PERANCANGAN APLIKASI PEMBAGIAN HARTA WARIS BERDASARKAN HUKUM ISLAM UNTUK MEMBANTU TIM FARAIDH MASJID BAITURROYAN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI
disusun oleh
Wahyu Wijayanto 07.12.2141 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ABSTRACT Science inheritance (faraidh) is one of science to be learned every Muslim.This is an obligation from Allah SWT to be implemented as well as work onprayer, fasting, almsgiving, and pilgrimage. This is because the science ofinheritance of existing provisions that have been described in the Qur'an andHadith. The division of inheritance in the Qur'an known as hududallah theconditions set by Allah (Sura: Annisa, 13-14). Advantages using the legal division of the estate with the help of otherinformation technology: Expedite problem resolution, Does not require the presence of an expert to solve the problem, Shorten the time and cost savings,Can solve problems with accurate In line with developments in information technology, increasing also the ability ofcomputers to help solve problems in various fields. Among programmingalgorithm, this system is a computerbased system designed to enhance theeffectiveness of decision-makers in solving the problem by adopting an expertknowledge. Integration of hardware, software, and knowledge of an expertproduces a program (shofware) which allows users to make decisions more quickly and thoroughly. Keywords: Information systems, Information systems lending, Faraidh
1. PENDAHULUAN Problema keluarga sehubungan dengan pembagian harta waris atau pusaka, akan bertambah rumit manakala diantara para ahli waris ingin menguasai harta peninggalan dan berdampak merugikan bagi orang lain sehingga permusuhan antara satu dengan lainnya sulit dihindari. Akhirnya solusi yang ditawarkan dalam pembagian waris tersebut ialah dengan dibagi sama rata. Atau ada juga yang menyelesaikannya di meja pengadilan dan upaya lainnya. Sebagai kaum Muslimin, sesungguhnya untuk menyelesaikan permasalahan waris ini,
sehingga persaudaraan di dalam keluarga tetap terjaga dengan baik, maka tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah. Ilmu waris (faraidh) merupakan salah satu ilmu yang harus dipelajari setiap muslim. Hal ini merupakan kewajiban dari Allah SWT yang harus dilaksanakan seperti halnya mengerjakan sholat, puasa, zakat, dan haji. Hal ini dikarenakan ilmu waris sudah ada ketentuan yang telah dijabarkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Pembagian harta warisan di dalam Al Qur’an dikenal dengan istilah hududallah yaitu ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT (QS: Annisa, 13-14). Ilmu faraidh merupakan cabang ilmu yang sangat penting, sehingga Rasulullah SAW sendiri bersabda “pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkanlah kepada manusia. Pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah kepada manusia, karena sesungguhnya saya orang yang akan direnggut (diwafatkan Allah), sedangkan ilmu faraidh akan diangkat (dihilangkan) Allah. Hampir saja dua orang bertengkar tentang pembagian harta pusaka, maka mereka berdua tidak menemukan seorangpun yang sanggup menfatwakannya kepada mereka. “ (HR: Ahmad, Nasai, dan ad-daruquthny). Dari hadist tersebut dapat dipahami bahwa pembagian harta waris dalam keluarga merupakan masalah yang krusial yang dapat memicu pertikaian yang menimbulkan keretakan hubungan dalam keluarga. Penyebabnya adalah kurangnya pemahaman ahli waris /pihak-pihak yang terkait mengenai ilmu faraidh dan terbatasnya pakar (ulama) yang dapat memberikan solusi atau sebagai tempat berkonsultasi tentang pembagian harta waris. 2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Ilmu Faraidh Kata faraid merupakan
bentuk jamak dari faridhah, yang berarti
mafrudhah, sesuatu yang diwajibkan. Yang diwajibkan ini adalah sesuatu yang sudah ditetapkan, karena makna fardhu ialah ketetapan. Seakan-akan kata ini sama dengan firman Allah : “….Nashiban Mafrudhan” [An-Nisa : 7] yang artinya bagian yang sudah ditetapkan. Definisinya menurut syariat ialah pengetahuan tentang bagian-bagian harta waris yang diberikan di antara orang-orang yang berhak menerimnya.
Pembagian harta warisan memiliki tiga sebab yaitu: 1.
Nasab, yaitu hubungan darah sebagaimana firman Allah.“ Dan orangorang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak …”(Al-Ahzab: 6).
2.
Pernikahan yang benar, yang didasarkan kepada firman Allah, “Dan bagi kalian (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isteri kalian…”(An-Nisa : 12).
3.
Kepemilikan budak yang dimerdekakan, yang didasarkan kepada hadits Ibnu Umar secara marfu, “Budak yang dimerdekakan adalah kerabat seperti kerabat nasab”.
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem
Analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendesripsikan fase-fase awal pengembangan sistem. Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponenya dengan maksud untuk mengindentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan. Tahap analisis ini sangat penting dan kritis untuk dilakukan, maka tahap ini harus dilakukan setelah tahap perancangan sistem dan sebelum tahap desain sistem, karena apabila terjadi kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan dibagian selanjutnya. Analisis sistem ini dilakukan oleh seseorang yang disebut analis sistem dimana analis bertugas untuk menemukan kesalahan-kesalahan ataupun juga kelemahan-kelemahan yang terjadi didalam sistem agar dapat diusulkan perbaikannya. Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut: 1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah. 2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem. 4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis. 3.1.2. Identifikasi Masalah Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahapan analisis sistem dari masalah yang menyebabkan sasaran dari sistem
yang tidak dapat dicapai. Adapaun permasalahan yang terjadi pada Tim Faraidh Masjid Baiturroyan Sleman - Yogyakarta adalah terlalu banyaknya memakan waktu dalam perhitungan pembagian harta waris. Selain itu Tim Faraidh Masjid Baiturroyan kadang mengalamai kesalahan dalam perhitungan tersebut sehingga output yang dihasilkan kurang tepat, cepat dan akurat.
3.1.3. Analisis Kelemahan Sistem Analisis yang digunakan dalam perancangan program ini adalah dengan menggunakan metode kerja PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Effeciency dan Service) sebagai dasar untuk memperoleh inti dari permasalahan yang lebih jelas dan spesifik. Kemudian berdasarkan hasil analisis ini nantinya dapat dirancang usulan-usulan yang nantinya dapat diterapkan ke dalam sistem. 4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1.
Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap yang harus dilalui dalam
penyelesaian desain sistem yang telah disetujui, serta menguji, menginstal dan memulai penggunaan sistem yang baru. Secara umum, tujuan dari tahap implementasi sistem ini adalah untuk melaksanakan uji coba atas konsep pengembangan sistem yang telah disetujui. Pada tahap ini, pelaksanaan difokuskan pada penelitian apakah konsep desain sistem yang telah dibuat dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak. Sedangkan hasil yang diharapkan dari tahap ini adalah berupa rekomendasi dari hasil uji coba yang dilakukan, apakah sistem dapat berjalan dengan baik atau tidak. Apabila hasil yang didapatkan dari tahap ini ditemukan kesalahankesalahan yang membuat sistem tidak berjalan dengan baik, maka tahap implementasi ini dikembalikan lagi ke tahap sebelumnya. Adapun tujuan dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak dan perangkat keras dalam bentuk Sistem Jaringan Informasi Terpusat agar diperoleh sebuah arsitektur sistem informasi. 2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan. 3. Melakukan penerapan serta peralihan sistem lama ke sistem baru sebagai keputusan terakhir dalam tahap pembuatan sistem informasi yang dibarengi dengan pembuatan laporan pengembangan sistem untuk keperluan pemakai. Tahap
penerapan
merupakan
kegiatan
untuk
memperoleh
dan
mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja secara simultan dan berkesinambungan. Adapun langkahlangkah secara umum yang harus dilakukan pada tahap implementasi sistem adalah sebagai berikut: 1. Uji coba sistem baru Tahap ini memastikan bahwa elemen dan komponen dari sistem telah berfungsi sesuai yang diharapkan. Pengujian dilakukan untuk mencari
kelemahan yang mungkin ada. Kumpulan dari semua program yang telah diintegrasikan perlu diuji coba kembali untuk melihat apakah suatu program dapat menerima input dan memproses data dengan baik serta dapat memberikan output dengan baik pula. 2. Instalasi Sistem Instalasi sistem cukup mudah, cukup dengan menjalankan file exenya kemudian melanjutkan dengan tahap berikutnya seperti halnya saat melakukan instalasi program biasa.
4.2 Pembuatan Database Pembuatan database meliputi penentuan tipe data pada masing-masing field sekaligus membuatnya. Dalam membuat sistem aplikasi penghitungan harta waris berdasarkan hukum Islam ini, DBMS yang digunakan menggunakan Microsoft Access serta database diberi nama data.mdb. 4.3 Pemrograman Penulisan kode program merupakan kegiatan yang terbesar di dalam tahap implementasi sistem. Karena usaha yang besar ini, maka program harus ditulis dengan baik dan terstruktur. Usaha lain yang juga sangat memakan waktu setelah program ditulis adalah memodifikasi program jika terdapat kesalahan-kesalahan di dalam kode yang ditulis atau karena perubahan sistem yang terpaksa merubah keseluruhan kode program. Usaha ini akan semakin sulit jika kode program yang ditulis tidak dengan struktur yang baik.
4.4.
Hasil Implementasi Sistem penghitungan pembagian harta waris berdasarkan hukum Islam ini
setelah dibuat memiliki berberapa tampilan form seperti halaman login, halaman utama, halaman bantuan, halaman tentang program, halaman edit admin, halaman identitas, halaman harta waris, halaman tanggungan serta halaman ahli waris.
5. PENUTUP Berdasarkan pembahasan bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dari pembuatan laporan skripsi yang berjudul “Perancangan Aplikasi Pembagian Harta Waris Berdasarkan Hukum Islam Untuk Membantu Tim Faraidh Masjid Baiturroyan Sleman – Yogyakarta” secara umum adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi Pembagian Harta Waris Berdasarkan Hukum Islam Untuk Membantu Tim Faraidh Masjid Baiturroyan Sleman – Yogyakarta ini dibangun menggunakan Visual Basic dan databasenya menggunakan Microsoft Access. 2. Dengan dibuatnya aplikasi pembagian harta waris ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih atau manfaat lebih besar kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan penghitungan. 3. Dalam perancangan sistem ini dihitung dengan menggunakan perhitungan analisis biaya dan manfaat yang didapati bahwa sistem ini layak untuk digunakan dari pada sistem manual yang lama karena dapat menurunkan biaya tetapai tidak ikut menurunkan kualitas informasi yang dihasilkan. 4. Keuntungan lain dalam menggunakan sistem yang baru ini adalah penghitungan dan pemberian laporan kepada masyarakat sangatlah cepat dan lebih akurat dibandingkan dengan sistem yang lama serta sangat sedikit dalam menggunakan ruangan baik itu untuk arsip maupun pengoperasian sistem.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shabuni, Muhammad Ali, 1995, Pembagian Waris Menurut Islam, Gema Insani Press, Jakarta. Kusrini dan Andri Koniyo. 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic & Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sunyoto, Andi. 2007. Pemrograman Database dengan Visual Basic dan Microsoft SQL. Yogyakarta: Penerbit Andi. Watilette, 2006, Sistem Pakar untuk Pendukung Keputusan Pembagian Harta Waris Widyatama.
Menurut Hukum Islam, Fakultas Teknik, Universitas
Hamdan, Abdul Razak., dan Omar, Khairuddin. 1991, Sistem Pakar Faraid, Sains Malaysiana,. Nuha Musa, Perundangan dengan Menggunakan Prolog, Latihan Ilmiah, Jabatan Sain Komputer, UKM, 1987 Omar, Khairuddin., 1999, Penggunaan Komputer dalam Masalah Faraid, Laporan Teknik Pusat Kuantitatif, UKM. Pramono, D., 1999, Mudah menguasai Visual Basic 6, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sutanta , 2004, Algoritma Komputasi, Graha Ilmu , Yogyakarta. Yatini B, Indra, 2001, Pemrograman Terstruktur, J.J Learning, Yogyakarta. http://media.net.org/islam/Waris, akses pada tanggal 15 Maret 2009.
.