilah adalah tersendiri dalam bentuk atau jenisnya, lain daripada yang lain, tidak ada persamaan dengan yang lain, khusus. Tradisional ialah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun. Penerapan tone warna juga diambil dari skema warna yang digunakan yaitu warna-warna unik dan tradisional yang diadopsi dari khas negara Jepang. Paduan warna dalam skema warna tersebut tidak hanya dimunculkan dalam warna-warna solid, namun juga perpaduan gradasi dalam beberapa obyek ilustrasi. Manner pada visual dan komunikasi akan bersifat unique, surprised, luxurius yang masih menuju pada keyword “Padu Padan Budaya” sebagai wujud dari rasa kekaguman akan perpaduan budaya.
KRITERIA DESAIN Tone & Manner
KRITERIA DESAIN Strategi Branding
KRITERIA DESAIN Strategi Media Brand Identity “Dress” Batik Kusuma Oshare sudah mempunyai logo perusahaan yang baku, hanya saja logo tersebut belum banyak teraplikasikan pada media apapun dan tidak ada pengaturan penempatan pada logonya. Adapun output yang dikeluarkan berupa: •Standart Graphic System Batik Kusuma Oshare •Kemasan dan Label Produk Kemasan sebagai promosi tidak langsung. Kemasan juga dibagi menurut beberapa jenis produk, tingkat harga, ukuran dan sebagainya. Kemasan dan Label Produk sebagai sebuah tempat merek (brand) untuk menunjukkan dari mana produk tersebut berasal.
KRITERIA DESAIN Strategi Media Marketing Komunikasi “Talk” •Website Untuk menjangkau pasar yang lebih luas serta memudahkan konsumen untuk melihat produk Batik Kusuma Oshare tanpa harus datang ke galeri maupun showroom, serta sebagai media promosi. Mempermudah komunikasi dengan konsumen atau pembeli, Batik Kusuma Oshare dapat menjalin komunikasi dengan konsumen melalui email ataupun informasi kontak yang ada di halaman website. Komunikasi menjadi lebih mudah, dan efisiensi dalam hal biaya dan waktu.
KRITERIA DESAIN Strategi Media •Advertising Iklan majalah Media ini dipilih karena tiap jenis majalah memiliki segmentasi berbeda – beda serta lebih spesifik. Sesuai dengan target audiencenya serta tempat penjualan produk yang hanya dapat ditemukan di showroom dan galeri di hotel-hotel di Surabaya maka majalah yang dipilih adalah: Majalah Travelling, yaitu Majalah Travelling Club Ini dimaksudkan untuk memberikan keberadaan yang jelas tentang Batik Kusuma Oshare, sehingga target pasar yang dibidik tepat sasaran.
KRITERIA DESAIN Strategi Media Media Support “Action” •Pameran (Exhibition) •Brosur atau flyer sebagai katalog produk singkat dan merupakan media pendukung yang disebarkan ke pengunjung pada saat pameran. Memuat alamat website Batik Kusuma Oshare juga. •Kartu nama (namecard), untuk menindak lanjuti transaksi atau kerjasama dan juga berfungsi sebagai reminder. Memuat alamat website Batik Kusuma Oshare juga. •Media Pendukung lainnya (banner, sticker, dan lain-lain).
PROSES DESAIN Aspek Pasar • • • • • • • •
Target Audience : Jenis Kelamin : Perempuan dan laki – laki Umur : 21-40 tahun Kelas Ekonomi : Menengah atas Pendapatan : Rp. 5.000.000,00 ke atas Pendidikan : Minimum S1 Jumlah responden : 50 Orang Cara Penyebaran : Penyebaran di lakukan secara acak, menyebarkan kuisioner dengan mendatangi beberapa galeri milik Batik Kusuma Oshare, hotel-hotel dan pusat perbelanjaan yang dipenuhi Orang dewasa.
PROSES DESAIN Website
PROSES DESAIN Tabulasi Data Pasar Website Skor 5 4 3 2 1
Keterangan sangat suka suka sedang tidak suka Sangat tidak suka Skor
No.
Pertanyaan G.1
G.2
1.
Visual
4
4
2.
Huruf
3
3
3.
Warna
3
4
4.
Bentuk
3
4
5.
Elemen Visual
4
5
PROSES DESAIN Tabulasi Data Klien Website Skor 5 4 3 2 1
Keterangan sangat suka suka sedang tidak suka Sangat tidak suka Skor No.
Pertanyaan G.1
G.2
1.
Visual
3
4
2.
Huruf
3
3
3.
Warna
3
4
4.
Bentuk
2
4
5.
Elemen Visual
3
4
PROSES DESAIN Analisis Pasar dan Klien •Dari hasil riset yang telah di sebarkan kepada 50 Responden, sebanyak 38% memilih gambar 2, sisanya memilih gambar 1. Sebagian besar pasar menyukai desain yang elegan, simple dan terkesan perpaduannya namun masih mencitrakan Batik Kusuma Oshare. Website yang ditampilkan nantinya haruslah mudah dalam penggunaannya, sehingga pasar tidak kesulitan dalam melakukan pencarian. •Menurut klien, pilihan pasar sesuai dengan yang diinginkan Batik Kusuma Oshare. Hal ini dilihat dari kesatuan elemennya yang sesuai dengan konsep, sehingga dapat mengesankan batik yang tidak hanya memakai budaya sendiri namun memadukan berbagai budaya, terkesan simple tapi masih elegan. Klien juga berpendapat, jangan memakai elemen kayu karena tidak sesuai dengan image Batik Kusuma Oshare seperti gambar no 1. Elemen-elemen visual harus saling mengisi satu sama lain membentuk satu kesatuan, mudah penggunaannya dan tidak ribet.
PROSES DESAIN Masukan Klien Dari beberapa pembicaraan yang dilakukan pada waktu presentasi desain dilakukan, klien hanya memberikan masukan masalah pemilihan font yang tingkat keterbacaan font tersebut harus jelas dan fleksible ditempat manapun, sehingga seseorang mengerti akan informasi yang disampaikan dan tidak terhalangi oleh element – element lainnya. Untuk menampilkan elemen-elemen visualnya tidak perlu memaksakan unsur perpaduan yang banyak seperti motif gambar, foto dan sebagainya agar tidak membuat desain terkesan rame dan tidak enak dilihat, informasi tersebut cukup diwakilkan dengan tulisan saja dengan didukung warna pada tiap desainnya.
FINAL DESAIN Website
FINAL DESAIN GSM
FINAL DESAIN Iklan Majalah
FINAL DESAIN Kemasan
Kemasan 1 kain
Kemasan 2 kain
FINAL DESAIN Handbag
Handbag Besar
Handbag Kecil
FINAL DESAIN Label
FINAL DESAIN Sticker Label
FINAL DESAIN Brosur
FINAL DESAIN Standing Banner
FINAL DESAIN Kalender 2011