PERANAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V C SD ISLAM HARAPAN IBU JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Anisa Putri Utami NIM 1112018300015
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H
ABSTRAK Anisa Putri Utami (1112018300015). Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan reward dan menganalisis peranan reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V C yang berjumlah 18 siswa. Metode pengumpulan data yaitu menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, tes, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian dengan adanya peranan reward membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran IPS, siswa menjadi lebih termotivasi, senang, dan lebih percaya diri. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil angket dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan sebesar 12.4% dimana pada awal pertemuan sebelum tindakan/pra tindakan hasil angket sebesar 53.9% dan pada akhir pertemuan setelah tindakan hasil angket meningkat menjadi 66.3%. Peningkatan juga terjadi pada tes hasil belajar. Peningkatan ini terjadi pada siklus I dan siklus II. Siklus I pada pertemuan pertama dan kedua hasil belajar siswa meningkat sebesar 25%, dimana pada pre-test siklus I hasil belajar siswa mencapai angka 68,3% dan pada post-test siklus I hasil belajar siswa mencapai angka 93,3%. Siklus II pada pertemuan pertama dan kedua hasil belajar siswa meningkat sebesar 23,4%, dimana pada hasil pre-test siklus II adalah 74,4% dan hasil post-tes siklus II adalah 97,8%. Hasil belajar ini juga diperkuat dengan score perhitungan dengan menggunakan rumus N-gain, dimana pada siklus I hasil perhitungan adalah sebesar 0.78 dan pada siklus II hasil perhitungan meningkat menjadi 0.91. Hal ini menandakan bahwa terdapat peranan reward terhadap motivasi dan hasil belajar siswa di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Kata Kunci: Reward, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, IPS
i
ABSTRACT Anisa Putri Utami (1112018300015). The Role Of Rewards to Increase Motivation and Learning Results Social Science In Class V C Harapan Ibu Elementary School of South Jakarta, Department of Teacher Education Madrasah Ibtidaiyah, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016. This research aims to know the role of reward to enhance the role of analyzing the motivation and learning outcomes of students in Social Science subjects in class V C Harapan Ibu Elementary School of South Jakarta. This type of research this is a class action research (PTK) which was implemented in two cycles and each cycle consists of two times. This research is carried out through four stages, namely (1) planning, (2) action, (3) the implementation of the observations, and (4) reflection. The subject was a class V C students amounted to 18 students. Method of data collection that is using a sheet of observation, interview, test guidelines, the question form, and documentation. Research results with the role of reward making students become more active in Social Science learning, students become more motivated, excited, and more confident. It can be seen from the increasing results now from the beginning of the meeting until the end of the meeting of 12,4% where at the beginning of the meeting before the actions/pre-action proceeds now amounting to 53.9% and at the end of the meeting after the action result the now increased to 66.3%. The increase also occurred on the test results of the study. This increase occurs on cycle I and cycle II. The cycle of I in the first and second meetings of the learning outcomes of students increased by 25%, which in pre-test cycle I student learning outcomes reach 68.3% and at post-test cycle I student learning outcomes reach 93,3%. Cycle II on the first and second meetings of the learning outcomes of students increased by 23,4%, where as on the results of pre-test cycle II was 74,4% and the results of the post-test cycle II was 97.8%. The results of this study also reinforced with the score calculation by using the formula N-gain, where in the cycle I calculation result is of 0.78 and cycle II calculation result increased to 0.91. This indicates that there is a role of prizes towards motivation and learning outcomes of students in class V C Harapan Ibu Elementary School of South Jakarta. Keywords: Reward, Motivation To Learn, The Results Of The Study, Social Science
ii
KATA PENGANTAR Puja puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan laporan karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul, “Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan” dalam rangka menyelesaikan studi S1 penulis. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Khalimi, M Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik penulis. 4. Takiddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing, memberi masukan, ilmu, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis. 5. Drs. Mahmudi, selaku kepala sekolah SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan yang telah berbaik hati menerima dan memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. 6. Sujadi, S.Pd., selaku guru kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan yang selalu membantu, memberikan pesan, saran, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis.
iii
7. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Selatan yang telah melimpahkan ilmu dan jasanya kepada penulis. 8. Seluruh guru dan staf SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan yang telah menerima dan membantu penulis dengan baik. 9. Bapakku tersayang, Sardji, dan Ibuku tercinta, Sumarsih, selaku orang tua penulis yang sangat penulis sayangi dan kagumi yang tidak hentihentinya bersabar, memberikan do’a, semangat, dan dukungannya kepada penulis baik moril maupun materil. 10. Suprihatin dan Sidik Suparno, selaku Tante dan Om penulis yang sudah penulis anggap sebagai orang tua penulis sendiri yang selalu berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis. 11. Kakak-kakak kandung ku tercinta, Sapto Pratomo dan Prio Nugroho, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dengan semangat menyelesaikan skripsi. 12. Prames, Isti, dan Sarah selaku sahabat kecil yang selalu berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis. 13. Sahabat-sahabat SMP-ku Annisa Kardina Z. Lubis, Vicianti, Siti Hana, Citra Handini, Dhian Nur Gitayana, Marrisa, dan Tessara Adellia yang selalu berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis. 14. Sahabat-sahabat SMA-ku Nurul, Dhea, Tiara, Fira, Sheilla, Shelvia, Candy, Sarah, Ragil, Linda, Silvia, dan Dhena yang selalu berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis. 15. Sahabat SAJAK-ku, Saly, Astria, Jingga, dan Kiki yang selalu membantu, berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis. 16. Ahmad Vihandri Putra Hasibuan, selaku yang selalu menyemangati, berdoa, dan senantiasa membantu penulis pada saat sebelum dan selama penulisan skripsi.
iv
17. Teman-teman
skripsi
“BIMBINGAN
SKRIPSI
KITA”,
yang
senantiasa selalu mengingatkan, membantu, dan memberikan semangat kepada penulis. 18. Teman-teman PGMI 2012 yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. 19. Para siswa dan siswi kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan yang selama ini telah bersedia belajar bersama-sama dengan penulis. 20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat.
Ciputat, 27 Juni 2016
Penulis Anisa Putri Utami
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix DAFTAR TABEL............................................................................................... x LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah..................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..................................................................................................... 6 A. Kajian Teori ................................................................................................. 6 1. Hasil Belajar ............................................................................................. 6 a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................ 6 b. Teori Belajar.......................................................................................... 7 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ............... 8 2. Motivasi Belajar ...................................................................................... 10 a. Pengertian Motivasi ............................................................................. 10 b. Teori-teori Motivasi ............................................................................ 12 c. Jenis-jenis Motivasi Belajar ................................................................ 13 d. Fungsi Motivasi Dalam Belajar .......................................................... 16
vi
3. IPS........................................................................................................... 17 a. Pengertian IPS ..................................................................................... 17 b. Tujuan IPS ........................................................................................... 18 c. Ruang Lingkup .................................................................................... 18 4. Reward .................................................................................................... 18 a. Pengertian Reward .............................................................................. 18 b. Macam-macam Ganjaran .................................................................... 20 c. Syarat-syarat Ganjaran ........................................................................ 23 B. Penelitian yang Relevan............................................................................. 24 C. Kerangka Berpikir...................................................................................... 24 D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27 A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 27 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ................................. 27 C. Subjek Penelitian ....................................................................................... 29 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................................ 29 E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................................... 29 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................................. 31 G. Data dan Sumber Data ............................................................................... 31 H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 32 I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33 J. Teknik Pemerikasaan Keterpercayaan Keabsahan Data ............................. 34 K. Analisis Data dan Intervensi Data ............................................................. 35 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 37 A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ............................................................. 37 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ............................................................. 41 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................................................ 54
vii
B. Pembahasan Peranan Hadiah untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan .................. 68
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 72 A. Kesimpulan ................................................................................................ 72 B. Saran .......................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Peneliti menjelaskan materi menggunakan power point ........... 43 Gambar 4.2 Siswa memperhatikan soal dan menjawab pertanyaan pada kegiatan TGT ................................................................................................. 43 Gambar 4.3 Peneliti memberikan hadiah kepada kelompok yang menang .. 44 Gambar 4.4 Suasana belajar di dalam kelas .................................................. 55 Gambar 4.5 Presentasi Perwakilan Kelompok .............................................. 56 Gambar 4.6 Nilai Presentasi Tiap Kelompok ............................................... 56 Gambar 4.7 Siswa Menyimpulkan Pelajaran ................................................ 57 Gambar 4.8 Peneliti Membagian Hadiah ...................................................... 57 Gambar 4.9 Suasana Belajar di Kelas ........................................................... 58 Gambar 4.10 Siswa Menunjuk Tangan ......................................................... 59 Gambar 4.11 Peneliti Memberikan Hadiah ................................................... 59
ix
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33 Tabel 3.2 Kriteria motivasi belajar siswa ................................................................ 36 Tabel 4.1 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................... 40 Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus I ...................................... 45 Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus I ...................................... 46 Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus I ..................................... 46 Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus I ..................................... 47 Tabel 4.6 Hasil Angket Pertama ............................................................................. 50 Tabel 4.7 Hasil Tes Belajar Siswa .......................................................................... 51 Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus II ..................................... 60 Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus II ..................................... 61 Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus II .................................. 61 Tabel 4.11 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus II .................................. 62 Tabel 4.12 Hasil Angket Kedua .............................................................................. 64 Tabel 4.13 Hasil Angket ......................................................................................... 65 Tabel 4.14 Hasil Tes Belajar ................................................................................... 66 Tabel 4.15 Diagram Hasil Angket .......................................................................... 69 Tabel 4.16 Diagram Hasil Belajar ........................................................................... 70
x
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Rpp Siklus I Pertemuan I
Lampiran 2
Rpp Siklus I Pertemuan II
Lampiran 3
Rpp Siklus II Pertemuan I
Lampiran 4
Rpp Siklus II Pertemuan II
Lampiran 5
Kisi-kisi Instrumen Angket
Lampiran 6
Angket Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 7
Data Hasil Angket
Lampiran 8
Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes
Lampiran 9
Soal Tes Uji Coba
Lampiran 10 Hasil Perhitungan Instrumen Hasil Belajar Tes Dengan Anates Lampiran 11 Soal Tes Siklus I Pertemuan I Lampiran 12 Soal Tes Siklus I Pertemuan II Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I Lampiran 14 Soal Tes Siklus II Pertemuan I Lampiran 15 Soal Tes Siklus II Pertemuan II Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II Lampiran 17 Data Nilai Hasil Belajar Lampiran 18 Lembar Observasi Guru Lampiran 19 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan I Lampiran 20 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan II Lampiran 21 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan I Lampiran 22 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan II Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa Lampiran 24 Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I Lampiran 25 Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II Lampiran 26 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I Lampiran 27 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II Lampiran 28 Pedoman Wawancara Guru Dan Siswa Lampiran 29 Hasil Wawancara Guru
xi
Lampiran 30 Hasil Wawancara Siswa Siklus I Lampiran 31 Hasil Wawancara Siswa Siklus II Lampiran 32 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 33 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Lampiran 34 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah Lampiran 36 Biodata Penulis
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak bagi semua orang. Pendidikan juga merupakan permasalahan utama yang terjadi di Indonesia. Masih banyak anak-anak Indonesia yang belum mengenyam pendidikan padahal pendidikan itu sangat penting dalam pembangunan bangsa Indonesia dan sumber daya manusia di Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berakhlak, berkualitas, mahir, dan harus memiliki skill apalagi untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini. Untuk itu dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut adalah dengan pendidikan. Mendidik anak bukan lah hal yang mudah dan juga bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Dalam mendidik anak yang perlu diperhatikan adalah cara mengajar dan situasi mengajar di dalam kelas. Belajar dengan cara yang monoton akan membuat siswa/anak-anak mudah merasa bosan. Sedangkan situasi belajar yang tidak efektif dan menyenangkan akan membuat siswa menjadi enggan untuk belajar. Belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar terlihat dalam keterampilan-keterampilan tertentu. Menurut James O Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman 1 Belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup manusia.2 Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan individu menuju ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Sebagaimana dikatakan oleh Hurlock (1980) bahwa manusia tidak statis atau mandek, karena perubahan-perubahan senantiasa terjadi dalam dirinya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik
1
Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), h. 119 2 Ibid., h. 120
1
2
yang bersifat biologis atau psikologis. 3 Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif
individu
sehingga
tingkah
lakunya
berkembang.4 Secara psikologi, belajar dapat diartikan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.5 Belajar akan banyak melibatkan siswa dan guru. Belajar membutuhkan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Namun tidak hanya itu saja, yang terpenting adalah pada proses belajarnya siswa harus memiliki rasa semangat atau motivasi dalam diri siswa agar tercapai tujuan yang diharapkan sehingga fungsi motivasi adalah sebagai penggerak, pendorong, dan pengarahan kegiatan-kegiatan siswa dalam belajar. Motivasi dalam belajar sangat diperlukan karena jika tidak adanya motivasi dalam diri siswa, maka tidak ada kemauan atau dorongan dari dalam diri siswa untuk semangat belajar. Dengan motivasi, siswa dapat meningkatkan kemampuan, aktivitas, dan ketekunan dalam belajar. Siswa dengan
motivasi/semangat belajar yang tinggi maka hasil belajar nya otomatis akan meningkat. Namun berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan dan berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas, diketahui bahwa masih ada guru yang mengabaikan hal-hal kecil yang dapat meningkatkan minat dan semangat belajar siswa. Pada saat pembelajaran IPS berlangsung, guru yang mengajar di kelas kurang inisiatif dan tidak mengembangkan potensi dirinya dalam menciptakan situasi dan kondisi belajar yang aktif dan kondusif. Guru hanya menjelaskan, memerintahkan siswa untuk mencatat, dan memberikan tugas. Siswa yang terlibat dalam pelajaran jadi mengantuk, pasif, jenuh, dan tidak ada motivasi dalam belajar pada pelajaran IPS yang dipelajari. Guru yang seharusnya dapat menciptakan suasana menyenangkan di kelas pada saat belajar malah menjadi pemicu timbulnya kebosanan di dalam kelas.
3
Fadhilah Suralaga, dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 5 4 Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, op. cit., h. 120 5 Ibid., h. 121.
3
Guru tidak inisiatif dalam menciptakan pembelajaran yang lebih aktif yang dapat memicu siswa semangat belajar. Terlihat pada saat pengamatan penulis, siswa yang belajar hanya mengikuti perintah guru untuk menulis atau mencatat, mengerjakan tugas, dan mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak ada rasa keinginan untuk bertanya lebih dalam tentang materi apa yang sedang dijelaskan. Motivasi belajar siswa terlihat sangat kurang yang menyebabkan siswa kurang aktif saat belajar. Ada pula siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru dan sibuk dengan kegiatannya sendiri. Motivasi dalam belajar sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas pada saat belajar. Adanya motivasi dalam belajar membuat suasana kelas menjadi lebih aktif dan akan menimbulkan banyak hal positif pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa akan menjadi lebih aktif, antusias, dan tidak bosan pada saat belajar. Motivasi siswa tersebut dapat dimunculkan oleh beberapa faktor. Di dalam kelas, yang dapat memicu motivasi belajar siswa diantaranya adalah guru. Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan banyak cara sehingga suasana kelas yang aktif dan yang diharapkan dapat tercipta. Dapat dilihat dari penjelasan di atas terdapat persoalan yang sangat menonjol yakni kurangnya motivasi siswa dalam melakukan kegiatan belajar di kelas. Banyak cara atau solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kembali semangat siswa-siswi yang semangat belajar dan hasil belajarnya menurun, bahkan lebih semangat dari sebelumnya dan hasil belajarnya pun meningkat. Salah satu solusi yang menurut peneliti paling tepat untuk dilakukan yakni dengan guru memberikan siswa reward atau ganjaran. Ganjaran adalah salah satu alat pendidikan. Jadi, dengan sendirinya maksud ganjaran itu ialah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. 6 Reward dianggap penting karena reward dapat memacu
6
Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1995), h. 182
4
semangat belajar siswa, karena reward bersifat menyenangkan dan menggembirakan. Reward dapat berupa pujian, penghargaan, bintang, bahkan berupa barang atau makanan yang dapat menyenangkan hati siswa. Reward membuat siswa menjadi lebih semangat dan termotivasi dalam belajar. Siswa yang termotivasi, maka otomatis hasil belajarnya pun juga akan meningkat. Sehingga kondisi yang seharusnya yakni siswa semangat belajar, hasil belajar siswa meningkat, fokus memperhatikan penjelasan dari guru, aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar, dan kondisi kelas yang menyenangkan pun dapat terwujud. Berdasarkan solusi di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Siswa mudah mengantuk dan bosan pada saat pelajaran IPS berlangsung. 2. Gaya mengajar guru yang monoton. 3. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS. 4. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang rendah. 5. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah.
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada peranan reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
5
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, perumusan masalah penelitian adalah: “Bagaimana peranan reward dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan reward dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
F. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka, manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah perlunya peranan reward dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini akan memberikan efek positif bagi siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru agar lebih menyadari peranan reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori 1. Hasil dan Motivasi Belajar IPS a. Hasil Belajar 1) Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.7 Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” yang kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, misalnya belajar. Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Prestasi belajar berfungsi untuk mengetahui tingkat kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa dalam segala aspek meliputi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif), dan ranah karsa (prestasi psikomotorik).8 Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam hal yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir caturwulan, atau indeks prestasi (IP).9 Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kecakapan atau
7
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h. 66 8 Syah (1997) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 94 9 Ibid., h. 94-95
6
7
keahlian yang dinyatakan dalam bentuk skor atau penilaian yang berfungsi untuk mengetahui tingkat kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa.
2) Teori Belajar Para ahli ilmu jiwa, dalam usahanya memahami, menduga, dan mengontrol tingkah laku, terutama pada manusia, telah menghasilkan sejumlah teori belajar. Masing-masing teori saling berbeda dan akibat dari perbedaan ini akan sangat berpengaruh terhadap praktek pendidikan.10 (1) Teori Disiplin Mental Teori ini berakar dari teori pembelajaran menurut Plato dan Aristoteles. Teori ini menganggap bahwa dalam belajar, mental siswa harus didisiplinkan dan dilatih. Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar merupakan pengembangan dari kekuatan, kemampuan, dan potensi-potensi tersebut.11 (2) Teori Behaviorisme Pembelajaran
behaviorisme
bersifat
molekular,
artinya
lebih
menekankan kepada elemen-elemen pembelajaran, memandang kehidupan individu terdiri dari unsur-unsur seperti halnya molekul. Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih kepada sisi fenomena
jasmaniah,
dan
mengabaikan
aspek-aspek
mental
seperti
kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam kegiatan belajar. Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) dengan respon (R). Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulus dan output yang berupa respon. Para ahli yang mengembangkan teori ini antara lain E.L. Thorndike, Ivan Palov, B.F. Skinner, J.B. Watson, Clark Hull, dan Edwin Guthrie. Konsep dasarnya, seperti yang dikembangkan oleh Thorndike dan 10
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h. 75 11 Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 56
8
Watson, seorang behaviorisme murni, belajar adalah proses interaksi antara stimulus atau rangsangan yang berupa serangkaian kegiatan yang bertujuan agar mendapatkan respon belajar dari objek penelitian.12 (3) Teori Kognitivisme Banyak para ahli dan pemikir pendidikan yang kurang puas terhadap ungkapan para behavioris bahwa belajar sekadar hubungan antara stimulus dengan respon. Menurut mereka, perilaku seseorang selalu didasarkan oleh kognitif, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana perilaku itu terjadi. Istilah kognitif sendiri walau banyak dipopularkan oleh Piaget dengan teori perkembangan kognitifnya, sebenarnya telah dikembangkan oleh Wilhelm Wundt (Bapak Psikologi). Menurut Wundt, kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di dalam memori.13
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Berbicara tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar, maka tidak bisa dilepaskan dari faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktor yang mempengaruhi pencapaian akademik dibedakan menjadi dua, yaitu: pertama, faktor internal atau faktor yang ada dalam diri siswa seperti intelegensi, minat, sikap emosi, motivasi, dan kondisi fisik. Kedua, faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat serta media.14 Banyak faktor yang mempengaruhi belajar seseorang, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi
12
Ibid., h. 58 Ibid., h. 73 14 Gage dan Berliner (1999) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 96 13
9
dalam proses belajar individu, sehingga akan menentukan kualitas hasil belajar individu tersebut.15 Pada tulisan ini lebih difokuskan pada faktor-faktor internal yang mempengaruhi belajar yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis lebih bersifat jasmaniah sedangkan aspek psikologis bersifat rohaniah. Aspek psikologis dapat berupa intelegensi, emosi, motivasi, minat, dan sikap.
a) Aspek Fisiologis yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar (1) Keadaan Jasmani Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran
organ-organ
tubuh
dan
sendi-sendinya,
dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang sehat dan bugar akan membawa pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sedangkan, kondisi tubuh yang lemah, seperti gejala kepala pusing, dapat menurunkan kualitas koginitif siswa serta akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Aspek Psikologis yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah tingkat kecerdasan/intelegensi, emosi, motivasi, bakat, dan lain-lain. Pada pembahasan kali ini kita hanya akan membahas intelegensi dan emosi. (1) Kecerdasan/Intelegensi Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan/inteligensi (IQ) merupakan salah 15
Syah (2000) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha, op. cit., h. 96
10
satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar pula peluangnya untuk suskes, dan sebaliknya. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan siswa akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada peserta didik.16 (2) Emosi Emosi berasal dari kata latin motere yaitu suatu kondisi tergerak untuk berbuat sesuatu (a state of being moved and impuls to act). Emosi sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu dan berfungsi sebagai penyesuaian terhadap lingkungan dalam mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.17
b. Motivasi Belajar 1) Pengertian Motivasi Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin “movere” yang kemudian menjadi “motion”, yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Sedangkan motivasi (motivation) berarti pemberian atau penimbulan motif atau hal menjadi motif. Jadi motivasi adalah motif atau hal yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak.18 Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk belajar. Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya tidak atau kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki dapat berfungsi secara optimal adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya. 19 16
Ibid., h. 96 Crow and crow (1985) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 97 18 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h. 114 19 Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 99 17
11
Motivasi merupakan mesin yang menguasai dan mengarahkan perilaku kunci dari mesin itu ada di tangan masing-masing individu. Pada situasi sekolah misalnya: sebagian siswa dapat mengarahkan mesin itu sendiri dengan sangat baik, sementara sebagian siswa yang lain membutuhkan bantuan orang lain. Motivasi merupakan aspek penting dalam belajar.20 Menurut Wingkel, motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.21 Meskipun para ahli mendefinisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama, ialah bahwa motivasi itu merupakan: a) Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy); atau, b) Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, otive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Motivasi tersebut timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan: a) Datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik); dan b) Datang dari lingkungan (ekstrinsik)22 Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, kedua-duanya dapat menjadi pendorong untuk belajar.23 Dengan demikian, motivasi adalah respons terhadap sesuatu berupa rasa atau feeling yang dibarengi dengan adanya tujuan tertentu yang teraplikasikan melalui perbuatan dan tindakan.
20
Ibid., h. 100 Ibid. 22 Abin Syamsuddin M., Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 37 23 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 86 21
12
2) Teori-teori Motivasi Dalam usaha menjelaskan motivasi, para ahli ilmu jiwa telah mengajukan berbagai teori, sesuai dengan aliran yang dianutnya. Teori-teori yang dimaksud antara lain: (1) Teori Insting (instink theory). Teori ini menganggap bahwa semua pikiran dan tingkahlaku kita merupakan hasil dari insting yang dibawa sejak lahir. Tokohnya adalah Willian McDougall (1871-1938).24 (2) Teori reduksi dorongan (drive reduction theory). Sejak tahun 1920-an, teori insting telah diganti oleh konsep dorongan. Teori ini mendasarkan motivasi pada kebutuhan-kebutuhan jasmaniah yang menimbulkan
keadaan
ketegangan
atau
dorongan,
kemudian
organisme berusaha mereduksi dorongan tersebut dengan melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhan.25 (3) Teori insentif (incentive theory). Sejak tahun 1950-an, para ahli ilmu jiwa mulai mempertanyakan teori reduksi dorongan di atas sebagai penjelasan tentang semua jenis tingkahlaku. Nyatanya kegiatan organisme tidak semata-mata didorong oleh dorongan-dorongan internal, perangsang-perangsang eksternal, yang disebut insentif, juga memainkan peran penting dalam menimbulkan tingkahlaku. Teori insentif ini menekankan pentingan kondisi-kondisi eksternal sebagai sumber motivasi. Insentif dapat menimbulkan tingkah laku dan juga mengarahkannya.26 (4) Teori psikoanalitik (psychoanalytic theory). Teori ini dikemukakan oleh Sigmun Freud (1836-1939), yang menurut anggapannya bahwa semua tindakan kita ditentukan oleh kekuatan dan impuls dari dalam yang sering bekerja pada suatu tingkat yang tak disadari. Freud menganggap bahwa semua tingkahlaku berasal dari dua kelompok insting yang belawanan, yakni insting untuk hidup dan insting untuk 24
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h. 117 25 Ibid. 26 Ibid.
13
mempertahankan kehidupan, yang mendorong individu ke arah yang menghancurkan. Tenaga insting untuk hidup adalah libido, yang terutama mengelilingi kegiatan-kegiatan sekseual. Insting untuk mati dapat diarahkan ke dalam bentuk bunuh diri atau tingkahlaku lain yang menghancurkan diri sendiri atau diarahkan keluar dalam bentuk agresi terhadap orang lain. Oleh sebab itu, teori ini menekankan dua dorongan dasar, yaitu sex dan agresi. Motif-motif ini timbul pada masa bayi, namun kalau kedua orang tua melarang ekspresinya, berarti mereka ditekan itu tetap aktif, sebagai motif yang tak disadari dan mendapatkan ekspresinya dengan cara yang tak langsung atau simbolik.27 (5) Teori belajar sosial (social learning theory). Teori ini menekankan interaksi antara tingkahlaku dan lingkungan, dengan memusatkan polapola tingkahlaku yang dikembangkan oleh individu untuk mengatasi lingkungan bukan dipusatkan pada dorongan-dorongan insting.28
3) Jenis-jenis Motivasi Belajar Para ahli ilmu jiwa telah mencoba mengelompokkan motif dalam berbagai jenis, sesuai dengan sudut tinjauan nya masing-masing. Beberapa diantaranya dapat dikemukakan di bawah ini. (1) Menurut Woodworth dan Marquis, motif bisa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (a) Kebutuhan-kebutuhan organis (organic needs), yaitu motif-motif yang didasarkan atas kebutuhan jasmaniah, yang meliputi kebutuhan-kebutuhan untuk: makan, minum, bernafas, seksual, berbuat, dan istirahat. (b) Motif-motif darurat (emergency motives), yang meliputi motifmotif untuk: melepaskan diri dari bahaya, melawan, berusaha, mengejar, dan menangkap. 27 28
Ibid., h. 118 Ibid.
14
(c) Motif-motif obyektif (objective otives), yang mencakup motifmotif untuk melakukan: manipulasi dan menaruh minat. Motifmotif ini diarahkan untuk dapat berhubungan dengan dunia luar secara efektif (sosial dan non sosial).29 (2) Pembagian lain yang didasarkan atas pembentukannya, motif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (a) Motif bawaan, yaitu motif-motif yang dibawa sejak lahir, tanpa dipelajari. Misalnya, motif-motif untuk: makan, minum, bekerja, istirahat, sexual. Motif-motif ini sering disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis. (b) Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari. Misalnya, motif untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan. Motif untuk mengejar suatu kedudukan dalam masyarakat. Motif-motif ini sering disebut motif-motif yang diisyaratkan secara sosial atau dalam pergaulan.30 (3) Pembagian lainnya yang didasarkan atas fungsinya, maka motif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (a) Motif-motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang baru berfungsi kalau memperoleh rangsangan dari luar. Misalnya, siswa tekun belajar guna menghindari hukuman, untuk memperoleh reward yang dijanjikan, dan sebagainya. Dengan demikian, motif atau motivasi ekstrinsik dalam kaitannya dengan belajar berasal dari luar diri si pelajar. (b) Motif-motif instrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tanpa dirangsang dari luar. Jadi, dalam motif jenis ini telah ada kesadaran akan kebutuhan dan berupaya untuk memenuhinya. Sekalipun demikian, pada awal terbentuknya motif-motif intrinsik ini, biasanya orang lain, orang tua, atau guru juga memegang peranan, terutama dalam rangka menyadarkan atau menanamkan kesadaran 29
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h. 119 30 Ibid.
15
itu, hingga timbul minat dan perasaan senang akan kegiatan yang akan dilakukan.31 Kemudian Sardiman mengatakan bahwa jenis motivasi itu sangat bervariasi, yaitu: (1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif-motif bawaan adalah motif yang di bawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contoh: dorongan untuk makan, dorongan
untuk
minum,
dorongan
untuk
bekerja,
untuk
beristirahat, dorongan seksual. b. Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari. Contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan. Dorongan untuk mengajar sesuatu di masyarakat.32 (2) Woodworth dan Marquis mengklasifikasikan motivasi sebagaimana dijelaskan oleh Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Menurutnya pembagian motivasi sebagai berikut: (1) Motif atau kebutuhan organis. Misalnya: kebutuhan untuk minum, makan,
bernafas,
seksual,
berbuat,
dan
kebutuhan
untuk
beristirahat. (2) Motif-motif darurat. Misalnya: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar. (3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapai dunia luar secara efektif.33
31
Ibid, h. 120 Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), cet. 10, h. 86 33 Ibid., h. 88 32
16
4) Fungsi Motivasi Dalam Belajar Motivasi merupakan hal yang penting dalam belajar. Hasil belajar akan maksimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha dan hasil belajar. Sehubung dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi yaitu:34 a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yg harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Di samping itu ada juga fungsi-fungsi yang lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapai prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.35 Motivasi jelas memiliki pengaruh kepada tingkah laku seseorang. Ia dapat menjadi pendorong, pemberi semngat untuk meraih sesuatu yang diinginkan dan dicita-citakan, bisa juga jadi pemelihara agar seseorang tidak mudah putus asa dan patah semangat, sehingga dengan gigih dan tekun terus mengusahakan sesuatu yang diinginkan. Dengan motivasi kuat, maka akan muncul mental kerja keras dan tidak mudah putus asa. Secara umum motivasi yang dimilika manusia amat ditentukan oleh tiga determinan pokok, yaitu: a) Determinan yang berasal dari lingkungan seperti kegaduhan, bahaya lingkungan, desakan guru, dan lain-lain. 34
Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), cet. 10, h. 85 35 Ibid, h. 85
17
b) Determinan dari dalam diri individu seperti harapan atau cita-cita, emosi, insting, keinginan, dan lain-lain. c) Tujuan/insentif atau nilai-nilai suatu objek. Ia menyangkut faktorfaktor yang berasal dari dalam individu seperti kepuasan kerja, tanggung jawab, dan lain-lain. Atau dari luar individu seperti uang, status, dan lain-lain.36
c. IPS 1) Pengertian IPS Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah ”Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di Negara lain, khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia.37 Kurikulum 1975 IPS sebagai salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi serta mata pelajaran sosial lainnya. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.38
36
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 67 37 Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS (Jakarta: UPI PRESS, 2006), h. 3 38 Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayattullah Jakarta, 2014), h. 4
18
2) Tujuan IPS Sama hanya dengan di tingkat SD/MI, mata pembelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan yang harus dicapai sekurangkurangnya meliputi hal-hal berikut: a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokasi nasional dan global.39
3) Ruang Lingkup Ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.40
2. Reward a. Pengertian Reward Reward merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulang kembali perilaku tersebut. Reward dapat dilakukan secara verbal ataupun non verbal dengan prinsip kehangatan, keantusiasan dan kebermakanaan.41 Reward positif
terhadap
suatu
tingkah
ialah
respon
laku tertentu dari siswa yang
memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.42
39
Ibid., h. 8 Ibid., h. 6 41 Mulyasa, Menjadi Guru Profesioanal Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 77 42 Buchari Alma, Guru Profesional Menguassai Metode Dan Terampil Belajar, 40
19
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ganjaran adalah hadiah (sebagai pembalasan jasa), hukuman (balasan). Dari definisi ini dapat dipahami bahwa ganjaran dalam Bahasa Indonesia bisa dipakai untuk balasan yang baik maupun yang buruk. Sementara itu dalam Bahasa Arab “ganjaran” diistilahkan dengan tsawab. Kata tsawab juga berarti pahala, upah, dan balasan. Dalam Al Qur’an, khususnya ketika kitab suci ini berbicara tentang apa yang akan diterima oleh seorang baik di dunia maupun di akhirat dari amal perbuatannya.43 Ganjaran adalah salah satu alat pendidikan. Ganjaran ialah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Ganjaran tidak boleh menjadi bersifat sebagai upah.44 Pemberian reward tidak dilakukan ketika anak didik sedang belajar, tetapi setelah anak didik telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dengan begitu anak didik dengan semangat yang tinggi berusaha untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dengan demikian dapat diartikan bahwa reward merupakan sesuatu yang diberikan kepada orang lain yang dapat menimbulkan rasa senang pada si penerima dan dapat dijadikan alat pendidikan yang dapat meningkatkan motivasi. Dalam praktik pendidikan, pernah dilakukan eksperimen yang bertujuan
membandingkan
antara
reward
dan
punishment
dalam
meningkatkan prestasi belajar. Eksperimen ini dimulai dengan menentukan tiga kelompok yang akan diberi perlakuan pembelajaran dengan metode berupa dibiarkan, diberi reward, dan diberi punishment. Pada awal pembelajaran seluruh subjek mempunyai prestasi belajar yang relatif sama. Setelah diberi perlakuan pada satu semester ternyata kelompok yang diberi
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 30 43 Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Intermasa, 2002) h. 127 44 Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1995), h. 182
20
punishment mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding kelompok yang diberi reward, apalagi dengan kelompok yang dibiarkan.45 Hasil penelitian di atas, ternyata membuat penelitinya menjadi heran karena hipotesis yang diajukan tidak sesuai dengan data empirik. Akhirnya, untuk memahami lebih lanjut tentang keadaan ini, maka penelitian dilanjutkan pada semester berikutnya. Hasil yang ditemukan ternyata kelompok yang diberi perlakuan punishment memperoleh prestasi belajar yang jauh lebih rendah dibanding dua kelompok lainnya dan kelompok yang diberi reward memperoleh skor paling tinggi. Pertanyaannya, mengapa reward lebih efektif dalam meningkatkan prestasi dibanding punishment? 46 Secara etimologis bahasa Arab, reward (ganjaran) diistilahkan dengan tsawab. Kata ini banyak ditemukan dalam Al-Qur’an, khususnya ketika membicarakan tentang apa yang akan diterima oleh seseorang, baik di dunia maupun di akhirat dari amal perbuatannya. Seiring dengan hal ini, makna yang dimaksud dengan kata tsawab dalam kaitannya dengan pendidikan islam adalah pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik dari anak didik. Dalam pembahasannya yang lebih luas, pengertian istilah reward dapat diartikan sebagai, alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi murid dan sebagai hadiah terhadap perilaku yang baik dari anak dalam proses pendidikan.47
b. Macam-macam Ganjaran Untuk menentukan ganjaran macam apakah yang baik diberikan kepada anak merupakan suatu hal yang sangat sulit. Ganjaran sebagai alat pendidikan banyak sekali macamnya. Sebagai contoh beberapa macam perbuatan atau sikap pendidik yang dapat merupakan ganjaran bagi anak didiknya:48 45
Amirulloh Syarbini dan Heri Gunawan, Mencetak Anak Hebat, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), h. 243 46 Ibid. 47 Ibid., h. 244 48 Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1995), h. 183
21
1) Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan oleh sang anak. 2) Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian) seperti, “Rupanya sudah baik pula tulisanmu, Min. kalau kamu terus berlatih, tentu akan lebih baik lagi.” 3) Pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran. Contoh, “Engkau akan segera saya kasih soal lebih sukar sedikit, Ali, karena yang nomor 3 ini rupa-rupanya agak terlalu baik kau kerjakan.” 4) Ganjaran yang ditunjukan pada seluruh kelas sering sangat perlu. Misalnya, “Karena saya lihat kalian telah bekerja dengan baik dan lekas selesai, sekarang saya (guru) akan mengisahkan sebuah cerita yang bagus sekali.” Ganjaran untuk seluruh kelas dapat juga berupa bernyanyi atau berdarmawisata. 5) Ganjaran dapat juga benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak. Misalnya pansil, buku tulis, gula-gula atau makanan yang lain. Berbagai teknik penggunaan reward yang diajarkan islam di antaranya adalah:49 1) Dengan Ungkapan Kata (Pujian) Penggunaan teknik ini dilakukan oleh Rasulullah saw, ketika memuji cucunya, al-Hasan dan al-Husein yang menunggangi punggungnya seraya beliau berkata, “Sebaik-baik unta adalah unta kalian, dan sebaik-baik penunggang adalah kalian.” Oleh karenanya orang tua diharapkan mengikuti cara-cara dalam rangka memberi ganjaran atau pujian yang akan bermanfaat dan lebih menarik perhatian. Ganjaran-ganjaran yang diberikan dengan mudah terhadap suatu perbuatan akan menghilangkan akibat-akibat yang tidak baik. Tetapi, kita pun memuji dengan sewajarnya bila melihatnya berperilaku baik atau bersungguh-sungguh. Hal ini akan
49
Amirulloh Syarbini dan Heri Gunawan, Mencetak Anak Hebat, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), h. 246-250
22
mendorongnya untuk mencintai orang yang mendidiknya. Terbuka pula pikirannya untuk terus belajar. 2) Dengan memberikan suatu materi Memberikan materi selain untuk menunjukkan perasaan cinta, tetapi juga dapat menarik cinta dari sang anak, terutama apabila hal itu tidak diduga. Rasulullah telah mengajarkan hal tersebut dengan mengatakan, “Saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian saling mencintai.” Memberikan sesuatu yang sifatnya materi kadang menjadi kemestian, sebab anak termasuk pada usia remaja masih memiliki tabiat menyukai hadiah. Anak yang rajin, berakhlak baik, melaksanakan kewajiban shalat atau perbuatan baik lainnya, kemudian mendapat hadiah, akan merasa gembira dan puas dengan apa yang didapatkannya. 3) Dengan memberikan senyuman atau tepukan Senyuman
merupakan
sedekah
sebagaimana
dikatakan
oleh
Rasulullah, “Senyumanmu terhadap saudaramu adalah sedekah.” Senyuman sama sekali bukan sesuatu yang berat, tetapi meskipun tidak berat ia mempunya pengaruh yang sangat kuat. Ketika berbicara dengan anak-anak maupun dengan murid-murid hendaknya seorang ayah atau seorang guru membagi senyuman dan pandangannya secara merata kepada mereka semua, sehingga mereka mendengarkannya dengan perasaan cinta dan kasih sayang serta tidak membenci pembicaraannya. 4) Dengan Doa Semestinya pula kita mampu memberikan motivasi kepada anak kita yang rajin melakukan suatu kebaikan dengan mendoakannya. 5) Menunjukkan Kebaikannya Ketika anak mampu dengan baik mengerjakan perintah orang tua, rajin menghafal pelajaran, atau rajin beribadah dan membaca Al-Qur’an, kita selaku orang tua bisa menepuk bahunya untuk memotivasinya sambil mengatakan, “Semoga Allah memberi berkah kepadamu!” 6) Menganggap diri kita bagian dari mereka
23
Bila kita ingin memberikan penghargaan pada anak-anak yang memiliki kelebihan, bisa pula dengan menyatakan bahwa kita merupakan bagian dari mereka. Ini akan menjadi penghargaan besar bagi mereka. Rasulullah saw pernah bersabda, ”Seandainya bukan karena hijrah, tentu aku akan menjadi salah seorang dari kaum Anshar.”(HR. Al-Bukhari)
c. Syarat-syarat Ganjaran Kalau kita perhatikan apa yang telah diuraikan tentang maksud ganjaran, bilamana dan siapa yang perlu mendapat ganjaran, serta ganjaranganjaran macam apakah yang baik diberikan kepada seseorang, ternyata bahwa memberi ganjaran bukanlah soal yang mudah. Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh pendidik:50 1) Untuk memberi ganjaran yang pedagogis, perlu sekali guru mengenal betul-betul muridnya dan tau menghargai dengan tepat. Ganjaran dan penghargaan yang salah dan tidak tepat, dapat membawa akibat yang tidak diinginkan. 2) Ganjaran
yang diberikan seorang anak janganlah hendaknya
menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi anak yang lain yang merasa pekerjaannya juga lebih baik, tapi tidak mendapat ganjaran. 3) Memberi ganjaran hendaklah hemat. Terlalu kerap atau terus-menerus memberi ganjaran dan penghargaan akan menjadi hilang arti ganjaran itu sebagai alat pendidikan. 4) Janganlah memberi ganjaran dengan menjanjikan lebih dulu sebelum anak-anak menunjukkan prestasi kerjanya apalagi bagi ganjaran yang diberikan kepada seluruh kelas. Ganjaran yang telah dijanjikan lebih dahulu, hanyalah akan membuat anak-anak berburu-buru dalam bekerja dan akan membawa kesukaran-kesukaran bagi beberapa orang anak yang kurang pandai.
50
Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1995), h. 184
24
5) Pendidik harus berhati-hati memberi ganjaran, jangan sampai ganjaran yang diberikan kepada anak-anak diterimanya sebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukannya.
B. Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan, diantaranya: Pertama, Susi Andriani (2013) yang berjudul Penerapan Reward Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas III A di MIN Tempel Ngaglik sleman. Dalam skripsi yang telah dibuat Susi Andriani menunjukkan bahwa, dengan adanya reward siswa menjadi senang dalam belajar, semangat menjawab pertanyaan dari guru, aktif mengikuti pelajaran dan aktif mengikuti diskusi. Selain itu motivasi belajar siswa dari hasil perhitungan angket dari pra tindakan mencapai presentase 67,85%, dalam siklus I mencapai 72,41%, sedangkan dalam siklus II mencapai 77,31%. Hal tersebut mengalami peningkatan yang signifikan. Dari pra tindakan yang telah dilakukannya menuju siklus pertama presentase mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,56%. Sedangkan dari siklus I menuju siklus II mengalami peningkatan 4,90%. Kedua, Eko Harjono (2012) yang berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Pemberian Hadiah Dan Hukuman Bagi Siswa Kelas III SDN 01 Puluhan, Jatinom, Klaten Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian dengan menggunakan strategi pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishman) ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar baik dari aspek kognitif maupun dari aspek afektif. Pembelajaran ini melibatkan seluruh siswa untuk aktif dalam mengikuti proses belajar.
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan observasi di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan, motivasi belajar dalam pembelajaran IPS siswa masih rendah.
25
Pernyataan tersebut dapat dilihat dari observasi peneliti yang memperlihatkan bahwa siswa merasa bosan pada saat pelajaran berlangsung, jenuh, tidak antusias mengikuti pelajaran, mengantuk, dan siswa tidak fokus pada penjelasan guru. Rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS tersebut dapat
disebabkan
oleh
gaya
belajar
yang
monoton,
guru
kurang
memvariasikan metode pembelajaran, semua terpusat pada guru, dan tidak adanya penyemangat dalam belajar. Siswa sekolah dasar terutama siswa kelas rendah, fokusnya dalam belajar masih sering teralih karena sifat lahiriah dan alamiah mereka yang masih ingin bermain. Maka dari itu, guru harus memiliki strategi khusus untuk menarik perhatian dan semangat siswa agar mau belajar. Strategi yang paling tepat menurut peneliti untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar adalah dengan diberikannya reward. Reward dalam hal ini dimaksudkan dan bertujuan agar keinginan belajar siswa terpancing dan termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran IPS. Karena seperti yang kita ketahui bahwa, anak kecil pasti akan senang bila diberikan reward. Dalam pelaksanaannya nanti, peneliti akan memberikan reward pada akhir pembelajaran. Seperti biasa, guru akan melakukan pembukaan di awal pelajaran. Sebelum proses belajar dimulai, guru akan memberitahu bila siswa yang memperhatikan dan diberikan pertanyaan kemudian siswa mampu menjawabnya maka, siswa akan diberikan reward. Dengan maksud siswa menjadi terpancing keinginannya untuk mendapatkan reward tersebut yang secara tidak langsung motivasi siswa dalam belajar pun ikut terpancing. Setelah itu, guru memberikan penjelasan dalam proses belajar mengajar. Pada akhir penjelasan, guru akan memberikan suatu pertanyaan untuk mengetes para siswa, apakah penjelasan guru tadi dapat siswa tangkap dengan baik atau tidak. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar dan tepat, akan mendapatkan bintang. Bintang tersebut jika dikumpulkan akan dapat ditukarkan dengan makanan atau alat tulis sebagai rewardnya.
26
Dengan pemberian reward seperti yang telah dijelaskan, maka siswa akan terpancing semangat belajarnya dan terfokus perhatiannya pada guru, secara tidak langsung pemberian reward tersebut akan memancing motivasi para siswa dalam belajar yang berdampak pula pada hasil belajar siswa. Context Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
Input Menggunakan reward sebagai media pembelajaran IPS
Process Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS
FEEDBACK Product Hasil angket, nilai tes, lembar observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penerapan reward dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan, yang diselenggarakan pada semester genap 2015/2016. Waktu penelitian dilakukan pada tahun pelajaran 2015/2016.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam satu siklus.51 Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut52: 1. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah menyusun rancangan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, Maka rancangan yang akan dilaksanakan adalah mengacu pada penerapan reward. Dalam perencanaan ini peneliti yang akan melakukan tindakan menyusun 51
Kunandar, Langkah Mudah Penelitin Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), h. 45 52 Suharsimi Arikunto,Suhardjono, dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Kasara, 2008), h. 16
27
28
dan mengembangkan RPP berdasarkan materi pembelajaran yang akan disampaikan saat proses pembelajaran. Selain membuat lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal harian, dan angket. 2. Tindakan (acting) Pada tahap pelaksanaan tindakan, penulis mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sesuai yang telah direncanakan. 3. Pengamatan (observing) Pada proses pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai pengamat
atau observer.
Observasi
dilakukan
selama
proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan untuk mengamati proses pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi (reflecting) Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis agar penulis dapat merefleksi diri tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian penulis dapat mengetahui bagaimana melaksanakan strategi dalam tahap ini. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan proses pembelajaran yang dilakukan oleh penulis, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya untuk mengontrol jalannya penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini akan dilakukan sebanyak
2 siklus, sehingga dapat
diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
29
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan tahun ajaran 2015/2016.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran, yaitu mengajarkan materi dengan metode reward selama proses pembelajaran.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana reaksi siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat perkembangan maka diberikan pada siklus II lebih diharapkan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I. 1. Penelitian Pendahuluan a. Observasi kegiatan belajar mengajar Pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran IPS di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. b. Wawancara dengan siswa Wawancara dilakukan sebelum melakukan tindakan pada siklus I / pratindakan, siklus I, dan siklus II untuk mengetahui perasaan siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan terhadap pelajaran IPS. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pada saat pelajaran IPS. 2. Siklus I a. Tahap Perencanaan 1) Pembuatan rencana pembelajaran (RPP) I 2) Penentuan materi mata pelajaran IPS
30
b. Tahap Tindakan 1) Pelaksanaan pembelajaran 2) Pembelajaran siklus I terdiri dari dua kali pertemuan 3) Pada saat proses pembelajaran, menggunakan metode tanya jawab, diskusi, dan pemberian reward di akhir pembelajaran untuk siswa tertentu. 4) Pada setiap pertemuan observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. c. Tahap Analisis dan Evaluasi 1) Penyebaran dengan angket dan tes kepada siswa. 2) Penyebaran dengan tes kepada siswa dilakukan sebelum pertemuan I dan setelah pertemuan II dari siklus I selesai dilaksanakan. Sedangkan penyebaran dengan angket kepada siswa dilakukan sebelum pertemuan I pada siklus I. 3) Tujuan dari dengan angket dan tes kepada siswa adalah untuk mengetahui perubahan yang ada pada siswa dari segi keaktifan / motivasi siswa dan hasil belajar siswa dalam belajar IPS. d. Tahap Refleksi 1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I 2) Analisis didiskusikan dengan observer, kemudian dibuat perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada 3) Hasil analis tersebut akan menjadi acuan baru dalam menyusun RPP baru pada siklus II 3. Siklus II a. Tahap Perencanaan 1) Pembuatan RPP II dengan melihat hasil refleksi dari siklus I 2) Peneliti berdiskusi dengan observer dalam pembuatan RPP
31
b. Tahap Tindakan 1) Pelaksanaan pembelajaran 2) Dalam pelaksanaannya, tindakan kedua ini tidak jauh berbeda dengan tindakan I c. Tahap Analisis dan Evaluasi 1) Penyebaran dengan angket dan tes kepada siswa untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan membandingkan hasil angket dan tes pada siklus I. Penyebaran angket di siklus II dilakukan pada akhir pertemuan siklus II 2) Hasil angket dan tes kepada siswa dianalisis dengan menggunakan metode yang sama pada tahap analisis siklus I 3) Menganalisis hasil lembar observasi dan membandingkan dengan siklus I d. Tahap Refleksi 1) Mengevaluasi perkembangan setelah dilakukan tindakan kedua ini dengan melihat hasil dari lembar observasi, angket, dan hasil tes siswa. 2) Berdiskusi dengan observer terhadap hasil yang didapat dalam setiap instrumen penelitian. 3) Mengidentifikasi penyebab ketidak berhasilan penelitian pada siklus II 4) Membandingkan hasil sebelum tindakan dan sesudah tindakan
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya motivasi dan hasil belajar kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan dalam pembelajaran IPS.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara, tes, angket, dan dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk mendukung dan
32
memperkuat hasil motivasi dari reaksi siswa selama pembelajaran berlangsung. Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen adalah fasilitias yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Lembar Observasi Lembar observasi ini digunakan sebagai alat pemantau kegiatan guru maupun siswa selama proses pembelajaran IPS. Sebagai alat pemantau kegiatan guru, observasi juga digunakan mengamati dan mencatat setiap tindakan yang dilakukan melaksanakan
pembelajaran
yang
dilakukan
oleh guru dalam melalui
metode
pemberian reward dalam setiap siklus sehingga kelemahan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. b. Pedoman Wawancara Wawancara berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan dengan tujuan untuk mengtahui hal-hal yang kurang jelas pada saat observasi. c. Tes Tes yang dilakukan adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan sesuai dengan harapan peneliti atau tidak.
33
d. Angket Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS. angket ini berupa pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui partisipasi, sikap, dan tanggapan mereka
setelah mengikuti pemebelajaran dengan
menggunakan metode reward. Aspek dalam angket ini adalah motivasi siswa. Motivasi siswa dapat dicirikan dengan beberapa indikator, kemudian masing- masing indikator dijabarkan menjadi butir-butir item pernyataan. e. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mengetahui suasana kelas saat proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode reward. Alat dokumentasi yang dipakai adalah alat tulis untuk mencatat proses berlangsungnya wawancara. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode reward.
I. Teknik Pengumpulan Data Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data No 1
Instrumen Lembar Observasi
Teknik Pengumpulan Data Pengisian lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada tiap pertemuan
34
2
Peneliti
Pedoman Wawancara
melakukan
wawancara
kepada
beberapa siswa pada observasi awal dan setiap akhir siklus
3
Tes dilakukan setiap awal dan akhir siklus I
Tes
dan siklus II
4
Penyebaran Angket
angket
untuk mengetahui
motivasi belajar siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta selatan pada awal siklus I dan akhir siklus II
5
Dokumentasi
Pengambilan gambar oleh observer dan peneliti pada setiap pertemuan
J. Teknik Pemerikasaan Keterpercayaan Keabsahan Data Instrument menentukan kualitas data yang dikumpulkan dan data itu menentukan kualitas penelitinya. Agar dapat penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka instrumen data harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : 1. Reliabilitas, artinya alat ukur yang memiliki keajegan hasil ukurnya, seandainya alat ukur itu digunakan oleh lain orang pada lain waktu atau pada waktu yang sama dan akan menghasilkan data yang sama. 2. Validitas, artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.53 Keabsahan
data
yang
bersifat
kualitatif
dilakukan
dengan
menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah melalui beberapa sumber. 54 Sedangkan keabsahan data yang bersifat kuantitatif, data yang akan digunakan dilakukan uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi, 53
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaf dan R&D, (Bandung; Alfabeta, 2012), cet.XII, h. 121 54 Ibid, h. 274
35
yang dilakukan dengan cara membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.55 Untuk pengecekan keabsahan data digunakan cara sebagai berikut : (1) berdiskusi dengan guru (kolaborator), (2) menyesuaikan dengan teori, membandingkan dengan hasil tanya jawab dan hasil kerja siswa, (3) berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebagai ahli.
K. Analisis Data dan Intervensi Data Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu instrument tes berupa soal pretest dan posttes, instrument nontes berupa lembar observasi, dan angket. Maka teknik analisis data yang digunakan terdapat tiga macam, yaitu : 1. Analisis data hasil belajar Analisis data instrument menggunakan Uji Normal Gain. Normal Gain adalah selisih antara posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian. Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:
Tiga kategori perolehan skor gain ternormalisasi, yaitu: N-g tinggi
: nilai (
)>0,7
N-g sedang
: nilai 0,7>()>0,3
N-g rendah
: nilai ()<0,3
2. Analisis data hasil observasi Analisis data instrument nontes yang digunakan adalah berupa lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar aktivitas siswa. Hasil observasi dideskripsikan secara jelas 55
Ibid, h. 125
36
dan rinci. Teknik analisis ini berupa indikator-indikator ataupun aspek yang diamati dalam meneliti perilaku observer dan siswa dalam proses pembelajaran. 3. Analisis data hasil angket Paparan data dilakukan dengan penyajian data dalam bentuk uaraian singkat, bagan, dan grafik, sehingga mudah dibaca. Data yang telah diperoleh melalui angket, kemudian dihitung dengan presentase. Presentase tersebut dapat diperoleh dengan rumus berikut: Presentase (P)
=
Jumlah skor
100 %
Skor maksimum Selanjutnya data kuantitif tersebut ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Setelah diperoleh perhitungan tersebut, kemudian ditafsirkan sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria motivasi belajar siswa No. 1 2 3 4
Presentase 76 %- 100% 56 %-75 % 40 % -55 % < 40 %
Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Kurang
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan siklus I selesai dilaksanakan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan siklus II dengan perencanaan pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya, dan begitu seterusnya hingga hasilnya mencapai kriteria yang ditentukan dan sikluspun dapat dihentikan. Penelitian ini akan berakhir, apabila penelitian ini telah menunjukkan keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan reward dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian siklus I, dan siklus II. Dalam kedua siklus ini terdapat masing-masing dua pertemuan, serta pembahasan dari seluruh tindakan yang telah dilakukan selama penlitian di SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Namun sebelum menjabarkan lebih lanjut mengenai hasil penelitian dan pembahasan, peneliti akan menjabarkan tentang profil sekolah SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan sebagai berikut:
1. Nama Sekolah
: SD Islam Harapan Ibu
2. Alamat
:
a. Jalan
: Jl. H. Banan No. I Pondok Pinang Jakarta Selatan
b. Desa/ Kelurahan
: Pondok Pinang
c. Kecamatan
: Kebayoran Lama
d. Kabupaten/ Kota
: Jakarta Selatan
e. Provinsi
: DKI Jakarta
f. Kode Pos
: 12310
g. No. Telepon/HP
: 72311228
3. Mulai operasional
: Tahun 1973
4. Luas Tanah
: 6400 m2
5. Luas Bangunan
: 1500 m2
6. Status Tanah
: Milik Sendiri/ Hibah/ Sewa *)
7. Status Bangunan
: Milik Sendiri/ Hibah/ Sewa*)
8. Terakreditasi
:A
37
38
9. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah 1) Visi Sekolah Terwujudnya lembaga pendidikan Islam yang dapat membentuk manusia berkarakter bangsa, berakhlakul karimah, berkualitas dan unggul di bidang IMTAQ dan IPTEK 2) Misi Sekolah 1. Mewujudkan lingkungan SD Islam Harapan Ibu yang Islami, aman, bersih dan indah 2. Melaksanakan Proses Pembelajaran Aktif, Inovatif< Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) dengan mengedepankan pendidikan Akhlakul Karimah 3. Mengoptimalkan potensi
siswa
baik
potensi
intelegensi,
potensial emosional, social, fisik dan spiritual 4. Mewujudkan system penilaian otentik 5. Membina kemandirian siswa melalui kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan 6. Meningkatkan kualitas SDM secara berkesinambungan 7. Mewujudkan sekolah yang unggul di bidang Agama, Bahasa, Sains, Seni dan Teknologi Informatika 8. Memberdayakan lingkungan sebagai media belajar 3) Tujuan Pendidikan di SD Islam Harapan Ibu Pendidikan di SD Islam Harapan Ibu diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Mengembangkan budaya sekolah yang religious melalui kegiatan keagamaan 2. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif berbasis pendidikn karakter 3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan di bidang IPTEK, bahasa, olah raga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi
39
4. Menyelenggarakan kegiatan kemandirian melalui pembiasaan dan pengembangan diri 5. Menyelanggarakan kegiatan yang menumbuhkan kesadaran warga sekolah sebagai bagian masyarakat global Sebelum menerapkan reward dalam pembelajaran IPS, peneliti terlebih dahulu melakukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Kegiatan ini dilakukan pada 28 Maret 2016. Peneliti diterima dengan baik oleh Kepala sekolah dan diizinkan untuk melakukan penelitian di SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan bersamaan dengan Wakil Kepala Sekolah yang ikut mendampingi Kepala Sekolah pada saat peneliti meminta izin penelitian. Setelah peneliti melakukan permohonan izin kepada pihak sekolah dan diterima untuk melakukan penelitian, kemudian peneliti melakukan wawancara sekaligus observasi dengan wali kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan, Bapak Sujadi, S.Pd., pada tanggal 12 April 2016. Selain melakukan wawancara sekaligus observasi, peneliti juga melakukan konsultasi pelaksanaan perencanaan tindakan yang nanti akan dilakukan pada saat penelitian. Kegiatan sebelum penerapan reward ini difokuskan pada pengamatan terhadap permasalahan yang ada pada saat proses pembelajaran dikelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. kegiatan ini sendiri dilaksankan pada tanggal 12 April 2016. Berdasarkan wawancara awal dengan guru IPS kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan, Bapak Sujadi, S.Pd, serta berdasarkan wawancara dengan siswa dan hasil observasi yang saya lakukan, diperoleh hasil bahwa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS adalah kurang adanya motivasi dalam pembelajaran IPS karena tidak adanya hal yang dapat memacu motivasi siswa pada saat belajar. Guru pun juga terlihat sangat monoton pada saat mengajar, yakni hanya dengan melakukan ceramah, dan membagikan tugas. Sebagian siswa terlihat asyik sendiri, tidak memperhatikan penjelasan dari guru, dan bosan.
40
Penerapan reward dalam pembelajaran IPS kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian No
Pertemuan/Siklus
Hari/ tanggal
Materi Organisasi yang
1.
Pertemuan 1/I
Selasa, 03 Mei 2016
terbentuk menjelang persiapan kemerdekaan Tokoh-tokoh dalam
2.
Pertemuan 2/I
Senin, 09 Mei 2016
mempersiapkan kemerdekaan Sikap menghargai para
3.
Pertemuan 1/II
Selasa, 10 Mei 2016
tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Perlunya perumusan
4.
Pertemuan 2/II
Kamis, 12 Mei 2016
dasar negara dan membiasakan diri bermusyawarah
41
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I Pada siklus I terdapat 2 kali pertemuan, dimana masing-masing pertemuan memiliki waktu 2x35 menit setiap pertemuan. Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan perencanaan berupa pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat dan media pembelajaran, angket, pedoman wawancara, serta reward untuk mendukung jalannya proses penelitian peneliti. Tahap perencanaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada awal kegiatan peneliti memimpin siswa berdoa setelah makan sebelum memasuki kelas. Pelaksanaan pada pertemuan ke-1 di siklus I ini dilakukan pada 03 Mei 2016 setelah istirahat kedua yakni pada jam 13.00 WIB. Kemudian siswa menyalami peneliti dan satu-persatu masuk kelas dengan tertib. Pada awal kegiatan, peneliti memberikan salam dan mempersilahkan siswa untuk duduk di bangkunya masing-masing dengan tertib. Peneliti menertibkan siswa dengan cara memberikan tepuk-tepukan agar fokus siswa mengarah ke peneliti. Kemudian peneliti membagikan soal pre-test berupa pilihan ganda (PG) kepada setiap siswa. Peneliti berpesan agar mengerjakan soal tersebut dengan jujur dan bersungguh-sungguh. Setelah selesai, kemudian peneliti membagikan angket kepada setiap siswa berpesan agar mengerjakan angket secara jujur dan sesuai benar-benar dengan apa yang dialami para peserta didik. Setelah para siswa selesai mengerjakan angket, peneliti memerintahkan siswa untuk duduk kembali dengan tertib di tempat duduknya masing-maisng. Kemudian peneliti memulai pelajaran dengan memberikan apresepsi tentang organisasi yang terbentuk menjelang kemerdekaan Indonesia. Kemudian peneliti memberikan
42
lembaran materi kepada setiap siswa dan memerintahkan siswa untuk membaca, memahami, dan menggaris bawahi apa saja yang penting pada lembar materi tersebut. Kemudian peneliti memerintahkan siswa untuk mempresentasikan dengan menjelaskan apa yang telah mereka baca dan pahami dari lembar materi yang peneliti berikan. Pada
saat
peneliti
memerintahkan
siswa
untuk
maju
mempresentasikan, hanya 1-2 orang siswa yang menunjuk tangan. Ini membuktikan
bahwa
menjelaskan
apa
siswa yang
tidak/belum telah
termotivasi
untuk
kerjakan
untuk
mereka
menyampaikannya di depan kelas. Kemudian peneliti memberikan semangat dan pujian kepada siswa yang telah berani maju untuk mempresentasikan di depan kelas. Peneliti memberikan reward berupa
coklat
kepada
siswa
yang
telah
berani
maju
mempresentasikan hasil kerjanya. Kemudian peneliti mengakhiri kegiatan dengan menyimpulkan pelajaran secara bersama-sama dan mengingatkan siswa untuk tetap belajar di rumah dan tetap semangat dalam belajar. Kegiatan diakhiri dengan mengucapkan hamdalah dan berdoa sebelum pulang. Pertemuan ke-2 siklus I dilaksanakan pada 09 Mei 2016 pada jam yang sama setelah istirahat yakni 13.00 WIB. Seperti biasa peneliti menyiapkan siswa untuk berdoa setelah makan dengan berbaris di depan kelas dan kemudian memasuki kelas satu-persatu dengan tertib. Kemudian peneliti menanyakan kehadiran siswa apakah ada yang absen atau tidak. Kemudian peneliti memulai materi dengan melakukan penjelasan dengan power point dengan materi tentang tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.
43
Gambar 4.1 Peneliti menjelaskan materi menggunakan power point
Kemudian peneliti membagi siswa ke dalam 3 kelompok dengan menggunakan permen yang memiliki 3 jenis berbeda. Peneliti memerintahkan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masingmasing. Keadaan kelas cukup kondusif dan siswa dapat diatur karena peneliti bersikap tegas. Peneliti memerintahkan siswa untuk berbaris sesuai dengan kelompoknya kemudian memulai kegiatan kelompok dengan metode Team Games Tournament.56 Gambar 4.2 Siswa memperhatikan soal dan menjawab pertanyaan pada kegiatan TGT
Siswa terlihat cukup antusias ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran, namun ada pula beberapa siswa yang berada di paling belakang barisan malah asyik mengobrol. Akhirnya, peneliti
56
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Penerbit Nusamedia & Nuansa Cendekia, 2013), h. 171
44
mengambil tindakan dengan menegur dan memberikan peringatan agar tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung. Setelah kegiatan TGT selesai dilakukan, peneliti bersama-sama siswa memeriksa jawaban tiap kelompok dan ternyata kelompok 1 dan kelompok 3 memiliki hasil yang sama. Akhirnya, peneliti memutuskan untuk memberikan soal lagi dengan ketentuan kelompok yang dapat menjawab pertanyaan paling benar dan tepat yang akan menjadi pemenangnya. Kemudian TGT dimenangkan oleh kelompok 3. Peneliti memberikan tepuk tangan dan seluruh kelas juga diminta untuk bertepuk tangan. Peneliti juga memberikan pujian kepada kelompok yang menang karena telah berusaha dengan baik. Peneliti memberikan reward beruppa coklat kepada kelompok yang menang dan memberikan semangat kepada yang lainnya agar dapat menjadi yang terbaik selanjutnya. Gambar 4.3 Peneliti memberikan reward kepada kelompok yang menang
Kemudian peneliti memerintahkan siswa untuk duduk kembali di tempatnya masing-masing dan membagikan soal post-test kepada masing-masing siswa. Tidak lupa peneliti berpesan agar siswa mengerjakannya dengan jujur dan teliti. Peneliti mengakhiri pelajaran dengan menyimpulkan pelajaran bersama-sama dengan para siswa dan mengucapkan hamdalah kemudian berdoa.
45
c. Tahap Observasi Siklus I Kegiatan observasi atau pengamatan merupakan suatu kegiatan yang mengamati
jalannya
proses pembelajaran. Pelaksanaan
pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan aktivitas peneliti sebagai
guru
dan
pengamatan aktivitas
siswa.
Pengamatan
pembelajaran ini difokuskan pada pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, serta pengamatan motivasi belajar siswa selama pembelajaran dikelas. Kegiatan
pengamatan
ini
dilakukan
bersamaan
dengan
pelaksanaan tindakan, karena apa yang diamati merupakan segala sesuatu yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti serta observer. Dari hasil pengamatan peneliti dengan observer pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Hasil Lembar Observasi Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus I Realisasi Keterangan Ada Tidak √
No
Aspek Yang Diamati
1 2
Ketrampilan membuka pelajaran Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
3
dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam membantu siswa
4 5 6
mengalami kesulitan dalam pembelajaran Kemampuan memberi penguatan Penguasaan bahan pelajaran Kemampuan guru mengahargai pendapat
√ √
7 8
siswa Kemampuan mengkondisikan kelas Kemampuan menggunakan waktu secara
√
9
efektif Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√
√ √
√
√
46
Terlihat dari observasi observer pada table 4.2 bahwa, peneliti selama melakukan penelitian sebagai guru di kelas pada pertemuan pertama telah melakukan semua aspek yang ada pada lembar observasi guru Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus I Realisasi Keterangan Ada Tidak √
No
Aspek Yang Diamati
1 2
Ketrampilan membuka pelajaran Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
3
dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam membantu siswa
4 5 6
mengalami kesulitan dalam pembelajaran Kemampuan memberi penguatan Penguasaan bahan pelajaran Kemampuan guru mengahargai pendapat
√ √
7 8
siswa Kemampuan mengkondisikan kelas Kemampuan menggunakan waktu secara
√
9
efektif Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√
√ √
√
√
Terlihat dari observasi observer pada tabel 4.3 bahwa, peneliti selama melakukan penelitian sebagai guru di kelas pada pertemuan kedua juga telah melakukan semua aspek yang ada pada lembar observasi guru. Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus I Aspek yang Diamati No.
Nama Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif
1 2 3
Aur Apt Rev
3 2 2
1 1 2
1 1 2
2 1 2
1 1 2
2 1 2
Ingin Tahu 1 1 2
47
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Aal AryD Gha Syi Nas Aya Nin Amr Tav Raf Abh Pri She Ung AryS
2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 2
1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1
1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1
2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2
1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1
1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3
1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa, masih sedikit sekali motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Hanya ada 1 siswa yang keaktifannya telah mencapai nilai yang cukup tinggi, namun aspek yang lainnya pun masih rendah. Pada kegiatan penelitian yang peneliti lakukan pada pertemuan ke-1 di siklus 1 ini, memang semangat
belajar
siswa
masih
belum
terbentuk.
Untuk
mempresentasikan hasil dari kegiatan mereka belajar saja masih perlu didorong dengan verbal dan perbuatan berupa ajakan agar siswa mau dan tidak malu untuk maju mempresentasikan di depan kelas. Dapat dikatakan pada observasi pertemuan ke-1 siklus 1, motivasi balajar siswa masih rendah. Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus I Aspek yang Diamati No.
Nama Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif
1 2 3 4 5
Aur Apt Rev Aal AryD
3 2 3 2 2
3 2 2 3 2
3 1 2 2 2
2 2 2 2 1
2 1 2 1 2
2 1 3 2 1
Ingin Tahu 2 1 2 1 1
48
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Gha Syi Nas Aya Nin Amr Tav Raf Abh Pri She Ung AryS
3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2
2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1
2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1
2 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 2 2
1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1
2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3
Dari tabel observasi 4.5 dapat dilihat bahwa, terdapat beberapa aspek dalam penilaian observasi siswa yang telah meningkat. Di antaranya adalah, kesiapan, perhatian, ketertarikan, dan keaktifan siswa ada lebih dari satu anak yang telah mencapai kategori cukup tinggi walaupun masih banyak juga yang belum. Namun peneliti bersyukur karena telah ada peningkatan aktivitas belajar siswa dari pertemuan ke-1 ke pertemuan ke-2 pada siklus pertama ini. Hal tersebut dapat terjadi karena peneliti selalu memberikan pujian dan ucapan-ucapan yang mendorong semangat siswa seperti “Kamu bisa!”, “Ayo tidak usah takut salah, karena ini belajar.”, “Wahh pintar, tepat sekali! Bagus sekali sayangku.” Dan masih banyak contoh dari kata-kata peneliti yang dapat memotivasi siswa.
2) Hasil Wawancara Peneliti mendapatkan hasil wawancara dengan siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan pada siklus I, yang dapat peneliti jabarkan sebagai berikut: Penulis
: Apakah adik-adik
merasa senang selama pembelajaran
IPS dengan menggunakan reward? Narsumber
: Senang Kak.
Penulis
: Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan
2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1
49
adanya reward ini? Narasumber
: Lumayan Kak.
Penulis
: Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber
: Daripada sebelumnya, di kelas jadi lebih aktif Kak.
Penulis
: Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab pertanyaan yang diajukan guru?
Narasumber
: Sebenarnya saya mau jawab pertanyaan, tapi saya malu Kak.
Penulis
: Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan menggunakan reward sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran IPS?
Narasumber
: Sesuai kok Kak.
Dari hasil wawancara peneliti dengan sebagian anak di kelas pada akhir pertemuan siklus I dapat disimpulkan bahwa, mereka (para siswa) merasa senang dan keaktifannya mulai muncul karena adanya peranan reward dan motivasi dari peneliti selama menjadi, namun mereka masih malu karena belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif di kelas.
3) Data Hasil Angket Pada awal pertemuan siklus I, peneliti menghitung data angket motivasi belajar siswa. Dari data yang diperoleh melalui angket, oleh peneliti dihitung dalam bentuk presentase. Angket motivasi diberikan kepada siswa pada awal pertemuan siklus I dan akhir pertemuan siklus II. Dalam pertemuan awal siklus I angket diberikan pada hari Selasa, 03 Mei 2016. Angket tersebut diberikan kepada 18 siswa kelas V A. Adapun hasil dari perhitungan angket motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
50
Tabel 4.6 Hasil Angket Pertama No.
Nama
Awal Pertemuan Penelitian
1
Aur
49
2
Apt
46
3
Rev
59
4
Aal
41
5
AryD
35
6
Gha
40
7
Syi
36
8
Nas
66
9
Aya
37
10
Nin
41
11
Amr
32
12
Tav
38
13
Raf
42
14
Abh
43
15
Pri
47
16
She
32
17
Ung
32
18
AryS
60
Jumlah
776
Presentase
53.9
Dari tabel 4.6, jumlah skor keseluruh dari angket bisa dilihat mencapai 776 poin dan presentase yang di dapatkan adalah 53,9% pada awal pertemuan. Hal ini dapat dikatakan cukup tinggi namun masih kurang karena masih banyak poin angket siswa yang di bawah
51
50 dimana hal tersebut menyatakan bahwa keaktifan siswa masih rendah pada awal pertemuan.
4) Data Hasil Belajar Pada kegiatan penelitian, peneliti menggunakan tes belajar berupa tes objektif yaitu pilihan ganda untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Tes hasil belajar diberikan 2 kali pada 1 siklus yaitu pada awal pertemuan ke-1 siklus I (pre-test) sebelum dilakukannya penerapan reward tanggal 03 Mei 2016 pukul 13.00 WIB dan pada akhir pertemuan ke-2 siklus I (post-test) tanggal 09 Mei 2016 pukul 13.00 WIB. Adapun hasil dari perhitungan tes belajar siswa tersebut adalah: Tabel 4.7 Hasil Tes Belajar Siswa No.
Nama
1
Siklus I Pre-test
Post-test
Aur
70
100
2
Apt
40
80
3
Rev
90
90
4
Aal
70
90
5
AryD
60
100
6
Gha
60
100
7
Syi
60
90
8
Nas
80
90
9
Aya
50
100
10
Nin
70
70
11
Amr
50
80
12
Tav
80
100
13
Raf
80
90
14
Abh
80
100
52
15
Pri
80
100
16
She
70
100
17
Ung
70
100
18
AryS Jumlah
70
100
1230
1680
68.3
93.3
Rata-rata/presentase Post Test - Pre Test Score Max. - Pre Test Uji N-Gain
450 570 0.78
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa tes hasil belajar dari pertemuan ke 1 ke pertemuan ke-2 siklus I terjadi peningkatan. Pertemuan pertama (pre-test) siswa mendapatkan hasil 68,3% dan pada pertemuan ke-dua (post-test) siswa mendapatkan hasil 93.3%. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada peningkatan sebesar 25% pada siklus pertama. Dapat disimpulkan pada penelitian siklus I telah terjadi peningkatan yang berarti menunjukkan adanya peranan reward terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. namun, masih ada beberapa aspek terutama aspek afektif atau sikap siswa yang bisa dilihat pada tabel observasi, bahwa siswa masih malu-malu dan belum terbiasa walaupun aspek kognitif atau pengetahuan siswa yang dapat dilihat dari tes hasil belajar sudah ada peningkatan yang cukup tinggi.
d. Tahap Refleksi Siklus I Pada pelaksanaan tindakan penelitian dan observasi yang telah dilakukan pada siklus I, peneliti bersama guru dan observer melakukan analisis dan refleksi dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Penerapan reward dalam pembelajaran IPS pada siklus I
53
masih banyak kekurangan dan perlu adanya berbagai perbaikan. Beberapa catatan dibawah ini diambil berdasarkan pengamatan peneliti, hasil observasi melalui lembar observasi, wawancara dengan siswa, serta diskusi dengan guru, dan observer. Dalam siklus I ini masih terlihat hasil belajar siswa meningkat tetapi keaktifan siswa belum terlalu jauh meningkat. Hal tersebut juga dapat dilihat bahwa motivasi siswa belum meningkat hanya sebagai siswa
yang
memeperhatikan
dan
tertarik
saja.
Sebagai
pertimbangan maka peneliti dan guru berdiskusi dan menyimpulkan hal-hal yang masing kurang dalam siklus I dan perlu perbaikan adalah: 1) Peneliti masih belum mengembangkan kemampuannya dalam menggali keaktifan siswa 2) Pada saat berdoa sikap siswa masih ada yang tidak duduk siap 3) Pada saat belajar masih ada sebagian siswa yang mengobrol dan sibuk dengan kegiatannya sendiri 4) Siswa masih malu-malu 5) Siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif 6) Kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Peneliti akan lebih mengembangkan kemampuannya dalam menggali kekatifan siswa 2) Peneliti akan bersikap lebih tegas kepada para siswa agar siswa disiplin dan tertib 3) Peneliti akan terus memberikan kata-kata motivasi yang dapat meningkatkan keaktifan dan kepercayaan diri siswa 4) Peneliti akan menggunakan metode yang lebih menarik pada saat belajar
54
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II Siklus II merupakan tindakan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II sama seperti tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I. Hal-hal yang belum sempurna disiklus I diperbaiki di siklus II.
a. Tahap Perencanaan Siklus II Pada siklus II terdapat 2 kali pertemuan, dimana masing-masing pertemuan memiliki waktu 2x35 menit setiap pertemuan. Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan perencanaan berupa pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat dan media pembelajaran, angket, pedoman wawancara, serta reward untuk mendukung jalannya proses penelitian peneliti. Tahap perencanaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada awal kegiatan peneliti memimpin siswa berdoa setelah makan sebelum memasuki kelas. Pelaksanaan pada pertemuan ke-1 di siklus II ini dilakukan pada 10 Mei 2016 setelah istirahat kedua yakni pada jam 13.00 WIB. Kemudian siswa menyalami peneliti dan satu-persatu masuk kelas dengan tertib. Pada awal kegiatan, peneliti memberikan salam dan mempersilahkan siswa untuk duduk di bangkunya masing-masing dengan tertib. Peneliti menertibkan siswa dengan cara memberikan tepuk-tepukan agar fokus siswa mengarah ke peneliti. Kemudian peneliti kembali membagikan soal pre-test berupa pilihan ganda (PG) kepada setiap siswa sama seperti pada awal pertemuan siklus I. Peneliti berpesan agar mengerjakan soal tersebut dengan jujur dan bersungguh-sungguh. Setelah selesai, kemudian peneliti membagikan angket kepada setiap siswa berpesan
55
agar mengerjakan angket secara jujur dan sesuai benar-benar dengan apa yang dialami para peserta didik. Setelah para siswa selesai mengerjakan angket,
peneliti
memerintahkan siswa untuk duduk kembali dengan tertib di tempat duduknya masing-maisng. Kemudian peneliti memulai pelajaran dengan memberikan apresepsi tentang sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan atau pahlawan kemerdekaan. Kemudian peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara menghitung 1 sampai 6. Setelah terbentuk 6 kelompok, peneliti memerintahkan siswa untuk duduk sesuai dengan yang ditetapkan peneliti. Gambar 4.4 Suasana belajar di dalam kelas
Kemudian peneliti membagikan materi kepada setiap kelompok dan mmeerintahkan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi dan mencatat hal-hal penting pada lembar materi tersebut. Sesekali peneliti berkeliling kelas untuk memastikan siswa dari tiap kelompok mengerjakan tugas dengan baik dan benar. Peneliti juga memberikan arahan kepada siswa yang bertanya. Setelah beberapa menit, dan siswa mulai menguasai materi yang telah diberikan peneliti, peneliti memerintahkan siswa untuk menentukan juru bicara dari tiap kelompok untuk mempresentasikannya di depan kelas.
56
Sebelum presentasi dari tiap perwakilan kelompok di mulai, peneliti memberikan aturan dari penilaian kelompok yang maju presentasi, yakni kelompok yang maju akan dinilai oleh kelompok lain yang memperhatikan dengan kisaran nilai 7-9. Kelompok yang akan dinilai harus menutup matanya, dan kelompok yang menilai akan memberikan nilai sesuai arahan dari peneliti. Kemudian, presentasi dimulai berurutan sesuai dengan ketentuan peneliti. Gambar 4.5 Presentasi Perwakilan Kelompok
Pada akhir kegiatan, peneliti bersama-sama menghitung jumlah skor dari tiap-tiap kelompok yang ditulis di depan kelas. Pemenang pada kegiatan belajar kali ini adalah kelompok 4. Peneliti memberikan pujian dan memberikan tepuk tangan bersama anakanak sekelas kepada kelompok yang berhasil memenangkan kegiatan kelompok pada hari ini. Gambar 4.6 Nilai Presentasi Tiap Kelompok
Kemudian peneliti bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran apa saja yang telah didapat pada hari ini. Peneliti meminta siswa yang
57
mau menyimpulkan untuk maju ke depan kelas. Peneliti memberikan pujian kepada siswa yang maju ke depan kelas dan memberitahu kepada siswa lainnya untuk mencontoh dan percaya diri seperti siswa yang mau maju untuk menyimpulkan pelajaran. Peneliti juga memberikan motivasi berupa verbal kepada siswa lainnya. Gambar 4.7 Siswa Menyimpulkan Pelajaran
Setelah selesai semua kegiatan pembelajaran, peneliti memanggil kelompok yang menang dan siswa yang aktif ke depan kelas untuk diberikan reward berupa coklat dan pujian. Diharapkan siswa yang lain
dapat
mencontoh
temannya.
Kegiatan
diakhiri
dengan
mengucapkan hamdalah dan berdoa sebelum pulang. Gambar 4.8 Peneliti Membagikan Reward
Pertemuan ke-2 siklus II dilaksanakan pada 12 Mei 2016 pada jam yang sama setelah istirahat yakni 13.00 WIB. Seperti biasa peneliti menyiapkan siswa untuk berdoa setelah makan dengan berbaris di depan kelas dan kemudian memasuki kelas satu-persatu
58
dengan tertib. Kemudian peneliti menanyakan kehadiran siswa apakah ada yang absen atau tidak. Kemudian peneliti memulai materi dengan melakukan penjelasan dengan power point dengan materi tentang
perlunya
rumusan
dasar
negara
dan
pentingnya
bermusyawarah. Gambar 4.9 Suasana Belajar di Kelas
Pada awal kegiatan, peneliti memberikan apresepsi kepada siswa. Peneliti menjelaskan materi menggunakan power point. Peneliti mengajak siswa bersama-sama untuk membaca power point. Siswa yang ingin membaca power point harus menunjuk tangan, siswa yang terpilih membacakan materi harus membacakan dengan keras dan jelas agar para siswa yang lain juga mendengar. Kemudian siswa diperintahkan untuk membaca lembar materi yang telah dibagikan pada pertemuan ke-1 siklus II selama beberapa menit. Setelah beberapa menit, peneliti mengadakan quis denga soal yang terkait dengan materi di power point. Siswa yang bisa menjawab harus menunjuk tangan. Banyak dari siswa yang menunjuk tangan pada saat kegiatan quis berlangsung.
59
Gambar 4.10 Siswa Menunjuk Tangan
Kemudian peneliti memilih satu siswa dari tiap satu pertanyaan untuk dijawab. Siswa yang berhasil menjawab dengan tepat akan peneliti berikan reward berupa coklat. Selain memberikan reward, peneliti juga memberikan pujian dengan kata-kata seperti, “Ya pintar sekali! Tepat sekali jawabanmu.” Kata-kata dan reward yang diberikan peneliti diharapkan dapat memicu motivasi siswa yang lainnya. Gambar 4.11 Peneliti Memberikan Reward
Pada akhir kegiatan peneliti meminta beberapa orang siswa untuk memberikan kesimpulan. Siswa yang ingin memberikan kesimpulan harus menunjuk tangan. Banyak siswa yang ingin memberikan kesimpulan, namun hanya 2 orang siswa yang peneliti tunjuk untuk menyimpulkan
di
depan
kelas.
Kegiatan
mengucapkan hamdalah dan membaca doa.
diakhiri
dengan
60
c. Tahap Observasi Siklus II 1) Hasil Observasi Dari hasil pengamatan peneliti dengan observer pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus II
No
Aspek Yang Diamati
1
Ketrampilan membuka pelajaran
2
Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
Ada
Keterangan
√
Kemampuan guru dalam membantu siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
√
4
Kemampuan memberi penguatan
√
5
Penguasaan bahan pelajaran
√
6
Kemampuan
guru
mengahargai pendapat
siswa 7
Kemampuan mengkondisikan kelas
8
Kemampuan menggunakan waktu secara efektif
9
Tidak
√
dalam pembelajaran 3
Realisasi
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√ √ √ √
Dari tabel 4.8 yang telah oberver amati selama peneliti mengajar di kelas, dapat dilihat bahwa peneliti pada saat mengajar di kelas telah melakukan segala aspek yang ada pada lembar observasi guru.
61
Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus II No
Realisasi
Aspek Yang Diamati
Ada 1
Ketrampilan membuka pelajaran
2
Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
√ √
dalam pembelajaran 3
Kemampuan guru dalam membantu siswa √
mengalami kesulitan dalam pembelajaran 4
Kemampuan memberi penguatan
√
5
Penguasaan bahan pelajaran
√
6
Kemampuan
guru
mengahargai pendapat √
siswa 7
Kemampuan mengkondisikan kelas
8
Kemampuan menggunakan waktu secara
√ √
efektif 9
Keterangan
Tidak
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√
Terlihat dari observasi observer bahwa,
peneliti selama
melakukan penelitian sebagai guru di kelas telah melakukan semua aspek yang ada pada lembar observasi guru.
Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus II Aspek yang Diamati No.
Nama Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif
1 2 3 4
Aur Apt Rev Aal
3 2 3 4
3 2 2 3
3 2 2 3
4 2 4 2
2 2 2 2
2 3 3 2
Ingin Tahu 2 2 2 2
62
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
AryD Gha Syi Nas Aya Nin Amr Tav Raf Abh Pri She Ung AryS
2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 3 3 2
4 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3
2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2
4 2 3 2 3 3 2 2 4 2 3 2 4 2
2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 2
3 2 3 4 3 2 3 4 2 2 3 2 2 3
2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2
Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa segala aspek yang diamati mulai meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Siswa mulai senang dan antusias tehadap pelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa juga mulai meningkat. Pada kegiatan penelitian pun siswa sudah mulai berani untuk mengutarakan pendapat dengan percaya diri.
Tabel 4.11 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus II Aspek yang Diamati No.
Nama Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Aur Apt Rev Aal AryD Gha Syi Nas Aya Nin Amr Tav Raf
4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3
3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3
3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3
4 2 4 2 4 2 3 2 4 3 2 4 4
3 2 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4
2 3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 4 2
Ingin Tahu 2 2 4 2 4 3 2 3 3 4 2 3 4
63
14 15 16 17 18
Abh Pri She Ung AryS
3 3 3 4 3
3 3 4 4 3
2 2 3 2 2
2 3 4 4 2
2 4 2 2 2
4 3 2 3 3
Dapat dilihat pada tabel 4.11, rata-rata semua aspek pada pengamatan siswa cukup tinggi ini menandakan bahwa siswa sudah mulai termotivasi pada saat belajar. Siswa sudah mulai percaya diri, siswa aktif dalam pembelajaran dan siswa tertarik pada pelajaran IPS.
2) Hasil Wawancara Peneliti mendapatkan hasil wawancara dengan siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan pada siklus II, yang dapat peneliti jabarkan sebagai berikut: Penulis
: Apakah adik-adik
merasa senang selama pembelajaran
IPS dengan menggunakan reward? Narsumber
: Sangat senang Kak.
Penulis
: Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan Adanya reward ini?
Narasumber
: Sebelumnya belum terlalu, tapi sekarang saya jadi lebih semangat Kak.
Penulis
: Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber
: Iyaa Kak, soalnya Kakak selalu kasih semangat.
Penulis
: Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab pertanyaan yang diajukan guru?
Narasumber
: Semangat Kak, saya jadi lebih percaya diri sekarang.
Penulis
: Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan menggunakan reward sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran IPS?
Narasumber
: Sesuai Kak.
4 2 3 4 3
64
Dari hasil wawancara peneliti dengan sebagian anak di kelas pada akhir pertemuan siklus II dapat disimpulkan bahwa, mereka (para siswa) merasa sangat senang. Mereka merasa kepercayaan diri mereka mulai tumbuh, dan semangat belajar mereka mulai meningkat. Karena peneliti selalu memberikan kata-kata motivasi dan reward sehingga mereka dapat meningkatkan keaktifan mereka. Mereka juga merasa bahwa metode reward ini sangat cocok dalam pembelajaran IPS
3) Data Hasil Angket Pada akhir pertemuan siklus II, peneliti menghitung data angket motivasi belajar siswa. Dari data yang diperoleh melalui angket, oleh peneliti dihitung dalam bentuk presentase. Angket motivasi diberikan kepada siswa pada awal pertemuan siklus I dan akhir pertemuan siklus II. Dalam pertemuan akhir siklus II angket diberikan pada hari Kamis, 12 Mei 2016. Angket tersebut diberikan kepada 18 siswa kelas V A. Adapun hasil dari perhitungan angket motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Angket Kedua No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aur Apt Rev Aal AryD Gha Syi Nas Aya Nin Amr Tav
Akhir Pertemuan Penelitian 51 49 56 62 47 62 51 72 41 61 33 38
65
13 14 15 16 17 18
Raf Abh Pri She Ung AryS Jumlah Presentase
39 56 57 40 73 66 954 66.3
Jika, dibandingkan dengan angket awal pertemuan, maka: Tabel 4.13 Hasil Angket No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Aur Apt Rev Aal AryD Gha Syi Nas Aya Nin Amr Tav Raf Abh Pri She Ung AryS Jumlah Presentase
Awal Pertemuan Penelitian 49 46 59 41 35 40 36 66 37 41 32 38 42 43 47 32 32 60 776 53.9
Akhir Pertemuan Penelitian 51 49 56 62 47 62 51 72 41 61 33 38 39 56 57 40 73 66 954 66.3
Hasil dari presentase angket yang dilakukan pada awal pertemuan yakni pertemuan ke-1 siklus I, dengan hasil dari
66
presentase angket yang dilakukan pada akhir pertemuan yakni pada pertemuan ke-2 siklus II, maka telah terjadi peningkatan sebesar 12,4%. Kenaikan presentasi yang dialami siswa cukup tinggi.
Ini
menandakan
bahwa
motivasi
siswa
dalam
pembelajaran IPS meningkat dan peranan reward dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tercapai.
4) Hasil Belajar Pada kegiatan penelitian, peneliti menggunakan tes belajar yang sama spserti pada siklus I yaitu berupa tes objektif yaitu pilihan ganda untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Tes hasil belajar diberikan 2 kali pada 1 siklus yaitu pada awal pertemuan ke-1 siklus II (pre-test) sebelum dilakukannya penerapan reward tanggal 10 Mei 2016 pukul 13.00 WIB dan pada akhir pertemuan ke2 siklus II (post-test) tanggal 12 Mei 2016 pukul 13.00 WIB. Adapun hasil dari perhitungan tes belajar siswa pada pertemuan ke-1 dan ke-2 siklus II adalah: Tabel 4.14 Hasil Tes Belajar No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aur Apt Rev Aal AryD Gha Syi Nas Aya Nin Amr Tav
Siklus II Pre-test Post-test 80 100 80 90 80 100 70 100 70 90 90 100 80 100 90 100 80 100 60 100 80 90 70 100
67
13 14 15 16 17 18
Raf Abh Pri She Ung AryS Jumlah Rata-rata/presentase Post Test - Pre Test Score Max. - Pre Test Score Uji N-Gain
70 80 70 80 80 30 1340 74.4
90 100 100 100 100 100 1760 97.8 420 460 0.91
Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa tes hasil belajar dari pertemuan ke 1 ke pertemuan ke-2 siklus II terjadi peningkatan. Pertemuan pertama (pre-test) siswa mendapatkan hasil 74,4% dan pada pertemuan ke-dua (post-test) siswa mendapatkan hasil 97.8%. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada peningkatan sebesar 23,4% pada siklus kedua. Rata-rata nilai tersebut sudah diatas nilai KKM. Peningkatan hasil belajar siswa ini disebabkan siswa sudah termotivasi untuk belajar. Dan siswa juga semangat untuk menjawab pertanyaan dari guru.
d. Tahap Refleksi Siklus II Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II peneliti memperoleh beberapa catatan. Data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan peneliti, hasil observasi di dapat dari observasi, dan berdasarkan hasil wawancara guru dan siswa. Pada siklus II ini segala hal yang telah direncanakan pada tahap perencanaan telah berjalan dan terlaksana semua dengan baik. Motivasi dan hasil belajar siswa pun meningkat pada siklus ini. Selama proses pembelajaran menggunakan reward, peneliti tidak mengalami banyak hambatan. Semua siswa dapat melaksanakan
68
tugas dan kewajibannya dengan baik. Para siswa terlihat senang dan semangat pada saat mengikuti proses pembelajaran menggunakan reward. Hal ini didukung dengan hasil belajar siswa yang terus meningkat. Hasil dari penerapan reward pada proses ini, sudah sesuai dengan harapan peneliti. Pada setiap siklus, motivasi siswa selalu meningkat. Hal ini ditandakan dengan siswa yang semangat dalam kegiatan pembelajaran, selalu memperhatikan guru, belajar lebih tekun, siswa lebih aktif, siswa tidak malu lagi saat bertanya dan menjawab, siswa mampu dengan percaya diri untuk presentasi di depan kelas, dan siswa terlihat senang pada saat proses pembelajaran brlangsung.
B. Pembahasan Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan Dilihat dari beberapa siklus yang telah dilakukan peneliti, dapat diambil hasil presentase angket dari awal pertemuan sebelum tindakan dengan akhir pertemuan setelah tindakan yaitu pada awal pertemuan sebelum tindakan, hasil angket motivasi belajar siswa mencapai presentase 53,9%, dan pada akhir pertemuan setelah tindakan, hasil angket motivasi belajar siswa mencapai presentase 66,3%. Hal ini menandakan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dari awal pertemuan ke akhir pertemuan sebesar 12,4%. Peningkatan hasil angket tersebut dapat dibilang cukup signifikan. Di bawah ini, akan ditunjukkan diagram yang menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
69
Tabel 4.15 Diagram Hasil Angket
Data Hasil Angket
Jumlah Angka
1000 800 600 400 200 0 Jumlah Presentase
1 776
2 954
53,88888889
66,25
Dari diagram tersebut dapat dilihat terdapat peningkatan hasil angket berdasarkan jumlah dan presentase dari awal pertemuan (ditunjukkan dengan angka 1) dengan akhir pertemuan (ditunjukkan dengan angka 2). Hal ini menandakan tercapainya harapan peneliti sesuai dengan apa yang direncanakan. Selain peningkatan dalam hasil angket, data hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada pre-test siklus I hasil belajar siswa mencapai angka 68,3% dan pada post-test siklus I hasil belajar siswa mencapai angka 93,3%. Pada siklus I, terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 25% pada hasil pre-test menuju hasil post-test. Peningkatan hasil belajar juga dialami pada hasil belajar siklus II, yakni hasil pre-test siklus II adalah 74,4% dan hasil post-tes siklus II adalah 97,8%. Pada siklus II, terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 23,4%. Hal ini menandakan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan yang peneliti harapkan. Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I menuju siklus II dapat digambarkan melalui grafik sebagai berikut:
70
Tabel 4.16 Diagram Hasil Belajar
Data Hasil Belajar Jumlah Angka
2000 1500 1000 500 0 Jumlah
1 1230
2 1680
3 1340
4 1760
Rata-rata/presentase 68,3333333 93,3333333 74,4444444 97,7777778
Peningkatan data hasil angket dan hasil belajar siswa ini dapat terjadi karena adanya peranan reward dalam proses pembelajaran. Reward yaitu segala yang diberikan guru berupa penghormatan yang menyenangkan siswa atas dasar hasil baik yang telah dicapai dalam proses pendidikan tujuannya memberikan motivasi kepada siswa agar dapat melakukan hal yang terpuji dan berusaha untuk meningkatkan prestasi. Dalam agama Islam reward terbukti dengan adanya pahala Allah SWT akan melipat gandakan pahala bagi siapa saja yang berbuat kebaikan termasuk dalam hal memberi reward, ini dikarenakan kita telah berbuat baik pada orang lain (siswa) yaitu memberi reward yang dapat menyenangkan hati orang lain. Sifat reward yang memberikan dorongan dan perasaan senang bagi anak murid, membuat anak murid menjadi semangat dalam belajar. Dengan adanya reward, anak murid menjadi merasa lebih dihargai hasil kerja keras nya, dan dia pun dapat berbangga hati karena puas telah mendapatkan reward dari guru. Reward yang diberikan tidak hanya berupa barang, namun juga diberikan berupa perkataan dan perbuatan guru seperti guru melakukan pujian dan tepuk tangan.
71
Reward yang berupa benda tidak harus mahal. Benda yang diberikan adalah benda yang dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang sehingga dapat memicu dorongan semangat belajar siswa. Jika, guru sudah mendapatkan perhatian siswa, maka tidak akan sulit bagi guru untuk mengendalikan siswa dalam arti mengendalikan semangat dan hasil belajar siswa di kelas. Pembelajaran dengan pemberian reward bagi siswa yang bisa menjawab, aktif, dan dapat mengerjakan soal dengan hasil baik akan menyebabkan: 1. Siswa merasa bahwa ketekunannya diperhatikan, sehingga siswa akan mengulang untuk tekun belajar lagi yang dimana ketekunan itu akan meningkatkan hasil belajarnya dan telah menumbuhkan motivasi belajar dalam dirinya. 2. Siswa merasa senang, sehingga terwujud pembelajaran yang menyenangkan. 3. Siswa yang mendapat reward tentunya merupakan siswa yang aktif, sehingga peranan reward ini menuju ke pembelajaran siswa yang aktif (student centre).
72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil dari penelitian peneliti ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil angket dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan sebesar 12.4% dimana pada awal pertemuan sebelum tindakan/pra tindakan hasil angket sebesar 53.9% dan pada akhir pertemuan setelah tindakan hasil angket meningkat menjadi 66.3%. Peningkatan juga terjadi pada tes hasil belajar. Peningkatan ini terjadi pada siklus I dan siklus II. Siklus I pada pertemuan pertama dan kedua hasil belajar siswa meningkat sebesar 25%, dimana pada pre-test siklus I hasil belajar siswa mencapai angka 68,3% dan pada post-test siklus I hasil belajar siswa mencapai angka 93,3%. Siklus II pada pertemuan pertama dan kedua hasil belajar siswa meningkat sebesar 23,4%, dimana pada hasil pre-test siklus II adalah 74,4% dan hasil post-tes siklus II adalah 97,8%. Hasil belajar ini juga diperkuat dengan score perhitungan dengan menggunakan rumus N-gain, dimana pada siklus I hasil perhitungan adalah sebesar 0.78 dan pada siklus II hasil perhitungan meningkat menjadi 0.91. Hal ini menandakan bahwa terdapat peranan reward terhadap motivasi dan hasil belajar siswa di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
B. Saran 1. Diharapkan metode pembelajaran menggunakan reward ini dapat dipraktekan disetiap pembelajaran yang ada di sekolah. Walaupun, reward tidak berupa barang setidaknya reward yang dipraktekan dapat berupa perkataan dan tindakan seperti pujian dan tepuk tangan. 2. Sekolah hendaknya memfasilitasi guru agar dapat menerapkan metode reward agar dapat berjalan dengan baik, sehingga pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan yang diharapkan dapat tercapai.
72
73
3. Pemerintah hendaknya memberikan pengarahan/pengetahuan tentang metode reward kepada guru-guru bahwa metode penggunaan reward ini merupakan metode yang sangat efektif dan tidak harus menggunakan uang banyak. Karena metode reward ini sangat efektif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya Ahmad, Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali Pers Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Alma, Buchari. 2008. Guru Profesional Menguassai Metode Dan Terampil Belajar. Bandung: Alfabeta Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:PT Intermasa Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitin Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesioanal Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Purwanto, Iwan. 2014. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayattullah Jakarta Purwanto, M. Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya
74
75
Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. Jakarta: UPI PRESS Silberman, Melvin L. 2013. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Penerbit NUSAMEDIA & NUANSA CENDEKIA Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitaif, dan R&D. Bandung:Alfabeta. Sumanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Suralaga, Fadhilah, dan Solicha. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Suyono, dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Syamsuddin Makmun, Abin. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Syarbini, Amirulloh dan Heri Gunawan. 2014. Mencetak Anak Hebat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: SD Islam Harapan Ibu
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
:5/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator: 1. Menyebutkan organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia 2. Menjelaskan tugas dan tujuan utama organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia 3. Menghafal tanggal terbentuknya organisasi dan peristiwa penting yang dibetuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia 4. Menyebutkan hasil penting dari organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu: 1. Menyebutkan organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia 2. Menjelaskan tugas dan tujuan utama organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia
3. Menghafal tanggal terbentuknya organisasi dan peristiwa penting yang dibetuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia 4. Menyebutkan hasil penting dari organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia Karakter siswa yang diharapkan : Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Gemar Membaca.
E. Materi Pokok Persiapan kemerdekaan.
F. Strategi Pembelajaran 1. Metode
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab, Reward.
2. Model
: Cooperative Learning
3. Pendekatan
: Pembelajaran Aktif, Pemusatan terhadap siswa.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Buku paket IPS untuk SD/MI kelas V, Lembar materi.
2. Alat/Bahan
: Stabilo/pulpen/pensil.
3. Sumber Belajar
: Tim Bina Karya Guru, 2012. IPS Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI. Jawa Timur: PT Masmedia Buana Pustaka.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan masingmasing untuk membuka kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang persiapan kemerdekaan.
Kegiatan Inti 1.
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Menjelaskan organisasi yang dibentuk dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia b. Menjelaskan tugas dan tujuan utama organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia c. Menjelaskan tanggal terbentuknya organisasi dan peristiwa penting yang terjadi menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia d. Menjelaskan hasil penting dari organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia
2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Guru membagikan lembar materi kepada siswa b. Guru memerintahkan siswa untuk membaca, memahami, dan menggaris bawahi hal-hal apa saja yang penting pada materi yang telah dibagikan. c. Guru memerintahkan siswa untuk maju mempresentasikan apa yang telah di dapat setelah membaca materi yang telah dibagikan.. d. Guru memberikan pujian kepada siswa yang telah berani untuk memberikan penjelasan di depan kelas. e. Guru membagikan hadiah kepada siswa yang berani mempresentasikan ke depan kelas.
3.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1.
Melakukan evaluasi.
2.
Menunjukkan jawaban berdasarkan soal yang diberikan oleh guru.
3.
Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Semangat
Teknik
Bentuk
Contoh
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Instrumen
Menyebutka
kebangsaan
n organisasi
: Cara
yang
berpikir,
dibentuk
bertindak,
menjelang
dan
persiapan
berwawasan
kemerdekaan
yang
Indonesia
menempatk
Indikator
Menjelaskan
an
tugas
kepentingan
tujuan utama
bangsa dan
organisasi
negara di
yang
atas
dibentuk
kepentingan
menjelang
diri dan
persiapan
kelompokny
kemerdekaan
a.
Indonesia
Cinta tanah
dan
Menghafal
air : Cara
tanggal
berfikir,
terbentuknya
Lisan
Lembar penilaian
Terlampir
bersikap,
organisasi
dan berbuat
dan peristiwa
yang
penting yang
menunjukka
dibetuk
n kesetiaan,
menjelang
kepedulian,
persiapan
dan
kemerdekaan
penghargaa
Indonesia
n yang
Menyebutka
tinggi
n
terhadap
penting dari
bahasa,
organisasi
lingkungan
yang
fisik, sosial,
dibentuk
budaya,ekon
menjelang
omi, dan
persiapan
politik
kemerdekaan
bangsa
Indonesia
Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
hasil
FORMAT KRITERIA PENILAIAN 1. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
2. PERFORMANSI No. 1.
2.
3.
Aspek Pengetahuan
Praktek
Sikap
Kriteria
Skor
* Pengetahuan
3
* Kadang-Kadang Pengetahuan
2
* Tidak Pengetahuan
1
* Aktif Praktek
3
* Kadang-Kadang Aktif
2
* Tidak Aktif
1
* Sikap
3
* Kadang-Kadang Sikap
2
* Tidak Sikap
1
LEMBAR PENILAIAN Performan
Nama Siswa
1.
Aurel
1
2
2
5
2.
Apta
1
1
1
3
3.
Revan
2
2
1
5
4.
Aaliyah
1
1
2
4
5.
Arya Dravida
2
1
1
4
Pengetahuan Praktek
Sikap
Produk
Jumlah
No
Skor
Nilai
6.
Ghania
1
2
1
4
7.
Syifa
1
1
1
3
8.
Nasywa
1
1
1
3
9.
Ayasha
1
1
2
4
10.
Nina
1
2
1
4
11.
Amr Syach
1
1
1
3
12.
Tavia
2
2
2
6
13.
Rafi
2
2
1
5
14.
Abhi Praya
1
2
1
4
15.
Prita
1
1
2
4
16.
Shehyar
1
1
2
4
17.
Unggul
2
2
2
6
18.
Arya Satya
2
3
1
6
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Jakarta, 03 Mei 2016
Guru Kelas
Peneliti
(Sujadi, S.Pd.)
(Anisa Putri Utami)
NIP.
NIM. 1112018300015
Mengetahui, Dosen Pembimbing
(Takiddin, M.Pd) NIP 198312062011011005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: SD Islam Harapan Ibu
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
:5/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator: 1. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2. Menjelaskan peranan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 3. Mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu: 1. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2. Menjelaskan peranan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 3. Mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Karakter siswa yang diharapkan : Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Gemar Membaca.
E. Materi Pokok Persiapan kemerdekaan.
F. Strategi Pembelajaran 1. Metode
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab, Reward.
2. Model
: Kooperatif tipe Team Games Tournament.
3. Pendekatan
: Pembelajaran Aktif, Pemusatan terhadap Siswa.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Buku paket IPS untuk SD/MI kelas V, Lembar materi.
2. Alat/Bahan
: Kertas Buku Tulis, pulpen/pensil, LCD, Laptop, Proyektor
3. Sumber Belajar
: Tim Bina Karya Guru, 2012. IPS Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI. Jawa Timur: PT Masmedia Buana Pustaka.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal 1.
Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan masingmasing untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang tokoh-tokoh penting dalam persiapan kemerdekaan.
Kegiatan Inti 1.
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Menyebutkan
tokoh-tokoh
yang
berperan
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia b. Menjelaskan peranan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
c. Menunjukkan foto tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Membagi siswa menjadi 3 kelompok b. Melakukan kegiatan Team Games Tournament, dimana tiap kelompok menjawab pertanyaan dari guru dengan cara bergantian dari barisan yang paling depan hingga barisan yang paling belakang sampai pertanyaan habis. c. Guru membagikan soal kepada siswa d. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru e. Guru membimbing siswa saat mengerjakan soal f. Guru memberikan pujian kepada siswa yang melakukan sesuai arahan guru g. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa h. Siswa menjawab pertanyaan dari guru i. Guru memberi
3.
hadiah
kepada kelompok terbaik
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1.
Melakukan evaluasi.
2.
Menunjukkan jawaban berdasarkan soal yang diberikan oleh guru.
3.
Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Semangat
Teknik
Bentuk
Contoh
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Instrumen
Menyebutka
kebangsaan
n tokoh-
: Cara
tokoh dalam
berpikir,
mempersiapk
bertindak,
an
dan
kemerdekaan
berwawasan
Indonesia
yang
Menjelaskan
menempatk
peranan
an
tokoh-tokoh
kepentingan
dalam
bangsa dan
mempersiapk
negara di
an
atas
kemerdekaan
kepentingan
Indonesia
diri dan
Indikator
Mengenali
kelompokny
tokoh-tokoh
a.
yang
Cinta tanah
berperan
air : Cara
dalam
berfikir,
mempersiapk
bersikap,
an
dan berbuat
kemerdekaan
yang
Indonesia
menunjukka n kesetiaan,
Tertulis
Lembar penilaian
Terlampir
kepedulian, dan penghargaa n yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,ekon omi, dan politik bangsa
Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN 1. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
2. PERFORMANSI No. 1.
2.
3.
Aspek Pengetahuan
Praktek
Sikap
Kriteria
Skor
* Pengetahuan
3
* Kadang-Kadang Pengetahuan
2
* Tidak Pengetahuan
1
* Aktif Praktek
3
* Kadang-Kadang Aktif
2
* Tidak Aktif
1
* Sikap
3
* Kadang-Kadang Sikap
2
* Tidak Sikap
1
LEMBAR PENILAIAN Performan
Nama Siswa
1.
Aurel
2
2
2
6
2.
Apta
2
2
1
5
3.
Revan
2
2
2
6
4.
Aaliyah
2
1
2
5
5.
Arya Dravida
2
2
1
5
Pengetahuan Praktek
Sikap
Produk
Jumlah
No
Skor
Nilai
6.
Ghania
2
2
1
5
7.
Syifa
2
1
1
4
8.
Nasywa
2
1
1
4
9.
Ayasha
2
1
2
4
10.
Nina
2
2
1
5
11.
Amr Syach
2
1
1
4
12.
Tavia
2
3
2
7
13.
Rafi
3
2
1
6
14.
Abhi Praya
2
2
1
5
15.
Prita
2
1
2
5
16.
Shehyar
2
1
2
5
17.
Unggul
3
2
2
7
18.
Arya Satya
3
3
1
7
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Jakarta, 09 Mei 2016
Guru Kelas
Peneliti
(Sujadi, S.Pd.)
(Anisa Putri Utami)
NIP.
NIM. 1112018300015
Mengetahui, Dosen Pembimbing
(Takiddin, M.Pd) NIP 198312062011011005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: SD Islam Harapan Ibu
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
:5/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator: 1. Menjelaskan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mepersiapkan kemerdekaan 2. Mencirikan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan 3. Mencontohkan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari 4. Membedakan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap yang tidak mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu: a. Menjelaskan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mepersiapkan kemerdekaan b. Mencirikan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
c. Mencontohkan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari d. Membedakan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap yang tidak mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari Karakter siswa yang diharapkan : Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Gemar Membaca.
E. Materi Pokok Persiapan kemerdekaan.
F. Strategi Pembelajaran 1. Metode
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab, Reward.
2. Model
: Cooperative Learning
3. Pendekatan
: Pembelajaran Aktif, Pemusatan terhadap Siswa.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Buku paket IPS untuk SD/MI kelas V, Lembar Materi.
2. Alat/Bahan
: Stabilo/pulpen/pensil.
3. Sumber Belajar
: Tim Bina Karya Guru, 2012. IPS Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI. Jawa Timur: PT Masmedia Buana Pustaka.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing untuk membuka kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.
Kegiatan Inti 1.
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Menjelaskan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mepersiapkan kemerdekaan b. Mencirikan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan c. Mencontohkan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari d. Mencontohkan perbedaan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap yang tidak mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari
2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok dengan menggunakan permen b. Guru membagikan lembar materi pada tiap kelompok c. Guru memerintahkan siswa untuk membaca dan memahami isi dari materi yang dibagikan d. Guru memerintahkan perwakilan dari tiap kelompok untuk melakukan presentasi di depan kelas e. Guru memerintahkan siswa dari kelompok yang berbeda untuk memberikan penilaian atas presentasi yang dilakukan. f. Guru membagikan hadiah kepada kelompok terbaik.
3.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1.
Melakukan evaluasi.
2.
Menunjukkan jawaban berdasarkan soal yang diberikan oleh guru.
3.
Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Semangat
Indikator
Teknik
Bentuk
Contoh
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Instrumen
Menjelaskan
kebangsaan
sikap
: Cara
menghargai
berpikir,
jasa para
bertindak,
tokoh dalam
dan
mepersiapka
berwawasan
n
yang
kemerdekaan
menempatk
Mencirikan
an
sikap yang
kepentingan
mencerminka
bangsa dan
n menghargai
negara di
jasa para
atas
tokoh dalam
kepentingan
mempersiapk
Lisan
Lembar penilaian
Terlampir
diri dan
an
kelompokny
kemerdekaan
a.
Mencontohk
Cinta tanah
an sikap
air : Cara
yang
berfikir,
mencerminka
bersikap,
n menghargai
dan berbuat
jasa para
yang
tokoh dalam
menunjukka
mempersiapk
n kesetiaan,
an
kepedulian,
kemerdekaan
dan
dalam
penghargaa
kehidupan
n yang
sehari-hari
tinggi
Membedakan
terhadap
sikap yang
bahasa,
mencerminka
lingkungan
n menghargai
fisik, sosial,
jasa para
budaya,ekon
tokoh dalam
omi, dan
mempersiapk
politik
an
bangsa
kemerdekaan
Gemar
dalam
membaca:
kehidupan
Kebiasaan
sehari-hari
menyediakan
dengan sikap
waktu untuk
yang tidak
membaca
mencerminka
berbagai
n menghargai
bacaan yang
jasa para
memberikan
tokoh dalam
kebajikan
mempersiapk
bagi dirinya.
an kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN 1. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
2. PERFORMANSI No. 1.
2.
3.
Aspek Pengetahuan
Praktek
Sikap
Kriteria
Skor
* Pengetahuan
4
* Kadang-Kadang Pengetahuan
2
* Tidak Pengetahuan
1
* Aktif Praktek
4
* Kadang-Kadang Aktif
2
* Tidak Aktif
1
* Sikap
4
* Kadang-Kadang Sikap
2
* Tidak Sikap
1
LEMBAR PENILAIAN Performan
Nama Siswa
1.
Aurel
3
3
2
8
2.
Apta
3
2
1
6
3.
Revan
2
3
2
7
4.
Aaliyah
2
3
2
7
5.
Arya Dravida
2
3
1
6
6.
Ghania
2
3
1
6
7.
Syifa
2
2
1
5
8.
Nasywa
2
2
1
5
9.
Ayasha
2
2
2
6
10.
Nina
2
3
1
6
11.
Amr Syach
2
2
1
5
12.
Tavia
2
3
2
7
13.
Rafi
3
3
1
7
Pengetahuan Praktek
Sikap
Produk
Jumlah
No
Skor
Nilai
14.
Abhi Praya
2
3
1
6
15.
Prita
2
2
2
6
16.
Shehyar
2
2
2
6
17.
Unggul
3
3
2
8
18.
Arya Satya
3
3
1
7
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Jakarta, 10 Mei 2016 Guru Kelas
Peneliti
(Sujadi, S.Pd.)
(Anisa Putri Utami)
NIP.
NIM. 1112018300015
Mengetahui, Dosen Pembimbing
(Takiddin, M.Pd) NIP 198312062011011005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: SD Islam Harapan Ibu
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
:5/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator: 1. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan 2. Menyebutkan isi dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila 3. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman 4. Menerapkan kegiatan bermusyawarah dengan teman-teman dalam kehidupan seharihari
D. Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan 2. Menyebutkan isi dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila 3. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman 4. Menerapkan kegiatan bermusyawarah dengan teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
Karakter siswa yang diharapkan : Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Gemar Membaca.
E. Materi Pokok Persiapan kemerdekaan.
F. Strategi Pembelajaran 1. Metode
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab, Reward.
2. Model
: Cooperative Learning
3. Pendekatan
: Pembelajaran Aktif, Pemusatan terhadap Siswa.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Buku paket IPS untuk SD/MI kelas V, Lembar Materi.
2. Alat/Bahan
: Laptop, Lcd, Proyektor, pulpen/pensil.
3. Sumber Belajar
: Tim Bina Karya Guru, 2012. IPS Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI. Jawa Timur: PT Masmedia Buana Pustaka.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing untuk membuka kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang tentang organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan Inti 1.
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan b. Menyebutkan isi dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila
c. Menjelaskan apa arti dan pentingnya bermusyawarah
2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut b. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif c. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar d. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik e. Guru memberikan kuis lisan terkait materi pelajaran f. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang dapat menjawab quis dengan tepat.
3.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1.
Melakukan evaluasi.
2.
Menunjukkan jawaban berdasarkan soal yang diberikan oleh guru.
3.
Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Semangat
Teknik
Bentuk
Contoh
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Instrumen
Menjelaskan
kebangsaan
perlunya
: Cara
perumusan
berpikir,
dasar negara
bertindak,
sebelum
dan
kemerdekaan
berwawasan
Menyebutka n
menempatk
dasar negara
an
Indonesia
kepentingan
yaitu
bangsa dan
Pancasila
isi
dari
Membiasaka
atas
n
kepentingan
bermusyawar
diri dan
ah
kelompokny
teman-teman
a.
diri
dengan
Menerapkan
Cinta tanah
kegiatan
air : Cara
bermusyawar
berfikir,
ah
bersikap,
teman-teman
dan berbuat
dalam
yang
kehidupan
menunjukka
sehari-hari
n kesetiaan,
Lisan
Lembar penilaian
yang
negara di
Indikator
dengan
Terlampir
kepedulian, dan penghargaa n yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,ekon omi, dan politik bangsa
Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN 1. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
2. PERFORMANSI No. 1.
2.
3.
Aspek Pengetahuan
Praktek
Sikap
Kriteria
Skor
* Pengetahuan
3
* Kadang-Kadang Pengetahuan
2
* Tidak Pengetahuan
1
* Aktif Praktek
3
* Kadang-Kadang Aktif
2
* Tidak Aktif
1
* Sikap
3
* Kadang-Kadang Sikap
2
* Tidak Sikap
1
LEMBAR PENILAIAN Performan
Nama Siswa
1.
Aurel
3
3
2
8
2.
Apta
3
3
2
8
3.
Revan
3
3
2
8
4.
Aaliyah
3
3
2
8
5.
Arya Dravida
3
3
2
8
Pengetahuan Praktek
Sikap
Produk
Jumlah
No
Skor
Nilai
6.
Ghania
3
3
2
8
7.
Syifa
3
3
2
8
8.
Nasywa
2
3
2
7
9.
Ayasha
2
3
2
7
10.
Nina
2
3
2
7
11.
Amr Syach
2
2
2
6
12.
Tavia
3
3
3
9
13.
Rafi
3
3
2
8
14.
Abhi Praya
2
3
2
7
15.
Prita
2
3
2
7
16.
Shehyar
2
3
2
7
17.
Unggul
3
3
3
9
18.
Arya Satya
3
3
2
8
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Jakarta, 12 Mei 2016
Guru Kelas
Peneliti
(Sujadi, S.Pd.)
(Anisa Putri Utami)
NIP.
NIM. 1112018300015
Mengetahui, Dosen Pembimbing
(Takiddin, M.Pd) NIP 198312062011011005
Kisi-kisi Instrumen Angket
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13
14 15 16
17
Aspek motivasi siswa Rasa Senang
Indikator yang diamati Saya senang diberi hadiah karena dapat menjawab pertanyaan guru
Saya suka kalau saat dikelas guru memberi tambahan nilai Saya menjadi lebih senang jika guru sering memberi pujian Rasa Saya cepat-cepat mengerjakan tugas untuk Tertarik mendapatkan hadiah Guru memberi pujian, saya akan lebih tekun belajar Dengan adanya hadiah, saya lebih tertarik dengan pelajaran IPS Rasa ingin Saya akan mengerjakan PR untuk menambah tahu nilai Saya akan bertanya saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas Saya mengulang kembali pelajaran IPS dirumah Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih ingin tahu materi yang akan diajarkan Rasa Saat pelajaran IPS saya memperhatikan guru Perhatian Saat guru memberi pujian saya lebih memperhatikan guru dari pada berbicara sendiri Karena adanya tambahan nilai, saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru Rasa Saya semangat menjawab pertanyaan ketika Antusias guru memberi hadiah Saya lebih giat belajar lagi untuk mempertinggi prestasi Saya menjadi lebih semangat belajar dan menjawab pertanyaan dari guru karena diberi hadiah Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih semangat bila guru menyuruh maju kedepan kelas
Nomor soal 1 6 11 2 7 12 3 8 13 14 4 9
15
5 10 16
17
18 19 20
Keaktifan Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih aktif dalam berdiskusi didalam kelas Dengan adanya pujian, saya lebih aktif bertanya saat pelajaran berlangsung Kesiapan Sebelum pelajaran IPS dimulai, saya selalu siswa mempersiapkan buku dan alat tulis terlebih dahulu
18 19 20
Angket Motivasi Belajar Siswa
Nama Kelas Hari/tanggal
: : :
Petunjuk pengisian angket: Berikan tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Keterangan: SL : Selalu SR : Sering KD : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
No
Pertanyaan
1.
Saya senang diberi hadiah karena dapat menjawab pertanyaan dari guru
2.
Saya mengerjakan tugas/menjawab pertanyaan untuk mendapatkan hadiah
3.
Saya akan mengerjakan PR untuk menambah nilai
4.
Saat pelajaran IPS saya memperhatikan guru
5.
Saya semangat menjawab pertanyaan ketika guru memberi hadiah
6.
Saya suka kalau saat di kelas guru memberi tambahan nilai
7.
Guru memberi pujian, saya akan lebih tekun belajar
8.
Saya akan bertanya saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
SL
SR
KD
TP
9.
Saat guru memberi pujian saya lebih memperhatikan guru daripada berbicara sendiri
10.
Saya lebih giat belajar lagi untuk mempertinggi prestasi
11.
Saya menjadi lebih senang jika guru sering memberi pujian
12.
Dengan adanya hadiah, saya lebih tertarik dengan pelajaran IPS
13.
Saya mengulang kembali pelajaran IPS di rumah
14.
Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih ingin tahu materi yang akan diajarkan
15.
Karena adanya tambahan nilai, saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru
16.
Saya menjadi lebih semangat belajar dan menjawab pertanyaan dari guru karena diberi hadiah
17.
Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih semangat bila guru menyuruh maju ke depan kelas
18.
Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih aktif dalam berdiskusi di dalam kelas
19.
Dengan adanya pujian, saya lebih aktif bertanya saat pelajaran berlangsung
20
Sebelum pelajaran IPS dimulai, saya selalu mempersiapkan buku dan alat tulis terlebih dahulu
Skor angket: SL
:4
SR
:3
KD
:2
TP
:1
Data Hasil Angket
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Aurel Apta Revan Aaliyah Arya Dravida Ghania Syifa Nasywa Ayasha Nina Amr Syach Tavia Rafi Abhi Praya Prita Shehyar Unggul Arya Satya Jumlah Presentase
Awal Pertemuan Penelitian 49 46 59 41 35 40 36 66 37 41 32 38 42 43 47 32 32 60 776 53.9
Akhir Pertemuan Penelitian 51 49 56 62 47 62 51 72 41 61 33 38 39 56 57 40 73 66 954 66.3
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR
No
Indikator Soal
Menghafal 1.
C1
C2
C3
C4
1, 2
Kunci
Instrumen Soal
1. Perdana
Menteri
jawaban Jepang, 1. A
tanggal
Jenderal
terbentuknya
berjanji akan memberikan
organisasi
dan
Kuniaki
kemerdekaan
Koiso 2. B
kepada
peristiwa penting
Indonesia pada tanggal ….
yang
a. 09 September 1944
dibetuk
menjelang
b. 09 September 1945
persiapan
c. 10 September 1944
kemerdekaan
d. 10 September 1945
Indonesia
2. 2. BPUPKI
dibentuk
pada
tanggal …. a. 10 Maret 1945 b. 01 Maret 1945 c. 11 Maret 1945 d. 01 Maret 1954
2.
Menjelaskan
3
3. Mempersiapkan
tugas dan tujuan
penting
utama organisasi
dalam pembentukan negara
yang
Indonesia.
dibentuk
yang
hal-hal 3. C diperlukan
Pernyataan
menjelang
tersebut merupakan tujuan
persiapan
utama dari...
kemerdekaan
a. Panitia Sembilan
Indonesia
b. PPKI c. BPUPKI d. Jenderal Kuniaki Koiso
3.
4.
Menyebutkan
4
4. Sidang
BPUPKI
yang 4. D
hasil penting dari
pertama tanggal 29 Mei – 1
organisasi
Juni
yang
1945
membahas
dibentuk
tentang...
menjelang
a. Undang-undang Dasar
persiapan
b. Lagu kebangsaan
kemerdekaan
c. Wilayah Indonesia
Indonesia
d. Dasar Negara
Menghafal
5
5. Setelah BPUPKI dibubarkan, 5. A
tanggal
kemudian sebagai gantinya
terbentuknya
PPKI
organisasi
dan
dibentuk.
PPKI
dibentuk pada tanggal...
peristiwa penting
a. 07 Agustus 1945
yang
b. 08 Agustus 1945
dibetuk
menjelang
c. 09 Agustus 1945
persiapan
d. 10 Agustus 1945
kemerdekaan Indonesia 5.
Menjelaskan
6
6. Menyelesaikan
dan 6. A
tugas dan tujuan
mengesahkan
utama organisasi
Undang-Undang Dasar dan
yang
memusyawarahkan
dibentuk
Rancangan
cara
menjelang
pelaksanaan
proklamasi
persiapan
kemerdekaan
bila
kemerdekaan
saatnya. Pernyataan tersebut
Indonesia
merupakan dari... a. PPKI
tugas
tiba
utama
b. BPUPKI c. Panitia Sembilan d. Ir. Soekarno
6.
Menghafal
7
7. Hari lahir Pancasila terjadi 7. C
tanggal
pada tanggal...
terbentuknya
a. 17 Agustus 1945
organisasi dan
b. 18 Agustus 1945
peristiwa penting
c. 01 Juni 1945
yang dibetuk
d. 29 Mei 1945
menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia 7.
Menyebutkan
8
8. Pada akhir sidang BPUPKI
organisasi yang
yang pertama, dibentuk
dibentuk
panitia kecil yang terdiri dari
menjelang
9 orang, sehingga disebut...
persiapan
a. Putra Sembilan
kemerdekaan
b. Panitia Sembilan
Indonesia
c. Pemuda Sembilan
8. B
d. Pahlawan Sembilan
8.
Menghafal
9, 10
9. Bangsa Indonesia
tanggal
memproklamasikan
terbentuknya
kemerdekaan pada tanggal...
organisasi dan
a. 17 Oktober 1945
peristiwa penting
b. 16 September 1945
yang dibetuk
c. 17 Agustus 1945
menjelang
d. 18 Agustus 1945
9. C 10. D
persiapan
10. PPKI mengadakan sidang
kemerdekaan
yang pertama dengan yang
Indonesia
menghasilkan beberapa keputusan penting, yaitu: 1) Mengesahkan dan menetapkan Undang Undang Dasar (UUD 1945) Republik Indonesia. 2) Memilih dan Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. 3) Membentuk Komite Nasional Indonesia yang bertugas membantu presiden dalam menjalankan tugasnya. Komite nasional ini berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hasil keputusan sidang PPKI tersebut terjadi pada tanggal... a.
17 Oktober 1945
b.
16 September 1945
c.
17 Agustus 1945
d. 18 Agustus 1945
9.
Menyebutkan
11
11. Perdana menteri Jepang yang 11. A
tokoh-tokoh
berjanji akan memberikan
dalam
kemerdekaan
mempersiapkan
Indonesia adalah...
kemerdekaan
a. Jenderal Kuniaki Koiso
Indonesia
b. Ir. Soekarno
kepada
c. Drs. Moh. Hatta d. Dr.
K.R.T.
Radjiman
Wedyodiningrat 10.
Menjelaskan
12,
12. BPUPKI diketuai oleh...
peranan tokoh-
13,
a. Jenderal Kuniaki Koiso
13. B
tokoh dalam
14
b. Ir. Soekarno
14. A
mempersiapkan
c. Drs. Moh. Hatta
kemerdekaan
d. Dr.
Indonesia
K.R.T.
12. D
Radjiman
Wedyodiningrat
13. PPKI diketuai oleh... a. Jenderal Kuniaki Koiso b. Ir. Soekarno c. Drs. Moh. Hatta d. Dr.
K.R.T.
Radjiman
Wedyodiningrat
14. Tiga
orang
tokoh
yang
mengusulkan rumusan dasar negara
dalam
sidang
BPUPKI adalah... a. Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Sokarno b. Drs. Moh. Hatta, K.H.
Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo c. Kahar
Muzakir,
Mr.
A.A. Maramis, dan Drs. Moh. Hatta d. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo, dan Kahar Muzakir 11.
Mengenali tokoh-
15
15. Gambar
di
samping 15. B
tokoh yang
merupakan tokoh pahlawan
berperan dalam
persiapan
mempersiapkan
Indonesia yang bernama...
kemerdekaan
a. Drs. Moh. Hatta
Indonesia
b. Ir. Soekarno
kemerdekaan
c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim 12.
Menjelaskan
16,
peranan tokoh-
17
16. Tokoh
persiapan 16. A
kemerdekaan
Indonesia 17. D
tokoh dalam
yang memberi nama dasar
mempersiapkan
negara
kemerdekaan
Pancasila adalah...
Indonesia
a. Ir. Soekarno
kita
dengan
b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Muh. Yamin d. Dr. Soepomo
17. Yang bukan merupakan para tokoh Panitia Sembilan di bawah ini adalah... a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Muh. Yamin d. Dr. Soepomo 13.
Mengenali tokoh-
18
18. Gambar
di
samping 18. C
tokoh yang
merupakan tokoh pahlawan
berperan dalam
persiapan
mempersiapkan
Indonesia yang bernama...
kemerdekaan
a. Drs. Moh. Hatta
Indonesia
b. Ir. Soekarno
kemerdekaan
c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim 14.
Menjelaskan
19
19. Presiden dan Wakil Presiden 19. B
peranan tokoh-
yang pertama adalah...
tokoh dalam
a. Ir.
mempersiapkan
Soekarno
&
Mr.
Moh. Yamin
kemerdekaan
b. Ir. Soekaeno & Drs.
Indonesia
Moh. Hatta c. Dr. Soepomo & Drs. Moh. Hatta d. Mr. Moh. Yamin & Ir. Soekarno
15.
Mengenali tokoh-
20
20. Gambar
di
samping 20. A
tokoh yang
merupakan tokoh pahlawan
berperan dalam
persiapan
mempersiapkan
Indonesia yang bernama...
kemerdekaan
a. Drs. Moh. Hatta
Indonesia
b. Ir. Soekarno
kemerdekaan
c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
16.
Menjelaskan
21,
sikap menghargai
22
21. Sikap
menghargai
pahlawan
para 21. A
harus
kita 22. B
jasa para tokoh
tanamkan sejak...
dalam
a. Sejak kecil
mepersiapkan
b. Di bangku kuliah
kemerdekaan
c. Sejak SMA d. Sejak SMP
22. Jasa para pahlawan yang telah berjuang demi merebut kemerdekaan
Indonesia
harus kita... a. Lupakan dan tinggalkan b. Kenang
dan
contoh
perbuatan baiknya c. Acuhkan,
pura-pura
tidak tahu d. Jangan diperdulikan 17.
Mencirikan sikap
23,
yang
24
mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
23. Contoh sikap rela berkorban 23. D antara lain...
24. B
a. Acuh tak acuh terhadap sesama b. Membiarkan teman yang
mempersiapkan
kesusahan
dan
tidak
kemerdekaan
berusaha menolongnya c. Egois d. Menyisihkan uang untuk membantu saudara
saudarakita
yang
terkena bencana alam
24. Contoh yang mencerminkan sikap
berani
dalam
kebenaran antara lain... a. Melakukan
perbuatan
yang merugikan orang lain b. Menghargai hasil karya orang lain c. Tidak
menghargai
sebagai sesama manusia d. Sering mencela 18.
Mencontohkan
25,
sikap yang
26
25. Rina mempelajari sejarah 25. C para
pahlawan
pejuang 26. A
mencerminkan
kemerdekaan.
Rina
menghargai jasa
memiliki sikap...
para tokoh dalam
a. Rela berkorban
mempersiapkan
b. Berani dalam kebenaran
kemerdekaan
c. Cinta tanah air
dalam kehidupan
d. Berjiwa besar
sehari-hari 26. Janu telah merusak tempat pensil Tono, namun Janu tidak meminta maaf dan bersikap tidak peduli. Sikap Janu tidak mencerminkan sikap... a. Berjiwa Besar b. Rela berkorban c. Berani dalam kebenaran d. Cinta tanah air
19
Mencirikan sikap
27,
yang
28
27. Mencoret-coret
museum 27. D
sejarah merupakan perilaku 28. C
mencerminkan
yang tidak mencerminkan
menghargai jasa
sikap...
para tokoh dalam
a. Berjiwa Besar
mempersiapkan
b. Rela berkorban
kemerdekaan
c. Berani dalam kebenaran d. Cinta tanah air
28. Salah satu cara yang tidak menghargai
jasa
para
pahlawan adalah dengan... a. Membangun
museum
untuk mengenang jasa para pahlawan b. Membangun monumen untuk
para
pahlawan
yang telah berjasa c. Merusak/mencoret-coret monumen pahlawan d. Memakamkan pahlawan
di
para tempat
terhormat 20
Mencirikan sikap
29,
yang
30
29. Ayah membayar
mirna pajak
selalu 29. B sesuai 30. C
mencerminkan
dengan
ketentuan
yang
menghargai jasa
berlaku.
Ayah
Mirna
para tokoh dalam
menerapkan sikap...
mempersiapkan
a. Berjiwa Besar
kemerdekaan
b. Rela berkorban c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
30. Sheilla
memuji
gambar
Nurul yang sangat bagus. Sheilla
menunjukkan
sikap... a. Berjiwa Besar b. Rela berkorban c. Berani dalam kebenaran d. Cinta tanah air 21.
Menyebutkan isi
21,
dari dasar negara
22
31. Pancasila memiliki arti... a. Lima pahlawan
Indonesia yaitu
b. Lima peristiwa
Pancasila
c. Lima dasar
31. C 32. B
d. Lima wilayah
32. Sila
ke-2
Pancasila
berbunyi... a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kemanusiaan yang adil dan beradab c. Persatuan Indonesia d. Keadilan
sosial
bagi
seluruh rakyat Indonesia
22.
Membiasakan diri
33,
33. “Proses pembahasan suatu 33. D
bermusyawarah
34
persoalan dengan maksud 34. C
dengan teman-
mencapai
keputusan
teman
bersama”,
merupakan
pengertian dari... a. Rela berkorban b. Berjiwa besar c. Cinta tanah air d. Musyawarah
34. Dibawah
ini
sikap
merupakan
bermusyawarah,
kecuali... a. Merencanakan kegiatan liburan
bersama
keluarga b. Mengerjakan
tugas
kelompok
untuk
memecahkan soal yang diberikan Pak guru c. Mengerjakan PR sendiri di rumah d. Rapat RT/RW 23.
Menyebutkan isi
35
35. Sila dalam Pancasila yang 35. C
dari dasar negara
menyebutkan
tentang
Indonesia yaitu
harusnya menjunjung tinggi
Pancasila
nilai kemanusiaan adalah... a. Sila ke-4 b. Sila ke-3 c. Sila ke-2 d. Sila ke-1
24.
Menjelaskan
36,
perlunya
37
perumusan dasar
36. Istilah
Pancasila 36. D
dikemukakan oleh... a. Mr. Muh. Yamin
37. A
negara sebelum
b. KH. Agus Salim
kemerdekaan
c. Dr. Soepomo d. Ir. Soekarno
37. Pancasila perlu dirumuskan untuk mencapai kemerdekan RI karena... a. Indonesia membutuhkan pancasila landasan
sebagai yang
untuk
kuat
mencapai
kemerdekaan b. Indonesia
belum
memiliki dasar negara c. Indonesia dijajah oleh Jepang d. Jepang mendesak agar Indonesia
segera
membuat dasar negara 25
Membiasakan diri
38,
38. Yang
tidak
mencerinkan 38. C
bermusyawarah
39,
sikap
yang
baik
dengan teman-
40
bermusyawarah adalah...
teman
dalam 39. B
a. Para calon ketua kelas berjabat tangan setelah pemilihan ketua kelas b. Menerima keputusan/pendapat yang
berbeda
dengan
besar hati c. Para
supporter
sepak
bola bertengkar karena
40. C
salah satu tim kalah d. Pak Prabowo berbesar hati menerima kekalahan dalam
pemilihan
presiden melawan Pak Jokowi
39. Musyawah
dilakukan
minimal oleh... a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang
40. Musyawarah
yang
baik
dilakukan dengan... a. Menunjuk-nunjuk tidak sopan ke arah orang lain b. Marah-marah, membentak,
dengan
nada suara yang tinggi c. Secara bersikap
kekeluargaan, sopan,
berbicara
dan setelah
dipersilahkan d. Memaksakan kehendak pribadi
agar
keputusannya diterima
Soal Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan NILAI Nama : Kelas : Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar! 1. Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada tanggal …. a. 09 September 1944 b. 09 September 1945 c. 10 September 1944 d. 10 September 1945 2. 2. BPUPKI dibentuk pada tanggal …. a. 10 Maret 1945 b. 01 Maret 1945 c. 11 Maret 1945 d. 01 Maret 1954
3. Mempersiapkan hal-hal penting yang diperlukan dalam pembentukan negara Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan tujuan utama dari... a. Panitia Sembilan b. PPKI c. BPUPKI d. Jenderal Kuniaki Koiso
4. Sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas tentang... a. Undang-undang Dasar b. Lagu kebangsaan c. Wilayah Indonesia d. Dasar Negara
5. Setelah BPUPKI dibubarkan, kemudian sebagai gantinya PPKI dibentuk. PPKI dibentuk pada tanggal... a. 07 Agustus 1945 b. 08 Agustus 1945 c. 09 Agustus 1945 d. 10 Agustus 1945
6. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar dan memusyawarahkan cara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bila tiba saatnya. Pernyataan tersebut merupakan tugas utama dari... a. PPKI b. BPUPKI c. Panitia Sembilan d. Ir. Soekarno
7. Hari lahir Pancasila terjadi pada tanggal... a. 17 Agustus 1945 b. 18 Agustus 1945 c. 01 Juni 1945 d. 29 Mei 1945
8. Pada akhir sidang BPUPKI yang pertama, dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang, sehingga disebut... a. Putra Sembilan b. Panitia Sembilan
c. Pemuda Sembilan d. Pahlawan Sembilan
9. Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal... a. 17 Oktober 1945 b. 16 September 1945 c. 17 Agustus 1945 d. 18 Agustus 1945
10. PPKI mengadakan sidang yang pertama dengan yang menghasilkan beberapa keputusan penting, yaitu: 1) Mengesahkan dan menetapkan Undang Undang Dasar (UUD 1945) Republik Indonesia. 2) Memilih dan Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. 3) Membentuk Komite Nasional Indonesia yang bertugas membantu presiden dalam menjalankan tugasnya. Komite nasional ini berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hasil keputusan sidang PPKI tersebut terjadi pada tanggal... a.
17 Oktober 1945
b.
16 September 1945
c.
17 Agustus 1945
d. 18 Agustus 1945
11. Perdana menteri Jepang yang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia adalah... a. Jenderal Kuniaki Koiso b. Ir. Soekarno c. Drs. Moh. Hatta d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
12. BPUPKI diketuai oleh... a. Jenderal Kuniaki Koiso b. Ir. Soekarno c. Drs. Moh. Hatta d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
13. PPKI diketuai oleh... a. Jenderal Kuniaki Koiso b. Ir. Soekarno c. Drs. Moh. Hatta d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
14. Tiga orang tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah... a. Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Sokarno b. Drs. Moh. Hatta, K.H. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo c. Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis, dan Drs. Moh. Hatta d. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo, dan Kahar Muzakir
15.
Gambar
di
samping merupakan
tokoh
pahlawan
persiapan
kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
16. Tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia yang memberi nama dasar negara kita dengan Pancasila adalah... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Muh. Yamin d. Dr. Soepomo
17. Yang bukan merupakan para tokoh Panitia Sembilan di bawah ini adalah... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Muh. Yamin d. Dr. Soepomo
18.
Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan
kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
19. Presiden dan Wakil Presiden yang pertama adalah... a. Ir. Soekarno & Mr. Moh. Yamin b. Ir. Soekaeno & Drs. Moh. Hatta c. Dr. Soepomo & Drs. Moh. Hatta d. Mr. Moh. Yamin & Ir. Soekarno
20.
Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan
kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
21. Sikap menghargai para pahlawan harus kita tanamkan sejak... a. Sejak kecil b. Di bangku kuliah
c. Sejak SMA d. Sejak SMP
22. Jasa para pahlawan yang telah berjuang demi merebut kemerdekaan Indonesia harus kita... a. Lupakan dan tinggalkan b. Kenang dan contoh perbuatan baiknya c. Acuhkan, pura-pura tidak tahu d. Jangan diperdulikan 23. Contoh sikap rela berkorban antara lain... a. Acuh tak acuh terhadap sesama b. Membiarkan teman yang kesusahan dan tidak berusaha menolongnya c. Egois d. Menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam
24. Contoh yang mencerminkan sikap berani dalam kebenaran antara lain... a. Melakukan perbuatan yang merugikan orang lain b. Menghargai hasil karya orang lain c. Tidak menghargai sebagai sesama manusia d. Sering mencela
25. Rina mempelajari sejarah para pahlawan pejuang kemerdekaan. Rina memiliki sikap... a. Rela berkorban b. Berani dalam kebenaran c. Cinta tanah air d. Berjiwa besar
26. Janu telah merusak tempat pensil Tono, namun Janu tidak meminta maaf dan bersikap tidak peduli. Sikap Janu tidak mencerminkan sikap... a. Berjiwa Besar b. Rela berkorban c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
27. Mencoret-coret museum sejarah merupakan perilaku yang tidak mencerminkan sikap... a. Berjiwa Besar b. Rela berkorban c. Berani dalam kebenaran d. Cinta tanah air
28. Salah satu cara yang tidak menghargai jasa para pahlawan adalah dengan... a. Membangun museum untuk mengenang jasa para pahlawan b. Membangun monumen untuk para pahlawan yang telah berjasa c. Merusak/mencoret-coret monumen pahlawan d. Memakamkan para pahlawan di tempat terhormat
29. Ayah mirna selalu membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ayah Mirna menerapkan sikap... a. Berjiwa Besar b. Rela berkorban c. Berani dalam kebenaran d. Cinta tanah air
30. Sheilla memuji gambar Nurul yang sangat bagus. Sheilla menunjukkan sikap... a. Berjiwa Besar b. Rela berkorban c. Berani dalam kebenaran d. Cinta tanah air
31. Pancasila memiliki arti... a. Lima pahlawan b. Lima peristiwa c. Lima dasar
d. Lima wilayah
32. Sila ke-2 Pancasila berbunyi... a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kemanusiaan yang adil dan beradab c. Persatuan Indonesia d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 33. “Proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama”, merupakan pengertian dari... a. Rela berkorban b. Berjiwa besar c. Cinta tanah air d. Musyawarah
34. Dibawah ini merupakan sikap bermusyawarah, kecuali... a. Merencanakan kegiatan liburan bersama keluarga b. Mengerjakan tugas kelompok untuk memecahkan soal yang diberikan Pak guru c. Mengerjakan PR sendiri di rumah d. Rapat RT/RW
35. Sila dalam Pancasila yang menyebutkan tentang harusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan adalah... a. Sila ke-4 b. Sila ke-3 c. Sila ke-2 d. Sila ke-1
36. Istilah Pancasila dikemukakan oleh... a. Mr. Muh. Yamin b. KH. Agus Salim
c. Dr. Soepomo d. Ir. Soekarno
37. Pancasila perlu dirumuskan untuk mencapai kemerdekan RI karena... a. Indonesia membutuhkan pancasila sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kemerdekaan b. Indonesia belum memiliki dasar negara c. Indonesia dijajah oleh Jepang d. Jepang mendesak agar Indonesia segera membuat dasar negara 38. Yang tidak mencerinkan sikap yang baik dalam bermusyawarah adalah... a. Para calon ketua kelas berjabat tangan setelah pemilihan ketua kelas b. Menerima keputusan/pendapat yang berbeda dengan besar hati c. Para supporter sepak bola bertengkar karena salah satu tim kalah d. Pak Prabowo berbesar hati menerima kekalahan dalam pemilihan presiden melawan Pak Jokowi
39. Musyawah dilakukan minimal oleh... a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang
40. Musyawarah yang baik dilakukan dengan... a. Menunjuk-nunjuk tidak sopan ke arah orang lain b. Marah-marah, membentak, dengan nada suara yang tinggi c. Secara kekeluargaan, bersikap sopan, dan berbicara setelah dipersilahkan d. Memaksakan kehendak pribadi agar keputusannya diterima
Soal Pre-Test Siklus 1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan NILAI Nama : Kelas : Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. BPUPKI diketuai oleh... a. Jenderal Kuniaki Koiso b. Ir. Soekarno c. Drs. Moh. Hatta d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat 2. “Mempersiapkan hal-hal penting yang diperlukan dalam pembentukan negara Indonesia.” Pernyataan tersebut merupakan tujuan utama dari... a. Panitia Sembilan b. PPKI c. BPUPKI d. Jenderal Kuniaki Koiso 3. Sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas tentang... a. Undang-undang Dasar b. Lagu kebangsaan c. Wilayah Indonesia d. Dasar Negara
4. “Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar dan memusyawarahkan cara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bila tiba saatnya.” Pernyataan tersebut merupakan tugas utama dari... a. PPKI b. BPUPKI c. Panitia Sembilan d. Ir. Soekarno
5. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
6. Pada akhir sidang BPUPKI yang pertama, dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang, sehingga disebut... a. Putra Sembilan b. Panitia Sembilan c. Pemuda Sembilan d. Pahlawan Sembilan
7. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
8. Perdana menteri Jepang yang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia adalah... a. Jenderal Kuniaki Koiso b. Ir. Soekarno c. Drs. Moh. Hatta d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
9. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
10. Tiga orang tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah... a. Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Sokarno b. Drs. Moh. Hatta, K.H. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo c. Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis, dan Drs. Moh. Hatta d. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo, dan Kahar Muzakir
Soal Post-Test Siklus 1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan NILAI Nama : Kelas : Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar! 1. “Mempersiapkan hal-hal penting yang diperlukan dalam pembentukan negara Indonesia.” Pernyataan tersebut merupakan tujuan utama dari... a. Panitia Sembilan b. PPKI c. BPUPKI d. Jenderal Kuniaki Koiso
2. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
3. Perdana menteri Jepang yang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia adalah... a. Jenderal Kuniaki Koiso b. Ir. Soekarno c. Drs. Moh. Hatta d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
4. Tiga orang tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah... a. Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Sokarno b. Drs. Moh. Hatta, K.H. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo c. Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis, dan Drs. Moh. Hatta d. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo, dan Kahar Muzakir
5. BPUPKI diketuai oleh... a. Jenderal Kuniaki Koiso b. Ir. Soekarno c. Drs. Moh. Hatta d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat 6. “Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar dan memusyawarahkan cara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bila tiba saatnya.” Pernyataan tersebut merupakan tugas utama dari... a. PPKI b. BPUPKI c. Panitia Sembilan d. Ir. Soekarno
7. Pada akhir sidang BPUPKI yang pertama, dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang, sehingga disebut... a. Putra Sembilan b. Panitia Sembilan c. Pemuda Sembilan d. Pahlawan Sembilan
8. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim 9. Sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas tentang... a. Undang-undang Dasar b. Lagu kebangsaan c. Wilayah Indonesia d. Dasar Negara
10. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Mr. Moh. Yamin d. H. Agus Salim
Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan 1 1. D 2. C 3. D 4. A 5. A 6. B 7. B 8. A 9. C 10. A Pertemuan 2 1. C 2. B 3. A 4. A 5. D 6. A 7. B 8. C 9. D 10. A
Soal Pre-Test Siklus II Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan NILAI Nama : Kelas : Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Jasa para pahlawan yang telah berjuang demi merebut kemerdekaan Indonesia harus kita... a. Lupakan dan tinggalkan b. Kenang dan contoh perbuatan baiknya c. Acuhkan, pura-pura tidak tahu d. Jangan diperdulikan
2. Contoh sikap rela berkorban antara lain... a. Acuh tak acuh terhadap sesama b. Membiarkan teman yang kesusahan dan tidak berusaha menolongnya c. Egois d. Menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam
3. Rina mempelajari sejarah para pahlawan pejuang kemerdekaan. Rina memiliki sikap... a. Rela berkorban b. Berani dalam kebenaran c. Cinta tanah air d. Berjiwa besar
4. Mencoret-coret museum sejarah merupakan perilaku yang tidak mencerminkan sikap... a. Berjiwa Besar b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran d. Cinta tanah air
5. Salah satu cara yang tidak menghargai jasa para pahlawan adalah dengan... a. Membangun museum untuk mengenang jasa para pahlawan b. Membangun monumen untuk para pahlawan yang telah berjasa c. Merusak/mencoret-coret monumen pahlawan d. Memakamkan para pahlawan di tempat terhormat 6. “Proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama”, merupakan pengertian dari... a. Rela berkorban b. Berjiwa besar c. Cinta tanah air d. Musyawarah
7. Sila dalam Pancasila yang menyebutkan tentang harusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan adalah... a. Sila ke-4 b. Sila ke-3 c. Sila ke-2 d. Sila ke-1
8. Pancasila perlu dirumuskan untuk mencapai kemerdekan RI karena... a. Indonesia membutuhkan pancasila sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kemerdekaan b. Indonesia belum memiliki dasar negara c. Indonesia dijajah oleh Jepang d. Jepang mendesak agar Indonesia segera membuat dasar negara
9. Musyawah dilakukan minimal oleh... a. 1 orang
b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang
10. Musyawarah yang baik dilakukan dengan... a. Menunjuk-nunjuk tidak sopan ke arah orang lain b. Marah-marah, membentak, dengan nada suara yang tinggi c. Secara kekeluargaan, bersikap sopan, dan berbicara setelah dipersilahkan d. Memaksakan kehendak pribadi agar keputusannya diterima
Soal Post-Test Siklus II Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan NILAI Nama : Kelas : Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Rina mempelajari sejarah para pahlawan pejuang kemerdekaan. Rina memiliki sikap... a. Rela berkorban b. Berani dalam kebenaran c. Cinta tanah air d. Berjiwa besar
2. Contoh sikap rela berkorban antara lain... a. Acuh tak acuh terhadap sesama b. Membiarkan teman yang kesusahan dan tidak berusaha menolongnya c. Egois d. Menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam
3. Jasa para pahlawan yang telah berjuang demi merebut kemerdekaan Indonesia harus kita... a. Lupakan dan tinggalkan b. Kenang dan contoh perbuatan baiknya c. Acuhkan, pura-pura tidak tahu d. Jangan diperdulikan
4. Mencoret-coret museum sejarah merupakan perilaku yang tidak mencerminkan sikap... a. Berjiwa Besar b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran d. Cinta tanah air
5. Salah satu cara yang tidak menghargai jasa para pahlawan adalah dengan... a. Membangun museum untuk mengenang jasa para pahlawan b. Membangun monumen untuk para pahlawan yang telah berjasa c. Merusak/mencoret-coret monumen pahlawan d. Memakamkan para pahlawan di tempat terhormat
6. Musyawarah yang baik dilakukan dengan... a. Menunjuk-nunjuk tidak sopan ke arah orang lain b. Marah-marah, membentak, dengan nada suara yang tinggi c. Secara kekeluargaan, bersikap sopan, dan berbicara setelah dipersilahkan d. Memaksakan kehendak pribadi agar keputusannya diterima
7. Sila dalam Pancasila yang menyebutkan tentang harusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan adalah... a. Sila ke-4 b. Sila ke-3 c. Sila ke-2 d. Sila ke-1
8. Pancasila perlu dirumuskan untuk mencapai kemerdekan RI karena... a. Indonesia membutuhkan pancasila sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kemerdekaan b. Indonesia belum memiliki dasar negara c. Indonesia dijajah oleh Jepang d. Jepang mendesak agar Indonesia segera membuat dasar negara 9. “Proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama”, merupakan pengertian dari... a. Rela berkorban
b. Berjiwa besar c. Cinta tanah air d. Musyawarah
10. Musyawah dilakukan minimal oleh... a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang
Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan 1 1. B 2. D 3. C 4. D 5. C 6. D 7. C 8. A 9. B 10. C
Pertemuan 2 1. C 2. D 3. B 4. D 5. C 6. C 7. C 8. A 9. D 10. B
Data Nilai Hasil Belajar
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama
Aurel Apta Revan Aaliyah Arya Dravida Ghania Syifa Nasywa Ayasha Nina Amr Syach Tavia Rafi Abhi Praya Prita Shehyar Unggul Arya Satya Jumlah Rata-rata/presentase Post Test - Pre Test Score Max. - Pre Test Score Uji N-Gain
Siklus I Pre-test Post-test 70 100 40 80 90 90 70 90 60 100 60 100 60 90 80 90 50 100 70 70 50 80 80 100 80 90 80 100 80 100 70 100 70 100 70 100 1230 1680 68. 3 93. 3 450
Siklus II Pre-test Post-test 80 100 80 90 80 100 70 100 70 90 90 100 80 100 90 100 80 100 60 100 80 90 70 100 70 90 80 100 70 100 80 100 80 100 30 100 1340 1760 74. 4 97. 8 420
570
460
0.78
0.91
LEMBAR OBSERVASI GURU
No
Aspek Yang Diamati
1
Ketrampilan membuka pelajaran
2
Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
Ada
Keterangan
√
Kemampuan guru dalam membantu siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
√
4
Kemampuan memberi penguatan
√
5
Penguasaan bahan pelajaran
√
6
Kemampuan
guru
mengahargai pendapat
siswa 7
Kemampuan mengkondisikan kelas
8
Kemampuan menggunakan waktu secara efektif
9
Tidak
√
dalam pembelajaran 3
Realisasi
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√ √ √ √ Jakarta, 03 Mei 2016 Observer
(Rochmat Hidayat)
LEMBAR OBSERVASI GURU
No
Aspek Yang Diamati
1
Ketrampilan membuka pelajaran
2
Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
Ada
Keterangan
√
Kemampuan guru dalam membantu siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
√
4
Kemampuan memberi penguatan
√
5
Penguasaan bahan pelajaran
√
6
Kemampuan
guru
mengahargai pendapat
siswa 7
Kemampuan mengkondisikan kelas
8
Kemampuan menggunakan waktu secara efektif
9
Tidak
√
dalam pembelajaran 3
Realisasi
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√ √ √ √ Jakarta, 09 Mei 2016 Observer
(Aldi Renaldy)
LEMBAR OBSERVASI GURU
No
Aspek Yang Diamati
1
Ketrampilan membuka pelajaran
2
Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
Ada
Keterangan
√
Kemampuan guru dalam membantu siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
√
4
Kemampuan memberi penguatan
√
5
Penguasaan bahan pelajaran
√
6
Kemampuan
guru
mengahargai pendapat
siswa 7
Kemampuan mengkondisikan kelas
8
Kemampuan menggunakan waktu secara efektif
9
Tidak
√
dalam pembelajaran 3
Realisasi
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√ √ √ √ Jakarta, 10 Mei 2016 Observer
(Aldi Renaldy)
LEMBAR OBSERVASI GURU
No
Aspek Yang Diamati
1
Ketrampilan membuka pelajaran
2
Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
Ada
Keterangan
√
Kemampuan guru dalam membantu siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
√
4
Kemampuan memberi penguatan
√
5
Penguasaan bahan pelajaran
√
6
Kemampuan
guru
mengahargai pendapat
siswa 7
Kemampuan mengkondisikan kelas
8
Kemampuan menggunakan waktu secara efektif
9
Tidak
√
dalam pembelajaran 3
Realisasi
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√ √ √ √ Jakarta, 12 Mei 2016 Observer
(Aldi Renaldy)
LEMBAR OBSERVASI SISWA Skor penilaian 1 : kurang, 2 : cukup, 3 : tinggi, 4 : sangat tinggi Aspek yang Diamati No.
Nama 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3
1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2
1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2
2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2
1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2
2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2
Ingin Tahu 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1
2
1
1
2
1
3
1
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Aurel Apta Revan Aaliyah Arya Dravida Ghania Syifa Nasywa Ayasha Nina Amr Syach Tavia Rafi Abhi Praya Prita Shehyar Unggul Arya Satya
Jakarta, 03 Mei 2016
Observer
(Rochmat Hidayat)
LEMBAR OBSERVASI SISWA Skor penilaian 1 : kurang, 2 : cukup, 3 : tinggi, 4 : sangat tinggi Aspek yang Diamati No.
Nama 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3
3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2
3 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2
2 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 2
2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2
2 1 3 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2
Ingin Tahu 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1
2
1
1
2
1
3
1
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Aurel Apta Revan Aaliyah Arya Dravida Ghania Syifa Nasywa Ayasha Nina Amr Syach Tavia Rafi Abhi Praya Prita Shehyar Unggul Arya Satya
Jakarta, 09 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
LEMBAR OBSERVASI SISWA Skor penilaian 1 : kurang, 2 : cukup, 3 : tinggi, 4 : sangat tinggi Aspek yang Diamati No.
Nama 3 2 3 4 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 3 3
3 2 2 3 4 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 2
3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2
4 2 4 2 4 2 3 2 3 3 2 2 4 2 3 2 4
2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2
2 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 2 2 3 2 2
Ingin Tahu 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3
2
3
2
2
2
3
2
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Aurel Apta Revan Aaliyah Arya Dravida Ghania Syifa Nasywa Ayasha Nina Amr Syach Tavia Rafi Abhi Praya Prita Shehyar Unggul Arya Satya
Jakarta, 10 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
LEMBAR OBSERVASI SISWA Skor penilaian 1 : kurang, 2 : cukup, 3 : tinggi, 4 : sangat tinggi Aspek yang Diamati No.
Nama 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4
3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2
4 2 4 2 4 2 3 2 3 3 2 2 4 2 3 2 4
3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 3 4 2 4 2 2
2 3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 3
Ingin Tahu 2 2 4 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3
3
3
2
2
2
3
3
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Aurel Apta Revan Aaliyah Arya Dravida Ghania Syifa Nasywa Ayasha Nina Amr Syach Tavia Rafi Abhi Praya Prita Shehyar Unggul Arya Satya
Jakarta, 12 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Guru 1. Bagaimana kondisi kelas atau kondisi siswa yang Bapak ajar pada saat pembelajaran IPS? 2. Bagaimana pendapat Bapak tentang pemberian reward? 3. Menurut Bapak, apakah metode reward ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? 4. Adakah kekurangan dan kelebihan dalam penerapan metode reward ini? 5. Apakah Bapak sudah pernah menerapkan metode ini sebelumnya?
2. Pedoman Wawacara Untuk Siswa 1. Apakah adik-adik merasa senang selama pembelajaran IPS dengan menggunakan reward? 2. Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan adanya reward ini? 3. Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran? 4. Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab pertanyaan yang diajukan guru? 5. Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan menggunakan reward sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran IPS?
Hasil Wawancara Guru
Penulis
:Assalamualaikum, permisi Bapak maaf mengganggu waktunya sebentar, Saya ingin wawancara sebentar sama Bapak, bisa Pak?
Narasumber
:Waalaikumsalam, boleh boleh Mba sini silahkan masuk. Duduk Mba silahkan.
Penulis
:Sebelumnya Saya ingin bertanya, bagaimana kondisi kelas atau kondisi siswa yang Bapak ajar pada saat pembelajaran IPS?
Narasumber
:Waduh Mba, jangan kaget loh ya pas masuk kelas Saya. Terkadang anak-anaknya suka gaduh, suka susah kalo dibilangin. Tapi pada saat belajar, apalagi pas pelajaran IPS malah kebanyakan diam. Pada ngantuk.
Penulis
:Hmm seperti itu Pak. Baik selanjutnya, bagaimana pendapat Bapak tentang pemberian hadiah/reward?
Narasumber
:Kalo untuk hadiah/reward, dalam pelaksanaannya mungkin bagus ya jika diaplikasikan kepada murid-murid Saya, tapi Saya ngga pernah tuh Mba ngasih hadiah/reward pas belajar. Soalnya nanti jadi kebiasaan, yaa walaupun tergantung bagaimana guru mengatur pemberian hadiah/reward tersebut sih.
Penulis
:Menurut Bapak, apakah metode hadiah/reward ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?
Narasumber
:Tentu saja bisa Mba, siapa anak-anak yang ngga senang kalo dikasih hadiah toh.
Penulis
:Selanjutnya, adakah kekurangan dan kelebihan dalam penerapan metode hadiah/reward ini?
Narasumber
:Kalo itu sudah pasti ada Mba, manusia saja punya kekurangan apalagi kalau manusia melakukan sesuatu. Seperti yang Saya bilang sebelumnya, penggunaan hadiah/reward takutnya membuat siswa jadi kebiasaan, kalo ngga dikasih hadiah/reward malah siswa gamau belajar tapi kembali lagi tergantung bagaimana guru mengatur pemberian hadiah/reward tersebut. Kelebihannya, tentu
membuat anak menjadi senang dan semangat dalam mennjawab pertanyaan. Penulis
:Apakah
Bapak
sudah
pernah
menerapkan
metode
ini
sebelumnya? Narasumber
:Ngga pernah Mba, Saya kalo belajar yasudah biasa saja tidak pakai hadiah/reward-hadiah/reward seperti itu.
Hasil Wawancara Siswa Siklus I
Penulis
: Apakah adik-adik
merasa senang selama pembelajaran IPS
dengan menggunakan hadiah/reward? Narsumber
: Senang Kak.
Penulis
: Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan adanya hadiah/reward ini?
Narasumber
: Lumayan Kak.
Penulis
: Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber
: Daripada sebelumnya, di kelas jadi lebih aktif Kak.
Penulis
: Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab pertanyaan yang diajukan guru?
Narasumber
: Sebenarnya saya mau jawab pertanyaan, tapi saya malu Kak.
Penulis
: Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan menggunakan hadiah/reward sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran IPS?
Narasumber
: Sesuai kok Kak.
Hasil Wawancara Siswa Siklus II
Penulis
: Apakah adik-adik
merasa senang selama pembelajaran IPS
dengan menggunakan hadiah/reward? Narsumber
: Sangat senang Kak.
Penulis
: Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan adanya hadiah/reward ini?
Narasumber
: Sebelumnya belum terlalu, tapi sekarang saya jadi lebih semangat Kak.
Penulis
: Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber
: Iyaa Kak, soalnya Kakak selalu kasih semangat.
Penulis
: Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab pertanyaan yang diajukan guru?
Narasumber
: Semangat Kak, saya jadi lebih percaya diri sekarang.
Penulis
: Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan menggunakan hadiah/reward sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran IPS?
Narasumber
:Sesuai Kak.
Tentang Penulis Penulis skripsi ini adalah Anisa Putri Utami yang biasa disapa dengan nama Puput. Penulis lahir di Jakarta, 26 Mei 1994 di Rumah Sakit Bersalin Sejahtera Jakarta Timur. Penulis merupakan anak bungsu dari kedua orang tua yang sangat penulis sayangi bernama Sardji dan Sumarsih. Penulis memiliki dua orang kakak laki-laki bernama Sapto Pratomo dan Prio Nugroho. Pada tahun 1998-2000, penulis bersekolah di TK Islam Nurul Iman Pondok Bambu Jakarta Timur. Kemudian penulis mengenyam bangku sekolah dasar pada tahun 2000-2006 di SDIT Nurul Iman Pondok Bambu Jakarta Timur. Penulis melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya di SMP Negeri 255 Jakarta pada tahun 2006-2009. Tamat dari sekolah menengah pertama, kemudian penulis melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 59 Jakarta pada 2009-2012. Lulus dari sekolah menengah atas, kemudian penulis melanjutkan studinya di universitas islam ternama di Jakarta yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Sejak kecil, penulis memiliki cita-cita menjadi seorang guru tepatnya guru SD. Penulis sangat gemar mengajari anak-anak, sehingga penulis sempat memiliki pengalaman mengajar pada tahun 2014-2015 di bimbingan belajar yang berada di Jakarta yang menurut penulis dapat dijadikan sarana untuk menggali kemampuan penulis. Selain mengajar, penulis juga sangat gemar menari dan bermain musik. Pada jenjang sekolah menengah pertama, penulis pernah beberapa kali menjuarai perlombaan paduan suara dan ansambel musik dalam kegiatan PORSENI pada tahun 2008 bersama dengan grup paduan suara sekolah. Penulis juga pernah diberi kesempatan untuk tampil menari di panggung Taman Ismail Marzuki membawakan tarian adat Melayu, yakni Tari Zapin bersama dengan grup tari tradisional sekolah pada tahun 2011. Penulis juga mengikuti kegiatan ekstra kampus yakni Marching Band UIN Jakarta pada section battery.