62
Unmas Denpasar
PERANANAN IPTEK DALAM PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA (BAHASA INGGRIS) PADA MASYARAKAT KUTA SELATAN I Gusti Ayu Vina Widiadnya Putri, I Dewa Ayu Devi Maharani Santika STIBA Saraswati Denpasar ABSTRAK Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Begitupun telah ditemukannya formulasi – formulasi baru aneka kapasitas komputer dalam pengajaran dan pembelajaran khususnya dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa kedua (bahasa Inggris). Inovasi inovasi tersebut semakin berkembang pesat melahirkan model dan media pengajaran yang mudah di akses secara cepat oleh masyarakat. Bagi pembelajar bahasa kedua atau bahasa target, ada dua macam cara untuk memperoleh kemampuan berbahasa kedua tersebut, yaitu: Pemerolehan yang bersifat alamiah, dalam artian di bawah sadar, seperti proses pemerolehan bahasa Ibunya, dan Pembelajaran yang dilakukan secara sadar, dimana pengaplikasikan inovasi iptek banyak terjadi, biasanya pada situasi formal, seperti di sekolah dan pada situasi informal seperti di tempat tempat kursus bahasa maupun secara otodidak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang akan menggunakan metode deskripsi dalam penyajian analisisnya serta menggunakan metode sampling acak dalam mengumpulkan data yaitu pada masyarakat Kuta Selatan yang dalam kesehariannya berkecimpung ataupun berhubungan dengan dunia pariwisata. Metode kuesioner, interview, note-taking juga diaplikasikan agar terkumpul data yang lebih akurat untuk menunjang analisis penelitian ini. Secara umum hasil data yang diperoleh adalah masyarakat dapat mengakses secara online bentuk- bentuk pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa kedua, baik secara teori dan juga latihan – latihan soal, melalui internet, dimana tingkatan-tingkatan pembelajaran yang diinginkan dapat disesuaikan dengan kemampuan individu. Bentuk lainnya dari inovasi iptek dalam pemerolehan bahasa kedua adalah diadakannya evaluasi secara online. Berdasarkan data yang diperoleh, 76,2 persen atau 83 orang pembelajar bahasa mampu mengikuti evaluasi secara online dengan nilai yang cukup memuaskan, sedangkan 23.8 persen atau 27 orang lainnya masih membutuhkan remedial dan bimbingan pengayaan teori. Penerapan IPTEK dapat menimbulkan dampak positif dan negatif bagi pembelajar. Dampak positifnya adalah pembelajar bahasa kedua dapat dengan cepat mengakses bentuk bentuk pengajaran bahasa secara mandiri. Sedangkan dampak negatifnya adalah pembelajar menjadi pasif tanpa adanya interaksi dan komunikasi dengan pembelajar maupun dengan pengajar. Kata Kunci : IPTEK, pemerolehan bahasa, Pembelajar bahasa.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
63
Unmas Denpasar
ABSTRACT Science and technology can be used to review development regarding science at all, included in teaching language field. Second language acquisition can be done with innovation of science and technology development, for example learning language by online, online examination and evaluation of the learners speak capabilities. There are two ways for learners to acquire their knowledge and ability in the second language or the target language, they are: Natural Acquisition, in the meaning of their subconscious, such as in the process of their mother tongue learning, and the other is the Learning that is conducted consciously, where the implementation of Science and Technology commonly used, usually happens in formal situation as at school, and informal situation as at the language courses, also learning by themselves. This qualitative research applied descriptive methods in presenting the analysis, also used random sampling for collecting the data at the Society in South Kuta which in their daily lives engage with tourism industries. Methods of questionnaire, interview, and note – taking were applied in order to collect more accurate data for supporting the analysis. In general, the results of the data obtained was the public can access the online forms of teaching English as a second language, both in theory and exercises, through the internet, where the levels of the desired learning could be adapted to individual ability. Other forms of innovation in science and technology in second language acquisition were holding an online evaluation. Based on the data obtained, 76. 2 percent or 83 of language learners were able to take parts the evaluation online with satisfactory grades, while the other 23.8 percent or 27 language learners were still in need of remedial and guidance. The application of science and technology could lead to positive and negative impacts for learners. The positive impact was the second language learners could quickly access the forms of language teaching independently. While the negative impact was the learners become passive in doing interaction and communication with other learners and teachers. Key words: science and technology, language acquisition, language learners
PENDAHULUAN Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkungan tempat hidup. Proses pelaksanaan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang berkelanjutan, terencana dan gradual, bergilir, seimbang dan terpadu. Secara keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik terhadap proses pembelajaran, makna belajar sebagai administrasi kegiatan mental intelektual, yang hakikatnya sebagai usaha untuk mengubah tingkah laku. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah laku, baik tingkah laku dalam berfikir, bersikap, maupun berbuat. Seorang psikologi pendidikan mendefinisikan pembelajaran sebagai sebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Begitu pula Brown (2007:8) mengungkapkan pembelajaran bisa didefinisikan sebagai menunjukkan atau membantu seseorang mempelajari cara melakukan sesuatu, memberikan intruksi, memandu dalam pengkajian sesuatu, menyiapkan pengetahuan, menjadikan tahu atau paham. Inovasi di bidang teknologi kini banyak diaplikasikan pada dunia pendidikan agar proses belajar semakin mudah dilakukan dan memberikan kemajuan dalam cara dan hasil Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
64
Unmas Denpasar
belajarnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Fasilitas yang digunakan untuk memudahkan pembelajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap disebut media pembelajaran (Gerlach & Ely, 1971). Selain guru, buku teks, dan lingkungan sekolah, media pembelajaran dalam penerapan inovasi IPTEK juga dapat berupa proyektor, computer, audio video, internet dan yang lainnya. Dengan mengetahui pemerolehan bahasa kedua pada masyarakat Kuta Selatan, kita dapat mengetahui perkembangan pemerolehan kosakata bahasa di wilayah tersebut dan mengetahui pergeseran bahasa dilihat dari ragam social penutur. Bertolak dari latar belakang tersebut, adapun beberapa permasalahan yang dapat dikaji merupakan dasar masalah pada pembahasan ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pengaruh IPTEK dalam pemerolehan bahasa kedua (Bahasa Inggris) pada masyarakat Kuta Selatan?. (2) Bagaimana penerapan pengajaran dan ujian secara online dalam membantu pemerolehan bahasa kedua (Bahasa Inggris) pada masyarakat Kuta Selatan? (3) Apakah dampak – dampak dari penerapan IPTEK terhadap kemampuan masyarakat Kuta Selatan dalam pemerolehan bahasa kedua?. MATERI DAN METODE PENELITIAN Materi Data penelitian diambil dari observasi kemajuan penggunaan Bahasa Inggris dari masyarakat kuta selatan setelah mendapat stimulus berupa pengajaran bahasa secara online. Hasil ujian online dari siswa SMK Nusa Dua tahun ajaran 2015/2016 juga menjadi data penelitian ini untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa secara online. Kuesioner juga disebarkan untuk mengetahui opini masyarakat tentang dampak positive dan negative dari pengajaran online bagi masyarakat. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan ini meliputi empat aspek, yaitu: sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik menganalisa data, serta metode dan teknik penyajian analisis. Sumber data yang dipilih dalam penelitian ini adalah masyarakat Kuta Selatan yang akan diambil secara acak; baik itu para pelajar, pekerja, maupun masyarakat umum lainnya. Dipilihnya masyarakat Kuta Selatan sebagai sumber data penelitian ini karena masyarakat ini berdampingan secara langsung dengan kegiatan pariwisata yang membuat mereka mempergunakan bahasa inggris sebagai bahasa komunikasi, terutama dengan para wisatawan asing. Para pekerjanya pun lebih banyak yang bekerja di sector pariwisata, dan hal ini menjadi tujuan ataupun pilihan pekerjaan bagi para pelajar yang sedang menuntut ilmu. Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara mengambil sampling acak dari sumber data, observasi, interview dan note taking. Penyebaran kuesioner juga dilakukan untuk memperkuat analisis data yang telah dilakukan. Data yang tekumpul akan dianalisa secara deskripsi karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Lalu pengamatan dan analisis juga akan dilakukan pada dampak-dampak pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua dengan menggunakan inovasi IPTEK tersebut untuk sumber data ini. Menurut Sudaryanto (1993) ada dua metode penyajian data, yaitu: metode formal dan informal. Metode formal Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
65
Unmas Denpasar
adalah metode menyajikan analisis dengan menggunakan kata-kata dan istilah – istilah teknis. Sedangkan metode informal menggunakan diagram atupun lambang – lambang lainnya dalam menyajikan analisis. Jadi penelitian ini menggunakan metode formal dan informal dalam menyajikan analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Teori Pemerolehan Bahasa Kedua Banyak pandangan ataupun teori mengenai pemerolehan bahasa kedua, terutama jika dilihat dari segi proses dan hasilnya. Pendapat ahli mengenai hasil dari pemerolehan bahasa kedua didasarkan pada bahasa yang dihasilkan oleh pembelajar, sedangkan teori yang lainnya dibuat berdasarkan pengujian terhadap proses pemerolehan bahasanya secara empiris. Dua teori yang saling bertentangan dalam hal ini adalah teori mentalisme dan teori behaviorisme Teori Behavioristik Teori Behavioristik dipelopori oleh Skinner (1957) yang diaplikasikan ke dalam teori bahasa. Menurutnya tingkah laku bahasa dapat dilakukan dengan cara penguatan, yang dapat terjadi melalui dua proses: stimuli dan respon. Masalah belajar bahasa dalam usaha Skinner membangun hubungan teori behaviorisme dengan pembelajaran dan pemerolehan bahasa, merupakan masalah stimulus, respon, ulangan dan ganjaran. Aspek-aspek ini sekarang dikenal dengan teori prilaku verbal (verbal behavior). Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha dengan giat dan gurunya pun sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika anak tersebut belum dapat mempraktikkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukan perubahan perilaku sebagai hasil belajar (Budiningsih, 2012:20). Stimulus dan Respon dalam Teori Pembelajaran Behavioristik Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang terpenting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pembelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut (Slavin, 2000:143). Menurut Ellis (1986:20) perbedaan stimulus ternyata menghasilkan perbedaan respon. Respon itu bisa dalam bentuk teratur dan acak.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
66
Unmas Denpasar
Teori Mentalisme Chomsky (1965) mengkritik teori behaviorisme Skinner, dimana dia menyatakan yang mampu memikul tanggung jawab tingkah laku bahasa hanyalah kemampuan bawaan (inner comprehension). Teorinya sendiri adalah Languange Acquisition Device yang akan menentukan seseorang untuk membuat hipotesis tentang struktur bahasa umum dan struktur bahasa yang sedang dipelajari secara khusus. Indikator utamanya adalah kompetensi dan performansi. (Chomsky, 1965:4). Kompetensi adalah pengetahuan pembelajar mengenai bahasa yang digunakannya, sedangkan performansi adalah penggunaan bahasa tersebut dalam situasi yang konkret. Alat pemerolehan bahasa ini menyebabkan pembelajar memiliki kemampuan untuk membuat hipotesis tentang struktur bahasa umum dan struktur bahasa yang sedang dipelajari secara khusus. Lennenberg (1967) berpendapat bahwa bahasa merupakan species specific dengan cara tertentu dalam perilaku bahasa yang ditentukan secara biologis. Jadi bahasa merupakan mekanisme bawaan (innate) yang memungkinkan pembelajar memformulasikan system bahasa secara abstrak. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menurut ahlli Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmuilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia. Menurut Iskandar Alisyahbana Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.Sedangkan menurut Jaques Ellul memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Peranan IPTEK dalam Pemerolehan Bahasa Kedua IPTEK memberikan banyak inovasi yang dapat digunakan dalam semua bidang, termasuk pendidikan khususnya pengajaran bahasa. Sistem pengajaran menggunakan media online melalui internet kini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Begitu pula dalam hal pemerolehan bahasa kedua, khususnya bahasa Inggris, banyak media pengajaran online yang menawarkan sistem belajar bahasa inggris yang lebih cepat dan praktis. Jika dilihat dari cara pemerolehan bahasa Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
67
Unmas Denpasar
kedua pada sumber data, maka dapat diperoleh hasil, berdasarkan teori yang digunakan untuk menganalisis data, sebagai berikut: Teori Behavioristik Teori belajar behavioristik menjelaskan bagaimana cara pemerolehan bahasa dipengaruhi oleh stimulus dan respon (Skinner,1957). Di kalangan masyarakat desa Kutuh Kuta Selatan, data yang diperoleh untuk pembelajar yang menggunakan media pembelajaran online, diawali dengan stimuli yaitu memberikan sumber media pembelajaran online yang dapat dipilih serta digunakan pembelajar secara individu, dan menciptakan situasi konkret untuk melatih pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Mayarakat Ds. Kutuh mendapatkan stimuli dengan berkomunikasi secara otodidak dengan wisatawan-wisatawan yang berkunjung ke daerah Ds. Kutuh seperti pr. Gunung Payung, pantai Padawa, yang notabena menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Sedangkan untuk responnya datang sebagai akibat dari stimulus diatas terhadap pembelajar, yaitu dengan menjawab komunikasi wisatawan asing sesuai dengan kemampuan dasar mereka. Contoh data Guest : can you help me to give the information about Gunung Payung? Staff : You can fly, and enjoy the beach Dalam percakapan tersebut, dapat kita lihat bahwa penguasaan bahasa Inggris masyarakat telah menggunakan teori behavioristik. Diawali dengan pemberian stimulus oleh wisatawan dengan menanyakan pertanyaan kepada masyarakat lokal. Dan masyarakat mampu menjawab dengan baik, walaupun struktur bahasa yang digunakan masih kurang sempurna. Masyarakat mendapat pertanyaan dalam komunikasi dengan wisatawan berdasarkan materi yang telah dipelajari pada media pembelajaran online, melakukan praktek langsung percakapan pada situasi konkret, dalam hal ini dengan para wisatawan asing, misalnya di Pantai Pandawa, dan Pr. Gunung Payung. Teori Mentalisme Pada sumber data yang dianalisis, alat pemerolehan bahsa (language acquisition device) yang dipergunakan adalah media pembelajaran online, dan penerapannya pada situasi kehidupan sehari – hari pembelajar yang menggunakan bahasa kedua (bahasa Inggris) sebagai bahasa komunikasinya. Karena bahasa merupakan species specific, dimana prilaku bahasa ditentukan secara biologis (Lenneberg, 1967), maka faktor bawaan (innate) juga mempengaruhi penggunaan LAD dalam pemerolehan bahasa kedua, seperti dibawah ini Contoh data: Wisatawan asing (WA): Do you know the way to go to the airport? Pembelajar (P): Yes, airport, go this way. Kata ‘airport’ merupakan kata dalam bahasa kedua yang sudah digunakan bersamaan dengan bahasa ibunya, bahasa Indonesia. Sehingga pembelajar menggunakan innate yang dimilikinya untuk membuat hipotesis tentang pertanyaan dari wisatawan tersebut sehingga dia bisa menggunakan kompetensinya dari hasil hipotesis tersebut dan memberi performansinya yaitu jawaban atas pertanyaan wisatawan diatas. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
68
Unmas Denpasar
Selain innate, faktor lingkungan juga mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua pembelajar dalam hal proses perkembangan mental dan kepribadian. (Chomsky, 1978) Sumber data sebagai pembelajar berada dilingkungan pariwisata, maka situasi lingkungan ini membuatnya untuk senantiasa menggunakan bahasa kedua (bahasa Inggris) dalam berkomunikasi dengan wisatawan yang datang ke wilayah lingkungannya. Pengaruh Ujian Online dalam Pemerolehan Bahasa Kedua Nolan dan Martin (1994) menyatakan bahawa pembelajaran dalam suasana baru seperti menggunakan internet di sekolah telah membawa banyak perubahan kepada pelajar. Pelajar didapati lebih mahir membuat kajian dan lebih berfikiran secara kritikal. Sistematika Ujian Online diselenggarakan agar siswa menjadi lebih kritis dan mandiri dalam mengerjakan soal-soal yang ditayangkan. Penyelenggaraan Ujian Online dimulai dengan setiap siswa diwajibkan untuk log in dengan nama dan nomor Induk masing masing, kemudian mencari mata pelajaran yang akan diujikan. Siswa hanya memiliki waktu 20 menit untuk 40 soal dalam pengerjaan Ujian pada satu mata pelajaran yang diujikan. Jika dalam waktu 20 menit siswa belum selesai mengerjakan semua soal, maka sistem akan terhenti secara otomatis. Jadi alokasi waktu yang diberikan dalam satu soal hanya 30 detik. Siswa diwajibkan untuk membaca dengan seksama soal dan jawaban yang akan muncul pada layar komputer. Dari ketiga sampel data yang diperoleh, maka keberhasilan evaluasi pemerolehan bahasa kedua (bahasa Inggris) dapat dilihat pada tabel brikut ini: 80 70 60 50 40
3-D Column 1
30 20 10 0 Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Sebanyak 76.2 persen atau 83 siswa dari sampel data tersebut menunjukkan bahwa siswa berhasil dalam pembelajaran dan pemerolehan bahasa kedua bahasa inggris dengan metode evaluasi online dan 26 siswa atau 23.8 persen lainnya masih membutuhkan pengayaan dan pembelajara remidial. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa siswa dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi menggunakan evaluasi online dalam pemerolehan bahasa kedua. Tingkat keberhasilan siswa dalam pemerolehan bahasa kedua (bahasa Inggris) sudah cukup baik. Meskipun masih terdapat siswa yang membutuhkan pembelajaran remidial. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan kepada siswa tentang evalusi belajar secara online, maka terdapat beberapa pernyataan sebagai berikut. Keunggulan Evaluasi Online dalam pemerolehan bahasa Inggris dari sudut pandang siswa adalah: Siswa dapat melatih skill listening (mendengarkan) dengan lebih baik, karena soal yang ditanyakan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
69
Unmas Denpasar
merupakan pembicara asli / native speaker. Membiasakan, dan melatih siswa untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. Dapat langsung mengetahui hasil dari evaluasi yang telah dikerjakan. Kelemahan Evaluasi Online dalam pemerolehan bahasa Inggris dari sudut pandang siswa adalah : Sekolah mewajibkan, siswa untuk membawa laptop, tablet ataupun telephone seluller android, untuk mengakses soal ujian. Ada beberapa kendala dengan koneksi, kendala tidak terduga apabila listrik mati, sehingga harus mengikuti ujian ulang, tidak bisa terhubung dengan wifi. Koneksi lambat sehingga nilai ada tidak tersimpan langsung diservernya dan tidak bisa connect. Sisem UAS online menggunakan sistem random, jadi sering kali soal dan option jawaban tidak sesuai atau bahkan kosong karena kesalahan sistem. Keunggulan UAS Online dalam pemerolehan bahasa Inggris dari sudut pandang Guru. Guru dapat memberikan penilaian dengan mudah sehingga guru dapat berisfat lebih objective dengan melihat hasil yang di dapat siswa. Baik hasil dalam skill listening dan hasil dari skill reading ataupun writing. Tingkat kemurnian nilai ujian juga lebih tinggi, karena jika online tiap komputer soal di acak dan itu mempersulit peserta didik untuk mencontoh jawaban pada temannya. Guru lebih mudah mengawasi, karena jika di system online tidak dibutuhkan selembar kertaspun diatas meja, jadi peluang untuk mencontoh di buku (ngerpek) sedikit. Mengurangi guru gaptek. Guru juga dapat mengetahui perkembangan teknologi yang semakin canggih. Kelemahan UAS Online dalam pemerolehan bahasa Inggris dari sudut pandang Guru. Guru tidak dapat memberikan penilaian secara penuh dalam skill speaking (berbicara), karena dalam sistem online, skill speaking termuat dalam uraian soal bukan praktik. Guru diwajibkan mengupload soal sendiri, kadang kala beberapa dokumen tidak diterima di server, sehingga guru harus membuat soal ganda. Berdasarkan data tersebut, maka system pembelajaran online memiliki banyak kemudahan dan keuntungan dalam pemerolehan bahasa kedua Bahasa Inggris di sekolah formal pada lingkungan masyarakat kuta selatan khususnya bagi guru dan siswa SMK Nusa Dua. Meskipun masih banyak pemaparan tentang beberapa kelemahan system evaluasi onlie, namun dengan menggunakan teknologi, setiap gerak kehidupan pembelajaran akan lebih mudah untuk diakses dan diaplikasikan. Dampak Inovasi IPTEK dalam Pemerolehan Bahasa Kedua Adapun pengaruh positif teknologi terhadap pemerolehan bahasa kedua bahasa inggris adalah sebagai berikut. (1) Munculnya Media Massa, khususnya Media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan. Seperti jaringan Internet, Lab. Komputer Sekolah dan lain-lain. Masyarakat kuta selatan dapat melatih semua skill bahasa inggris dengan mudah. Dan membutuhkan pengayaan komunikasi dalam berbahasa. Dengan penggunaan jaringan internet dan teknologi masyarakat dapat mengakses semua informasi dengan mudah bahkan dengan tanpa instruktur bahasa.(2) Pembelajar bahasa tidak harus melalui tatap muka. (3) Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat. Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK dalam proses pemerolehan bahasa kedua (bahasa Inggris) antara lain: (1) Siswa menjadi malas belajar. Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan siswa dalam belajar, seperti Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
70
Unmas Denpasar
Laptop dengan jaringan internet, ini sering membuat siswa menjadi malas belajar, terkadang banyak diantara mereka yang menghabiskan waktunya untuk internetan yang hanya mendatangkan kesenangan semata, seperti Facebook, Chating, Friendster dan lain-lain, yang semuanya itu tentu akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa (2) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pengetahuan yang disalah gunakan oleh pelajar. Adanya penyalahgunaan sistem pengolah data yang menggunakan Teknologi. (3) Pembelajar bahasa kurang memiliki sosialisasi dengan pembelajar lainnya. Komunikasi yang digunakan untuk meningkatan kemampuan berbahasanya digunakan dengan cara online seperti chating, video call, ataupun messenger dan tidak melakukuan interaksi dengan pembelajar lainnya. SIMPULAN IPTEK memberikan banyak inovasi yang dapat digunakan dalam semua bidang, termasuk pendidikan khususnya pengajaran bahasa. Sistem pengajaran menggunakan media online melalui internet kini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Begitu pula dalam hal pemerolehan bahasa kedua, khususnya bahasa Inggris, banyak media pengajaran online yang menawarkan sistem belajar bahasa inggris yang lebih cepat dan praktis. Sebanyak 76.2 persen atau 83 siswa dari sampel data tersebut menunjukkan bahwa siswa berhasil dalam pembelajaran dan pemerolehan bahasa kedua bahasa inggris dengan metode evaluasi online dan 26 siswa atau 23.8 persen lainnya masih membutuhkan pengayaan dan pembelajaran remidial. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa siswa dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi menggunakan evaluasi online dalam pemerolehan bahasa kedua. Tingkat keberhasilan siswa dalam pemerolehan bahasa kedua (bahasa Inggris) sudah cukup baik. Adapun pengaruh positif teknologi terhadap pemerolehan bahasa kedua bahasa inggris adalah sebagai berikut. (1) Munculnya Media Massa, khususnya Media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan. Seperti jaringan Internet, Lab. (2) Pembelajar bahasa tidak harus melalui tatap muka. (3) Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat. Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak negatif perkembangan IPTEK dalam proses pendidikan, antara lain: (1) Siswa menjadi malas belajar. (2) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pengetahuan yang disalah gunakan oleh pelajar. (3) Pembelajar bahasa kurang memiliki sosialisasi dengan pembelajar lainnya. Komunikasi yang digunakan untuk meningkatan kemampuan berbahasanya digunakan dengan cara online seperti chating, video call, ataupun messenger dengan tidak melakukuan interaksi dengan pembelajar lainnya.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
71
Unmas Denpasar
UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih yang sebesar besarnya kami ucapkan kepada Bpk. I Komang Sulatra, S.S., M.Hum (Ketua Stiba Saraswati) yang telah memberikan kesempatan kami untuk melaksanakan riset ini. Penelitian ini tidak akan dapat rampung apabila tidak adanya banyak campur tangan dari berbagai pihak yang telah mendukung penulisan penelitian ini. Terimakasih banyak juga kami ucapkan kepada Bapak. Dr. Drs. I Wayan Dayung, S.H, M.Si (Kepala SMK Nusa Dua) yang telah memberikan kesempatan kami melakukan penelitian di SMK Nusa Dua, dan kepada seluruh masyarakat Ds. Kutuh Kec. Kuta Selatan yag telah bersedia memberikan masukan dan menjadi objek peneliti dalam penelitian ini. Terimakasih pula kami ucapkan kepada LPPM Unmas Denpasar yang telah bersedia memfasilitasi penelitian ini untuk di pubilkasikan dan diseminarkan. Akhir kata kami tim peneliti meminta maaf yang sebesar besarnya atas kekurangan persembahan kami dan kami mengharapkan kritik dan saran kepada semua pihak demi kesempurnaan penelitian kami ini. DAFTAR PUSTAKA Brown, Doulas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Edisi kelima. Longman: Pearson Education, Inc Budiningsih, Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Chomsky, Noam. 1972. Language Mind. New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Ellis, R. .1982. Understanding Second Language Acquisition. New York: Oxford University Iskandarwassid dan Dadang Suendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Koentjaraningrat. 1977. Metode – Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. Krashen, Stephen. D. and Tracy. D. Terrell. 1985. The Natural Approach Language Acquisition in the classroom. New York: Pergamon Press. Skinner, B.F. 1957. Berval Behaviour. New York: Appleton Century Crofts. Sudaryanto. 1993. Menguak Fungsi Hakiki Bahasa. Yogya: Duta Wacana Pers.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016