ARTIKEL ILMIAH
Proposal Tugas Akhir Kode MK : ISI 128
PERANCANGAN ALAT PERAGA PENGENALAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS UNTUK ANAK DI TK SARASWATI I DENPASAR
Oleh: Nama NIM Jurusan Program Studi
: I KETUT ARI SUTAWAN : 2006 06 031 : Desain : Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012
DAFTAR PUSTAKA Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalilea Indonesia Nawawi,Haradi. 1988. Metode Penelitian Sosial Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Sarwono, Jhonatan & Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B.Bandung: Alfabeta http://www.balipost.co.id http://www.brawijaya.ac.id
A.PENDAHULUAN 1. Faktor Objektif Angka kecelakaan yang terjadi di Bali sangatlah besar hal ini tidak terlepas dari masih banyaknya para pemakai jalan yang belum paham tentang rambu-rambu lalu lintas.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Polda Bali, kecelakaan lalu lintas
di Bali rata-rata terjadi 1.500 kasus setiap tahunnya. Korban yang meninggal mencapai rata-rata 550 orang. Artinya, hampir dua manusia meninggal tiap hari akibat kecelakaan lalu lintas. Tahun 2011 (Januari-April) ini terjadi kecelakaan 912. Korban meninggal dunia 173 orang, LB 482 dan LR 985 orang serta kerugian Rp 1,28 miliar. Sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, kecelakaan didominasi oleh pengendara motor (http://www.balipost.co.id). Menurut Prof. Dr. Ir. Harnen Sulistio MSc, Dosen Senior Fakultas Teknik Unibraw, terdapat lima faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas. Beliau menyebutkan faktor-faktor tersebut yaitu faktor pengemudi (manusia), lalu lintas, jalan, kendaraan dan lingkungan. Dari beberapa faktor tersebut, faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kecelakaan. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas ini dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan
yang
diberlakukan
atau
pula
pura-pura
tidak
tahu.
(http://www.brawijaya.ac.id). Untuk mencegah hal tersebut terus berlanjut pengenalan rambu-rambu lalu lintas memang harus dilakukan sejak masih kanak-kanak. Dunia anak-anak merupakan dunia yang ceria dan menyenangkan, masa ini dapat dianggap saat belajar untuk mengenal hal-hal yang baru. Dengan mengajarkannya dasar keselamatan lalu lintas anak-anak dipersiapkan untuk membangun pengetahuan tentang lalu lintas, dan sikap positif yang akan mendatangkan manfaat saat anakanak itu menjadi dewasa di masa yang akan datang. Karena lebih mudah
1
mengajarkan kebiasaan baik di usia dini daripada menyingkirkan kebiasaan buruk nantinya. Taman kanak-kanak merupakan suatu lembaga pendidikan pra sekolah yang
tepat untuk memperkenalkan rambu- rambu lalu lintas sejak dini. Untuk
memperkenalkan rambu rambu lalu lintas pada anak-anak TK ada beberapa cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas. Alat peraga merupakan salah satu sarana pendidikan yang sangat penting dalam proses belajar karena dengan menggunakan alat peraga guru TK dapat lebih mudah menyampaikan materi atau pelajaran dan anak akan lebih mudah menerimanya. Keterbatasan alat peraga selalu menjadi kendala utama dalam proses pengenalan rambu-rambu lalu lintas ini. Seperti halnya yang terjadi di TK Saraswati I Denpasar. Dengan demikian penulis berinisiatif merancang alat peraga pengenalan rambu rambu lalu lintas yang menarik dan komunikatif demi peningkatan pemahaman anak- anak tentang rambu rambu lalu lintas. Sehingga nantinya dapat mematuhi peraturan lalu lintas bukan karena takut terhadap hukuman atau sanksi yang akan dijatuhkan, namun murni karena kesadaran masing-masing.
2. Faktor Subjektif Alat peraga merupakan salah satu media yang digunakan guru TK untuk mempermudah dalam proses pengajaran. Dengan menggunakan alat peraga dalam proses belajar, dapat membuat anak-anak lebih tertarik, lebih mudah dalam menerima dan mengingat pelajaran yang diberikan serta mudah dalam penyampaian materi. Keterbatasan alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas di TK Saraswati I Denpasar, menjadi kendala utama proses pengenalan rambu rambu lalu lintas ini. Dengan demikian penulis sebagai desainer grafis berinisiatif merancang media alat peraga pengenalan yang efektif dan komunikatif sesuai dengan kriteria desain. Desainer dapat mengembangkan berbagai ide/gagasan dalam bentuk, warna, ilustrasi, teks, dan tipografi dalam perancangan alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas ini. Demi peningkatan pemahaman anak- anak tentang rambu rambu lalu lintas, sehingga nantinya bisa mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku dan angka kecelakaan pun dapat ditekan.
2
B.METODE PERANCANGAN Lokasi dan Objek Perancangan Lokasi perancangan di TK Saraswati I Denpasar yang beralamat di Jalan Gadung No. 28 A Denpasar dan sasaran yang dituju adalah anak-anak TK. Objek perancangannya adalah berupa alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas. Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah: a. Data Primer Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk file tetapi harus dicari melalui nara sumber atau responden, yaitu orang yang dijadikan objek riset atau orang yang kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi atau data (Sarwono dan Lubis, 2007 : 88). Dalam penelitian ini, responden adalah Ni Wayan Siti, S.pd selaku kepala sekolah dan guru-guru TK Saraswati I. Metode pengumpulan data primer yang digunakan sebagai berikut: 1) Metode Observasi Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadiankejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan guna mendukung penelitian yang sedang dilakukan (Sarwono dan Lubis, 2007 : 100). 2) Metode Wawancara Metode wawancara adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data yang disebut dengan responden dengan mengadakan tanya jawab secara langsung (Nawawi, 1988 : 110). Wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara yang digunakan penulis adalah wawancara terstruktur dengan narasumber kepala sekolah dan guru pengajar. Wawancara terstruktur dilakukan apabila telah diketahui informasi apa saja yang akan diperlukan dan telah disiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.
3
b. Data Sekunder Metode pengumpulan data sekunder adalah metode pengumpulan data yang didasarkan pada penelitian sebelumnya atau laporan dari lembaga yang memberikan informasi atau data yang dibutuhkan (Nazir, 1988 : 109). Data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkannya (Sarwono dan Lubis, 2007 : 82). Metode pengumpulan data sekunder yang digunakan sebagai berikut: 1) Metode Kepustakaan Meliputi metode konvensional yaitu metode kepustakaan yang merupakan suatu pengumpulan data yang ditempuh dengan menguraikan hasil-hasil penelitian, pengamatan lapangan dan informasi, serta menganalisa dengan kajian pustaka sebagai landasan teori dan membahasnya sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi. (Soehardi, 2001 : 356). Metode ini dilakukan dengan cara mencari data literatur yang berhubungan dengan kasus. 2) Metode Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono. 2010:240). Instrumen Penelitian: Instrumen penelitian menggunakan buku catatan dan kamera saku 3) Pencarian secara Online Pencarian secara online atau kajian internet adalah pencarian dengan menggunakan komputer yang dilakukan melalui internet dengan alat pencarian tertentu pada server yang tersambung dengan internet yang tersebar di berbagai penjuru dunia (Sarwono dan Lubis, 2007 : 105). Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui internet memiliki data-data yang berkaitan dengan kasus.
Metode Analisis Data Adapun metode analisa data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dengan mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematis, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Deskriptif adalah suatu 4
metode dalam meneliti suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005: 54). Analisa kualitatif dibagi menjadi lima langkah: 1) mengorganisasikan data; 2) menentukan tema, pola dan kategori; 3) menguji hipotesa (jika menggunakan hipotesis); 4) mencari ekplansi alternatif data;5) menulis laporan. (Sarwono&Lubis, 2007: 110). Jadi metode analisis deskritif kualitatif adalah suatu metode dimana dalam penelitian didasarkan pada adanya hubungan antar variabel yang diteliti untuk mendapatkan makna dari hubungan sebab akibat antar variabel. Kemudian dilakukan melalui berbagai kajian historis, kajian dokumen, interpretasi peristiwa, kajian informasi, perekaman suatu kejadian, hingga penafsiran suatu fenomena sosial yang didapat melalui pencatatan di lapangan yang kemudian ditampilkan dalam bentuk yang terarah dan terolah secara teoritis. Metode ini bertujuan untuk membuat menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai variabel-veriabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
C.HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengumpulan data dan analisis yang telah dilakukan, didapatkan media-media komunikasi visual yang sesuai untuk branding dan promosi Arak Bali Dewi Sri sebagai minuman keras khas Bali sebagai berikut: billboard,desain kemasan, kalender, poster, stiker, x-banner, website, umbul-umbul, dan t-shirt. Berikut ini adalah desain terpilih:
5
a.Kartu
Gambar 1.1 Desain Kartu
Nama Media : Kartu Ukuran
: 6 cm x 8,6 cm
Bahan
: Art paper 260 gr
Ilustrasi
: ilustrasi kartun menggambarkan suasana secara jenaka dan menyenangkan. Ilustrasi yang ditampilkan berkaitan dengan ramburambu lalu lintas dan ilustrasi pendukung lainya.
Teks
: Teks yang digunakan sederhana yaitu memberi penjelasan tentang ilustrasi rambu-rambu lalu lintas dan ajakan.
Huruf
: Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis huruf sans serif (tidak berkait) Arial rounded MT bold bertangkai tebal, sederhana, sifat huruf ini kurang formal, hangat dan bersahabat.
Warna
: Warna cerah dipilih karena anak- anak lebih tertarik dengan warnawarna mencolok dan warna ini dirasa mampu memberikan kesan ceria, dan juga memakai warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
Komposisi
:Komposisi yang digunakan dalam desain ini menggunakan keseimbangan asimetris dimana ilustrasi tari jogged menjadi vokal point, ilustrasi disusun sedemikian rupa dengan arah diagonal, dari sudut kanan bawah ke sudut kiri atas. Tag line di letakkan dibagian kiri bawah dan logo diletakkan dibagian kanan atas.
Teknik
: Cetak Digital
6
b. Ular Tangga
Gambar 1.2 Desain Ular Tangga
Nama Media : Ular Tangga Ukuran
: 40 x 40 cm
Bahan
: Stiker bontak dan kayu
Ilustrasi
:Ilustrasi kartun menggambarkan suasana secara jenaka dan menyenangkan. Ilustrasi yang ditampilkan berkaitan dengan ramburambu lalu lintas dan ilustrasi pendukung lainya.
Teks
: Teks yang digunakan sederhana yaitu 1-100 dan teks start.
Huruf
: Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis huruf sans serif (tidak berkait) Arial rounded MT bold bertangkai tebal, sederhana, sifat huruf ini kurang formal, hangat dan bersahabat.
Warna
: Warna cerah dipilih karena anak- anak lebih tertarik dengan warnawarna mencolok dan warna ini dirasa mampu memberikan kesan ceria, dan juga memakai warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
Teknik
: Cetak Offset
7
c.Buku pop up
Gambar 1.3 Desain Buku
pop up
Nama Media : Buku pop up Ukuran
: 21 x 15cm
Bahan
: Art paper 260 gr
Ilustrasi
: ilustrasi kartun menggambarkan suasana secara jenaka dan menyenangkan. Ilustrasi yang ditampilkan berkaitan dengan ramburambu lalu lintas dan ilustrasi pendukung lainya
Huruf
: Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis huruf sans serif (tidak berkait) Arial rounded MT bold bertangkai tebal, sederhana, sifat huruf ini kurang formal, hangat dan bersahabat.
Teks
: Teks yang digunakan sederhana yaitu memberi penjelasan tentang ilustrasi rambu-rambu lalu lintas.
Warna
: Warna cerah dipilih karena anak- anak lebih tertarik dengan warnawarna mencolok dan warna ini dirasa mampu memberikan kesan ceria, dan juga memakai warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
Teknik
: Cetak digital
8
d. Poster
Gambar 1.4 Desain Poster
Nama Media : Poster Ukuran
: 42 x 59,6 cm
Bahan
: Art Paper 210 gr
Ilustrasi
:ilustrasi kartun menggambarkan suasana secara jenaka dan menyenangkan. Ilustrasi yang ditampilkan berkaitan dengan ramburambu lalu lintas dan ilustrasi pendukung lainya
Teks
: Teks yang digunakan sederhana yaitu memberi penjelasan tentang ilustrasi rambu-rambu lalu lintas.
Huruf
: Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis huruf sans serif (tidak berkait) Arial rounded MT bold bertangkai tebal, sederhana, sifat huruf ini kurang formal, hangat dan bersahabat.
Warna
: Warna cerah dipilih karena anak- anak lebih tertarik dengan warnawarna mencolok dan warna ini dirasa mampu memberikan kesan ceria, dan juga memakai warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
Teknik
: digital
9
e. Buku mewarnai rambu-rambu lalu lintas
Gambar 1.5 Desain Buku mewarnai rambu-rambu lalu lintas
Nama Media : Buku mewarnai rambu-rambu lalu lintas Ukuran
: 29,7 x 21 cm
Bahan
: Blueswhite
Ilustrasi
: ilustrasi kartun menggambarkan suasana secara jenaka dan menyenangkan. Ilustrasi yang ditampilkan berkaitan dengan ramburambu lalu lintas dan ilustrasi pendukung lainya
Teks
: Teks yang digunakan sederhana yaitu memberi penjelasan tentang ilustrasi rambu-rambu lalu lintas.
Huruf
: Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis huruf sans serif (tidak berkait) Arial rounded MT bold bertangkai tebal, sederhana, sifat huruf ini kurang formal, hangat dan bersahabat.
Warna
: Warna cerah dipilih karena anak- anak lebih tertarik dengan warnawarna mencolok dan warna ini dirasa mampu memberikan kesan ceria, dan juga memakai warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
Teknik
: digital
10
f. Mainan menaati rambu-rambu
Gambar1.6 Desain Mainan menaati rambu-rambu
Nama Media : Mainan menaati rambu-rambu Ukuran
: 35 x 47 cm
Bahan
: kayu dan stiker bontak
Ilustrasi
:ilustrasi kartun menggambarkan suasana secara jenaka dan menyenangkan. Ilustrasi yang ditampilkan berkaitan dengan ramburambu lalu lintas dan ilustrasi pendukung lainya
Huruf
: Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis huruf sans serif (tidak berkait) Arial rounded MT bold bertangkai tebal, sederhana, sifat huruf ini kurang formal, hangat dan bersahabat.
Warna
: Warna cerah dipilih karena anak- anak lebih tertarik dengan warnawarna mencolok dan warna ini dirasa mampu memberikan kesan ceria, dan juga memakai warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
Teknik
: digital
11
g. Papan permainan menempatkan rambu-rambu
Gambar 1.7Desain Papan permainan menempatkan rambu-rambu
Nama Media : Papan permainan menempatkan rambu-rambu Ukuran
: 70 x 52 cm
Bahan
: kayu mdf dan stiker bontak
Ilustrasi
: ilustrasi kartun menggambarkan suasana secara jenaka dan menyenangkan. Ilustrasi yang ditampilkan berkaitan dengan ramburambu lalu lintas dan ilustrasi pendukung lainya
Teks
: ajakan untuk memasang rambu-rambu
Huruf
: Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis huruf sans serif (tidak berkait) Arial rounded MT bold bertangkai tebal, sederhana, sifat huruf ini kurang formal, hangat dan bersahabat
Warna
: Warna cerah dipilih karena anak- anak lebih tertarik dengan warnawarna mencolok dan warna ini dirasa mampu memberikan kesan ceria, dan juga memakai warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
Teknik
: Cetak digital
12
h. Buku rambu-rambu lalu lintas
Gambar 1.8 Desain Buku rambu-rambu lalu lintas
Nama Media : Buku rambu-rambu lalu lintas Ukuran
: 13,5 x 21,5 cm
Bahan
: art paper 260 gr
Ilustrasi
:ilustrasi kartun menggambarkan suasana secara jenaka dan menyenangkan. Ilustrasi yang ditampilkan berkaitan dengan ramburambu lalu lintas dan ilustrasi pendukung lainya
Teks
: Teks yang digunakan sederhana yaitu memberi penjelasan tentang ilustrasi rambu-rambu lalu lintas.
Huruf
: Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis huruf sans serif (tidak berkait) Arial rounded MT bold bertangkai tebal, sederhana, sifat huruf ini kurang formal, hangat dan bersahabat.
Warna
: Warna cerah dipilih karena anak- anak lebih tertarik dengan warnawarna mencolok dan warna ini dirasa mampu memberikan kesan ceria, dan juga memakai warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
Teknik
: cetak digital
13
i.Rambu-rambu untuk simulasi
Gambar 1.9 Desain Rambu-rambu untuk simulasi
Nama Media : Rambu-rambu untuk simulasi Ukuran
: 30 x 120 cm
Bahan
: kayu dan cat
Ilustrasi
: Rambu-rambu lalu lintas
Warna
: warna asli dari rambu-rambu lalu lintas itu sendiri
D.KESIMPULAN Berikut ini adalah simpulan yang dapat diambil dari proses perancangan yang telah dilakukan: 1. Media yang dirancang sebagai alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas di TK Saraswati I Denpasar,berdasarkan anilisis wawancara serta analisis data baik secara aktual maupun faktual adalah.Buku mewarnai ,Kartu,Ular tangga,Buku rambu-rambu,Papan permainan menempatkan rambu-rambu,Buku pop up, Mainan menaati rambu-rambu,Poster,Rambu-rambu untuk simulasi. 2. Dalam perancangan alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas TK Saraswati I Denpasar melalui proses pengerjaan desainnya meliputi pengolahan alternatif desain dan akhirnya menghasilkan desain terpilih dengan visualisai desainnya berdasarkan
ilustrasi,teks/tipografi
dan
warna.
Dimana
penggunaan
dari
ilustrasi,teks/tipografi dan warna harusnya disesuaikan dengan konsep. Adapun konsep dasar dalam merancang media komunikasi visual ini adalah “fun learning” dimana fun berarti menyenangkan menggambarkan alat peraga pengajaran memberikan kesenangan,karena dunia anak-anak adalah dunia yang ceria,gembira dan menyenangkan. Sedangkan learning berarti mempelajar, anak –anak mulaidiperkenalkan pengetahuan dan sebagai hal baru melalui alat peraga
14
pengajaran,tentu saja dalam hal ini adalah pengetahuan tentang rambu-rambu lalu lintas.
15